Professional Documents
Culture Documents
3082 9237 1 PB
3082 9237 1 PB
JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA
ABSTRACT
Molecular-based research in agriculture includes DNA extraction stage involving DNA
precipitation using ethanol or isopropanol which tends to take a long time. The purpose of this
study was to obtain a plant DNA extraction method for Polymerase Chain Reaction (PCR)
activities without going through the ethanol precipitation stage. Five important agricultural
commodity crops, namely rice, corn, soybeans, chilies, and shallots were extracted by DNA
using the modified Doyle and Doyle method. After the extraction phase using chloroform and
isoamil alcohol solvents, the supernatant obtained was not precipitated using ethanol but was
directly diluted and used as a template in PCR activities using two pairs of Simple Sequence
Repeat (SSR) markers. The results showed that all samples could be well amplified, and
amplicon tape visualized in both 1% agarose gel and 6% polyacrylamide gel were clearly
visible. This method could save time and material, and reduce the dependence on liquid
nitrogen. But this method is still limited to PCR requirements only, and cannot be used for
activities that require high quality and quantity of DNA such as Next Generation Sequencing
(NGS), digestion, and hybridization.
ABSTRAK
Penelitian berbasis molekuler pada bidang pertanian mencakup tahapan ekstraksi DNA yang
melibatkan presipitasi DNA menggunakan etanol atau isopropanol yang cenderung memakan
waktu lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh metode ekstraksi DNA tanaman
untuk kegiatan Polymerase Chain Reaction (PCR) tanpa melalui tahapan presipitasi etanol.
Lima tanaman komoditas pertanian penting yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, dan bawang
merah diekstraksi DNA-nya menggunakan metode Doyle and Doyle yang dimodifikasi. Setelah
tahap ekstraksi menggunakan pelarut kloroform dan isoamil alkohol, supernatan yang terbentuk
tidak dipresipistasi menggunakan etanol melainkan langsung diencerkan dan digunakan
sebagai template dalam kegiatan PCR menggunakan dua pasang marka Simple Sequence
Repeat (SSR). Hasil menunjukkan bahwa seluruh sampel dapat teramplifikasi dengan baik serta
pita hasil amplikon yang tervisualisasi baik pada gel agarosa 1% maupun gel poliakrilamid 6%
terlihat jelas. Metode ini dapat menghemat waktu dan bahan serta mengurangi ketergantungan
pemakaian nitrogen cair. Tetapi metode ini masih terbatas hanya untuk kebutuhan PCR saja
dan tidak dapat digunakan untuk kegiatan yang membutuhkan DNA dengan kualitas serta
kuantitas tinggi seperti Next Generation Sequencing (NGS), digesti, maupun hibridisasi.
Kata Kunci: ekstraksi DNA, nitrogen cair, PCR, presipitasi etanol, SSR
29
Metode Ekstraksi DNA Tanaman Tanpa Presipitasi Etanol.... Nugroho et al.
30
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 1 Thn 2019
Tabel 1. Daftar varietas tanaman yang digunakan pada masih muda dari tanaman berumur satu
penelitian ini bulan dipanen lalu disimpan pada suhu
−20°C hingga siap digunakan pada penelitian
No. Tanaman Varietas dan kode
ini. Menurut Subpayakom et al. (2016), daun
1. Padi Code (P1)
yang masih muda memiliki kandungan
Ciherang (P2)
senyawa polisakarida, polifenol, serta
Way Apoburu (P3)
metabolit sekunder yang lebih sedikit
IR64 (P4) sehingga lebih memudahkan dalam kegiatan
Situ Bagendit (P5) ekstraksi dibanding daun yang sudah
2. Jagung Arjuna (J1) dewasa.
Gumirang (J2)
Sadewa (J3) Bufer ekstraksi
Sukmaraga (J4) Ekstraksi DNA dilakukan menggunakan
Srikandi Kuning (J5) metode Doyle and Doyle (1990) yang
3. Kedelai Anjasmoro (K1) dimodifikasi. Modifikasi dilakukan melalui
Cikuray (K2) penambahan 2% (w/v) PVP
Grobogan (K3) (polyvinylpyrrolidone), 0,4% (w/v) natrium
Bromo (K4) disulfit, 1% (w/v) asam askorbat, dan B-
Sindoro (K5) merkaptoetanol sebanyak 2 µL per sampel.
