Professional Documents
Culture Documents
3198katalog Teknologi Pangan 2012 Final PDF
3198katalog Teknologi Pangan 2012 Final PDF
Katalog
Standar Nasional Indonesia – SNI
Teknologi Pangan
2012
Jakarta, 2012
Print document
© BSN 2012
ISSN 2086-0102
Print document
© BSN 2012
ISSN 2086-0102
Print document
Pengelompokkan indeks Utama SNI .................. v SNI Main Index Classification ............................. v
Indeks utama SNI berdasarkan ICS ................... 5 Main index of SNI by ICS.................................... 5
iii
Print document
Katalog Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Indonesian National Standards (SNI) catalogue on Food
Teknologi Pangan 2012, diterbitkan sebagai tanggung Technology 2012, is published for the purposed of
jawab BSN dalam memenuhi salah satu tugasnya showing BSN accountability. During this period, BSN
dibidang standardisasi, ayiu penetapan SNI. Selama together with TC/STC successfully formulated and
kurun waktu tersebut BSN nberkoordinasi dengan stipulated 817 SNI with the following ICS sector
Panitia Teknis / Sub Panitia Teknis (PT/SPT) berhasil distribution.
merumuskan dan menetapkan 817 SNI dengan rincian
berdasarkan ICS sebagai berikut:
Jumlah Number
Pengelompokkan SNI (Kode ICS) SNI ICS Title (ICS Code) of SNI
Hampir semua standar yang disebutkan dalam katalog Most standards listed in this catalogue are available in
ini hanya tersedia dalam bahasa Indonesia. Terjemahan Indonesian language only. English translation for SNI
SNI dalam Bahasa Inggris dapat disediakan can be provided upon request.
berdasarkan permintaan, sesuai ketentuan yang berlaku
di BSN.
Informasi lebih lanjut , dapat menghubungi BSN dengan For further information, please contact BSN at the
alamat sebagai berikut : following address:
Penyusun:
Dra. Erni Sumarni
Nursidik Fadillah, S.Sos
iv
Print document
In order
PENGELOMPOKKAN INDEKS to print
UTAMA SNIthis documentSNI
fromMAIN
Scribd,INDEX
you'll CALSSIFICATION
first need to download it.
Bagian utama dari Katalog ini adalah Daftar SNI yang The main part of this catalogue is this list of SNI which
disusun berdasarkan kelompok ICS (International are arranged according to ICS (International
Classification Standard). Cancel Download And Print
Classification Standard).
Tujuan pengelompokkan berdasarkan ICS ini adalah The aim grouping SNI’s according to ICS is to provide
untuk memberikan akses yang optimal dalam optimum access for the searching of tandards by theis
pencarian standar dengan menggunakan subjek ICS Subjects.
berdasarkan ICS. berdasarkan ICS.
Struktur subjek merupakan klasifikasi berdasarkan The subject structure is a hierarchical calssification
hirarki yang terdiri atas tiga tingkatan yang dinyatakan consisting of three levels. Level 1 covers broad fields
dalam 7 digit angka. Tingkat 1 mencakup bidang yang of activity in standardization. Each field contains a two
umum dari kegiatan standardisasi, dinyatakan dalam 2 digit notation, e.g:
digit, contohnya:
67 Food Technology
67 Teknologi Pangan
The level 2 of ICS is more specific subject that
ICS tingkat 2 merupakan bidang yang cakupannya represented by 3 digits numerical characters that
lebih sepsifik, dinyatakan dengan 3 digit placed after level 1. e.g.
67.120 Daging, produk daging dan produk lainnya 67.120. Meat, meta product and other animal produce
ICS tingkat 3, merupakan bidang yang cakupannya Level 3 if the ICS is very specific subject in the
sangat spesifik dalam kegiatan standardisasi yang standardization that represented by two digit numerical
dinyatakan dengan dua digit angka sesudah tingkat 2, characters after level 2, e.g.
contohnya:
65.120.20 Poultry and eggs
65.120.20 Unggas dan telur
Bagian ini menguraikan bagaimana cara penggunaan This part provide guidance on how to use this SNI
untuk memanfaatkan Katalog SNI dengan Catalogue by presenting the bibliographic ad listed in
memaparkan tampilan bibliografi SNI yang terdapat the main index.
pada bagian indeks utama.
The standards listed in this section contains the
Standar
SNI MAIN yang didaftar
INDEX dalam bagian inI memuat
CLASSIFICATION following bibliographic information:
informasi bibliografi sebagai berikut :
v
Print document
SNI dikelompokkan berdasarkan ICS, yang disusun SNI is arranged based on ICS, that sorted in
urut nomor ICS mulai dari nomor terkecil. Daftar SNI ascending rule. The list of SNI in an ICS group is
dalam suatu kelompok ICS ditata sesuai urutan nomor sorted by SNI identification number.
identifikasi dan tahun penetapan dimulai dari nomor
terkecil.
vi
Print document
Pengaturan standardisasi secara nasional ini dilakukan The national arrangement of standardization activities
dalam rangka membangun sistem nasional yang are carried out to develop national system which can
mampu mendorong, meningkatkan, dan menjamin improve and assure quality of products and services,
mutu barang dan/atau jasa serta mampu memfasilitasi as well as facilitate national product acceptance in
keberterimaan produk nasional dalam transaksi pasar global trade. Thus, the system can increase
global. Dengan demikian, sistem tersebut diharapkan competitiveness of Indonesian products and services.
dapat meningkatkan daya saing produk barang Besides, one of the main objectives of standardization
dan/atau jasa Indonesia di pasar global. Di samping itu is protecting producers, consumers, employees and
tujuan utama standardisasi adalah melindungi community in the aspects of security, safety, health
produsen, konsumen, tenaga kerja dan masyarakat and environment.
dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan serta
kelestarian fungsi lingkungan.
Lingkup kegiatan BSN adalah : perumusan standar; The scope of BSN activities covers: standards
akreditasi laboratorium penguji, laboratorium kalibrasi, development; accreditation of testing and calibration
lembaga sertifikasi produk, sistem mutu, lingkungan, laboratories, certification bodies for products, quality
personel dan lembaga inspeksi teknis; penelitian dan system, environment, personnel, and technical
pengembangan serta pelatihan di bidang inspection bodies; research and development, and
standardisasi. training on standardization.
Pelaksanakan sebagian tugas dan fungsi BSN Parts of BSN functions particularly in conformity
khususnya dalam penilaian kesesuaian dilakukan oleh assessment and measurement traceability are carried
Komite Akreditasi Nasional (KAN), sedangkan untuk out by National Accreditation Committee (KAN) and
ketertelusuran pengukuran dilakukan oleh Komite Committee for National Measurement Unit Standards
Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (KSNSU). (KSNSU).
vii
Print document
Jika memerlukan informasi lebih lanjut mengenai If further information is required, BSN provide
standardisasi, BSN memberikan jasa informasi tentang information services on national, regional and
standar nasional, regional, dan internasional serta international standards, as well as topics related to
semua hal yang berkaitan dengan standardisasi standardization including conformity assessment
termasuk sistem penilaian kesesuaian, yang diberikan system, which is provided by among others :
melalui antara lain :
viii
Print document
-1-
Print document
-2-
Print
Indeks International Classification Standard document
(ICS) - Teknologi Pangan 2012
International Classification Standard (ICS) Index – Food Technology 2012
In order to print this document from Scribd, you'll
first need to download it.
67 TEKNOLOGI PANGAN FOOD TECHNOLOGY
67.040 Produk makanan pertanian secara umum Agricultural food products in general
67.050 Metode umum untuk pengujian dan analisa produk General methods of tests and analysis for food products
67.060 Biji-bijian, kacang-kacangan dan produk turunan Cereals, pulses and derived proaucts
67.080.01 Buah, sayuran dan produk turunan s ecara umum Fruits, vegetables and derived products in general
67.100.01 Susu dan produk susu secara umum Milk and milk products in general
67.120 Daging, produk daging dan produk hewan lainnya Meat, meat products and other animal pr oduce
67.200 Minyak dan lemak yang dapat di makan. Minyak biji- Edible oils and fats. Oilseeds
67.200.10 Lemak dan minyak hewani dan nabati Animal and vegetable fats and oils
67.200.20 Minyak biji-bijian Oilseeds
67.220 Bumbu dan rempah-rempah. Bahan t ambahan makanan Spices and condiments. Food addit ives
67.230 Makanan dikemas dan makanan siap saji, termasuk Prepackaged and prepared foods, including baby food
makanan bayi
67.240 Analisis indera Sensory analysis
67.250 Bahan dan benda yang bersentuhan dengan makanan Materials and articles in contact with foodstuffs
67.260 Pabrik dan peralatan untuk industri makanan Plants and equipment for the food industry
-3-
Print document
-4-
Print document
-5-
Print document
-6-
Print document
67 TEKNOLOGI PANGAN FOOD TECHNOLOGY
67.020 Proses dalam industri makanan Processes in the food industry
In order to print this document from Scribd, you'll
SNI 15-0714-1989 Kapur tohor untuk industri gula Quicklime for sugar industry 6
firstuji
Standar ini meliputi cara need
dan to download
syarat it. kapur tohor seperti kadar air, kalsium oksida dan karbon dioksida. Kapur
mutu untuk
tohor untuk industri gula pasir adalah kapur dari pemurnian nira.
SNI ISO 10006:2009 Sistem manajemen mutu - Panduan untuk m anajemen mutu Quality management systems - Guidelines for quality
dalam proyek Cancel Download And Print
management in projects
SNI ISO 22000:2009 Sistem manajemen keamanan pangan - Persyaratan untuk Requirements for any organization in the food chain
organisasi dalam rantai pangan (Food safety management
system - Requirements for any organization in the food
chain (ISO 22000:2005, IDT)
SNI 01-2891-1992 Cara uji makanan dan minuman Food and beverages, Test methods 32
Pengujian dilakukan terhadap kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat, laktosa, serat kasar, kekentalan (metode engler),
bagian yang tak larut dalam air, kehalusan, NaCl, pH, dan bobot jenis. Pengujian ini untuk keadaan contoh dalam kaleng dan
keadaan contoh untuk semua jenis makanan dan minuman.
SNI 01-3146-1992 Proses pengolahan ayam beku Frozen chickens, Processing 2
Proses pengolahan sejak ayam dipotong dan dibersihkan, syarat bahan baku ayam yang akan dipotong, syarat pemotong dan
bahan pengemas, serta peralatan yang digunakan
SNI 01-3147-1992 Pengalengan ikan dalam saus tomat atau minyak Fish canning in tomato sauce or in edible oil 3
Proses pembuatan ikan dalam saus tomat dan atau minyak, peralatan yang digunakan, serta syarat bahan baku yaitu bahan
baku dan bahan penolong yang digunakan
SNI CAC/RAP 1:2011 Rekomendasi Nasional Kode Praktis - Prinsip umum Recommended International Code of Practice General 42
higiene pangan Principle of Food Hygiene
67.040 Produk makanan pertanian secara umum Agricultural food products in general
SNI 01-0219-1987 Kodeks makanan Indonesia Indonesian food codex 745
Persyaratan mutu makanan tambahan. Penamaan, bobot atom, bobot molekul dan senyawa kimia, angka bermakna dan
toleransi, logaritma, persyaratan air, persen, kadar larutan, kejernihan dan kekeruhan larutan, suhu, kadar air, tempat dan
penyimpanan. Metode pengujian dan penentuan kadar.
SNI 01-2358-1991 Makanan, Penentuan kadar borax Food, Determination of borax content 5
Metode berikut ini digunakan dalam menentukan kadar borax yang ada dalam makanan dengan cara mengalisanya.
SNI 01-2896-1992 Cemaran logam, Cara uji Metal pollutant, Test method 15
Cara uji ada 2 jenis yaitu cara langsung dan pengabuan kering. Pengujian dilakukan terhadap logam raksa dalam air minum,
minuman, dan dengan spektropotometer dan metode gutzeit.
