Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693 – 4393

Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia


Yogyakarta, 22 Februari 2011

Pembuatan Protein Sel Tunggal dari Limbah Nanas


dengan Proses Fermentasi

Harsa Pawignya

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta


Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta, 55283
E-mail : Harsa_paw@yahoo.co.id

Abstract

Pineapple usually only consumed meat only, skin and cob are removed so that if the pile is a waste that can
pollute the environment. Pineapple waste contains a lot of sucrose, glucose and nutrients , pineapple waste
can be potentially utilized as a carbon source in fermentation processes of single cell protein production.
Pineapple waste with 4.94% glucose levels can be used as raw material for manufacture of single cell protein
by using yeast fermentation Saccaromyces Cereviceae. In this study, single cell protein production process is done
by a three stage process, namely: the first stage of fermentation media, preparing materials, making the
starter for the second phase of growth and activation of the yeast Saccaromyces Cereviceae shaking way for
two days and the third stage is the fermentation process is the process by which proteins single cells from
sugar because of the influence of enzymes produced by yeast Saccaromyces Cereviceae, then
performed the analysis.
From the research that has pineapple waste could be utilized further to single cell protein, the best
condition was obtained at pH 4.5 with the addition of nutrients as much as 0.8 grams. Fermentation time during
the two days there is an increase of protein content and weight of sediment. From a review of this fermentation
process kinetics constants obtained specific growth rate (μ) in the fastest time of 18 hours is 0.0562 per hour.

Keyword : Fermentation

PENDAHULUAN Pada saat ini dan masa mendatang


kebutuhan protein akan semakin meningkat
Di Indonesia banyak ditanam pohon buah termasuk kebutuhan protein oleh hewan sebagai
nanas, tanaman ini dapat menghasilkan buah pakan ternak, sehingga dalam penelitian ini akan
nanas dan buah nanas yang sudah masak dapat dicoba pembuatan Protein Sel Tunggal dari
dikonsumsi langsung sebagai buah segar . Buah limbah nanas dengan proses fermentasi
nanas biasanya dikonsumsi orang adalah pada menggunakan yeast Saccharomyces cereviceae,
bagian dagingnya saja , sedangkan bagian kulit hasil Protein Sel Tunggal yang diperoleh
dan bonggolnya hanya dibuang begitu saja nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai
sehingga hal ini jika dibiarkan akan semakin makanan tambahan pada makanan ternak yang
menumpuk dan menjadi limbah yang dapat kaya akan protein.
mengganggu lingkungan. Untuk itu limbah Tujuan penelitian ini adalah mempelajari
nanas ini perlu dimanfaatkan lebih lanjut. hubungan variable-variabel : pH, penambahan
Limbah nanas banyak mengandung sukrosa, nutrisi, dan waktu fermentasi terhadap hasil
glukosa dan nutrisi-nutrisi lainnya, limbah nanas protein serta mencari konstanta kecepatan
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber pertumbuhan spesifik (μ ).
karbon pada proses fermentasi yang dapat Tumbuhan Nanas termasuk famili
menghasilkan Protein Sel Tunggal. Bromeliaceae, spesies Annas Comosus, tanaman
nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat

