Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Pada Pekerja Wanita Anemia Untuk Meningkatkan Produktivitas

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA PEKERJA WANITA

ANEMIA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS


Sukati S.*, ~risdinamurtirin*,H.M. aidi in*, Ance ~ u r d i a n a * ,
dan Reviana ~ h . *
Uken ~utrisno*

ABSTRACT
THE EFFECT OF FOOD SUPPLEMENTATION ON ANEMIC WOMAN
WORKERS TO IMPROVE PRODUCTIVITY

Malnutrition and anaemia reduce physical fitness and productivity. Correcting the
Hb level of workers are expected to improve worker's human resource and productivity. This
in turn, will bring mutual benefits both to the producers and to development overall.
A study on "The efSect of food supplementation on anemic women workers to improve
productivity", has been carried out.
The subjects of study were the workers of traditional herbal medicine factory with Hb
levels below 12.0 gr/dl assigned in production section doing their work manually. The
subjects were divided into three groups using simple random sampling. The first group was
given supplementary food; the second was treated with supplementary food and iron pills
once a week, and the third was placebo group as a control.
Supplementary food was given in the form of snack with energy content of300 kcal,
the amount to compensate the energy deficit (based on baseline data collected before), which
was given five times per week within four months. The iron pill was ferrous sulfate with dose
of 60 mg once a week alsofor four months.
The results of the study can be summarized as follows;
I . The group with supplementaryfood containing of 300 kcal for four months shows similar
result with the placebo group in terms of nutrition status, Hb level andproductivity.
2. The group treated with supplementaryfood and weekly iron pill results in increase in Hb
level and productivity significantly (j60.05).
3. Productivity of the f i s t group increases by 154 pach/hour/person, while the second
group, productivity increases by 164 pach/hour/person, and placebo group is 124
pacb/hour/person.

PENDAHULUAN kurang dan anemi akan menurunkan


kesegaran jasmani dan produktivitas.
Faktor yang dapat mempengaruhi Pekerja tidak anemi mempunyai keta-
produktivitas kerja yang optimal adalah hanan fisik yang lebih baik daripada
kualitas fisik dan non fisik. Kualitas fisik pekerja anemi. Dengan perbaikan kadar
dapat diukur dari status gizi, kebugaran Hemoglobin (Hb) pekerja diharapkan
jasmani dan kesehatan. Keadaan gizi dapat meningkatkan produktivitas kerja

Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Badan Litbangkes, Depkes RI.

