Khutbah Idul Fitri

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

‫‪Khutbah Idul Fitri: Cara Orang Cerdas Berhari‬‬

‫‪Raya‬‬
‫‪Selasa, 12 Juni 2018 11:00 Khutbah‬‬

‫‪Bagikan‬‬

‫)‪Ilustrasi (via Pinterest‬‬


‫‪Khutbah I‬‬

‫هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْك َب ُر‬
‫صاهُ‪ ،‬الَّذِى َي ْعلَ ُم‬ ‫ضاهُ‪ْ ،‬ال ُم ْنت َ ِق ِم ِم َّم ْن خَالَفَهُ َو َع َ‬‫طا َعهُ َواتَّبَ َع ِر َ‬ ‫ْال َح ْمدُ ِهللِ ْال ُم ْن ِع ِم َعلَى َم ْن أ َ َ‬
‫ساهُ‪ ،‬أ َ ْح َمدُهُ‬ ‫ق ِع َبا ِد ِه فَالَ يَتْ ُركُ أ َ َحدًا ِم ْن ُه ْم َوالَ َي ْن َ‬‫ظ َه َرهُ ْال َع ْبدُ َو َما أ َ ْخفَاهُ‪ْ ،‬ال ُمت َ َك ِفِّ ُل ِبأ َ ْرزَ ا ِ‬
‫َما أ َ ْ‬
‫ش َهادَة َ َع ْب ٍد لَ ْم‬‫طاهُ‪ .‬أ َ ْش َهدُ أ َ ْن آل إِ ٰلهَ إِالَّ هللاُ َو ْحدَهُ الَش َِري َْك لَهُ َ‬ ‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى َعلَى َماأ َ ْع َ‬ ‫ُ‬
‫ص ِِّل‬ َ ‫ اللّٰ ُه َّم‬.ُ‫طفَاه‬ َ ‫ص‬ْ ‫ارهُ هللاُ َوا‬ َ َ ‫اخت‬ ْ ‫س ْولُهُ الَّذِي‬ ُ ‫سيِِّدَنَا ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن‬،َ‫ش إِالَّ هللا‬ َ ‫يَ ْخ‬
ُ‫ص ْحبِ ِه َو َم ْن َواالَه‬َ ‫ َو َعلَى ٰأ ِل ِه َو‬،ٍ‫سيِِّ ِدنَا ُم َح َّمد‬ َ ‫س ِلِّ ْم َعلَى‬ َ ‫َو‬
،‫ َو ِع ْيد ٌ َك ِر ْي ٌم‬،‫ اتَّقُوا هللاَ َح َّق ت َ ْق َواهُ َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن يَ ْو َم ُك ْم ٰهذَا يَ ْو ٌم َع ِظ ْي ٌم‬،‫اس‬ ُ َّ‫أ َ ِّمأَبَ ْعدُ؛ فَيَآ أَيُّ َها الن‬
‫ فَ ُه َو َي ْو ُم ت َ ْس ِبيْحٍ َوت َ ْح ِم ْي ٍد َوت َ ْه ِل ْي ٍل َوت َ ْع ِظي ٍْم‬،‫ام‬ ِّ ِ ‫ َو َح َّر َم َعلَ ْي ُك ْم فِ ْي ِه‬،‫ام‬
َ ‫الص َي‬ َ ‫الط َع‬َّ ‫أ َ َح َّل هللاُ لَ ُك ْم فِ ْي ِه‬
ُ‫ظ ُم ْوهُ َوت ُ ْوبُ ْوا إِلَى هللاِ َوا ْست َ ْغ ِف ُر ْوه‬ ِّ ِ ‫س ِبِّ ُح ْوا َربَّ ُك ْم ِف ْي ِه َو َع‬
َ َ‫ ف‬،ٍ‫َوت َ ْم ِج ْيد‬
Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,

Pertama, mari kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan segenap
kemampuan berusaha melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Alhamdulillah di hari
yang penuh kemuliaan dan kemenangan ini, seluruh umat Islam di seluruh dunia memperingati hari raya
setelah sebulan penuh berpuasa Ramadhan, yaitu hari raya Idul Fitri. Karena itu dalam khutbah ini,
khatib akan menjelaskan apa makna Idul Fitri, bagaimana kita beridul fitri yang sesuai tuntunan Al-
Qur’an Sunnah dan para ulama, dan apa pelajaran penting yang dapat kita petik dari momentum hari
raya idul fitri yang mulia ini?

Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,

Hari raya Idul Fitri adalah hari raya kemenangan umat Islam. Umat Islam sudah seharusnya mengetahui
apa makna Idul Fitri. Kata “id” berasal dari akar kata âda – ya‘ûdu yang artinya kembali, sedangkan
kata fitri sebagaimana dalam kamus Munjid halaman 555 bermakna berbuka bagi orang yang berpuasa.
Dengan demikian, makna Idul Fitri adalah kembali berbuka puasa setelah sebulan penuh melaksanakan
ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kata Fitri memiliki kaitan dengan kata fitrah, dalam kamus yang
sama kata “fitrah” bermakna agama yang benar dan tabiat asal kejadian manusia. Maksudnya, setiap
orang yang berpuasa selama bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas karena Allah, akan diampuni
segenap dosanya yang telah lampau. Sehingga pada hari raya ini umat Islam kembali pada fitrah,
bagaikan bayi yang suci dan bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan. Imam
Bukhari dalam Shahih Bukhari juz 3 halaman 26 meriwayatkan hadits, Nabi bersabda:

‫غ ِف َر لَهُ َما تَقَد ََّم ِم ْن ذَ ْن ِب ِه‬


ُ ‫سابًا‬ ْ ‫ضانَ ِإي َمانًا َو‬
َ ِ‫احت‬ َ ‫ام َر َم‬
َ ‫ص‬َ ‫َو َم ْن‬
“Barangsiapa puasa di bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas karena Allah, diampuni dosa-dosanya
yang telah lampau.”

Dari hadits di atas, setiap kaum Muslim yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan
keikhlasan karena Allah ta’ala, pada hari raya ini ia terbebas dari segala dosa, bersih suci sebagaimana
bayi yang baru lahir dari rahim ibunya. Sebagaimana sabda Nabi:

َ ‫ أ َ ْو يُ َم ِ ِّج‬،‫ص َرانِ ِه‬


‫سانِ ِه‬ ْ ‫ُك ُّل َم ْولُو ٍد يُولَد ُ َعلَى ال ِف‬
ِّ ِ َ‫ أ َ ْو يُن‬،‫ فَأَبَ َواهُ يُ َه ِّ ِودَانِ ِه‬،ِ‫ط َرة‬
“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (Islam). Kedua orang tuanya yang akan menjadikannya
Yahudi, Nasrani, atau Majusi (HR Bukhari, juz 2, halaman 100).
Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,

Bagaimana kita beridul fitri yang sesuai tuntunan Al-Qur’an Sunnah dan para ulama?

Musthafa As-Siba’i dalam kitab Hakadza Allamtani Al-Hayat juz 1 halaman 118 membagi cara beridul
fitri menjadi tiga bagian, pertama, cara beridul fitri orang cerdas dan berakal. Orang cerdas melihat idul
fitri sebagai kesempatan untuk menambah ketaatan dan ibadah kepada Allah ‫ﷻ‬. Dengan silaturrahim,
halal bihalal, saling bermaafan, memberi sedekah, dan menolong orang lain.

Kedua, cara beridul fitri orang bodoh, orang yang melihat Idul Fitri sebagai kesempatan untuk
menambah maksiat dan melampiaskan hawa nafsunya, seperti mencela, menghina, membuat ujaran
kebencian, menebarkan hoaks, dan memecah belah umat Islam.

Ketiga, cara beridul fitri orang khilaf dan anak-anak. Orang khilaf dan anak-anak melihat idul fitri
sebagai kesempatan untuk bermain bersama teman-temannya, bersenang-senang, belanja baju baru dan
mendapatkan banyak fitrah dari keluarga dan sanak saudara.

Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah

Salah satu cara beridul fitri orang cerdas dan berakal, adalah menghidupkan tradisi yang amat baik
selepas Idul Fitri, yaitu tradisi saling memaafkan, atau lebih dikenal di Indonesia dengan tradisi halal bi
halal. Yang memiliki kesalahan meminta maaf pada yang disalahi; yang disalahi memberi maaf kepada
yang bersalah. Tradisi ini sesuai dengan firman Allah ‫ ﷻ‬dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 199:

َ‫ض َع ِن ْال َجا ِه ِلين‬ ِ ‫ُخ ِذ ْال َع ْف َو َوأْ ُم ْر ِب ْالعُ ْر‬


ْ ‫ف َوأَع ِْر‬
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada
orang-orang yang bodoh.”

Selain itu, dalam sebuah hadits dijelaskan, orang yang bersalah diperintahkan untuk segera meminta
maaf atas kesalahannya. Sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari juz 3
halaman 129. Nabi bersabda:

َ‫ قَ ْب َل أ َ ْن الَ َي ُكون‬،‫ فَ ْل َيت َ َحلَّ ْلهُ ِم ْنهُ اليَ ْو َم‬، ٍ‫َيء‬


ْ ‫ض ِه أ َ ْو ش‬ِ ‫ظلَ َمةٌ ِِل َ ِخي ِه ِم ْن ِع ْر‬ ْ ‫َت لَهُ َم‬
ْ ‫َم ْن َكان‬
َ‫َات أ ُ ِخذ‬
ٌ ‫سن‬ ْ ‫صا ِل ٌح أ ُ ِخذَ ِم ْنهُ ِبقَ ْد ِر َم‬
َ ‫ َوإِ ْن لَ ْم ت َ ُك ْن لَهُ َح‬،‫ظلَ َم ِت ِه‬ َ ‫ إِ ْن َكانَ لَهُ َع َم ٌل‬،‫َار َوالَ د ِْر َه ٌم‬ ٌ ‫دِين‬
‫احبِ ِه فَ ُح ِم َل َعلَ ْي ِه‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ت‬ َ ‫ِم ْن‬
ِ ‫سيِِّئَا‬
“Barangsiapa memiliki kesalahan terhadap saudaranya, baik moral maupun material, segera meminta
kehalalannya hari itu juga, sebelum sampai pada hari tiada dinar dan dirham. Jika hal tersebut terjadi,
bila ia memiliki amal baik, amal tersebut akan diambil sesuai kadar kesalahannya. Namun bila ia sudah
tidak memiliki kebaikan, maka ia akan ditimpakan kesalahan dari saudara yang ia salahi. Menjadi jelas,
mumpung hari ini semua orang sedang bahagia dengan menyambut hari raya idul fitri, semua orang
mudah memberi maaf, semua orang dalam keadaan lapang, mari kita manfaatkan momentum berharga
ini untuk saling bermaafan.
Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah

