Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

GREEN TOURISM

Ali Hasan
Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta

ABSTRACT
Green tourism is defined as environmentally friendly tourism activities with various
focuses and meanings. In a broad term, green tourism is about being an environmentally
friendly tourist or providing environmentally friendly tourist services. The green tourism
concept would be highly appealing to tourism enterprises and operators owing to increasing
governmental pressure to improve environmental performance by adopting effective and
tangible environmental management techniques.
Green tourism is a form of tourism involving visiting fragile, pristine, and relatively
undisturbed natural areas, intended as a low-impact and often small scale alternative to
standard commercial tourism. Its purpose may be to educate the traveler, to provide funds
for ecological conservation, to directly benefit the economic development and political
empowerment of local communities, or to foster respect for different cultures and for human
rights. Green Tourism has been considered a critical endeavor by environmentalists, so that
future generations may experience destinations relatively untouched by human intervention.
Furthermore, achievement and promotion of internationally recognized environmental
awards would be instrumental to the tourism enterprises in marketing their services. As
a result, many concerned and responsible parties put forward recommendations for green
tourism products to regulate tourism’s negative impacts.
This conceptual paper attempts to discuss green tourism concept its processes as well
explain approaches of green tourism industry can legitimately open up new areas for the
more discriminating and wider range of the market, and tourists or visitors can enjoy the
holiday they want with a clear conscience
Responsible green tourism programs and plans include those that minimize the negative
aspects of conventional tourism on the environment and enhance the cultural integrity of
local people. Therefore, in addition to evaluating environmental, social and cultural factors,
an integral part of green tourism is the promotion of recycling, energy efficiency, water
conservation, and creation of economic opportunities for local communities. For these
reasons, green tourism often appeals to advocates of environmental and social responsibility.
Marketing people -all in public, government and private level specialists- working in
tourism sector, should configure the best green solutions for the current and future strategies.
The real green alternatives are needed to suggest a new perspective(re-thinking process)
about tourism marketing strategies.
Keywords: Green tourism, environmentally friendly marketing, conservation,
economic development, local communities and social responsibility

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 1


PENDAHULUAN tourism, alasan pentingnya green tourism,
perencanaan green tourism, komunitas
Sejak wisatawan memperlihatkan
lokal, green tourism marketing dan
kepedulian terhadap lingkungan, para
peluang pasar.
stakeholder-pun mulai mengarahkan
perhatiannya pada pemahaman Definisi dan logika ekonomi
kolektif tentang kebijakan dan strategi mempertegas alasan akan pentingnya
pengembangan pariwisata berbasis penggunaan green tourism, bahwa
lingkungan, agar eksekusinya memiliki manusia hidup di dunia memiliki sumber
dampak yang dapat dirasakan sekarang daya yang terbatas, dengan itu mereka
dan dimasa-masa mendatang. Pariwisata harus berusaha memenuhi keinginan
didefinisikan sebagai perjalanan yang tidak terbatas. Di dalam pemasaran,
seseorang atau sekelompok orang ke luar pelanggan sebagai orang yang memiliki
rumah untuk memenuhi kebutuhannya. ‘freedom of choice’ atau kebebasan
Pari-wisata juga digambarkan sebagai memilih, itu artinya individu, kelompok
sistem yang mempertemukan pasar (dari atau organisasi mempunyai hak dimana
sisi demand) dan daerah tujuan (daya tarik keinginan mereka harus terpenuhi.
dari sisi supply). Pariwisata juga dilihat Pperusahaan yang menghadapi sumber
sebagai kegiatan dalam menyediakan daya alam yang terbatas, mereka harus
layanan, pendapatan dan dampak ekonomi menciptakan alternative baru dalam usaha
bagi provider, masyarakat destinasi, dan memenuhi keinginan atau kebutuhannya.
pemerintah. Dalam skala besar umumnya Tentunya, ‘green tourism’ melihat
disebut sebagai pariwisata massal. Dalam bagaimana aktivitas pariwisata dapat
beberapa tahun terakhir muncul jenis menggunakan sumber daya yang terbatas
pariwisata alternatif yang secara kolektif untuk memuaskan keinginan wisatawan,
disebut dengan istilah yang berbeda seperti baik individu ataupun industri, serta
phosphate free, recyclable, refillable, mencapai tujuan penjualan organisasi.
‘ozone friendly, ‘environmentally
Tiga cendekiawan jagad raya di
friendly, ecotourism, sustainable tourism
tahun 2008. Thomas Friedman, Jeffrey
dan responsible tourism. Penulis sendiri
Sachs dan Al Gore : The Common
cenderung menggunakan istilah Green
Wealth: Economics for a Hot, Flat, and
Tourism yang spirit dasarnya dibangun
Crowded – menurut mereka bumi kita
dari sikap konsisten terhadap nilai-nilai
sekarang ini : Hot, bumi makin panas,
sumber daya alam, sosial dan masyarakat,
karena global warming terjadi perubahan
dimana host dan tamu dapat berinteraksi
yang ekstrim dari tata iklim dunia, Flat
untuk menikmati dan layak berbagi
- dunia ini semakin kempes - membantu
pengalaman positif.
berjuta-juta orang dengan mudah melihat
Dari sisi science, masalah terbesar masalah-masalah global. Crowded -
dalam green tourism adalah masih bumi kita ini di huni oleh 7 miliar orang.
terbatasnya sumber-sumber bacaan Hot dan crowded merupakan ancaman
di lingkungan akademik, sementara yang harus dtangani segera dan secara
tuntutan kepustakaan dalam hal yang bersama-sama, kita yang memerlukan
sama semakin meningkat dalam ketersediaan makanan yang lebih banyak,
perspektif yang beragam. Tulisan ini energi, dan sumber daya terbarukan -
secara khusus memperkenalkan konsep Innallaha laa yugayyiru maa biqaumin
green tourism dan menjelaskan secara hattaa yugayyiruu maa bi an fusihiim --
singkat keberlanjutan eko-nomi green Sesungguhnya Allah tidak akan merobah
tourism, strategi pengembangan green keadaan sesuatu kaum sebelum mereka