Bul. Penelit. Kesehat. 26 (2&3) 199811999


Pengaruh pemberian makanan tambahan ... . . . . . . Sukati S. et a1

yang berarti dapat meningkatkan produksi, BAHAN DAN CARA


dan menguntungkan bagi perusahaan dan
pembangunan. Klasifikasi subyek penerapan
rancangan makanan adalah pekerja perem-
Anemi gizi masih ditemukan pada puan di bagian produksi perusahad
kelompok pekerja, yaitu 39% pada pekerja pabrik, yang bekerja secara manual,
wanita dan 18% pada pekerja laki-laki. berumur antara 20 sampai 35 tahun, tanpa
Keadaan gizi kurang terdapat pula pada penyakit menahun, anemi, masa kerja 1-5
pekerja perempuan 20,6% dan pada tahun, tidak hamil dan tidak menyusui.
pekerja laki-laki sebanyak 18%''. Dari
beberapa penelitian menunjukkan bahwa Jumlah Subyek
ada hubungan antara kadar Hb dengan
keadaan gizi dan produktivitas kerja2). Jurnlah sampel dihitung dengan
Kadar Hb dan keadaan gizi yang baik menggunakan rumus Snedecor dan
berhubungan dengan konsumsi makanan Cohran, 1976~),
sebagai berikut:
sehari-hari.
Rumus:
Produktivitas kerja yang digam-
barkan dari hasil kerja sehari-hari yang (Za + Z P ) X ~ 2 (sD)~
n = ............................. -----> n = 60
tidak optimal mungkin ada kaitannya
dengan pemenuhan makanan pekerja (612
terutama energi. Tidak terpenuhinya Keterangan:
energi disebabkan karena masukan energi = harapan kenaikan kadar HB =
yang tidak cukup atau tidak sesuainya 0,5 grldl yang berdampak positif
waktu makan dengan keluaran energinya, pada hasil produksi.
atau pola makan tidak sesuai dengan pola
kerja.
(Za + zp12=9,6 ---- uji eka arah dengan
Pemenuhan makanan, terutama tingkat kepercaya-
an 95%, dan power
energi bukan hanya dalam jumlah, tetapi
90%.
penyediaan makanan perlu diatur agar
pemenuhannya terbagi sesuai dengan Dengan rurnus tersebut diperlukan
waktu kebutuhan kerja dan kemampuan sampel sebanyak 60 orang. Untuk meng-
tubuh dalam metabolismenya. Maka hindari adanya drop out sebesar lo%,
dirancang formula makanan tambahan maka sampel diperbesar menjadi 70 orang
yang sesuai dengan pekerj a, selain pada masing-masing kelompok. Jadi untuk
memenuhi kebutuhan energi juga mudah 3 kelompok diperlukan 2 10 orang.
dimakan, tidak mengganggu waktu bekerja
dan pelaksanaan pemberiannya sesuai Cara Pemilihan Sampel
dengan saat yang tepat dalam mening-
katkan produktivitas kerja. Sampel penelitian dipilih pekerja
anemia dengan kadar Hb di bawah 12 gr%
Tulisan ini menyajikan hasil dari hasil pemeriksaan kadar Hb sebelum-
penelitian uji coba makanan tambahan nya. Dari sampel terpilih dibagi men-
bagi pekerja anemi untuk meningkatkan jadi 3 kelompok penelitian. Kelompok-
produktivitas. kelompok tersebut yaitu:

Bul. Penelit. Kesehat. 26 (28~3)


199811999
Pengaruh pemberian makanan tambahan ......... Sukati S. et a1

1. Kelompok I diberi makanan tambahan. 4. Makanan Tarnbahan:


2. Kelompok I1 diberi makanan tambahan a. Makanan tambahan bagi karyawan
dan tablet zat besi (60mg) 1 tablet per dirancang dengan energi sebesar
minggu.
kekurangan energi, untuk menca-
3. Kelompok I11 adalah kelompok pem-
pai kecukupan energi 300 Kkal.
banding (placebo).
b. Bahan makanan diperoleh dari
Cara Pengumpulan Data daerah setempat; terigu, gula,
margarinlminyak.
1. Data antropometri. c. Bentuk makanan berupa "makanan
kecil" yang mudah dikonsumsi
a. Berat badan diukur dengan agar dapat dikonsumsi dengan
menggunakan timbangan "Injak" cepat, sehingga tidak menganggu
dengan ketelitian hingga 0,l kg. proses kerja. Pengujian makanan
Penimbangan dilakukan sebelum tambahan ini dilakukan sebelum
makan hidangan utama, subyek
diberikan kepada karyawan yaitu
berpijak pada timbangan, tanpa
dengan uji organoleptik.
menggenggam ataupun menyentuh
apapun, sandal dan sepatu dilepas,
5. Konsumsi makanan:
kemudian angka penunjuk dibaca.
b. Tinggi badan diukur dengan Konsumsi makanan dikumpulkan
pengukur "microtoise" yang kete- dengan cara wawancara dengan metoda
litiannya 0,s cm. Subyek berdiri recall 2 x 24 jam.
tegak, tanpa sepatu ataupun sandal,
sejajar alat pengukur, tumit bokong, 6. Produktivitas kerja :
kepala bagian belakang menempel
ke dinding, dalam sikap tegak Produktivitas kerja yang diukur
memandang ke depan. Kemudian adalah hasil kerjalproduksi per satuan
alat pengukur diturunkan sarnpai waktu. Data dikumpulkan setiap bulan
menyentuh kepala bagian atas. selama 4 bulan. Data produksi dikumpul-
kan selama 3 hari kerja berturut-turut
2. Pemeriksaan klinis:
untuk semua kelompok penelitian.
Pemeriksaan dilakukan oleh dokter
meliputi: riwayat pemeriksaan penyakit
dan pemeriksaan fisik. HASIL DAN BAHASAN