Pada momentum hari raya idul fitri ini, kita diperintahkan Allah ‫ ﷻ‬untuk peduli terhadap sesama, yaitu
kewajiban untuk mengeluarkan zakat fitrah sebanyak 1 sha’, kurang lebih 2.75 kilogram. yang
dikeluarkan sebelum shalat hari raya Idul Fitri. Sebagaimana hadits riwayat Ibnu Majah dalam kitab
Sunan Ibnu Majah Juz 1 halaman 585:

،ِ‫الرفَث‬ َّ ‫صائِ ِم ِمنَ اللَّ ْغ ِو َو‬ ُ ‫ط ِر‬


َّ ‫ط ْه َرة ً ِلل‬ ْ ‫سلَّ َم زَ َكاة َ ْال ِف‬
َ ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ض َر‬ َ ‫َف َر‬
َّ ‫ي زَ َكاة ٌ َم ْقبُولَةٌ َو َم ْن أَدَّاهَا َب ْعدَ ال‬
َ ‫ص َال ِة فَ ِه‬
‫ي‬ َ ‫ص َال ِة فَ ِه‬ َّ ‫سا ِكين َم ْن أَدَّاهَا قَ ْب َل ال‬ َ ‫ط ْع َمةً ِل ْل َم‬
ُ ‫َو‬
ِ ‫صدَقَا‬
‫ت‬ َّ ‫صدَقَةٌ ِمنَ ال‬ َ
“Rasulullah mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang puasa dari kejelekan dan untuk
memberikan makan bagi orang miskin. Siapa membayar zakat fitrah sebelum shalat id, merupakan
zakat fitrah yang diterima. Dan siapa yang membayar zakat usai shalat id, dianggap sebagai sedekah.
(HR Ibnu Majah)

Tujuan zakat fitrah adalah untuk menyucikan diri orang yang berpuasa dari segala bentuk kesalahan
selama berpuasa. Tidak terasa orang berpuasa berkata kotor, melakukan ujaran kebencian, atau
menebarkan hoax, maka zakat fitrah ini berfungsi untuk menyucikan jiwa orang yang berpuasa agar
menjadi insan yang mulia. Selain itu zakat fitrah bertujuan untuk berbagi terhadap sesama muslim yang
membutuhkan, jangan sampai di hari raya yang mulia ini mereka masih memikirkan kebutuhan pangan.
Inilah kemuliaan agama Islam yang tidak hanya memperhatikan ibadah secara vertikal kepada Allah ‫ﷻ‬,
namun juga memperhatikan terhadap kebutuhan sesama muslim yang membutuhkan.

Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah

Apa pelajaran penting yang dapat kita petik dari hari raya idul fitri ini? Ibnu Rojab dalam Kitab
Lathoiful Ma’arif, juz 1, halaman 277 mengatakan:

ِ ‫ْس ْال ِعيْد ِل َم ْن ت َ َج َّم َل ِب‬


ِ ‫اللِّ َب‬
‫اس‬ َ ‫س ْالج ِديْد ِإنَّما َ اْل ِع ْيدُ ِل َم ْن‬
َ ‫طا َعاتُهُ ت َ ِزيْد لَي‬ َ ‫ْس ْال ِعيْد ِل َم ْن لَ ِب‬
َ ‫لَي‬
‫ت لَهُ الذُّنُ ْوب‬ْ ‫غ ِف َر‬ ِ ‫َوال ُّر ُك ْو‬
ُ ‫ب ِإنَّ َما ال ِع ْيد ُ ِل َم ْن‬
"Hari raya Id tidak diperuntukkan bagi orang yang memakai pakaian baru tanpa cacat, hari raya id
diperuntukkan bagi orang yang semakin bertambah ibadah dan taat. Hari raya Id tidak diperuntukkan
bagi orang yang bagus pakaian dan kendaraannya, hari raya Id diperuntukkan bagi orang yang diampuni
dosa-dosanya.”

