Pengaruh Motivasi Kerja Perawat Terhadap Penerapan Program Keselamatan Pasien Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit X Tangerang Selatan PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Pengaruh Motivasi Kerja Perawat terhadap Penerapan Program Keselamatan Pasien di Unit Rawat Inap Rumah

Sakit X Tangerang Selatan

PENGARUH MOTIVASI KERJA PERAWAT TERHADAP


PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI
UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT X TANGERANG
SELATAN
Yenny V. Handayani, Rokiah Kusumapradja
Program Studi Magister Administrasi Manajemen Rumah Sakit Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk Jakarta 11510
very_fazle@yahoo.com
Abstract
Patient safety is a basic principle of health care and the right of every patient in
receiving health services. The performance of patient safety as a quality
performance of a hospital organization is influenced by the performance of
nurses in it. Behind the efforts of Hospital X Tangerang Selatan in improving its
service, there are still some challenges related to service quality indicators,
especially in terms of the practice of carrying out patient safety in this hospital.
Based on initial observations still found nurses who work regardless of patient
safety principles. This study aims to determine the effect of individual
characteristics of nurses, knowledge and work motivation of nurse on the
implementation of patient safety program. The study was conducted on 30
respondents at inpatient unit of Hospital X in Tangerang Selatan. The research
was done by quantitative method with correlational design. Data was collected
by using questionnaires distributed to respondent to assess the respondent’s
information of age and years of service, their knowledge, work motivation and
their implementation on patient safety program. Data analysis was performed
using multivariat regression. Result of the research indicate that age variable
and work motivation of nurse have positive and significant effect to the
succesfull of patient safety program. Meanwhile, the nurse's working period and
nurse's knowledge about patient safety did not significantly influence the
implementation of patient safety program. Therefore, hospital management
policies related to the improvement of nurse’s work motivation need to be done
to improve the success of the patient safety program.

Keywords: characteristic, motivation, nurse, patient safety, knowledge

Abstrak
Keselamatan pasien adalah prinsip dasar perawatan kesehatan dan hak setiap
pasien dalam menerima layanan kesehatan. Kinerja keselamatan pasien sebagai
kualitas kinerja suatu organisasi rumah sakit dipengaruhi oleh kinerja perawat di
dalamnya. Dibalik upaya Rumah Sakit X Tangerang Selatan dalam memperbaiki
pelayanannya, masih ada beberapa tantangan yang berkaitan dengan indikator
kualitas layanan, terutama dalam hal praktik keselamatan pasien di rumah sakit
ini. Berdasarkan pengamatan awal masih ditemukan perawat yang bekerja
terlepas dari prinsip keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh karakteristik individu perawat, pengetahuan dan motivasi
kerja perawat terhadap pelaksanaan program keselamatan pasien. Penelitian
dilakukan terhadap 30 responden di unit rawat inap Rumah Sakit X di Tangerang
Selatan. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dengan desain
korelasional. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang
disebarkan kepada responden untuk menilai informasi responden tentang usia
dan tahun pelayanan, pengetahuan, motivasi kerja dan pelaksanaannya pada
program keselamatan pasien. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
regresi multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel umur dan
motivasi kerja perawat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan
Hospitalia, Volume 1 Nomor 1, Februari 2018 67
Pengaruh Motivasi Kerja Perawat terhadap Penerapan Program Keselamatan Pasien di Unit Rawat Inap Rumah
Sakit X Tangerang Selatan

program keselamatan pasien. Sementara itu, masa kerja perawat dan


pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien tidak mempengaruhi secara
signifikan pelaksanaan program keselamatan pasien. Oleh karena itu, kebijakan
manajemen rumah sakit terkait peningkatan motivasi kerja perawat perlu
dilakukan untuk memperbaiki keberhasilan program keselamatan pasien.

Kata kunci: karakteristik, motivasi, perawat, keselamatan pasien, pengetahuan

Pendahuluan risiko pasien jatuh [9].


