Khutbah Jumat Di Nurul Ian

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

‫‪Khutbah Jum’at: Tiga Ciri Orang yang‬‬

‫‪Dicintai Allah‬‬
‫‪Kamis, 9 November 2017 17:29 8 Komentar‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫البصائر‪ ،‬وأشهد ُ أَ ْن ال إلهَ إال هللاُ وحدَه‬


‫ِ‬ ‫ق أولي‬
‫الحائر إلى طري ِ‬
‫َ‬ ‫القلب‬
‫َ‬ ‫السرائر‪ ،‬فهدى‬
‫َ‬ ‫الضمائر‪ ،‬ونقّى‬
‫َ‬ ‫الحمد هلل الذي أصل َح‬
‫ال شريكَ له‪ ،‬وأشهد ُ أن س ِيّدَنا ونبينا محمدا ً عبد ُ هللاِ ورسولُه‪ ،‬أنقى العالمينَ سريرة ً وأزكاهم سيرةً‪( ،‬وعلى آله وصح ِبه و َم ْن‬
‫الدين‪.‬‬
‫ِ‬ ‫يوم‬
‫سار على هدي ِه إلى ِ‬‫َ‬

‫َّللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوال ت َ ُموت ُ َّن إِال َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمونَ‬
‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا َّ‬
‫َّ‬ ‫يرا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا َّ‬
‫َّللاَ الذِي‬ ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاال َكثِ ً‬ ‫احدَةٍ َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َوبَ َّ‬ ‫َّ‬
‫اس اتَّقُوا َر َّب ُك ُم الذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو ِ‬ ‫يَاأَيُّ َها النَّ ُ‬
‫َّللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬
‫ام إِ َّن َّ‬ ‫سا َءلُونَ بِ ِه َو ْ‬
‫األر َح َ‬ ‫تَ َ‬
‫سولَهُ فَقَدْ فَازَ فَ ْو ًزا‬ ‫َ‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذ ُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِطعِ َّ‬
‫َّللاَ َو َر ُ‬ ‫سدِيدًا * يُ ْ‬ ‫ُ‬
‫َّللاَ َوقُولوا قَ ْوال َ‬ ‫يَاأَيُّ َها الذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا َّ‬
‫َّ‬
‫َع ِظي ًما‬

‫‪Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah‬‬


‫‪Marilah kita meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah ta’ala. Bertakwalah‬‬
‫‪kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dengan senantiasa mengingat Allah dalam‬‬
‫‪banyak kesempatan.‬‬

‫‪Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah‬‬

‫‪Di dalam sebuah hadits yang shahih diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu,‬‬
‫‪Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala‬‬
‫‪berfirman:‬‬
‫ي‬ ْ ‫ي ِم َّما ا ْفت َ َر‬
َّ َ‫ َوالَ يَزَ ا ُل َع ْب ِدي يَتَقَ َّربُ ِإل‬،‫ضتُهُ َعلَ ْي ِه‬ َّ َ‫ش ْيءٍ أ َ َحبَّ ِإل‬
َ ‫ي َع ْبدِي ِب‬ َّ ‫ب ِإ َل‬ ِ ‫َم ْن َعادَى ِلي َو ِليًّا فَقَدْ آذَ ْنتُهُ ِب ْال َح ْر‬
َ ‫ َو َما تَ َق َّر‬،‫ب‬
َّ َ
‫ َو ِرجْ لهُ التِي يَ ْمشِي‬،‫ش ِب َها‬ َّ
ُ ‫ َويَدَهُ التِي يَب ِْط‬،‫ْص ُر بِ ِه‬ َّ
ِ ‫ص َرهُ ال ِذي يُب‬ َّ
َ َ‫س ْمعَهُ الذِي يَ ْس َم ُع بِ ِه َوب‬ َ ُ‫ فَإِذَا أَحْ بَ ْبتُهُ ُك ْنت‬،ُ‫بِالنَّ َوافِ ِل َحتَّى أ ُ ِحبَّه‬
ُ
ُ‫ َولَئِ ِن ا ْستَ َعاذَنِي أل ِع ْيذَنَّه‬،ُ‫ْط َينَّه‬ ِ ‫سأَلَنِي ألُع‬ َ ‫ َولَئِ ْن‬،‫ِب َها‬

“Siapa yang memusuhi wali-Ku maka telah Aku umumkan perang terhadapnya. Tidak ada
taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai kecuali beribadah dengan apa
yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku
dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya.
Dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk
mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya
untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku
niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku
lindungi.” (Riwayat Bukhari).