A05-1
tahunan. Tumbuhan buah nanas terdiri dari (Cooney, 1981).
bagian utama meliputi : akar, batang, daun, Setiap mikroorganisme yang mampu
bunga, buah, dan tunas-tunas. Buah nanas tumbuh menggunakan selulosa sebagai sumber
mengandung gizi yang cukup tinggi seperti karbon, dapat digunakan untuk membuat Protein
terlihat pada table 1 berikut : Sel Tunggal. Bahan lain yang dapat digunakan
adalah bahan yang mengandung gula, dan
Tabel 1, Kandungan gizi buah nanas segar tiap mikroorganisme yang digunakan adalah yeast..
100 gram bahan : Pemilihan yeast yang dapat digunakan untuk
pembuatan Protein Sel Tunggal dilakukan
No Kandungan Gizi Jumlah berdasarkan laju pertumbuhan, kemudahan
1 Kalori 52,00 Kal pemeliharaan kultur, kesederhanaan medis, dan
2 Protein 0,40 gr kandungan protein serta kualitas gizinya, hal ini
3 Lemak 0,20 gr dimaksudkan karena Protein Sel Tunggal
4 Karbohidrat 16,00 gr digunakan sebagai sumber protein disamping
5 Posfor 11,00 x 10-3 gr berperan sebagai sumber vitamin B dan mineral.
6 Zat besi 0,30 x 10-3 gr (Muljono, 1992). Protein kasar yang terkandung
7 Vitamin A 130,00 SI dalam yeast berkisar 55% – 60 % dan asam
8 Vitamin B1 0,08 x 10-3 gr nukleat berkisar 15 % pada basis kering ,
9 Vitamin C 24,00 x 10-3 gr dibanding dengan fungi dimana kandungan
10 Air 85,30 gr protein kasarnya 50 % - 55 % dan algae
11 Bagian dapat 53,00 % kandungan protein kasarnya 60 % (Kristinah
dimakan (Bdd) dkk, 2005).
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI (2004) Jenis yeast yang dapat digunakan untuk
pembuatan Protein Sel Tunggal antara lain :
Dari Tabel 1 diatas , buah nanas yang dapat a. Saccharomyces cereviceae
dimakan hanya 53 % sehingga ada 47 % yang b. Kluyveromyces lactis.
dibuang sebagai limbah, limbah nanas banyak c. Candida utilis.
mengandung sukrosa , glukosa dan nutrisi-nutrisi d. Kluyveromyces marxianus.
lainnya sehingga limbah nanas tersebut sangat Pada penelitian ini digunakan yeast
potensial dimanfaatkan sebagai substrat (sumber Saccharomyces cereviceae, keuntungan yeast ini
karbon) untuk produksi Protein Sel Tunggal. adalah toleran terhadap lingkungan yang lebih
Protein Sel tunggal adalah istilah yang asam dengan pH antara 3,5 sampai 5,5
digunakan untuk protein kasar atau murni yang mempunyai suhu pertumbuhan 25oC – 30 oC.
berasal dari mikroorganisme bersel satu atau Keuntungan lain yeast mempunyai diameter sel
banyak yang sederhana , seperti bakteri, khamir sekitar 0,0005 cm, dengan diameter sebesar ini
(yeast) , jamur , ganggang dan protozoa yeast mudah dipisahkan dengan cara sentrifugal,
(Tannenbaum, 1971). Protein Sel Tunggal dapat tanpa memerlukan tahap penggumpalan.(Jean L.
digunakan sebagai tambahan protein pada Mark, 1991). Saccharomyces cereviceae dapat
pangan , pelengkap protein untuk ternak dan hidup pada lingkungan yang lebih asam dan
ramuan pangan yang berfungsi sebagai mempunyai kondisi untuk pertumbuhan pada
pembentuk cita rasa . Menurut Muljono, 1992, suhu kamar yaitu 25 – 30 oC.
produk ini memiliki prospek yang cukup baik Fermentasi adalah perubahan substrat
dikembangkan lebih lanjut . karena untuk menjadi bahan lain karena aktivitas mikroba,
memproduksinya tidak diperlukan areal yang factor yang perlu diperhatikan dalam proses
luas, tidak menimbulkan limbah, dan proses fermentasi adalah :
produksinya cepat , reproduksi mikroorganisme Kadar gula, kebutuhan Nutrisi, pH, temperature,
seperti bakteri dan khamir dapat memberikan aerasi, dan waktu fermentasi.
hasil yang lebih besar setiap jam , sedangkan Didalam proses fermentasi dapat dipelajari
ganggang memerlukan waktu kurang dari satu Kinetika pertumbuhan sel dapat dinyatakan
hari. Persamaan reaksi pembuatan Protein Sel sebagai berikut :
Tunggal (PST) pada proses fermentasi adalah Kinerika pertumbuhan sel menggunakan system
sebagai berikut : batch, dalam suatu interval waktu yang singkat
(dt) akan terjadi kenaikan jumlah biomassa (dX)
C6H12O 6 + Sumber N+ ¾ O2 + Mikroorganisme sehingga diperoleh persamaan berikut :
+ Minerat + Nutrien Massa sel baru dX = μ X
(PST) + C5H9NO4 + CO2 + H 2O dt

