Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TB PARU


PADA ANAK
(STUDI DI SELURUH PUSKESMAS DI KABUPATEN MAGELANG)

Rusliana Apriliasari, Retno Hestiningsih, Martini, Ari Udiyono


Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Email: Ruslianaapriliasari@gmail.com

ABSTRACT

Tuberculosis is a disease caused by the entry of Mycobacterium tuberculosis into


the body through the respiratory cavity. Based on the Health Profile of Magelang
District, there was a significant increase of cases of pulmonary tuberculosis in
children. In 2014 there were no cases of pulmonary TB in children, while in 2015
found 81 (11%) cases of pulmonary TB in children. This study aims to analyze
related factors to the incidence of children tuberculosis in Magelang District from
January 2016-June 2017. This study was conducted using observational analytic
method with case control study. The sample used in this study were 100
respondents, consisting of 50 cases and 50 controls.. The results of statistical
tests showed that there were several factors related to pulmonary TB incidence in
children. There are contact history (p=0,018; OR=3,143; 95% CI=1,291–7,653),
floor type (p=0,031; OR=2,897, 95% CI=1,187–7,067), ventilation area (p=0,004;
OR=3,717; 95% CI=1,581–8,738), lighting level (p=0,024; OR=3,218; 95%
CI=1,248–8,299), humidity (p=0,009; OR=3,160; 95% CI=1,397–7,152), parent
income level (p=0,009; OR=3,188; 95% CI=1,403–7,241), parent education level
(p=0,009; OR=3,579; 95% CI=1,437–8,913), and parents knowledge level
(p=0,02; OR=3,020; 95% CI=1,265–7,209). It is suggested to Magelang Regency
Health Office to improve health promotion related to healthy house requirement
and improvement of clean and healthy life behavior to avoid transmission of
tuberculosis disease.

Keywords: Tuberculosis, Pulmonary Tuberculosis, 0-14 Years Old Children

PENDAHULUAN dampak di kehidupannya, baik


Tuberkulosis merupakan secara fisik, mental, maupun sosial.
penyakit yang disebabkan oleh Secara fisik, seseorang yang telah
infeksi Mycobacterium tuberkulosis. terinfeksi TB paru akan sering batuk,
Umumnya setelah masuk ke dalam sesak nafas, nyeri dada, berat
tubuh melalui rongga pernapasan, badan dan nafsu makan menurun,
bakteri ini akan menuju ke paru- serta berkeringat di malam hari.
paru. Tetapi bukan hanya di paru- Semua hal itu tentunya akan
paru, bakteri ini juga dapat menuju mengakibatkan seseorang tersebut
organ tubuh lain, seperti ginjal, menjadi lemah. Secara mental,
limpa, tulang, dan otak.1,2 seseorang yang telah terinfeksi TB
Seseorang yang terinfeksi TB paru umumnya akan merasakan
paru akan menimbulkan berbagai berbagai ketakutan di dalam dirinya,

