info Renin
medioneante Iya Flo, hampir
seluruh bulunya
lihat tetangga \
i M888 rontok. pasti produksi
{ kita bulunya rontok )
\ telurnya ikut menurun. }
banyak. Serem
Dia sakit apa
ya?
Tuuannya untuk
mengistirahatkan sistem repr
sekaligus memperpanjang siklus produksi
D\_dan memperbaiki kualitas telur
Itu pro: Tapi memang \
molting yan Ee srapannya sudah cukup
alamiah terjadi
ayam layer selama Kenapa
#4 bulan. Biasanya bulu harus
merontokkan
Sulu?
sengaja dirontokkan a
siklus bertelur berhenti
sementara dan segera
memulai bertelur
kembalisaat — /
waktunya sudah
> tepat.
th kamu Neo, bacaaja
Info Medion edisi bulan ini. Topik ini lagi )
dibahas mendalam lho.Selama
dianggap tidak layak dipelihara lagi bila biaya produksi sudah lebih tinggi dari penerimaan penjualan
telur. Terlebih lagi, sebenarnya lazimnya force molting sudah tidak dianjurkan lagi untuk dilakukan,
proses molting sudah jarang dipraktekkan oleh peternak ayam. Ayam petelur
sebab dengan adanya kemajuan genetik layer modern saat ini ayam sudah mampu berproduksi
dengan performa produksi yang bagus. Tren di dunia pun semakin turun untuk melakukan force
molting dikarenakan di berbagai negara sudah dilarang terkait aturan kesejahteraan hewan (animal
welfare). Artinya force molting dilakukan apabila benar-benar dalam situasi darurat atau terpaksa dan
sesuai dengan aturan yang berlaku di suatu negara terkait aturan animal welfare. Demikian pula
kondisi ayam harus benar-benar sehat sebelum dilakukan molting serta kualitas pakan dan
manajemen optimal yang diberikan tetap dipertahankan seperti biasa. Nyatanya memang ada
sebagian kecil peternak yang tidak langsung mengatkir, tetapi lebih memilih melakukan molting pada
ayam tuanya, Kira-kira apa alasan dilakukannya molting dan apa saja manfaat yang bisa diperoleh
peternak? Topik tentang molting pada ayam layer itulah yang coba kami angkat pada rubrik artikel
utamaedisi Maret kali ini.
Selain pembahasan mengenai molting pada ayam layer, topik tentang pencegahan cacingan
pada ternak besar seperti sapi akan kami ulas pada rubrik artikel Suplemen. Penyakit cacingan telah
menjadi penyakit ekonomi yang menimbulkan kerugian cukup besar. Terlebih lagi, saat ini akan
dimulainya periode pemeliharaan baru menjelang Hari Raya Idul Adha. Guna mencegah kasus
cacingan tidak terus berulang diperlukan pengendalian dan penanganan dengan memutus siklus
hidup cacing yang sifatnya berkelanjutan dengan ditunjang oleh komitmen dan kesadaran yang tinggi
dariseluruh peternak.
Selain itu, edisi Maret kali ini kami mengangkat topik berkaitan dengan kiat kiat manajemen
penggemukan sapi yang optimal pada Rubrik Khusus. Tidak lupa kami sajikan pula informasi menarik
lainnya dalam rubrik Peristiwa dan Serba-Serbi. Semoga bermanfaat. Sukses selalu!
Cara berlangganan Info Medion
‘SMS / WA ke 0852 2114 1929 dengan format
RegIMNamaAlamat SuratAlamat EmaikPekerjaan/Bidang TernakMolting pada Ayam Petelur, Masih Perlukah?
Sebenarnya program molting bukanlah __Siklus Rontok Bulu Ayam
sesuatu hal yang baru. Ada banyak
pertimbangan apakah molting perlu dilakukan Sebagian peternak pasti sudah paham
atau tidak. Selama ini proses molting memang bahwa molting merupakan proses alamiah
sudah jarang dipraktekkan oleh peternak ayam. —_rontok bulu yang memang biasa terjadi pada
Biasanya ayam petelur yang telah memasuki ayam petelur yang telah berproduksi cukup
umur 90 minggu akan langsungdiafkirdandijual lama ( 90 minggu) dan berlangsung selama
di pasar. Meski begitu ternyata ada pula #4 bulan bahkan bisa lebih singkat. Fenomena
sebagian kecil peternak yang tidak langsung —_rontok bulu atau molting biasa terjadi pada
mengatkir, tetapi masih tetap memilih — ayam yang telah berumur tua dengan produksi
melakukan molting pada ayam layer-nya.Alasan _telur harian sudah di bawah 60%. Bisa juga
seperti apa yang dimiliki peternak dalam — terjadi pada ayam muda terutama saat ayam
melakukan molting? Berikut bahasannya. mengalami stres berat. Kasus rontok bulu yang
. Bulu atas utama
Bulu atas marginal"
: ’
i Bul ates
Bs rendah ula
2 sayap
5 : utama
B Bula ates Speen
Bulu aksial
Bul sayap sekunder
Rontoknya buly sayap tidak secara bersamaancepat pada seluruh populasi atau segala umur
biasanya merupakan gejala bahwa telah terjadi
sesuatu yang serius (misalnya: kekurangan air
minum atau sangat kedinginan).
Molting adalah proses fisiologi pada
‘unggas yang dipengaruhi oleh perubahan kadar
hormon prolaktin, gonadotropin, tiroksin, dan
hormon steroid ovarium (Berry, 2003). Rontok
secara alami terjadi pada akhir periode bertelur
yang disebabkan tingginya hormon prolaktin
pada tubuh ayam. Proses rontok pada ayam
terjadi dengan pola tertentu, Urutan rontoknya
dimulai dari bulu kepala, leher, dada, punggung,
sayap, dan ekor. Rontok sayap tidak terjadi
secara bersamaan. Bulu yang pertama kali
rontok adalah bulu primer yang berdekatan
dengan bulu aksial. Selanjutnya bulu rontok
sesuai dengan urutannya (Suprijatna et al.,
2005).
Prinsip utama molting adalah
memberikan masa istirahat bertelur bagi ayam
umur dewasa. Agar ayam bisa beristirahat, maka
kita perlu memberikan “cekaman” pada ayam,
barulah produksi telur terhenti dan alat-alat
reproduksinya akan mengalami “perbaikan’”.
Cekaman atau tekanan yang dimaksud
diantaranya dengan mengurangi jumlah ransum
secara bertahap, memuasakan ayam tanpa
diberi ransum sama sekali selama beberapa
waktu, atau mengubah susunan formulasi
ransum. Namun, dari beberapa metode
tersebut, yang paling sering dilakukan di
lapangan adalah metode kedua yaitu
‘memuasakan ayam. Inilah yang biasa dilakukan
peternak dan disebut dengan istilah force
molting.
