Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 89

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG KONSUMEN

MENGONSUMSI KOPI SINGLE ORIGIN


( Studi Pada Komunitas Penikmat Kopi (KPK) Lampung
di Kedai Kopi Coffee Paste )

(Skripsi)

Oleh
Artanita Nawawi

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
ABSTRACT

FACTORS THAT ENCOURAGE CONSUMERS CONSUME SINGLE


ORIGIN COFFEE
(Studies in Komunitas Penikmat Kopi (KPK) Lampung
at Café Coffee Paste)

By

Artanita Nawawi

The purpose of this study was to determine what factors are driving consumers to
consume coffee at the coffee shop and single origin coffee paste. The method used
in this research is descriptive method with qualitative approach. The results of
this study are single origin coffee is so synonymous with coffee shops and menus
that are preferred by consumers because of the story behind the name and single
origin so that there are five factors that formed after extensive interviewing. The
first factor is the factor of product attributes consist of price, quality single origin
coffee, the design of the place, and characteristics or uniqueness of appearance
barista, cultural factors consisted of sex, stalls are located, how to drink coffee
that vary daily habit and the relationship between the coffee shop coffee paste and
single origin coffee, social factors is a social interaction a consumer who really
affect itself in socializing at the coffee shop coffee paste, personal factors include
lifestyle, social status, occupation and economic situation, personality a person
and a person's self concept, and psychological factors on consumer learning
process, therefore the arrival of consumer certainly has its own purpose to give
an added value to the consumer or the surrounding areas to encourage consumers
to buy coffee at the coffee shop and single origin coffee paste.

Keywords : Cultural Factors, Factor Product Attributes, Personal Factors,


Psychological Factors, Social Factors
ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG KONSUMEN


MENGONSUMSI KOPI SINGLE ORIGIN
(Studi Pada Komunitas Penikmat Kopi (KPK) Lampung
Di Kedai Kopi Coffee Paste)

Oleh

Artanita Nawawi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mendorong konsumen mengonsumsi kopi single origin di kedai kopi coffee paste.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah kopi single origin begitu
identik dengan kedai kopi dan menjadi menu yang disukai konsumen karena cerita
dibalik nama single origin sehingg aada lima faktor yang terbentuk setelah
dilakukannya wawancara. Faktor pertama adalah faktor atribut produk terdiri dari
harga, kualitas kopi single origin, desain tempat, dan ciri khas atau keunikan dari
penampilan barista, faktor kebudayaan terdiri dari jenis kelamin, kedai yang
strategis, cara meminum kopinya yang berbeda-beda, kebiasaannya sehari-hari,
dan adanya hubungan antara kedai kopi coffee paste dan kopi single origin, faktor
sosial merupakan suatu interaksi sosial seorang konsumen yang begitu
mempengaruhi dirinya sendiri dalam bersosialisasi di kedai kopi coffee paste,
faktor pribadi meliputi gaya hidup, status sosial, pekerjaan serta situasi ekonomi,
kepribadian seseorang dan konsep diri seseorang, dan faktor psikologis proses
pembelajaran pada konsumen, oleh karena itu kedatangan konsumen tentu
memiliki tujuan tersendiri yang dapat memberi manfaat tersendiri untuk
konsumen tersebut atau orang sekitarnya yang dapat mendorong konsumen
membeli kopi single origin di kedai kopi coffee paste.
Kata Kunci : Faktor Atribut Produk, Faktor Kebudayaan, Faktor Pribadi,
Faktor Psikologis, Faktor Sosial.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG KONSUMEN
MENGONSUMSI KOPI SINGLE ORIGIN
(Studi Pada Komunitas Penikmat Kopi (KPK) Lampung
di Kedai Kopi Coffee Paste)

Oleh

Artanita Nawawi

(SKRIPSI)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung

Utara di wilayah Provinsi lampung, tercatat pada

tanggal 17 Agustus 1995 sebagai anak pertama dari

empat bersaudara. Sebagai anak dari seorang Pria luar

biasa yang selalu memotivasi untuk lebih baik

diseluruh tahap kehidupan, dengan kesederhanaan

kasih sayang, perhatian serta cinta kasihnya sehingga

penulis selalu ingin melakukan progress terbaik sepanjang hidup yang tidak

pernah lelah ingin dipersembahkan untuk Papa saya Tantowi Nawawi H.N, S.H,

darinya penulis menemukan jati sehingga terbentuk karakter seorang anak

pertama yang harus memiliki tanggung jawab yang besar terhadap adik-adik

kelak, hidup dengan sederhana, kerja keras, mandiri, selalu berbuat baik kepada

siapapun, dan selalu mengingat Sang Pencipta.Juga kepada Ibu Elvita, S.Sos,

yang telah melahirkan penulis kedunia dan menjadi contoh sosok wanita yang

membuat penulis termotivasi untuk menjadi wanita yang lebih dewasa, mandiri,

dan lebih kuat dalam menghadapi kehidupan.

Penulis menamatkan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Darma Wanita Kotabumi

pada tahun 2001 dan melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 04 Tj.

Aman Kotabumi selama enam tahun yang diselesaikan penulis dengan tepat

waktu pada tahun 2007. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat diselesaikan

pada tahun 2010 pada SMP Xaverius Kotabumi, dan setelah itu penulis

melanjutkan pendidikan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 03

Kotabumi selama tiga tahun sehingga penulis lulus tepat pada tahun 2013. Tahun
2013 penulis mendaftar jalur SBMPTN untuk memasuki perguruan tinggi setelah

sebelumnya gagal di SNMPTN karena ambisi penulis terhadap Jurusan Teknik

sedangkan fokus yang di ambil penulis saat SMA adalah IPS, namun hal itu

tidak menyurutkan semangat penulis untuk tetap melanjutkan kejenjang

perkuliahan sehingga penulis terdaftar sebagai Mahasiswi pada Jurusan Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Pengabdian penulis sebagai Mahasiswi pada Almamater Universitas Lampung,

penulis mengikuti UKM-U Tapak Suci di periode kepengurusan 2013-2014,

penulis menyelami organisasi internal jurusan yaitu HMJ Administrasi Bisnis

sebagai Sekretaris Bidang DIKA (Data Informasi dan Konsultasi Akademik) di

periode kepengurusan 2014-2015 dan penulis merupakan freelancer aktif di UPT

PKK (Pusat Jasa Karir dan Ketenagakerjaan) Universitas Lampung atau lebih

dikenal Pojok BNI, selain itu penulis juga merupakan seorang surveyor. Penulis

mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Ujung Gunung Ilir, Kecamatan

Mengggala, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung selama 60

hari.Dalam kesempatan tersebut penulis aktif diberbagai kegiatan di desa dan

menerapkan ilmu yang telah didapatkan dibangku perkuliahan selama berproses

di Universitas Lampung. Penulis merupakan salah satu pelopor atau pendiri

organisasi diluar kampus tingkat Provinsi Lampung yaitu HIPMI PT (Himpunan

Pengusaha Muda Indonesia tingkat Perguruan Tinggi) Provinsi Lampung dan

masih aktif menjadi Sekretaris I di periode kepengurusan 2016-2019.Pada tahun

2016. Semoga penulis senantiasa menjadi pribadi yang selalu memiliki progress

kearah yang lebih baik, mengamalkan ilmu-ilmu positif dan bermanfaat.


Motto

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum


kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri
mereka sendiri
(Q.S 13:11)

Hanya ada 2 teman terbaik dihidupmu yaitu, Allah S.W.T dan


dia yang senantiasa mengingaatkanmu kepada Allah
(Artanita Nawawi)

Orang lain hanya akan melihat hasil, bukan proses


(Artanita Nawawi)

Bantulah Umat-Nya, yang akan membalas


Sang Pencipta
(Artanita Nawawi)

Musibah datang kerena Allah ingin menaikkan derajatmu


(Artanita Nawawi)
Alhamdulillahirabbil’alaamiin,

Rasa syukur Kepada Allah S.W.T atas berkat dan


Nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan perjuangan
untuk mendapatkan gelar Sarjana Administrasi Bisnis.

Kupersembahkan Karya Sederhana ini untuk kedua


orang tuaku yang telah mendidik, membesarkan,
menjaga dan mencintaiku, sudah 21 tahun tidak terasa
sudah banyak hal yang aku lakukan baik positif maupun
negatif dan hanya ini lah yang dapat aku persembahkan
karya sederhana berbentuk “SKRIPSI” yang tidak dapat
membalas semua hal yang telah kalian berdua berikan.

Terimakasih untuk adik-adikku Arvira Meita Nawawi,


Khairunnisa Nawawi dan Talitha Zharifah Nawawi yang
membuat aku termotivasiuntuk menjadi seorang kakak
yang lebih baik kelak menjadi panutan dan bertanggung
jawab untuk adik-adikku.

Dosen Pembimbing dan Penguji yang sangat berjasa

Almamater Tercinta
SANWACANA

Assalamualai’kum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alaamiin dengan rasa syukur kehadirat Allah S.W.T atas berkat,

rahmat, dankarunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi

dengan judul “Faktor-faktor yang mendorong konsumen mengonsumsi kopi

single origin (Studi pada Komunitas Penikmat Kopi (KPK) Lampung di kedai

kopi coffee paste)”.Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu

syarat untumemperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Universitas Lampung. Penulis

menyadari bahwa selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini berkat bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin

menyampaikanterimakasih banyak kepada pihak-pihak berikut ini:

1. ALLAH S.W.T

2. Nabi Muhammad S.A.W

3. Teristimewa untuk kedua Orang Tuaku tercinta Tantowi Nawawi H.N, S.H dan Elvita,

S.Sos, terimakasih telah membesarkan saya sehingga saya bisamenjadi seperti sekarang

ini, terima kasih atas semua pelajaran hidup yang diberikan selama ini, meskipun baik

atau buruk telah memberikan saya pengalaman dan mudah-mudahan saya bisa lebih

baik lagi dari kedua orangtua saya, cinta dan kasih sayang yang telah diberikan tidak

ada batasnya dan telah memberikan motivasi, semangat, serta kepercayaan kepada saya

selama proses menyelesaikan skripsi ini dan mendoakan penulis agar kelak menjadi

anak pertama yang sukses dan berguna bagi keluarga.


4. Adik-adikku Arvira Meita Nawawi, Khairunnisa Nawawi dan Talitha Zharifah

Nawawi, terimakasih telah menjadipusat motivasi dan titik balik semangat saya selama

proses menyelesaikan skripsi ini. Semoga kelak kita menjadi orang yang sukses dunia

akhirat dan menjadi anak yang membanggakan kedua orang tua dan keluarga.

5. Sidi, Siti, Alm.Djat, Alm.Jidah, Lati, Holy, Umi, Bunda, Pak Adin, dan Ibu Maya

terimakasih telah membantu proses perkuliahan saya dari awal hingga akhir, maaf jika

selama ini saya selalu merepotkan, terimakasih telah memberikan semangat, motivasi,

bantuan, pengalaman, pelajaran hidup, hal-hal baru, waktu, perhatian, kasih sayang,dan

do’a selama proses mengerjakan skripsi ini hinggaselesai. Semoga semua kebaikan ini

menjadi pahala yang berlimpah untuk kita semua.

6. Bapak Dr. Syarief Makhya, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. A. Effendi, M.M., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

8. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

9. Bapak Drs. Pairulsyah, M.H., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

10. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang telah memberikan

banyak pengalaman dan pelajaran hidup selama penulis berada dibangku perkuliahan.
11. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UniversitasLampung yang telah memberikan

banyak pengalaman dan pelajaran hidup selama penulis berada dibangku perkuliahan.

12. Bapak Dr. Nur Efendi, S.Sos., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu untuk penulis bukan hanya untuk memberikan arahan dan

bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini melainkan nasihat,

saran, dan kesabaran yang luar biasa hingga penulis dapat menciptakan niat, semangat,

dan tekad yang bulat untuk segera menyelesaikan skripsi ini

13. Bapak Deddy Aprilani, S.A.N., M.A. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

memberikan nasehat, arahan, saran, dan motivasi sehingga penulis dapat mengerjakan

skripsi ini dengan baik dan hingga selesai.

14. Ibu Mertayana selaku staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung

yang telah banyak membantu penulis sekaligus sosok yang mengayomi penulis selama

tahap-tahap proses skripsi.

15. Seluruh dosen dan staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung,

terimakasih atas pengajaran dan ilmu yang telah diberikan selamaini kepada penulis.

16. Terima kasih kepada keluarga UPT PKK Mba Lisna, Mba Ajeng, Mba Mitha, Mba

Fauziah, Mba Yunita, Mba Resti, Mba Annisa, Mba Aya, Teh Desi, Bu Inge, Kak

Dimas, Kak Darus, Kak Wahyu, Kak Ray, Mas Budi dan Fadli terima kasih atas canda

tawa dan obrolan serta guyonan yang telah mewarnai hari-hari penulis selama berada di

kantor disaat penulis merasa sendiri. Terutama Bang Johan selaku Dosen Psikologi

yang telah memberi pengalaman hidup, cara berfikir kritis serta logis, arahan, semangat,
serta dukungan dan Pak Riban selaku Dosen Ekonomi yang mendukung dan memberi

arahan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi selama proses penulisan

skripsi.

17. Untuk kamu yang masih dirahasiakan Oleh-Nya, percayalah Allah S.W.T adalah tempat

sebaik-baiknya pemilik rencana dan keputusan.

18. Terima kasih kepada dua orang sahabat yaitu Muhammad Ryan Arya merupakan

sahabat paling dekat dengan penulis yang melengkapi kehidupan penulis, mengarahkan,

menemani, menjaga, mengajarkan, menegur, membantu, selalu siap 24jam untuk di

ganggu (dengan rewelan, keluhan, tangisan serta tawa), yang sering diteriakin penulis

ketika lagi kesel, satu-satunya orang yang selalu bisa penulis baca fikirannya, dan yang

membentuk karakter penulis karena dia penulis bisa bertahan hingga saat ini dengan

semua musim yang telah dilewati penulis selama dibangku perkuliahan, dan

Muhammad Gilang Anarkhi sosok sahabat yang selalu siap di repotkan dan selalu

‘sempatkan waktu’ untuk penulis ketika awal perkuliahan dengan kesibukan yang

dilalui sebagai calon dokter dan titipan boboh si Bejo (bear ijo) dan Cimon (sugar

glider) yang selalu menemani penulis disaat penulis butuh teman dikala kesepian.