SNI 01-2896-1998 Cara uji cemaran logam dalam makanan Test method for metal pollutant in food 16
Cara uji cemaran logam (Pb, Cu, Zn, Fe, timah) dalam makanan terdiri dari hidrolisis (buah-buahan, sayuran, daging, ikan,
makanan dalam kaleng); pengabuan kering (susu bubuk, kakao bubuk, ikan, t epung terigu, saos tomat, bahan dasar pakan
ternak); pengabuan basah dan pengabuan kering menggunakan digester microwave (Hg dalam makanan); spektrofotometer
serapan atom dengan graphite furnace (Cu, Fe, Ni, Pb dalam minyak murni atau kasar); pengabuan kering, pelarutan oksida-
oksida logam dan pembacaan absorbansi dengan spektrofotometer serapan atom dengan graphite furnace (Cu, Fe, Ni, Zn
dalam minyak)
SNI 2897:2008 Metode pengujian cemaran mikrobia dalam daging, telur Test methods for microbe pollutant in meets, eggs and milk 35
dan susu serta hasil olahannya includes their products
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2897-1992, menetapkan metode pengujian cemaran mikroba Total Plate Count
(TPC), Coliform, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella spp., Campylobacter spp., dan Listeria monocytogenes
secara kualitatif dan kuantitatif pada daging, telur dan susu, serta hasil olahannya. Pengujian Total Plate Count (TPC)
dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung koloni bakteri
yang ditumbuhkan pada media agar. Pengujian Most Propable Number (MPN) Coliform pada prinsipnya terdiri dari uji
presumtif dan uji konfirmasi, dengan menggunakan media cair di dalam tabung reaksi dan dilakukan berdasarkan jumlah
tabung positif. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya gas di dalam tabung Durham. Prinsip pengujian
Staphylococcus aureus adalah hitung cawan secara sebar pada permukaan media. Pengujian Salmonella spp. didasarkan
pada pertumbuhan bakteri ini pada media selektif melalui tahapan pra pengayaan dan pengayaan yang dilanjutkan dengan uji
biokimia dan serologi. Adapun Campylobacter spp.diuji melalui pertumbuhan bakteri ini pada media selektif dengan tahapan
pra pengayaan, pengayaan, isolasi dan identifikasi serta konfirmasi. Konfirmasi dan uji biokimia dilakukan melalui uji katalase,
uji sensitivitas antibiotik, pengecatan gram, uji hippurate hydrolysis, uji dengan TSIA, uji glucose utilization, uji katalase-
oxidase, uji growth temperature tolerance, uji pertumbuhan pada MacConkey Agar, dan uji pertumbuhan. Listeria
monocytogenes diuji melalui isolasi dan identifikasi bakteri dengan cara pembiakan pada media selektif. Selanjutnya,
identifikasi dilakukan melalui uji pengecatan gram, uji motilitas, uji gula-gula, uji katalase, dan uji k onfirmasi.
-7-
Print document
SNI 01-4215-1996 Makanan bebas gluten Free gluten food 2
syarat mutu makanan bebas gluten yang meliputi keadaan (bau, rasa, warna), kadar protein, nitrogen, vitamin dan mineral.
In order
Cara pengambilan contoh, carato
uji,print
syaratthis document
penandaan from
dan cara Scribd, you'll
pengemasan.
SNI 01-4216-1996 firstmakanan
Makanan formula sebagai need to diit
download it.
kontrol berat Food formula as weight control diet f ood 4
badan
syarat mutu makanan formula sebagai makanan diit untuk kontrol berat badan meliputi keadaan (bau, rasa, warna), kadar
protein, kadar lemak dan linoleat, kadar vitamin, kadar mineral, kadar bahan tambahan makan, cemaran dan energi. Cara
Cancel
pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan Download And Print
dan cara pengemasan.
SNI 01-4283-1996 Mi kering Dried Noodles 4
Standar ini meliputi, syarat mutu dan cara uji, cara pengemasan mi kering. Persyaratan mutu dan cara uji mie kering meliputi
kandung protein, bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran mikroba, kadar air, kadar abu. dan arsen
SNI 01-4866-1998 Cara uji cemaran arsen dalam makanan Test method for arsenic pollutant in food 8
Contoh didestruksi dengan asam menjadi larutan arsen, kemudian direaksikan dengan pereaksi menurut metode yang
digunakan, warna yang timbul dibaca dengan spektrofotometer. Metode yang dapat digunakan meliputi; spektrofotometri biru
molibdenium, spektrofotometri perak dietilditiokarbamat, dan spektrofotometri serapan atom.
SNI 01-6630-2002 Mi makanan ringan Noodles 24
standar ini menetapkan komposisi dan syarat mutu, pengambilan contoh, cara ujim hygienis, pengemasan dan syarat
penandaan mi makanan ringan.
67.050 Metode umum untuk pengujian dan analisa produk General methods of tests and analysis for food products
SNI 2326:2010 Metode pengambilan contoh pada produk perikanan Methods for sampling in fishery products
SNI 2332.6:2009 Cara uji mikrobiologi - Bagian 6: Penentuan parasit Test methods of Microbiology - Part 6: The determination of
cacing pada produk perikanan worm parasite in fishery products
SNI 2332.7:2009 Cara uji mikrobiologi - Bagian 7: Perhitungan kapang Test methods of Microbiology - Part 7: Calculation of mold
dan khamir pada produk perikanan and leavened in fishery products
SNI 2332.8:2010 Cara uji mikrobiologi - Bagian 8: Penentuan jumlah Test methods of microbiology - Part 8: Determination of the
bakteri pada permukaan ikan dan peralatan pengolahan number of bacteria on the surface of fish and fish processing
ikan (the swab technique) equipment (the swab technique)
SNI 2332.9:2011 Cara uji mikrobiologi - Bagian 9: Penentuan Microbiology testing method - Part 9 Determination
Staphylococcus aureus pada produk perikanan Staphylococcus aureus in fishery product
SNI 2354.10:2009 Cara uji kimia - Bagian 10: Penentuan kadar histamin Test methods of chemistry - Part 10: The determination of
dengan spektroflorometri dan Kromatografi Cair Kinerja histamine content by spectrofluorometry and high
Tinggi (KCKT) pada produk perikanan performance liquid chromatography (HPLC) in fishery
products
SNI 2354.11:2009 Cara uji kimia - Bagian 11: Penentuan residu Tetrasiklin Test methods of chemistry - Part 11: The determination of
dan derivatnya dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi residue for tetracyclines and their derivates by high
(KCKT) pada produk perikanan performance liquid chromatography (HPLC) in fishery
products
SNI 2354.5:2011 Cara uji kimia - Bagian 5: Penentuan kadar logam berat Chemical test method - Part 5 : Determination of heavy metal 10
timbal (Pb) dan kadmium (Cd) pada produk perikanan lead (Pb) and cadmium (Cd) in fishery products
SNI 2354.8:2009 Cara uji kimia - Bagian 8: Penentuan kadar Total Volatil Test methods of chemistry - Part 8: The determination of
Base Nitrogen (TVB-N) dan Trimetil Amin Nitrogen (TMA-total volatile base nitrogen (TVB-N) and trimethyl amine
N) pada produk perikanan nitrogen (TMA-N) content in fishery products
SNI 2372.2:2011 Cara uji fisika - Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada Test methods of physics - Part 2: The determination of 10
produk perikanan drained weight in fishery products
SNI 2372.5:2011 Cara uji fisika - Bagian 5: Penentuan rasio penyerapan Test methods of physics - Part 5: Determination of water 11
air (RPA) pada produk perikanan absorption ratio (RPA) in fishery products
SNI 2372.6:2009 Cara uji fisika - Bagian 6: Penentuan mutu pasta pada Test methods of physics - Part 6: The determination of paste
produk perikanan quality in fishery products
SNI 2372.7:2011 Cara uji fisika - Bagian 7: Pengujian filth pada produk Test methods of physics - Part 7: Filth testing in fishery 16
perikanan products
SNI 01-6366-2000 Batas maksimum cemaran mikroba dan batas maksi- Maximum microba pollutant limits and maxsimum residue 12
mum residu dalam bahan makanan asal hewan limits in animal origin foodstuff
Standar ini menerapkan persyaratan mutu batas maksimum cemaran mikroba pada daging segar/beku, daging tanpa tulang;
susu segar, susu pasteurisasi, susu bubuk, susu steril/UHT; teli\ur segar, telur tepung/kering, telur beku; dan residu bahan
makanan asal hewan (daging, telur,susu).
SNI 7385:2009 Batas maksimum kandungan mikotoksin dalam pangan Mycotoxin maximum level content on food
SNI 7541.3:2009 Metode pengujian dengan kromatografi cair kinerja ting- High performance liquid chromatographic test method - Part
gi(KCKT) - Bagian 3: Residu golongan sulfonamida 3: Sulfonamide group residue on meats, eggs, milks and its
dalam daging, telur, susu, dan olahannya products
SNI 7541.2:2009 Metode pengujian dengan kromatografi cair kinerja ting- High performance liquid chromatographic test method - Part
gi (KCKT) - Bagian 2: Residu golongan tetrasiklin 2 : Tetracycline group residue on meats, eggs, milks and its
dalam daging, telur, susu, dan olahannya products
SNI 7541.1:2009 Metode pengujian dengan kromatografi cair kinerja ting- High performance liquid chromatographic test method - Part
gi (KCKT) - Bagian 3: Residu kloramfenikol dalam da-, 2 : Chloramphenicol residue on meats, eggs, milks and its
ging telur, susu, dan olahannya products
SNI 7541.4:2010 Metode pengujian dengan kromatografi cair kinerja ting- Test methods with high performance liquid chromatography
gi (KCKT) - Bagian 4: Residu hormon trenbolon asetat (HPLC) - Part 4: Residues of hormones and dietilstibestrol
dan dietilstibestrol dalam daging, jeroan dan olahannya trenbolon acetate in meat, offal and processed
-8-
Print document
SNI 7577:2010 Metode pengujian Enterobacter sakazakii (Cronobacter Testing method for Enterobacter sakazakii on animal
In order
spp.) pada susu, susu bubuk, tosusu
dan printformula
this document products
from Scribd, you'll
for milk, milk powder and milk formula
67.060
first need to download it.
Biji-bijian, kacang-kacangan dan produk turunan Cereals, pulses and derived proaucts
SNI 01-0224-1987 Gabah, Standar mutu Rough rice, Specification 5
3 Jenis mutu gabah. Peristilahan dan definisi, persyaratan mutu (bebas hama dan penyakit, bau, fungisida, insektisida, suhu,
Cancel
kadar air, gabah hampa , butir rusak, Download
butir pengapur, And
butir merah, Print
benda uji, dan gabah varietas lainnya.
SNI 01-2602-1992 Keripik tempe goreng Fried fermented soya bean cake crackers 18
Syarat mutu keripik tempe goreng ditentukan dengan melakukan pengujian terhadap keadaan, jamur, air, protein, asam lemak
bebas dihitung sebagai asam hidrat, abu, serat kasar, c emaran logam, arsen dan cemaran mikroba.
SNI 01-2886-2000 Makanan ringan ekstrudat Extrudate snacks 4
Syarat mutu meliputi keadaan (bau, rasa, warna normal); kadar air maks. 4% b/b; kadar lemak (tanpa proses penggorengan
maks. 30% b/b; dengan proses penggorengan maks. 38% b/b; kadar silikat maks. 0,1% b/b; bahan tambahan makanan
(pemanis buatan : SNI 01-0222-1995 dan permenkes 722/Menkes/Per/IX/1998, pewarna); Cemaran logam (Pb maks 1,0
mg/kg, Cu maks. 10 mg/kg, Zn maks 40 mg/kg; Hg maks. 0,05 mg/kg); As maks. 10 mg/kg; Zn cemaran mikroba (ALT mals.
1,0X10 4koloni/g, kapang maks. 50 koloni/g, Ecoli negatif).
-9-
SNI 01-3728-1995 Tepung kacang hijau
Print document Green peas flour 12
Persyaratan mutu mencakup tidak boleh ada benda-benda asing, serangga dalam bentuk stadia dan potongan-potongan, jenis
pati lain selain pati kacang hijau, kehalusan, kadar air, silikat, serat kasar, derajat asam, protein, bahan tambahan makanan,
cemaran logam, cemaran arsen, dan cemaran mikroba serta cara uji.
In order to print this document from Scribd, you'll
SNI 01-3742-1995 Bihun instan Instant rice noodles 5
first need to download it.
Syarat mutu, persyaratan keadaan, benda-benda asing tidak boleh ada, keutuhan min. 90 %, uji kematangan, kadar air, kadar
abu tanpa garam, protein, derajat asam, bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen dan cemaran mikroba, serta cara
uji, cara pengambilan contoh sesuai petunjuk pengambilan contoh padatan.
SNI 3751:2009 Cancel
Tepung terigu sebagai bahan makanan Download And
Wheat flourPrint
as foodstuffs 54
- 10 -
Print document
SNI 01-4436-1998 Jipang beras Rice jipang snacks 5
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk jipang beras. Spesifikasi
In order to print this document from Scribd, you'll
syarat mutu antara lain mencakup jenis uji, bau, rasa, warna, air, abu, gula reduksi, bahan tambahan makanan ( Smt ).
SNI 01-4437-1998 Jipang kacang tanah first need to download it. Peanut jipang snacks 5
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk jipang kacang tanah.
Spesifikasi syarat mutu antara lain meliputi jenis uji bau, rasa, warna, air abu, gula reduksi, bahan tambahan makanan,
cemaran logam ( Smt ).
Cancel Download And Print
SNI 01-4439-1998 Bekatul Rice bran 3
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk bekatul. Syarat mutu
mencakup jenis uji air, abu, protein, lemak, serat kasar ( Smt ).
