Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Bab 1
Jurnal Bab 1
Sunarmi
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang
E-mail: hs.narmi@yahoo.com
Abstract: Indonesia is a mega-biodiversity country that has a number of flora and fauna number 2
worldwide. Biological diversity useful for the purposes of food, clothing, and shelter. Based on the
results of pre-study showed that the majority (80%) of biodiversity in school learning use the lecture
method and of course have not touched the realm of attitudes to conserve. The goal of the research
is to develop the attitude of preserving biodiversity in the candidate educators through learning
outside the classroom and challenging task. Subjects in this study were students of biology
education study program participant subjects generation plant diversity by 2012 consist of 36
students, 5 male students, and 31 female students. This type of research is the Classroom Action
Research (CAR) conducted during two cycles, the research approach is qualitative descriptive.
Data analysis was done by triangulation of data and percentages. Observations attitudes using
Likert scale, observation sheets, and field notes. The results showed no increase in the attitude of
students as prospective educators before the first cycle, at the end of the first cycle and the end of
the second cycle. Biology teacher recommended to apply this method, method to conduct learning
outside the classroom and give challenging task in middle and high school students.
Abstrak: Indonesia merupakan negara mega-biodiversity yang memiliki jumlah flora dan fauna
nomor 2 sedunia. Keanekaragaman hayati bermanfaat untuk keperluan sandang, pangan, dan
papan. Berdasarkan hasil pra penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (80%) pembelajaran
keanekaragaman hayati di sekolah menggunakan metode ceramah dan secara otomatis belum
menyentuh ranah sikap untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Tujuan penelitian adalah
menumbuhkan sikap melestarikan keanekaragaman hayati pada calon pendidik melalui
pembelajaran di luar kelas dan tugas yang menantang. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa
prodi pendidikan biologi peserta mata kuliah keanekaragaman tumbuhan angkatan tahun 2012
sebanyak 36 mahasiswa, laki-laki 5 mahasiswa, perempuan 31 mahasiswa. Jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan selama 2 siklus, pendekatan penelitian
adalah deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan dengan triangulasi data dan persentase.
Pengamatan sikap menggunakan skala Likert, lembar observasi, dan catatan lapangan. Hasil
penelitian menunjukkan ada peningkatan sikap mahasiswa sebagai calon pendidik sebelum siklus
I, akhir siklus I dan akhir siklus II. Disarankan kepada guru Biologi supaya diterapkan pembelajaran
di luar kelas dan tugas yang menantang pada siswa SMP dan SMA.
Keanekaragaman hayati merupakan istilah daya yang memiliki nilai ekonomis dan
yang berkenaan dengan berbagai kehidupan ekologis yang cukup tinggi. Ekosistem hutan
di bumi. Keanekaragaman hayati adalah sebagai contoh, keanekaragaman spesies
kekayaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan, menghasilkan berbagai macam flora dan
hewan, dan mikroorganisme, genetika yang fauna yang bisa dimanfaatkan sebagai
dikandungnya, dan ekosistem dimana mereka sumber pangan, tempat bernaung, obat-
melangsungkan kehidupannya. Setiap obatan dan kebutuhan hidup lainnya
tingkatan organisme tersebut penting bagi (Primack et al., 1998).
manusia karena merupakan sumber Indonesia merupakan negara dengan
38
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui ... 39
tingkat keanekaragaman hayati yang sangat hayati Indonesia secara berkelanjutan yang
tinggi artinya Indonesia menjadi salah satu meliputi ekosistem darat dan laut, kawasan
pusat keanekaragaman hayati dunia yang agroekosistem dan kawasan produksi, serta
dikenal sebagai negara mega-biodiversity. konservasi ex-situ. Upaya pelestarian ini
Keanekaragaman hayati dapat di- harus disertai dengan pemeliharaan sistem
kelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1) ke- pengetahuan tradisional dan
anekaragaman spesies, hal ini mencakup pengembangan sistem pemanfaatan
semua spesies di bumi, termasuk bakteri keanekaragaman hayati yang dilandasi oleh
dan protista, 2) keanekaragaman hayati, pembagian keuntungan yang adil.