2 Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014


merobah keadaan yang ada pada diri sikap respek terhadap komponen alam,
mereka sendiri - ar Ra ad 11 - we need a mimiliki kepedulian terhadap kelestarian
green revolution - oleh karena itu : lingkungan dan sensitifitas budaya lokal
yang dianggap sebagai model wisata yang
1. pemerintah harus memaksa
paling baik dalam menyelamatkan sumber
perusahaan untuk menjadi lebih
daya yang terbatas untuk memenuhi
bertanggung jawab terhadap
variasi kebutuhan baik sekarang maupun
kelestarian sumber daya lingkungan;
untuk generasi masa mendatang.
misalnya dengan cara
Green tourism itu beragam seperti
a. menghentikan operasi
desa wisata, agrowisata, guest house
perusahaan yang menimbulkan
green, green hotel, wisata alam dan
kerusakan lingkungan,
sejenisnya adalah model yang paling
b. meyakinkan perusahaan ideal bagi sebuah berkelanjutan
bahwa semua tipe konsumen pariwisata dalam menciptakan tatanan
memiliki kemampuan menekan ekonomi baru (Dowling, and Fennell,
perusahaan agar kegiatan mereka 2010). Sebagai bentuk wisata alternatif,
ramah lingkungan, menilai green tourism memiliki fokus pada
komposisi kebutuhan produk pertimbangan kapasitas, edukasi,
lingkungan dan menolak produk pelestarian sumber daya lingkungan dan
yang merusak lingkungan pembangunan daerah, dan kegiatan khas
daerah. Sebuah destinasi layak disebut
c. menunjukkan besarnya faktor
sebagai green tourism jika memiliki
biaya yang terkait dengan
empat dimensi utama, yaitu basis alam,
penanganan limbah
dukungan konservasi, keberkelanjutan
d. meyakinkan bahwa semua tipe dan pendidikan lingkungan (Weaver,
konsumen memiliki kemampuan 2012), oleh karena itu konsep green
untuk menilai kompisisi tourism -- merupakan bentuk pariwisata
kebutuhan produk lingkungan. yang memiliki tampilan terbaik dalam
memupuk pengalaman belajar dan
e. mengurangi produksi produk
apresiasi secara berkelanjutan dalam
yang berbahaya, dan membatasi
mengelola dan meningkatkan kelestarian
penggunaan konsumsi kebutuhan
lingkungan alam, budaya, sosial, sumber
produk yang berbahaya
daya destinasi dan mempromosikan
2. mendorong peningkatan penggunaan kelangsungan hidup yang lebih
green tourism sebagai peluang berkualitas di masa – masa mendatang.
untuk mencapai tujuan perusahaan,
Aspek operasional konsep ini
memperkuat moral – etika bisnis
dikembangkan dengan indikator-
yang lebih bertanggung jawab
indikator positif sebagai berikut :
terhadap lingkungan, budaya dan
social (Polonsky, 2011). 1. Visi - dibangun berdasarkan semangat
ekologis (pelestarian, perlin-dungan),
KONSEP GREEN TOURISM komersial, sosial dan budaya,
peningkatan kualitas sumber daya
Green tourism mendorong
sebagai dasar pengembangan bisnis
keberlanjutan melalui proses selektif
pariwisata secara berkelanjutan.
dalam pengembangan program
pemasaran untuk menarik wisatawan 2. Differensiasi - destinasi wisata
yang sadar lingkungan, menunjukkan dibangun sesuai dengan kondisi

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 3


lokalitas, gaya arsitektoral, keunikan 2. menekankan pentingnya proses
budaya dan lingkungan hidup dan kebutuhan untuk melestarikan
setempat. lingkungan;
3. Pengembangan (a) atraksi 3. kebutuhan untuk melindungi warisan
tambahan bersumber dari akar budaya dan keanekaragaman hayati;
budaya lokal dan dikembangkan
4. kebutuhan untuk menumbuhkan
untuk melengkapi atribut lokal, (b).
produktivitas jangka panjang;
layanan pengunjung yang dapat
meningkatkan apresiasi wisatawan 5. kebutuhan untuk mencapai
terhadap budaya lokal dan keseimbangan antara tujuan
lingkungan. ekonomi, lingkungan, sosial dan
budaya sebagai ekuitas bangsa dan
4. Manajemen kinerja : dinyatakan
ekuitas antar bangsa-bangsa.
dalam ukuran kinerja (kuantitatif
dan kualitatif) : tingkat perumbuhan, Intinya, secara ekonomi, green
melebihi daya dukung yang tourism memiliki kemampuan untuk
membahayakan lingkungan alam memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
atau batas-batas lingkungan sosial, mengorbankan kemampuan dalam
dan bagai-mana pengaruhnya memenuhi kebutuhan generasi mendatang,
terhadap kualitas hidup masyarakat konsep dasarnya dibangun berdasarkan
setempat. tiga gagasan utama: Pertama, mutual-
simbiosis antara pariwisata, lingkungan
KEBERLANJUTAN EKONOMI dan sosial berada dalam ikatan sistem
GREEN TOURISM yang terin-tegrasi, Kedua, kebutuhan
akan kepedulian masyarakat dan
Semua tahu bahwa munculnya
keterlibatannya dalam pengem-bangan
pariwisata massal pada paruh kedua
pariwisata – mereka adalah komponen
abad ke-20 dise-jajarkan dengan
sumber daya yang terkait erat dengan
munculnya gerakan penyelamatan
pari-wisata - mereka bisa merugikan
lingkungan global. Peningkatan jumlah
pariwisata - sebaliknya, mereka
wisatawan yang berkunjung ke destinasi
bisa menjadi daya gerak kelestarian
menimbulkan dampak buruk atau
lingkungan destinasi wisata, dan Ketiga,
kerusakan ling-kungan. Reaksi atas
memperkuat konsep tanggungjawab
masalah ini di tahun1980-an muncul
pengembangan pariwisata berkelanjutan
sebuah asosiasi dunia - world commission
sejalan dengan kelestarian ekologi,
environment development yang secara
sosial, budaya dan ekonomi (Fennell,
gencar mengkampanyekan gerakan
2010). Dengan cara diyakini mampu
pemanfaatan sumber daya lingkungan
memenuhi kebutuhan wisatawan dan
secara berkelanjutan untuk menjamin
tuan rumah sekarang sambil melindungi
pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
dan meningkatkan lingkungan, sosial dan
Dalam kontek pariwisata green tourism
nilai ekonomi untuk masa depan.
merupakan generator bagi pembangunan
pariwisata berdasarkan prinsip dasar Pengembangan green tourism sebagai
berikut ini : bentuk pengelolaan seluruh sumber daya
sedemikian rupa sehingga dapat :
1. perencanaan yang holistik diikuti
dengan strategi dan program 1. memenuhi kebutuhan ekonomi,
berorientasi lingkungan; sosial, estetika, menjaga integritas
budaya, ekologi, biologi dan