SNI 01-4440-1998 Katul gandum Wheat bran 3
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan katul gandum. Katul gandum
umumnya digunakan sebagai bahan makan ternak. Spesifikasi syarat mutu meliputi jenis uji bau, air, serat kasar, abu total,
protein dan lemak ( Smt ).
SNI 01-4447-1998 Tepung ketan Sticky rice flour 8
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk tepung ketan. Spesifikasi
syarat mutu antara lain mencakup jenis uji warna, bau, rasa, kehalusan, air, abu ( Smt ).
SNI 01-4450-1998 Jipang jagung Corn jipang snacks 5
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan jipang jagung. Jipang di daerah
tertentu biasa disebut gipang/kipang. Spesifikasi syarat mutu antara lain meliputi jenis uji bau, rasa, warna, air, abu, gula
reduksi, bahan tambahan makanan ( Smt ).
SNI 01-4451-1998 Jipang ketan Sticky rice jipang snacks 5
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk jipang ketan. Di daerah
tertentu jipang biasa disebut gipang/kipang. Spesifikasi syarat mutu antara lain mencakup jenis uji bau, rasa, warna, air, abu,
gula reduksi, bahan tambahan makanan ( Smt ).
SNI 01-4454-1998 Spagheti Spaghetti 6
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk spagheti. Spesifikasi syarat
mutu antara lain meliputi jenis uji warna, bau, diameter batang, keutuhan, air, abu, pewarna tambahan ( Smt ).
SNI 01-4459-1998 Sagu tumbuk Pounded sago snacks 5
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan sagu tumbuk. Spesifikasi syarat mutu
antara lain mencakup jenis uji warna, rasa, bau, air, lemak, cemaran logam, abu total ( Smt ).
SNI 01-4460-1998 Roti kenari Canary bread 5
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan roti kenari. Spesifikasi syarat mutu
antara lain mencakup jenis uji warna, rasa, bau, air, protein, asam lemak bebas, abu total dan cemaran logam ( Smt ).
SNI 01-4461-1998 Bangket sagu Bangket sago snacks 5
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan bangket sagu. Spesifikasi syarat
mutu antara lain mencakup jenis uji warna, rasa, bau, air, protein, lemak, abu total, cemaran total ( Smt ).
SNI 01-4469-1998 Tepung siap paki untuk kue Ready for use flour for cakes 8
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk tepung siap pakai untuk kue.
Spesifikasi syarat mutu antara lain mencakup jenis uji warna, bau, air, abu, bahan pengawet ( Smt ).
SNI 01-4470-1998 Keripik tahu Soybean curd crackers 5
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan keripik tahu. Spesifikasi syarat mutu
antara lain mencakup jenis uji bau, rasa, kadar air, kadar abu, bahan tambahan makanan ( Smt ).
SNI 01-4476-1998 Tepung bumbu Spiced flour 7
Syarat mutu meliputi; keadaan (bau dan rasa khas); tidak ada benda asing atau serangga; kadar air maksimal = 12%; serat
kasar maksimal = 1,5%; derajat asam maksimal = 4,0 ml NaOH 1N/100g; bahan tambahan makanan (bahan pengawet,
pewarna tambahan); cemaran logam, arsen, dan mikroba.
SNI 01-4864-1998 Bika ambon Bika ambon cakes 4
Syarat mutu meliputi; keadaan tekstur berongga; air maksimal=35%; protein minimal=2%; gula minimal=16%; cemaran
logam; arsen maksimal=1%. dan E-coli maksimal<3 APM/g.
SNI 01-4865.2-1998 Sambal tauco Sambal tauco (fermented bean paste sauce) 4
Syarat mutu meliputi; bau dan rasa normal; total padatan minimal=40,0%; protein minimal=7,5%; bahan tambahan makanan
(bahan pengawet); cemaran logam; arsen maksimal=1,0 mg/kg; cemaran mikroba (coliform<3 APM/g, salminella dan
kapang=negatif).
SNI 6128:2008 Beras Rice 12
SNI ini adalah hasil revisi SNI 01-6128-1999, Beras giling, yang menetapkan ketentuan persyaratan mutu, penandaan dan
pengemasan pada semua jenis beras yang beredar di pasar. Dalam standar ini beras diklasifikasikan dalam 5 kelas mutu yaitu
I, II, III, IV dan V. Syarat umum beras adalah: 1) Bebas hama, penyakit, 2) Bebas bau apek, asam atau bau asing lainnya, 3)
Bebas dari campuran dedak dan bekatul, dan 4) Bebas dari bahan kimia yang membahayakan konsumen. Sedangkan
persyaratan khusus beras berdasarkan pada komponen mutu: derajat sosoh, kadar air, butir kepala, butir patah, butir menir,
butir merah, butir kuning/rusak, butir mengapur, benda asing dan butir gabah. Cara pengambilan contoh uji sesuai SNI 19-
0428-1998. Pengujian beras harus dilakukan sesuai ketentuan dalam standar ini, masing-masing komponen mutu harus diuji
dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan. Penandaan pada produk beras mengacu pada peraturan pemerintah yang
terkait dengan pelabelan, dibagian luar kemasan ditulis dengan bahan yang aman, tidak luntur, jelas dan mencantumkan
informasi sesuai aturan. Beras dikemas dalam kemasan permanen yang kuat, aman bagi konsumen, higienis, tertutup rapat
dan tidak mencemari berasnya. Untuk keperluan rekomendasi beras harus memenuhi syarat keamanan cemaran logam berat
dengan mengacu CODEX STAN 228-2001, dan residu pestisida sesuai SNI 7313:2008
- 11 -
Print document
67.080 Buah-buahan. Sayur-sayuran Fruits. Vegetables
SNI 7419:2009 Pamelo In order to print this document Pamelo
from Scribd, you'll
67.080.01 first need
Buah, sayuran dan produk turunan to download
secara umum it. Fruits, vegetables and derived products in general
SNI 2690.2:2009 Rumput laut kering - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Dry seawed - Part 2: Raw material requirements
67.080.10 Buah dan produk turunan Fruits and derived products
SNI 01-0002-1987 Inti kelapa sawit Cancel Download PalmAnd Print
kernel 9
Persyaratan tentang kadar minyak, kadar asam lemak bebas, kadar air, kotoran, cara pengujian, pengambilan contoh dan
pengemasan inti kelapa sawit. Kadar minyak, minimum (dry basis) 49%.
SNI 01-1672-1989 Biji kenari Canari seeds 2
Syarat mutu dan cara uji biji kenari mencakup kadar air, kadar kotoran, biji rusak, biji pecah dan biji keriput. Digolongkan
dalam 2 jenis mutu.
SNI 01-2372.3-1998 Prosedur penentuan kepekatan saus tomat dalam kalengProcedures for density determination of canned tomato sauce 1
Letakkan satu sendok teh media saus tomat pada prisma refraktometer dan ratakan, kemudian amati kadar gula pasa lensa
pembidik. Kepekatan saus tomat dinyatakan sebagai kadar gula.
SNI 01-2881-1992 Krim kelapa Coconut cream 2
Pasta kelapa adalah suatu produk yang dibuat dengan cara menghaluskan kelapa parut kering dengan atau tanpa
penambahan bahan tambahan makanan sehingga merupakan suatu pasta. Pengujian terhadap persyaratan mutunya dilakukan
sesuai dengan standar terkait.
SNI 01-2906-1992 Biji mete kupas Peeled cashew kernels 11
Klasifikasi ada 5 jenis yaitu biji utuh, biji putus, biji belah dua, biji pecah dan biji hancur. Mutunya ditentukan oleh jumlah biji
per 500 gr, kadar air, warna, bau, biji rusak, biji bertesta, pecahan biji dan benda asing.
SNI 3164:2009 Mangga Manggoes 12
SNI tentang mangga ini hasil revisi SNI 01-3164, yang menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran, toleransi, penampilan,
pengemasan, pelabelan, rekomendasi dan higienis pada buah mangga (Mangifera indica L.). Standar ini berlaku untuk
varietas komersial mangga dari famili Anacardiaceae yang dipasarkan untuk konsumsi segar setelah penanganan dan
pengemasan. Mangga untuk kebutuhan industri/olahan tidak termasuk dalam standar ini. Untuk semua kelas buah dan cara
pemanenannya ditetapkan ketentuan minimum yang harus dipenuhi sesuai standar. Mangga digolongkan dalam 3 kelas mutu
yaitu kelas super, kelas A dan B dengan ketentuan mutu sesuai standar. Ketentuan ukuran mangga dibagi berdasarkan kode
ukuran (1 sampai 5) dan bobot mangga, sbb: kode ukuran 1, bobot >450 gr; kode ukuran 2, bobot 351-450 gr; kode ukuran 3,
bobot 251-350 gr; kode ukuran 4, bobot 151-250 gr; kode ukuran 5, bobot <150 gr. Batas ketentuan toleransi ukuran untuk
semua kelas adalah 10% diatas atau dibawah kisaran ukuran yang ditentukan. Penampilan mangga harus segar dan dikemas
sesuai aturan. Penandaan dan pelabelan pada kemasan konsumen harus sesuai dengan standar kemasan CODEX STAN 1-
1985, Adopted 1991, 1999, 2001, 2003, 2005 dan 2008, sedangkan pada kemasan bukan eceran diatur dalam standar.
Rekomendasi diberikan berdasarkan kandungan cemaran logam berat, dan residu (sesuai SNI 7313:2008). Mangga
dianjurkan memenuhi ketentuan higienis sesuai CAC/RCP 1-1969, Rev. 4-2003, CAC/RCP 53-2003, dan memenuhi standar
mikrobiologis sesuai CAC/GL 21-1997. Pengambilan contoh dilakukan dengan metode: uji organoleptik, sesuai CAC/GL 50-
2004; uji residu pestisida dan uji cemaran logam berat sesuai CAC/GL 50-2004. Metode pengujian harus dilakukan sesuai
ketentuan dalam standar.
SNI 3165:2009 Jeruk keprok Orange 16
SNI ini merupakan hasil revisi SNI 01-3265-1992, Jeruk keprok, yang menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran, toleransi,
penampilan, pengemasan, pelabelan, rekomendasi higienis pada buah jeruk keprok (Citrus sinensis (L) Osbeek). Standar ini
berlaku untuk varietas komersial dari jeruk keprok famili Rutaceae yang dipasarkan sebagai konsumsi segar setelah
penanganan pascapanennya. Jeruk keprok bagi kebutuhan industri/olahan tidak termasuk dalam ketetapan standar ini.
Ketentuan minimum untuk semua jenis buah jeruk keprok harus dipenuhi sesuai aturan dalam standar . Ketentuan tentang
kematangan jeruk keprok adalah padatan terlarut total daging buah min. 8ºBrix, dan tidak diperbolehkan melakukan
pengkuningan kulit buah (degreening). Jeruk keprok digolongkan dalam 3 kelas mutu, yaitu kelas super, kelas A dan kelas B,
dimana masing-masing kelas mutu harus memenuhi ketentuan dan syarat sesuai standar. Kode ukuran jeruk keprok ditentukan
berdasarkan diameter maksimum buah, sbb: Kode ukuran 1 diameter >70mm; kode ukuran 2, diameter 61-70mm; k ode
ukuran 3, diameter 51-60mm; dan kode ukuran 4, diameter 40-50mm. Batas toleransi ukuran untuk semua kelas, sebesar
10% berdasarkan jumlah atau bobot diatas atau dibawah kisaran ukuran yang ditentukan. Standar ini mengatur tentang
kesegaran dan pengemasan jeruk keprok.lPenandaan dan pelabelan pada kemasan harus sesuai CODEX STAN 1-1985,
Adopted 1991, 1999, 2001, 2003, 2005 dan 2008, sedangkan untuk kemasan bukan eceran harus diberi tanda dan label sesuai
aturan. Jeruk keprok harus memenuhi syarat cemaran logam berat sesuai ketentuan. Sedangkan untuk syarat higienis
dianjurkan sesuai prinsip dasar higienis makanan, dan harus memenuhi syarat mikrobiologi sesuai CAC/GL 21-1887. Metode
pengambilan contoh menggunakan uji orgonoleptik dan uji ukuran logam berat sesuai CAC/GL 50-2004, dan metode
pengujian dilakukan dengan uji organoleptik, sesuai pedoman pengujian organoleptik pada buah dan uji cemaran logam berat
sesuai CODEX STAN 228-2001.
