Implementasi Model Pembelajaran Konstruktivisme 5e

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/279681077

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME 5E YANG


DIINTERVENSI PETA KONSEP BERMEDIA KOMPUTER UNTUK
MENINGKATKAN PARTISIPASI MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN KIMIA
FISIKA I
Article · June 2008

CITATIONS READS
0 881

2 authors, including:

Mohammad Masykuri
Universitas Sebelas Maret
52 PUBLICATIONS 377 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Conference View project

All content following this page was uploaded by Mohammad Masykuri on 30 May 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


IMPLEMENTASIEndangMODELSusilowati PEMBELAJARANdan.Masykuri,ImplementasiKONSTRUKTIVISMEModelPembelajaran 5E... 81
YANG DIINTERVENSI PETA KONSEP BERMEDIA KOMPUTER
UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MAHASISWA DALAM
PERKULIAHAN KIMIA FISIKA I

Endang Susilowati dan M. Masykuri


Program studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Sebelas maret
Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta

Abstract. The aim of this research is to know the students’ participation in joining the subject of
Chemist Physics I by using constructivism learning model 5E intervened by concept map with
computer as media. This action research was done by two cycles started from action up to
reflection. Chemist department of FKIP UNS 2007 was the place of the research. The result of the
research indicates that (1) constructivism learning model 5E intervened by concept map with
computer as media is able to increase the students’ participation in joining the subject of Chemist
Physics 1. The students’ participation covers: their attendance 83,04%, their interest 61,30 %,
their asking activity 53,91%, their listening and noting activity 65,22%, their doing the task
65,22%, and their using library facilities 59,13%.

Keywords: constructivism 5E, concept map, and participation.

Pendahuluan menurunnya minat dan motivasi belajar


sehingga prestasi belajar menurun.
Dinamisasi dunia pendidikan yang ber- Lahirnya kurikulum berbasis kompetensi
tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran (KBK) telah mengubah paradigma baru dalam
senantiasa dilakukan untuk mengantisipasi peru- proses pembelajaran. Di tingkat pendidikan
bahan yang senantiasa terjadi. Terkait dengan hal tinggi, mestinya dosen bukan lagi satu-satunya
itu, dalam pendidikan tinggi program pembel- sumber pengetahuan, tetapi merupakan bagian
ajaran diarahkan agar dapat memberikan motivasi integral dalam sistem pembelajaran. Tuntutan
dan inovasi pada mahasiswa dalam membelajaran terhadap pelayanan pembelajaran saat ini banyak
dan menelaah bidang ilmu yang dikaji. disebabkan oleh perkembangan kemajuan ilmu
Permasalahan pembelajaran di tingkat pengetahuan dan teknologi. Karenanya, konsep
pendidikan tinggi saat ini adalah masih adanya pembelajaran saat ini pun berubah dari dosen
gaya pembelajaran searah (top down), dominasi mengajar menjadi mahasiswa belajar. Asumsi
dosen dalam pembelajaran, keengganan dosen pergeseran itu bertitik tolak pada mahasiwa yang
melakukan inovasi pembelajaran, dan kurangnya diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
link dengan dunia kerja (industri dan institusi dirinya dalam memperkaya ilmu pengetahuan,
pembelajaran tingkat menengah) tingkat sikap, dan keterampilan berdasarkan kompetensi
partisipasi mahasiswa sangat minim. Hal ini yang ada pada kurikulum. Model pembelajaran
menyebabkan minimnya tingkat partisipasi maha- yang sesuai dengan pemikiran terebut adalah
siswa dalam pembelajaran dan berimbas pada dengan pendekatan konstruktivisme.

