Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Biologi Indonesia XXV

25-27 Agustus 2019

PENGARUH PAPARAN MADU TERHADAP UJI


DIFERENSIASI HUMAN DERMAL FIBROBLAST (HDF)
MENJADI SEL ADIPOSIT
Nadira1), Yoan Rahmah Aprilia2), Oktaviani Meiliza 3), Yola Astri Arsanti4), Tria Miraz Chairani5),
Restu Syamsul Hadi6)
1
Pendidikan Dokter, Kedokteran Umum, Universitas YARSI
2
Pendidikan Dokter, Kedokteran Umum, Universitas YARSI
3
Pendidikan Dokter, Kedokteran Umum, Universitas YARSI
4
Pendidikan Dokter, Kedokteran Umum, Universitas YARSI
5
Pendidikan Dokter, Kedokteran Umum, Universitas YARSI
6
Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Email : dnadira12@yahoo.com

ABSTRACT
The skin is the largest organ and forms the outermost layer of the human body. Human skin consists of
the epidermis, dermis and sub cutis. The most abundant cells in the dermis layer are Human Dermal
Fibroblasts (HDFs). Fibroblasts are the most usual cells that are contained in connective tissue, and play
an important role in wound healing. Dermis layer of the skin has a subpopulation of stem cells. One of
the characteristics of stem cells are able to differentiate trilineage, such as cells differentiate into
adipocytes. Honey has been used as a traditional medicine for centuries by for the treatment of various
disorders including burns and chronic wounds. This study aims to determine the effect of honey
exposure to cell differentiation assay of HDF into adipocytes cells. HDF cells obtained from
biorepository of Yarsi University and planted on 24-well plates at a density of 40,000 cells / well with 3
replications group. Then HDF cells received each treatments that are control without serum and
differentiation medium (K1), control serum and differentiation medium (K2), and control without serum
adipocyte cell differentiation medium dose of 300 μl. After confluence ± 70%, from the third well to
sixth well containing control without serum and differentiation medium replaced by a dose of honey
0.5% (K3), 1% (K4), 2% (K5), and 4% (K6 ). Subsequently incubated until day 7, 14, and 21. Observe
the changed shape of the cells that occur and captured by an inverted microscope. Then on day 21, the
next step is Oil Red-O staining. From these results it can be concluded that honey affects cell
differentiation assay of HDF into adipocytes cells with a maximum concentration of 1% honey and the
toxic levels of honey against the HDF cells is honey with a dose of 4%, in which due to the dose of 4%,
50% of the cells has died.

Keywords : Human Dermal Fibroblasts, Honey, differentiation adipocytes cells

PENDAHULUAN Human Dermal Fibroblast (HDF) (Menaldi


Kulit adalah organ terbesar dan et al, 2015). Fibroblas merupakan sel paling
membentuk lapisan terluar dari tubuh banyak yang terkandung di jaringan ikat, dan
manusia. Kulit manusia terdiri dari berperan penting dalam penyembuhan luka
epidermis, dermis dan subkutis. Sel-sel yang (Golberg et al, 2013). Bagian lapisan dermis
paling banyak di lapisan dermis adalah pada kulit memiliki subpopulasi sel punca

Nadira - Pengaruh Paparan Madu terhadap Uji Diferensiasi Human Dermal 1


Fibroblast (HDF) menjadi Sel Adiposit
Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Biologi Indonesia XXV
25-27 Agustus 2019