SNI 3166:2009 Nenas Pineapples
SNI 3167:2009 Salak Salak 11
Standar ini hasil revisi SNI 01-3167-1992, menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran, toleransi, penampilan, pengemasan,
pelabelan, rekomendasi higienis pada buah salak (Sallaca edulis Reinw). Standar ini berlaku untuk varietas komersial dari
salak dari famili Palmae yang dipasarkan sebagai konsumsi segar setelah penanganan dan pengemasan. Salak untuk
kebutuhan industri tidak termasuk dalam ini. Ketentuan umum untuk semua jenis buah salak harus dipenuhi sesuai aturan
dalam standar. Salak digolongkan dalam 3 kelas mutu, yaitu kelas super, kelas A dan kelas B, dimana masing-masing kelas
mutu harus memenuhi ketentuan dan syarat sesuai standar. Kode ukuran salak ditentukan berdasarkan bobot, sbb; Kode
ukuran 1, dengan bobot >120gr; kode 2, dengan bobot 101-120gr; dan kode ukuran 3, dengan bobot 81-100gr. Toleransi mutu
dan ukuran yang diperbolehkan diatur dalam standar ini. Demikian juga dengan kesegaran dan pengemasan salak telah
diatur persyaratannya. Penandaan dan pelabelan pada kemasan harus sesuai CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999,
2001, 2003, 2005 dan 2008, sedangkan untuk kemasan bukan eceran harus diberi tanda dan label sesuai aturan. Salak harus
memenuhi syarat cemaran logam berat sesuai ketentuan. Sedangkan untuk syarat higienis dianjurkan sesuai prinsip dasar
higienis makanan, dan harus memenuhi syarat mikrobiologi sesuai CAC/GL 21-1887. Metode pengambilan contoh
menggunakan uji argonoleptik dan uji ukuran logam berat sesuai CAC/GL 50-2004, dan metode pengujian dilakukan dengan
uji organoleptik, sesuai pedoman pengujian organoleptik pada buah dan uji cemaran logam berat sesuai CODEX STAN 228-
2001.
- 12 -
Print document
Standar ini meliputi klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan
tepung pisang. Klasifikasi tepung pisang terdiri dari tepung pisang jenis A yaitu tepung yang diperoleh dari penepungan pisang
yang sudah matang melalui proses pengeringan dengan menggunakan mesin pengering dan jenis B, yakni tepung yang
diperoleh dari penepungan pisang yang sudah tua, tidak matang melalui proses pengeringan. Syarat mutu dan kriteria uji
tepung pisang meliputi keadaan (bau, rasa, warna), benda asing, serangga, jenis pati lain selain tepung pisang, kehalusan lolos
ayakan 60 mesh, air, bahan tambahan makanan, sulfit, cemaran logam (tembaga, timbal, seng, raksa), c emaran arsen, dan
cemaran mikroba (angka lempeng total, bakteri bentuk koli, escherichia coli, kapang dan kamir, enterococci, salmonella 25
gram, staphylococcus aureus)
- 13 -
Print document
- 14 -
Print document
- 15 -
Print document
SNI 6151:2009 Duku Lansium domesticum 11
SNI duku ini hasil revisi SNI 01-6151-1999, menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran toleransi, penampilan, pengemasan,
pelabelan, rekomendasiIn order
rekomendasi to print
dan higienis padathis
padadocument
buah from Scribd,
buah duku (Lansium you'llL). Standar
domesticum Standar berlaku untuk varietas
varietas komersial
dari duku yang dipasarkan
dipasarkan untuk konsumsi segar setelah penanganan
penanganan dan pengemasan.
pengemasan. Duku untuk kebutuhan
kebutuhan
industri/olahan first need
industri/olahan tidak termasuk to download
dalam it.
standar. Ketentuan minimum yang harus dipenuhi diatur dalam standar. Duku untuk
konsumsi segar dikelompokan dalam 3 kelas mutu yaitu: kelas super, kelas A dan kelas B, dimana masing-masing kelas harus
memenuhi ketentuan dan syarat sesuai standar. Ukuran duku ditentukan berdasarkan bobot atau diameter buah. Kode ukuran
(1 sampai 5) berdasarkan bobot
bobot diatur sbb: kode ukuran 1, bobot 27,5-30,0 gr; kode ukuran 2, bobot
bobot 25,9-27,4 gr; kode 3,
bobot 22,5-25,8 gr; kode ukuran
Cancel Download And Print
ukuran 4, bobot 19,9-22,4 gr; dan ukuran
ukuran 5, bobot 15-19,8 gr. Sedangkan
Sedangkan kode ukuran berdasarkan
berdasarkan
diameter diatur, sbb: kode ukuran 1, diameter >3; kode ukuran 2, diameter 2,5-3 dan kode ukuran 3, diameter <2,5. Toleransi
mutu dan toleransi ukuran sesuai ketentuan dalam standar. Demikian juga dengan kesegaran dan pengemasan duku telah
diatur persyaratannya. Penandaan dan pelabelan pada kemasan harus sesuai CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999,
2001, 2003, 2005 dan 2008, sedangkan untuk untuk kemasan bukan eceran harus
harus diberi tanda dan label sesuai
sesuai aturan. Duku harus
memenuhi syarat dibawah batas maksimun cemaran logam berat sesuai ketentuan. Sedangkan untuk syarat higienis
dianjurkan sesuai prinsip dasar higienis makanan, dan harus memenuhi syarat mikrobiologi sesuai CAC/GL 21-1887. Metode
pengambilan contoh
contoh menggunakan
menggunakan uji argonoleptik
argonoleptik dan uji ukuran
ukuran logam berat sesuai
sesuai CAC/GL 50-2004.
50-2004. Metode pengujian
pengujian
dilakukan dengan uji organoleptik, sesuai pedoman pengujian organoleptik
organoleptik pada buah dan uji cemaran logam berat sesuai
CODEX STAN 228-2001.
SNI 6947:2009 Markisa Passion fruits 10
Standar tentang markisa ini hasil revisi SNI 01-6947-2003,
01-6947-2003, Markisa (Passiflora lingularis) segar, menetapkan tentang mutu,
ukuran, toleransi, penampilan, pengemasan, pelabelan, rekomendasi dan higienis pada buah markisa (Passiflora ligularis).
Standar ini berlaku untuk varietas komersial dari markisa famili, Passifloraceae yang dipasarkan untuk konsumsi segar setelah
penanganan
penanganan dan pengemasan.
pengemasan. Markisa untuk ketentuan industri/olahan
industri/olahan tidak termasuk
termasuk dalam standar
standar ini. Ketentuan minimum
minimum
untuk semua kelas buah markisa yang harus dipenuhi harus sesuai aturan dalam standar. Markisa digolongkan dalam 3 kelas
mutu, yaitu kelas super, kelas A dan B, dimana masing-masing kelas harus memenuhi ketentuan dan persyaratan. Kode
ukuran markisa (1 sampai 5) ditentukan berdasarkan
berdasarkan bobot buah dengan bobot minimum 40 gr; kode ukuran 1, bobot ≥ 100 100 gr;
kode ukuran 2, bobot 81-99 gr; kode ukuran 3, bobot 61-80 gr; dan ukuran 4, bobot 40-60 gr, dengan toleransi mutu dan
toleransi ukuran sesuai ketentuan dalam standar. Demikian juga untuk kesegaran dan pengemasan markisa telah diatur
persyaratannya.
persyaratannya. Penandaan dan pelabelan pada pada kemasan harus sesuai CODEX STANSTAN 1-1985, Adopted
Adopted 1991, 1999,
1999, 2001,
2003, 2005 dan 2008, sedangkan
sedangkan untuk kemasan bukan eceran
eceran harus diberi tanda dan label
label sesuai aturan. Markisa harus
harus
memenuhi syarat dibawah batas maksimun cemaran logam berat sesuai ketentuan. Sedangkan untuk syarat higienis
dianjurkan sesuai prinsip dasar higienis makanan, dan harus memenuhi syarat mikrobiologi sesuai CAC/GL 21-1887. Metode
pengambilan contoh
contoh menggunakan
menggunakan uji organoleptik
organoleptik dan uji ukuran
ukuran logam berat sesuai
sesuai CAC/GL 50-2004.
50-2004. Metode pengujian
pengujian
dilakukan dengan uji organoleptik, sesuai CODEX STAN 228-2001.
SNI 7382:2009 Sari buah mangga Manggo juice
SNI 7418:2009 Jambu biji Guava 10
- 16 -
Print document
67.080.20 Sayuran dan produk turunan Vegetables and derived products
first
Syarat mutu sauerkraut need
dalam to download
kemasan ditentukanit.dengan melakukan pengujian terhadap keadaan kemasan sebelum dan
sesudah pengeraman,
pengeraman, keadaan bau,
bau, rasa, warna, tekstur, bahan-bahan
bahan-bahan asing, bobot tuntas,
tuntas, jumlah asam dan
dan asam yang mudah
mudah
meguap, NaCl, cemaran logam, arsen dan cemarn mikroba.
SNI 2690.1:2009 Rumput laut kering - Bagian 1: Spesifikasi Dry seawed - Part 1: Specification
Cancel Download And Print
SNI 2690.3:2009 Rumput laut kering - Bagian 3: Penanganan dan Dry seawed - Part 3: Handling and processing
pengolahan
SNI 01-2741-1992 Jamur kancing dalam kaleng atau botol Canned or bottled button mushroom 10
Standar ini memuat spesifikasi teknis yang harus dipenuhi oleh jamur kancing dalam kaleng atau botol. Pengujian dilakukan
adalah : Keadaan pengemas, kehampaan, rongga udara, keadaaan isi, cacat, noda dan bahan asing .
SNI 01-2742-1992 Jamur merang dalam kaleng atau botol Canned or bottled ricestraw mushroom
mushroom 8
Standar ini memuat spesifikasi teknis yang harus dipakai oleh jamur merang dalam kaleng atau botol. Pada jamur ini
dilakuakan pengujian, keadaan pengemas, kehampaan,
kehampaan, rongga udara, keadaan isi, cacat , noda dan bahan asing.
SNI 01-2802-1995 Agar-agar tepung Seaweed gelatine powder 6
Standar ini meliputi syarat mutu dan cara uji agar-agar tepung. Syarat mutunya mencakup organoleptik, air, kelarutan, uji
pati.
SNI 01-2905-1992 Gaplek Dried cassava 11
Gaplek ialah umbi dari tanaman
tanaman manihot utilissina POHL yang sudah
sudah dikupas, dikeringkan
dikeringkan dan disajikan dalam
dalam bentuk
gelondong, chips,
chips, pellet, tepung dan kubus.
kubus. Spesifikasi persyaratan
persyaratan mutu ditentukan dengan
dengan pengujian tehadap
tehadap kadar air,
air,
kadar pati, kadar serat, dan kadar pasir/silika.
SNI 01-2976-2006 Saus cabe Chilli (red pepper) sauce 11
Menguraikan spesifikasi
spesifikasi teknik, pengambilan
pengambilan contoh dan
dan cara uji ( keadaan,
keadaan, jumlah padatan,
padatan, abu tidak larut
larut dalam asam,
mikroskopik, bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen dan cemaran mikroba ) untuk saos cabe .
SNI 01-2997-1996 Tepung singkong Cassava flour 7
Tepung singkong merupakan tepung yang dibuat dari umbi. Ubi kayu melalui penepungan dengan mengendalikan
mengendalikan ketentuan
keamanan pangan ( U U RI No 23 / 92 ). Jenis uji yang dilakukan : Kenampakan, kimia dan mikrobiologi .
SNI 01-3159-1992 Bawang merah Onions 3
Persyaratan mutu bawang untuk
untuk 2 jenis mutu mencakup
mencakup kesamaan sifat varietas
varietas , ketuaan, kekerasan,
kekerasan, diameter minimum,
persentase kerusakan,
kerusakan, busuk, dan kotoran
kotoran
SNI 01-3160-1992 Bawang putih Garlic 4
Persyaratan mutu bawang putih
putih mencakup kesamaan sifat
sifat varietas, tingkat
tingkat kematangan, kekompakan
kekompakan dan keberuasan
keberuasan siung,
kekeringan dan persentase kerusakan
SNI 01-3161-1992 Petsai segar Fresh Chinesse cabbages 3
Petsai digolongkan
digolongkan dalam 2 golongan
golongan yaitu : minimum 1,5 kg per krop, dan
dan kecil : 0,5- 1,5 kg per krop. Persyaratan
Persyaratan mutu
mutu
ditentukan dari karakteristik yang mencakup kesamaan sifat varietas, kepadatan, kesegaran, ukuran, kotoran persentase
bobot maksimum, persentasi jumlah kerusakan maksimum dan persentase jumlah yang busuk.
SNI 01-3162-1992 Tomat segar Fresh tomatoes 3
Tomat digolongkan dalam 3 golongan berat, yaitu : besar lebih dari 150 gram per buah; sedang : 100-150 gram per buah, dan
kecil : kurang dari 100 gram per buah. Persyaratan mutu ditentukan dari karakteristik yang mencakup kesamaan sifat
varietas, tingkat ketuaan, ukuran, kotoran, persentase jumlah maksimum kerusakan dan persentase jumlah maksimum tomat
yang busuk.
SNI 01-3163-1992 Wortel segar Fresh carrots 3
Worter segar digolongkan dalam 2 jenis mutu. Syarat mutu ditentukan dari karakteristik yang mencakup kesamaan sifat
varietas, kekerasan, warna, kerataan permukaan, tekstur, persentase jumlah maksimum kerusakan, persentase jumlah
maksimum wortel yang busuk, diameter, panjang tungkai dan kotoran.