298
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

seperti ketakutan akan kematian, dengan CNR sebesar 111 per


pengobatan, efek samping dalam 100.000 penduduk.5,6 Sementara di
melakukan pengobatan, kehilangan Kabupaten Magelang, CNR pada
pekerjaan, kemungkinan menularkan tahun 2014 sebesar 30 per 100.000
penyakit ke orang lain, serta penduduk dan tahun 2015
ketakutan akan ditolak dan meningkat menjadi 39,7 per 100.000
didiskriminasi oleh orang-orang yang penduduk.7,8
ada di sekitarnya.3,4 Data TB paru pada anak di
Di Indonesia, jumlah kasus TB Indonesia menunjukkan proporsi
BTA+ dari tahun ke tahun sangat kasus TB anak pada tahun 2013
fluktuatif. Pada tahun 2013, sebesar 7,92%, kemudian menurun
ditemukan sejumlah 196.310 kasus pada tahun 2014 menjadi 7,10%,
TB BTA+. Kasus tersebut menurun lalu meningkat pada tahun 2015
pada tahun 2014 menjadi 176.667. menjadi 8,49%.6 Proporsi kasus TB
Sementara pada tahun 2015 paru pada anak di Jawa Tengah
meningkat pesat menjadi 330.910 pada tahun 2014 tercatat sebesar
kasus. Pada tahun 2015, dilaporkan 6,63% dan meningkat pada tahun
tiga provinsi dengan jumlah kasus 2015 menjadi 7,51%. Hal ini
terbanyak adalah Jawa Barat, Jawa menunjukkan bahwa penularan
Timur, dan Jawa Tengah. Jika kasus TB paru BTA positif kepada
ditotal, jumlah kasus tuberkulosis di anak semakin besar. Berdasarkan
tiga provinsi tersebut sebesar 38% data yang diperoleh, ditemukan
dari jumlah seluruh kasus baru yang sebanyak 2.975 anak tertular TB
ada di Indonesia.5,6 paru BTA positif dari orang dewasa
Selain menggunakan jumlah di sekitarnya.7,8 Sementara di
total kasus, saat ini pemerintah Kabupaten Magelang pada tahun
melakukan perhitungan dengan 2014 tidak ditemukan sama sekali
menggunakan Case Notification kasus TB paru pada anak, namun
Rate (CNR), yaitu angka yang pada tahun 2015 terjadi peningkatan
menunjukan jumlah pasien baru yang cukup signifikan, yaitu terdapat
yang ditemukan dan tercatat di 11% kasus TB paru pada anak.9,10
antara 100.000 penduduk yang ada
di suatu wilayah tertentu. CNR untuk METODE PENELITIAN
semua kasus TB di Indonesia juga Metode yang akan digunakan
berfluktuatif dengan perbedaan yang dalam penelitian ini adalah kuantitatif
tidak terlalu banyak dari tahun ke dengan menggunakan jenis
tahun. Pada tahun 2013, CNR untuk penelitian observational analitik dan
semua kasus TB di Indonesia desain studi case control. Peneliti
sebesar 135 per 100.000 penduduk. akan melihat faktor risiko
Kemudian mengalami penurunan di tuberkulosis paru pada anak dengan
tahun 2014, menjadi 129 per menggunakan pendekatan
100.000 penduduk. Kembali retrospektif.
meningkat pada tahun 2015, Peneliti akan membandingan
menjadi 130 per 100.000 penduduk. faktor risiko yang dialami oleh
CNR tertinggi terdapat di Sulawesi kelompok kasus (anak dengan TB
utara, sebesar 238 per 100.000 paru (+)) dan kelompok kontrol (anak
penduduk. CNR terendah terdapat di dengan TB paru (-)).Faktor risiko
Bali, sebesar 70 per 100.000 tersebut, antara lain umur, jenis
penduduk. Sementara Jawa Tengah kelamin, riwayat kontak, status
berada di posisi tengah, yaitu merokok anggota keluarga, jenis

299
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

lantai, jenis dinding, luas ventilasi, sampel sebanyak 100 responden.