(Hadi et al, 2015). Sel punca memiliki dua diferensiasi sel HDF menjadi sel adiposit.
karakteristik utama yaitu kemampuan Sedangkan pewarnaan Oil Red-O digunakan
memperbaharui diri (proliferasi) dan untuk menandai sel adiposit dengan
diferensiasi trilineage, salah satunya dapat mewarnai lipid droplet (tetes lemak) yang
berdiferensiasi menjadi sel adiposit (Arno et ada di dalam sel. Kemudian sel adiposit akan
al, 2011). Salah satu sumber stem sel yaitu diamati melalui mikroskop inverted untuk
kulit yang dapat diambil dari preputium. melihat morfologi sel adiposit dan
Preputium adalah kulit yang menutupi glans mengetahui peningkatan jumlah sel HDF
penis dan dibuang saat sirkumsisi pada kaum yang berdiferensiasi menjadi sel adiposit.
pria. Preputium akan dipisahkan antara Oleh karena itu, penelitian mengenai peran
lapisan epidermis dengan dermisnya dan madu terhadap uji diferensiasi sel HDF
didapatkan Human Dermal Fibroblast. diperlukan sebagai model dalam
Madu adalah cairan manis alami yang pengembangan terapi berbasis sel secara
diproduksi oleh lebah madu (Apis mellifera) klinis.
dan berasal dari nektar berbagai tumbuhan METODE
berbunga. Madu telah digunakan sebagai
Desain Penelitian
obat tradisional selama berabad-abad oleh
Desain penelitian ini dilakukan secara
budaya yang berbeda untuk pengobatan
eksperimental secara in vitro.
berbagai gangguan termasuk luka bakar dan
luka kronis (Mandal & Mandal, 2011).
Waktu dan Tempat
Dilihat dari manfaat madu alami dalam obat
Penelitian dilakukan selama lima bulan,
tradisional yang kurang diaplikasikan untuk
dimulai April 2016 hingga Agustus 2016,
penyembuhan luka, sehingga selama
mengambil tempat di laboratorium terpadu
beberapa dekade terakhir, madu menjadi
Universitas YARSI.
sasaran laboratorium dan penyelidikan klinis
oleh beberapa kelompok penelitian (Eteraf-
Subjek Penelitian
Oskouei & Najafi, 2013). Hingga saat ini
Sel Human Dermal Fibroblast yang
belum diketahui secara jelas pengaruh
berasal dari biorepository Pusat Penelitian
pemberian madu terhadap kemampuan
Sel Punca Universitas Yarsi. Sel HDF
diferensiasi sel HDF menjadi sel adiposit.
ditanam dengan kepadatan 40.000 sel/well
Dalam penelitian ini menggunakan medium
dalam multi plate 24 well.
adipogenesis untuk mengetahui kemampuan
Nadira - Pengaruh Paparan Madu terhadap Uji Diferensiasi Human Dermal 8
Fibroblast (HDF) menjadi Sel Adiposit
Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Biologi Indonesia XXV
25-27 Agustus 2019

Prosedur Kerja 25 ke dalam tube 15 ml. Sentrifugasi pada


0
1500 RPM dengan suhu 22 C selama 7
Kultur sel Human Dermal Fibroblast menit. Lakukan, observasi dan penghitungan
(HDF) sel di bawah mikroskop. Buang isi medium
Human Dermal Fibroblast (HDF) diperoleh secara perlahan, supernatant dikocok manual
dari biorepository Pusat Penelitian Sel Punca dengan jari telunjuk. Ditambahkan DMEM
Universitas YARSI. Sel HDF dilakukan komplit 5 ml. Selanjutnya menghitung sel
thawing dengan mengeluarkan cryotube dari dengan hemasitometer yang dilihat
nitrogen cair dan inkubasi pada suhu 37°C menggunakan mikroskop.
dalam water bath. Seluruh suspensi sel dalam Sel HDF ditanam dalam multi well
cryotube dipindahkan ke tube 15 ml yang plate 24 well, masing-masing well berisi
berisi 10 ml medium komplit yaitu DMEM 40.000 sel/well. Dilakukan perlakukan
(Dulbecco’s Modified Eagle’s Medium), dengan berbagai kelompok yaitu dengan well
FBS (Fetal Bovine Serum) 10%, 100 unit/mL pertama berisi DMEM (sebagai kontrol)
penicillin, dan 100 μg/mL streptomycin . tanpa serum ditambahkan dengan medium
Selanjutnya, HDF ditanam pada Flask T-25 diferensiasi (medium adipogenesis) dengan
dan diinkubasi selama 6 hari dengan kadar dosis 300 μl (K1), well ke dua berisi kontrol
0
CO2 5% dan suhu 37 C. dan 10% FBS (sebagai serum) ditambahkan
Panen sel dengan medium diferensiasi (medium
Menggoyangkan Flask T-25 secara adipogenesis) dosis 300 μl (K2), well ke tiga
perlahan-lahan, dan membuang medium sampai dengan ke enam berisi kontrol tanpa
kemudian membilas Flask T-25 dengan PBS serum dan ditambahkan medium diferensiasi
5ml sebanyak 3 x. Berikan Trypsin 9 ml ke (medium adipogenesis) dengan dosis 300 μl.
dalam wadah kultur. Setelah itu Lalu diinkubasi dalam inkubator selama 5
menginkubasi dalam inkubator CO2 selama hari. Setelah konfluense + 70% , dari well ke
15 menit. Lakukan observasi pertumbuhan tiga sampai dengan ke enam yang berisi
sel pada Flask T-25 dibawah mikroskop. medium kontrol tanpa serum yang
Kemudian, masukan DMEM high glucose ditambahkan medium adipogenesis diganti
dan serum 10%, sebanyak 5ml ke dalam dengan medium madu dengan variasi dosis
Flask T-25. Pindahkan isi medium Flask T- 0,5% (K3), 1% (K4), 2% (K5), dan 4% (K6).

