Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

JURNAL EDUNursing, 25 September 2019

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK THALASEMIA


DENGAN DIAGNOSA PRIORITAS PERUBAHAN
PERFUSI JARINGAN PERIFER

Nedi ernando1), Andi sopyan2)


1
FIK UAP Pringsewu (penulis 1)
email: penulis nediernandonando@gmail.com
2
FIK UAP Pringsewu (penulis 2)
email: penulis andisopyan25@gmail.com

Abstract

Thalassemia is a chronic descent disease, where clients with thalassemia will experience a
continuous decrease in Hb. This condition causes thalassemia clients to undergo regular
hospitalization to obtain blood transfusions. Currently, tansfusion is the best treatment of
thalassemia.
This research uses qualitative method with case study approach. The researcher chose the research
sample with the sampling quota. Researchers perform nursing care on 2 clients thalasemia who
are undergoing inpatient at RSUD Pringsewu.
The results show that the priority problem in thalassemia clients is peripheral tissue perfusion
ineffectiveness. This problem occurs because the decrease in client Hb levels that cause oxygen
supply to the entire body tissue is disrupted. The examination results on both clients showed low
Hb levels. Implementations performed for both clients are: observation of vital signs, including
capillary refill observation (CRT), blood transfusion administration, nutrition and activity settings.
The results of evaluation on clients 1 and 2 found that in addition to transfusion of nutrition and
activity management is also very necessary in clients with thalassemia, so it is important that
health education given to his family

Keywords: nursing care, thalassemia, peripheral tissue perfusion effectiveness

1. PENDAHULUAN Perawatan pasien thalasemia di rumah


Thalasemia merupakan penyakit sakit tidak hanya melalui tindakan kuratif
kronis yang terjadi pada anak-anak, atau pengobatan tetapi juga carative care
dimana pasien memerlukan perawatan atau tindakan keperawatan. Perawat
seumur hidupnya. Penderita talasemia memiliki peran dalam proses pemberian
tergantung pada transfusi darah serta asuhan keperawatan selama pasien
desferal seumur hidup. Kondisi inilah dirawat di rumah sakit.
yang mengharuskan pasien thalasemia Hasil riset terbaru sekitar 20 juta
masuk rumah sakit untuk menjalani penduduk Indonesia membawa gen
transfuse dan perawatan dalam frekuwensi penyakit talasemia. Mereka berpeluang
yang sering. mewariskan penyakit kelainan darah itu
kepada keturunannya. Frekuwensi
JURNAL EDUNursing, 25 September 2019

pembawa gen talasemia di Indonesia pembawa (carriers). Anak yang mewarisi


sekiar 5% (Wibowo, 2010). Tahun 2014 gen talasemia dari kedua orang tuanya
berdasar data yang diperoleh Yayasan akan menderita talasemia sedang sampai
Thalasemia Indonesia dan Persatuan berat ( Muncie & Camphell,2009).
Orang Tua Penderita Thalasmeia Belum ada obat untuk
diketahui jumlah penderita thalasemia di menyembuhkan pasien thalasemia.
Indonesia mencapai 6.647 orang. Menurut Wong 2009, terapi supportif
Jumlah penderita thalasemia yang bertujuan mempertahankan kadar Hb
masih hidup di rumah sakit pringsewu per yang cukup untuk mencegah ekspansi
tahun 2016 adalah sebanyak 27 anak dan sumsum tulang dan deformitas tulang
100% dari pasien tersebut harus masuk yang diakibatkannya, serta menyediakan
rumah sakit untuk menjalani transfusi eritrosit dalam jumlah yang cukup untuk
darah. mendukung pertumbuhan dan aktifitas
Selama pasien thalasemia menjalani fisik yang normal. Transfusi darah
perawatan di rumah sakit perawat diberikan jika kadar Hb kurang dari 6
memiliki peran yang signifikan untuk gr% atau bila anak terlihat lemah dan
memberikan pelayanan dalam proses tidak nafsu makan (Ngastiyah,2005).
asuhan keperawatan. Keuntungan terapi supportif ini meliputi:
a. Meningkatkan kesehatan fisik dan
2. KAJIAN LITERATUR
psikologis karena anak mampu ikut
Talasemia merupakan penyakit serta dalam aktivitas normal.
anemia hemolitik dimana terjadi b. Penurunan kardiomegali dan
kerusakan sel darah merah di dalam hepatosplenomegali.
pembuluh darah sehingga umur eritrosit c. Perubahan pada tulang lebih sedikit.
menjadi pendek (kurang dari 100 hari ). d. Pertumbuhan atau perkembangan
(Ngastiyah, 2005) normal atau mendekati normal sampai

