ID Pengaruh Krisis Subprime Mortgage Amerika Serikat Terhadap Perbankan Syariah Mua

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

PENGARUH KRISIS SUBPRIME MORTGAGE AMERIKA SERIKAT TERHADAP

PERBANKAN SYARIAH MUAMALAT INDONESIA TAHUN 2006 - 2009

Oleh:
Kalfi Mahendra1
(kalfimahendrapramuka@gmail.com)
Pembimbing : Dra. Den Yealta, M.Phil
Bibliografi :

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional – Prodi Hubungan Internasional


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya JL HR. Subrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28294 Telp/Fax. 0761-
63277

Abstract

Has become an obligation a country to advance the economic , By creating regulations


and many initiative, To a better economy, And welfare the nation and the country . In each the
profitable thing can not be separated of the challenges. Obstacles weakness or disease. So also
economic system , also have an impact. And potentially create that delicate problem as the crisis
. It cant be denied in this era of globalization currently. national country economy alliance
in the world . Starting to show a modern economy competitive . So that trade innternasional be a
need for countries in advance economic. United states as a country largest economy in the
world. with the gross domestic product (GDP) in 2008 amounted to US $ 14.4 trillion. A quarter
of the gross domestic product the world based on nominal and a fifth based on of parity
purchasing power.
Subprime mortgage crisis fueled by an increase in failed to pay mortgages .And seizure
house in the united states . It is a negative impact on banks and global money market . The
impact of the crisis in the form of an increase in inflation , the fall in the exchange rate , a
decline in the economic growth , The collapse of the market index and a number of banks ,
institutions , corporate experienced difficulty financial and bankrupt .
An impact for indonesia is disruption of the financial and trading channels. And banks
had feel their influence . But financial institutions that based syariah especially of the bank
muamalat indonesia. Has forbidden flowers in its not too feel the impact of the significant . Bank
muamalat indonesia and there is even in terms of loan-to- deposit ratio ( LDR ), Show more
liquid than conventional banks in time of crisis global financial happened., It were due to high
interest rates.
Key words: Subprime Mortgage Crisis, negative impact on banks and global, impact for
Indonesia, Bank Muamalat

1
Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional angkatan 2011

Jom FISIP Vol. 3 No. 1 – Februari 2016 Page 1


I. Pendahuluan lantas mulai memicu gejolak di pasar
finansial dan akhirnya merambat ke seluruh
Penelitian ini akan membahas dunia. Selama September 2007 hingga
tentang pengaruh krisis Subprime Mortgage Oktober 2008, 16 bank di AS terkena
Amerika Serikat terhadap perbankan syariah kebangkrutan dan lebih dari 100 bank
Muamalat Indonesia. Subprime mortgage lainnya dalam pengawasan The Fed4.
berarti pinjaman kepada orang-orang yang
tidak memenuhi syarat untuk meminjam Hal ini juga menghadirkan
dengan tingkat bunga yang lebih tinggi di permasalahan ekonomi baru yang tidak
atas bunga normal.2 Adalah produk kredit hanya mengancam Amerika Serikat, namun
kepemilikan rumah yang dapat memberikan dalam kondisi global yang segalanya serba
akses kucuran dana kepada para individu mudah dan cepat dimana pertukaran
dengan penghasilan rendah. Sejarah kredit informasi, perpindahan manusia, pergerakan
yang buruk seakan menghiraukan masalah kapital, ekspor impor serta jasa yang bebas
kepemilikan rumah bagi sebagian penduduk dari suatu negara ke negara lain, dampak
Amerika Serikat yang sebelum krisis Subprime Mortgage juga mengancam
diterbitkannya produk ini seperti tidak punya berbagai negara dunia.
akses untuk membeli properti.
Disisi pasar modal dan perbankan
Ekonomi Amerika Serikat memiliki internasional, mengeringnya likuiditas akan
PDB (Pendapatan Domestik Bruto) sebesar diiringi oleh penarikan dana khususnya dari
US$ 13,1 triliun, setara 20% dari PDB dunia pasar negara-negara berkembang (emerging
pada tahun 2007. PDB Amerika Serikat naik markets) baik dana dalam bentuk saham,
pada kuartal ketiga sebesar 4,9% bahkan obligasi maupun pinjaman dalam valuta
masih memiliki daya beli konsumen yang asing akibat ekspektasi para investor akan
tinggi (IKK 90,6), ternyata tidak mampu perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
menopang ekonominya akibat krisis kredit
pada pasar mortgage senilai US$ 1,8 triliun3. Perlambatan pertumbuhan ekonomi
Menjelang akhir triwulan III-2008, dunia juga menyebabkan menurunnya
perekonomian dunia dihadapkan pada satu volume perdagangan dunia. Setelah
babak baru yaitu runtuhnya stabilitas mencapai pertumbuhan rata-rata 8,1%
ekonomi global, seiring dengan meluasnya selama 5 tahun terakhir, pada tahun 2008
krisis finansial ke berbagai negara. Krisis pertumbuhan volume perdagangan dunia
finansial global mulai muncul sejak bulan menurun tajam menjadi sebesar 4,1% yang
Agustus 2007, yaitu pada saat salah satu berarti terpangkas hampir 50% seiring
bank terbesar Perancis BNP Paribas dengan pelemahan permintaan global5.
mengumumkan pembekuan beberapa
sekuritas yang terkait dengan kredit Krisis di Amerika Serikat menjalar
perumahan berisiko tinggi AS (subprime ke Eropa merontokkan harga saham global
mortgage). Pembekuan ini dan melemahkan dollar Amerika Serikat ke

2 4
Wilson, Eric.R and Friedman, Robert.S, The Legal Hamidi, M. Luthfi, 2012, The Crisis,krisis manalagi
Fallout from the Subprime Crisis, Law Jurnal 2007. yang engkau dustakan? : krisis ekonomi global 2008,
3
Sihono, Teguh , Dampak Krisis Finansial Amerika Republika, Jakarta. hal.22
5
Serikat Terhadap Perekonomian Asia. Jurnal Outlook Ekonomi Indonesia.,2009, Krisis Ekonomi
Ekonomi dan Pendidikan Vol.6 Nomor 1, April 2009, Global dan Dampaknya Terhadap Perekonomian
hal. 2 Indonesia, hal.41.