Hadits ini menunjukkan kecintaan Allah ta’ala kepada hamba-Nya. Lantas bagaimana Allah
mencintai hamba-Nya? Adakalanya, seseorang sering melakukan kemaksiatan, namun
rezekinya lapang. Ia lalu beranggapan bahwa Allah tidak murka kepadanya, Allah tidak
marah kepadanya. Allah masih mencintainya karena Allah masih melapangkan rezekinya.

Al-Hakim dalam Mustadraknya yang disetujui oleh Imam Adz-dzahabi akan kesahihannya,
menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

‫ض ُك َّل َعا ِل ٍم ِبالدُّ ْن َيا َجا ِه ٍل ِب ْاْل ِخ َرة‬ َ ‫ِإ َّن هللاَ ت َ َع‬
ُ ‫الى يُ ْب ِغ‬

“Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh
dalam perkara akhirat”.
Orang seperti itu mirip dengan orang kafir yang Allah sebut dalam surat Ar-Rum:

َ‫ظاه ًِرا ِمنَ ْال َحيَاةِ الدُّ ْنيَا َو ُه ْم َع ِن ْاْلَ ِخ َرةِ ُه ْم غَافِلُون‬
َ َ‫يَ ْعلَ ُمون‬

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang
(kehidupan) akhirat adalah lalai.” (Ar-Rum: 7)

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Lantas apa ciri-ciri orang yang dicintai Allah? Pertama, dia dibimbing oleh Allah. Ketika
Allah mencintai seorang hamba, maka hamba tersebut akan berada dalam tuntunan Allah
Ta’ala. Allah Arahkan dia dalam kebaikan. Allah tidak ridho langkahnya menuju hal yang
dibenci Allah. Allah tidak Ridho matanya melihat apa yang dibenci oleh Allah. Allah tidak
Ridha pendengarannya mendengar apa yang dibenci Allah ta’ala. Apakah artinya dia
maksum?

Dia tidak maksum. Dosa adalah sebuah keniscayaan, tetapi orang yang dicintai oleh Allah
ketika melakukan perbuatan dosa, dengan tuntunan Allah yang baik, kepadanya diarahkan
kepada kebaikan, maka dia dipercepat. Dia akan dibimbing oleh Allah untuk mudah sadar
dan kembali kepada-Nya dengan bertobat.

BACA JUGA MAPIM Kutuk Sikap Putera Mahkota Bin Salman Soal Uighur
Lihatlah Bagaimana Allah ta’ala menjaga sahabat Ma’iz radiallahu anhu, sahabat yang dia
datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ia mengatakan, “Ya Rasulullah
sucikan aku!” Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menanyakan kepada para
sahabat apakah sahabat Maiz sudah gila? Para sahabat mengatakan, “Tidak wahai Rasulullah!
Sesungguhnya dia dalam keadaan waras.”

Ma’iz disuruh pulang, namun hari berikutnya datang kembali kepada Rasulullah seraya
mengatakan “Ya Rasulullah, sucikan aku.” Ia berkata begitu karena telah melakukan
perbuatan zina. Rasulullah masih belum yakin dan memastikan apakah ia berbicara secara
sadar.

Setelah tiga kali datang dan dipastikan, maka Ma’iz dihukum rajam. Setelah kematiannya,
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

‫لقد تاب توبة لو قسمت بين أمة لوسعتهم‬

“Maiz betul-betul telah bertaubat yang sempurna. Seandainya taubat Maiz dapat dibagi-
bagikan di tengah-tengah ummat niscaya mencukupi buat mereka”.

Jadi, ciri pertama adalah dibimbing oleh Allah pada kebaikan. Ketika berbuat dosa, ia tidak
kebablasan, tetapi dibimbing untuk sadar dan bertobat kepada-Nya.