Masalah keselamatan pasien Penerapan keselamatan pasien di
(patient safety) dalam organisasi layanan rumah sakit dipengaruhi peran Sumber
kesehatan telah menjadi perhatian dunia Daya Manusia pemberi pelayanan. SDM
dan dunia kesehatan menanggapinya yang mempunyai populasi terbesar di
dengan usaha keras untuk mengatasi rumah sakit dibandingkan dengan tenaga
masalah tersebut [4]. World Health lainnya dan memiliki waktu paling lama
Organization (WHO) pada tahun 2004 kontak langsung dengan pasien adalah
mencanangkan program keselamatan perawat. Perawat merupakan petugas
pasien yang disebut WHO Patient Safety, kesehatan yang mempunyai peranan
dengan misi: Every patient receives safe sangat penting dalam proses pengobatan
health care, every time, everywhere. pasien. Perawat memiliki peran yang
Sedangkan gerakkan keselamatan pasien utama dalam meningkatkan dan
di Indonesia dimulai ketika Perhimpunan mempertahankan kesehatan klien dengan
Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mendorong klien untuk lebih pro-aktif
mengambil inisiatif membentuk Komite jika membutuhkan pelayanan selama
Keselamatan Pasien Rumah Sakit pada menjalani perawatan. Oleh karena itu,
tahun 2005. perawat perlu memiliki pengetahuan yang
Undang-Undang No. 14 tahun 2009 cukup tentang program patient safety.
tentang Rumah Sakit menyebutkan Perawat sebagai individu memiliki
bahwa keselamatan pasien adalah prinsip karakter yang berbeda-beda. Siagian
dasar dari pelayanan kesehatan dan [13] menyatakan bahwa karakteristik
memandang bahwa keselamatan pasien individu dapat dilihat dari usia, jenis
merupakan hak bagi setiap pasien dalam kelamin, status pernikahan, jumlah
menerima pelayanan kesehatan. Setiap tanggungan dan masa kerja. Marrow
tenaga medis yang bekerja di rumah dalam Prayitno [10] menyatakan bahwa
sakit harus bekerja sesuai dengan komitment organisasi dipengaruhi oleh
standar profesi, standar pelayanan rumah karakteristik individu yang mencakup
sakit, standar prosedur operasional yang usia, masa kerja, pendidikan dan jenis
berlaku, etika profesi, menghormati hak kelamin. Penelitian yang dilakukan oleh
pasien dan mengutamakan keselamatan Nanda [16] menyebutkan bahwa
pasien [15]. penerapan program keselamatan pasien
Untuk melaksanakan ketentuan dipergaruhi oleh karakteristik individu
Undang-undang ini, Kementrian dari perawat, yaitu usia dan pengalaman
Kesehatan menerbitkan PERMENKES No. kerja.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 yang Selain karakter, masing-masing
menetapkan Enam Sasaran Patient Safety individu perawat juga mempunyai
yang meliputi ketepatan identifikasi motivasi yang berbeda-beda [12].
pasien; peningkatan komunikasi yang Motivasi menurut Moody & Pesut, yang
efektif; peningkatan keamanan obat yang dikutip dalam disertasi doktoral Kristi
perlu diwaspadai; kepastian tepat-lokasi, Tode [14], adalah dorongan berbasis
tepat prosedur, tepat pasien operasi; nilai, didorong oleh dorongan psiko-
pengurangan risiko infeksi terkait biologis yang mengaktifkan dan
pelayanan kesehatan dan pengurangan menuntun perilaku manusia dalam
Hospitalia, Volume 1 Nomor 1, Februari 2018 68
Pengaruh Motivasi Kerja Perawat terhadap Penerapan Program Keselamatan Pasien di Unit Rawat Inap Rumah
Sakit X Tangerang Selatan

