Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

E-DIMAS: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 9(1), 108-119

ISSN 2087-3565 (Print) dan ISSN 2528-5041 (Online)


Available Online at http://journal.upgris.ac.id/index.php/e-dimas

IbM Posyandu Bosen


Eny Idayati1, M. Basri2
1,2
Politeknik Pertanian Negeri Kupang
1
eny.idayati@staff.politanikoe.ac.id

Received: 17 Juli 2017; Revised: 5 Oktober 2017; Accepted: 3 Januari 2018

Abstract
Infant and maternal mortality rates in East Nusa Tenggara (NTT) province ease
into the high category. Some cases are found in areas with minimal facilities and
health infrastructure and knowledge about nutrition. Various efforts to increase
balanced diet are nurtured from hospitals and began to be intensified until the
work unit that is Integrated Service Post (ISP/Bahasa: Posyandu) in order to have
the ability in handling malnutrition. The objective of the activity in ISP Bosen is to
optimize the potential of nature around the environment, and to enrich the
creativity of various products for consumption by: 1) Application of optimized
home gardening such as vegetable verticulture, bio-pharmacy and organic
fertilizer training; 2) nutrition socialization and training of processed family meals
which have long-lasting life products and still retains its nutritional conten; 3)
household bookkeeping training. The main target of this activity is that all the
mother of toddlers at ISP Kolsa and Makmur can apply for being cadres. Based on
the observation, about 80% from all of the partners are competent and
independent in implementing healthy lifestyles also techniques of vertically
planting and free waste of biopharmaka environment along with positive attitude
and high motivation during the activities. It can be seen from the interest of
partners in every discussion, training, and monitoring activities.

Keywords: ISP, Healthy Food, Vertikultur

Abstrak
Angka kematian bayi dan ibu melahirkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
masuk dalam kategori tinggi. Beberapa kasus banyak dijumpai di daerah-daerah
pedesaan yang minim fasilitas sarana dan prasarana kesehatan serta pengetahuan
tentang gizi. Berbagai upaya penanganan gizi berimbang tidak hanya diusahakan
dari rumah sakit tetapi mulai digiatkan sampai pada unit terkecil yaitu Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) agar mempunyai kemampuan dalam penjegahan
dan penanganan gizi buruk. Tujuan kegiatan IbM Posyandu Bosen yaitua
optimalisasi pemanfaatan potensi alam yang ada di sekitar lingkungan, dan
memperkaya kreatifitas pengolahan aneka produk untuk konsumsi dengan : 1)
Penerapan optimalisasi budidaya pekarangan sekitar rumah seperti vertikultur
sayuran dan biofarmaka serta pelatihan pembuatan pupuk organik, 2) sosialisasi
nutrisi dan pelatihan olahan makanan menu keluarga dan produk berdaya simpan
panjang dengan tetap mempertahankan kandungan gizinya, dan 3) pelatihan
pembukuan rumah tangga, Target utama dari kegiatan ini adalah semua ibu balita
pada Posyandu Kolsa dan Makmur beserta kader. Berdasarkan observasi yang
telah dilakukan, dari keseluruhan mitra sekitar 80% mitra mampu terampil, dan
mandiri dalam menerapkan pola hidup sehat dan teknik bertanam secara vertikultur
sayuran dan biofarmaka ramah lingkungan yang bebas limbah, sikap positif dan

108
IbM Posyandu Bosen
Eny Idayati, M. Basri

motivasi yang tinggi selama mengikuti kegiatan IbM, yang ditunjukkan kehadiran
dan minat mitra pada setiap diskusi, pelatihan, dan kegiatan monitoring.

Kata Kunci: Posyandu, Makanan Sehat, Vertikultur

A. PENDAHULUAN berkurang, bahkan tidak bergizi. Kekurangan

Kasus gizi buruk di provinsi NTT gizi membuat anak mudah terserang berbagai

sudah menahun terjadi, sejak 20 tahun silam, penyakit, seperti diare, pneumonia berat,

dan tidak banyak perubahan sampai saat ini. batuk pilek, demam, dan diare sehingga

Kompleksnya sumber masalah penyebab gizi cenderung berakibat kematian bila terlambat

buruk memperburuk penanganan penanganan. Secara umum gizi buruk pada

menyeluruh, karena banyak faktor terkait balita dan ibu hamil dapat menciptakan

yang berkontribusi terhadap munculnya gizi generasi yang secara fisik dan mental lemah.

