‘Maj Ked Gi Juni 2009; 16(1): 63-68 ISSN: 1978-0206
KOREKSI BIBIR SUMBING BILATERAL KOMPLIT DAN
TIDAK KOMPLIT DENGAN METODE BARSKY
DI BAWAH ANESTES! UMUM
I Ketut Sudiarsa * Prihartiningsih **
* Program Studi Bedah Mult, Program Pendidikan Doster Gigi Spesialis,
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada
“* Bagian Bedah Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadiah Mada
ABSTRAK
Bibi sumbing termasuk kelainan kraniofasial yang terjadi pada proses pembentukan janin semasa dalam kandungan
Tbunya, kecacatan yang terjaci pada bagian wajah dan mulut menyebabkan bayi cacat fisik maupun secara mental yang akan
rmengganggu proses menghisap dan menelan serta berbicara seperti yang terjadi pada kasus pasien seorang laki-laki usia 27
tahun datang ke poli Bedah Mulut RSUP Dr. Sardjto Yogyakarta dengan keluhan terdapat celah pada bibir atas Kanan dan kil
‘sampai langit-langit sejak lahir. Penatalaksanan kasus ini dengan labioplasty metode Barsky dipiih Karena prolabium pendek dan
Sis! sebelah kiri sumbing tidak kompilt make desain pada daerah tersebut dengan meninggikan thik dasar hidung agar sesual
‘dengan ting! paca sisi kanan sumbing yang kornplit, sehingga paniang insisi sebelah kiri dengan sebelah kanan sama, Maj Ked
{Gi Juni 2009; 16(1): 63-68
‘Kata kunel: Bibir sumbing bilateral komplt dan tidak kompii, metode Barsky.
ABSTRACT
leit lip is a craniofacial detect which occured during fetus. This defect may occured inthe part of the face and mouth, and
will make a baby suffered physically and mentally defect, and wil interfere sucking, swallowing and cause speech defect. Patient,
‘male 27 years old, came to Departemen of Oral Surgery RSUP Dr. Sardjto Yogyakarta with chief complain congenial clef lip and
palate right and lett. Case a management is labloplasly with Barsky method, because patient has short prolabium and incomplete
‘lef li on the left side, s0 the design is to ift the base point of the nose so can reach the same level with the complete right side
‘and the length of incision right and left wil be equal. Maj Ked Gi: Juni 2009; 16(1): 63-68
Key words: Complete et incomplote bilateral labjoschizis, Barsky Method.
PENDAHULUAN
Bibir sumbing merupakan kelainan bawaan
telah dikenal sejak dahulu, sedangkan upaya
untuk mengoreksi terhadap kelainan tersebut terus
dikembangkan dengan berbagai metode. Terdapat
banyak metode dalam koreksi bibir sumbing
(abioplasty) dengan masing-masing kekurangan
dan kelebihannya. Metode yang bisa digunakan
untuk koreksi bibir sumbing bilateral antara lain:
Millard, Manchester, Straight line closure dan Barsky.
‘Metode Barsky merupakan metode yang umumnya
digunakan untuk penutupan sumbing bilateral yang
komplit dengan prolabium yang pendek sehingga
menghasilkan koreksi bibir yang tidak natural seperti:
terjadinya pemanjangan bibir secara vertical, ada
‘arikan satu sisi ke sisi lain, terbentuk seperti pulau
pada prolabium di tengah bibir dan biasanya tidak
‘terbentuk cupid’s bow."
