Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 23

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT UKUI


KABUPATEN PELALAWAN

Arif Juharza
Jurusan Manajemen, STIE Persada Bunda

ABSTRACT
The application of management information systems has become a necessity
and a fundamental need in the current era of information and communication
technology. Management information systems are important resources that must be
managed properly by every organization, including government organizations. This
study aims to determine whether there is an effect of the application of management
information systems on the performance of employees at the Ukui Subdistrict Office
of Pelalawan Regency. The population of this study were all employees at the Ukui
Subdistrict Office of Pelalawan Regency with a total of 35 people. Data collection
techniques are by interviews and questionnaires by analyzing data using simple
linear regression. From this study, it was found that the application of management
information systems had a significant influence on the performance of employees
at the Ukui Subdistrict Office of Pelalawan Regency. This conclusion is based on
the results of the t test where the results of 𝑡𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 are 9.002 and 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 are 2.034.
While the testing of the coefficient of determination obtained R Square of 0.711 or
71.1% shows that the variation of Employee Performance (Y) 71.1% can be
explained by the variable Management Information System Implementation (X),
while the remaining 28.9% is explained by other variables not examined in this
study. Based on these results the researchers suggested that the application of a
good management information system should be able to be improved by preparing
specialists in the hardware and software fields who are ready to use and / or
conduct formal or non-formal education and training for employees at the Ukui
Subdistrict Office of Pelalawan Regency.

Keywords: management, information systems, performance, government

ABSTRAK
Penerapan sistem informasi manajemen sudah menjadi keharusan dan
kebutuhan mendasar di era teknologi informasi dan komunikasi saat ini. Sistem
informasi manajemen merupakan sumber daya penting yang harus dikelola dengan
baik oleh setiap organisasi, tidak terkecuali bagi organisasi pemerintahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan sistem
informasi manajemen terhadap kinerja pegawai pada Kantor Camat Ukui
Kabupaten Pelalawan. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pegawai di Kantor
Camat Ukui Kabupaten Pelalawan uang berjumlah 35 orang. Teknik pengumpulan
data adalah dengan wawancara dan penyebaran angket dengan analisis data
menggunakan regresi linear sederhana. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa
penerapan sistem informasi manajemen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai pada Kantor Camat Ukui Kabupaten Pelalawan.
Kesimpulan ini berdasarkan hasil uji t dimana didapatkan hasil 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar
9,002 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 2,034. Sedangkan pada pengujian koefisien determinasi
didapatkan hasil R Square sebesar 0,711 atau sebesar 71,1% menunjukkan bahwa
variasi Kinerja Pegawai (Y) 71,1% dapat dijelaskan oleh variabel Penerapan Sistem
Informasi Manajemen (X), sedangkan sisanya sebesar 28,9% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil tersebut
peneliti menyarankan agar penerapan sistem informasi manajemen yang sudah baik
harus bisa ditingkatkan lagi dengan cara menyiapkan tenaga spesialisasi di bidang
hardware maupun software yang siap pakai dan atau mengadakan pendidikan dan
pelatihan baik formal atau non formal untuk pegawai Kantor Camat Ukui
Kabupaten Pelalawan.

