POLITIK HUKUM PIDANA - PPTX S1 PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 42

CRIMINAL LAW POLICY

POLITIK HUKUM PIDANA

Dr. Umi Rozah, SH.MHum

(OCHA)
CRIMINAL POLICY
Marc Ancel

“ The rational organization of the control of crime


by society”

G. PETER HOEFNAGELS

“ Criminal policy is the rational organization of the


social reaction to crime”.
CRIMINAL POLICY

1. 2. 3.
The science of responses The science of crime A policy of designating
to crime prevention human behavior as
crime

4.
A rational total of the response to
crime
In abstracto, to create
crime in the norms
POLITIK KRIMINAL
(SUDARTO)

ARTI SEMPIT : ARTI PALING LUAS :


ARTI LUAS :
Seluruh asas dan Seluruh kebijakan,
Seluruh fungsi aparat
metode yang menjadi melalui UU untuk
penegak hukum,
dasar reaksi masyarakat menegakan norma
termasuk cara kerja
terhadap pelanggaran sentral masyarakat
pengadilan
hukum berupa pidana

Penegakan Norma
Normatif Penegakan Hukum Sentral Masy.
(Pemidanaan) (In Concreto) (In Abstracto & In
Concreto)
Hakikat Politik Kriminal
❑ Bagian integral dari social defence (upaya
perlindungan masyarakat) dan social welfare
(upaya mencapai kesejahteraan masyarakat).
❑ Laporan UNAFEI – Tokyo 1973

“ Most of group members agreed some discussion


that protection of the society could be accepted
as the final goal of criminal policy, although not
the ultimate aim of society which might perhaps
be described by term like “happiness of
citizens”,” awholesome and culture living, social
welfare and equality”.---kehidupan sehat dan
berbudaya serta persamaan dan kesejahteraan
sosial.
Relationship on Criminal Policy, Social
Defence Policy, Social Welfare Policy
Social walfare Policy

GOAL
Social Policy

Social Defense Policy

Penal

Crminal Policy

Criminal policy as a science Non Penal


of policy is part of a larger policy;
Law enforcement policy (legislative) and enforcement
Policy is in turn part of social policy.
Integralistic Approach in Criminal
Policy

❑ Integralitic between criminal policy and social


policy;
❑Integralitic between non penal policy and penal
policy.
INTEGRALISTIC APPROACH
IN CRIMINAL POLICY

Law Enforcement SOCIAL


Criminal Policy Policy POLICY

Influencing view of Crime law


application Prevention
society on crime and
(practical without
punishment (mass
criminology) punishment
media).

Non Penal Penal Non Penal


KEBIJAKAN SOSIAL

PEMBANGUNAN NASIONAL

CRIMINOGENIC FACTORS

Tidak Memasukan Strategi


Tdk Direncanakan Mengabaikan Nilai2
Perlindungan Sosial
secara Rasional Moral dan KUltural
Terintegrasi
The Key Problem of Criminal
Policy

Criminogenic Problem caused


the crime

Social Problems

Social
Unemployment Poverty Illiteracy Discrimination inequality

STRATEGIC PROBLEMS IN CRIMINAL


POLICY

CRIME PREVENTION
STRATEGIC

ELIMINATION OF CAUSES & CONDITIONS


GIVING RISE TO CRIMES
KARAKTERISTIK POLITIK KRIMINAL :
❑ KARL O CHRISTIANSEN

The characteristic of a rational of criminal policy is


nothing more than the application of rational
methods.

❑ G.P HOERFNAGELS
Criminal policy should be rational as its definition
as a rational total of the response s of crime
PENAL POLICY
Criminology

Crime in society , caused of crimes


and how to combat it .