SNI 01-3174-1998 Kubis segar Fresh cabbages 10
Persyaratan mutu,
mutu, cara uji dan cara pengemasan kubis
kubis segar.
Digolongkan dalam
dalam 4 (empat) macam ukuran
ukuran berat yang masing-masing terdiri dari 2 jenis mutu yang
yang
mempunyai sifat varietas serupa dalam satu kemasan, yaitu: kecil, 500 gram ke bawah; sedang, 501 - 1000 gram; 1001 - 1800
gram; dan sangat
sangat besar 1810 - ke atas.
atas. Syarat mutu ditinjau
ditinjau dari karakteristik
karakteristik yang meliputi : jumlah daun pembungkus
pembungkus
(helai), keseragaman bentuk dan ukuran, kepadatan, warna daun luar dan panjang batang kubis maksimum.
Selain itu juga persentasi kadar kotoran maksimum dan kubis cacat maksimum.
SNI 01-3175-1992 Kentang segar Fresh potatoes 3
Persyaratan mutu,
mutu, cara pengujian
pengujian dan cara pengemasan
pengemasan kentang segar.
segar. Digolongkan dalam
dalam 4 (empat) macam ukuran
ukuran berat
yang masing-masing
masing-masing terdiri dari 2 jenis
jenis mutu yang mempunyai
mempunyai sifat varietas serupa
serupa dalam satu kemasan
kemasan yaitu kecil, 50 gram
gram
ke bawah; sedang, 51 - 100 gram; besar, 101 - 300 gram; sangat besar, 301gram ke atas.
Syarat mutu ditinjau dari karakteristik yang meliputi ke seragaman warna dan bentuk, ukuran, kerataan permukaan kentang,
dan ketuaan kentang, juga persentase kadar kotoran dan kentang cacat.
- 17 -
Print document
SNI 01-3389-1994 Lombok kering Dried chillie 2
Syarat mutu, cara uji, dan pengemasan lombok kering. Persyaratan mutu mencakup bau, rasa adanya jamur dan serangga,
kadar air, benda asingIndan
order
buahto print this document from Scribd, you'll
cacat.
SNI 01-3546-2004 Saus tomat first need to download it. Tomato sauce 6
Persyaratan mutu antara lain meliputi jumlah padatan 25-40 %, pengawet benzoat maks. 1000 mg/kg, identifikasi tomat positif,
cemaran logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba, mencakup pula cara uji.
SNI 01-3837-1995 Asparagus dalam kemasan Asparagus in package 8
Cancel Download And Print
Standar ini menetapkan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan syarat pengemasan asparagus.
Asparagus dalam kemasan adalah produk yang diolah dari bagian tunas berbagai varietas tanaman Asparagus officinale L
yang dengan atau tanpa dikupas atau tidak dikupas, dikemas dengan air atau media cair, zat tambahan yang sesuai, diproses
dengan pemanasan yang cocok sebelum atau sesudah dikemas. Produk asparagus ini dikemas dalam wadah yang tertutup
kedap tidak dipengaruhi dan mempengaruhi isi, aman selama penyimpanan dan pengangkutan.
Persyaratan mutu meliputi kadar air, jumlah gula, bahan tambahan makanan, cemaran logam (Pb, Cu, Zn, Hg), arsen dan
cemaran mikroba (antara lain E Coli, Kapang dan Khamir). Pemanis buatan tidak boleh ada.
SNI 01-4302-1996 Keripik gadung Keripik gadung (crispy chips of creeping edible tuber) 4
Persyaratan mutu meliputi, keutuhan benda-benda asing, air, abu tanpa garam, bahan tambahan makanan, cemaran logam,
arsen, sianida, cemaran mikroba. Boraks tidak boleh ada, pewarna sesuai SNI 01-0222-1995.
SNI 01-4303-1996 Keripik jamur kancing Button mushroom chips 3
Persyaratan mutu meliputi kadar air, abu, protein, asam lemak bebas, serat kasar, cemaran logam, arsen, cemaran mikroba.
Cara pengambilan contoh sesuai SNI 01-2891-1992.
SNI 01-4305-1996 Keripik singkong Cassava crackers 5
Persyaratan mutu meliputi keadaan, keutuhan. air, abu, asam lemak bebas, bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen,
cemaran mikroba. Cara uji sesuai SNI 01-2891-1992. Tidak boleh menggunakan pemanis buatan, cara uji pengawet makanan
sesuai SNI 01-2894-1992.
SNI 01-4306-1996 Keripik ubi jalar Sweet potatoes chips 5
Persyaratan mutu meliputi keadaan, keutuhan, air, abu, asam lemak bebas, bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen,
cemaran mikroba. Cara uji untuk kandungan air, abu, asam lemak bebas sesuai SNI 01-2891-1992, pewarnas sesuai SNI 01-
0222-1995. Tidak boleh menggunakan pemanis butan.
SNI 01-4321-1996 Sup instant Instant soup 3
Persyaratan mutu meliputi keadaan, air, protein, lemak, bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen, cemaran mikroba.
Cemaran mikroba meliputi Coliform, E Coliform, Salmonella, Kapang; cemaran logam meliputi Pb, Cu, Zn, Sn, Hg
SNI 01-4464-1998 Enbal Enbal snacks 4
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan embal. Spesifikasi syarat mutu
antara lain mencakup jenis uji warna, rasa, bau, air, abu total, cemaran logam ( Smt ).
SNI 01-4477-1998 Kentang dalam kemasan Potatoes in package 9
Syarat mutu meliputi; keadaan (bau dan rasa segar, warna putih kekuning-kuningan); keseragaman warna; keseragaman
bentuk (batang, pipih); tidak terdapat koyoran, dan; pengawet.
SNI 01-4480-1998 Cabai merah segar Fresh red chillies 10
Syarat mutu meliputi; warna merah; keseragaman bentuk; keseragaman ukuran (cabai merah besar, cabai merah keriting);
kadar kotoran; tingkat kerusakan dan busuk.
SNI 01-4493-1998 Ubi jalar Sweet potatoes 9
Syarat umum meliputi; bau normal; bebas dari hama dan penyakit; bebas dari bahan kimia; masak fisiologis optimal, dan;
kondisi bersih. Syarat khusus meliputi; beratl umbi cacat; kadar air, serat, dan pati.
SNI 01-4497-1998 Penetapan kadar agar dari rumput laut Determination of gelatin content in seaweeds 3
Prosedur penetapan meliputi; rumput laut dicuci dengan NaOH dengan bantuan pemanasan, penyaringan, dan pembilasan
dengan HCl untuk menetralkan kembali; rumput laut diekstrasi dengan air pada kondisi netral pada suhu 100'C selama dua
jam; filtrat didinginkan dalam freezer untuk memperoleh strip agar.
SNI 01-4498-1998 Penetapan kadar karagenan dari rumput laut Determination of caragenan content in seaweeds 2
Prosedur penetapan meliputi; rumput laut diekstraksi dengan pelarut air pada kondisi basa dan dipanaskan hingga menjasi
bubur kemudian disaring; hasil saringan atau filtrat dinetralkan dengan NaCl kemudian diendapkan dengan pelarut
isopropanol menjadi karagenan.
- 18 -
Print document
SNI 01-4967-1999 Sup krim instan Instant cream soup 4
Syarat mutu meliputi; bau dan rosa normal; tektur (berbentuk larutan kental setelah diseduh); protein minimal=10%; lemak
In order to
minimal=5%; bahan tambahan print this
makanan document
(pengawet from Scribd,
dan penyedap you'll arsen, logam, dan mikroba.
rasa); cemaran
SNI 01-6057-1999 Tepung garut first need to download it. Garut (Maranta arundinaceae, L) flour 12
Syarat mutu tepung garut antara lain meliputi; berbentuk serbuk halus, tidak ada benda asing, serangga dan jenis pati lain,
lolos ayakan 100 mesh minimal=95%, kadar air maksimal=16%, serat kasar maksimal=1%, derajat asam maksimal=4,0 ml N,
residu SO2 maksimal=30 mg/g.
SNI 01-6236-2000 Manisan rumput laut dalam kemasan Cancel Download Andseaweed
Candied Print in package 15
Syarat mutu meliputi keadaan (bau, warna, rasa, tekstur: normal); benda asing: tidak ada; bobot tuntas: min. 17 %b/b;
sakarosa: min. 10%b/b; pH larutan gula: 4-7; bahan tambahan makanan (pemanis buatan: sakarin, siklamat; pewarna
tambahan; pengawet: natrium benzoat; asam sitrat); cemaran logam (Pb: maks. 2,0 mg/kg, Cu: maks. 5,0 mg/kg, Hg: maks.
0,03 mg/kg, Zn : maks. 40,0 mg/kg, Sn: maks. 40,0 mg/kg atau 250 mg/kg); As: maks.1,0 mg/kg; cemaran mikroba (ALT:
maks. 2,0 x 10 2 kalori/g, Coliform: maks. 10 APM/g, E. coli: O, kapang/khamir: maks. 50/50 kolori/g)
SNI 01-6492-2000 Rumput laut (Eucheuma cottonii) basah kelas konsumsi Consumption class of fresh seaweed (Euchema cottonii)
Standar ini menetapkan klasifikasi, persyaratan, dan tata cara pemeriksaan.
SNI 01-6492.1-2000 Produksi rumput laut (Eucheuma cottonii) kelas pembesaran Breeder production of seaweed (Euchema cottonii)
SNI 01-6945-2003 Jamur merang (Volvaria volvaceae) segar Fresh mushrooms (Volvaria volvaceae) 15
jamur merang merupakan hasil dari tanaman jamur merang (Volvaria volvaceae) dalam tingkat perkembangan yang cukup,
belum mekar atau masih berbentuk kuncup dengan tudungnya tersungkup ketat (tidak mempunyai cabang) atau masih dalam
stadia kuncup, utuh segar dan bersih. Standar ini meliputi klasifikasi penggolongan, syarat mutu, cara pengambilan contoh,
cara uji, syarat penandaan, cara pengemasan dan rekomendasi.
SNI 01-6995-2004 Lobak segar The fresh radishes (Raphanus sativus Linn) 16
lobak segar merupakan umbi dari tanaman lobak (Raphanus sativus L.) pada tingkat umur optimal, utuh, segar dan be rsih.
Standar ini meliputi klasifikasi, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, pengemasan, dan rekomendasi
SNI 01-6996-2004 Bawang daun segar The fresh scallion (Allium fistulosum Linn) 13
bawang daun segar merupakan hasil dari tanaman bawang daun dalam keadaan cukup umur, utuh, segar dan bersih. Standar
ini meliputi klasifikasi, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, pengemasan dan rekomendasi
- 19 -
Print document
SNI 01-3701-1995 Susu bubuk diet diabetes Diabetes diet milk powder 7
Syarat mutu dan cara uji keadaan, air, abu, protein, lemak, laktosa, glukosa, total energi, bahan tambahan makanan, cemaran
logam, cemaran arsenIndan
order to print
cemaran this Protein
mikroba. document 25-40from Scribd,
%, laktosa you'll
min. 35 %, glukosa maks. 0,5.
SNI 3752:2009 Susu cokelat bubuk first need to download it. Cocoa milk powder 46
SNI 01-3950-1998 Susu UHT (ultra high temperature) UHT(ultra high temperature) milk 5
Susu UHT diperoleh dengan cara mensterilkan susu minimal pada suhu 135'C selama dua detik. Syarat mutu meliputi; warna,
bau, rasa sesuai label; protein; lemak; pewarna tambahan; camaran logam, dan; cemaran arsen maksimal = 0,1 mg/kg.
SNI 01-3951-1995 Susu pasteurisasi Pasteurized milk 3
Susu segar, susu rekonstitusi, susu rekombinasi yang telah mengalami proses pemanasan pada temperatur 63 derajat selsius
sampai 66 derajat selsius, selam minimum 30 menit atau pemanasan 72 derajat selsius selama 15 detik, kemudian didinginkan
sampai 10 derajat selsius, diperlakukan secara aseptis di simpan pada suhu 4,4 derajat selsius. Jenis mutu dibedakan menjadi
susu parteurisasi tanpa penyedap rasa dan yang diberi penyedap cita rasa, syarat mutu, pengambilan contoh serta
pengemasan.
- 20 -
67.100.40 Es krim dan tepung es
Print document
Ice cream and ice confectionery
SNI 01-3713-1995 Es krim Ice cream 8
Syarat mutu dan cara uji kadar lemak, gula dihitung sebagai sakarosa, protein, jumlah padatan, bahan tambahan makanan,
In order
cemaran logam, cemaran arsen to
danprint thismikroba.
cemaran document from Scribd, you'll
SNI 01-3725-1995 Tepung es krim first need to download it. Ice cream powder 8
Syarat mutu dan cara uji kadar air, abu, protein, lemak, gula dihitung sebagai sakarosa, bahan tambahan makanan, cemaran
logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba. Protein minimum 5,0 %, lemak minimum 12,0 %, dan gula 20 %.