4 Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014


keanekaragaman hayati untuk conservation strategy, lean strategy,
mendukung sistem kehidupan yang defensive strategy, shaded strategy dan
lebih baik. extreme strategy atau gabungannya
2. mengembangkan kesadaran yang Paling tidak ada lima strategi
lebih besar dan pemahaman yang pengembangan green tourism, yaitu
signifikan akan kontribusi pariwisata conservation strategy, lean strategy,
dalam menjaga melestarikan dan defensive strategy, shaded strategy
meningkatkan kualitas lingkungan dan extreme strategy yang dipandang
dan pertumbuhan ekonomi. sebagai mekanisme dan proses dimana
tujuan green tourism dapat dicapai
3. meningkatkan kualitas
(Dowling, 2010) dan pengelolaan green
hidup masyarakat lokal dan
tourism dilakukan melalui kegiatan
mempromosikan keadilan antar
manajemen : pengunjung reguler,
generasi
ukuran, kelom-pok dan lama tinggal,
4. memberikan kualitas pengalaman penyediaan infrastruktur, fasilitas bagi
yang lebih baik bagi pengunjung. pengunjung, penyediaan informasi dan
pendidikan atas aturan yang boleh dan
Untuk mencapai ketiga tujuan itu,
tidak boleh dilakukan selama di destinasi.
tindakan yang perlu dilakukan adalah
Manajemen green tourism mencakup
konservasi sumber daya, menghindari
penggabungan sejumlah strategi seperti
tindakan yang mendegradasi lingkungan,
kode etik, akreditasi untuk menghasilkan
mempromosikan atrakasi wisata untuk
praktek wisata terbaik.
tujuan pelestarian lingkungan dan kerja
sama dalam membangun pariwisata yang Salah satu strategi yang disertakan
ramah lingkungan. dalam tulisan ini adalah strategi konservasi
dengan penekanan ecodevelopment
STRATEGI PENGEMBANGAN adalah konsep yang mengakui saling
GREEN TOURISM ketergantungan lingkungan, ekonomi dan
sosial. Strategi ini merekomendasikan
Pariwisata diakui sebagai kegiatan
untuk mengambil tindakan yang
yang bersifat komposit, multiplisitas
menjamin pemeliharaan sumber daya
dan berefek ganda, maka kebijakan
wisata (alam atau buatan manusia)
dan pengambilan keputusan nasional
jangka panjang. Pariwisata memiliki
dan regional mestinya mengacu pada :
ketergantungan yang kuat pada sumber
Pertama: matriks evaluasi yang berkaitan
daya alam yang berkualitas, oleh karena
dengan : dampak ekonomi (positif dan
itu green tourism sebetulnya bukan hanya
negatif), efek sosial (positif dan negatif),
cita-cita yang tetapi keharusan ekonomi
efek lingkungan (positif dan negatif),
– ini masuk akal, karena ekonomi yang
efek budaya (posistif dan negatif).
baik akan tumbuh dari kemampuan
Kedua : manajemen pengunjung (reguler
menjaga lingkungan, lingkungan sebagai
atau MICE), ukuran, kelompok, lama
sumber daya yang memberi peluang
tinggal, penyediaan infrastruktur, fasilitas
untuk digunakan para pelaku bisnis
bagi pengunjung, penyediaan informasi
secara kompatibel. Oleh karena itu yang
dan pendidikan atas aturan yang boleh
paling ideal adalah bahwa perencanaan
dan tidak boleh dilakukan selama di
pembangunan kepariwisataan harus
destinasi. Ketiga: pilihan strategi sebagai
merupakan proses yang mengintegrasikan
mekanisme dan proses dimana tujuan
pertimbangan ragam ekonomi, struktur
green tourism dapat dicapai misalnya
lingkungan, sosial dan budaya secara

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 5


terkendali.Tujuan dari strategi ini adalah : e. menghindari dampak negatif
yang tidak diinginkan seperti
1. meminimalkan erosi sumber daya
degradasi sosial, budaya dan
dari setiap kegiatan pariwisata yang
lingkungan.
dikembangkan;
2. melindungi image destinasi sejalan PERENCANAAN GREEN TOURISM
dengan perlindungan lingkungan
Kebijakan, rencana, strategi
dan mengoptimalkan kepuasan
dan aksi merupakan fokus kebijakan
pengunjung;
yang mencerminkan kemauan politik
3. menyediakan kerangka kerja untuk lingkungan untuk kepentingan publik,
meningkatkan taraf hidup masyarakat yang mencakup nilai-nilai dan ideologi,
lokal melalui manfaat ekonomi dari distri-busi kekuasaan, kerangka kerja
pariwisata; institusional dan proses pengambilan
keputusan. Kebijakan dibuat di berbagai
4. mengembangkan infrastruktur dan
tingkatan, dari sekala mikro (kota/
menyediakan fasilitas rekreasi bagi
kabupaten, propinsi) dan skala makro
wisatawan dan masyarakat;
(nasional) dengan melibatkan berbagai
5. memastikan bahwa jenis kelompok yang mempengaruhi kebijakan
pembangunan destinasi dan resort seperti asosiasi industri pariwisata,
sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok konservasi, tokoh - kelompok
daerah; masyarakat, komunitas akademisi,
konsultan dan anggota parlemen yang
6. mengintegrasikan dan mengembang-
signifikan.
kan program yang konsisten
antara kehidupam sosial, budaya Perencanaan merupakan proses
dan ekonomi, tuan rumah dan prediksi (dokumen tertulis) dan karena
kepentingan pemerintah; itu memerlukan beberapa persepsi masa
depan. Meskipun bergantung pada
7. memaksimalkan perlindungan aset
pengamatan dan deduksi penelitian
sumber daya lingkungan - sumber
sekarangjugasangatbergantungpadanilai-
daya terbarukan.
nilai komunitas yang diyakini bersama.
8. melestarikan dan meningkatkan Perenca-naan harus menyediakan sumber
atraksi tujuan wisata yang unik daya untuk pengambilan keputusan dan
untuk menjaga pariwisata sebagai tindakan yang diperlukan. Pertumbuhan
kegiatan ekonomi jangka panjang. pariwisata yang tidak terkendali dapat
Untuk mencapai tujuan ini dilakukan menghancurkan sumber alam yang
dengan cara : tersedia atau sumber daya yang dibangun.
Yang ideal adalah perencanaan pariwisata
a. mengidentifikasi pendekatan
merupakan proses yang disusun
pemasaran dan model
berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi
pembangunan green tourism;
untuk mengop-timalkan kontribusinya
b. beradaptasi dengan faktor terhadap kesejahteraan manusia dan
lingkungan eksternal yang kualitas lingkungan.
uncontrolable;
Pariwisata sebagai industri global,
c. menjaga keunikan produk; tren pertumbuhan semakin menguat,
bergerak lebih cepat dan menghasilkan
d. membuat rincian tujuan
revenu yang lebih tinggi, tetapi tidak
pemasaran dan organisasi;

