Professional Documents
Culture Documents
33 82 5 PB
33 82 5 PB
33 82 5 PB
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.04.04
ABSTRACT
Correspondence :
Yeni Andriani. Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University, Surakarta.
pada trimester II. Anemia gravidarum empat Puskesmas Plus (Penyedia Layanan
memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, Unggulan Spesialistik) dan termasuk tiga
baik dalam kehamilan, persalinan maupun Puskesmas terbaik di Banyuwangi (Dinas
nifas. Penyulit-penyulit yang dapat ditim- Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2016).
bulkan akibat anemia gravidarum adalah Walaupun termasuk Puskesmas terbaik di
abortus, kelahiran prematurus, persalinan Banyuwangi, namun angka kejadian anemia
yang lama akibat kelelahan otot rahim gravidarum cukup tinggi. Kejadian anemia
dalam berkontraksi (inersia uteri), perda- gravidarum sebesar 7.31% pada tahun
rahan pasca melahirkan, syok, infeksi saat 2015. Bulan Januari hingga Maret 2016, ibu
bersalin maupun pasca bersalin serta hamil di wilayah kerja Puskesmas Benculuk
anemia berat (hemoglobin <4 g%) dapat yang mengalami anemia sebesar 23,27%
menyebabkan dekompensasi kordis. Selain (Puskesmas Benculuk, 2016).
itu, hipoksia akibat anemia dapat menye- Anemia merupakan masalah kesehat-
babkan syok dan kematian ibu saat per- an utama yang menimpa pada ibu hamil di
salinan (Saifuddin, 2007). negara berkembang, misalnya Indonesia.
Menurut World Health Organization Faktor dasar penyebab anemia gravidarum
(WHO) tahun 2008, secara global preva- antara lain pendapatan rendah, pengetahu-
lensi anemia gravidarum di seluruh dunia an rendah, pendidikan rendah serta adanya
adalah sebesar 41.8%. Prevalensi anemia faktor sosial budaya (Istiarti, 2000). Pen-
gravidarum di Asia sebesar 48.2%, Afrika didikan rendah merupakan salah satu faktor
57.1%, Amerika 24.1% dan Eropa 25.1%. yang mendasari penyebab gizi kurang. Pen-
Pada negara berkembang, sebanyak 40% didikan rendah akan menyebabkan sese-
kematian ibu berkaitan dengan anemia orang kesulitan dalam mendapatkan peker-
gravidarum. Berdasarkan hasil Riset Kese- jaan yang layak. Hal ini akan menyebabkan
hatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, di rendahnya penghasilan seseorang akan ber-
Indonesia terdapat 37.1% ibu hamil yang akibat pula terhadap rendahnya seseorang
mengalami anemia dengan proporsi yang menyiapkan makanan baik secara kualitas
hamper sama antara di kawasan perkotaan maupun kuantitasnya (Supariasa, 2001).
sebesar 36.4% dan di pedesaan sebesar Faktor sosial budaya setempat juga
37.8% (Kementerian Kesehatan Republik berpengaruh terjadinya anemia. Pendistri-
Indonesia, 2013). Di Propinsi Jawa Timur busian makanan dalam keluarga yang tidak
pada tahun 2009, angka kejadian anemia berdasarkan kebutuhan untuk pertumbuh-
sebesar 4,88% dan kota Surabaya sebesar an dan perkembangan anggota keluarga
12.65%. Frekuensi anemia pada ibu hamil di serta pantangan-pantangan yang harus
Kabupaten Banyuwangi mencapai 51% diikuti oleh kelompok khusus misalnya ibu
(Purwatiningsih dalam Nikmah, 2012). Ter- hamil, bayi, ibu nifas merupakan kebiasaan
dapat 537 ibu hamil yang menderita anemia adat istiadat dan perilaku masyarakat yang
dari jumlah ibu hamil sebanyak 25,682 menghambat terciptanya pola hidup sehat
(2.09%) di tahun 2014 (Dinas Kesehatan di masyarakat. Di wilayah Indonesia ada
Kabupaten Banyuwangi, 2015). Jumlah ibu kepercayaan ibu hamil untuk tidak boleh
hamil yang menderita anemia meningkat di mengkonsumsi makanan tertentu karena
tahun 2015, yaitu sebanyak 855 dari jumlah dianggap merugikan, netral atau mengun-
ibu hamil sebanyak 25,216 (3.39%). Pus- tungkan untuk janin atau kehamilannya
kesmas Benculuk merupakan salah satu dari (Citrakesumasari, 2012). Di Kabupaten
Banyuwangi, tidak hanya adanya mitos dalam mencegah kejadian anemia gravi-
tentang pantangan makanan pada ibu hamil darum di Kabupaten Banyuwangi.
tetapi juga terdapat larangan yang tidak
boleh dilakukan oleh ibu hamil maupun SUBJEK DAN METODE
suaminya (Fauzi, 2016).