Karena dipuasakan, ayam akan
membongkar cadangan makanannya selama
seminggu, mendegradasilemak abdominal yang,
dimanfaatkan untuk sumber energi. Hal
terpenting dalam proses molting ini adalah
menstimulir berperannya hormon prolaktin
dalam menghambat sementara hormon Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH) sehingga proses pembentukan
sebutir telur terhenti sementara waktu. Setelah
30 hati atau 60 hari perlakuan molting ini lalu
diberikan jatah pakan dan air minum serta
rangsangan cahaya seperti biasa, dan kedua
hormon tersebut akan kembali beraktivitas
seakan-akan menjadi ayam petelurmuda.
Setelah molting akan terjadi
peningkatan produksi telur, disebabkan adanya
perbaikan fungsi ovarium oleh sel atau jaringan
baru (Barua et al., 2001). Razak (2010)
melaporkan bahwa terjadi peningkatan telur
yang cukup signifikan pada ayam petelur afkir
setelah dilakukan program molting
menggunakan metode pemuasaan atau
pembatasan pakan.
Mengenal Force Molting
Rasyaf (1994) menyatakan force molting
merupakan tindakan merontokkan bulu dengan
menghentikan produksi telur yang waktunya
diatur oleh manusia. Harimurti et al. (1979)
menyatakan bahwa ditinjau dari segi ekonomi
force molting cukup dapat memperpanjang
produksi telur, sehingga mampu
mendayagunakan ayam petelur yang sudah
waktunya memasuki masa afkir. Handayant
(1980) menyatakan bahwa force molting dapat
menaikkan produksi telur, mempengaruhi
konsumsi pakan, dan dalam perhitungan
‘ekonomi lebih menguntungkan. Force molting
juga mampu meningkatkan kualitas telur
(Hurwitz, 1974). Bila selama perlakuan force
molting ayam benar-benar berhenti bertelur,
dapat diduga nanti di masa produksi berikutnya,
ayam akan bertelur banyak dan ukurannya lebih
besar (Rasyaf, 1994). Jika dirangsang prosesSumber: Poultryste-com
molting bisa berlangsung kurang lebih 5-9
minggu (Berry, 2003).
Kondisi kekurangan nutrien pada ayam
yang mendapatkan perlakuan force molting
dengan puasa pakan total dan pembatasan
pakan akan menyebabkan proses peneluran
berhenti selama 4 minggu. Hal ini terjadi akibat
kurangnya konsumsi energi dan nutrien lain
sehingga proses pembentukan telur terganggu
(Yunanto et al., 1998). Pada saat istirahat
produksi terjadi refreshing dan perbaikan organ
reproduksi (Rasyaf, 1994) sehingga mampu
menaikkan kembali produksi telur pasca force
molting.
Produksi telur ayam akan menurun
sampai dengan 0% pada saat perlakuan force
molting. Pada minggu ke 7, ketika pakan
diberikan normal kembali maka produksi telur
mulai ada peningkatan. Mulai minggu ke 8
terjadi peningkatan produksi yang sangat cepat
sampai dengan tercapainya puncak produksi
pada minggu ke 10. Pada minggu-minggu
berikutnya produksi telur sedikit demi sedikit
menurun hingga pada minggu ke 16 produksi
berada pada tingkat 69%. Pada ayam petelur
afkir yang tidak diberi perlakuan force molting,
produksi telur harian cenderung konstan pada
kisaran 48-68% dengan rata-rata 59,4%
(Mulyono, 2008).
Kondisl ayam saat force molting
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa
proses molting pada tubuh ayam terjadi secara
berurutan, Namun proses molting yang tidak
sama antara ayam yang satu dengan yang
lainnya dalam satu kelompok ayam
menyebabkan produksi telur harian (hen day)
menjadi tidak seragam. Untuk membuat ayam
molting secara bersamaan maka dilakukan force
molting. Ayam akan bertelur kembalidan karena
proses mulai bertelurnya bersamaan maka
diharapkan terjadi puncak produksi ke-2 dengan
persentase hen day cukup optimal dan
menguntungkan peternak.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rajak (2010), force molting
dengan menggunakan metode puasa makanselama 10 hari (ayam tetap diberi minum),
kemudian dilanjutkan hari ke-11 sampai ke-30
ayam diberikan ransum komplit 25% atau jagung
saja 50% dari konsumsi normal, hasilnya cukup
memuaskan. Pada penelitian ini dicapai puncak
produksi sampai 86% dengan rataan produksi
telurmencapai 68,20%.
Untuk kondist indonesia dengan iklim
tropis, mungkin perlu dimodifikasi dalam
pemberian air minum meskipun ayam
mengalami puasa makan. Pada metode
california molting program, ayam yang mati
akan lebih banyak karena ayam dipuasakan
dalam waktu 10 hari. Akan tetapi, produksi telur
berikutnya akan lebih batk sebab ayam lebih
lama tidak bertelur.
Kapan Melakukan Force Molting?
Ayam layer memilikisiklus produksi yang
khas biasanya mulai bertelur di umur 18-20
minggu dan mengalami puncak produksi hingga
Kurang lebih mencapai umur 80-90 minggu (ISA
Layer Commercial Manual Guide, 2017) . Pada
umur tersebut peternak bisa mengambil
keputusan apakah ayam layer yang
dipeliharanya akan diafkir atau dilakukan
program force molting.
Sebenarnya lazimnya force molting
atau molting yang dipercepat sudah tidak
dianjurkan lagi untuk dilakukan, sebab dengan
adanya kemajuan genetik ayer modern saat ini
ayam sudah mampu berproduksi dengan
performa produksi yang bagus. Dengan
kemajuan genetik, untuk stabilisasi berat telur
di angka maksimum rata-rata 64-65 gram
membuat kualitas kerabang telur tetap terjaga,
walaupun dipelihara sampai 90 bahkan 100
minggu. Tren di dunia pun semakin turun untuk
melakukan force molting dikarenakan di
berbagai negara sudah dilarang terkait aturan,
kesejahteraan hewan (animal welfare). Artinya
force molting dilakukan apabila benar-benar
dalam situasi darurat atau terpaksa dan sesuai
dengan aturan yang berlaku di suatu negara
terkait aturan animal welfare. Memang
perlakuan ini harus dilakukan secara disiplin.
Kelalaian sedikit saja akan mengakibatkan
kerugian hingga bahkan menyebabkan
kematian. Demikian pula kondisi ayam harus
benar-benar sehat sebelum dilakukan molting
serta kualitas pakan yang diberikan tetap
ertahankan sepertibiasa.
‘Ayam memasuki umur tua mengalami penurunan
produktitas
Program molting juga dilakukan jika
harga telur sedang tinggi. Peran peternak
dalam menghitung biaya produksi sangat
penting dalam pelaksanaan force molting ini.
Misalnya, dua bulan mendatang harga telur di
pasaran akan mencapai tingkat tertinggi dan
diperkirakan harga tersebut akan bertahan
cukup lama, di sisi lain jika ayam dibiarkan terus
berproduksi, dua bulan mendatang masa
produksinya akan berakhir, maka pelaksanaan
force molting adalah pilihan yang tepat.
