Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 25

Tanjungpura Law Journal, Vol.

1, Issue 2, July 2017: 89 – 113


ISSN Print: 2541-0482 | ISSN Online: 2541-0490
Open Access at: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/tlj

Article Info
Submitted: 18 Maret 2017 | Reviewed: 5 Mei 2017 | Accepted: 28 Juli 2017

PENYELESAIAN SENGKETA INVESTASI MELALUI


INTERNATIONAL CENTRE FOR SETTLEMENT
OF INVESTMENT DISPUTE
(Studi Kasus Pemerintah Indonesia vs Churchill Mining)

Aldo Rico Geraldi1

Abstract
This research aims to determine International Centre For Settlement of Investment Dispute
(ICSID), benefits and losses for Indonesia related with Choice of Option on Indonesian
investment dispute settlement with Churchill Mining Plc in ICSID. This research uses
normative legal research by gathering secondary data. Data collected is using the methods of
literary study by collecting legal material and information in the form of legal materials of
primary sources, secondary sources, and tertiary sources. In order to get a clear explanation,
the data will arrange systematically and analyzed with descriptive methods. These results
indicate that the disputes settlement between Indonesian Government against Churchill
Mining through ICSID has several benefits, such as the confidentiality of the proceedings, the
freedom to choose the arbitrator, the decision of the ICSID which are final and binding, and if
the arbitration decision can be implemented in Indonesia it is necessary to obtain Exequatur
of the Supreme Court. Although it has some benefits, however there are also some of the
losses suffered by Indonesian Government, such as substantial costs to finance the
proceedings at ICSID and if Indonesia was lost, it can cause financial loss with very large
impact to country around trillions to pay compensation or indemnity.

Keywords: benefits and losses; dispute settlement; ICSID

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai International Centre For Settlement of
Investment Dispute (ICSID), keuntungan dan kerugian Indonesia terkait opsi pilihan
penyelesaian sengketa investasi Indonesia dengan Churchill Mining Plc di ICSID. Penelitian
ini merupakan penelitian hukum normatif yang dilakukan dengan mengumpulkan bahan
hukum. Pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan menggunakan metode studi

1AldoRico Geraldi, Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan
Ganesha, Jalan Udayana No. 11 Singaraja, 81116, Bali, Indonesia, email: humas@undiksha.ac.ic,
Telp. (0362) 22570, Fax (0362) 25735.
89
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

kepustakaan dengan mengumpulkan bahan hukum dan informasi yang berupa bahan-bahan
hukum primer, sekunder, maupun tersier. Dalam rangka mendapatkan pemaparan yang
jelas, data tersebut kemudian disusun secara sistematis dan dianalisis dengan
menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penyelesaian
sengketa antara Pemerintah Indonesia dengan Churchill Mining melalui ICSID memiliki
beberapa keuntungan, seperti kerahasiaan proses beracara, kebebasan untuk memilih
arbiter, putusan dari ICSID yang bersifat final dan mengikat, serta apabila putusan arbitrase
dapat dilaksanakan di Indonesia maka perlu memperoleh eksekuatur dari Mahkamah Agung.
Walaupun memiliki beberapa keuntungan, namun terdapat juga beberapa kerugian yang
dialami oleh Pemerintah Indonesia, seperti biaya yang cukup besar untuk membiayai proses
beracara di ICSID dan apabila Indonesia ternyata kalah,maka dapat menyebabkan kerugian
terhadap negara yang sangat besar hingga triliunan untuk membayar kompensasi atau ganti
rugi.

Kata Kunci : ICSID; keuntungan dan kerugian; penyelesaian sengketa

I. Pendahuluan berpotensi memberikan penghasilan


Churchill Mining yang perusahaan mencapai US$700 juta-
merupakan perusahaan US$1 miliar per tahun.3
pertambangan di Indonesia, saat ini Dicabutnya ijin kuasa
sedang menggugat Pemerintah pertambangan Ridlatama Group oleh
Indonesia ke lembaga Arbitrase Bupati Kutai Timur karena
Internasional ICSID. Gugatan tersebut rekomendasi Pemerintah Pusat
diajukan karena adanya pencabutan berdasarkan audit Badan Pemeriksa
izin pertambangan Ridlatama Group Keuangan (BPK) pada September
oleh Pemerintah Kabupaten Kutai 2008 saat melakukan audit atas KP
Timur pada area sekitar 35 ribu (Kuasa Pertambangan) yang dibuat
hektare.2 Perusahaan tambang ini tahun 2006-2008. Dengan hasil audit
mengakuisisi 75% perusahaan lokal tersebut, BPK menemukan lima
bernama Ridlatama Group. Kuasa Pertambangan palsu yang
Diperkirakan terdapat cadangan batu
bara sebesar 2,73 miliar ton yang

2 Churchill vs Indonesia: Permintaan 3 Susilo Bambang Yudhoyono. Tak Gentar


Perlindungan oleh Churchill Ditolak, 24 Hadapi Gugatan Churchil Mining. Majalah
Desember 2014, URL : BPK. Edisi 7 Juli 2012, hlm. 65.
http://www.tambang.co.id/churchill-vs- http://www.bpk.go.id/assets/files/magazine/
indonesia-permintaan-perlindungan-oleh- edisi-07-volii-juli-
churchill-ditolak-2516/, diakses pada 2012_hal_62_____80_.pdf., diakses pada
tanggal 25 Februari 2017. tanggal 25 Februari 2017.
90
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

terbit pada tahun 2006-2008.4 interpretasi dari perjanjian Bilateral


Churchill Mining Plc juga belum Investment Treaty (BIT)6 Indonesia
mendapat izin dari Menteri Kehutanan dengan Inggris terkait dengan klausul
untuk penambangan di kawasan forum penyelesaian sengketa. ICSID
hutan produksi sesuai dengan tidak sependapat dengan posisi
ketentuan Undang-Undang Nomor 41 Pemerintah Indonesia yang
Tahun 1999 tentang Kehutanan. menyatakan bahwa meskipun dalam
The International Centre for the BIT penyelesaian sengketa
Settlement of Investment Disputes dilimpahkan kepada forum ICSID,
(ICSID) merupakan lembaga Arbitrase namun pelimpahan ini tidak bersifat
yang memiliki yurisdiksi terkait dengan otomatis, melainkan harus melalui
setiap sengketa hukum yang timbul tahapan persetujuan tertulis dari
secara langsung dari penanaman Pemerintah Indonesia. Sebaliknya,
modal antara negara anggota lembaga Arbitrase ICSID cenderung
konvensi lainnya (investor). Pada menerima pendapat Churchill
tanggal 24 Februari 2014, ICSID Miningbahwa pelimpahan tersebut
7
menerbitkan putusan terkait yurisdiksi bersifat otomatis.
ICSID dalam memeriksa gugatan Putusan tersebut merupakan
arbitrase Churchill Mining terhadap hasil sidang hearing on jurisdiction
Pemerintah Indonesia.5Dalam putusan yang diselenggarakan di Singapura
tersebut, ICSID memutuskan bahwa pada tanggal 13-14 Mei 2013.8
memiliki kewenangan untuk
memeriksa gugatan berdasarkan 6 Bilateral Investment Treaty (BIT) adalah
perjanjian yang menetapkan syarat dan
4 Antara News. Indonesia siapkan data kondisi terkait dengan investasi yang
pendukung hadapi gugatan. 15 Juni 2012. dilakukan oleh warga negara dan
URL perusahaan di suatu negara dengan negara
:http://www.antaranews.com/berita/316344/ lainnya.
indonesia-siapkan-data-pendukung-hadapi- 7 Wallstreet:Online. Churchill Mining “Finale”.
gugatan- churchill, diakses pada tanggal 25 27 Februari 2014, URL:
Februari 2017. http://www.wallstreet-
5 Rista Rama Dhany. Digugat Churchill Rp online.de/diskussion/1189817-131-
20 T. Pemerintah RI Percaya Diri Menang, 140/churchill-mining-finale, diakses pada
26 Februari 2014, URL : tanggal 25 Februari 2017.
http://finance.detik.com/read/2014/02/26/18 8 Gatra News. JPN: Churchill Mining Belum
3143/2509500/1034/digugat-churchill-rp- Kalahkan Indonesia di Arbitrase, 10 Maret
20-t-pemerintah-ri-percaya-diri-menang, 2014, URL : http://www.gatra.com/hukum-
diakses pada tanggal 25 Februari 2017. 1/48523-jpn-churchill-mining-belum-
91
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

