Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

“KESEIMBANGAN”

Disusun oleh:

ASRI MUTIA PRATIWI

1304617070
PENDIDIKAN BIOLOGI B 2017

Dosen Pengampu :
Dr. Rusdi, M. Biomed.

Tanggal praktikum : Jumat, 16 Oktober 2019 Tanggal


pengumpulan : Jumat, 29 November 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan
- Mengetahui peran alat vestibular dalam pengaturan sikap dan keseimbangan tubuh
- Mengetahui peran mata dan kedudukan kepala dalam mempertahankan keseimbangan
tubuh
- Mengetahui pengaruh aliran endolimfe dengan menggunakan model kanalis semisirkularis
- Menguji keseimbangan katak setelah menusuk bagian otak
- Menguji keseimbangan katak setelah diputar diatas papan
- Menguji keseimbangan manusia dengan diputarkan diatas kursi

B. Kajian Pustaka
The vestibular system is the sensory apparatus of the inner ear that helps the body maintain its
postural equilibrium. The information furnished by the vestibular system is also essential for
coordinating the position of the head and the movement of the eyes. There are two sets of end
organs in the inner ear, or labyrinth: the semicircular canals, which respond to
rotational movements (angular acceleration); and the utricle and saccule within the vestibule,
which respond to changes in the position of the head with respect to gravity (linear acceleration).
The information these organs deliver is proprioceptive in character, dealing with events within the
body itself, rather than exteroceptive, dealing with events outside the body, as in the case of the
responses of the cochlea to sound. Functionally these organs are closely related to the cerebellum
and to the reflex centres of the spinal cord and brainstem that govern the movements of the eyes,
neck, and limbs.
Because the three semicircular canals—superior, posterior, and horizontal—are positioned at
right angles to one another, they are able to detect movements in three-dimensional space. When
the head begins to rotate in any direction, the inertia of the endolymph causes it to lag behind,
exerting pressure that deflects the cupula in the opposite direction. This deflection stimulates the
hair cells by bending their stereocilia in the opposite direction. German physiologist Friedrich
Goltz formulated the “hydrostatic concept” in 1870 to explain the working of the semicircular
canals. He postulated that the canals are stimulated by the weight of the fluid they contain, the
pressure it exerts varying with the head position. In 1873 Austrian scientists Ernst Mach and Josef
Breuer and Scottish chemist Crum Brown, working independently, proposed the “hydrodynamic
concept,” which held that head movements cause a flow of endolymph in the canals and that the
canals are then stimulated by the fluid movements or pressure changes.
German physiologist J.R. Ewald showed that the compression of the horizontal canal in a
pigeon by a small pneumatic hammer causes endolymph movement toward the crista and turning
of the head and eyes toward the opposite side. Decompression reverses both the direction of
endolymph movement and the turning of the head and eyes. The hydrodynamic concept was
proved correct by later investigators who followed the path of a droplet of oil that was injected
into the semicircular canal of a live fish. At the start of rotation in the plane of the canal, the cupula
was deflected in the direction opposite to that of the movement and then returned slowly to its
resting position. At the end of rotation it was deflected again, this time in the same direction as the
rotation, and then returned once more to its upright stationary position. These deflections resulted
from the inertia of the endolymph, which lags behind at the start of rotation and continues its
motion after the head has ceased to rotate. The slow return is a function of the elasticity of the
cupula itself.
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di
tempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan
untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain
itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam
posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot
yang minimal.Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol
pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu
(base of support).
Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh
sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh
dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.
Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis : kemampuan tubuh untuk
menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan
keseimbangan); keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan
ketika bergerak. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem
sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal
(otot, sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik,
basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan
eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan,
pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.
Fisiologi Keseimbangan
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh
aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang berperan
dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah :
menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat
massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian
tubuh lain bergerak.

Kekuatan otot (Muscle Strength)


Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang
dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon
motorik.Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa
beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat
berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf
mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang
teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut. Kekuatan otot dari
kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya
gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk
melawan gaya garvitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi
posisi tubuh.
Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika
terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.

Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)


Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat gerakan
yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan
yaitu :
1. Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)
Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi terletak tepat di tengah
benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa
tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang.
Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi
manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara depan dan belakang vertebra
sakrum ke dua. Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik
pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidang
tumpu, serta berat badan.
2. Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi dengan pusat
bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan
derajat stabilitas tubuh.
3. Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan tumpuan.
Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang
baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi
stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki.
Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.

