Professional Documents
Culture Documents
Cerita Present Perfect
Cerita Present Perfect
Aliya, Ryan
Let’s go to the cinema. I’ve bought two tickets for us. (Ayo pergi ke bioskop. Saya
Aliya : sudah beli 2 tiket untuk kita.)
Ryan : What is the movie? (Filmnya apa?)
The Boss Baby. That’s a comedy. You’ll love it. (The Boss Baby. Film komedi. Kau
Aliya : akan menyukainya.)
How do you know that I will like the movie? (Bagaimana kau tahu saya akan
Ryan : menyukainya?)
Aliya : Because I have watched it twice. (Karena saya sudah menontonnya dua kali.)
What? You’ve watched a comedy movie two times? (Apa? Kau sudah menonton film
Ryan : komedi sebanyak dua kali?)
Aliya : Yes, I have. (Iya.)
Ryan : So, why do you want to watch it again? (Trus, kenapa kau ingin nonton film itu lagi?)
I want to watch it with you. I want to laugh with you. We haven’t gone to the cinema
for ages. (Saya ingin nonton film itu bersamamu. Saya ingin tertawa denganmu. Sudah
Aliya : lama kita tidak pergi ke bioskop.)
Ryan : You know the reason right? We’ve had different preference. I like comedy while you
like horror. (Kau tahu alasannya kan? Kita punya pilihan berbeda. Saya suka komedi
sedangkan kau suka horor.)
Yes, I know it. That’s why I’ve learned to watch comedy movies. My friends and family
have helped me. (Ya, saya tahu itu. Maka dari itu saya sudah belajar nonton film
Aliya : komedi. Teman-teman dan keluarga telah membantu saya.)
Ryan : Wow… (Wow…)
I have bought two tickets for us. Do you want to go to the cinema to watch a comedy
movie with me? (Saya sudah beli dua tiket untuk kita. Apa kau bersedia pergi ke
Aliya : bioskop dengan saya untuk menonton film komedi?)
Ryan : Of course I’d love to. (Tentu saja.)
Aliya : Thank you, Ryan. (Terimakasih, Ryan.)
I thank you. You have learned to enjoy comedy movies. (Saya berterimakasih
Ryan : kepadamu. Kamu sudah belajar menonton film komedi.)
Aliya : No problem. I’m happy to do it. (Sama-sama. Saya senang melakukannya.)
Juna : By the way, have you had your lunch? (Ngomong-ngomong, apa kau sudah makan?)
Tere : No, I haven’t. (Belum.)
Juna : Let’s go eating! (Ayo makan!)
But I haven’t finished my tasks yet. I have to submit it today. (Tapi aku belum
Tere : menyelesaikan tugasku. Harus dikumpul hari ini.)
No worries. I am going to help you after eating. Come on! (Nggak usah khawatir. Aku
Juna : akan membantumu setelah makan nanti. Ayo!)
Tere : But I haven’t felt hungry yet. (Tapi aku belum ngerasa lapar.)
Hey, you need to eat. Your body needs energy to finish all these tasks. (Hey, kau harus
Juna : makan. Tubuhmu perlu energi untuk menyelesaikan semua tugas ini.)
Tere : But,… (Tapi,…)
It’s my treat. No worries about money. I have just received my writing fee. (Aku yang
Juna : traktir. Nggak usah khawatir soal uang. Aku baru aja menerima pembayaran tulisanku.)
Wow, you have been a rich woman… Hopefully your writing business runs
successfully. (Wow, kau sudah jadi perempuan kaya… Kuharap bisnis tulisanmu sukses
Tere : ya.)
JUna : Oh, thank u. I hope so. (Oh, terimakasih. Kuharap begitu.)
So… you’ll buy me lunch everyday. Ha ha… (Sehingga kau traktir aku makan siang
Tere : setiap hari.)
If I have become a boss by 2020, I will pay your lunch every single day in a
month. (Jika aku sudah jadi boss pada tahun 2020, akan kubayar makan siangmu setiap
Juna : hari dalam satu bulan.)
Tere : Hey, I am just kidding. (Hey, aku hanya bercanda.)
Juna : I am serious. You’re my best friend. (Aku serius. Kau sahabat terbaikku.)
Tere : Oh, you are so kind. Thanks, Juna. (Oh, kamu baik sekali. Terimakasih, Juna.)
JUna : Ah, don’t mention it. (Sama-sama.)