Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 24
info Renin medion eante Iya Flo, hampir seluruh bulunya lihat tetangga \ i M888 rontok. pasti produksi { kita bulunya rontok ) \ telurnya ikut menurun. } banyak. Serem Dia sakit apa ya? Tuuannya untuk mengistirahatkan sistem repr sekaligus memperpanjang siklus produksi D\_dan memperbaiki kualitas telur Itu pro: Tapi memang \ molting yan Ee srapannya sudah cukup alamiah terjadi ayam layer selama Kenapa #4 bulan. Biasanya bulu harus merontokkan Sulu? sengaja dirontokkan a siklus bertelur berhenti sementara dan segera memulai bertelur kembalisaat — / waktunya sudah > tepat. th kamu Neo, bacaaja Info Medion edisi bulan ini. Topik ini lagi ) dibahas mendalam lho. Selama dianggap tidak layak dipelihara lagi bila biaya produksi sudah lebih tinggi dari penerimaan penjualan telur. Terlebih lagi, sebenarnya lazimnya force molting sudah tidak dianjurkan lagi untuk dilakukan, proses molting sudah jarang dipraktekkan oleh peternak ayam. Ayam petelur sebab dengan adanya kemajuan genetik layer modern saat ini ayam sudah mampu berproduksi dengan performa produksi yang bagus. Tren di dunia pun semakin turun untuk melakukan force molting dikarenakan di berbagai negara sudah dilarang terkait aturan kesejahteraan hewan (animal welfare). Artinya force molting dilakukan apabila benar-benar dalam situasi darurat atau terpaksa dan sesuai dengan aturan yang berlaku di suatu negara terkait aturan animal welfare. Demikian pula kondisi ayam harus benar-benar sehat sebelum dilakukan molting serta kualitas pakan dan manajemen optimal yang diberikan tetap dipertahankan seperti biasa. Nyatanya memang ada sebagian kecil peternak yang tidak langsung mengatkir, tetapi lebih memilih melakukan molting pada ayam tuanya, Kira-kira apa alasan dilakukannya molting dan apa saja manfaat yang bisa diperoleh peternak? Topik tentang molting pada ayam layer itulah yang coba kami angkat pada rubrik artikel utamaedisi Maret kali ini. Selain pembahasan mengenai molting pada ayam layer, topik tentang pencegahan cacingan pada ternak besar seperti sapi akan kami ulas pada rubrik artikel Suplemen. Penyakit cacingan telah menjadi penyakit ekonomi yang menimbulkan kerugian cukup besar. Terlebih lagi, saat ini akan dimulainya periode pemeliharaan baru menjelang Hari Raya Idul Adha. Guna mencegah kasus cacingan tidak terus berulang diperlukan pengendalian dan penanganan dengan memutus siklus hidup cacing yang sifatnya berkelanjutan dengan ditunjang oleh komitmen dan kesadaran yang tinggi dariseluruh peternak. Selain itu, edisi Maret kali ini kami mengangkat topik berkaitan dengan kiat kiat manajemen penggemukan sapi yang optimal pada Rubrik Khusus. Tidak lupa kami sajikan pula informasi menarik lainnya dalam rubrik Peristiwa dan Serba-Serbi. Semoga bermanfaat. Sukses selalu! Cara berlangganan Info Medion ‘SMS / WA ke 0852 2114 1929 dengan format RegIMNamaAlamat SuratAlamat EmaikPekerjaan/Bidang Ternak Molting pada Ayam Petelur, Masih Perlukah? Sebenarnya program molting bukanlah __Siklus Rontok Bulu Ayam sesuatu hal yang baru. Ada banyak pertimbangan apakah molting perlu dilakukan Sebagian peternak pasti sudah paham atau tidak. Selama ini proses molting memang bahwa molting merupakan proses alamiah sudah jarang dipraktekkan oleh peternak ayam. —_rontok bulu yang memang biasa terjadi pada Biasanya ayam petelur yang telah memasuki ayam petelur yang telah berproduksi cukup umur 90 minggu akan langsungdiafkirdandijual lama ( 90 minggu) dan berlangsung selama di pasar. Meski begitu ternyata ada pula #4 bulan bahkan bisa lebih singkat. Fenomena sebagian kecil peternak yang tidak langsung —_rontok bulu atau molting biasa terjadi pada mengatkir, tetapi masih tetap memilih — ayam yang telah berumur tua dengan produksi melakukan molting pada ayam layer-nya.Alasan _telur harian sudah di bawah 60%. Bisa juga seperti apa yang dimiliki peternak dalam — terjadi pada ayam muda terutama saat ayam melakukan molting? Berikut bahasannya. mengalami stres berat. Kasus rontok bulu yang . Bulu atas utama Bulu atas marginal" : ’ i Bul ates Bs rendah ula 2 sayap 5 : utama B Bula ates Speen Bulu aksial Bul sayap sekunder Rontoknya buly sayap tidak secara bersamaan cepat pada seluruh populasi atau segala umur biasanya merupakan gejala bahwa telah terjadi sesuatu yang serius (misalnya: kekurangan air minum atau sangat kedinginan). Molting adalah proses fisiologi pada ‘unggas yang dipengaruhi oleh perubahan kadar hormon prolaktin, gonadotropin, tiroksin, dan hormon steroid ovarium (Berry, 2003). Rontok secara alami terjadi pada akhir periode bertelur yang disebabkan tingginya hormon prolaktin pada tubuh ayam. Proses rontok pada ayam terjadi dengan pola tertentu, Urutan rontoknya dimulai dari bulu kepala, leher, dada, punggung, sayap, dan ekor. Rontok sayap tidak terjadi secara bersamaan. Bulu yang pertama kali rontok adalah bulu primer yang berdekatan dengan bulu aksial. Selanjutnya bulu rontok sesuai dengan urutannya (Suprijatna et al., 2005). Prinsip utama molting adalah memberikan masa istirahat bertelur bagi ayam umur dewasa. Agar ayam bisa beristirahat, maka kita perlu memberikan “cekaman” pada ayam, barulah produksi telur terhenti dan alat-alat reproduksinya akan mengalami “perbaikan’”. Cekaman atau tekanan yang dimaksud diantaranya dengan mengurangi jumlah ransum secara bertahap, memuasakan ayam tanpa diberi ransum sama sekali selama beberapa waktu, atau mengubah susunan formulasi ransum. Namun, dari beberapa metode tersebut, yang paling sering dilakukan di lapangan adalah metode kedua yaitu ‘memuasakan ayam. Inilah yang biasa dilakukan peternak dan disebut dengan istilah force molting. Karena dipuasakan, ayam akan membongkar cadangan makanannya selama seminggu, mendegradasilemak abdominal yang, dimanfaatkan untuk sumber