Persidangan tersebut merupakan Arbitrase Ad Hoc ICSID mengeluarkan


persidangan awal untuk memeriksa putusannya pada tanggal 3 Desember
apakah ICSID memiliki kewenangan 1992. Putusan Majelis Arbitrase Ad
terhadap gugatan arbitrase yang Hoc ICSID mendukung dan
diajukan oleh Churchill Mining memperkuat putusan awal bahwa
terhadap Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia harus
Terkait dengan penyelesaian membayar kerugian yang diderita oleh
sengketa melalui arbitrase pihak AMCO sebesar 2,5 juta dolar
internasional tersebut, Pemerintah US dan ditambah bunga 6% sejak
Indonesia tentunya perlu belajar dari putusan dijatuhkan.11 Selain itu,
beberapa kasus yang proses Pemerintah Indonesia pernah
penyelesaian sengketanya dilakukan beracara di International Court of
melalui lembaga Arbitrase dan Justice (ICJ) atas sengketa pulau
Pengadilan Internasional. Sebagai Sipadan dan Ligitan dengan pihak
contoh, ketika Indonesia dihadapkan Malaysia. Tahun 2002 ICJ
di depan ICSID atas gugatan PT memberikan keputusannya bahwa
9
AMCO. Dewan Arbitrase ICSID memberi hak kepada Malaysia untuk
meminta Pemerintah Indonesia untuk mengelola Sipadan dan Ligitan karena
membayar sejumlah USD Malaysia telah menunjukkan bukti
2.567.966,20 berikut bunga 6% atas melakukan kegiatan pembangunan
sengketanya dengan Amco Asia yang nyata di kedua pulau tersebut.12
Corp.10Terhadap putusan tersebut, Berdasarkan latar belakang
Indonesia kembali memohon yang telah diuraikan di atas, penulis
pembatalan untuk kedua kalinya pada mengangkat dua permasalahan yang
tanggal 30 januari 1990. Majelis meliputi:

kalahkan-indonesia-di-arbitrase.html,
diakses pada tanggal 25 Februari 2017.
9 Amco Asia Corporation and others v, 11 Sudargo Gautama. 1994. Arbitrase Bank
Republic of Indonesia (ICSID Case No. Dunia tentang Penanaman Modal di
ARB/81/1). Lihat juga Sudargo Gautama. Indonesia dan Jurisprudensi Indonesia
1986. Indonesia dan Arbitrase dalam Perkara Hukum Perdata. Bandung:
Internasiona., Bandung: Alumni. Alumni, hlm. 5.
10 Ida Bagus Wyasa Putra. 2000. Hukum 12 Bambang Cipto. 2010. Hubungan
Perdata Internasional. Bandung: Refika Internasional di Asia Tenggara. Yogyakarta:
Aditama, hlm. 112. Pustaka Pelajar, hlm. 202.
92
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

1. Bagaimana pengaturan dan III. Analisis dan Pembahasan


yurisdiksi ICSID terkait A. Pengaturan dan Yurisdiksi
penyelesaian sengketa Konvensi Washington 1965
investasi? (Convention on the Settlement
2. Apa keuntungan dan of Investment Dispute Between
kerugian bagi Pemerintah States and National of Other
Indonesia dalam States)
menyelesaikan kasus Terbentuknya Konvensi
14
investasi dengan Churchill Washington 1965 adalah sebagai
Mining melalui ICSID? akibat dari situasi perekonomian dunia
pada waktu beberapa negara
II. Metode Penelitian
berkembang yang melakukan
Penelitian ini merupakan
tindakan sepihak terhadap investor-
penelitian hukum normatif dengan
investor asing di dalam wilayahnya
mengkaji suatu aturan-aturan, prinsip-
yang mengakibatkan konflik-konflik
prinsip, dan doktrin-doktrin hukum
ekonomi yang dapat menimbulkan
yang terkait dengan permasalahan
sengketa ekonomi berubah menjadi
dalam penelitian ini untuk
sengketa politik atau bahkan sengketa
menghasilkan suatu argumentasi.
terbuka (perang). Tindakan-tindakan
Selain itu, penelitian ini juga mengkaji
sepihak negara-negara berkembang
latar belakang dari pengaturan
ini adalah berupa nasionalisasi
mengenai isu yang dihadapi.
perusahaaan-perusahaan milik
Selanjutnya bahan hukum terkumpul
investor asing, propriasi dan tindakan-
kemudian dianalisis menggunakan
tindakan lainnya yang merugikan
teknik deskriptif dengan memaparkan 15
perusahaan asing.
bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder dan bahan hukum tersier.13

14 Konvensi Washington 1965 selanjutnya


disebut Konvensi ICSID (Convention on the
Settlement of Investment Dispute Between
States and National of Other States).
13 Ronny Hanitijo. 1991. Metode Penelitian 15 Huala Adolf. 2002. Arbitase Komersial
Hukum. Cetakan ke II, Jakarta: Ghalia Internasional. Jakarta: RajaGrafindo
Indo. hlm. 93. Persada, hlm. 36.
93
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

Selain itu, latar belakang yang salah satu pihaknya adalah


terbentuknya Konvensi ICSID dapat negara penerima penanaman modal
dilihat pada bagian pembukaan yang (host state). Pada saat sengketa
terdiri dari delapan paragraf. muncul, the Centre akan membentuk
Perancang konvensi menyadari suatu Panel Arbitrase atau Konsiliasi
perlunya kerjasama internasional di untuk menanganinya. Selanjutnya,
bidang pembangunan ekonomi dan peranan the Centre hanyalah
peran penanaman modal mengawasi jalannya persidangan
internasional. Kerjasama dan aktivitas dengan memberikan aturan-aturan
penanaman modal tidaklah selalu hukum acaranya.18Sengketa dapat
berjalan lancar. Setiap saat dapat saja diselesaikan oleh lembaga pengadilan
timbul sengketa di antara penanam nasional, tetapi perancang konvensi
modal (pihak swasta) dengan negara menyadari pula bahwa lembaga
penerima modal.16Terdapat dua tujuan pengadilan nasional dapat saja kurang
utama dibentuknya Konvensi ICSID. sesuai untuk menyelesaikan sengketa
Pertama, mengisi kekosongan upaya antara suatu negara (apalagi negara
hukum di dalam menyelesaikan penerima modal yang pengadilan
kasus-kasus penanaman modal yakni nasionalnya menangani suatu
dengan memberikan suatu sengketa) dengan penanam modal.
mekanisme khusus berupa fasilitas Oleh karena itu, alternatif
arbitrase atau konsiliasi. Kedua, penyelesaian melalui metode atau
mendorong dan melindungi arus mekanisme secara internasional,
modal dari negara maju kepada dalam hal ini arbitrase atau konsiliasi
negara ketiga.17 internasional dipandang lebih tepat.19
Tujuan pertama konvensi ini Dengan latar belakang tersebut,
terefleksi dari peranan the Centre Bank Dunia berinisiatif untuk
ICSID. Wewenang badan ini khusus
dan terbatas pada penanaman modal 18 Joseph T. McLaughlin.1979. “Arbitration
and Developing Countries”, The
16 Paragraf 1 dan 2 Pembukaan Konvensi International Lawyer, 13 (2), hlm. 223.
ICSID (Convention on the Settlement of 19 Paragraf 3 Pembukaan Konvensi ICSID
Investment Dispute Between States and (Convention on the Settlement of
National of Other States). Investment Dispute Between States and
17 Huala Adolf. op.cit., hlm. 37-38. National of Other States).
94
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