3. Data Biokimia Gambaran Umum

Penentuan hemoglobin (Hb) dila- Secara sepintas responden dalam


kukan dengan cara Cyanmethemoglobin keadaan sehat. Dari hasil pemeriksaan
se~erti
- r dianjurkan oleh WHO~).
- -
fisik diketahui bahwa: 23 orang (32,8%)
dari Kelompok I, 21 orang (30%) dari
Cara penentuan Ht dilakukan kelompok I1 dan 23 orang (33,3%) dan
dengan cara mikro hematokrit. dari kelompok I11 terlihat pucat.

Bul. Penelit. Kesehat. 26 (2&3) 199811999


Pengaruh pemberian makanan tambahan . . . . . . . . Sukati S. et a1

Hasil pemeriksaan klinis sebelum nyeluruh dapat dilihat pada Tabel 1 di


intervensi dari responden secara me- bawah ini.

Tabel 1. Penyebaran Responden Berdasarkan Jenis Penyakit Berdasarkan Kelompok.

Penyakit Kulit 2 2,s 2 2,s 0 0,o


Sehat 66 94,4 64 91,4 63 88,s
Jumlah 70 100 70 100 69 100

Keterangan: Kelompok I = kelompok yang mendapatkan makanan.


Kelompok 11 = kelompok yang mendapatkan makanan + tablet besi 1 kali seminggu.
Kelompok 111 = kelompok plasebo.

Dari Tabel di atas tampak bahwa Identitas Responden


keadaan kesehatan responden di atas 90%
dalam keadaan sehat, dan tidak ada Data mengenai umur, berat badan,
penyakit menahun yang berpengaruh tinggi badan, indeks masa tubuh (IMT),
terhadap penggunaan zat gizi yang kadar Hb dan Ht berdasarkan kelompok
diperlukan oleh tubuh. penelitian disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-Rata Umur, Berat Badan, Tinggi Badan, IMT, Hb dan Ht Responden
Berdasarkan Kelompok.

Kelompok
Umur (th) Berat Badan (Kg] Tinggi Badan (Cm) I M T (%j 1 Nb &MI) Nt (OJo)
n Rafa-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-mta Rata-rata
fSB 4 SB fSB f SB k SB f SB

Kelompok I 70 41,0+5,0 52,0+8,0 150,0+_5,0 23,0+3,0 11,2+_3,0 35,1+_5.4

Kelompok I1 70 41,0+4,0 53,0+9,0 151,0+_5,0 23 ,0+3 ,O 11,4-+2,1 35,4+_5,2

Kelompok 111 70 41,0+_4,0 53,0+7,0 149,0+5,0 24,0+3.0 11,4+1,2 36,2+5,3

Menyimak data identitas res- lebih besar, namun masih dalarn batas
ponden dalam Tabel 2, dapat dikatakan normal.
keadaan responden pada awal pene-
litian sarna. Bila keadaan responden Makanan Tambahan dan Tablet Besi
dibandingkan dengan angka yang dike- a. Rata-rata makanan tambahan yang
mukakan dalam Widya Karya Nasional dapat dihabiskan oleh responden
Pangan dan Gizi 1993~),tinggi badan kelompok I dan I1 selama penelitian
mereka kurang dan berat badan mereka disajikan pada Tabel 3.

But. Penelit. Kesehat. 26 (2&3) 199811999


Pengaruh pemberian makanan tambahan . . . . . . . Sukati S. et a1

Tabel 3. Rata-Rata Konsumsi Makanan Tambahan Berdasarkan Kelompok Penelitian


Selama 4 Bulan.