Semoga kalian mendapatkan balasan terbaik dan terindah Dari-Nya dengan semua

perjuangan, pengorbanan, perhatian, waktu, cinta kasih, dan ketulusan yang kalian

berikanterhadap penulis selama ini. Aamiin

19. Terima kasih kepada kakak Hrcnd yang selalu memaksa, mendesak serta rajin bertanya

dengan penulis tentang progress skripsi dari awal penulisan, yang siap diganggu

dengan pertanyaan-pertanyaan aneh mengenai penulisan serta gambaran beberapa


bagian pada skripsi yang penulis kurang pahami, selalu berbagi pengalaman, bertanya

tentang apapun, tempat berbagi cerita kehidupan, mengajarkan, mengayomi, dan

penulis memberikan apresiasi dengan sebuah pemikiran darinya bahwa “selesainya

skripsi penulis adalah tanggung jawabnya sebagai kakak terhadap adiknya” karena

kakak selalu konsisten dan sesuai dengan pemikiran tersebut hingga penulis selesai.Kak

May yang telah mendukung referensi-referensi judul di awal penulisan skripsi. Mba

Vidacuu yang jadi tempat curhat segala cerita, walaupun doi nyuruh tanya aja soal

skripsi ke doi eh doi juga kaga begitu afdhol soal skripsi hehe. Nia Noranda tetangga,

temen, saudara entahlah dia yang membuat penulis nyempet-nyempetin waktu sekaligus

penyegaran penulis selama penulisan skripsi.

20. Temen-temen ngopi yang selalu ada aja yang bertengger dikedai kopi Afiks, Kak May,

Kak Fer, Kak Zul, Kak Jaka, Kak Sentong, Kak Baso, Kak Fidel, Kak Gus, Kak Daru,

Mba Ovi, dan banyak lagi kakak kakak senior yang penulis kenal dekat dikedai kopi

terutama di kedai kopi coffee paste sehingga selama perkuliahan ketika penulis merasa

sendiri dan penat maka penulis lebih memilih datang ke kedai untuk berbincang-

bincang dengan mereka.

21. Genk gunjing yaitu Bella, Amel, Ulik, dan Ester yang selalu ngebantalin penulis karena

penulis memilki sifat dan karakter yang sangat bertolak belakang dengan mereka

meskipun begitu kami merasa saling melengkapi, selalu membantu, saling support,

saling menghibur, hobi ngegunjing, sering bantuin penulis disaat penulis males ngerjain

tugas, sering jadiin penulis tameng untuk berbagai hal, selalu nyariin penulis walaupun

penulis jarang nyariin mereka, yang keempat-empatnya adalah anak bungsu (baru sadar,
ohh pantesan pada ngalem dan rewel yakk), dan satu yang pasti penulis menyayangi

kalian. Ayokk kita Maret wisuda bareng yaa.. Aamiin

22. Terima kasih kepada abang-abang ‘Satria Production Lampung’ yaitu Amri, Rizki,

Rudi, dan Rezi yang selalu ada untuk penulis, keluarga kedua selama 6 bulan ini,

terutama ‘abang kiki’ yang selalu jadi bahan penulis untuk marah-marah dan tempat

meluapkan emosi yang berhubungan dengan skripsi. Abang-abang yang menciptakan

kegalauan untuk mengerjakan skripsi karena banyaknya pekerjaan yang harus kita

selesaikan bersama, yang selalu bilang ‘jangan sampai skripsi mengganggu EO’, yang

selalu berbagi cerita, pengalaman, menjaga, melindungi, dan mendengar cerita serta

keluh kesah penulis selama pengerjaan skripsi. Semoga kita akan tetap kompak,

memiliki hubungan kekeluargaan yang semakin erat, dan memiliki progress terbaik

kedepannya. Aamiin

23. Rekan-rekan seperjuangan Administrasi Bisnis 2013 yang penulis banggakan, terima

kasih atas pengalaman, canda tawa, tangis sedih, dan kisah yang telah kalian berikan

semoga kita dapat bertemu lagi dikemudian hari dengan membawa kesuksesan kita

untuk membanggakan nama jurusan kita.

24. Terima kasih kepada senior-senior dan adik-adik Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis

yang telah mengukir cerita untuk penulis semasa perkuliahan.

25. Untuk seluruh pengurus HMJ periode selanjutnya semangat kedepannya bangunlah

HMJ kita, sayangi HMJ kita, dan kenalkan kepada Indonesia bahwa Universitas

Lampungmemiliki Jurusan Administrasi Bisnis yang patut untuk dibanggakan.


26. Untuk seluruh pengurus HIPMI PT Provinsi Lampung semoga kita dapat

mengembangkan nama baik HIPMI PT Provinsi Lampung yang kita cintai ini dengan

progja-progja yang kita buat dan selalu saling memotivasi untuk menjadi pribadi yang

lebih baik lagi kedepannya. Aamiin

27. Terimakasih kepada rekan-rekan KKN Gonjang-Ganjing Desa Ujung Gunung Ilir,

Kecamatan Mengggala, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung selama 60 hari.

UntukDek Yota, Kak Ardi, Iffa, Fatmawati, Liyana, Fadiah, dan Gita. Yang terdiri dari

anak bungsu yang sangat manja dan sulit cocok dengan penulis yang lebih nyaman

menyendiri, penulis yang jadi kokinya anak-anak Desa UGI, penulis yang doyan bakar

sampah walaupun udah mandi, Desa yang paling sensasional dan hits sekecamatan yang

anak-anak ceweknya ditaksir kelompok Desa lain, yang tiap disuruh piket halaman

depan pada pura-pura mati, serta penulis yang sangat bawel karena mengayomi anak-

anak bungsu yang luar biasa bermacam-macam karakternya. Terimakasih atas

kerjasamanya selama 60 hari kita menjalani KKN semoga kita dapat selalubermanfaat

bagi orang lain.

28. Terima kasih kepada Almamater Tercinta yang telah memberikan sayakesempatan

untuk berproses di bangku perkuliahan hingga selesai.

Bandar Lampung,16 Januari 2017

Penulis,

Artanita Nawawi
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................11
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keputusan Pembelian ........................................................................13
2.1.1 Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian .........................14
2.1.2 Tipe-Tipe Keputusan Pembelian .............................................17
2.2 Perilaku Konsumen ...........................................................................21
2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ......21
2.3 Peranan Pembelian ............................................................................36
2.3.1 Komponen Atribut Produk ......................................................36
2.4 Teori Pembentukan Kepribadian .......................................................38
2.4.1 Karakteristik Kepribadian .......................................................38
2.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian...............................40
2.5 Minat Beli ..........................................................................................42
2.6 Penelitian Terdahulu .........................................................................43
2.7 Kerangka Pemikiran ..........................................................................45
2.8 Hipotesis Kerja ..................................................................................47
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................48
3.2 Lokasi Penelitian ...............................................................................49
3.3 Fokus Penelitian ................................................................................49
3.4 Subjek dan Objek Penelitian .............................................................51
3.5 Kriteria Informan...............................................................................51
3.6 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ...................................52
3.6.1 Sumber Data ............................................................................52
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data ......................................................54
3.7 Teknik Analisis Data .........................................................................56
3.8 Teknik Keabsahan Data ...................................................................58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................61
4.2 Komunitas Penikmat Kopi (KPK) di Lampung ................................66
4.3 Karakteristik Informan Penelitian .....................................................68
4.4 Hasil dan Pembahasan .......................................................................69
4.4.1 Faktor Atribut Produk .............................................................72
4.4.2 Faktor Kebudayaan .................................................................76
4.4.3 Faktor Sosial ............................................................................78
4.4.4 Faktor Pribadi ..........................................................................81
4.4.5 Faktor Psikologis .....................................................................83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan........................................................................................87
5.2 Saran ..................................................................................................88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nama Kedai Kopi di Kota Bandar Lampung Yang Menjual Kopi
Single Origin .................................................................................................................... 4
Tabel 1.2 Data Penjualan Kopi Single Origin di Kedai Coffee Paste .............................. 11
Tabel 2.1 Empat Jenis Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Konsumen.................. 18
Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu....................................................................... 43
Tabel 3.1 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................................. 59
Tabel 4.1 Daftar Menu di Kedai Coffee Paste.................................................................. 64
Tabel 4.2 Data Informan Penelitian.................................................................................. 68
Tabel 4.3 Tabulasi Hasil Transkip Wawancara................................................................ 70
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Gambar dari SCAA Coffee Flavor Wheel ........................................................8


Gambar 4.1 Papan Nama di Kedai Kopi Coffee Paste ........................................................61
Gambar 4.2 Alat Seduh Manual Syphon .............................................................................63
Gambar 4.3 Daftar Menu di Kedai Kopi Coffee Paste........................................................65
Gambar 4.4 Logo Komunitas Penikmat Kopi (KPK) di Lampung .....................................66
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sejak lama telah melakukan Perdagangan

Internasional. Tujuan dari program pengembangan ekspor ini adalah mendukung

upaya peningkatan daya saing global produk Indonesia serta meningkatkan

peranan ekspor dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Adanya pembangunan

pertanian berarti telah memberikan sumbangan yang besar dalam pembangunan

nasional, baik langsung maupun tidak langsung. Menuju era perdagangan bebas,

persaingan global semakin ketat memaksa Indonesia harus kompetitif untuk

mempertahankan ekonomi.

Jumlah permintaan produk kopi cukup tinggi dipasar, permintaan terhadap suatu

produk kopi dipengaruhi adanya selera konsumen terhadap produk kopi.

Minum kopi dikedai kopi telah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia, tidak

hanya sekedar minum kopi, tetapi biasanya kedai kopi juga menjadi tujuan

beberapa kegiatan tertentu, seperti bertemu dengan klien, sebagai tempat

sosialisasi, atau sebagai tempat belajar bagi kalangan pelajar dan mahasiswa. Pada

kedai-kedai kopi modern kini sering diperbincangkan mengenai ‘konsep baru’

yang menjadikan daya tarik sebuah kedai kopi modern, seperti mewajibkan para

barista di kedai kopi untuk menyediakan menu kopi yang di seduh secara manual
2

dan juga banyak pilihan menu single origin kopi dari berbagai daerah penghasil

kopi di Indonesia. Keunikan atau seni menyeduh kopi dengan cara manual adalah

pada satu varian kopi jika kita seduh dengan alat yang berbeda akan menghasilkan

taste yang berbeda-beda.

Bisnis kedai kopi menjadi usaha yang menjanjikan. Bentuk kedai kopi modern

sangat beragam, dari kedai kopi yang terkesan eksklusif hingga kedai kopi yang

standar. Kedai-kedai tersebut memiliki spesifikasi dalam menjual produknya. Saat

ini, usaha kedai kopi muncul menjadi usaha yang memiliki konsep tempat, konsep

penjualan, konsep kemasan, konsep menu, dan konsep pelayanan yang menarik.

Suasana disetiap kedai kopi yang memiliki ciri khas berbeda-beda sehingga hal ini

menjadi salah satu daya tarik bagi para konsumen. Kenikmatan khas kopi

memberikan sensasi tersendiri saat konsumen meminumnya.

Indonesia sebagai negara agraris yang kaya akan sumber daya alam memiliki

potensi pertanian dan perkebunan, salah satu hasil perkebunan yang ada di

Indonesia adalah produk kopi. Kopi telah menjadi andalan beberapa negara

berkembang. Sudah beberapa tahun ini kopi Indonesia bergerak ke arah yang jauh

lebih baik, dimana kualitas kopi Arabika maupun Robusta diproses dengan sangat

baik yang tentunya menghasilkan rasa yang tidak monoton sebagaimana terjadi

pada tahun-tahun sebelumnnya. Kopidi Indonesia memiliki nilai ekonomis yang

cukup tinggi serta berperan penting sebagai sumber devisa

negara.Indonesiatergolong sebagai salah satu sumber penting kopi dunia.

Indonesia mampu mengembangkan ekspor ke 89 negara.


3

(http://lampung.bps.go.id/, diakses pada tanggal 05 Agustus 2016 pukul 03.43

WIB).

Berikut nominal data dari nilai Ekspor Komoditi Kopi yang tercatat pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung (000 US $) yaitu, mulai dari

tahun 2009 sejumlah 466.051 US $, pada tahun 2010 terjadi penurunan sebanyak

79.381 sehingga menjadi 386.670 US $, sedangkan pada tahun 2011 terjadi

peningkatan yang cukup signifikan terlihat sebesar 106.704 sehingga menjadi

493.374 US $, pada tahun 2012 terjadi penigkatan sebesar 189.406 sehingga

menjadi 682.780 US $, namun pada tahun 2013 terjadi penurunan menjadi

697.615 US $, bahkan pada tahun 2014 turun drastis menjadi 435.288 US

$.(http://lampung.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/383./, diakses pada tanggal 05

Agustus 2016, pukul 03.53 WIB).

Nilai ekspor kopi robusta asal Provinsi Lampung selama periode Agustus 2016

mencapai 42,5 US$ juta dengan volume 24.323 ton. Jumlah itu naik bila

dibandingkan dengan Juli 2016 dengan volume 12.349 ton senilai US$20,7 juta,"

kata Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Lampung Ferynia di Bandar Lampung.

Panen raya kopi di Lampung berlangsung Juli-Agustus 2016 naik sekitar 30%

dibandingkandengan musim sebelumnya tahun

lalu.(http://industri.bisnis.com/read/20160920/12/585353/kopi-robusta-

permintaan-ekspor-dari-lampung-naik, diakses pada tanggal 23 September 2016,

pukul 11.30 WIB).

Jika dulu kopi identik dengan orang tua, sekarang kopi telah menjadi bagian gaya

hidup anak muda sehingga tidak sulit bagi kita untuk mencari kedai kopi di Kota
4

Bandar Lampung. Bisnis kedai kopi modern menjadi usaha yang menjanjikan

terlebih semakin banyaknya masyarakat yang merasa bergengsi untuk menaikkan

status sosial ketika dapat meminum kopi dikedai kopi. Ciri khas berbeda-beda

disetiap kedai kopi menjadi salah satu alasan konsumen untuk kembali lagi esok

harinya. Kenikmatan khas kopi memberikan sensasi tersendiri terlebih yang

memang pencinta kopi dan dapat merasakan di tiap-tiap seduhannya. Tidak heran

jika begitu banyak orang yang secara rutin menyediakan waktu untuk

menikmatinya. Dalam kurun waktu yang panjang dan signifikan berikut hasil dari

kunjungan terhadap kedai-kedai kopi secara langsung pada lokasi kedai kopi yang

ada di Kota Bandar Lampung oleh karena itu peneliti tergugah untuk mengambil

tema mengenai kopi single origin.

Tabel 1.1 Nama Kedai Kopi di Kota Bandar Lampung Yang Menjual Kopi
Single Origin
No Nama Kedai Kopi Lokasi Kedai Kopi
1. Coffee Paste Kemiling
2. N8 Coffee Kedaton
3. Keiko Bahabia Sukarame
4. El’s Coffee Teluk Betung
5. The Coffee Pahoman
6. Dr Coffee Gd. Meneng
7. IC Coffee Teluk Betung
8. Amnesty Coffee Teluk Betung
9. Yellow Truck Coffee Kedaton
10. Flambojan Enggal
(Sumber : Hasil pengamatan peneliti secara langsung, 2016)

Berbagai macam produk kopi yang dijual dipasaran menyebabkan persaingan

sesama produsen kopi, sehingga bagi pemasar kopi perlu memahami perilaku

konsumen untuk menyusun suatu strategi pemasaran dalam memperebutkan

konsumen, yang artinya pemasar harus mengetahui apa saja yang dibutuhkan

konsumen dan apa alasan yang mendorong konsumen mengonsumsi produk


5

tersebut khususnya kopi. Dalam penelitian ini, agar dapat mempersempit sebuah

permasalahan mengenai konsumen yang selalu mengkonsumsi kopi, maka

alasanpeneliti mengambil produk single origin sebagai objek dalam penelitian ini

karena kopi pada dasarnya jauh lebih nikmat jika dicicipi sebagaimana aslinya.