Jom FISIP Vol. 3 No. 1 – Februari 2016 Page 1


rekor tertinggi US$ 1, 4967 terhadap Euro, (bagi hasil) dan musyarakah (mitra usaha).
pada waktu ditetapkan tahun 1999 US$ 1, Artinya, peminjaman berbagi keuntungan
16675.6 Krisis ekonomi global telah dan kerugian dengan bank dan nasabah.8
memberikan dampak yang signifikan bagi Seperti yang telah diketahui bunga pada
ekspor produk agribisnis, yaitu pada periode perbankan konvensional bersifat tetap.
2008-2009 dan lalu meningkat kembali Sedangkan bagi hasil pada perbankan
tahun 2009-20107. syariah bersifat tidak tetap mengikuti besar
kecilnya laba.
Krisis global yang melanda Asia
khususnya Indonesia telah membuat Kondisi Bank Syariah dalam krisis
perekonomian Indonesia terpuruk, peristiwa keuangan global yang ditunjukkan dalam
itu diawali dengan terdepresiasinya nilai perkembangan dari tahun 2005 sampai 2009
tukar (kurs) Rupiah terhadap Dollar menunjukkan adanya kenaikan pada tingkat
Amerika Serikat yang diprediksi imbalan dan bagi hasil di akhir tahun 2008.
berlangsung hingga 2014 yang membuat Seiring dengan kenaikan tingkat imbalan
para pelaku pasar dan berdampak ke banyak dan bagi hasil, tingkat penyaluran
sektor, khususnya industri perbankan dan pembiayaan semakin tinggi namun masih
bukan hanya perbankan konvensional saja dalam batas yang aman.
tetapi perbankan syariah juga ikut terkena
dampak krisis tersebut. Kerangka Teori
Pembahasan mengenai kerangka
Indonesia tidak lepas dari tekanan dasar teori dari masalah yang ada maka
krisis Amerika Serikat yang menyebabkan penulis memaparkan perspektif, tingkat
pelemahan di sektor perbankan baik analisa, konsep dan teori yang relevan
konvensional maupun yang berbasis syariah. terhadap Pengaruh krisis subprime mortgage
Namun, ada perbedaan pengaruh antara Amerika Serikat terhadap perbankan Syariah
kedua institusi keuangan tersebut, karena Muamalat di Indonesia tahun 2006-2009.
perbedaan sistem yang dianut kedua
institusi. Dalam penilitian ini, penulis
menggunakan pespektif merkantilis, dengan
Dalam perspektif teoritis perbankan tingkat analisa sistem internasional. Analisa
syariah mempunyai konsep yang berbeda sistem internasional adalah analisa yang
dengan perbankan konvensional mengenai dapat memberikan pola umum tentang
pelarangan riba (bunga). Islam mengatur perilaku negara dan tingkat saling
keuangan syariah tidak memperbolehkan ketergantungan di antara mereka juga akan
(haram) menawarkan tingkat pengembalian menjelaskan pengaruh distribusi kekuatan
yang tetap pada deposito dan pemungutan antara negara-negara super power terhadap
biaya bunga atas pinjaman. Berdasarkan negara lain9. Menurut Keynes satu fakta
paradigma Profit –Loss Sharing (PLS) yang jelas mengenai keputusan-keputusan
dalam perbankan syariah didasarkan pada investasi adalah, besarnya ketidakpastian
dua sistem pembiayaan yaitu mudharabah
8
Chong, Beng Soon dan Liu, Ming-Hua. 2007.
6
Sihono, op.cit., hal. 3 “Islamic Banking Interest-Free or Interest-Based?”
7
Firdaus, Muhammad., 2010, How Severely did the Department of Finance Faculty of bussiness, AUT.
Global Economic Crisis Affect Indonesian New Zealand.
9
Agribusiness Exports?, Paper dipublikasikanpada Olivia, Yessi.,2013.Level Analisis Sistem dan Teori
web.ipb.ac.id/~fem/index.php/download.html? Hubungan Internasional,Jurnal Transnasional.Vol.5.
(diaksestanggal 15 November 2015) No.1.