variasi genetik dalam satu spesies, 3) Dalam pembangunan terjadi konversi
keaneka-ragaman komunitas. Komunitas lahan pertanian untuk keperluan bukan
biologi yang berbeda serta asosiasinya pertanian. Hal ini pasti akan mempengaruhi
dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing- keanekaragaman hayatinya karena flora dan
masing. fauna akan kehilangan tempat tumbuh. Maka
Ketiga tingkatan keanekaragaman dari itu penting untuk melakukan konservasi
hayati itu diperlukan untuk kelanjutan hidup keanekaragaman hayati sehingga tidak terjadi
di bumi dan penting bagi manusia. Sebagai kepunahan flora maupun fauna.
negara mega-biodiversity, berdasarkan ke- Dalam rencana aksi untuk melestarikan
anekaragaman jenis menurut Supriatna keanekaragaman hayati, ada tiga prinsip yang
(2008:15), Indonesia menempati papan telah dicanangkan dunia yaitu dengan
atas, yaitu urutan kedua dunia setelah Brazil pendekatan save, study, dan use. Pendekatan
untuk mamalia, urutan keempat dunia untuk ini lebih bersifat holistik, yaitu pendekatan
reptil, urutan kelima dunia untuk burung, menyeluruh yang diharapkan dapat
urutan keenam untuk amfibi, urutan melindungi spesies dengan tidak me-
keempat dunia untuk dunia tumbuhan, ninggalkan aspek manfaat (Grumbine dalam
urutan pertama dunia untuk tumbuhan Supriatna, 2008). Save atau perlindungan
palmae, urutan ketiga dunia untuk ikan air dapat dijabarkan sebagai usaha pengelolaan,
tawar setelah Brazil dan Columbia. legislasi, perjanjian internasional, dan se-
Semakin menurunnya keanekaragaman bagainya. Dalam pemanfaatan (use), sering
hayati ini telah disadari semua pihak sebagai direncanakan untuk program-program
akibat perubahan lingkungan yang berasal manfaat bagi masyarakat, berbagai komoditi
dari kegiatan manusia, pemukiman, pe- perdagangan, turisme dan jasa. Penelitian
rusakan hutan, perluasan area pertanian, dll. dalam keanekaragaman hayati sangat penting
Di samping itu permasalahan yang karena penggunaan maupun pelestariannya
dihadapi Indonesia dalam mengelola ke- tidak dapat dilakukan tanpa penelitian ilmiah.
anekaragaman hayati mencakup aspek Sedangkan study atau penelitian dapat
pemanfaatan, pelestarian, pengetahuan dan meliputi penelitian dasar seperti penelitian
kebijakan (Supriatna, 2008). Dalam aspek keragaman spesies, habitat, komunitas,
pemanfaatan seringkali terdengar adanya ekosistem dan juga perilaku serta ekologi dari
benturan kepentingan antara sektor ke- spesies. Maka dari itu, penelitian terus
hutanan, pertanian, transmigrasi, juga sarana
dikembangkan agar pemanfaatan sumber
umum pada suatu wilayah. Perbenturan
daya hayati dapat lestari dan berlanjut sesuai
kepentingan antar sektor di kawasan pe-
dengan cita-cita manusia agar dapat hidup
lestarianpun kadang-kadang tidak dapat
berdampingan dan selaras dengan alam.
dihindari bila dalam kawasan pelestarian
tersebut ditemukan bahan tambang seperti Berdasarkan hasil Konferensi Nasional
minyak, batubara dan lain-lainnya. Pembangunan Berkelanjutan (KNPB) ter-
Melihat kenyataan tersebut memang tidak sebut maka dalam melaksanakan pem-
mudah melakukan konservasi ke- bangunan berkelanjutan tidak dapat lepas
anekaragaman hayati, namun demikian me- dari rencana tindak pembangunan ber-
ngingat pentingnya keanekaragaman hayati, kelanjutan yang salah satunya adalah
maka perlu melindungi dari ancaman ke- keanekaragaman hayati yang mencakup 9
punahan sehingga perlu partisipasi semua sub butir (Kementrian Lingkungan Hidup,
pihak baik individu, kelompok, swasta maupun 2004).
pemerintah sehingga konservasi Adapun 9 sub butir dalam rencana
keanekaragaman hayati dapat berkelanjutan. tindak tentang keanekaragaman hayati
Adapun fokus pelestarian keaneka- adalah: (1) Menurunkan laju kemerosotan/
ragaman hayati adalah mengelola kekayaan kerusakan keanekaragaman hayati secara
40 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49
prodi pendidikan biologi peserta Mata kuliah Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan
keanekaragaman tumbuhan pada semester sikap mahasiswa. Selanjutnya dapat dicari
genap 2012-2013 sejumlah 36 mahasiswa, sikap kelas terhadap kelestarian keaneka-
5 laki-laki dan 31 perempuan ragaman hayati dengan cara mencari rerata
Data dalam penelitian ini adalah sikap skor kelas yaitu menjumlahkan skor semua
mahasiswa terhadap pelestarian keaneka- mahasiswa dibagi jumlah mahasiswa
ragaman hayati yang diperoleh melalui kemudian dicocokkan dengan kategorisasi
instrumen penelitian berupa skala Likert, sikap: sangat tinggi, tinggi, rendah dan
catatan lapangan, lembar observasi. sangat rendah.