Nadira - Pengaruh Paparan Madu terhadap Uji Diferensiasi Human Dermal 9


Fibroblast (HDF) menjadi Sel Adiposit
Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Biologi Indonesia XXV
25-27 Agustus 2019

Setelah itu diinkubasi hingga hari ke 7. diferensiasi sel yang mempengaruhi jumlah
Kemudian well yang berisi medium madu sel HDF yang berdiferensiasi sel adiposit
pada hari ke-8 diganti dengan medium terendah pada perlakuan konsentrasi dosis
adipogenesis. Lakukan observasi terutama madu 4% dikarenakan sudah mencapai dosis
pada hari ke-14, ke-21 dan dilihat perubahan toksik (kematian sel) .
yang terjadi pada sel. Pada hari ke-21
dilanjutkan pewarnaan Oil Red-O serta di
foto menggunakan mikroskop inverted.

Analisis Data
Data secara kualitatif diperoleh dari gambar
yang diambil dari mikroskop inverted dan
software analisis gambar. Selanjutnya, data
secara kuantitatif berupa presentase sel yang
mengalami diferensiasi masing-masing
kelompok perlakuan dilakukan analisis
dengan Microsoft Excel dan SPSS.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini terlihat terjadi
peningkatan jumlah sel HDF dengan
kemampuan berdiferensiasi sel adiposit yang
Gambar 1. Pengaruh jumlah sel HDF yang
signifikan pada perlakuan kontrol dengan berdiferensiasi sel adiposit dengan perlakuan
serum dibandingkan dengan kontrol tanpa kontrol non serum, kontrol serum, konsentrasi
dosis madu 0,5 %, 1%, 2% dan 4% pada hari ke
serum. Selain itu didapatkan juga jumlah sel empat belas secara persentatif.
HDF yang berdiferensiasi sel adiposit Hasil data kualitatif diferensiasi sel
tertinggi pada perlakuan konsentrasi dosis Human Dermal Fibroblast menjadi sel
madu 1%. Pada konsentrasi dosis madu 2% adiposit setelah diberi pewarnaan Oil Red- O
masih terjadi diferensiasi sel HDF menjadi hari ke-21 :
sel adiposit walaupun mulai mengalami
penurunan jumlah sel, dan terjadi hambatan
Nadira - Pengaruh Paparan Madu terhadap Uji Diferensiasi Human Dermal 8
Fibroblast (HDF) menjadi Sel Adiposit
Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Biologi Indonesia XXV
25-27 Agustus 2019