Jom FISIP Vol. 3 No. 1 – Februari 2016 Page 2


dari pengetahuan yang digunakan dalam dan sistem nilai Islam, khususnya yang
mengistemasikan kemungkinan keuntungan bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan
yang bisa di dapatkan. spekulatif yang non produktif seperti
perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang
Menurut Keynes pada tahun 1936 : tidak jelas dan meragukan (gharar),
berprinsip keadilan, dan hanya membiayai
Uang yang mengalir masuk ke
kegiatan usaha yang halal.
sirkulasi finansial akan
meningkatkan perilaku spekulasi II. Isi
terhadap harga-harga aset, spekulasi
akan memperbesar ketidakstabilan Kronologi Terjadinya Krisis Subprime
dalam sektor finansial, yang jika Mortgage Di Amerika Serikat
dibiarkan berlanjut terus akan
melampaui batas-batas tertentu akan Tahun 1980 adalah menjadi titik
membahyakan proses reproduksi dan awal perkembangan produk subprime
akumulasi. Ketika perkembangan mortgage di Amerika Serikat. Di era ini
kapital dari sebuah negara sekedar pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan
menjadi efek samping dari kegiatan beberapa deregulasi dalam perbankan dan
perjudian maka lapangan kerja akan peraturan baru yang memungkinkan untuk
mengalami masalah10. menambah terobosan-terobosan baru dalam
sektor finansial, seperti menerapkan bunga
Stabilitas keuangan erat kaitannya yang bervariasi berdasarkan tingkat resiko.
dengan kesehatan suatu perekonomian. Deregulasi tersebut antara yaitu mengenai
Semakin sehat sektor keuangan di suatu lembaga penyimpanan uang dan kontrol
negara, semakin sehat pula perekonomian, moneter Depository Institutions
demikian pula sebaliknya. Dengan demikian Deregulaton and Monetary Control Act
perkembangan sektor keuangan, termasuk di (DIDMCA).
dalamnya pasar modal, merupakan salah
satu indikator yang perlu diperhatikan untuk Berlanjut ke tahun 1982 pemerintah
menjaga kesehatan atau kestabilan Amerika Serikat memberlakukan peraturan
perekonomian. Pergerakan harga saham, mengenai transaksi kredit perumahan The
obligasi, dan sebagainya di pasar modal Alternative Mortgage Transaction Parity
suatu negara disebabkan oleh persepsi Act (AMTPA) yang memperbolehkan
investor terhadap kondisi pasar modal penggunaaan suku bunga variatif dan
tersebut. Persepsi ini pada akhirnya akan pembebanan biaya yang tinggi11. Sebelum
mempengaruhi dana investasi yang masuk diberlakukannya perangkat peraturan-
ke negara tersebut, sehingga mempengaruhi peraturan tersebut, pemerintah Amerika
keadaan perekonomian negara yang Serikat tidak memperbolehkan lembaga
bersangkutan. pemberi kredit untuk membebankan bunga
dan biaya administrasi yang tinggi kepada
Menurut Ascarya dan Diana peminjam. Oleh karenanya dari segi
Yumanita (2005) Bank syariah merupakan lembaga pemberi kredit, tidak mungkin
lembaga intermediasi dan penyedia jasa tidak menguntungkan untuk mengeluarkan
keuangan yang bekerja berdasarkan etika produk kredit perumahan seperti Subprime
Mortgage sebelum era 80-an.
10
Caporaso, James A & Levine, David
11
P.,2008.Teori-Teori Ekonomi Politik.Edisi http://research.stlouisfed.org/publications/review/06
Pertama.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.hal.266 /01/ChomPennCross, (diakses tanggal 12 Mei 2015)

Jom FISIP Vol. 3 No. 1 – Februari 2016 Page 3


Pada tahun 1986, pemerintah Amerika memberikan jaminan kepastian pembayaran,
Serikat mengeluarkan Undang-undang seperti: Government National Mortgage
mengenai reformasi pajak yang pada intinya Association (Ginnie Mae), yang
melarang adanya pengurangan tingkat suku memberikan kepastian pada investor bahwa
bunga terhadap hutang-hutang konsumsi mereka akan menerima pembayaran hasil
(consumer loan) dan memperbolehkan investasi secara berkala dan dijamin
adanya pengurangan tingkat suku bunga sepenuhnya oleh pemerintahan Amerika
terhadap hutang-hutang properti untuk Serikat; Federal National Mortgage
tempat tinggal utama dan 1 (satu) tempat Association (Fannie Mae) dan Federal
tinggal tambahan. Peraturan ini mendorong Home Loan Mortgage Corporation (Freddie
minat masyarakat untuk mengambil kredit Mac) yang memberikan kepastian yang
perumahan yang terlihat lebih murah sama layaknya Ginni Mae walaupun tidak
dibandingkan dengan kredit konsumsi. sepenuhnya dijamin oleh pemerintah.
Pada pertengahan tahun 1990-an Tingginya permintaan para pelaku
dimana tingkat suku bunga untuk kredit pasar terhadap MBS berdampak pada
perumahan jenis prime meningkat, lembaga- pertumbuhan kredit perumahan di Amerika
lembaga pemberi kredit perumahan mulai Serikat, termasuk pula kredit perumahan
beralih memasarkan produk-produk jenis yang diberikan dengan mekanisme
Subprime untuk menjaga volume pemasaran Subprime Mortgage . Tahun 2006, kredit
yang dibiayai dengan cara mengeluarkan perumahan secara keseluruhan mewakili ¼
surat hutang ataupun instrumen investasi dari total pasar surat hutang di Amerika
yang disokong oleh kredit perumahan atau Serikat, yaitu sekitar 10 triliun US Dollar.
lebih lazim disebut dengan Mortgage Secara nominal, kredit perumahan
Backed Securities (MBS). Subprime Mortgage tumbuh pesat dari 65
milliar Dollar AS pada tahun 1995 menjadi
MBS adalah surat hutang atau 332 milliar Dollar AS di tahun 2003, hampir
obligasi yang merepresentasikan nilai klaim 500% dalam kurun waktu 8 tahun. Seiring
dari kredit pembelian properti, terutama dengan kenaikan nominal kredit Subprime
perumahan. Pinjaman kredit properti yang diberikan, sekuritisasi kredit Subprime
dikeluarkan oleh bank atau lembaga juga mengalami kenaikan pada periode yang
penyedia kredit perumahan, kemudian sama. Tahun 1995 sekitar 30% dari total
pinjaman-pinjaman tersebut disatukan oleh pinjaman Subprime disekuritisasi dan
Badan Usaha Negara dan disekuritisasi, kemudian di jual kepada investor dan pada
sebuah proses dimana Badan Usaha Negara tahun 2003, sekurang-kurangnya 58% dari
tersebut mengeluarkan instrumen sekuritas total pinjaman Subprime disekuritisasi12.
yang merupakan surat hutang yang terdiri
atas cicilan pokok dan suku bunga yang Pertumbuhan Subprime Mortgage terus
dikenakan terhadap peminjam. berlanjut hingga pada akhirnya terjadi krisis
yang diakibatkan oleh membengkaknya
MBS menjadi instrumen investasi “kredit macet” properti atau Non
yang diminati oleh pelaku pasar karena rate Performing Loan (NPL) yang terutama
of return -nya yang cukup tinggi akibat bersumber pada kredit properti Subprime.
pembebanan suku bunga yang tinggi pula Para peminjam kredit Subprime yang
terhadap para peminjam dan karena MBS ini memang secara umum tidak memiliki
pada awalnya lebih banyak dikeluarkan oleh
Badan-badan Usaha milik pemerintah yang 12
Ibid., Stolousfed

