Doni Tri Putra Yanto

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

PENERAPAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN

BERBASIS ANIMASI FLASH PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN LISTRIK


DI SMKN 5 PADANG

Doni Tri Putra Yanto1, Aswardi2, Habibullah2


Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
FT Universitas Negeri Padang
Email: donitriputra@ft.unp.ac.id

Abstract
This reseach is oriented because there many students leraning result that
still not reach the KKM yet at Electricity Measurement subject grade X
TITL in SMKN 5 Padang. There are many factor wich influence the low of
students learning result such as learning process by using coventional
method and media that used by teacher in learning are module and only
use the whiteboard. Based on the factors, then conducted the research in
experiment form to increase students learning result by using learning
media base flash animation.The method that use in this research is quasy
exmeriment with Pretest-Posttest One Group Design. Subject of this
research are students grade X L2 SMKN 5 Padang, at semester July-
December 2013, wich consist of 31 students. Data collecting in the
research use test (Pretest-Posttest) namely objective questions. The
questions of test that used presedely conducted the try out to know validity,
reliability, level of difficulity, and distinguis power questions. Based on
the result of research, obtained 25 items of test questions.The result of
research indicated that there is an increasing of students learning result
grade X TITL in SMKN 5 Padang at Electricity Measurement subject.
Increasing occurs at high level (0,71) where 18 students are on high level
and 13 others are on middle level increasing. Based on the result of
research, can be concluded that the implementation of flash animation
media at Electricity Measurement subject grade X TITL in SMKN 5
Padang can increase students learning result at high level (0,71).
Key words: Flash Animation Media, Learning result

1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Elektro untuk wisuda periode September 2014
2
Dosen Jurusan Teknik Elektro FT-UNP

1
A. PENDAHULUAN tersebut, tentu ada beberapa unsur yang harus
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat dipertimbangkan dan dilakukan. Salah satu
penting dalam suatu negara, kemajuan suatu dari beberapa unsur tersebut adalah guru, hal
negara akan tercermin salah satunya dari ini dikarenakan guru memegang peranan
kualitas pendidikan yang ada pada suatu negara penting dalam proses pembelajaran dan hasil
tersebut. Berkualitas atau tidaknya pendidikan belajar siswa di kelas. Menurut Hamalik (2010
itu tergantung pada sistem pendidikan yang : 9) “guru merupakan faktor utama dalam
diterapkan. Apabila sistem pendidikan yang usaha meningkatkan mutu pendidikan sekolah
diterapkan sudah baik maka pendidikan yang yang pada gilirannya akan sangat
dihasilkanpun juga akan semakin berkualitas, mempengaruhi kemajuan masyarakat yang
namun jika sebaliknya sistem pendidikan yang menjadi suprasistem sekolah yang
diterapkan belum baik dan tidak dirumuskan bersangkutan. Masyarakat yang semakin
secara matang maka kualitas pendidikan juga rasional dan teknologis semakin membutuhkan
akan menurun. jasa sekolah dan atau guru yang bermutu.”
Sistem pendidikan nasional di Indonesia Hamalik (2010: 10) mengemukakan
telah dirumuskan dan diatur dalam Undang- bahwa profesionalitas seorang guru dalam
Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun melaksanakan proses pembelajaran di kelas
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang akan mempengaruhi dan menentukan hasil
terdiri dari 12 bab dan 77 Pasal. Salah satu belajar peserta didik selama belajar di sekolah
yang termasuk dalam sistem pendidikan yang pada akhirnya tentu juga akan
nasional sebagaimana tercantum dalam UU mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan
tersebut adalah adanya jalur pendidikan. “Jalur sekolah. Profesionalitas seorang guru dalam
pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta melaksanakan proses pembelajaran di kelas,
didik untuk mengembangkan potensi diri dapat dilihat dari persiapan awal mengajar,
dalam suatu proses pendidikan yang sesuai metode mengajar yang diterapkan, serta media
dengan tujuan pendidikan” (UU RI no. 20 pembelajaran yang digunakan pada saat proses
Tahun 2003 apasal 7 Ayat 6). Jalur pendidikan pembelajaran berlangsung. Media
ini dibagi menjadi tiga jalur yang saling pembelajaran yang dimaksud adalah media
berkaitan dan melengkapi satu sama lain, yang dapat menunjang motivasi belajar siswa
sebagaimana dijelaskan dalam UU RI no. 20 dan menghilangkan rasa bosan siswa pada saat
Tahun 2003 Pasal 13 ayat satu yakni “Jalur mengikuti proses pembelajaran di kelas. Pada
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, saat sekarang ini pemerintah merencanakan
nonformal, dan informal yang dapat saling untuk menerapkan media pembelajaran
melengkapi dan memperkaya.”. Pendidikan berbasis Information and Communications
formal merupakan jalur pendidikan yang Technology (ICT) didalam proses
dilaksanakan secara resmi dibawah naungan pembelajaran, karena dengan pembelajaran
pemerintah yaitu Kemendiknas Republik tersebut diduga mampu menghadirkan
Indonesia, adapun jalur pendidikan tersebut pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,
secara berurutan yaitu pendidikan dasar, dan menyenangkan (PAIKEM) (Kompas, 2012
pendidikan menegah pertama, pendidikan : 4).
menengah atas, dan perguruan tinggi.
SMKN 5 Padang merupakan salah satu Berdasarkan hasil observasi yang
jalur pendidikan formal pendidikan menegah dilakukan terhadap proses pembelajaran di
kejuruan yang memiliki tujuan yang sama SMKN 5 Padang, khususnya pada mata
dengan tujuan sekolah menengah kejuruan pelajaran pengukuran listrik, Guru cenderung
pada umumnya yakni menghasilkan lulusan menggunakan papan tulis sebagai media
yang berkualitas memiliki keahlian khusus dalam proses pembelajaran di kelas dan belum
sesuai dengan bidang keahliannya, serta siap menerapkan media berbasis komputer, dengan
kerja. Dalam mencapai tujuan yang telah alasan mudah dalam penyajian dan
dirumuskan dan direncanakan oleh sekolah persiapannya. Pelaksanaan pembelajaran pada