Kata kunci : manajemen, sistem informasi, kinerja, pemerintah

PENDAHULUAN
Organisasi pemerintahan merupakan organisasi besar dan kompleks yang
sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, orientasinya adalah
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat (public service). Pelayanan
kepada masyarakat merupakan salah satu fungsi dari pemerintahan selain fungsi
pengaturan, pembangunan dan pemberdayaan.
Besarnya cakupan dan kompleksitas tugas dari penyelenggara pemerintahan
menuntut organisasi pemerintahan harus mampu menyediakan sumber daya
manusia yang profesional dan kompeten. Manajemen sumber daya manusia
memiliki peran penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang handal dan
kompeten tersebut. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu
manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber
daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi.
Profesionalitas dan kompetensi diukur dari sejauh mana kinerja dari sumber
daya manusia yang ada. Kinerja didefinisikan sebagai prestasi kerja yakni
perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang
ditetapkan. Dengan demikian, kinerja memfokuskan pada hasil kerja. Maka dari itu
setiap organisasi, utamanya organisasi pemerintah harus mampu membuat standar
kerja.
Kinerja (performance) yang diartikan sebagai hasil pencapaian atas
pelaksanaan suatu tugas merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan
kesempatan yang dapat dihasilkan pada fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan
yang dikerjakan pada periode tertentu. Tercapainya tujuan organisasi dikarenakan
adanya upaya dari individu-individu yang ada di dalam organisasi.
Informasi merupakan sebuah kebutuhan mendasar baik bagi pribadi
maupun organisasi. Dalam hal mengelola organisasi, informasi dibutuhkan ketika
mengalami situasi dimana harus membuat keputusan, menjawab pertanyaan,
memahami atau memecahkan suatu permasalahan. Informasi juga memungkinkan
organisasi untuk dapat terus mengantisipasi segala kemungkinan seiring dengan
perubahan-perubahan yang telah, sedang dan akan terjadi.
Informasi adalah suatu data atau fakta yang harus diolah terlebih dahulu
secara sistematis, pengolahan ini disebut sistem informasi manajemen. Aktifitas
atau kegiatan yang dahulu menggunakan cara konvensional dan rumit seiring
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kini digantikan dengan
pengolahan informasi berbasis komputer (computer based information system).
Sistem informasi telah digunakan di berbagai sektor mulai dari
perdagangan, pendidikan, kesehatan, pemerintahan dan sebagainya. Sistem ini
bekerja dengan mengumpulkan (collect), menyimpan (store), memproses,
memproduksi dan mengirimkan informasi dari dan ke masyarakat secara efektif.
Pada masa sekarang ini, harus disadari bahwa penerapan teknologi
informasi dan komunikasi menjadi keharusan dan kebutuhan mendasar serta
merupakan sumber daya penting yang harus dikelola oleh organisasi pemerintah
dan diharapkan dengan penerapan ini akan memudahkan memperoleh informasi
dengan melakukan pengolahan data yang lebih cepat, akurat, berkualitas, dan tepat
waktu serta memilimanisir kesalahan-kesalahan yang tidak terduga akibat
keterlambatan informasi sehingga tujuan organisasi yang ingin dicapai lebih mudah
untuk direalisasikan.
Data yang diolah dalam sistem informasi akan dimanfaatkan dalam
membuat keputusan, menunjang tugas rutin, serta menjadi bahan untuk evaluasi.
Pimpinan organisasi dan para staf tidak akan dapat bekerja dengan baik apabila
informasi yang mereka dapatkan tidak memiliki mutu. Dan informasi yang bermutu
akan diperoleh jika data yang didapat dikelola dengan baik.
Pengolahan sistem informasi yang terkomputerisasi dan terprogram dengan
baik sangatlah diperlukan. Dengan sistem ini seharusnya lebih banyak memberikan
kemudahan, bukan menambah kesulitan baru terutama bagi penyelenggara
pemerintahan.
Dengan perkembangan teknologi dan sistem informasi yang sangat cepat,
kebutuhan informasi dan data yang akurat, tepat, efisien, dan efektif di lingkungan
pemerintah, akan sangat mempengaruhi kinerja pegawai. Dimana kinerja pegawai
akan dianggap rendah apabila tidak dilakukan peningkatan terhadap kualitas SDM.
Kecamatan adalah wilayah administratif kota/ kabupaten dan sebagai
penyelenggara pemerintahan umum, merupakan organisasi pemerintah yang
langsung bersentuhan dengan masyarakat. Dengan penerapan sistem informasi
berbasis komputer, sudah semestinya Kantor Camat dapat melihat kinerja pegawai
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Adanya tuntutan dari masyarakat terkait belum maksimalnya kinerja yang
diberikan dan besarnya harapan agar pelayan masyarakat ini dapat memberikan
pelayanan yang optimal, seperti pada pelayanan dalam pengurusan administrasi
kependudukan dan perizinan. Pemanfaatan sistem informasi berbasis komputer
yang lebih terprogram dapat dilakukan oleh Kantor Camat Ukui Kabupaten
Pelalawan. Selain itu, pemanfaatan sistem informasi manajemen juga dapat
dilakukan untuk menyerap laporan, permintaan atau aspirasi dari masyarakat terkait
pembangunan yang akan dilakukan di Kecamatan. Dengan penerapan sistem
informasi berbasis komputer ini diharapkan terjadi peningkatan terhadap kinerja
pegawai.
Namun dalam pelaksanaannya Kantor Camat Ukui Kabupaten Pelalawan
dihadapkan dengan berbagai tantangan dan hambatan. Penerapan sistem informasi
manajemen yang pada dasarnya memiliki tujuan agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan lebih efektif, efisien, memiliki hasil yang berkualitas serta dapat
mengoptimalkan waktu yang tersedia. Namun penerapan sistem informasi
manajemen pada Kantor Camat Ukui belum dapat dikatakan sempurna dan perlu
mendapatkan perhatian dari stakeholder.
Dalam hal kemampuan sumberdaya manusia, banyak pegawai yang belum
begitu memahami pemanfaatan komputer terutama dalam pengoperasian perangkat
lunak (software) yang berhubungan dengan sistem informasi. Hal ini tentu akan
berdampak pada kualitas dari hasil pekerjaan. Namun permasalahan ini tidak serta
merta menjadi permasalahan bagi pegawai tetapi juga bagi pengembang aplikasi
(developer). Pengembang aplikasi sistem informasi harus mampu menciptakan
antarmuka (user interface) yang mudah dipahami pengguna, memiliki panduan
penggunaan dan minim kesalahan atau dalam istilah komputer disebut bug.
Begitu juga halnya dalam ketersediaan dan kelayakan dari komponen
perangkat keras (hardware), penulis sering mendapatkan pengaduan tentang
kerusakan pada komponen hardware. Permasalahan lain yang juga sering dihadapi
adalah gangguan pada jaringan internet. Hal ini menjadikan pekerjaan menjadi
tidak efektif dan efisien serta waktu yang tersedia menjadi tidak bermanfaat.
Berdasarkan uraian dari permasalahan di atas maka perlu mendapat
perhatian khusus. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul : “Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Ukui Kabupaten Pelalawan”.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Pengaruh Penerapan
Sistem Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat
Ukui Kabupaten Pelalawan”.

TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap kinerja pegawai pada
Kantor Camat Ukui Kabupaten Pelalawan.

MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Instansi, penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi instansi
pemerintah dalam hal ini Kantor Camat Ukui Kabupaten Pelalawan sebagai
bahan evaluasi dimasa yang akan datang dan sebagai dasar pertimbangan
atau informasi dalam hal sistem informasi manajemen dalam meningkatkan
kinerja pegawai.
b. Bagi Peneliti, penelitian ini digunakan untuk menambah wawasan serta
menambah referensi karya ilmiah yang dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan. Penelitian ini juga merupakan latihan dan pembelajaran dalam
menerapkan teori dengan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut
sehingga akan menjadi lebih lengkap.
c. Merupakan referensi bagi rekan-rekan yang melakukan penelitian yang
sama.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan
ini dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan fungsi-fungsi
manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
Dalam suatu perusahaan atau organisasi, manajemen sangatlah penting, karena
perusahaan akan bergerak apabila manajemennya dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Beberapa ahli mendefinisikan pengertian manajemen sebagai berikut:
Griffin (2017:7), mendefinisikan manajemen (management) sebagai suatu
rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-
sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Menurut Hasibuan (2016:1), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Robbins dan Coulter (2016:8), manajemen adalah aktivitas kerja
yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain
sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.
Menurut Yusup (2012:10), manajemen adalah seni mengelola sumber daya
yang tersedia, misalnya orang, barang, uang, pikiran, ide, data, informasi,
infrastruktur, dan sumber daya lain yang ada di dalam kekuasaannya untuk
dimanfaatkan secara maksimal guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
Menurut Terry dalam Yusup (2012:11), menjelaskan bahwa manajemen
sebagai proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, menggerakkan, dan melakukan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lainnya.

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia


Menurut Sedarmayanti (2017:11), MSDM adalah suatu proses pemanfaatan
SDM secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan, penggerakandan
pengendalian semua nilai yang menjadi kekuatan manusia untuk mencapai tujuan.
Griffin (2017:414), menjelaskan manajemen sumber daya manusia (human
resources management) adalah rangkaian aktivitas organisasi yang diarahkan untuk
menarik, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga kerja yang efektif.
Armstrong (2010:5), mendefinisikan manajemen sumber daya manusia
sebagai pendekatan stratejik dan koheren untuk mengelola aset paling berharga
milik organisasi. Orang-orang yang bekerja di dalam organisasi, baik secara
individu ataupun kolektif, memberikan sumbangan untuk mencapai sasaran
organisasi.
Menurut Bohlander dan Snell (2010:4), manajemen sumber daya manusia
adalah ilmu yang mempelajari bagaimana memberdayakan karyawan dalam
perusahaan, membuat pekerjaan, kelompok kerja, mengembangkan para karyawan
yang mempunyai kemampuan, mengidentifikasi suatu pendekatan untuk dapat
mengembangkan kinerja karyawan dan memberikan imbalan kepada mereka atas
usahanya dan bekerja.
Dari definisi atau pengertian menurut para ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari
manajemen keorganisasian yang menekankan pada unsur SDM dan sudah menjadi
tugas manajemen sumber daya manusia untuk mengelola unsur manusia secara baik
agar diperoleh tenaga kerja yang tepat sesuai pekerjaannya, sehingga mampu
bekerja optimal demi tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi.