Bibir sumbing termasuk kelainan kraniofas
yang terjadi pada proses pembentukan janin
sernasa dalam kandungan ibunya, kecacatan yang
teriadi pada bagian wajah dan mulut menyebabkan
ayi cacat fisik maupun mental, secara psikologis
sangat mencemaskan orang tuanya. Penyebab bibir
‘sumbing belum diketahui secara past, tetapi terdapat
bukii bahwa ada dua faktor yang berperan dalam
timbuinya bibir sumbing, yaitu faktor keturunan dan
faktor lingkungan.? Faktor lingkungan memainkan
peranan terjadinya bibir sumbing pada saat kritis
penyatuan bagian-bagian bibir dan palatum, Pada
wanita.hamil. yang mengkonsumsi obat-obatan
secara berlebihan atau tidak benar, seperti kortison,
aspirin, obat-obatan anti-konvulsi, hal ini dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya bibir sumbing,
Radiasi yang berlebinan juga dapat meningkatkan
resiko terjadinya cacat pada bayi, juga pada ibu
yang mempunyai Kebiasan merokok dan waktu hamil
masin diteruskan juga mempunyai resiko terjadinya
cacat pada bayinya. *
Penyebab utama bibir sumbing karena
kekurangan seng dan karena pernikahan dengan
kerabat, =**° Bagi tubuh, seng sangat dibutuhkan
enzim tubuh, walau yang diperiukan sedikit, tapi
jike kekurangan akan berakibat bahaya bagi tubuh.
Makanan yang mengandung seng antara lain daging,
63| Ketut S. & Prinartiningsin: Koroksi Bibi Sumbing Bilateral
sayur-sayuran dan air. Pernikahan antar kerabat juga
dapat menjadi pemicu munculnya penyakit generatif
yang sebelumnya resesit. Kelainan ini juga bisa
dipicu Karena kekurangan zat gizi lainnya seperti
vitamin B6 dan B kompleks. Infeksi pada janin pada.
usia kehamilan muda, mengkonsumsi obat-obatan
tertentu. atau jamu-jamuan juga dapat menjadi
pemicu terjadinya kelainan ini °”
Insidensi celah bibir dengan atau tanpa celah
langit-/angit bervariasi tergantung dari etnis, dimana
insiden pada orang asia lebih besar daripada pada
‘orang kulit putih dan kult hitam. Secara umum
‘angka kejadian bibir sumbing dengan atau tanpa
langit-langit sumbing 1:750-1000 kelahiran, insidensi
pada ras Asia 1:500 kelahiran, ras Caucasian 1:750
kelahiran, ras African american 1:2000 kelahiran.®
\ariasi Bibir sumbing lebih sering terjadi pada anak
laki-laki, sementara lelangit sumbing saja lebih sering
terjadi pada anak perempuan.* Apabila celah bibir
hanya terjadi pada satu sisi maka sis kriterkena dua
kali lebih sering dibanding sisi kanan. Bibir sumbing
yang sederhana (satu sisi atau dua sisi lebih jarang
daripada /abiognatopalatoschisis, bibir sumbing satu
sisi lebih sering terjadi dibanding bibir sumbing dua
sisi dan bibir sumbing satu sisi lebih sering pada sisi
kiri daripada kanan."®
LAPORAN KASUS
‘Seorang laki-aki usia 27 tahun datang ke poli
Bedah Mulut RSUP Dr. Sardjto Yogyakarta dengan
kelunan terdapat celan pada bibir alas kanan dan
isi sampai langitiangit sejak tah. Pada anamnesa
didapatkan riwayat keluarga baik pihak bapak dan
ibu tidak ada yang menderita kelainan bibir sumbing
dan selama kehamilan ibu penderita mengaku tidak
mengalami trauma, tidak minum jamu-jamuan dan
tidak minum obat-obatan bebas.
Pasien dipersiapkan untuk — dilakukan
operas labioplasty CD, lengkung CD diukur dengan kawat dan
Kita pindahkan ke lengkung AB ketemu tik H. Ukur
dasar hidung, tentukan titik | maka jarak Cl diukur
lalu tentukan titk K sehingga Cl=BK, tentukan tit
L yaitu IDHA+AL sehingga Cl+ID=BK+HA+AL, Kita
tentukan tik M dan N dimana titik MG=GN. Buat
garis dari K ke M dan diukur, ukur garis MG. Untuk
sisi jateral celah kanan, kita ‘ark garis dari L ke O
yang mana jarak sama dengan KM. Tentukan titk P,
‘OP=MG, LO=KM, PQ tergantung berapa yang kita
inginkan. Sisi celan kii kta tarik garis | ke , yang
‘mana jaraknya sama dengan IN (IS=IN). Menetukan
tik T, ST=NG, ISIN, panjang TR sesuai yang kita
inginkan. Untuk koreksi Et
Gambar 10. Desain metode Barsky pada pasien
Suntik daerah bibir yang akan dllakukan insisi
dengan pehacaine yang di encerkan 1:200.000.
