Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Putu Rina Widhiasih, dkk.

, Potensi Ekstrak Kulit Buah Delima Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans


Secara In Vitro

Number 2
POTENSI EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA TERHADAP PERTUMBUHAN
Candida albicans SECARA IN VITRO
Putu rina Widhiasih1, I Nyoman Jirna2, IGA. Sri Dhyanaputri3

Abstract

Background: Infection by the Candida albicans has increased globally and reported fungal
resistance to synthetic antifungal. It is, therefore, necessary to develop effective antifungal
medicines for the treatment of infection by Candida albicans.
Purpose: This study aims to determine the content of phytochemical and inhibitory power of
pomegranate skin extract on Candida albicans growth.
Methode: This research type is the true experiment with post test only control design. The
method used for the phytochemical test is qualitative tube method. Pomegranate skin
resistivity test on Candida albicans growth was done by disc diffusion method. The
pomegranate skin is tested at concentrations of 100%, 75%, 50%, 25% and 10%. Negative
control with 96% alcohol and positive control using ketocenazole 2%.
Result: The results of phytochemical tests showed pomegranate skin extract containing
saponins, tannins, and flavonoids. Pomegranate skin extracts are not able to inhibit the
growth of Candida albicans by disc diffusion method.
Conclusion:The conclusion of this study is pomegranate skin extracts can not inhibit
Candida albicans growth, For other researchers which use jatropha curcas twigs, are
suggested to do a phytochemical test quantitatively and to test the antifungal potential with
liquid DMSO 10%, kloroform and petroleum eter.
.
Keywords:Potential antifungal, pomegranate skin extract, Candida albicans

PENDAHULUAN flukonazol pada pasien DM tipe 2 di


RSUD Banda Aceh sekitar 9,7% resisten
Pengobatan terhadap infeksi
dan 16,1% intermediet 2. Pengobatan dari
kandidiasis biasanya ditangani dengan
infeksi jamur ini tidak terlalu banyak
antifungi nistatin topikal, ketokonazol atau
dikembangkan dan kasus infeksi ini
flukonazol oral. Kandidiasis sistemik
berkembang sangat pesat. Hal itu
diterapi dengan amfoterisin B yang pada
mendorong peneliti untuk
kasus tertentu ditambah dengan flusitosin,
1 mengembangkan pengobatan terhadap
flukonazol atau caspofungin oral . Hasil
infeksi jamur dengan menggunakan
beberapa studi menunjukkan bahwa
pengobatan dari tanaman herbal, selain
adanya peningkatan resistensi Candida
karena mudah didapatkan juga memiliki
terhadap anti jamur. Hasil penelitian
resiko rendah terhadap kesehatan manusia
menemukan adanya kasus resistensi jamur
jika dikonsumsi.
Candida albicans terhadap antifungi

Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159, Vol. 5, No. 2, Desember 2017 77
Hlm. 77 – 82, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
Putu Rina Widhiasih, dkk., Potensi Ekstrak Kulit Buah Delima Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans
Secara In Vitro

Delima (Punica granatum L.) Mikrobiologi Fakultas Kedokteran


merupakan salah satu tanaman obat yang Universitas Udayana untuk uji potensi
unik karena semua bagian tumbuhan antifungi. Pengumpulan data dilakukan
tersebut memiliki kandungan kimia yang oleh peneliti dengan metode pemeriksaan
berguna untuk kesehatan mulai dari akar, laboratorium, dengan prosedur kerja
batang, daun, buah, dan biji. Pada meliputi tahapan : persiapan alat dan
penelitian ini digunakan kulit huah delima media, pembuatan ekstrak dengan metode
karena memiliki kandungan alkaloid, maserasi, analisis fitokimia secara
saponin, flavonoid, tanin yang mempunyai kualitatif , pembuatan kosentrasi ekstrak,
3
aktivitas antifungi . dan pemeriksaan potensi antifungi
dengan difusi cakram
Penelitian ini bertujuan untuk
Data yang diperoleh dalam
mengetahui kandungan metabolit sekunder
penelitian ini kemudian dikelompokkan
dan potensi antifungi ekstrak kulit buah
dalam bentuk tabel dan diberi narasi.
delima (Punica granatum L.) terhadap
Kemudian dilakukan analisis dengan uji
daya hambat pertumbuhan jamur Candida
Anova untuk mengetahui perbedaan daya
albicans.
hambat potensi antifungi ektrak kulit buah
METODE delima pada jamur Candida albican pada
Jenis Penelitian ini adalah true berbagai konsentrasi,
experiment dengan rancangan penelitian
4
posttest only control design . Besar
HASIL
sampel yaitu 30 sampel, didapatkan
dengan membuat lima perlakuan 1. Uji fitokimia
konsentrasi ekstrak kulit buah delima Hasil uji fitokimia menunjukkan
(10%, 25%, 50%, 75%, dan 100%). bahwa ekstrak kulit buah delima
Jumlah ulangan yang dilakukan pada mengandung senyawa flavonoid, saponin,
penelitian sebanyak tiga kali untuk dan tanin serta tidak mengandung senyawa
masing-masing konsentrasi dan dua kali alkaloid.pada tangkai jarak pagar ( tabel
replikasi, ditambah dengan kontrol positif 1).
(ketokenazol 2%) dan kontrol negatif
(alkohol 96%) 5.
Penelitian ini dilakukan di
laboratorium farmasi Fakultas MIPA
untuk analisis fitokimia dan laboratorium

Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159, Vol. 5, No. 2, Desember 2017 78
Hlm. 77 – 82, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
Putu Rina Widhiasih, dkk., Potensi Ekstrak Kulit Buah Delima Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans
Secara In Vitro

Tabel 1
Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Kulit Buah Delima

No Identifikasi Reagen Hasil Interpretasi Hasil


zat
1 Flavonoid 1. Oksalat Berflouresensi Kuning Positif (terdapat Flavonoid
2. Borat pada ekstrak)
3. Eter
2 Saponin 1. Aquadest Terbentuk Busa 1-10 cm Positif (terdapat Saponin
2. HCl selama 10 menit pada ekstrak)
3 Alkaloid 1. HCl Negatif ( tidak terdapat
2. Pereaksi : Alkaloid pada ekstrak)
a. Meyer a. Tidak terbentuk endapan
putih
b. Dragendorff b. Tidak terbentuk endapan
jingga
c. Wagner c. Tidak terbentuk endapan
coklat kehitaman

4 Tanin Pb Endapan Putih Positif (terdapat Tanin


pada ekstrak)

2.Uji potensi antifungi dengan keseluruhan pengulangan


Hasil perlakuan ekstrak kulit buah menunjukkan tidak ada potensi daya
delimar konsentrasi 10%, 25%, 50%, 75% hambat, dengan nilai rata-rata 0 mm (tabel
dan 100% terhadap Candida albicans pada 2).
pemeriksaan replikasi pertama dan kedua

Tabel 2
Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Candida albicans
pada Ekstrak Kulit Buah Delima

Zona Hambat Kontrol


Replikasi Pengulangan
10% 25% 50% 75% 100% (+) (-)
1 0 0 0 0 0 27 0
I 2 0 0 0 0 0 28 0
3 0 0 0 0 0 25 0
1 0 0 0 0 0 26 0
II 2 0 0 0 0 0 27 0
3 0 0 0 0 0 23 0
Rata-rata 0 0 0 0 0 26 0

Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159, Vol. 5, No. 2, Desember 2017 79
Hlm. 77 – 82, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
Putu Rina Widhiasih, dkk., Potensi Ekstrak Kulit Buah Delima Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans
Secara In Vitro

