Professional Documents
Culture Documents
1 PB
1 PB
(The Strategies Of Industrial Forest Management To Mitigate Climate Change Through Redd+
Schemes)
Abstract
In 2009 the Goverment of Indonesia through the National Development Planning Agency has
launched a Sectoral Climate Road Map, where the forestry sector relies on the development of
industrial forest plantations (HTI) and forest management units (KPH) with the most efficient
consideration of the cost budget and the effectiveness of technical feasibility for sustainability.
The policy of HTI development by the Indonesian government furthermore has the opportunity
to contribute to climate change mitigation through the REDD + scheme. This study aims to
develop the strategies of industrial forest plantation management for REDD + schemes. This
study analyzed internal factors that become strengths and weaknesses as well as external
factors that become opportunities and threats using SWOT analysis to develop the strategies.
The management of HTI in case of industrial forest plantation company PT. Finnantara Intiga
(FI) was defined as an internal environment, while the external environment covers the entire
environment related to HTI and REDD+. The results of the research showed that, the strength
score is 1,817 and weakness is 1,186, so the difference is 0,631 (positive), as well as the element
of opportunity is greater than the threat. The positive difference values both strength and
opportunity indicate the priority strategies that will be used by PT. Finnantara Intiga in the
REDD + scheme is an aggressive strategy (SO strategy)by using all the strengths and utilizing
the opportunities.
Keywords : Industrial forest plantation, REDD+, SWOT Analysis,
122
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 122 - 136
Penggunaan Lahan, Alih Fungsi Lahan, tidak dilepaskan ke udara atau yang
dan Kehutanan (Land Use, Land Use berhasil disekuestrasi dari atmosfer.
Change, and Forestry (LULUCF) Hutan, termasuk juga hutan
termasuk kebakaran gambut (47,8%) tanaman industri (HTI) mengabsorbsi
dan sektor energi (34,9%) (MoEF, gas karbondioksida (CO2) (salah satu
2015). sumber utama GRK) selama proses
Berbagai skema dan program fotosintesis dan menyimpannya sebagai
terkait kehutanan dirancang di tingkat materi organik dalam biomassa
internasional maupun nasional dalam tanaman. Banyaknya biomassa hutan
upaya mitigasi dan adaptasi perubahan sangat tergantung pada hasil yang
iklim. Salah satu skema yang sedang diperoleh selama proses fotosintesis.
dikembangkan saat ini adalah REDD Banyaknya materi organik yang
(Reducing Emission from tersimpan dalam biomassa hutan per
Deforestration and Forest unit luas dan per unit waktu merupakan
Degradation), yaitu sebuah mekanisme salah satu pokok dari kajian
dan program pengurangan emisi karbon produktivitas hutan. Produktivitas hutan
yang bersumber dari pencegahan merupakan gambaran kemampuan
deforestasi dan degradasi hutan hutan dalam mengurangi emisi gas CO2
(REDD), serta kontribusi kegiatan- di atmosfer melalui aktivitas
kegiatan konservasi, pengelolaan hutan fisiologisnya (Heriansyah, 2005). Jika
lestari dan peningkatan stok karbon pengelola hutan dapat mengelola hutan
(REDD+). Jadi RED saja berarti secara lestari, maka HTI tidak saja
mengurangi emisi dari deforestasi, secara kontinu mampu memasok kayu
REDD berarti mengurangi emisi seperti bagi industri tetapi juga dapat
dalam lawas RED dan degradasi hutan, memberikan jasa lingkungan berupa
sedangkan REDD+, disamping penyerapan CO2. Peta Jalan Perubahan
mengurangi emisi seperti dalam lawas Iklim Sektoral Indonesia (Indonesia
REDD, mengakui peran konservasi Climate Change Sectoral
hutan, pengelolaan hutan lestari (PHL) Roadmap/ICCSR), menunjukkan bahwa
dan peningkatan stok karbon (Angelson sektor kehutanan membidik
et al., 2010). Skema REDD+ tidak bidang‑bidang berikut untuk