A05-2
lalu didinginkan , larutan ini disebut dengan
μ = ln Xi – ln Xo media fermentasi.
t 2.Pembuatan Starter.
Hubungan antara kecepatan pertumbuhan Sukrosa sebanyak 22,4 gram dilarutkan
spesifik μ dan konsentrasi substrat dengan 100 ml aquades , pH larutan diatur
diperkenalkan oleh Monod tahun 1942 sampai 5 lalu ditambah nutrisi berupa (NH4 )
persamaan Monod dapat ditulis sebagai berikut : 2SO4 dan KH2 PO4 lalu larutan dipanaskan untuk
μ = μmax. S sterelisasi sampai waktunya 1 jam dan kemudian
Ks + S didinginkan , setelah dingin dimasukkan yeast
Saccharomyces Cereviceae kemudian
Dimana μmax adalah kecepatan difermentasi dengan cara dishaking selama 2
pertumbuhan maksimal ketika S >> Ks dan hari.
konsentrasi dari semua nutrisi yang penting tidak 3. Fermentasi
berubah. Ks adalah nilai dari konsentrasi nutrisi Media fermentasi dimasukkan ke dalam
ketika μ sama dengan setengah dari nilai μmax Erlenmeyer lalu ditambah nutrisi (NH4 ) 2SO4
sehingga persamaan dapat disederhanakan dan KH2 PO4 lalu larutan divariasikan pH nya
menjadi : lalu disterelisasi dengan dipanaskan selama 1
1 = Ks 1 + 1 jam setelah itu didinginkan , larutan ditambah
μ μmax. S μmax starter dan difermentasikan selama 2 hari.
Setelah 2 hari larutan dianalisis kadar proteinnya.
Dengan membuat grafik hubungan antara
1/μ dan 1/S , maka akan didapatkan persamaan
garis lurus dengan intersep 1/μmax dan slope HASIL DAN PEMBAHASAN
Ks/μmax A. Pengaruh pH medium fermentasi
terhadap kadar protein produk.
Volume media = 450 ml
METODOLOGI Kadar glukosa =4,94 %
Bahan Utama : Volume starter = 50 ml
a. Limbah nanas diperoleh dari pasar Suhu = 30 oC
Demangan, dianalisis kadar glukosa = Berat nutrisi = 0,5 gram
4,94 % dan kadar protein = 0,9075 %. Waktu Fermentasi = 2 hari
b. Saccharomyches cerevisiae,dibeli dari
Fakultas Pertanian UPN ”Veteran” Tabel 2. Pengaruh pH terhadap kadar protein
Yogyakarta. produk.
Bahan Pembantu :
NaOH , Gula pasir, Aquadest, Asam asetat, No pH Kadar Protein
Kalium Hidrophosfat, Ammonium sulfat (g/500ml)
Alat Percobaan dan Alat Analisis : 1 3 0,9468
a. Shaking Incubator 2 3,5 0,9671
b. Autoklaf 3 4 1,5176
c. Erlenmeyer 500 ml 4 4,5 2,4773
d. Alumunium foil 5 5 1,8975
e. Spektrofotometer 6 5,5 1,2468
f. Conway
g. Panci stainless steel 3

h. Water Bath 2.5

i. Blender 2

1.5

1
Cara Penelitian
0.5
Proses fermentasi pembuatan Protein Sel
0
Tunggal dari limbah nanas dibagi menjadi 3 0 2 4 6
tahap: pH
1. Persiapan bahan
Limbah kulit nanas dicuci kemudian
Gambar 1. Grafik Hubungan pH terhadap kadar
diblender sampai halus , setelah itu disaring,
protein produk
cairan diambil dan dipanaskan sampai mendidih

A05-3
Dari Tabel 2. dan Gambar 1. terlihat bahwa C. Pengaruh Waktu Fermentasi terhadap
semakin besar pH sampai pH 4,5 maka terjadi Kadar protein produk.
kenaikan kadar protein hal ini karena semakin
besar pH maka semakin sesuai dengan kondisi pH = 4,5
pH yang dibutuhkan yeast dan setelah pH 4,5 Berat Nutrisi = 0,8 g.
kadar protein semakin menurun hal ini karena
tekanan osmose larutan lebih besar maka dinding Tabel 4. Pengaruh Waktu Fermentasi terhadap
yeast akan pecah dan yeast akan mati. Kadar protein produk.