MODERN
CRIMINAL Criminal Law
POLICY Crimes as written in the Act (in
abstracto)

Penal Policy
The science and arts to formulate the better positive law
and to give the guidelines to the legislator and the court and
the executors of court decision (Marc Ancel)
Teknik Per – UU - an

PENAL Fenomena Legislatif


POLICY

Hasilkan Kebijakan Pidana


Realistik , Humanis,
Progresif --- Tujuan
Normative Juridical –
Systematical Dogmatic

Sociology

Factual Juridical
PENAL POLICY Historical Study
APPROACH
Comparative
Study

Comprehensive, Other Social


Interdiscipline Sciences

Social Policy
Integralistic
National
Development
ISTILAH
❑ Penal Policy;
❑ Criminal Law Policy;
❑ Strafrechts Politiek;
❑ Kebijakan Hukum Pidana;
❑ Politik Hukum Pidana

Sudarto :
Politik Hukum Pidana berarti kebijakan mengadakan
pemilihan untuk mencapai hasil per –UU-an pidana
yang paling baik yang memenuhi syarat keadilan dan
daya guna.
Criminal Policy, Social Defence Policy, Penal Policy,
Social Policy

Social walfare Policy

GOAL
Social Policy

Social Defense Policy

Penal

Criminal Policy

Criminal policy as a science Non Penal


of policy is part of a larger policy;
Law enforcement policy (legislative) and enforcement
Policy is in turn part of social policy.
PENAL REFORM
URGENSI
❑ Sosiopolitik;
❑Sosiofilosofis;
❑Sosiokultural;
❑ Berbagai aspek kebijakan (Kebijakan kriminal,
kebijakan penegakan hukum, dan kebijakan
sosial).
Makna dan Hakikat
❑ Perwujudan dari perubahan dan pembaharuan
terhadap berbagai aspek dan kebijakan yang
melatarbelakangi;

❑ Upaya melakukan reorientasi dan reformasi


hukum pidana yang sesuai dengan nilai-nilai
sentral sosiopolitik, sosiofilosofis, sosiokultural
masyarakat Indonesia yang melandasi kebijakan
sosial, kebijakan kriminal, dan kebijakan
penegakan hukum di Indonesi.
Pendekatan Dalam Pembaharuan
Hukum Pidana
❖ Policy-Oriented-Approach

a. Pendekatan kebijakan dalam Pembaharuan HP


diperlukan karena hakikat pembaharuan HP
adalah bagian dari langkah kebijakan (kebijakan
kriminal, kebijakan penegakan hukum,
kebijakan penal, dan kebijakan sosial).
b. Dalam setiap kebijakan terkandung nilai
(values)
❖ Value – Oriented – Approach

❑Pendekatan berorientasi pada nilai digunakan


karena pada hakikatnya pembaharuan hukum
pidana merupakan upaya reorientasi dan
reevaluasi terhadap nilai-nilai sosiopolitik,
sosiofilosofis, dan sosiokultural yang melandasi
dan memberi isi terhadap muatan normatif dan
substantif hukum pidana yang dicita-citakan .
❑Mengacu pada asas-asas yang bersumber pada
nilai-nilai sosiopolitik, sosiofilosofis dan
sosiokultural bangsa Indonesia.
Social
Social Policy Social
Problems
Welfare
Solving

Policy Oriented Social


Approach in Penal Criminal Policy
Defence
Reforms

Law Enforcement Legal Substance


Policy Reforms
Masalah Sentral
Dalam Kebijakan Penal

▪ Perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak


pidana (Kriminalisasi)