Manajemen komplikasi kehamilan Penelitian ini merupakan penelitian analitik
yang baik dan benar diperlukan untuk me- observasional dengan pendekatan kohor
nurunkan prevalensi anemia pada ibu retrospektif. Pendekatan kohor retrospektif
hamil. Pencegahan anemia gravidarum dilakukan dengan menggunakan dua ke-
adalah dengan memaksimalkan penyerapan lompok yaitu kelompok terpapar dan
besi, nutrisi yang baik dan dengan meme- kelompok tidak terpapar. Kelompok yang
riksakan kehamilan ke dokter spesialis terpapar yaitu ibu hamil yang mengikuti
obstetri ginekologi. Pemeriksaan tersebut kelas ibu hamil, sedangkan kelompok yang
bertujuan untuk mendeteksi adanya faktor tidak terpapar yaitu ibu hamil yang tidak
risiko yang dapat mengganggu proses ke- mengikuti kelas ibu hamil. Lokasi penelitian
hamilan dan persalinan, misalnya apabila di Puskesmas Benculuk Kabupaten Banyu-
ada faktor genetik anemia pada ibu hamil wangi. Penelitian dilaksanakan mulai bulan
(Kartiwa, 2015). Juli 2016. Subjek penelitian dipilih dengan
Penanganan anemia gravidarum teknik fixed exposure sampling sebanyak
ialah dengan transfusi darah dan pemberian 100 subjek, terdiri dari 50 ibu hamil yang
preparat besi oral atau parenteral. Pada mengikuti kelas ibu hamil dan 50 ibu hamil
terapi oral yaitu dengan memberikan pre- yang tidak mengikuti kelas ibu hamil.
parat besi fero sulfat, fero gluconat atau Na- Teknik pengumpulan data menggunakan
ferobisitrat sebanyak 60mg/ hari, dengan daftar hadir peserta, kuesioner dan spektro-
pemberian preparat 60 mg/hari dapat me- fotometer, analisis yang digunakan regresi
naikkan kadar Hb sebanyak 1 g% per bulan. logistik ganda.
Program nasional menganjurkan kombinasi Karakteristik umum subjek penelitian
60 mg besi dan 50 µg asam folat untuk menunjukkan bahwa dari 100 responden
profilaksis anemia (Saifudin, 2007). Selain sebagian besar berumur 20-35 tahun (93%),
itu, Kementerian Kesehatan Republik Indo- dan sebagian besar sebagai ibu rumah
nesia telah mengadakan suatu program tangga (88%). Analisis univariat menunjuk-
kelas ibu hamil yang bertujuan untuk kan bahwa sebagian besar tidak mengalami
meningkatkan pengetahuan, sikap dan peri- anemia gravidarum (90%), 50% mengikuti
laku agar memahami tentang kehamilan kelas ibu hamil, 50% tidak mengikuti kelas
seperti perubahan tubuh selama kehamilan, ibu hamil, sebagian besar berpendidikan
keluhan saat hamil dan cara mengatasinya, tinggi (79%), sebagian besar berpendapatan
tanda bahaya kehamilan serta pengaturan keluarga tinggi (87%), sebagian besar per-
gizi termasuk pemberian tablet tambah caya pada mitos ibu hamil (66%), dan
darah untuk penanggulangan anemia pada sebagian besar pernah periksa ke dokter
ibu hamil (Kementerian Kesehatan RI, spesialis obstetri ginekologi (83%). Analisis
2011). bivariat menggunakan uji Chi Square dapat
Tujuan penelitian ini adalah meng- dilihat pada Tabel 1.