Keseimbangan Berdiri
Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat massa
tubuh (center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah kecuali
tubuh membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya : melangkah). Pengontrol keseimbangan pada
tubuh manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu sistem informasi sensorik (visual,
vestibular dan somatosensoris), central processing dan efektor.
Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola dan
bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagai kontrol
keseimbangan, pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian vestibular
berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf pusat untuk respon
sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang sebenarnya.
Masukan (input) proprioseptor pada sendi, tendon dan otot dari kulit di telapak kaki juga merupakan
hal penting untuk mengatur keseimbangan saat berdiri static maupun dinamik. Central processing
berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata respon sikap, serta mengorganisasikan
respon dengan sensorimotor. Selain itu, efektor berfungsi sebagai perangkat biomekanik untuk
merealisasikan renspon yang telah terprogram si pusat, yang terdiri dari unsur lingkup gerak sendi,
kekuatan otot, alignment sikap, serta stamina.
Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk banyak postur yang
memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman selama mungkin. Pada saat berdiri tegak, hanya
terdapat gerakan kecil yang muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan ayunan tubuh. Luas dan
arah ayunan diukur dari permukaan tumpuan dengan menghitung gerakan yang menekan di bawah
telapak kaki, yang di sebut pusat tekanan (center of pressure-COP). Jumlah ayunan tubuh ketika
berdiri tegak di pengaruhi oleh faktor posisi kaki dan lebar dari bidang tumpu. Posisi tubuh ketika
berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi pinggul, lengan di sisi tubuh, dan
mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi yang paling nyaman,
tetapi tidak dapat bertahan lama, karena seseorang akan segera berganti posisi untuk mencegah
kelelahan.

BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


- Katak (Rana tigrina)
- Papan bedah
- Wadah berisi air
- Jarum pentul
- Kursi yang dapat diputar
- Gelas kimia

B. Cara Kerja
Kegiatan 1. Keseimbangan pada Katak
1. Letakkan Rana tigrina diatas papan fiksasi dan tutup dengan sungkup gelas
2. Angkat papan dan gerakkan ke segala arah. Perhatikan sikap dan posisi katak.
3. Putarlah papan dan lihat reaksinya.
4. Gerakkan papan naik turun dan lihat reaksinya.
5. Letakkan katak dalam baskom berisi air dan perhatikan cara berenangnya.
6. Tusuklah bagian tengah dari salah satu sayap os parabasale dengan hati-hati.
7. Putarlah penusuk seperti mengebor sedalam 2 mm hingga terasa menembus bagian yang keras.
8. Perhatikan cara berjalan dan cara berenangnya
9. Rusaklah otak dan sumsum tylang belakang dengan menusuk dengan jarum penusuk. Amati
apa yang terjadi.
Kegiatan 2. Keseimbangan pada Manusia (sebagai kontrol)
a. Kerja Canalis Semisirkularis Lateral
1. Objek (mahasiswa) yang diteliti duduk dikursi yang dapat diputar dengan bebas
2. Kepala ditundukkan 30 dan mata dipejamkan
3. Objek diputar ke kanan secara perlahan dan lama-lama menjadi agak cepat dan kemudia
diperlambat. Objek disuruh mengatakan sensasi (perasaan berputar) saat diputar lambat,
agak cepat dan lambat.
b. Kerja Semikursilaris Anterior dan Posterior
1. Objek (mahasiswa) yang diteliti duduk di kursi yang dapat diputar dengan bebas. Tangan
dipegang dengan erat.
2. Kepala dimiringkan 120 ke ke kanan dan mata dipejamkan.
3. Onjek diputar ke kanan sebanyak 10 putaran
4. Hentikan dan tangan objek dipegang kuat-kuat. Kemudian menegakkan kepala dengan
mata tetap dipejamkan. Sensasi apa yang dirasakan?
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Keseimbangan pada Katak
Gambar Perlakuan Hasil yang Didapat
Katak diputar ke segala arah Respon katak menjadi diam

Katak setelah diputar Katak berenang hanya


diatas papan dan menggunakan satu
direnangkan di dalam air tungkainya dan berenang
dengan lurus
Otak katak setelah ditusuk Katak berenang dengan
membalikkan badannya.

