Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014

Hal. 62-69

ANALISIS PROKSIMAT DAN UJI ORGANOLEPTIK BERAS ARTIFISIAL


BERBAHAN DASAR TEPUNG SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) dan
TEPUNG KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.) DENGAN
PERBANDINGAN FORMULASI YANG BEBEDA

Salimna, Munifatul Izzati, Sri Haryanti

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Tembalang, Semarang
50275 Telepon (024) 7474754; Fax. (024) 76480690
email: nanasalimna@yahoo.co.id

Abstract

Artificial rice is rice made from non-carbohydrate rice approached or exceeded conventional
rice. Making artificial rice from cassava flour and kidney bean flour is solution for the needs of
healthy food society . This experiment aims to analyze and assess the nutritional value of artificial
rice made from cassava flour and kidney bean by means of proximate analysis and to analyze and
assess the preference level for artificial rice. Experimental studies using a Completely Randomized
Design (CRD) with one factor, namely the number of comparisons cassava flour to kidney bean
flour, consisted of 3 standard formula is F1 with comparison between cassava and kidney bean
flour as much 2:1, F2 with comparison between cassava and kidney bean flour as much 1:1 and F3
with comparison between cassava and kidney bean flour as much 1:2. The methods of this
experiment were proximate analysis and test preferences value. The results show that the formula
of artifisial rice that the best nutrition has formula with a ratio of cassava flour and kidney bean
was F3 with comparison between cassava and kidney bean flour as much 1:2. Formula F3 has ash
content of 3,8%; water content 9,2%; crude fiber content of 7,4%; 8% protein; carbohydrate
content 78,5% and antioxidant levels 21,6%. Test the preferences value show that the artificial rice
made from cassava and kidney bean flour formula is F1 with comparison between cassava and
kidney bean flour as much 2:1, followed of F3 with comparison between cassava and kidney bean
flour as much 1:2 and F2 with comparison between cassava and kidney bean flour as much 1:1.

Keywords: artifisial rice, proximate analysis, preferences value

Abstrak

Beras artifisial adalah beras yang dibuat dari non padi dengan kandungan karbohidrat
mendekati atau melebihi beras. Beras artifisial berbahan dasar tepung singkong dan kacang merah
merupakan solusi untuk kebutuhan masyarakat akan pangan yang sehat. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis dan mengkaji kandungan gizi beras artifisial berbahan dasar tepung singkong
dan kacang merah ditinjau dari analisis proksimat dan mengkaji tingkat kesukaan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yaitu jumlah
perbandingan tepung singkong dan tepung kacang merah yang terdiri dari 3 taraf yaitu formula F1
dengan perbandingan tepung singkong dengan tepung kacang merah sebesar 2:1, F2 dengan
perbandingan tepung singkong dengan tepung kacang merah sebesar 1:1 dan F3 dengan
perbandingan tepung singkong dengan tepung kacang merah sebesar 1:2. Metode dari penelitian
ini meliputi analisis proksimat dan uji nilai kesukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula
beras artifisial berbahan dasar tepung singkong dan kacang merah yang memiliki kualitas gizi
terbaik yaitu formula F3 dengan perbandingan tepung singkong dengan tepung kacang merah
Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014
Hal. 62-69

sebesar 1:2 dengan kadar abu sebesar 3,8%; kadar air 18%; kadar serat kasar 7,4%; kadar protein
21,6% dan kadar karbohidrat 55,5%. Uji nilai kesukaan menunjukan bahwa beras artifisial
berbahan dasar tepung singkong dan kacang merah adalah F1 dengan perbandingan tepung
singkong dengan tepung kacang merah sebanyak 2:1 diikuti F3 dengan perbandingan tepung
singkong dengan tepung kacang merah sebanyak 2:1 dan F2 dengan perbandingan tepung singkong
dengan tepung kacang merah sebanyak 1:1.