1
3

mata pelajaran pengukuran listrik kelas X di pergerakan. Secara harfiah, animasi adalah
SMKN 5 Padang. Ketika proses pembelajaran menghidupkan, yakni usaha untuk
dimulai, seorang guru akan mencatat materi menggerakkan sesuatu yang tidak bisa
yang akan dibahas di papan tulis, kemudian bergerak sendiri. Dengan demikian media
guru akan menjelaskannya, siswa mencatat dan pembelajaran berbasis animasi flash adalah
mendengarkan materi yang telah ditulis dan media pembelajaran yang dibuat dengan
dijelaskan oleh guru tersebut. Pada akhir menggunakan program macromedia flash,
pertemuan siswa akan diberi pekerjaan rumah berbentuk gabungan materi, simulasi dengan
(PR), berupa pertanyaaan-pertanyaan gambar bergerak yang lebih inovatif untuk
menyangkut materi yang telah dibahas. menyampaiakan materi pelajaran kepada
Mata pelajaran Pengukuran Listrik di siswa. Dengan menggunakan media
SMKN 5 Padang, standar ketuntasan minimal pembelajaran berbasis animasi flash ini
yang ditetapkan adalah 70. Berdasarkan hasil mampu menjelaskan materi yang bersifat
belajar siswa pada mata diklat Pengukuran abstrak, seperti dalam mata pelajaran
Listrik kelas X SMKN 5 Padang tahun 2012- pengukuran listrik yang banyak menjelaskan
2013 yang didapatkan dari guru mata pelajaran bagaimana prinsip kerja alat ukur, bentuk fisik,
tersebut, maka dapat diketahui bahwa masih dan cara penggunaanya, hal ini akan mudah
banyak hasil belajar siswa yang belum dijelaskan dengan menggunakan media
mencapai KKM, untuk masing-masing kelas pembelajaran animasi flash, karena media
yang terdiri dari 3 kelas, kelas XL1 57,1 % animasi flash ini dapat digabungkan dengan
hasil belajar siswa di bawah KKM, kelas XL2 gambar bergerak yang dapat menarik perhatian
60% hasil belajar siswa dibawah KKM, dan siswa pada saat proses pembelajaran
kelas XL3 63,8 % hasil belajar siswa di bawah berlangsung. berdasarkan penelitian yang
KKM. Hal ini membuktikan bahwa masih dilakukan oleh Rohani (2011) yang meneliti
banyak siswa yang belum lulus dalam mata tentang peningkatan hasil belajar siswa dengan
diklat Dasar Pengukuran Listrik tersebut. menggunakan media animasi flash pada mata
Sedangkan berdasarkan kurikulum tingkat pelajaran rangkaian listrik kelas X program
satuan pendidikan (KTSP) presentase keahlian listrik di SMKN 2 Surabaya
ketercapaian KKM yang baik dalam satu menunjukkan bahwa media animasi flash dapat
pelajaran adalah ≥ 80 % dari jumlah siswa. meningkatkan hasil belajar siswa dengan
Dengan kenyataan tersebut, maka perlu persentase 93,80%.
dicari alternatif lain dengan melakukan inovasi Berdasarkan latar belakang masalah,
dan pendekatan dalam penggunaan media maka rumusan masalah yang diajukan dalam
pembelajaran yang efektif, dan adaptif dengan penelitian ini adalah seberapa besar
kemajuan teknologi untuk penyampaian peningkatan hasil belajar siswa setelah
materi kepada siswa pada saat berlangsungnya penggunaan media pembelajaran berbasis
proses pembelajaran di kelas, sehingga proses animasi flash dalam proses pembelajaran pada
pembelajaran dapat berlangsung aktif, inovatif, mata pelajaran Pengukuran Listrik kelas X
kreatif, efektif, dan menyenangkan serta hasil SMKN 5 Padang?. Tujuan penelitian ini adalah
belajar siswa juga baik. Salah satu pendekatan mengungkap peningkatan hasil belajar siswa
yang diduga mampu mewujudkan situasi setelah penggunaan media pembelajaran
pembelajaran tersebut adalah pendekatan berbasis animasi flash dalam proses
pembelajaran menggunakan media interaktif pembelajaran pada mata pelajaran Pengukuran
berbasis Information and Communications Listrik kelas X bidang keahlian Teknik
Technology (ICT) salah satunya adalah media Instalasi Tenaga Listrik di SMKN 5 Padang.
pembelajaran berbasis animasi flash. Menurut B. METODE PENELITIAN
Ibiz (dalam Arsyad, 2010 : 32) “Animation is Metode yang digunakan dalam
the process of recording and playing back a penelitian ini adalah quasi ekperiment
sequence of stills to achieve the illusion of (eksperimen semu). Pretest dilakukan
continues motion”. Artinya dalam bahasa sebelum melaksanakan pembelajaran, untuk
Indonesia yakni animasi adalah sebuah proses mengetahui pengetahuan awal siswa.
merekam dan memainkan kembali serangkaian Sementara posttest dilaksanakan setelah
gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi proses pembelajaran dengan menerapkan
4