Pengertian Kinerja
Fahmi (2016:137), mengemukakan kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh
suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit
oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu.
Bastian dalam Fahmi (2016:137), menyatakan bahwa kinerja adalah
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang
tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi.
Menurut Amstrong (2012:229), manajemen kinerja adalah sebuah proses
sistematis untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan mengembangkan kinerja
individu dan tim. Proses ini adalah wahana untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik, dengan memahami dan mengelola kinerja dalam sebuah kerangka kerja yang
disepakati, yang memuat tujuan-tujuan, standar-standar, dan persyaratan
kompetensi yang terencana.
Menurut Ruky (2012:230), manajemen kinerja berkaitan dengan usaha,
kegiatan atau program yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh pimpinan organisasi
(perusahaan) untuk merencanakan, mengarahkan dan mengendalikan prestasi
karyawan.
Menurut Moeheriono (2010:61), kinerja berasal dari kata job performance
dan disebut juga actual performance atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang telah dicapai oleh seseorang pegawai.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja adalah
suatu konstruk yang bersifat multidimensional yang pengukurannya bervariasi
tergantung kompleksitas faktor-faktor yang membentuk kinerja.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja


Tinggi rendahnya kinerja seorang pegawai tentunya ditentukan oleh faktor-
faktor yang mempengaruhinya baik secara langsung ataupun tidak langsung. Faktor
yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan
faktor motivasi (motivation). Sesuai dengan pendapat Davis dalam Mangkunegara
(2009:67), yang merumuskan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja adalah :
Human Performance = Ability + Motivation
Motivation = Attitude + Situation
Ability = Knowledge + Skill
1. Faktor Kemampuan (ability).
Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pegawai
yang memiliki IQ rata-rata (110 – 120) dengan pendidikan yang memadai
untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-
hari, maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan.
Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai
dengan keahliannya (the right man on the right place, the right man on the
right job).
2. Faktor Motivasi (motivation).
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang
terarah untuk mencapai tujuan organisasi.

Indikator Kinerja
Menurut Abdullah, (2014:152), yang menjadi indikator kinerja atau ukuran
kinerja adalah:
1. Efektif
Indikator ini mengukur derajat kesesuaian yang dihasilkan dalam mencapai
sesuatu yang diinginkan. Indikator efektivitas ini menjawab pertanyaan
mengenai apakah kita melakukan sesuatu yang sudah benar.
2. Efisien
Indikator ini mengukur derajat kesesuaian proses menghasilkan output
dengan menggunakan biaya serendah mungkin.
3. Kualitas
Indikator ini mengukur derajat kesesuaian antara kualitas produk atau jasa
yang dihasilkan dengan kebutuhan dan harapan konsumen.
4. Ketepatan waktu
Indikator ini mengukur apakah pekerjaan telah diselesaikan secara benar
dan tepat waktu.
5. Produktivitas
Indikator ini mengukur tingkat efektivitas suatu organisasi.
6. Keselamatan
Indikator ini mengukur kesehatan organisasi secara keseluruhan serta
lingkungan kerja para karyawan ditinjau dari aspek kesehatan.
Penetapan indikator kinerja yang baik sangatlah penting, karena indikator
kinerja dapat dijadikan suatu dasar dalam mengukur suatu kinerja. Dengan adanya
indikator kinerja kita dapat mengetahui apakah suatu aktivitas atau program telah
dilakukan dengan baik. Oleh sebab itu, penetapan indikator kinerja kegiatan harus
didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran
yang ditetapkan serta data pendukung yang harus diorganisasikan.

Pengertian Sistem
Griffin (2017:50), mendefinisikan suatu sistem (system) adalah serangkaian
elemen yang saling berhubungan yang berfungsi sebagai satu kesatuan. Menurut
Bodnar dan Hopwood dalam Purnama (2016:27), sistem merupakan sekumpulan
sumber daya yang saling terkait yang ingin mencapai suatu tujuan.
Menurut Hall dalam Purnama (2016:27), sistem adalah sekelompok dari dua
atau lebih subsistem yang mempunyai hubungan dan memiliki suatu tujuan yang
sama. Menurut Susanto (2013:22), Sistem adalah kumpulan/ group dari sub sistem/
bagian/ komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan
satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan
tertentu.
Dari berbagai definisi di atas bisa disimpulkan bahwa sistem adalah
kumpulan dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, saling terintegrasi dan
berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Pengertian Informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dalam
pengambilan keputusan sehari-hari. Beberapa ahli mendefinisikan informasi
sebagai berikut :
Menurut Bodnar dan Hopwood dalam Purnama (2016:27), menyatakan
informasi merupakan suatu data yang diorganisasi yang dapat mendukung
ketepatan pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Mulyadi dalam Purnama
(2016:27), informasi adalah olahan data ke dalam bentuk yang dapat memberikan
arti bagi penerima dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan saat
ini atau mendatang.
Menurut Davis dan Olson dalam Taufiq (2013 : 15), menjelaskan bahwa
informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang.
Sedangkan menurut Yusup (2012:176), informasi berisi data yang bisa memberikan
makna dengan mengurangi ambiguitas, ketidakpastian, dan kesulitan interpretasi.
Secara Etimologi, Informasi berasal dari bahasa Perancis kuno informacion
(tahun 1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti garis
besar, konsep, atau ide.
Dari definisi di atas bisa disimpulkan bahwa informasi adalah kumpulan
dari data-data yang diolah atau diproses hingga menciptakan data baru yang
memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi penggunanya.