Talasemia adalah penyakit herediter usia pubertas.

yang diturunkan orang tua kepada Frekuwensi infeksi lebih sedikit.

anaknya. Anak yang mewarisi gen Proses keperawatan adalah metode

talasemia dari salah satu orang tua dan dimana suatu konsep diterapkan dalam

gen normal orang tua lain adalah seorang praktik Keperawatan. Hal ini dapat
JURNAL EDUNursing, 25 September 2019

disebut sebagai suatu pendekatan untuk Tehnik pengambilan sampel dengan


memecahkan masalah (problem-solving) quota sampling, yaitu 1 pasien thalasemia
yang memerlukan ilmu, teknik, dan yang sedang menjalani perawatan di
keterampilan interpersonel yang bertujuan Ruang seruni RSUD Pringsewu dan
untuk memenuhi kebutuhan klien, bersedia menjadi responden. Asuhan
keluarga, dan masyarakat. Proses keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan terdiri atas lima tahap yang keperawatan dilakukan selama pasien
berurutan dan saling berhubungan, yaitu menjalani rawat inap di rumah sakit,
pengkajian, diagnosis, perencanaan, sekitar 3 hari perawatan. Jadi variabel
implementasi, dan evaluasi (Iyer et al., penelitian ini adalah aplikasi asuhan
1996). Tahap-tahap tersebut berintegrasi keperawatan pada kasus thalasemia di
terhadap fungsi intelektual problem- RSUD Peringsewu.
solving dalam mendefinisikan suatu
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
asuhan keperawatan. Data Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan terdiri dari 5
Tabel 1. Hasil Analisis Klien Thalasemia
tahap yang saling berhubungan, yaitu : dengan Gangguan Perfusi Jaringan di RSUD
pengkajian, perumusan dignosa pringsewu

keperawatan, merencanakan intervensi Identitas Klien


keperawatan, melakukan tindakan/ Klien
Identitas Pengkajian
implementasi keperawatan dan evaluasi Klien
Nama An. z
dari proses keperawatan. Umur 6 tahun
Jenis Laki-laki
3. METODE PENELITIAN Kelamin
Nama ayah Tn P
Penelitian ini menggunakan metode Nama ibu Ny i
Pekerjaan Buruh tani
kualitatif dengan pendekatan case study. ayah
Pekerjaan Buruh tani
Studi kasus (case study) adalah salah satu ibu
Alamat Gisting
jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti
melakukan eksplorasi secara mendalam
Pendidikan SD
terhadap program, kejadian, proses, pasien
Keluhan Pasien
aktifitas terhadap satu atau lebih orang utama mengatakan
badannya pucat,
(Creswell, 2012 dalam Sugiono, 2013). lemah
JURNAL EDUNursing, 25 September 2019

Riwayat Pasien Riwayat orang tua pasien


penyakit mengatakan dirawat di mengatakan
sekarang pada tanggal 25- rumah sakit anaknya selalu
09-2019 sore rutin kontrol ke
hari jam 16.07 RS untuk
WIB mengeluh mendapatkan
badannya pucat, transfusi darah
lemas lalu pada semenjak
tanggal 27-09- mempunyai
2019 pagi hari penyakit
jam 10.00 WIB thalasemia
pasien dibawa
ke RSUD
pringsewu ke Riwayat Keluarga tidak
perawatan anak penyakit mengetahui
pada jam 14.00 keluarga bahwa ada
WIB riwayat
untuk thalasemia
mendapatkan dalam
tindakan lebih keluarganya
lanjut dan Pola sehari-
transfusi darah. hari data
Pada saat fokus:
pengkajian Pola persepsi
tanggal 27-09- dan
2019 siang hari tatalaksana
jam 14.20 WIB hidup sehat
pasien hanya
mendapat infuse Pola aktifitas Sebelum MRS
NaCl 0,9 %.
Rencana tranfusi : orang
menunggu tua pasien
darah. Pasien mengatakan
lemah dan pucat sebagai siswa
di seluruh tubuh. aktif dalam
mengikuti
semua kegiatan
layaknya anak
sekolah, belajar,
mengaji,
pramuka.
Namun pada
aktivitas-
Riwayat Orang tua pasien aktivitas yang
penyakit mengatakan berat seperti
dahulu anaknya sudah sepak bola,
mempunyai berlari, anak z
riwayat tidak mampu
thalasemia dari untuk
sejak umur 2 melakukannya
tahun pernah karena
dirawat dirumah kelemahan yang
sakit dialami . Selama
d rumah sakit
anak z hanya di
atas tempat tidur
JURNAL EDUNursing, 25 September 2019