Sumber data adalah refleksi diri mahasiswa Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri
prodi pendidikan biologi peserta mata kuliah dari dua tahap, yaitu 1) pra penelitian, dan
keanekaragaman tumbuhan setiap akhir 2) pelaksanaan penelitian.
siklus, hasil isian skala Likert, hasil
observasi, catatan lapangan dan keter- HASIL
laksanaan pembelajaran di luar kelas oleh Pra penelitian. Tahap pra penelitian
dosen dan mahasiswa.
dilakukan pada waktu subjek penelitian
Analisis data dalam penelitian ini melalui menempuh mata kuliah prasyarat yaitu mata
teknik triangulasi data yaitu tahap 1) kuliah struktur dan perkembangan tumbuhan
mereduksi data meliputi penyelesaian, II, dan peneliti sebagai dosen pembina mata
penyederhaan dan pengklasifikasian. Ke-
kuliah tersebut. Pada tahap pra penelitian,
giatan ini dilakukan dengan cara membuat
dosen mengamati mahasiswa terkait dengan
ringkasan, membuang data yang tidak
sikap melestarikan keanekaragaman hayati,
diperlukan dan menata sesuai dengan
yaitu tumbuhan lumut, tumbuhan paku,
masalah penelitian, 2) penyajian data sesuai
jenisnya yang dilakukan setelah peng- tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan
klasifikasian data. Penyajian data dilaku-kan berbiji tertutup. Sikap mahasiswa yang tidak
dengan mengorganisasikan data yang melestarikan keanekaragaman hayati di sini
sudah direduksi sehingga diperoleh infor- ditunjukkan dengan kenyataan berikut:
masi tentang proses penelitian, dan 3) mahasiswa mengambil bahan amatan tidak
penarikan kesimpulan. Penarikan ke- sesuai dengan kebutuhan, sebagai contoh
simpulan dilakukan berdasarkan sajian data seharusnya untuk mempelajari tata letak daun
dengan cara menganalisis makna seluruh cukup mengambil cabang berdaun 2-3 cabang
temuan yang terjadi selama tindakan yang diamati dalam satu kelompok, tetapi
berlangsung, penarikan kesimpulan sesuai mereka membawa lebih atau bahkan
target penelitian. jumlahnya dua kali lipat dari yang dibutuhkan
Analisis data terhadap keterlaksanaan sehingga jika sikap seperti ini tidak diperbaiki
pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan akan merusak keaneka-ragaman tumbuhan.
menghitung persentase data keterlaksanaan Selanjutnya, bahan sisa yang seharusnya bisa
pembelajaran oleh dosen dalam hal ini ditanam kembali dibuang begitu saja. Sikap
adalah peneliti dan mahasiswa. seperti ini menunjukkan bahwa mahasiswa
Analisis data tentang sikap mahasiswa tidak punya tanggung jawab untuk
dilakukan dengan cara: instrumen yang melestarikan ke-anekaragaman hayati yang
telah diuji coba digunakan untuk menjaring sebetulnya mereka perlukan setiap saat
data tentang sikap mahasiswa. Skala Likert dalam ke-hidupan sehari-hari. Selain itu, jika
yang digunakan adalah skala Likert dengan mahasiswa mengambil bahan amatan,
5 (lima) pilihan yaitu SS (Sangat Setuju), S mereka tidak mempelajari terlebih dahulu
(Setuju), SM (Sama Saja), TS (Tidak Se- bagian apa yang akan dipelajari, selain itu
tuju), STS (Sangat Tidak Setuju), berturut- kapan mengambil bahan mereka kurang
turut diberi skor SS (5), S (4), SM (3), TS, memperhitungkan akibatnya mereka meng-
(2), STS (1). Setelah mahasiswa mengisi ambil bahan tanpa perencanaan dan per-
skala Likert selanjutnya masing-masing hitungan yang benar sehingga bahan yang
mahasiswa ditentukan skornya. Selanjutnya, dibawa tidak semuanya bisa diamati dalam
dicari rerata skor keseluruhan mahasiswa alokasi waktu yang telah ditentukan, sehingga
dalam satu kelas dan simpangan bakunya. bahan yang sudah diambil akhirnya dibuang.
