Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 4
Jurnal Peneltian Hasit Huran Forest Produets Research Journal Vol. 4, No. 1 (1987) pp. 22-25 ISOLASI OLEORESIN DARI KULIT KAYU MANIS DENGAN PROSES PERKOLASI solation of oleoresin from Cassia vera bark by percolation process) Oteh/By Jacob Ando ‘Summary ‘The result of oleoresn from Cassia vera bark by percolation proces is presented in this report. The analyses comprise ofthe determination of oleresin yield, essential oil and cinnamic aldehyde. The determination based on oven dry weight revealed that oleoresin yield vary from 6.27—7.48 percent; essential oil content from 8.10992 percent and clamamic aldehyde content from 39.88 41.89 percent. The optimum yield of oleoresin was produced at temperature of 25°C ond with two hours time of percolation process. Temperature and time of percolation process indicated a non signficam efect tothe cinnamic aldehyde yield I. PENDAHULUAN Kulit kayu manis mengandung oleoresin, yang dapat diisolasi dengan proses perkolasi dengan memper- ‘gunakan pelarut etilalkohol. ‘Kayu manis merupakan tanaman rempah-rempah yang tergolong ke dalam famili Lauraceae. Jenis kayu manis yang telah dikenal dalam dunia perdagangan antara lain adalah Cinnamomum zeylanicum Breyn, Cinnamomum burmannii Blume dan Cinnamomum lourcirit Nees. Kayu manis banyak tumbuh di Ceylon, Jamaica, India, Mauritius, Republik Rakyat Cina, Birma dan Vietnam. Di Indonesia kayu manis merupakan tanaman perkebunan rakyat, banyak terdapat di daerah Suma- tera Barat, yang pada tahun 1980 luasnya mencapai 12,759,80 hektar. Di pulau Jawa terdapat di Banyumas ‘Timur, yang merupakan tanaman percobaan untuk penghijauan. Pohon kayu manis termasuk pohon yang cepat tumbuh dengan batang lurus dan bercabang-cabang, ‘Tumbuh baik di tanah dengan ketinggian S00—1500 m di atas permukaan laut, dengan curah hujan sekitar 200-250 mm per tahun. Kulitnya dapat diambil setelah ‘mencapai usia antara 3—$ tahun. Pohon yang sedang, besarnya menghasilkan 3 kg kulit batang dan 1,5 kg. kulit cabang kering udara, sedangkan produksi kulit ayu manis tiap hektar kira-kira 2000 kg. Daun kayu manis mengandung minyak atsiri terutama jenis Cinnamomum cassia Blume, yang kandungan minyak atsirinya berkisar antara 1~1,5% dengan harga yang sangat mahal. Oleoresin dari kulit kayu manis dan minyak atsiri dari daunnya banyak digunakan untuk rempah- 2 rempah, ramuan obat-obatan, parfum, kosmetik dan farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat- sifat oleoresin, pengaruh temperatur dan waktu perkolasi terhadap rendemen produksi. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu dan memperluas daya guna tanaman ""Cassia vera”. Il, BAHAN DAN METODE PENELITIAN Bahan baku berupa kulit kayu manis diambil dari daerah Sumatera Barat dan Jawa Tengah dari jenis Cinnamomum burmannii Blume. Oleoresin dari kulit kayu manis diisolasi dengan proses perkolasi, proses yang sedethana dengan mempergunakan pelarut etilalkohol pada suhu 25°C dan 45°C dengan waktu perkolasi selama 1,5 jam, 2 jam dan 2,5 jam. Serbuk kulit kayu manis kering udara sebanyak 50 gram ditimbang dengan teliti ke dalam piala gelas, lalu ditambahkan 150 mi pelarut etilalkohol dan diaduk dengan pengaduk bermagnit masing-masing 1,5 jam, 2 jam dan 2,5 jam pada suhu 25°C dan 45°C. Kemudian pelarutnya disuling secara vakum pada suhu 55°C, sehingga yang tinggal hanya oleoresinnya saja, Se- lanjutnya ditetapkan rendemennya, dan dari oleoresin yang dihasilkan ditetapkan kandungan minyak atsiri- nya dan kandungan Cinnamaldehidanya. 