67.100.99 Produk susu lainnya Other milk products
Cancel Download And Print
SNI 01-4219-1996 Hasil olahan kasein Casein processed product 4
Standar ini menetapkan definisi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara
pengemasan standar hasil olahan kasein yaitu produk yang diperoleh dari susu sapi dengan cara pemisahan atau pengeringan,
menggunakan biakan pemicu berupa bakteri penghasil asam laktat yang tidak berbahaya, renet atau enzim penggumpal lain
yang sesuai dan aman dapat mengandung produk fermentasi laktat tajin susu (whey) dengan atau tanpa bahan tambahan.
Produk dapat dikonsumsi langsung atau diolah lebih lanjut sesuai dengan klasifikasi yaitu kasein asam, kaseinat, dan kasein
rennet. Syarat mutu yang merupakan kriteria uji adalah keadaan, nitrogen, kandungan kasein dalam protein, kelembaban,
lemak susu, endapan (partikel hancur), abu (t ermasuk P2O5), laktosa, asam bebas, pH, cemaran logam dan cemaran
mikroba.
SNI 4444:2009 Krimer nabati bubuk Vegetable creamer 42
67.120 Daging, produk daging dan produk hewan lainnya Meat, meat products and other animal produce
67.120.01 Produk hewan secara umum Animal produce in general
SNI 01-1675-1989 Pecahan tulang setelah pengukusan pada tekanan tinggiHigh pressure steamed crushed bones 6
Menetapkan syarat mutu berdasarkan kadar air, kadar phosphor total. Cara pengambilan contoh, cara uji yang meliputi
peralatan, cara kerja, perhitungan serta penentuan kadar P2O5 total serta syarat penandaan, pengemasan diberikan.
SNI 01-1676-1989 Pecahan tulang setelah dihilangkan lemaknya Degreased crushed bones 8
Menetapkan spesifikasi syarat mutu yang terdiri dari unsur kadar air, lemak, N total dan kotoran. Cara uji untuk tiap spesifikasi
termasuk prinsip, peralatan, cara kerja dan cara perhitungan beserta pengambilan contohnya diberikan. Syarat penandaan
dan pengemasan juga diberikan.
SNI 4869.1:2008 Semen beku - Bagian 1:Sapi Frozen sperm - Part 1 : cows 7
- 21 -
Print document
SNI 01-3818-1995 Bakso daging Meat balls 4
Standar ini menetapkan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan bakso
In order
daging. Syarat mutu dan kriteriato
ujiprint
baksothis document
daging from Scribd,
meliputi keadaan you'llrasa), air, abu, protein, lemak, boraks, bahan
(bau, warna,
tambahan pangan, cemaran logam (tembaga, timbal, seng, timah, raksa), cemaran arsen, dan cemaran mikroba (angka
lempeng total, bakterifirst needescherichia
coliform, to download it.
coli, enterococci, staphylococcus aureus, clostridium perfringens, salmonella
SNI 01-3820-1995 Sosis daging Meat sausage 4
Standar ini meliputi syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan sosis daging,
Cancel
syarat mutu dan criteria uji yang Download
ditetapkan untuk And Print
sosis daging mencakup keadaan (bau, warna, rasa), air, abu, protein,
lemak, karbohidrat, bahan tambahan pangan (pengawet, pewaarna), cemaran logam (tembaga, timbal, seng, timah, raksa),
cemaran arsen, dan cemaran mikroba (angka lempeng total, bakteri bentuk koli, escherichia coli, e nterococci,
staphylococcus aureus, clostridium perfringens, salmonella
SNI 3932:2008 Mutu karkas dan daging sapi Quality of cow carcasses and meets 17
Standar mutu karkas dan daging sapi ini hasil revisi SNI 01-3933-1995, Karkas kerbau, yang menetapkan klasifikasi, peta dan
tingkatan untuk karkas, tingkatan untuk daging, pengemasan, pelabelan dan penyimpanan karkas dan daging sapi. Tidak
berlaku untuk sapi lokal. Karkas adalah bagian tubuh sapi sehat yang telah disembelih secara halal sesuai CAC/GL 24-1997,
telah di teliti, dikeluarkan jeroan, dipisahkan kepala dan kaki mulai dari tarsus/karpus kebawah, organ reproduksi dan ambing,
ekor serta lemak yang berlebih. Karkas diklasifikasi berdasar umur dan jenis kelamin, sbb. Veal, Yearking, Young, Young
prime, Prime, dan Low/steer/ox. Sedangkan klasifikasi potongan daging dibagi menjadi: golongan I terdiri dari potongan has
dalam, has luar dan lamosir; golongan II terdiri dari tanjung, kelapa, penutup, pendasar, gandik, kijen, sampil besar dan
sampil kecil; golongan III terdiri dari sengkel, daging iga, samcan, sandung, lamur. Persyaratan mutu karkas, diatur dalam
standar ini. Jenis uji yang diterapkan untuk setiap tingkatan mutu karkas meliputi ketebalan lemak, warna, komformasi dan
perubahan warna. Jenis uji untuk menetapkan tingkatan mutu daging adalah: warna daging, warna lemak, marbling dan
tekstur. Sedangkan syarat mutu mikro biologis daging sapi meliputi jenis uji: Total Plate Count maks. 1x10pangkat 6 cfu/g,
caliform maks. 1x10²cfu/g, Stapilococcus aureus maks 1x10²cfu/g, Salmonella sp.negatif per 25 g, dan Escherichia coli maks.
1x10¹cfu/g. Cara pemotongan karkas harus dilakukan sesuai ketentuan dalam standar. Tata cara pengambilan contoh
mengacu SNI 2897:2008. Cara pengujian fisik untuk daging dan karkas diatur dalam SNI ini, sedangkan cemaran mikroba
mengacu SNI 2897:2008. Produk dikemas dalam kemasan yang aman serta tidak mengakibatkan penyimpangan /kerusakan
produk selama penyimpanan dan pengangkutan. Informasi untuk pelabelan harus sesuai ketentuan.
- 22 -
Print document
67.120.20 Unggas dan telur Poultry and eggs
SNI 01-2883-1992 Sari pati ayam In order to print this document Chicken
from Scribd, you'll
instant 13
Sari pati ayam adalahfirst need
ekstrak to download
karkas it. dengan atau tanpa penambahan garam, sari simplisia, dalam bentuk siap
ayam pedaging
di konsumsi. Pengujian dilakukan terhadap keadaan, protein, asam amino, pH, pewarna, kehampaan, padatan bukan protein,
cemaran logam, Hg, As, dan cemaran mikroba.
SNI 3924:2009 Mutu karkas dan daging ayam
Cancel Download And Print
Chicken and carcases
SNI 3925:2008 Mutu karkas dan daging kambing/domba Quality of goats/sheeps carcasses and meets 10
SNI 3925:2008 ini merupakan revisi SNI 013925-1995, Karkas kambing/domba. Revisi standar dilakukan dalam rangka
memperbaiki persyaratan untuk karkas dan daging kambing/ domba. Standar ini menetapkan klasifikasi, peta dan potongan
karkas, persyaratan mutu daging, pengemasan, pelabelan dan penyimpanan karkas dan daging kambing/domba. Karkas
adalah bagian tubuh sapi sehat yang telah disembelih secara halal sesuai CAC/GL 24-1997, telah diteliti, dikeluarkan jeroan,
dipisahkan kepala dan kaki mulai dari tarsus/karpus kebawah, organ reproduksi dan ambing, ekor serta lemak yang berlebih.
Karkas kambing/domba diklasifikan berdasarkan umur dan jenis kelamin sbb: Lamb, Yearling mutton, dan Older mutton.
Potongan karkas kambing/domba digolongkan menjadi tiga, yaitu golongan I terdiri dari tender loin dan loin; golongan II
terdiri dari leg, shoulder dan rock; dan golongan III terdiri dari breast, flank dan shouk. Persyaratan mutu daging diatur
dalam standar ini.derajat marbling yang ditetapkan pada setiap umur untuk menetapkan tingkatan dan syarat mutu daging
adalah : banyak, sedang, sedikit dan tanpa marbling. Jenis uji dalam menetapkan syarat mutu mikrobiologi adalah: Total Plate
Count maks 1x10pangkat 6 cfu/g, Coliform maks 1x10²cfu/g, Stapilococcus aureus maks.1x10²cfu/g, Salmonella sp. negative
per 25gr, dan Escherichia coli maks. 1x10¹cfu/g. Peta karkas kambing/domba dapat dilihat dalam standar ini. Cara
pemotongan karkas harus dilakukan sesuai ketentuan dan tata cara pengambilan contoh mengacu pada SNI 2897:2008.
Pengujian fisik dilakukan secara visual (rispeksia), dan cemaran mikroba mengacu pada SNI 2897:2008. Produk dikemas
dalam kemasan yang aman, serta tidak mengakibatkan penyimpanan/kerusakan produk selama penyimpanan dan
pengangkutan. Pelabelan dan penyimpanan harus dilakukan sesuai ketentuan dalam standar ini.
- 23 -
Print document
SNI 01-2332.1-2006 Cara uji mikrobiologi - Bagian 1: Penentuan Coliform Test methods of microbiology - Part 1: The determination of 21
dan Escherichia coli pada produk perikanan Coliform and Escherichia coli in fishery products
In order
Standar ini menetapakan prinsipto print this
pengujian document
coliform from Scribd,
dan Escherichia you'll
coli pada produk perikanan termasuk persyaratan
peralatan, media dan pereaksi, kondisi pengujian, preparasi contoh. Prosedur pengujian diatur dari persiapan contoh, analisa
first need to download it.
yang mencakup uji pendugaan coliform dan Escherichia coli, uji morfologi dan uji biokimia. Interpretasi hasil menggunakan
kriteria nilai gas pada tabung LTB, indol, MR, VP, Citrat dan uji morfologi. Pelaporan berisi pernyataan coliform dan
Escherichia coli dari hasil interpretasi dalam Angka Paling Memungkinkan/g (APM/g). Keamanan dan keselamatan kerja
juga diatur dalam SNI ini. Standar ini digunakanDownload
Cancel And
untuk menentukan Print
bakteri indikator sanitasi (Coliform dan Escherichia coli)
pada produk perikanan. Prinsip pengujian ini adalah menumbuhkan bakteri dalam suatu media cair dan perhitungan
dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Dalam prosedur pengujian
terdapat beberapa tahap analisa yang mencakup uji pendugaan coliform (Presumptive coliform), uji penegasan coliform
(confirmed coliform), uji pendugaan Escherichia coli (faecal coliform, presumptive Escherichia coli), uji penegasan
Escherichia coli (confirmed Escherichia coli), uji morfologi, uji biokimia dan produksi gas dari laktosa.
SNI 01-2332.2-2006 Cara uji mikrobiologi - Bagian 2: Penentuan Salmonella Test methods of microbiology - Part 2: The determination of 28
pada produk perikanan Salmonella in fishery products
Standar ini menetapakan prinsip pengujian Salmonella pada produk perikanan dengan cara mendeteksi, mengisolasi dan
mengkonfirmasi bakteri Salmonella pada produk perikanan termasuk persyaratan peralatan, media, pereaksi dan preparasi
contoh. Prosedur pengujian melalui tahapan pra pengkayaan dan pengkayaan untuk media uji, isolasi dan identifikasi
Salmonella menggunakan uji serologi Polyvalent Flagellar (H), uji kultur urease negatif, uji serologi Polyvalent Somatic (O)
dan uji biokimia tambahan. Prinsip pengujian ini adalah contoh yang diuji ditumbuhkan terlebih dahulu pada media
pengkayaan kemudian dideteksi dengan menumbuhkannya pada media agar selektif. Koloni-koloni yang diduga Salmonella
(suspected colonies) pada media selektif diisolasi dan dilanjutkan dengan konfirmasi melalui uji biokimia dan uji serologi untuk
meyakinkan ada atau tidaknya bakteri Salmonella. Keamanan dan keselamatan kerja juga diatur dalam SNI ini.
SNI 01-2332.3-2006 Cara uji mikrobilologi-Bagian 3: Penentuan angka lem- Test methods of microbiology - Part 3: Determination of total 15
peng total (ALT) pada produk perikanan plate count (TPC) in fishery products
Standar ini menetapkan prinsip pengujian angka lempeng total (ALT) pada produk perikanan termasuk persyaratan
peralatan, media dan pereaksi, kondisi media uji. Metode penentuan angka lempeng total ini digunakan untuk menentukan
jumlah total mikroorganisma aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan termofilik) pada produk perikanan. Prosedur
pengujian dibagi menjadi dua cara yaitu untuk metoda cawan agar tuang/pour plate method dan metoda cawan agar
sebar/spared plate method. Preparasi contoh menggunakan contoh uji dengan berat < 1 kg; 1 kg - 4,5 kg dan > 4,5 kg.