Kategorisasi hasil pengukuran menggunakan Menurut pengamatan dosen, mahasiswa tidak
distribusi normal. Ada 5 (lima) kategori hasil merasa salah dengan perbuatan yang telah
pengukuran sikap yaitu sangat tinggi, tinggi, mereka lakukan
rendah, dan sangat rendah.
42 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49
tersebut. Hal ini dosen ketahui dari kegiatan pendahuluan, mahasiswa diberi
kenyataan bahwa mereka akan mengulang- tugas mencari artikel tentang keaneka-
ulang perbuatannya tersebut tanpa beban ragaman hayati di Indonesia secara mandiri
mengambil dan membuang bahan amatan dan dipresentasikan. Kegiatan pendahuluan
yang berupa tumbuhan tersebut. dilakukukan sebanyak 4x tatap muka, yaitu
Fakta berikut juga menunjukkan tanggal 7, 8, 14, dan 15 Januari 2014.
kurangnya kepedulian mahasiswa terhadap Mahasiswa mempresentasikan artikel
kelestarian keanekaragaman hayati dalam secara individu untuk membahas
skala kecil yaitu terhadap bahan amatan keanekaragaman hayati di Indonesia,
yang ditanam di sekitar kampus meliputi meliputi: apa manfaat keanekaragaman
tumbuhan paku: Equisetum, Selaginela, hayati, seberapa banyak jumlah hewan,
Psilotum, Adiantum, mereka tidak peduli tumbuhan yang dimiliki oleh negara kita dari
terhadap kelangsungan hidup tumbuhan jumlah flora dan fauna tersebut semuanya
tersebut artinya jika mereka melihat bahwa sudah teridentifikasi atau belum, apa
tempat tumbuh tanaman tersebut kering potensi keanekaragaman tumbuhan yang
tidak ada satu pun mahasiswa yang secara ada di daerah tertentu yang tersebar di
sukarela menyiram tumbuhan tersebut. Indonesia. Bagaimana keaneka-ragaman di
Selanjutnya karena tidak peduli terhadap daerah mangrove, di cagar alam, daerah-
tumbuhan di lingkungan sekitar mereka daerah lain yang tersebar di Indonesia. Dari
maka mahasiswa juga malas untuk mencari artikel yang mereka pelajari dan dibuat
bahan amatan dengan alasan tidak tahu analisis kritis, mereka juga membahas
mana tumbuhan yang dimaksud padahal bahwa negara kita adalah negara mega
tumbuhan tersebut kemungkinan ada di diversity nomor 2 sedunia setelah Brasil tapi
sekitar mereka. Kenyataan sikap mahasiswa apakah sudah dikelola dengan baik?
prodi pendidikan biologi sebagai calon Apakah sumber plasma nutfah di Indonesia
pendidik tersebut di atas mendasari peneliti sudah dikelola oleh SDM kita sendiri?
untuk melaksanakan PTK menerapkan Apakah kita sudah mengetahui secara pasti
pembelajaran di luar kelas dengan tugas jumlah flora dan fauna? Masalah-masalah
yang menantang untuk menumbuhkan sikap tersebut bisa didiskusikan di kelas.
melestarikan keanekaragaman hayati. Se- Selain tugas mendeskripsi, dan mencari
bagai data pendukung dosen meminta artikel, di awal siklus I mahasiswa juga diberi
mahasiswa untuk mengisi angket untuk tugas terstruktur yang dikumpulkan di minggu
menyaring informasi tentang: 1) bagaimana ke-18 sebelum masuk materi tumbuhan berbiji
pelaksanaan pembelajaran biologi tentang yaitu mencandra tumbuhan berdasarkan lama
keanekaragaman hayati di sekolah baik hidupnya di daerah asal masing-masing.
