Professional Documents
Culture Documents
Document PDF
Document PDF
Abstract
Cognitive stimulation is one of the options that influence the level of knowledge. The intention
is to provide information in order to improve the knowledge and thus, leads to the changes on
behavior. This research examines the effect of cognitive stimulation on the level of knowledge
of the pulmonary tuberculosis in-patient. This research employs one group pretest-posttest
design through the help of purposive sampling collection technique. The number of sample
involved in this research is 18 individuals. The data analysis is performed using the
Spearman’s correlation test. The result of the analysis generated the r value of 0.559 which
means strongly and positively correlated. The bivariate testing results in the p value of
(0.016)<α(0.05), meaning that the effect of the cognitive stimulation on the patient’s level of
knowledge exists. It is suggested that the health care services optimizes the counseling
sessions conducted to patients and their families by employing the cognitive stimulation
aimed at improving the patient’s level of knowledge as well as their compliance in taking their
medication to help recover from the pulmonary tuberculosis, respectively.
Abstrak
Stimulasi kognitif merupakan salah satu cara untuk mempengaruhi tingkat pengetahuan.
Tujuan dari stimulasi kognitif memberikan informasi sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan dan mampu mengubah perilaku. Pada penelitian ini menjelaskan pengaruh
stimulasi kognitif terhadap tingkat pengetahuan tentang penyakit tuberculosis paru. Desain
penelitian yang digunakan one group pretest-posttest dengan teknik pengambilan sampel
purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 18 responden. Data dianalisis
menggunakan uji korelasi spearman. Hasil yang ditunjukkan memiliki nilai r sebesar 0,559
yang bermakna korelasi positif dan kuat. Hasil uji bivariat yang diperoleh p value
(0,016)<α(0,05) artinya ada pengaruh stimulasi kognitif terhadap tingkat pengetahuan pasien.
Saran untuk layanan kesehatan agar mengoptimalkan program penyuluhan pasien dan
keluarga menggunakan teknik stimulasi kognitif untuk meningkatkan tingkat pengetahuan
pasien dan kepatuhan dalam berobat sehingga sembuh dari penyakit tuberculosis paru.
kematangan, pembentukan, minat dan bakat, baik sehingga pasien memiliki informasi yang
dan kebebasan [15]. lebih adekuat terkait dengan kondisi penyakit
Pasien dengan tingkat pengetahun yang dialami.
kategori akan mampu mencapai perilaku Hasil yang lebih terinci ditunjukkan pada
peningkatan kesehatan lebih baik, sedangkan tabel hasil ditunjukkan memberikan informasi
kategori cukup dan kurang akan lebih sulit tingkat pengetahuan pasien pada setiap
mencapai. Hal tersebut menjadi dasar diberikan indikator dalam kuesioner. Kuesioner yang
informasi melalui stimulasi kognitif sehingga digunakan berpedoman pada tingkatan
pasien TB lebih optimal dalam mencapi perilaku pengetahuan mulai dari tahu, memahami,
peningkatan kesehatan. penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Hasil
yang ditunjukkan bahwa lebih dari 50% pada
Tingkat Pengetahuan Setelah Perlakuan kategori baik ditunjukkan pada indikator
Stimulasi Kognitif pengertian, tanda dan gejala, dan penanganan.
Pemberian informasi dilakukan untuk Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
meningkatkan pengetahuan. Proses yang pengetahuan pasien berada pada tahap
terlibat dalam pemberian informasi yaitu penerapan. Penerapan adalah pengumpulan
asimilasi yang berarti keadaan menyatukan pemikiran sehingga memiliki ketrampilan
informasi baru ke struktur kognitif yang sudah menggunakan fakta, generalisasi, prinsip-prinsip
ada di dalam pikiran. Penyatuan informasi dan teori dalam keadaan konkrit [19,20]. Pada
membuat konsep perpaduan antara informasi tahap ini maka pasien sudah mampu
lama dan informasi yang baru didapatkan menjabarkan kondisi penyakit yang dialami
[16,17]. Pemberian informasi kepada pasien hanya sampai penanganan belum mencapai
termasuk dalam bidang stimulasi kognitif [18]. pencegahan sebagai upaya preventif .
