ASSOCIATION BETWEEN SLEEP DURATION AND MENSTRUAL CYCLE

AMONG MEDICAL STUDENTS IN YARSI UNIVERSITY AND ITS

ASSESSMENT BASED ON ISLAM PERSPECTIVE

Sessi Nurfitri
Student, Faculty of Medicine YARSI University, nfsessi@gmail.com

ABSTRACT

Background: Medical students have higher stress level compared to other

university students which could lead to reduce of sleep duration. Sleep duration
could affect menstrual cycle through the change of circadian rhythm. Study between
two variables could be recommendation as attempt to improve women’
reproductive health and quality of life through the refinement of life style.
Method: This research is a descriptive analytic study with cross sectional design.
Sample is determined by simple random sampling method. Data is obtained from
Pittsburgh Sleep Quality Index and Women’s Health Questionnaires. Results are
statistically analyzed with Kolmogorov-Smirnov test, Spearman’s rho test,
Friedman test, and Post-Hoc Wilcoxon test.
Result: Sleep duration of sample is between 3.5-8 hours with the mean average 5.8
± 1.07 hours. The prevalences of menstrual cycle found are normal (83.3%), short
(5.7%), and long (10.9%). R values of sleep duration and menstrual cycle are 0.18
in February, 0.13 in March, and 0.19 in April.
Conclusion: Result shows positive correlation between sleep duration and
menstrual cycle. Adequate sleep duration is needed to protect body’s health. After
sleeping at early night, muslims are encouraged to wake up at the third part of the
night to do tahajjud prayer.

Keywords: Sleep Duration, Menstrual Cycle, Medical Student

PENDAHULUAN ritme sirkadian(5). Penelitian lain

Studi menunjukan prevalensi
gangguan tidur mahasiswa
universitas sangat tinggi, hal tersebut
berhubungan dengan tingkat stress
yang tinggi(1). Studi lain di Amerika
Serikat pada tahun 2013 hingga 2014
menunjukan bahwa wanita cenderung
memiliki durasi tidur yang pendek(2).
Hal tersebut berdampak pada fungsi
dan kesehatan tubuh(3). Fenomena
perubahan siklus menstruasi terlihat
pada pekerja shift malam hari wanita
yang memiliki durasi tidur pendek(4).
Hal ini dapat terjadi akibat perubahan
menunjukkan bahwa wanita dengan
durasi tidur kurang dari 6 jam
cenderung memiliki siklus menstruasi
abnormal(6). Abnormalitas fungsi
menstruasi merupakan penyebab
umum infertilitas pada wanita.
Manifestasi klinisnya yaitu amenore
atau siklus mentruasi memendek(7).
Siklus menstruasi atau haid dalam
Islam merupakan tanda kesuburan
wanita sehat yang berlangsung 6
hingga 7 hari, apabila melebihi hari
tersebut disebut darah penyakit. Islam
melarang lalai dalam menjaga