Setiap kopi memiliki karakter masing-masing yang membuatnya unik dan

menarik. Single origin adalah jalur yang bisa membawa kita merasakan keunikan

masing-masing karakter daerah dari kopi tersebut.

Kopi dengan julukan single origin, berarti kopi original atau kopi nusantara atau

kopi yang dihasilkan dari daerahtanpa adanya campuran dari kopi daerah lain atau

single origin bisa berarti wilayah dari mana kopi itu di tanam. Kopi dengan label

single origin akan disukai sekelompok orang karena konsistensi rasanya dengan

daerah geografis tertentu. Perkembangan single origin sebagai sebuah media

pemasaran dalam industri kopi sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan kedai kopi

dibelahan dunia.

Single origin tumbuh subur dalam industri kopi lokal indonesia, beberapa

diantaranya beralasan sebagai edukasi untuk para konsumen mereka, bahwa

dibalik nikmat minuman kopi ada sebuah cerita yang patut disampaikan kepada

para peminumnya. Awal mula penyebutan nama single origin bertujuan untuk

mengetahui asal mula dari daerah mana sebuah kopi agar dapat lebih cepat untuk

mencari tau siapa juga petani yang menanam kopi tersebut, sehingga baik dan

buruk atau enak atau tidaknya hasil sebuah kopi akan kembali lagi ke petaninya

karena dari proses penanaman, panen, pengiriman, penyimpanan dan hingga bisa

sampai ketangan kedai itu sendiri mempengaruhi rasa dan aromanya. Terdapat

beberapa macam kopi single origin yaitu Lampung, Java Mocha, Flores Bajawa,
6

Aceh Gayo, Mandheling, Bali Kintamani, Toraja Kalosi, Papua Wamena, Liwa,

Sidikalang, Wae Rebo, Kalosi, Kopi Lanang, Gunung Ijen, Flores, Pagar Alam,

Pengalengan, Takengon Long Berry, Kopi Luwak, dan ada banyak lagi

macamnya.

Citarasa kopi sangat bervariasi sehingga sangat menarik untuk dipelajari. Banyak

sekali jenis-jenis kopi di dunia, setiap negara penghasil kopi memiliki banyak

varian dengan karakteristik rasa yang berbeda-beda. Sering kali melihat para

pakar kopi melakukan cupping test, dan kemudian mendefinisikan karakter dari

masing-masing kopi tersebut. Berikut tahapan-tahapan untuk menentukan

karakteristik citarasa kopi:

a. Aroma

Langkah pertama untuk menentukan karakteristik dan citarasa kopi adalah

melalui aromanya. Ada beberapa karakteristik aroma kopi secara umum seperti

earthy, spicy, floral, atau nutty. Aroma yang keluar dari secangkir kopi yang telah

diseduh sekaligus mewakili dari rasa umum pada kopi tersebut. Belajar

menentukan aroma kopi yang tepat merupakan langkah penting untuk lanjut ke

tahap berikutnya yaitu mengenai flavour atau rasa.

b. Acidity

Tahap kedua adalah identifikasi mengenai acidity atau kadar keasaman. Jika kita

berbicara mengenai acidity, kita berbicara mengenai rasa asam yang terasa di

lidah kita. Rasa asam mampu dirasakan oleh lidah bagian atas. Kita bisa

mendefinisikan asam secangkir kopi seperti asam pada buah citrus. Umumnya ada
7

3 level acidity yaitu, low, medium, dan high acidity. high acidity biasa disebut

dengan istilah bright, dan low acidity biasa disebut dengan tangy atau crispy.

Kopi yang memiliki low acidity akan terasa smooth dan clean di lidah, dan

biasanya memiliki after taste yang lebih lama dibandingkan rasa yang lain.

c. Body

Ini sama artinya dengan “berat” dari kopi tersebut. Pengertian body disini adalah

apakah kopi tersebut terasa berat atau full pada mulut kita ketika kita meminum

kopi tersebut. Ketika meminum kopi dengan rasa yang kuat, dan mulut terasa

penuh, maka kita menyebutnya full Body. Banyak juga kopi yang ketika kita

seruput terasa ringan dan halus dimulus, disini kita bisa mendefinisikan

karakternya adalah light body. Perbandingannya adalah seperti kita meminum

susu low fat dengan susu biasa. Akan terasa berbeda dimulut, yang satu terasa

ringan dan halus, dan yang satu lagi terasa menempel di mulut.

d. Flavour

Tahapan terakhir dari uji citarasa kopi adalah flavour atau karakter rasa dari kopi

tersebut. Kita sering mendengar istilah rasa fruity, cocoa, citrus, dll pada kopi. Ini

adalah definisi rasa dari kopi tersebut. Ketika kita meminum kopi, kita seperti

merasakan sedang memakan buah tertentu atau jenis herbal

tertentu.(http://www.jpwcoffee.com/citarasa-kopi-dan-karakterisiknya. diakses

pada tanggal 12 Desember 2016 pukul 14.49 WIB ).

Flavour wheel atau roda rasa ke mana saja. Dengan roda rasa itulah dia membaca

karakter kopi yang sedang diminum, untuk mendefinisikan atau menemukan


8

karakter kopi yang kita minum, kita cukup melihat dan mempelajari diagram.

Diagram ini adalah sebuah standar untuk mengetahui karakter kopi melalui rasa

juga aroma. Berikut diagram dari SCAA coffee flavor wheel:

Gambar 1.1 Diagram dari SCAACoffee Flavor Wheel


(sumber: kopiluwakamstirdam.com)

Setiap kedai kopi memiliki cita rasa yang berbeda-beda, aroma kopi yang khas

dan cara penyajian yang mempengaruhi rasa dari seduhan kopi yang dibuat yang

menjadikan setiap kedai kopi memiliki ciri khas masing-masing. Kedai-kedai

tersebut memiliki spesifikasi dalam menjual produknya. Suasana disetiap kedai

kopi yang memiliki ciri khas berbeda-beda sehingga menjadi salah satu daya tarik.

Kenikmatan khas kopi memberikan sensasi tersendiri saat kita meminumnya. Hal

ini akan mempengaruhi konsumen terhadap menu dan jenis kopi yang disajikan
9

sehingga menimbulkan persaingan untuk mendapatkan konsumen, namun hal ini

dapat dilihat dari sisi perilaku konsumen, sehingga pemilik kedai kopi dapat

memberi kepuasan maksimal terhadap konsumen agar konsumen dapat setia pada

kedai kopinya bahkan akan merekomendasikan kedai kopi tersebut kepada rekan-

rekan terdekat, perkumpulan bermain atau keluarganya sendiri.

Menurut Schiffman dan Kanuk, (2000:437) adalah “the selection of an option

from two or alternative choice”. Dapat diartikan, keputusan pembelian adalah

suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif

pilihan yang ada. Jika dilihat dari pendapat Schiffman dan Kanuk diatas maka

ketika melakukan keputusan pembelian merupakan pilihan dari beberapa alternatif

yang ada sehingga keputusan yang di ambil tersebut memang benar-benar sesuai

dengan harapan, keinginan atau tujuan dari konsumen membeli suatu produk dari

berbagai tawaran-tawaran yang diberikan oleh penjual. Ketika kita datang ke

kedai kopi tentu begitu banyak tawaran yang diberikan oleh kedai kopi, tidak

hanya kopi saja namun ada greentea, mochacino, chocolate, soda, dan ice blend.

Dari begitu banyak alternatif yang diberikan oleh kedai kopi tetapi ada konsumen

yang menyukai kopi single origin. Keputusan pembelian yang dilakukan oleh

konsumen tentu saja di pengaruhi oleh faktor-faktor tertentu baik faktor dari

internal maupun faktor dari eksternal

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai suatu tindakan yang langsung dalam

mendapatkan, mengonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk

proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut, menurut

Umar (2003:50). Sedangkan menurut Kotler (2005:183) perilaku konsumen


10

merupakan suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai

dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang

dianggap paling menguntungkan. Perilaku konsumen secara rasional akan

memaksimalkan kepuasan sesuai dengan kemampuan pendapatannya (budget

line). Adanya perbedaaan pelayanan, fasilitas, kualitas produk dan informasi dari

setiap kedai kopi akan mempengaruhi tingkat kepuasan maksimal konsumen yang

akan dicapai terhadap jumlah kunjungan serta minat beli kembali konsumen ke

kedai kopi tersebut. Kesesuaian tingkat harga dan fasilitas dengan perkiraan

terhadap kepuasan para konsumen akan mendorong jumlah kunjungan tetapi bila

perkiraan tidak sesuai, konsumen akan mengambil keputusan untuk melakukan

pembelian produk dikedai kopi lainnya. Kualitas produk yang ditawarkan dan

layanan purna jual dapat memuaskan konsumen sebagai fasilitas tambahan dan

menjaga kepercayaan konsumen. Layanan ini mengakibatkan jumlah kunjungan

akan terjaga melalui konsumen setia.

Coffee paste merupakan kedai kopi yang memiliki pangsa pasar yang cukup luas

dan dikenal dengan pelayanan yang memuaskan pelanggan baik yang memang

pecinta kopi atau sekedar bersantai dikedai kopi bersama rekan kerja, dan

keluarga. Coffee paste adalah salah satu kedai kopi di Bandar Lampung yang

memiliki spesialisasi menyajikan kopi nusantara yaitu kopi single origin. Coffee

paste merupakan kedai kopi yang di tujukan untuk kalangan menengah kebawah,

namun tidak menutup kemungkinan untuk kalangan menengah keatas juga.

Berikut data penjualan kopi single origin dikedai kopi coffee paste dalam kurun

waktu 6 bulan sebelumnya dari bulan Mei hingga bulan Oktober:


11

Tabel 1.2 Data Penjualan Kopi Single Origin di Kedai Kopi Coffee Paste
No. Keterangan Bulan Jumlah Penjualan per gelas
1. Mei 323 gelas
2. Juni 301 gelas
3. Juli 286 gelas
4. Agustus 275 gelas
5. September 313 gelas
6. Oktober 257 gelas
(Sumber: Hasil data penjualan kopi di kedai kopi Coffee Paste, 2016)

Dari data penjualan yang peneliti ambil terlihat minat dari konsumen dalam

mengonsumsi kopi single origin di kedai kopi coffee paste. Dari sini saja dapat

diperkirakan besarnya pendapatan yang didapat belum lagi data penjualan dari

menu minuman selain single origin dan makanan ringan yang disediakan oleh

kedai kopi coffee paste. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti

mengambil judul penelitian “Faktor-faktor yang mendorong konsumen

mengonsumsi kopi single origin (Studi pada komunitas penikmat kopi (KPK)

Lampung di kedai kopi coffee paste)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-

faktor apa saja yang mendorong konsumen mengonsumsi kopi single origin

dikedai kopi coffee paste?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong

konsumen mengonsumsi kopi single origin dikedai kopi coffee paste.


12

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi ilmiah bagi

perkembangan Ilmu Administrasi Bisnis, dan referensi penelitian selanjutnya

yang terkait dengan keputusan pembelian.

b. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk kedai

kopi yang menyajikan produk kopi single origin sehingga dapat

mempertahankan serta dapat mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen

sehingga pemasar dapat memberikan kepuasan maksimal terhadap konsumen.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keputusan Pembelian

Terdapat banyak pengaruh yang mendasari seseorang dalam mengambil

keputusan pembelian suatu produk atau merek. Dalam hal perilaku pembelian

konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh rangsangan dari luar dirinya,

baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungan

sekitarnya. Rangsangan tersebut kemudian diproses (diolah) dalam diri konsumen

tersebut, sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil

keputusan pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk

memproses rangsangan tersebut sangat komplek, dan salah satunya adalah

motivasi konsumen untuk membeli.

Menurut Chapman dan Wahlers (1999: 176) Keputusan Pembelian adalah sebagai

keinginan konsumen untuk membeli suatu produk. Konsumen akan memutuskan

produk yang akan dibeli berdasarkan persepsi mereka terhadap produk tersebut

berkaitan dengan kemampuan produk tersebut dalam memenuhi kebutuhannya.

Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk

diawali oleh adanya kesadaran atas kebutuhan dan keinginan. Selanjutnya jika

sudah disadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari

informasi mengenai keberadaan produk yang diinginkannya. Proses pencarian


14

informasi ini akan dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang

berhubungan dengan produk yang diinginkan, dari berbagai informasi yang

diperoleh, setelah itu konsumen akan melakukan seleksi atas alternatif yang

tersedia tentang semua hal yang berhubungan dengan produk yang diinginkan.

Proses seleksi ini yang disebut sebagai tahap evaluasi informasi.

2.1.1 Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2005:223) tahapan dalam keputusan pembelian terdapat minat

membeli awal, yang mengukur kecenderungan konsumen untuk melakukan suatu

tindakan terhadap produk secara keseluruhan. Pengambilan keputusan pembelian

pada konsumen dibagi menjadi lima tahapan sebagai berikut:

a. Pengenalan Masalah

Tahapan pembelian dimulai ketika konsumen menyadari suatu masalah atau

kebutuhan yang harus di penuhi guna mencapai kepuasan dari konsumen itu

sendiri. Kebutuhan tersebut dapat timbul dari rangsangan internal atau eksternal.

b. Pencarian Informasi

Konsumen yang ingin memenuhi kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak dan mendalam tentang objek kebutuhannya tersebut.

Di tahapan yang kedua ini, pencarian informasi yang dilakukan oleh konsumen

terhadap objek kebutuhannya dapat dibagi ke dalam dua tingkatan. Pertama yaitu

situasi pencarian informasi yang lebih ringan atau disebut juga penguatan

informasi, dimana konsumen mencari serangkaian informasi tentang objek

kebutuhannya tersebut. Kedua, konsumen akan masuk pada tahap pencarian

informasi secara aktif. Konsumen akan mencari informasi melalui buku,

pengalaman orang lain, dan mengunjungi suatu tempat yang berhubungan dengan
15

objek kebutuhannya tersebut untuk mempelajarinya lebih lanjut. Menurut Kotler

(2003:225) yang menjadi sumber tempat konsumen untuk mendapat informasi

dapat di kelompokkan kedalam empat kelompok sebagai berikut:

a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.

b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, dan pajangan

ditoko.

c. Sumber publik: media masa dan organisasi penentu peringkat konsumen.

d. Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.