waktu mereka masih SMA/SMP, 2) apakah Contoh: mangga termasuk tumbuhan
mereka tahu apa manfaat keanekaragaman berbunga berbuah berkali-kali, tumbuhan
hayati bagi manusia, dan 3) apakah mereka berkayu, dan umurnya bertahun-tahun oleh
tahu seberapa besar keanekaragaman flora karena itu mangga termasuk tumbuhan planta
dan fauna yang dimiliki negara Indonesia polycarpa multienis dan lignosus. Tagihan
sehingga Indonesia termasuk negara mega- berupa laporan yang berisi: kapan dan dimana
diversity nomor 2 sedunia setelah Brasil. (desa, kecamatan) observasi dilakukan,
Pelaksanaan tindakan. Siklus I. Awal tanggal, hari dan jam, dengan siapa, naik apa,
siklus I mahasiswa mengisi skala Likert. berapa kali, ciri tumbuhan, gambar/foto, nama
Pada tahap perencanaan tindakan siklus I latin. Tugas tersebut meskipun dikumpulkan
sudah dipersiapkan Rencana Perkuliahan minggu ke 18 tetapi peneliti memantau setiap
Semester (RPS), Satuan Acara Perkuliahan 2 minggu sekali seberapa jauh mereka sudah
(SAP) tumbuhan lumut, bahan ajar, dan melakukan tugas terstruktur tersebut. Tugas
petunjuk praktikum. Membuat instrumen ini diberikan di awal semester dan
skala Likert, format catatan lapangan, dikumpulkan minggu ke 18 dengan tujuan
lembar keterlaksanaan pembelajaran, me- untuk mempersiapkan mahasiswa sebelum
nentukan tugas yang menantang, yaitu: mempelajari tumbuhan berbiji. Pertemuan ke
mendeskripsi tumbuhan lumut di tempat 5 dan 6 yaitu tanggal 21 dan 22 Januari 2014
yang telah ditentukan. Tagihan berupa
di luar ruangan mengamati ciri-ciri morfologi
laporan yang berisi ciri-ciri tumbuhan lumut
keanekaragaman tumbuhan lumut. Kemudian
yang ditemukan dilengkapi dengan gambar,
pertemuan ke 7, yaitu tanggal 29 Januari 2014
dan menentukan nama genus. Pada siklus I,
pengamatan ciri
sebelum masuk ke tumbuhan lumut, ada
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui ... 43
anatomi dan identifikasi dilakukan di • Refleksi diri oleh Shila Avila tentang
laboratorium Biologi UM kemudian jurnal yang berjudul: Keanekaragaman
pertemuan ke 8 dan 9 tanggal 30 Januari dan potensi flora di cagar alam
sampai dengan 5 Februari dilakukan diskusi pegunungan Cyclops, Papua di tulis
presentasi tumbuhan lumut berdasarkan oleh: Tahan uji-peneliti pusat penelitian
hasil pengamatan dan hasil identifikasi. Biologi LIPI tahun 2005, “setelah
Pada saat itu peneliti bertindak sebagai membaca, belajar, dan menganalisis
fasilitator dan memberi penguatan konsep. jurnal ini, saya jadi termotivasi untuk
Selama pembelajaran berlangsung observer mempelajari lebih dalam mengenai
me-ngamati sikap mahasiswa berdasarkan spesies-spesies tumbuhan yang ada di
lembar observasi dan analisis kritis artikel Indonesia, terutama untuk tumbuhan
yang mereka buat setelah mencari dan yang endemik beserta dengan
mempelajari isi artikel tentang keaneka- manfaatnya, sehingga kelak dapat
ragaman hayati di Indonesia. Di akhir siklus berguna bagi diri saya dan orang lain.”
I mahasiswa diminta untuk membuat refleksi • Refleksi diri oleh M. Fachrurizal A,
diri. Jurnal biodiversitas Vol. 1 No. 1
Berdasarkan analisis data sikap maha- Halaman 14-20. Judul: tumbuhan epifit
siswa dari skala Likert menunjukkan adanya pada tegakan pohon Schima wallicvhii
peningkatan sebelum siklus I sampai (D.C) Korth di Gunung Lawu, oleh:
setelah siklus I baik secara perorangan Achmad Dwi Setiyawan Jurusan
maupun kelas seperti terdapat pada Tabel 1 Biologi FMIPA UNS Surakarta Tahun
dan Tabel 2. 2000, “.....sehingga akan me-
ningkatkan kepedulian saya dalam
men-jaga keanekaragaman hayati di
Tabel 1. Persentase Peningkatan Sikap Indonesia.”