6 Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014


boleh mengorbankan aspek sosial penggunaan bahan baku, penataan daerah
dan integritas ekologi daerah tujuan, perkotaan dan pertambangan harus
untuk itu para pembuat kebijakan dibentuk secara hati-hati, direncanakan
pariwisata, terutama pemerintah, dipaksa dan dikendalikan untuk menentukan
untuk mempertimbangkan berbagai kondisi pertum-buhan, mempertahankan
pendekatan baru (misalnya informasi, dan meningkatkan kualitas lingkungan.
regulasi, akreditasi green tourism) untuk Fitur alam yang luar biasa akan terus
memastikan bahwa kegiatan pariwisata, menjadi signifikan sebagai tempat
masyarakat setempat, wisatawan dan wisata jika mereka dilestarikan. Jika ada
bisnis tidak menimbulkan dampak negatif keraguan bahwa lingkungan alam tidak
terhadap lingkungan. dapat dilindungi atau ditingkatkan maka
pengem-bangan pariwisata seharusnya
Kebijakan dan perencanaan yang
tidak diperbolehkan untuk dilanjutkan.
tidak sehat, ditambah dengan kenyataan
bahwa pari-wisata adalah sektor dengan Perencanaan green tourism
pertumbuhan tercepat dan industri melibatkan aspek lingkungan mulai
terbesar di dunia, lebih dari 20% dari dari perlindungan, konservasi sumber
pasar perjalanan dunia sebagai wisatawan, daya dan penilaian dampak sementara
menunjukkan pertumbuhan ekonomi dari perencanaan pariwisata terhadap
sektor ini di masa mendatang akan semakin lingkungan dan aspek sosial. Kebutuhan
dominan. Oleh karena itu kebijakan green penelitian untuk perencanaan green
tourism harus menjadi kesepakatan tourism diartiku-lasikan untuk penentuan
bersama dalam menseimbangkan zonasi dan evaluasi dampak pariwisata.
pembangunan ekonomi vs konservasi Aspek lain yang membu-tuhkan penelitian
lingkungan (peremajaan sember daya), seperti wilayah bebatuan pegunungan,
pasokan vs permintaan, manfaat vs tanah kering dan lainya serta hubungan
biaya, dan orang vs lingkungan. Faktor antara lingkungan dan aspek sosial dari
signifikan yang mungkin menghambat pengembangan green tourism.
kebijakan pengembangan green tourism
Salah satu aspek penting dari
adalah kesepakatan tentang bagaimana
perencanaan green tourism adalah
mendefinisi konsep dan mengidentifikasi,
kebutuhan integrasi pariwisata dengan
proses klasifikasi produk green tourism.
tujuan pembangunan daerah. Perencanaan
Tinjauan kritis terhadap green tourism
pariwisata - wisata alam dan konservasi
(definisi, produk dan kebijakan)
harus dikoordinasikan dan diintegrasikan
memberikan gambaran sejauh mana
di perencanaan tingkat nasional, regional
kebijakan green tourism regional dan
dan lokal sehubungan dengan sebaran
nasional secara dinamis mensukseskan
geografis dan intensitas pariwisata
gerakan green tourism itu sendiri.
itu berkembang atau dikembangkan.
Kerangka kerja perencanaan Kompatibilitas lingkungan-pariwisata
lingkungan dan pariwisata adalah alam di daerah yang terbaik dilakukan
keyakinan intrinsik yang tidak hanya pada tingkat regional dapat memberikan
sebatas menjaga kelestarian budaya dan peluang terbaik untuk mencapai tujuan
struktur sumber daya tetapi juga harus pelestarian lingkungan termasuk
diikuti dengan aksi untuk menciptakan perencanaan penggunaan lahan untuk
sumber daya terbarukan. Untuk mencapai kegiatan kepariwisataan. Bisa jadi
tujuan ini, strategi perencanaan daerah, rancangan green tourism memiliki tujuan
penggunaan lahan harus mencakup yang berbeda, akan tetapi endingnya
perlindungan sumber daya, pertanian, adalah kesejahtraan masyarakat lokal,