Hasil yang diperoleh setelah pemberian Kategori yang baik ditunjukkan pada nilai
stimulasi kognitif sesuai tabel bahwa tingkat posstest bahwa terjadi peningkatan tingkat
pengetahuan kategori baik sebesar 88,9% dan pengetahuan. Lebih dari 50% sudah sampai
cukup sebesar 11,1%. Informasi yang adekuat hingga indikator pencegahan sehingga berarti
akan mengarahkan individu dalam pencapaian tingkatan pengetahuan pasien pada tahap
tujuan yang diinginkan. Imogene King analisis. Analisis adalah suatu kemampuan
menjelaskan pemberian stimulus dilakukan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
untuk merubah perilaku dalam mencapai suatu dalam komponen-komponen, tetapi masih
tujuan yang telah ditetapkan. Informasi yang dalam satu struktur organisasi, dan masih ada
didapatkan melalui komunikasi yang kaitannya satu sama lain [19,20]. Kondisi
didefinisikan sebagai proses pemberian tersebut menunjukkan kemampuan yang baik
informasi dari berbagai pihak baik langsung dan dalam penerimaan informasi sehingga terbentuk
tak langsung [8,9]. Peneliti berasumsi bahwa penyatuan informasi baru dan sudah dipahami.
perubahan hasil menjadi lebih banyak pada Informasi yang baru menjadi menyatu dengan
kategori baik menjadi 88,9% akan memperbaiki informasi yang lama yang disebut asimilasi.
tingkat pengetahun individu sehingga akan lebih Keberhasil pada tahap asimilasi akan membuat
mudah dalam perilaku peningkatan kesehatan. pasien dapat memutuskan untuk melakukan
Berdasarkan tabel yaitu perbandingan perubahan perilaku peningkatan kesehatan.
nilai pretest dan posttest bahwa terdapat
perubahan kategori baik sebesar 50% menjadi Pengaruh Stimulasi Kognitif terhadap
88,9%, kategori cukup 33,3% menjadi 11,1%, Tingkat Pengetahuan Pasien TB Paru Rawat
dan kategori kurang 16,7% menjadi 0%. Inap di Rumah Sakit Paru
Perubahan tersebut dipengaruhi oleh pemberian Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa
stimulasi kognitif yang diberikan. Terdapat nilai p value (0,016)<α (0,05) yang berarti Ha
perbedaan yang signifkikan antara pretest dan diterima sehingga ada pengaruh stimulasi
posttest. Hal tersebut menunjukkan proses kognitif yang diberikan pada pasien di ruang
asimilasi berhasil dilakuakan yaitu penyatuan rawat inap. Koefisien korelasi 0,559 juga
informasi lama dengan informasi baru untuk memiliki arti pada pengaruh yang diberikan
memberikan kerangka pemikiran yang baru. bahwa korelasi bersifat kuat begitu juga
Perubahan yang paling signifikan terlihat pada pengaruh dari stimulasi kognitif kepada pasien.
kategori kurang dari 16,7% menjadi 0%. Hal Asumsi dari peneliti, pengaruh yang kuat maka
tersebut membuktikan bahwa pasien mengalami menunjukkan bahwa stimulasi kognitif dapat
peningkatan pengetahuan dan menjadi lebih dilakukan kepada pasien sebagai upaya
individu dapat mengatasi masalah yang dialami frekuensi, dan alat ukur yang lebih tepat serta
jika memiliki kekuatan, kemauan, dan sampel yang lebih mewakili.
pengetahuan yang dibutuhkan. [9,31].
Kemampuan mengingat akan lebih tinggi Daftar Pustaka
melihat simbol yang mudah dipahami daripada
penjelasan yang panjang dan rinci. Imogene [1] Mansjoer, Triyanti, Savitri, Wardhani,
King menjelaskan bahwa manusia memiliki Setiowulan. Kapita selekta kedokteran.
kebutuhan pokok terkait informasi kesehatan Jakarta: Media Aesculapius; 2000.
sehingga dapat mengatasi masalah kesehatan [2] Indonesia. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
yang sedang dialami dan mencapai tujuan yang Timur: Profil kesehatan Provinsi Jawa
diinginkan [32]. Timur tahun 2012. Surabaya: Dinkes
Teori yang selaras, diungkapkan oleh Provinsi Jatim; 2013.
