Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN SURAKARTA

Mata Kuliah : Quantitative Research Jurusan :Pend. Bahasa Inggris


Hari, Tgl : …………………………….. Semester/ Kelas: V ( A)
Jenis Ujian :Mandiri (Take home) Dosen : Dr. H. Sujito. M. Pd.

Name : Riyan Permadi Class : PBI 4A


NIM : 153221015

First Word, First Ink


By: Riyan Permadi
New Blood joins this earth.
Cries of joy is roaring,
Some bloods that never met.
Are already loving,
New blood has turn into flesh.
Everything it does is a mess.
Drowning the flows of happiness,
Like an innocent little priest.
The flesh has turn into a body.
It is time to give it a lesson.
Body fills with feared Lord see.
Lord said, “Carry on carry on!”
Body sees A White.
Pen is being levitate
Pen and White are being link.
By the First Word and First Ink,
The Omniscience?
By : Riyan Permadi
Hearing but not noticing,
Obeying sometimes denying,
Bowing but not Praying
Listen it!
Write it!
Speak it!
Repeat it!
Do it!
You can’t, you got numerical sin
You can, you win useless ranking
Guard the utterance, hence
To be A Servant of Omniscience.

Crystal Hut
By: Riyan Permadi
Like a little palace of self sculptor,
It greets me warm in every door.
Astonish by shining golden clay floor,
To spent my day until afternoon.
Remember the name Son. soon,
This hut will be full of crystal.
Glowing the bright of intellectual,
Amaze the people by its technological,
Mesmerize you by its benefit vital.
Students’ Doomsday
By: Riyan Permadi
60 minutes entering the Gehenna,
Have some torturing dementia,
By solving non-exist matteria,
With 20 others sinful mania
Time moving fast.
The hours seems like minutes,
The hardest one is the last.
The clockwise sound like horrid notes.
Bells is shouting.
Freed me from worst dream,
Release me from evil warder.
Liberate me from cheat worker.

Lords’ Promise
By: Riyan Permadi
They promise me, I will enter the Gate.
They whisper me, don’t lost my Faith.
They told me, Their hands are holding my Fate.
They ask me, to invite my mate.
After 12 years of training,
We are still confusing.
To choose the Gate we will entering.
I will enter nearest Gate with richest Lord in it.
Because everyone say just do it.
I never ask for it.
Before the Gate close,
Either I will loose
Or will be the Boss.
Sympthoms of Green
By: Riyan Permadi
Mentally agile of dedication
Defeated by greed ambition.
Obeying siblings command
Is like key to the Neverland.
Send them money, send them Green,
Highway you will meet.
Make a contribution
And you get a better seat.
You can make shortcut way
You don’t need study anyway.
Knowledge is not the core.
Titles are forevermore.
See our mother life lay down,
Being raped by paper clown.
To begin wasting of potential,
This is education or political?
Soul of New Word
By: Riyan Permadi
Have been in suffering pain,
To get a piece of paper.
It’s the goal to get Gain.
To get the wise deeper,
Titles.Titles..Titles…
Got sad facing of happiness,
The Load finally full of nothingness.
To take over the stresses
Have been in great incorporate,
To contain the Gold they make,
It’s bit piece of cake
Until coming one Holy date.
Angelic Servant comes crawling.
Cadge to be Feeding.
As if she lost her Pride,
Never anyone will be denying.
With this faithful Bride,
New blood joins this earth.
From the Bride’s womb.
The soul that never looking,
Is ready to get Lord’s educating
To taste New Word and New Ink.
VERSI BAHASA INDONESIA (ADAPTATION TRANSLATED)

Kata Pertama, Tinta Pertama


Oleh: Riyan Permadi
Darah baru gabung di bumi.
Tangisan bahagia mengaum.
Darah-darah yang belum bertemu,
Mereka telah saling cinta.
Darah baru tlah menjadi Daging,
Apa yang dibuatnya hanya buat pusing.
Tenggelam dalam arus kesenangan.
Seperti seorang pastur kecil tak berdosa
Sang Daging tlah menjadi Tubuh
Waktunya mendidik rasa patuh
Sang Tubuh penuh ketakutan pandang Dewa.
Dewa kata,”tak apa-apa”.
Sang Tubuh melihat sebuah Putih
Pena yang diangkat
Pena dan Putih terhubung,
Oleh Kata pertama dan Tinta pertama.