No Waktu (jam) Kadar Protein


B. Pengaruh penambahan Nutrisi (%)
(NH2)SO4 dan KH2PO4 terhadap Kadar 1 6 1,264
Protein 2 12 1,3217
3 18 1,5486
pH = 4,5 4 24 1,7584
Waktu fermentasi = 2 hari. 5 30 2,0585
6 36 2,0852
7 42 2,1563
Tabel 3. Pengaruh penambahan Nutrisi terhadap 8 48 2,4245
Kadar protein produk.
2.5

No Nutrisi Kadar Protein 2

(g) (%) 1.5

1 0 1,0640 1
2 0,4 1,7540 0.5
3 0,8 2,3515
0
4 1,2 2,0150 0 10 20 30 40
5 1,6 1,5963 Waktu Fermentasi (jam)
6 2,0 1,3540

2.5
Grafik 3. Hubungan Waktu fermentasi terhadap
kadar protein.
2
Dari Tabel 4. dan Gambar 3. diperoleh
1.5
bahwa semakin lama waktu fermentasi diperoleh
1 kadar protein yang semakin tinggi hal ini karena
0.5 yeast melakukan pertumbuhan dan perkembang
0 biakan.
0 0.5 1 1.5 2 2.5

Berat Nutrisi (g) D. Harga Konstante pertumbuhan spesifik (μ)


Dari hasil perhitungan diperoleh Konstante
Gambar 2. Grafik Hubungan Jumlah nutrisi (g) pertumbuhan spesifik untuk kondisi paling baik
terhadap kadar protein (%) pada waktu 18 jam adalah (μ) = 0,0562 /jam.

Dari Tabel 3. dan Gambar 2. terlihat bahwa


semakin banyak nutrisi yang ditambahkan KESIMPULAN
sampai 1,2 g maka diperoleh kadar protein yang 1. Limbah nanas dapat dimanfaatkan lebih
semakin besar hal ini karena yeast dalam lanjut menjadi Protein Sel Tunggal.
pertumbuhannya memerlukan nutrisi , tetapi 2. Kondisi terbaik diperoleh pada pH 4,5
setelah penambahan 1,2 g diperoleh kadar dengan penambahan nutrisi 0,8 g dan
protein semakin menurun hal ini karena waktu fermentasi 2 hari.
penambahan nutrisi yang berlebih dapat 3. Dari tinjauan kinetika fermentasi
menghambat pertumbuhan yeast. diperoleh konstante kecepatan
pertumbuhan spesifik (μ) adalah
0,0562/jam.

A05-4
UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA
Dalam kesempatan ini penyusun Cooney,C.L., 1981, ”Growth of Microorganism
mengucapkan terima kasih kepada Saudara in Biotechnology”, Verlag, Chemie,
Bunga lista Asmarawati dan Saudara Neni Tri Weinheim
Handayani yang telah membantu dalam Fardiaz, S., 1993. “Mikrobiologi Pangan”,
analisisnya. PAU Pangan dan Gizi, Universitas
Gajah Mada,Yogyakarta.
Frazier, W.C, Westhoff, D.C, 1979. “Food
DAFTAR NOTASI Microbiology” , ed.3 , Mc.Graw Hill
Ks = Konstante kejenuhan sel , g/ml Publishing Co.Ltd., New Delhi
S = Kadar substrat, g/ml Rahayu, E. S., Retno I. Tyas, U. Enis H., Nur
t = waktu , jam C., 1993, “Bahan Pangan Hasil
X = Jumlah massa sel , g/ 500 ml Fermentasi”, Pusat Antar Universitas
μ = kontante kecepatan pertumbuhan spesifik, Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.
1/jam. Sudarmadji, Kasmidjo, 1989, “Mikrobiologi
μmax = Konstante kecepatan pertumbuhan Pangan” PAU Pangan dan Gizi,
spesifik maksimal, 1/jam Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
W = Jumlah sampel , ml Tannenbaun, S.R., 1971, ” Single Cell Protein ,
Xo = Jumlah sel awal Food for Future ”, Jurnal Fod Technology.
Xi = Jumlah sel akhir

A05-5

You might also like