Rata-rata Protein

Rata-rata Lemak

Rata-rata Energi 295,9 296,7


SE Energi 27,5 22,5 0,1899 0,4284

Angka-angka pada Tabel 3 Konsumsi Zat Gizi


menunjukkan bahwa konsurnsi makanan
Data konsumsi responden (sub
tambahan selama 4 bulan antara kedua
sampel tiap nomor genap saja) tertera pada
kelompok I dan I1 perbedaannya tidak
Tabel 4.
bermakna atau dapat dikatakan sama.
Rata-rata konsumsi zat gizi
b. Pemberian zat tablet besi sebelum intervensi atau pada awal
penelitian seperti energi, protein, lemak
Pemberian tablet zat besi bagi dan zat besi untuk ketiga kelompok
kelom-pok Begonia sepadan dengan penelitian, secara statistik (uji ANOVA),
pemberian tablet besi yang dirancang oleh ternyata tidak berbeda nyata. Hasil uji
Depar-temen Kesehatan RI, bagi pekerja7) Anova untuk energi ( F = 0,264); untuk
yaitu satu minggu 1 buah pi1 dengan protein (F = 0,171); untuk lemak
dosis 60 mg dan selama waktu haid (F=0,030) dan untuk zat besi ( F = 0,164).
Sedangkan untuk konsumsi vitamin C,
diberikan 1 tablet per hari selama 10 hari.
terdapat perbedaan yang berrnakna antara
kelompok (2) dan kelompok (3). Hal ini
Pemberian plasebo bagi kelompok menunjukkan bahwa konsumsi zat gizi
I11 sepadan dengan pemberian pi1 zat besi, antar kelompok penelitian sudah sama atau
yaitu per minggu 1 buah kapsul dan waktu homogen khususnya dalam ha1 konsumsi
haid 1 buah kapsul sehari selama 10 hari. kalori.

Bul. Penelit. Kesehat. 26 (2&3) 199811999


Pengaruh pernberian makanan tambahan . . . . . . . . . Sukati S. et a1

Tabel 4. Konsumsi Zat Gizi (Energi, Protein, Lemak, Zat Besi, Vitamin C) Pada
Sebelum dan Sesudah Intewensi Berdasarkan Kelompok.

+ 386,74 f 476,53 + 387,35 f 361.99 f 404,68 f 364,72

Prote~n(g) 32,04 40,67 >O 05 30.04 38,69 >O 05 31,89 35.49 >O 05
* 8,59 i- 10,37 +_ 8,63 f 18,71 f 7,93 + 7,81
Lernak (g) 28,47 40,40 <o 05 27,87 40,61 <0.05 30,28 37,06 >o 05
? 8,39 f 11,42 f 8,43 f 10,Ol f 11,88 f 13.18
Zat best (mg) 10,19 11,73 '005 10,lO 10,80 >o 05 10,51 11,78 >005
+ 3,40 + 0,91 + 3,49 f 2,OO f 5,63 f 3.67
V~tam~n
C (mg) 27,61 28,97 'O.O5 33,95 31.44 '0.O5 22,90 26.63 O' O5
f 21.14 f 23.48 k 25.39 f 24,7 +
- 15,40 f 22,61

Sesudah intervensi, ada kenaikan bila dibandingkan dengan nilai yang


rata-rata konsumsi energi untuk kelompok dikemukakan dalam Widya Karya Pangan
1 dan kelompok 2 dan kenaikan tersebut dan Gizi (WKNP&G) tahun 1993 untuk
bermakna (P<0.05). Sedangkan untuk pekerja ringan (energi= 37,96 KkalAgBB,
kelompok pembanding (3) ada sedikit protein= 0,89 grlkg BB, zat besi= 0,48
kenaikan tetapi tidak bermakna (P<0.05). mg/kgBB, vitamin C= 1,11 mg/kgBB)
Dengan uji t-test ditemukan perbedaan disajikan pada Tabel 5.
bermakna (P=0.014) antara rata-rata
konsumsi energi kelompok (2) dengan Data pada Tabel 6 , menunjukkan
kelompok (3) dan antara kelompok (1) bahwa hampir semua zat gizi yang berasal
dengan kelompok (3) dengan P = 0,004), dari konsumsi makanan sehari-hari baik
sedangkan antara kelompok (1) dengan sebelum maupun sesudah intervensi,
kelompok (2) tidak ada perbedaan yang kecuali konsumsi energi untuk kelompok I
bermakna ( P = 0,36). dan I1 sesudah intervensi, kurang daripada
angka yang dikemukakan dalam Widya
Adanya perbedaan yang bermakna Karya Nasional Pangan dan Gizi
tersebut disebabkan karena kelompok (1) (WKNP&G 1993.)
dan kelompok (2) mendapat makanan
tambahan yang sama berupa penambahan Keadaan Gizi
energi sebesar 300 k kal dan kelompok (3)
sebagai kelompok pembanding tidak Keadaan gizi responden yang
diberi makanan tambahan. dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh
(IMT) pada awal penelitian, pada bulan ke
Angka rata-rata konsumsi zat gizi 2 dan bulan ke 4 sesudah intervensi
responden sebelum dan sesudah intervensi disajikan pada Tabel 6.