Jom FISIP Vol. 3 No. 1 – Februari 2016 Page 4


catatan kredit yang baik ataupun “tidak Amerika Serikat adalah negara adi daya
lulus” persyaratan untuk mengajukan kredit (super power) yang memilki kekuatan
perumahan jenis Prime. ekonomi terkuat di dunia, dan memberikan
kontribusi sekitar 20-30% dari perputaran
Keberadaan bunga sangat mempengaruhi ekonomi dunia. Ekonomi Amerika Serikat
kemampuan nasabah untuk melunasi memiliki Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
kreditnya. Ketika terjadi kenaikan suku sebesar US$ 13,1 triliun, setara 20% dari
bunga, maka imbasnya adalah para PDB dunia pada tahun 2007. PDB Amerika
pengusaha akan kesulitan mengembalikan Serikat naik pada kuartal ke tiga sebesar 4,9
kredit yang diambilnya dari perbankan. % bahkan masih memilki daya beli
Penelitian menunjukkan bahwa pada konsumen yang tinggi. ternyata tidak
pertumbuhan GDP kurang dari 10% mampu menopang ekonominya akibat krisis
setengah dari pinjaman akan macet dan total kredit pada pasar mortgage senilai US$ 1,8
ekuitas dari sistem bank akan menghilang13. triliun.15
Di pasar keuangan, perdagangan Sejak awal Maret 2008, bank-bank
bursa saham melemah seiring realisasi profit investasi dunia menerima lonjakan angka
emiten yang memburuk dan menurunnya kerugian yang ditaksir mencapai US$ 160
kepercayaan terhadap counterparty. Indeks miliar, dan diprediksikan masih terus
saham Dow Jones mencatat rekor tertinggi berlanjut dan bepotensi akan menembus
pada Oktober 2007 di level 14, 164 US$ 300 miliar, bahkan perkiraan para ahli
kemudian menurun tajam dengan level moneter angka kerugian bisa mencapai lebih
terendah sebesar 7, 552 pada November dari US$ 1 triliun. Dalam laporan sidang
2008 atau selama 13 bulan telah terjadi International Monetary Fund (IMF) dan
penurunan indeks sekitar 46%.14 International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD) yang dihadiri menteri
Penyebaran Krsisis Subprime Mortgage
keuangan dan Gubernur Bank Central dari
ke Skala Global.
185 negara pada 12-13 April 2008, serta
Terintegrasinya dunia baik dalam pertemuan G 7 pada April 2008 di
suatu ikatan ekonomi, pergeseran nilai di Washington, memastikan kerugian finansial
internal suatu kawasan akan berpengaruh akibat krisis Subprime Mortgage Amerika
kepada negara-negara lain di dunia yang Serikat mencapai hampir US$ 1 triliun
melakukan perdagangan internasional. (Investor daily, 9 April 2008).16 Tetapi jika
Runtuhnya supremasi Amerika Serikat mengacu pada proyeksi kalkulasi yang
sebagai negara yang mendominasi tampak saat ini angka tersebut cukup
perekonomian global yang terancam resesi, realistis, sehingga membuat kepanikan di
dimungkinkan akan berdampak terhadap sektor keuangan seluruh dunia.
ekonomi negara-negara lain di dunia.
Kejatuhan yang sama segera
13
menyebar hingga mencapai pasar saham di
A Faiz, Ihda.,2010,Ketahanan Kredit Perbankan seluruh dunia. Dipertengahan tahun 2008,
Syariah Terhadap Krisis Keuangan Global. Jurnal
Ekonomi Islam La Riba, Volume IV. hal.220
tiga bursa saham utama dunia (Amerika
14
Yoshendy, Andi.,2012. Kajian Dampak Krisis Serikat, Kawasan Euro, Jepang) memasuki
Keuangan Subprime Terhadap Perekonomian fase bearish.17Jika dibandingkan dengan
Indonesia.,hal. 9. Tersedia di :
15
http://yoshendy40e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/201 Sihono,opc.cit., hal.2
16
2/05/Paper-MF-Andi-Y_0520121.pdf [Diakses 12 Ibid., Sihono., hal.2
17
Mei 2015]. hal.10 Yoshendy.,Op.cit.,hal.11

