Professional Documents
Culture Documents
Karakteristik Sediaan Dan Pelepasan Natrium Diklofenak Dalam Sistem Niosom Dengan Basis Gel Carbomer 940
Karakteristik Sediaan Dan Pelepasan Natrium Diklofenak Dalam Sistem Niosom Dengan Basis Gel Carbomer 940
Karakteristik Sediaan Dan Pelepasan Natrium Diklofenak Dalam Sistem Niosom Dengan Basis Gel Carbomer 940
net/publication/318068810
CITATIONS READS
0 3,596
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Effect of cross linking agent and polymer on the characteristics of ovalbumin loaded alginate microspheres View project
All content following this page was uploaded by Esti Hendradi on 01 July 2017.
CARBOMER 940
ABSTRACT
The purpose of the study was to know about characteristic of diclofenac sodium in
niosome system form which is inside of carbomer 940 gel base and determining
diclofenac sodium release rate (flux) of niosome system from carbomer 940 gel base.
Niosome system which used acquired by Reverse Phase Evaporation method, consist of
diclofenac sodium-span 20-cholesterol with molar ratio 1 : 4.5 : 4.5.
The evaluation included organoleptics test (odor, color and consistency), pH, and
release test. Results of organoleptics test were it had specific odor, the colour was
yellowish white, and the consistency was thicker gel than control. The result of
diclofenac sodium release is flux. Flux and pH was analyzed by statistic programmed of
SPSS 16.0 using independent sample t-Test. Data analyze showed that first form has
average pH 7.11±0.07 and second form was 6.27 ± 0.07. T test statistic analyze
indicates that there are a significant difference between the two form’s average pH. First
formulation has average flux 77.759 ± 7.34, and second formulation has 64.437±3.27.
After it analyzed by statistic method, showed that there was a significant difference
between two formulation’s flux.
untuk meringankan nyeri dan inflamasi yang aktif sebagai anti-inflamasi adalah
1
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
bentuk garam natrium dan garam dietil (Lachman, 1994). Keuntungan sediaan
lambung dan mengalami first past lain adalah mudah merata jika dioleskan
metabolism sehingga hanya 50% obat pada kulit tanpa penekanan, memberi
diberikan peroral. Pada kadar terapetik, bekas dikulit, dan mudah digunakan.
99% terikat protein plasma. Waktu Basis gel yang ideal adalah inert, aman,
paruhnya dalam plasma 1 sampai 2 jam. tidak bereaksi dengan bahan lain dalam
diklofenak sering kali menyebabkan digunakan sebagai basis gel, antara lain
nyeri, kerusakan jaringan pada tempat gom, turunan selulosa dan Carbomer
lokal (Sweetman , 2007). Diklofenak dalam air dan dengan konsentrasi kecil
juga tersedia dalam bentuk topikal yaitu 0,5 - 2,0% mempunyai kekentalan
untuk meminimalkan efek samping dan yang cukup sebagai basis gel (Rowe,
dalam bentuk topikal dengan kadar 1% lepas dari basisnya (Barry, 1983).
macam sediaan topikal yang ada antara 1986). Sifat tersebut dapat
lain, salep, pasta, gel dan krim mengakibatkan distribusi bahan obat
2
Anggraeni, Y., et al. PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
kurang merata dalam basis gel. Hal pembentuk niosom memiliki sifat
bahan obat dari basisnya kurang sebagai pembawa bahan obat hidrofilik
(Jufri et al, 2004). Tipe surfaktan 1 : 4,5 : 4,5 dalam basis gel Carbomer
dari niosom. Sorbitan monostearat dalam sistem niosom dari basis gel
non ionik yang sering digunakan. Span Evaluasi yang dilakukan meliputi uji
dengan harga HLB antara 4 dan 8 karakteristik sediaan dan uji pelepasan
harga HLB 8,6. Span 20 sebagai organoleptis (tekstur, warna dan bau) dan
3
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
uji pH. Uji pelepasan dilakukan dengan diperoleh dari Dianum. Untuk membuat
menggunakan sel difusi dan membran dapar fosfat salin pH 7,4 ± 0,05,
dengan suhu percobaan 37 ± 0,5 °C. KH2PO4 dengan kualitas pro analisis
Penentuan kadar natrium diklofenak dari (E. Merck) dan membran selofan.