Nola J. Pender bahwa faktor yang [3] Indonesia. Kementerian Kesehatan
mempengaruhi dalam perilaku peningkatan Republik Indonesia: Riset kesehatan dasar
kesehatan salah satunya yaitu perilaku riskesdas tahun 2013. kesehatan. Jakarta:
peningkatan kesehatan (health promoting Kemenkes RI; 2013.
behavior) merupakan titik akhir dari perilaku [4] Senewe FP. Faktor yang mempengaruhi
promosi kesehatan atau yang ingin dicapai [33].
kepatuhan berobat penderita tuberculosis
Stimulasi kognitif juga mengarahkan pada titik
paru di Puskesmas Depok. Buletin
akhir dari promosi kesehatan yaitu peningktan
Penelitian Kesehatan, Vol 30 Issue 1; 2002.
kesehatan pasien.
Stimulasi kognitif merupakan cara dalam [5] Soepandi PZ. Diagnosis dan
memberikan informasi dalam bentuk gambar penatalaksanaan Tb-MDR. Departemen
sehingga memberi bayangan terkait informasi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
yang disampaikan [22]. Oleh karena itu, Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas
penelitian stimulasi kognitif yang dilakukan pada Indonesia [Internet]. [Jakarta]; 2010 [cited
pasien di rawat inap Rumah Sakit Paru Jember 2014 February 17]. Available
menjadi perhatian dalam pemberian informasi from:http://www.kalbemed.com/Portals/6/07
dengan cara yang lebih efektif dan mudah 18%20Diagnosis %20tbmdr.pdf.
dipahami. Hal yang menjadi perhatian adalah [6] Bastable SB. Perawat sebagai pendidik.
frekuensi dalam pemberian stimulasi karena Jakarta: EGC; 2002.
semakin sering akan semakin baik. [7] Gunarsa SD. Konseling dan psikoterapi.
Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi; 2007.
Simpulan dan Saran [8] Marriner A. Teori ilmu keperawatan para
Tingkat pengetahuan setelah perlakuan ahli dan berbagai pandangannya (nurisng
dengan kategori baik 88,9% dan cukup 11,1%. theorist and their work). Alih Bahasa dan
Analisis pengaruh stimulasi kognitif, ada Editor: Ismail Ekawijaya dan Ridlo Riyono.
pengaruh yang signifikan stimulasi kognitif Toronto: The mosby Company; 2001.
terhadap tingkat pengetahuan pasien dengan p [9] Potter, Perry. Buku ajar fundamental
value(0,016)<α (0,05) dan kekuatan korelasi keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik.
0,559 yang berarti positif dan kuat dengan Volume 1. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2005.
tingkat kepercayaan 95%.
Saran yang dapat diberikan kepada
[10] Lemeshow, Hosmer Jr, Klar, Kwanga.
Besar sampel dalam penelitian kesehatan.
pasien agar mengetahui hak sebagai pasien
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press;
untuk mendapatkan informasi secara lengkap
1997.
terkait kondisi yang dialami dengan cara yang
mudah diterima. Saran untuk perawat agar [11] Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: konsep
mengoptimalkan asuhan keperawatan dengan klinis konsep-konsep penyakit. Jakarta:
melakukan intervensi stimulasi kognitif untuk EGC; 2005.
meningkatkan pengetahuan pasien. Saran bagi [12] Wadjah N. Gambaran karakteristik
pihak rumah sakit agar penelitian ini memberi penderita TBC paru di wilayah kerja
masukan bagi pihak rumah sakit untuk lebih Puskesmas Pagimana Kecamatan
meningkatkan promosi kesehatan tidak hanya Pagimana Kabupaten Banggai Tahun 2012
pada keluarga pasien tetapi juga berfokus [Internet]. [Place unknown]; 2012 [cited
kepada pasien. Saran bagi penelitian 2014 May 28]. Available from:
selanjutnya mempertimbangkan durasi, http://ejurnal.fikk.ung.ac.id/index.php/PHJ/a