Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

INDUSTRI FURNITUR DARI ALUMUNIUM


DI KOTA PEKANBARU

Oleh :
Sermy Marjelina
Pembimbing : Sri Endang Kornita dan Eka Armas Pailis

Faculty Of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


E-mail : SermyMarjelina@yahoo.com

Analysis Of Factors Affecting the Production Of Aluminum Industry In Pekanbaru

ABSTRACT

This research was conducted at the Furniture Industry of aluminum in the


city of Pekanbaru. This study aims to determine the factors that influence the
production of Furniture Industry of Aluminum and how the influence of capital,
labor and raw materials for industrial production of aluminum furniture in the
city of Pekanbaru. The approach of this research is using quantitative descriptive
approach. The data used in this study are primary data and secondary data.
Population Industry aluminum used in this study amounted to 20 units of business
or industry. Data analysis method used in this research is multiple linear
regression in the process by using SPSS for Windows version 21.0.
The results showed that in partial labor (X2) and variable raw material (X3) has
a significant effect on the production variable (Y), while capital variable (X1)
does not affect production. Simultaneously test results obtained value Fhitung
(38,212)> F table (3.634) or significance value less than 5% alpha (0.000 <0.05).
It is concluded that together there is a real impact on capital variable (X1), Labor
(X2), Raw Materials (X3), to the production variable (Y) with a margin of error of
5%level.Regression analysis produces the coefficient of determination (R2) of
0.878. This means that the variables that affect the production of Furniture
Industry of Aluminum in Pekanbaru can be explained by the variable Capital,
Labor, and Raw Materials amounted to 87,8%. While the remaining 12,2% is
influenced by other factors not examined.

Keywords : Capital, Labor, and Raw Materials

PENDAHULUAN
perbaikan mutu produksi dengan
Pembangunan industri yang tujuan untuk memperluas
diarahkan untuk lebih meningkatkan kesempatan untuk berusaha dan
industri kecil dan kerajinan rakyat kesempatan kerja. Dengan
antara lain melalui penyempurnaan, perkembangan industri kecil akan
pengaturan, pembinaan, dan meningkatkan pola pendapatan
pengembangan usaha serta pengusaha dan pengrajin kecil, serta
meningkatkan produktivitas dan kemampuan untuk memasarkan dan