104 But. Penelit. Kesehat. 26 (28~3)199811999


Pengaruh pemberian makanan tambahan . . . . . . . . Sukati S. et al

Tabel 5. Rata-Rata Kecukupan Zat Gizi Responden Dibandingkan dengan Angka


Widya Karya Nasional Pangan dan Gui Tahun 1993 Berdasarkan Kelompok.

ZAT GIZI WKNP&G Kelompok J 1 Kelompok II 1 Kelompok Ill:


1993 Sbl Xnten, Ssd lnterv Sbl kiten, Ssd Inrerv Sbl Interv Ssd Interv

Energi (KkalikgBB) 37.96 35,33 42.79 33,29 40,97 34,12 35-96


(93,1%) (1 12.72%) (87,70%) (107,93%) (89,88%) (94,73%)

Prote~n (gr1kgBB) 0.89 0,62 0,79 0,57 0,73 0,60 0.66


(69,67%) (88,76%) (64,04%) (82,02%) (67,4 1%) (74.16%)

Zat bes~(mg/kgBB) 0,48 0,19 0,22 0,19 0,20 0,20 0.22


(39,58%) (45.83%) (3938%) (41,67%) (41,67%) (45,83%)

V~tamlnC (rng/l\gBB) 1.1 1 0,53 0.55 0,64 0,59 0,43 0,50


(47,75%) (42,55%) (57,66%) (53,15%) (38,74%) (45,04%)

Tabel 6. Rata-Rata Indeks Masa Tubuh (IMT) Pada Sebelum, Pada 2 Bulan dan
Pada 4 Bulan Sesudah Intervensi Berdasarkan Kelompok.

Kelompok 11 70 23,O 70 23,9 70 23,2 P < 0,05


+ 3,39 + 4,11 + 3,14
Kelompok 111 69 24,O 69 23,8 69 23,78 P < 0.05
+ 3,12
- + 3,07 f 3,19
-

Setelah 2 bulan intervensi rata-rata (P<0.05). Keadaan ini diduga pemberian


IMT untuk kedua kelompok penelitian makanan tambahan betul-betul digunakan
yaitu kelompok I dan kelompok I1 tampak untuk memenuhi kebutuhan energi dan
ada sedikit kenaikan, tetapi kenaikan tidak disimpan dalam tubuh sebagai
tersebut secara statistik tidak bermakna, lemak, tetapi digunakan sebagai tenaga
sedangkan pada kelompok I11 ada sedikit yang menghasilkan produksi.
penurunan nilai IMT, tetapi inigun secara
statistik penurunannya tidak bermakna. Kadar Hemoglobin

Demikian juga setelah 4 bulan Kadar hemoglobin ditentukan 3


intervensi kenaikan nilai IMT untuk ketiga kali yaitu sebelurn intervensi, 2 bulan
kelompok penelitian tidak bermakna sesudah intervensi dan 4 bulan setelah