membentuk badan arbitrase dan penyelesainnya di lembaga Arbitrase


konsiliasi ICSID pada tahun 1961. ICSID. Dari pembukaan Konvensi
Upaya merancang suatu konvensi ICSID, terdapat prinsip yang esensial
akhirnya berhasil dan konvensi untuk dapat terselenggaranya atau
disahkan pada tahun 1965. Konvensi berfungsinya arbitrase atau konsiliasi.
mulai berlaku apabila 20 negara telah Paragraf 6 dan 7 pembukaan
meratifikasinya. Negara-negara yang Konvensi ICSID menegaskan prinsip
meratifikasi antara lain yaitu Benin, konsensus. Prinsip ini lahir dari
Burkina Faso, Central African kesepakatan para pihak, yaitu antara
Republic, Chad, Republic of Congo, investor dengan negara penerima
Cyprus, Cote D’ivoire, Gabon, Ghana, modal. Prinsip konsensus tetap
Iceland, Jamaica, Madagascar, disyaratkan meskipun negara
Malawi, Malaysia, Mauritania, penerima modal dan negara dari
Netherlands, Niger, Pakistan, Sierra investor adalah negara anggota
Leone, Sweden, Tunisia, Uganda, (peratifikasi atau penandatangan atau
United Kingdom of Great Britain, penerima secara aksesi) Konvensi
United States of America. Jumlah ICSID.20
ratifikasi negara terpenuhi pada tahun Konvensi ICSID terdiri dari 10
1966. Indonesia telah bab yang terbagi dalam 75 pasal.
menandatangani Konvensi ICSID Konvensi dilengkapi dengan aturan-
pada tanggal 16 Februari 1968 dan aturan formil dan aturan
meratifikasi pada tanggal 28 administratif.21 Bab I Konvensi ICSID
September 1968. Selanjutnya
20 Dapat dikatakan bahwa tindakan ratifikasi
Konvensi ICSID mulai berlaku di
suatu negara tidak dengan otomatis
Indonesia pada tanggal 28 Oktober mengikat negara atau investor untuk terikat
pada konvensi ICSID.
1968. Dengan diratifikasinya Konvensi 21 Aturan-aturan formil dan aturan
administratif yaitu the International Centre
ICSID oleh Indonesia, maka hal for the Settlement of Investment Disputes
(ICSID) Regulations and Rules yang
tersebut berimplikasi pada sengketa- dikeluarkan pada tahun 1967. Hasil revisi
sengketa penanaman modal yang ICSID Rules and Regulations pada tahun
2003 terdiri dari :
melibatkan Indonesia dengan warga 1. The Administrative Financial
Regulations;
negara asing dapat diajukan 2. The Institution Rules;
3. The Arbitration Rules; and
95
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

terdiri dari Pasal 1 sampai dengan Konvensi tidak memberikan batasan


Pasal 24 mengatur mengenai tentang arti penanaman modal. Pasal
pembentukan organisasi arbitrase 25 konvensi tidak membedakan
yaitu pembentukan the International antara arbitrase dan konsiliasi atau
Centre for the Settlement of teknik penyelesaian sengketa untuk
Investment Disputes (ICSID). Bagian menyelesaikan sengketa penanaman
ini mengatur juga mengenai tempat modal.24 Meskipun ketentuan Pasal 25
kedudukan, badan kelengkapan, dan tidak membedakan kedua cara
lain sebagainya. Dalam Pasal 18 tersebut, namun tetap berlaku prinsip
mengatur mengenai status, imunitas, kesepakatan dan pilihan cara
dan hak-hak keistimewaan ICSID. penyelesaian sengketa yang
ICSID memiliki personalitas hukum disepakati para pihak. Bab III konvesi
internasional penuh. ICSID memiliki terdiri dari Pasal 28 sampai dengan
kemampuan hukum untuk membuat Pasal 35 mengatur mengenai
kontrak, memiliki harta benda Konsiliasi.25 Penyelesaian sengketa
bergerak dan tidak bergerak, dan melalui Konsiliasi ICSID tercakup pula
22
menyelenggarakan persidangan. dalam kewenangan ICSID.26
Bab II konvensi ICSID terdiri dari
Pasal 25 sampai dengan Pasal 27 24 United Nations Conference on Trade and
Development(UNCTAD), ICSID:2.2.
mengatur mengenai yurisdiksi Badan Selection Appropriate Forum, New York:
ICSID, 2003, hlm. 13.
Arbitrase ICSID. Yurisdiksi ICSID 25 Konsiliasi adalah penyelesaian sengketa
oleh pihak ketiga.
mencakup setiap sengketa hukum 26 Dalam sengketa SPP v Egypt (1983),
yang timbul secara langsung dari Majelsi Arbitrase ICSID (Convention on the
Settlement of Investment Dispute Between
penanaman modal antara negara States and National of Other States)
menegaskan arti pentingnya kesepakatan
anggota konvensi lainnya (investor). 23 dan pilihan cara ini: “... consent to the
Centre’s jurisdition must specify whether
the consent is for purposes of arbitration or
conciliation. Once consent has been given
4. The Conciliation Rules. ‘to the jurisdiction of the Centre’, the
22 Pasal 18 Konvensi ICSID (Convention on Convention and its implementing
the Settlement of Investment Dispute regulations afford the means for making the
Between States and National of Other choice between the two methods of dispute
States). settlement. The Convention leaves that
23 Pasal 25 Konvensi ICSID (Convention on choice to the party instituting the
the Settlement of Investment Dispute proceedings”.SPP v Egypt, Decision on
Between States and National of Other Jurisdiction (1983); dalam; United Nations
States). Conference on Trade and
96
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