analisis efektivitas kegiatan kelas ibu hamil
Tabel 1. Hasil analisis bivariat kelas ibu hamil, pendidikan ibu, pendapatan
keluarga, mitos dan periksa ke dokter spesialis obstetri ginekologi dengan anemia
gravidarum di Puskesmas Benculuk
Anemia Gravidarum CI 95%
Variabel Normal % Anemia % OR Batas Batas p
Bawah Atas
Kelas ibu hamil 0.64 0.17 2.41 0.505
Ikut 46 51% 4 40%
Tidak 44 49% 6 60%
Pendidikan ibu 0.13 0.03 0.53 0.001
Tinggi 75 83% 4 40%
Rendah 15 17% 6 60%
Pendapatan keluarga 0.98 0.02 0.41 <0.001
Tinggi 82 91% 5 50%
Rendah 8 9% 5 50%
Mitos ibu hamil 0.75 0.19 2.86 0.673
Tidak percaya 30 33% 4 40%
Percaya 60 67% 6 60%
Periksa ke dokter spesialis 0.15 0.04 0.61 0.003
Obsgin
Periksa 78 87% 5 50%
Tidak 12 13% 5 50%
Hasil uji Chi Square didapatkan kelas Mitos berpengaruh terhadap anemia
ibu hamil efektif untuk menurunkan ane- gravidarum tetapi secara statistik tidak
mia gravidarum tetapi secara statistik tidak signifikan. Ibu hamil yang mempercayai
signifikan. Ibu yang mengikuti kelas ibu adanya mitos pada kehamilan mampu
hamil menurunkan setengah kali dari pada meningkatkan risiko anemia gravidarum
ibu yang tidak mengikuti kelas ibu hamil sebesar3/4 kali daripada ibu yang tidak
(OR=0.64; CI 95%=0.17 hingga 2.41; p= mempercayai mitos pada kehamilan
0.505). (OR=0.75; CI 95%= 0.19 hingga 2.86; p=
Pendidikan ibu berpengaruh terha- 0.673).
dap anemia gravidarum dan secara statis- Ibu hamil yang memeriksakan keha-
tik signifikan. Ibu yang berpendidikan milannya ke dokter spesialisobstetri gine-
tinggi mampu menurunkan risiko anemia kologi berpengaruh terhadap anemia gravi-
gravidarum sebesar 1/8 kali daripada ibu darum dan secara statistik signifikan. Ibu
yang berpendidikan rendah (OR=0.13; CI hamil yang memeriksakan kehamilannya ke
95%= 0.03 hingga 0.53; p=0.001). dokter spesialisobstetri ginekologimampu
Pendapatan keluarga berpengaruh menurunkan risiko anemia gravidarum
terhadap anemia gravidarum dan secara sebesar 1/7 kali daripada ibu hamil yang
statistik signifikan. Pendapatan keluarga tidak memeriksakan kehamilannya ke
yang tinggi mampu menurunkan risiko dokter spesialis obstetri ginekologi (OR=
anemia gravidarum sebesar1/10 kali dari- 0.15; CI 95%=0.04 hingga 0.6; p=0.003).
pada ibu yang berpendapatan rendah Analisis multivariat dengan regresi logistik
(OR=0.98; CI 95% 0.02 hingga 0.41; p< ganda disajikan pada Tabel 2.
0.001).
Tabel 2. Hasil analisis regresi logistik ganda antara kelas ibu hamil, pendidikan
ibu, pendapatan keluarga, mitos dan periksa ke dokter spesialis obstetri gine-
kologidengan anemia gravidarum di Puskesmas Benculuk
CI 95%
Variabel OR p
Batas Bawah Batas Atas
Mengikuti kelas ibu hamil 0.18 0.03 1.21 0.078
Pendidikan ibu ≥ SMA 0.07 0.01 0.92 0.043
Pendapatan keluarga ≥UMK 0.18 0.31 1.03 0.054
Percaya mitos ibu hamil 4.47 0.73 27.51 0.106
Periksa ke dokter spesialisobstetri ginekologi 0.93 0.09 9.17 0.952
N observasi = 100
-2 log likelihood = 46.72
Nagelkerke R Square = 35%
Nilai Nagelkerke R Square pada pene- Hasil penelitian yang dilakukan oleh
litian ini sebesar 35% yang berarti bahwa Pujaningsih et al., (2013)menunjukkan ada-
variabel bebas yaitu kelas ibu hamil dan nya hubungan yang sangat signifikan antara
variabel perancu pendidikan ibu, pendapat- kelas ibu hamil dengan kepatuhan konsum-
an keluarga, mitos ibu hamil serta pemerik- si tablet besi (p=0.010), ada hubungan yang
saan ke dokter spesialis obstetri ginekologi signifikan antara kelas ibu hamil dengan
mampu menjelaskan 35% dari variasi di tingkat kecukupan zat besi (p=0.043) dan
dalam pencegahan anemia gravidarum. ada hubungan yang sangat signifikan antara
Sisanya sebesar 65% dijelaskan oleh faktor kelas ibu hamil dengan kadar hemoglobin
lain di luar model. ibu hamil (p=0.001). Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian oleh
PEMBAHASAN Pujaningsih et al., (2013) bahwa ibu hamil
yang mengikuti kelas ibu hamil mampu
1. Hubungan Kelas Ibu Hamil dengan meningkatkan kadar hemoglobin ibu pada
Anemia Gravidarum Trimester II dan Trimester III sehingga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat mencegah risiko anemia gravidarum.