Dimensi Informasi
McLeod dan Schell (2009:43), menjelaskan dimensi informasi yaitu:
1. Relevansi.
Informasi memiliki relevansi jika informasi tersebut berhubungan dengan
masalah yang sedang dihadapi.
2. Akurasi.
Idealnya, seluruh informasi seharusnya akurat. Akan tetapi, fitur-fitur yang
memberikan kontribusi kepada tingkat akurasi sistem akan menambah biaya
dari sistem tersebut. Karena hal ini, para pengguna sering kali terpaksa harus
menerima tingkat akurasi yang kurang dari 100 persen. Aplikasi-aplikasi
yang melibatkan uang, seperti penggajian, penagihan, dan piutang, berusaha
untuk mencapai tingkat akurasi 100 persen. Aplikasi-aplikasi lainnya,
seperti peramalan ekonomi jangka panjang dan laporan-laporan statistik,
sering kali masih tetap bermanfaat meskipun data yang dipergunakan
kurang dari 100 persen akurat.
3. Ketepatan waktu.
Informasi hendaknya tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum situasi
yang genting berkembang atau hilangnya peluang yang ada. Para pengguna
hendaknya dapat memperoleh informasi yang menguraikan apa yang sedang
terjadi saat ini, selain dari apa yang telah terjadi di masa lalu. Informasi yang
tiba setelah suatu keputusan diambil tidak akan memiliki nilai yang
bermanfaat.
4. Kelengkapan.
Para pengguna hendaknya dapat memperoleh informasi yang menyajikan
suatu gambaran lengkap atas suatu masalah tertentu atau solusinya.

Pengertian Sistem Informasi Manajemen


Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM) seperti yang telah ditulis
oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Menurut Fahmi (2016:200), sistem informasi manajemen adalah suatu
perangkat manajemen yang dipergunakan untuk mendukung pihak manajemen
perusahaan dalam menerima, mengolah dan mengelola perusahaan secara baik dan
sistematis dengan tujuan untuk mendukung penciptaan kinerja perusahaan.
Sutabri (2016:83), mengemukakan bahwa sistem informasi manajemen
adalah sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi
guna mendukung fungsi operasi organisasi, manajemen, dan proses pengambilan
keputusan di dalam suatu organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur, pedoman, model
manajemen, dan keputusan serta sebuah bank/ basis data yang disebut database.
Menurut Purnama (2016:17) sistem informasi manajemen adalah sebuah
sistem manusia/ mesin yang terpadu (integrated) untuk menyajikan informasi guna
mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan,
dan sebuah database.
Kadir (2014:106), mengemukakan sistem informasi manajemen (SIM) atau
management information system (MIS) adalah sistem informasi yang digunakan
untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi,
manajemen, dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Biasanya SIM
menghasilkan informasi untuk memantau kinerja, memelihara koordinasi, dan
menyediakan informasi untuk operasi organisasi.
Menurut K. C. Laudon dan J. P. Laudon (2012:49), “management
information systems (MIS) deals with behavioral issues as well as technical issues
surrounding the development, use, and impact of information systems used by
managers and employees in the firm”. Sistem informasi manajemen (SIM)
menangani masalah perilaku serta masalah teknis seputar pengembangan,
penggunaan, dan dampak sistem informasi yang digunakan oleh manajer dan
karyawan di perusahaan.
Menurut Yusup (2012:100), sistem informasi manajemen (SIM) adalah
serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara
rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi
lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya
dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.

Pembagian Sistem Informasi


Fahmi (2016:201), menjelaskan bahwa sistem informasi dibagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu:
1. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing System), yaitu
sistem yang digunakan untuk mendukung manajemen tingkat bawah (Low
Level Management) segala macam bentuk organisasi ataupun perusahaan.
2. Sistem Pengendalian Manajemen (Management Control System), yaitu
sistem informasi yang ditujukan untuk mendukung manajemen tingkat
menengah agar dapat mengendalikan organisasi tetap menuju kepada
sasaran yang diinginkan.
3. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System), sistem informasi
yang dirancang untuk manajemen tingkat atas dalam mengambil keputusan-
keputusan yang bersifat strategi dalam rangka mencapai visi dan misi
organisasi.

Komponen Sistem Informasi


Menurut O'Brien (2009, 34), komponen dan aktivitas sistem informasi
terdiri dari:
1. Sumber Daya Manusia.
Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem informasi. Sumber
daya manusia ini meliputi:
a. Pemakai akhir yaitu orang-orang yang menggunakan sistem informasi
atau informasi yang dihasilkan sistem tersebut.
b. Pakar sistem informasi yaitu orang-orang yang mengembangkan dan
mengoperasikan sistem informasi.
2. Sumber Daya Hardware.
Meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam
pemrosesan informasi. Contoh-contoh hardware dalam sistem informasi
berbasis komputer adalah :
a. Sistem komputer, yang terdiri dari unit pemrosesan pusat yang berisi
pemrosesan mikro seperti processor, harddisk, memory.
b. Periferal komputer, yang berupa peralatan seperti keyboard atau mouse
elektronik untuk input data dan perintah, layar video, atau printer untuk
output informasi, dan disk magnetis atau optikal untuk menyimpan
sumber daya data.
3. Sumber Daya Software.
Meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. contohnya adalah
:
a. Software sistem, seperti program sistem operasi, yang mengendalikan
serta mendukung operasi sistem komputer.
b. Software aplikasi, yang memprogram pemrosesan langsung bagi
pengguna tertentu komputer oleh pemakai akhir.
c. Prosedur, yang mengoperasikan perintah bagi orang-orang yang akan
menggunakan sistem informasi.
4. Sumber Daya Data.
Data dapat berupa banyak bentuk, termasuk data alfanumerik tradisional,
yang terdiri dari angka dan huruf serta karakter lainnya yang menjelaskan
transaksi bisnis dan kegiatan entitas lainnya. Data teks, terdiri dari kalimat
dan paragraf yang digunakan dalam menulis komunikasi, data gambar,
seperti bentuk grafik dan angka, serta gambar video grafis dan video; serta
data audio, suara manusia dan suara-suara lainnya, juga merupakan bentuk
data yang penting. Sumber daya sistem informasi umumnya diatur,
disimpan, dan diakses oleh berbagai teknologi pengolahan pengelolaan
sumber daya data ke dalam :
a. Database yang menyimpan data yang telah diproses dan diatur.-dasar
pengetahuan yang menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuknya,
seperti fakta, peraturan.
5. Sumber daya jaringan.
Menekankan bahwa teknologi informasi dan jaringan adalah komponen
sumber daya dasar dari semua sistem informasi. Sumber daya jaringan
meliputi :
a. Media komunikasi
b. Dukungan jaringan.
6. Input sumber daya data.
Pemrosesan data menjadi informasi. data bisasanya tergantung pada
aktivitas pemrosesan seperti penghitungan, perbandingan, penilaian,
pengklasifikasian, dan pengikhtisarian.
7. Output produk informasi.
Informasi dalam berbagai bentuk dikirim ke pemakai akhir dan disediakan
untuk mereka dalam aktivitas output. Tujuan dari sistem informasi adalah
untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir.
8. Penyimpanan sumber daya data.
Penyimpanan adalah komponen dasar sistem informasi. Penyimpanan
adalah aktivitas sistem informasi tempat data dan informasi disimpan secara
teratur untuk digunakan kemudian.
9. Pengendalian kinerja sistem.
Aktivitas sistem informasi yang penting adalah pengendalian kinerja sistem.
Sistem informasi harus menghasilkan umpan balik mengenai aktivitas input,
pemrosesan, output, dan penyimpanan. Umpan balik ini harus diawasi dan
dievaluasi untuk menetapkan apakah sistem dapat memenuhi standar kinerja
yang telah ditetapkan. Kemudian, aktivitas sistem yang tepat harus
disesuaikan agar produk informasi yang tepat dihasilkan bagi para pemakai
akhir.
Sutabri (2016:91), menjelaskan sistem informasi berbasis komputer
mengandung komponen atau unsur berikut:
1. Manusia. Setiap sistem informasi berbasis komputer harus memperhatikan
unsur manusia supaya sistem yang diciptakan bermanfaat. Hendaknya
diingat bahwa manusia merupakan penentu keberhasilan suatu SIM. Unsur
manusia dalam hal ini adalah para staf komputer profesional dan para
pemakai (computer users).
2. Perangkat keras (hardware). Istilah perangkat keras merujuk pada perkakas
mesin. Karena itu, perangkat keras terdiri dari komputer itu sendiri yang
terkadang disebut sebagai central processing unit (CPU) beserta semua
perangkat pendukungnya. Perangkat pendukung yang dimaksud adalah
perkakas keluaran (output devices), perkakas penyimpanan (memory), dan
perkakas komunikasi.
3. Perangkat lunak (software). Istilah perangkat lunak merujuk pada program-
program komputer beserta petunjuk-petunjuk (manual) pendukungnya.
Yang disebut program komputer adalah instruksi-instruksi yang dapat
dibaca oleh mesin yang memerintahkan bagian-bagian perangkat keras SIM
berbasis komputer untuk berfungsi sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan informasi yang bermanfaat dari data yang tersedia.
4. Data. Yaitu fakta-fakta yang akan dibuat menjadi informasi yang
bermanfaat. Data inilah yang akan diklasifikasikan, dimodifikasi, atau
diolah oleh program-program supaya dapat menjadi informasi yang tepat
guna, tepat waktu, dan akurat.
5. Prosedur. Prosedur adalah peraturan-peraturan yang menentukan operasi
sistem komputer. Misalnya, peraturan bahwa setiap permintaan belanja
barang di suatu instansi harus tercatat di dalam database komputer atau
peraturan bahwa setiap akses operator komputer kepada pengolah induk
harus dilaporkan waktu dan otoritasnya.