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 7


menjaga ekosistem dan pelestarian nilai- merupakan sarana mengadvokasi dan
nilai sosial dan budaya setempat sepanjan mempromosikan konservasi, strategi
jaman. segmentasi pasar wisatawan yang sadar
konservasi, pertumbuhan dan pemantauan
Perencanaan green tourism tingkat
perubahan.
nasional menggabungkan ekonomi,
sosial, ling-kungan, rincian kebijakan, Pada destinasi, perencanaan
strategi dan tahapan dengan keseluruhan ecoresorts, homestay dan fasilitas terkait
tujuan perencanaan pariwisata nasional. seperti analisis lokasional, kelayakan
Rencana pariwisata meliputi identifikasi finansial, penilaian lingkungan dan
atraksi utama green tourism, penetapan perencanaan situs yang mengga-
wilayah green tourism, akses transportasi bungkan lingkungan dengan sensitif
ke dan di dalam suatu negara, dan pola arsitektur wisata, rekayasa desain dan
ecotouring. Rencana nasional juga lansekap. Eco-ethics mendorong desain
merekomendasikan pengembangan, lingkungan untuk bersesuaian dengan
desain, dan fasilitas standar dan unsur- sensitifitas wisata alam sementara
unsur kelembagaan untuk menerapkan ecolodges menekankan tingkat kreatifitas
secara efektif dan mengoperasikan green dan interaksi positif dengan fitur alami.
tourism. Rencana tersebut biasanya Konsep ini mengharuskan pemerintah,
didasarkan pada proyeksi kurun waktu operator wisata, fasilitas green tourism,
5 sampai 10 tahun yang kemudian dan empati antara host dan wisatawan
dilakukan tinjauan secara periodik. harus dibina, suasana dipelihara dan
ditingkatkan dalam hubungan yang
Perencanaan green tourism tingkat
harmonis (Ginsberg, et al, 2012)
regional mengidentifikasi sesuai
strategi dan kebijakan daerah, akses ke
KOMUNITAS LOKAL
semua titik wisata regional, jaringan
transportasi internal, primer dan Mungkin manfaat yang paling
sekunder, pengembangan atribut atraksi menonjol dari kebijakan dan perencanaan
eco-wisata, ecoresorts yang spesifik, dan green tourism adalah untuk mendorong
pola ecotourist daerah – yang terintegrasi perkembangan yang memberikan manfaat
dengan kegiatan ekonomi, sosial dan bagi komunitas lokal dan lingkungan
lingkungan serta kebutuhan ruang untuk alam masyarakat setempat. Peluang
partisipasi publik dalam penyusunan pekerjaan baru, bisnis dan penghasilan
rencana green tourism regional. Masalah tam-bahan, pasar baru untuk produk
lingkungan hidup di tingkat daerah lokal; perbaikan infrastruktur, pelayanan
termasuk kebutuhan zonasi yang memadai masyarakat, fasi-litas; keterampilan dan
untuk mendorong konsentrasi atau teknologi baru; meningkatkan kesadaran
penyebaran kegiatan wisata - konsentrasi budaya dan lingkungan, kon-servasi
melindungi lingkungan – atau penyebaran dan perlindungan, dan meningkatkan
yang memungkinkan distribusi skala penggunaan lahan. Green tourism pada
pengembangan seluruh wilayah dalam tingkat masyarakat dikembangkan secara
rangka mengurangi tekanan lingkungan berkelanjutan dalam konteks regional,
di setiap destinasi, dan perencanaan green nasional bahkan internasional, dengan
tourism tingkat regional menawarkan mengacu pada prinsip-prinsip :
kesempatan dan peluang terbaik untuk
a. Keberlanjutan ekologis yang
mencapai pariwisata yang pro-proteksi
menjamin kompatible pembangunan
lingkungan. Sebuah kebijakan pariwisata
ekonomi dengan proses pemeliharaan
berwawasan ling-kungan daerah

8 Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014


ekologi, keragaman biological dan dan produk pasar yang spesifik untuk
sumber daya hayati. memuaskan wisatawan (pengalaman
positif) yang memiliki manfaat sosial dan
b. Keberlanjutan sosial dan budaya
ekonomi bagi masyarakat dan keuntugan
yang menjamin peningkatan
bagi perusahaan secara berkelanjutan
pembangunan kehidupan masyarakat
tanpa mengorbankan sumber daya
setempat, kompatibel dengan budaya
dan nilai-nilai, memelihara dan alam, Laa tufsiduu fil ardhi ba’da
memperkuat identitas masyarakat. ish-laa hi haa - Janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi
c. Keberlanjutan ekonomi yang sesudah Tuhan-mu menciptakan dan
menjamin peningkatan pembangunan
memperbaikinya - al A’raaf : 56, 85
yang sumber daya ekonomi
- haram hukumnya merusak lingkungan
yang efisien untuk mendukung (Fahmi Hamdi, 2012). “green tourism
keberdayaan generasi mendatang. markting is a total process activities
Green tourism memberikan and outcome arising designed to plan,
kesempatan untuk mempresentasikan sifat price, promote, and make available to
alamiah suatu daerah, mempromosikan selected markets products and services
sebuah identitas yang unik, membuat in the form of benefits and experiences
pengalaman wisata yang me-narik, that create satisfied guests and achieve
mempromosikan keunggulan pariwisata, organizational objectives from the
hadir melindungi alam dan manfaat bagi relationship and the intraction among the
ma-syarakat lokal, mendorong sukses tourist, tourism supplier, host government,
secara komersial dan operasi lingkungan host communities, surrounding and
wisata yang baru. sustainable environment that are involved
in the attracting and hosting visitors”
Kontribusi potensial yang
(Hsu, et al, 2012),
ditawarkan green tourism adalah
kemampuan memaksi-malkan peluang Model green tourism marketing
dan minghilangkan atau paling tidak berorientasi aspek ekonomi, sosial dan
meminimilkan dampak negatif terhadap lingkungan (gambar 1) harus dilakukan
lingkungan. Jika hal ini dilakukan maka secara terpadu untuk memenuhi semua
basis voice green tourism berkembang kepentingan stakeholder yang terlibat
dalam pengaturan mutual-simbiosis dalam pariwisata. Dengan demikian
dengan lingkungan alam, sosial dan kemampuan mendesign kesesuaian
budaya. produk, harga dan promosi adalah
langkah awal yang sangat penting dalam
GREEN TOURISM MARKETING mengantisipasi dan memuaskan keinginan
wisatawan yang ada dan calon pengunjung
Dalam pemasaran, produk apapun
secara lebih efektif dari pemasok lain
yang ditawarkan, endingnya tetap sama
(pesaing). Perubahan perencanaan akan
yaitu kepuasan pelanggan, keuntungan,
dipacu oleh keuntungan dan manfaat bagi
retensi pelanggan dan keberlanjutan
pengunjung, masyarakat dan lingkungan
untuk jangka panjang. Pemasaran
secara simultan. Sukses perusahaan
pariwisatapun tidak pernah lepas dari
dalam jangka panjang tergantung
empat kepentingan itu. Oleh karena
interaksi antara guests, provider dan
itu nilai sebuah keberlanjutan dalam
pemasok. Memenuhi kepuasan guests,
pemasaran pariwisata adalah totalitas
menyelamatkan kondisi lingkungan dan
system perencanaan harga, promosi,
kebutuhan masyarakat merupakan inti