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 1


mengekspor hasil-hasil produksinya. industri furnitur dari alumunium.
Industri kecil dan kerajinan rumah Salah satu hal yang mendorong
tangga merupakan suatu sarana dan tingkat penggunaan furnitur dari
alat penunjang program ekonomi dan alumunium di Pekanbaru adalah
pembangunan. Hal tersebut diambil naiknya populasi penduduk di Kota
karena dipandang industri kecil dan Pekanbaru setiap tahunnya. Dengan
kerajinan rumah tangga merupakan bertambahnya jumlah penduduk
masalah tersendiri sehingga dirasa setiap tahunnya maka secara tidak
perlu campur tangan pemerintah langsung kebutuhan akan furnitur
dalam menangani masalah ini. juga meningkat seiring dengan
Banyaknya industri kecil yang ada kebutuhan masyarakat dalam mengisi
beraneka ragam, tanpa adanya ruangan tempat tinggalnya. Hal ini
pengawasan dan pengembangan dari membuktikan bahwa ada peluang
bantuan pemerintah tidak akan bisa bagi perusahaan furnitur di Kota
cepat berkembang. Pekanbaru untuk dapat berkembang
Dengan demikian upaya lebih besar lagi. kemudian langkanya
peningkatan pengembangan industri persediaan kayu saat ini menjadi
merupakan langkah yang tepat bagi alasan berdirinya industri furnitur
memacu pertumbuhan ekonomi dari alumunium karena bahan baku
daerah. Selain untuk membuka dari kayu sulit didapatkan dengan
kesempatan kerja, keberadaan banyaknya ilegal loging, maka dari
industri juga sebagai penopang itu bahan baku furnitur dari kayu
ekonomi masyarakat. Pembangunan beralih menjadi bahan baku dari
sektor industri merupakan unsur alumunium, selain itu sifat
penting dalam mempercepat alumunium lebih tahan lama
tercapainya sasaran pembangunan terhadap air, dan rayap dibandingkan
dan juga dalam rangka menciptakan furnitur dari kayu, dan juga bersifat
struktur perekonomian yang anti karat. sehingga industri furnitur
seimbang. Diharapkan pertumbuhan dari alumunium ini seharusnya
sektor industri di Kota Pekanbaru mempunyai potensi untuk
dapat tercapai sehingga ekonomi dikembangkan, namun pada
masyarakat meningkat dan tingkat kenyataannya tidak berbanding lurus
kemiskinan dapat dikurangi. terhadap perkembangan industri
Pekanbaru merupakan sentra furnitur dari alumunium yang ada di
pemerintah provinsi. Karena Kota Pekanbaru, karena industri ini
merupakan ibukota provinsi, maka masih sedikit yang berdiri di Kota
kota Pekanbaru menjadi tujuan Pekanbaru .
utama para pekerja baik dari dalam Berdasarkan data dari
daerah maupun luar daerah. Berbagai Disperindag tahun 2013 ada 15
sentra industri kecil dan menengah industri furnitur dari alumunium
mulai berdiri di Kota Pekanbaru, yang berkembang di Kota Pekanbaru
seperti kerajinan, makanan, , tahun 2009 hanya terdapat 1 unit
bangunan, air minum, dan lain industri furnitur dari alumunium dan
sebagainya.Salah satu industri kecil tenaga kerja yang terserap 7 orang,
dan menengah yang memiliki potensi pada tahun 2010 terdapat 2 unit
dalam memacu pertumbuhan sektor usaha industri furnitur dari
industri di Kota Pekanbaru adalah alumunium dan tenaga kerja yang
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 2
terserap 16 orang, pada tahun 2011 perseorangan, selain modal dan
terdapat 5 unit usaha industri furnitur tenaga kerja ,bahan baku yang
dari alumunium dan tenaga kerja digunakan untuk kegiatan proses
yang terserap 16 orang, kemudian produksi.
pada tahun 2012 terdapat 3 unit Output merupakan produksi
usaha furnitur dari alumunium yang yang dihasilkan dalam suatu
menyerap tenaga kerja sebanyak 8 perusahaan. Semakin banyak output
orang, dan pada tahun 2013 terdapat yang dihasilkan berarti berarti
4 unit usaha industri funitur dari semakin besar pula perusahaan
alumunium dan menyerap tenaga tersebut. Input dapat berpengaruh
kerja sebanyak 12 orang. Hal ini terhadap produksi suatu barang dan
tidak sejalan dengan perkembangan jasa . Selain itu besarnya jumlah
populasi masyarakat yang terus output yang dihasilkan akan
mengalami peningkatan setiap berdampak pada input bahan baku
tahunnya, bertambahnya jumlah yang dibutuhkan. Semakin besar
penduduk setiap tahunnya maka output produksi yang dihasilkan
secara tidak langsung kebutuhan maka input bahan baku yang
akan furnitur juga meningkat seiring dibutuhkan juga semakin banyak.
dengan kebutuhan masyarakat dalam Besarnya kapasitas produksi juga
mengisi ruangan tempat tinggalnya tidak lepas dari jumlah tenaga kerja
seperti lemari, rak piring, jemuran yang digunakan, tenaga kerja
dan perabot lainnya dan industri merupakan segala kegiatan manusia
furnitur dari alumunium ini baik jasmani maupun rohani yang
memproduksi berbagai macam ditujukan untuk kegiatan produksi.
perabot rumah tangga seperti lemari, Dalam kegiatan produksi tidak lepas
rak piring, jemuran dan lainnya. Dari dari faktor tenaga kerja karena tenaga
data diatas dapat dikatakan bahwa kerja sangat dominan untuk
walaupun industri furnitur dari melancarkan kegiatan produksi
alumunium tidak menjanjikan sehingga memperoleh hasil produksi
kesempatan kerja yang begitu besar, dari suatu kegiatan produksi.
tetapi setidaknya industri kecil Kendala yang menyebabkan
