Professional Documents
Culture Documents
Implementasi Konfusianisme Dalam Menghadapi Krisis Moneter Di Korea Selatan Tahun 1997
Implementasi Konfusianisme Dalam Menghadapi Krisis Moneter Di Korea Selatan Tahun 1997
Abstract
1
Penulis adalah Mahasiswa pada Program Hubungan Internasional,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya.
Pendahuluan
Konfusianisme pertama kali tiba di Korea pada tahun 108 SM. Konfusianisme di
Korea dimulai sebagai sistem keyakinan dan nilai yang datang dari luar yang
bertentangan dengan cara hidup orang Korea. Oleh karena itu, proses Konfusianisasi
berlangsung secara berbeda dalam masyarakat Korea berbeda dengan apa yang terjadi di
China. Di Korea, penyebaran Konfusianisme di mulai dari perkumpulan kecil para
4
cendekiawan dan pejabat pemerintahan lalu meluas ke masyarakat umum. Melalui
beberapa era yang di dukung oleh pemerintah serta undang-undang sosial yang kuat,
Konfusianisme diterima sebagai satu-satunya ideologi yang sah sebagai tatanan moral
yang benar-benar beradab dan tertanam dalam lingkungan pribadi dan publik.
2
Keum Jang Tae, Confucianism and Korean Thoughts (Seoul: Jimoondang, 2000), 34.
3
Daniel K. Gardner, Confucianism A Very Short Introduction (Oxford: Oxford Univ. Press, 2014), 24.
4
Ibid., 29.
5
Economist, “East Asian economies Six deadly sins” Economist.com, 15 maret, 1998,
http://www.economist.com/node/115047 (di akses pada 15 Desember, 2017).
6
Edward Y.J Chung, Korean Confucianism: Tradition and Modernity (Gyeonggi: Korean Studies Press,
2015), 24.
gagasan, nilai, dan praktik moral, sosial, filosofis dan ide kepercayaan.7 Hadirnya tradisi
ini memberikan pengaruh yang besar terhadap tata cara perilaku serta pemikiran
masyarakat di Asia.
7
Ronnie L Littlejohn, An Introduction: Confucianism (London: I.B Tauris, 2011), xix.
8
Keum Jang Tae, Confucianism and Korean Thoughts (Seoul: Jimoondang, 2000), 33.
perekonomian yang ada saat ini, Korea pernah mengalami krisis ekonomi yang sangat
menjatuhkan Korea.
Perjalanan perekonomian Korea tidak semulus seperti sekarang. Pada tahun 1970
sampai 1973 Korea sempat menghadapi berbagai masalah yang mengancam
pertumbuhan perekonomian yang sempat cukup impresif pada tahun-tahun sebelumnya.
Mulai dari pertumbuhan ekonomi di Korea yang melambat menyebabkan tabungan
domestik turun, lalu meningkatnya defisit transaksi berjalan, kenaikan inflasi,
pertumbuhan ekspor yang melambat, kenaikan pengeluaran modal tambahan, serta
kemerosotan distribusi pendapatan. 9 Tetapi kerugian yang didapatkan tidak seberapa
karena Korea masih bisa mempertahankan investasi eksternal ke Korea dengan
menerapkan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Begitu juga dengan permasalahan
ekonomi yang masih harus di hadapi Korea pada tahun 1979 seperti terjadinya kenaikan
harga minyak dunia yang telah membebani syarat perdagangan Korea, lalu munculnya
penurunan akan permintaan ekspor, dan tingginya suku bunga mendorong meningkatnya
biaya hutang bisa teratasi dengan Pemerintah mengakhiri rezim nilai tukar tetap,
mendevaluasi mata uang won sebesar 17 persen, dan memperkuat kebijakan moneter dan
fiskal yang kuat.10
Dinamika perekonomian Korea menemukan titik balik pada tahun 1997 di mana
Korea mengalami krisis moneter. Di awali dengan ‘Hanbo Iron & Steel’ yang bangkrut
akibat obligasi sebesar 5 trilliun 700 milliar won, di mana kebangkrutan perusahaan grup
Hanbo ini menjadi awal perguncangan perekonomian nasional Korea.11 Kebangkrutan
perusahaan ini menimbulkan efek domino, yang mana membawa berbagai perusahaan
besar menjadi bangkrut dan akibatnya cadangan devisa turun drastis dan bank juga
menghadapi krisis bangkrut. Hal ini membuat Korea kelingan para investor asing
asingnya sehingga harga saham jatuh dan nilai tukar mata uang won terhadap dollar
amerika jatuh. Terhitung semenjak krisis ini terjadi terdapat sebanyak 20ribu unit
9
Susan M. Collins dan Won Am Park, Developing Country Debt and The Wolrd Economy: Chapter
External Debt and Macroeconomic Performance in South Korea (Chicago: University of Chicago press,
1989) 123-127
10
World Bank, The East Asian Miracle: Economic Growth and Public Policy (Berlin: Oxford university,
1993) 34.