▪ Sanksi apa yang sebaiknya dikenakan kepada


pelaku.
Rambu-Rambu Kriminalisasi
(Sudarto)
a. Berkaitan dengan tujuan pembangunan nasional yaitu
mewujudkan masyarakat adil dan makmur, maka
tujuan hukum pidana adalah menanggulangi
kejahatan;
b. Perbuatan yang dikriminalisasi harus merupakan
perbuatan yang tidak dikehendaki oleh masyarakat
karena mendatangkan kerugian (materiil dan spirituil)
bagi masyarakat;
c. Prinsip cost and benefit yaitu memperhitungkan biaya
dan hasil;
d. Perhitungkan kapasitas atau kemampuan daya kerja
aparat penegak hukum .
Pendekatan Rasional
Dalam Kriminalisasi dan Dekriminalisasi
1. Keseimbangan antara sarana yang digunakan
dengan hasil yang ingin dicapai;
2. Analisa biaya terhadap hasil yang diperoleh
kaitannya dengan tujuan yang dicari;
3. Penilaian tujuan yang dicari untuk menentukan
prioritas dalam pengalokasian sumber daya
manusia;
4. Pengaruh sosial dari kriminalisasi dan
dekriminalisasi.
#M.Cheriff Basiouni
Akibat Kriminalisasi Tanpa Evaluasi
dengan pendekatan rasional
❑ Krisis kelebihan kriminalisasi (the crisis of over
criminalization) --- melimpahnya perbuatan
yang dijadikan tindak pidana.

❑Krisis kelampauan batas hukum pidana (the


crisis of overreach of the criminal law) ---
Penggunaan sanksi pidana yang tidak efektif.
Urgensi Pendekatan Rasional
Dalam Kebijakan Penal
▪ G.P. Hoefnagels :
“Criminal policy is rational total of the responses to
crime”.
▪ Sudarto :
Politik kriminal sebagai upaya secara sengaja dan
sadar untuk menggunakan HP dengan memilih dan
menetapkannya sebagai sarana menanggulangi
kejahatan dengan memperhitungkan semua faktor
pendukung berfungsinya hukum pidana itu dalam
kenyataan.
▪ J. Andenaes :

a. Jika orang mendasarkan HP pada konsep


perlindungan masyarakat/social defence, tugas
selanjutnya adalah mengembangkannya
serasional mungkin. Hasil maksimum harus
dicapai dengan biaya minimum bagi masyarakat
dan minimum bagi penderitaan individu.
b. Kaitan dengan efektivitas sanksi pidana;
c. Pendekatan Rasional dikaitkan dengan
pendekatan ekonomis.
Pendekatan Ekonomis
Dalam Penal Policy
❑ TED HONDERICH
Pidana dapat digunakan sebagai alat pencegah yang
ekonomis (economical detterents) jika penuhi
syarat:
a. Pidana sungguh-sungguh mencegah;
b. Pidana tidak menimbulkan keadaan lebih
berbahaya/merugikan daripada apabila tidak
dikenakan;
c. Tidak ada sarana lain yang dapat mencegah
efektif dengan bahaya/kerugian yang lebih kecil;
❑ Jeremy Bentham
Pidana tidak boleh dikenakan jika :
a. Groundless, apabila tidak ada pelanggaran yang harus
dicegah, dalam arti tidak ada pelanggaran yang berakibat
secara menyeluruh;
b. Inefficacious, jika dengan dikenakannya pidana justru
menjadi tidak efisien yaitu jika pidana tidak mencegah
terjadinya pelanggaran.
c. Unprofitable, tidak menguntungkan karena biaya terlalu
mahal, dimana pengenaan pidana justru menghasilkan
pelanggaran yang lebih besar daripada pencegahannya.
d. Needless, di mana pelanggaran masih dapat dicegah, atau
berhenti dengan sendirinya tanpa pidana.
Pendekatan Nilai
Dalam Kebijakan Penal
Cheriff Basiouni :
▪ Dalam melakukan kebijakan pidana diperlukan pendekatan
integral yaitu pendekatan yang berorientasi pada kebijakan
(policy oriented approach) yang pragmatis dan rasional dan
pendekatan kebijakan yang berorientasi pada nilai (value
judgment approach).
▪ Penggunaan sanksi pidana dibenarkan jika ada kebutuhan
untuk melindungi kepentingan sosial masyarakat (social
order, perlindungan masyarakat dari kejahatan dan
perbuatan merugikan, resosialisasi pelaku, memelihara
integritas, keadilan sosial, individu, dan martabat
kemanusiaan).
▪ Kepentingan-kepentingan sosial tsb mengandung nilai
sehingga diperlukan pendekatan nilai dalam menggunakan
sanksi pidana.
Pendekatan Humanistik
Dalam Kebijakan Penal