Kata kunci: beras artifisial, analisis proksimat, nilai kesukaan

Pendahuluan Folasin adalah zat gizi esensial yang


mampu mengurangi resiko kerusakan
Soenardi (2002) menyebutkan pada pembuluh darah.
bahwa mengubah kebiasaan Alasan dipilihnya singkong
mengkonsumsi nasi dengan makanan lain (Manihot esculenta Crantz) dan kacang
tidaklah mudah. Terlebih lagi jika hanya merah (Phaseolus vulgaris L.) sebagai
nasi diganti dengan bahan lain sementara bahan dasar dalam pembuatan beras
lauk-pauknya tetap seperti untuk artifisial ini adalah karena jumlah bahan
menemani nasi. Namun bila bahan baku singkong mudah didapatkan,
pangan tersebut diolah dalam bentuk lain merupakan sumber energy alternatif
meskipun campuran lauknya setelah beras, tahan terhadap kondisi
menggunakan selera yang telah mengena lingkungan yang mencekam serta
di lidah tentulah akan lebih mudah mengandung nilai gizi yang bisa
diterima karena merupakan resep baru menggantikan beras. Sedangkan kacang
dengan selera baru. Perubahan pola merah (Phaseolus vulgaris L.) merupakan
konsumsi pangan dan gaya hidup bahan makanan yang memiliki energi
masyarakat berpengaruh terhadap tinggi dan sekaligus sumber protein
peningkatan resiko penyakit nabati yang potensial. Kacang merah
degenerative, seperti diabetes mellitus kering memiliki kandungan protein yang
(DM) dan hipertensi (Tjokroprawiro, sangat tinggi, yaitu mencapai 22,3 g per
2001). 100 g bahan (Astawan, 2009).
Singkong atau ubi kayu merupakan
komoditas hasil pertanian yang banyak Metode Penelitian
ditanam di Indonesia dan merupakan
sumber karbohidrat yang penting setelah Bahan dan Alat
beras, dengan kandungan karbohidrat Bahan
adalah 34,7%. Namun pada Bahan yang digunakan dalam
kenyataannya singkong kurang begitu penelitian ini adalah beras artifisial
dimanfaatkan, sehingga perlu adanya formula 2:1, 1:1 dan 1:2, H2SO4, NaOH,
pemanfaatan singkong agar menjadi pelarut heksan, selenium, asam sulfat,
makanan yang memiliki nilai gizi yang methanol dan aquades.
cukup tinggi.
(Soetanto, 2001). Alat
Kacang merah (Phaseolus vulgaris Alat-alat yang digunakan adalah:
L.) memiliki kandungan protein cukup oven, botol timbang, desikator, tang
tinggi, yaitu antara 21-27% (Rukmana, penjepit, gelas krus, tanur, timbangan
2009). Kacang merah kering merupakan sartorius, mortal, soklet, labu Kjeldhal,
sumber protein nabati, karbohidrat alat kjeltek, pipet, erlenmeyer, kertas
kompleks, serat, vitamin B, folasin, saring, corong, tabung reaksi,
tiamin, kalsium, fosfor dan zat besi. spektrofotometer, gelas kurs, kompor
Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014
Hal. 62-69