Kerangka Pemikiran
Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang digunakan
untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi,
manajemen, dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Penggunaan
sistem informasi yang tepat akan menghasilkan efektivitas dan efisiensi kerja yang
baik. Dengan penerapan sistem informasi manajemen diharapkan akan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diukur dari seberapa baiknya
kinerja dari pegawai. Hal ini sejalan dengan pendapat Fahmi (2016:200) bahwa
sistem informasi manajemen adalah suatu perangkat manajemen yang
dipergunakan untuk mendukung pihak manajemen perusahaan dalam menerima,
mengolah dan mengelola perusahaan secara baik dan sistematis dengan tujuan
untuk mendukung penciptaan kinerja perusahaan.
Penerapan Sistem Informasi Kinerja Pegawai
Manajemen
(Y)
(X)
Sumber: Fahmi (2016:200)

Hipotesis
Menurut Sugiyono (2012:93), pengertian hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan perumusan masalah
yang telah dikemukakan di atas, dan dukungan teori yang ada maka penulis
membuat hipotesis penelitian yaitu “Diduga Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Berpengaruh Terhadap Kinerja Pegawai”.

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Kantor Camat Ukui Kabupaten
Pelalawan. Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan
Maret hingga bulan April 2019.

Populasi dan Sampel


Populasi
Sugiyono, (2012:90), menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pegawai di Kantor Camat Ukui
Kabupaten Pelalawan. Adapun jumlah pegawai di Kantor Camat Ukui Kabupaten
Pelalawan yang akan penulis jadikan sebagai populasi adalah sebanyak 35 orang.
Sampel
Definisi menurut Sugiyono, (2012:91), sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam hal ini metodologi
penarikan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh dimana
pengambilan sampel dengan menggunakan semua populasi sebagai sampel dan
dikenal juga dengan istilah sensus atau total sampling, sampel sensus adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, maka
jumlah sampel ditentukan sebanyak 35 orang.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


Menurut Sugiyono (2012:59), variabel penelitian merupakan suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Variabel bebas atau Indenpenden
Variabel bebas (X), menjadi penyebab atau mempengaruhi yang lain. Pada
penelitian ini yang bertindak sebagai variabel bebas (X) adalah Sistem
Informasi Manajemen.
b. Variabel terikat atau Dependen
Variable terikat (Y), yang dipengaruhi oleh variable bebas. Adapun
variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kinerja Pegawai.
Untuk mengukur suatu variabel dalam suatu penelitian perlu adanya definisi
operasional. Operasional variabel diperlukan guna menentukan jenis dan indikator
dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Disamping itu, operasional
variabel bertujuan untuk menentukan skala pengukuran dari masing-masing
variabel, sehingga pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu dapat
dilakukan dengan tepat. Secara lebih rinci operasional variabel dalam penelitiannya
ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Definisi Operasional Variabel


No. Variabel Definisi Indikator Skala
1 Sistem Sistem informasi 1. Sumber Daya Ordinal
Informasi manajemen adalah sebuah Manusia
Manajemen sistem manusia atau mesin 2. Sumber Daya
(Variabel yang terpadu untuk hardware
X) menyajikan informasi guna 3. Sumber Daya
mendukung fungsi operasi software
organisasi, manajemen, dan 4. Sumber Daya
proses pengambilan Jaringan
keputusan di dalam suatu (O'Brien 2009:34)
organisasi. Sistem ini
menggunakan perangkat
keras (hardware) dan
perangkat lunak (software)
komputer, prosedur,
pedoman, model
manajemen, dan keputusan
serta sebuah bank/ basis
data yang disebut database.
(Sutabri 2016:83)
2 Kinerja Kinerja adalah sebuah 1.Kualitas Ordinal
Pegawai proses sistematis untuk 2.Efektif
(Variabel meningkatkan kinerja 3.Efisien
Y) organisasi dengan 4.Ketepatan
mengembangkan kinerja waktu
individu dan tim. (Abdullah,
(Amstrong, 2012:229) 2014:152)
Sumber: Data olahan 2019

Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan baik dalam
bentuk observasi, wawancara maupun hasil pengisian kuisioner kepada
informan. Sumber data primer dari penelitian ini adalah sumber data asli
yang diperoleh dari wawancara dan penyebaran kuisioner.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang
dijadikan sebagai data pendukung dari data primer dalam bentuk tabel,
diagram, ataupun dalam bentuk informasi yang telah dikumpulkan untuk
beberapa tujuan. Sumber data sekunder mencakup informasi dan laporan
yang telah ada di dalam perusahaan.