Beberapa peternak juga memiliki
alasan melakukan force molting karena harga
DOC fayer yang sedang terlalu tinggi atau
sedang sulit untuk didapatkan. Selain itu
dikarenakan harga afkir ayam Jayer yang
kurang bagus sehingga harus menunda
‘menjual ayam Jayer afkirnya untuk kemudian
mencari pullet sebagai replacement stock. Jikasecara perhitungan ekonomi masih
menguntungkan, maka untuk memperpanjang,
dan mempertahankan produksi telur, salah
satu jalan keluarnya adalah dengan melakukan
program force molting. Terkadang juga
peternak melakukan force molting
dikarenakan kondisi farm-nya sempat
terserang penyakit yang cukup mengganggu
produktivitas sehingga terpaksa harus
memperpanjang masa produksi ayam.
Kelebihan dan Kekurangan Force Molting
Proses force molting yang dilakukan
pada ayam petelur yang sudah tua memang
memilikibeberapaefek positif, diantaranya:
+ Setelah force molting, yaitu ketika bulu
baru sudah tumbuh, ayam akan kembali
bertelur meski jumlah produksinya
tidak setinggi masa bertelur normal.
Peningkatan produksi telur biasanya
bervariasi sekitar 10-30% dibandingkan
jika tidak dilakukan force molting,
tergantungstatuskesehatan dan tingkat
cekamanstres yangdialamiayam. Untuk
gambaran saja, sebelum force molting
selama satu periode yaitu dari umur 20-
80 minggu, satu ekor ayam rata-rata bisa
menghasilkan 20 kg telur. Sedangkan
setelah force molting, ayam hanya
mampu memproduksi 11-12 kg telur.
Selain itu, ayam yang telah mengalami
force molting masa produksinya lebih
singkat. Normalnya produksi dimulai
dari umur 20 minggu sampai afkir
artinya bisa berproduksi selama 60-70
minggu, tetapi setelah proses force
molting biasanya ayam akan sanggup
berproduksi sekitar 25-30 minggu,
kemudian baru diafkir. Proses force
molting inihanyadilakukansatukall.
Kualitas telurlebih baik
Kualitas telur yang dihasilkan akan lebih
baik, di mana ukuran telur bisa lebih
besar/berat dari normal dan warna
kerabang lebih baik, Menurut penelitian
Widodo (2008), dilaporkan bahwa program
force molting memberikan hasil yang
memuaskan terhadap kualitas telur.
Kerabang telur menjadi coklat kembali dan
kualitas kerabanglebih tebal.
Feed Intake
Walaupun memiliki efek positif namun
apabila tidak dilaksanakan dengan tepat
dan optimal akan menimbulkan efek negatif
dari proses force molting tersebut
diantaranya sebagai berikut:
+ Program ini adalah kondisi dimana ayam
akan sengaja dibuat mengalami stres.
Sehingga tidak menjamin semua ayam
bisa melakukan force molting.
+ Selama force molting akan terjad
penurunan produksi telur secara drastis
atau ayam berhenti bertelur sama
sekali, serta terjadi penurunan bobot
badan.
+ Program force molting ini bisa memicu
tingkah taku abnormal ayam seperti
mematuk-matuk bahkan kanibalisme.
‘+ Apabila kondisi ayam tidak siap untuk
diberikan perlakuan force molting, bisa
mengalami kematian karena kondisi
tubuh yanglemah.
+ Program ini membutuhkan waktu yang
tidak sebentar jadi memang harus
diperhitungkan sesuai kebutuhan dan
kondisi pasar.
+ Adanya biaya tambahan seperti dari
biaya pakan, desinfektan, serta
persiapan obat-obatan tambahan.
+ Resiko terinfeksi penyakit hingga
kematianPengaturan pembatasan pemberian pakan ketika molting
Persiapan dan Penanganan yang Matang
Dalam melakukan program ini ada
beberapa hal yang harus diperhatikan agar efek
negatifnya bisa diminimalisir, antara
1. Sebelum force molting
‘Ayam harus dipastikan sehat. Jika ada
ayam yang tidak sehat, maka harus
diafkir (dijual) karena ayam bisa mati
ketika force molting dijalankan. Cek
status kesehatan ayam dengan
melakukan uji titer antibodi di
laboratorium. Lebih baik lagi jika
sebelumnya ayam telah mendapatkan
program vaksinasi sesuai aturan.
Sebelum melakukan force molting,
sebaiknya peternak melakukan seleksi
berat badan ideal ayam. Standar bobot
badan ayam yang akan di-force molting
harus berkisar 1,9-2 kg dengan usia
berkisar90mingguataulebih.
Yang perlu diingat adalah 2-3 hari
sebelum molting dan selama_produki
telur masih ada tetap diberikan
penambahan kalsium seperti Oyster shells
atau sumber lain 4-6 gram per ekor agar
tidak kekurangan kalsium pada tulang
Ciptakan kondisi lingkungan kandang
yang nyaman dan bersih, pengaturan
suhu kandang yang terprogram, dan
pengaturan penyinarancahaya.
Tingkatkan biosekuriti. Saat molting
biasanya ayam menjadi sangat lemah
dan tingkat stresnya tinggi sehingga
rentan terserang penyakit. Oleh
karenanya jadwal pembersihan dan
desinfeksi sebaiknya ditingkatkan juga.
Begitu juga desinfeksi kandang, Saat ada
ayam pilih desinfektan yang aman,
seperti Antisep, Neo Antisep atau
Medisep.
2. Selamaforce molting
Vaksinasi yang terprogram dengan baik
tidak akan memberikan hasil
pencegahan penyakit yang optimal jika
tidak didukung dengan pelaksanaan
biosekuriti yang ketat selama program.
Oleh karena itu, tingkatkan biosekuriti
khususnya pada orang, peralatan, dan
kendaraan yang berpindah-pindah
seperti tim vaksinator, mobil ayam afkir,
kotaktelurdll.
Sumber: inpouttry.com
Pastikan air minum selalutersedia
Kondisi kandang harus nyaman
(perhatikan kontrol suhu, kelembapan,
kadar amonia dan kebersihan kandang)
Keluarkan dan bersihkan sisa kotoran
(feses dan sisa bulu ayam). Sisa kotoran
ayam, baik berupa feses, sisa litter, bulu
maupun debu hendaknya dikeluarkan
dari kandang dengan cara disapu.
‘Sumber : Dok. Medion
ie
‘Sisasisa bulu ayam segera dibersihkan3. Pasca force molting (saat recovery)
Berikan multivitamin dan asam amino
untuk menjaga ayam tetap sehat dalam
keadaan prima guna mencegah
mortalitas atau angka kematian pada
ayam yang terlalu tinggi. Berikan Vita
Stress dan Imustim selama proses
‘molting untuk membantu meningkatkan.
stamina tubuh ayam dan menurunkan
‘efek stres yang ditimbulkan. Umumnya_
selama force molting akan timbul
kematian akibat proses pemuasaan yang
diterapkan pada awal program,
terutama pada ayam-ayam yang kondisi
awalnya kurang fit. Oleh karena itu, hal
utama dalam melakukan force molting
harus benar-benar meminimalisir stres
layer dari proses pengurangan asupan
pakan termasuk intervensi stres dari
luar.