hanya akan mengurangi emisi dari mendukung tercapainya target
deforestasi dan degradasi namun juga penurunan emisi : (1)
memberi imbalan jika mampu reboisasi/rehabilitasi; (2) penanaman
menurunkan emisi atau meningkatkan untuk produksi (Hutan Tanaman
serapan CO2 di atmosfer. Dalam Industri/HTI dan Hutan Tanaman
REDD+, satu ton CO2 yang disimpan Rakyat/HTR); dan (3) pengembangan
di dalam pohon disebut sebagai kredit Kesatuan Pengelolaan Hutan/KPH. Tiga
karbon sehingga pemilik hutan dapat (3) kegiatan utama ini dikembangkan
memperoleh kredit sejumlah CO2 yang dengan mempertimbangkan kelayakan
teknis, anggaran, dan skenario mitigasi
123
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 122 - 136
124
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 122 - 136
yang masuk dalam kawasan hutan berada dalam cakupan Daerah Aliran
seluas 221.287,23 Ha dan areal Sungai (DAS) Kapuas Tengah dan
penggunaan lain (APL) seluas terbagi ke dalam 3 sub DAS yaitu Sub
68.720,93 Ha (Anonim, 2007). DAS Sekayam, Sub DAS Sanggau-
Hutan tanaman terdiri dari sekitar Mengkiang dan Sub DAS Belitang.Di
95% A. mangium. Kondisi areal kerja dalam areal ini terdapat 11 Satuan Peta
PT. Finnantara Intiga terletak pada Lahan (SPL) dengan 3 SPL dominan
ketinggian antara 11 m dpl – 300 m dpl yaitu Lawanguan (LWW), Teweh
dengan topografi didominasi oleh kelas (TWH), dan Honja (HJA) yang meliputi
lereng datar yakni meliputi 78,58% 92,3% areal kerja. Jenis tanah pada
areal, kelas lereng landai 15,31%, dan ketiga SPL tersebut adalah Podsolik
agak curam 6,11%. Mengingat luasnya Merah Kunin, Podsolik Kuning, dan
areal PT. FI, maka dalam pengelolaan Aluvial kelabu, dengan lereng 2-8% dan
areal kerja dibagi menjadi dua (2) area / 16-25%. Kesesuaian lahan ketiga SPL
wilayah : Sanggau dan Sintang. Area untuk Acacia mangium tergolong S3
Sanggau dibagi ke dalam 4 distrik hutan (sesuai marginal), dengan faktor
: Mengkiyang, Entanjan, Jeropet, dan pembatas tergolong sedang dan secara
Beringin. Sedangkan area Sintang teknis dapat diatasi yaitu masalah erosi
dibagi ke dalam 4 distrik hutan : Lubuk dan kapasitas tukar kation (KTK)
Tapa, Tumbang Ala, Mengaret, dan rendah (Anonim, 2007). Pengambilan
Tumbuk (Anonim, 2007).. data dilakukan dari Juni hingga
Berdasarkan data iklim yang Desember 2017.
diperoleh dari data klimatologi stasiun Pengumpulan Data
meteorologi Nanga Pinoh selama 10 Penelitian ini akan menganalisis
tahun, termasuk dalam wilayah beriklim faktor internal yang menjadi kekuatan
tropis dengan temperatur udara berkisar dan kelemahan serta faktor eksternal
antara 26,32 oC - 27,00 oC dengan yang menjadi peluang dan ancaman,
kelembaban udara rata-rata bulanan bagi HTI PT.Finnantara Intiga untuk
antara 82,5 % - 87,3 %. Berdasarkan bisa masuk dalam skema REDD+.
klasifikasi iklim Schmidt and Ferguson, Pembangunan dan pengelolaan HTI
areal IUPHHK-HTI PT Finnantara oleh PT. Finnantara Intiga (FI)
termasuk dalam kelas A (Sangat Basah) ditetapkan sebagai lingkungan internal,
dengan kondisi hujan yang selalu turun sedangkan lingkungan eksternal
sepanjang tahun.denganreratacurah mencakup keseluruhan lingkungan di
hujan 2.962 mmtahun-1 dan 217 hari luar aspek pembangunan dan
hujan per tahun; bulan basah (> 100 pengelolaan HTI oleh PT. FI, tetapi
mm.bulan-1) terjadi sepanjang tahun. masih terkait dengan HTI dan REDD+.
Kondisi iklim tersebut relatif Faktor internal yang menjadi
menguntungkan untuk pertumbuhan kekuatan dan kelemahan serta faktor
hutan tanaman, terutama A. mangium. eksternal yang menjadi peluang dan
Areal PT. Finnantara Intiga seluruhnya ancaman, kemudian dilakukan
125
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 122 - 136
126
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 122 - 136
127
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 122 - 136
Tabel 1. Faktor Internal dan Eksternal dalam Penyusunan Strategi Pengelolaan HTI PT.