energi. Hal terpenting dalam proses molting ini adalah menstimulir berperannya hormon prolaktin dalam menghambat sementara hormon Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) sehingga proses pembentukan sebutir telur terhenti sementara waktu. Setelah 30 hati atau 60 hari perlakuan molting ini lalu diberikan jatah pakan dan air minum serta rangsangan cahaya seperti biasa, dan kedua hormon tersebut akan kembali beraktivitas seakan-akan menjadi ayam petelurmuda. Setelah molting akan terjadi peningkatan produksi telur, disebabkan adanya perbaikan fungsi ovarium oleh sel atau jaringan baru (Barua et al., 2001). Razak (2010) melaporkan bahwa terjadi peningkatan telur yang cukup signifikan pada ayam petelur afkir setelah dilakukan program molting menggunakan metode pemuasaan atau pembatasan pakan. Mengenal Force Molting Rasyaf (1994) menyatakan force molting merupakan tindakan merontokkan bulu dengan menghentikan produksi telur yang waktunya diatur oleh manusia. Harimurti et al. (1979) menyatakan bahwa ditinjau dari segi ekonomi force molting cukup dapat memperpanjang produksi telur, sehingga mampu mendayagunakan ayam petelur yang sudah waktunya memasuki masa afkir. Handayant (1980) menyatakan bahwa force molting dapat menaikkan produksi telur, mempengaruhi konsumsi pakan, dan dalam perhitungan ‘ekonomi lebih menguntungkan. Force molting juga mampu meningkatkan kualitas telur (Hurwitz, 1974). Bila selama perlakuan force molting ayam benar-benar berhenti bertelur, dapat diduga nanti di masa produksi berikutnya, ayam akan bertelur banyak dan ukurannya lebih besar (Rasyaf, 1994). Jika dirangsang proses Sumber: Poultryste-com molting bisa berlangsung kurang lebih 5-9 minggu (Berry, 2003). Kondisi kekurangan nutrien pada ayam yang mendapatkan perlakuan force molting dengan puasa pakan total dan pembatasan pakan akan menyebabkan proses peneluran berhenti selama 4 minggu. Hal ini terjadi akibat kurangnya konsumsi energi dan nutrien lain sehingga proses pembentukan telur terganggu (Yunanto et al., 1998). Pada saat istirahat produksi terjadi refreshing dan perbaikan organ reproduksi (Rasyaf, 1994) sehingga mampu menaikkan kembali produksi telur pasca force molting. Produksi telur ayam akan menurun sampai dengan 0% pada saat perlakuan force molting. Pada minggu ke 7, ketika pakan diberikan normal kembali maka produksi telur mulai ada peningkatan. Mulai minggu ke 8 terjadi peningkatan produksi yang sangat cepat sampai dengan tercapainya puncak produksi pada minggu ke 10. Pada minggu-minggu berikutnya produksi telur sedikit demi sedikit menurun hingga pada minggu ke 16 produksi berada pada tingkat 69%. Pada ayam petelur afkir yang tidak diberi perlakuan force molting, produksi telur harian cenderung konstan pada kisaran 48-68% dengan rata-rata 59,4% (Mulyono, 2008). Kondisl ayam saat force molting Telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses molting pada tubuh ayam terjadi secara berurutan, Namun proses molting yang tidak sama antara ayam yang satu dengan yang lainnya dalam satu kelompok ayam menyebabkan produksi telur harian (hen day) menjadi tidak seragam. Untuk membuat ayam molting secara bersamaan maka dilakukan force molting. Ayam akan bertelur kembalidan karena proses mulai bertelurnya bersamaan maka diharapkan terjadi puncak produksi ke-2 dengan persentase hen day cukup optimal dan menguntungkan peternak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rajak (2010), force molting dengan menggunakan metode puasa makan selama 10 hari (ayam tetap diberi minum), kemudian dilanjutkan hari ke-11 sampai ke-30 ayam diberikan ransum komplit 25% atau jagung saja 50% dari konsumsi normal, hasilnya cukup memuaskan. Pada penelitian ini dicapai puncak produksi sampai 86% dengan rataan produksi telurmencapai 68,20%. Untuk kondist indonesia dengan iklim tropis, mungkin perlu dimodifikasi dalam pemberian air minum meskipun ayam mengalami puasa makan. Pada metode california molting program, ayam yang mati akan lebih banyak karena ayam dipuasakan dalam waktu 10 hari. Akan tetapi, produksi telur berikutnya akan lebih batk sebab ayam lebih lama tidak bertelur. Kapan Melakukan Force Molting? Ayam layer memilikisiklus produksi yang khas biasanya mulai bertelur di umur 18-20 minggu dan mengalami puncak produksi hingga Kurang lebih mencapai umur 80-90 minggu (ISA Layer Commercial Manual Guide, 2017) . Pada umur tersebut peternak bisa mengambil keputusan apakah ayam layer yang dipeliharanya akan diafkir atau dilakukan program force molting. Sebenarnya lazimnya force molting atau molting yang dipercepat sudah tidak dianjurkan lagi untuk dilakukan, sebab dengan adanya kemajuan genetik ayer modern saat ini ayam sudah mampu berproduksi dengan performa produksi yang bagus. Dengan kemajuan genetik, untuk stabilisasi berat telur di angka maksimum rata-rata 64-65 gram membuat kualitas kerabang telur tetap terjaga, walaupun dipelihara sampai 90 bahkan 100 minggu. Tren di dunia pun semakin turun untuk melakukan force molting dikarenakan di berbagai negara sudah dilarang terkait aturan, kesejahteraan hewan (animal welfare). Artinya force molting dilakukan apabila benar-benar dalam situasi darurat atau terpaksa dan sesuai dengan aturan yang berlaku di suatu negara terkait aturan animal welfare. Memang perlakuan ini harus dilakukan secara disiplin. Kelalaian sedikit saja akan mengakibatkan kerugian hingga bahkan menyebabkan kematian. Demikian pula kondisi ayam harus benar-benar sehat sebelum dilakukan molting serta kualitas pakan yang diberikan tetap ertahankan sepertibiasa. ‘Ayam memasuki umur tua mengalami penurunan produktitas Program molting juga dilakukan jika harga telur sedang tinggi. Peran peternak dalam menghitung biaya produksi sangat penting dalam pelaksanaan force molting ini. Misalnya, dua bulan mendatang harga