penggunaan media berbasis animasi flash uji coba sebanyak 30 soal, terdapat 21 soal
sebagai media pembelajaran. Hasil posttest dengan kriteria sedang, 8 soal dengan kriteria
dibandingkan dengan hasil pretest untuk mudah, 1 soal dengan kriteria sukar.
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa Perhitungan daya beda dianalisis
setelah pembelajaran dengan mengunakan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh
media pembelajaran berbasis animasi flash. Arikunto, berdasarkan hasil analisis dari soal
Penelitian ini mengunakan desain One uji coba sebanyak 30 soal, didapat 13 soal
Group Pretest - Posttest. Sekelompok subjek kategori baik, 13 soal kategori cukup, dan 4
diberi perlakuan untuk jangka waktu tertentu kategori jelek.
berupa pembelajaran dengan menggunakan Data hasil belajar siswa dianalisis
media pembelajaran berbasis animasi flash. dengan menggunakan statistik deskriptif
Dalam desain ini, pengukuran dilakukan dua yaitu menghitung rata-rata skor (mean) dan
kali. Pengukuran pertama dilakukan sebelum simpangan baku standar deviasi. Peningkatan
perlakuan. Pengukuran kedua dilakukan hasil belajar siswa dapat diukur dengan
setelah perlakuan diberikan. memberikan pretest dan posttest.
Subjek dalam penelitian ini adalah kelas Peningkatan hasil belajar dianalisis
X L 2 SMK Negeri 5 Padang pada semester menggunakan Gain Score untuk melihat
ganjil Juli-Desember 2013. Jumlah subjek tingkat perolehan skor dari penerapan media
penelitian adalah sebanyak 31 siswa. Subjek pembelajaran berbasisi animasi Flash pada
penelitian ditentukan secara random dari tiga mata pelajaran Pengukuran Listrik.
kelas jurusan teknik instalasi tenaga listrik di C. HASIL PENELITIAN DAN
SMKN 5 Padang yang memiliki kemampuan PEMBAHASAN
rata-rata yang sama, hal ini dapat dilihat dari 1. Deskripsi Data
nilai rata-rata kelas dari ujian KD 1 Deskripsi data penelitian ini
Pengukuran listrik yang homogen dimana rata- adalah data hasil belajar PL. Kelas X L2
rata kelas XL 1 adalah 70,16, kelas XL 2 adalah sebagai subjek penelitian yang diajar
71,70, dan kelas XL 3 73,33. dengan menggunakan media
pembelajaran Animsi Flash, hasil pretest
Instrumen yang digunakan dalam yang diadakan sebelum pembelajaran
penelitian ini adalah berupa soal-soal test diperoleh skor tertinggi = 76 dan skor
berbentuk objektif. Soal tes dibuat terendah = 24 dengan jumlah siswa 31
berdasarkan kisi-kisi soal yang mengacu orang. Dengan perhitungan statistik