Hari raya idul fitri adalah jembatan untuk meningkatkan amal ibadah kita kepada Allah ‫ﷻ‬. Sebagaimana
tujuan diperintahkan puasa, yaitu menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah ‫ﷻ‬. Jika sebelum bulan
Ramadhan, ibadah kita belum baik, banyak melakukan kesalahan dan kejelekan, setelah hari raya Idul
Fitri ini, kita berkomitmen untuk memperbaiki diri, memperbaiki kesalahan, dan meminimalisir
kesalahan dan kejelekan.
‫‪Mari kita contoh puasanya ulat, sebelum berpuasa ia menjadi hewan yang menjijikkan, namun setelah‬‬
‫‪berpuasa selama beberapa waktu, ia menjadi kupu-kupu yang bersih dan disukai oleh banyak orang.‬‬
‫‪Jangan sampai kita berpuasa sebagaimana ular, tiada perbedaan selama melakukan puasa, bahkan‬‬
‫‪setelah puasa ia lebih ganas dari sebelumnya. Na’ûdzu billâhi min dzâlik. Semoga hari raya idul fitri ini‬‬
‫‪menjadi momentum bagi kita untuk semakin baik, semakin peduli, semakin indah, cinta damai dan‬‬
‫‪semakin rukun. Aamiin.‬‬

‫بارك هللا لي ولكم فى القرآن العظيم ونفعنى وإياكم بفهمه إنه هو البر الرحيم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫اَهللُ أ َ ْكبَ ُر ‪ ،×7‬ا َ ْل َح ْمدُ ِهللِ َربِّ ِ ْالعَالَ ِميْنَ ‪ ،‬أ َ ْش َهد ُ أ َ ْن الَإِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْحدَهُ الَش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َهد ُ أ َ َّن‬
‫ص َحابِ ِه أ َ ْج َم ِعيْنَ ‪.‬‬ ‫س ِيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬ ‫س ِلِّ ْم َعلَى َ‬ ‫ص ِِّل َو َ‬ ‫س ْولُهُ‪ ،‬اَللَّ ُه َّم َ‬ ‫ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر ُ‬
‫فَيَا ِعبَادَ هللاِ اِتَّقُ ْوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن ِإالَّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْونَ‬
‫يِ‪ ,‬يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ أ َ َمنُ ْوا‬ ‫صلُّ ْونَ َع َ‬
‫لى النَّبِ ِّ‬ ‫الى فِ ْي ِكتَا ِب ِه اْل َع ِظي ِْم " ِإ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫قَا َل هللاُ ت َ َع َ‬
‫ص َحا ِب ِه‬ ‫لى ا َ ِل ِه َوأ ً ْ‬
‫س ِيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َع َ‬ ‫لى َ‬‫س ِلِّ ْم َع َ‬ ‫ص ِِّل َو َ‬ ‫س ِلِّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما"‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬‫َ‬
‫لى َي ْو ِم ال ِدِّي ِْن‪َ .‬و َعلَ ْينَا َم َع ُه ْم ِب َر ْح َم ِت َك َيا‬ ‫ان ِإ َ‬ ‫س ٍ‬ ‫أ َ ْج َم ِع ْينَ ‪َ .‬والتَّا ِب ِعيْنَ َوتَا ِبعِ التَّا ِب ِعيْنَ َو َم ْن ت َ ِب َع ُه ْم ِبإ ِ ْح َ‬
‫اح ِميْنَ‬‫الر ِ‬‫ا َ ْر َح َم َّ‬
‫ت ِإنَّ َك‬ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواِْل َ ْم َوا ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِلماَتِ‪َ ,‬واْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَاتِ‪ ,‬ا َ ِْل َ ْحيَ ِ‬
‫ق‬‫ي اْل َحا َجاتِ‪َ .‬ربَّنَا ا ْفت َ ْح بَ ْينَنَا َوبَيْنَ قَ ْو ِمنَا ِباْل َح ِّ ِ‬ ‫اض َ‬ ‫ت يَا قَ ِ‬ ‫ْب الدَّ َع َوا ِ‬ ‫ْب ُم ِجي ُ‬ ‫س ِم ْي ٌع قَ ِري ٌ‬ ‫َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫سنَةً َوقِنَا َعذَ َ‬ ‫آلخ َرةِ َح َ‬ ‫سنَةً َوفِي اْ ِ‬ ‫ت َخي ُْر اْلفَاتِ ِحيْنَ ‪َ .‬ربَّنَا أَتِنَا فِي الدُّ ْن َيا َح َ‬ ‫َوأ َ ْن َ‬
‫َاء َواْل ُم ْن َك ِر‬ ‫ع ِن اْلفَ ْحش ِ‬ ‫هى َ‬ ‫بى َو َي ْن َ‬ ‫اء ذِي اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َو ِإ ْيت َ ِ‬‫س ِ‬ ‫ِع َبادَ هللاِ إِ َّن هللاَ َيأ ْ ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َواْ ِإل ْح َ‬
‫ع ْوهُ َي ْست َ ِجبْ لَ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ َ ْك َب ُر‬ ‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪ .‬فَا ْذ ُك ُر ْوا هللاَ يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْد ُ‬ ‫َواْل َب ْغي ِ َي ِع ُ‬