81
82 Varia Pendidikan, Vol. 20, No. 1, Juni 2008

Pengetahuan atau pengertian mahasiswa kesulitan tinggi, antara lain mata kuliah Kimia
diperoleh sebagai akibat dari proses konstruksi Fisika 1. Sebagaimana mata kuliah kimia fisika
(aktif) yang berlangsung terus menerus dengan yang lain, bagi sebagian mahasiswa mata kuliah
cara mengatur, menyusun dan menata ulang ini dirasa sukar (Masykuri, et al, 2000: 32). Hal
pengalaman yang dikaitkan dengan struktur ini karena materinya banyak mengandung apli-
kognitif yang dimiliki sehingga struktur kognitif kasi matematis, biologis, dan fisik.
tersebut sedikit demi sedikit dimodifikasi dan Menurut struktur kurikulum yang berlaku
dikembangkan. Oleh karena pengetahuan dicip- pada Program Studi Pendidikan Kimia, keter-
takan dalam pikiran mahasiswa sebagai hasil dari kaitan Kimia Fisika I dengan matakuliah-mata-
interaksi pancaindera mahasiswa dengan dunia- kuliah yang lain sangatlah erat. Pada satu sisi,
nya maka pengetahuan tidak semata-mata di- matakuliah Kimia Fisika I menuntut prasyarat
ucapkan atau ditransfer oleh dosen kepada mata kuliah (prerequisite): Kimia Dasar I, Kimia
mahasiswa (Rahayu, 2002: 23). Pembelajaran Dasar II, Matematika Dasar I, Matematika Dasar
konstruktivisme dilandasi oleh lima prinsip dasar II, Fisika Dasar I dan Fisika Dasar II. Pada sisi
(Moussiaux and Norman, 2001), yaitu: 1) meng- lain, Kimia Fisika I diperlukan sebagai salah satu
aktifkan pengetahuan awal, 2) memperoleh pendukung matakuliah-matakuliah pilihan, antara
pengetahuan, 3) memahami pengetahuan, 4) lain Kimia Bahan Alam, Kimia Industri, Kimia
menggunakan pengetahuan, dan 5) merefleksikan Bumi dan Antariksa, dan Prakarya Kimia, disam-
pengetahuan. Salah satu strategi pembelajaran ping juga sebagai pendukung utama mata kuliah
yang diwarnai oleh prinsip-prinsip konstrukti- Penelitian dan Tugas Akhir (Skripsi). Secara
vistik yakni pembelajaran siklus belajar (learning paralel dan sinergis Kimia Fisika I berjalan ber-
cycle) (Krajcik, 1991: 125). iringan dengan mata kuliah Kimia Analitik, Kimia
Berdasarkan ciri tersebut maka jelas bahwa Organik, Kimia Anorganik, Radiokimia dan Bio-
belajar bagi konstruktivis adalah kegiatan yang kimia (Evaluasi Diri Program Kimia FKIP UNS,
aktif, yang dibangun sendiri oleh mahasiswa. 2002:51).
Pencarian terhadap arti dari yang mereka pelajari Secara garis besar ruang lingkup mata-
merupakan proses penyesuaian konsep dan ide- kuliah Kimia Fisika I terdiri dari: konsep-konsep
ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dasar, hukum termodinamika pertama, termo-
dalam pikiran mereka. Belajar juga merupakan kimia, hukum termodinamika kedua, energi bebas,
tanggung jawab diri mahasiswa yang meliputi dan hukum termodinamika ketiga. Bebe-rapa
pengalaman, pengetahuan yang telah dipunyai bagian dalam cakupan materi tersebut me-
dan kemampuan kognitif serta lingkungan. ngandung tingkat kesulitan yang tinggi. Konsep-
Sebaliknya, mengajar menurut kaum kon- konsep sulit tersebut dapat merupakan salah satu
struktivis bukanlah memindahkan pengetahuan atau gabungan dari: konsep-konsep matematis
dari dosen ke mahasiswa, melainkan suatu ke- yang memerlukan perhitungan rumit, konsep-
giatan yang memungkinkan mahasiswa mem- konsep abstrak yang memerlukan pemodelan,
bangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti ataupun konsep-konsep pendalaman/pengayaan
partisipasi dengan pelajar dalam membentuk yang memerlukan terapan konsep dari bidang
pengetahuan, membuat makna, mencari keje- kimia yang lain.
lasan, bersikap kritis dan mengadakan justifikasi, Peningkatan pemahaman mahasiswa
sehingga mengajar merupakan suatu bentuk terhadap konsep-konsep sukar pada gilirannya
belajar sendiri (Paul, S. 1997: 66). akan berimbas pada peningkatan kompetensi
Inovasi pembelajaran mutlak diperlukan mahasiswa secara umum. Terkait dengan hal ini
terutama untuk mata kuliah yang memiliki tingkat Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 sebagai
Endang Susilowati dan M. Masykuri, Implementasi Model Pembelajaran ............. 83