11
KBS, “Meloncat dengan Mengatasi Krisis Ekonomi,” KBS World, 22 september, 2015
http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program_kpanorama_detail.htm?No=10045173 (di akses pada
16 desember, 2017)
perusahaan bangkrut, dan perusahaan yang mengatasi krisis memecat banyak pekerja
selama kurang lebih 1 juta 300 ribu orang kehilangan pekerjaan mereka.12 krisis moneter
ini menjadi sumber kesengsaraan Korea selatan, yang mana hal ini juga menjadi sumber
kesengsaraan negara-negara di Asia. Krisis moneter Korea juga memberikan efek domino
kepada negara-negara di Asia yang mana, menyebabkan krisis utang yang berdampak ke
aspek ekonomi di luar Asia Timur
Budaya strategis adalah konsep yang datang dari cultural realism yang berisi
tentang kepercayaan bersama yang membentuk identitas kolektif suatu bangsa, nilai-nilai
yang mewarnai bagaimana sebuah negara menentukan kepentingannya, dan norma-
norma yang mempengaruhi pemahaman negara tentang cara-cara yang terbaik
untuknya.13 Budaya strategis terbentuk dari adanya kebercayaan yang diterapkan menjadi
budaya dan di implementasikan menjadi suatu strategi.
Terdapat pengertian lain akan budaya strategis menurut Iain Johnston, yaitu
budaya strategis adalah lingkungan ideasional yang membatasi pilihan dalam berperilaku,
lingkungan ini terdiri akan asumsi bersama dan peraturan keputusan yang
memberlakukan tingkat ketertiban pada konsep individu dan kelompok tentang hubungan
mereka dengan lingkungan sosial, organisasi atau politik. 14 Adanya pengertian yang
berbeda tapi sama akan budaya strategi ini menunjukkan bahwa latar belakang budaya
baik dari lingkungan maupun kepercayaan dapat mempengaruhi strategi suatu negara
dalam mengatasi sesuatu.
Dalam budaya strategi terdapat 3 indikator yang dapat membentuk budaya startegi
yaitu aspek Fisik, Politik, dan Sosio Budaya. Dalam aspek fisik dapat di lihat dari kondisi
geografis, cuaca, sumber daya dan kapasitas teknologi yang dimiliki. Dalam aspek politik,
budaya stategis dilihat dari pandangan sejarah dan sistem politik yang di anut. Dan dalam
12
KBS, “Meloncat dengan Mengatasi Krisis Ekonomi,” KBS World, 22 september, 2015
http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program_kpanorama_detail.htm?No=10045173 (di akses pada
16 desember, 2017)
13
Ashley J. Tellis, Understanding Strategic Culture in the Asia-Pacific (Seattle: The National Berau of
Asian Research, 2016),5.
14
Alastair Iain Johnston, Thinking About Strategic Culture, Internationa Security (Volume 19, Number 4,
Spring 1995), 47.
sosial budaya dapat di lihat dari kepercayaan yang menjadi simbol negara serta teks kuno
yang dimiliki.15
Korea Selatan memiliki cara yang cukup berbeda dengan negara-negara lain
dalam mengatasi permasalahan yang dimiliki. Korea Selatan mengatasi segala krisis yang
dan penderitaan yang mereka alami dengan cara yang bijak serta dengan menerapkan
pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki masyarakatnya. 16 Hal ini membuat dapat
mencapai keberhasilan yang luar biasa dalam perkembangan ekonominya. Keberhasilan
ini pun dapat tercapai karena Korea memiliki landasan dengan integrasi harmonis yang
dilakukan Korea selatan dengan berbagai karakteristik seperti budaya tradisional, struktur
sosial, dan penekanan pada pendidikan dan politik.17 Cara Korea selatan mengatasi segala
permasalahan yang di alami ialah dengan menerapkan nilai Konfusianisme yang tetap
tekun dan tak mudah menyerah dalam menghadapi sesuatu.