Bul. Penelit. Kesehat. 26 (2&3) 199811999 105


Pengaruh pe~nberianmakanan tambahan . . . . . . . Sukati S. et al

intervensi. Rata-rata kadar Hb pada awal kelompok I sebesar 0,5 g% dan kelompok
penelitian terlihat bahwa kelompok I1 I1 naik sebesar 1,2 g% dan kelompok I11
menlpunyai kadar Hb sedikit lebih tinggi naik sebesar 0,4 g%. Setelah 4 bulan
dibandingkan dengan kedua kelompok intervensi kelompok I kadar Hb naik lagi
lainnya, namun demikian perbedaan sebesar 0.1 gldl, kelompok I1 naik sebesar
tersebut tidak bermakna (P<0.05). 0,2 gldl dan kelompok I11 yaitu kelompok
yang tidak memperoleh makanan
Setelah 2 bulan intervensi pada tambahan naik lagi sebesar 0,3 g% (dari
ke-3 kelompok penelitian terjadi kenaikan pemeriksaan ke-2). Data secara rinci
kadar Hb. Rata-rata kenaikan kadar Hb disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 7. Rata-Raka Kadar Hb pada Sebelum dan Sesudah 4 Bulan Setelah Intervensi
Berdasarkan Kelompok.

Kelompok Sebelum Intervensi 4 Bulan Sesudah Intervensi Kenaikan


n Xata-rata + SB n Rata-rata i- SB Hb
. . . gldl .. . ... g/dl ... ... g/dl ...

Makanan (Kelompok I) 70 11,3 + 1,142 70 1 1,9 + 1,477 0.6 + 0.672*

Makanan + b e s ~(Kelompok 11) 70 11,41 + 1,79 70 12,67+1,99 1.4+1.085*

Plasebo (Kelompok 111)


I 69 1 11,38f 1,lS
I 69 1 12.00 + 1.28 0.7 + 0.787.

Keterangan : * Berlnakna pada taraf (P<0.05).

Dari Tabel di atas tampak bahwa zat besi dari makanan sehari-hari tidak
rata-rata kadar Hb untuk semua kelompok berbeda antara sebelum dan sesudah
penelitian naik secara bermakna (P<0.05). intervensi. Dengan demikian dapat di-
Kenaikan kadar Hb kelompok I yang dapat katakan bahwa kenaikan kadar Hb?
makanan tambahan saja tanpa pi1 besi naik disebabkan pemberian pi1 zat besi bukan
sebesar 0.6 2 0.672 gldl hampir sama dari makanan.
dengan kenaikan kadar Hb di kelompok
plecebo. Sedangkan kelompok I1 yang Produksi Kerja
memperoleh makan tambahan plus tablet
besi satu kali seminggu dapat menaikkan Pencatatan produksi dilakukan
kadar Hb sebesar 1.4 gldl. Bila sebelum dan sesudah intervensi. Untuk
dibandingkan kenaikankadar Hb kelompok melihat adanya kenaikan produksi dilaku-
TI dengan kelompok I dan kelompok I11 kan juga pencatatan setiap bulan.
ditemukan adanya perbedaan yang
bermakna (P<0.05). Hal ini membuktikan Hasil pencatatan data produksi
bahwa pemberian makanan saja belum pada awal penelitian kelompok I11
dapat menaikkan kadar Hb. Hal serupa mempunyai angka produksi yang paling
ditemukan juga oleh Saskia (tahun 1996). tinggi dibandingkan dengan 2 kelompok
Bila dihubungkan dengan data konsumsi lainnya kelompok I dan I1 tetapi perbedaan
makanan (Tabel 6), tampak bahwa asupan tersebut tidak bermakna (P>0.05).

Bul. Penelit. Kesehat. 26 (2&3) 199811999


Pengaruh pemberian makanan tambahan . . . . .. . . . Sukati S. et a1

Pada awal penelitian rata-rata kelompok penelitian cenderung menurun.


produksi per jam per orang untuk Hal ini disebabkan adanya penyesuaian
kelompok I sebesar 781.8 2 299.15 bks, dalam kelompok kerja. Setelah 2 bulan
kelompok I1 sebesar 806.8 287.69 bks+ intervensi kelompok I menunjukkan
dan kelompok 111 814.3 2 321.23 bks. adanya peningkatan hasil produksi paling
tinggi dibandingkan dengan kelompok I1
Hasil Uji Anova sebelum dan 111, tetapi setelah 4 bulan intervensi
intervensi tidak menunjukkan adanya kelompok I1 mengalami kenaikan yang
perbedaan yang bermakna antara ke-3 cukup berarti dan menduduki urutan
kelompok penelitian (Tabel 8). Setelah pertama. Rata-rata produksi per jam per
intervensi berjalan 1 bulan, rata-rata orang sebelum dan sesudah intervensi
produksi per jam per orang untuk ketiga disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-Rata Produksi Per Jam Per Orang (bungkus/jam/orang) Berdasarkan


Kelompok.