penjabaran UU Pendidikan Nasional No. 20 tahun Metode


2003 membedakan 4 jenis kompetensi yaitu
kompetensi paedagogik, kepribadian, profesional Penelitian ini merupakan penelitian
dan sosial. Di antara keempat jenis kompetensi tindakan kelas (classroom action research) yang
tersebut, kompetensi profesional yang diartikan menggunakan pendekatan kualitatif karena
sebagai kemampuan penguasaan materi pem- menggunakan sumber data langsung sebagai latar
belajaran secara luas dan mendalam memerlukan ilmiah, data deskriptif berupa kata-kata atau
penanganan yang sangat khusus, terutama untuk menggunakan kalimat, dibatasi oleh fokus,
mata kuliah kompleks seperti Kimia Fisika I. analisis data dilakukan secara induktif dan lebih
Upaya peningkatan kompetensi mahasiswa mementingkan proses daripada hasil. Adapun
dalam Kimia Fisika I dapat dilakukan dengan pe- jenis penelitian yang digunakan adala penelitian
ngembangan metode pembelajaran. Aplikasi pende- tindakan partisipan, karena peneliti terlibat
katan siklus belajar 5 fase sudah pernah dilakukan langsung dari awal hingga akhir penelitian. Hal ini
oleh peneliti yang sama dalam Mata Kuliah Kese- sesuai dengan pendapat Madya (1994:9) bah-wa
timbangan Fase melalui 2 siklus (Endang Susilowati orang yang melakukan tindakan harus terlibat
dkk, 2003), namun hasilnya belum optimal, dalam proses penelitian dari awal hingga akhir.
sehingga perlu dilakukan modifikasi dengan Penelitian dilaksanakan di Program studi
pendekatan lain misalnya penggunaan media. Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Univer-
Berdasarkan pada uraian di atas, maka sitas Sebelas Maret Surakarta. Waktu penelitian
salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan dari bulan April 2006 sampai bulan Nopember
pembelajaran Kimia Fisika I adalah pemanfaatan 2007, dengan pelaksanaan tindakan pada semes-
model konstruktivisme 5E yang diintervensi peta ter gasal Agustus 2007 sampai Januari 2008.
konsep bermedia komputer. Aplikasi 5E terdiri Subjek pengembangan adalah mahasiswa
dari lima fase yaitu engagement, exploration, Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNS
explanation, elaboration/extension, dan evalu- Surakarta. Objek penelitian ini adalah serta stra-
ation (Lorsbach, 2001). Setiap fase dalam tegi pembelajarannya menggunakan pendekatan
pembelajaran 5E memiliki fungsi khusus untuk siklus belajar 5-E yang diintervensi peta konsep
menyumbang proses belajar dikaitkan dengan bermedia komputer dan tingkat partisipasi
asumsi tentang aktifitas mental dan fisik maha- mahasiswa dalam perkuliahan Kimia Fisika I.
siswa serta strategi yang dikerjakan dosen sangat Data yang dikumpulkan dalam penelitian
mendukung tercapainya pemahaman konsep ini meliputi keseluruhan kegiatan dari awal
mahasiswa terhadap konsep-konsep yang kom- sampai akhir yang diambil melalui wawancara
pleks. dan pengisian angket, observasi dengan lembar
Implementasi model pembelajaran kon- pengamatan, catatan lapangan. Data meliputi:
struktivisme 5E yang diintervensi peta konsep data persepsi awal mahasiswa tentang mata
bermedia komputer ini dilakukan dengan kuliah Kimia Fisika I, data tentang kelebihan
penelitian tindakan kelas (Classroom Action dan kekurangan strategi pembelajaran yang
Research) dengan pendekatan kualitatif yang diguna-kan dosen dan data tingkat partisipasi
terdiri dari 2 siklus (Madya, 1994:8). Adapun mahasiswa dalam perkuliahan Kimia Fisika I.
fokus dari penelitian yang dilakukan adalah Teknik analisis data dilakukan dalam tiga
enyusun model pembelajaran siklus belajar model komponen berurutan: reduksi data, penyajian data,
5E yang diintervensi peta konsep bermedia dan penarikan kesimpulan. Dalam pene-litian ini
komputer dan mengetahui tingkat partisipasi reduksi data meliputi penyeleksian data melalui
mahasiswa dalam perkuliahan kimia fisika I. ringkasan atau uraian singkat, dan peng-
84 Varia Pendidikan, Vol. 20, No. 1, Juni 2008