Pada dasarnya konsumen mendapatkan informasi secara umum tentang sebuah

objek kebutuhannya melalui sumber yang didominasi oleh penjual. Dalam hal ini

informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi. Yang menjadi informasi

komersial berperan sebagai pemberi informasi, dan sumber pribadi menjalankan

fungsi evaluasi lebih mempertimbangkan banyak aspek. Dengan mengumpulkan

informasi, konsumen dapat mempelajari objek terlebih dahulu sebelum

memutuskan untuk membelinya.

c. Evaluasi Alternatif

Setelah melewati tahap pengumpulan informasi, maka konsumen akan melakukan

evaluasi alternatif terhadap beberapa objek yang menghasilkan produk yang sama.

Terdapat tiga konsep dasar yang dapat membantu penjual dalam memahami

proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen akan berusaha memenuhi

kebutuhannya. Kedua konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi objek

pemuas. Dan yang ketiga, konsumen akan memandang masing-masing objek


16

sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam

memberikan manfaat untuk memuaskan kebutuhan itu.

d. Keputusan Pembelian

Ketika melakukan evaluasi alternatif, konsumen akan mengembangkan sebuah

keyakinan atas merek dan tentang posisi tiap merek yang berujung pada

pembentukan citra merek. Selain itu, pada tahap evaluasi alternatif konsumen juga

membentuk sebuah preferensi atas merek-merek yang ada dalam kumpulan

pribadi dan konsumen juga akan membentuk niat untuk membeli merek yang

paling di sukai dan berujung pada keputusan pembelian. Ada dua faktor utama

pada tahapan keputusan pembelian yang terdapat diantara niat pembelian dan

keputusan pembelian yaitu sebagai berikut:

a) Sikap orang lain, yaitu sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif

yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal. Pertama, intensitas

sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai calon konsumen.

Kedua, motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain menurut

Fisbhein, dalam Kotler (2003:227).

b) Situasi, suatu situasi dapat mengurangi niat pembelian konsumen. Dapat

dicontohkan ketika konsumen akan kehilangan niat pembeliannya ketika ia

kehilangan pekerjaannya atau adanya kebutuhan yang lebih mendesak pada

saat yang tidak terduga sebelumnya. Keputusan konsumen untuk

memodifikasi, menunda atau menghindari keputusan pembelian sangat

dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan menurut Raymond, dalam Kotler

(2003:228).
17

e. Perilaku Pasca Pembelian

a. Kepuasan pasca pembelian

Kepuasan konsumen merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli

atas produk dengan yang dipikirkan konsumen terhadap produk tersebut. Jika

kualitas produk lebih rendah daripada harapan, konsumen akan kecewa, dan

begitupun sebaliknya jika kualitas produk lebih tinggi dibandingkan harapan

konsumen maka konsumen akan merasa puas. Tolak ukur seperti itulah yang

akan dapat diramalkan apakah konsumen akan membeli kembali dan

memutuskan untuk menjadi pelanggan tetap atau bahkan akan menjatuhkan

citra dari objek pemuas tersebut.

b. Tindakan pasca pembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku

konsumen, jika konsumen merasa puas ia akan menunjukkan kemungkinan

yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut dan bahkan

merekomendasikan dengan teman, keluarga dan rekan kantornya. Sebaliknya

jika konsumen merasa tidak puas, maka ia mungkin tidak akan membeli

kembali dan bisa saja merusak citra dari produk tersebut.

2.1.2 Tipe-tipe Keputusan Pembelian

Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian,

pembelian, penggunaan beragam produk, dan merk pada setiap periode tertentu.

Berbagai macam aktivitas kehidupan seringkali harus dilakukan oleh setiap

konsumen pada setiap hari. Konsumen melakukan keputusan setiap hari atau

setiap periode tanpa menyadari bahwa mereka telah mengambil keputusan.


18

Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda tergantung pada jenis keputusan

pembelian. Menurut Assael (2001:25) membedakan empat jenis perilaku

pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat

perbedaan merek. Berikut merupakan gambar jenis pengambilan keputusan beli

pada konsumen:

Tabel 2.1 Empat Jenis Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Konsumen

KETERLIBATAN TINGGI KETERLIBATAN RENDAH

PENGAMBILAN Perilaku pembelian yang


Keputusan pembelian yang rumit
KEPUTUSAN mencari variasi

Perilaku pembelian pengurang Perilaku pembelian karena


KEBIASAAN
ketidaknyamanan kebiasaan

(Sumber: Assael (2001:25)

a. Keputusan Pembelian Yang Rumit (Complex Decision Making)

Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari tiga proses sebagai berikut:

a) Pembeli akan mengembangkan keyakinan terhadap produk yang di

inginkannya.

b) Pembeli akan membangun sikap terhadap produk yang di inginkannya.

c) Pembeli akan membuat beberapa pilihan-pilihan pembelian yang cermat

terhadap produk yang di inginkannya.

Konsumen dapat dikatakan terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit

ketika konsumen sadar ketika adanya perbedaan-perbedaan besar di antara

merek-merek yang ada. Pada perilaku pembelian yang rumit sering terjadi saat

produk tersebut mahal, jarang dibeli, beresiko, dan amat berkesan. Biasanya

konsumen tidak hanya mengetahui tentang penggolongan produk dan tidak


19

banyak belajar tentang produk. Konsumen yang berada di tipe ini memiliki

urutan hirarki pengaruhnya yaitu kepercayaan, evaluasi, dan perilaku.

b. Perilaku Pembelian Pengurang Ketidaknyamanan (Brand Loyalty)

Konsumen sering kali terlibat langsung dalam sebuah pembelian namun

melihat sedikit perbedaan di antara berbagai merek yang ada. Pada kasus kali

ini, konsumen akan berkeliling untuk mempelajari apa yang tersedia dan

konsumen akan membeli dengan cukup cepat, karena konsumen pada

dasarnya sangat peka terhadap harga atau peka terhadap kenyamanan ketika

berbelanja. Konsumen yang berada di tipe ini memiliki urutan hirarki

pengaruhnya yaitu perilaku. Pada perilaku pembelian pengurang

ketidaknyamanan konsumen kali ini adalah melakukan pembelian terhadap

satu merek tertentu secara berkali-kali dan konsumen juga mempunyai

keterlibatan yang tinggi dalam proses pembelian, sehingga perilaku pembelian

ini menghasilkan tipe perilaku konsumen yang loyal terhadap merek (Brand

Loyalty).

c. Perilaku Pembelian Yang mencari Variasi (Limited Decision Making)

Selama ini banyak produk yang dibeli dengan rendahnya keterlibatan

konsumen dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan. Konsumen

pergi ke salah satu toko dan mengambil merek tertentu, jika konsumen tetap

mengambil merek yang sama, hal itu dapat dikarenakan suatu kebiasaan bukan

karena kesetiaan konsumen terhadap merek yang kuat. Terdapat bukti yang

cukup bahwa konsumen memiliki keterlibatan yang rendah dalam pembelian

sebagian besar produk yang murah dan sering dibeli.Konsumen pada tipe ini,
20

hirarki pengaruhnya adalah kepercayaan, perilaku dan evaluasi. Tipe ini

adalah perilaku konsumen yang melakukan pembeliannya dengan pembuatan

keputusan, dan pada proses pembeliannya konsumen merasa kurang terlibat.

Perilaku pembelian seperti ini menghasilkan tipe perilaku konsumen limited

decision making. Konsumen dalam tipe ini akan mencari suatu toko yang

menawarkan produk berharga murah, jumlahnya banyak, kupon, contoh cuma-

cuma, dan mengiklankan ciri-ciri suatu produk sebagai dasar atau alasan bagi

konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru.

d. Perilaku Pembelian Karena Kebiasaan (Inertia)

Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah

namun perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering

melakukan peralihan merek.Konsumen pada tipe ini, urutan hirarki

pengaruhnya adalah kepercayaan kemudian perilaku. Konsumen ini tidak

melakukan evaluasi sehingga dalam melakukan pembelian suatu merek

produk hanya berdasarkan kebiasaan dan pada saat pembelian konsumen ini

kurang terlibat. Perilaku seperti ini menghasilkan perilaku konsumen tipe

inersia (tetap). Para konsumen sedikit sekali terlibat dalam membeli jenis

produk tersebut. Mereka pergi ke toko dan langsung memilih satu merek. Bila

mereka mengambil merek yang sama, hal ini karena kebiasaan, bukan karena

loyalitas merek. Tetapi cukup bukti bahwa para konsumen tidak terlibat dalam

pembuatan keputusan yang mendalam bila membeli sesuatu yang harganya

murah, atau produk yang sudah sering mereka beli.


21

2.2 Perilaku Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6) mendefinisikan bahwa perilaku

konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk

memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, dan usaha) guna

membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Ketika kita

mempelajari perilaku konsumen, itu artinya kita akan mempelajari bagaimana

proses seorang konsumen membuat suatu keputusan. Dengan menggunakan

sumber daya yang dimiliki konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yang di

inginkan oleh konsumen tersebut. Dengan perkembangan dari masa kemasa

sehingga mengubah sikap-sikap konsumen menjadi lebih bebas dalam memilih

produk yang akan dibeli, sedangkan pasar menyediakan berbagai pilihan produk

untuk memenuhi kebutuhan konsumen sehingga pemasar harus bisa memahami

perilaku para konsumen.

2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Philip Kotler (2005:203) dalam Drs. Benyamin Molan, berikut empat

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen sebagai berikut:

1. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling

mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari

lembaga-lembaga penting lainnya serta berpengaruh luas dan mendalam terhadap

perilaku konsumen. Berikut faktor-faktor kebudayaan terdiri dari:

a. Budaya

Pengertian Kebudayaan, Unsur, Sifat, & Arti Menurut Para Ahli Kata

"kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah" yang merupakan


22

bentuk jamak dari kata "budhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan

diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal". Budaya

diartikan sebagai komplek yang menyeluruh yang mencakup pengetahuan,

keyakinan, seni, hukum, moral, kebiasaan, dan kapabilitas lainnya serta

kebiasaan-kebiasaan yang dikuasai oleh individu sebagai anggota masyarakat

(Hawkins, et.al 2007:43 dalam Suryani, 2008:285). Pengertian Kebudayaan

secara umum adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan,

seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan.

b. Sub-budaya

Secara harfiah, subkultur terdiri dari dua kata. Sub yang berarti bagian atau

sebagian dan kultur yang berarti kebiasaan atau pembiasaan. Tapi secara

konseptual, subkultur adalah sebuah gerakan atau kegiatan atau kelakuan

(kolektif) atau bagian dari kultur yang besar. Yang biasanya digunakan sebagai

bentuk perlawanan akan kultur mainstream. Bisa berupa perlawanan akan apa

saja agama, negara, institusi, musik, gaya hidup, dan segala yang dianggap

mainstream. Secara kasar subkultur bisa diartikan juga sebagai ‘budaya yang

menyimpang’. Kebanyakan masyarakat menganggap dan mengidentikkan

subkultur dengan suatu kegiatan yang sifatnya negatif. Padahal bila kita

memahami makna yang sebenarnya, subkultur tidak selalu merujuk pada hal

yang negatif.Analisa subbudaya memungkinkan manajer pemasaran untuk

fokus dalam menentukan ukuran segmen pasar dan segmen pasar yang lebih

natural. Subbudaya yang penting untuk diperhatikan adalah subbudaya


23

kewarganegaraan, agama, lokasi geografis, ras, usia, dan jenis kelamin menurut

Schiffman dan Kanuk (2008:15).

c. Kelas Sosial

Pengertian kelas sosial adalah pembagian kelas dalam masyarakat berdasarkan

kriteria tertentu, baik menurut agama, pendidikan, status ekonomi, keturunan,

dan lain-lain. Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu

dalam masyarakat yang bersangkutan dan setiap masyarakat pasti mempunyai

atau memiliki sesuatu yang dihargainya. Sesuatu yang dihargai ini merupakan

embrio atau bibit yang menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis, didalam

masyarakat itu adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur

dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang

serupa.

Beberapa indikator yang berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial,

yaitu:

a) Kekayaan dan penghasilan, untuk memahami peran uang dalam

menentukan strata sosiai atau kelas sosial, kita harus menyadari bahwa

pada dasarnya kelas sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa

pada kelas-kelas sosial tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup

tertentu pula, dan untuk menopang cara hidup tersebut diperlukan biaya

dalam hal ini uang memiliki peran untuk menopang cara hidup kelas sosial

tertentu. Diperoleh dari pekerjaan profesional lebih berfungsi dari pada

penghasilan yang berwujud upah pekerjaan kasar. Sumber dan jenis

penghasilan seseorang inilah yang memberi gambaran tentang latar

belakang keluarga dan kemungkinan cara hidupnya. Uang juga memiliki


24

makna halus lainnya. Penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan

profesional lebih memiliki prestisedaripada penghasilan yang berujud upah

dari pekerjaan kasar. Uang yang diperoleh dari pekerjaan halal lebih

memiliki prestige (gengsi) daripada uang hasil perjudian atau korupsi.

Dengan demikian, sumber dan jenis penghasilan seseorang memberi

gambaran tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara

hidupnya. Jadi uang memang merupakan determinan (faktor yang

menentukan) kelas sosial yang penting, hal tersebut sebagian disebabkan

oleh perannya dalam memberikan gambaran tentang latar belakang

keluarga dan cara hidup seseorang.

b) Pekerjaan, merupakan aspek kelas sosial yang penting, karena begitu

banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Mengapa

suatu jenis pekerjaan harus memiliki prestige (gengsi) yang lebih tinggi

daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini merupakan masalah yang sudah

lama menarik perhatian para ahli ilmu sosial. Jenis-jenis pekerjaan yang

berprestige tinggi pada umumnya memberi penghasilan yang lebih tinggi

meskipun demikian terdapat banyak pengecualian. Jenis-jenis pekerjaan

yang termasuk pada golongan tinggi pada umumnya memerlukan

pendidikan tinggi, meskipun hubungannya masih jauh dari sempuma.

Pekerjaan merupakan aspek strata sosial yang penting, karena begitu

banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Apabila

kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi

rendahnya pendidikan, standar hidup, pertemanannya, jam kerja, dan

kebiasaan sehari-hari keluarga orang tersebut. Kita bahkan bisa menduga


25

selera bacaan, selera rekreasi, standar moral, dan bahkan orientasi

keagamaannya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan merupakan bagian

dari cara hidup yang sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.

Keseluruhan cara hidup seseoranglah yang pada akhimya menentukan

pada strata sosial mana orang itu digolongkan. Pekerjaan merupakan salah

satu indikator terbaik untuk mengetahui cara hidup seseorang. Oleh karena

itu, pekerjaan-pun merupakan indikator terbaik untuk mengetahui strata

sosial seseorang.

c) Pendidikan, Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi sekurang-

kurangnya dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan

uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan

mempengaruhi jenjang kelas sosial. Pendidikan tidak hanya sekedar

memberikan ketrampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental,

selera, minat, tujuan, etika, cara berbicara, perubahan dalam keseluruhan

cara hidup seseorang. Hal yang sangat berpengaruh terhadap lahirnya kelas

sosial di masyarakat, karena apabila seseorang mendapatkan pendidikan

yang tinggi maka memerlukan biaya dan motivasi yang besar, kemudian

jenis dan tinggi rendahnya pendidikan juga mempengaruhi jenjang kelas

sosial.