Katak berenang dengan satu


kaki dan posisi miring

Keseimbangan pada Manusia


Posisi Kepala Arah dan Sensasi Saat Sensasi Saat Berhenti
Banyak Putaran Diputar
Tegak Ke kanan, 10 x Berputar ke kanan Berputar ke kiri
Menunduk Ke kanan, 10 x Berputar ke kanan Jatuh ke depan ke arah kiri
Dimiringkan Ke kanan, 10 x Berputar ke kiri Jatuh berguling-guling ke arah
ke Kanan depan
Dimiringkan Ke kanan, 10 x Berputar ke kanan Jatuh ke belakang
ke Kiri

B. Pembahasan
Pada kegiatan 1 yaitu keseimbangan pada katak, dilakukan percobaan dengan
menggerakkan katak yang berada diantara gelas beker dan papan bedah dengan gerakan ke
segala arah, naik turun, dan dengan ditusuk bagian otak dan sumsum tulang belakangnya. Pada
saat katak digerakkan ke segala arah, didapatkan respon katak tetap diam.
Pada saat katak digerakkan naik turun, respon yang terjadi adalah katak memperlihatkan
gerakan yang selalu mengikuti arah gerakan dari papan. Hal ini disebabkan karena pada
struktur telinga dalam terdapat macula akustika (organ keseimbangan statis) dan krista akustika
(organ keseimbangan dinamis) yang melakukan koordinasi penyampaian impuls sarafnya
masing-masing. Sel reseptor pada macula akustika yang berupa sel-sel rambut dan se-sel
penunjang melekat pada membran yang mengandung butiran-butiran kecil kalsium karbonat
(CaCO3) yang disebut otolith. Macula di sakulus dan utrikulus peka terhadap gaya berat otolith
ini. Pada saat katak dibiarkan berenang di dalam baskom yang berisi air setelah diberi
perlakuan tersebut, kondisi berenang katak masih normal, yaitu berenang lurus. Hal tersebut
berkaitan juga dengan cerebellum (otak kecil), karena otak kecil berfungsi sebagai pengontrol
mental, tingkah laku, pikiran, kecerdasan dan keseimbangan tubuh. Jadi, apabila cerebellum
pada katak dirusak, maka fungsi otak yang mengatur kegiatan dan perilaku katak akan
terganggu.
Pada kegiatan 2 yaitu keseimbangan pada manusia, objek diputar ke arah kanan sebanyak
10 kali dengan menggunakan kursi yang dapat berputar ke segala arah dalam keadaan kepala
tegak, menunduk, dimiringkan ke kanan, dan dimiringkan ke kiri. Pada percobaan dengan
perlakuan badan diputar ke arah kanan pada posisi kepala tegak lurus, respon yang dihasilkan
setelah badan berhenti berputar yaitu badan terasa berputar ke arah yang berlawanan. Hal
tersebut terjadi karena ketika kepala mulai bergerak, saluran tulang dan bubungan sel rambut
yang terbenam dalam kupula bergerak mengikuti gerakan kepala. Akan tetapi, cairan di dalam
kanalis, yang tidak melekat ke tengkorak, mula-mula tidak ikut bergerak sesuai arah rotasi,
tetapi tertinggal di belakang karena adanya inersia (kelembaman). Ketika endolimfe tertinggal
saat kepala mulai berputar, endolimfe yang terletak sebidang dengan gerakan kepala pada
dasarnya bergeser dengan arah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala sehingga kupula
akan melekuk ke arah putar Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan kecepatan yang
sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama dengan kepala, sehingga rambut-
rambut kembali ke posisi tegak mereka. Ketika kepala melambat dan berhenti, endolimfe
secara singkat melanjutkan diri bergerak searah dengan rotasi kepala sementara kepala
melambat untuk berhenti. Akibatnya kupula dan rambut-rambutnya secara sementara
membengkok sesuai dengan arah rotasi semula. Hal ini menjelaskan mengapa pada saat
kecepatan putar diturunkan OP merasa berputar ke arah putaran sesungguhnya. Kupula
membutuhkan waktu sekitar 25-30 detik untuk kembali ke posisi normal setelah melekuk hal
ini menjelaskan mengapa OP masih merasa berputar pada saat putaran telah dihentikan.
Pada percobaan dengan perlakuan badan diputar ke kanan pada posisi kepala menunduk,
kondisi melibatkan kanalis semisirkularis superior. Pada saat kepala menunduk, posisi kanalis
semisirkularis superior akan menjadi horizontal. Pada bagian dasar kanalis semisirkularis ini
juga terdapat struktur yang disebut ampula. Di dalam ampula terdapat reseptor sistem
vestibular yang disebut Krista ampularis. Rambut-rambut sensorik krista atau stereosilia ini
tertanam pada gelatin yang memanjang, disebut kupula. Di dalam ampula terdapat cairan
endolimfe. Ketika tubuh dalam posisi tegak dan kepala dalam posisi merunduk diputar serta
mata dipejamkan kemudian tubuh diputar ke arah kanan sebanyak 10 kali, maka kanalis
semisirkularis superior akan ikut bergerak ke arah kanan. Namun cairan endolimfe di dalamnya
akan bergerak sebaliknya yaitu ke arah kiri. Sensasi yang diakibatkan adalah tubuh terasa
bergerak ke arah kanan. Saat putaran dihentikan dan kepala ditegakkan (kanalis semisirkularis
superior kembali tegak), maka cairan endolimfe akan bergerak searah jarum jam (dalam posisi
tegak), yang menyebabkan stereosilia bergerak searah jarum jam untuk mempertahankan
kelembamannya.
Pada saat OP memiringkan kepala ke kanan, OP tersebut merasa ia akan jatuh ke arah kiri
dan menjatuhkan dirinya ke belakang. Ketika OP yang memiringkan kepalanya ke arah kiri,
OP tersebut merasa ia akan jatuh ke arah kanan. Hubungan arah jatuh OP dengan arah
endolimfe pada kanalis semi sirkularis yang terangsang adalah arahnya berlawanan
dikarenakan adanya kompensasi. Saat kepala di miringkan ke sisi kanan, kanalis semisirkularis
anterior akan berada pada bidang horizontal, menjadi sumbu rotasi (bagian ini yang akan
terangsang). Akibatnya, setelah pemutaran dihentikan, OP akan menjatuhkan dirinya ke
belakang. Saat itu OP merasa ada jurang di depannya. Begitu pula ketika OP memiringkan
kepalanya ke arah kiri, OP akan merasa ia jatuh ke arah kanan. Aliran endolimfe akan mengalir
berlawanan arah dengan arah putar sehingga kupula bergerak sesuai dengan arah endolimfe.
Dengan demikian OP merasa arah putaran pada saat pertama kali, berlawanan arah dengan
arah putar sesungguhnya. Hal ini merupakan mekanisme bentuk kompensasi dan keterkaitan
antara sistem vestibular dan propioseptor.