3. Analisis data albicans. Hal ini menunjukkan bahwa


Analisis statistika perbedaan ekstrak kulit buah delima tidak mampu
potensi daya hambat pertumbuhan menghambat pertumbuhan Candida
Candida albicans terhadap berbagai albicans. Berbagai faktor dapat
konsentrasi ekstrak tidak dapat dianalisis mempengaruhi kondisi tersebut antara lain
karena tidak adanya nilai propbability adalah jenis dan konsentrasi zat aktif yang
setelah dilakukan analisis data, sehingga terdapat pada ekstrak kulit buah delima.
uji beda tidak dapat ditentukan. Hal ini Hasil uji fitokimia menunjukkan tidak
dikarenakan tidak adanya varian dari nilai terdapat alkaloid yang dapat bekerja
diameter zona hambat , maka dilakukan dengan cara menghambat kerja membran
analisis perbedaan antara kontrol positif sterol (ergosterol) sehingga mengganggu
dengan perlakuan kosentrasi ekstrak . pertumbuhan Candida albicans. Senyawa
Setelah dilakukan pengujian diperoleh ini akan berikatan kuat dengan ergosterol
hasil nilai p < α (0,000 < 0,05), yang dan membentuk lubang sehingga
menandakan data berdistribusi tidak menyebabkan kebocoran membran sel dan
normal, kemudian dilanjutkan uji beda dinding sel jamur sehingga ion K, fosfat
dengan Mann-Whitney diperoleh hasil nilai anorganik, asam karbosilat, asam amino
probabilitas p (0,003) < α (0,05) yang dan ester fosfat keluar dari dalam sel
menandakan bahwa ada perbedaan antara jamur. Kebocoran ini merupakan
kontrol positif dengan perlakuan 10%, kerusakan tetap pada sel yang
25%, 50%, 75% dan 100% ekstrak menyebabkan kematian dari sel jamur 6.
tangkaidaun pagar. Ekstrak kulit buah delima
mengandung senyawa metabolit sekunder
yang bersifat antifungi yaitu flavonoid,
PEMBAHASAN
saponin dan tanin, walaupun memiliki
Berdasarkan hasil penelitian senyawa antifungi tersebut namun ekstrak
senyawa metabolit sekunder dari ekstrak kulit buah delima tidak mampu
kulit buah delima yaitu saponin, tannin, menghambat pertumbuhan Candida
flavonoid, dan tidak terdapat alkaloid. albicans yang disebabkan karena senyawa
Hasil uji daya hambat ekstrak kulit buah metabolit sekunder dari golongan
delima dengan metode difusi cakram flavonoid dalam ekstrak ini yang tersari
menunjukkan tidak terbentuk zona hambat bukan berasal dari golongan flavanon dan
pada konsentrasi 10%, 25%, 50%, 75% flavan yang dapat menghambat
dan 100% terhadap pertumbuhan Candida pertumbuhan jamur yaitu dengan
Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159, Vol. 5, No. 2, Desember 2017 80
Hlm. 77 – 82, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
Putu Rina Widhiasih, dkk., Potensi Ekstrak Kulit Buah Delima Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans
Secara In Vitro

mengambat sintesis asam nukleat jamur, Selain itu tidak terbentuknya


Flavonoid juga dapat menghambat zona hambat dalam penelitian ini dapat
pembelahan dan poliferasi dari sel jamur dipengaruhi oleh faktor teknis seperti jenis
6,7
. Senyawa tanin yang terdapat dalam pelarut yang digunakan kurang sesuai
ekstrak ini senyawa tanin terhidrolisis sehingga zat aktif tidak berdifusi dengan
yang memiliki daya antifungi yang dapat baik ke dalam media. Untuk dapat
menciutkan dan mengendapkan protein menghambat pertumbuhan Candida
dari larutan dengan membentuk senyawa albicans diperlukan jumlah senyawa
yang tidak larut, namun jumlah tanin metabolit yang lebih banyak dan lebih
dalam ekstrak ini belum cukup untuk spesifik dibandingan untuk menghambat
menghambat pertumbuhan Candida mikroba lainnya karena sistem pertahanan
8,9
albicans . Fungsi lain tanin sebagai dari Candida albicans yang cukup kuat.
antifungi yaitu mampu menghambat Pertahanan dari jamur ini dapat dilihat dari
aktivitas enzim glikosiltransferase. Enzim struktur dinding sel yang terdiri dari 5
Glikosiltransferase mengkatalisis transfer lapisan, kemudian memiliki lapisan
gugus gula dari molekul donor ke molekul membran plasma yang bagian luarnya
akseptor aktif dan membentuk ikatan terdiri dari lipid serta adanya membran
glikosidik yang berfungsi untuk ergosterol yang merupakan membran
menghubungkan sejumlah besar unit fosfolipid ganda yang dapat menahan lisis
monosakarida menjadi polisakarida. akibat tekanan osmotik. Sifat dari Candida
Komposisi dari dinding sel jamur Candida albicans pada suhu 370C dapat membentuk
albicans adalah berbagai jenis Clamydospora yang memiliki dinding
polisakarida, sehingga jika enzim ini spora yang sangat tebal dan kuat sehingga
diganggu maka dinding sel Candida sulit ditembus oleh senyawa metabolit
10
albicans akan terganggu integritasnya . sekunder. berbeda dengan antibakteri,
Senyawa saponin yang terdapat dalam bakteri termasuk kelompok prokariota
ekstrak kulit buah delima tidak cukup sehingga sel yang menjadi target
jumlahnya dalam merusak dinding sel antibakteri tidak dijumpai pada sel
Candida albicans dikarenakan komposisi mamalia, sehingga perkembangan obat
penyusun dinding sel yang mengandung antibakteri lebih maju dibanding obat
gula terlalu banyak. Fungsi dari senyawa antijamur 12.
saponin yaitu dapat membentuk pori pada
dinding sel jamur sehingga integritas sel
jamur akan hilang 11.
Meditory
Meditory || ISSN
ISSN Online
Online :: 2549-1520,
2549-1520, ISSN
ISSN Cetak
Cetak :: 2338
2338 –– 1159,
1159, Vol.
Vol. 5,
5, No.
No. 2,
2, Desember
Desember 2017
2017 81
Hlm.
Hlm. 7777 –– 82,
82, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
Putu Rina Widhiasih, dkk., Potensi Ekstrak Kulit Buah Delima Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans
Secara In Vitro