4, Setelah program force molting
Setelah program force molting berakhir
(sudah lebih dari 30 hari), maka ayam
bisa diberi ransum komplit dengan porsi
normal secara bertahap dan bobot
badan akan meningkat kembali.
Sedangkan untuk mempercepat
pembentukan bulu setelah proses force
molting, bisa diberikan suplemen yang
mengandung asam amino, vitamin B
kompleks, A, D, E dan beberapa mineral
yang penting. Pemberian Aminovit,
Strong Egg atau Mineral Feed
Supplement A sejak hari ke-31 hingga
ayam memasuki masa afkir ke-2
diketahui dapat _mempercepat
pembentukan bulu, menekan efek stres
yang dialami ayam dan mempercepat
produksi telur dengan kualitas yang lebih
baik.
‘Sumber : Dok, Medion
‘Multivitamin untuk meningkatkan produktvitas
‘ayam petelur
+ Sanitasi tempat minum dan pakan
dilakukan dengan mencuci tempat
minum dan pakan serta didesinfeksi
(Medisep) setiap 2kalisehari.
+ Lakukan kontrol berat badan ketika
setelah program selesai, serta usahakan
agar ayam tidak terlalu kurus atau tidak
terlalu gemuk karena terlalu banyak
makan.
Force molting hanyalah sebagai
alternatif pilihan peternak untuk
mengoptimalkan produktivitas ayam. Namun,
perlu adanya persiapan yang matang agar tidak
menimbulkan dampak negatif dan hasil yang
didapat memuaskan. Salam.BapakSofyan Adi
Probolinggo~Jawa Timur
Saya memilki peternakan ayam Joper. Saya sering
menemukan ayam yang mematuk bulunya hingga
berdarah setelah pindah kandang starter ke
kandang grower. Kondisi tersebut akhirnya
‘memicu ayam lain menjadi kanibal. Pertanyaannya,
apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi dan
bagaimana cara mengatasinya?
Jawab:
Yth. Bapak Sofyan, terima kasih atas
pertanyaannya. Kemungkinan utama penyebab
ayam mematuk bulu adalah karena stres. Stres
tersebut bisa diakibatkan karena pindah kandang
sehingga kondisi tubuh dan nafsu makan menurun.
Selain karena stres pindah kandang, mematuk bulu
atau kanibal juga bisa diakibatkan oleh beberapa
hal sebagai berikut:
1. Lingkungan dan kepadatan kandang
Ketika pindah kandang, ayam akan beradaptasi
kembali dengan lingkungan kandang yang
baru. Kandang yang panas akan
mengakibatkan ayam menjadi stres panas
(heat stress). Panas tersebut diakibatkan oleh
suhu dan sirkulasi udara yang buruk. Selain itu
Juga dipengaruhi oleh kepadatan kandang yang,
‘tinggi. Jika stres panas, ayam akan mematuk
bulu bahkan menjadi kanibal karena ayam
berusaha melepaskan panas tubuh dengan
mencaritempat yang nyaman.
2. Kekurangan strukturkasar dalam pakan
Ayam grower sebaiknya jangan diberikan
akan dengan struktur tepung. Hal tersebut
dikarenakan ayam dimasa grower
membutuhkan pakan dengan struktur kasar
untuk menstimulir organ pencernaan bekerja
dengan optimal terutama tembolok dan
gizzard. Jika ayam kekurangan struktur kasar
dalam pakan, maka ayam akan cenderung
mematukbulunya.
3. Kekurangan nutrisi
Kurangnya tempat pakan atau jumlah pakan
akan menyebabkan ayam kekurangan nutrisi.
Nutrien yang mempengaruhi perilaku
kanibalisme selain kekurangan seratkasarialah
kekurangan garam (NaCl). Selain itu,
pemberian pakan yang tidak teratur juga dapat
memicu ayam memiliki sifat kanibalisme
dengan mematukbulunya sendiri.
4, Ektoparasit
‘Adanya ektoparasit di luar tubuh ayam seperti
‘tungau, caplak, dan kutu akan mengakibatkan
ayam merasa gatal dan mematuk bulu di
tubuhnya sampai berdarah. Hal ini dapat
memicu ayam lain di kandang menjadi
kanibalisme.
5. Keseragaman ayam
‘Ayam dengan umur atau bobot yang tidak
seragam dalam satu kandang akan
mengakibatkan persaingan konsumsi pakan
‘yang tinggi sehingga ayam dengan bobot besar
akan lebih banyak makan daripada yang kecil.
‘Ayam yang Kecil inilah yang akhirnya akan
kekurangan nutrisi dan dapat menimbulkan
perilaku mematuk bulu sendiri bahkan
kanibalisme terhadap ayam yang lain. Selain
itu, umur yang tidak seragam dalam kandang
‘akan mengakibatkan ayam yang lebih tua
cenderung menyerang ayam yang muda. Hal
inibisa berakibat fatal ika terjadi luka berdarah
karena akan memancing ayam lain untuk
menyerang.
Sebelum mengatasi perilaku mematuk bulu dan
kanibalisme pada ayam Joper, sebaiknya
identifikasi terlebih dahulu penyebab pasti perilaku
tersebut. Adapun secara umum cara untuk
mencegah kejadian tersebut tidak terulang sebagal
berikut:
1. Aturlingkungan dan kepadatan kandang
Usahakan kandang memiliki ventilasi untuk
mendapatkan sirkulasi udara yang balk. Jika
kandang sudah mulai panas, bisa juga
ditambahkan blower atau kipas.
Umurnnya kepadatan kandang ayam Joper
sebagaiberikut:
[Umur (minggu)| _Kepadatan (ekor/m’)
0-1 0
1-2 40
2-4 20
4 9
‘Sumber zhobiterakcom‘Ayam akan nyaman jika kandang menyisakan
banyak ruang gerak agar ayam leluasa dan
nyaman. Selain itu, kepadatan juga akan
berpengaruh terhadap persaingan makan dan
minum dikandang,
Perhatikan struktur kasar pakan
Pakan grower sebaiknya diberikan dengan
struktur yang kasar (butiran), Perhatikan pula
pergantian bentuk pakan dari fase starter ke
fase grower. Pergantian dilakukan secara
bertahap selama 1 minggu untuk mengurangi
tingkat stres pada ayam. Persentase pergantian
pakan 75% :25%, 50%: 50%, 25% :75%, 100%.
Perbaiki nutrisi pakan
Jika ayam kekurangan nutrisi terutama garam.
atau serat kasar, maka bisa ditambahkan bahan
baku yang mengandung serat tinggi berupa
dedak, bungkil inti sawit atau DDGS ke dalam
akan. Jika kekurangan garam, maka bisa
ditambahkan garam dapur dalam formulasi
pakan dengan penggunaan maksimal 23%,
Pisahkan ayam dengan bobot atau umur
berbeda
Sebaiknya ayam dengan umur berbeda
ditempatkan di kandang yang berbeda.