Jom FISIP Vol. 3 No. 1 – Februari 2016 Page 5


krisis tahun 1998 di Asia, terjadinya gejolak dari tenaga kerja migran. Filipina hanya
pasar keuangan mengakibatkan pelarian membukukan pertumbuhan yang kecil yaitu
modal asing dari negara-negara berkembang 0.9 persen.
yang signifikan. Gejolak keuangan tersebut
terutama sangat memukul pasar modal Asia. Respon segera yang dilakukan
Pada September 1998, indeks harga saham negara-negara Asia Tenggara adalah
Asia merosot tajam, dari 348.38 pada Juli menjalankan stimulus fiskal dan moneter
1997 merosot menjadi 104.06 pada yang ditujukan untuk mendorong
September 1998 atau turun sekitar 70%. permintaan dalam negeri dan mencari cara
Demikian pula dengan indeks saham negara untuk sesegera mungkin keluar dari krisis
emerging market, dari 561 pada Juli 1997 dan pemulihan. Beruntung negara di
menjadi 240.31 pada Agustus 1998 atau kawasan Asia Tenggara sudah pernah
merosot sekitar 52%18. mengalami krisis yang dahsyat sebelumnya,
di tahun 1997-1998, dimana negara Asean
Pengaruh Krisis Subprime Mortgage setelah krisis tadi melaksanakan reformasi
Terhadap Asia Tenggara ekonomi yang memberikan suatu
mekanisme fiskal dan moneter yang dapat
Asia Tenggara terbebas dari awal menangkal pengaruh krisis global. Berbagai
krisis karena institusi keuangan di kawasan program stimulus yang dijalankan terbukti
ini tidak banyak memiliki instrument cukup ampuh untuk mengantisipasi dan
keuangan yang bermasalah dibandingkan mencegah dampak buruk resesi bagi
dengan institusi keuangan di Amerika perekonomian negara, dan membuat negara
Serikat dan Eropa. Yang terasa adalah turun Asean dapat berkembang lebih baik pada
drastisnya tingkat permintaan dari mitra tahun 2010 dan selanjutnya dibandingkan
perdagangan di Negara-negara maju. dengan perkembangan sebelum krisis.
Pada puncak resesi di tahun 2009, Pengaruh Krisis Subprime Mortgage
beberapa Negara di kawasan mengalami Terhadap Indonesia
tingkat pertumbuhan negatif : Thailand (-2.2
persen), Kamboja (-2.0 persen), Malaysia (- Dampak langsung dari krisis
1.7 persen), Singapura (-1.3 persen) dan keuangan ini bagi Indonesia adalah kerugian
Brunei (-1.2 persen).19 beberapa perusahaan di Indonesia yang
berinvestasi di Institusi-institusi keuangan
Hal yang sangat menguntungkan Amerika Serikat. Perusahaan keuangan
adalah bagi Indonesia di mana ataupun non bank yang mengalokasikan
perekonomiannya di topang oleh permintaan dana pada sumber pendapatan alternatif,
dalam negeri, tetap melaju dengan melalui pembelian saham atau obligasi pada
pertumbuhan ekonomi 4.5 persen per-tahun. instrument keuangan asing seperti Citigroup,
Demikian juga dengan negara yang memiliki UBS, Merril Lynch, Morgan Stanley,
perekonomian tertutup seperti Myanmar Lehman Brothers, Fannie Mae, Freddie
yang masih tumbuh 4.4. persen per tahun Mac, American International Group (AIG)
dan Vietnam dengan 5.3 persen. Bagi dan lainnya. Sedangkan dampak tidak
Filipina karena berkurangnya remmitance langsung dari krisis adalah turunnya
likuiditas, melonjaknya tingkat suku bunga,
18
Ibid.,Yoshendy.,hal.11 turunnya harga komoditas, melemahnya
19
Saw, Swee-Hock ., 2011, “Managing Economic nilai tukar rupiah, dan melemahnya
Crisis in Southeast Asia”., Singapura. Institute of pertumbuhan sumber dana. Demikian juga,
Southeast Asian Studies, 29 Januari 2010.

Jom FISIP Vol. 3 No. 1 – Februari 2016 Page 6


menurunnya tingkat kepercayaan konsumen, Desember 2008,21 terlihat bahwa dampak
investor, dan pasar terhadap berbagai krisis ke Indonesia melalui jalur finansial
institusi keuangan yang menyebabkan secara langsung lebih banyak ditransmisikan
melemahnya pasar modal.20 melalui faktor risk aversion yang memicu
flight to quality, selain aksi deleveraging
Peningkatan resiko likuiditas seperti dari investor asing terkait dengan kesulitan
yang tercermin pada pasar uang antar bank likuiditas global. Sementara itu kerugian
telah memberikan tekanan kepada kondisi yang disebabkan dari eksposur langsung
perbankan. Tekanan likuiditas ini muncul terhadap sekuritas-sekuritas bermasalah dari
tidak saja karena imbas krisis global, namun pasar global cenderung terbatas. Kondisi ini
juga karena tingginya pertumbuhan kredit disebabkan oleh minimalnya eksposur
sampai dengan Oktober 2008 yang sebagian perbankan dan lembaga-lembaga keuangan
besar menggunakan dana secondary Indonesia terhadap sekuritas-sekuritas
reserves dibandingkan dengan pembiayaan bermasalah dari luar negeri tersebut.
yang berasal dari kenaikan dana pihak
ketiga. Selain itu, pelemahan nilai tukar Beberapa hal yang terkait dengan
rupiah juga meningkatkan resiko perbankan. struktur ekspor yang berpotensi
Meskipun mendapat tekanan cukup berat memperbesar dampak krisis melalui jalur
namun kinerja perbankan sebagai satu perdagangan adalah ketergantungan
industri masih cukup solid. Hal ini tercermin terhadap komoditas primer, komoditas
dari rasio permodalan Capital Adequacy ekspor yang kurang terdiversifikasi, dan
Ratio (CAR) perbankan pada akhir tingginya kandungan impor pada komoditas
Desember 2008 yang masih tinggi yaitu ekspor. Kontribusi sektor primer dalam
16,2% dengan kualitas aktiva yang masih struktur ekspor Indonesia tercatat cukup
tetap terjaga sebagaimana tercermin pada besar. Secara rata-rata dari 2005-2008
rasio Non Performing Loan (NPL) yang pangsa komoditas primer dalam total ekspor
relatif rendah yaitu 3,8 % (gross) dan 1.5% mencapai hampir 50%. Komoditas minyak
(netto). Masih cukup solidnya kinerja dan gas merupakan komoditas primer
perbankan tersebut juga didukung oleh dengan kontribusi terbesar dengan , disusul
serangkaian kebijakan yang dikeluarkan oleh kelompok komoditas pertambangan dan
oleh pemerintah dan Bank Indonesia sebagai pertanian.22
respon dari krisis global, diantaranya dengan
dinaikkannya jaminan dana nasabah dari Rp. Bank Syariah Indonesia Saat Krisis
100 juta menjadi Rp. 2 miliar oleh Lembaga Subprime Mortgage
Penjamin Simpanan serta perubahan dalam
ketentuan Giro Wajib Minimum. Respon Indonesia adalah negara yang
kebijakan tersebut berhasil meredam gejolak menganut sistem perbankan dengan dual
yang terjadi di pasar keuangan. Hal ini sistem yaitu perbankan konvensional dan
tercermin dari angka Indeks Stabilitas perbankan yang berbasis syariah atau islam.
Keuangan yang semakin menurun hingga Sesuai dengan undang-undang republik
mencapai 2,06 pada Januari 2009. Dengan indonesia nomor 10 tahun 1998 Pasal 1 ayat
melihat perkembangan sampai dengan akhir 3 “ Bank Umum adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara
20 Konvensional dan atau berdasarkan prinsip
Sudarsono, Heri. Dampak Krisis Keuangan Global
Terhadap Perbankan di Indonesia :Perbandingan
21
antara Bank Konvensional dan Bank Syariah. Jurnal Outlook,Op.cit.,hal.56
22
Ekonomi Islam La Riba. Vol. 3 , No.1 2009.,hal. 12 Ibid., Outlook ekonomi.,hal.61