Pembacaan dan perhitungan koloni dibagi dalam 4 kategori, yaitu : 1)koloni dengan jumlah 25 - 250 koloni; 2) koloni
berjumlah > 250 koloni; 3) koloni spreader (dibedakan menjadi rantai koloni; spreader yang berasal dari lapisan air antara
agar dan dasar cawan dan spreader yang berasal dari lapisan air pada sisi/pinggir cawwan atau permukaan agar) dan 4)
jumlah koloni < 25 koloni atau tanpa koloni. Pelaporan, keamanan dan keselamatan kerja juga diatur dalam SNI ini..
SNI 01-2332.4-2006 Cara uji mikrobiologi-Bagian 4: Penentuan Vibrio cho- Microbiological test method - Part 4: Determination of vibrio 24
lerae pada produk perikanan cholerae in fishery products
Standar ini menggantikan SNI 01-2341-1991 digunakan untuk mendeteksi, mengisolasi dan mengkonfirmasi bakteri Vibrio
cholerae pada produk perikanan. Contoh yang diuji ditumbuhkan terlebih dahulu pada media pengkayaan dan dideteksi
dengan menumbuhkan pada media agar selektif. Koloni-koloni yang diduga V. cholerae pada media agar selektif diisolasi
kemudian dilanjutkan dengan konfirmasi melalui uji biokimia dan uji serologi untuk meyakinkan ada atau tidaknya V.
cholerae. Selama melakukan pengujian diterapkan teknis aseptis dan dilakukan di ruangan atau laminar air flow yang
terkontrol. Komposisi dan berat contoh yang akan diuji diambil dengan ketentuan yang diatur dalam SNI ini. Prosedur
pengujian meliputi persiapan contoh, pengkayaan, isolasi V. Cholerae, pemurnian, uji biokimia pendahuluan (yang terdiri dari
uji oksidase, uji sensitifitas terhadap 0 / 129 vibriostat, Triple Sugar Iron (TSI) agar dan Kligger Iron agar (KIA), uji ONPG, uji
oksidatif – fermentatif (OF), dan pewarnaan gram) ; uji biokimia lanjutan (yang terdiri uji hidrolisis Urea, uji Arginin
dihydrolase, Lysine dekarboksilase, dan ornithin dekarboksilase, uji toleransi terhadap garam, uji pertumbuhan pada suhu
420C, uji voges-proskauer, dan uji fermentasi karbohidrat), serta uji serologi. Kharakteristik minimal uji biokimia untuk
identifikasi V. Cholerae untuk morfologi interpretasi hasil gram-negatif, bentuk batang atau koma; TSI interpretasi hasil agar
miring: asam (kuning), agar tegak: asam (kuning); dan untuk oksidatif positif dan fermentatif positif. Sedangkan untuk jenis uji
oksidase, lysine dekarboksilase, pertumbuhan pada suhu 42°C. Untuk uji arginin dehidrolase dan fermentasi arabinose
negatif. Jenis uji VP hasilnya variabel Halophilik T1N 0 : positif; T1N3 = positif T1N6 : negatif, interpretasi hasil adalah
fermentasi sucrose dan ONPG positif dan sensitifitas terhadap 0/129 hasilnya sensitif (S) terhadap 10 g dan 150 g. Laporan
ada atau tidak Vibrio cholerae berdasarkan uji biokimia dan serologi. Untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja
selama melakukan analisa perlu memperhatikan hal-hal seperti cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan analisa;
menggunakan jas lab dan masker selama melakukan analisa; melakukan analisa di dalam laminar air flow; membersihkan
meja kerja sebelum dan sesudah melakukan analisa dengan bahan desinfektan; membersihkan segera contoh yang tercecer
dan mengandung bakteri dengan menggunakan bahan desinfektan; serta memperhatikan media yang sudah digunakan selalu
disterilkan terlebih dahulu sebelum dicuci.
SNI 01-2332.5-2006 Cara uji mikrobiologi-Bagian 5: Penentuan Vibrio Microbiological test method - Part 5: Determination of Vibrio 27
parahaemolyticus pada produk perikanan parahaemolyticus in fishery products
Standar ini menetapkan prinsip pengujian Vibrio parahaemolyticus pada produk perikanan termasuk persyaratan untuk
peralatan, media dan pereaksi, serta kondisi pengujian. Pengambilan contoh meliputi persyaratan komposisi dan berat untuk
contoh produk ikan, crustacea dan kekerangan. Prosedur yang diatur mulai dari pe rsiapan contoh hingga uji biokimia
pendahuluan (7 jenis uji) dan uji biokimia lanjutan (6 jenis uji). Interprestasi hasil memuat daftar syarat lulus uji untuk 13 jenis
uji. Pelaporan hasil menggunakan tabel angka yang terdapat dalam lampiran A, B, C pada SNI ini. Keamanan dan
keselamatan kerja dicantumkan juga pada SNI ini. Standar ini digunakan untuk mendeteksi, mengisolasi dan mengkonfirmasi
bakteri Vibrio parahaemolyticus pada produk perikanan. Prinsip pengujian ini adalah contoh yang diuji ditumbuhkan terlebih
dahulu pada media pengkayaan dan dideteksi dengan menumbuhkan pada media agar selektif. Koloni yang diduga V.
parahaemolyticus pada media agar selektif diisolasi dan dikonfirmasi melalui uji biokimia untuk meyakinkan ada atau
tidaknya bakteri V. parahaemolyticus. Selama melakukan pengujian, terapkan teknis aseptis dan lakukan pengujian di
ruangan atau laminar air flow yang terkontrol. Media TCBS agar yang digunakan dalam keadaan kering. Prosedur pengujian
terdiri dari beberapa tahap yaitu persiapan contoh, pengkayaan, isolasi Vibrio parahaemolyticus, pemurnian, uji biokimia
pendahuluan, dan uji Biokimia lanjutan.
- 24 -
Print document
SNI 01-2336-1991 Produk perikanan, Penentuan Shigella Fishery products, Determination of Shigella 12
Penentuan/identifikasi shigella dapat dilakukan dengan : tes urease, nutrienth broth, nutrienth ogar, reaksi gram dan tes
In order
pergerakan. Pada umumnya to print
makanan this
yang document
diperkirakan from Scribd,
mempunyai you'll
coliform, E.coli dan salmonella dimungkinkan juga
mengandung shigella.
first need to download it.
SNI 01-2347-1991 Produk perikanan, Analisa angka peroksida Fishery products, Peroxide number analysis 6
Metode ini dapat diterapkan terhadap semua lemak yang diekstraksi dari ikan. Angka peroksida dapat dipakai sebagai
indikator ketengikan ikan.
SNI 01-2348-1991 Cancel
Ikan bertulang rawan (cucut), Analisa urea Download And Print
Cartilaged fish, Urea analysis 6
Metode ini dipakai untuk menganalisa kadar urea pada ikan bertulang rawan (cucut).
SNI 01-2349-1991 Produk perikanan, Angka penyabunan Fishery products, Saponification number 3
SNI 01-2350-1991 Produk perikanan, Bahan- bahan tak tersabun Fishery products, Unsaponifying agents 6
Metode ini dapat diterapkan untuk semua minyak-minyak dan lemak-lemak.
SNI 01-2351-1991 Produk perikanan, Penyiapan contoh Fishery products, Sample preparation 5
Metode penyiapan contoh ini digunakan untuk menghindari kehilangan H2O (air) selama penyiapan/pananganan contoh,
untuk itu gunakan contoh sebanyak mungkin sejauh itu dapat dilakukan.
SNI 01-2352-1998 Penentuan angka asam Determination of acid number 5
Angka asam dapat digunakan sebagai indeks biokimia dari pembusukan dengan memisahkan minyak dari lemak minyak.
Untuk menentukan angka asam adalah pelarutan minyak dalam benzene/ethanol (1:1) dan titrasi dengan KOH menggunakan
indikator bromthymol blue, hingga warna pada titik akhir hijau kebiruan tidak pudar setelah 5-10 menit.
SNI 01-2353-1991 Produk perikanan, Penentuan angka iod Fishery products, Determination of iod number 6
Metode wij's untuk penentuan angka yod dapat diterapkan pada semua minyak-minyak dan lemak-lemak, dan direkomendasi
dalam industri maupun untuk tujuan komersial.
SNI 2354.1:2010 Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu dan abu Test methods of chemistry - Part 1: Determination of ash and
tak larut dalam asam pada produk perikanan acid insoluble ash in fishery products
SNI 01-2354.2-2006 Cara uji kimia - Bagian 2: Penentuan kadar air pada Test methods of chemistry - Part 2: The determination of 8
produk perikanan water content in fishery products
SNI revisi uji kadar air pada produk perikanan menggunakan prosedur perhitungan gravimetri. Berat air dihitung berdasarkan
selisih berat contoh sebelum dan sesudah dikeringkan.
Molekul air dihilangkan melalui pemanasan pada suhu 95OC -100OC dengan tekanan udara 100 mm/Hg selama 5 jam
menggunakan oven vakum. Pemanasan dengan oven tidak vakum dilakukan pada suhu 150 OC selama 16 jam - 24 jam.
Proses penetapan kadar lemak dapat diterapkan untuk tepung ikan dan produk perikanan.
SNI 01-2354.3-2006 Cara uji kimia - Bagian 3: Penentuan kadar lemak total Test methods of chemistry - Part 3: The determination of 8
pada produk perikanan total lipid content in f ishery products
SNI ini berisi proses uji kandungan lemak total pada produk perikanan dengan cara gravimetri. Pelarut organik digunakan
untuk memisahkan kandungan lemak melalui pemanasan pada suhu titik didih pelarut selama 8 jam. Berat lemak dihitung
secara gravimetri. Proses penetapan kadar lemak dapat ditetapkan untuk tepung ikan dan produk perikanan. SNI ini juga
memberikan panduan untuk petugas yang melakukan pengujian dalam hal keamanan dan keselamatan kerja pada proses
pengujian
SNI 01-2354.4-2006 Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein Test methods of chemistry - Part 4: The determination of 10
dengan metode total nitrogen pada produk perikanan protein content in fishery products by nitrogen total methods
Standar ini menetapkan cara uji kadar protein dengan metode total nitrogen. Standar ini digunakan untuk menentukan kadar
protein pada produk perikanan. Prinsip pengujian dilaksanakan melalui pelepasan senyawa nitrogen dari jaringan daging
melalui destruksi menggunakan asam sulfat pekat dengan bantuan panas pada suhu 410ºC selama ± 2 jam (sampai diperoleh
larutan jernih) di mana senyawa nitrogen terikat oleh sulfat membentuk ammonium sulfat. Selanjutnya ammonium sulfat diubah
menjadi garam basa NH4OH dengan penambahan NaOH. NH4OH didestilasi menggunakan panas uap untuk memisahkan
senyawa amoniak. Amoniak ditangkap oleh asam borat membentuk ammonium borat dan selanjutnya dilakukan titrasi dengan
asam klorida. Penetapan jumlah nitrogen dihitung secara stokiometri dan kadar protein diperoleh dengan mengalikan jumlah
nitrogen dengan faktor konversi.
SNI 01-2354.6-2006 Cara uji kimia-Bagian 6: Penentuan kadar logam berat Chemical test method - Part 6: Determination of mercury 10
merkuri (Hg) pada produk perikanan (Hg) content in fishery products
SNI ini menggantikan SNI 01-2364-1991, bertujuan memberikan panduan pengujian aspek jaminan mutu dan keamanan
pangan komoditas produk perikanan yang akan dipasarkan di dalam dan luar negeri. Penentuan kadar logam berat merkuri
(Hg) pada produk perikanan dilakukan melalui tahap digesti dengan menggunakan asam sulfat pekat dan nitrat pekat dengan
bantuan pemanas listrik untuk mendapatkan unsur merkuri bermuatan positif (Hg+ atau Hg++). Penetapan jumlah merkuri
dilakukan dengan spektrofotometer serapan atom tanpa nyala (flameless AAS). Unsur merkuri positif selanjutnya direduksi
dengan Natrium borohidrid menjadi Hg netral dalam bentuk kabut uap merkuri. Kabut uap merkuri didorong oleh gas mulia
argon menuju sel penyerapan pada AAS, dan berinteraksi dengan sinar yang berasal dari lampu katoda merkuri (Hallow
Cathode Lamp). Jumlah serapan sinar sebanding dengan kadar merkuri yang ada dalam contoh. SNI ini memberikan panduan
penghitungan kadar merkuri produk kering dan basah. Juga pedoman untuk petugas yang melakukan pengujian dalam hal
keamanan dan keselamatan kerja selama kegiatan pengujian.