Sedangkan ayam dengan bobot badan yang
berbeda, masih bisa ditempatkan di kandang
yang sama namun diberikan sekat agar tidak
bercampur.
Potong paruh (debeaking)
Potong paruh selain bertujuan untuk efisiensi
pakan, juga meminimalisir agar ayam tidak
kanibal. Potong paruh bisa dilakukan pada
umur 8-10 hari dan bisa diutangi di umur 8-10
minggu.
Potong paruh ayam yang dlakukan umur 8-10 hark
BapakTri
Boyolali—Jawa Tengah
Beberapa hari yang laluu saya menemukan adanya
sekumpulan belatung di bagian pangkal ekor sapi
saya. Awalnya ditemukan kutu, kemudian bagian
ini dikerumuni belatung dan berubah warna
menjadi agak kehitaman. Adakah produk Medion
yang bisa saya gunakan untuk mengobati sapisaya?
Jawab:
Yth, Bapak Tri, terimakasih atas pertanyaannya.
Adanya larva lalat/belatung pada jaringan tubuh
baik hewan maupun manusia dalam istilah
kedokteran disebut dengan myasis. Proses
terjadinya kasus ini didahului oleh adanya luka yang
dibiarkan terbuka. Luka dapat diakibatkan oleh
gesekan tubuh sapi dengan kandang, tersayat
benda tajam, atau terkena gigitan caplak. Bau
darah segar yang ada pada luka kemudian akan
menarik perhatian lalat Chrysomya bezziana betina
untuk bertelur pada luka tersebut. Telur ini
mempunyai daya rekat yang kuat sehingga tidak
mudah jatuh Ke tanah oleh gerakan sapi. Dalam
waktu 12-24 jam, telur lalat akan menetas dan
tumbuh menjadi larva, kemudian bergerak masuk
ke jaringan.
Infestasi larva myasis tidak menimbulkan gejala
klinis yang spesifik dan sangat bervariasi
tergantung pada lokasi luka. Sapi yang terserang
myasis akan merasa tidak nyaman, nafsu makannya
turun, lemah, dan demam sehingga mengalami
penurunan bobot badan dan produksi susu,
kerusakan jaringan, serta anemia. Hal ini secara
tidak langsung juga berdampak pada turunnya
hargajual sapidi pasaran.
Berdasarkan informasi yang Bapak telah
sampaikan, kuat dugaan bahwa luka yang timbul
diakibatkan oleh adanya kutu. Oleh karena itu,
perlu diberikan obat kutu untuk pengobatan yang
menyeluruh. Produk yang bisa digunakan antara
lain Kututox atau Kututox-S sebagai obat tabur.
Atau berikan Kututox Oral dengan cara
dicampurkan ke air minum. Pilihan obat lainnya
yang bisa digunakan adalah Wormectin Injeksiatau Wormectin Plus dengan cara disuntikkan di
bawah kulit (subkutan). Untuk menangani sapi
yang sudah terlanjur myasis, peternak bisa
melakukan beberapa tindakan di bawah ini:
+ Keluarkan larva/belatung yang ada di
permukaan dengan menggunakan pinset.
Semprotkan luka myasis dengan
menggunakan Dicodine.
Jika kondisi luka myasis sudah disertai nanah,
artinya sudah terjadi infeksi sekunder oleh
bakteri, parasit atau mikroorganisme
Maka dari itu, setelah luka dibersihkan dan
disemprot Dicodine, peternak perlu
memberikan antibiotik contohnya Medoxy-LA
atau antiparasit yang bersifat sistemik seperti
Wormectin injeksi pada sapi yang terkena
‘myasis agar kondisinya tidak semakin parah.
Sumber: Dok. Medion
‘Myasis pada bagian anus sapl
Untuk mengendalikan kasus myasis yang sering
terjadi, langkah-langkah yang harus diterapkan
diantaranya:
1. Mengendalikan populasitalat di kandang
Untuk mengendalikan keberadaan lalat di
kandang hendaknya peternak membersihkan
kotoran sapi setiap hari dan
mengumpulkannya pada tempat
penampungan yang terpisah dan tertutup.
Jika lalat dewasa sudah banyak berkeliaran di
kandang, peternak bisa membasminya
dengan insektisida seperti Flytox dan
Delatrin. Flytox merupakan sediaan
insektisida yang efektif mengendalikan lalat
pada area peternakan tanpa menimbulkan
resistensi, bekerja cepat, dan daya kerjanya
tahan lama. Demikian dengan Delatrin yang
memiliki efek knock down (membunuh lalat
seketika). Flytox diaplikasikan dengan cara
tabur, sedangkan Delatrin diaplikasikan
melalui semprot.
Penanganan lukasecaradini
Pada prinsipnya, myasis tidak akan muncul
jika peternak melakukan penanganan secara
dini pada Iuka yang dialami sapi. Namun
apabila luka tidak diobati dalam waktu 1-2
minggu maka selain terjadi myasis, juga akan
terjadi infeksi sekunder bakteri sehingga bisa
muncul kematian. Untuk mengatasi luka,
peternak dapat menyemprotkan Dicodine.
Dicodine merupakan obat semprot (spray)
yang secara khusus diformulasikan untuk
mempercepat penyembuhan luka dan
mencegah terjadinya myasis. Sebelum
diobati, bersihkan luka terlebih dahulu
menggunakan air hangat atau lerutan infus
(NaCcl0,9%).
Narasumber
Dri. Christina Lilis L.
‘Bergabung dengan Medion tahun 1993 di Bagian Research and Development.
Ditahun 2007 - 2016 menangani bagian Technical Support
ddan Technicaf Education and Consultation Manager hingga sekarang.Sumber: kebumenhow.com
Ternak sapi merupakan ternak yang
cukup populer di Indonesia dan salah satu
komoditas potensial dalam pengembangan
usaha peternakan. Terlihat dari pertumbuhan
populasi pada tahun 2017 sebesar 2.7% dan
tahun 2018 sebesar 3.8% dengan populasi total
sapi potong di Indonesia sebanyak 17 juta ekor di
tahun 2018. Beternak sapi memang menarik dan
siapapun bisa menekuni bisnis tersebut.
Beternak sapi telah mendapat dukungan dari
pemerintah untuk menekan angka impor daging.
Pemerintah terus berupaya keras mewujudkan
ketahanan pangan untuk komoditas daging sapi
melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan
\Wajib Bunting (UPSUS SIWAB). Program tersebut
ditujukan untuk optimalisasi reproduksi ternak
sapi sehingga bisa mempercepat peningkatan
populasi.
Salah satu kendala yang dapat
mempengaruhi percepatan pengembangan
peternakan sapi adalah penyakit. Penyakit tidak
hanya menyebabkan kerugian ekonomi karena
dapat menurunkan produktivitas teak namun
juga dapat mengakibatkan kematian. Dampak
negatif lain yang dapat muncul yaitu menurunnya
minat peternak untuk mengembangkan usahanya.
Salah satu penyakit yang banyak menyerang ternak
sapi adalah cacingan.