Mahasiswa Sebelum Siklus I, • Refleksi diri oleh Ervika C. dari pro-
Akhir Siklus I, Akhir Siklus II siding seminar FMIPA Universitas
Lampung, 2013. Judul Keaneka-
Kategori Sebelum Siklus I Siklus II
ragaman Tumbuhan Paku (Pterido-
Siklus I
phyta) di Taman Hutan Kenali Kota
Sangat 11% 22% 89% Jambi Oleh Suraida, Prodi Pendikan
tinggi Biologi IAIN Sulthan Thaha Saifudin
Tinggi 11% 72% - 11% Jambi, “setelah saya menganalisis
jurnal yang berjudul .... saya me-
Rendah 72% 6%
ngetahui lebih jauh tentang keaneka-
Sangat 6% ragaman tumbuhan paku dan saya
rendah baru mengetahui bahwa tumbuhan
paku sangat banyak manfaatnya bagi
manusia, yang sebelumnya saya
Tabel 2. Peningkatan Klasikal Sikap
meng-anggap tumbuhan paku kurang
Mahasiswa Sebelum Siklus I,
bermanfaat bagi manusia. Dengan pe-
Akhir Siklus I, Akhir Siklus II
ngetahuan tersebut saya akan lebih
Kategori menghargai keberadaan tumbuhan
Sebelum Siklus I Siklus II paku yang ada di sekitar kita.”
Siklus I • Refleksi diri oleh Nila Wahyuni. Jurnal
Rata-rata 11% 22% 89% Teknik Lingkungan Vol. 10 No.2
kelas Halaman 173-181 Jakarta. Mei 2009.
Kategori rendah tinggi sangat ISSN 1441 -315X. Judul: Keaneka-
ragaman Tumbuhan dan Potensinya di
tinggi Cagar Alam Tangle Gorontalo. Oleh
Rugayah peneliti di pusat penelitian
biologi LIPI, “dari analisis jurnal
Berdasarkan hasil analisis kritis dan tersebut saya memperoleh banyak
refleksi diri akhir siklus nampak kesadaran informasi mengenai keanekaragaman
mahasiswa untuk mencintai tumbuhan tumbuhan, habitat dan manfaat
kekayaan Indonesia dan muncul pula tumbuhan. Tumbuhan yang hidup di
kesadaran untuk melestarikan. Hal ini cagar alam ini memiliki manfaat yang
ditunjukkan dengan hasil refleksi diri berikut: cukup banyak, oleh karena itu saya
44 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49
akan menjelaskan kalau tidak ada selain menanyakan konsep juga digunakan
pertanyaan dari mahasiswa sehingga untuk untuk menuntun mahasiswa mengamati ciri-
bertanya mereka harus betul-betul meng- ciri tumbuhan secara runtut. Untuk
amati dan membaca bahan ajar terlebih menjawab pertanyaan tersebut mahasiswa
dahulu. Pada waktu pembelajaran dosen wajib membaca dulu bahan ajar, lembar
dibantu oleh 4 asisten sekaligus sebagai PBMP diberikan 1 minggu sebelum
observer. Secara bergiliran dosen men- pembelajaran di luar kelas dilaksanakan.
dampingi di setiap kelompok. Selain men- Tugas yang diberikan pada siklus II ini
jawab pertanyaan mahasiswa dosen me- adalah mendeskripsi, mengidentifikasi
nyadarkan mereka betapa kaya negara kita. tumbuhan paku yang ditemukan meng-
Seperti saudara lihat ini di tanah yang gunakan kunci identifikasi dan membuat
luasnya ± 400 m2 kita bisa menemukan kunci identifikasi berdasarkan tumbuhan
berapa banyak tumbuhan lumut, berapa paku yang ditemukan, menanam sisa bahan
macam tumbuhan lumut yang mana amatan di gelas aqua sampai hidup. Pe-
tumbuhan yang saudara amati ini laksanaan tindakan siklus II yaitu pem-
bermanfaat untuk manusia misalnya belajaran di luar kelas dilaksanakan pada
sebagai bahan untuk obat, kompos, untuk pertemuan ke 10, 11, dan 12 pada tanggal
keseimbangan ekosistem, dsb. Apakah 6, 12, dan 13 Februari 2014 di Jalan Candi
tumbuhan lumut seperti ini ada di Amerika? Blok VA No. 225 Malang, di sebidang tanah
Ada di Kutub? Ada di Arab? Mengapa? Beri ± 400 m2 di lahan tersebut terdapat
penjelasan. Pada akhir siklus I mahasiswa bermacam-macam tumbuhan paku antara
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang lain Psilotum, Selaginella, Lycopodium,
di ajukan peneliti di awal pembelajaran dan Equisetum, Platycerium, Asplenium,
mahasiswa mengisi skala Likert akhir siklus Adiantum, Nephrolepis, dan masih banyak lagi
I. tumbuhan paku yang lain. Tumbuhan paku
Berdasarkan tahap ke 4 PTK siklus I yang terdapat pada lahan tersebut sudah
yaitu Refleksi, ada beberapa hal yang harus mewakili kelompok Tumbuhan Paku kelas
dibenahi untuk dasar pada perencanaan Psilopsida, Lycopsida, Sphenopsida,
tindakan siklus berikutnya, yaitu: 1) sebelum Pteropsida. Pembelajaran di luar kelas
pembelajaran di luar kelas dilaksanakan dilaksanakan secara berkelompok. Masing-
perlu ditekankan kembali tugas masing- maisng kelompok terdiri dari 4-5 maha-siswa.