telur di pasaran akan mencapai tingkat tertinggi dan diperkirakan harga tersebut akan bertahan cukup lama, di sisi lain jika ayam dibiarkan terus berproduksi, dua bulan mendatang masa produksinya akan berakhir, maka pelaksanaan force molting adalah pilihan yang tepat. Beberapa peternak juga memiliki alasan melakukan force molting karena harga DOC fayer yang sedang terlalu tinggi atau sedang sulit untuk didapatkan. Selain itu dikarenakan harga afkir ayam Jayer yang kurang bagus sehingga harus menunda ‘menjual ayam Jayer afkirnya untuk kemudian mencari pullet sebagai replacement stock. Jika secara perhitungan ekonomi masih menguntungkan, maka untuk memperpanjang, dan mempertahankan produksi telur, salah satu jalan keluarnya adalah dengan melakukan program force molting. Terkadang juga peternak melakukan force molting dikarenakan kondisi farm-nya sempat terserang penyakit yang cukup mengganggu produktivitas sehingga terpaksa harus memperpanjang masa produksi ayam. Kelebihan dan Kekurangan Force Molting Proses force molting yang dilakukan pada ayam petelur yang sudah tua memang memilikibeberapaefek positif, diantaranya: + Setelah force molting, yaitu ketika bulu baru sudah tumbuh, ayam akan kembali bertelur meski jumlah produksinya tidak setinggi masa bertelur normal. Peningkatan produksi telur biasanya bervariasi sekitar 10-30% dibandingkan jika tidak dilakukan force molting, tergantungstatuskesehatan dan tingkat cekamanstres yangdialamiayam. Untuk gambaran saja, sebelum force molting selama satu periode yaitu dari umur 20- 80 minggu, satu ekor ayam rata-rata bisa menghasilkan 20 kg telur. Sedangkan setelah force molting, ayam hanya mampu memproduksi 11-12 kg telur. Selain itu, ayam yang telah mengalami force molting masa produksinya lebih singkat. Normalnya produksi dimulai dari umur 20 minggu sampai afkir artinya bisa berproduksi selama 60-70 minggu, tetapi setelah proses force molting biasanya ayam akan sanggup berproduksi sekitar 25-30 minggu, kemudian baru diafkir. Proses force molting inihanyadilakukansatukall. Kualitas telurlebih baik Kualitas telur yang dihasilkan akan lebih baik, di mana ukuran telur bisa lebih besar/berat dari normal dan warna kerabang lebih baik, Menurut penelitian Widodo (2008), dilaporkan bahwa program force molting memberikan hasil yang memuaskan terhadap kualitas telur. Kerabang telur menjadi coklat kembali dan kualitas kerabanglebih tebal. Feed Intake Walaupun memiliki efek positif namun apabila tidak dilaksanakan dengan tepat dan optimal akan menimbulkan efek negatif dari proses force molting tersebut diantaranya sebagai berikut: + Program ini adalah kondisi dimana ayam akan sengaja dibuat mengalami stres. Sehingga tidak menjamin semua ayam bisa melakukan force molting. + Selama force molting akan terjad penurunan produksi telur secara drastis atau ayam berhenti bertelur sama sekali, serta terjadi penurunan bobot badan. + Program force molting ini bisa memicu tingkah taku abnormal ayam seperti mematuk-matuk bahkan kanibalisme. ‘+ Apabila kondisi ayam tidak siap untuk diberikan perlakuan force molting, bisa mengalami kematian karena kondisi tubuh yanglemah. + Program ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar jadi memang harus diperhitungkan sesuai kebutuhan dan kondisi pasar. + Adanya biaya tambahan seperti dari biaya pakan, desinfektan, serta persiapan obat-obatan tambahan. + Resiko terinfeksi penyakit hingga kematian Pengaturan pembatasan pemberian pakan ketika molting Persiapan dan Penanganan yang Matang Dalam melakukan program ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar efek negatifnya bisa diminimalisir, antara 1. Sebelum force molting ‘Ayam harus dipastikan sehat. Jika ada ayam yang tidak sehat, maka harus diafkir (dijual) karena ayam bisa mati ketika force molting dijalankan. Cek status kesehatan ayam dengan melakukan uji titer antibodi di laboratorium. Lebih baik lagi jika sebelumnya ayam telah mendapatkan program vaksinasi sesuai aturan. Sebelum melakukan force molting, sebaiknya peternak melakukan seleksi berat badan ideal ayam. Standar bobot badan ayam yang akan di-force molting harus berkisar 1,9-2 kg dengan usia berkisar90mingguataulebih. Yang perlu diingat adalah 2-3 hari sebelum molting dan selama_produki telur masih ada tetap diberikan penambahan kalsium seperti Oyster shells atau sumber lain 4-6 gram per ekor agar tidak kekurangan kalsium pada tulang Ciptakan kondisi lingkungan kandang yang nyaman dan bersih, pengaturan suhu kandang yang terprogram, dan pengaturan penyinarancahaya. Tingkatkan biosekuriti. Saat molting biasanya ayam menjadi sangat lemah dan tingkat stresnya tinggi sehingga rentan terserang penyakit. Oleh karenanya jadwal pembersihan dan desinfeksi sebaiknya ditingkatkan juga. Begitu juga desinfeksi kandang, Saat ada ayam pilih desinfektan yang aman, seperti Antisep, Neo Antisep atau Medisep. 2. Selamaforce molting Vaksinasi yang terprogram dengan baik tidak akan memberikan hasil pencegahan penyakit yang optimal jika tidak didukung dengan pelaksanaan biosekuriti yang ketat selama program. Oleh karena itu, tingkatkan biosekuriti khususnya pada orang, peralatan, dan kendaraan yang berpindah-pindah seperti tim vaksinator, mobil ayam afkir, kotaktelurdll. Sumber: inpouttry.com Pastikan air minum selalutersedia Kondisi kandang harus nyaman (perhatikan kontrol suhu, kelembapan, kadar amonia dan kebersihan kandang) Keluarkan dan bersihkan sisa kotoran (feses dan sisa bulu ayam). Sisa kotoran ayam, baik berupa feses, sisa litter, bulu maupun debu hendaknya dikeluarkan dari kandang dengan cara disapu. ‘Sumber : Dok. Medion ie ‘Sisasisa bulu ayam segera dibersihkan 3. Pasca force molting (saat recovery) Berikan multivitamin dan asam amino untuk menjaga ayam tetap sehat dalam keadaan prima guna mencegah mortalitas atau angka