‘Sapi menjadi kurus akibat cacingan
Cacingan pada Sapi
Sistem pemeliharaan yang masih bersifat
tradisional yakni dengan membiarkan ternaknya
mencari pakan sendiri akan memudahkan ternak
terinfestasi cacing dibandingkan sapi yang
dipelihara secara modern. Jenis cacing yang banyak
menginfeksi sapi secara berurutan yaitu cacing
ailig, cacing daun dan cacingppita.
Cacing gilig paling banyak ditemui
kasusnya karena sesuai kondisi cuaca Indonesia
yang beriklim tropis dengan kelembapan tinggi
yang sangat kondusif untuk cacing gilig
berkembang. Toxocara vitulorum merupakan
cacing gilig yang banyak dijumpai pada anak sapi.
Penyakit ini menyebabkan produktivitas sapi
menurun bahkan hingga menyebabkan kematian.
Cacing ini menular secara vertikal atau ditularkan
dari induk ke anak melalui larva yang ada di uterus
masuk ke tubuh fetus dan ditularkan secara
horisontal yaitu dari sapi sakit ke sapi sehat melalui
pakan, air minum, maupun kolostrum yang
terkontaminasi larva cacing. Pada infeksi yang
parah, sapi dapat muncul gejala diare, hilang nafsu
makan, kurus, gejala penapasan akibat radang
paru-paru,
‘Sumber : sovergs.com,
=
‘Cacng gig Texocaa vtuorum pada sopi
Jenis cacing yang banyak ditemui
berikutnya adalah cacing daun. Dengan kasus yang
banyak merugikan peternak adalah cacing hatiyang sering disebut Fasciolasis. Penyakit ini
disebabkan F. hepatica di daerah beriklim sedang
dan F. gigantica di daerah yang beriklim tropis
basah seperti Indonesia. Cacing hati dapat
menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat
besar, sehingga disebut sebagai penyakit ekonomi
Fascioliasis secara ekonomi merugikan sara
peternak karena menurunkan harga jual sapi,
tingkat produktivitas, bobot sapih pedet, dar laju
pertumbuhan. Fasciolasis juga akan menracu
peningkatan ternak untuk di culling. Fascio.a sp
memerlukan inang perantara siput dari famili
tymnae‘dae untuk perkembangan siklus
hidupnya. Kemudian menular ke sapi s2hat
melalui rumput yang tercemar larva
(metaserkaria) cacing. Pada kasus yang sudah
berlangsung lama, sapi dapat terjadi gangguan
pencernaan berupa kesulitan mengeluarkan
feses, atau pada kasus yang berat dapat terjadi
diare. Sapi akan menunjukkan gejala lemas, dan
pertumbuhan terhambat.
Cacng dan Foiganticy pada organ hat sph
enis cacing pita yang paling banyak
ditemukin pada sapi yaitu Taenia saginata. Telur
cacing yang termakan bersama rumput akan
berkemang menjadi fase larva pada tubu 1 sapi.
larva cecing tersebut berada dalam usus sapi
selanjutriya bersama aliran darah menuju Fe otot
yang diswbut dengan Cysticercus bovis. Larva yang
termakan dari daging sapi mentah atat yang
dimasab kurang matang dapat berkeribang
menjadi cacing dewasa dalam usus halus manusia.
Pada kasus yang ringan gejala tidak terlihat jelas
sedangkan pada kasus yang berat terdapat
benjolan di bawah jaringan kulit atau otot.
nfests| ystcercus ovis pada aging spt
Bagaimana Mengetahui Ternak Cacingan
Untuk mengetahui ternak terkena
cacingan atau tidak, dapat dilakukan beberapa
pengamatan seperti berikut.
+ Gejalaklinis
Cacingan pada awal serangan memang jarang
‘menunjukkan gejala atau perubahan pada
ternak. Perubahan hanya bisa dilihat pada
kasus yang sudah parah.
+ Ujilaboratorium
Dapat dilakukan pada kasus ringan maupun
parah dengan melihat keberadaan telur cacing
pada feses. Uji laboratorium dirasa paling
efektif karena dapat mengetahui keberadaan
telur atau larva cacing secara kualitatif dan
kuantitatif.
+ Temuan pada organ dalam
Hanya dapat dilihat pada ternak yang sudah
‘mati atau dipotong yakni dengan menemukan
cacing dewasa pada organ
Jika salah satu atau beberapa sapi
diteruukan sapi terinfeksi cacingan, hal ini dapat
diartikan dalam satu kelompok ternak tersebut
terkena cacingan. Hal ini tentu akan berkaitan
dengan penanganan yang perlu dilakukan untuk
kelompokternaktersebut.
Penanganan dan Pencegahan
Pengendalian dan penanganan kasus
cacingan pada ternak dapat dilakukan dengan cara
‘Sumber: kerwankesravetsult blogspot.comsederhana, yaitu memutus siklus hidup parasit
cacing tersebut. Beberapa hal yang harus
diperhatikan terkait upaya pengendalian dan
penanganan kasus cacingan diantaranya:
1. Pemberian pakan berkualitas dengan
kandungan nutrisi dan jumlah yang cukup.
Kualitas pakan, baik rumput maupun
konsentrat, yang baik dapat membantu
meningkatkan daya tahan ternak karena
nutrisi yang diperlukan tercukupi. Jika perlu
tambahkan Mineral Feed Suplement $ untuk
mencegah defisiensi mineral dan membuat
sapi potongmenjadilebih gemuk.
2. Memperhatikan sanitasi kandang dan
kebersihan lingkungan dengan tidak
membiarkan kotoran sapi menumpuk dan
membersihkan sisa pakan secara rutin,
menjaga drainase kandang dan lingkungan di
sekitarnya sehingga tidak lembap dan becek,
serta menghindari adanya genangan air pada
tanah. Selain itu, tanaman dan rumput-
rumput liar di sekitar kandang dibersihkan
serta melakukan desinfeksi kandang secara
rutin menggunakan Antisep, Neo Antisep atau
Formades untuk kandang kosong.
3, Ternak sapi sebaiknya tidak digembalakan
terlalu pagi karena pada waktu tersebut larva
cacing biasanya dominan berada
permukaan rumput yang masih basah, Guna
memutus siklus hidup cacing, sebatknya
sistem penggembalaan dilakukan secara
bergilir. Artinya sapi tidak terus-menerus
digembalakan di tempat yang sama.
Pemberian rumput hijauan segar sangat tidak
dianjurkan pada ternak sapi yang dipelihara
secara intensif. Sebaiknya rumput dilayukan
terlebih dahulu sebelum diberikan pada sapi
‘guna menghindari termakannya larva cacing
yangmenempel pada rumput.
4, Membasmi populasi inang antara perlu
dilakukan dengan menjaga kelembapan dan
sekitar kandang tidak basah untuk mencegah
kelangsungan hidup siput air tawar tersebut.
Berkembang biaknya populasi siput air tawar
sebagai inang cacing dapat pula dikurangi
dengan cara memelihara tik atau bebek yang
berperan sebagai predator alami inang antara
tersebut.