Bab IV konvensi terdiri dari ICSID yang berada di Washington.27


Pasal 36 sampai dengan Pasal 55 Namun persidangan arbitrase dan
mengatur mengenai permohonan, konsiliasi dapat dilangsungkan
komposisi, wewenang dan fungsi ditempat lain, hanya dengan
28
arbitrase serta putusan, pengakuan kesepakatan para pihak.
putusan arbitrase. Dalam badan Bab VIII konvensi mengatur
Arbitrase ICSID, hakim harus sengketa-sengketa antar negara
menentukan kewenangannya dan peserta konvensi.29 Seperti yang
Arbitase ICSID harus memutus diatur dalam Pasal 1 ayat (2)
sengketa sesuai dengan aturan-aturan konvensi, badan arbitrase ICSID
hukum yang disepakati oleh para hanya akan menangani sengketa
pihak. Apabila tidak ada kesepakatan penanaman modal apabila para pihak
diantara para pihak, badan arbitrase adalah antara negara penerima modal
ICSID harus menerapkan hukum dari (anggota konvensi) dan investor asing
negara peserta konvensi dan aturan- yang negaranya juga anggota
aturan hukum internasional yang konvensi. Bab ini menegaskan
dapat diterapkan. Bab V sampai kemungkinan sengketa timbul bukan
dengan VII konvensi memuat aturan- antara negara dengan investor tetapi
aturan tambahan mengenai arbitrase. antara negara dengan negara yang
Aturan tambahan mencakup keduanya menjadi anggota konvensi.
penggantian dan pendiskualifikasian
arbitrator dan konsiliator, biaya 27 Pasal 62 Konvensi ICSID (Convention on
persidangan, serta tempat the Settlement of Investment Dispute
Between States and National of Other
persidangan. Konvensi memuat States).
28 Pasal 63 Konvensi ICSID (Convention on
prinsip yang dikenal umum dalam the Settlement of Investment Dispute
Between States and National of Other
arbitrase yaitu bahwa tempat States). Ketentuan tersebut bertujuan untuk
menghormati prinsip kesepakatan para
diselenggarakannya persidangan pihak yang memiliki sifat fleksibilitas
persidangan arbitrase, dan juga untuk
arbitrase adalah tempat kedudukan menekan efektivitas persidangan dengan
tidak harus terpaku pada suatu tempat
persidangan.
29 Pasal 64 Konvensi ICSID (Convention on
Development(UNCTAD), the Settlement of Investment Dispute
ICSID:2.2.Selection Appropriate Forum, Between States and National of Other
New York:ICSID, 2003, hlm. 13. States).
97
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

Dalam hal ini, sengketa harus terhadap sengketa yang akan


diselesaikan dengan negosiasi diselesaikan apabila telah ada
terlebih dahulu. Apabila negosiasi persetujuan tertulis dari kedua belah
tidak berhasil, maka para pihak pihak. Jika kedua belah pihak telah
menyerahkannya kepada Mahkamah menyatakan persetujuannya, maka
Internasional.30Bab IX konvensi terdiri tidak ada pihak manapun yang dapat
dari Pasal 65 sampai dengan Pasal 66 menarik diri secara sepihak dari
mengatur mengenai amandemen penyelesaian sengketa ICSID.32ICSID
terhadap konvensi. Bab X konvensi tidak menyelesaikan sengketa
terdiri dari Pasal 67 sampai dengan investasi secara langsung, melainkan
Pasal 75 mengatur mengenai menyerahkan melalui sarana
ketentuan akhir berupa ratifikasi serta Konsiliasi dan Dewan Arbitrase yang
kewajiban negara peratifikasi untuk bertugas sesuai dengan ketentuan
menerapkan ketentuan-ketentuan konvensi.
konvensi ke dalam hukum nasional Ketentuan yang mengatur
masing-masing negara secara yurisdiksi badan arbitrase ICSID diatur
31
efektif. didalam Pasal 25 Konvensi
Mengenai yurisdiksi ICSID, Washington 1965. Menurut pasal ini,
bahwa sengketa yang dapat setidaknya ada tiga persyaratan pokok
diselesaikan melalui ICSID hanya yang harus dipenuhi oleh para pihak
menyangkut sengketa hukum yang untuk dapat menggunakan sarana
timbul akibat penanaman modal. arbitrase ICSID dalam menyelesaikan
ICSID tidak memiliki yurisdiksi sengketa yang diberikan kepadanya.
terhadap penyelesaian sengketa yang Pertama, harus ada kata
33
terkait dengan kepentingan politik. sepakat. Para pihak sebelumnya
ICSID baru memperoleh yurisdiksi
32 Pasal 25 ayat (1) ICSID (Convention on the
Settlement of Investment Dispute Between
30 Ketentuan dalam bab ini menegaskan para States and National of Other States).
pihak dapat pula menempuh cara lainnya 33 Kata sepakat merupakan corner stone bagi
yang mereka sepakati. yurisdiksi badan Arbitase ICSID. Lihat
31 Pasal 69 Konvensi ICSID (Convention on David A. Soley, 1985. “ICSID
the Settlement of Investment Dispute Implementation: An Effective Alternative to
Between States and National of Other International Conflict”, International Lawyer,
States). 19 (2), hlm. 524.
98
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

harus mencapai kata sepakat kedua belah pihak, salah-satu


bersama untuk menyerahkan pihakpun khususnya negara peserta
sengketanya kepada badan arbitrase Konvensi, berdasarkan Pasal 25
ICSID. Di dalam hal ini, Konvensi dapat memberitahukan kepada badan
mensyaratkan adanya suatu kata arbitrase ICSID sebelumnya tentang
sepakat tertulis yang menunjuk kewenangan badan ini terhadap kasus
pemakaian badan arbitrase ini dan yang dihadapi negara tersebut. Baik
tercantum dalam suatu klausula pemberitahuan itu dilakukan pada
perjanjian penanaman modal yang waktu meratifikasi konvensi atau pada
menetapkan penyerahan suatu waktu kapanpun juga.
sengketa yang mungkin timbul dari Kedua, yurisdiksi ratione
perjanjian tersebut.34 Namun, menurut materia. Yurisdiksi badan arbitrase
Pasal 25 ayat (1) konvensi, kata ICSID adalah terbatas pada sengketa-
sepakat untuk menyerahkan sengketa sengketa hukum sebagi akibat adanya
kepada badan ini tidak perlu penanaman modal. Istilah sengketa
dinyatakan di dalam suatu dokumen hukum ini dibedakan untuk
tersendiri. memisahkan sengketa yang sifatnya
Negara tuan rumah melalui ekonomis atau politis. Disamping itu,
perundang-undangan penanaman sengketa hak juga termasuk dalam
modalnya dapat menawarkan agar yurisdiksi badan arbitrase ini. Namun,
sengketa yang timbul dari adanya sengketa atau konflik kepentingan
perjanjian penanaman modal dengan tidak termasuk ke dalamnya.
pihak asing diserahkan kepada badan Ketiga, yurisdiksi ratione
arbitrase ICSID, dan pihak penanam personae. Badan arbitrase ICSID
modal dapat memberikan kata hanya memiliki wewenang untuk
sepakat dengan menerima tawaran mengadili sengketa-sengketa antara
tersebut dengan tertulis. Disamping negara dengan warga negara asing
kata sepakat yang dilakukan oleh lainnya yang negaranya juga adalah
anggota/peserta Konvensi
34 W. Michael Tupman, 1986. “Case Studies
in the Jurisdiction of the International
Centre for Settlement of Investment
Disputes”, International and Comparative
Law Quarterly, Vol. 35, hlm. 814-815.
99
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