kematian pada ayam yang terlalu tinggi. Berikan Vita Stress dan Imustim selama proses ‘molting untuk membantu meningkatkan. stamina tubuh ayam dan menurunkan ‘efek stres yang ditimbulkan. Umumnya_ selama force molting akan timbul kematian akibat proses pemuasaan yang diterapkan pada awal program, terutama pada ayam-ayam yang kondisi awalnya kurang fit. Oleh karena itu, hal utama dalam melakukan force molting harus benar-benar meminimalisir stres layer dari proses pengurangan asupan pakan termasuk intervensi stres dari luar. 4, Setelah program force molting Setelah program force molting berakhir (sudah lebih dari 30 hari), maka ayam bisa diberi ransum komplit dengan porsi normal secara bertahap dan bobot badan akan meningkat kembali. Sedangkan untuk mempercepat pembentukan bulu setelah proses force molting, bisa diberikan suplemen yang mengandung asam amino, vitamin B kompleks, A, D, E dan beberapa mineral yang penting. Pemberian Aminovit, Strong Egg atau Mineral Feed Supplement A sejak hari ke-31 hingga ayam memasuki masa afkir ke-2 diketahui dapat _mempercepat pembentukan bulu, menekan efek stres yang dialami ayam dan mempercepat produksi telur dengan kualitas yang lebih baik. ‘Sumber : Dok, Medion ‘Multivitamin untuk meningkatkan produktvitas ‘ayam petelur + Sanitasi tempat minum dan pakan dilakukan dengan mencuci tempat minum dan pakan serta didesinfeksi (Medisep) setiap 2kalisehari. + Lakukan kontrol berat badan ketika setelah program selesai, serta usahakan agar ayam tidak terlalu kurus atau tidak terlalu gemuk karena terlalu banyak makan. Force molting hanyalah sebagai alternatif pilihan peternak untuk mengoptimalkan produktivitas ayam. Namun, perlu adanya persiapan yang matang agar tidak menimbulkan dampak negatif dan hasil yang didapat memuaskan. Salam. BapakSofyan Adi Probolinggo~Jawa Timur Saya memilki peternakan ayam Joper. Saya sering menemukan ayam yang mematuk bulunya hingga berdarah setelah pindah kandang starter ke kandang grower. Kondisi tersebut akhirnya ‘memicu ayam lain menjadi kanibal. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi dan bagaimana cara mengatasinya? Jawab: Yth. Bapak Sofyan, terima kasih atas pertanyaannya. Kemungkinan utama penyebab ayam mematuk bulu adalah karena stres. Stres tersebut bisa diakibatkan karena pindah kandang sehingga kondisi tubuh dan nafsu makan menurun. Selain karena stres pindah kandang, mematuk bulu atau kanibal juga bisa diakibatkan oleh beberapa hal sebagai berikut: 1. Lingkungan dan kepadatan kandang Ketika pindah kandang, ayam akan beradaptasi kembali dengan lingkungan kandang yang baru. Kandang yang panas akan mengakibatkan ayam menjadi stres panas (heat stress). Panas tersebut diakibatkan oleh suhu dan sirkulasi udara yang buruk. Selain itu Juga dipengaruhi oleh kepadatan kandang yang, ‘tinggi. Jika stres panas, ayam akan mematuk bulu bahkan menjadi kanibal karena ayam berusaha melepaskan panas tubuh dengan mencaritempat yang nyaman. 2. Kekurangan strukturkasar dalam pakan Ayam grower sebaiknya jangan diberikan akan dengan struktur tepung. Hal tersebut dikarenakan ayam dimasa grower membutuhkan pakan dengan struktur kasar untuk menstimulir organ pencernaan bekerja dengan optimal terutama tembolok dan gizzard. Jika ayam kekurangan struktur kasar dalam pakan, maka ayam akan cenderung mematukbulunya. 3. Kekurangan nutrisi Kurangnya tempat pakan atau jumlah pakan akan menyebabkan ayam kekurangan nutrisi. Nutrien yang mempengaruhi perilaku kanibalisme selain kekurangan seratkasarialah kekurangan garam (NaCl). Selain itu, pemberian pakan yang tidak teratur juga dapat memicu ayam memiliki sifat kanibalisme dengan mematukbulunya sendiri. 4, Ektoparasit ‘Adanya ektoparasit di luar tubuh ayam seperti ‘tungau, caplak, dan kutu akan mengakibatkan ayam merasa gatal dan mematuk bulu di tubuhnya sampai berdarah. Hal ini dapat memicu ayam lain di kandang menjadi kanibalisme. 5. Keseragaman ayam ‘Ayam dengan umur atau bobot yang tidak seragam dalam satu kandang akan mengakibatkan persaingan konsumsi pakan ‘yang tinggi sehingga ayam dengan bobot besar akan lebih banyak makan daripada yang kecil. ‘Ayam yang Kecil inilah yang akhirnya akan kekurangan nutrisi dan dapat menimbulkan perilaku mematuk bulu sendiri bahkan kanibalisme terhadap ayam yang lain. Selain itu, umur yang tidak seragam dalam kandang ‘akan mengakibatkan ayam yang lebih tua cenderung menyerang ayam yang muda. Hal inibisa berakibat fatal ika terjadi luka berdarah karena akan memancing ayam lain untuk menyerang. Sebelum mengatasi perilaku mematuk bulu dan kanibalisme pada ayam Joper, sebaiknya identifikasi terlebih dahulu penyebab pasti perilaku tersebut. Adapun secara umum cara untuk mencegah kejadian tersebut tidak terulang sebagal berikut: 1. Aturlingkungan dan kepadatan kandang Usahakan kandang memiliki ventilasi untuk mendapatkan sirkulasi udara yang balk. Jika kandang sudah mulai panas, bisa juga ditambahkan blower atau kipas. Umurnnya kepadatan kandang ayam Joper sebagaiberikut: [Umur (minggu)| _Kepadatan (ekor/m’) 0-1 0 1-2 40 2-4 20 4 9 ‘Sumber zhobiterakcom ‘Ayam akan nyaman jika kandang menyisakan banyak ruang gerak agar ayam leluasa dan nyaman. Selain itu, kepadatan juga akan berpengaruh terhadap persaingan makan dan minum dikandang, Perhatikan struktur kasar pakan Pakan grower sebaiknya diberikan dengan struktur yang kasar (butiran), Perhatikan pula pergantian bentuk pakan dari fase starter ke fase grower. Pergantian dilakukan secara bertahap selama 1 minggu untuk mengurangi tingkat stres pada ayam. Persentase pergantian pakan 75% :25%, 50%: 50%, 25% :75%, 100%. Perbaiki nutrisi pakan Jika ayam kekurangan nutrisi terutama garam. atau serat kasar, maka bisa ditambahkan bahan baku yang mengandung serat tinggi berupa dedak, bungkil inti sawit atau DDGS ke dalam akan. Jika