menanggapi diri sendiri, lingkungan lain tanpa menghiraukan prinsip patient


dan lingkungan, mendukung kepuasan safety. Beberapa kejadian dilaksanakan
intrinsik dan mengarah pada pemenuhan tidak sesuai dengan SPO, sehingga dapat
dorongan manusiawi yang disengaja, membahayakan pasien. Contoh yang
kebutuhan yang dirasakan, dan tujuan paling sederhana adalah mengawali
yang diinginkan. Berdasarkan definisi tindakan tanpa cuci tangan terlebih
tersebut, maka motivasi atau dorongan dahulu. Dari hasil audit hand hygiene
dari dalam diri perawat akan diperlukan rumah sakit bulan Januari – Juni 2017,
dalam mendukung keberhasilan program kepatuhan terhadap hand hygiene rumah
pelaksanaan patient safety. sakit masih sebesar 70%, dibawah
Sejalan dengan beberapa uraian kriteria yang ditetapkan rumah sakit
diatas, Rumah Sakit X Tangerang Selatan sebesar 80%. Selain itu, dari catatan
telah berupaya untuk selalu menjaga dan absensi juga ditemui bahwa angka
mengembangkan mutu layanan dengan kedisiplinan kehadiran rata-rata sebesar
melaksanakan program patient safety 80 % dari target KPI sebesar 95%
dengan membentuk Tim Keselamatan sehingga proses hand over per shift tidak
Pasien RS (TKPRS RS X ). Rumah Sakit X dilakukan secara optimal.
Tangerang Selatan menyadari bahwa Selain itu, kinerja (operasional)
untuk mencapai hal tersebut diperlukan Rumah Sakit X Tangerang Selatan tahun
pengembangan citra baru profesi tenaga 2017 menunjukkan rendahnya capaian
kesehatan yang handal yang memiliki pada beberapa indikator kinerja
kinerja yang baik, selalu berupaya operasional, diantaranya adalah: BOR
meningkatkan pengetahuan dan (Bed Occupancy Ratio/Angka
pemahaman terkait bidang tugasnya dan Pemanfaatan Tempat Tidur) yang
memiliki motivasi yang tinggi, penuh menunjukkan angka 56,2% di tahun
disiplin dan berkomitmen dalam 2016, menurun menjadi 45% ditahun
memberikan pelayanan kesehatan yang 2017. Angka ini ternyata masih relatif
selalu mengutamakan keselamatan kurang jika dibandingkan dengan
pasien secara terpadu untuk mencapai Parameter Depkes RI, 2005 yang
pelayanan kesehatan yang optimal mensyaratkan BOR ideal yakni 60-85%.
kepada masyarakat yang dilayaninya. Selain itu, kasus IKP juga mengalami
Rumah Sakit X Tangerang Selatan peningkatan. Prosentase peningkatan
ini merupakan rumah sakit umum kelas C tertinggi terjadi di ruangan rawat inap
dengan jumlah tempat tidur rawat inap dengan prosentase peningkatan kasus
sebanyak 50 bed. Rumah sakit ini IKP sebanyak 30% bila dibandingkan
mempunyai jumlah perawat sebanyak 47 pada bulan yang sama di tahun 2016.
orang perawat. Jumlah ini setara dengan Dari hasil interview dengan bagian
40% dari total seluruh pegawai rumah personalia, didapatkan keterangan bahwa
sakit diluar dokter. Jumlah ini beberapa perawat telah dikirimkan untuk
membuktikan bahwa kinerja perawat mengikuti pelatihan yang berkaitan
akan mempengaruhi kinerja rumah sakit dengan patient safety. Selain itu, SPO
secara keseluruhan. juga telah disosialisasikan kepada para
Dibalik upaya Rumah Sakit X perawat sampai dengan level bawah. Hal
dalam meningkatkan pelayanannya, ini bertolak belakang dengan hasil yang
ternyata masih terdapat sejumlah didapat pada pengamatan awal peneliti
masalah atau tantangan terkait indikator bahwa beberapa perawat bekerja dengan
mutu layanan terutama dalam hal praktik tidak mengindahkan patient safety.
melaksanakan patient safety di rumah Tujuan penelitian adalah
sakit ini. Berdasarkan pengamatan awal mengetahui faktor-faktor yang
yang dilakukan oleh penulis, masih berhubungan dan yang paling
dijumpai tenaga perawat yang bekerja berpengaruh terhadap penerapan

