Professional Documents
Culture Documents
Sampel Dan Populasi
Sampel Dan Populasi
Sampel Dan Populasi
Bagoes V.A.N
155030207121021
Hopefully this article can provide insight and contribute ideas for
special readers for UB students specifically in the Faculty of Administrative
Sciences. We are aware that these documents are incomplete and far from
perfect. Therefore, we ask for input to improve our paper in the future and
seek criticism and suggestions from all readers.
ii
TABLE OF CONTENTS
Preface.....................................................................................................................i
Table Of Contents...................................................................................................ii
Background ............................................................................................................1
Chapter II Discussion.............................................................................................3
A. What is concept..........................................................................................3
B. Concept unction.........................................................................................3
C. Concept characteristics..............................................................................4
D. Definition of variables...............................................................................4
E. Variable type.............................................................................................5
F. Measurment of variables...........................................................................7
G. Correlation between variables...................................................................9
a. Conclusion.................................................................................11
References...........................................................................................................12
iii
CHAPTER I
INTRODUCTION
A. Background
Untuk dapat melaksanakan penelitian dengan baik, seorang peneliti harus
memahami konsep populasi dan sampel. Populasi merupakan keseluruhan
objek/subjek penelitian, sedangkan sampel merupakan sebagian atau wakil
yang memiliki karakteristik representasi dari populasi. Untuk dapat
menentukan atau menetapkan sampel yang tepat diperlukan pemahaman
yang baik dari peneliti mengenai sampling, baik penentuan jumlah maupun
dalam menentukan sampel mana yang diambil. Kesalahan dalam
menentukan populasi akan berakibat tidak tepatnya data yang dikumpulkan
sehingga hasil penelitian pun tidak memiliki kualitas yang baik, tidak
representatif, dan tidak memiliki daya generalisasi yang baik. Pemahaman
peneliti mengenai populasi dan sampel merupakan hal yang esensial. Oleh
karena itu diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang populasi dan
sampel tersebut.
1
CHAPTER II
Discussion
A. Pengertian populasi
Beberapa pengertian populasi antara lain dikemukakan oleh:
sugiyono (2001: 55) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang di terapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Sedangkan menurut sugiyono (2012:80) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang di terapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan
kemudian di tarik kesimpulannya. Misalnya kita akan melakukan penelitian
pada suatu sekolah A, maka sekolah A ini merupakan populasi. Sekolah A
mempunyai sejumlah orang/subjek dan objek yang lain. Hal ini berarti
bahwa populasi dalam arti jumlah/ kuantitas. Akan tetapi sekolah A juga
mempunyai karakteristik seperti orang-orangnya, seperti motivasi kerjanya,
disiplin kerjanya, kepemimpinan kepala sekolahnya, iklim organisasinya
dan lain-lain, dan juga mempunyai karakteristik obyek lain, seperti
kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang di hasilkan dan
laini-lain. Yang terakhir ini dinamakan populasi dalam arti karakteristik.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang di
pelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek
atau subjek itu sendiri.
Nasir (2005; 271) menyatakan bahwa populasi adalah kumpulan
dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah di tetapan. Kualitas
atau ciri tersebut di namakan variabel. Sebuah populasi dengan jumlah
individu tertentu dinamakan populasi finit sedangkan, jika jumlah individu
dalam kelompok tidak memiliki jumlah yang tetap, ataupun jumlah yang
tidak terhingga, disebut populasi infinit.
Pengertian lainnya. Diuangkan oleh Nawawi ( Margono, 2004; 118).
Ia menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang
terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes,
peristiwa- peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tentu
di dalam sesuatu penelitian. Kaitannya dengan Batasan tersebut, populasi
dapat dibedakan berikut ini:
1. populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi
yang memiliki batas kuantitatif secara jelas karena memiliki
batas kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik
yang terbatas.
2
2. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni
populasi yang tidak dapat ditemukan batas-batasnya,
sehingga tidak dapat ditanyakan dalam bentuk jumlah secara
kuantitatif.
3
B. Pengertian sampel
Menurut supranto ( 2008 : 23) sampel adalah sebagian dari populasi,
sedangkan sugiyono (2012: 81) sampel adalah bagian atau jumlah dan
karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut. Bila populasi terlalu
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada dalam
populasi, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel yang di ambil dari populasi harus betul-betul representatif.
4
1. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa
parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada
dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak
mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu.
Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang
jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data
dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar di
seluruh Indonesia.
2. Masalah biaya
Besar kecilnya biaya tergantung juga dari banyak
sedikitnya objek yang diselidiki. semakin besar jumlah objek,
maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih-lebih bila
objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu,
sampling ialah salah satu cara untuk mengurangi biaya.
3. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih
sedikit dari pada penelitian populasi, sehubungan dengan hal itu
apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan
dengan segera, maka penelitian dengan sampel dalam hal ini ,
lebih tepat.
4. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada
seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan.
Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh
seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga
tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya.
Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
5. Masalah ketelitian
Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan
agar kesimpulan cukup dapat diper tanggung jawabkan.
Ketelitian, dalam hal ini meliputi pengumpulan, pencatatan, dan
analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian
terjamin. boleh jadi peneliti akan bosan dalam melaksanakan
tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian terhadap
sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
6. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang
peneliti” apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan
biaya, waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan? jika tidak,
5
mengapa harus dilakukan penelitian?” dengan kata lain
penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada
penelitian populasi.
(sumadi, 2013: 5) secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat
mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Sampel yang valid
harus memenuhi hal sebagai berikut:
6
Dari gambar di atas terlihat bahwa Teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability
sampling.
1. Probability sampling
Menurut sugiono (2001: 57) menyatakan bahwa probability
sampling adalah Teknik sampling yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) untuk dipilih menjadi anggota
sampel
Teknik sampel meliputi:
1) Simple random sampling
Margono (2004: 126) menyatakan bahwa simple
random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel
yang langsung dilakukan pada unit sampling. dengan
demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang
terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi
sampel atau untuk mewakili populasi. cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. teknik
7
ini dapat dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di
dalam suatu populasi tidak terlalu besar. Misal, populasi
terdiri dari 500 orang mahasiswa program s1 (unit
sampling). Untuk memperoleh sampel sebanyak 150 orang
dari populasi tersebut, digunakan teknik ini, baik dengan
cara undian, ordinal, maupun tabel bilangan random.
Dikatakan sederhana karena pengambilan sampel dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada
populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.
Marketing :15
Produksi :75
Penjualan :35
8
berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai PT
Populer Utama Mandiri mempunyai 3 lulusan S3, 4 orang
lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU,
700 orang lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan 4
orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena 2
kelompok itu terlalu kecil bila dibandingkan dengan S1,
SMU dan SMP.
4) Area sampling
Teknik ini disebut juga kluster random sampling.
Menurut Margono (2004: 127), teknik ini digunakan
bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau
kluster. teknik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara,
provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana
yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan
sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah
ditetapkan. Sugiyono (2001: 59) memberikan contoh, di
Indonesia terdapat 27 provinsi, dan sampelnya akan
menggunakan 10 provinsi, maka pengambilan 10 provinsi
itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena
provinsi-provinsi di Indonesia itu berstrata maka
pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratield
random sampling.
2. Nonprobability sampling
9
urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100
orang. dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu
nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel
dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja,
atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan
dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai
sampel adalah 5,10,15,20 dan seterusnya sampai 100.
2) Sampling kuota
Menurut Sugiyono (2006; 60) menyatakan bahwa
sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel
dari populasi yang mempunyai ciri- ciri tertentu sampai
jumlah kuota yang diinginkan. Menurut Margono (2004;
127) dalam teknik ini jumlah populasi tidak
diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan
dalam beberapa kelompok. (ampel diambil dengan
memberikan jatah tertentu terhadap kelompok.
Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit
sampling. setelah jatah terpenuhi, pengumpulan data
dihentikan. sebagai contoh, akan melakukan penelitian
terhadap pegawai golongan II, dan penelitian dilakukan
secara kelompok. setelah jumlah sampel ditentukan 100,
dan jumlah anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka
setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara
bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan
(golongan II) sebanyak 20 orang.
3) Sampling aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001:
60). Menurut Margono (2004; 127) menyatakan bahwa
dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan
lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari
unit sampling yang ditemui. Misalnya penelitian tentang
pendapat umum mengenai pemilu dengan
mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa
sebagai unit sampling. Peneliti mengumpulkan data
10
langsung dari setiap orang dewasa yang dijumpainya,
sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi.
4) Purposive sampling
Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling
purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Menurut Margono( 2004; 128),
pemilihan sekelompok subjek dalam purposive
sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan
)iri%)iri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan
dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan
berdasarkan tujuan penelitian. Misalnya akan melakukan
penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang
dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang
kepegawaian saja.
5) Sampling jenuh
Menurut Sugiyono (2001; 61) sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.
Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel.
6) Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel
yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini
disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan
sampel Sugiyono, (2001; 61). Begitu seterusnya,
sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola
salju yang menggelinding, makin lama semakin besar.
Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel
purposive dan snowball.
11
yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti
menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama
untuk menunjukkan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel.
Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan wanita terhadap
poligami. Peneliti cukup mencari satu orang wanita dan kemudian
melakukan wawancara. setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita
tersebut untuk bisa mewawancarai teman lainnya. teknik pengambilan
sampel snowball dapat digambarkan sebagai berikut:
12
yakin 100% bahwa interval duga yang kita buat
meliputi parameter populasi, maka kita harus mengambil
sampel seluruh populasi.
2) Kesalahan maksimal yang di ijinkan Variasi dari populasi,
diukur dengan deviasi standar (suatu populasi dengan variasi
kecil tentunya membutuhkan sampel yang lebih sedikit)
Contoh:
Jika diketahui jumlah populasi guru SMA lulusan d3 di jatim
adalah 400.000. dii antara mereka yang tinggal di daerah pedesaan
sebanyak 50.000 orang. Berapa sampel yang perlu diselidiki dalam
rangka mengungkapkan hambatan penamaan disiplin sekolah di
wilayah masing-masing.