golongan data ke dalam pola yang lebih luas. Kegitan tahap identifikasi masalah ini
Penyajian data dilakukan dalam rangka meliputi identifikasi kesalahan pemahaman
mengor-ganisasikan data yang merupakan konsep-konsep Kimia Fisika I dari mahasiswa dan
penyusunan informasi secara sistematik dari dosen melalui tes tertulis. Selain itu juga identi-
hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, fikasi kesalahan strategi pembelajaran yang telah
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi digunakan pada tahun lalu, dan berdasarkan hasil
pada masing-masing siklus (tindakan). identifikasi permasalahan di atas kemudian dite-
Penarikan kesimpulan merupakan upaya tapkan prioritas permasalahan untuk dibuat model
pencarian makna data, mencatat keteraturan, pembelajarannya berdasarkan pendekatan siklus
dan penggolongan data. Data yang terkumpul belajar 5E yang diintervensi peta konsep ber-
disaji-kan secara sistematis dan diberi makna. media komputer.
Untuk menjaga keabsahan data dalam Tahap sosialisasi dilakukan sesama tim
penelitian ini digunakan teknik triangulasi, yaitu pengampu dengan cara melakukan diskusi yang
teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan terus menerus menyangkut materi dan model
sesuatu yang lain di luar data itu (Rochman Nata- pembelajaran yang diterapkan selama perku-
widjaja, 1997:21). Triangulasi dalam penelitian liahan.
ini meliputi 1) triangulasi dengan sumber, dila- Pada tahap perencanaan atau penyusunan
kukan dengan membandingkan dan mengecek model, tim peneliti menyusun pendekatan pem-
ulang data hasil pengamatan, dengan hasil wa- belajaran siklus belajar dengan model 5E yang
wancara: 2) triangulasi dengan metode, dilakukan diintervensi peta konsep bermedia komputer yang
dengan membandingkan dan mengecek ulang telah diterapkan dalam Kimia Fisika I. Rancangn
informasi dari pengamatan, wawancara, dan tes ini meliputi menyusun skenario pembelajaran dan
akhir tindakan dengan metode yang digunakan menyusun instrumennya. Setelah rancangan
dalam tindakan, dan 3) triangulasi dengan teori pembelajaran tersusun kemudian disimulasikan
dilakukan untuk membandingkan data hasil untuk dilakukan perbaikan.
tindakan, pengamatan, dan wawancara dengan te- Model pembelajaran siklus belajar 5E yang
ori yang terkait. diintervensi peta konsep bermedia komputer yang
Secara umum, langkah-langkah/prosedur telah disusun tim peneliti diterapkan untuk kelas
operasional pengembangan terdiri dari tahap sesungguhnya pada tahap pelaksanaan/tindakan.
refleksi awal/penyadaran, tahap identifikasi Pada pelaksanaannya tim peneliti mengacu pada
masalah, tahap sosialisasi, tahap perencanaan atau langkah-langkah engagement, exploration, expla-
penyusunan model, tahap pelaksanaan/ tindakan, nation, elaboration/ extension dan evalustion.
tahap observasi dan evaluasi, tahap analisis dan Pada tahap observasi dan evaluasi, tim
refleksi, tahap tindak lanjut. Masing-masing tahap peneliti mengadakan pengamatan terhadap
diuraikan pada penjelasan berikut. pelaksanaan perkuliahan. Fokus pengamatan
Pada tahap refleksi awal/penyadaran ditekankan pada pembelajaran konsep-konsep
dilakukan diskusi antar tim pengampu mata yang memiliki tingkat kesulitan tinggi; imple-
kuliah Kimia Fisika I Program studi Pendidikan mentasi model siklus belajar 5E yang diinter-
Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas vensi peta konsep bermedia komputer terhadap
Sebelas Maret Surakarta mengenai evaluasi kualitas perkuliahan secara menyeluruh, yang
terhadap perkuliahan pada tahun sebelumnya meliputi: tingkat pemahaman konsep Kimia
dan rencana pelaksanaan proses pembelajaran Fisika I, peranserta mahasiswa dalam perku-
serta perma-salahannya dengan mengacu pada liahan, dan keslitan dosen pengampu dalam
silabi yang berlaku. melaksanakan model belajar.
Endang Susilowati dan M. Masykuri, Implementasi Model Pembelajaran ............. 85