4. Cabai Kencana (C1) Bahan-bahan untuk pembuatan bufer
Tanjung-2 (C2) ekstraksi terdiri atas 1,4 M NaCl, 100 mM
Lembang-1 (C3) Tris-HCl pH 8,0, 20 mM EDTA pH 8,0, dan
Lingga (C4) 2% (w/v) CTAB (cetyltrimethyl ammonium
Ciko (C5) bromide). Bahan-bahan seperti PVP, natrium
5. Bawang merah Sembrani (B1)
disulfit, dan asam askorbat baru ditambahkan
pada bufer ekstraksi sesaat sebelum
Kuning (B2)
kegiatan ekstraksi DNA dilakukan dengan
Mentes (B3)
cara dicampurkan pada bufer lalu distirer
Bima (B4)
pada pemanas bersuhu 60°C hingga larut.
Bali Karet (B5)
Setelah itu bufer ekstraksi didinginkan
terlebih dahulu pada suhu ruang sebelum
digunakan. Sementara itu penambahan
seyawa β-merkaptoetanol dilakukan di dalam
lemari asam karena baunya yang menyengat
serta sifatnya yang toksik.
31
Metode Ekstraksi DNA Tanaman Tanpa Presipitasi Etanol.... Nugroho et al.
F: AGTCCCATGTTCCACTTCCG
RM60 Chen et al. (1997)
R: ATGGCTACTGCCTGTACTAC
1. Padi
F:AAGATGTACGGGTGGCATTC
RM474 Kumar and Bhagwat (2012)
R:TATGAGCTGGTGAGCAATGG
F: AGAGAATCCCCAAGCAAACAAAC
umc1069 Andorf et al. (2015)
R: CTTCATCGGAGCCATGGTGT
2. Jagung
F: CAGACCTTCGAGGGCAAGAACT
umc1630 Andorf et al. (2015)
R: AGTTTTGGCTTCTTCTCCCAAGTC
F: CCAACTTGAAATTACTAGAGAAAT
Satt009 Cregan et al. (1999)
R: CTTACTAGCGTATTAACCCTTG
3. Kedelai
F: GCGTTAAGGTTGGCAGGGTGGAAGTG
Satt308 Cregan et al. (1999)
R: GCGCAGCTTTATACAAAAATCAACAA
F: GCACGAGGAAAGAGAGAGACATAG
EPMS441 McGregor et al. (2011)
R: TCAACGGATTCAGTCTTCCC
4. Cabai
F: CTGTTCTCCTCCCTCCCTCT
CAMS390 McGregor et al. (2011)
R: TGAAGCAAGAAACTGAACAATCA
F: ACTTGGATGTAGAAACTTCACAACATT
ACE111 Tsukazaki et al. (2008)
R: TTGACCTAACAAATATAGTCCCACAAA
5. Bawang merah
F: CTTGTTTTGGCAGTTGGGAT
ACM154 Kuhl et al. (2004)
R: CGATGAATACACCGATGACG
pada kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit hingga volumenya mencapai 1 mL.
pada suhu 20°C. Selanjutnya dilakukan penambahan senyawa
Supernatan yang terbentuk lalu β-merkaptoetanol sebanyak 2 µL per sampel
dipindahkan secara hati-hati sebanyak 500 diikuti vortex selama 10 detik hingga sampel
µL ke tabung mikro baru. Selanjutnya homogen. Selanjutnya sampel diinkubasi
dilakukan penambahan 3M natrium asetat pH pada suhu 65°C selama 15 menit. Sampel
5,2 sebanyak 1/10 kali volume supernatan dihomogenkan dengan cara membolak-balik
diikuti penambahan isopropanol sebanyak tabung mikro setiap 5 menit. Selanjutnya
satu kali volume supernatan (atau etanol sebanyak 800 µL larutan kloroform : isoamil
absolut dua kali volume supernatan) diikuti alkohol (24:1) ditambahkan pada masing-
inkubasi pada suhu -20°C selama 1 jam. masing sampel, diikuti dengan vortex selama
Sampel kemudian disentrifugasi dengan 15 detik. Sampel kemudian disentrifugasi
kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit. pada kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit
Cairan supernatan selanjutnya dibuang pada suhu 20°C. Supernatan yang terbentuk
sedangkan pelet yang terbentuk dicuci lalu dipindahkan secara hati-hati sebanyak
dengan 70% (v/v) etanol untuk 500 µL ke tabung mikro baru dan selanjutnya
menghilangkan sisa-sisa garam. Sampel dapat digunakan sebagai DNA template pada
disentrifugasi kembali dengan kecepatan kegiatan PCR setelah diencerkan terlebih
12.000 rpm selama 5 menit. Cairan supernatan dahulu. Pengenceran dilakukan dengan
kembali dibuang sedangkan pelet yang faktor pengenceran 5 kali yaitu dengan cara
terbentuk dikeringanginkan semalam untuk mencampurkan 5 µL cairan supernatan dengan
menghilangkan sisa-sisa etanol. Pelet yang 95 µL ddH2O steril pada tabung mikro yang baru.