SIMPULAN DAN SARAN Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rsudza


Banda Aceh. Cakradonya Dental Journal.
Simpulan 5(1): 523-533. 2013.
3. Duryatmo, S, Herbal Indonesia Berkhasiat
Kandungan fitokimia yang terdapat Bukti Ilmiah & Cara Racik. Jakarta: PT Trubus
Swadaya. 2010.
dalam ekstrak kulit buah delima 4. Noor, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana
menunjukkan hasil positif adanya senyawa Group 2011.
5. Hanafiah, K.A. Rancangan Percobaan
tanin, flavonoid dan saponin sementara Aplikatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2005.
untuk senyawa alkaloid menunjukkan hasil 6. Bhaskara, G.Y. Uji Daya Antifungi Ekstrak
Etanol Daun Salam (Syzygium Polianthum
negatif. Diameter daya hambat ekstrak [Wight] Walp.) Terhadap CandidaAlbicans
Atcc 10231 Secara In Vitro. Tersedia dalam
kulit buah delima dengan konsentrasi 10%, http://onesearch.id/Record/IOS2728.22008?wi
25%, 50%, 75% dan 100% terhadap dget=1&repository_id=2554#details. diakses 6
Juni 2017, 18.23 WITA. 2012.
pertumbuhan jamur Candida albicans 7. Cushnie, T.P., dan A.J. Lamb. Antimicrobial
activity of flavonoids. International Journal of
diperoleh hasil 0 mm . Terdapaat Antimicrobial Agents.; 26(5): 343-56. 2005
8. Lim, S.H., I. Darah, and K. Jain. Antimicrobial
perbedaan pertumbuhan jamur Candida activities of tannins extracted from Rhizophora
apiculata Barks. Journal of Tropical Forest
albicans pada ekstrak kulit buah delima Science. 18(1): 59-65. 2006.
dengan kontrol positif setelah dilakukan 9. Ansari M.A., A. Anurag, Z.Fatima dan
S.Hameed. Natural Phenolic Compounds: A
uji statistika. Potential Antifungal Agent.Microbial
pathogens and strategies for combating them:
Saran science, technology and education. 1(1): 1189:
Adapun saran yang ingin 1195. 2013.
10. Maharani, S., O. Santoso. Pengaruh Pemberian
disampaikan melalui tulisan ini, kepada Larutan Ekstrak Siwak (Salvadora persica)
pada berbagai konsentrasi terhadap
peneliti lain untuk melanjutkan penelitian pertumbuhan Candida albicans. Jurnal PDGI.
61(2): 61-64. 2012.
ini dengan mengukur kadar dari 11. Turkey, M. dan Figen. Saponins versus plant
fungal pathogens. Journal of Cell & Molecular
kandungan metabolit sekunder yang Biology. 5(1): 13-17. 2006.
terdapat dalam ekstrak kulit buah delima 12. Amelia, S. 2011. Obat Anti Jamur (Fungal),
tersedia dalam
secara kuantitatif serta melakukan uji http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/12
3456789/30412/Kemoterapi%20Anti%`20Jam
aktivitas antifungi dengan pelarut yaitu ur.pdf?sequence=1&isAllowed=ydiakses
tanggal 19 Juni 2017
DMSO 10%, kloroform dan petroleum
eter.

DAFTAR PUSTAKA

1. Jawetz, Melnick dan Adelberg.. Mikrobiologi


Kedokteran Edisi 25. Alih Bahasa : Geo F.
Brooks; Karen C. Caroll; Janet S. Butel;
Stephen A.Morse; Timothy A. Mietzner.
Jakarta: EGC. 2012
2. Rezeki, S., Z. Mubarak dan I. Syuhada.
Gambaran Sensitivitas Isolat Candida Albicans
Oral Terhadap Nistatin Dan Flukonazol Pada 82

Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159, Vol. 5, No. 2, Desember 2017
Hlm. 77 – 82, http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id

You might also like