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Kemudian ciri yang kedua dari orang yang dicintai Allah ta’ala adalah Allah Ta’ala akan
mengumpulkannya dengan orang yang mencintai dirinya karena Allah dan dia mencintai
mereka karena Allah Ta’ala

Cinta karena Allah Ta’ala adalah faktor yang menyebabkan kecintaan Allah kepada
seseorang. Oleh karena itu hati yang dipadu cinta bersama saudaranya karena Allah Ta’ala,
akan mudah melekat. Seiring dengan berjalannya waktu dia akan tetap melekat. berbeda
dengan kecintaan yang dibangun bukan atas dasar Allah ta’ala. Oleh karena itu dalam sebuah
hadits sahih yang diriwayatkan oleh imam muslim Rasulullah bersabda:

ُ ‫ َو ْالحُبُّ فِي هللاِ َو ْالبُ ْغ‬،ِ‫ان ْال ُم َو َاالة ُ فِي هللاِ َو ْال ُمعَادَاة ُ فِي هللا‬
ِ‫ض فِي هللا‬ ِ ْ ‫أ َ ْوث َ ُق ع َُرى‬
ِ ‫اْلي َم‬

“Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan antipati karena Allah, serta
cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ath-Thabarani)

Contoh dalam masalah ini adalah Saad bin Muadz Radiallahu anhu. Ibnu Al Jauzi
mengisahkan ketika Saad bin Muadz sedang menderita sakit, maka beliau menangis karena
melihat banyak temannya yang dekat dengan dirinya tidak menjenguk, sehingga kemudian
dia bertanya kepada pembantunya, “Ada apa dengan teman-temanku ini? kenapa mereka
tidak menjengukku?”

Maka pembantunya diminta untuk mencari sebabnya. Kemudian diketahui bahwa mereka
tidak menjenguk Saad bin Muadz Karena mereka malu akibat memiliki hutang kepadanya.
Maka Saad bin Muadz mengatakan, “Sungguh dunia telah memisahkan antara diriku dan para
sahabatku yang membangun cinta karena Allah Ta’ala.”
Saat kemudian memerintahkan pembantunya untuk mengumpulkan kantong sebanyak orang
yang berhutang kepadanya, kemudian kantong itu diisi dinar dan dirham. Kantong-kantong
itu kemudian dibagikan kepada orang yang berhutang kepadanya dan dia mengatakan semua
utang mereka bebas karena Allah Ta’ala.

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Kecintaan karena Allah Ta’ala tidak akan pudar dan sesungguhnya kecintaan kepada Allah
Ta’ala akan menyebabkan kecintaan dari Allah Azza wa Jalla. Kemudian ciri berikutnya di
antara tanda cinta Allah kepada hamba, yaitu diberi ujian oleh Allah.

Jangan memandang ujian sebagai hal yang negatif, karena ada di antara ujian yang Allah
berikan kepada hamba-Nya itu baik untuk dirinya. Ujian yang Allah berikan kepada hamba-
Nya merupakan bagian dari cara Allah menunjukkan rasa cintanya.

BACA JUGA [On This Day] 15 Februari 1948, Pembantaian Penduduk Sa’sa’ Palestina
Oleh Kelompok Zionis Radikal

Oleh karena itu Ibnu Qayyim menyebutkan sesungguhnya dari sifat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala adalah cinta dan cemburu. Allah cemburu jika hambanya sibuk jangan dunia sehingga
fokusnya hanya pada dunia saja, dan lupa kepada Allah ta’ala. Kecemburuan Allah ini
ditunjukkan dengan Allah memberikan ujian kepada-Nya, agar dia tahu ke mana dia pulang.

Dalam hal ini, para Nabi adalah orang-orang yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wa
ta’ala karena mereka diberikan banyak ujian oleh Allah ta’ala. Nabi kita Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam telah menyatakan kepada para sahabat bahwa beliau adalah
orang yang paling besar ujiannya di antara mereka.

َّ ‫ ِإنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر‬،ُ‫ فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوه‬. َ‫سائِ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْن‬
‫الر ِح ْي ُم‬ َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ْالعَ ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل‬

You might also like