listrik, kantong plastik, kamera, kuesioner b. Pencampuran dan Granulasi


uji organoleptik. Pencampuran dilakukan menggunakan
tangan, diaduk hingga merata. Setelah
Cara kerja dilakukan proses pencampuran, bahan-
bahan yang sudah tercampur merata,
Cara Pembuatan Tepung Singkong kemudian dilakukan proses granulasi atau
Singkong yang telah disortasi proses pembentukan seperti butiran-
(pilih singkong yang cukup tua) dikupas, butiran bulat. Alat yang digunakan pada
kemudian dicuci. dan diiris tipis-tipis dan proses ini adalah alat saringan yang
dibuang bagian sumbunya. Singkong terdapat lubang-lubang kecil atau biasa
yang telah diiris kemudian dijemur disebut ayakan. Adonan ditekan dari atas
dibawah sinar matahari. Singkong yang ayakan dan bagian bawah disiapkan
telah kering, digiling dengan plastik yang lebar. Adonan dicetak sedikit
menggunakan mesin. Selanjutnya demi sedikit kemudian baskom diputar-
diayak untuk memisahkan bagian putar agar terbentuk butiran bulat kecil.
berserat sehingga dihasilkan tepung Pada saat baskom diputar dapat dilakukan
putih. Tepung singkong yang dipakai sedikit penyemprotan air agar adonan
adalah bagian tepung yang halus. mudah terbentuk secara merata seperti
butiran-butiran kecil yang berbentuk
Cara Pembuatan Tepung Kacang bulat. Kemudian beras artifisial diperbaiki
Merah bentuknya secara manual agar
Kacang merah jenis kidney beans didapatkan bentuk yang lebih baik.
yang telah dipilih direndam di dalam c. Penyangraian
bejana. Kemudian dipilih kacang merah
Penyangraian dilakukan setelah proses
yang tenggelam di dalam air.
pembentukan butiran, dengan cara
Selanjutnya kacang merah dicuci dan
butiran tersebut sedikit demi sedikit
ditiriskan selama 15-20 menit Kacang
dilakukan penyangraian di atas Teflon,
merah kemudian di dijemur di bawah
diaduk secata perlahan sampai butiran
sinar matahari Kemudian kacang merah
bewarna kuning muda selama 3-5 menit
digiling menggunakan mesin. Setelah
sehingga didapatkan aroma harum dari
itu, kacang merah diayak untuk
beras artifisial.
memisahkan bagian berserat dihasilkan
d. Pengeringan
tepung
Butiran beras yang sudah dipanaskan
Cara Pembuatan Beras Artifisial kemudian disimpan diatas Loyang yang
a. Persiapan bahan lebar dan dilakukan penjemuran dibawah
Tepung singkong dan tepung kacang sinar matahari sampai butiran beras
merah ditimbang sesuai dengan kering. Penjemuran dilakukan selama
perlakuan yang terdiri atas 3 formuilasi, satu minggu
yaitu F1 (1 : 2) dengan perbandingan di daerah Tembalang Semarang.
tepung singkong dan tepung kacang Kemudian dipisahkan bagian beras
merah sebanyak 3 ons: 6 ons, F2 ( 1:1) artifisial yang baik dan yang rusak.
dengan perbandingan perbandingan
Rancangan Penelitian
tepung singkong dan tepung kacang
Penelitian ini dilaksanakan dengan
merah sebanyak 3 ons: 3 ons dan F3
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(2:1) dengan perbandingan
(RAL) dengan satu faktor yaitu beras
perbandingan tepung singkong dan
artifisial dengan perbandingan tepung ubi
tepung kacang merah sebanyak 6 ons :
kayu dan tepung labu kuning yang terdiri
3 ons.
dari 3 taraf yaitu 2:1, 1:1 dan 1:2 dengan
Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014
Hal. 62-69

masing-masing perlakuan diberi ulangan melebihi 4%.


sebanyak 3 kali. Analisis data
menggunakan “Analysis of Variances Kadar Air Beras Artifisial
(ANOVA)” jika ada pengaruh maka Kandungan air dalam bahan
dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple makanan menentukan penerimaan,
Range Test (DMRT) pada taraf kesegaran dan daya tahan bahan tersebut
kepercayaan 95%. Beras artifisial (Winarno, 2008). Kadar air merupakan
tersebut kemudian dianalisa kadar abu, parameter utama yang terlibat dalam
air,serat kasar, protein, karbohidrat dan reaksi perusakan bahan pangan. Berbagai
uji nilai kesukaan. reaksi biokimia yang menyebabkan
kerusakan bahan dapat berlangsung
dengan media air,
Hasil dan Pembahasan sehingga makin tinggi kadar air suatu
bahan makin besar resiko kerusakan
Kadar Abu Beras Artifisial
bahan.
Abu adalah residu anorganik yang
didapatkan setelah proses penghilangan 19
bahan-bahan organik yang terkandung 18.065a
18
dalam suatu bahan (Sudarmadji et al.,