‫‪Rustam Ibrahim, Dosen UNU Surakarta, Wakil Katib Syuriyah PCNU Boyolali‬‬

‫‪Baca juga:‬‬

‫‪- Khutbah Idul Fitri: Pembentukan Jati Diri Pasca-Ramadhan‬‬

‫‪- Khutbah Idul Fitri: Islam dan Tantangan Konsumerisme di Dunia Global‬‬

‫‪- Khutbah Idul Fitri: Keseimbangan antara Kehambaan dan Kekhalifahan‬‬

‫‪- Khutbah Idul Fitri: Tiga Manifestasi Syukur Sambut Hari Kemenangan‬‬
‫)‪Ilustrasi (via Pinterest‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْكبَ ُر‪ ،‬هللاُ أ َ ْك َب ُر‬
‫صاهُ‪ ،‬الَّذِى يَ ْعلَ ُم‬ ‫ضاهُ‪ْ ،‬ال ُم ْنت َ ِق ِم ِم َّم ْن خَالَفَهُ َو َع َ‬ ‫طا َعهُ َواتَّبَ َع ِر َ‬ ‫ْال َح ْمدُ ِهللِ ْال ُم ْن ِع ِم َعلَى َم ْن أ َ َ‬
‫ساهُ‪ ،‬أ َ ْح َمدُهُ‬ ‫ق ِعبَا ِد ِه فَالَ يَتْ ُركُ أ َ َحدًا ِم ْن ُه ْم َوالَيَ ْن َ‬ ‫ظ َه َرهُ ْال َع ْبدُ َو َما أ َ ْخفَاهُ‪ْ ،‬ال ُمت َ َك ِفِّ ُل ِبأ َ ْرزَ ا ِ‬ ‫َما أ َ ْ‬
‫ش َهادَة َ َع ْب ٍد لَ ْم‬ ‫طاهُ‪ .‬أ َ ْش َهدُ أ َ ْن آل ِإ ٰلهَ ِإالَّ هللاُ َو ْحدَهُ الَش َِري َْك لَهُ َ‬ ‫س ْب َحانَهُ َوت َ َعالَى َعلَى َماأ َ ْع َ‬ ‫ُ‬
‫طفَاهُ‪ .‬اللّٰ ُه َّم‬ ‫ص َ‬ ‫ارهُ هللاُ َوا ْ‬ ‫اخت َ َ‬ ‫َّ‬
‫س ْولُهُ الذِي ْ‬ ‫ع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫سيِِّدَنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ش ِإالَّ هللاَ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ َّن َ‬ ‫َي ْخ َ‬
‫ص ْحبِ ِه َو َم ْن َواالَهُ‬ ‫سيِِّ ِدنَا ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬و َعلَى ٰأ ِل ِه َو َ‬ ‫س ِلِّ ْم َعلَى َ‬ ‫ص ِِّل َو َ‬ ‫َ‬
‫اس‪ ،‬اتَّقُوا هللاَ َح َّق ت َ ْق َواهُ َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن يَ ْو َم ُك ْم ٰهذَا يَ ْو ٌم َع ِظ ْي ٌم‪َ ،‬و ِع ْيد ٌ َك ِر ْي ٌم‪،‬‬ ‫أ َ ِّمأَبَ ْعدُ؛ فَيَآ أَيُّ َها النَّ ُ‬
‫ام‪ ،‬فَ ُه َو يَ ْو ُم ت َ ْس ِبيْحٍ َوت َ ْح ِم ْي ٍد َوت َ ْه ِل ْي ٍل‬ ‫ام‪َ ،‬و َح َّر َم َعلَ ْي ُك ْم فِ ْي ِه ِ ِّ‬
‫الصيَ َ‬ ‫أ َ َح َّل هللاُ لَ ُك ْم فِ ْي ِه َّ‬
‫الط َع َ‬
‫ظ ُم ْوهُ َوت ُ ْوبُ ْوا ِإلَى هللاِ َوا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ‬‫س ِبِّ ُح ْوا َربَّ ُك ْم فِ ْي ِه َو َع ِ ِّ‬ ‫َوت َ ْع ِظي ٍْم َوت َ ْم ِج ْيدٍ‪ ،‬فَ َ‬
Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,

Pertama, mari kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan segenap
kemampuan berusaha melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Alhamdulillah di hari
yang penuh kemuliaan dan kemenangan ini, seluruh umat Islam di seluruh dunia memperingati hari raya
setelah sebulan penuh berpuasa Ramadhan, yaitu hari raya Idul Fitri. Karena itu dalam khutbah ini,
khatib akan menjelaskan apa makna Idul Fitri, bagaimana kita beridul fitri yang sesuai tuntunan Al-
Qur’an Sunnah dan para ulama, dan apa pelajaran penting yang dapat kita petik dari momentum hari
raya idul fitri yang mulia ini?

Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,

Hari raya Idul Fitri adalah hari raya kemenangan umat Islam. Umat Islam sudah seharusnya mengetahui
apa makna Idul Fitri. Kata “id” berasal dari akar kata âda – ya‘ûdu yang artinya kembali, sedangkan
kata fitri sebagaimana dalam kamus Munjid halaman 555 bermakna berbuka bagi orang yang berpuasa.
Dengan demikian, makna Idul Fitri adalah kembali berbuka puasa setelah sebulan penuh melaksanakan
ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kata Fitri memiliki kaitan dengan kata fitrah, dalam kamus yang
sama kata “fitrah” bermakna agama yang benar dan tabiat asal kejadian manusia. Maksudnya, setiap
orang yang berpuasa selama bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas karena Allah, akan diampuni
segenap dosanya yang telah lampau. Sehingga pada hari raya ini umat Islam kembali pada fitrah,
bagaikan bayi yang suci dan bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan. Imam
Bukhari dalam Shahih Bukhari juz 3 halaman 26 meriwayatkan hadits, Nabi bersabda:

‫غ ِف َر لَهُ َما تَقَد ََّم ِم ْن ذَ ْن ِب ِه‬


ُ ‫سابًا‬ ْ ‫ضانَ ِإي َمانًا َو‬
َ ‫اح ِت‬ َ ‫ام َر َم‬
َ ‫ص‬َ ‫َو َم ْن‬
“Barangsiapa puasa di bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas karena Allah, diampuni dosa-dosanya
yang telah lampau.”

Dari hadits di atas, setiap kaum Muslim yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan
keikhlasan karena Allah ta’ala, pada hari raya ini ia terbebas dari segala dosa, bersih suci sebagaimana
bayi yang baru lahir dari rahim ibunya. Sebagaimana sabda Nabi:

َ ‫ أ َ ْو يُ َم ِ ِّج‬،‫ص َرانِ ِه‬


‫سانِ ِه‬ ْ ‫ُك ُّل َم ْولُو ٍد يُولَد ُ َعلَى ال ِف‬
ِّ ِ َ‫ أ َ ْو يُن‬،‫ فَأ َ َب َواهُ يُ َه ِّ ِودَانِ ِه‬،ِ‫ط َرة‬
“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (Islam). Kedua orang tuanya yang akan menjadikannya
Yahudi, Nasrani, atau Majusi (HR Bukhari, juz 2, halaman 100).

Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,

Bagaimana kita beridul fitri yang sesuai tuntunan Al-Qur’an Sunnah dan para ulama?

Musthafa As-Siba’i dalam kitab Hakadza Allamtani Al-Hayat juz 1 halaman 118 membagi cara beridul
fitri menjadi tiga bagian, pertama, cara beridul fitri orang cerdas dan berakal. Orang cerdas melihat idul
fitri sebagai kesempatan untuk menambah ketaatan dan ibadah kepada Allah ‫ﷻ‬. Dengan silaturrahim,
halal bihalal, saling bermaafan, memberi sedekah, dan menolong orang lain.

Kedua, cara beridul fitri orang bodoh, orang yang melihat Idul Fitri sebagai kesempatan untuk
menambah maksiat dan melampiaskan hawa nafsunya, seperti mencela, menghina, membuat ujaran
kebencian, menebarkan hoaks, dan memecah belah umat Islam.

Ketiga, cara beridul fitri orang khilaf dan anak-anak. Orang khilaf dan anak-anak melihat idul fitri
sebagai kesempatan untuk bermain bersama teman-temannya, bersenang-senang, belanja baju baru dan
mendapatkan banyak fitrah dari keluarga dan sanak saudara.

Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah

Salah satu cara beridul fitri orang cerdas dan berakal, adalah menghidupkan tradisi yang amat baik
selepas Idul Fitri, yaitu tradisi saling memaafkan, atau lebih dikenal di Indonesia dengan tradisi halal bi
halal. Yang memiliki kesalahan meminta maaf pada yang disalahi; yang disalahi memberi maaf kepada
yang bersalah. Tradisi ini sesuai dengan firman Allah ‫ ﷻ‬dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 199:

َ‫ض َع ِن ْال َجا ِه ِلين‬ ِ ‫ُخ ِذ ْالعَ ْف َو َوأْ ُم ْر بِ ْالعُ ْر‬


ْ ‫ف َوأَع ِْر‬
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada
orang-orang yang bodoh.”

Selain itu, dalam sebuah hadits dijelaskan, orang yang bersalah diperintahkan untuk segera meminta
maaf atas kesalahannya. Sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari juz 3
halaman 129. Nabi bersabda:

َ‫ قَ ْب َل أ َ ْن الَ َي ُكون‬،‫ فَ ْل َيت َ َحلَّ ْلهُ ِم ْنهُ اليَ ْو َم‬، ٍ‫َيء‬