furnitur dari alumunium dapat penurunan hasil produksi industri
memberikan peluang bagi adalah semakin tingginya biaya
masyarakat untuk bekerja guna produksi, seperti kenaikan biaya
mengurangi pengangguran pada bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
sektor informal. Selain tenaga kerja biaya lainnya, sehingga biaya yang
dalam produksi juga dibutuhkan harus dikeluarkan dalam
modal untuk membiayai operasional memproduksi semakin tinggi dan
perusahaan. Pada umumnya menjadi tidak efisien. Dalam hal ini
persoalan yang dialami oleh industri yang menjadi permasalahan
furnitur dari alumunium ini adalah bagaimana menekan biaya produksi
masalah kemampuan modal sendiri industri furnitur seminimum
dari pengusaha yang terbatas untuk mungkin agar penggunaan input atau
membiayai kebutuhan produksinya faktor produksi juga bisa efisien ,
dapat dibuktikan dari semua industri sehingga produksi yang dihasilkan
furnitur dari alumunium yang ada di juga bisa optimal.
Kota Pekanbaru rata-rata masih milik
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 3
Rumusan masalah dalam yang berbeda pada setiap literatur
penelitian ini adalah : 1. Faktor- menurut beberapa instansi atau
faktor apakah yang mempengaruhi lembaga bahkan undang-undang.
produksi industri furnitur dari Sesuai dengan Undang-Undang nomor
alumunium di Kota Pekanbaru. 2. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Seberapa besar pengaruh modal, Kecil, dan Menengah, UMKM
jumlah tenaga kerja, dan bahan baku didefinisikan sebagai berikut:
dalam meningkatkan produksi 1. Usaha mikro adalah usaha
industri furnitur dari alumunium di produktif milik orang perorangan
Kota Pekanbaru. dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro
Tujuan dari penelitian ini
sebagaimana diatur dalam Undang-
adalah : 1. Untuk mengetahui faktor-
Undang ini, 2. Usaha Kecil adalah
faktor yang mempengaruhi produksi usaha ekonomi produktif yang berdiri
industri furnitur dari alumunium di sendiri, yang dilakukan oleh orang
Kota Pekanbaru. 2. untuk perorangan atau badan usaha yang
mengetahui dan menganalisis bukan merupakan anak perusahaan
pengaruh modal, jumlah tenaga atau bukan cabang perusahaan yang
kerja, dan bahan baku dalam dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
meningkatkan produksi industri baik langsung maupun tidak langsung
furnitur dari alumunium di Kota dari Usaha Menengah atau Usaha
Pekanbaru Besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam
TINJAUAN PUSTAKA Undang-Undang ini. 3. Usaha
Menengah adalah usaha ekonomi
Pengertian Industri produktif yang berdiri sendiri, yang
Industri adalah kegiatan dilakukan oleh orang perorangan atau
ekonomi yang mengelola bahan badan usaha yang bukan merupakan
mentah, bahan baku, barang setengah anak perusahaan atau cabang
jadi atau barang jadi menjadi barang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
dengan nilai yang lebih tinggi untuk atau menjadi bagian baik langsung
penggunaannya, termasuk rancang maupun tidak langsung dengan usaha
bangun dan perekayasaan industri. kecil dan usaha besar, dengan jumlah
Industri terdiri dari kelompok kekayaaan bersih atau hasil penjualan
industri hulu dan industri dasar, tahunan sebagaimana diatur didalam
kelompok industri hilir atau aneka Undang-Undang ini.
industri dan industri kecil. Ferguson
mendefenisikan bahwa pengertian Teori Produksi
industri bukanlah suatu perusahaan, Produksi adalah suatu proses
akan tetapi merupakan kumpulan mengubah input menjadi
perusahaan-perusahaan yang output,sehingga nilai barang tersebut
menghasilkan barang sejenis atau bertambah. Penentuan kombinasi
hampir bersamaan jenisnya faktor-faktor produksi yang
(T.Sitorus, 2003;10). digunakan dalam proses produksi
sangatlah penting agar proses
Definisi UMKM produksi yang dilaksanakan dapat
Usaha Mikro, Kecil, dan efisien dan hasil produksi yang
Menengah (UMKM) memiliki definisi didapat menjadi optimal. Setiap
faktor produksi yang terdapat dalam
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 4
perekonomian adalah dimiliki oleh Dimana :
seseorang. pemiliknya menjual faktor Q = Jumlah produksi yang dihasilkan
produksi tersebut kepada pengusaha K = Jumlah stock modal
dan sebagai balas jasanya mereka L = Jumlah Tenaga kerja
akan memperoleh pendapatan. R = Biaya sewa lahan
Tenaga kerja mendapat gaji dan T = Teknologi
upah, tanah memperoleh sewa,
modal memperoleh bunga, dan Faktor-faktor yang
keahlian keusahawanan memperoleh Mempengaruhi Produksi
keuntungan. Pendapatan yang
diperoleh masing-masing jenis faktor Bahan baku
produksi tersebut tergantung kepada Bahan baku merupakan
harga dan jumlah masing-masing masalah yang cukup dominan
faktor produksi yang dugunakan. dibidang produksi. Perusahaan selalu
Jumlah pendapatan yang diperoleh menghendaki jumlah persediaan
berbagai faktor produksi yang yang cukup besar agar jalannya
digunakan untuk menghasilkan produksi tidak terganggu. Kata cukup
sesuatu barang adalah sama dengan disini tidak berarti bahwa persediaan
harga dari barang tersebut bahan baku harus dalam jumlah
(Sukirno,2002:45). besar. Persediaan dalam jumlah yang