Kadar air(%)
16.730b
1996). 17
16 15.645c
5 15
3.890a
4 3.291b 14
kadar abu(%)

3.0228b
3 F1(2:1) F2(1:1) F3(1:2)
Perbandingan Tepung Ubi Kayu dan
2
Kacang Merah
1
Gambar 2. Kadar Air Beras Artifisial
0
F1(2:1) F2(1:1) F3(1:2) Gambar 2. menunjukan bahwa
Perbandingan Tepung Ubi Kayu dan kadar air dari ketiga formula beras
Kacang Merah
berkisar 15,6-18%. Ketiga formula beras
Gambar 1. Kadar Abu Beras Artifisial artifisial memiliki kadar air yang berbeda
jauh karena proses pengeringan yang
dilakukan menggunakan sinar matahari
Hasil penelitian menunjukan bahwa sehingga tidak diketahui suhunya,
terjadi peningkatan kadar abu seiring akibatnya proses pengeringannya tidak
penambahan tepung kacang merah yaitu merata dan hanya bagian luar saja yang
3,0-3,8%. Kadar abu beras artifisial kering tetapi bagian dalam belum kering.
semakin tinggi seiring peningkatan jumlah Kadar air yang tinggi pada produk beras
tepung kacang merah. Hal ini sesuai artifisial tidak sesuai yang diinginkan
dengan pernyataan Nurfi (2010), kacang karena tidak bisa menjaga daya tahan
merah mengandung kalsium 65 mg, produk beras artifisial tersebut. Jumlah
fosfor 44 mg dan besi 1,1 g per 100 g kandungan air pada bahan akan
bahan. Beras artifisial yang dihasilkan mempengaruhi daya tahan bahan
masih dikatakan layak untuk dijadikan tersebut terhadap serangan mikroba.
bahan makanan karena sesuai dengan Kadar air beras artifisial berbahan dasar
standar Badan Pengawasan Obat dan tepung singkong dan kacang merah hasil
Makanan yaitu kadar abu tidak boleh penelitian ini berada diatas 12%,
Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014
Hal. 62-69

sehingga berada diatas kadar air yang mendapatkan kadar air beras artifisial
ditetapkan, maka dari itu pertumbuhan dibawah 12% harus dilakukan
kapang bisa terjadi pada beras artifisial pengeringan lanjutan.
setelah disimpan beberapa saat, sangat
berbeda dengan kandungan beras murni,
yaitu sebesar 11,62% sehingga untuk

Tabel 1. Hasil Pengamatan terhadap Analisis Proksimat Beras Artifisial Berbahan Tepung Ubi Kayu dan Tepung Kacang
Merah
Proksimat Perbandingan Tepung Singkong dan Tepung Kacang Merah

F1 (2:1) F2 (1:1) F3 (1:2)

Kadar Abu (%) 3,023 b


3,292 b
3,890a

Kadar Air (%) 15,646c 16,730b 18,066a

Kadar Serat Kasar (%) 7,118b 9,208a 7,436b

Kadar Protein (%) 12,709c 15,736b 21,639a

Kadar Karbohidrat (%) 67,584a 63,433b 55,505c

Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan nilai yang tidak
berbeda nyata (P>0.05)

Kadar Serat Kasar Beras Artifisial memiliki kadar serat kasar berkisar 7,1-
Menurut Siregar (2003), serat 9,2%. Hasil analisis sidik ragam dan uji
kasar adalah senyawa yang tidak dapat Duncan kadar serat kasar (Gambar 3)
dicerna dalam organ pencernaan manusia menunjukkan tidak adanya perbedaan
maupun hewan. Serat kasar tersusun atas yang nyata antara ketiga formula beras
selulosa, gum, hemiselulosa, pektin dan artifisial berbahan dasar tepung singkong
lignin. dan kacang merah. Hal ini disebabkan
karena kadar serat kasar singkong dan
10 9.207a kacang merah hampir sama. Kadar serat
kasar beras artifisial berbahan dasar
kadar serat kasar(%)