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 9


dari green tourism marketing. berikut plaza-plaza - pusat perbelanjaan,
paket wisata jalan kaki, paket wisata
Pengelolaan dan kegiatan pemasaran
naik sepeda, paket wisata menunggang
harus dimulai dari political will pemerintah
kuda, paket wisata all terrain vehicle,
se-bagai otoritas pengembangan green
dan sebagainya. Semuanya harus selaras
tourism yang didukung oleh peran serta
dengan rencana tata ruang wilayah yang
masyarakat dalam membuka usaha-usaha
dikembangkan.
yang berkaitan dengan kepariwisataan
seperti hotel, tempat hiburan, usaha toko Pengembangan wisata ritual dan
suvenir dan makanan, retaurant dan jasa- keagamaan dengan potensi bangunan
jasa yang lain. Pihak pemerintah mem- tempat ibadah di yang indah dan harus
punyai kewenangan manajerial dan diisi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan
promosi serta masyarakat mensupportnya. dan ritual lainya. Demikian juga dengan
daya tarik periwisata tergantung pada
Dalam pelaksanaannya harus
pengelolaan dan bagaimana sinergitas
dilakukan dalam kerangka pemberdayaan
dengan lingkungan sekitar. Kebersihan,
segala potensi yang dimiliki untuk tujuan
layanan keamanan, layanan parkir, prinsip
wisata yang berakhir pada peningkatan
harmoni dan keselarasan antara fisik dan
kesejahteraan, berdasarkan paradigma (1)
non fisik, serta daya tarik atraksi budaya
revitalisasi dan konservasi lingkungan,
yang disajikan.
(2) revitalisasi dan konservasi sejarah dan
budaya, (3) pemberdayaan masyarakat. Keterpaduan merupakan hal utama
Pembangunan kawasan wisata baru harus yang dikonsepkan agar pembangunan
men-cermati kepentingan pelestarian green tourism merupakan satu
lingkungan dan memperhatikan tata kesatuan yang saling menunjang secara
ruang yang diundangkan dalam peraturan resiprokalitas. Misalnya saja DIY dengan
daerah tempat destinasi dikembangkan. lima otoritas pemerintahan yang masing-
masing mengembangkan 5 -10 destinasi
Peninggalan sejarah dan budaya perlu
wisata unggulan – mungkin lama tinggal
dilindungi peraturan daerah, dengan upaya
di Yogyakarta bisa menjadi 5 – 6 hari.
mere-vitalisasi - renovasi, dan upaya-
upaya pelestarian. Sementara usaha mikro Keterlibatan lintas sektor - keterkaitan
masyarakat dapat dikembangkan dengan lintas sektor dalam sistem pemerintahan
berbagai kemudahan mendapatkan kredit seha-rusnya memiliki peran dominan
usaha yang mendukung pariwisata. dalam proses inisiasi dan pengelolaan
Realisasi program wisata akan destinasi wisata yang didukung oleh
dikembangkan melalui (a) diversifikasi, komunitas, pelaku pariwisata, badan
(b) daya tarik, dan (c) keterpaduan paket pengelola sejarah maupun kelompok-
wisata. Diversifikasi didasarkan atas kelompok budaya - adat setempat untuk
asumsi-asumsi yang melahirkan postulat, menciptakan keamanan dan kenyamanan
metode, teknik dan strategi-strategi bagi wisatawan maupun masyarakat pada
pengembangan wisata terpadu. umumnya. Demikian juga daya dukung
fasilitas seperti infrastruktur jalan, moda
Di kawasan wisata tertentu yang
transfortasi, perbankan (ATM misalnya)
memiliki pesona alam yang indah,
dan money changer meru-pakan bagian
secara terpadu dapat di-diversifikasi
yang mutlak diperlukan untuk mendukung
melalui tujuan wisata misalnya olah raga,
suksesnya pariwisata - green tourism itu
konservasi budaya masyatakat, kawasan
sendiri.
pendidikan, layanan sosial, tempat
rekreatif seperti taman pintar di Jogjakarta

10 Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014


PELUANG PASAR and Zaharia, 2011)

Secara konseptual tidak kurang 2. Meningkatnya kekhawatiran akan


dari 53 aspek yang umumnya digunakan keselamatan
dalam memprediksi kemungkinan a. 83% wisatawan Inggris
perusahaan – produk untuk berhasil. Satu yang berwisata dalam paket
diantaranya adalah aspek pasar. Pasar wisata mengatakan bahwa -
dimaknai dalam kontek para pembeli pantai yang kotor dan laut
tawaran pasar baik aktual maupun yang terpolusi oleh limbah
potensial. Produk green tourism bukan menjadi pertimbangan utama
untuk pasar masal, ia menjadi peluang dalam memilih destinasi. 74%
untuk wisa-tawan individu, kelompok sangat dipengaruhi oleh tingkat
atau organisasi yang memperhatikan kriminalitas (ber-kaitan dengan
lingkungan, itu sebabnya seg-mentasi keselamatan), 62% dipenaruhi
pasar menjadi penting. Segmentasi pasar oleh tingkat epidemi di destinasi
adalah proses membagi pasar kedalam yang akan dipilih.
unit-unit yang mudah diukur dan dapat
dijangkau (Ali Hasan, 2013) misalnya b. 60% dari wisatawan Jerman
daerah - negara asal wisatawan nusantara sangat mempedulikan sampah,
dan mancanegara yang berkunjung ke 51% sangat mempe-dulikan
suatu daerah tujuan wisata di Indonesia. tingkat kebisingan, dan 46%
Unit-unit tersebut dalam kontek tentang proteksi alam di
pariwisata dapat berupa negara, provinsi, destinasi.
kota, kabupaten, dan kecamatan. Dalam 3. Ketertarikan pada pengalaman yang
hal yang sama diasumsikan bahwa beragam
proksimitas (kedekatan wilayah) berperan
penting dalam pengambilan keputusan. a. 61% wisatawan AS mencari
Kedekatan wilayah menyebabkan kesa- pengalaman berwisata yang
maan selera dan kemudahan akses meliputi lingkungan alam
ke penyedia jasa. Untuk wisatawan dan situs budaya dan sejarah
mancanegara, ka-rakteristik negara asal yang terperlihara dengan baik.
seringkali cukup kuat sebagai faktor 53% setuju bahwa kualitas
pembeda dalam memilih destinasi. pengalaman berwisata
Kecenderungan wisatawan dunia terhadap meningkat jika mereka bisa
green tourism sebagai berikut : belajar tradisi, budaya, dan
lingkungan di destinasi.
1. Riset di 16 negara mencatat bahwa
lebih dari 50% wisatawan di setiap b. Tiga dari empat wisatawan
negara sebagai wisatawan green, tren Inggris sepakat bahwa
sosial, green economic, dan ekologi. perjalanan mereka seharusnya
Terlebih di Singapura mena-ruh mengandung pengalaman
perhatian terhadap limgklungan. di terhadap budaya dan kuliner
Australia ditemukan 84,6% individu lokal.
memiliki tanggung jawab untuk 4. Kepedulian terhadap dampak
menjaga lingkungannya. Lebih aktivitas wisata
lanjut, 80% mengubah perilakunya
termasuk perilaku dalam pembelian a. Tiga perempat wisatawan AS
untuk alasan lingkungan (Grundey, merasa kunjungan mereka tidak
seharusnya merusak lingkungan.