Hospitalia, Volume 1 Nomor 1, Februari 2018 69


Pengaruh Motivasi Kerja Perawat terhadap Penerapan Program Keselamatan Pasien di Unit Rawat Inap Rumah
Sakit X Tangerang Selatan

program patient safety di unit rawat inap adalah keseluruhan perawat di unit rawat
Rumah Sakit X Tangerang Selatan. inap Rumah Sakit X Tangerang Selatan
Manfaat penelitian antara lain dapat Dengan jumlah populasi perawat di unit
digunakan sebagai bahan pertimbangan rawat inap Rumah Sakit X Tangerang
kepada pihak manajemen rumah sakit Selatan sebanyak 30 orang, dan
dalam menentukan kebijakan dan ketepatan yang diinginkan sebesar 10%,
keputusan terkait penerapan program maka jumlah sampel yang diperlukan
patient safety di Rumah Sakit X adalah 23 responden. Namun demikian,
Tangerang Selatan. mengingat jumlah sampel yang kecil <
50, maka penulis mengambil jumlah
Metode Penelitian responden sebanyak 30 orang (sampling
Penelitian ini disusun jenuh).
menggunakan pendekatan kuantitatif, Kuesioner digunakan sebagai
metode survey dan teknik korelatif. instrument penelitian untuk mendapatkan
Penelitian disebut kuantitatif karena data data primer penelitian dari masing-
yang dikumpulkan bersifat kuantitatif masing variabel penelitian. Variabel
atau dapat dikuantitatifkan dengan terikat dalam penelitian ini adalah
menghitung atau mengukur dan analisis penerapan program patient safety,
data dilakukan dengan cara statistik. dengan variabel bebasnya adalah
Sedangkan teknik korelasional berkaitan karakteristik individu perawat (usia dan
dengan pengumpulan data untuk masa kerja), pengetahuan perawat
menentukan ada tidaknya hubungan tentang patient safety dan motivasi kerja
antara dua variabel atau lebih dan perawat. Model penelitian digambarkan
seberapakah tingkat hubungannya [17]. pada Gambar 1 berikut ini.
Populasi dalam penelitian ini

Gambar 1. Model Penelitian

Skala interval Likert (1 sampai 5) menggunakan bantuan program analisis


digunakan dalam kuisioner variabel statistic SPSS versi 22, dengan metodi uji
pelaksanaan program patient safety dan regresi linear berganda, uji F dan uji t. Uji
variable motivasi kerja. Sedangkan Skala linear berganda dimaksudkan untuk
Gutman digunakan pada variabel menguji pengaruh semua variabel bebas
pengetahuan tentang patient safety. terhadap variabel terikat secara
Sebelum kuisioner dibagikan kepada para bersamaan. Uji t digunakan untuk
responden, dilakukan uji validitas dan menguji hipotesis secara parsial, yakni
reliabilitas kuisioner menggunakan dengan membandingkan t hitung dengan
korelasi Pearson dan α Cronbach. t tabel dengan signifikansi 5%. Uji F atau
Analisis data dilakukan uji Anova, dilakukan untuk melihat
Hospitalia, Volume 1 Nomor 1, Februari 2018 70
Pengaruh Motivasi Kerja Perawat terhadap Penerapan Program Keselamatan Pasien di Unit Rawat Inap Rumah
Sakit X Tangerang Selatan

bagaimanakah perngaruh semua variabel masih kurang.


secara bersama-sama terhadap variabel
terikatnya.