Teknik Pengumpulan Data


Data-data penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa cara yaitu sebagai
berikut:
1. Angket, berisi pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan penelitian yang
akan dilakukan. Berfungsi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber untuk mengetahui hasil hipotesis dalam sebuah penelitian yang
sedang dilakukan.

Tabel Skala Penilaian


Jawaban Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

2. Wawancara, yaitu pengambilan data melalui wawancara secara lisan


langsung dengan sumber datanya dengan cara bertatap muka. Jawaban
responden dicatat dan dirangkum sendiri oleh peneliti.
3. Dokumentasi, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara memperoleh
laporan dan dokumen-dokumen lainnya yang erat hubungannya dengan
objek penelitian dan membaca literatur-literatur sebagai dasar teori yang
akan dijadikan sebagai landasan teoritis dalam penelitian ini.

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data adalah cara melaksanakan analisis terhadap data
dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik
atau sifat-sifat datanya dapat mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab
masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian baik berkaitan dengan
deskripsi data atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi berdasarkan
data yang diperoleh dari sampel. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem
informasi manajemen terhadap kinerja pegawai, responden diminta untuk
memberikan penilaian terhadap dimensi-dimensi yang diukur dari sistem informasi
manajemen.

Uji Validitas
Validitas ditentukan dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh
setiap butir pernyataan dengan skor total. Skor total adalah jumlah dari semua skor
pernyataan. Jika skor setiap butir pernyataan berkorelasi secara signifikan dengan
skor total pada tingkat alpha tertentu maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur
itu valid. Sebaliknya, jika korelasinya tidak signifikan, alat pengukur itu tidak valid
dan alat pengukur itu tidak perlu dipakai untuk mengukur atau mengambil data.
Selanjutnya, nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan derajat bebas (n-2).
Jika nilai r hasil perhitungan lebih besar dari pada nilai r dalam tabel pada alpha
tertentu berarti signifikan sehingga disimpulkan bahwa butir pernyataan itu valid
(Sanusi, 2011:77).

Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan
objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012 : 177).
Dengan kata lain, uji reliabilitas merupakan sebuah instrumen yang dapat diukur
secara konsisten dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini jawaban angket yang
diperoleh bersifat berjenjang atau tidak dikotomi (mempunyai dua alternatif
jawaban), sehingga yang digunakan teknik pengujian dengan metode Cronbach
Alpha. Dimana disarankan bahwa koefisien reliabilitas 0,6 cukup baik.

Metode Analisis Deskriptif


Metode analisis deskriptif yaitu suatu metode analisis dimana data yang
dikumpulkan mula-mula disusun dan diklarifikasikan sehingga akan memberikan
gambaran mengenai suatu keadaan. Hasil penelitian tersebut dapat dideskripsikan
dalam suatu kesimpulan dan membuat interval kelas sebagai dasar gambaran
persepsi dari indikator-indikator yang diukur.
Adapun interval kelas dapat diukur sebagai berikut :
𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
IK = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
5−1
IK = = 0,8
5
Dengan interval kelas 0,8 kemudian disusun kriteria penilaian rata-rata
jawaban responden sebagai berikut :

Tabel Nilai rata-rata tanggapan responden


Keterangan Nilai
Sangat baik 4,21 - 5,00
Baik 3,41 - 4,20
Cukup baik 2,61 - 3,40
Tidak baik 1,81 - 2,60
Sangat tidak baik 1,01 - 1,80
Sumber: Sugiyono, 2013

Metode Analisis Regresi Sederhana


Metode regresi sederhana adalah metode statistik yang berfungsi untuk
menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara variabel sistem informasi
manajemen (X) terhadap kinerja pegawai (Y). Model persamaan regresi linier
sederhana adalah sebagai berikut:
𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝑿
Keterangan:
Y = Kinerja
a = konstanta
b = koefisien regresi
X = Sistem informasi manajemen

Uji t (Uji Secara Parsial)


Untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen dan variabel
independen secara parsial, akan diketahui bagaimana pengaruh variabel dependen
dan variabel independen secara parsial. Pengujian dengan membandingkan nilai
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sehingga bisa ditentukan apakah hipotesis yang telah dibuat
signifikan. Hipotesis menggunakan uji statistik satu sisi (one tails). Kriteria
diterima atau ditolaknya hipotesis adalah sebagai berikut :
- Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti hipotesa diterima
- Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti hipotesa ditolak.
Dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan SPSS (statistic
product and service solutions) yaitu program komputer yang dapat melakukan
penghitungan statistik dengan akurat.

Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independen sistem informasi manajemen terhadap variabel
dependen kinerja pegawai. Semakin besar nilai determinasi semakin besar
kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. Hal ini berarti
model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas
yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika determinasi 𝑅 2 semakin kecil
(semakin mendekat) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen semakin kecil.

HASIL PENELITIAN
Uji Validitas

Tabel Uji Validitas Variabel Penerapan Sistem Informasi Manajemen


Corrected Item-
Pernyataan Total Correlation 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Validitas
(𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 )
Butir 1 0,789 0,2826 Valid
Butir 2 0,760 0,2826 Valid
Butir 3 0,772 0,2826 Valid
Butir 4 0,708 0,2826 Valid
Butir 5 0,683 0,2826 Valid
Butir 6 0,690 0,2826 Valid
Butir 7 0,746 0,2826 Valid
Butir 8 0,783 0,2826 Valid
Butir 9 0,801 0,2826 Valid
Butir 10 0,649 0,2826 Valid
Butir 11 0,820 0,2826 Valid
Butir 12 0,833 0,2826 Valid
Butir 13 0,698 0,2826 Valid
Butir 14 0,852 0,2826 Valid
Butir 15 0,848 0,2826 Valid
Butir 16 0,798 0,2826 Valid
Butir 17 0,777 0,2826 Valid
Butir 18 0,655 0,2826 Valid
Butir 19 0,701 0,2826 Valid
Butir 20 0,766 0,2826 Valid
Sumber: Data olahan SPSS