Dari Tabel di atas tampak bahwa peroleh makanan tambahan saja tanpa pi1
selama 4 bulan intervensi terjadi kenaikan zat besi, kenaikan data produksi tidak
rata-rata produksi untuk ke-3 kelompok berbeda nyata dengan kelompok plasebo.
penelitian. Kelompok I1 menunjukkan Data ini sesuai dengan data Tabel 7,
kenaikan yang paling tinggi yaitu 169.0 2 dimana kelompok yang memperoleh
120.10 bksljam, kelompok I sebesar 154 + makanan tambahan plus tablet zat besi
95.1 1 dan kelompok 111 sebesar 124.2 2 rata-rata kadar Hb yang paling tinggi
86.9 bksljam. Hasil uji ANOVA menun- dibandingkan dengan kedua kelompok
jukkan adanya perbedaan yang nyata lainnya.
(P < 0,05) dengan nilai F = 3,199.

Setelah diuji dengan uji t, maka KESIMPULAN DAN SARAN


kelompok yang menunjukkan adanya
perbedaan yang nyata hanya antara Kesimpulan
kelompok I1 dan I11 (P < 0,05). Data ini
menunjukkan bahwa kelompok yang 1. Peberian makanan tambahan saja
memperoleh makanan dan pi1 zat besi 1 x belum dapat meningkatkan kadar Hb
seminggu menunjukkan hasil yang paling maupun hasil produksi dari pekerja
baik. Sedangkan kelompok yang mem- wanita anemi.

But. Penelit. Kesehat. 26 (2&3) 199811999


Pengaruh pemberian makanan tambahan ... .... . . Sukati S. et al

2. Penarnbahan pi1 zat besi dapat mening- 2. Suhmjo (1986). Pengaruh Intewensi Besi Terhadap
Produktivitas Kerja Pemetik Teh. Thesis Fakultas
katkan kadar Hb dan produksi kerja Pasca Sarjana IPB.
secara optimal bila didasari dengan
makanan atau konsumsi energi yang 3. Snedecor,G.W dan W.G.Cohran (1976). Statistical
cukup bagi pekerja wanita anemi. Methods, Sixth Edition. Iowa State Univ Press,
Iowa,USA. p: 113-122.

Saran 4. Interdepartemental Committee on Nutrition of


National Defence (ICNND) (1957). Manual for
Dalam menanggulangi masalah Nutrition Suwevs. Washington,DC: US Goverment
anemi gizi besi, hanya dapat dilaksanakan Printing Off~ce.
dengan pemberian pi1 zat besi, untuk me- 5. Y. Krisdinamurtirin dkk. (1997). "Hubungan
ningkatkan produktivitas sehingga target Konsumsi Makanan dan Kinerja Pekerja Industri".
produksi tercapai. Laporan Penelitian 199611997. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Gizi Bogor.

6. IndonesiaDirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat,


DAFTAR RUJUKAN Departemen Kesehatan RI (1995). "Pedoman
Pemberian Besi Bagi Petugas". Hal 14
1. Indonesia. Kantor Menteri Negara Kependudukan
dan Lingkungan Hidup dan Pusat Penelitian dan 7. Indonesia, LIPI, Jakarta (1994). "Risalah Widya
Pengembangan Gizi Bogor (1987). "Status Gizi Karya Pangan dan Gizi" 1993. Hal 432.
Pekerja Indonesia Di Berbagai Perusahaan". Laporan
Penelitian 198611987. 8. Saskia (1996). Komunikasi Pribadi.

But. Penelit. Kesehat. 26 (2&3) 199811999

You might also like