pada silabus dan rencana pelaksanaan diperoleh hasil rata-rata skor X (pretest)
pembelajaran mata pelajaran Pengukuran adalah =50,6, simpangan baku (s) =
Listrik SMKN 5 Padang. Sebelum soal tes 14,11. Sebaran data frekuensi dapat
digunakan maka dilakukan uji coba soal dilihat pada tabel distribusi frekuensi dan
untuk mengetahui validitas, reliabilitas, histogram berikut.
tingkat kesukaran dan daya beda soal Tabel . distribusi frekuensi pretest
tersebut. Uji coba soal dilakukan di kelas X No Nilai Frekuensi
L3 SMK N 5 Padang. 1 23 --- 31 3
Penafsiran harga validitas dianalisis 2 32 --- 40 6
menggunakan teknik korelasi point biserial. 3 41 --- 49 4
berdasarkan analisis data uji coba terhadap 30 4 50 --- 58 7
soal Uji coba, terdapat 25 soal valid dan 5
5 59 --- 67 7
soal yang tidak valid. Penafsiran harga
6 68 --- 76 4
reliabilitas tes berdasarkan perhitungan
Jumlah 31
rumus Kuder Richardson (KR-20) dengan
memperlihatkan kriteria reabilitas, maka Simpangan baku 14,11
keseluruhan soal tes dinyatakan reliabel
dengan kriteria sangat tinggi. Hasil Untuk lebih jelas berikut adalah
perhitungan tingkat kesukaran dianalisis histogram data hasil pretest.
menggunakan teroi yang dikemukakan
Arikunto. Berdasarkan hasil analisis dari soal
5

2. Analisis Peningkatan Hasil Belajar


Adapun hasil post-test yang Peningkatan hasil belajar siswa
diadakan setelah pembelajaran, skor dalam suatu proses pembelajaran dapat
tertinggi = 96 dan yang terendah 68. diukur dengan memberikan pretest dan
Untuk rata rata skor adalah = 82,42. posttest. Hake (1999) mengemukakan
Simpangan baku 6,81. Sebaran data bahwa Peningkatan hasil belajar dapat
frekuensi dapat dilihat pada Tabel dianalisis menggunakan gainscore
Distribusi Frekuensi berikut. dengan rumus sebagai berikut:
Tabel . distribusi frekuensi posttest (< 𝑆𝑓 > − < 𝑆𝑖 >)
No Nilai Frekuensi <𝑔 >=
(100− < 𝑆𝑖 >)
1 67 --- 71 1
2 72 --- 76 5 Dari perhitungan Gain score
3 77 --- 81 2 didapatkan bahwa semua hasil belajar
4 82 --- 86 6 siswa mengalami peningkatan. Rata-rata
5 87 --- 91 10 kenaikan hasil belajar di tentukan
6 92 --- 96 7 menggunakan rumus Gain Score = 0,71
Jumlah 31 dengan kriteria perolehan Gain Score
Simpangan baku 6,81 pada rentang NG ≥ 0,7 yaitu kategori
tinggi. Ini berarti peningkatan hasil
Untuk lebih jelas berikut adalah belajar siswa termasuk dalam kategori
histogram data hasil posttest. tinggi. Dengan demikian dapat dijelaskan
bahwa hasil belajar siswa setelah
pembelajaran dengan menggunakan
Media Animasi Flash mengalami
peningkatan.

3. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian,
penerapan Media Animasi Flash dapat
membuat siswa lebih aktif dan lebih
berpartisipasi dalam dalam proses
pembelajaran. Penerapan media animasi
flash mempunyai manfaat positif apabila
diterapkan di ruang kelas. Pada penelitian
ini menggunakan uji Gain Score.
6

Pertama dilakukan pre-test untuk sehingga mengurangi nilai estetika media


melihat kemampuan awal siswa sebelum yang telah disiapkan.
menerapkan media animasi flash. Dari D. KESIMPULAN DAN SARAN
hasil pretest diperoleh rata-rata hasil 1. Kesimpulan
belajar siswa sebesar = 50,6. Kemudian Berdasarkan analisis data dan
dilakukan uji normalitas dan didapat pembahasan yang telah dilakukan pada
bahwa data terdistribusi normal. Setelah penelitian ini, maka dapat disimpulkan
melihat kemampuan awal maka diberi bahwa:
perlakuan dengan menggunakan media a. Hasil belajar siswa dalam mata
animasi flash selama empat minggu pelajaran Pengukuran Listrik kelas X
sebanyak empat kali pertemuan dengan menggunakan media animasi
kemudian diberi posttest. Dari hasil flash sebagai media pembelajaran
perhitungan data setelah diberi perlakuan dalam proses pembelajaran di kelas
didapatkan rata-rata hasil belajar siswa didapatkan nilai rata-rata dari 31 orang
sebesar 85,42. Kemudian dilakukan uji siswa yaitu 85,42.
normalitas dan didapat bahwa data b. Hasil belajar siswa setelah
terdistribusi normal. Langkah berikutnya dilaksanakan proses pembelajaran
adalah melihat peningkatan hasil belajar dengan menggunakan media animasi
siswa dengan menggunakan Gain Score flash sebagai media pembelajaran
dan didapat bahwa hasil belajar siswa (nilai posttest) lebih baik jika
mengalami peningkatan dengan kategori dibandingkan dengan nilai sebelumnya
tinggi. (nilai pretest).
Dari penjelasan di atas, c. Peningkatan hasil belajar siswa yang
Penerapan media animasi flash dapat terjadi termasuk pada kategori tinggi
meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu 0,71, dengan demikian dapat
karena adanya peningkatan hasil belajar dijelaskan bahwa hasil belajar siswa
yang signifikan antara pretest dan pada mata diklat Pengukuran Listrik
posttest. Hasil penelitian ini diperkuat setelah proses pembelajaran dilakukan
oleh penelitian yang dilakukan Parana dengan menggunakan media animasi
(2010) dalam penelitiannya yang flash sebagai media pembelajaran
berjudul “Peningkatan Hasil Belajar mengalami peningkatan.
Siswa dengan Menggunkan Media 2. Saran
Animasi pada Mata Pelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang
Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Di telah diperoleh setelah diadakannya
Kelas X TP B SMKN 1 Padang”. penelitian pada mata diklat Pengukuran
Menunjukkan terdapat peningkatan Listrik kelas X TITL SMKN 5 Padang,
hasil belajar siswa melalui pembelajaran maka saran yang dapat diberikan adalah
dengan menggunakan media animasi sebagai berikut:
sebagai media pembelajaran. Kemudian a. Kepala sekolah dan Waka bidang
dianalisis menggunakan rumus kurikulum agar mengadakan
Gainscore didapatkan peningkatan hasil pelatihan penerapan media
belajar siswa setelah pembelajaran pembelajaran yang berbasis ICT
menggunakan media animasi, berada dalam proses pembelajaran bagi guru-
pada taraf sedang (<g> =0,64 ). guru di sekolah terutama guru
Berdasarkan penelitian yang produktif
dilakukan terdapat beberapa kendala b. Guru mata pelajaran pengukuran
dalam menerapkan media animasi flash llistrik dapat menggunakan media
ini, seperti: ada beberapa siswa yang animasi flash dalam pelaksanaan
tidak hadir, peralatan mendukung media proses pembelajaran di kelas sebagai
yang belum lengkap yaitu belum salah satu media alternatif untuk
tersedianya layar proyektor di kelas maka meningkatkan hasil belajar akhir
proyektor harus di arahkan ke papan tulis siswa.
7