ْ ‫ض ِه أ َ ْو ش‬ِ ‫ظلَ َمةٌ ِِل َ ِخي ِه ِم ْن ِع ْر‬ ْ ‫َت لَهُ َم‬
ْ ‫َم ْن َكان‬
َ‫َات أ ُ ِخذ‬
ٌ ‫سن‬َ ‫ َوإِ ْن لَ ْم ت َ ُك ْن لَهُ َح‬،‫ظلَ َمتِ ِه‬ْ ‫صا ِل ٌح أ ُ ِخذَ ِم ْنهُ بِقَ ْد ِر َم‬ َ ‫ إِ ْن َكانَ لَهُ َع َم ٌل‬،‫َار َوالَ د ِْر َه ٌم‬ ٌ ‫دِين‬
‫احبِ ِه فَ ُح ِم َل َعلَ ْي ِه‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ت‬ َ ‫ِم ْن‬
ِ ‫سيِِّئَا‬
“Barangsiapa memiliki kesalahan terhadap saudaranya, baik moral maupun material, segera meminta
kehalalannya hari itu juga, sebelum sampai pada hari tiada dinar dan dirham. Jika hal tersebut terjadi,
bila ia memiliki amal baik, amal tersebut akan diambil sesuai kadar kesalahannya. Namun bila ia sudah
tidak memiliki kebaikan, maka ia akan ditimpakan kesalahan dari saudara yang ia salahi. Menjadi jelas,
mumpung hari ini semua orang sedang bahagia dengan menyambut hari raya idul fitri, semua orang
mudah memberi maaf, semua orang dalam keadaan lapang, mari kita manfaatkan momentum berharga
ini untuk saling bermaafan.

Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah

Pada momentum hari raya idul fitri ini, kita diperintahkan Allah ‫ ﷻ‬untuk peduli terhadap sesama, yaitu
kewajiban untuk mengeluarkan zakat fitrah sebanyak 1 sha’, kurang lebih 2.75 kilogram. yang
dikeluarkan sebelum shalat hari raya Idul Fitri. Sebagaimana hadits riwayat Ibnu Majah dalam kitab
Sunan Ibnu Majah Juz 1 halaman 585:

،ِ‫الرفَث‬ َّ ‫صائِ ِم ِمنَ اللَّ ْغ ِو َو‬ ُ ‫ط ِر‬


َّ ‫ط ْه َرة ً ِلل‬ ْ ‫سلَّ َم زَ َكاة َ ْال ِف‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ض َر‬ َ ‫َف َر‬
َّ ‫ي زَ َكاة ٌ َم ْقبُولَةٌ َو َم ْن أَدَّاهَا َب ْعدَ ال‬
َ ‫ص َالةِ فَ ِه‬
‫ي‬ َ ‫ص َالةِ فَ ِه‬ َّ ‫سا ِكين َم ْن أَدَّاهَا قَ ْب َل ال‬ َ ‫ط ْع َمةً ِل ْل َم‬
ُ ‫َو‬
ِ ‫صدَقَا‬
‫ت‬ َّ ‫صدَقَةٌ ِمنَ ال‬ َ
“Rasulullah mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang puasa dari kejelekan dan untuk
memberikan makan bagi orang miskin. Siapa membayar zakat fitrah sebelum shalat id, merupakan
zakat fitrah yang diterima. Dan siapa yang membayar zakat usai shalat id, dianggap sebagai sedekah.
(HR Ibnu Majah)

Tujuan zakat fitrah adalah untuk menyucikan diri orang yang berpuasa dari segala bentuk kesalahan
selama berpuasa. Tidak terasa orang berpuasa berkata kotor, melakukan ujaran kebencian, atau
menebarkan hoax, maka zakat fitrah ini berfungsi untuk menyucikan jiwa orang yang berpuasa agar
menjadi insan yang mulia. Selain itu zakat fitrah bertujuan untuk berbagi terhadap sesama muslim yang
membutuhkan, jangan sampai di hari raya yang mulia ini mereka masih memikirkan kebutuhan pangan.
Inilah kemuliaan agama Islam yang tidak hanya memperhatikan ibadah secara vertikal kepada Allah ‫ﷻ‬,
namun juga memperhatikan terhadap kebutuhan sesama muslim yang membutuhkan.

Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah

Apa pelajaran penting yang dapat kita petik dari hari raya idul fitri ini? Ibnu Rojab dalam Kitab
Lathoiful Ma’arif, juz 1, halaman 277 mengatakan:

ِ ‫ْس ْال ِعيْد ِل َم ْن ت َ َج َّم َل ِب‬


ِ ‫اللِّ َب‬
‫اس‬ َ ‫س ْالج ِديْد ِإنَّما َ اْل ِع ْيدُ ِل َم ْن‬
َ ‫طا َعاتُهُ ت َ ِزيْد لَي‬ َ ‫ْس ْال ِعيْد ِل َم ْن لَ ِب‬
َ ‫لَي‬
‫ت لَهُ الذُّنُ ْوب‬ْ ‫غ ِف َر‬ ِ ‫الر ُك ْو‬
ُ ‫ب ِإنَّ َما ال ِع ْيد ُ ِل َم ْن‬ ُّ ‫َو‬
"Hari raya Id tidak diperuntukkan bagi orang yang memakai pakaian baru tanpa cacat, hari raya id
diperuntukkan bagi orang yang semakin bertambah ibadah dan taat. Hari raya Id tidak diperuntukkan
bagi orang yang bagus pakaian dan kendaraannya, hari raya Id diperuntukkan bagi orang yang diampuni
dosa-dosanya.”