Tahap analisis dan refleksi dilakukan siswa, dan prioritas yang diperbaiki dalam
terhadap pelaksanaan proses pembelajaran, hasil pengajaran Kimia Fisika I. Hasil identifikasi
penguasaan materi (nilai tes), dan tanggapan persepsi awal mahasiswa adalah bahwa mata-
terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan kuliah Kimia Fisika I adalah matakuliah yang
dosen. Berdasar pelaksanaan tahap observasi dan sukar (55 %), matematis (86 %), abstrak (82 %)
evaluasi sebelumnya, data yang diperoleh selan- dan kompleks (94 %). Pada pengisian angket ini,
jutnya menjadi bahan refleksi bagi tim peneliti untuk indikator sukar ada 41 % mahasiswa yang
untuk perbaikan model pembelajaran yang telah merasa ragu-ragu dalam menjawab, sehingga
dibuat maupun penyusunan model pembelajaran dimungkinkan lebih dari 55 % yang merasa
pokok bahasan lainnya (pada siklus II). Setelah bahwa matakuliah Kimia Fisika I adalah sukar.
perbaikan selesai kemudian dibuat model Pada identifikasi cara belajar siswa diper-
pembelajaran terpilih untuk diterapkan pada tahun oleh hasil bahwa minat belajar mahasiswa
ajaran berikutnya, serta untuk ditularkan kepada memiliki kategori sedang dan mahasiswa rata-
dosen kimia yang lain agar dapat diterap-kan rata belajar rutin pada malam sebelum kuliah.
dalam perkuliahan. Setelah kegiatan riset aksi ini Dari identifikasi kekurangan strategi
diharapkan ada tindak lanjut tim peneliti untuk pembelajaran yang telah digunakan pada tahun-
melakukan perbaikan terus-menerus serta tahun sebelum-nya diketahui bahwa prioritas
mengembangkan strategi pembelajaran agar yang perlu diper-baiki untuk menngkatkan
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. kualitas pembelajaran Kimia Fisika I adalah
Prosedur dan langkah-langkah dalam matode mengajar dosen, adanya media ajar dan
melaksanakan tindakan mengikuti model yang Dilengkapi buku teks/ referensi.
dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart Berdasarkan hasil identifikasi permasa-
(dalam Rofi’uddin, 1996:31) berupa siklus lahan di atas kemudian ditetapkan prioritas per-
spiral yang terdiri dari: perencanaan, masalahan untuk dibuat model pembelajarannya
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi berdasarkan model konstruktivisme 5E diinter-
yang diikuti siklus spiral berikutnya. vensi peta konsep bermedia komputer yang di-
intervensi peta konsep yang bermedia komputer.
Hasil dan Pembahasan Sosialisasi dilakukan sesama tim pengam-
pu dengan cara melakukan diskusi yang terus
Hasil penelitian ini mencakup temuan dan menerus menyangkut materi dan model pem-
analisis mengenai pelaksanaan pembelajaran belajaran yang diterapkan selama perkuliahan.
Kimia Fisika I dan langkah-langkah dalam Kegiatan tindakan dalam pembelajaran
melaksanakan tindakan mengikuti siklus spiral sebagai wujud implementasi pelaksanaan model
yang terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan konstruktivisme 5E diintervensi peta konsep
tindakan, observasi, dan refleksi, yang diikuti bermedia komputer dalam pembelajaran Kimia
siklus spiral berikutnya. Beberapa aspek kuan- Fisika I ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus
titatif disertakan untuk mendukung tercapainya spiral. Masing-masing siklus terdiri dari: Pra
indikator peningkatan kualitas proses dalam Tindakan, Perencanaan Tindakan, Pelaksanaan
pembelajaran mencakup: tingkat partisipasi Tindakan, Observasi dan Evaluasi, serta
mahasiswa dalam pembelajaran dan persepsi Analisis dan Refleksi.
mahasiswa terhadap pembelajaran. Kegiatan pra tindakan yang dilakukan
Identifikasi kondisi awal mahasiswa yang meliputi: refleksi awal/penyadaran, identifikasi
dilakukan mencakup mata persepsi terhadap mata masalah dan sosialisasi. Pada tahap ini dilakukan
kuliah, gaya belajar, minat dan gaya belajar maha- diskusi antar tim pengampu mata kuliah Termo-
86 Varia Pendidikan, Vol. 20, No. 1, Juni 2008