terdapat pengaruh keikutsertaan di dalam Pada penelitian ini diperoleh sejumlah
kelas ibu hamil terhadap risiko ibu hamil 50 ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil
untuk mengalami anemia gravidarum, dan (50%) dan sejumlah 50 ibu hamil yang tidak
secara statistik mendekati signifikan. Ibu mengikuti kelas ibu hamil (50%). Ibu hamil
hamil yang mengikuti kelas ibu hamil me- yang mengikuti kelas ibu hamil dan menga-
miliki risiko untuk mengalami anemia 1/5 lami anemia gravidarum sebesar 40%, ser-
kali lebih rendah dari pada tidak mengikuti ta ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu
kelas ibu hamil hamil dan mengalami anemia gravidarum
Kelas ibu hamil merupakan kelompok sebesar 60%. Ibu hamil yang mengikuti
belajar ibu-ibu hamil dengan umur keha- kelas ibu hamil diharapkan dapat mening-
milan antara 4 minggu sampai dengan 36 katkan pengetahuan, merubah sikap dan
minggu (menjelang persalinan) dengan perilaku mengenai kehamilannya karena
jumlah peserta maksimal 10 orang yang ber- adanya interaksi dan tukar pengalaman
tujuan umum untuk meningkatkan pengeta- antara peserta kelas ibu hamil dan peserta
huan, merubah sikap dan perilaku ibu agar dengan fasilitatornya. Didalam pelaksanaan
memahami mengenai kehamilan, peru- kelas ibu hamil, fasilitator sering memberi-
bahan tubuh dan keluhan selama ke- kan penyuluhan misalnya tentang penting-
hamilan, perawatan kehamilan, persalinan, nya gizi pada ibu dan cara meminum tablet
nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi tambah darah yang benar.
baru lahir. Kelas ibu hamil bertujuan Meningkatnya pengetahuan ibu hamil
khusus untuk meningkatkan pemahaman, tentang gizi yang harus dikonsumsi dan
sikap dan perilaku ibu hamil tentang keha- cara meminum tablet tambah darah yang
milan melalui penyuluhan dan pengaturan benar dapat mengurangi risiko anemia
gizi termasuk pemberian tablet tambah gravidarum. Makanan yang dikonsumsi
darah untuk penanggulangan anemia (Ke- selama hamil sebaiknya makanan yang
menterian Kesehatan Republik Indonesia, banyak mengandung protein, seperti ikan,
2011). ayam, daging, telur, tahu, tempe, semua
sayuran hijau, buah-buahan serta susu ibu Pada penelitian ini menunjukkan
hamil. bahwa sebagian besar subjek penelitian
Tablet tambah darah yang diberikan berpendidikan tinggi (≥ SMA) sebesar 79%
selama kehamilan minimal 90 tablet. Tablet dan sebagian kecil berpendidikan rendah
tambah darah tersebut harus diminum satu sebesar 21%. Ibu hamil yang berpendidikan
kali dalam sehari. Tablet tambah darah tinggi dan mengalami anemia gravidarum
lebih baik diminum saat akan tidur untuk sebesar 40% serta ibu hamil yang berpen-
mencegah rasa mual serta penyerapannya didikan rendah dan mengalami anemia
akan lebih baik jika diminum dengan gravidarum sebesar 60%.
vitamin c, seperti jus jeruk, jus jambu. Dari Ibu hamil yang berpendidikan tinggi
penyuluhan tersebut, ibu hamil akan me- dapat menyeimbangkan pola konsumsinya.