Yang Maha Tahu?


Oleh: Riyan Permadi
Mendengar tapi tak perhatikan.
Mematuhi kadang membangkang.
Menuduk tapi tak menyembah.
Denngar itu!
Tulis itu!
Ucap itu!
Lakukan itu!
Engkau tak bisa, kau dapat dosa angka.
Engkau bisa, kau dapat rangking tak berguna.
Jaga semua ucapan, agar
Menjadi hamba dari Yang Maha Tahu.
Gubuk Kristal
Oleh: Riyan Permadi
Seperti sebuah istana dari pemahat diri.
Menyambutku hangat di tiap pintu.
Kagum oleh lantai tanah emas yang berkilau.
Untuk menghabiskan waktuku sampai sore,
Ingat namanya Nak! Besuk
Gubuk ini akan penuh dengan Kristal,
Menyinari sinar intelektual.
Memukau orang dengan teknologikal.
Memikatmu dengan fungsi vital.

Kiamat Pelajar
Oleh: Riyan Permadi
60 menit memasuki neraka,
Punya kegilaan yang menyiksa
Menyelesaikan problema yang tak ada
Dengan 20 mania penuh dosa lainnya.
Waktu berjalan cepat,
Jam berasa menit.
Yang paling sulit terakhir
Detak jam bernada keras
Bel telah berteriak
Bebaskanku dari mimpi terburuk
Lepaskanku dari setan penjaga
Memerdekakanku atas pekerja busuk.
Janji Dewa
Oleh: Riyan Permadi
Mereka janji, aku akan masuk Jembatan.
Mereka berbisik, jangan hilang Kepercayaanku
Mereka bilang, tangan mereka menggenggam Takdirku.
Mereka memintaku, ajak sobatku
Setelah 12 tahun berlatih,
Kita masih bingung.
Untuk memilih Jembatan yang akan dimasuki.
Aku akan masuk Jembatan terdekat dengan Dewa terkaya didalamnya.
Karena semua bilang begitu,
Aku tak pernah memintanya
Sebelum Jembatan tutup
Antara aku akan kalah,
Atau menjadi Sang Boss.

Kejadian Sang Hijau


Oleh: Riyan Permadi
Mental cerdas dedikasi,
Dikalahkan nafsu serakah
Mematuhi perintah sanak,
Seperti kunci menuju Surga.
Beri mereka uang, beri mereka Sang Hijau.
Jalan besar menunggumu,
Buat kontribusi!
Dapat tempat yang tersendiri.
Kau bisa membuat jalan pintas.
Kau tak perlu susah belajar lagi.
Pengetahuan bukan inti.
Gelar adalah segalanya.
Lihat Ibu Pertiwi berkesot.
Diperkosa oleh bayangan kertas.
Tuk memulai pembinasaan potensi.
Ini edukasi atau politisasi?
Jiwa dari Kata Baru
Oleh: Riyan Permadi
Tlah melalui penderitaan sakit.
Tuk dapat secuik kertas.
Itu tujuan tuk dapat untung.
Tuk mendapat lebih kemuliaan.
Gelar.Gelar..Gelar…
Raut sedih penuh kegembiraan.
Pikiran penuh dengan kehampaan.
Tuk mengambil alih kegilaan.
Tlah lama di ladang beton.
Tuk menampung emas mereka,
Relatif sangat mudah.
Sampai hari yang suci merekah.
Hamba bak malaikat datang merayap.
Mengemis tuk kasih makan.
Seakan tlah hilang kebanggaan.
Tak kan seorang memalingkan,
Dengan pengantin beriman ini.
Darah baru gabung di bumi
Dari rahim sang pengantin.
Jiwa yang tak pernah terlihat.
Siap tuk diedukasi dewa-dewi.
Tuk cicipi Kata Baru dan Tinta Baru.

------------------------------------------------------END---------------------------------------------------------

You might also like