Melakukan pemeriksaan kesehatan dan
program pemberian obat cacing secara
teratur. Pemberian obat cacing merupakan
langkah utama dalam upaya pengendalian dan
penanganan cacingan baik pada pedet
maupun sapi dewasa. Program pemberian
anthelmintika/obat cacing sebaiknya
dilakukan sejak masih muda (umur 7 hari) dan
diulang secara berkala setiap 2-3 bulan sekali
guna membasmi cacing secara tuntas dan
memutus siklus hidup parasittersebut.
Produk anthelmintika Medion yang dapat
digunakan untuk memberantas cacing gilig,
cacing daun dan cacing pita pada sapi yaitu
‘Wormectin Plus dan Wormzol-B.
Pemberian multivitamin secara rutin setiap
2-3 bulan sekali yang berfungsi untuk
meningkatkan daya tahan tubuh ternak,
sehingga lebih tahan terhadap serangan
penyakit (termasuk cacingan).
Monitoring telur dan larva cacing perlu
dilakukan secara rutin (2-3 bulan sekali)
‘melalui ujl feses. Uji feses ini bertujuan untuk
menemukan telur cacing baik secara kualitatif
(jenis telur cacing) dan secara kuantitatif
(jumlah telur cacing tiap 1 gram feses). Hal ini
tentu akan berkaitan dengan waktu
pengulangan pemberian obat cacing dan
penentuan obat cacing yang akan diberikan
sesuai dengan jenis cacing yang mengifeksi.
Saat ini Medion telah memiliki laboratorium
yang dapat melayani uji tersebut, yaitu
MediLab yang telah tersebar di beberapa
wilayah ditndonesia.PEMENANG & JAWABAN KUIS 12/18
Maya Wulandari - Sukabumi
DC Marea E 2
Nurima Suriyani - LombokHARGA RATA-RATA TELUR TIAP KG DI PULAU JAWA.
HARGA JAN FEB MAR) APR MEI JUN JUL AGT. SEP_OKT.-«NOV_—ES.
—2019Sumber: Nanang, deh
Sumber : Nanang, drh
Setiap tahun kebutuhan dagingsapiterus
meningkat. Hal ini dipicu oleh bertambahnya
jumiah penduduk dan peningkatan taraf ekonomi
masyarakat. Sehingga daya beli terhadap daging
sapi semakin tinggi. Bagi peternak tentu menjadi
peluang bisnis yang menguntungkan. Terlebih
menjelang hari raya agama sepertildul Adha, Idul
Fitri, Nataldantahun baru,
Idul Adha bagi peternak sapi potong
merupakan hari yang istimewa. Sapi yang
digemukkan untuk hewan kurban mendapat
perlakuan berbeda dengan sapi-sapi untuk
kebutuhan pasar demi kepuasan konsumen,
karena berkurban merupakan ibadah.
Manajemen pemeliharaan yang optimal dan
kedisiplinan sangat diperlukan dalam usaha
ternak sapi karena dihadapkan pada target waktu
maupun bobot yang ditentukan.
Komponen penting seperti bibit, pakan
dan lingkungan menjadi hal yang penting untuk
diperhatikan dalam pemeliharaan sapi potong.
Bibit yang baik akan menghasilkan produktivitas
ternak yang tinggi. Ternak dari keturunan yang
baik akan memacu hasil produksi yang tinggi.
Begitu juga jika ternak dalam kondisi baik akan
memacu pencapaian bobot yang maksimal
CContoh hasil penggemukan Sumba Ongole
‘dengan target pemeliaraan 100 hart
Untuk penggemukan ternak perlu
didukung dengan pemberian pakan yang
optimal. Pakan merupakan salah satu kunci
keberhasitan dalam beternak. Pakan baik secara
kualitas dan kuantitas sangat berpengaruh
terhadap hasil ternak. Ternak dengan kualitas
pakan rendah akan menghasilkan performa
produksi ternak yang tidak optimal. Pakan
merupakan komponen utama yang harus
diperhatikan agar sapi cepat bertambah gemuk.
Pakan untuk sapi penggemukan adalah pakan
tambahan di luar pakan hijauan yang berupa
konsentrat. Sumbernya bisa berasal dari limbah
hasil pengolahan pertanian. Misalnya jerami
padi, daun singkong, kulit singkong, onggok
singkong, kulit nanas, tebon jag
‘Sumber : ramesia.com
Persiapan pemberian pakan konsentrat pada sapi potong
Untuk dapat memberikan pakan yang
seimbang untuk ternak sapi potong, maka harus
mengetahui jumlah nutrisi dari setiap
kandungan bahan yang digunakan. Karena
susunan gizi yang seimbang, akan
mempengaruhi pertumbuhan sapi potong.
Setiap kandungan nutrisi pakan akan
memberikan fungsi yang berbeda. Dengan
alasan inilah mengapa penting menyusun nutrisi
pakan ternak sapi sesuai dengan kebutuhannya.
Dengan pakan yang kaya akan protein, akan
bermanfaat dalam pertambahan massa otot
sapi. Kandungan pakan yang kaya akan energi,
makatubuh sapiakan cepat gemuk.|
&
g
3
2
3
4
i
Pemberian Konsentrat sesual kebutuhan nutrisi sa
Beternak sapi potong merupakan
investasi yang sangat besar. Lingkungan kandang
yang balk dan kondisi ternak yang sehat akan
menunjang ternak untuk selalu memacu
pertumbuhan bobot secara optimal. Karena sapi
yang sehat akan mampu tumbuh secara cepat.
Sapi sehat ditandai dengan mata yang cerah,
pergerakan yang lincah, tidak cacat, hidung dan
mulut tidak berlendir dan tidak dalam kondisi
dehidrasi. Kandang yang digunakan sebaiknya
bebas dari panas dan hujan. Serta lantai kandang
dalam kondisi keringatautidak menggenang
Untuk menjaga kondisi kesehatan dan
daya tahan tubuh ternak, peternak dapat
menambahkan pemberian suplemen atau
multivitamin, Pemberian vitamin yang tepat akan
menghasilkan produktivitas ternak yang le
baik. Pemberian vitamin B-kompleks pada
ruminansia perlu dimasukkan dalam program
pemeliharaan Kesehatan secara rutin setiap 2-3,
bulan. Misalnya dengan pemberian ADE-Plex Inj,
Vita B Plex Bolus atau Injeksi Vitamin B
Kompleks.
Pemberian multivitamin pada sapi
Program pemeliharaan kesehatan yang tak
kalah penting berikutnya adalah pemberian obat
cacing. Seperti yang kita ketahui bersama jika
ternak terkena cacingan akan mengakibatkan
penurunan berat badan secara drastis, anemia,
diare, pertumbuhan terhambat, penampilan
ternak menjadi kurang baik seperti rambut kusam
dan berdirl, perut buncit serta badan kurus. Secara
kualitas, daging dan jerohan pun juga mengalami
Penurunan. Terutama pada serangan cacing hati
yang parah, Hati ternak harus diafkir atau dibuang.