Fungsi produksi adalah besar mengandung banyak resiko,
hubungan antara faktor-faktor seperti:
produksi (input) dengan tingkat Resiko hilang dan rusak,Biaya
produksi (output) yang pemeliharaan dan pengawasan
diciptakannya. Faktor-faktor tinggi,Resiko usang,Uang
produksi ini terdiri dari tenaga kerja, yangtertanam di persediaan terlalu
tanah, modal, dan keahlian besar.Dengan demikian jumlah
keusahawanan. Didalam teori persediaan yang harus ada tidak
ekonomi, dalam menganalisis terlampau besar dan tidak pula terlalu
mengenai produksi, selalu kecil. Persediaan yang terlalu kecil
dimisalkan bahwa faktor produksi mengandung resiko kehabisan
tanah, modal, dan keahlian persediaan yang dapat merugikan
keusahawan adalah tetap jumlahnya. perusahaan. (Swastha dan sukotjo,
Hanya tenaga kerja yang dipandang 2000:294)
sebagai faktor produksi yang
berubah–ubah jumlahnya. Dengan Modal
demikian, didalam menggambarkan Modal atau yang biasa disebut
hubungannya diantara faktor dengan investasi merupakan
produksi yang digunakan dan tingkat komponen yang sangat penting
produksi yang dicapai, yang dalam suatu usaha atau industri.
digambarkan adalah hubungan Istilah modal tersebut dapat diartikan
diantara jumlah tenaga kerja yang sebagai pengeluaran perusahaan
digunakan dan jumlah produksi yang untuk membeli barang-barang modal
dicapai (sukirno, 2005: 193). dan perlengkapan-perlengkapan
Fungsi produksi dapat dinyatakan produksi untuk menambah
sebagai berikut : kemampuan memproduksi barang
Q = F (K,L,R,T) atau jasa.Pertambahan Jumlah barang
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 5
modal memungkinkan suatu Peneliti selanjutnya dilakukan
perusahaan lebih banyak barang dan oleh Purnama 2008, dalam skripsinya
jasa dimasa yang akan datang yang berjudul “Analisis Pengaruh
(Sukirno,2004,121). modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha
dan Teknologi Proses Produksi
Tenaga kerja Terhadap Produksi Kerajinan
Menurut Kusumoosuwidho Kendang Jimbe di Kota Blitar” ia
(2000:193), tenaga kerja meneliti bagaimana pengaruh modal,
(manpower) adalah jumlah seluruh tenaga kerja, lama usaha, dan
penduduk dalam suatu negara yang teknologi proses terhadap produksi
dapat memproduksi barang dan jasa kerajinan kendang jimbe di Kota
jika ada permintaan terhadap tenaga blitar. Pendekatan penelitian ini yaitu
mereka, dan jika mereka mau menggunakan pendekatan deskritif
berpartisipasi dalam aktivitas kuantitatif. Metode analisis data yang
tersebut. dalam literaturnya biasanya digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh penduduk berusia 15- adalah regresi linier berganda yang
64 tahun,tetapi kebiasaan yang ditrasformasikan ke bentuk
dipakai di indonesia adalah seluruh logaritma. Hasil penelitian
penduduk berusia 10 tahun keatas. menunjukkan bahwa secara parsial
variabel tenaga kerja X2 dan variabel
Hipotesis teknologi proses produksi X4
Hamonangan P (2013), mempunyai pengaruh yang nyata
meneliti tentang Faktor-Faktor yang terhadap variabel produksi (Y) ,
Mempengaruhi Produksi Industri Sedangkan variabel modal (X1) dan
Makanan Kacang Pukul di variabel lama usaha (X3) tidak
Kecamatan Bangko Kabupaten mempengaruhi produksinya. Hasil
Rokan Hilir “, dalam skripsinya ia pengujian secara simultan diperoleh
meneliti sejauh mana pengaruh nilai Fhit (57,779) > Ftab (2,39), hal ini
modal, bahan baku, tenaga kerja dapat disimpulkan bahwa secara
dapat mempengaruhi produksi bersama-sama terdapat pengaruh
industri makanan kacang pukul di yang nyata dari variabel modal (X1),
Kecamatan Bangko Kabupaten tenaga kerja(X2), lama usaha(X3) dan
Rokan Hilir, dimana ia menekankan proses produksi teknologi (X4)
atau menitikberatkan penelitiannya terhadap variabel produki (Y) dengan
ini pada faktor-faktor jumlah modal, tingkat batas kesalahan 5%.
bahan baku, dan tenaga kerja yang Peneliti selanjutnya dilakukan
digunakan. Hasil penelitiannya oleh Christina (2010), dalam
menyimpulkan bahwa adanya skripsinya yang berjudul “ Analisis
hubungan yang signifikan antara Produksi Industri Paving Block di
modal dan ketersediaan bahan baku Kecamatan Marpoyan Damai”,
terhadap produksi industri makanan dalam skripsinya ia meneliti sejauh
kacang pukul di Kecamatan Bangko mana pengaruh bahan baku, tenaga
Kabupaten Rokan Hilir , sedangkan kerja, dan mesin dapat
jumlah tenaga kerja tidak mempengaruhi Industri Paving Block
mempengaruhi produksi industri di Kecamatan Marpoyan Damai,
tersebut. Ia meneliti dengan tingkat dimana ia menekankan atau menitik
kepercayaan 95% dan R2 = 0,998. beratkan penelitiannya ini pada
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 6
faktor-faktor jumlah bahan baku, Pekanbaru tahun 2013 terdapat 15
modal, dan mesin yang digunakan. industri furnitur dari alumunium di
Dalam penelitiannya tersebut terbukti Kota Pekanbaru, namun setelah
adanya hubungan yang signifikan peneliti melakukan survey
anatara bahan baku, tenaga kerja dan dilapangan terdapat 20 industri
mesin terhadap industri Paving block furnitur dari alumunium yang ada di
di Kecamatan Marpoyan Damai. Ia Kota Pekanbaru.
meneliti dengan tingkat kepercayaan
95% dan R2 = 0,931 %
Dari beberapa penelitian