VIS pada panjang gelombang penelitian ini meliputi alat uji disolusi
diklofenak ini bila tidak disebutkan lain 900 Thermal System Metler Toledo SP
diperoleh dari PT. Tristar dan aquades dan kolesterol 1,0904 g. Span 20
4
Anggraeni, Y., et al. PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
diklofenak dilarutkan dalam aqua bebas diklofenak dapat dilihat pada tabel 1.
ditambahkan ke dalam campuran Span bebas CO2 (10 kali jumlah Carbomer),
frekuensi 35 KHz pada suhu 4-5oC aqua bebas CO2 ad berat sediaan 20 g,
menit sampai terbentuk satu fase. Fase natrium diklofenak sesuai yang
5
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Bahan Jumlah
Formula I Formula II
Natrium diklofenak 0,2006 g -
Span 20 0,9790 g -
Kolesterol 1,0941 g -
Aqua bebas CO2 9 mL -
Kloroform 10 mL -
Dapar fosfat salin 6 mL -
Campuran formula I 11,0506 g* -
setelah dipekatkan
Niosom - 11,1920 g**
Basis: 8,9494 g 8,8080 g
Carbomer 940 0,1001 g 0,1016 g
Aqua bebas CO2*** 1 mL 1 mL
TEA 0,2 mL 0,2 mL
Aqua Bebas CO2 **** 7,6493 mL 7,5064 mL
Jumlah 20 g 20 g
Keterangan :
Formula I : sediaan gel dengan pernambahan Span 20 dan kolesterol tanpa dibuat
sistem niosom.
Formula II : sediaan gel dengan sistem niosom (Natrium diklofenak- Span 20-
Kolesterol).
* : Campuran formula I yang sudah dipekatkan ditimbang beratnya.
** : Niosom yang sudah dipekatkan ditimbang beratnya.
*** : Aqua bebas CO2 untuk mengembangkan basis.
**** : Penambahan aqua bebas CO2 ad berat sediaan 20 g.
ditambahkan dengan dapar fosfat salin, 20 g sehingga kadar basis dalam sediaan
kloroform hilang. Campuran yang telah diklofenak dalam sistem niosom dan
dengan water bad sampai berat tertentu. Sistem niosom dicampur dengan basis
6
Anggraeni, Y., et al. PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
di tiga titik yang berbeda pada sediaan natrium diklofenak dilakukan secara
CO2, tambahkan dengan aqua bebas CO2 Penentuan Laju Pelepasan Natrium
kali. Lalu larutan tersebut dipipet 5,0 Alat dan perlengkapan pengujian laju
mL tambahkan dengan aqua bebas CO2 pelepasan dari sediaan gel yang
disaring menggunakan membran filter over disk, dilengkapi dengan sel difusi.
ukuran 0,45 μm. Diamati serapannya Sebagai media disolusi digunakan dapar
pada panjang gelombang maksimum fosfat salin pH 7,4 ± 0,05 dan sebagai
homogen jika memiliki KV < 6%. dan alat dapat dilihat pada gambar 1.
7
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Keterangan Gambar :
A :Bejana yang berisi larutan media
B : Paddle (pengaduk) yang diatur
kecepatannya
C : Jarak antara ujung paddle dengan
membran difusi
D : Sel difusi yang berisi sediaan
E : Termometer
F : Tabung untuk mengambil cuplikan
Sel difusi berbentuk silinder pipih sebanyak 5,0 mL. Setiap cuplikan yang
(gambar 2). Tempat penampung gel diambil diganti larutan dapar fosfat
mempunyai garis tengah 2,9 cm dengan salin pH 7,4 ± 0,05 dengan jumlah yang
ketebalan 0,4 cm. Sel difusi yang telah sama. Cuplikan tersebut kemudian
pada alat uji pelepasan yang berisi spektrofotometer UV-Vis pada panjang
larutan dapar fosfat salin dengan pH 7,4 gelombang 275 nm. Konsentrasi
Paddle diputar dengan kecepatan 100 persamaan regresi kurva baku natrium
rpm dan segera dicatat sebagai waktu ke diklofenak dalam dapar fosfat salin pH
nol. Pada menit ke 0, 5, 10, 15, 20, 25, 7,4 ± 0,05 yaitu y = 0,03093x –
8
Anggraeni, Y., et al. PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
9
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
yang lepas (μg/cm2) vs akar waktu jika menunjukkan kedua formula memiliki
mengikuti persamaan linier maka fluks bentuk, warna dan bau yang berbeda.
formula dapat dilihat pada tabel 2. 0,07, dan formula II sebesar 6,27 ±
cuplikan adalah homogen karena % KV (12,167) yang lebih besar dari t tabel
bau dapat dilihat pada tabel 3. Hasil dapar fosfat salin pH 7,4±0,05 ikut
10
Anggraeni, Y., et al. PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Tabel 2. Hasil uji homogenitas sediaan gel natrium diklofenak pada kedua formula.