dinamika Program Studi Pendidikan Kimia konstruktivistik pada tindakan I ini memang
FKIP UNS Surakarta mengenai evaluasi belum dapat dilaksanakan secara optimal,
terhadap perkuliahan pada tahun sebelumnya karena mahasiswa masih sangat tergantung
dan rencana pelaksanaan proses pembelajaran pada instruksi dosen (peneliti).
serta permasa-lahannya dengan mengacu pada Di samping ketuntasan belajar, indikator
silabi yang berlaku. keberhasilan dalam pembelajaran adalah kualitas
Pada tahap Perencanaan Tindakan tim proses pembelajaran yang meliputi yaitu kualitas
peneliti menyusun model pembelajaran pembelajaran menurut persepsi mahasiswa sela-
konstruk-tivisme 5E diintervensi peta konsep ma perkuliahan Kimia Fisika I dan tingkat
bermedia komputer yang diintervensi peta partisipasi mahasiswa. Indikator persepsi maha-
konsep bermedia komputer yang telah siswa dalam penelitian ini meliputi: penerapan
diterapkan dalam Kimia Fisika I. Setelah model belajar konstruktivisme 5E diintervensi
rancangan pembelajaran tersusun kemudian peta konsep bermedia komputer dalam pembe-
disimulasikan untuk dilakukan perbaikan. lajaran, unjuk kerja (performance) dosen, tingkat
Model pembelajaran konstruktivisme 5E partisipasi mahasiswa dalam perkuliahan dan
diintervensi peta konsep bermedia komputer yang kualitas media ajar yang digunakan.
diintervensi peta konsep bermedia komputer yang Secara umum penerapan pembelajaran
telah disusun tim peneliti diterapkan untuk kelas yang berorientasi pada konstruktivistik pada
sesungguhnya. Pada pelaksanaannya tim peneliti tindakan II ini sudah lebih baik dibanding tin-
mengacu pada langkah-langkah engagement, dakan I, tetapi belum optimal. Pada pembelajaran
exploration, explanation, elaboration/ extension tindakan II ini, tujuan pembelajaran sudah ter-
dan evalustion. capai. Suasana pembelajaran yang kondusif ter-
Dari hasil pengamatan yang dilakukan tim nyata sangat membantu mahasiswa dalam belajar
peneliti diperoleh temuan bahwa, pada awal sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
pembelajaran, mahasiswa terlihat agak kaku, Hasil umpan balik berupa pesepsi maha-
karena belum terbiasa. Kelompok kecil yang telah siswa terhadap peberapan model pembelajaran 5E
dibentuk belum sepenuhnya menjalankan fungsi yang diintervensi peta konsep bermedia kom-
kerjasama antar anggota kelompok. Selain itu, puter (Tabel 1) menunjukkan bahwa menurut
antusiasme dan motivasi dari mahasiswa belum mahasiswa model pembelajaran tersebut dinilai
nampak, bahkan mahasiswa masih sangat ter- baik. Hal ini ditunjukukkan oleh persepsi maha-
gantung pada instruksi peneliti. Kesempatan yang siswa pada kelima yaitu tahap pembelajaran
diberikan bagi mahasiswa untuk menguji prediksi engagement (penjajakan dosen-mahasiswa),
atau membuat prediksi yang baru, mencoba explanation (pemaparan konsep mahasiswa),
alternatif, dan mendiskusikannya dengan teman elaboration/extension (perluasan dan pendalaman
sekelompok, serta mencatat pengamatan dan ide- konsep mahasiswa) dan evaluation (penilaian
ide belum dapat dilaksanakan optimal. Selanjut- dosen-mahasiswa) yang cenderung baik.
nya, pada tatap muka berikutnya mahasiswa mulai Metode mengajar yang dikembangkan
terlihat antusias dan termotivasi untuk mengikuti diintervensi dengan peta konsep bermedia kom-
pembelajaran. puter. Menurut mahasiswa, media ajar yang digu-
Terdapat perbedaan dalam pelaksanaan nakan sudah baik/memuaskan, seperti ditunjukkan
pembelajaran pada kedua siklus. Pada siklus pada Tabel 2. Persepsi mahasiswa terhadap media
tindakan I, pembelajaran difokuskan agar maha- yang digunakan berkisar 78 – 84 % mahasiswa
siswa memahami konsep Termodinamika. Pene- menilai baik dan baik sekali, sedangkan selebihnya
rapan pembelajaran yang berorientasi pada menilai cukup. Adanya tanggapan positif dari ma-
Endang Susilowati dan M. Masykuri, Implementasi Model Pembelajaran 87

Tabel 1. Persepsi Mahasiswa terhadap Penerapan Model Konstruktivisme 5E diintervensi peta


konsep bermedia komputer

Persepsi Mahasiswa (%)