Washington.35 Badan arbitrase ini atau perusahaan, namun sengketa


tidak memiliki wewenang untuk antara negara dengan perseorangan
mengadili sengketa antara negara atau perusahaan dapat diselesaikan
dengan negara, atau seorang warga melalui ICSID asalkan telah ada
negara dengan seorang warga negara kesepakatan penunjukan tersebut.
lainnya meskipun sengketa yang Sebaliknya, meskipun konvensi ini
diserahkan kepadanya itu adalah telah berlaku bagi suatu negara,
sengketa hukum yang timbul karena namun tidak ada kewajiban bagi suatu
adanya perjanjian penanaman modal. negara untuk menyelesaikan sengketa
Di samping kata sepakat yang investasi melalui Arbitrase ICSID,
dilakukan oleh para pihak yang kecuali dengan persetujuan tertulis.
bersengketa, salah satu pihakpun, Ratifikasi saja pada Konvensi ICSID
khususnya negara peserta tidak menyebabkan suatu negara
konvensidapat memberitahukan peserta konvensi dapat menarik diri
kepada badan arbitrase ICSID pada yurisdiksi ICSID.38
sebelumnya tentang kewenangan Melalui ketentuan dan
badan ini terhadap kasus yang persyaratan yang ditetapkan, ICSID
dihadapi negara tersebut. 36 merupakan lembaga terakhir dalam
Pemberitahuan tersebut dapat penyelesaian sengketa penanaman
dilakukan pada waktu meratifikasi modal asing sekaligus merupakan
konvensi atau pada waktu kapanpun upaya terakhir dari para pihak untuk
juga mengenai sengketa yang menyelesaikan sengketa mereka.
memiliki keterkaitan dengan Dengan demikian, putusannya tidak
penanaman modal yang dapat bisa diadakan banding atau kasasi,
37
menjadi wewenang badan arbitrase. tetapi masih dimungkinkan dengan
Walaupun Konvensi ICSID hanya jalan meminta atau memohon
beranggotakan negara, bukan individu pembatalan putusan. Pengajuan
alasan untuk memajukan gugatan
35 Huala Adolf, op.cit., hlm. 90.
36
kepada lembaga ICSID harus
Pasal 25 Konvensi ICSID (Convention on
the Settlement of Investment Dispute
Between States and National of Other 38 Rosyidah Rakhmawati. 2006. Hukum
States). Ekonomi Internasional Dalam Era Global.
37 Huala Adolf, op.cit., hlm. 87. Malang: Bayumedia Publishing, hlm. 105.
100
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

dinyatakan secara tegas dalam sengketa yang dipilih serta hukum


gugatan yang diajukan. Bilamana acara yang nantinya akan dipakai.
diajukan dalam gugatan tersebut tidak Permohonan ini kemudian
jelas dan menjadi kabur, maka diperiksa oleh Sekretaris Jenderal
gugatan itu akan ditolak dan ICSID apakah sudah dapat diterima
dinyatakan kabur sehingga gugatan atau ditolak. Jika permohonan yang
dapat diajukan ulang. Oleh karenanya diajukan diterima, maka bagi
para pihak yang bersengketa baik dari permohonan penyelesaian sengketa
pihak penanaman modal asing melalui konsiliasi, dewan konsiliasi
maupun pemerintah atau swasta perlu ICSID akan segera membentuk suatu
memperhatikan secara seksama, teliti komisi. Sedangkan terhadap
dan berhati-hati dalam mengajukan permohonan penyelesaian sengketa
gugatan agar tidak mengalami melalui arbitrase yang diterima, maka
kegagalan dan mengakibatkan dewan arbitrase ICSID akan
kerugian dari para pihak itu sendiri. 39 membentuk Mahkamah Arbitrase
Pada saat timbul sengketa, para (Arbitration Tribunal).
pihak yang sepakat untuk Dalam proses pemeriksaan
menyelesaikan sengketa melalui yang dilakukan oleh dewan arbitrase
ICSID harus mengajukan permohonan dengan berdasar kepada adanya
kepada Sekretaris Jenderal ICSID. gugatan atau tuntutan yang diajukan
Permohonan ini didasari dengan oleh para pihak yang merasa
perjanjian tertulis mengenai dirugikan dalam hubungan dengan
kesepakatan para pihak dalam penanaman modal asing, maka
menyelesaikan sengketa melalui dewan akan memeriksa semua
ICSID. Didalam permohonan tersebut persyaratan yang diperlukan
harus diuraikan juga masalah- sehubungan dengan gugatan tersebut
masalah yang menjadi sengketa, juga meneliti dan memeriksa apakah
identitas para pihak, komitmen terdapat “legal dispute” ataukah tidak.
bersama terhadap penyelesaian Bilamana semua syarat telah dipenuhi
oleh dewan arbitrase ICSID,
39 Aminuddin Ilmar. 2004. Hukum
Penanaman Modal di Indonesia. Jakarta: dibentuklah suatu dewan wasit yang
Prenada Media, hlm. 161.
101
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

yang terdiri atas 3 (tiga) orang wasit atau yurisdiksinya.41 Badan arbitrase
atau lebih arbitrator yang masing- internasional lainnya dalam hal
masing ditunjuk oleh para pihak menyangkut soal kompetensi juga
dengan ketentuan satu orang menentukan dirinya sendiri sebagai
arbitrator dari negara yang netral. badan atau pihak yang berwenang
Sedangkan 2 (dua) orang atau lebih menentukan hal-hal apa saja yang
lainnya masing-masing mewakili pihak menjadi kompetensinya.42
yang bersengketa. Dalam rangka
B. Keuntungan dan Kerugian
penyelesaian sengketa oleh arbitrase
Indonesia Terkait
telah ditetapkan pula bahwa hukum
Penyelesaian Sengketa
yang berlaku yang menjadi dasar
Investasi dengan Churchill
pemakaian oleh dewan arbitrator
Mining di ICSID
dalam menyelesaikan sengketa
ICSID menjadi salah satu
tersebut adalah hukum yang dipilih
lembaga arbitrase yang memiliki
oleh para pihak.40
perbedaan dengan lembaga arbitrase
Yurisdiksi ICSID menunjuk
lainnya. Hal tersebut dikarenakan
kepada batas-batas berlakunya
ICSID merupakan suatu lembaga
Konvensi Washington 1965 yang
arbitrase internasional yang terkait
mendirikan Arbitrase ICSID agar
dengan Bank Dunia. Keterkaitan
badan ini dapat berfungsi dengan
tersebut membawa akibat penting
baik. Dengan kata lain, yurisdiksi ini
bagi ICSID terutama terkait dengan
menunjuk kepada batas-batas
tujuan utama ICSID dalam
wewenang badan arbitrase ICSID
meningkatkan sikap saling percaya
didalam menyelesaikan sengketa
yang diserahkan kepadanya. Pasal 41
41The Tribunal shall be the judge of its own
ayat (1) Konvensi ICSID menetapkan competence. Ketentuan ini dapat diartikan
sebagai kewenangan untuk menetapkan
bahwa Dewan Arbitase ICSID adalah apakah persyaratan-persyaratan suatu
sengketa yang diserahkan kepadanya itu
“Hakim” atas wewenang-wewenang telah memenuhi persyaratan konvensi dan
apakah sengketa yang diserahkannya itu
berada di dalam kewenangannya.
42 Lihat Pasal 16 ayat (1) The UNCITRAL
40Pasal42 ayat (1) ICSID (Convention on the Rules and Model Law (the Arbitration
Settlement of Investment Dispute Between Rules). Lihat juga Pasal 8 Rules of the ICC
States and National of Other States). Court of Arbitration.
102
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