c. Guru mata pelajaran pengukuran Hake, R. R. (1999). “Analizing change/Gain


listrik agar lebih memperbanyak Score, American Educational, Reseach
menggunakan media berbasis Associations Divisions Measurement and
komputer saat proses pembelajaran Research methodology”. www.
berlangsung, sesusai dengan program List_asu.edu.com (diakses tanggal 2
pemerintah untuk meningkatkan Agustus 2013)
motivasi dan hasil belajar siswa.
Karena selain dapat mempermudah Hamalik, Oemar. (2010). Perencanaan
guru menyampaikan materi juga Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan
dapat membantu siswa dalam Sistem. Jakarta : Bumi Aksara.
memahami materi pelajaran yang
akan diajarakan ketika proses Parana, Agung. (2010). “Peningkatan Hasil
pembelajaran berlangsung. Belajar Siswa dengan Menggunakan
d. Supaya penelitian yang sama Media Animasi pada Mata Pelajaran
dilakukan pada materi pembelajaran Pengetahuan Dasar Teknik mesin di Kelas
yang lain dan dengan jumlah sampel X TP B SMKN 1 Padang”. Skripsi tidak
yang lebih besar. Agar nampak lebih diterbitkan. FT-UNP
jelas gambaran bahwa apakah media
animasi flash ini dapat digunakan Purwanto. (2004). Belajar dan Pembelajaran.
pada semua mata diklat dan mampu Jakarta : Depdikbud.
meningkatkan hasil akhir belajar
siswa setelah mengikuti proses Purwanto, Ngalim. (2004). Prinsip-Prinsip Dan
pembelajaran. Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta :
Rosda Karya.
Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan
skripsi penulis dengan Pembimbing I Drs. H. Rohani. (2010). “Penggunaan Media Berbasis
Aswardi, M.T. dan Pembimbing II Animasi Tipe Macroflash dalam Upaya
Habibullah, S.Pd, M.T. Meningkatkan Hasil Belajar siswa Kelas
X TPTL SMKN 2 Surabaya”. Skripsi
tidak diterbitkan. Teknik-UNESA.
DAFTAR PUSTAKA
Sagala. (2004). Konsep-konsep Pembelajaran.
Arikunto, Suharsimi. (2007). Dasar-Dasar Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara. Sanjaya. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung
: Alfa Beta Bandung
Arikunto, Suharsmi. (2006). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sardiman, Arief. (2007). Interaksi dan Motivasi
Rineka Cipta. mengajar. Jakarta : Grafindo.

Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran. Sardiman, Arief dkk. (2005). Media
Jakarta: Raja Wali Press. Pembelajaran (Pengertian
Pengembangan Pemanfaatan). Jakarta :
Djaafar. (2001). Evaluasi Belajar. Bandung : Raja Wali Press.
Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. (2002). Penelitian dan Penelitian
Fadhil, M. (2011). “ Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan. Bandung: Sinar Bandung
Siswa yang Diajar Menggunakan Media Algesindo.
PresentasiAnimasi Flash dengan yang
Diajar Dengan Media Konvensional Pada Sugiyanta, I Gede. (2005). “Pemanfaatan Media
Kelas XI IPA SMAN 8 Padang”. Skripsi Teknologi Dalam Pembelajaran”.
tidak diterbitkan. FMIPA-UNP Laporan Penelitian. UNIB.
8

Zakir, Ibnu . (2011). “Pembelajaran berbasis ICT


((Information And Comunication
Technology)”. www.berbagi-
ilmu.blogspot.com (diakses pada tanggal
21 Juni 2013)

(2011). “ Wajah Pendidikan Indonesia”. Kompas.


(6 Agustus 2011). Hlm. 6

You might also like