faktor pertumbuhan yang mempengaruhi


pertumbuhan dan diferensiasi sel (Junqueira
LC, 2012). Sel HDF memiliki beberapa
faktor pertumbuhan,salah satu diantaranya
adalah FGF (Fibroblast Growth Factor)
(Khan et al. 2016). Faktor pertumbuhan
adalah protein yang mengikat reseptor pada
permukaan sel, salah satu fungsinya yaitu
mengaktifkan diferensiasi sel (Zheng et al.
2006). FGF merupakan faktor pertumbuhan
yang berperan dalam angiogenesis,
penyembuhan luka, perkembangan embrio,
dan berbagai jalur endokrin. FGF memiliki
efek pada sel punca multipoten.
Karakteristik sel yang termasuk sel punca
yaitu dapat berdiferensiasi trilineage, salah
Gambar 2. Pengaruh jumlah sel HDF yang satunya berdiferensiasi menjadi sel-sel
berdiferensiasi sel adiposit dengan perlakuan
kontrol non serum, kontrol serum , adiposit (Khan et al. 2016). Fibroblast
konsentrasi dosis madu 0,5 %, 1%, 2% dan
4% pada hari ke dua puluh satu setelah mencapai kepadatan maksimum antara 7 dan
pewarnaan Oil Red-O 14 hari setelah cedera. Ketika fungsi anatomi
B.PEMBAHASAN jaringan ini telah pulih, jaringan granulasi
Fibroblas dermal manusia (HDF) mengalami remodeling yang mengarah ke
memproduksi komponen matriks penurunan kepadatan fibroblast oleh
ekstraseluler (ECM) yang akan membantu apoptosis (Golberg et al. 2013).
mengisolasi dan memperbaiki jaringan yang Sesuai dengan penjelasan diatas, telah
rusak (Binda et al, 2014). Bagian lapisan dibuktikan pada penelitian ini pada hari ke-
dermis pada kulit memiliki subpopulasi sel 14 terjadi kepadatan maksimum
punca. Fibroblas asal dermis merupakan sel pertumbuhan sel HDF yang berdiferensiasi
yang berperan sebagai alternatif strategi menjadi sel adiposit. Karena sel HDF
regeneratif untuk luka (Hadi et al, 2015). memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi
Fibroblas merupakan sel target berbagai
Nadira - Pengaruh Paparan Madu terhadap Uji Diferensiasi Human Dermal 9
Fibroblast (HDF) menjadi Sel Adiposit
Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Biologi Indonesia XXV
25-27 Agustus 2019

menjadi sel adiposit, maka dapat di duga dengan kelompok perlakuan kontrol tanpa
bahwa fibroblast termasuk pada jenis stem serum. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
cell. pemberian madu dapat memicu tejadinya
diferensiasi sel adiposit. Hal ini
Madu memiliki beberapa
menunjukkan bahwa madu mempunyai
kandungan,salah satunya adalah Flavonoid
peranan yang sama dengan serum untuk
(Vandamme et al, 2013). Flavonoid memiliki
memaju adanya diferensiasi sel.
fungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi.
Antiinflamasi dapat memicu makrofag untuk Sebuah penelitian menunjukkan
menghasilkan factor pertumbuhan salah bahwa madu menciptakan suasana yang
satunya TGF-β (Transforming Growth menguntungkan untuk merangsang
Factor-β). TGF-β yang akan memicu pertumbuhan sel dan proliferasi pada
peningkatan jumlah sel fibroblast. regenerasi jaringan. Dilaporkan bahwa madu
Antioksidan dapat memicu terjadi proliferasi mengurangi peradangan, nyeri dan edema
dan diferensiasi sel (Napanggala, 2014). serta infeksi luka pada manusia. Diperlukan
Pada penelitian ini, terlihat sel HDF dosis pengenceran madu yang sesuai untuk
dengan perlakuan kontrol serum terjadi meningkatkan aktivitas selular yang terkait
peningkatan jumlah sel berdiferensiasi dengan penyembuhan luka (Chaudhary et al.
menjadi sel adiposit yang signifikan (P<0,05) 2015).
dibandingkan dengan perlakuan kontrol Penelitian ini juga membandingkan
tanpa serum, 0,5%, 1%. Sel HDF dengan jumlah diferensiasi sel HDF yang terpapar
perlakuan 0,5% terjadi peningkatan jumlah pada perlakuan madu dan kelompok serum.
sel berdiferensiasi menjadi sel adiposit yang Kelompok serum yang digunakan adalah
signifikan (P<0,05) dibandingkan dengan FBS (Fetal Bovine Serum) yaitu merupakan
perlakuan kontrol tanpaserum. Sel HDF suplemen pertumbuhan yang paling banyak
dengan perlakuan 1% terjadi peningkatan digunakan untuk kultur sel, terutama karena
jumlah sel berdiferensiasi menjadi sel faktor pertumbuhan yang tinggi dan
adiposit yang signifikan (P<0,05) rendahnya faktor penghambat pertumbuhan.
dibandingkan dengan perlakuan kontrol FBS menyediakan beberapa molekul penting
serum, kontrol tanpa serum, madu 0,5%, 2%. seperti albumin, antikimotripsin,
Pada dosis madu 2% terjadi peningkatan apolipoprotein, biotin, dan faktor pendukung
jumlah diferensiasi sel signifikan (P<0,05) pertumbuhan, yang dibutuhkan untuk