masing anggota kelompok, 2) meskipun Dosen dibantu oleh 4 orang asisten yang
pembelajaran dilakukan secara kelompok bertugas juga sebagai observer. Peneliti
masing-masing anggota kelompok diwajib- secara bergiliran mendampingi masing-
kan untuk membaca bahan ajar terlebih masing kelompok dan membimbing jika ada
dahulu sebelum ke lapangan, 3) loupe pertanyaan dari mahasiswa. Mahasiswa
diberikan ke masing-masing kelompok se- mendeskripsi ciri morfologi tumbuhan paku
belum ke lapangan, 4) masing-masing yang ditemukan berdasarkan bahan ajar dan
kelompok diwajibkan untuk membawa petunjuk praktikum. Pada waktu bimbingan di
kantong plastik untuk tempat bahan amatan kelompok mahasiswa antusias dan senang
yang akan diamati di laboratorium. Pada sekali untuk mengamati ciri tumbuhan paku
akhir siklus I sudah bisa ditemukan bahwa dan mereka aktif juga kerja kelompok, banyak
ada peningkatan sikap mahasiswa sebelum pertanyaan-pertanyaan yang muncul karena
siklus I sampai akhir siklus I dengan skala mereka sudah membaca terlebih dahulu
Likert maupun berdasarkan hasil observasi bahan ajar dan lembar PBMP. Hal ini peneliti
siklus dan refleksi analisis kritis mahasiswa, ketahui dari pertanyaan-pertanyaan yang
dan refleksi mahasiswa di akhir siklus II. muncul pada waktu pengamatan tumbuhan
Siklus II. Pada tahap perencanaan paku. Mereka sudah mengenal tipe daun
tindakan siklus II dipersiapkan RPS dan mikrofil yaitu daun yang mempunyai satu
SAP berdasarkan hasil refleksi siklus I, yaitu tulang daun tetapi mana daun mikrofil yang
supaya mahasiswa betul-betul membaca ada di tumbuhan Selaginella mereka tanyakan
bahan ajar terlebih dahulu sebelum ke itu. Mereka mengenal sorus adalah kumpulan
lapangan peneliti mempersiapkan lembar
dari sporangium tetapi setelah mengamati
PBMP (Pemberdayaan Berpikir Kritis
mereka belum tahu mana yang dimaksud
Melalui Pertanyaan) yaitu lembar yang berisi
sorus pada Nephrolepis, hal-hal seperti itu
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
menuntun mulai dari konsep-konsep yang menunjukkan bahwa sudah ada persiapan
umum sampai khusus. Lembar PBMP ini konsep dari mereka tetapi secara fakta
46 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49
mereka masih perlu bimbingan. Di sini peneliti mahasiswa setelah mengerjakan tugas
juga memantau, mengawasi, mengontrol observasi tumbuhan berbiji dari hasil laporan.