dan menguntungkan antara negara terbuka untuk umum. Hal ini tentunya
dengan investor agar dapat akan memberikan keuntungan
meningkatkan arus sumber kekayaan tersendiri bagi Pemerintah Indonesia
kepada negara terkait berdasarkan karena ditujukan agar integritas
syarat-syarat tertentu. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia tetap terjaga.
ICSID tidak dapat dipandang semata- Dengan terjaganya integritas para
mata sebagai suatu mekanisme pihak, khususnya pemerintah
penyelesaian sengketa, namun juga Indonesia, diharapkan prospek
sebagai lembaga yang dapat pemerintah dalam menerima investor
meningkatkan perkembangan atau pengusaha asing tetap terjaga,
ekonomi negara. Akibat lain dari sehingga para investor asing masih
adanya keterkaitan antara ICSID dan dapat menjalankan usahanya dengan
Bank Dunia yaitu bahwa biaya yang baik di Indonesia. Selain itu, tidak ada
digunakan untuk beracara di lembaga kewajiban untuk mempublikasikan
Arbitrase tersebut menjadi lebih keputusan arbitrase sebagaimana
murah karena Bank Dunia halnya yang terjadi pada pengadilan
memberikan subsidi kepada nasional biasa. Dengan adanya
ICSID.Penyelesaian sengketa antara kerahasiaan ini, nama baik para pihak
Indonesia dengan Churchill Mining terutama Pemerintah Indonesia tetap
melalui arbitrase internasional yaitu terlindungi baik di kalangan
ICSID memiliki beberapa keuntungan masyarakat maupun para pihak asing
dan kerugian bagi Pemerintah yang ingin menanamkan sahamnya di
Indonesia. Keuntungan bagi Indonesia.
Pemerintah Indonesia antara lain: Sebagai perbandingan, prinsip
1. Kerahasiaan. kerahasiaan ini apabila ditinjau dari
Prinsip kerahasiaan yang Undang-Undang No. 30 Tahun 1999
diterapkan dalam penyelesaian tentang Arbitrase dan Alternatif
sengketa antara Indonesia dengan Penyelesaian Sengketa, salah
Churchill Mining melalui arbitrase satunya dapat dilihat didalam
ICSID tidak sama seperti praktek di penjelasan umum paragraf empat
pengadilan yang pada prinsipnya yang menyebutkan bahwa

103
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

penyelesaian sengketa melalui proses penyelesaian sesuatu perkara.


arbitrase akan menjamin kerahasiaan Dengan proses yang cepat dalam
para pihak. Hal yang sama juga dapat beracara di ICSID untuk
dilihat dari isi Pasal 27 bahwa semua menyelesaikan sengketa Pemerintah
pemeriksaan sengketa oleh arbiter Indonesia dengan Churchill Mining,
atau majelis arbitrase dilakukan Pemerintah Indonesia tentunya tidak
secara tertutup. perlu mengeluarkan biaya yang cukup
2. Proses Cepat. besar untuk membiayai proses
Penyelesaian sengketa secara penyelesaian sengketa tersebut di
cepat tentunya merupakan harapan ICSID.
bagi semua pihak yang mengalami 3. Kebebasan Memilih Arbiter.
suatu perkara, terutama bagi Kekebasan memilih arbiter
pemerintah Indonesia. Oleh sebab itu, merupakan keuntungan bagi
proses arbitrase ICSID dibuat Pemerintah Indonesia. Pemerintah
sesederhana mungkin oleh para Indonesia dapat memilih arbiter yang
pihak. Hal tersebut tentunya berbeda sangat berkompeten dalam
dengan beracara di pengadilan yang menyelesaikan sengketa yang sedang
memerlukan waktu cukup lama dalam dihadapinya dengan Cruchill Mining
proses penyelesaiannya. Hakim yang agar Pemerintah Indonesia dapat
mengadili tidak hanya berhadapan memenangi gugatan tersebut. Dalam
dengan satu atau dua perkara saja arbitrase, pemilihan arbiter pada
pada waktu yang bersamaan. Dalam prinsipnya diserahkan kepada para
prakteknya, ia dihadapkan lebih dari pihak yang didasarkan pada
dua-tiga perkara dalam suatu masa kesepakatan mereka. Namun, apabila
tugasnya. Akibatnya hakim harus diantara para pihak tidak menemukan
membagi-bagikan prioritas dan waktu kesepakatannya tentang ini, maka
untuk perkara-perkara mana yang atas permohonan para pihak dapat
didahulukan dan mana yang tidak meminta pengadilan untuk memilih
terlalu mendesak. Hal ini tentu dan mengangkat seorang
dipengaruhi pula oleh faktor-faktor lain arbiter. Begitu juga sebaliknya,
yang mendukung cepat-tidaknya apabila salah satu pihak tidak setuju

104
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

atas seorang arbiter yang telah Arbiter atau arbitrator ICSID bisa
diangkat, maka pihak yang tunggal atau lebih sebagaimana
bersangkutan dapat mengajukan disetujui oleh para pihak. Apabila para
keberatannya pada pengadilan.43 pihak tidak sepakat terhadap jumlah
Diberikannya kebebasan bagi dan cara pengangkatan arbiter,
para pihak untuk memilih sendiri Dewan arbiter terdiri dari tiga orang.
arbiternya sudah barang tentu sangat Dimana masing-masing pihak
menguntungkan pemerintah mengangkat satu orang, dan kedua
Indonesia. Dengan perkataan lain, orang arbiter yang diangkat oleh para
adanya kebebasan dalam memilih pihak tersebut, mengangkat satu
arbiter ini memungkinkan pemerintah orang arbiter lain yang sekaligus
Indonesia untuk menemukan orang menjadi ketua arbitrase.
yang tepat untuk menyelesaikan Pengangkatan mana didasarkan pada
sengketanya dengan Churchill Mining. kesepakatan para pihak.
Kearifan dalam memilih arbiter ini 4. Putusan Arbitrase Bersifat Final
jelas berdampak pada obyektifitas dan dan Mengikat.
kualitas putusan. Putusan arbitrase ICSID yang
Pemerintah Indonesia dapat bersifat final dan binding memberikan
memilih arbiter yang dianggap dapat keuntungan bagi Pemerintah
memenuhi harapan pemerintah baik Indonesia. Final diartikan bahwa
dari segi keahlian atau terhadap putusan arbitrase ICSID
pengetahuannya pada sesuatu bidang tertutup untuk melakukan upaya
tertentu. Disini arbiter yang dipilih hukum baik banding ke Pengadilan
untuk menangani perkara atau Tinggi ataupun kasasi ke Mahkamah
sengketa yang sedang dihadapi oleh Agung.44 Sifat putusannya
Pemerintah dengan Churchill Mining
tidak harus selalu sarjana atau ahli 44 Putusan Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI) juga bersifat final dan
hukum. binding. Oleh sebab itu, menurut BANI para
pihak terikat pada putusan tersebut.
Dengan perkataan lain, tindakan para pihak
yang bertentangan dengan putusan BANI
43 Lihat Pasal 22Undang-Undang Nomor 30 dianggap sebagai pelanggaran. Pendapat
Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Yang Mengikat & Klausula Arbitrase, URL :
Alternatif Penyelesaian Sengketa. http://www.bani-
105
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

yang final dan binding ini lebih putusan, sehingga dengan demikian
memungkinkan pelaksanaan eksekusi dapat menguntungkan para pihak
putusan arbitrase ICSID secara cepat. terutama Pemerintah Indonesia baik
Sifat putusan ini berbeda dengan dari segi waktu maupun secara
putusan pengadilan. Dengan kata lain, finansial.
suatu putusan pengadilan dapat Begitu juga dalam Undang-
dilakukan upaya hukum banding, Undang No. 30 Tahun 1999 tentang
kasasi maupun peninjauan kembali. Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Hal ini merupakan salah satu yang Sengketa (ADR), kesepakatan
menyebabkan proses penyelesaian penyelesaian sengketa atau beda
sengketa melalui lembaga arbitrase pendapat secara tertulis adalah final
ICSID cenderung lebih cepat daripada dan mengikat.46 Prinsip ini kemudian
berperkara melalui lembaga dikuatkan kembali oleh pasal 60
pengadilan.45 undang-undang yang sama.47
Berdasarkan hal tersebut, dapat 5. Pengakuan dan Pelaksanaan
disimpulkan bahwa penyelesaian Putusan Arbitrase Internasional
sengketa antara Pemerintah ICSID.
Indonesia dengan Churchill Mining di Pengakuan dan pelaksanaan
Arbitrase ICSID juga menganut terhadap putusan arbitrase
prinsip final dan binding terhadap internasional ICSID dalam
putusan yang dikeluarkannya. Hal menyelesaiakan sengketa antara
tersebut terlihat jelas dari kata the Pemerintah Indonesia dan Churchill
award shall be binding sebagaimana Mining terbatas pada putusan
terdapat dalam artikel tersebut. yangmenurut ketentuan hukum
Sifat final dan binding yang dimiliki Indonesia termasuk dalam ruang
oleh putusan arbitrase ICSID ini
diharapkan dapat mempercepat dan 46 Lihat Pasal 6 ayat (7) Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
mempermudah pelaksanaan dari dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
47 Lihat Pasal 60 Undang-Undang Nomor 30
arb.org/bani_pendapat_ind.htm, diakses Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
pada tanggal 25 Februari 2017. Alternatif Penyelesaian Sengketa
45 Soebagjo dan Fatmah Jatim. 1995. menyatakan bahwa putusan arbitrase
Arbitrase di Indonesia. Cet ke-1, Jakarta: bersifat final dan mempunyai kekuatan
Ghalia Indonesia, hlm. 19-21. hukum tetap dan mengikat para pihak.
106
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