terdahulu ini menurunkan hipotesis Jenis Dan Sumber Data
sebagai berikut : 1. Faktor-faktor Berdasarkan jenisnya, data
yang mempengaruhi produksi yang digunakan dalam penelitian ini
industri furnitur dari alumunium di adalah data kuantitatif,berdasarkan
Kota Pekanbaru , diduga karena sumbernya, penelitian ini
adanya pengaruh modal, pengaruh menggunakan data primer dan data
bahan tenaga kerja dan pengaruh sekunder. Data primer yang
jumlah bahan baku. 2. Diduga jumlah digunakan adalah data populasi
modal, jumlah tenaga kerja, dan jumlah pengusaha Industri Furnitur
bahan baku berpengaruh positif dari Alumunium. Jumlah pengusaha
dalam meningkatkan produksi yang ada 20 responden. Sedangkan
industri furnitur dari alumunium di data sekunder yang digunakan dalam
Kota Pekanbaru. penelitian ini diperoleh dari beberapa
sumber, yaitu Badan Pusat Statistik
METODE PENELITIAN dan Kantor Dinas Perindustrian,
Perdagangan Kota Pekanbaru.
Populasi dan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto Teknik Pengumpulan Data
populasi adalah keseluruhan objek Untuk memperoleh data yang
penelitian .Sedangkan sampel diperlukan dalam penelitian ini
merupakan sebagian atau wakil dari digunakan teknik Interview atau
populasi yang diteliti. Pada penelitian wawancara langsung dalam bentuk
ini yang menjadi populasi adalah pertanyaan yang diajukan secara
seluruh pengusaha industri furnitur lisan kepada instansi dan dinas
dari alumunium di Kota Pekanbaru. ,Questioner yaitu pengumpulan data
Arikunto berpendapat bahwa cara yang dilakukan dengan cara
menentukan sampel adalah bila membuat daftar pertanyaan,
subyeknya kurang dari 100 orang kemudian diajukan kepada responden
dapat diambil 10-15% atau 20-25%( dengan maksud untuk memudahkan
Suharsimi Arikunto,2002:109). interview. Observasi yaitu
Sesuai dengan pernyataan trsebut pengumpulan data yang dilakukan
maka teknik pengambilan sampel dengaan Cara mengadakan
dalam penelitian ini dilakukan pengamatan secara langsung objek
dengan cara sensus (seluruhnya) penelitian dengan tujuan mencari
karena subyek pada penelitian ini informasi untuk mengetahui
kurang dari 100 orang. Berdasarkan kebenaran data yang diperoleh.
data dari Disperindag Kota
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 7
Defenisi Operasional dan b3 = Koefisien regresi variabel bebas
Pengukuran Variabel (x3)
variabel bebas (independent x1 = Besarnya modal (Rupiah)
variable) dalam penelitian ini x2 = Tenaga kerja (Orang)
meliputi Modal, Tenaga Kerja, dan x3 = Bahan baku (Meter)
Bahan Baku. Sedangkan variabel € = Diasturbance error
terikat (dependent Variable) adalah
produksi Industri Furnitur dari HASIL DAN PEMBAHASAN
Alumunium. Adapun defenisi
operasional variabel dari masing- Hasil Uji Asumsi Klasik
masing variabel akan diuraikan Hasil pengujian asumsi klasik
sebagai berikut : a. Y (Produksi) disimpulkan bahwa model regresi
adalah Produksi industri furnitur dari yang digunakan di penelitian ini telah
alumunium, yaitu output yang memenuhi model estimasi yang Best
dihasilkan oleh Industri furnitur dari Linier Unbiased Estimator (Blue)
alumunium di Kota Pekanbaru, dan layak dilakukan analisis regresi.
dalam satuan unit. b. X1 (Modal) Hal ini dibuktikan dari hasil
adalah jumlah kapital atau modal pengujian normalitas data, uji
yang digunakan dalam proses multikolearitas, uji autokorelasi dan
produksi industri furnitur dari uji heterokedastisitas.
alumunium di Kota Pekanbaru
dengan satuan rupiah, dan c. X2 Uji Normalitas Data
(Tenaga Kerja) adalah jumlah tenaga Uji Normalitas digunakan
kerja yang digunakan dalam proses untuk mengetahui apakah populasi
produksi industri furnitur dari data berdistribusi normal atau tidak.
alumunium di Kota Pekanbaru dalam Uji ini biasanya digunakan untuk
satuan orang, d. X3 (Bahan Baku) mengukur data berskala ordinal,
adalah jumlah bahan baku yang interval, ataupun rasio. Indikator uji
digunakan dalam proses produksi normalitas adalah gambar
industri furnitur dari alumunium di probabilitas normal (GPN). Dasar
Kota Pekanbaru dalam satuan meter pengambilan keputusan untuk uji
(m) normalitas yaitu jika gambar
probabilitas normal (GPN)
Metode Analisis mendekati garis lurus maka sebaran
Metode analisis yang data menunjukan normal. Jika
digunakan adalah regresi linier gambar probabilitas normal (GPN)
berganda, yang perumusannya adalah tidak mendekati garis lurus maka
sebagai berikut : menunjukan sebaran data tidak
(Soekartawi,2003:143): normal. (Gujarati, 2006:164-165)
Y = b0 + bix1 + b2x 2 + b3x3 + €
Dimana:
Y = Jumlah Produksi(unit)
b0 = Intercept atau konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel bebas
(x1)
b2 = Koefisien regresi variabel bebas
(x2)
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 8
Gambar 1 1,045 (<10), dengan nilai tolerance
Uji Normalitas Data 0,957 (>0,10). Nilai VIF untuk
variabel Tenaga Kerja 1,242 (<10),
dengan nilai tolerance 0,805 (>0,10).
Selanjutnya VIF utuk variabel Bahan
baku sebesar 1,194 (<10), dengan
nilai tolerance 0,837 (>0,10).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
model regresi tersebut bebas dari
multikolinearitas.

Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan
pengujian untuk mengetahui
Sumber : Data Olahan SPSS Versi 21,00 hubungan yang terjadi antara residual
dari pengamatan satu dengan
Berdasarkan grafik Normal pengamatan lain. Metode untuk
Probability P-P Plot pada gambar 1 menguji adanya autokorelasi dilihat
diatas terlihat titik-titik mengikuti dari uji Durbin Watson. Kriteria
garis diagonal. Berdasarkan gambar pengambilan keputusan yaitu: Jika
tersebut bisa diambil kesimpulan nilai DW mendekati nol, maka
bahwa data dalam model regresi terdapat adanya korelasi positif
berdistribusi normal. sempurna. Jika nilai DW mendekati
4, maka terdapat adanya korelasi
Uji Multikolinearitas negatif sempurna. Jika nilai DW
Uji multikoliniaritas berfungsi menedekati 2, maka menunjukan
untuk menguji apakah pada model tidak adanya autokerelasi (Gujarati,
regresi ditemukan adanya suatu 2006:121).
hubungan linier yang sempurna Berdasarkan hasil uji Durbin
(mendekati sempurna) antara Watson, nilai DW untuk ketiga
beberapa atau semua variabel variabel indenpenden adalah 1,259
bebasnya. Metode untuk menguji mendekati angka 2. Karena angka 2
adanya multikolinieritas dilihat dari pada uji Durbin Watson terletak di
nilai Tolerance Value atau daerah no autocorrelation, sehingga
Variance Inflation Factor (VIF). dapat disimpulkan tidak terdapat
Apabila nilai VIF variabel autokorelasi dalam model penelitian
independen dibawah nilai 10 dan ini.
tolerance value diatas 0,10. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak Uji Heteroskedastisitas
terjadi multikolinieritas dalam Uji heteroskedastisitas
model regresi sehingga model bertujuan untuk menguji apakah
tersebut reliabel sebagai dasar dalam model regresi terjadi
analisis (Gujarati, 2006:70-71). ketidaksamaan variance dari residual
Berdasarkan hasil satu pengamatan ke pengamatan
perhitungan nilai tolerance pada yang lain. Dasar pengambilan
hasil analisis data, diperoleh nilai keputusan untuk uji
VIF untuk variabel Modal sebesar heteroskedastisitas yaitu jika ada
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 9
pola tertentu, seperti titik yang ada Persamaan regresi tersebut
membentuk pola tertentu teratur dapat dijelaskaan sebagai berikut: 1.
(bergelombang, melebur kemudian Nilai konstanta( b0)= 12,057. Hal ini
menyempit), maka mengindikasikan menunjukkan jika variabel
telah terjadi heteroskedastisitas. Jika independen yang terdiri dari modal,
tidak ada pola yang jelas, serta titik- tenaga kerja, daan bahan baku
titik menyebar diatas dan dibawah diasumsikan sama dengan nol, maka
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak nilai produksi furnitur dari
terjadi alumunium adalah sebesar 12,057 %,
heteroskedastisitas (Gujarati, 2. Variabel Modal (X1) memiliki
2006:91). koefisien regresi positif
Gambar 2 0,0000001136 terhadap Produksi
Uji Heteroskedastisitas industri furnitur dari alumunium di
Kota Pekanbaru. Dapat diartikan jika
modal naik 1% maka produksi
furnitur dari alumunium bertambah
sekitar 0,0000001136%, dengan
asumsi variabel lain konstan, 3.
Variabel Tenaga kerja (X2) memiliki
koefisien regresi positif 2,413
terhadap Produksi industri furnitur
Sumber : Data Olahan SPSS Versi 21.00 dari alumunium di Kota Pekanbaru.
Dapat diartikan jika tenaga kerja naik
Berdasarkan uji 1% maka produksi furnitur dari
heteroskedastisitas pada gambar 2 alumunium bertambah sekitar
diatas terlihat titik-titik menyebar 2,413%, dengan asumsi variabel lain
secara acak, tidak membentuk suatu konstan, 4. Variabel bahan baku (X3)
pola tertentu yang jelas, serta memiliki koefisien regresi positif
menyebar diatas dan dibawah angka 0,005 terhadap Produksi industri
nol pada sumbu Y. Jadi dapat furnitur dari alumunium di Kota
disimpulkan bahwa model regresi Pekanbaru. Dapat diartikan jika
dalam penelitian ini bebas dari bahan baku naik 1% maka produksi
heteroskedastisitas. furnitur dari alumunium bertambah
sekitar 0,005 %, dengan asumsi
Hasil Analisis Regresi Linier variabel lain konstan.
Berganda
Berdasarkan hasil pengolahan Pengujian Hipotesis
data menggunakan program statistik
komputer SPSS versi 21.0 maka Uji Simultan (Uji F)
dapat dituliskan persamaan regresi Uji statistik F pada dasarnya
berganda sebagai berikut: menunjukan apakah semua variabel
bebas yang dimasukkan dalam model
Y= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + € mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel
Y = 12,057+ 1,136E008X1 +2,413X2 terikat.
+ 0,005 X3 Berdasarka hasil regresi nilai F
hitung dengan taraf signifikan 95%
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 10
(α = 5%) adalah 38,212 dan tingkat = 5%) adalah 8,177. Maka dengan
probabilitas (sig) adalah 0,000. demikian t hitung > t tabel yaitu
Dengan membandingkan F hitung 8,177 > 2,120. berarti hipotesis nol
dengan F tabel dapat diketahui (H0) ditolak dan hipotesis alternatif
bahwa F hitung lebih besar dari F (Ha) diterima. Artinya terdapat
tabel yaitu 38,212 > 3,634. Sehingga pengaruh antara variabel independen
dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha dengan variabel dependen. Hal ini
diterima,hal ini dapat disimpulkan dapat disimpulkan bahwa faktor
bahwa variabel independen (modal, bahan baku berpengaruh nyata dalam
tenaga kerja, bahan baku) secara meningkatkan hasil produksi industri
bersama-sama berpengaruh furnitur dari alumunium di Kota
signifikan terhadap variabel Pekanbaru
dependen (produksi furnitur dari Hasil uji regresi modal terhadap
alumunium). produksi furnitur dari alumunium
menunjukkan bahwa Variabel modal
Uji Parsial (Uji t) (X1) memiliki nilai koefisien regresi
1. Berdasakan hasil regresi yang positif sebesar 0,00000001136
diperoleh nilai t hitung dari variabel terhadap produksi industri furnitur
modal dengan taraf signifikan 95% dari alumunium di Kota Pekanbaru.
(α = 5%) adalah 0,883. Maka dengan Yang artinya dalam satu periode
demikian t hitung < t tabel yaitu produksi, jika terjadi peningkatan
0,883 < 2,120. Berarti hipotesis nol penggunaan modal sebesar 1%, maka
(H0) diterima dan hipotesis alternatif nilai produksi akan meningkat
(Ha) ditolak. Artinya tidak terdapat sebesar 0,00000001136% . Hal ini
pengaruh antara variabel independen dapat disimpulkan bahwa variabel
dengan variabel dependen. Hal ini modal berpengaruh positif terhadap
dapat disimpulkan bahwa faktor produksi industri furnitur dari
modal tidak berpengaruh signifikan alumunium di Kota Pekanbaru. Yang
dalam meningkatkan hasil produksi artinya saat jumlah modal yang
industri furnitur dari alumunium, 2. digunakan dalam industri tersebut
Dari tabel 1 diperoleh nilai t hitung naik, maka produksi furnitur dari
dari variabel tenaga kerja dengan alumunium juga akan mengalami
taraf signifikan 95% (α = 5%) adalah peningkatan. Secara parsial modal
2,835 Maka dengan demikian t berpengaruh positif tetapi tidak
hitung > t tabel yaitu 2,835 > 2,120. signifikan terhadap hasil produksi