melakukan tidur hanya aktivitas yang berat atau atau bermain


aktivitas di saat ke kamar
tempat tidur, mandi turun yang berlebihan.
kecuali saat dari tempat
BAB dan BAK, tidur, kebutan Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik Klien
tidak mandi, makan dan Thalasemia dengan Gangguan Perfusi
akan dengan minum Jaringan di RSUD pringsewu
bantuan orang dilakukan
tua. secara Observasi Klien
Saat MRS mandiri. Tanda-tanda
vital :
: orang Tekanan darah - mmHg
tua pasien Nadi 81 x / menit
mengatakan Suhu 36,8 o C
anaknya lemah Pernafasan 22 x / menit
saat waktunya Keadaan Lemah
transfusi darah Umum
dan setelah Tinggi badan 110 cm
mendapat Berat badan 21 kg
transfusi pasien Pemeriksaan
merasa segar fisik:
kembali dan Mata Konjungtiva
mulai bisa anemis, sklera
melakukan kekuningan,
aktivitas seperti tidak ada nyeri.
biasanya

Mulut Bibir pucat,


Berdasarkan hasil pengkajian di atas tidak terdapat
lesi pada gusi,
didapatkan data bahwa klien An. z mukosa bibir
lembab.
menderita thalasemia sudah lebih dari 4
Muskuloskelet Simetris kanan
tahun, dan rutin menjalanai rapat inap di al dan kiri tidak
ada oedem,
RS untuk mendapatkan transfusi. berbeda
terpasang infus
dengan An z dimana keluarga belum bisa di tangan kiri,
tidak ada nyeri
mengidentifikasi adanya riwayat tekan , CRT > 3
detik.
thalasmeia dalam keluarga.
Berdasarkan pengakajian data fokus Integumen Kulit bersih,
turgor kulit baik
pada klien, An. z memiliki masalah di
/ lembab, warna
pola aktivitas, klien tidak mampu kulit pucat
keabu-abuan,
melakukan aktivitas mandiri tidak ada lesi
tidak ada nyeri
tekan
JURNAL EDUNursing, 25 September 2019

Berdasarka hasil pemeriksaan fisik di atas Trapi yang


pasien kondisinya lemah memiliki tanda- didapatkan:
tanda gangguan pemenuhan oksigen akibat Asam Folat 1
penurunan Hb, baik pada klien An z x1 tablet / 24
jam
Pct 4x1,5
Ambroxol 3x
½
Cefixime 2x
3/2

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Diagnostik Klien Tabel 5. Analisa Data Klien Thalasemia
Thalasemia dengan Gangguan Perfusi dengan Gangguan Perfusi Jaringan
Jaringan di RSUD Pringsewu di RSUD pringsewu.

Kemungki nan
Masa lah
Data Peyebab
Pemeriksaan Klien
Klien
Laboratorium Ds : Orang tua
Hb : 4,8 gr/dl klien mengata penurunan perubaha
Leukosit 7,12 /ul kan anaknya kompunen n perfusi
Eritrosit 2,30 /ul lemah,pucat dan seluler jaringan
Trombosit 109 /ul pusing , tlah perifer
ditranfusi 4 kolf
Berdasarkan data di atas klien,
An z mengalami anemia, Do :
Waktu
dengan data jumlah Hb yang di bawah pengisian
kapiler > 3
normal. Kondisi Hb yang rendah akan detik
menurunkan kemampuan darah untuk - RR :
22x/
mensuplay kebutuhan oksigen dalam menit
- Konjungt
jaringan tubuh iva
anemis
- Kuliat
pucat
- Hb 4,8
gr/dl
JURNAL EDUNursing, 25 September 2019

Tabel 4. Terapi Klien Thalasemia dengan Gangguan Perfusi Jaringan di RSUD Pringsewu .
Terapi yang diberikan :
Tranfusi WB 4 koelf