lingkup hukum perdagangan, putusan beberapa kerugian yang dialami oleh


yang tidak bertentangan dengan Pemerintah Indonesia, antara lain:
ketertibann umum, putusanyang telah 1) Biaya beracara yang cukup
memperoleh eksekuatur dari Ketua besar seperti biaya
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan persidangan, mulai dari
putusan yang menyangkut Negara biaya administrasi dan biaya
Republik Indonesia sebagai salah satu rata-rata Majelis Arbitrase,
pihak dalam sengketa hanya dapat proses dari persiapan
dilaksanakan setelah memperoleh sampai klaim putusan akhir,
eksekuatur dari Mahkamah Agung biaya untuk para ahli, saksi,
Republik Indonesia yang selanjutnya manajemen dan biaya
dilimpahkan kepada Pengadilan eksternal, serta biaya
48
Negeri Jakarta Pusat. pengacara yang cukup
Berdasarkan uraian dan besar untuk pengacara
pembahasan sebagaimana tersebut di asing dari kantor hukum
atas dapat dijelaskan bahwa putusan besar di luar negeri dan
arbitrase sifatnya final, namun jika biaya tim pengacara dalam
dengan putusan tersebut Pemerintah negeri, serta biaya
Indonesia merasa dirugikan, transportasi yang jumlahnya
pemerintah masih dapat mengajukan tidak sedikit.
pembatalan atas putusan tersebut. 2) Churchill mining menuntut
Penyelesaian sengketa yang Pemerintah Indonesia di
sedang dihadapi oleh Pemerintah ICSID dengan nilai yang
Indonesia di ICSID, selain memiliki sangat tinggi, sehingga
keuntungan yang diperoleh oleh apabila Indonesia ternyata
Pemerintah Indonesia terkait kalah melawan Churchill
penyelesaian sengketa dengan Mining pada arbitrase
Churchill Mining, terdapat juga Internasional ICSID, hal ini
dapat menyebabkan
kerugian terhadap negara
48 Lihat Pasal 66 Undang-Undang Nomor 30
Tahun 1999 tentang Arbitrase dan yang sangat besar. Negara
Alternatif Penyelesaian Sengketa.
107
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

akan kehilangan uang mempengaruhi iklim


triliunan rupiah sebagai investasi Indonesia.
kompensasi dan biaya- Berdasarkan keuntungan dan
biaya lainnya selama proses kerugian yang telah dipaparkan
beracara di arbitrase ICSID. tersebut, maka Pemerintah Indonesia
3) Apabila Pemerintah perlu menyiapkan hal-hal yang
Indonesia kalah melawan dibutuhkan dalam proses beracara di
Churchill Mining di arbitrase ICSID. Bukti-bukti yang menguatkan
internasional ICSID, maka pihak Pemerintah Indonesia terkait
hal ini akan sangat dengan kasus ini perlu dipersiapkan
merepotkan dan agar pemerintah bisa memenangkan
mempengaruhi Pemerintah sengketa yang sedang dihadapinya
Republik Indonesia, karena dengan pihak Churchill Mining.
putusan dari arbitrase Pemerintah Indonesia sebaiknya juga
internasional berlaku secara belajar dari kasus-kasus sebelumnya
internasional, sehingga yang sengketanya diselesaikan
dengan putusan yang dibuat melalui lembaga Arbitrase.
oleh ICSID ini apabila Penyelesaian sengketa melalui
Indonesia dinyatakan kalah lembaga arbitrase cenderung memiliki
maka Churchill Mining dampak yang kurang baik bagi
melalui arbitrase Pemerintah Indonesia seperti biaya
internasional dapat menyita yang cukup besar dan jikalau
kekayaan yang dimiliki Pemerintah Indonesia mengalami
Republik Indonesia dan kekalahan, maka Pemerintah
pemerintah juga akan Indonesia harus membayar semua
kehilangan kepercayaan tuntutan yang diberikan oleh pihak
dari para investor asing Churchill Mining dan hal tersebut
yang ingin menanamkan sangat merugikan keuangan negara.
modalnya di Indonesia Terkait dengan sengketa penanaman
sehingga akan modal yang mungkin kembali terjadi di
Indonesia, sebaiknya sengketa

108
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

tersebut dapat diselesaikan terlebih menarik diri secara sepihak dari


dahulu melalui lembaga peradilan penyelesaian sengketa ICSID.
yang ada di Indonesia. Hal tersebut Selanjutnya, penyelesaian
dilakukan agar tidak merugikan sengketa antara Pemerintah
keuangan negara yang cukup besar Indonesia dengan Churchill Mining
untuk beracara di lembaga Arbitrase. melalui ICSID memiliki beberapa
keuntungan, seperti kerahasiaan
IV. Penutup
dalam proses beracar, jangka waktu
Konvensi ICSID terdiri dari 10
yang relatif cepat, kebebasan untuk
bab yang terbagi dalam 75 pasal.
memilih arbiter, putusan ICSID yang
Konvensi dilengkapi dengan aturan-
bersifat final dan mengikat sehingga
aturan formil dan aturan administratif.
tidak ada upaya banding dan para
Terbentuknya Konvensi Washington
pihak harus melaksanakan putusan
1965 adalah sebagai akibat dari
tersebut. Namun diantara beberapa
situasi perekonomian dunia pada
keuntungan yang diperoleh oleh
waktu beberapa negara berkembang
Pemerintah Indonesia, terdapat juga
yang melakukan tindakan sepihak
beberapa kerugian yang dialami oleh
terhadap investor-investor asing di
pemerintah, seperti biaya yang cukup
dalam wilayahnya. Mengenai
besar untuk membiayai proses
yurisdiksi ICSID, bahwa sengketa
beracara di ICSID, kuasa hukum dan
yang dapat diselesaikan melalui ICSID
lain sebagainya yang dibutuhkan.
hanya menyangkut sengketa hukum
Selain itu, apabila Indonesia ternyata
yang timbul akibat penanaman modal.
kalah maka dapat menyebabkan
ICSID baru memperoleh yurisdiksi
kerugian terhadap negara yang
terhadap sengketa yang akan
sangat besar hingga triliunan untuk
diselesaikan apabila telah ada
membayar kompensasi atau ganti
persetujuan tertulis dari kedua belah
rugi. Pemerintah Indonesia perlu
pihak. Jika kedua belah pihak telah
menyiapkan bukti-bukti yang
menyatakan persetujuannya, maka
menguatkan, memilih arbiter yang
tidak ada pihak manapun yang dapat
berkompeten, meminta pendapat dari
para ahli hukum yang memahami