Jom FISIP Vol. 3 No. 1 – Februari 2016 Page 7


Syariah yang dalam kegiatannya pertumbuhan sebanyak 7 buah. Perbankan
memberikan jasa dalam lalu lintas konvensional yang membuka Unit Usaha
pembayaran”. Syariah (UUS) berkurang dari 26 menjadi
23 bank. Hal ini berarti bahwa UUS yang
Berdirinya Bank Syariah di ada pada bank konvensional telah dikoversi
Indonesia diawali oleh adanya beberapa menjadi BUS.
fatwa dari organisasi keislaman di Indonesia
tentang bunga bank. Diantaranya fatwa Terjadinya krisis ekonomi global
organisasi Muhammadiyah melalui hasil tahun 2008 disebabkan oleh adanya
keputusan Tarjih tahun 1968 dan 1972, mekanisme pemberian kredit oleh berbagai
fatwa Nahdlatul „Ulama melalui hasil lembaga keuangan di Amerika Serikat yang
keputusan Lajnah Bahsul Masa‟il tahun sangat ekspansif bernama Subprime
1982, fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mortgage. Dalam mekanisme tersebut
No. 1 tahun 2004 tentang bunga bank dan banyak peminjaman dana yang mengalami
fatwa hasil keputusan Tarjih dan Tajdid kredit macet akibat tingginya tingkat suku
Muhammadiyah Nomor 8 tahun 2006 yang bunga yang ditetapkan oleh bank sentral
juga mendorong tumbuh kembangnya Amerika Serikat, sehingga menyebabkan
perbankan syariah di Indonesia. lembaga keuangan dan penjamin simpanan
menderita kerugian.
Adanya dukungan dari lembaga
keagamaan dan pemerintah tersebut, sejak Akar penyebab krisis terjadi karena 4
tahun 2007 secara kuantitatif lembaga hal, dan 4 hal tersebut terkait dengan
keuangan syariah mengalami perkembangan perspektif keuangan islam yaitu :
yang sangat baik, sebagaimana tampak pada Menciptakan bunga, menjual utang
tabel 1.1 subprime mortgage, short selling, dan tidak
adanya pembagian resiko.23 Perlu adanya
Data Bank Syariah di Indonesia alternatif untuk mencegah kerusakan sistem
tahun 2007-2010 keuangan di masa yang akan datang, dengan
No Kelompok 2007 2008 2009 2010
membuat pasar modal yang bekerja lebih
Bank efektif melalui pembiayaan sebagai bentuk
1 Bank Umum 3 5 6 10 alternatif lain pada sistem perbankan. Sistem
Syariah keuangan Islam dianggap memiliki
(BUS) pengontrolan yang baik dalam
2 Unit Usaha 26 27 25 23
memperkenalkan disiplin yang lebih besar
Syariah
(UUS) terhadap pertumbuhan ekonomi riil. Tidak
3 Jumlah 597 822 998 1388 diragukan lagi bahwa riba (bunga) dan
Kantor BUS maysir (perjudian) adalah faktor pertama
dan UUS yang menyebabkan krisis keuangan yang
4 Jumlah 1195 1470 1792 1140 terjadi saat ini. Di Indonesia sendiri bank
Layanan
Syariah syariah memiliki pengawasan yang tidak
Sumber : Bank Indonesia, Outlook Perbankan dimiliki oleh bank konvensional yaitu
Syariah 20011(2010 ; 32) Dewan Pengawas Syariah (DPS).