ningkat pengetahuannya tentang penting- Tingginya tingkat pengetahuan maka sese-
nya nutrisi saat hamil sehingga akan mem- orang akan lebih memahami tentang pen-
perhatikan pola konsumsi dan risiko untuk tingnya zat gizi selama kehamilan. Asupan
mengalami anemia dapat dicegah meskipun zat gizi dibutuhkan untuk menjaga kese-
anemia gravidarum sering terjadi pada ibu hatan ibu dan memelihara tumbuh kem-
hamil. bang janin. Jika gizi ibu hamil tercukupi
2. Hubungan Pendidikan Ibu dengan kemungkinan besar bisa terhindar dari
Anemia Gravidarum masalah anemia. Zat gizi tersebut dapat
Hasil penelitian terdapat pengaruh pendi- mengandung protein tinggi, karbohidrat,
dikan ibu terhadap risiko ibu hamil untuk vitamin, mineral, folat dan zat besi.
mengalami anemia gravidarum, dan secara Ibu yang berpendidikan rendah meru-
statistik signifikan. Ibu hamil dengan pen- pakan salah satu faktor yang mendasari
didikan tinggi (≥SMA) memiliki risiko penyebab gizi kurang. Umumnya ibu-ibu
untuk menurunkan anemia gravidarum tersebut hanya mengkonsumsi karbohidrat
1/15 kali lebih rendah daripada pendidikan yang tinggi tanpa diimbangi dengan protein
rendah (<SMA). hewani yang tinggi, serta vitamin. Pen-
Pendidikan adalah proses perubahan didikan rendah akan menyebabkan sese-
perilaku menuju kedewasaan dan penyem- orang kesulitan dalam mendapatkan peker-
purnaan hidup. Umumnya seorang ibu jaan yang layak. Jika seseorang mendapat-
hamil yang mempunyai pendidikan tinggi kan pekerjaan yang tidak layak, menyebab-
dapat menyeimbangkan pola konsumsinya kan rendahnya pendapatan yang berakibat
daripada dengan tingkat pendidikan rendah pula terhadap rendahnya seseorang menyi-
(Supariasa, 2001). apkan makanan baik secara kualitas mau-
Penelitian yang dilakukan oleh pun kuantitasnya. Hal ini akan mempeng-
Fatimah et al., (2011) menunjukkan bahwa aruhi orang tersebut dalam pemilihan, cara
prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar pengolahan dan cara pengaturan menu ma-
41% dimana umumnya terjadi anemia ring- kan. Kekurangan gizi sebelum hamil akan
an dan sedang (54.9%, 43.9%) dan dapat berpengaruh terhadap status gizi ibu selama
disimpulkan bahwa kadar hemoglobin ibu hamil. Jika ibu hamil berstatus gizi kurang
hamil berhubungan dengan pendidikan, akan mengakibatkan terjadinya anemia.
status gizi, konsumsi tablet Fe dan pola
konsumsi (p = 0.001; R2 = 0.24).
besar dari pada ibu yang tidak percaya pada cayai adanya mitos-mitos tersebut. Mereka
mitos. mempercayai bahwa selama hamil harus
Faktor sosial budaya setempat juga menjaga ucapan, bertingkah laku yang baik,
berpengaruh terjadinya anemia. Pendistri- tidak boleh membunuh binatang agar anak
busian makanan dalam keluarga yang tidak yang dilahirkan tidak cacat. Ibu hamil
berdasarkan kebutuhan untuk pertumbuh- tersebut juga mempercayai bahwa ada be-
an dan perkembangan anggota keluarga berapa jenis makanan tertentu yang tidak
serta pantangan-pantangan yang harus di- boleh dikonsumsi selama hamil. Mereka
ikuti oleh kelompok khusus misalnya ibu menganggap bahwa terdapat makanan ter-
hamil, bayi, ibu nifas merupakan kebiasaan tentu yang dianggap merugikan bagi janin-
adat istiadat dan perilaku masyarakat yang nya. Anggota keluarga juga menyarankan
menghambat terciptanya pola hidup sehat untuk melakukan pantang makanan saat
di masyarakat (Citrakesumasari, 2012). hamil walaupun tidak memberikan sanksi.