Hal ini tentu akan mengakibatkan waktu
pemeliharaan menjadi lebih panjang untuk
mencapai bobot badan yang ditargetkan dan
peningkatan biaya pemeliharaan seperti biaya
pakan, biaya tenaga kerja maupun biaya
pengobatan. Untuk mencegah hal tersebut obat
cacing dapat diberikan secara berkala setiap 2-3
bulan sekali guna membasmi cacing secara tuntas
dan memutus siklus hidup parasit misalnya dengan
obat cacing spektrum luas Wormzol-B atau
Wormectin Plus.The Rigemiglon, Poo i
‘Sumber : Dok. Medion
Fe Renk
Sumber : Dok, Medion
Radi mewalill Medion menerima penghargaan dari ITENAS ‘Romyan saat menerima penghargaan
Medion, memang selalu menunjukkan kepedulian yang tinggi pada pendidikan. Perusahaan
produsen obat, vaksin, dan peralatan peternakan asal Bandung tersebut rutin memberikan beasiswa
kepada mahasiswa yang berprestasi, salah satunya kepada Institut Teknologi Nasional (ITENAS).
‘Atas pemberian beasiswa tersebut, ITENAS mengundang Medion bersama 3 perusahaan
pemberi beasiswa lainnya ke acara Dies Natalis ITENAS ke-46, pada Rabu, 12 Desember 2018 di Balal
Dayang Sumbi ITENAS Bandung. Pada acara tersebut, Medion memperoleh penghargaan sebagai
penyedia beasiswa sejak tahun 2015 hingga saat ini. Penghargaan diserahkan oleh Rektor Dr. Imam
Aschuri, Ir, MT. kepada perwakilan Medion, yaitu Riadi, Quality Assurance Assistant Manager, yang
merupakan lulusan ITENAS.
‘Sumber : Dok. Medion
Penghargaan dari ITENAS dan Telkom
Selain Itenas, Telkom University juga memberikan penghargaan kepada Medion yaitu Best
Employer Award 2018 pada tanggal 13 Desember 2018, di Ritz Carlton Jakarta. Penghargaan diberikan
karena Medion telah membuka lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja khususnya dari Telkom
University.
Mewakili Medion, Romyan Ulissuha, Human Resource Academician Event and CSR Assistant
Manager, menerima trofi dan piagam dari Rektor Telkom University, Prof. Dr. Adiwijaya pada acara
tersebut. Medion berkomitmen untuk terus aktif mendukung pendidikan bangsa dan juga
menyediakan lapangan pekerjaan.a Su rga Te rsem b u nyi a” Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di
dunia dengan berbagai keindahan di dalamnya. Alam
1 . Indonesia mempunyai banyak tempat tersembunyi yang.
Gi Indonesia emounyat teindanon luer bisa yang banvek.
1. AirTerjun Batang Kapas
Air Terjun Batang Kapas terletak di Desa Lubuk Bigau,
Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Air terjun setinggi 150 meter
yang berada diperbukitan terjal ini akan membuat Anda
terpana dan kagum melihatnya. Selain menikmati kesegaran
air terjun, di tempat ini juga disuguhkan panorama alam
nis flora dan fauna.
berupa hutan tropis dengan berbat
3.Kellaba Madja
Kabupaten Sabu Raijua di provinsi NTT memiliki surga
tersembunyi yang layak di kunjungi. Salah satunya adalah
menawarkan tebing berukir indah
berwarna gradasi merah hati, merah muda, cokelat dan abu-
abu. Pilar-pilar batu granit berwarna merah muda dengan
komposisi puncak berbentuk jamur dengan dominasi warna
Kellaba Madja. Tempat it
merah yangeksotis.
‘Sumber; reyginawisataindonesia.blogspot.com
diantaranya belum terjamah oleh manusia. Suasananya
yang asri dan alami membuat tempat-tempat berikut
mempunyaisebutan “surgatersembuny!”:
2. PulauNamu
Keindahan alam Pulau Namu di Kabupaten Konawe Selatan,
provinsi Sulawesi Tenggara sangat menakjubkan. Perpaduan
alam hutan dan laut serta garis pantai yang panjang dengan air
laut yang jernih, butiran pasir putih kecokelatan serta
rindangnya pohon kelapa yang berbaris rapi menjadikan Pulau
Namu sangat eksotis untuk dinikmati.
4.PulauMahoro
i pulau Mahoro Anda dengan mudah dapat menjumpai
cantiknya terumbu karang dan ikan warna warni disekitarnya.
Hamparan pasir pantainya putih bersih dengan air laut yang
Jernih, Pulau Mahoro yang terletak di Kabupaten Sitara,
provinsi Sulawesi Utara. juga memiliki perbukitan hijau dengan
gua batu di dalamnya, Sarang-sarang burung walet alami dapat
Andajumpai ditempat ini.INFORMASI PRODUK
Pores See Ce Oa Cunt oct
=
= anti parasit spektrumluas
ha
WORMECTIN PLUS & WORMECTIN PLUS BOLUS
'WORMECTIN PLUS dan WORMECTIN PLUS BOLUS adalah sediaan antiparasit berspektrum luas untuk
sapi, kambing, dan domba. Dapat mengatasi parasit internal termasuk cacing hati dewasa dan parasit
eksternal sekaligus. Tersedia dalam bentukinjeksidan Bolus.
Indikasi WORMECTIN PLUS & WORMECTIN PLUS BOLUS
Mengobatidan mengontrol endoparasit termasuk cacing hati dewasa dan ektoparasit,
Keunggulan WORMECTIN PLUS & WORMECTIN PLUS BOLUS
+ Efektif
WORMECTIN PLUS & WORMECTIN PLUS BOLUS efektif membasmi parasit internal termasuk cacing
hati dewasa dan parasit eksternal sekaligus. WORMECTIN PLUS & WORMECTIN PLUS BOLUS
mengandung Ivermectin yang bekerja dengan meningkatkan permeabilitas kanal ion Ci/saluran
Klorida pada impuls saraf Nematoda & Arthropoda yang menyebabkan stimulasi otot terhambat
sehingga parasit lumpuh dan mati.
WORMECTIN PLUS & WORMECTIN PLUS BOLUS mengandung Clorsulon yang menghambat
glycolytic enzymes 3-phosphoglycerate kinase dan phosphoglyceromutase pada tubuh cacing, yakni
suatu enzim yang berperan dalam pembentukan energi, sehingga sumber energi metabolik cacing
hilang dan akhirnya mati.
+ Duabentuksediaan
WORMECTIN PLUS & WORMECTIN PLUS BOLUS tersedia dalam sediaan injeksi dan bolus sehingga
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dalam suatu peternakan
Dosis dan Aturan Pakai
WORMECTIN PLUS:
Obat disuntikkan di bawah kulit (subkutan) dengan dosis 1 mi tiap 50 kg berat badan per hari
WORMECTIN PLUS BOLUS:
1 bolus per 200 kg BB
Hentikan pemakaian obat 28 hari sebelum ternak dipotong untuk dikonsumsi
Obat hanya untukhewan
Nomor Registrasi
Indonesia : KEMENTAN RI No.D 17125389 PKC