Insisi garis-garis yang telah ditentukan dan dilakukan
diseksi tumpul dan pisahkan kulit dengan otot bibir,
66
ISSN: 1978-0206
‘sampai otot-otot bibir lepas dan dapat ditarik ke
tengah untuk ditemukan dengan otot-otot bibir disisi
yang lain sehingga dapat bertemu dan otot tidak
tegang. Dilakukan penjahitan dimulai ott dengan
otet_menggunakan chromic/vycril 4.0, kemugian
titi yang telah ditentukan disatukan dan dijahit
dengan sik 5.0. Kontrol perdarahan, orofaring pack
dibuka, operasi selesai
Kontrol hari ke 3 untuk dilihat keadaan
luka setelah operasi dan hari ke 7 untuk dilakukan
Pelepasan jahitan selang seling serta hari ke 14
untuk dilakukan pelepasan jahitan seluruhnya
Gambar 11. Kontrol hari ke-3 tampak |uka bekas
operasi yang masih basah dan merah
Gambar 12. Kontrol hari ke-7 mengambil jahitan
dengan cara selang seling
Gambar 13. Kontrol hari ke-14 jahitan dilepas
seluruhnyaMaj Kad Gk Juni 2009; 16(1): 63-68
PEMBAHASAN
Pasien bibir dan lelangit sumbing merupakan
tantangan yang berat bagi tim bedah untuk
merekonstruksi kelainan tersebut. Hal-hal yang
membuat sulit biasanya adalah premaksila yang
sangat protrusit, ukuran premaksila dan prolabium
yang bervariasi, kurangnya kolumela atau kadang
tidak ada, celah palatal yang lebih luas dari normal
dan kadang-kadang dataran _palatinalsangat
tinggi."
Pada kasus ini _ditakukan _tindakan
pembedahan dengan teknik Barsky untuk celah bibir
bilateral komplit dan tidak komplit, teknik ini diplihy
Untuk -mengkoreksi prolabium pendek, sehingga
didapatkan prolabium normal."? Dimana pada sisi
sebelah kiri sumbing tidak komplit maka kita desain
pada daerah tersebut dengan meninggikan tik
dasar hidung agar sesuai dengan tinggi pada sisi
Kanan sumbing yang komplt, sehingga panjang
insisi sebelah kiri dengan sebelah kanan sama.
Koreksi bibir yang ideal menghasilkan keserasian
lekukan nostril, nasal sill dan alar base ; panjang
kolumelar yang memadai, bentuk philteral dimple
dan columns: cupid's bow yang tampak natural dan
sulkus labial yang serasi." Permasalahan yang
{erjadi saat pembedahan bibir sumbing bilateral
adalah rekonstruksi muskulus orbikularis oris di atas
premaksila dan hanya meninggalkan perlekatan otot
pada prolabium pada masing-masing sisi”?
Sebelum melakukan insisi sesuai garis-garis
yang sudah ditentukan, kita lakukan pencabutan
Gigi 12 gangren radik dan gigi 11 karena rotasi
dimana kurangnya estetik serta mempengaruhi saat
ponjahitan olot-otot bibir. Disamping itu pada saat
melakukan diseksi yang vas untuk melepaskan
mukosa dengan otot bibir agar benar-benar lepas
dan tidak tegang kemudian otot sebelah kanan
disatukan dengan otot bagian tengah dengan vieryl
4.0. Selanjutnya dilakukan juga pada otot sebelah kiri
disaiukan dengan otot bagian tengah, karena otot
sebelah kiri lebih tipis maka pada otot sebelah kanan
dan tengah ditarik ke kiri untuk membuat ketebalan
tot kiri sama tebainya dengan kanan, sehingga
menghasilkan keadaan yang lebih baik mendokati
keadaan normal, Kemudian dilakukan_penjahitan
pada kul dengan menggunakan sik 5.0.