7.118b 7.435b
8
tepung singkong dan kacang merah masih
6 layak untuk dikonsumsi, karena
4 jumlahnya berada jauh dibawah standar
2 yang ditentukan oleh Badan Pengawas
0 Obat dan Makanan yaitu sebesar 36%.
F1(2:1) F2(1:1) F3(1:2)
Kadar Protein Beras artifisial
Perbandingan Tepung Ubi Kayu dan
Kacang Merah Protein merupakan zat makanan
yang penting bagi tubuh karena zat ini
Gambar 3. Kadar Serat Kasar Beras Artifisial berfungsi sebagai bahan bakar dalam
tubuh, zat pembangun dan pengatur
Gambar 3. menunjukan bahwa (Winarno, 2008). Hasil analisis sidik
ketiga formula beras artifisial berbahan ragam dan uji Duncan kadar protein
dasar tepung singkong dan kacang merah (Gambar 4) menunjukkan adanya
perbedaan yang nyata antara ketiga
Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014
Hal. 62-69

produk formula beras artifisial berbahan Karbohidrat adalah zat gizi penting
dasar tepung singkong dan kacang dalam kehidupan manusia karena
merah. Hal ini disebabkan karena berfungsi sebagai sumber energi utama
perbedaan jumlah tepung yang digunakan manusia. Karbohidrat dapat memenuhi
sehingga mengakibatkan perbedaan 60-70% kebutuhan energi tubuh
jumlah protein pada bahan baku dan juga (Winarno, 2008).
pada produk beras artifisial.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 80 67.584a
terjadi peningkatan jumlah protein pada 63.433b

Kadar karbohidrat(%)
55.505c
60
beras artifisial berbahan dasar tepung
singkong dan kacang merah seiring 40
penambahan jumlah tepung kacang 20
merah yaitu 12,7-21,6%. Hal ini
disebabkan karena tepung kacang merah 0
mengandung protein yang lebih tinggi F1(2:1) F2(1:1) F3(1:2)
dibandingkan tepung singkong. Tingginya Perbandingan Tepung Ubi Kayu
kandungan protein bisa juga disebabkan dan Kacang Merah
oleh kandungan nitrogen pada tempat
tumbuh kacang merah lebih tinggi Gambar 5. Kadar Protein Beras Artifisial

dibandingkan kandungan nitrogen pada


tempat tumbuh singkong yang pada
Hasil analisis sidik ragam dan uji
umumnya singkong di tanam di tegalan
Duncan kadar karbohidrat menunjukan
atau di sawah, sementara kacang merah
adanya perbedaan yang nyata antara
di tanam pada bedengan-bedengan.
ketiga produk formula beras artifisial
Menurut Juliano (1972), tanaman yang
berbahan dasar tepung singkong dan
tumbuh pada tanah yang mengandung
kacang merah (Gambar 5). Perbedaan
unsur Nitrogen tinggi akan cenderung
kadar karbohidrat disebabkan oleh
memiliki kadar protein yang tinggi.
perbedaan jumlah tepung yang digunakan
Kandungan protein beras artifisial ini lebih
sehingga mengakibatkan perbedaan
tinggi dibandingkan dengan beras murni
jumlah karbohidrat dalam bahan baku
yang hanya mengandung protein sebesar
dan juga produk beras artifisial berbahan
7,13 sehingga bisa digunakan sebagai
dasar tepung singkong dan kacang
alternatif makanan yang dikonsumsi
merah. Berdasarkan hasil penelitian
untuk kesehatan tubuh.
diketahui bahwa terjadi penurunan kadar
karbohidrat seiring penambahan jumlah
25 21.639a tepung kacang merah. Formula beras
Kadar Protein(%)