apakah yang dilakukan/ yang diamati, cara Mereka observasi ke lapangan di daerah asal
mengamati mahasiswa sudah sesuai dengan menentukan lama tumbuhan hidup termasuk
ketentuan yang ada di petunjuk pengamatan planta policarpa atau monokarpa, lignosus,
atau belum. Ciri anatomi diamati di herbaceus di daerah masing-masing. Mereka
laboratorium pada pertemuan ke 14 dan 15 observasi berkali-kali tanya ke penduduk
yaitu tanggal 20 dan 26 Februari karena berapa lama tumbuhan tersebut berbunga,
pertemuan ke 13 libur. Setelah mengamati ciri berbuah, mendeskripsi, mengambil foto,
anatomi dilanjutkan presentasi diskusi pada meng-identifikasi. Dengan demikian mereka
pertemuan ke 16 dan 17 di sini peneliti juga akrab dengan tumbuhan yang ada di alam,
mereview secara keseluruhan materi mereka semakin mengagumi betapa kaya
tumbuhan paku. negara Indonesia. Mereka merasa setelah
Pelaksanaan siklus II berjalan seperti me-ngerjakan tugas tersebut menjadi peduli
yang diharapkan karena mahasiswa sudah terhadap tumbuhan yang ada di sekitarnya
ada persiapan sebelumnya sehingga hasil dan timbul keinginan untuk melestarikan. Hal-
deskripsi ciri morfologi dan anatomi lengkap hal yang menunjukkan peningkatan
selanjutnya mereka bisa meng-identifikasi keterlaksanaan pembelajaran siklus II adalah
menggunakan kunci identifikasi dengan pada waktu pembelajaran di luar kelas semua
lancar. Kunci identifikasi yang di-pakai mahasiswa aktif bekerja. Mahasiswa lancar
adalah kunci dikotom karangan Van Steenis untuk mendeskripsi dan menanyakan hal yang
1987. Di akhir siklus II mahasiswa mengisi belum dimengerti, pengamatan berjalan
skala Likert hasilnya seperti pada Tabel 1 dengan lancar, karena sudah ada persiapan
dan 2, dan menulis refleksi diri akhir siklus materi/konsep berdasarkan lembar kerja
contoh refleksi diri mahasiswa adalah PBMP dan bahan ajar.
sebagai berikut:
• Oleh Annas Jannatun Na’im
“.......saya mendapatkan banyak sekali PEMBAHASAN
ilmu pengetahuan, wawasan, dan
Peningkatan keterlaksanaan kegiatan
pendidikan karakter. Saya sadar bahwa
pembelajaran di luar ruang kelas karena ada
bahan sangat penting peranannya.
usaha dosen maupun mahasiswa. Adanya
Untuk itu harus diusahakan secara
lembar PBMP mahasiswa wajib membaca
maksimal dan dilestarikan. Dengan
bahan ajar dulu tentang ciri-ciri tumbuhan
mengikuti mata kuliah paku sebelum mereka mengamati. Sehingga
keanekaragaman tumbuhan saya kesiapan mahasiswa tersebut akan mempe-
menjadi lebih tahu segala sesuatu ngaruhi kelancaran dalam mengamati,
tentang tumbuhan paku..”
• Oleh Dini Resita Putri mendeskripsi dan mengidentifikasi tumbuhan
paku. Adanya tugas observasi tumbuhan
“.....banyak hal selain materi yang saya
berdasarkan lama hidup di daerah masing-
dapatkan dari mata kuliah keaneka-
ragaman tumbuhan ini yaitu latihan masing menambah wawasan maha-siswa
untuk disiplin, bersikap jujur, berani tentang keanekaragaman hayati di Indonesia.
bertanya, dan bertanggungjawab untuk Menurut Anderson (1981) karakteristik
melestarikan tumbuhan...” manusia meliputi cara yang khas (tipikal)
Di akhir siklus II mahasiswa masing- dalam berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal
masing kelompok menyerahkan tugas berfikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal
berupa tumbuhan paku sisa amatan yang berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor,
ditanam di gelas aqua dan tumbuh tersebut dan tipikal perasaan berkaitan dengan tanah
meliputi Pteris, Adiantum, Nephrolepis, afektif. Ketiga ranah tersebut merupakan
Asplenium dan Platycerium. Di akhir siklus karakteristik manusia dan dalam bidang
terdapat peningkatan sikap mahasiswa pendidikan merupakan hasil belajar.
terhadap pelestarian keanekaragama hayati Kemampuan afektif merupakan bagian dari
ditunjukkan semua kelompok menanam hasil belajar dan memiliki peran penting.
kembali sisa bahan amatan dan mengambil Keberhasilan pembelajaran pada ranah
bahan secukupnya sesuai keperluan. kognitif dan psikomotor siswa sangat
Hal-hal yang menunjukkan adanya ditentukan oleh kondisi afektif siswa dan
peningkatan sikap mahasiswa juga bisa sebaliknya. Dalam penelitian ini sikap
diketahui berdasarkan refleksi diri mahasiswa yang tidak memperdulikan
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui ... 47
Principles Of
Phsychological
Evaluation.
Wadsworth