tingkat pencahayaan, kepadatan Dari total responden sebanyak 69%
hunian, kelembaban hunian, suhu responden merupakan balita, 53%
hunian, tingkat pendapatan merupakan laki-laki, 68% memiliki
orangtua, tingkat pendidikan riwayat kontak dengan penderita TB
orangtua, serta tingkat pengetahuan paru dewasa, 53% memiliki anggota
orangtua terkait TB Paru. keluarga dengan kebiasaan
Populasi dalam penelitian ini merokok, 69% memiliki rumah
adalah seluruh anak-anak berusia 0- dengan jenis lantai sesuai
14 tahun yang tinggal di Kabupaten persyaratan, 78% memiliki rumah
Magelang. Sampel yang akan dengan jenis dinding sesuai
digunakan dalam penelitian ini dipilih persyaratan, 61% memiliki rumah
dengan menggunakan teknik non dengan luas ventilasi yang tidak
probability sampling, yaitu sesuai persyaratan,73% memiliki
consecutive sampling, yaitu semua rumah dengan tingkat pencahayaan
subjek yang tercatat di buku register tidak memenuhi persyaratan, 65%
puskesmas dan memenuhi kriteria memiliki rumah dengan tingkat
penelitian akan dijadikan sampel kepadatan hunian memenuhi
penelitian sampai subjek yang persyaratan, 50% memiliki rumah
dibutuhkan terpenuhi. Berdasarkan dengan kelembaban hunian
hasil perhitungan, maka diperoleh memenuhi persyaratan, 72%
hasil sebanyak 100 responden, yang memiliki rumah dengan suhu hunian
terdiri dari 50 kasus dan 50 kontrol. memenuhi persyaratan, 54%
Analisis data dilakukan dengan memiliki orangtua dengan tingkat
menggunakan software SPSS 20. pendapatan ≥ UMR, 69% memiliki
Analisis univariat dilakukan untuk orangtua dengan tingkat pendidikan
mendeskripsikan distribusi frekuensi tinggi, dan 66% memiliki orangtua
masing-masing variabel. Analisis dengan tingkat pengetahuan yang
bivariat dilakukan untuk melihat baik.
hubungan variabel penelitian dengan
kejadian TB paru pada anak. Faktor-Faktor yang Berhubungan
Analisis bivariat dilakukan dengan dengan Kejadian TB Paru pada
menggunakan uji Chi Square. Anak
Dari hasil analisis bivariat
HASIL menggunakan uji chi square
Karakteristik Responden dengan interval kepercayaan
Penelitian ini dilakukan pada 95%, diperoleh hasil sebagai
anak-anak usia 0-14 tahun di berikut : (Tabel 1)
Kabupaten Magelang dengan
Tabel 1. Analisis Bivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian TB
Paru pada Anak Usia 0-14 Tahun di Kabupaten Magelang
No. Variabel p OR 95% CI
1. Umur
a. Balita 0,387 1,601 0,680-3,768
b. Bukan Balita
2. Jenis Kelamin
a. Laki-Laki >0,999 0,923 0,421-2,024
b. Perempuan
3. Riwayat Kontak
0,018 3,143 1,291-7,653
a. Ya

300
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

b. Tidak
4. Status Merokok Anggota
Keluarga
0,689 1,273 0,579-2,795
a. Ada
b. Tidak
5. Jenis Lantai
a. Tidak Sesuai Persyaratan 0,031 2,897 1,187-7,067
b. Sesuai Persyaratan
6. Jenis Dinding
a. Tidak Sesuai Persyaratan 0,091 2,633 0,967-7,170
b. Sesuai Persyaratan
7. Luas Ventilasi
a. Tidak Memenuhi
0,004 3,717 1,581-8,738
Persyaratan
b. Memenuhi Persyaratan
8. Tingkat Pencahayaan
a. Tidak Memenuhi
0,024 3,218 1,248-8,299
Persyaratan
b. Memenuhi Persyaratan
9. Kepadatan Hunian
a. Tidak Memenuhi
0,093 2,236 0,962-5,197
Persyaratan
b. Memenuhi Persyaratan
10. Kelembaban Hunian
a. Tidak Memenuhi
0,009 3,160 1,397-7,152
Persyaratan
b. Memenuhi Persyaratan
11. Suhu Huninan
a. Tidak Memenuhi
0,504 1,490 0,618-3,592
Persyaratan
b. Memenuhi Persyaratan
12. Tingkat Pendapatan Orangtua
a. < UMR 0,009 3,188 1,403-7,241
b. ≥ UMR
13. Tingkat Pendidikan Orangtua
a. Pendidikan Rendah 0,009 3,579 1,437-8,913
b. Pendidikan Tinggi
14. Tingkat Pengetahuan Orangtua
a. Kurang Baik 0,020 3,020 1,26- 7,209
b. Baik

Analisis bivariat dilakukan tidak terdapat hubungan dengan


untuk mengetahui hubungan kejadian TB paru pada anak.
antara variabel bebas yang Ditunjukkan dengan p value
digunakan dalam penelitian sebesar 0,387. Secara teori
dengan kejadian tuberkulosis menyatakan bahwa usia tidak
pada anak di Kabupaten berpengaruh dalam tahapan
Magelang. Hasil analisis terhadap melawan infeksi. Pada usia
variabel umur diketahui bahwa berapapun tubuh hanya dapat