No Tahap-tahap Pembelajaran
1 2 3 4 5
1. Engagement 0,00 6,52 32,61 52,17 8,70
2. Exploration 0,00 2,17 36,96 50,00 8,70
3. Explanation 0,00 6,52 47,83 36,96 6,52
4. Elaboration/extension 0,00 6,52 32,61 54,35 4,35
5. Evaluation 0,00 4,35 28,26 52,17 13,04

Keterangan: 1. Sangat kurang; 2. Kurang; 3. Cukup; 4. Baik; dan 5. Baik sekali

Tabel 2. Persepsi mahasiswa terhadap media ajar yang digunakan

Persepsi Mahasiswa (%)


No Uraian 1 2 3 4 5
1. Pemilihan media ajar yang digunakan
0 0 15,22 58,70 26,09
dosen dalam perkuliahan
2. Tampilan media ajar yang digunakan
0 0 15,22 47,83 36,96
dosen dalam perkuliahan
3. Kejelasan media ajar dalam
0 0 30,43 54,35 15,22
menguraikan materi perkuliahan
4. Peranan/kontribusi media ajar dalam
memahami konsep-konsp Kimia Fisika 0 0 26,09 65,22 8,70
I
Keterangan: 1 Sangat kurang; 2. Kurang; 3. Cukup baik; 4. Baik; dan 5. Baik sekali

hasiswa terhadap media yang digunakan menun- konstruktivisme 5E diintervensi peta konsep
jukkan adanya kontribusi dalam pencapaian bermedia komputer di kelas. Tingkat
ketuntasan pemahaman terhadap konsep-konsep performance cukup baik ini tampak pada
dalam mata kuliah Kimia Fisika I. indikator ketrampilan dosen dalam menyajikan
Sedangkan Persepsi mahasiswa terhadap materi dan ketrampilan dosen dalam bertanya.
dosen dalam perkuliahan (Tabel 3), secara umum Hasil umpan balik mengenai partisipasi
menunjukkan kualitas yang baik. Persepsi mahasiswa (Tabel 4) dalam pembelajaran menun-
mahasiswa yang menilai performence dosen jukkan tingkat kehadiran mahasiswa dalam
dalam perkuliahan cenderung baik. Hal ini sangat perkuliahan sangat tinggi. Ini tentu membawa
mendukung implementasi model pembelajaran dampak positif dalam menyumbangkan aspek
88 Varia Pendidikan, Vol. 20, No. 1, Juni 2008

Tabel 3. Persepsi mahasiswa terhadap dosen dalam perkuliahan

Persepsi Mahasiswa (%)


No Tahap-tahap Pembelajaran
1 2 3 4 5
1. Variasi strategi penyajian dosen 0,00 6,52 54,35 28,26 8,70
2. Motivasi belajar yang diberikan dosen 0,00 6,52 54,35 32,61 6,52
3. Kejelasan uraian dosen 0,00 4,35 56,52 30,43 6,52
4. Kualitas pertanyaan dosen 0,00 0,00 43,48 52,17 2,17
5. Ketrampilan dosen dalam menyajikan
0,00 0,00 50,00 41,30 8,70
materi
Keterangan: 1 Sangat kurang; 2. Kurang; 3. Cukup; 4. Baik; dan 5. Baik sekali

pemahaman mahasiswa terhadap materi yang Sementara itu minat mahasiswa, keaktifan
dikaji di kelas. Tingkat kehadiran yang tinggi mendengarkan dan mencatat serta pengerjaan
(83,04%). Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa tugas sudah cukup baik, namun temuan lain
faktor, antara lain materi ajar yang sangat penting, menunjukkan bahwa penerapan model konstruk-
adanya media yang menarik, faktor dosen ataupun tivisme 5E diintervensi peta konsep bermedia
metode pembelajaran yang diberikan yang komputer belum efektif mendorong mahasiswa
bervariasi. Semua faktor tersebut saling untuk bertanya (tingkat partisipasi mahasiswa
menunjang mendukung terhadap implementasi masih belum cukup tinggi. Menurut pengamatan
model konstruktivisme 5E diintervensi peta di lapangan, keengganan mahasiswa untuk
konsep bermedia komputer selama perkuliahan. bertanya sebagian disebabkan mahasiswa sudah

Tabel 4. Tingkat Partisipasi Mahasiswa dalam Pembelajaran

Tingkat Partisipasi
No. Indikator
Mahasiswa (%)
1. Tingkat kehadiran mahasiswa 83,04
2. Minat mahasiswa 61,30
3. Keaktifan bertanya 53,91
4. Keaktifan mendengarkan dan mencatat 65,22
5. Pengerjaan tugas 65,22
6. Pemanfaatan sarana perpustakaan 59,13
Rata-rata 64,64