Kerjasama yang terjalin antar masyarakat di Korea juga memegang peran penting
dalam membangun kembali Korea Selatan sehingga dapat menjadi seperti sekarang.
Pertumbuhan ekonomi Korea selatan yang sangat menakjubkan ini menjadikan Korea
selatan sebagai salah satu negara dari keempat macan Asia yang juga menjadi aktor dalam
East Asian Miracles. East Asia Miracles adalah fenomena di mana Asia timur memiliki
catatan yang luar biasa dalam pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan secara berkelanjutan
yang.18 Di mana pertumbuhan ekonomi di Asia tumbuh lebih cepat daripada kawasan
Asia yang lainnya. Hal ini membuat kawasan Asia mulai terlihat di mata dunia. Di tambah
dengan kehadiran keempat macan Asia, Korea selatan, Hongkong, Taiwan, dan
Singapura yang menjadi kekuatan perekonomian Asia lewat kekuatan industri yang
15
Teori kepentingan nasional Yan Xue Tang’s sebagai strategi china mendekati MENA, dari slide
presentasi mata kuliah studi kawasan timur tengah oleh pak yusli hari kamis pagi.
16
Edward Y.J Chung, Korean Confucianism: Tradition and Modernity (Gyeonggi: Korean Studies Press,
2015), foreword.
17
Ibid.
18
World Bank, The East Asian Miracle: Economic Growth and Public Policy (Berlin: Oxford university,
1993) I.
mereka miliki. Melalui sektor industrialisasi, Korea selatan mendapatkan kejayaan serta
kekayaan yang melimpah karenanya.
19
Doh Chull Shin, Confucianism and Democratization in East Asia (California: Cambridge University
Press, 2012), 40
20
Ibid., 41.
21
Ibid.
Kedua adalah negara, dalam Konfusianisme terdapat doktrin yang menyatakan
bahwa pemerintah harus secara aktif mempromosikan kesejahteraan ekonomi rakyat yang
telah menyediakan “great symbolic resource” untuk pembentukan negara-negara
berkembang di Asia Timur (Tu 2000, 203). Doktrin ini berguna dalam membantu negara-
negara berkembang di kawasan Asia dengan menekankan badan perencanaan ekonomi
mereka yang sangat terpusat. Di mana adanya pemberian wewenang kepada para elite
dan pakar ekonomi diberi banyak kekuasaan dan berpengaruh dalam melakukan
intervensi secara ekstensif dalam pembangunan ekonomi nasional.22 Meskipun intervensi
pemerintah yang ekstensif semacam itu mungkin tampak berbahaya bagi para pemimpin
Barat dan perusahaan swasta, para pemimpin Asia Timur secara konsisten menikmati
dukungan publik yang luas atas tindakan mereka karena pemerintahan yang kuat dengan
otoritas moral diakui sebagai berkah. (Tu I996a, 26). Masyarakat Asia timur memiliki
sikap yang jauh lebih terbuka dan cenderung tidak melihat kehidupan pribadi mereka
berbeda dari peran mereka di masyarakat. Mereka tidak memiliki ketakutan akan
pemimpin yang kuat, dan mereka jarang menanamkan pemikiran Barat atau setuju
dengan dorongan untuk membatasi pemerintah. Di mana hal ini berarti masyarakat di
Asia percaya dengan pemerintahnya dan tidak menaruh prasangka buruk dibaliknya. Ini
mungkin juga menjelaskan mengapa warga negara di negara-negara seperti Singapura
sangat bersedia mentolerir pelanggaran privasi mereka. Tradisi Konghucu
(Konfusianisme) memandang tindakan pemerintah semacam itu tidak begitu invasif tapi
juga bermanfaat dan penting bagi keamanan negara. Dengan demikian orang Asia Timur
cenderung memberi lebih banyak kekuasaan kepada otoritas pemerintah. Hal ini terjadi
karena dalam Konfusianisme, pemerintah ada untuk kesejahteraan rakyat dan adanya rasa
menghormati otoritas yang ada.
22
Doh Chull Shin, Confucianism and Democratization in East Asia (California: Cambridge University
Press, 2012), 41
23
Doh Chull Shin, Confucianism and Democratization in East Asia (California: Cambridge University
Press, 2012), 41
berhak mendapatkan edukasi dengan tujuan dapat menjadikan masa depan lebih cerah.