20 15.736b dengan kadar tepung kacang merah yang


15 12.709c semakin rendah menyebabkan kadar
10 karbohidrat semakin tinggi. Hal ini
disebabkan karena pada formula ini
5
komposisi tepung singkong lebih banyak
0 dari tepung kacang merah dan singkong
F1(2:1) F2(1:1) F3(1:2) sendiri memiliki jumlah karbohidrat yang
Perbandingan Tepung Ubi Kayu dan tinggi (lebih tinggi dari beras), misalnya
Kacang Merah pada perlakuan F1. Penambahan kacang
merah dapat meningkatkan kadar air
Gambar 4. Kadar Protein Beras Artifisial
dalam bahan pangan, sehingga
Kadar Karbohidrat Beras Artifisial menyebabkan menurunya kadar
Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014
Hal. 62-69

karbohidrat di dalam massa yang singkong dan tepung kacang merah 2:1
tertinggal. menghasilkan warna putih kecoklatan
yang lebih disukai panelis, dibandingkan
Uji Nilai Kesukaan Beras Artifisial pada formula 1:1.

Warna Beras Artifisial


Warna merupakan suatu sifat Aroma Beras Artifisial
bahan yang dianggap berasal dari Aroma yaitu bau yang sukar diukur
penyebaran spektrum sinar, begitu juga sehingga biasanya menimbulkan
dengan kilap dari bahan yang pendapat yang berlainan dalam menilai
dipengaruhi oleh sinar pantul. Warna kualitas aromanya. Perbedaan pendapat
bukan merupakan zat, melainkan sensasi disebabkan setiap orang memiliki
sensoris karena rangsangan dari perbedaan penciuman, meskipun mereka
seberkas energi radiasi yang jatuh ke dapat membedakan aroma namun setiap
indra penglihatan (Kartika, 1988). orang mempunyai kesukaan yang
kesukaan beras artifisial berbahan berlainan (Kartika, 1988).
dasar tepung singkong dan kacang merah Hasil penelitian menunjukan bahwa
pada indikator warna adalah sampel F1 jumlah skor tertinggi dalam uji kesukaan
dengan jumlah persentase 37,23%. beras artifisial berbahan dasar tepung
Persentase skor hedonik semakin singkong dan kacang merah pada
meningkat dengan semakin menurunnya indikator aroma adalah sampel F1 dengan
konsentrasi tepung kacang merah pada jumlah persentase 36%. Presentase skor
produk tersebut. Warna tepung kacang hedonik semakin meningkat dengan
merah berpengaruh terhadap warna semakin menurunnya konsentrasi tepung
produk beras artifisial yang dihasilkan, kacang merah. Penambahan tepung
dimana semakin banyak konsentrasi kacang merah menyebabkan beras akan
penggunaan tepung kacang merah, maka menghasilkan aroma langu yaitu aroma
warna beras akan menjadi semakin khas kacang merah. Aroma ini kurang
kecoklatan dan tampaknya hal ini kurang disukai oleh panelis.
disukai oleh panelis.
Perbedaan perbandingan jumlah Rasa Beras Artifisial
tepung singkong dan kacang merah Rasa lebih banyak melibatkan
menyebabkan perbedaan kandungan panca indra lidah. Bahan makanan yang
protein yang berasal dari tepung kacang mempunyai sifat merangsang syaraf
merah dan karbohidrat dari tepung perasa akan menimbulkan perasaan
singkong, yang berperan dalam reaksi tertentu. Tekstur dan konsistensi suatu
Maillard. Winarno (2008) menjelaskan bahan akan mempengaruhi cita rasa yang
bahwa reaksi Maillard merupakan reaksi ditimbulkan oleh bahan tersebut
antara karbohidrat khususnya gula (Winarno, 2008).
pereduksi dengan NH2 dari protein yang Berdasarkan uji organoleptik yang
menghasilkan senyawa dilakukan pada sampel beras artifisial
hidroksimetilfurfural yang kemudian berbahan dasar tepung singkong dan
lanjut menjadi furfural. Furfural yang kacang merah pada indikator rasa, secara
terbentuk kemudian berpolimer umum panelis memberikan penilaian suka
membentuk senyawa melanoidin yang terhadap ketiga formula beras artifisial
berwarna cokelat. Melanoidin inilah yang tersebut. Persentase kesukaan menurun
memberikan warna cokelat pada beras. seiring bertambahnya konsentrasi tepung
Oleh karena itu, pada formula beras kacang merah. Rasa beras artifisial
artifisial dengan perbandingan tepung berbahan dasar tepung singkong dan
Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014
Hal. 62-69