Finnantara Intiga untuk REDD+
Faktor Internal
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
Mempunyai cadangan stok karbon total pada umur 1-7 Kemampuan untuk menyelesaikan konflik
tahun sebesar 690,73 Ton/Ha (Ganjar et al. , 2016) tata batas dan penggunaan areal oleh pihak
Mempunyai kemampuan untuk mensequestrasi CO2 lain di luar sektor kehutanan yang masih
717.999,37 Ton/Tahun (Ganjar et al. , 2016) rendah
Tersedia data dan sistem pengukuran pertumbuhan dan Masih lemahnya perusahaan dalam
stok tanaman yang baik, yang menjamin kepastian MRV mengatasi gangguan keamanan hutan yang
dalam REDD+ berpotensi terjadinya illegal logging
Komitmen perusahaan untuk mengelola hutan secara Masih rendahnya kemampuan merealisasikan
lestari target penanaman
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi sertifikasi
pengelolaan hutan lestari baik internasional maupun
nasional
Pengalaman kerjasama dengan masyarakat
Faktor Eksternal
Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)
Kebijakan internasional dalam mitigasi perubahan iklim Potensi perubahan kebijakan fungsi kawasan
melalui REDD+ oleh pemerintah pusat dan daerah
Dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam bentuk Lemahnya kepastian dan penegakan hukum
kebijakan dan kelembagaan dalam pelaksanaan REDD+ di bidang kehutanan dan lingkungan
Keberadaaan institusi lain yang bisa membantu Masuknya aktor lain yang mempunyai
pelaksanaan REDD+ (perguruan tinggi, LSM, dll) kekuatan lebih besar, yang berpotensi
mengganggu kemantapan kawasan
128
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 122 - 136
Tabel 2. Matriks Pengembangan Strategi Pengelolaan HTI PT. Finnantara Intiga untuk
REDD+
Kekuatan (Strength = S) Kelemahan (Weakness = W)
Faktor Internal 1. Mempunyai cadangan stok karbon total 1. Kemampuan untuk menyelesaikan
pada umur 1-7 tahun sebesar 690,73 konflik tata batas dan penggunaan
Ton/Ha (Ganjar et al. , 2016) areal oleh pihak lain di luar sektor
2. Mempunyai kemampuan untuk kehutanan yang masih rendah
mensequestrasi CO2 717.999,37 2. Masih lemahnya perusahaan dalam
Ton/Tahun (Ganjar et al. , 2016) mengatasi gangguan keamanan
3. Tersedia data dan sistem pengukuran hutan yang berpotensi terjadinya
pertumbuhan dan stok tanaman yang illegal logging
baik, yang menjamin kepastian MRV 3. Masih rendahnya kemampuan
dalam REDD+ merealisasikan target penanaman
4. Komitmen perusahaan untuk mengelola
hutan secara lestari
5. Kemampuan perusahaan untuk
Faktor Eksternal memenuhi sertifikasi pengelolaan hutan
lestari baik internasional maupun
nasional
6. Pengalaman kerjasama dengan
masyarakat
Peluang (Opportunity = O) Strategi SO Strategi WO
1. Kebijakan internasional 1. Mengimplementasikan dukungan 1. Mendukung terbentuknya Kesatuan
dalam mitigasi perubahan pemerintah dalam bentuk pendampingan Pengelolaan Hutan (KPH) yang
iklim melalui REDD+ teknis agar PT.Finnantara Intiga bisa menaungi areal PT. Finnantara
2. Dukungan pemerintah masuk dalam skema REDD+ Intiga untuk menjamin kemantapan
pusat dan daerah dalam 2. Meningkatkan kualitas manajemen PT. dan keamanan kawasan hutan
bentuk kebijakan dan Finnantara Intiga dalam sistem 2. Meningkatkan kualitas manajemen
kelembagaan dalam pengukuran stok karbon dengan bantuan PT, Finnantara Intiga dengan
pelaksanaan REDD+ instusi lain untuk memastikan MRV bisa bantuan pihak lain untuk menjamin
3. Keberadaaan institusi lain dilaksanakan dengan baik tercapainya peningkatan stok
yang bisa membantu 3. Meningkatkan kualitas kerjasama dengan karbon dan pengelolaan hutan yang
pelaksanaan REDD+ lembaga lain dan masyarakat lestari di HTI PT. Finnantara Intiga
(perguruan tinggi, LSM, melalui penelitian dan
dll) pengembangan yang komprehensif
dan berkelanjutan,
Ancaman (Treats = T) Strategi ST Strategi WT
1. Potensi perubahan 1. Melakukan sinkronisasi perencanaan di 1. Mendukung terbentuknya Kesatuan
kebijakan fungsi kawasan tingkat unit manajemen HTI Pengelolaan Hutan (KPH) yang
oleh pemerintah pusat dan PT.Finnantara Intiga dengan perencanaan menaungi areal PT.Finnantara