kekurangan garam, maka bisa ditambahkan garam dapur dalam formulasi pakan dengan penggunaan maksimal 23%, Pisahkan ayam dengan bobot atau umur berbeda Sebaiknya ayam dengan umur berbeda ditempatkan di kandang yang berbeda. Sedangkan ayam dengan bobot badan yang berbeda, masih bisa ditempatkan di kandang yang sama namun diberikan sekat agar tidak bercampur. Potong paruh (debeaking) Potong paruh selain bertujuan untuk efisiensi pakan, juga meminimalisir agar ayam tidak kanibal. Potong paruh bisa dilakukan pada umur 8-10 hari dan bisa diutangi di umur 8-10 minggu. Potong paruh ayam yang dlakukan umur 8-10 hark BapakTri Boyolali—Jawa Tengah Beberapa hari yang laluu saya menemukan adanya sekumpulan belatung di bagian pangkal ekor sapi saya. Awalnya ditemukan kutu, kemudian bagian ini dikerumuni belatung dan berubah warna menjadi agak kehitaman. Adakah produk Medion yang bisa saya gunakan untuk mengobati sapisaya? Jawab: Yth, Bapak Tri, terimakasih atas pertanyaannya. Adanya larva lalat/belatung pada jaringan tubuh baik hewan maupun manusia dalam istilah kedokteran disebut dengan myasis. Proses terjadinya kasus ini didahului oleh adanya luka yang dibiarkan terbuka. Luka dapat diakibatkan oleh gesekan tubuh sapi dengan kandang, tersayat benda tajam, atau terkena gigitan caplak. Bau darah segar yang ada pada luka kemudian akan menarik perhatian lalat Chrysomya bezziana betina untuk bertelur pada luka tersebut. Telur ini mempunyai daya rekat yang kuat sehingga tidak mudah jatuh Ke tanah oleh gerakan sapi. Dalam waktu 12-24 jam, telur lalat akan menetas dan tumbuh menjadi larva, kemudian bergerak masuk ke jaringan. Infestasi larva myasis tidak menimbulkan gejala klinis yang spesifik dan sangat bervariasi tergantung pada lokasi luka. Sapi yang terserang myasis akan merasa tidak nyaman, nafsu makannya turun, lemah, dan demam sehingga mengalami penurunan bobot badan dan produksi susu, kerusakan jaringan, serta anemia. Hal ini secara tidak langsung juga berdampak pada turunnya hargajual sapidi pasaran. Berdasarkan informasi yang Bapak telah sampaikan, kuat dugaan bahwa luka yang timbul diakibatkan oleh adanya kutu. Oleh karena itu, perlu diberikan obat kutu untuk pengobatan yang menyeluruh. Produk yang bisa digunakan antara lain Kututox atau Kututox-S sebagai obat tabur. Atau berikan Kututox Oral dengan cara dicampurkan ke air minum. Pilihan obat lainnya yang bisa digunakan adalah Wormectin Injeksi atau Wormectin Plus dengan cara disuntikkan di bawah kulit (subkutan). Untuk menangani sapi yang sudah terlanjur myasis, peternak bisa melakukan beberapa tindakan di bawah ini: + Keluarkan larva/belatung yang ada di permukaan dengan menggunakan pinset. Semprotkan luka myasis dengan menggunakan Dicodine. Jika kondisi luka myasis sudah disertai nanah, artinya sudah terjadi infeksi sekunder oleh bakteri, parasit atau mikroorganisme Maka dari itu, setelah luka dibersihkan dan disemprot Dicodine, peternak perlu memberikan antibiotik contohnya Medoxy-LA atau antiparasit yang bersifat sistemik seperti Wormectin injeksi pada sapi yang terkena ‘myasis agar kondisinya tidak semakin parah. Sumber: Dok. Medion ‘Myasis pada bagian anus sapl Untuk mengendalikan kasus myasis yang sering terjadi, langkah-langkah yang harus diterapkan diantaranya: 1. Mengendalikan populasitalat di kandang Untuk mengendalikan keberadaan lalat di kandang hendaknya peternak membersihkan kotoran sapi setiap hari dan mengumpulkannya pada tempat penampungan yang terpisah dan tertutup. Jika lalat dewasa sudah banyak berkeliaran di kandang, peternak bisa membasminya dengan insektisida seperti Flytox dan Delatrin. Flytox merupakan sediaan insektisida yang efektif mengendalikan lalat pada area peternakan tanpa menimbulkan resistensi, bekerja cepat, dan daya kerjanya tahan lama. Demikian dengan Delatrin yang memiliki efek knock down (membunuh lalat seketika). Flytox diaplikasikan dengan cara tabur, sedangkan Delatrin diaplikasikan melalui semprot. Penanganan lukasecaradini Pada prinsipnya, myasis tidak akan muncul jika peternak melakukan penanganan secara dini pada Iuka yang dialami sapi. Namun apabila luka tidak diobati dalam waktu 1-2 minggu maka selain terjadi myasis, juga akan terjadi infeksi sekunder bakteri sehingga bisa muncul kematian. Untuk mengatasi luka, peternak dapat menyemprotkan Dicodine. Dicodine merupakan obat semprot (spray) yang secara khusus diformulasikan untuk mempercepat penyembuhan luka dan mencegah terjadinya myasis. Sebelum diobati, bersihkan luka terlebih dahulu menggunakan air hangat atau lerutan infus (NaCcl0,9%). Narasumber Dri. Christina Lilis L. ‘Bergabung dengan Medion tahun 1993 di Bagian Research and Development. Ditahun 2007 - 2016 menangani bagian Technical Support ddan Technicaf Education and Consultation Manager hingga sekarang. Sumber: kebumenhow.com Ternak sapi merupakan ternak yang cukup populer di Indonesia dan salah satu komoditas potensial dalam pengembangan usaha peternakan. Terlihat dari pertumbuhan populasi pada tahun 2017 sebesar 2.7% dan tahun 2018 sebesar 3.8% dengan populasi total sapi potong di Indonesia sebanyak 17 juta ekor di tahun 2018. Beternak sapi memang menarik dan siapapun bisa menekuni bisnis tersebut. Beternak sapi telah mendapat dukungan dari pemerintah untuk menekan angka impor daging. Pemerintah terus berupaya keras mewujudkan ketahanan pangan untuk komoditas daging sapi melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan \Wajib Bunting (UPSUS SIWAB). Program tersebut ditujukan untuk optimalisasi reproduksi ternak sapi sehingga bisa mempercepat peningkatan populasi. Salah satu kendala yang dapat mempengaruhi percepatan pengembangan peternakan sapi adalah penyakit. Penyakit tidak hanya menyebabkan kerugian ekonomi karena dapat menurunkan produktivitas teak namun juga dapat mengakibatkan kematian. Dampak