Penelitian oleh Harnany (2006) me- Mayoritas ibu hamil berpantang ma-
ngatakan bahwa lebih dari separuh respon- kan buah nanas, mangga kueni, durian ka-
den melaksanakan tabu makanan seperti rena dipercayai dapat mengakibatkan ke-
cumi, udang, ikan sembilan, lele, semua guguran dan supaya mata bayi yang dila-
jenis ikan laut, telur, daging kambing, na- hirkan tidak belekan. Berpantang makan
nas, durian, jantung pisang, terong dan gula pisang yang dempet karena dipercayai akan
jawa. Lebih dari separuh responden (70.9%) melahirkan anak yang kembar siam. Mereka
tingkat kecukupan besi dan vitamin C juga berpantang makan cabai dan merica.
tergolong defisit. Sebagian besar responden Untuk protein hewani, mereka berpantang
(77%) minum teh 1 kali tiap hari dan lebih makan udang karena dipercayai dapat me-
dari separuh (63.3%) mengkonsumsi tablet nyebabkan anak yang dilahirkan berjalan
besi kurang dari yang dianjurkan dan lebih mundur. Berpantang makan kepiting kare-
dari separuh responden (51.9%) menderita na menyebabkan anak yang dilahirkan da-
anemia. Nilai R square sebesar 0.599 pat berjalan dengan pantat (ngesot). Ber-
menunjukkan bahwa variabel-variabel yang pantang makan telur karena dipercayai
diteliti merupakan varian yang berkontri- kepala bayi yang dikandung akan terjangkit
busi terhadap kadar Hb. Kontribusi ter- bisul-bisul serta membatasi untuk meng-
tinggi oleh tabu makanan (p=0.001). konsumsi daging sapi, daging kambing dan
Penelitian ini menunjukkan bahwa se- ikan.
bagian besar ibu hamil percaya pada mitos Jika seorang ibu hamil berpantang
tentang kehamilan yaitu sebesar 66%. Ibu makanan tertentu maka akan mempeng-
hamil yang tidak percaya mitos dan aruhi pola konsumsinya dan nutrisi yang
mengalami anemia gravidarum sebesar diperlukan ibu hamil tersebut akan ber-
40% serta ibu hamil yang percaya pada kurang. Gizi dan nutrisi ibu hamil merupa-
mitos dan mengalami anemia gravidarum kan hal penting yang harus dipenuhi selama
sebesar 60%. kehamilan berlangsung. Risiko akan kese-
Mitos tentang kehamilan banyak hatan janin yang sedang dikandung dan ibu
dipercaya oleh ibu hamil yang berada di yang mengandung akan berkurang jika ibu
wilayah kerja Puskesmas Benculuk karena hamil mendapatkan gizi dan nutrisi yang
kebanyakan masyarakat tersebut bersuku seimbang.
Jawa dan Osing sehingga masih memper-
Bersama dengan usia kehamilan yang faktor secara langsung terjadinya anemia.
terus bertambah, kebutuhan gizi dan nutrisi Didalam pemeriksaan kehamilan ke dokter
ibu hamil juga akan bertambah, khususnya spesialis obstetri ginekologihanya bertujuan
ketika usia kehamilan memasuki trimester untuk pengawasan dan deteksi dini kom-
kedua. Pada saat trimester kedua, janin plikasi kehamilan sampai persalinan saja
tumbuh dengan sangat pesat, terutama bukan penyebab terjadinya anemia gravi-
pertumbuhan otak dan susunan syarafnya. darum.
Zat besi berfungsi di dalam pemben- Berdasarkan hasil analisis dapat
tukan darah terutama membentuk sel darah disimpulkan bahwa keikutsertaan di dalam
merah hemoglobin dan mengurangi risiko kelas ibu hamil efektif dalam menurunkan
ibu hamil terkena anemia. Zat besi banyak risiko ibu hamil untuk mengalami anemia
terdapat pada daging, hati, ikan. Jika ibu gravidarum. Beberapa variabel yang juga
hamil berpantang makan makanan tersebut, menurunkan risiko ibu hamil untuk meng-
maka dapat meningkatkan kejadian anemia alami anemia gravidarum antara lain,
pada ibu hamil. tingkat pendidikan, dan pendapatan keluar-
5. Hubungan Pemeriksaan Kehamilan ga. Variabel yang meningkatkan risiko ibu
ke Dokter Spesialis Obstetri Gine- hamil untuk mengalami anemia gravi-
kologiDengan Anemia Gravidarum darum yaitu mitos ibu hamil tentang
Hasil penelitian menunjukkan tidak ter- pantangan makanan.
dapat pengaruh pemeriksaan ke dokter
spesialis obstetri ginekologi terhadap risiko DAFTAR PUSTAKA
ibu hamil untuk mengalami anemia gravi- Arisman (2004). Gizi Dalam Daur Kehidup-
darum. an. Jakarta : EGC.