1. Penetapan kandungan minyak atsiri Oleoresin (A) ditimbang sebanyak 5 gram ke dalam labu didih | liter, kemudian ditambahkan $00 ml air suling dan dihubungkan dengan alat minyak atsir ‘lat penampung minyak diisi setengahnya dengan air dan 5 ml xylol dengan pipet (Va), kemudian didihkan selama 8 jam dan volume minyak yang tertampung dalam alat penampung minyak atsiri dicatat (Vo), kandungan minyak atsiri dihitung sebagai berikut: Kandungan minyak at (Wa=Vo) x 100 2. Penetapan kandungan cinnamaldehida Ditimbang 0,1 gram oleoresin ke dalam erlen- ‘meyer, kemudian dilarutkan dengan $00 ml etilalkohol. ‘Tambahkan 4 tetes indikator Brom Phenol Blue (BPB) 0,5% dalam etilalkohol 0,4N dengan pipet, lalu dengan cepat ditambahkan hidroksilamin hidrochlorida, NH2- OH. HCL 0,5N sebanyak 20 ml. Didiamkan 15 menit dan 10° menit untuk blanko (bm)) Cinnamaldehida dihitung sebagai berikut: (b-a) x NHCL x 132,15 “~“Bobot contoh Percobaan ini merupakan rancangan faktorial dengan lengkap meliputi dua perlakuan yaitu suhu (A) dengan dua taraf : ay = 25°C dan ay = 45°C dan waktu perkolasi (B) dengan tiga taraf : by = 1,5 jam, by = 2 jam dan bj = 2,5 jam. Cinnamaldehida x 100% Ill, HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam Tabel | dapat dilihat hasil anatisa oleoresin ‘yang menunjukkan bahwa rendemen oleoresin berkisar antara 6,27—7,8%, kandungan minyak atsiri 8,10— 9.92% dan kandungan Cinnamaldehida 39,53— 41,59% Sidik ragam (Tabel 2) mengenai rendemen oleoresin menunjukkan bahwa perlakuan suhu, waktu perkolasi, juga interaksi antara suhu dan waktu ‘abel 1. Hasilanaiseoleoresin®) Suh Waktu Persentase terhadap beratkering oven (Tempera. perkolasi (Percentage based on oven dry weit) ‘wre) (ime 05 .6-——$——— colation) Rendemen Minyak asi Cinnamal- ‘leoresin (Essential dehida (ieldof ol) (Cinnamic oleoresiny aldehyde) by oan 4139 ; ae a13k 7A 3953 ba 6,67 A138 » he oe b 696 BS 4059 Keterangan (Remarks): *) Nila atarata dai kali wlangan (Mean value of 3 replications) Kandungan ‘Tabel 2. Sidk ragam rendemen oleoresin Table 2._Analyis of veriance for yield of oleoresin Sumber Derajat_Jumlah Kundrat Fit. Fetabel (Source) —bebas_—kuadrat_tengah (Peal) (rable) (Dearees (Sumof (Mean of fredom) squares) square) 0.05 0.01 1 2 3 4 s 6 7 Jumiah 28 as (Tota) Perlkun $4372 O,87S 86,8840) 2,77 4,25, (Treatment) Sohw 10,380,380 37,6260) 4,41 8,28 (Tempera. sre) Waktuper- 22678 1,337 132,461"4) 3,55 6.01 oles (Time of percolation) Ineraksi 2 04689 65,2480) 3,55 6.01 nuer- action) Kekeliun 180,182 0.010 0,100 Error) Keterangan (Remarks}: *) Berbeda sangat nyata (Highly significant) perkolasi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap rendemen oleoresin yang dihasilkan. Hasil uji BNJ menunjukkan bahwa rendemen oleoresin dengan wakta perkolasi 2 jam dan 2,5 jam pada suhu 25°C merupakan hasil yang tertinggi antara perlakuan suhu. Hasil uji BNJ selanjutnya terhadap interaksi antara perlakuan suhu dan perlakuan waktu perkolasi (Lampiran 1) menunjukkan bahwa rendemen, oleoresin yang dihasilkan pada suhu 25°C berbeda sangat nyata dengan rendemen oleoresin yang dihasil- kan pada suhu 45°C. Sidik ragam pada Tabel 3 mengenai kandungan, minyak atsiri menunjukkan bahwa perlakuan suhu, waktu perkolasi dan interaksi antara suhu dan waktu perkolasi sangat berpengaruh terhadap kandungan ‘minyak atsiri yang dihasilkan, sedangkan perlakuan suhu memberikan pengaruh yang tidak nyata. Hasil uji BNJ (Lampiran 2) menunjukkan bahwa ‘kandungan minyak atsiri yang dihasilkan dengan waktu perkolasi 1,5 jam tidak berbeda nyata dengan kandungan minyak atsiri yang dihasilkan dengan waktu perkolasi 2 jam, tetapi