301
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

melawan infeksi apabila dicukupi memiliki riwayat kontak dengan


oleh makanan yang bergizi dalam pasien TB paru dewasa. Hal itu
jumlah yang cukup. Apabila tubuh bisa saja terjadi karena sumber
tidak diberikan gizi yang cukup, penularan yang paling erat untuk
maka tubuh akan mengalami bayi dan anak-anak adalah
malnutrisi dan berkurangnya daya orangtuanya, orang yang tinggal
tahan tubuh. Hal tersebut serumah, serta orang yang sering
tentunya dapat meningkatkan berkunjung atau berinteraksi
keparahan penyakit seseorang langsung.20 Anak-anak yang
hingga dapat menimbulkan berasal dari keluarga dengan
kematian.16 BTA sputum positif memiliki risiko
Hasil analisis terhadap tinggi terkena infeksi TB.21
variabel jenis kelamin Hasil analisis terhadap
menunjukkan bahwa tidak ada variabel status merokok anggota
hubungan dengan kejadian TB keluarga menunjukkan tidak ada
paru pada anak. Hal ini hubungan dengan kejadian TB
ditunjukkan dengan p value paru pada anak, ditunjukkan
sebesar >0,999. Tidak adanya dengan p value sebesar 0,689.
hubungan antara jenis kelamin Berdasarkan hasil penelitian, dari
dengan kejadian TB paru pada 53 responden yang memiliki
anak dikarenakan proporsi antara keluarga dengan kebiasaan
laki-laki dan perempuan yang merokok, terdapat 22 responden
menjadi responden dalam yang memiliki keluarga dengan
penelitian ini hampir sama. Hal kebiasaan merokok di dekat
tersebut sejalan dengan anak-anak, sementara 31
penelitian yang telah dilakukan responden lainnya memiliki
oleh Simbolon, dimana pada keluarga yang tidak merokok di
penelitian tersebut dinyatakan dekat anak-anak. Mereka
bahwa penyakit TBC tidak mengatakan bahwa anggota
memilih untuk menyerang jenis keluarga yang merokok lebih
kelamin tertentu. Hal tersebut sering melakukannya diluar
terbukti dengan adanya hasil rumah ataupun saat malam hari,
dimana proporsi kasus pada laki- ketika anak-anak sudah tidur.
laki sedikit lebih banyak Hasil analisis terhadap
dibandingkan proporsi kasus variabel jenis lantai menunjukkan
pada perempuan, namun tidak adanya hubungan dengan
ada perbedaan yang berarti.18 kejadian TB paru pada anak,
Hasil analisis untuk dibuktikan dengan p value
variabel riwayat kontak sebesar 0,031 dan nilai OR =
menunjukkan adanya hubungan 2,897 (95% CI = 1,187 – 7,067),
dengan kejadian TB paru pada artinya responden yang memiliki
anak, hal ini ditunjukkan dengan p rumah dengan jenis lantai tidak
value sebesar 0,018 dan nilai OR sesuai persyaratan memiliki risiko
= 3,143 (95% CI = 1,291 – 7,653), 2,9 kali lebih besar untuk
artinya responden yang memiliki terinfeksi TB paru dibandingkan
riwayat kontak dengan penderita dengan responden yang memiliki
TB paru dewasa memiliki risiko rumah dengan jenis lantai sesuai
3,1 kali lebih besar untuk persyaratan. Berdasarkan hasil
terinfeksi TB paru dibandingkan observasi di rumah responden,
dengan responden yang tidak terdapat 31 responden yang