kacang merah yang kurang enak masih memiliki kualitas gizi paling baik adalah
bisa ditolerir oleh panelis. Hal ini formula 1:2 dengan kadar abu sebesar
disebabkan karena sudah menurunya 3,8%; kadar air 18%; kadar serat kasar
kemampuan sensoris panelis yang 7,4%; kadar protein 21,6% dan kadar
disebabkan oleh bertambahnya usia. Hal karbohidrat 55,5%. Secara umum aroma
ini sesuai dengan pernyataan Papas et al. beras artifisial berbahan dasar tepung
(1991), dengan bertambahnya usia singkong dan kacang merah kurang
seseorang, jumlah papilla lambat laun disukai panelis, namun dari segi rasa dan
akan berkurang. Papilla adalah saraf warna panelis rata-rata menyukainya.
penerima rangsang rasa.

Penerimaan Umum Beras Artifisial Daftar Pustaka


Uji nilai kesukaan berdasarkan Astawan, M. 2009. Pangan Non-beras
penerimaan umum merupakan penilaian Perlu
yang didasarkan pada perpaduan aspek DitingkatkanSejakBalita.http://ww
warna, aroma dan rasa. Hasil penelitian w.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi
menunjukan bahwa jumlah skor tertinggi ?newsid1082603192,73684 [23
dalam uji kesukaan beras artifisial April 2009].
berbahan dasar tepung singkong dan Kartika, B. 1988. Pedoman Uji Inderawi
kacang merah pada indikator penerimaan Bahan Pangan. UGM.Yogyakarta.
umum adalah sampel F1 dengan jumlah Nurfi, A. 2010. Kacang Merah Turunkan
persentase 54,44%. Persentase skor KolesteroldanGulaDarah.http://fitza
hedonik semakin meningkat dengan nia.com/kacang-merah-turunkan-
semakin menurunnya konsentrasi tepung kolesterol-dan-gula-darah/[23 April
kacang merah. Warna, aroma dan rasa 2013].
tepung kacang merah berpengaruh Papas A.S. et al., 1991. Geriatric
terhadap penerimaan umum produk Denstistry, Aginf and Oral Health,
beras, semakin banyak konsentrasi Mosby Year Book. Amerika.
penggunaan tepung kacang merah, warna Rukmana, R. 2009. Ubi Kayu : Budi
beras akan menjadi semakin kecoklatan Daya dan Pasca Panen. Kanisius,
dan beraroma tidak enak. Segi warna dan Yogyakarta.
aroma beras artifisial berbahan dasar Siregar, M. 2003. Analisis Proksimat.
tepung singkong dan kacang merah Penebar Swadaya. Jakarta.
memang kurang disukai panelis namun Soenardi, T. 2002. Seri Menu Anak:
dari segi rasa panelis rata-rata Makanan Sehat Penggugah Selera
menyukainya. Oleh karena itu, diperlukan Makan Balita. Jakarta: PT Gramedia
adanya penelitian lebih lanjut supaya Pustaka Utama.
warna dan aroma beras artifisial berbahan Sudarmadji, Slamet, dkk. 1996. Analisa
dasar tepung singkong dan kacang merah Bahan Makanan dan Pertanian.
bisa seperti beras pada umumnya. Liberty. Yogyakarta.
Tjokroprawiro, A. 2001. Diabetes
mellitus: klasifikasi, diagnosis, dan
terapi. Edisi ketiga. Gramedia
Kesimpulan Pustaka Utama. Jakarta.
Beras artifisial berbahan dasar Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan
tepung singkong dan kacang merah yang Gizi. PT. Gramedia. Jakarta.
Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014
Hal. 62-69

You might also like