negatif lain yang dapat muncul yaitu menurunnya minat peternak untuk mengembangkan usahanya. Salah satu penyakit yang banyak menyerang ternak sapi adalah cacingan. ‘Sapi menjadi kurus akibat cacingan Cacingan pada Sapi Sistem pemeliharaan yang masih bersifat tradisional yakni dengan membiarkan ternaknya mencari pakan sendiri akan memudahkan ternak terinfestasi cacing dibandingkan sapi yang dipelihara secara modern. Jenis cacing yang banyak menginfeksi sapi secara berurutan yaitu cacing ailig, cacing daun dan cacingppita. Cacing gilig paling banyak ditemui kasusnya karena sesuai kondisi cuaca Indonesia yang beriklim tropis dengan kelembapan tinggi yang sangat kondusif untuk cacing gilig berkembang. Toxocara vitulorum merupakan cacing gilig yang banyak dijumpai pada anak sapi. Penyakit ini menyebabkan produktivitas sapi menurun bahkan hingga menyebabkan kematian. Cacing ini menular secara vertikal atau ditularkan dari induk ke anak melalui larva yang ada di uterus masuk ke tubuh fetus dan ditularkan secara horisontal yaitu dari sapi sakit ke sapi sehat melalui pakan, air minum, maupun kolostrum yang terkontaminasi larva cacing. Pada infeksi yang parah, sapi dapat muncul gejala diare, hilang nafsu makan, kurus, gejala penapasan akibat radang paru-paru, ‘Sumber : sovergs.com, = ‘Cacng gig Texocaa vtuorum pada sopi Jenis cacing yang banyak ditemui berikutnya adalah cacing daun. Dengan kasus yang banyak merugikan peternak adalah cacing hati yang sering disebut Fasciolasis. Penyakit ini disebabkan F. hepatica di daerah beriklim sedang dan F. gigantica di daerah yang beriklim tropis basah seperti Indonesia. Cacing hati dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar, sehingga disebut sebagai penyakit ekonomi Fascioliasis secara ekonomi merugikan sara peternak karena menurunkan harga jual sapi, tingkat produktivitas, bobot sapih pedet, dar laju pertumbuhan. Fasciolasis juga akan menracu peningkatan ternak untuk di culling. Fascio.a sp memerlukan inang perantara siput dari famili tymnae‘dae untuk perkembangan siklus hidupnya. Kemudian menular ke sapi s2hat melalui rumput yang tercemar larva (metaserkaria) cacing. Pada kasus yang sudah berlangsung lama, sapi dapat terjadi gangguan pencernaan berupa kesulitan mengeluarkan feses, atau pada kasus yang berat dapat terjadi diare. Sapi akan menunjukkan gejala lemas, dan pertumbuhan terhambat. Cacng dan Foiganticy pada organ hat sph enis cacing pita yang paling banyak ditemukin pada sapi yaitu Taenia saginata. Telur cacing yang termakan bersama rumput akan berkemang menjadi fase larva pada tubu 1 sapi. larva cecing tersebut berada dalam usus sapi selanjutriya bersama aliran darah menuju Fe otot yang diswbut dengan Cysticercus bovis. Larva yang termakan dari daging sapi mentah atat yang dimasab kurang matang dapat berkeribang menjadi cacing dewasa dalam usus halus manusia. Pada kasus yang ringan gejala tidak terlihat jelas sedangkan pada kasus yang berat terdapat benjolan di bawah jaringan kulit atau otot. nfests| ystcercus ovis pada aging spt Bagaimana Mengetahui Ternak Cacingan Untuk mengetahui ternak terkena cacingan atau tidak, dapat dilakukan beberapa pengamatan seperti berikut. + Gejalaklinis Cacingan pada awal serangan memang jarang ‘menunjukkan gejala atau perubahan pada ternak. Perubahan hanya bisa dilihat pada kasus yang sudah parah. + Ujilaboratorium Dapat dilakukan pada kasus ringan maupun parah dengan melihat keberadaan telur cacing pada feses. Uji laboratorium dirasa paling efektif karena dapat mengetahui keberadaan telur atau larva cacing secara kualitatif dan kuantitatif. + Temuan pada organ dalam Hanya dapat dilihat pada ternak yang sudah ‘mati atau dipotong yakni dengan menemukan cacing dewasa pada organ Jika salah satu atau beberapa sapi diteruukan sapi terinfeksi cacingan, hal ini dapat diartikan dalam satu kelompok ternak tersebut terkena cacingan. Hal ini tentu akan berkaitan dengan penanganan yang perlu dilakukan untuk kelompokternaktersebut. Penanganan dan Pencegahan Pengendalian dan penanganan kasus cacingan pada ternak dapat dilakukan dengan cara ‘Sumber: kerwankesravetsult blogspot.com sederhana, yaitu memutus siklus hidup parasit cacing tersebut. Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait upaya pengendalian dan penanganan kasus cacingan diantaranya: 1. Pemberian pakan berkualitas dengan kandungan nutrisi dan jumlah yang cukup. Kualitas pakan, baik rumput maupun konsentrat, yang baik dapat membantu meningkatkan daya tahan ternak karena nutrisi yang diperlukan tercukupi. Jika perlu tambahkan Mineral Feed Suplement $ untuk mencegah defisiensi mineral dan membuat sapi potongmenjadilebih gemuk. 2. Memperhatikan sanitasi kandang dan kebersihan lingkungan dengan tidak membiarkan kotoran sapi menumpuk dan membersihkan sisa pakan secara rutin, menjaga drainase kandang dan lingkungan di sekitarnya sehingga tidak lembap dan becek, serta menghindari adanya genangan air pada tanah. Selain itu, tanaman dan rumput- rumput liar di sekitar kandang dibersihkan serta melakukan desinfeksi kandang secara rutin menggunakan Antisep, Neo Antisep atau Formades untuk kandang kosong. 3, Ternak sapi sebaiknya tidak digembalakan terlalu pagi karena pada waktu tersebut larva cacing biasanya dominan berada permukaan rumput yang masih basah, Guna memutus siklus hidup cacing, sebatknya sistem penggembalaan dilakukan secara bergilir. Artinya sapi tidak terus-menerus digembalakan di tempat yang sama. Pemberian rumput hijauan segar sangat tidak dianjurkan pada ternak sapi yang dipelihara secara intensif. Sebaiknya rumput dilayukan terlebih dahulu sebelum diberikan pada sapi ‘guna menghindari termakannya larva cacing yangmenempel pada rumput. 