109
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

sengketa mengenai penanaman Hanitijo, Ronny. 1991. Metode


modal melalui ICSID agar Pemerintah Penelitian Hukum. Cet. ke II.
Indonesia dapat memenangkan kasus Jakarta: Ghalia Indo.
yang sedang dihadapinya dengan Ilmar, Aminuddin. 2004. Hukum
pihak Churchill Mining. Penanaman Modal di Indonesia.
Jakarta: Prenada Media.
Bibliografi Iskandar, Jawahir Tantowi dan
Pranoto. 2006. Hukum
Buku:
Internasional Kontemporer.
Adolf, Huala. 2002. Arbitase
Bandung: PT. Refika Aditama.
Komersial Internasional. Jakarta:
Istanto, Sugeng. 2007. Penelitian
RajaGrafindo Persada.
Hukum. Yogyakarta: CV Ganda.
Cipto, Bambang. 2010. Hubungan
Jatim, Soebagjo dan Fatmah. 1995.
Internasional di Asia Tenggara.
Arbitrase di Indonesia. Cet ke-1.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Gautama, Sudargo. 1986. Indonesia
Putra, Ida Bagus Wyasa. 2000.
dan Arbitrase Internasional.
Hukum Perdata Internasional,
Bandung: Alumni.
Bandung: Refika Aditama.
. 1987. Hukum
Rakhmawati, Rosyidah. 2006. Hukum
Perdata Internasional Indonesia.
Ekonomi Internasional Dalam
Jilid III. Bagian 2. Buku ke-8.
Era Global, Malang: Bayumedia
Bandung: Alumni.
Publishing.
. 1994, Arbitrase
Sembiring, Sentosa. 2007. Hukum
Bank Dunia tentang Penanaman
Investasi. Bandung: Nuansa
Modal di Indonesia dan
Aulia.
Jurisprudensi Indonesia dalam
Suwardi, Sri Setianingsih.
Perkara Hukum Perdata.
Penyelesaian Sengketa
Bandung: Alumni.
Internasional. Jakarta:
Hartono, C.F.G. Sunaryati. 1994.
Universitas Indonesia (UI-
Penelitian Hukum Di Indonesia
Press).
Pada Akhir Abad Ke-20.
Bandung: Alumni.
110
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

Starke, J.G. 2007. Pengantar Hukum Kabupaten Kutai Timur)”, Jurnal


Internasional 2. Jakarta: Sinar Hukum Ekonomi, 1(2).
Grafika. W. Michael Tupman. 1986. “Case
Winarta, Frans Hendra. 2012. Hukum Studies in the Jurisdiction of the
Penyelesaian Sengketa International Centre for
Arbitrase Nasional Indonesia Settlement of Investment
dan Internasional. Jakarta: Sinar Disputes”, International and
Grafika. Comparative Law Quarterly,Vol.
Walter R, Thomas.1980. Pacific 35.
Blokade, A Lost Opportunity of
Peraturan Perundang-Undangan:
the 1930’s, dalam US Naval War
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1968
College International Law
tentang Persetujuan atas
Studies.
Konvensi tentang Penyelesaian
Jurnal: Perselisihan Penanaman Modal
David A. Soley, 1985, “ICSID antara Negara dengan Warga
Implementation: An Effective Negara Asing (Lembaran
Alternative to International Negara Republik Indonesia
Conflict”, The International Nomor 32 tahun 1968) .
Lawyer, 19 (2). Undang-Undang Nomor 30 Tahun
Joseph TMcLaughlin, 1979, 1999 tentang Arbitrase dan
“Arbitration and Developing Alternatif Penyelesaian
Countries”, The International Sengketa (Lembaran Negara
Lawyer, 13 (2). Republik Indonesia Tahun 1999
Sophie Dhinda Aulia Brahmana, 2013, Nomor 138, Tambahan
“Penyelesaian Sengketa Lembaran Negara Republik
Penanaman Modal Melalui Indonesia Nomor 3872).
Arbitrase Internasional (Studi Undang-Undang Nomor 25 tahun
Kasus Pencabutan Izin Kuasa 2007 tentang Penanaman Modal
Pertambangan Churchill Mining (Lembaran Negara Republik
Oleh Pemerintah Daerah Indonesia Tahun 2007 Nomor

111
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

67, Tambahan Lembaran Government of The Republic of


Negara Republik Indonesia Indonesia for The Promotion and
Nomor 4724). Protextion of Investments.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
Internet:
tentang Pertambangan Mineral
Antara News, Indonesia siapkan data
dan Batubara (Lembaran
pendukung hadapi gugatan,
Negara Republik Indonesia
http://www.antaranews.com/berit
Tahun 2009 Nomor 4,
a/316344/indonesia-siapkan-
Tambahan Lembaran Negara
data-pendukung-hadapi-
Republik Indonesia Nomor
gugatan- churchill, diakses pada
4959).
tanggal 25 Februari 2017.
Kasus Hukum: Badan Arbitrase Nasional Indonesia
Amco Asia Corporation and others v. (BANI), Pendapat Yang
Republic of Indonesia (ICSID Mengikat & Klausula Arbitrase,
Case No. ARB/81/1). http://www.bani-
Sovereignty over Pulau Ligitan and arb.org/bani_pendapat_ind.htm,
Pulau Sipadan diakses pada tanggal 25
(Indonesia/Malaysia) Judgment, Februari 2017.
I.C.J. Reports 2002, p. 625. Churchill vs Indonesia: Permintaan
Perlindungan oleh Churchill
Instrumen Hukum Internasional:
Ditolak,
Konvensi Washington 1965 tentang
http://www.tambang.co.id/church
ICSID (Convention on the
ill-vs-indonesia-permintaan-
Settlement of Investment
perlindungan-oleh-churchill-
Disputes between States and
ditolak-2516/, diakses pada
National of Other States) United
tanggal 25 Februari 2017.
Nations-Treaty Series, No. 8359.
Gatra News, JPN: Churchill Mining
1976 Agreement between the
Belum Kalahkan Indonesia di
Government of The United
Arbitrase,
Kingdom of Great Britain and
http://www.gatra.com/hukum-
Nothern Ireland and The
112
Tanjungpura Law Journal Vol. 1, Issue 2, July 2017

1/48523-jpn-churchill-mining- magazine/edisi-07-volii-juli-
belum-kalahkan-indonesia-di- 2012_hal_62_____80_.pdf.,
arbitrase.html, diakses pada diakses pada tanggal 25
tanggal 25 Februari 2017. Februari 2017.
Rista Rama Dhany, Digugat Churchill
Rp 20 T, Pemerintah RI Percaya
Diri Menang,
http://finance.detik.com/read/201
4/02/26/183143/2509500/1034/d
igugat-churchill-rp-20-t-
pemerintah-ri-percaya-diri-
menang, diakses pada tanggal
25 Februari 2017.
United Nations Conference on Trade
and Development (UNCTAD),
ICSID:2.2. Selection Appropriate
Forum, New York: ICSID, 2003.
http://unctad.org/en/docs/edmmi
sc232overview_en.pdf, diakses
pada tanggal 25 Februari 2017.
Wallstreet Online, Churchill Mining
“Finale”, http://www.wallstreet-
online.de/diskussion/1189817-
131-140/churchill-mining-finale,
diakses pada tanggal 25
Februari 2017.
Yudhoyono, Susilo Bambang, Tak
Gentar Hadapi Gugatan Churchil
Mining, Majalah BPK, Edisi 7
Juli 2012,
http://www.bpk.go.id/assets/files/

113

You might also like