Hasil dan Pembahasan


Gambaran data variabel penelitian
Responden yang diteliti memiliki
rentang usia antara 22 – 42 tahun
dengan usia terbanyak berada pada
rentang 22 – 27 tahun. Mayoritas
responden memiliki masa kerja ≤ 2 tahun
di Rumah Sakit X Tangerang Selatan. Gambar 2
Indikator Motivasi Kerja Perawat
Tabel 1
Deskripsi Responden Aspek penerapan program patient
No. Variabel n % safety tergolong rendah, yaitu hanya
Karakteristik - Usia sebesar 43,3% responden (13 orang)
1. ≤ 27 tahun 16 Orang 53,3% telah menerapkan program patient safety
2. > 27 tahun 14 Orang 46,7% dengan baik, sedangkan 56,7% masih
Karakteristik – Masa Kerja
kurang baik. Berdasarkan indikatornya,
1. ≤ 2 tahun 17 Orang 56,7%
2. > 2 tahun 13 Orang 43,3 %
indikator pengurangan risiko pasien jatuh
Pengetahuan perawat memiliki nilai terendah sedangkan
1. Baik 22 Orang 73,3 % indikator tertinggi ada pada pengurangan
2. Kurang 8 Orang 26,7 % risiko infeksi.
Motivasi Kerja Perawat
1. Baik 15 Orang 50 %
2. Kurang 15 Orang 50 %
Penerapan Program patient safety
1. Baik 13 Orang 43,3 %
2. Kurang 17 Orang 56,7 %
Sumber : Data Primer

Pengetahuan responden terhadap


penerapan program patient safety
tergolong tinggi, dengan mayoritas
responden (22 orang) mempunyai skor
yang baik. Namun demikian, terdapat Gambar 3
jumlah yang seimbang antara responden Indikator Penerapan Program Patient
yang memiliki motivasi kerja yang baik Safety
dan yang kurang.
Indikator motivasi yang tertinggi b. Pengujian Hipotesis
adalah tanggung jawab dengan skor Hasil uji F yang dilakukan terhadap
126,25 sedangkan indikator terendah data penelitian menunjukkan bahwa nilai
adalah disiplin, dengan skor rata-rata F hitung (13,152) lebih dari F tabel (2,74)
115. Hal ini sesuai dengan data yang dengan signifikansi 0,00 < 0,05. Hal ini
didapatkan dari bagian HRD mengenai membuktikan bahwa variabel bebas
kedisiplinan dalam hal kehadiran yang secara bersama-sama dan simultan
masih dibawah standar KPI. Indikator berpengaruh terhadap variabel terikatnya
motivasi lainnya yaitu penghargaan (H0 ditolak dan H1 diterima)
memiliki skor 116,75 yang
menggambarkan kepuasan perawat
terhadap penghargaan yang diterima
Hospitalia, Volume 1 Nomor 1, Februari 2018 77
Pengaruh Motivasi Kerja Perawat terhadap Penerapan Program Keselamatan Pasien di Unit Rawat Inap Rumah
Sakit X Tangerang Selatan

Tabel 2
Hasil Uji F
Variabel Bebas Variabel Terikat F Hitung F Tabel Signifikansi
Karakteristik Individu
(usia – masa karja), Penerapan
Pengetahuan tentang Program Patient
Patient Safety dan Safety 13,152 2,74 0,00
Motivasi Kerja
Perawat,
Sumber: Analisis Data

Hasil penelitian juga menunjukaan berpengaruh secara positif dan signifikan


bahwa variabel motivasi kerja perawat terhadap pelaksanaan program patient
mempunyai pengaruh paling signifikan safety. Demikian pula variabel motivasi
dibandingkan dengan variabel-variable kerja perawat. Namun demikian, variabel
bebas lainnya terhadap variabel karakteristik – masa kerja perawat dan
penerapan program patient safety (Tabel variabel pengetahuan perawat tentang
3). patient safety tidak terbukti secara
Ditinjau dari pengaruh tiap-tiap signifikan berpengaruh terhadap
variabel bebas secara sendiri-sendiri pelaksanaan program patient safety.
terhadap variabel terikatnya, didapatkan
hasil bahwa karakter individu – usia

Tabel 3
Hasil Uji Linear Berganda
Variabel Koefisien Signifikansi t t Tabel Keterangan
B Std. Hitung
error
Karakter 0,444 0,127 0,002 3,504 2,05954 H1 diterima
Usia
Karakter -0,205 0,533 0,704 -0,384 2,05954 H0 diterima
Masa Kerja
Pengetahuan 0,119 0,872 0,893 0,136 2,05954 H0 diterima
Patient
safety
Motivasi 0,637 0,131 0,000 4,863 2,05954 H1 diterima
Kerja
Perawat
Sumber: Analisis Data