daerah akibat dinamika di level yang lebih tinggi Intiga untuk menjamin kemantapan
pembangunan yang ada 2. Meningkatkan kualitas manajemen dan keamanan kawasan hutan
2. Lemahnya kepastian dan perusahaan untuk menjamin kemantapan sekaligus mendorong terwujudnya
penegakan hukum di dan keamanan kawasan hutan good forestry governence untuk
bidang kehutanan dan 3. Bekerjasama dengan masyarakat untuk kepastian berusaha dan penegakan
lingkungan menjaga dan kemantapan dan keamanan hukum di bidang kehutanan dan
3. Masuknya aktor lain yang kawasan lingkungan
mempunyai kekuatan 4. Mendorong terwujudnya good forestry 2. Membuat terobosan kerjasama
lebih besar, yang governence untuk kepastian berusaha dan dengan perusahaan lain yang lebih
berpotensi mengganggu penegakan hukum di bidang kehutanan berpengalaman dan lebih kuat
kemantapan kawasan dan lingkungan sumberdayanya (modal, SDM,
peralatan, dll)
Sumber : Pengolahan Data 2018
129
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 122 - 136
Adapun penjabaran dari Tabel 2 adalah untuk MRV dengan pihak lain
sebagai berikut : yang berkompeten
1. Strategi yang dilakukan dengan Meningkatkan koordinasi dan
menggunakan kekuatan dan komunikasi dengan para pihak
memanfaatkan peluang (Strategi SO) : terkait MRV sehingga data dan
1. Mengimplementasikan dukungan infromasi terkait implementasi
pemerintah dalam bentuk REDD+ di HTI PT. Finnantara
pendampingan teknis agar PT. Intiga secara khusus dan
Finnantara Intiga bisa masuk dalam Kalimantan Barat secara umum
skema REDD+ (S1, S2, S4, S5, O1, selalu update,
O2), dengan penjabaran sebagai 3. Meningkatkan kualitas kerjasama
berikut : dengan lembaga lain dan
Dukungan pemerintah bisa masyarakat (S6, O3), sebagai
dimulai dari tingkat pemerintah berikut :
daerah, dimana Provinsi Membuat terobosan kerjasama
Kalimantan Barat berkomitmen baru terkait akses terhadap
untuk berkontribusi dalam insentif dana untuk implementasi
mitigasi perubahan iklim. Sejalan REDD+
dengan hal tersebut, maka Melibatkan masyarakat dalam
kontribusi HTI PT. Finnantara pengelolaan HTI untuk
Intiga dalam mengurangi emisi menjalankan kewajiban
Kalimantan barat sebesar 3,89% pemberdayaan masyarakat
adalah merupakan subordinasi (CSR) dan meredam potensi
dari kontribusi Kalimantan Barat konflik,
dalam mitigasi perubahan iklim 2. Strategi memanfaatkan peluang untuk
secara nasional, mengatasi kelemahan (Strategi WO),
Pembahasan dan diskusi yang sebagai berikut :
lebih teknis perlu dilakukan 1. Mendukung terbentuknya Kesatuan
untuk semakin terwujudnya Pengelolaan Hutan (KPH) yang
implementasi skema REDD+ di menaungi areal PT. Finnantara
HTI baik yang difasilitasi Intiga untuk menjamin kemantapan
pemerintah pusat maupun dan keamanan kawasan hutan (O2,
daerah, W1, W2) :
Membentuk Forum atau Asosiasi Membantu dalam menyediakan
Pengusaha Hutan yang informasi dan data untuk
berkomitmen dalam mitigasi pembentukan KPH di areal PT.
perubahan iklim di daerah yang Finnantara Intiga
difasilitasi pemerintah pusat Melakukan kerjasama dengan
2. Meningkatkan kualitas manajemen KPH mengatasi permasalahan
PT. Finnantara Intiga dalam sistem yang selama ini belum
pengukuran stok karbon dengan terselesaikan, seperti tata batas
bantuan instusi lain untuk dan konflik lahan
memastikan MRV bisa 2. Meningkatkan kualitas manajemen
dilaksanakan dengan baik (S3, O3), PT. Finnantara Intiga dengan
sebagai berikut : bantuan pihak lain untuk menjamin
Melakukan kerjasama dalam tercapainya peningkatan stok
pengukuran dan pengolahan data karbon dan pengelolaan hutan yang
130
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 122 - 136
131
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 122 - 136
132
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 122 - 136
PELUANG
Kuadran Kuadran I
II
KELEMAHAN KEKUATAN
Kuadran Kuadran IV
III
ANCAMAN
133
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 122 - 136
134
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 122 - 136
135
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 122 - 136
136