Hari raya idul fitri adalah jembatan untuk meningkatkan amal ibadah kita kepada Allah ‫ﷻ‬. Sebagaimana
tujuan diperintahkan puasa, yaitu menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah ‫ﷻ‬. Jika sebelum bulan
Ramadhan, ibadah kita belum baik, banyak melakukan kesalahan dan kejelekan, setelah hari raya Idul
Fitri ini, kita berkomitmen untuk memperbaiki diri, memperbaiki kesalahan, dan meminimalisir
kesalahan dan kejelekan.

Mari kita contoh puasanya ulat, sebelum berpuasa ia menjadi hewan yang menjijikkan, namun setelah
berpuasa selama beberapa waktu, ia menjadi kupu-kupu yang bersih dan disukai oleh banyak orang.
Jangan sampai kita berpuasa sebagaimana ular, tiada perbedaan selama melakukan puasa, bahkan
setelah puasa ia lebih ganas dari sebelumnya. Na’ûdzu billâhi min dzâlik. Semoga hari raya idul fitri ini
‫‪menjadi momentum bagi kita untuk semakin baik, semakin peduli, semakin indah, cinta damai dan‬‬
‫‪semakin rukun. Aamiin.‬‬

‫بارك هللا لي ولكم فى القرآن العظيم ونفعنى وإياكم بفهمه إنه هو البر الرحيم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫‪×،‬اَهللُ أ َ ْكبَ ُر ‪7‬‬


‫ا َ ْل َح ْمدُ ِهللِ َربِّ ِ ْال َعالَ ِميْنَ ‪ ،‬أ َ ْش َهد ُ أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َو ْحدَهُ الَش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ‬
‫ص َحا ِب ِه أ َ ْج َم ِعيْنَ ‪ .‬فَ َيا ِع َبادَ هللاِ‬ ‫سيِِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬ ‫س ِلِّ ْم َعلَى َ‬ ‫ص ِِّل َو َ‬‫س ْولُهُ‪ ،‬اَللَّ ُه َّم َ‬ ‫َو َر ُ‬
‫اِتَّقُ ْوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن ِإالَّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْونَ‬
‫يِ‪َ ,‬يا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ أ َ َمنُ ْوا‬ ‫لى النَّبِ ِّ‬ ‫صلُّ ْونَ َع َ‬ ‫الى ِف ْي ِكتَا ِب ِه اْل َع ِظي ِْم " ِإ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫قَا َل هللاُ ت َ َع َ‬
‫ص َحابِ ِه‬ ‫لى ا َ ِل ِه َوأ ً ْ‬
‫س ِيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َع َ‬ ‫لى َ‬ ‫س ِلِّ ْم َع َ‬ ‫ص ِِّل َو َ‬ ‫س ِلِّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما"‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫َ‬
‫لى يَ ْو ِم ال ِدِّي ِْن‪َ .‬و َعلَ ْينَا َم َع ُه ْم‬ ‫ان ِإ َ‬ ‫س ٍ‬‫أ َ ْج َم ِعيْنَ ‪َ .‬والتَّابِ ِعيْنَ َوتَابِعِ التَّابِ ِعيْنَ َو َم ْن تَبِ َع ُه ْم بِإ ِ ْح َ‬
‫اح ِميْنَ‬ ‫ِب َر ْح َمتِ َك يَا ا َ ْر َح َم َّ‬
‫الر ِ‬
‫ت ِإنَّ َك‬ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواِْل َ ْم َوا ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِلماَتِ‪َ ,‬واْل ُمؤْ ِمنِ ْينَ َواْل ُمؤْ ِمنَاتِ‪ ,‬ا َ ِْل َ ْح َي ِ‬
‫ي اْل َحا َجاتِ‪َ .‬ربَّنَا ا ْفت َ ْح بَ ْينَنَا َو َبيْنَ قَ ْو ِمنَا ِباْل َح ِّ ِ‬
‫ق‬ ‫اض َ‬ ‫ت َيا قَ ِ‬ ‫ْب الدَّ َع َوا ِ‬ ‫ْب ُم ِجي ُ‬ ‫س ِم ْي ٌع قَ ِري ٌ‬ ‫َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫سنَةً َوقِنَا َعذَ َ‬ ‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫سنَةً َو ِفي اْ ِ‬ ‫ت َخي ُْر اْلفَا ِت ِحيْنَ ‪َ .‬ربَّنَا أَتِنَا ِفي الدُّ ْن َيا َح َ‬ ‫َوأ َ ْن َ‬
‫َاء َواْل ُم ْن َك ِر‬ ‫ع ِن اْلفَ ْحش ِ‬ ‫هى َ‬ ‫بى َويَ ْن َ‬ ‫اء ذِي اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َوإِ ْيت َ ِ‬‫س ِ‬ ‫ِعبَادَ هللاِ إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر بِ ْالعَ ْد ِل َواْ ِإل ْح َ‬
‫ع ْوهُ يَ ْست َ ِجبْ لَ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ َ ْكبَ ُر‬ ‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪ .‬فَا ْذ ُك ُر ْوا هللاَ يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْد ُ‬ ‫َواْلبَ ْغي ِ يَ ِع ُ‬

You might also like