Nadira - Pengaruh Paparan Madu terhadap Uji Diferensiasi Human Dermal 8


Fibroblast (HDF) menjadi Sel Adiposit
Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Biologi Indonesia XXV
25-27 Agustus 2019

pertumbuhan optimal sel. Serum mengubah dalam meningkatkan viabilitas sel. Nilai
sifat fisikokimia pada media kultur sel, IC50 sitotoksisitas madu terhadap sel Human
termasuk viskositas, osmolalitas, kapasitas Dermal Fibroblast (HDF) sebesar 4,98%.
buffer, dan laju difusi (Zheng et al. 2006).

Hal ini membuktikan bahwa madu UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini, penulis ingin
berpengaruh terhadap uji diferensiasi sel
menyampaikan ungkapan terima kasih
HDF menjadi sel adiposit. Sehingga madu
kepada dr. Insan Sosiawan A. Tunru, Ph.D.
dilihat dari segi uji diferensiasi sel HDF
selaku Dekan Fakultas Kedokteran
menjadi sel adiposit, dapat menggantikan
Universitas YARSI, dan dr. Lilian Batubara,
peran serum sebagai alternatif pengobatan
M.Kes. selaku Wakil Dekan II Fakultas
untuk menyembuhkan luka
Kedokteran Universitas YARSI.

KESIMPULAN
Human Dermal Fibroblast memiliki REFERENSI
kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi Ab Kadir, R. et al., 2012. Characterization of
sel adiposit. Hal ini dikarenakan bagian mononucleated human peripheral
blood cells. The Scientific World
lapisan dermis pada kulit ini memiliki Journal, 2012.
subpopulasi sel punca. Madu berpengaruh Alvarez-Suarez, J.M. et al., 2010.
Contribution of honey in nutrition
terhadap kemampuan uji diferensiasi sel
and human health: a review.
HDF menjadi sel adiposit. Sehingga madu Mediterranean Journal of
Nutrition and Metabolism, 3(1),
dapat menggantikan peran serum sebagai
pp.15–23.
alternatif pengobatan untuk menyembuhkan Arno, A. et al., 2011. Stem cell therapy: a
new treatment for burns?
luka dan kemampuan meningkatkan
Pharmaceuticals, 4(10), pp.1355–
stemness. 1380.
Binda, D. et al., 2014. In vitro study of the
impact of mechanical tension on
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat the dermal fibroblast phenotype in
the context of skin wound healing.
disimpulkan bahwa penggunaan serum dan Journal of biomechanics, 47(14),
madu dengan dosis optimum dapat pp.3555–3561.
Bowler, P.G., 2002. Wound pathophysiology,
meningkatkan viabilitas sel. Madu dengan infection and therapeutic options.
dosis 1% merupakan dosis yang optimum
Nadira - Pengaruh Paparan Madu terhadap Uji Diferensiasi Human Dermal 9
Fibroblast (HDF) menjadi Sel Adiposit
Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Biologi Indonesia XXV
25-27 Agustus 2019