berarti hipotesis nol (H0) ditolak dan industri furnitur dari alumunium.
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Penelitian ini konsisten dengan
Artinya terdapat pengaruh antara penelitian yang dilakukan oleh
variabel independen dengan variabel Purnama 2008, dalam skripsinya
dependen. Hal ini dapat disimpulkan yang berjudul “Analisis Pengaruh
bahwa faktor tenaga kerja modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha
berpengaruh nyata dalam dan Teknologi Proses Produksi
meningkatkan hasil produksi industri Terhadap Produksi Kerajinan
furnitur dari alumunium di Kota Kendang Jimbe di Kota Blitar” ia
Pekanbaru, 3. Dari tabel 1 diperoleh meneliti bagaimana pengaruh modal,
nilai t hitung dari variabel bahan tenaga kerja, lama usaha, dan
baku dengan taraf signifikan 95% (α teknologi proses terhadap produksi
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 11
kerajinan kendang jimbe di Kota kerja berpengaruh positif dan
blitar. Pendekatan penelitian ini yaitu signifikan terhadap hasil produksi
menggunakan pendekatan deskritif industri furnitur dari alumunium di
kuantitatif. Metode analisis data yang Kota Pekanbaru.
digunakan dalam penelitian ini Hasil penelitian ini konsisten
adalah regresi linier berganda yang dengan penelitian yang dilakukan
ditrasformasikan ke bentuk oleh Christina (2010), dalam
logaritma. Hasil penelitian skripsinya yang berjudul “ Analisis
menunjukkan bahwa secara parsial Produksi Industri Paving Block di
variabel tenaga kerja X2 dan variabel Kecamatan Marpoyan Damai”,
teknologi proses produksi X4 dalam skripsinya ia meneliti sejauh
mempunyai pengaruh yang nyata mana pengaruh bahan baku, tenaga
terhadap variabel produksi (Y) , kerja, dan mesin dapat
Sedangkan variabel modal (X1) dan mempengaruhi Industri Paving Block
variabel lama usaha (X3) tidak di Kecamatan Marpoyan Damai,
mempengaruhi produksinya. Hasil dimana ia menekankan atau menitik
pengujian secara simultan diperoleh beratkan penelitiannya ini pada
nilai Fhit (57,779) > Ftab (2,39), hal ini faktor-faktor jumlah bahan baku,
dapat disimpulkan bahwa secara modal, dan mesin yang digunakan.
bersama-sama terdapat pengaruh Dalam penelitiannya tersebut terbukti
yang nyata dari variabel modal (X1), adanya hubungan yang signifikan
tenaga kerja(X2), lama usaha(X3) dan anatara bahan baku, tenaga kerja dan
proses produksi teknologi (X4) mesin terhadap industri Paving block
terhadap variabel produki (Y) dengan di Kecamatan Marpoyan Damai. Ia
tingkat batas kesalahan 5%. meneliti dengan tingkat kepercayaan
Hasil uji regresi Tenaga kerja 95% dan R2 = 0,931 %
terhadap produksi furnitur dari Hasil uji regresi Bahan baku
alumunium menunjukkan Variabel terhadap produksi furnitur dari
tenaga kerja (X2) memiliki nilai alumunium menunjukkan Variabel
koefisien regresi yang positif sebesar bahan baku (X3) memiliki nilai
2,413 terhadap produksi industri koefisien regresi yang positif sebesar
furnitur dari alumunium di Kota 0,005 terhadap produksi furnitur dari
Pekanbaru. Yang artinya dalam satu alumunium di Kota Pekanbaru, yang
periode produksi, jika terjadi artinya dalam satu periode produksi,
peningkatan penggunaan tenaga kerja jika terjadi peningkatan bahan baku 1
sebanyak 1 orang, maka nilai meter maka nilai produksi akan
produksi akan meningkat sebesar meningkat sebesar 0,005%. Hal ini
2,413%. Hal ini dapat disimpulkan dapat disimpulkan bahwa variabel
bahwa variabel tenaga kerja bahan baku berpengaruh positif
berpengaruh positif terhadap terhadap produksi industri furnitur
produksi industri furnitur dari dari alumunium di Kota Pekanbaru.
alumunium di Kota Pekanbaru. Yang Yang artinya saat bahan baku untuk
artinya saat jumlah tenaga kerja yang industri tersebut naik, maka produksi
digunakan dalam industri tersebut furnitur dari alumunium juga akan
naik, maka produksi furnitur dari mengalami peningkatan. Secara
alumunium juga akan mengalami parsial bahan baku berpengaruh
peningkatan. Secara parsial tenaga positif dan signifikan terhadap hasil
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 12
furnitur dari alumunium di Kota diterapkan oleh variabel-variabel
Pekanbaru. bebas yang ada dalam model
Hasil penelitian ini konsisten persamaan regresi
dengan penelitian yang dilakukan (Soekartawi,2003:143).
oleh Hamonangan P (2013), meneliti Berdasarkan hasil perhitungan
tentang Faktor-Faktor yang Regresi linier berganda pada tabel 1,
Mempengaruhi Produksi Industri diperoleh nilai R2 sebesar 0,878
Makanan Kacang Pukul di Artinya 87,8% Jumlah Produksi
Kecamatan Bangko Kabupaten furnitur dari alumunium di Kota
Rokan Hilir “, dalam skripsinya ia Pekanbaru dipengaruhi oleh jumlah
meneliti sejauh mana pengaruh Modal, Tenaga kerja, bahan baku.
modal, bahan baku, tenaga kerja Sedangkan sisanya 12,2% faktor-
dapat mempengaruhi produksi faktor yang lain tidak diteliti.
industri makanan kacang pukul di
Kecamatan Bangko Kabupaten SIMPULAN DAN SARAN
Rokan Hilir, dimana ia menekankan
atau menitikberatkan penelitiannya Simpulan
ini pada faktor-faktor jumlah modal, Berdasarkan hasil penelitian
bahan baku, dan tenaga kerja yang dan pembahasan serta analisis yang
digunakan. Hasil penelitiannya telah dilakukan mengenai analisis
menyimpulkan bahwa adanya produksi industri furnitur dari
hubungan yang signifikan antara alumunium di Kota Pekanbaru maka
modal dan ketersediaan bahan baku dapat disimpulkan bahwa faktor-
terhadap produksi industri makanan faktor produksi yang terdiri dari
kacang pukul di Kecamatan Bangko modal, tenaga kerja dan bahan baku
Kabupaten Rokan Hilir , sedangkan mempunyai pengaruh yang
jumlah tenaga kerja tidak signifikan terhadap produksi Industri
mempengaruhi produksi industri Furnitur dari alumunium di Kota
tersebut. Ia meneliti dengan tingkat Pekanbaru, sedangkan secara parsial
kepercayaan 95% dan R2 = 0,998. hanya tenaga kerja dan bahan baku
yang berpengaruh positif dan
Analisis Koefisien Determinasi (R2) signifikan terhadap produksi furnitur
Koefisien determinasi digunakan dari alumunium di Kota Pekanbaru.
untuk menyelidiki berapa besarnya Sedangkan modal berpengaruh
persentase kontribusi variabel bebas positif tetapi tidak signifikan
(modal, jumlah tenaga kerja, dan terhadap produksi Industri furnitur
bahan baku) secara bersama-sama dari alumunium di Kota Pekanbaru.
terhadap (naik turunnya) variabel
tidak bebas (jumlah produksi) Saran
digunakan uji koefisien determinasi Berdasarkan kesimpulan yang
linear berganda (R2). Semakin besar telah diambil, maka selanjutnya
nilai koefisien penentu berganda dapat diusulkan beberapa saran yang
mendekati 1 maka semakin tepat mungkin dapat dilakukan dan
suatu garis linear sebagai suatu bermanfaat bagi pemerintah,
pendekatan hasil penelitian.Dan pengusaha industri furnitur dari
keregaman total dalam variabel alumunium di Kota Pekanbaru dan
terikat dapat dijelaskan atau bagi peneliti-peneliti selanjutnya. 1.