Dari tabel 1, perbankan syariah


mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 23
Ahmed, Adel. 2010. Global Financial Crisis: an
Pada tahun 2007 perkembangan Bank Islamic Finance Perspective. International Journal of
Umum Syariah (BUS) mengalami Islamic and Middle Eastern Finance and Manajemen,
Vol. 3 No.4, 2010, hal.306-320

Jom FISIP Vol. 3 No. 1 – Februari 2016 Page 8


Dalam perspektif teoritis perbankan kemudian diperbaharui dalam Undang-
syariah mempunyai konsep yang berbeda Undang No.10 Pasal 1 ayat 3 tahun 1998
dengan perbankan konvensional mengenai yang berbunyi ”Bank Umum adalah bank
pelarangan riba (bunga). Islam mengatur yang melaksanakan kegiatan usaha secara
keuangan syariah tidak memperbolehkan konvensional dan atau berdasarkan Prinsip
(haram) menawarkan tingkat pengembalian Syariah yang dalam kegiatannya
yang tetap pada deposito dan pemungutan memberikan jasa dalam lalu lintas
biaya bunga atas pinjaman. Berdasarkan pembayaran”. Dengan kekuatan hukum ini,
paradigma Profit –Loss Sharing (PLS) bank syariah mendapatkan kesempatam
dalam perbankan syariah didasarkan pada yang sama dengan bank konvensional untuk
dua sistem pembiayaan yaitu mudharabah melakukan kegiatan operasionalnya dalam
(bagi hasil) dan musyarakah (mitra usaha). dunia perbankan. Keberadaan bank-bank
Artinya, peminjaman berbagi keuntungan syariah yang beroperasi secara stand- alone
dan kerugian dengan bank dan nasabah.24 maupun sebagai unit-unit operasional dari
Seperti yang telah diketahui bunga pada bank-bank konvensional merupakan suatu
perbankan konvensional bersifat tetap. upaya untuk memenuhi kebutuhan
Sedangkan bagi hasil pada perbankan masyarakat yang beragam25.
syariah bersifat tidak tetap mengikuti besar
kecilnya laba. Pertumbuhan Total Aktiva Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega
Terdapat perbedaan mendasar antara Syariah periode 2007-2009
bank konvensional dan bank syariah.
Total Aktiva
Pertama, dari segi akad dan aspek legalitas. BUSN 2007 2008 2009
Akad yang dipratikkan dalam bank syariah Bank
memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi Muamalat 10.569.078 12.610.853 16.064.093
dunia dan akhirat karena akad yang Indonesia
dilakukan berdasarkan hukum atau syari’at Bank
Syariah 12.885.930 17.065.938 22.036.535
islam. Jika terjadi perselisihan antara
Mandiri
nasabah dan bank, maka bank syariah dapat Bank Mega
merujuk kepada Bada Arbitrase Muamalat Syariah 2.561.084 3.096.201 4.381.991
Indonesia (BAMUI) yang penyelesaiannya Sumber : Laporan Keuangan Publikasi Bank Syariah
diselesaikan berdasarkan hukum islam.
Kedua, dari sisi struktur organisasi, bank Ketahanan Perbankan Syariah saat
syariah memiliki struktur yang sama dengan krisis tidak lepas dari Prinsip Syariah
bank konvensional. melarang transaksi jual-beli barang yang
belum sah dimilki oleh penjualnya, atau jual
Eksistensi Bank Syariah Muamalat beli barang yang kepemilikannya belum
Indonesia Saat Krisis Subprime Mortgage ditentukan sebagaimana dipraktikkan di
pasar komoditas, di mana komoditas
Kegiatan operasional perbankan diperjual belikan berkali-kali tanpa terjadi
syariah di Indonesia dimulai pada tahun proses peralihan kepemilikan atau tidak
1992 melalui pendirian PT. Bank Muamalat
Tbk. Secara hukum, operasional perbankan
syariah didasarkan atas Undang-Undang
N0.7 tahun 1992 tentang Perbankan yang
25
Antonio syafe‟I, Muhammad.,2001, Bank Syariah
dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press,
24
Chong, Op.cit. hlm.226

Jom FISIP Vol. 3 No. 1 – Februari 2016 Page 9


dipindahkan ke pembeli.26 Juga melarang adalah karena perbankan syariah
perdagangan yang spekulatif di mana barang mengharamkan atau melarang faktor-faktor
ditimbun hingga terjadi kelangkaan dan terjadinya krisis ekonomi global.
kenaikan harga-harga bukan dengan tujuan
perdagangan biasa. III. Simpulan