302
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

memiliki jenis lantai tidak sesuai ditentukan serta ventilasi yang


dengan persyaratan. Jenis lantai ditutup dengan kayu ataupun
yang tidak sesuai dengan kaca. Hal ini dilakukan para
persyaratan tentunya akan responden dikarenakan suhu
memudahkan seseorang untuk udara di Kabupaten Magelang
terinfeksi penyakit.23 yang cukup dingin, sehingga
Hasil analisis terhadap mereka melakukan hal tersebut
variabel jenis dinding dengan alasan untuk mengurangi
menunjukkan bahwa tidak ada hawa dingin dari udara yang
hubungan dengan kejadian TB masuk ke dalam rumah.
paru pada anak, dibuktikan Hasil analisis terhadap
dengan p value sebesar 0,091. variabel tingkat pencahayaan
Hal ini terjadi karena sebagian menunjukkan bahwa ada
besar rumah responden (78%) hubungan dengan kejadian TB
sudah sesuai dengan persyaratan paru pada anak, dibuktikan
rumah sehat, yaitu sudah banyak dengan p value sebesar 0,024
rumah yang terbuat dari tembok, dan nilai OR = 3,219 (95% CI –
bukan dari bilik bambu. Jenis 1,248 – 8,299), artinya responden
dinding rumah yang berasal dari yang memiliki rumah dengan
tembok lebih mudah untuk tingkat pencahayaan tidak sesuai
dibersihkan, sehingga bakteri persyaratan memiliki risiko 3,2
tuberkulosis tidak mudah untuk kali lebih besar untuk terinfeksi
berkembang biak. TB paru dibandingkan dengan
Hasil analisis terhadap responden yang memiliki rumah
variabel luas ventilasi dengan tingkat pencahayaan
menunjukkan bahwa ada sesuai persyaratan. Cahaya
hubungan dengan kejadian TB matahari, terutama cahaya
paru pada anak, dibuktikan matahari pagi sangat bagus untuk
dengan p value sebesar 0,004 kesehatan. Hal itu terjadi karena
dan nilai OR = 3,717 (95% CI = cahaya matahari pagi
1,581 – 8,738), artinya responden mengandung sinar ultraviolet
yang memiliki rumah dengan luas yang dapat membunuh kuman,
ventilasi tidak sesuai persyaratan sehingga banyak jenis bakteri
memiliki riisko 3,7 kali lebih besar yang dapat dimatikan apabila
untuk terinfeksi tuberkulosis terkenal sinar matahari tersebut.23
dibandingkan dengan responden Berdasarkan data yang diperoleh
yang memiliki rumah dengan luas dari hasil observasi rumah
ventilasi sesuai persyaratan. responden, ditemukan sebanyak
Berdasarkan data yang diperoleh 73 rumah responden tidak
dari hasil observasi rumah memenuhi persyaratan tingkat
responden, dapat diketahui pencahayaan yang baik. Hal ini
bahwa 61% rumah responden terjadi karena minimnya ventilasi
tidak memiliki luas ventilasi yang dan jendela di rumah responden.
sesuai dengan persyaratan. Dari Terdapat beberapa rumah
hasil pengamatan yang dilakukan, responden yang memiliki ventilasi
banyak rumah responden yang yang tertutup kayu, sehingga
memiliki luas ventilasi tidak cahaya tidak dapat masuk. Selain
sesuai persyaratan, seperti luas itu terdapat pula beberapa
ventilasi yang kurang dari responden yang enggan dan
persyaratan yang sudah malas untuk membuka jendela