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 13


Diharapkan kepada pemerintah Kota Gujarati, Damodar N, 2006. Dasar-
Pekanbaru untuk terus dapat Dasar Ekonometrika, Edisi
mengembangkan industi kecil yang Ketiga, Erlangga, Jakarta.
ada di Kota Pekanbaru khususnya Hamonangan, Raju P, 2013. Faktor-
industri furnitur dari alumunium, Faktor yang Mempengaruhi
karena sangat jelas bila industri Produksi Industri Makanan
furnitur dari alumunium mampu Kacang Pukul di Kecamatan
berkembang dan memberikan Bangko Kabupaten Rokan Hilir,
pengaruh yang signifikan terhadap Universitas Riau Pekanbaru,
tenaga kerja, sehingga industri Indonesia.
furnitur dari alumunium ini akan Kusumosuwidho, s, 2000. Angkatan
mampu berperan dalam mengurangi Kerja dalam Dasar-Dasar
angka pengangguran. 2. Pemerintah Demografi, LD FE- UI,Jakarta.
juga diharapkan dapat menyediakan Pradipta Rosy A.P, 2008. Analisis
dana atau modal untuk Pengaruh Modal, Tenaga kerja,
mengembangkan usaha ini karena Lama usaha dan Teknologi Proses
rata-rata industri furnitur dari Produksi terhadap produksi
alumunium ini masih bersifat milik Kerajinan Kendang Jimbe di Kota
perseorangan. Usaha pengembangan Blitar, Universitas Brawija
produktifitas juga tidak lepas dari Malang, Indonesia.
peran aktif pemerintah dan pihak Sitorus, T, 2003. Teori Ekonomi
terkait seperti mengadakan Mikro, Penerbit Arsi, Bandung.
penyuluhan dan pelatihan serta Sadono , Sukirno, 2002 . Teori
bimbingan kegiatan produksi. 3. Makro Ekonomi, Cetakan
Peranan pihak perbankan dalam Keempat Belas, Rajawali Press,
memberikan pinjaman modal kepada Jakarta.
para pengusaha juga sangat Sukirno , Sadono ,2004. Makro
diharapkan karena melalui perbankan Ekonomi : Teori Pengantar ,
pengusaha dapat memperoleh modal Rajawali Grafindo , Jakarta.
untuk mengembangkan usahanya dan Sukirno, Sadono, 2005. Mikro
perbankan juga dapat memberikan Ekonomi Teori Pengantar, Edisi
fasilitas kredit khusus untuk industri Ketiga, PT Rajagrafindo Persada,
kecil. 4. Upaya pengembangan Jakarta.
industri kecil ini sebaiknya didukung Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi
oleh industri menengah dan industri Produksi, PT Rajagrafindo
besar dengan melaksanakan Persada, Jakarta.
hubungan kemitraan dengan industri Swastha,basu dan ibnu sukotjo, 2000,
kecil. pengantar bisnis modern,
Yogyakarta: Liberti.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini, 2010. Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, PT Rineka Cipata, Jakarta
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Pekanbaru, 2014 .
Pengolahan data, Pekanbaru
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 14

You might also like