Hasil operasidarikasusini sangatmemuaskan
baik bagi operator maupun orang tua pasien. Setelah
pasion sadar dari efek anestesi umum, kelvarga dan
paasien kita berikan instruksi-instruksi dalam merawat
luka setelah operasi, kemudian pasien dapatlangsung
pulang dan kontrol hari ke tiga setetah operas.
Pada saat kontrol hari ke-3 didapatkan
keadaan Iuka bekas operasi baik, basah dan
merah serta tampak sedikit pembengkakan
dimana pasien dan keluarga untuk memperhatikan
instruksi-instruksi_ yang diberikan operator dalam
ISSN: 1978-0206,
menangani perawatan luka setelah__operasi
Pada saat-saat ini harus benar-benar dijaga agar
jahitan tidak lepas ataupun putus, dimana proses
penyembuhan diawali dengan fase inflamas) yang
beriangsung sejak terjadinya Iuka hingga kira-kira
hari kelima. Pembuluh darah yang terputus akan
menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha
menghentixannya dengan vasokonstriksi,. retraksi
pada ujung pembuluh darah yang terputus dan
berhentinya pendarahan. Penghentian pendarahan
terjadi karena trombosit yang keluar dari pemibuluh
darah saling melengket, bersama dengan jala fibrin
yang terbentuk membekukan darah yang keluar dari
pembuluh darah
Aktivitas seluler yang terjacl pada fase inflamsi
adalah pergerakan leukosit_ menembus dinding
pembuluh darah (diapedesis) menuji Iuka karena
daya_kemotaksis. Lekosit mengeluarkan_enzim
hidrolitk yang membantu mencema bakteri dan
kotoran Iuka. Limfosit dan monosit yang kemudian
muncul menghancurkan dan memakan kotoran Iuka,
dan bakteri (fagositosis).
Sel mast dalam jaringan ikat menghasilkan
serotonin dan histamin yang —_meningkatkan’
permeabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi
cairan, penyebukan sel radang, disertal vasolidasi
setempat yang menyebabkan oedem dan
pembangkakan. Tanda kiinis terlihat wara merah
arena kapiler melebar (rubor), suhu hangat (kalor),
rasa nyeri (dolor) dan pembengkakan (tumor.
Pada hari ke-7 saat pasien kontrol ke poli
bedah mulut dimana tampak luka bekas jahitan
tampak balk, kering dan bersih, kita lakukan
pelepasan jahitan selang-seling dimana luka yang
kering kita lepas lebih dahulu, setelah itu luka ditutup
kassa. Kemudian kita instruksikan jaga kebersihan
mulut dan diet lunak TKTP serta kontrol minggu
depan.
Pada hari ke-14 dilakukan pelepasan jahitan
seluruhnya, dimana tampak luka paska operasi ering
dan keadaan umum penderita balk. Fase berikutnya
disebut fase proliferasi yang berlangsung kira-kira
dari akhir fase inflarmasi hingga akhir minggu ketiga.
Fibroblas berasal dari se!_mesenkim yang belum
berdiferensiasi, menghasilkan _mukopolisakarida,
_asam aminoglisin, dan prolin yang merupakan bahan
dasar kolagen serat yang akan mempertautkan tepi
luka, Pada fase proliferasi ini luka dipenuhi oleh sel
radang, fibroblas, dan kolagen, membentuk jaringan
berwarna kemerahan dengan permukaan yang
berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi.Epite!
topi luka terdir dari sel basal terlepas dari dasarnya
dan berpindah mengisi permukaan luka. Sekitar 3-6
bulan setelah penyembunan, kulit mengalami proses
pengkerutan yang maksimal sehingga jaringan parut
yang dihasikkan akan pucat, tipis dan lemas serta
mudah digerakkan dari dasar."*
67| Ketut S.& Prinartiningsi: Koreksi Bit
KESIMPULAN
Pada kasus bibir sumbing komplit dan tidak
komplit sangat ideal dengan menggunakan metode
Barsky karena untuk mendapatkan keserasian
Panjang prolabium kiri dan prolabium kanan secara
vertikal dimana celah pada bibir kiri yang tidak komplit