303
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

rumahnya, sehingga rumah menunjukkan tidak ada hubungan


responden kurang terkena dengan kejadian TB paru pada
cahaya matahari. anak, dibuktikan dengan p value
Hasil analisis terhadap sebesar 0,504. Keadaan suhu
variabel kepadatan hunian sangat berperan dalam
menunjukkan tidak ada hubungan pertumbuhan basil
dengan kejadian TB paru pada Mycobacterium tuberculosis,
anak, dibuktikan dengan p value dimana laju pertumbuhan basil
sebesar 0,093. Berdasarkan hasil tersebut ditentukan berdasarkan
penelitian, ditemukan bahwa suhu udara yang berada di
sebagian besar responden (65%) sekitarnya. Oleh sebab itu,
sudah memiliki rumah dengan apabila seseorang memiliki suhu
kepadatan hunian yang sesuai hunian yang sesuai persyaratan,
dengan persyaratan yang ada. maka orang tersebut dapat
Rumah yang cukup luas dan tidak memperlambat bahkan
padat memiliki kemungkinan mencegah pertumbuhan basil
besar untuk tidak terdapat bakteri tersebut.29
tuberkulosis yang masuk ke Hasil analisis terhadap
dalam rumahnya.26 variabel tingkat pendapatan
Hasil analisis terhadap orangtua menunjukkan ada
variabel kelembaban hunian hubungan dengan kejadian TB
menunjukkan ada hubungan paru pada anak, dibuktikan
dengan kejadian TB paru pada dengan p value sebesar 0,009
anak, dibuktikan dengan p value dan nilai OR = 3,188 (95% CI =
sebesar 0,009 dan nilai OR = 1,403 – 7,241), artinya responden
3,160 (95% CI = 1,397 – 7,152), yang memiliki orangtua dengan
artinya responden yang memiliki penghasilan kurang dari UMR
rumah dengan tingkat memiliki risiko 3,2 kali lebih besar
kelembaban tidak sesuai untuk terinfeksi tuberkulosis
persyaratan memiliki risiko 3,2 dibandingkan dengan responden
kali lebih besar untuk terinfeksi yang memiliki orangtua dengan
TB paru dibandingkan dengan penghasilan lebih dari UMR.
responden yang memiliki rumah Status ekonomi sebuah keluarga
dengan tingkat kelembaban memiliki kontribusi yang besar
sesuai persyaratan. Hasil terhadap kejadian TB paru pada
penelitian menunjukkan bahwa anak. Tingkat pendapatan
ditemukan sebanyak 50 rumah orangtua yang rendah atau
responden yang tidak memenuhi kemiskinan akan mengarah pada
persyaratan kelembaban. Hal ini tempat tinggal di perumahan yang
tentunya berhubungan erat terlampau padat.20
dengan tingkat pencahayaan dan Hasil analisis terhadap
sirkulasi di rumah responden. variabel tingkat pendidikan
Karena masih banyak rumah orangtua menunjukkan bahwa
responden yang memiliki ventilasi ada hubungan dengan kejadian
dan tingkat pencahayaan yang TB paru pada anak, dibuktikan
buruk, hal ini berimbas pula pada dengan p value sebesar 0,009
buruknya kelembaban hunian dan nilai OR = 3,579 (95% CI =
responden. 1,437 – 8,913), artinya responden
Hasil analisis terhadap yang memiliki orangtua dengan
variabel suhu hunian tingkat pengetahuan rendah

304
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

berisiko 3,6 kali lebih besar untuk tingkat pengetahuan baik.


terinfeksi tuberkulosis Seseorang yang memiliki
dibandingkan dengn responden pengetahuan yang baik dan tinggi
yang memilliki orangtua dengan akan mampu untuk berfikir kritis
tingkat pendidikan tinggi. dalam memahami segala
Pendidikan seseorang akan sesuatu.32 Semakin rendah
mempengaruhi sikap dan perilaku pengetahuan penderita atau
seseorang. Semakin tinggi keluarganya tentang bahaya TB
pendidikan orangtua, maka akan paru, maka penderita tersebut
lebih mempermudah pemahaman memiliki kemungkinan yang lebih
mengenai kesehatan.15 besar untuk menjadi sumber
Hasil analisis terhadap penularan, baik di rumah ataupun
variabel tingkat pengetahuan di masyarakat sekitarnya.31
orangtua menunjukkan ada
hubungan dengan kejadian TB KESIMPULAN
paru pada anak, dibuktikan Dari hasil penelitian yang telah
dengan p value sebesar 0,02 dan dilakukan, diperoleh hasil bahwa
nilai OR = 3,020 (95% CI = 1,265 terdapat hubungan antara riwayat
– 7,209), artinya responden yag kontak, jenis lantai, luas ventilasi,
memiliki orangtua dengan tingkat tingkat pencahayaan, kelembaban
pengetahuan kurang baik hunian, tingkat pendapatan
memiliki risiko 3 kali lebih besar orangtua, tingkat pendidikan
untuk terinfeksi tuberkulosis orangtua, dan tingkat pengetahuan
dibandingkan dengan responden orangtua dengan kejadian TB paru
yang memiliki orangtua dengan pada anak di Kabupaten Magelang.