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 11


b. 59% wisatwan wanita AS lingkungan yang terjadi di
menempatkan lingkungan destinasi
sebagai basis produk –
6. lebih dari setengah masyarakat
green product, dan mereka
AS dewasa mengatakan bahwa
merekomendasikan kepada
mereka akan lebih suka memilih
orang lain untuk back to green,
maskapai penerbangan, menginap
dan mengunjungi kembali
di hotel, dan menyewa mobil
perusahaan yang peduli
yang menggu-nakan produk-produk
lingkungan.
natural. Sebanyak 58,5 juta orang
c. 80% dari keputusan pembelian mengatakan bahwa mereka bersedia
konsumen dipengaruhi oleh membayar lebih untuk perusahaan
dampak produk terhadap perjalanan yang berupaya melindungi
keselamatan lingkungan - green dan melestarikan lingkungan.
product adalah cara untuk
7. seperlima dari 26,8 juta orang
menikmati hidup
Amerika yang menempuh perjalanan
d. 51% wisatawan Inggris ke luar negeri selalu mengunjungi
menyatakan bahwa masalah Taman Nasional atau melakukan
kekurangan makanan dan air aktivitas di lingkungan alam
bersih yang dialami masyarakat (mengunjungi Taman Nasional 9%;
lokal di destinasi sangat hiking-5%; skii - 2%).
mempengaruhi keputusan untuk
8. segmen LOHAS (Lifestyles of
mengunjungi destinasi tersebut.
Health and Sustainability) di AS
e. 65% wisatawan Inggris menyatakan bahwa ecotourism,
menyatakan bahwa reputasi green tourism, dan sustainable travel
perusahaan perjalanan yang adalah tren wisata yang tumbuh
berkaitan dengan isu lingkungan paling cepat, pasarnya mencapai
adalah ‘penting’. $77 miliar. 5% dari keseluruhan
pasar perjalanan di AS.
f. 82% wisatawan Belanda percaya
bahwa mengintegrasikan 9. lebih dari 55 juta wisatawan AS
informasi tentang upaya adalah ‘geotourists’ atau wisatawan
perlindungan lingkungan ke yang tertarik pada alam, budaya,
dalam brosur wisata adalah dan warisan sejarah.
‘ide yang bagus’.
10. 34% orang Eropa mencari produk
5. Kemauan wisatawan Inggris untuk ‘hijau’. dan 32% dan 1.040 responden
membayar lebih di AS mencari dan membeli produk
hijau dan tren ini setiap tahun
a. 53% siap membayar lebih
meningkat tidak kurang dari 2%.
untuk paket perjalanan mereka
(Hong and Kim, 2012).
jika para pekerja di destinasi
terjamin upah & kondisi tempat Hasil kajian empiris tersebut
kerja mereka. menunjukan fakta penting tentang
adanya perubahan per-mintaan dalam
b. 45% siap untuk membayar
berwisata dan pertumbuhan yang
lebih untuk mendukung upaya
memperbesar target pasar. Bagi pecandu
konservasi lingkungan atau
bisnis pariwisata melihat perubahan ini
untuk mengatasi kerusakan
sebagai peluang - kesempatan untuk