2. Faktor Sosial

Faktor kebudayaan, terdapat pula faktor sosial juga merupakan salah satu yang

mempengaruhi perilaku seorang konsumen. Berikut faktor-faktor sosial terdiri

dari:
26

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Pada

beberapa kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer (keluarga, ternan,

tetangga, dan rekan kerja) yang berinteraksi secara terus-menerus dan informal.

Anggota kelompok sekunder (kelompok keagamaan, profesi, dan asosiasi

perdagangan) yang cenderung lebih formal sehingga membutuhkan interaksi yang

tidak terus-menerus. Setiap orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan

mereka, karena kelompok acuan membuat seseorang berperilaku gaya hidup baru

dan mempengaruhi perilaku bahkan hingga konsep pribadi seseorang. Kelompok

acuan menuntut orang supaya mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat

mempengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek aktual. Menurut Engel,

et al (1994) yang dikutip Sutisna, (2002:176) ada beberapa jenis kelompok

referensi yaitu sebagai berikut:

a) Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder

Kelompok primer merupakan kelompok dengan interaksi yang tidak

terbatas, sesama anggotanya sudah saling mengenal dan memperlihatkan

kesamaan yang dominan dalam kepercayaan dan perilaku. Sedangkan

kelompok sekunder adalah kelompok yang interaksinya kurang berpengaruh

dalam membentuk gagasan dan perilaku.

b) Kelompok Aspirasi dan Kelompok Disosiatif

Kelompok aspirasi merupakan kelompok yang didalamnya terdapat

keinginan untuk mempergunakan norma, nilai, serta perilaku orang lain.


27

Sedangkan kelompok disosiatif adalah kelompok yang nilai- nilainya atau

normanya berusaha dihindari oleh orang lain.

c) Kelompok Formal dan Kelompok Informal

Kelompok formal merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan

yang tegas, organisasi dan strukturnya dimodifikasi secara tertulis dan

hubungan antara anggotanya didasarkan pada aturan yang telah ditetapkan.

Sedangkan kelompok informal merupakan kelompok dengan lebih sedikit

struktur dan mungkin didasarkan pada persahabatan atau persamaan-

persamaan yang dimiliki anggotanya.

d) Peran dan Status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya

keluarga, club, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat

diidentifikasikan dalam peran dan status. Sebuah peranan terdiri dari

aktivitas yang diperkirakan dilakukan oleh seseorang sesuai dengan orang

lainyang ada di sekelilingnya. Setiap peranan akan mempengaruhi perilaku

membelinya.

b. Keluarga

Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh

langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi yaitu

pasangan dan anak-anak. Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau

lebih orang yang berhubungan darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal

bersama. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling

penting dalam masyarakat, dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan

primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan dua keluarga dalam
28

kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung

seseorang. Dari orientasi seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik,

dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri, dan cinta. Walaupun pembeli

tersebut tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan orang tuanya, pengaruh

orang tua terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Pengaruh yang lebih

langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi, yaitu

pasangan dan sejumlah anak.

c. Peran dan Status Sosial

Peran dan status sosial seseorang menunjukkan kedudukan orang itu setiap

kelompok sosial yang orang tersebut tempati. Peran terdiri dari aktivitas yang

diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya.

Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan

oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya

dalam masyarakat. Penentu kelas sosial menurut seorang Sosiolog Joseph Kahl

dalam buku Consumer Behavior oleh Engel, Blackwell dan Miniard (1995) yang

dikutip oleh Sunyoto, (2013:24) meliputi sebagai berikut:

a) Pekerjaan

Analisis konsumen mempertimbangkan pekerjaan sebagai indikator tunggal

terbaik mengenai kelas sosial. Pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen

sangat memengaruhi gaya hidup mereka dan merupakan satu-satunya basis

terpenting untuk menyampaikan prestige, kehormatan, dan respect.

Wirausaha adalah salah satu dari pekerjaan dengan efek yang lebih langgeng

atau kelas sosial keluarga karena kemungkinan pengembangan simpanan

modal yang akan meneruskan pendapatan untuk generasi masa datang.


29

b) Prestasi pribadi

Status seseorang dapat pula dipengaruhi oleh keberhasilannya yang

berhubungan dengan status orang lain di dalam pekerjaan yang sama.

Walaupun pendapatan bukan indikator yang baik untuk keseluruhan kelas

sosial pendapatan dapat berfungsi sebagai ukuran prestasi pribadi di dalam

surat pekerjaan. Dua puluh lima persen penghasil pendapatan puncak di

dalam pekerjaan apa pun mungkin juga merupakan yang paling dihormati

sebagai orang yang kompeten secara pribadi di dalam bidang mereka.

c) Interaksi

Orang merasa paling senang jika mereka bersama orang dengan nilai dan

perilaku yang sama. Sosiolog yang menekankan analisis interaksi sosial

kadang disebut kelompok siapa mengundang siapa untuk makan malam. Di

dalam rancangan seperti ini keanggotaan kelompok dan interaksi dianggap

sebagai determinan (faktor yang menentukan) utama dari kelas sosial

seseorang. Walaupun mungkin merupakan pengecekan keabsahan yang

terbaik dalam penelitian kelas sosial, interaksi bukan merupakan variabel

yang sama bermanfaatnya, dalam penelitian konsumen, dengan pekerjaan

karena kesulitan dalam mengukur interaksi sosial. Keintiman sosial adalah

ekspresi kesamaan sosial walaupun interaksi bersangkutan mungkin sulit

diukur. Interaksi sosial biasanya terbatas pada kelas sosial langsung

seseorang, walaupun peluang ada untuk kontak yang lebih luas.

d) Pemilikan

Pemilikan adalah simbol keanggotaan kelas, tidak hanya pemilikan, tetapi

sifat pilihan yang dibuat. Keputusan kepemilikan terpenting yang


30

mencerminkan kelas sosial suatu keluarga adalah pilihan dimana untuk

tinggal. Ini mencakupi baik jenis rumah dan lingkungan tetangga.

Kepemilikan yang sangat penting adalah universitas tempat orang menuntut

ilmu. Individu kelas atas memilih seolah terbaik, yang pada gilirannya

mengukuhkan kesadaran dan kohesi(hubungan yang erat) kelas. Pemilikan

lain yang berfungsi sebagai indikator status sosial mencakupi keanggotaan

dan klub, gaya perabot yang disukai, busana, peralatan, dan jenis hiburan

yang dipilih. Orang yang tidak mempunyai pemilikan atau pengetahuan

mengenai pemilikan tetapi yang mencita-citakan kelas sosial yang lebih

tinggi dapat belajar dengan rajin guna mengetahui lebih banyak tentang

kepemilikan dari kelas ini. Produk dan merek sering berusaha agar

ditempatkan sebagai simbol status sebagai produk yang digunakan oleh kelas

menengah atas atau kelas atas. Untuk orang yang berusaha agar dihubungkan

dengan kelas-kelas itu, pembelian mereka seperti ini mungkin sebagian

didasarkan kepada hasrat akan identifikasi seperti ini.

e) Orientasi nilai

Nilai menunjukkan kelas sosial di mana seseorang termasuk di dalamnya.

Ketika sekelompok orang berbagai seperangkat keyakinan bersama yang

abstrak yang mengorganisiasi dan menghubungkan banyak sifat spesifik

adalah mungkin untuk menggolongkan individu di dalam kelompok dengan

tingkat di mana ia memiliki nilai ini. Kepercayaan ini mungkin mengacu

kepada nilai-nilai umum mengenai cita-cita politik, praktek keagamaan,

motivasi kerja, sistem ekonomi kapitalis, dan seterusnya.


31

f) Kesadaran kelas

Kelas sosial seseorang ditunjukkan hingga jangkauan tertentu dengan berapa

sadar orang bersangkutan akan kelas sosial di dalam suatu masyarakat.

Individu yang relatif sadar akan perbedaan kelas lebih mungkin berasal dari

kelas sosial yang lebih rendah mungkin lebih sadar akan realitas kelas sosial

secara keseluruhan. Ini mengesankan bahwa organisasi pemasaran dengan

target pasar di dalam kelas atas perlu lebih banyak mempelajari kelas sosial

dan mengembangkan strategi pemasaran bedasarkan perbedaan kelas sosial

yang lebih halus daripada perusahaan yang mengimbau kelas sosial yang

lebih rendah.

3. Faktor Pribadi.

Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumen terdiri

dari:

a. Usia dan Tahap Daur Hidup

Orang membeli suatu barang dan jasa yang berubah-ubah selama hidupnya,

mereka makan makanan bayi pada waktu tahun-tahun awal kehidupannya,

memerlukan makanan paling banyak pada waktu meningkat besar dan menjadi

dewasa serta memerlukan diet khusus pada waktu menginjak usia lanjut. Selera

orang pun dalam pakaian, perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia.

b. Pekerjaan

Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaanya, dimana seseorang

pekerja kasar akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, kotak makanan.

Sedangkan seorang manajer perusahaan akan membeli pakaian yang lebih baik

dan mahal rekreasi dengan pesawat terbang, dan menjadi anggota perkumpulan.
32

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang akan besar sekali pengaruhnya terhadap pilihan

produk. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat

dibelanjakan (tingkatan, kestabilannya, dan pola waktu), tabungan dan milik

kekayaan (termasuk presentase yang sudah diuangkan), kemampuan meminjam

dan sikapnya terhadap pengeluaran lawan menabung.

d. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-

hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat (opini) yang

bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan sesuatu yang lebih dari sub-budaya

kelas sosial, bahkan dari pekerjaan yang sama mungkin memiliki gaya hidup yang

berbeda, misalnya dengan gaya hidup yang serasi dengan lingkungan, dalam

mengenakan pakaian yang konservatif, menghabiskan sebagian waktunya

bersama keluarga, aktif dalam kegiatan organisasi dan kebiasaan bekerja keras.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda yang akan mempengaruhi

perilaku pembeli, dimana kepribadian tersebut adalah ciri-ciri psikologis yang

membedakan seseorang, yang menyebabkan terjadinya jawaban yang secara

relatif tetap dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian seseorang

biasanya digambarkan dalam istilah seperti percaya diri, gampang mempengaruhi,

berdiri sendiri, menghargai orang lain, bersifat sosial, dan sifat membela diri.

4. Faktor Psikologis.

Keputusan pembelian yang dilakukan dipengaruhi salah satunya oleh faktor

psikologis, yang terdiri dari informasi yang di proses, pembelajaran, perubahan


33

sikap dan perilaku. Pemprosesan informasi merupakan proses suatu stimulus

diterima, ditafsirkan, diingat, dan akhirnya diambil kembali ketika akan

melakukan keputusan pembelian. Sedangkan dalam proses pembelajaran akan

terjadi perubahan dalam pengetahuan dan sikap konasumen itu sendiri. Faktor

Psikologi pada keputusan pembelian seseorang dipengaruhi empat faktor

psikologi yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan, dan pendirian.

5. Motivasi

Kata motivasi ditinjau dari pembentukan kata etimologi berasal dari kata bahasa

latin “movere” kemudian berubah menjadi “motion” yang artinya gerak atau

dorongan untuk bergerak. Dengan demikian motovasi merupakan daya dorong,

daya gerak, atau penyebab seorang untuk melakukan berbagai kegiatan dengan

tujuan tertentu. Pada mulanya istilah motif (motive) dan motivasi (motivation)

digunakan menjadi topik dalam psikologi, yang kemudian meluas ke bidang-

bidang yang lain seperti bidang pendidikan dan manajemen menurut Walgito

(2004:169). Motif (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak

untuk mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan

itu, dimana pemuasan kebutuhan dapat mengurangi rasa ketegangan. Motivasi

mengambarkan individu yang berbeda. Konsumen yang berbeda termotivasi untuk

mencapai hal yang berbeda dan hal ini mungkin akan sulit untuk menduga

motivasi dari melihat perilaku aktual tanpa memahami perbedaan “sigmund

freud” mengasumsikan bahwa kebanyakan orang tidak sadar akan kekuatan

psikologi sejati yang membentuk perilaku mereka. Menurut Swastha dan Irawan

(2008:77) motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut:
34

a. Motivasi intrinsik atau Motivasi hakiki

Motif yang timbul dari dalam diri orang yang bersangkutan tanpa bantuan atau

rangsangan dari luar, atau disebut motif intrinsik jika yang mendorong untuk

bertindak ialah nilai-nilai yang terkandung dalam objeknya sendiri. Kebutuhan

dan keinginan yang ada dalam diri konsumen akan menimbulkan motivasi

internalnya yang selanjutnya akan mengarahkan perilakunya, setiap individu

mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda.

b. Motivasi ekstrinsik atau Motivasi buatan

Motivasi yang timbul karena rangsangan dari luar, motif ekstrinsik biasanya

lebih efektif mendorong konsumen untuk belajar. Teori motivasi eksternal

tidak mengabaikan teori motivasi internal, tetapi justru mengembangkannya

teori motivasi eksternal ini mencoba untuk menjelaskan kekuatan yang ada

dalam individu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor intern lingkungan dan bagi

mahasiswa adalah masalah kurikulum, kondisi atau suasana belajar, kebijakan

universitas dan hubungan sesama mahasiswa.

6. Persepsi

Seseorang yang termotivasi tentu siap untuk melakukan suatu perbuatan, ketika

seseorang termotivasi untuk berbuat sesuatu tentu dipengaruhi oleh persepsi orang

tersebut terhadap situasi yang dihadapinya. Ketika dua orang mengalami keadaan

dorongan yang sama dan tujuan situasi yang sama mungkin akan berbuat sesuatu

yang sama atau akan melakukan tindakan yang berbeda. Sedangkan menurut

Kotler dan Keller (2009:216) juga berpendapat bahwa persepsi adalah suatu

dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang yang mengarah pada untuk

memperoleh keinginannya. Berikut dorongan - dorongan dari persepsi terdiri dari:


35

a. Dorongan kebutuhan akan memiliki produk

b. Dorongan kebutuhan akan menggunakan produk setiap saat

c. Dorongan untuk menunjang penampilan

d. Dorongan akan trend yang sedang terjadi di lingkungan sosial

e. Dorongan kegemaran akan produk

7. Belajar

Sewaktu orang berbuat, mereka belajar menggambarkan perubahan dalam

perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman, sehingga saat

konsumen bertindak pengetahuannya pun akan bertambah. Dalam hal ini yang

tergambar dapat saja berupa pengalaman baik ataupun pengalaman

buruk.Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya baik

secara langsung ataupun secara tidak langsung.