berbeda sangat nyata dengan kandungan minyak atsiri yang dihasitkan dengan waktu perkolasi 2,5 jam pada suhu 45°C. Kandungan minyak atsiri yang optimum dihasilkan pada kondisi suhu 25°C. dengan waktu perkolasi 2 jam. 23 Tabel 3. Sik ragam kandungan minyak atsiri Table 3. Analysis of variance for essential oil content Sumber Derajat_ Juma Kuadrat’ Fit, Fabel (Source) bebas—kuadrat_tengah (Fale) (Fiabe) (Deerees of (Sumof (Mean freedom) squares) square) 0.05 0.01 Jomih 238808) (Tovet) Perlakuan $7,816.89, 1684) 2,77 4,28, (Treaiment) Suhu 1001 0018 o.ts at 8,28 (Tempera. sure) Wakrupers 2 S.373 2,686 4.7184) 3,55 601 olas (Time of percolation) Ineraksi 22.08 1,016, 601 Umer: ‘action) Kekeliuan 18 1,393 0,077 = 0.078 KK = 3.08% (Error) (Eron Keterangan (Remarks): **) Berbeda sangat nyata (Highly significant) abel 4. Sick ragam kandungan Cinnamaldehida Table 4. Analysis of variance for Cinnamic aldehyde content Sumber Derajat_ Juma Kuadrat’ Fitung Fabel Gource) —bebas— uadrat_—tengah (Fale) (Fable) (Degrees of (Sumof (Mean reedom) squares) square) . Jumiah 23 36,795 (Tora Perlakuan = $11,793 2,389 1,70 2,77 4.25 (Treatment) Suhw 1 0919 019th 8,28 (Tempera. ‘rey Waktupers 2 8S0h 4.282 3.05 3,58 6.01 oles (Time of percolation) Imeraksi 23271638 3,8S 601 Umer: ‘ction) Kekeicuan 25021 1,389= 1,179 KK = 2.89% (Error) (Eron 4 Sidik ragam seperti yang tertera pada Tabel 4 ‘mengenai kandungan Cinnamaldehida ternyata bahwa perlakuan, suhu, waktu perkolasi dan interaksi antara, suhu dengan waktu perkolasi memberikan pengaruh yang tidak nyata. Dengan demikian suhu 25°C dan 45°C dengan waktu perkolasi 1,5 jam dan 2,5 jam tidak menghasilkan perbedaan kandungan Cinnamaldehida yang nyata, IV. KESIMPULAN 1. Analisa oleoresin memberikan hasil sebagai berikut: Rendemen antara 6,27—7,48%, kandungan minyak asiri 8,10 ~9,92% dan kandungan Cinnamaldehida 39,53—41,59%. 2. Rendemen oleoresin yang optimal dihasilkan pada suhu 28°C dengan waktu perkolasi 2 jam (7.48%) 3. Perlakuan suhu dan waktu perkolasi tidak ber- Pengaruh nyata terhadap kandungan Cinnamal- dehida. 4. Penelitian diharapkan dapat dilanjutkan mengingat bahwa oleoresin dari kulit kayu manissangat diperlukan dalam dunia perdagangan, terutama untuk industriindustri- makanan, parfum, kos- ‘metika, ramuan obat-obatan, farmasi dan lain sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 1974, Pedoman bercocok tanam Cassia vera. Departemen Pertanian. Direktorat Jen- deral Perkebunan. Brown, E.G. 1955. Cinnamon and Cassia Sources, Production and Trade. Col. Pl. Anim. Prod., §, 527-580. Clevenger, J.F. 1941. Volatile Oil in Cassia bark. J. Assoc. Office. Aguic. Chemists., 24, 461 —464. Guenther, E. 1950. The Essential oil. Van Nostrand ‘Company Inc. New York, 4, 213-256. Muhammad, 1973, Pedoman Bercocok Tanam Kayu Manis (Cinnamomum sp.) Circular No. 27, Lembaga Penelitian Tanaman Industri, Bogor. Stahl, W.H. Skarzyuski and W.A. Voelker. 1969. Differentiation of certain type of Cassias and Cinnamous by measurement of mucillaginous Character J. Assoc. Office. Agric Chemists., 52, 741-744, Tan Hong Sieng, 1962. Minyak Atsiri, Balai Penelitian Kimia, Bogor. Lampiran 1. Hail uji BNJ faktor AB untuk rendemen oleoresin Appendix 1. _HSD test af factor AB for oleoresin yield *) Berbeda nyata (Sinfican [Lampiran 2. Hasil uji BNJ faktor AB untuk kandungan minyak Appendix 2. HSD test of factor AB for essential oil content B A AIWAy a 063 B 028 By 0.78) By -B 0,32 ous By-B; 1820) os BBs 0.30 0.30 Keterangan (Remarks): **) Berbedasangat nyata (Hight significann) ©) Berbeda nyata (Significant)

You might also like