Kesimpulan
- Katak yang diputar ke segala arah akan tetap diam sedangkan katak yang digerakkan secara
naik turun akan selalu mengikuti arah gerakan dari papan. Hal ini disebabkan karena pada
struktur telinga dalam terdapat macula akustika (organ keseimbangan statis) dan krista akustika
(organ keseimbangan dinamis) yang melakukan koordinasi penyampain impuls sarafnya
masing-masing.
- Katak yang dirusak otak dan sum-sum tulang belakangnya akan menjadi miring ketika
berenang dan gerakkan kaki tidak sama saat berenang. Hal ini terjadi karena cerebellum (otak
keci) berfungsi sebagai pengatur keseimbangan Jadi, apabila cerebellum pada katak dirusak,
maka fungsi otak yang mengatur kegiatan dan perilaku katak akan terganggu.
- Objek yang diputar ke kanan dengan keadaan kepala tegak akan terasa berputar ke arah yang
berlawanan. Hal tersebut terjadi karena ketika kepala mulai bergerak, saluran tulang dan
bubungan sel rambut yang terbenam dalam kupula bergerak mengikuti gerakan kepala. Akan
tetapi, cairan di dalam kanalis, yang tidak melekat ke tengkorak, mula-mula tidak ikut bergerak
sesuai arah rotasi, tetapi tertinggal di belakang karena adanya inersia (kelembaman).
- Objek yang diputar ke kanan dengan keadaan kepala menunduk, kondisi melibatkan kanalis
semisirkularis superior, sensasi yang diakibatkan adalah tubuh terasa bergerak ke arah kanan.
- Objek yang memiringkan kepala ke kanan akan merasa jatuh ke arah kiri dan menjatuhkan
dirinya ke belakang sedangkan objek yang memiringkan kepalanya ke arah kiri akan merasa
jatuh ke arah kanan. Hubungan arah jatuh OP dengan arah endolimfe pada kanalis semi
sirkularis yang terangsang adalah arahnya berlawanan dikarenakan adanya kompensasi. Aliran
endolimfe akan mengalir berlawanan arah dengan arah putar sehingga kupula bergerak sesuai
dengan arah endolimfe.
Daftar Pustaka
Birren J.E. (1945). Static Equilibrium And Vestibular Function. Journal of Experimental
Psychology, 35(2), 127-133.

Bray, J.J., Cragg, P. A., Mackninght, A. D., & Mills, R. G. (2003). Human Phsiology
Fourth Edition. Tokyo: Blackwell Printing
Eckert, R., Randall, D. 1983. Animal Physiology. New York: W.H. Freeman Company.
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: UGM Press
Ganong, W.F. 2003. Review of Medical Physiology. Bogota: McGrawhill.
Guyton, A.C. 1991. Textbook of Medical Physiology. London: W.B. Saunder Company.
Idel, A. (2000). Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari. Jakarta : Gitamedia Press.
Isnaeni, W. (2006). Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Sherwood, Lauralee. 1996. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC

Tambayong. (2007). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC

You might also like