Pengaruh positif faktor usia penerapan program patient safety.


terhadap kinerja dapat dipahami, Menurut Erdiyanto [3], masa kerja
mengingat usia yang meningkat akan karyawan sangat mempengaruhi
meningkatkan kebijaksanaan dan motivasi, bisa kearah positif dan negatif,
kemampuan seseorang untuk mengambil terganting dari benefit dan kenaikan
keputusan, berpikir rasional, jabatan yang didapatkannya. Karyawan
mengendalikan emosi dan bertoleransi baru akan berusaha menunjukkan
terhadap pandangan orang lain. Hal ini performa yang baik dimata atasannya,
menjadi faktor penguat yang muncul dari sedangkan karyawan lama cenderung
dalam diri perawat itu sendiri, sehingga memiliki attitude lebih positif daripada
berpengaruh terhadap peningkatan karwayan yang baru. Hasil penelitian
kinerja dan dukungan terhadap Erdiyanto pun menunjukkan bahwa tidak
Hospitalia, Volume 1 Nomor 1, Februari 2018 78
Pengaruh Motivasi Kerja Perawat terhadap Penerapan Program Keselamatan Pasien di Unit Rawat Inap Rumah
Sakit X Tangerang Selatan

ada pengaruh signifikan antara masa safety.


kerja dengan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini juga
Perawat dapat merasa bosan membuktikan kebenaran teori motivasi
dengan pekerjaan yang dilakukannya internal (internal theory) yang
terus menerus secara sama jika tidak menyatakan bahwa motivasi memberikan
diimbangi dorongan yang kuat dari dalam dorongan berbasis nilai, didorong oleh
dirinya untuk terus bekerja secara baik. dorongan psiko-biologis yang
Sehingga, masa kerja yang lama jika mengaktifkan dan menuntun perilaku
tidak diimbangi oleh motivasi yang baik manusia dalam menanggapi diri sendiri,
dapat menjadi faktor menurunnya tingkat lingkungan lain dan lingkungan,
kinerja dan dukungannya dengan patient mendukung kepuasan intrinsik dan
safety. mengarah pada pemenuhan dorongan
Hasil penelitian ini bertolak manusiawi yang disengaja, kebutuhan
belakang dengan penelitian sebelumnya yang dirasakan, dan tujuan yang
yang telah dilakukan oleh Nanda [16] diinginkan.
yang menunjukkan bahwa masa kerja Sebagai saran, penerapan program
perawat berhubungan positif terhadap patient safety dapat ditingkatkan dengan
penerapan program patient safety. memperhatikan pola ketenagaan yang
Diungkapkan oleh Nanda bahwa tepat. Pembagian staffing pada setiap
responden dengan masa kerja ≥ 5 tahun shift dinas perawat harus memperhatikan
0,015 kali memiliki sikap mendukung distribusi usia. Kebijakan jenjang karir
yang baik dalam penerapan program yang jelas merupakan salah satu wujud
keselamatan pasien dibandingkan dengan penghargaan yang akan meningkatkan
responden dengan masa kerja < 5 tahun. motivasi dalam rangka mendukung
Dari sisi pengetahuan, adanya penerapan program patient safety.
pengetahuan yang baik tentang patient Manajemen rumah sakit juga perlu untuk
safety dalam diri perawat diharapkan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang
akan menimbulkan kesadaran dan bertujuan meningkatkan motivasi kerja
dorongan diri untuk untuk perawat. Di sisi lain, continuous
menjalankannya. Namun demikian, tidak improvement tetap harus dilakukan untuk
selamanya kesadaran diri itu muncul meningkatan kemampuan pengetahuan
pada diri manusia. Diperlukan dorongan perawat melalui pelatihan berkaitan
yang yang lebih dari sekedar dengan penerapan program patient
pengetahuan sehingga kesadaran itu safety.
timbul. Dorongan itu bisa timbul dari
dalam diri, yaitu berupa motivasi internal, Daftar Pustaka
maupun dorongan dari luar, yang berupa Departemen Kesehatan Republik
peraturan, reward and punhisment. Indonesia: Panduan Nasional
Disinilah kemudian peran motivasi itu Keselamatan Pasien Rumah Sakit
penting. (Patien Safety). Jakarta, 2015.