NaCl 0,9% 1000 cc/ 24 jam

Pct 4 x 1,5 / 6jam

Vitamin E x 1 tablet / 24
Cefixim 2x3/4

Data yang di dapat pada analisa data dari klien terdapat masalah, yaitu : perubahan perfusi jaringan
perifer. Etiologi dari masalah juga sama yaitu penurunn komponen seluler dalam darah. Gejala
atau keluhan berdasarkan tindakan askep 3x 24 jam

pengisian kapiler ( CRT > 3 detik ). Hasil


a. Diagnosa Keperawatan
laborat juga menunjukkan adanya
Diagnosa keperawatan pada klien 1 penurunan pada kadar Hb,
Ketidakefektifan perfusi jaringan Diagnosa yang muncul pada pasien 1
perifer berhubungan dengan penurunan adalah perubahan perfusi jaringan perifer
konsentrasi hemoglobin ditandai dengan : berhubungan dengan penurunan
orang tua klien mengatakan anaknya komponen seluler yang di perlukan
lemah dan pusing, waktu pengisian kapiler hemoglobin ditandai dengan : orang tua
> 3 detik, RR 22x/ menit, konjungtiva klien mengatakan anaknya lemah dan
anemis, kulit pucat, Hb 4,8 gr/dl. pusing, waktu pengisian kapiler
> 3 detik, RR 22x/ menit, konjungtiva
b. Analisis dan pembahasan
anemis, kulit pucat, Hb 4,8 gr/dl.
Pada tahap pengkajian didapatkan Klien thalasemia akan mengalami
data, pada klien 1 sudah lebih dari 4 thaun penuruan kadar Hb secara kontinyu
menderita thalasemia, dan keduanya juga karena adanya lisis pada sel darah merah
rutin melakukan transfusi darah di rumah yang kurang dari 100 hari, kondisi ini
sakit. Pada pemeriksaan fisik, pada klien yang menyebabkan klien thalasemia
didapatkan tanda-tanda kekurangan memiliki kadar Hb yang rendah, sehingga
oksigen di jaringa karenan penurunan terjadi gangguan dalam pemenuhan
kadar Hb dalam darah, yaitu konjungtiva oksigen tubuh dan ( perfusi jaringan )
anemis, kulit pucat, sianosis, akan mengalami gangguan.
dan adanya perpanjanagn waktu dalam
JURNAL EDUNursing, 25 September 2019

Pada tahap intervensi maupuan pengelolaan aktifiats juga dapat


implementasi tidak ada kesenjangan dari membantu mengatasi masalah
kasus klien maupun antara teori dengan
aplikasi di ruangan. Sehingga dapat
DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan bahwa intervensi yangs
selama ini ada dalam teori mampu
Bungin, B. (2008). Penelitian Kualitatif :
mengatasi masalah ketidakefektifan Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta :
perfusi jaringan secara nyata di rumah
Kencana
sakit. Hanya saja pendidikan kesehatan
Carpenito, L.J. (2000). Diagnosa
perlu secara kontinu dan berkala diberikan
Keperawatan; Aplikasi pada praktik
kepada keluarga, mengingat penyakit klinis. Ed. 6. Jakarta: EGC.
thalasemia memerlukan perawatan yang
Creswell, J.W. (2012). Research Design;
intensif baik dirumah sakit mauun di Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approach, Sage, Los
rumah.
Angeles.
Tahap evaluasi pada klien ditemukan
Ngastiyah, 2005. Perawatan anak sakit.
bahwa selain tranfusi pemberian nutrisi
EGC. Jakarta.
dan pengelolaan aktifitas juga sangat
Notoatmojo, S, 2010. Metodologi
diperlukan pada klien dengan thalasemia,
penelitian kesehatan. Rineka Cipta.
sehingga penting sekali pendidikan Jakarta.
kesehatan diberikan kepada keluarganya
Nursalam, 2013. Metodologi penelitian
ilmu keperawatan pendekatan praktis.
5. KESIMPULAN Salemba Medika. Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
panyakit thalasemia memiliki masalah Nursalam, 2008. Proses dan dokumentasi
keperawatan konsep dan praktik.edisi
keperawatan prioritas ketidakefektifan 2 Salemba Medika. Jakarta.
perfusi jaringa perifer, hal ini terjadi
Wong, D. L., Marilyn, H.E., David, W.,
karena adanya penurunan kadar Hb yang Marilyn, L W., dan Patricia, S, 2009.
terus menerus, sehingga mengganggu Buku ajar keperawaan pediatrik.
volume 1. EGC. Jakarta.
pemenuhan oksigen ke seluruh tubuh.
Untuk mengatasi masalah ini selain Moorhead, Sue dkk. 2013. Nursing Out
Comes Classification (NOC). Edisi 5.
transfusi, pemberian nutrisi yang tepat dan Mocomedia
JURNAL EDUNursing, 25 September 2019

Buleck, Gloria M. 2013. Nursing


intervention classification (NIC).
Edisi 6. Elsevier

Nurjannah, intansari. 2016. ISDA (Intan’s


screening diagnoses assesment).
Yogyakarta. mocomedia

You might also like