4, Membasmi populasi inang antara perlu dilakukan dengan menjaga kelembapan dan sekitar kandang tidak basah untuk mencegah kelangsungan hidup siput air tawar tersebut. Berkembang biaknya populasi siput air tawar sebagai inang cacing dapat pula dikurangi dengan cara memelihara tik atau bebek yang berperan sebagai predator alami inang antara tersebut. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan program pemberian obat cacing secara teratur. Pemberian obat cacing merupakan langkah utama dalam upaya pengendalian dan penanganan cacingan baik pada pedet maupun sapi dewasa. Program pemberian anthelmintika/obat cacing sebaiknya dilakukan sejak masih muda (umur 7 hari) dan diulang secara berkala setiap 2-3 bulan sekali guna membasmi cacing secara tuntas dan memutus siklus hidup parasittersebut. Produk anthelmintika Medion yang dapat digunakan untuk memberantas cacing gilig, cacing daun dan cacing pita pada sapi yaitu ‘Wormectin Plus dan Wormzol-B. Pemberian multivitamin secara rutin setiap 2-3 bulan sekali yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak, sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit (termasuk cacingan). Monitoring telur dan larva cacing perlu dilakukan secara rutin (2-3 bulan sekali) ‘melalui ujl feses. Uji feses ini bertujuan untuk menemukan telur cacing baik secara kualitatif (jenis telur cacing) dan secara kuantitatif (jumlah telur cacing tiap 1 gram feses). Hal ini tentu akan berkaitan dengan waktu pengulangan pemberian obat cacing dan penentuan obat cacing yang akan diberikan sesuai dengan jenis cacing yang mengifeksi. Saat ini Medion telah memiliki laboratorium yang dapat melayani uji tersebut, yaitu MediLab yang telah tersebar di beberapa wilayah ditndonesia. PEMENANG & JAWABAN KUIS 12/18 Maya Wulandari - Sukabumi DC Marea E 2 Nurima Suriyani - Lombok HARGA RATA-RATA TELUR TIAP KG DI PULAU JAWA. HARGA JAN FEB MAR) APR MEI JUN JUL AGT. SEP_OKT.-«NOV_—ES. —2019 Sumber: Nanang, deh Sumber : Nanang, drh Setiap tahun kebutuhan dagingsapiterus meningkat. Hal ini dipicu oleh bertambahnya jumiah penduduk dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat. Sehingga daya beli terhadap daging sapi semakin tinggi. Bagi peternak tentu menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Terlebih menjelang hari raya agama sepertildul Adha, Idul Fitri, Nataldantahun baru, Idul Adha bagi peternak sapi potong merupakan hari yang istimewa. Sapi yang digemukkan untuk hewan kurban mendapat perlakuan berbeda dengan sapi-sapi untuk kebutuhan pasar demi kepuasan konsumen, karena berkurban merupakan ibadah. Manajemen pemeliharaan yang optimal dan kedisiplinan sangat diperlukan dalam usaha ternak sapi karena dihadapkan pada target waktu maupun bobot yang ditentukan. Komponen penting seperti bibit, pakan dan lingkungan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemeliharaan sapi potong. Bibit yang baik akan menghasilkan produktivitas ternak yang tinggi. Ternak dari keturunan yang baik akan memacu hasil produksi yang tinggi. Begitu juga jika ternak dalam kondisi baik akan memacu pencapaian bobot yang maksimal CContoh hasil penggemukan Sumba Ongole ‘dengan target pemeliaraan 100 hart Untuk penggemukan ternak perlu didukung dengan pemberian pakan yang optimal. Pakan merupakan salah satu kunci keberhasitan dalam beternak. Pakan baik secara kualitas dan kuantitas sangat berpengaruh terhadap hasil ternak. Ternak dengan kualitas pakan rendah akan menghasilkan performa produksi ternak yang tidak optimal. Pakan merupakan komponen utama yang harus diperhatikan agar sapi cepat bertambah gemuk. Pakan untuk sapi penggemukan adalah pakan tambahan di luar pakan hijauan yang berupa konsentrat. Sumbernya bisa berasal dari limbah hasil pengolahan pertanian. Misalnya jerami padi, daun singkong, kulit singkong, onggok singkong, kulit nanas, tebon jag ‘Sumber : ramesia.com Persiapan pemberian pakan konsentrat pada sapi potong Untuk dapat memberikan pakan yang seimbang untuk ternak sapi potong, maka harus mengetahui jumlah nutrisi dari setiap kandungan bahan yang digunakan. Karena susunan gizi yang seimbang, akan mempengaruhi pertumbuhan sapi potong. Setiap kandungan nutrisi pakan akan memberikan fungsi yang berbeda. Dengan alasan inilah mengapa penting menyusun nutrisi pakan ternak sapi sesuai dengan kebutuhannya. Dengan pakan yang kaya akan protein, akan bermanfaat dalam pertambahan massa otot sapi. Kandungan pakan yang kaya akan energi, makatubuh sapiakan cepat gemuk. | & g 3 2 3 4 i Pemberian Konsentrat sesual kebutuhan nutrisi sa Beternak sapi potong merupakan investasi yang sangat besar. Lingkungan kandang yang balk dan kondisi ternak yang sehat akan menunjang ternak untuk selalu memacu pertumbuhan bobot secara optimal. Karena sapi yang sehat akan mampu tumbuh secara cepat. Sapi sehat ditandai dengan mata yang cerah, pergerakan yang lincah, tidak cacat, hidung dan mulut tidak berlendir dan tidak dalam kondisi dehidrasi. Kandang yang digunakan sebaiknya bebas dari panas dan hujan. Serta lantai kandang dalam kondisi keringatautidak menggenang Untuk menjaga kondisi kesehatan dan daya tahan tubuh ternak, peternak dapat menambahkan pemberian suplemen atau multivitamin, Pemberian vitamin yang tepat akan menghasilkan produktivitas ternak yang le baik. Pemberian vitamin B-kompleks pada ruminansia perlu dimasukkan dalam program pemeliharaan Kesehatan secara rutin setiap 2-3, bulan. Misalnya dengan pemberian ADE-Plex Inj, Vita B Plex Bolus atau Injeksi Vitamin B Kompleks. Pemberian multivitamin pada sapi Program pemeliharaan kesehatan yang tak kalah penting berikutnya adalah pemberian obat cacing. Seperti yang kita ketahui bersama jika ternak terkena cacingan akan mengakibatkan penurunan berat badan secara drastis, anemia, diare, pertumbuhan terhambat, penampilan ternak menjadi kurang baik seperti rambut kusam dan berdirl, perut buncit serta badan kurus. Secara kualitas, daging dan jerohan pun juga