Tabel 3. Hasil pemeriksaan organoleptis sediaan gel natrium diklofenak pada kedua
formula
Organoleptis Formula
I II
Bentuk Setengah padat, encer, Setengah padat, kental, lembut.
lembut.
Warna Putih kekuningan Putih kekuningan
Bau Spesifik Spesifik
Hasil Penentuan Profil Pelepasan lofenak dari basis gel formula I dan
fosfat salin pH 7,4 ± 0,05. Besarnya laju dibuat persamaan regresi hubungan
pelepasan natrium diklofenak atau harga antara akar waktu dengan jumlah
persamaan regresi linier antara akar t lepas persatuan luas membran mulai
11
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
1400
1000
800
Formula I
600 Formula II
400
200
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
√t (menit1/2 )
Gambar 3. Profil Rerata jumlah kumulatif natrium diklofenak yang lepas persatuan
luas membran tiap akar waktu dari kedua formula ± SD
12
Anggraeni, Y., et al. PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
(gambar 4). Hal ini disebabkan adanya Akibatnya pada formula I mobilitas
pada kedua sediaan yang dapat ada hambatan dalam pelepasan natrium
90
Fluks rerata (μg/cm²/menit)
75
60
Formula I
45
Formula II
30
15
0
Formula
Nilai pH pada formula I lebih tinggi jika formula II, sehingga pada formula I
bentuk tak terionkan (larut) dalam pH waktu uji disolusi selama 6 jam.
basa. Hal tersebut akan mengakibatkan Niosom dapat berfungsi sebagai kontrol
pada formula I natrium diklofenak lebih pelepasan, sehingga dengan waktu uji
13
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
menggambarkan laju pelepasan natrium konsistensi yang lebih kental dan bau
diklofenak dalam sistem niosom yang yang lebih khas jika dibandingkan
sesungguhnya. Oleh karena itu untuk dengan sediaan gel natrium diklofenak-
niosom diperlukan perpanjangan waktu memiliki warna yang sama yaitu putih
disolusi. Selain itu pada uji pelepasan kekuningan. Sediaan gel natrium
terjebak dalam niosom dan yang bebas. niosom memiliki nilai pH lebih rendah
dari basis. Untuk dapat memastikan dibentuk dalam sistem niosom dengan
yang terjadi pada sediaan hanya memiliki harga fluks pelepasan yang
perlu dilakukan uji pelepasan dengan sediaan gel natrium diklofenak tanpa
14
Anggraeni, Y., et al. PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Florey, K. (1986) Analytical Profiles of Rowe, C.R., Sheskey, P.J., Owen, S.C.
Drug Substances, Vol. 15, (2006) Pharmaceutical
Orlando, Florida: Academic Exipients, 5rd Edition, London :
Press Inc., pp.509-530 Pharmaceutical Press, Electronic
Ganiswara, S.G. (2005) Farmakologi version.
dan Terapi, Edisi 4, Bagian Shahiwala, Aliasgar, Ambikanandan M.
Farmakologi FK UI, Jakarta, (2002) Studies in Topical
hal. 218 Application of niosomally
Jufry, M., Anwar, E., Djajadisastra, J. Entrapped Nimesulide. Journal
(2004) Pembuatan Niosom of Pharmaceutical Sciences
Berbasis Maltodekstrin DE 5-10 5(3), pp. 220-225
dari Pati Singkong (Manihot The Department of Health (2002)
Utilissima). Majalah Ilmu British Pharmacopeia, Vol.2,
Kefarmasian, I, No.1, hal.10 - London: The Stationery Office,
20 pp. 580-581, 1593
Katzung, B.G. (2002) Farmakologi The United States Pharmacopeial
Dasar dan Klinik (Terjemahan : Convention, Inc., (2002) The
Dripa Sjabana, dkk), edisi Official Compendia of
kedua, Penerbit Salemba Standards, The United States
Medika, Jakarta, hal. 462 Pharmacopeia XXV and The
Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, National Formulary XIX,
J.L. (1994) Teori dan Praktek Philadelphia, pp. 2011, 2018
Farmasi Industri, Edisi ke-3, Zatz, J.L., Kushla, G.P. (1996) Gels,
(Terjemahan : Siti Suyatmi), Intervensi: Lieberman, H.A.,
Jakarta: Penerbit Universitas Rieger, M.M., Banker, G.S.,
Indonesia, hal. 1091-1100 Pharmaceutical Dosage Forms:
Mozafari M.R. (2007) Nanomaterials Disperse Systems, vol.2, New
and Nanosystems for Biomedical York: Marcell Dekker Inc., pp.
Applications. 399-415
http://www.springer.com
15