8. Keyakinan dan Sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh keyakinan dan sikap dimana hal

ini selanjutnya mempengaruhi tingkah laku membeli seorang konsumen, dimana

suatu keyakinan mungkinberdasarkan pengetahuan, pendapat, atau kepercayaan

(faith). Keyakinan konsumen akan membentuk citra produk dan merek, serta

konsumen akan bertindak berdasarkan citra tersebut. Menurut Philip Kotler (2009

: 166) sikap adalah evaluasi, perasaan, emosional, dan kecenderungan tindakan

yang menggantungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari

seseorang terhadap beberapa objek atau gagasan.


36

2.3 Peranan Pembelian

Menurut Ali Hasan (2008:138) mengatakan bahwa faktor pendorong yang sangat

berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian seorang konsumen

dipengaruhi oleh beberapa peran orang-orang yang memiliki keterlibatan dalam

keputusan pembelian.Berikut ini merupakan orang yang memiliki keterlibatan

dalam keputusan pembelian:

a. Intitator adalah orang yang menyadari pertama kali adanya kebutuhan yang

belum terpenuhi dan berinisiatif mengususlkan untuk membeli produk

tertentu.

b. Influencer adalah orang yang sering berperan sebagai pemberi pengaruh yang

karena pandangan nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan

pembelian.

c. Decider adalah orang berperan sebagai pengambil keputusan dalam

menentukan apakah produk jadi dibeli, produk apa yang dibeli, bagaimana

cara membeli, dan dimana produk itu dibeli.

d. Buyer adalah orang yang melakukan pembelian nyata.

e. User adalah orang yang mengonsumsi atau menggunakan produk yang dibeli.

2.3.1 Komponen Atribut Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:272) mendefinisikan bahwa “Atribut

Produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan

pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa tersebut.Manfaat ini

dikomunikasikan dan dihantarkan oleh atribut produk seperti kualitas, fitur, serta

gaya, dan desain”. Pendapat dari Simamora (2003:147), faktor-faktor yang


37

berhubungan dengan produk adalah harga, kualitas, kelengkapan fungsi (fitur),

desain dan layanan purna jual. Berikut penjelasan masing-masing komponen:

a. Harga

Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan

pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Harga adalah elemen termudah

dalam program pemasaran untuk disesuaikan fitur produk, saluran, dan bahkan

komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan

positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau merek perusahaan ke pasar

menurut Kotler dan Keller (2009:67)

b. Kualitas

Menurut Simamora (2003:147) “Kualitas adalah kemampuan suatu produk untuk

memenuhi fungsi-fungsinya. Dimensinya meliputi daya tahan, keandalan

(kemampuan selalu dalam keadaan baik atau siap pakai), presisi, kemudahan

mengoperasikan dan mereparasi, dan atribut-atribut lain yang bernilai”.

c. Desain

Menurut Stanton (2006:285) “Desain merupakan salah satu aspek pembentuk citra

produk. Sebuah desain yang unik, lain dari yang lain, bisa merupakan satu-

satunya ciri pembeda produk”.

d. Jaminan (garansi)

Tjiptono (2008:108) mendefinisikan bahwa jaminan (garansi) adalah janji yang

merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, di mana para

konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi

sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.


38

2.4 Teori Pembentukan Kepribadian

Kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris ‘personality’, yang

berasal dari bahasa Latin ‘persona’ yang berarti topeng yang digunakan oleh para

aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Biasanya dalam kehidupan sehari-

hari kata kepribadian digunakan untuk menggambarkan identitas diri seseorang,

kesan umum seseorang tentang diri anda atau orang lain, dan fungsi-fungsi

kepribadian yang sehat atau bermasalah. Kepribadian adalah keseluruhan cara

seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Menurut

Koentjaraningrat (1980) dalam Alex Sobur (2009:301) menyebut kepribadian

sebagai susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah

laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia.

2.4.1 Karakteristik Kepribadian

Menurut E.B. Hurlock dalam Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2007:12-14)

mengemukakan bahwa karakteristik kepribadian yang sehat ditandai dengan:

a. mampu menilai diri secara realistis

b. mampu menilai situasi secara realistis

c. mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistis

d. mampu menerima tanggung jawab

e. kemandirian

f. dapat mengontrol emosi

g. berorientasi tujuan

h. berorientasi keluar (extrovert)

i. penerimaan sosial, dinilai positif oleh orang lain

j. memiliki filsafat hidup


39

k. berbahagia

Menurut E.B. Hurlock dalam Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2007:12-14)

mengemukakan bahwa karakteristik kepribadian yang tidak sehat ditandai dengan

karakteristik seperti berikut:

a. mudah marah (tersinggung)

b. menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan

c. sering merasa tertekan (stress atau depresi)

d. bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih

muda atau terhadap binatang (hewan)

e. ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun

sudah diperingati atau dihukum

f. mempunyai kebiasaan berbohong

g. hiperaktif

h. bersikap memusuhi semua bentuk otoritas

i. senang mengkritik atau mencemooh orang lain

j. sulit tidur

k. kurang memiliki rasa tanggung jawab

l. sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan bersifat

organis)

m. kesadaran untuk menaati ajaran agama

n. bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan

o. kurang bergairah dalam menjalani kehidupan


40

2.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian

Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam kenyataannya

sering ditemukan adanya perubahan kepribadian. Perubahan itu dapat disebabkan

oleh berbagai faktor. Menurut Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan (2007:11)

faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan kepribadian di

antaranya sebagai berikut:

a. Faktor fisik, seperti gangguan otak, kurang gizi (malnutrisi), mengonsumsi

obat-obat terlarang (NARKOBA), minuman keras, dan gangguan organik

(sakit atau kecelakaan).

b. Faktor lingkungan sosial budaya, seperti krisis politik, ekonomi, dan

keamanan yang menyebabkan terjadinya masalah pribadi (stress, depresi) dan

masalah sosial (pengangguran, premanisme, dan kriminalitas).

c. Faktor diri sendiri, seperti tekanan emosional (frustasi yang berkepanjangan),

dan identifikasi atau imitasi terhadap orang lain yang berkepribadian

menyimpang.

Menurut Hurlock dalam Moh.Farozin dan Kartika Nur Fathiyah (2003:18-21)

mengemukakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang

adalah pengalaman awal, pengaruh budaya, ciri-ciri fisik, kondisi fisik,

keberhasilan & kegagalan, penerimaan sosial, pengaruh keluarga, dan tingkat

penyesuaian. Faktor pengalaman awal biasanya dialami pada masa kanak-kanak

dan ingatan akan hal itu akan sangat berpengaruh karena pengalaman

meninggalkan kesan yang tidak terhapuskan pada konsep diri anak. Sedangkan

dalam faktor pengaruh budaya, kelompok budaya menetapkan model untuk pola

kepribadian yang disetujui dan menekan individu-individu yang tergabung di


41

dalamnya untuk berperilaku sesuai dengan norma budaya yang bersangkutan

sehingga pada akhirnya individu tersebut menyesuaikan diri mengikuti pola

perilaku yang telah ditetapkan kelompok budaya dan perilaku tersebut menetap

menjadi kecenderungan pola perilaku individu.

Kemudian dalam faktor ciri-ciri fisik, secara langsung bentuk tubuh menentukan

apa yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan seseorang. Sedangkan secara tidak

langsung ciri-ciri fisik menentukan bagaimana seseorang merasa tentang

tubuhnya. Semakin banyak aktivitas dilakukan seseorang sesuai dengan ciri

fisiknya akan semakin meningkatkan konsep diri positifnya dan pada akhirnya

akan semakin mengembangkan kepribadian positif individu yang bersangkutan.

Faktor yang selanjutnya yaitu kondisi fisik, dua aspek kondisi fisik yang

mempengaruhi kepribadian yaitu kesehatan umum dan cacat jasmani.Kesehatan

yang baik memungkinkan seseorang ikut serta dalam kegiatan kelompoknya

sehingga lebih diterima kelompok dan pada akhirnya menentukan konsep diri

positif yaitu sebagai individu yang diterima dengan baik oleh lingkungannya.

Sedangkan cacat jasmani menentukan kepribadian seseorang melalui cara

pandang seseorang terhadap kecacatannya dan aktivitas yang dapat dilakukan

dengan kecacatan tersebut. Semakin banyak aktivitas dapat dilakukan oleh

individu yang cacat akan semakin meningkatkan konsep diri positif yang pada

akhirnya berpengaruh pada terbentuknya perkembangan kepribadian yang sehat.

Faktor yang tidak kalah pentingnya yaitu keberhasilan dan kegagalan.

Kepribadian juga ditentukan oleh anggapan seseorang mengenai dirinya yaitu

sebagai seseorang yang sukses atau sebagai orang yang selalu gagal. Sedangkan
42

faktor penerimaan sosial akan mempengaruhi setiap keinginan individu untuk

mengembangkan sifat-sifat yang disetujui secara sosial dan selanjutnya

mempengaruhi konsep diri dan kepribadiannya. Faktor keluarga juga ikut

berperan dalam pembentukan kepribadian. Keluarga yang mengembangkan pola

asuh yang menerima dan menghargai individu akan meningkatkan konsep diri

positif dan selanjutnya berpengaruh positif terhadap kepribadian, begitu pula

sebaliknya.

Faktor yang terakhir yaitu tingkat penyesuaian. Tingkat penyesuaian diri yang

tinggi memudahkan penerimaan lingkungan sosial terhadap individu yang

bersangkutan dan selanjutnya berpengaruh positif terhadap kepribadian. Jadi dapat

disimpulkan bahwa kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor intern

dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi faktor fisik (ciri-ciri fisik dan kondisi

fisik) dan faktor diri sendiri (genetika, sifat). Sedangkan faktor ekstern meliputi

faktor lingkungan sosial dan budaya.

2.5 Minat Beli

Menurut Swastha dan Irawan (2008:105) minat beli berhubungan dengan

perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli

barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat beli, ketidakpuasan

biasanya menghilangkan minat. Minat beli yang ada dalam diri konsumen

merupakan fenomena yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran, minat beli

merupakan suatu perilaku konsumen yang melandaskan suatu keputusan

pembelian yang hendak dilakukan.


43

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai faktor-faktor perilaku konsumen yang mempengaruhi

konsumen melakukan keputusan pembelian telah banyak dilakukan seperti yang

dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Hasil


1. Wirakusuma Analisis Perilaku Konsumen
Kopi Banyuatis, serta Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
(2006) bahwa, produk kopi dikonsumsi oleh
Implikasinya Terhadap
Strategi Pemasaran. konsumen baik yang berjenis kelamin pria
maupun wanita, dengan jumlah yang hampir
merata. Berdasarkan komposisi usia,
responden merupakan orang-orang yang
telah dewasa, dan memiliki keputusan
sendiri dalam menentukan pilihan terhadap
suatu produk kopi.
Konsumen juga memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup. Pekerjaan
responden tersebar hampir merata, namun
yang paling banyak ditemui, bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
memiliki tingkat pendapatan perbulan yang
tetap sehingga mereka juga memiliki
anggaran pengeluaran, untuk pembelian
kopi setiap bulannya.
Faktor pengaruh lingkungan terhadap
keputusan pembelian kopi Banyuatis
menunjukkan bahwa, sumber informasi dari
orang lain seperti teman, dan keluarga
cukup efektif selain dari iklan. Kepribadian
dan gaya hidup merupakan sikap yang
penting untuk dimengerti, mengapa orang
memperlihatkan perbedaan, dalam
mengkonsumsi produk kopi Banyuatis, dan
preferensi merek. Faktor perbedaan
individu diperlihatkan oleh atribut produk,
yang memiliki rasa dan aroma yang khas.
Serta manfaat yang dicari dari minuman
kopi yaitu sebagai penyegar dan penghilang
rasa ngantuk. Pengaruh psikologis
ditunjukkan dengan adanya motivasi, atau
alasan membeli kopi Banyuatis, karena
mutu yang terjamin sebagai produk asli
kopi Bali. Atribut produk sebagai
karakteristik produk yang diharapkan oleh
konsumen kopi Banyuatis adalah, memiliki
cita rasa dan aroma yang khas. Selanjutnya
konsumen akan mempertimbangkan
atribut-atribut produk kopi instan, yang
44

diurutkan berdasarkan tingkat


kepentingannya. Hal ini seperti
ketersediaan atau kemudahan dalam
memperoleh kopi Banyuatis, kepraktisan
dalam penyajian, kepopuleran merek,
harga, ukuran kemasan, desain kemasan
dan iklan. Sehingga strategi pemasaran
yang dapat dilakukan oleh perusahaan kopi
Banyuatis adalah, melalui strategi
pengembangan produk serta memperluas
jaringan distribusi.
2. HerdiJaya Analisis faktor-faktor yang
Kusumah mempengaruhi konsumen Hasil penelitian ini diketahui bahwa faktor
(2010) dalam keputusan pembelian psikologis, faktor produk, faktor sosial,
teh celup sariwangi pada faktor distribusi, faktor harga, faktor
masyarakat kota Bekasi promosi, dan faktor individu sangat
mempengaruhi konsumen dalam pembelian
Teh Sariwangi. Berkaitan dengan faktor
sosial, faktor pribadi atau faktor individu,
dan faktor kemudahan dalam
mendapatkan produk. Yang paling
dominan pada penelitian ini, maka
produsen perlu lebilh memperhatikan
lagi pada hal-hal yang berkaitan dengan
variabel-variabel dari ketiga faktor
tersebut. Untuk mengantisipasi persaingan
dengan produk yang sejenis, maka pihak
produsen perlu lebih kreatif dan inovatif
dalam memasarkan produknya kepada
kosumen.
3. Defri Pengaruh motivasi pembelian
Ekomoyo dan persepsi konsumen Dalam penelitian ini variabel dalam
(2010) terhadap keputusan pembelian penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas
handphone merek BlackBerry atau independent variable (variabel yang
pada mahasiswa Program S-1 memengaruhi variabel lain yang tidak bebas)
FE Universitas Negeri dan satu variabel terikat atau dependent
Yogyakarta variabel (variabel yang dipengaruhi variabel
lain). Variabel bebas tersebut adalah
motivasi pembelian (X1), persepsi konsumen
(X2).Variabel terikat (Y) adalah keputusan
pembelian. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa UNY Falultas Ekonomi
Program S-1 dari angkatan 2011 dan 2012,
yang terdiri dari 803 mahasiswa. Data
tersebut diperoleh dari data jumlah
mahasiswa yang diterima di Fakultas
Ekonomi UNY pada tahun 2011 dan tahun
2012. Metode untuk mengumpulkan data
adalah metode kuesioner.
4. Arisa Faktor-faktor yang
Samara membentuk keputusan Populasi dalam penelitian ini adalah remaja
(2012) konsumen untuk menonton yang menonton film dan jumlah variabel
film di bioskop pada remaja yang akan diteliti ada 7 dikalikan dengan 10,
di Kota Bandar Lampung jadisampel yang akan diambil adalah 70
responden pada hari sabtu dan minggu pada
bulan Desember 2015 di bioskop 21 central
plaza dan XXI Boemi Kedaton yang berada
45

di Kota Bandar Lampung. Pada penelitian ini


teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik accidental sampling sedangkan teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner dan observasi.