1
kesehatan tubuh, termasuk April. Uji Post-hoc Wilcoxon
mengurangi jumlah durasi tidur bertujuan untuk mengetahui pada
normal yang dapat menimbulkan bulan yang mana terdapat perbedaan
gangguan siklus menstruasi. bermakna.
Hubungan antara durasi tidur dan
siklus menstruasi dapat menjadi HASIL
pertimbangan upaya memperbaiki Durasi tidur mahasiswi fakultas
kesehatan reproduksi serta kualitas kedokteran universitas YARSI
hidup wanita secara umum melalui berkisar antara 3.5 jam sampai 8 jam,
pendekatan perbaikan gaya hidup. dengan nilai rata-rata adalah 5.8 ±
1.07 jam yang dapat diamati pada
METODE Tabel 1. Angka kejadian siklus
Metode yang digunakan adalah menstruasi terbanyak yaitu normal
cross sectional deskriptif analitik. sebanyak 83.3%.
Populasi sampel yaitu mahasiswi Tabel 1. Karakteristik Responden
fakultas kedokteran tahun 2015 di Karakteristik Total
Universitas YARSI berjumlah 171 Usia (th) χ ± SD 20.5 ± 0.92
orang. Penetapan sampel dengan TB (cm) χ ± SD 159.3 ± 5.07
metode simple random sampling. BB (kg) χ ± SD 59.7 ± 12.16
Kriteria inklusi yaitu wanita sehat IMT (kg/m2) χ ± SD 23.4 ± 4.41
Durasi Tidur (jam) χ ± SD 5.8 ± 1.07
berusia 18 hingga 22 tahun yang tidak
memiliki kelainan patologis pada Tabel 2 memperlihatkan adanya
organ reproduksi. Kriteria korelasi positif antara durasi tidur
eksklusinya adalah wanita yang tidak dengan siklus mentruasi (R = 0.16; p
menstruasi serta tidak bersedia = 0.16) pada bulan Februari, Maret (R
menandatangani informed consent. = 0.13; p = 0.25) dan April (R = 0.19;
Responden yang memenuhi kriteria p = 0.98).
penelitian yaitu sebesar 70 orang. Tabel 2. Hubungan Durasi Tidur dan
Data primer diperoleh langsung Siklus Menstruasi
pada tahun 2018 dari hasil pengisian Siklus
kuesioner oleh responden mengenai Durasi
Menstruasi R P
Tidur
karakteristik durasi tidur dan siklus (-) N (+)
menstruasi bulan Februari, Maret dan K 3 22 1
Februari

April yang diambil dalam satu waktu. N 1 33 5 0.16 0.16

Kuesioner merupakan modifikasi L 1 3 1
Pittsburgh Sleep Quality Index dan K1 20 1
Women’s Health Questionnaire. Data
Maret

C1 36 5 0,13 0,25
penelitian diolah dengan program L1 3 2
Statistical Package for the Social K 3 25 2
lApril

Science (SPSS) versi 22. C 0 31 4 0,19 0,98

Uji korelasi Spearman’s rho
merupakan uji non-parametrik untuk
menentukan derajat hubungan dua
variabel. Uji Friedman menentukan
apakah ada perbedaan yang bermakna
pada data bulan Februari, Maret dan
L 1 2 2
Keterangan (-): memendek; N: normal; (+):
memanjang; K: kurang; L: lebih
Hasil uji Friedman yang
dilakukan pada siklus menstruasi
tidak menunjukkan adanya perbedaan