Bank Syariah yaitu Bank Syariah Sistem keuangan Islam diperlukan


Muamalat Indonesia (BMI) pada saat krisis untuk menjadi alternatif sistem keuangan
laba bersihnya justru mengalami baru yang tahan terhadap krisis keuangan
peningkatan pada tahun 2008 tercatat senilai global. Sistem keuangan Islam melarang
Rp. 207,21 miliar, mengalami kenaikan adanya praktik bunga (riba), larangan
sebesar 42,58% dibanding laba bersih tahun mengenai time value of money, dan larangan
sebelumnya yakni tahun 2007 sebesar Rp. perilaku spekulatif (ketidakpastian) dalam
145,33 miliar.27 transaksi yang merupakan penyebab
terjadinya krisis keuangan.
Dari tahun 1998 hingga 2008, total
aktiva Bank Muamalat meningkat sebesar Bank harus menghindari praktik-
25,3 kali lipat menjadi Rp 12,60 Triliun, praktik keuangan yang tidak sehat dengan
jumlah ekuitas meningkat sebesar 23,6 kali memperbaiki sistem yang dimiliki. Salah
lipat menjadi Rp 966 miliar sedangkan satunya dengan menghindari praktik
jumlah nasabah berkembang hingga menjadi derivatif yang berlebihan sehingga
2,9 juta nasabah. Bank Muamalat berhasil menimbulkan spekulatif-spekulatif yang
menutup tahun krisis finansial 2008 dengan tinggi. Ini dapat dilakukan dengan melihat
peningkatan laba bersih 43% menjadi Rp. transparasi aset yang akan dijual atau
207 miliar, di kala laba sector perbankan disewakan harus benar-benar ada dan bukan
konvensional nasional secara agregat khayalan.
menurun sebesar 13% dan laba agregat
Krisis Subprime Mortgage di
perbankan syariah pun turun 20%. Bank
Amerika Serikat merupakan dampak dari
Muamalat juga berhasil memaksimalkan
kredit yang berbunga yang diberikan oleh
nilai kepada pemegang saham dengan
institusi keuangan. Dalam perbankan syariah
Return On Equity (ROE) sebesar 33%28.
sendiri pemberian bunga dalam suatu
Perbankan yang menerapkan sistem transaksi merupakan suatu hal yang
keuangan berbasis syariah dapat tetap eksis diharamkan. Sistem syariah sendiri lebih
dan mampu bertahan di tengah-tengah krisis mengacu kepada asset riil dan bagi hasil.
baik krisis moneter 1998 maupun krisis
Bank Muamalat Indonesia telah
finansial global 2008. Ketahanan bank
menunjukkan eksistensinya di tengah krisis
syariah dalam menghadapi krisis ekonomi
global khususnya dari segi Loan Deposit
Ratio (LDR), rasio LDR menunjukkan
26
Faiz, Abu & Noviandi, Oni.,2009. Menyongsong bahwa perbankan konvensional masih
Sistem Ekonomi Anti Krisis.Edisi Pertama. Bogor: kurang liquid jika dibandingkan pada
Pustaka Thariqul Izzah.hal.173
27
Annual Report.,2008. Star War, Service
perbankan syariah di saat krisis finansial
Tranformation and Revitalization of Wholesale, global. Hal tersebut dikarenakan tingkat
Alliance, Remote. Bank Muamalat., hal.10 diakses suku bunga yang tinggi dan perkiraan
dari : kebutuhan likuiditas yang dipengaruhi oleh
http://www.bankmuamalat.co.id/uploads/default/files perilaku penarikan nasabah, sifat dan jenis
/56fc9099f5805aa5c0e3e1acf00ccd9f.pdf
28
Ibid., Annual Report., hal 7
sumber dana yang dikelola bank sangat

Jom FISIP Vol. 3 No. 1 – Februari 2016 Page 10


berpengaruh pada kinerja perbankan Firdaus, Muhammad., 2010, How Severely
konvensional. did the Global Economic Crisis Affect
Indonesian Agribusiness Exports?,
Paper dipublikasikanpada
web.ipb.ac.id/~fem/index.php/downl
Referensi
oad.html?
Buku
Olivia, Yessi.,2013.Level Analisis Sistem
Antonio syafe‟I, Muhammad.,2001, dan Teori Hubungan
Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Internasional,JurnalTransnasional.V
Jakarta: Gema Insani Press. ol.5. No.1.

Caporaso, James A dan Levine, David Saw, Swee-Hock ., 2011, “Managing


P.,2008.Teori-Teori Ekonomi Economic Crisis in Southeast Asia”.,
Politik.Edisi Pertama.Yogyakarta: Singapura. Institute of Southeast
Pustaka Pelajar. Asian Studies, 29 Januari 2010.

Faiz, Abu & Noviandi, Oni.,2009.


Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Sihono, Teguh. Dampak Krisis Finansial
Krisis.Edisi Pertama. Bogor: Pustaka Amerika Serikat Terhadap
Thariqul Izzah Perekonomian Asia. Jurnal Ekonomi
dan Pendidikan Vol.6 Nomor 1, April
Hamidi, M. Luthfi, 2012, The Crisis,krisis 2009.
manalagi yang engkau dustakan? :
krisis ekonomi global 2008, Sudarsono, Heri. Dampak Krisis Keuangan
Republika, Jakarta. Global Terhadap Perbankan di
Indonesia :Perbandingan antara Bank
Konvensional dan Bank Syariah.
Jurnal dan Working Papers Jurnal Ekonomi Islam La Riba. Vol. 3
, No.1 2009
A Faiz, Ihda.,2010, Ketahanan Kredit
Perbankan Syariah Terhadap Wilson, Eric.R and Friedman, Robert.S, The
Krisis Keuangan Global. Jurnal Legal Fallout from the Subprime
Ekonomi Islam La Riba, Volume IV. Crisis, Law Jurnal 2007.

Ahmed, Adel. 2010. Global Financial Yoshendy, Andi.,2012. Kajian Dampak


Crisis: an Islamic Finance Krisis Keuangan Subprime Terhadap
Perspective. International Journal of Perekonomian Indonesia.,hal. 9.
Islamic and Middle Eastern Finance Tersedia di
and Manajemen, Vol. 3 No.4, 2010, http://yoshendy40e.blogstudent.mb.ipb
.ac.id/files/2012/05/Paper-MF-Andi-
Chong, Beng Soon dan Liu, Ming-Hua. Y_0520121.pdf [Diakses 12 Mei
2007. “Islamic Banking Interest- 2015].
Free or Interest-Based?”
Department of Finance Faculty of
bussiness, AUT. New Zealand.

Jom FISIP Vol. 3 No. 1 – Februari 2016 Page 11


Situs Web
Annual Report.,2008. Star War, Service
Tranformation and Revitalization of
Wholesale, Alliance, Remote. Bank
Muamalat. diakses dari :
http://www.bankmuamalat.co.id/uplo
ads/default/files/56fc9099f5805aa5c
0e3e1acf00ccd9f.pdf
http://research.stlouisfed.org/publications/r
e view/06/01/ChomPennCross,
(diakses tanggal 12 Mei 2015)
Outlook Ekonomi Indonesia.,2009, Krisis
Ekonomi Global dan Dampaknya
Terhadap Perekonomian Indonesia,
hal.41. dapat diakses di
http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi
/Laporan+Tahunan/Laporan+Pereko
nomian+Indonesia/lpi_2009.htm.

Jom FISIP Vol. 3 No. 1 – Februari 2016 Page 12

You might also like