Ketika mengetahui hamil, segera Astuti HP (2012). Buku Ajar Asuhan Kebi-
periksa kondisi kesehatan ke dokter spesia- danan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta :
lis obstetri ginekologi(dokter kandungan) Rohima Press.
yang bertujuan untuk mendeteksi adanya Brooker S, Hotez PJ, Bundy DAP (2008).
faktor risiko yang dapat mengganggu proses Hookworm-Related Anaemia Among
kehamilan dan persalinan, misalnya apabila Pregnant Women: A Systematic Re-
ada faktor genetik anemia pada ibu hamil. view. Plos neglected tropical diseases.
Pada dokter spesialis obstetri ginekologi 2(9):E 291.
juga dapat dilakukan pemeriksaan darah Citrakesumasari(2012). Anemia Gizi Masa-
untuk menghitung kadar hemoglobin. Apa- lah Dan Pencegahannya. Yogyakarta :
bila hemoglobin rendah dan kadar tekanan Kalika.ISBN 978-979-9420-27-5.
darah normal menurun bisa ditandai meng- Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
alami anemia (Kartiwa, 2015). (2015). Profil Kesehatan 2014. Lapor-
Hasil penelitian ini mengatakan bah- an Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
wa tidak terdapat pengaruh pemeriksaan ke Banyuwangi.
dokter spesialis obstetri ginekologi terhadap _____ (2016). Profil Kesehatan 2015.
risiko ibu hamil untuk mengalami anemia Laporan Kepala Dinas Kesehatan
gravidarum karenapemeriksaan ke dokter Kabupaten Banyuwangi.
spesialis obstetri ginekologi dapat dikatakan Fatimah S, Hadju V, BaharB, Abdullah Z
sebagai faktor tidak langsung yang mem- (2011). Pola Konsumsi Dan Kadar
pengaruhi kejadian anemia, bukan sebagai Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di
Tingkat Kecukupan Zat Besi Dan Tegar, Masloman PP, Momongan, Nita,
Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Di Pus- Nelwan J (2013). Hubungan Asupan
kesmas Purwosari Kabupaten Kudus. Energi, Frekuensi Antenatal Care Dan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kese- Ketaatan Konsumsi Tablet Fe Dengan
hatan Universitas Muhammadiyah Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Semarang. Puskesmas Paniki Bawah Kota Mana-
Puskesmas Benculuk Banyuwangi (2016). do. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Data Puskesmas Tahun 2016. Universitas Sam Ratulangi. Bagian
Saifuddin AB (2007). Buku Acuan Nasional Gizi Politeknik Kesehatan Manado.
Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Wawointana JGI, Bolang ASL, Purba RB
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pus- (2013). Hubungan Asupan Energi,
taka Sarwono Prawirohardjo. Frekuensi Antenatal Care, Dan Ketaat-
Seulze C (1996). Analisa Pendapatan Nasio- an Konsumsi Tablet Fe Dengan Keja-
nal Stabilitas dan Pertumbuhan Pem- dian Anemia Pada Ibu Hamil Di Pus-
bangunan (National Income Analysis). kesmas Kombos Kota Manado. Bidang
Terjemahan St. Dianjung. Jakarta: Minat Gizi Fakultas Kesehatan Masya-
Bina Akasa. rakat Universitas Sam Ratulangi.
Sriningsih, Faridah S(2013). Hubungan Sta- Wijayanti T, Setyaningsih A (2014). Efekti-
tus Gizi Dengan Kadar Hemoglobin vitas Kelas Ibu Hamil Terhadap De-
Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wila- teksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan.
yah Puskesmas Jambon Kabupaten E-Journal Akademi Kebidanan Estu
Ponorogo. Penelitian Dosen Pemula Utomo Boyolali.
Universitas Muhammadiyah Ponorogo Wiknjosastro H (2005). Ilmu Kebidanan.
370/Ilmu Keperawatan Dan Kebi- Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sar-
danan. wono Prawirohardjo.
Sujarweni VW(2015). SPSS Untuk Peneliti- WHO (2008). Worldwide Prevalence of
an. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Anaemia 1993-2005 WHO Global
Supariasa IDN(2001). Penilaian Status Gizi. Database on Anaemia. Geneva, Swit-
Jakarta : EGC. zerland: WHO Press. ISBN:9789241-
596657.