telah kering kemudian dilarutkan pada bufer
1 TE (10 mM Tris pH 8,0 dan 1 mM EDTA). Amplifikasi DNA
Tiap sampel diamplifikasi dalam total
Metode ekstraksi tanpa presipitasi reaksi 10 µL mengandung DNA template
Sebanyak 0,5 g potongan daun atau sebanyak 1,5 µL; Kapa 2GFast ReadyMix
umbi digerus pada cawan porselen (Kapa Biosystems, USA) sebanyak 5 µL;
menggunakan 500 µL bufer ekstraksi, tanpa primer Forward dan Reverse dengan
nitrogen cair. Hasil penggerusan kemudian konsentrasi 10 µM masing-masing sebanyak
dimasukkan dalam tabung mikro 2 mL, diikuti 0,5 µL, dan ddH2O steril. Masing-masing sampel
dengan penambahan kembali bufer ekstraksi diamplifikasi menggunakan dua pasang
32
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 1 Thn 2019
33
Metode Ekstraksi DNA Tanaman Tanpa Presipitasi Etanol.... Nugroho et al.
analisis keragaman genetik atau sidik jari menentukan suatu individu bersifat
tanaman menggunakan marka SSR. Pada heterozigot untuk lokus tertentu dalam suatu
beberapa primer, terdapat sampel-sampel populasi. Semakin banyak alel heterozigot
yang memiliki pita amplikon lebih dari satu. yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi
Hal ini menunjukkan adanya alel heterozigot tingkat keragaman genetik pada sampel yang
yang terdeteksi pada sampel tersebut. digunakan.
Kemampuan suatu marka dalam Pada metode ini tidak digunakan
mengidentifikasi adanya alel heterozigot nitrogen cair untuk proses penggerusan.
pada sampel yang digunakan disebut Nitrogen cair menurut Kamba dan Deb (2018)
sebagai heterozigositas. Menurut Pandin bermanfaat untuk mempermudah proses
(2009), heterozigositas merupakan penghancuran jaringan tanaman serta suhu
karakteristik penting suatu lokus yang dinginnya menjaga agar DNA tidak
Gambar 2. Hasil elektroforesis sampel yang diamplifikasi menggunakan marka SSR pada gel agarose 1%.
Keterangan: M: DNA ladder 100 bp; urutan dan kode sampel seperti tercantum pada Tabel 1
34
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 1 Thn 2019
Gambar 3. Hasil elektroforesis sampel yang diamplifikasi menggunakan marka SSR pada gel poliakrilamid 6%.
Keterangan: M: DNA ladder 100 bp; urutan dan kode sampel seperti tercantum pada Tabel 1
35
Metode Ekstraksi DNA Tanaman Tanpa Presipitasi Etanol.... Nugroho et al.
36
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 1 Thn 2019
conventional versus rapid methods for for the extraction of genomic DNA from
amplifiable genomic DNA isolation of Tobacco (Nicotiana tabacum L.)
cultured Azospirillum sp. JG3. Indo J seedlings. Adv Res In Life Sci 1:21-25.