Kesimpulan Dyne, Graham J.W: Organizational


Berdasarkan hasil penelitian dan Citizenship Behaviour: Construct
analisis data, ditemukan bahwa variabel redefinition Measurement and
motivasi kerja perawat merupakan Validation. Academic management
variabel yang paling dominan dan paling Journal. 2005
berpengaruh secara nyata terhadap
penerapan program patient safety. Erdiyanto.LE Nicolaus, dkk. Pengaruh
Semakin tinggi motivasi kerja perawat, Masa Kerja dan Lingkungan Kerja
maka akan semakin tinggi pula Melalui Motivasi terhadap Kinerja di
keberhasilan penerapan program patient PT Phillips Indonesia. STIE

Hospitalia, Volume 1 Nomor 1, Februari 2018 79


Pengaruh Motivasi Kerja Perawat terhadap Penerapan Program Keselamatan Pasien di Unit Rawat Inap Rumah
Sakit X Tangerang Selatan

Mahardika. Surabaya: 2016. Effektif, Pengetahuan Patient


safety dan Motivasi Kerja Perawat
Johnstone, M.J, & Kanitsaki.O: Patient terhadap Penerapan Patient safety
Safety and the Integration of pada Unit Rawat Inap Rumah Sakit
Graduate Nurse into effective X Jakarta. Universitas Respati
Organizational Clinical Risk Indonesia, Master Tesis. Jakarta,
Management System and Process: 2014.
An Australian Study Qulaity
Management in Health Care: Renggayuni, Annisa: Motivasi External
Volume 17-Issue 2 – p 162-173. Perawat dalam Menerapkan Patient
Australia, 2008. Safety. Online Journal Unsyiah ,
2016.
Komite Akreditasi Rumah Sakit: www.jim.unsyiah.ac.id/FKep/article
Instrument Akreditasi Rumah /view/1486
Sakit, Standar Akreditasi Versi
2012. Jakarta, 2012. Sondang, Saggian. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Penerbit Bumi
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Aksara, Jakarta, 2008
(KKPRS): Pedoman Pelaporan
Insiden Keselamatan Pasien (IKP). Toode, Kristi: Nurse Work Motivation,
Jakarta, 2015. Essence and association. Academic
Disertation. University of Tampere,
Kumajas, Fisella W. et all: Hubungan Findland, 2015
Karakteristk Individu dengan
Kinerja Perawat Di Ruang Inap Undang-undang Republik Indonesia
Penyakit Dalam RSUD Datoe Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Binangkang Kabupaten Bolaang Rumah Sakit
Mongondow. Universitas Sam
Ratulangi. Manado:2014 Wulandari, Nanda dkk: Hubungan
Karakteristik dan Pengetahuan
Menik Sri, Komang: Hubungan Motivasi Perawat dengan Sikap mendukung
dan Komitmen kerja Perawat Penerapan Program Keselamatan
Dengan Penerapan Keselamatan Pasien di RSUD Banjarbaru. Online
Pasien di Ruang Intensif RSUP Jurnal, UNLAM, 2011.
Sanglah Denpasar. Universitas
Udayana, Master Tesis. Yusuf, Muri: Metode Penelitian:
Denpasar :2015. Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: PT Fajar
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Interpratama Mandiri, 2014.
Indonesia
No.1691/MENKES/PER/VIII/2011
Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit

Prayitno, Widodo dan Suparto:


Standariisasi Kompetensi Pegawai
Negeri Sipil Menuju Era Globalisasi
Global. Pusat Penelitian dan
Pengembangan BKN, Jakarta, 2002

Puspasari, Renny: Pengaruh Komunikasi

Hospitalia, Volume 1 Nomor 1, Februari 2018 80

You might also like