Keterangan: 10 – 20 % = Sangat kurang, 21 – 40 % = Sangat kurang, 41 – 60 % = cukup


baik 61 – 80 % = baik, 81 – 100 % = sangat baik
Endang Susilowati dan M. Masykuri, Implementasi Model Pembelajaran ............. 89

faham terhadap materi namun sebagian lain tifan bertanya 53,91 %, keaktifan mendengarkan
memang disebabkan faktor psikis mahasiswa, dan mencatat 65,22 %, pengerjaan tugas 65,22%,
di mana mahasiswa malu untuk bertanya. pemanfaatan sarana perpustakaan 59,13%.
Secara umum, dari indikator persepsi Pengembangan model pembelajaran ini te-
mahasiswa terhadap perkuliahan menunjukkan lah memberikan hasil yang cukup baik dalam me-
bahwa model pembelajaran yang diterapkan ningkatkan kualitas proses dalam mata kuliah
cukup mampu meningkatkan partisipasi Kimia Fisika I yang meliputi kualitas model pem-
mahasiswa. Tingkat partisipasi yang cukup belajaran dan tingkat partisipasi mahasiswa dalam
tinggi ini secara simultan akan mendorong perkuliahan. Namun hasil tersebut masih belum
tercapainya tujuan pembelajaran. optimal. Upaya perbaikan dapat dilakukan secara
terus menerus menyangkut segala aspek yang
Simpulan terkait dalam pembelajaran, termasuk faktor
mahasiswa, kurikulum/silabi, sarana prasarana,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dan lain-lain.
model pembelajaran konstruktivisme 5E yang Di samping itu model pembelajaran ini
diintervensi peta konsep bermedia komputer da- dapat pula diterapkan untuk perkuliahan lain
pat meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam terutama untuk mata kuliah yang memiliki tingkat
perkuliahan Kimia Fisika I Peningkatan partisi- kesulitan yang tinggi. Secara sinergi hal ini akan
pasi mahasiswa meliputi: tingkat kehadiran maha- memberikan dampak positif pada peningkatan
siswa 83,04 %, minat mahasiswa 61,30 %, keak- kualitas pembelajaran diperguruan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Endang Susilowati Dan M. Masykuri. 2003. Pengembangan Pembelajaran Kimia Menggunakan


Pendekatan Siklus Belajar dengan Model 5-E Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep-
Konsep Kesetimbangan Fase. Laporan Penelitian LPTK. Surakarta: LPPM UNS.
FKIP UNS. 2002. Buku Pedoman Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Surakarta: FKIP UNS.

Krajcik, J.S. 1991. Developing Student’s Understanding of Chemical. In S.M. Glynn, R.H. Yeanny
dan B.K. Britton (Eds). The Psychology of Learning Science Concepts. (pp. 117-147).
Hillsdale, N.J: Erlbaum.
Lorsbach, A.W. 2001. The Learning Cycle as a Tool for Planning Science Instruction. Online.
Http:// www.coe.ilstu.edu/science/lorsbach/257lrcy.htm, diakses 10 Agustus 2006).
Madya, S. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.

Masykuri, M., Sulistyo Saputro dan A. Darjono. 2000. Pengembangan Pembelajaran Mata Kuliah
Kimia Fisika IV Program Studi Kimia FKIP UNS Tahun 1999/2000 menggunakan Piranti
Lunak Power Point. Surakarta: Puslitbangjari UNS.
Moussiaux, S.J. dan Norman, J.T. 2001. Constructivist Teaching Practices: Perceptions of Teachers and
Students. Online. Http://www.ed. psu.edu/ci/Journals/97file2.htm, diakses 8 Maret 2001).
90 Varia Pendidikan, Vol. 20, No. 1, Juni 2008

Rochman, Natawidjaja. 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung:
Depdikbud IKIP Bandung.
Paul Suparno. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.
Program Kimia FKIP UNS. 2002. Laporan Evaluasi Diri (Self Evaluation). Surakarta: Program Kimia
FKIP UNS.
Rahayu, S. 2002. Pengembangan Model-Model Pembelajaran Berbasis Konstruktivistik dalam
Pembelajaran Kimia. Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY.
Madya, S. 1994. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembega Penelitian IKIP
Yogyakarta.

View publication stats

You might also like