DAFTAR PUSTAKA Banjar. Buletin Penelitian


1. Widiyanto S. Mengenal 10 Sistem Kesehatan.
Penyakit Mematikan. 2015;18(4):407-419.
Yogyakarta: Pustaka Insani 5. Kementerian Kesehatan
Madani; 2009. Republik Indonesia. Profil
2. New South Wales Health. Kesehatan Indonesia 2014.
Tuberculosis. Sydney: New Jakarta: Kementerian
South Wales Health; 2005. Kesehatan RI; 2015.
3. Rohman WK. Faktor-Faktor doi:10.1037/0022-
yang Berhubungan dengan 3514.51.6.1173.
Kejadian TB Paru di Wilayah 6. Kementerian Kesehatan
Kerja Puskesmas Gabus II Republik Indonesia. Profil
Kabupaten Grobogan. Thesis. Kesehatan Indonesia 2015.
Fakultas Ilmu Keperawatan. Jakarta: Kementerian
Universitas Muhammadiyah Kesehatan RI; 2016.
Semarang; 2012. doi:351.077 Ind.
4. Marwansyah, Sholikhah HH. 7. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Pengaruh Pemberdayaan Tengah. Profil Kesehatan
Keluarga Penderita TB ( Provinsi Jawa Tengah Tahun
Tuberculosis) Paru Terhadap 2014. Semarang: Dinas
Kemampuan Melaksanakan Kesehatan Provinsi Jawa
Tugas Kesehatan Keluarga di Tengah; 2014.
Wilayah Puskesmas Martapura 8. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
dan Astambul Kabupaten Tengah. Profil Kesehatan

305
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Provinsi Jawa Tengah Tahun Puskesmas Pondok Pucung.


2015. Semarang: Dinas Thesis. Fakultas Kedokteran
Kesehatan Provinsi Jawa dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif
Tengah; 2015. Hidayatullah; 2013.
9. Dinas Kesehatan Kabupaten 18. Simbolon D. Faktor Risiko
Magelang. Profil Kesehatan Tuberkulosis Paru di Kabupaten
Kabupaten Magelang Tahun Lebong. Jurnal Kesehatan
2014. Magelang: Dinas Masyarakat Nasional.
Kesehatan Kabupaten 2007;5(Desember):122-129.
Magelang; 2015. doi:10.9790/0853-1510074245.
10. Dinas Kesehatan Kabupaten 19. Suwondo H. Hubungan antara
Magelang. Profil Kesehatan Riwayat Kontak, Kelembaban,
Kabupaten Magelang Tahun Pencahayaan, dan Kepadatan
2015. Magelang: Dinas Hunian dengan Kejadian
Kesehatan Kabupaten Tuberkulosis Paru pada Anak di
Magelang; 2016. Kabupaten Sukoharjo. Thesis.
11. Widyanto FC, Triwibowo C. Fakultas Kesehatan
Trend Disease “Trend Penyakit Masyarakat. Universitas
Saat Ini.” Jakarta: CV Trans Info Muhammadiyah Surakarta;
Media; 2013. 2014.
12. Long R, Schwartzman K. 20. Yulistyaningrum, Rejeki DSS.
Canadian Tuberculosis Hubungan Riwayat Kontak
Standards. In: Canadian Penderita Tuberkulosis Paru
Tuberculosis Standards, 7th (TB) dengan kejadian TB Paru
Edition 2013. 7th Editio. Anak di Balai Pengobatan
Canada: Public Health Agency Penyakit Patu-Paru (BP4)
of Canada; 2014 Purwokerto. Jurnal Kesehatan
13. Soedarto. Penyakit-Penyakit Universitas Ahmad Dhalan;
Infeksi Di Indonesia. Jakarta: 2010;4(1):43-48.
Widya Medika; 1992. 21. Nurwitasari A, Wahyuni CU.
14. Suryo J. Herbal Penyembuh Pengaruh Status Gizi dan
Gangguan Sistem Pernapasan. Riwayat Kontak terhadap
Yogyakarta: B First; 2010. Kejadian Tuberkulosis Anak di
15. Puspitasari RA, Saraswati LD, Kabupaten Jember. Jurnal
Hestiningsih R. Faktor yang Berkala Epidemiologi;
Berhubungan dengan Kejadian 2015;3(2):158-169.
Tuberkulosis pada Anak (Studi 22. Halim, Naning R, Satrio DB.
di Balai Kesehatan Paru Faktor Risiko Kejadian TB Paru
Masyarakat Semarang). Jurnal pada Anak Usia 1-5 Tahun di
Kesehatan Masyarakat. Kabupaten Kebumen. Jurnal
2015;3(1):191-197. Penelitian Universitas Jambi
16. Aditama T. Tuberkulosis Seri Sains. 2015;17(2):26-39.
Diagnosis, Terapi, Dan 23. Fatimah S. Faktor Kesehatan
Masalahnya. Jakarta: YP - IDI; Lingkungan Rumah yang
2005. Berhubungan dengan Kejadian
17. Ihram MA. Hubungan Tingkat TB Paru Di Kabupaten Cilacap
Sirkulasi Oksigen dan (Kecamatan : Sidareja, Cipari,
Karakteristik Individu dengan Kedungreja, Patimuan,
Kejadian TB Paru pada Gandrungmangu, Bantarsari)
Kelompok Usia Produktif di Tahun 2008. Jurnal Kesehatan