Tabel Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai


Corrected Item-
Pernyataan Total Correlation 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Validitas
(𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 )
Butir 1 0,870 0,2826 Valid
Butir 2 0,755 0,2826 Valid
Butir 3 0,753 0,2826 Valid
Butir 4 0,764 0,2826 Valid
Butir 5 0,806 0,2826 Valid
Butir 6 0,839 0,2826 Valid
Butir 7 0,788 0,2826 Valid
Butir 8 0,780 0,2826 Valid
Butir 9 0,809 0,2826 Valid
Butir 10 0,702 0,2826 Valid
Butir 11 0,704 0,2826 Valid
Butir 12 0,800 0,2826 Valid
Butir 13 0,695 0,2826 Valid
Butir 14 0,843 0,2826 Valid
Butir 15 0,775 0,2826 Valid
Butir 16 0,840 0,2826 Valid
Butir 17 0,739 0,2826 Valid
Butir 18 0,346 0,2826 Valid
Butir 19 0,819 0,2826 Valid
Butir 20 0,602 0,2826 Valid
Sumber: Data olahan SPSS
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
angket atau kuisioner. Nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan 𝑑𝑓 = 𝑛 − 2, maka 𝑑𝑓 = 35 − 2 = 33.
Sehingga nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada tingkat signifikansi 0,05 adalah 0,2826. Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >
𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,2826), maka pernyataan dikatakan valid. Hasil pengujian validitas untuk
pernyataan dari 2 variabel tersebut adalah sebagai berikut:
Hasil pengujian validitas variabel penerapan sistem informasi manajemen
menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dinyatakan valid karena 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dari setiap
butir pernyataan lebih besar dari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 0,2826.
Hasil pengujian validitas variabel kinerja pegawai menunjukkan bahwa
seluruh pernyataan dinyatakan valid karena 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dari setiap butir pernyataan
lebih besar dari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 0,2826.

Uji Reliabilitas
Pengujian Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah dianggap baik. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat
tingkat kepercayaan, konsistensi atau kestabilan hasil suatu pengukuran. Pengujian
reliabilitas dapat dilihat pada nilai Cronbach Alpha. Dalam penelitian ini, angket
bersifat reliabel jika nilai Cronbach's Alpha (α) > 0,6.
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Uji Reliabilitas


Variabel Cronbach's Alpha N of Items
Penerapan Sistem Informasi
0.966 20
Manajemen
Kinerja Pegawai 0.964 20
Sumber: Data olahan SPSS 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach's Alpha (α)
untuk variabel Penerapan Sistem Informasi Manajemen sebesar 0,966 dan untuk
variabel Kinerja Pegawai sebesar 0,964. Variabel dalam penelitian ini mempunyai
Cronbach's Alpha (α) lebih besar dari 0,6 yang merupakan nilai kritisnya, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
variabel yang reliabel dan dapat digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.

Analisa Regresi Linear Sederhana


Tabel Hasil Analisa Regresi Linear Sederhana
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 19.350 6.730 2.875 0.007
Sistem Informasi
0.797 0.089 0.843 9.002 0.000
Manajemen
Sumber: Data olahan SPSS 2019
Uji regresi linear digunakan untuk menguji sejauh mana hubungan sebab
akibat antara variabel Penerapan Sistem Informasi Manajemen (X) terhadap
variabel Kinerja Pegawai (Y). Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dibuat dalam
bentuk persamaan regresi sebagai berikut :
𝒀 = 𝟏𝟗, 𝟑𝟓𝟎 + 𝟎, 𝟕𝟗𝟕𝑿
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Nilai konstanta (α) sebesar 19,350 menunjukkan bahwa jika Penerapan
Sistem Informasi Manajemen bernilai sangat rendah, maka Kinerja Pegawai
adalah 19,350.
2. Nilai koefisien X (b) sebesar 0.797 menunjukkan bahwa jika Penerapan
Sistem Informasi Manajemen ditingkatkan sebesar 1 satuan maka Kinerja
Pegawai akan meningkat sebesar 0.797 satuan.
Uji t (Uji Secara Parsial)
Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel penerapan
sistem informasi manajemen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel kinerja pegawai. Hipotesis diterima apabila nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan
Hipotesis ditolak apabila nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .

Tabel Hasil Uji t


Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 19.350 6.730 2.875 0.007
Penerapan Sistem
0.797 0.089 0.843 9.002 0.000
Informasi Manajemen
Sumber: Data olahan SPSS 2019
Berdasarkan tabel hasil uji t di atas, dapat dilihat bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 adalah
sebesar 9,002. Sedangkan untuk nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang dicari dengan rumus Ms. Excel
= 𝑡𝑖𝑛𝑣(0,05; 33) dimana 0,05 merupakan nilai signifikansi dan 33 adalah 𝑑𝑓 =
35 − 1 − 1, maka didapat hasil sebesar 2,034. Maka dapat dinyatakan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
> 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (9,002 > 2,034) maka dapat dinyatakan bahwa penerapan sistem informasi
manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

Koefisien Determinasi (R²)


Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan
pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel Koefisien Determinasi


Model R R Square Std. Error of the Estimate
1 0.843a 0.711 6.270
Sumber: Data olahan SPSS 2019
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa R Square (koefisien
determinasi) sebesar 0,711 atau sebesar 71,1% menunjukkan bahwa variasi Kinerja
Pegawai (Y) 71,1% dapat dijelaskan oleh variabel Penerapan Sistem Informasi
Manajemen (X), sedangkan sisanya sebesar 28,9% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Pembahasan
Pada penelitian ini penulis menggunakan indikator sumber daya manusia,
sumber daya hardware, sumber daya software dan sumber daya jaringan untuk
variabel penerapan sistem informasi manajemen sedangkan indikator kualitas,
efektif, efisien dan ketepatan waktu digunakan untuk variabel kinerja pegawai.
Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa seluruh pernyataan untuk
variabel sistem informasi manajemen dan variabel kinerja pegawai adalah
pernyataan yang valid. Kemudian hasil uji reliabilitas menyatakan bahwa variabel
sistem informasi manajemen dan varibael kinerja pegawai adalah variabel yang
dapat dipercaya, konsisten dan stabil.
Berdasarkan hasil penghitungan dengan koefisien regresi bernilai positif,
artinya semakin baik penerapan sistem informasi manajemen maka semakin baik
pula kinerja pegawai pada Kantor Camat Ukui Kabupaten Pelalawan. Dari
penghitungan uji t diketahui terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
pegawai. Dengan demikian hipotesis yang penulis buat dalam penelitian ini yang
berbunyi “Diduga Penerapan Sistem Informasi Manajemen Berpengaruh Terhadap
Kinerja Pegawai” dapat diterima.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh
Tetet Widiyati yang berjudul Pengaruh Implementasi Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Deskriptif Analisis di Dinas Pendidikan
Kabupaten Ciamis) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh sistem informasi
manajemen terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis
sebesar 57.4 %.

KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penerapan sistem informasi manajemen pada Kantor Camat Ukui
Kabupaten Pelalawan adalah baik dan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja pegawai.
2. Kinerja pegawai pada Kantor Camat Ukui Kabupaten Pelalawan adalah
baik, pegawai mampu bekerja di dalam sistem, memiliki semangat dan
tanggung jawab.
3. Faktor yang kurang dominan adalah masalah hardware karena hardware
yang ada sering mengalami gangguan dan kerusakan sehingga berpengaruh
buruk terhadap kelancaran tugas-tugas kantor.

SARAN
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan teori yang ada, maka dapat
dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Penerapan sistem informasi manajemen yang sudah baik harus bisa
ditingkatkan lagi dengan cara menyiapkan tenaga spesialisasi di bidang
hardware maupun software yang siap pakai dan atau mengadakan
pendidikan dan pelatihan baik formal atau non formal untuk pegawai Kantor
Camat Ukui Kabupaten Pelalawan.
2. Kinerja pegawai yang sudah baik harus bisa lagi dengan cara pimpinan
harus mampu menjalin hubungan informal dengan pegawai antara lain
mengadakan olahraga bersama, pengajian agama atau arisan sekali sebulan.
Dengan demikian, pegawai merasa dekat dengan atasan sehingga akan
meningkatkan motivasi pegawai dalam bekerja.
3. Faktor yang kurang dominan yaitu masalah kerusakan komponen pada
hardware harus dapat diselesaikan dengan cara pembaruan hardware baik
penggantian penuh ataupun penggantian komponen secara parsial
tergantung pada tingkat kerusakannya.
4. Pimpinan selayaknya mengingatkan pegawai untuk bijak dalam
penggunaan jaringan internet dan tidak menggunakannya untuk aktifitas di
luar tugas kantor secara berlebihan, karena dapat mengganggu kelancaran
tugas pegawai lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Abdullah, M Ma’ruf., 2014., Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan., Aswaja
Pressindo., Yogyakarta.
Amstrong, Michael., 2010., Strategic Human Recources Management, A Guide To
Action., Cetakan 3., Terjemahan Bern Hidayat., Bhuana Ilmu Populer.,
Jakarta.
Bohlander, George dan Scoot Snell., 2010., Principles of Human Resources
Management., Edisi 15., Nelson Education., Canada.
Dale, Margaret., 2010., Developing Management Skills., Cetakan 3., Terjemahan
Bern Hidayat., Bhuana Ilmu Populer., Jakarta.
Fahmi, Irham., 2016.,Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia., Edisi
Pertama., Mitra Wacana Media., Jakarta.
Griffin, Ricky W., 2017., Manajemen., Jilid 1., Edisi 7., Terjemahan Gina Gania,
Wisnu Chandra Kristiaji., Erlangga., Jakarta.
Hasibuan, Malayu S.P., 2016., Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah.,
Cetakan 22., Bumi Aksara., Jakarta.
Jogiyanto., 2009., Sistem Teknologi Informasi., Edisi 3., Andi Offset., Yogyakarta.
Kadir, Abdul., 2014., Pengenalan Sistem Informasi., Edisi 2., Andi Offset.,
Yogyakarta.
Laudon, Kenneth C dan Jane P. Laudon., 2012., Management Information Systems,
Managing The Digital Firm., Twelfth Edition., Pearson Education Limited.,
England.
_________., 2011., Sistem Informasi Manajemen, Mengelola Perusahaan Digital.,
Buku 2., Edisi 10., Terjemahan Chriswan Sungkono dan Machmudin Eka
P., Salemba Empat., Jakarta.
McLeod, Jr, Raymond dan George P. Schell., 2009., Sistem Informasi Manajemen.,
Edisi 10., Terjemahan Ali Akbar Yulianto dan Afia R. Fitriati., Salemba
Empat., Jakarta.
Mangkunegara, P. Anwar., 2009., Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia., Refika
Aditama., Bandung.
Moeheriono., 2010., Pengukuran kinerja berbasis kompetensi- competency based
human resources management., Penerbit Ghalia Indonesia., Jakarta.
O,Brien, James A., 2009., Pengantar Sistem Informasi., Edisi 19., Terjemahan
Dewi Fitriasari., Salemba Empat., Jakarta
Purnama, Chamdan.,2016., Sistem Informasi Manajemen., Cetakan 1., Insan
Global., Mojokerto.
Robbins, Stephen P.dan Mary Coulter., 2016., Manajemen., Jilid 1., Edisi 13.,
Terjemahan Bob Sabran dan Devri Barnadi Putera., Erlangga., Jakarta.
Ruky, Ahmad S., 2012., Sistem Manajemen Kinerja., Gramedia Pustaka Utama.,
Jakarta.
Sanusi, Anwar., 2011., Metode Penelitian Bisnis., Salemba Empat., Jakarta.
Sedarmayanti., 2017., Manajemen Sumber Daya Manusia., Cetakan 9., PT Refika
Aditama., Bandung.
Sugiyono., 2012., Metode Penelitian Administrasi., Alfabeta., Bandung.
Susanto, Azhar., 2013., Sistem Informasi Akuntansi., Lingga Jaya., Bandung.
Sutabri, Tata., 2016., Sistem Informasi Manajemen., Edisi 2., Cetakan 1., Andi
Offset., Yogyakarta.
Taufiq, Rohmat., 2013., Sistem Informasi Manajemen; Konsep Dasar, Analisis dan
Metode Pengembangan,, Edisi Empat., Graha Ilmu., Yogyakarta.
Yusup, Pawit M., 2012., Perspektif Manajemen Pengetahuan Informasi,
Komunikasi, Pendidikan, dan Perpustakaan., Edisi 1., Cetakan 1.,
Rajagrafindo Persada., Jakarta.
JURNAL
Widiyanti, Tetet., 2012., Pengaruh Implementasi Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Deskriptif Analisis Di Dinas
Pendidikan Kabupaten Ciamis)., Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana
Manajemen., Vol. I., No. 3., September.
Irfiani, Eni., 2015., Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Kasus: PT. Indosat Jakarta)., Paradigma., Vol. XVII., No.
2., September.
Naidah., 2009., Pengaruh Sistem Informasi Manajemen (SIM) Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Metro Batavia Air Distrik Makassar., Jurnal Ilmu
Ekonomi Studi Pembangunan., Vol. 1., No. 1., Januari-April.
Sariani, Desi., 2014., Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Terhadap Kinerja
Karyawan Di PT. Ecogreen Oleochemicals Batam., CBIS Journal., Vol. 2.,
No. 1., Maret

You might also like