Selain itu, dalam Konfusianisme Kerja keras atau usaha terus menerus jauh lebih penting
daripada kemampuan bawaan untuk belajar. Penekanan akan hal ini membentuk karakter
masyarakat Asia dalam berusaha keras dalam menempuh pendidikan.
Melihat hal ini, strategi yang ditekankan oleh pemerintah Korea inipun berhasil,
karena masyarakat menyerahkan segala yang mereka punya demi satu kesatuan
kepentingan bersama. Yang mana semua penduduk Korea selatan merasakan penderitaan
yang sama dan dalam mengatasi itu mereka bekerja sama dengan tulus dan
mempercayakan segalanya kepada pemerintah. Korea selatan dapat menjadi negara yang
sangat maju seperti sekarang juga karena adanya nilai Konfusianisme yang masih
24
KBS, “Meloncat dengan Mengatasi Krisis Ekonomi,” KBS World, 22 september, 2015
http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program_kpanorama_detail.htm?No=10045173 (di akses pada
16 desember, 2017)
diterapkan hingga sekarang. Nilai Konfusianisme membuat masyarakat tidak pernah
melupakan sejarah dan membuat mereka mencintai negara mereka sepenuh hati.
Kesimpulan
Korea selatan memiliki tiga pilar kepercayaan, Tao, Konfusianisme dan Budha.
Konfusianisme menjadi pilar yang paling di agungkan di Korea. Penerapan ajaran
Konfusianisme berfokus pada keluarga, negara dan pendidikan. Ketiga hal ini yang
membuat Korea selatan beserta negara-negara di Asia timur berjaya menjadi aktor dalam
East Asia Miracles. Konfusianisme dapat di jadikan sebagai budaya strategis dalam
mengatasi suatu permasalahan. Di mana lahir kembalinya Korea selatan dari krisis
moneter juga karena berhasilnya budaya strategis dalam bekerja sama antar pemerintahan
dan masyarakat Korea saat itu.Bahkan, munculnya krisis moneter di Korea selatan tahun
1997 tidak mematahkan kebanggaan masyarakat Korea terhadap pemerintahan Korea
saat itu. Penduduk Korea memiliki rasa kebaktian terhadap pemerintah Korea yang
membuat mereka mau membantu apapun demi kepentingan negara dan bersama.
Penerapan nilai dan ajaran Konfusianisme sampai saat ini masih tertanam dalam jiwa
masyarakat Korea. Walaupun tradisi konghucu telah memberi jalan akan datangnya
sivilisasi barat ke Korea. Potensi akan pengaruh Konfusianisme harus tetap kuat
meskipun peran sosialnya telah berangsur-angsur memburuk di zaman modern. Oleh
karena itu, dampak terus menerus dari Konfusianisme ini pada masa depan Korea
nantinya seharusnya tidak luput dari perhatian.
DAFTAR PUSTAKA
Chung, Edward Y.J. Korean Confucianism: Tradition and Modernity. Gyeonggi: Korean
Studies Press, 2015.
Collins, Susan M. dan Won Am Park. Developing Country Debt and The Wolrd Economy:
Chapter External Debt and Macroeconomic Performance in South Korea. Chicago:
University of Chicago press, 1989.
Gardner, Daniel K. Confucianism A Very Short Introduction. Oxford: Oxford Univ. Press,
2014.
Jang Tae, Geum. Confucianism and Korean Thoughts. Seoul: Jimoondang, 2000
Johnston, Alastair Iain. “Thinking About Strategic Culture, Internationa Security” Volume
19, Number 4, Spring 1995): 33-64.
Shin, Doh Chull. Confucianism and Democratization in East Asia. California: Cambridge
University Press, 2012.
Teori kepentingan nasional Yan Xue Tang’s sebagai strategi china mendekati MENA, dari
slide presentasi mata kuliah studi kawasan timur tengah oleh pak yusli hari kamis pagi.
World Bank. The East Asian Miracle: Economic Growth and Public Policy. Berlin: Oxford
university, 1993.
Situs Online
Economist. “East Asian economies Six deadly sins.” Economist.com.15 maret, 1998.
http://www.economist.com/node/115047 (di akses pada 15 Desember, 2017).
KBS. “Meloncat dengan Mengatasi Krisis Ekonomi.” KBS World. 22 september, 2015.
http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program_kpanorama_detail.htm?No=100451
73 (di akses pada 16 desember, 2017).