12 Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014


mengembangkan industri pariwisata menyesatkan konsumen dalam upaya
model green tourism dalam mempertebal untuk meraih pasar – yang pada akhirnya
wallet share jangka panjang. perusahaan akan kehilangan pelanggan.
Diluar industri pariwisata, kebutuhan Analisis terhadap 1600 lebih
pemasaran dengan karakteristik rencana green tourism menunjukkan
lingkungan akan memiliki keuntungan bahwa: (1) sepertiga darinya tidak
lebih dibanding pemasaran yang bukan diimplementasikan, (2) beberapa rencana
berbasis lingkungan. Beberapa contoh pariwisata terintegrasi dengan masalah
perusahaan yang menerapkan tanggung sosial, pembangunan ekonomi sebagai
jawab terhadap lingkungan dalam prioritas profitabilitas perusahaan, (3)
memenuhi kebutuhan konsumen dengan beberapa dian-tara secara tegas dan
lebih baik, misalnya : spesifik menyatakan untuk melindungi
lingkungan, dan (4) beberapa diantaranya
1. Mcdonald mengganti kemasan
yang sudah beroperasi antara 2 - 3 tahun
dengan kertas lilin karena
kemudian off (Dowling, 2010).
kekhawatiran konsumen meningkat
terkait produksi polystyrene dan Bagaimana dengan kita ?, akan
penipisan ozon; tetapi ketika kita membuat keputusan
memilih green tourism sebagai kegiatan
2. Produsen tuna mengubah teknik
pariwisata, itulah sebetulnya komitmen
memancing mereka karena
untuk mendistribusikan sumber daya yang
kekhawatiran meningkatnya driftnet
kita miliki sekarang untuk kesejahtraan
memancing, dan kematian lumba-
generasi kita di masa yang akan datang.
lumba
Kita tidak boleh egois, menguras sumber
3. Xerox memperkenalkan “kualitas daya alam, anak cucu kita dapat apa –
tinggi” kertas fotokopi daur ulang fondasinya knowledge and technological
dalam upaya memenuhi tuntutan based, paradigmanya : resource based,
perusahaan untuk produk yang social based and culture based economic
berbahaya bagi lingkungan development – demikian juga ketika
kita berpikir dari sisi price, green
KESIMPULAN tourism mensyaratkan, wisatawan yang
menginginkan pemeliharaan lingkungan
Green tourism adalah sustainable
yang bersih mereka bersedia untuk
tourism yang memperhitungkan
‘membayar’ lebih untuk itu, ini mutlak
kebutuhan ling-kungan, masyarakat
memerlukan intervensi pemerintah untuk
setempat, bisnis, dan pengunjung
memimpin revolusi green tourism di
sekarang dan di masa depan. Konsep
negeri ini.
ini relevan untuk setiap perusahaan
pariwisata, besar atau kecil, pedesaan Peningkatan jumlah pelaku yang
atau perkotaan, apakah berfokus pada beroperasi di pasar dan dukungan
ekowisata, usaha pariwisata dan lainnya. kemajuan teknologi yang pesat
Pebisnis green tourism adalah mereka menyebabkan green tourism memasuki
yang aktif terlibat dalam mengurangi tahapan global, sejalan dengan pening-
dampak lingkungan dan sosial yang katan ekonomi global, perusahaan
negatif dari kegiatan pariwisata mereka. disamping terus berupaya memusatkan
Kurangnya pertimbangan “kehijauan”, perhatian pada pemenuhan kebutuhan
kegiatan dapat mengaki-batkan wisatawan lokal dan untuk dapat bertahan
perusahaan membuat klaim palsu atau - bersaing, manajemen - marketer harus

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 13


mengidentifikasi kesempatan, celah pasar Journal of Tourism.10 (1):
baru, dan kerja sama dengan pemain lain pp 209-220.
untuk menarik dan melayani wisatawan
Dowling, R.K. and Fennell, D.A. 2010.
mancanegara yang memiliki karakteristik
The Context of Tourism
yang cocok dengan green tourism.
Policy and Planning. CAB
Perusahaan yang berhasil di pasar global
International Journal. pp
adalah mereka yang mengambil fokus
1-20
berfikir strategis dalam memanfaatkan
teknologi sebagai tool pemasaran untuk Fahmi Hamdi, 2012. Fikih Lingkungan
menjangkau pasar wisatawan di seluruh Dalam Perpektif Islam:
penjuru jagad raya ini. Sebuah Pengantar.
Pimpinan Wilayah
Wisatawan memiliki kemampuan
M u h a m m a d i y a h
untuk menekan pemasok untuk mengubah
Kalimantan Selatan. 25
kegiatan mereka agar organisasi
September 2012.
berkomitmen terhadap lingkungan,
tidak hanya memproduksi produk Fennell, D.A. 2010. A Content Analysis
yang mengurangi dampak merugikan of Ecotourism. Current
lingkungan, tetapi juga untuk berperilaku Issues in Tourism, 4(5) pp
dengan cara yang lebih ramah lingkungan 403 – 421
dan bertanggung jawab. Dengan
Ginsberg, J. M., Bloom, P,N., Newsome,
mengintegrasikan lingkungan ke dalam
D., Moore, S.A., and
perilaku perusahaan dapat dipastikan
Dowling, R.K. 2012.
bahwa semua kegiatan bisnis pariwisata
Natural Tourism: Impacts
dapat meminimalkan dampak yang
Strategy and Mangement.
merugikan lingkungan.
Channel View Publications.
pp 28 – 45
DAFTAR PUSTAKA
Grundey, D. and Zaharia, R. M. 2011.
Ali Hasan, 2012. Tourism Marketing
Sustainable marketing and
(Diktat). Yogyakarta:
strategic greening. Journal
Sekolah Tinggi Pariwisata
Sustainability, 14(2), 130
AMPTA Yogyakarta. hlm
–143.
28 - 31
Hsu, Cathy H. C , Killion, L, Brown,
Ali Hasan, 2013. Marketing dan Kasus-
G, Gross, M & Huang, S
Kasus Pilihan. Yogyakarta:
2012, Tourism marketing:
Center for Academic
an Asia-Pacific perspective.
Publishing Service. hlm
International Journal
242-266
of Culture, Tourism and
Dowling, R. K. 2010. Tourism’s Emerging Hospitality Research . Vol.
Global Interaction. Journal 16. No. 2(12): pp 54-67
of the Geography Teachers’
Hong, S., Kim, S., & Kim, J.
Association . 38 (2): pp 19-
2012. Implications of
23.
Potential Green Tourism
Dowling, R.K. 2010. Emerging tourism: Development. Annals of
Sustainable geo-resources Tourism Research. 30(2),
for leisure and recreation. 323-341.

14 Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014


Polonsky, Michael, Jay. 2011. An Weaver, D. 2012. Ecotourism. Australia :
Introduction To Green John Wiley & Sons. p 15
Marketing. Electronic
Green Journal, 12(5): pp
44-53
Gambar 1. Model Green Tourism Marketing (Ali Hasan, 2012)

POLITICAL WILL MANAJEMEN ASOSIASI PARIWISATA

G
R
REVITALISASI E
DAN KONSERVASI Diversifikasi produk E
LINGKUNGAN N

T
O
U
REVITALISASI Pengembangan Daya tarik produk R
DAN KONSERVASI Green Tourism I
SEJARAH DAN S
BUDAYA M

M
Keterpaduan paket A
PEMBERDAYAAN
wisata R
MASYARAKAT
K
E
T
I
Transportasi Perbankan dan Keterlibatan Keamanan dan N
dan Hotel Money Changer lintas sektor Kenyamanan G

Daya Dukung Fasilitas

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 15

You might also like