Chem 13:248-253. doi: doi: 10.1515/arls-2017-0003
10.22146/ijc.21284 McGregor C, Waters V, Nambeesan S,
Ferniah RS, Pujiyanto S (2013) Optimasi MacLean D, Candole BL, Conner P
isolasi DNA cabai (Capsicum annuum (2011) Genotypic and phenotypic
L.) berdasar perbedaan kualitas dan variation among pepper accessions
kuantitas daun serta teknik resistant to Phytophthora capsici.
penggerusan. BIOMA 156:14-19. doi: Hortscience 46:1235–1240. doi:
10.14710/bioma.15.1.14-19 10.21273/HORTSCI.46.9.1235
Furqoni AH, Yudianto A, Wardhani P (2017) Michiels A, Van den Ende W, Tucker M, Van
Pengaruh rendaman air terhadap Riet L, Van Laere A (2003) Extraction of
kualitas DNA pada sperma dengan high-quality genomic DNA from latex-
STR-CODIS D13S317 dan D21S1. J containing plants. Anal Biochem
Biosains Pascasarjana 19:41-54. doi: 315:85-89. doi: 10.1016/S0003-
10.20473/bsn.v19i1.4037 2697(02)00665-6
Gopal J (2015) Onion research in India: Mornkham T, Wangsomnuk PP,
Status and challenges. Progressive Wangsomnuk P, Jogloy S, Pattanothai
Horticulture 47:1-19. doi: A, Fu YB (2012) Comparison of five
10.5958/2249-5258.2015.00001.9 DNA extraction methods for molecular
Healey A, Furtado A, Cooper T, Henry RJ analysis of Jerusalem artichoke
(2014) Protocol: A simple method for (Helianthus tuberosus). Genet Mol Res
extracting next-generation sequencing 11:572-581. doi:
quality genomic DNA from recalcitrant 10.4238/2012.March.8.5
plant species. Plant Methods 10:21. doi: Moyo M, Amoo SO, Bairu MW, Finnie JF,
10.1186/1746-4811-10-21 Staden JV (2008) Optimising DNA
Kamba J, Deb CR (2018) A new simple and isolation for medicinal plants. S Afr J
efficient DNA extraction protocol for Bot 74:771-775. doi:
orchid without liquid nitrogen and 10.1016/j.sajb.2008.07.001
phenol. Plant Cell Biotechnol Mol Biol Murtiyaningsih H (2017) Isolasi DNA genom
19:143-147. doi: dan identifikasi kekerabatan genetik
10.13140/RG.2.2.25464.34567 nanas menggunakan RAPD (Random
Kit YS, Chandran S (2010) A simple, rapid Amplified Polimorfic DNA). Agritrop
and efficient method of isolating DNA 15:83-93. doi: 10.32528/agr.v15i1.795
from Chokanan mango (Mangifera Nugraha F, Roslim DI, Ardilla YP, Herman
indica L.). Afr J Biotechnol 9:5805- (2014) Analisis sebagian sekuen gen
5808. doi: 10.5897/AJB10.007 Ferritin2 pada padi (Oryza sativa L.)
Kuhl JC, Cheung F, Yuan Q, Martin W, Indragiri Hilir, Riau. Biosaintifika 6:94-103.
Zewdie Y, MaCallum J, Catanach A, doi: 10.15294/biosaintifika.v6i2.3102
Rutherford P, Sink KC, Jenderek M, Nuraida D (2012) Pemuliaan tanaman cepat
Prince P, Town CD, Havey MJ (2004) A dan tepat melalui pendekatan marka
unique set of 11,008 onion expressed molekuler. El-Hayah 2:97-103. doi:
sequence tags reveals expressed 10.18860/elha.v2i2.2210
sequence and genomic differences Pandin DS (2009) Depresi silang dalam
between the monocot orders kelapa dalam Mapanget berdasarkan
Asparagales and Poales. Plant Cell penanda mikrosatelit (SSR). Buletin
16:114-125. doi: 10.1105/tpc.017202 Palma 37:127-137
Kumar V, Bhagwat SG (2012) Microsatellite Pharmawati M (2009) Optimalisasi ekstraksi
(SSR) based assessment of genetic DNA dan PCR-RAPD pada Grevillea
diversity among the semi-dwarf spp. (Proteaceae). J Biologi 13:12-16
mutants of elite rice variety WL112. Int Subpayakom N, Poeaim A, Vanijajiva O,
J Plant Breed Genet 6:195-205. doi: Poeaim S (2016) An efficient protocol
10.3923/ijpbg.2012.195.205 for genomic DNA extraction from santol
Martinez J (2017) Rapid and simple method (Sandoricum koetjape) for SRAP
37
Metode Ekstraksi DNA Tanaman Tanpa Presipitasi Etanol.... Nugroho et al.
38