(Sumber: Data Primer yang diolah oleh peneliti, 2016)

2.7 Kerangka Pemikiran

Menurut Abdul Hamid (2007:27) kerangka pemikiran merupakan sebuah sintesa

dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya

merupakan gambaran secara sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi

atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Menurut

Sugiyono (2008:88) kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis

perlu dijelaskan hubungan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis

perlu dijelaskan hubungan antar variabel.

Kerangka pemikiran yang menggambarkan pengaruh faktor-faktor perilaku

konsumen yang melatarbelakangi terbentuknya keputusan pembelian. Faktor-

faktor dalam penelitian ini meliputi faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor

pribadi, faktor psikologis, faktor budaya, faktor pribadi, faktor sosial, faktor

psikologi, dan faktor kepribadian. Sebelum melakukan keputusan pembelian

untuk mengkonsumsi kopi single origin maka konsumen menjalani terlebih

dahulu tahap pengenalan masalah.

Menurut Kotler (1996:213) proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah

atau kebutuhan. Konsumen menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya

dan keadaan yang dinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan

dari dalam diri konsumen atau dari luar. Pada dasarnya kebutuhan seseorang yang

normal adalah lapar, haus, akan meningkat hingga mencapai pada titik dimana
46

rangsangan tersebut berubah menjadi satu dorongan atau keinginan untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi

dorongan ini dan ia didorong kearah satu jenis objek yang dia ketahui akan

memuaskan dorongan itu sehingga akan tegantung seberapa menarik dorongan

tersebut untuk ditindaklanjuti oleh konsumen, apakah akan di teruskan ketahap

selanjutnya ataukah akan di pendam.

Konsumen mulai berkeinginan untuk mengkonsumsi kopi single origin setelah

melewati tahap pengenalan masalah, dan selanjutnya konsumen akan beranjak ke

tahap selanjutnya tahap pencarian informasi. Menurut Kotler (1996:213)

konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau mungkin tidak

mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika dorongan konsumen adalah kuat,

dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan

membeli objek itu. Jika tidak, kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam

ingatannya. Konsumen mungkin tidak berusaha untuk memperoleh informasi

lebih lanjut atau bahkan akan sangat aktif. Pemasar perlu mengetahui bagaimana

proses informasi yang diterima oleh konsumen sampai tiba pada tahap pemilihan

merek. Setelah melewati tahap pengumpulan informasi, maka konsumen akan

melakukan evaluasi alternatif terhadap beberapa objek yang menghasilkan produk

yang sama. Terdapat tiga konsep dasar yang dapat membantu penjual dalam

memahami proses evaluasi konsumen. Yang pertama, konsumen akan berusaha

memenuhi kebutuhannya. Yang kedua konsumen akan mencari manfaat tertentu

dari solusi objek pemuas. Yang ketiga, konsumen akan memandang masing-

masing objek sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda

dalam memberikan manfaat untuk memuaskan kebutuhan tersebut.


47

2.8 Hipotesis Kerja

Menurut Arikunto S. (2010:112) hipotesis kerja atau hipotesis alternative, yang

menyakatan adanya hubungan antara variable X dan Y atau adanya perbedaan

antara dua kelompok. Sugiyono (2013: 96) menyatakan bahwa hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis selalu

mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative) dan menghubungkan secara

umum maupun khusus antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya.

Pada penelitiaan ini memiliki 5 faktor antara lain faktor atribut produk, faktor

kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan merupakan metode

penelitian dekriptif atau dapat dikatakan penelitian ini adalah penelitian

penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan

dan Taylor dalam Moleong (2007:4) berpendapat bahwa penelitian kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dari fenomena

yang terjadi. Menurut Whitney dalam Moh. Nazir (2003:54) metode deskriptif

adalah pencarian fakta dengan dengan interpretasi yang tepat.

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata

cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk

tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan atau

norma-norma tertentu sehingga dapat dikatakan survei normatif (normative

survey), serta proses-proses yang sedang berlangsung, pengaruh-pengaruh dari

suatu fenomena dapat dikatakan suatu studi komparatif, dan melihat hubungan

antar satu faktor dengan faktor lain, oleh karena itu metode deskriptif juga

dinamakan studi status (status study). Hasil penelitian ini akan mendeskripsikan

atau mengolah data wawancara secara mendalam terhadap subjek yang diteliti
49

agar dapat memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang mendorong

konsumen mengonsumsi kopi single origin pada Komunitas Penikmat Kopi

(KPK) Lampung di kedai kopi coffee paste.

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian suatu lokasi merupakan tempat dimana peneliti menangkap

suatu peristiwa atau suatu kondisi yang sebenarnya terhadap suatu objek yang

sedang di teliti oleh peneliti dengan tujuan mendapatkan data-data yang

dibutuhkan peneliti dalam proses penelitiannya dengan kebenaran yang ada di

lapangan. Menurut Nasution (2003:43) lokasi penelitian menunjukkan pada

pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur

yaitu pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat di observasi. Lokasi penelitian yang

di ambil oleh peneliti adalah kedai kopi coffee paste di Kemiling, Bandar

Lampung. Pertimbangan peneliti dalam mengambil lokasi penelitian tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Coffee paste menyediakan kopi single origin dengan biji kopi dari berbagai

daerah dengan kualitas kopi dan prosedur penyeduhan yang sesuai.

b. Coffee paste merupakan kedai kopi yang menggunakan alat-alat manual dalam

mengolah kopi-kopi daerah tersebut sehingga memiliki ciri khas tersendiri dan

lebih terasa keaslian suatu kopi dari suatu daerah tersebut.

3.3 Fokus Penelitian

Pengertian dari Fokus Penelitian adalah batasan. Batasan masalah adalah ruang

lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas

sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar
50

pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan sehingga

penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Metodologi penelitian ialah ilmu

tentang metode-metode yang akan digunakan dalam melakukan suatu penelitian.

Dalam hal ini keuntungannya adalah peneliti tidak terjebak oleh data-data yang di

dapat ketika berada dilapangan. Dengan berkembangnya suatu usaha kedai kopi di

era saat ini ternyata terdapat hal yang menarik, begitu banyak konsumen yang

tertarik pada kopi single origin dengan penyajian dengan berbagai cara yaitu

metode seduh atau brewing method, sedangkan begitu banyak kopi-kopi blend

yang begitu menggoda rasanya dan lebih terlihat update dari pada kopi single

origin yang terkesan klasik.

Dalam penelitian ini yang dibahas lebih di fokuskan pada faktor-faktor yang

mendorong konsumen mengonsumsi kopi single origin di kedai kopi coffee paste.

Faktor-faktor tersebut meliputi Faktor atribut produk yang terdiri dari harga,

kualitas seduhan kopi single origin terbaik, dan desain tempat yang bisa menjadi

ciri khas tersendiri untuk para konsumen yang datang ke kedai kopi coffee paste.

Faktor kebudayaan dimana faktor ini menjadi begitu kompleks karena begitu

dekat dengan kebiasaan sehari-hari, baik secara kewarganegaraan, agama, lokasi

geografis, ras usia, dan jenis kelamin seorang konsumen. Faktor sosial mencakup

pada kelompok acuan yang cenderung terpengaruh oleh interaksi sosial seseorang

dalam meminum kopi single origin ketika konsumen berkunjung ke kedai kopi

coffee paste. Faktor pribadi meliputi gaya hidup, konsep diri, status sosial,

pekerjaan, situasi ekonomi dan kepribadian seorang konsumen yang dapat

mempengaruhi selera dari masing-masing konsumen yang meminum kopi single

origin. Faktor psikologis merupakan suatu proses pembelajaran, berawal dari


51

motivasi yang merupakan dorongan untuk memenuhi kepuasan pada kebutuhan

yang di inginkan dalam mengonsumsi kopi, sedangkan persepsi merupakan

dorongan yang lebih mengarah pada suatu tindakan untuk memperoleh keinginan

dalam mengonsumsi kopi, setelah adanya tindakan dapat menjadi bahan

pembelajaran bagi konsumen dalam mengonsumsi kopi single origin.

3.4 Subjek dan Objek Penelitian

Menurut Arikunto (2006:152) bahwa subjek penelitian merupakan sesuatu yang

sangat penting kedudukannya di dalam penelitian, subjek penelitian harus ditata

sebelum peneliti siap untuk mengumpulkan data. Subjek penelitian dapat berupa

benda, hal atau pun orang. Seseorang yang memberikan informasi tersebut disebut

pula informan. Sedangkan informan adalah orang yang diharapkan dapat

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi menurut Sugiono (2009:208).

Pada penelitian dengan metode kualitatif disebut juga social situation (situasi

sosial) yang memiliki tiga bagian yaitu tempat, pelaku, dan aktivitas. Dalam hal

ini yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah orang yang memberikan

informasi yang ingin diketahui untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian

ini. Sedangkan yang mendjadi objek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor

yang mendorong konsumen mengonsumsi kopi single origin pada kedai kopi

coffee paste.

3.5 Kriteria Informan

Menurut Sugiyono (2009:221), penentuan informan dalam penelitian kualitatif

berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum. Seseorang yang akan

dijadikan informan sebaiknya memenuhi beberapa kriteria yaitu:


52

a. informan mengetahui tentang kopi khususnya kopi single origin

b. informan mengonsumsi kopi single origin lebih dari tiga kali

c. informan sering datang ke kedai kopi coffee paste

d. informan meminum kopi di kedai kopi coffee paste

e. informan tidak dibatasi umur dan status pekerjaanya

f. pendapatan pada informan dapat berupa gaji atau jika informan adalah

mahasiswa maka pendapatan yang di maksud adalah uang bulanan yang

berasal dari orang tua

g. informan mempunyai cukup waktu untuk diwawancarai

h. informan memberikan informasi atas dasar sukarela tanpa paksaan dari

pihak manapun.

Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan dengan teknik purposive

sampling, artinya dengan memilih narasumber yang benar-benar mengetahui

tentang kopi single origin dan kedai kopi coffee paste sehingga informan akan

dapat memberikan hasil wawancara yang tepat dan sesuai dengan keadaan kedai

kopi coffee paste serta pengetahuan informan tentang kopi single origin.

3.6 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Sumber Data

Sumber data menurut Arikunto (2005:88) adalah benda, hal atau orang tempat

peneliti, mengamati, membaca, atau bertanya tentang data. Lebih lanjut dikatakan

bahwa, secara umum sumber data dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yang

disingkat dengan 3P yaitu sebagai berikut:


53

a. Person (orang) adalah tempat peneliti bertanya mengenai variabel yang

sedang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi orang yang dapat

menjadi sumber informasi adalah yang mengonsumsi kopi single origin

dan dapat memberikan informasi tentang kopi single origin di kedai kopi

coffee paste.

b. Paper (kertas) adalah berupa dokumen, warkat, keterangan, arsip,

pedoman, Surat Keputusan (SK), dan sebagainya. Dalam penelitian ini

yang data yang diambil adalah data penjualan kopi single origin pada

kedai kopi coffee paste.

c. Place (tempat) adalah sumber data keadaan ditempat berlangsungnya

suatu kegiatan yang berhubungan dengan penelitian. Sehingga dapat

dinyatakan bahwa sumber data ini adalah tempat kedai kopi coffee paste

yang dapat memberikan data sebagai bahan penyusunan informasi bagi

peneliti.

Dengan begitu untuk mendapatkan data dan informasi maka informan harus

ditentukan secara sengaja atau telah ditetapkan oleh peneliti. Dalam proses

pengumpulan data pada penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu sebagai

berikut:

a. Data Primer

Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan

secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat

dipercaya, yakni subjek penelitian atau informan yang berkenaan dengan variabel

yang diteliti atau data yang diperoleh dari responden secara langsung menurut

Arikunto (2010:22). Dengan begitu dapat dikatakan bahwa data primer


54

merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti baik dari

pribadi (responden) maupun dari suatu perusahaan yang mengolah data untuk

keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara langsung

dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Metode

yang digunakan dalam pengambilan data primer ini adalah dengan cara observasi

dan wawancara langsung terhadap konsumen-konsumen yang mengonsumsi kopi

single origin khususnya di kedai kopi coffee paste.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang

menunjang data primer. Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang

dilakukan oleh penulis serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data sekunder ini

bisa berasal dari dokumen-dokumen grafis seperti tabel, catatan, SMS, foto dan

lain-lain menurut Arikunto (2010:22). Dengan begitu dapat dikatakan bahwa data

sekunder merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer.

Data sekunder diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami

melalui media lain. Pada penelitian ini data sekunder berupa data-data penjualan

kopi single origin yang di dapat dari kedai coffee paste. Data sekunder yang di

dapat adalah data yang telah di olah seperti dari berita koran, dan data pengunjung

yang mengonsumsi kopi single origin milik kedai coffee paste.

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Pada teknik pengumpulan data terdapat empat metode yaitu

dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi dan kuisioner. Dari beberapa


55

metode tersebut, penelitian ini menggunakan tiga macam metode yaitu sebagai

berikut:

a. Teknik Wawancara, Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231)

wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Dalam melakukan wawancara peneliti menyiapkan pertanyaan yang

nantinya akan di perlukan sebagai dasar untuk menjawab permasalahan yang

diteliti berhubungan dengan faktor yang mendorong konsumen mengonsumsi

kopi single origin di kedai kopi coffee paste. Wawancara dilakukan pada

bulan Desember 2016.

b. Teknik Pengamatan atau Observasi, Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono

(2013:145), observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi digunakan

untuk mengumpulkan data-data primer dengan tujuan untuk mencari

keterangan atau informasi dari sasaran penelitian. Adapun dalam melakukan

pengamatan peneliti harus memperhatikan dari awal proses pembeli datang ke

kedai kopi, memesan kopi dan argument antara pembeli dan barista, baik

pertanyaan kandungan kopi, cara membuat dan campuran kopi apa saja yang

di inginkan oleh pembeli. Suasana dan perilaku konsumen juga harus

diperhatikan karena dalam hal ini sangat mempengaruhi tingkat kepuasan

pembeli tersebut. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan pada bulan

Oktober-Desember 2016.
56

c. Teknik Dokumentasi, menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk

tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera,

biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya

foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif, sehingga data semakin lebih jelas dan

terarah. Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data dokumentasi

berupa foto-foto dalam proses wawancara dan proses pembuatan kopi dengan

metode seduh atau brewing method. Dokumentasi dilakukan peneliti pada

bulan Oktober-Desember 2016.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bognan dan Biklen (1982) dalam Moleong

(2007:248), adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting

dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain. Penelitian ini menggunakan pengolahan dan analisis data

menggunakan analisis deskriptif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang

mendorong konsumen mengonsumsi kopi single origin di kedai coffee paste,

Kemiling, Bandar Lampung. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam

meneliti status suatu objek, kondisi, atau suatu pemikiran atau pun suatu kelas
57

peristiwa pada masa sekarang. Adapun langkah selanjutnya setelah peneliti

mendapatkan data-data yang di peroleh dalam penelitian ini adalah mengolah data

yang telah dikumpulkan dan dilakukan tahapan analisis data, mendeskripsikan

data dan mengambil kesimpulan dari data tersebut. Dalam menganalisis data

peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif, dikarenakan data-data yang

diperoleh berupa keterangan-keterangan. Adapun pada proses analisis data

dimulai dengan melalui tahapan wawancara, observasi dan dokumentasi. Menurut

Mc Drury (1999) dalam Moleong (2007:248) tahapan analisis data kualitatif

adalah sebagai berikut:

a. Membaca atau mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang

ada dalam data.

b. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang

berasal dari data.

c. Menuliskan ‘model’ yang ditemukan.

d. Koding yang telah dilakukan.

Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan

yaitu seseorang yang benar-benar memahami dan mengetahui situasi objek

penelitian. Setelah melakukan wawancara, analisis data dimulai dengan membuat

transkrip hasil wawancara, dengan cara memutar kembali rekaman hasil

wawancara, mendengarkan dengan seksama, kemudian menuliskan kata-kata yang

didengar sesuai dengan apa yang ada direkaman tersebut.

Setelah peneliti menulis hasil wawancara tersebut kedalam transkrip, selanjutnya

peneliti harus membaca secara cermat untuk kemudian dilakukan reduksi data.
58

Peneliti membuat reduksi data dengan cara membuat abstraksi, yaitu mengambil

dan mencatat informasi-informasi yang bermanfaat sesuai dengan konteks

penelitian atau mengabaikan kata- kata yang tidak perlu sehingga didapatkan inti

kalimatnya saja, tetapi bahasanya sesuai dengan bahasa informan.

Penyajian data yakni proses mengorganisir data, menyusun data dalam suatu pola

hubungan sehingga semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca.

Adapun dalam penelitian ini, penyajian data diwujudkan dalam bentuk uraian, dan

foto atau gambar. Pada penyajian data yang digunakan untuk menyajikan data

adalah teks naratif yang mendeskripsikan langsung mengenai hasil temuan yang

didapat oleh peneliti melalui metode wawancara untuk dapat diambil kesimpulan.

Penarikan kesimpulan adalah langkah ketiga dalam analisis data kualitatif.

Analisis dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai

pengumpulan data periode tertentu. Dalam tahap verifikasi atau penarikan

kesimpulan ini peneliti akan menjabarkan faktor apa saja yang mendorong

konsumen untuk mengonsumsi kopi single origin.

3.8 Teknik Keabsahan Data

Penilaian keabsahan penelitian terjadi pada waktu proses pengumpulan data, dan

untuk menentukan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Menurut

Purhantara (2010: 102) metode trianggulasi merupakan proses membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda. Menurut Moleong (2007:324) kriteria keabsahan

data ada empat macam yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (credibility),,


59

kebergantungan (dependability), kepastian (confirmability). Berikut tabel teknik

pemeriksaan keabsahan data:

Tabel 3.1. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

No Kriteria Teknik Pemeriksaan


1 Kepercayaan (credibility) Trianggulasi Kecukupan Referensi
2 Keteralihan (credibility) Uraian Rinci
3 Kebergantungan (dependability) Audit Kebergantungan
4 Kepastian (confirmability) Audit kepastian
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2016)

Dalam penelitian kualitatif ini memakai 4 macam kriteria antara lain:

1. Kepercayaan (credibility)

Kepercayaan data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil

dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Ada beberapa teknik untuk mencapai

kreadibilitas ialah teknik triangulasi, sumber, pengecekan anggota, perpanjangan

kehadiran peneliti dilapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan

referensi.

Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Triangulasi

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi yang paling banyak

digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainya.

b. Kecukupan Referensial

Konsep kecukupan referensial ini mula-mula diusulkan oleh Eisner (Moleong,

2002:70) sebagai alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik


60

tertulis untuk keperluan evaluasi. Jadi bahan-bahan yang tercatan dan terekam

dapat digunakan sebagi patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan

penafsiran data.

2. Keteralihan (credibility)

Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara konteks

pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti

mencari dan menggumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Peneliti

bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia ingin

membuat keputusan tentang pengalihan tersebut.

3. Kebergantungan (dependability)

Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan

kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data sehingga data

dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Kesalahan sering dilakukan oleh

manusia itu sendiri terutama peneliti karena keterbatasan pengalaman, waktu,

pengetahuan. Peneliti butuh membicarakan dengan pembimbing untuk

mengetahui dan memastikan apakah hasil penelitian tersebut benar atau salah.

4. Kepastian (confirmability)

Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara

mengecek data dan informasi serta hasil penelitian yang didukung oleh materi

yang ada pada pelacakan audit.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV, peneliti dapat menarik kesimpulan

terhadap faktor-faktor yang mendorong konsumen mengonsumsi kopi single

origin pada Komunitas Penikmat Kopi (KPK) Lampung di kedai kopi coffee paste

adalah:

1. Faktor Atribut Produk yang berkaitan dengan harga yang lebih terjangkau,

kualitas kopi single origin yang berkualitas, desain tempat yang klasik, dan

ciri khas atau keunikan dari penampilan barista (penyaji kopi).

2. Faktor Kebudayaan yang terdiri dari jenis kelamin bahwa lebih dominan laki-

laki, kedai yang berlokasi strategis, cara meminum kopi yang berbeda-beda

tergantung konsumen, kebiasaannya sehari-hari konsumen terhadap sajian

kopi, dan adanya hubungan erat antara kedai kopi coffee paste dan kopi single

origin.

3. Faktor Sosial merupakan suatu interaksi sosial seorang konsumen yang begitu

mempengaruhi dirinya sendiri dalam bersosialisasi di kedai kopi coffee paste.

4. Faktor Pribadi meliputi gaya hidup konsumen yang mengikuti trend, status

sosial yang meruppakan tuntutan untuk lebih bergengsi, pekerjaan serta situasi

ekonomi yang mendukung konsumen untuk bisa mengonsumsi kopi single


88

origin, kepribadian seseorang dan konsep diri seseorang yang sangat

mempengaruhi.

5. Faktor Psikologis yang merupakan proses pembelajaran pada konsumen, oleh

karena itu kedatangan konsumen ke kedai kopi dan mengonsumsi kopi single

origin tentu memiliki tujuan tersendiri yang dapat memberi manfaat untuk

konsumen tersebut atau orang sekitarnya.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, terdapat

beberapa saran yang disajikan dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Untuk kedepannya diharapkan kedai kopi coffee paste lebih meningkatkan lagi

daya saing dan lebih semakin fokus dengan kepuasan konsumen, baik dengan

pelayanan lebih gesit terhadap konsumen seperti menambah pegawai karena

disaat konsumen memesan snack memerlukan waktu yang lumayan sampai semua

tersaji sehingga konsumen harus lebih sabar menunggu, kualitas dari biji kopi

yang harus selalu dipertahankan dengan cara pergantian jenis-jenis kopi tiapp

bulannya cukup membuat konsumen yakin dengan keseriusan kedai coffee paste,

dan harga yang bisa saja semakin meningkat sehingga dapat membebani

konsumen yang belum memiliki penghasilan dengan begitu pemasar harus lebih

mengatur subsidi silang dalam penjualan agar konsumen yang perekonomiannya

kurang memadai bisa tetap menikmati kopi single origin di kedai kopi coffee

paste sehingga visi dari kedai kopi coffee pastedapat terwujud. Bisnis ini

menjanjikan jika kita mampu lebih cekatan dalam menampung yang dibutuhkan,

diharapkan konsumen dan mengetahui kekurangan yang adaagar semakin maju

serta berkembang dan tidak tergeser dengan kedai-kedai kopi baru yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman, 2007, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers :
Bandung.
Alex Sobur. 2009. Psikologi Umum. Penertbit Pustaka Setia. Bandung.
Ali Hasan. 2008. Marketing. Penerbit Media Utama.Yogyakarta.
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2004. Psikologi Remaja (Perkembangan
Peserta Didik). Bumi Aksara : Jakarta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Ed Revisi.
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi ke VI .Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Arikunto,2005. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.
Armada, Nurrayyan. 2008. Faktor yang mempengaruhi pembelian konsumen kopi
bubukinstan (kasuspadaGiant Botani Square, Bogor). Manajemen
Agribisnis,
Assael, Henry. 2001. Consumer Behavior 6th Edition. New York: Thomson-
Learning.
Basu Swastha. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapan.
Penerbit Liberty Jakarta.
Chaney, David 1996. Lifestyles :Sebuah Pengantar Komprehensif. Jalasutra
Yogyakarta.
Chapman and Wahlers. 1999. A Revision and Empirical Test of The Extended
Price Perceived Quality Model. Journal of Marketing & Practice.
Ekomoyo, Defri. 2010. Pengaruh Motivasi Pembelian dan Persepsi Konsumen
Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek BlackBerry.
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Program S-1 FE Universitas
Negeri Yogyakarta). Jurusan Manajemen. Yogyakarta. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Farozin, H Moh.,Fathiyah, Nur Kartika. 2004. “Pemahaman Tingkah Laku”.
Penerbit :PT.Rineka Cipta. Jakarta.
Gerungan. 2004. Psikologi Sosial. PT Refika Aditama : Bandung
Hamid, Abdul.2007 Pedoman Penulisan Skripsi .Penerbit FEIS. Jakarta.
Iriantara, Yosal. 2004. Manajemen Strategi Public Relations. Ghalia Indonesia.
Bandung.
Jayakusumah, Herdi. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Konsumen Dalam Keputusan Pembelian The Celup Sariwangi (Studi
Kasus Pada Masyarakat Kota Bekasi). Jurusan Manajemen. Fakultas
Ekonomi Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
Kerlinger. 2006. Asas-asas Penelitian Behavioral Edisi Ketiga. Gajah Mada
University Press.Yogyakarta.Knowledge Strategy Through 95
Communities of Practice.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Penerbit
Erlangga.Jakarta.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Alih
Bahasa : Bob Sabran,MM. Jilid 1. Edisi Kedua belas. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip, dan Kevin Keller. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua
Belas Jilid 1. Indonesia .Penerbit PT.Indeks. Jakarta.
Kotler, Philip. 1996. Manajemen Pemasaran, analisis, Perencanaan, dan
Pengendalian. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran – Principles of marketing, edisi
VII. Penerbit Erlangga. Jakarta
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2.Penerbit PT. Indeks
Kelompok Gramedia. Jakarta.
Kotler, Philip. 2005.Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jilid 3. Penerbit
indeks. Jakarta.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Kesebelas. Alih
Bahasa Benyamin Molan.Penerbit Indeks. Jakarta.
Kotler. Philip. 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 1.Penerbit PT
Indeks Kelompk Gramedia. Jakarta.
Miftah Thoha. 2004. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Moleong, L.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Moleong, L.J. 2006.Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Moleong, L.J. 2007.Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Mulyana, Deddy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Nasution. 2003. Metode Research: Penelitian Ilmiah .Penerbit PT. Bumi Aksara
Jakarta.
Nazir, Moh.2003.Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Bandung.
Purhantara, Wahyu. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis. Penerbit
Graha Ilmu.Yogyakarta
Samara, Arisa. 2016. Faktor-Faktor Yang Membentuk Keputusan Untuk
Menonton Film Di Bioskop (Studi Pada Remaja Di Kota Lampung)
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Schiffman dan Kanuk.2007.Perilaku Konsumen. Edisi Kedua.PT. Indeks
Gramedia :Jakarta
Schiffman, Leon G. And Leslie L. Kanuk. 2000.Consumer Behavior.Fifth Edition,
Prentice-Hall Inc. New Jersey.
Setiadi, Nugroho J. 2008. Perilaku Konsumen: konsep dan implikasinya untuk
strategi dan Penelitian pemasaran. Penerbit Kencana. Jakarta.
Simamora, Bilson. 2003. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel.Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Stanton, J. William. 2006. Prinsip Pemasaran. Alih Bahasa: Yohanes Lamarto.
Edisi Ketujuh.Jilid 1.Penerbit Erlangga. Jakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2013. Metode penelitian kuantitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta.
Bandung.
Suharsimi, Arikunto. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Sungadji, Mamang dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Sunyoto, Danang. 2013. Perilaku Konsumen (Panduan Riset Sederhana untuk
Mengenali Konsumen).Penerbit CAPS (Center of Academic
Publishing Service).Jakarta
Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen; Implikasi Pada Strategi Pemasaran.
Graha Ilmu.Yogyakarta.
Sutisna, 2002.Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.Rosda Karya.
Bandung.
Swastha, Basu dan Irawan.(2008). Menejemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:
Liberty.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi III. Penerbit Andi OffseT
Yogyakarta.
Umar, Husein. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Penerbit
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar psikologi Umum. Penerbit Andi. Jakarta.
Wenger, E., 2004. Knowledge Management as A Doughnut: Shaping Your
Winarno, Surakhmad. 1998. Pengantar Penelitian ilmiah. Penerbit Tarsito.
Bandung.
Wirakusuma, I. P. G. 2006.Analisis Perilaku Konsumen Kopi Banyuatis Serta
Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran (Kasus di Perusahaan
Kopi Banyuatis, Bali). Skripsi. Program Studi Manajemen
Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Yahya, Manshur. 2009. Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan
Barista Terhadap Kepuasan Konsumen Kedai Kopi Espresso Bar
Solo Tahun 2008. Surakarta: FKIP,Universitas Sebelas Maret.
Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan. 2007. Teori kepribadian. Penerbit PT
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Referensi Internet
http://lampung.bps.go.id/. Diakses pada tanggal 05 Agustus 2016, pukul 03.43
WIB.
http://lampung.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/383. Diakses pada tanggal 05
Agustus 2016,pukul 03.53 WIB.
http://industri.bisnis.com/read/20160920/12/585353/kopi-robusta-permintaan-
ekspor-dari-lampung-naik. Diakses pada tanggal 23 September 2016, pukul 11.30
WIB.
http://jateng.tribunnews.com/2016/04/11/inilah-17-kopi-asal-indonesia-yang-
lolos-di-scaa-expo-2016. Diakses pada tanggal 10 Desember 2016, pukul 08.05
WIB

http://www.scaa.org/?page=resources&d=scaa-flavor-wheel. Diakses pada tanggal


10 Desember 2016, pukul 08.25 WIB.

http://kopiluwakamstirdam.com/mendefinisikan-karakter-kopi-luwak/.Diakses
pada tanggal 12 Desember 2016, pukul11.45 WIB.

https://kpklampungblog.wordpress.com/2016/04/13/selayang-pandang-komunitas-
penikmat-kopi-di-lampung-kpkl/. Diakses pada tanggal 12 Desember 2016, pukul
12.03 WIB.

https://kpklampungblog.files.wordpress.com/2016/04/kpklampung-logo.jpg.
Diakses pada tanggal 12 Desember 2016, pukul 14.15 WIB.

You might also like