❑ Berkaitan dengan hakikat kejahatan sebagai masalah


kemanusiaan dan sifat pidana sebagai nestapa;
❑ Pidana harus sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan;
❑ Pidana harus membangkitkan pelanggar terhadap nilai2
kemanusiaan dan nilai2 pergaulan masyarakat;
❑ Pendekatan Humanistik melahirkan ide individualisasi
pidana.
Individualisasi Pidana
• Sudarto :
Kejahatan --- Orang (Pelaku) --- Pidana --- Nilai Kemanusiaan (Kasih
Sayang).

• Sir Rupert Cross :


Penal Reform --- Aims/Goals --- 1. Rehabilitation of offenders
2. Suspend or reduce punishment on
humanitarian grounds.
• KUHP Greenland
1. the elasticity of sentencing;
2. the alteration/annulment/ revocation of sanctions.
• Barda Nawawi Arief (RUUKUHP)

Karakteristik individualisasi pidana :

1. Pertanggungjawaban pidana bersifat individual (asas personal);


2. Pidana hanya diberikan kepada orang yang bersalah (asas
culpabilitas);
3. Pidana harus disesuaikan dengan karakter dan kondisi pelaku;
4. Adanya fleksibilitas untuk memilih sanksi pidana yang tepat bagi
pelaku;
5. Adanya kemungkinan modifikasi pidana dalam pelaksanaannya.
NON PENAL APPROACH
IN ELIMINATING TO CRIME
Functionalization of
Criminal Law
Criminal Law :
Application
Formulation ,
(Penal Approach)
Application, Execution

Social Policy,
Criminal Community Planning
Policy Prevention Without Mental Health,
Punishment National Mental
(Non Penal Health, social work,
Approach) child welfare,
Administrative and
civil law

Influencing view of
Society on Crime
and Punishment
(Non Penal
Approach)
Repressive after the
crimes
PENAL APPROACH
CHARACTERISTICS
Symptomatic
Approach

Limit to the social


Criminal approaches
Policy
Approaches
1.Preventif before the
NON PENAL crimes
APPROACH
CHARACTERISTICS 2. Strategic approach/ the
key position in
combatting of crimes

3. To eradicate condusive/
potential factors cause
of crimes (Social factors)
United Nations Congress Recommendations on Non
Penal Approaches ( The Social Aspects on Prevention
of Crime Strategies) :
1. 6thUN Congress on The Prevention of Crime and the
Treatment of Offender 1980 in Caracas,Venezuela :

▪ Crime prevention strategies should be based upon the


elimination of causes and conditions giving rises to
crime.
▪ The main causes of crimes in many countries are social
inequality, racial and national discrimination, low
standard of living, unemployment and illiteracy among
broad section of the population.
2. 7th UN Congress on The Prevention of Crime and the Treatment of
Offender 1985, Milan, Italia :

“ The basic crime prevention must seek to eliminate the causes and
conditions that favour crime”

3. 8th UN Congress on The Prevention of Crime and the Treatment of


Offender 1990, Havana, Cuba.

“The social aspects of development are an important factors in the


achievement of the objectives of the stretegy of crime prevention
and criminal justice in the context of development and should be
given higher priority”.
Social Approach

Social Mentally Health


Approach

Non Penal
Approaches Prevention of Crimes Religious Approach
Strategy

Cultural Approach

Mass Media Approach


The Penal and Non Penal Approaches
on Social Problems
❑ Social policy is the policy to achieve social welfare;
❑ Development could be criminogen if :
a. It was not rationally planned, unbalanced/ unadquately
planned;
b. Disregarded cultural and moral values;
c. Did not include integrated social defence strategies.
❑ Individual and social mental health treatment is one of strategy
to prevention of crime without punishment as non penal
approach, besides religious, indigenous/original culture, mass
media approaches.
❑ It needs to apply penal and non penal approaches at the same
time.

You might also like