2
bermakna. Tetapi pada durasi tidur
terdapat perbedaan durasi tidur
bermakna pada bulan Februari, Maret
dan April dengan nilai p <0.05 yang
dilanjutkan dengan uji Wilcoxon.
Perbedaan durasi tidur yang
bermakna terutama pada bulan Maret
dan April dengan nilai p <0.05.
DISKUSI
Angka kejadian durasi tidur
terbanyak di masing-masing bulan
yaitu normal atau ≥6 jam. Fenomena
tersebut sesuai dengan penelitian Giri
et al pada mahasiswa dan mahasiswi
kedokteran di India(8). Tetapi rata-rata
durasi tidur hasil penelitian (5.8 ±
1.07 jam) berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Bahammam et al
pada mahasiswa dan mahasiswi
kedokteran di Arab Saudi yaitu
6.04 ± 1.36 jam(9).
Perbedaan nilai rata-rata tersebut
disebabkan faktor sosial budaya. Hal
ini sesuai dengan penelitian
Maslowky dan Ozer yang
menunjukkan bahwa durasi tidur
dipengaruhi oleh berbagai faktor
biologis dan sosial(10). Penduduk
negara Asia Timur dan Tenggara
memiliki rata-rata durasi tidur lebih
rendah dibandingkan dengan
penduduk negara lainnya(11).
Angka kejadian siklus menstruasi
terbanyak di masing-masing bulan
yaitu kategori normal (25-34 hari).
Fenomena tersebut sesuai dengan
penelitian pada 801 wanita di Korea
Selatan yang menunjukkan bahwa
681 orang (85%) memiliki siklus
menstruasi normal(12). Penelitian
menunjukkan adanya korelasi positif
antara durasi tidur dengan siklus
menstruasi yang sesuai dengan
penelitian Nam et al bahwa wanita
yang memiliki durasi tidur 6 hingga 7
jam tidak menunjukkan hubungan
signifikan terhadap siklus menstruasi
abnormal.
Studi menunjukkan bahwa
hormon reproduksi memiliki ritme
sekresi sirkadian(13). Tidur
memodulasi berbagai fungsi hormon,
seperti mengatur kadar FSH(5). Studi
sebelumnya melaporkan bahwa
wanita yang durasi tidur <8 jam
memiliki kadar FSH 20% lebih
rendah dibandingkan dengan wanita
yang tidur >8 jam(14). Perubahan
ritme sirkadian juga dapat mendorong
proses resistensi insulin dan
peningkatan reaksi inflamasi tubuh
sehingga berpotensi memicu
terjadinya penyakit Polycystic Ovary
Syndrome (PCOS)(15).
Perbedaan durasi tidur bermakna
berada pada bulan Maret dan April (p
<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa
faktor lingkungan mempengaruhi
durasi tidur pada waktu tersebut yang
dapat dibuktikan dengan peningkatan
aktivitas akademik saat itu.
Tidur dalam pelaksanaannya oleh
setiap individu memiliki berbagai
aspek penunjang yang bervariasi(3).
Individu yang memiliki durasi tidur
normal atau lebih belum tentu
memiliki kualitas tidur tidur yang
tepat, sehingga manfaat tidur belum
didapatkan secara maksimal karena
kesehatan tidur terdiri atas berbagai
macam aspek seperti kualitas, latensi
dan higienitas tidur(16).
Penelitian ini menunjukkan 73%
sampel penelitian di bulan Februari
yang durasi tidurnya <6 jam namun
siklus menstruasinya tetap normal.
Hal ini menimbulkan dugaan bahwa
kebiasaan tidur siang 17 subjek
penelitian tersebut mampu
mengkompensasi kekurangan durasi
tidur pada malam hari. Namun
3
diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai kemungkinan hal tersebut.
Penelitian ini memiliki
keterbatasan berupa bias yang
ditentukan sikap, kejujuran, dan
ketilitian responden dalam menjawab
kuesioner. Pada penelitian tidak
ditentukan aspek penunjang tidur
lainnya yang dapat berpengaruh pada
kualitas tidur seperti latensi dan
higienitas tidur.
Siklus menstruasi dalam Islam
berlangsung 6 hingga 7 hari dan
apabila melebihi hari tersebut disebut
istihaddah darah penyakit.
Sebagaima hadits: “Shalat (malam)
yang paling dicintai oleh Allah
adalah shalat Nabi Daud
Alaihissallam. Dan puasa
(tathawwu’) yang paling dicintai oleh
Allah adalah puasa Nabi Daud
Alaihissallam. Beliau biasa tidur
separuh malam, dan beliau shalat
malam pada sepertiganya, dan tidur
pada seperenamnya. Dan beliau
berpuasa sehari dan berbuka
sehari.” (HR Bukhari), Islam
menganjurkan untuk menghindari
kegiatan yang tidak bermanfaat
setelah shalat isya, sehingga umat