mengalami Penurunan. Terutama pada serangan cacing hati yang parah, Hati ternak harus diafkir atau dibuang. Hal ini tentu akan mengakibatkan waktu pemeliharaan menjadi lebih panjang untuk mencapai bobot badan yang ditargetkan dan peningkatan biaya pemeliharaan seperti biaya pakan, biaya tenaga kerja maupun biaya pengobatan. Untuk mencegah hal tersebut obat cacing dapat diberikan secara berkala setiap 2-3 bulan sekali guna membasmi cacing secara tuntas dan memutus siklus hidup parasit misalnya dengan obat cacing spektrum luas Wormzol-B atau Wormectin Plus. The Rigemiglon, Poo i ‘Sumber : Dok. Medion Fe Renk Sumber : Dok, Medion Radi mewalill Medion menerima penghargaan dari ITENAS ‘Romyan saat menerima penghargaan Medion, memang selalu menunjukkan kepedulian yang tinggi pada pendidikan. Perusahaan produsen obat, vaksin, dan peralatan peternakan asal Bandung tersebut rutin memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang berprestasi, salah satunya kepada Institut Teknologi Nasional (ITENAS). ‘Atas pemberian beasiswa tersebut, ITENAS mengundang Medion bersama 3 perusahaan pemberi beasiswa lainnya ke acara Dies Natalis ITENAS ke-46, pada Rabu, 12 Desember 2018 di Balal Dayang Sumbi ITENAS Bandung. Pada acara tersebut, Medion memperoleh penghargaan sebagai penyedia beasiswa sejak tahun 2015 hingga saat ini. Penghargaan diserahkan oleh Rektor Dr. Imam Aschuri, Ir, MT. kepada perwakilan Medion, yaitu Riadi, Quality Assurance Assistant Manager, yang merupakan lulusan ITENAS. ‘Sumber : Dok. Medion Penghargaan dari ITENAS dan Telkom Selain Itenas, Telkom University juga memberikan penghargaan kepada Medion yaitu Best Employer Award 2018 pada tanggal 13 Desember 2018, di Ritz Carlton Jakarta. Penghargaan diberikan karena Medion telah membuka lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja khususnya dari Telkom University. Mewakili Medion, Romyan Ulissuha, Human Resource Academician Event and CSR Assistant Manager, menerima trofi dan piagam dari Rektor Telkom University, Prof. Dr. Adiwijaya pada acara tersebut. Medion berkomitmen untuk terus aktif mendukung pendidikan bangsa dan juga menyediakan lapangan pekerjaan. a Su rga Te rsem b u nyi a” Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan berbagai keindahan di dalamnya. Alam 1 . Indonesia mempunyai banyak tempat tersembunyi yang. Gi Indonesia emounyat teindanon luer bisa yang banvek. 1. AirTerjun Batang Kapas Air Terjun Batang Kapas terletak di Desa Lubuk Bigau, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Air terjun setinggi 150 meter yang berada diperbukitan terjal ini akan membuat Anda terpana dan kagum melihatnya. Selain menikmati kesegaran air terjun, di tempat ini juga disuguhkan panorama alam nis flora dan fauna. berupa hutan tropis dengan berbat 3.Kellaba Madja Kabupaten Sabu Raijua di provinsi NTT memiliki surga tersembunyi yang layak di kunjungi. Salah satunya adalah menawarkan tebing berukir indah berwarna gradasi merah hati, merah muda, cokelat dan abu- abu. Pilar-pilar batu granit berwarna merah muda dengan komposisi puncak berbentuk jamur dengan dominasi warna Kellaba Madja. Tempat it merah yangeksotis. ‘Sumber; reyginawisataindonesia.blogspot.com diantaranya belum terjamah oleh manusia. Suasananya yang asri dan alami membuat tempat-tempat berikut mempunyaisebutan “surgatersembuny!”: 2. PulauNamu Keindahan alam Pulau Namu di Kabupaten Konawe Selatan, provinsi Sulawesi Tenggara sangat menakjubkan. Perpaduan alam hutan dan laut serta garis pantai yang panjang dengan air laut yang jernih, butiran pasir putih kecokelatan serta rindangnya pohon kelapa yang berbaris rapi menjadikan Pulau Namu sangat eksotis untuk dinikmati. 4.PulauMahoro i pulau Mahoro Anda dengan mudah dapat menjumpai cantiknya terumbu karang dan ikan warna warni disekitarnya. Hamparan pasir pantainya putih bersih dengan air laut yang Jernih, Pulau Mahoro yang terletak di Kabupaten Sitara, provinsi Sulawesi Utara. juga memiliki perbukitan hijau dengan gua batu di dalamnya, Sarang-sarang burung walet alami dapat Andajumpai ditempat ini. INFORMASI PRODUK Pores See Ce Oa Cunt oct = = anti parasit spektrumluas ha WORMECTIN PLUS & WORMECTIN PLUS BOLUS 'WORMECTIN PLUS dan WORMECTIN PLUS BOLUS adalah sediaan antiparasit berspektrum luas untuk sapi, kambing, dan domba. Dapat mengatasi parasit internal termasuk cacing hati dewasa dan parasit eksternal sekaligus. Tersedia dalam bentukinjeksidan Bolus. Indikasi WORMECTIN PLUS & WORMECTIN PLUS BOLUS Mengobatidan mengontrol endoparasit termasuk cacing hati dewasa dan ektoparasit, Keunggulan WORMECTIN PLUS & WORMECTIN PLUS BOLUS + Efektif WORMECTIN PLUS & WORMECTIN PLUS BOLUS efektif membasmi parasit internal termasuk cacing hati dewasa dan parasit eksternal sekaligus. WORMECTIN PLUS & WORMECTIN PLUS BOLUS mengandung Ivermectin yang bekerja dengan meningkatkan permeabilitas kanal ion Ci/saluran Klorida pada impuls saraf Nematoda & Arthropoda yang menyebabkan stimulasi otot terhambat sehingga parasit lumpuh dan mati. WORMECTIN PLUS & WORMECTIN PLUS BOLUS mengandung Clorsulon yang menghambat glycolytic enzymes 3-phosphoglycerate kinase dan phosphoglyceromutase pada tubuh cacing, yakni suatu enzim yang berperan dalam pembentukan energi, sehingga sumber energi metabolik cacing hilang dan akhirnya mati. + Duabentuksediaan WORMECTIN PLUS & WORMECTIN PLUS BOLUS tersedia dalam sediaan injeksi dan bolus sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dalam suatu peternakan Dosis dan Aturan Pakai WORMECTIN PLUS: Obat disuntikkan di bawah kulit (subkutan) dengan dosis 1 mi tiap 50 kg berat badan per hari WORMECTIN PLUS BOLUS: 1 bolus per 200 kg BB Hentikan pemakaian obat 28 hari sebelum ternak dipotong untuk dikonsumsi Obat hanya untukhewan Nomor Registrasi Indonesia : KEMENTAN RI No.D 17125389 PKC

You might also like