306
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Undip. 2008. Ekonomi dengan Kejadian


24. Syafri AK. Hubungan Kondisi Tuberkulosis Paru di
Fisik Rumah dengan Kejadian Puskesmas Kaliwungu
Tuberkulosis Paru di Wilayah Kecamatan Kaliwungu
Kerja Puskesmas Ngemplak Kabupaten Kudus. Jurnal Ilmu
Boyolali. Thesis. Universitas Keluarga dan Konsumen;
Muhammadiyah Surakarta; 2013;4(2):35-44
2015. 31. Hamidi H. Hubungan antara
25. Murtiningsih DA. Pengaruh Luas Pengetahuan, Sikap, dan
Ventilasi terhadap Kejadian TB Perilaku Ibu tentang
Paru di Wilayah Kerja Pencegahan Penyakit TB Paru
Puskesmas Sukoharjo dengan Kejadian TB Paru Anak
Kabupaten Sukoharjo. Thesis. Usia 0-14 Tahun di Balai
Fakultas Ilmu Kesehatan. Pengobatan Penyakit Paru-Paru
Universitas Muhammadiyah Kota Salatiga. Thesis. Fakultas
Surakarta; 2014. Ilmu Keolahragaan. Universitas
26. Dotulong JFJ. Hubungan Faktor Negeri Semarang; 2011
Risiko Umur, Jenis Kelamin dan 32. Habibah, Arneliwati, Indriati G.
Kepadatan Hunian dengan Hubungan Tingkat Pengetahuan
Kejadian Penyakit TB Paru di Keluarga tentang TB Paru
Desa Wori Kecamatan Wori. terhadap Perilaku Pencegahan
Thesis. Universitas Sam Penularan Penyakit TB Paru.
Ratulangi; 2015. Thesis. Fakultas Ilmu
27. Lanus IN, Suyasa IN, Sujaya IN. Keperawatan. Universitas Riau;
Hubungan antara Sanitasi 2012.
Rumah dengan Kejadian TB
Paru di Kabupaten Bangli.
Jurnal Kesehatan Lingkungan.
2014;4(2):146-151.
28. Mawardi, Indah MF. Hubungan
Kondisi Fisik Rumah dan
Kepadatan Hunian dengan
Kejadian TB Paru di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Dadahup
Kecamatan Dadahup
Kabupaten Kapuas. Jurnal An
Nadaa. 2014;1(1):14-20.
29. Bati HTS, Ratag BT, Umboh
JML. Analisis Hubungan Antara
Kondisi Ventilasi, Kepadatan
Hunian, kelembaban Udara,
Suhu Dan Pencahayaan Alami
Rumah Dengan kejadian
Tuberkulosis Paru Di Wilayah
kerja Puskesmas Wara Utara
Kota Palopo. Thesis. Fakultas
Kesehatan Masyarakat.
Universitas Sam Ratulangi;
2013
30. Rosiana A. Hubungan Tingkat

307

You might also like