Annals of medicine, 34(6), pp.419– aplikasi klinis. Jakarta: Penerbit


427. Erlangga.
Branski, L.K. et al., 2009. A review of gene Junqueira LC, Carneiro J. 2012.Histologi
and stem cell therapy in cutaneous Dasar Teks dan Atlas. Edisi 12.
wound healing. Burns, 35(2), Jakarta : EGC
pp.171–180. Khan, S. et al., 2016. Fibroblast growth
Brohem, C. et al., 2013. Comparison between factor and vascular endothelial
fibroblasts and mesenchymal stem growth factor play a critical role in
cells derived from dermal and endotheliogenesis from human
adipose tissue. International adipose-derived stem cells.
journal of cosmetic science, 35(5), Journal of vascular surgery, pp.1–
pp.448–457. 10. Available
Casadei, A. et al., 2012. Adipose tissue at:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu
regeneration: a state of the art. bmed/27514438.
BioMed Research International,
2012. Latifi-Pupovci, H. et al., 2015. In vitro
Chaudhary, A. et al., 2015. Modulating migration and proliferation
prime molecular expressions and in (“wound healing”) potential of
vitro wound healing rate in mesenchymal stromal cells
keratinocyte (HaCaT) population generated from human CD271+
under characteristic honey dilutions. bone marrow mononuclear cells.
Journal of Ethnopharmacology, 166, Journal of translational medicine,
pp.211–219. Available at: 13(1),p.315.
http://dx.doi.org/10.1016/j.jep.2015.0 Li, B. & Wang, J.H.-C., 2011. Fibroblasts
3.017. and myofibroblasts in wound
Epstein, F.H., Singer, A.J. & Clark, R.A., healing: force generation and
1999. Cutaneous wound healing. New measurement. Journal of tissue
England journal of medicine, viability, 20(4), pp.108–120.
341(10), pp.738–746. Mandal, M.D. & Mandal, S., 2011. Honey:
Eteraf-Oskouei, T. & Najafi, M., 2013. its medicinal property and
Traditional and modern uses of antibacterial activity. Asian Pacific
natural honey in human diseases: a Journal of Tropical Biomedicine,
review. Iranian journal of basic 1(2), pp.154–160.
medical sciences, 16(6), pp.731–742. Menaldi,Sri Linuwih SW. 2015.Ilmu
Golberg, A. et al., 2013. Regeneration and Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
control of human fibroblast cell ke tujuh. Jakarta: Fakultas
density by intermittently delivered Kedokteran Universitas Indonesia.
pulsed electric fields. Biotechnology Molan, P. & Rhodes, T., 2015. Honey: A
and bioengineering. Biologic Wound Dressing.
Hadi, R.S., Kusuma, I. & Sandra, Y., 2015. Wounds: a compendium of clinical
Allogeneic human dermal research and practice, 27(6),
fibroblasts are viable in peripheral pp.141–151.
blood mononuclear co-culture. Nordqvist C. 2012. Circumcision Benefits
Universa Medicina, 33(2),pp.91–99. More Than Risks, AAP. Diakses
Halim D, Murti H, Sandra F, Boediono A, pada 9Oktober2016, dari http ://
Djuwantono T, Setiawan B. www.medicalnewstoday.com/articl
2010.Stem cell-dasar teori & es/249567.php.

Nadira - Pengaruh Paparan Madu terhadap Uji Diferensiasi Human Dermal 8


Fibroblast (HDF) menjadi Sel Adiposit
Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Biologi Indonesia XXV
25-27 Agustus 2019

Ranzato, E., Martinotti, S. & Burlando, B., defects and osteoarthritis. Cell
2015. Honey exposure stimulates transplantation, 24(9), pp.1661–1678.
wound repair of human dermal
fibroblasts. Burns \& Trauma, 1(1), Zheng, X. et al., 2006. Proteomic analysis
p.32. for the assessment of different lots of
Rosique, R.G., Rosique, M.J. & Farina fetal bovine serum as a raw material
Junior, J.A., 2015. Curbing for cell culture. Part IV. Application
Inflammation in Skin Wound of proteomics to the manufacture of
Healing: A Review. International biological drugs. Biotechnology
journal of inflammation, 2015. Progress, 22(5), pp.1294–1300.
Salem, H.K. & Thiemermann, C., 2010.
Mesenchymal stromal cells: current
understanding and clinical status.
Stem cells, 28(3), pp.585–596.
Sheng, G., 2015. The developmental basis
of mesenchymal stem/stromal cells
(MSCs). BMC developmental
biology, 15(1), p.1.
Vandamme, L. et al., 2013. Honey in
modern wound care: A systematic
review. Burns, 39(8), pp.1514–1525.
Wang, Y. et al., 2015. Mesenchymal stem
cells for treating articular cartilage

Nadira - Pengaruh Paparan Madu terhadap Uji Diferensiasi Human Dermal 9


Fibroblast (HDF) menjadi Sel Adiposit

You might also like