buruk. Intervensi yang dilakukan tidak bisa Gizi merupakan salah satu faktor

memberikan dampak yang cepat dan tidak penentu utama kualitas sumber daya

bisa menjangkau aspek pola asuh anak. manusia. Gizi buruk tidak hanya

Selain faktor kemiskinan, tingginya meningkatkan angka kesakitan dan angka

kasus gizi buruk juga dipengaruhi rendahnya kematian tetapi juga menurunkan

pemahaman orang tua terhadap makanan produktifitas, menghambat pertumbuhan sel-

bergizi. Ibu memberikan makanan asal sel otak yang mengakibatkan kebodohan dan

kenyang kepada anak balita, tanpa keterbelakangan. Status gizi buruk di NTT

memahami asupan gizinya. Pemahaman ibu bukanlah gizi buruk dalam arti marasmus

terhadap gizi pun sangat rendah. Terlebih kwashiorkor, melainkan wasting atau kurus.

musim kemarau panjang sejak tahun 2014 Selain status gizi yang rendah secara umum,

sehingga banyak petani gagal panen. Kondisi angka wasting dan stunting di NTT juga

itu menimbulkan krisis pangan sehingga tinggi (Depkes Propinsi NTT, 2015).

makanan yang dikonsumsi anak pun

109
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 09 NOMOR 01 MARET 2018

Kasus gizi buruk terjadi di hampir Oleh karenanya masih banyak orang tua

semua kabupaten di NTT. Menurut Kepala balita dan ibu hamil belum paham tentang

Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat Dinas komposisi pemenuhan asupan gizi harian dan

Kesehatan Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak sekedar menahan lapar.

Isbandrio, kasus terbanyak di Kabupaten

Sumba Barat Daya, Kabupaten Kupang,

Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan

Kabupaten Timor Tengah Utara. Pada

umumnya, penderita gizi buruk dialami

keluarga miskin yang tinggal di wilayah Gambar 1. Anak-Anak dan Ibu Desa Bosen

terpencil dan pedalaman. Untuk membantu pemahaman tentang

Desa Bosen terletak sekitar 40 gizi, pemerintah Provinsi NTT telah

kilometer dari Soe, ibu kota Kabupaten memperkuat Pos Pelayanan Terpadu

Timor Tengah Selatan Kecamatan Mollo (Posyandu) agar Posyandu mempunyai

Utara Kabupaten TTS, dan sekitar 100 kemampuan dalam penjegahan dan

kilometer dari ibukota Provinsi NTT. Akses penanganan gizi buruk. Salah satu kegiatan

dari desa ke Soe cukup lancar karena dengan pemberian makanan tambahan

letaknya sebagai jalan utama penghubung kepada anak balita agar tidak masuk kategori

antar kabupaten. Mudahnya infrastruktur dan gizi buruk atau kurang gizi. Di Desa Bosen

akses transportasi membuat Desa Bosen terdapat 2 posyandu yaitu Posyandu Kolsa

menjadi salah satu sentra tanaman pangan dan Makmur, Ibu-ibu peserta Posyandu

yaitu jagung, dan serealia. Namun hasil bumi Kolsa berjumlah 29 orang, dengan jumlah

hanya sebatas sebagai komoditi segar untuk Balita 35 orang (data posyandu Kolsa,

dijual di kota, dan sangat minim pemanfaatan Januari 2016), dimana 26 orang Balita

lanjutan untuk konsumsi dalam keluarga. tercatat berstatus gizi kurang, 4 orang

110
IbM Posyandu Bosen
Eny Idayati, M. Basri

berstatus gizi buruk, dan 5 balita lainnya Pemanfaatan tanaman biofarmaka

berstatus gizi baik. Sedangkan Posyandu dimaksudkan untuk menjaga kesehatan

Makmur melayani 30 orang Balita, dengan ataupun mencegah penyakit dengan biaya

jumlah ibu-ibu peserta Posyandu 26 orang. yang murah, mudah diperoleh, aman dan

Data terakhir (Januari 2016) menunjukkan 20 praktis serta ekonomis. Selain cocok

orang Balita berstatus gizi kurang, 3 orang dilakukan untuk ibu rumah tangga tetapi juga

berstatus gizi buruk, dan 3 orang berstatus hemat air, tempat dan mudah dalam

gizi baik. Lebih dari 90% orang tua dari pengawasan. Selain meningkatkan kualitas

Balita tersebut bekerja sebagai petani, ojek, hidup dengan bertambahnya nilai gizi

dan tukang bangunan. keluarga, hasilnyapun dapat dijual untuk

Dari hasil diskusi dengan mitra, menambah pendapatan keluarga.

upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Identifikasi masalah pada anggota

salah satunya dengan menjaga kesehatan Posyandu Kolsa dan Makmur, adalah:

keluarga. Hal ini bisa dicapai dengan selalu 1. Minimnya pengetahuan anggota Posyandu

menjaga pola hidup sehat yaitu tentang konsumsi makanan sehat yang

mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang sesuai dengan standar sanitasi dan

cukup, berkualitas, dan memiliki jenis dan keamanan pangan.

variasi makanan yang cukup, dengan 2. Para anggota Posyandu berasal dari

pemanfaatan tanaman sayur dan biofarmaka keluarga dengan tingkat perekonomian

yang ada dipekarangan rumah. Akan tetapi yang relatif kurang sehingga perlu

karena minim sumber air dan lahan, pemahaman dan pengkayaan keterampilan

membuat kita harus menyiasatinya dengan pengolahan jajanan dan makanan sehat,

budidaya vertikultur yaitu budidaya vertikal enak, dan murah bagi anak dan keluarga

yang dilakukan secara bertingkat seperti dari sumber pangan lokal. Produk pangan

gantung, tempel, tegak, hingga rak. ini juga seharusnya dapat membantu

111
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 09 NOMOR 01 MARET 2018

peluang berwirausaha di kalangan makanan yang dikombinasikan dengan

Anggota Posyandu. penambahan bahan kimia samping yang

3. Belum pernah ada sosialisasi tentang sesuai aturan.

pemenuhan gizi dalam menyusun menu 2. Workshop tentang sosialisasi dan

keluarga sehat, beragam, dan lengkap keterampilan pengolahan makanan dan

akan tetapi terjangkau oleh masyarakat, jajanan sehat untuk anak dan keluarga

serta perhitungan pembukuan rumah berbahan baku lokal serta pembukuan

tangga sederhana. rumah tangga. Bertujuan memperluas

4. Lahan pekarangan mitra belum pengetahuan keterampilan dan kreatifitas

dimanfaatkan sebagai sumber pemenuhan tentang cara modifikasi pengolahan

asupan gizi Balita dan ibu hamil. pangan lokal sehingga dapat

5. Mitra belum mengetahui teknologi mempertahankan kandungan nilai gizi

budidaya secara vertikultur. selama pengolahan.

Pendekatan yang disepakati dengan 3. Penyuluhan/pelatihan tentang manajemen

mitra untuk mengatasi masalah adalah: budidaya secara vertikultur. Tujuan

1. Seminar tentang identifikasi bahan baku pelatihan adalah meningkatkan

makanan sehat bagi anak dan keluarga pengetahuan mitra terkait manajemen

sesuai dengan standar sanitasi dan budidaya vertikultur di pekarangan.

keamanan pangan. Bertujuan meningkatan Luaran yang dihasilkan dalam

pemahaman mitra tentang pentingnya penyuluhan/pelatihan ini adalah mitra

sanitasi (kebersihan dan higienis) bahan dapat merekontruksi kembali

baku sebelum pengolahan dan pengalamannya dalam pengetahuan baru

pengetahuan tentang keamanan pangan tentang budidaya secara vertikultur.

yaitu memanfaatkan secara maksimal sifat 4. Demplot budidaya vertikultur dan

sinergisme antara bahan-bahan penyusun pembuatan pupuk organik di pekarangan.


112
IbM Posyandu Bosen
Eny Idayati, M. Basri

Bertujuan untuk meningkatkan 3. Model rak vertikultur dengan beberapa

produktivitas lahan pekarangan. Dua model dan desain tata letak rak di

aspek utama dalam manajemen budidaya pekarangan.

secara vertikultur adalah pemanfaatan 4. Produk sayuran dan tanaman biofarmaka

lahan pekarangan dan sampah organik. serta pupuk bokhasi dan pupuk cair.