islam dianjurkan untuk tidur pada
awal malam dan bangun kembali
pada sepertiga malam terakhir untuk
melaksanakan shalat tahajjud(17).
KESIMPULAN
Penelitian menunjukkan korelasi
positif durasi tidur dengan siklus
menstruasi. Informasi mengenai
pentingnya durasi tidur perlu
disebarkan pada mahasiswi untuk
menjaga kesehatan fungsi reproduksi.
Umat Islam dianjurkan tidur pada
awal malam sehingga dapat
melaksanakan shalat tahajjud.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI yang
telah membantu dalam proses
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ribeiro ÍJS, Pereira R, Freire
IV, de Oliveira BG, Casotti CA,
Boery EN. Stress and Quality
of Life Among University
Students: A Systematic
Literature Review. Health Prof
Educ. Juni 2018;4(2):70–7.
2. Nugent CN, Black LI. Sleep
Duration, Quality of Sleep, and
Use of Sleep Medication, by
Sex and Family Type, 2013-
2014. NCHS Data Brief.
Januari 2016;(230):1–8.
3. Buysse DJ. Sleep Health: Can
We Define It? Does It Matter?
Sleep. 1 Januari 2014;37(1):9–
17.
4. Pandi-Perumal SR, editor.
Synopsis of sleep medicine.
Oakville, ON ; Waretown, NJ:
Apple Academic Press; 2017.
481 hlm.
5. Kloss JD, Perlis ML, Zamzow
JA, Culnan EJ, Gracia CR.
Sleep, sleep disturbance, and
fertility in women. Sleep Med
Rev. Agustus 2015;22:78–87.
6. Lim AJR, Huang Z, Chua SE,
Kramer MS, Yong E-L. Sleep
Duration, Exercise, Shift Work
and Polycystic Ovarian
Syndrome-Related Outcomes in
a Healthy Population: A Cross-
Sectional Study. Romigi A,
editor. PLOS ONE. 21
November
2016;11(11):e0167048.
7. Kasper DL, editor. Harrison’s
principles of internal medicine.
4
 19th edition / editors, Dennis L.
Kasper, MD, William Ellery
Channing, Professor of
Medicine, Professor of
Microbiology, Department of
Microbiology and
Immunobiology, Harvard
Medical School, Division of
Infectious Diseases, Brigham
and Women's Hospital, Boston,
Massachusetts [and five others].
New York: McGraw Hill
Education; 2015. 1 hlm.
8. Giri P, Baviskar M, Phalke D.
Study of Sleep Habits and Sleep
Problems Among Medical
Students of Pravara Institute of
Medical Sciences Loni,
Western Maharashtra, India.
Ann Med Health Sci Res.
2013;3(1):51.
9. BaHammam AS, Alaseem AM,
Alzakri AA, Almeneessier AS,
Sharif MM. The relationship
between sleep and wake habits
and academic performance in
medical students: a cross-
sectional study. BMC Med
Educ [Internet]. Desember 2012
[dikutip 13 November
2018];12(1). Tersedia pada:
http://bmcmededuc.biomedcent
ral.com/articles/10.1186/1472-
6920-12-61
10. Maslowsky J, Ozer EJ.
Developmental Trends in Sleep
Duration in Adolescence and
Young Adulthood: Evidence
From a National United States
Sample. J Adolesc Health. Juni
2014;54(6):691–7.
11. Steptoe A. Sleep Duration and
Health in Young Adults. Arch
Intern Med. 18 September
2006;166(16):1689.
12. Nam GE, Han K, Lee G.
Association between sleep
duration and menstrual cycle
irregularity in Korean female
adolescents. Sleep Med. Juli
2017;35:62–6.
13. Van Cauter E, Tasali E.
Endocrine Physiology in
Relation to Sleep and Sleep
Disturbances. Dalam: Principles
and Practice of Sleep Medicine
[Internet]. Elsevier;
2011 :[dikutip 16 Februari
2019]. hlm. 291–311. Tersedia
pada:
https://linkinghub.elsevier.com/
retrieve/pii/B978141606645300
0268
14. Touzet S, Rabilloud M,
Boehringer H, Barranco E,
Ecochard R. Relationship
between sleep and secretion of
gonadotropin and ovarian
hormones in women with
normal cycles. Fertil Steril.
April 2002;77(4):738–44.
15. Leproult R, Holmbäck U, Van
Cauter E. Circadian
Misalignment Augments
Markers of Insulin Resistance
and Inflammation,
Independently of Sleep Loss.
Diabetes. Juni
2014;63(6):1860–9.
16. Brandolim Becker N, Martins
RIS, Jesus S de N, Chiodelli R,
Stephen Rieber M. Sleep health
assessment: A scale validation.
Psychiatry Res. Januari
2018;259:51–5.
17. Abdul AFA-SN, Abu I al-
Atsari. Ensiklopedi adab Islam
menurut al-Qur-an dan as-
Sunnah. Jakarta: Pustaka Imam
Asy-Syafi’i; 2007.