Perhitugan:
50.000
F 100% 12,5% atau P 0,125
400.000
13
q 1,00 0,125 0.875
Z 1,96 (pada derajat konfidensi 99% atau 0,05)
2
b = 5 % atau 0,05
Dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut:
2
1,96
n 0,125 0,875
0,05
n 1.740,21 dibulatkan menjadi 1.740 orang.
𝑁
𝑛=
𝑁𝑑2 +1
14
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
𝜆2 . 𝑁. 𝑃. 𝑄
𝑠=
𝑑 2 (𝑁 − 1) + 𝜆2 . 𝑃. 𝑄
𝜆2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1 %, 5 % dan 10 %.
P = Q = 0,5. d= 0,05, s = jumlah sampel
15
TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI
TERTENTU
DENGAN TARAF KESALAHAN, 1%, 5%, DAN 10 %
Signifikansi Signifikansi
N N
1% 5% 10% 1% 5% 10%
10 10 10 10 280 197 155 138
15 15 14 14 290 202 158 140
20 19 19 19 300 207 161 143
25 24 23 23 320 216 167 147
30 29 28 28 340 225 172 151
35 33 32 32 360 234 177 155
40 38 36 36 380 242 182 158
45 42 40 39 400 250 186 162
50 47 44 42 420 257 191 165
55 51 48 46 440 265 195 168
60 55 51 49 460 272 198 171
65 59 55 53 480 279 202 173
70 63 58 56 500 285 205 176
75 67 62 59 550 301 213 182
80 71 65 62 600 315 221 187
85 75 68 65 650 329 227 191
90 79 72 68 700 341 233 195
95 83 75 71 750 352 238 199
100 87 78 73 800 365 243 202
110 94 84 78 850 373 247 205
120 102 89 83 900 382 251 208
130 109 95 88 950 391 255 211
140 116 100 92 1000 399 258 213
150 122 105 97 1100 414 265 217
160 129 110 101 1200 427 270 221
170 135 114 105 1300 440 275 224
180 142 119 108 1400 450 279 227
190 148 123 112 1500 460 283 229
200 154 127 115 1600 469 286 232
210 160 131 118 1700 477 289 234
220 165 135 122 1800 485 292 235
230 171 139 125 1900 492 294 237
240 176 142 127 2000 498 297 238
250 182 146 130 2200 510 301 241
260 187 149 133 2400 520 304 243
16
270 192 152 135 2600 529 307 245
Sumber : Sugiyono (2012; 87)
17
Cara penggunaannya juga praktis, misalnya populasi berjumlah 200 orang,
Keterangan:
Angka 58% didapat dari nomograf dengan menarik garis lurus melewati
angka 200 dan taraf kesalahan 5%.
18
6. Penentuan jumlah sampel menggunakan table Krejcie dan
Morgan
19
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 375
160 113 800 260 20000 377
170 118 850 265 30000 379
180 123 900 269 40000 380
190 127 950 274 50000 381
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
Sumber : http://teorionline.wordpress.com/
20
p = Perbedaan antara yang ditaksir pada hipotesis kerja (Ha)
dengan hipotesis nol (Ho), dibagi dengan Z pada tingkat
kepercayaan tertentu.
Misalnya diketahui kepercayaan 68%, Z = 1; 95%, Z =1,96; 99%, Z
= 2,58. Untuk contoh di atas misal taraf kepercayaan 95% berarti Z
= 1,96 maka:
2
70% 50%
p 2
1,96
2
1,20
1,96
0,1020
2
1,0104
n
0.500.50
0.25
24.0282
0.0104 0.0104
Atau 25 orang. Jadi paling sedikit 25 orang sebagai sumber data.
Misalkan taraf kepercayaan yang dikehendaki 99% maka harga Z =
2.58 maka ukuran sampel yang diperlukan adalah:
n
0,500,50 0,25 41,60
2
0,7 0,5 0,006
2,58
Jadi ukuran sampel yang diperlukan adalah 42 orang.
Ketika peneliti menggunakan beberapa rumus, maka akan
mendapatkan hasil yang berbeda. Lalu mana yang dipakai ?
sebaiknya yang dipakai adalah jumlah ukuran sampel terbesar.
21
Chapter III
Closing
A. Conclusion
Dari berbagai penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa teknik penentuan
jumlah sampel maupun penentuan sampel sangat menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan dari penelitian. Dengan kata lain, sampel yang diambil secara
sembarangan tanpa memperhatikan aturan-aturan dan tujuan dari penelitian itu
sendiri tidak akan berhasil memberikan gambaran menyeluruh dari populasi.
oleh karena itu, untuk mencapai tujuan dalam penelitian, peneliti harus dapat
menentukan teknik yang tepat dan efektif sehingga didapatkan sampel yang baik.
22
References
23