Budidaya secara vertikultur dilaksanakan

sesuai dengan tahapan yang tepat, mulai B. PELAKSANAAN DAN METODE

dari persiapan media, pembibitan, Pengabdian ini dilaksanakan pada

penanaman, pemupukan dan pemeliharaan bulan April-November 2017 berlokasi di

tanaman. gereja Syalom Desa Bosen. Penanggung

Luaran yang hendak dicapai dalam jawab kegiatan adalah dua orang dosen dari

IbM ini adalah: Politeknik Pertanian Negeri Kupang NTT

1. Peningkatan pemahaman mitra tentang serta dibantu satu orang tenaga administrasi.

bahan baku makanan sehat bagi anak dan Pelaksanaan kegiatan ini juga melibatkan 3

keluarga, dengan menghasilkan pedoman narasumber, 2 teknisi dan 1 mahasiswa

pemilihan bahan baku dan proses sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.

pengolahan sesuai standar sanitasi dan Target pengabdian adalah orangtua balita

keamanan pangan. terdiri dari bapak dan ibu serta kader

2. Produk pangan lokal modifikasi yaitu roti posyandu Kolsa dan Makmur dengan total

jagung, kerupuk labu, dan mie sayuran peserta mencapai 50 orang. Adapun kegiatan

(kelor, bayam, dan wortel) serta mampu yang dilakukan sebagai berikut.

berhitung dalam pembukuan rumah 1. Survei dan Analisis Lapangan

tangga. Kegiatan yang dilakukan adalah

meninjau lokasi yang akan digunakan

sebagai tempat pelaksanaan penyuluhan dan

113
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 09 NOMOR 01 MARET 2018

pelatihan; melakukan diskusi dengan mitra;

dan melakukan koordinasi rencana kegiatan

dengan mitra. Luaran dari survei ini adalah

usulan pelaksanaan kegiatan dan penyediaan


Gambar 3. Penyuluhan Materi Pembukuan
lokasi pertemuan. RT dan Olahan Makanan.

4. Demonstrasi dan Praktik


2. Konsilidasi Program

Tim Pengabdian berkoordinasi

dengan mitra di Desa Bosen (Posyandu

Kolsa dan Makmur), pemerintah Desa Bosen,

dan Unit P2M Politani Kupang dalam rangka

pelaksanaan kegiatan menyangkut tahapan

kegiatan, serta kesepakatan waktu.

3. Penyuluhan

Penyuluhan dan diskusi antara

narasumber yang berkompeten dan mitra


Gambar 4. Materi Vertikultur Organik dan
Pupuk Organik.
tentang materi yang diberikan. Kegiatan

penyuluhan yang dilakukan, secara garis

besar, terdiri atas tiga tema, yaitu penyuluhan

budidaya hortikultura vertikultur, teknologi

pengolahan pangan dan Pembukuan RT.

Gambar 2. Mitra dari Posyandu Kolsa dan


Makmur bersama Tim IbM Bosen Gambar 5. Materi Olahan Pangan

114
IbM Posyandu Bosen
Eny Idayati, M. Basri

Demonstrasi dan praktik langsung C. HASIL DAN PEMBAHASAN

oleh narasumber bersama para peserta Di setiap tahapan kegiatan IbM, mitra

meliputi kegiatan penyemaian tanaman sayur terlihat sangat antusias dengan mengikuti

dan biofarmaka, pembuatan rak vertikultur, sampai selesai dari penyuluhan sampai

hidroponik, dan pupuk organik. Selanjutnya demonstrasi dan praktik. Hasil kegiatan pada

pembuatan roti jagung, selai ubi jalar ungu, ke dua mitra Ibm dirangkum pada Tabel 1.

kerupuk labu, dan mi sayuran (wortel dan Dari tabel tersebut terlihat bahwa

bayam). Kegiatan ini disertai diskusi dan kegiatan sudah dapat berjalan dengan baik

tanya jawab langsung tentang setiap materi dan semua terlaksana dengan prosentase

IbM yang diberikan. 100% dengan tingkat keberhasilan program

5. Tahapan Monitoring dan Evaluasi mencapai 90% lebih. Kegiatan diawali

Bermaksud untuk mengevaluasi hasil dengan penyuluhan tentang proses olahan

kegiatan IbM setelah dilakukan beberapa pangan terkait sanitasi dan keamanan

tindakan solusi bagi permasalahan Mitra pangan, dilanjutkan dengan pembukuan

tahapan ini juga untuk memastikan kelompok usaha dan manajemen budidaya

tercapainaya tujuan. Ada beberapa vertikultur. Kemudian dilanjutkan dengan

Monitoring dalam kegiatan ini yaitu: a. demonstrasi pembuatan roti jagung, kerupuk

Monitoring internal dan pendampingan dari labu, dan selai ubi ungu.

Tim Pengabdian IbM terhadap keberlanjutan Budidaya sayuran secara vertikultur

tahapan kerja oleh mitra. b. Monitoring harus direncanakan sedemikian rupa

internal dari kepala pusat P2M Politani sehingga dapat berfungsi optimal, baik dalam

Kupang, baik secara administrasi maupun hal tingkat produksi maupun dalam

turun ke Lokasi Mitra. pemanfaatan lainnya di rumah tangga. Selain

itu, rak yang digunakan sebaiknya bersifat

untuk dipindahkan. Hal ini diperlukan guna

115
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 09 NOMOR 01 MARET 2018

mengantisipasi pemanfaatan dan penataan berakar pendek. Tanaman sayuran yang

pekarangan. Pada umumnya adalah dibudidayakan antara lain selada, kangkung,

berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau bayam, dan bawang merah. Sedangakn

dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa tanaman dalam polibag yaitu beberapa

undak-undakan atau sejumlah rak ( Lukman, biofarmaka seperti jahe, kunyit, dan kencur.

2017). Bahan yang digunakan dalam IbM ini Untuk tujuan komersial, pengembangan

yaitu berupa bambu yang banyak tumbuh vertikultur ini perlu dipertimbangkan aspek

sekitar Desa Bosen serta pipa paralon, karena ekonomisnya agar biaya produksi jangan

salah satu filosofi dari vertikultur adalah sampai melebihi pendapatan dari hasil

memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar penjualan tanaman. Sedangkan untuk hobiis,

kita. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya vertikultur dapat dijadikan sebagai media

disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki kreativitas dan memperoleh panenan yang

nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan sehat dan berkualitas.

Tabel 1. Capaian Hasil Kegiatan IbM Pada Mitra Posyandu Kolsa dan Posyandu Makmur
No. Jenis Kegiatan Capaian Keterangan
1 Pemahaman konsumsi menu sehat dalam 100 % Sudah dilaksanakan dengan baik.
keluarga yang berasal dari bahan baku lokal
yang sesuai standar sanitasi dan keamanan
pangan bagi mitra sesuai dari tahapan :
1. Identifikasi Aspek proses pengolahan bahan
baku menjadi produk olahan.
2. Urgensi dari kebersihan, higienis, dan
bijak dalam pemakaian Bahan Tambahan
Pangan (BTP).
3. Sosialisasi nutrisi pangan lokal dan
manfaatnya.
2 Pengolahan Produk Lokal menjadi jajanan dan 100 % Bantuan peralatan olahan pangan seperti
makanan sehat yaitu roti jagung, kerupuk labu, kompor, alat cetak mi, dan beberapa
mie sayuran, dan selai ubi jalar. peralatan masak lainnya.
3 Pembukuan Kelompok Usaha Bersama 100 % Sangat diharapkan mitra dapat
membentuk kelompok usaha dari hasil
kegiatan IbM Bosen.
4 Penyuluhan, demonstrasi, dan praktik budidaya 90 % Rak vertikultur merupakan kombinasi
sayuran vertikultur, pembuatan pupuk cair dan bahan lokal seperti bambu dan pipa
bokasi dari hijauan dan sampah rumah tangga. paralon, kegiatan monitoring masih
dilakukan untuk keberlanjutan program

116
IbM Posyandu Bosen
Eny Idayati, M. Basri

Pupuk bokashi mempunyai banyak

keunggulan dibandingkan produk sejenis,

antara lain kandungan haranya sangat tinggi

dan mikroorganisme menguntungkan sangat

tinggi karena pembuatannya melalui proses

fermentasi maka kandungannya dengan cepat

diserap tanaman. Untuk membuat bokashi

dan pupuk cair, pada kegiatan IbM Bosen

menggunakan hijauan, kotoran ternak, dan

sampah rumah tangga seperti sisa sayuran,

buah-buahan, nasi, tulang ikan, dan lainnya,


Gambar 6. Hasil Monitoring Vertikultur.
sehingga secara tidak langsung bermanfaat

menjaga lingkungan agar bersih dan sehat.

Kegiatan olahan pangan yang

dilakukan yaitu roti, selai, mi, dan kerupuk

yang difortifikasi gizi dari bahan lokal yaitu

jagung, ubi jalar ungu, dan bayam serta

kelor. Selain bahan lokal ini banyak tumbuh

di sekitar desa, kandungan gizinya pun

terbilang cukup tinggi dan memilki senyawa

fungsional terbaik bagi tubuh seperti

senyawa antioksidan, serat pangan, anti-

Gambar 7. Hasil Pupuk Bokashi dan Olahan inflamasi, anti-mikroba, dan mampu
Pangan
menurukan kolesterol jahat (Nurcahyati,

2014 dan Jun, et al, 2006).

117
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 09 NOMOR 01 MARET 2018

Terkait dengan keberlanjutan usaha D. PENUTUP

pemberdayaan mitra maka disampaikan juga Simpulan

materi tentang pembentukan kelompok usaha Simpulan kegiatan IbM Bosen yaitu

bersama (KUB) dan pembukuan sebagai berikut. (a) Program IbM yang telah

sederhananya maupun dalam rumah tangga. dilakukan berhasil meningkatkan peran mitra

Bertujuan: (a) melaksanakan pengaturan sebagai kelompok orang tua balita dan kader

ekonomi yang sehat baik di dalam keluarga posyandu dalam mengintroduksi teknologi

masing-masing anggotanya, maupun di diversifikasi pengolahan pangan lokal,

dalam kelompok secara bersama agar bergizi, dan bernilai ekonomi, juga memiliki

anggota lebih mampu menolong dirinya kemampuan berbudidaya vertikultur,

sendiri; (b) menanamkan sikap pengaturan menghasilkan pupuk bokhasi dan pupuk cair

ekonomi yang sehat, sehingga anggota lebih sehingga nantinya mampu membentuk

menyadari peranannya serta kelompok usaha bersama (KUB); (b) luaran

bertanggungjawab terhadap masa depannya; kegiatan adalah produk pangan fortifikasi

serta (c) menumbuhkan dan meningkatkan bahan lokal, dan produk vertikultur; (c)

rasa percaya diri, kerjasama dan diharapkan mitra dapat meningkatkan pola

kesetiakawanan agar anggota dengan cara pikirnya, khususnya berkaitan dengan pangan

sendiri atau bersama, lebih mampu untuk lokal yang dibuktikan dengan kemauan

mengembangkan kemampuannya di bidang mereka untuk mengkonsumsi makanan sehat

ekonomi secara terus menerus berdasarkan dan berimbang dengan tetap memperhatikan

swadaya. Walaupun disadari untuk kebersihan dan keamanan dari bahan baku

membentuk KUB diperlukan peran serta makanan yang diolah; serta (d) melalui

seluruh mitra dan anggotanya untuk saling kegiatan ini, mitra dapat meningkatkan ilmu

bekerja sama sehingga perlu pendampingan dan keterampilannya dalam mengolah pangan

lebih intensif agar KUB dapat terbentuk.


118
IbM Posyandu Bosen
Eny Idayati, M. Basri

lokal. Beberapa hasil kreasi mereka penyandang dana utama dari kegiatan

dikonsumsi sendiri dan sebagian dijual. pengabdian masyarakat program IbM ini

Untuk tujuan komersial, yaitu dana dari Kemenristek Dikti, khususnya

pengembangan vertikultur ini perlu Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat

dipertimbangkan aspek ekonomisnya agar beserta jajarannya, Direktur Politeknik

biaya produksi jangan sampai melebihi Pertanian Negeri Kupang, Kepala Pusat P2M,

pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Mitra IbM dan juga Tim IbM Bosen

Sedangkan untuk hobis, vertikultur dapat Politeknik Pertanian Negeri Kupang.

dijadikan sebagai media kreativitas dan

memperoleh panenan yang sehat dan E. DAFTAR PUSTAKA

berkualitas. Namun, besarnya peningkatan Depkes Provinsi NTT. 2016. Profil

nilai ekonomi dari usaha tersebut belum Kesehatan Provinsi NTT 2016. Depkes.

diukur dalam kegiatan ini. Kupang.

Saran Jun, H., Lee, C.H., Song, G.S., and Kim,

Rekomendasi untuk kegiatan Y.S. 2006. Characterization of The

selanjutnya yaitu melibatkan lingkup Pectic Polysaccharides From Pympkin

masyarakat yang lebih kecil yaitu keluarga Pell. Elsevier 39: 554-561

agar keterlibatan seluruh anggotanya dapat Lukman Liferdi. 2017. Teknologi Budidaya

dibina berupa pendampingan intensif, agar Tanaman Sayuran Secara Vertikultur.

luarannya lebih efektif dan dapat dijadikan www.litbang.pertanian.go.id/berita/one

contoh bagi keluarga yang lain. /918/file/verikultur.pdf. Diakses 10

Ucapan Terimakasih Juni 2017.

Dalam kesempatan ini kami Nurcahyati Erna. 2014. Khasiat Dasyat Daun

sampaikan ucapan terimakasih kepada Kelor. Jendela sehat. Jakarta.

119

You might also like