SNI 2354.9:2009 Cara uji kimia - Bagian 9: Penentuan residu kloramfe- Test methods of chemistry-Part 9: The determination of
nikol dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) chloramphenicol residues by High Performance Liquid
pada produk perikanan Chromatography (HPLC) in fishery products
- 25 -
Print document
SNI 01-2355-1991 Produk perikanan, Penentuan gula-gula reduksi total Fishery products, Determination of total reduction sugar 6
Metode ini dipakai untuk menentukan gula-gulaa reduksi total dalam hasil-hasil olahan okan dan hasil-hasil olahan daging.
Hasil olahan tersebutIn order to
umumnya print
berisi thisbahan
sedikit document fromatau
isian (filler) Scribd, you'll tertentu yang jumlahnya umumnya ekivalen
unsur-unsur
dengan 4% gula-gula reduksi.
first need to download it.
SNI 01-2357-1991 Produk perikanan, Penentuan kadar arsen Fishery products, Determination of arsenic content 8
Prosedur ini digunakan untuk pemeriksaan kadar arsen dari ikan dan berbagai macam hasil perikanan, tergantung pada
kondisi peralatan yang dipakai, dimana tingkat konsentrasi yang lebih tinggi dapat diukur melalui pengenceran secukupnya
dari larutan contoh. Cancel Download And Print
SNI 01-2359-1991 Produk perikanan, Penentuan kadar garam Fishery products, Determination of salt content 5
Metode ini digunakan bagi penentuan kadar (persentase) garam (NaCl) pada semua jenis ikan dan hasil perikanan, dan
sedikit modifikasi untuk pemeriksaan larutan garam (brine solution).
SNI 01-2361-1991 Produk perikanan, Penentuan kadar klor aktif Fishery products, Determination of chlor content 6
Metode berikut ini digunakan untuk mengukur kadar klor yang ada atau klor aktif dalam bubuk pengelantang atau pembersih
dalam larutan disinfektan yang mengandung hipoklorit, dalam air olahan, dan terutama dalam larutan disinfektan yang
digunakan dalam pengolahan ikan, yang mengandung klor paling sedikit 50 ppm.
SNI 01-2366-1991 Produk perikanan, Penentuan kadar selenium Fishery products, Determination of selenium content 6
Metode ini dipakai untuk menguji jaringan ikan dan macam-macam produk perikanan. Penentuan sedalam range 0,05 ng dan
800 ng dapat dilakukan. Untuk level yang lebih tinggi lagi dapat dicari dengan membuat larutan contoh yang sesuai.
SNI 01-2367-1991 Produk perikanan, Penentuan kadar timah putih (Sn) Fishery products, Determination of tin content 6
Metode ini digunakan terhadap pemeriksaan kadar timah putih pada daging ikan dan kerang-kerangan.
SNI 01-2368-1991 Produk perikanan, Penentuan kadar timah hitam (Pb) Fishery products, Determination of lead content (Pb) 6
Metode ini dapat dipakai untuk penentuan kadar timah hitam dalam ikan dan produk-produk perikanan.
SNI 01-2369-1991 Udang, Penentuan kadar indol Shrimps, Determination of indole content 8
Metode ini umum dipakai untuk menetapkan indol pada udang dan "prawn" indol dipakai sebagai indeks biokimia yang
menunjukkan kebusukan kerang-kerangan. Deteksi indol diperlukan apabila evaluasi secara organoleptis sangat sulit atau
terbatas, dan apabila ukuran udang-udang yang diuji sangat kecil (misalnya + 200 udang/ib).
SNI 01-2370-1991 Produk perikanan, Penentuan kandungan karbohidrat Fishery products, Determination of carbohydrate content 6
Metode ini patut dipakai untuk mengestimasi kuantitus makro-karbohidrat total yang menyusun produk-produk perikanan.
Dalam analisa penentuan komposisi produk-produk perikanan, secara tidak langsung metode ini juga untuk mengestimasi
kandungan protein (salah satu cara lain), apabila metode penentuan langsung menimbukan penyimpangan karena tidak
adanya faktor konversi nitrogen yang akurat.
SNI 01-2372.1-2006 Cara uji fisika - Bagian 1: Penentuan suhu pusat pada Test methods of physics - Part 1: The determination of 6
produk perikanan central temperatures in fishery products
Standar ini digunakan untuk menentukan suhu pusat produk perikanan. Suhu pusat adalah suhu pada bagian daging yang
paling tebal atau titik pusat yang paling lama menerima penetrasi suhu. Prinsip pengujian dilakukan dengan menentukan suhu
pada bagian daging yang paling tebal atau titik pusat yang paling lama menerima penetrasi suhu dengan menggunakan alat
termocouple. Kondisi pengujian melalui pengukuran yang dilakukan sesuai dengan kondisi suhu produk, pada produk beku
pengukuran dilakukan di tempat penyimpanan beku.
SNI 01-2372.3-2006 Cara uji fisika - Bagian 3: Penentuan kepekatan saus Test method of physic - Part 3: Density determination of 8
tomat dalam produk perikanan yang dikemas tomato sauce in packaged fishery products
Standar ini digunakan untuk menentukan kepekatan saus tomat sebagai media produk perikanan yang dikemas. Produk
perikanan yang dikemas adalah ikan yang termasuk biota perairan lainnya yang ditangani dan/atau diolah untuk dijadikan
produk akhir dalam kemasan
SNI 01-2372.4-2006 Cara uji fisika - Bagian 4: Pemeriksaan kemasan kaleng Test methods of physics - Part 4: The determination of can 13
pada produk perikanan of fishery products
Standar ini menetapkan metode pemeriksaan kemasan kaleng yang digunakan untuk produk perikanan meliputi, fisik kaleng
bagian luar dan dalam, kevakuman kaleng (derajat kehampaan), penentuan ruang hampa (head space) dan persentase
overlap yang menentukan baik atau buruknya proses penutupan kaleng. Pelaporan hasil pemeriksaan kaleng dinyatakan
sebagai berikut: a) Pemeriksaan fisik kaleng bagian luar dan dalam dilaporkan sebagai baik ‘’ atau tidak baik ‘’; b)
Penentuan kevakuman kaleng dilaporkan dalam derajat kehampaan (psi); c) Penentuan head space dilaporkan dalam
angka perbandingan antara ruang hampa dengan tinggi kaleng;
d) Penentuan overlap dilaporkan dalam bentuk persen (%) dengan 2 angka di belakang koma. Jika diperoleh angka
desimal kurang dari 5 (lima) maka pembulatan turun, tetapi jika lebih dari 5 (lima) pembulatan naik.
SNI 2691.1:2009 Ikan kayu - Bagian 1: Spesifikasi Hard texture fish - Part 1: Specification
SNI 2691.2:2009 Ikan kayu - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Hard texture fish - Part 2: Raw material requirements
SNI 2691.3:2009 Ikan kayu - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Hard texture fish - Part 3: Handling and processing
- 26 -
Print document
SNI 01-2693.1-2006 Tuna segar untuk sashimi - Bagian 1: Spesifikasi Fresh tuna for sashimi - Part 1: Specification 9
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-269 menetapkan klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan
tambahan makanan, cara In order to print
penanganan, thissanitasi
teknik document from Scribd,
dan hygiene, you'll
syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan
contoh, cara uji, serta syarat penandaan dan pengemasan untuk tuna segar untuk sashimi. Tuna segar untuk sashimi adalah
produk hasil perikanan first needbahan
dengan to download it. yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan, pencucianI,
baku tuna segar
pemotongan sirip, pencucian 2, sortasi mutu (grading), penimbangan, penyimpanan dingin atau tanpa penyimpanan dingin,
pengusapan (swabbing), pengepakan dan pelabelan. Syarat bahan baku tuna segar untuk sashimi mengacu SNI 01-2693.2-
2006 sedangkan bahan penolong yang digunakan pada produk tersebut tidak merusak, mengubah komposisi dan sifat khas
Cancel Download And Print
tuna segar untuk sashimi sesuai SNI 01-0222-1995. Cara penanganan produk mengacu pada SNI 01-2693.3-2006 dan untuk
teknis sanitasi dan higiene sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam standar ini. Persyaratan mutu dan keamanan pangan
produk mencakup jenis uji organoleptik, cemaran mikroba, suhu pusat dan parasit. Untuk pengambilan contoh produk sesuai
SNI 01-2326-1991. Cara uji produk meliputi cara uji organoleptik sesuai SNI 01-2346-2006; cara uji mikrobiologi sesuai SNI
01-2332.3-2006, SNI 01-2332.1-2006, SNI 01-2332.4-2006, SNI 01-2332.2-2006; cara uji kimia khususnya raksa mengacu
pada SNI 01-2354.6-2006, timbal sesuai SNI 01-2354.7-2006, kadmium sesuai SNI 01-2354.5-2006 dan histamin sesuai SNI
01-2360; cara uji fisika mengacu pada SNI 01-2372.1-2006 dan cara uji parasit sesuai Metode Analisi dari Bacteriologycal
Analytical Manual (BAM). Syarat pengemasan tuna segar untuk sashimi sesuai SNI 01-2693.3-2006 sedangkan syarat
penandaan untuk setiap kemasan produk tuna segar, untuk sashimi yang akan diperdagangkan diberi tanda dengan benar dan
mudah dibaca sekurang-kurangnya memuat keterangan jenis produk, berat bersih produk, nama dan alamat unit pengolahan,
bila ada bahan tambahan lain diberikan keterangan, tanggal, bulan dan tahun produksi dan tanggal, bulan dan tahun
kadaluarsa
SNI 01-2693.2-2006 Tuna segar untuk sashimi - Bagian 2: Persyaratan ba- Fresh tuna for sashimi - Part 2: Raw material requirements 6
han baku
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2693.2-1992 menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku,
mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku untuk tuna segar untuk sashimi. Jenis bahan baku yang digunakan adalah
ikan tuna madidihang, tuna mata besar dan tuna sirip biru. Bentuk bahan baku adalah tuna segar yang sudah disiangi yang
berasal dari perairan yang tidak tercemar. Persyaratan mutu bahan baku harus bersih, bebas dari setiap bau yang
menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah yang dapat
menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan. Secara organoleptik bahan baku mempunyai karakteristik sbb.:
kenampakan (bersih, warna daging spesifik jenis ikan tuna); tektur (elastis, padat dan kompak); bau (segar) dan rasa (netral
agak manis). Untuk penyimpanan bahan baku disimpan dalam wadah yang baik dan tetap dipertahankan suhunya dengan es
curai sehingga suhu pusat bahan baku mencapai suhu maks. 4,40 C, saniter dan higienis
SNI 01-2693.3-2006 Tuna segar untuk sashimi - Bagian 3: Penanganan dan Fresh tuna for sashimi - Part 3: Handling and processing 8
pengolahan
Standar merupakan revisi dari SNI 06-1315-1989, menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengemasan tuna
segar untuk sashimi. Penanganan tuna segar untuk sashimi adalah rangkaian kegiatan untuk mendapatkan produk akhir
berupa tuna segar untuk sashimi yang mempunyai jaminan mutu. Bahan yang digunakan terdiri dari bahan baku tuna segar
untuk sashimi mengacu SNI 01-2694.2-2006, bahan penolong meliputi air yang memenuhi persyaratan kualitas air minum dan
es yang dibuat dari air yang memenuhi persyaratan SNI 01-4872.1-2006. Peralatan yang digunakan untuk penanganan
produk ini mencakup jenis peralatan diantaranya pisau, timbangan, keranjang, plastik dan wadah berinsulasi dan persyaratan
peralatan untuk penanganan produk dalam keadaan bersih, sebelum, selama dan sesudah digunakan. Teknik penanganan tuna
segar untuk sashimi terdiri dari penerimaan (bahan baku yang memenuhi persyaratan mutu dan terhindar dari kontaminasi
bakteri patogen dll. serta penanganan produk secara cepat, cermat dan bersih serta suhu pusat dipertahankan maks. 4,40 C);
pencucian I (membersihkan kotoran dan mencegah kontaminasi bakteri dengan ketentuan pencucian yang diatur dalam
standar ini); pemotongan sirip (sirip ikan dipotong secara manual dari arah ekor ke kepala); sortasi mutu ( untuk
mendapatkan mutu sesuai yang telah ditentukan); pencucian II untuk menghindari potensi bahaya; penimbangan (untuk
mendapatkan berat tuna sesuai dengan ukuran yang tetah ditetapkan); penyimpanan dingin atau tanpa penyimpanan dingin
(mencegah terjadinya peningkatan histamin); pengusapan bila dilakukan penyimpanan dingin (membersihkan kotoran dan
mencegah kontaminasi bakteri) dan pengepakan dan pelabelan produk dalam wadah dengan penambahan es dan pelabelan
mengacu SNI 01-4858-2006. Pengemasan produk mencakup bahan kemasan sesuai SNI 01-4858-2006, dan teknik
pengemasan mengacu SNI 01-4858-2006. Syarat penandaan tuna segar untuk sashimi sekurang-kurangnya memuat
keterangan jenis produk, berat bersih produk, bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan tersebut, nama dan
alamat unit pengolahan secara lengkap, tanggal, bulan dan tahun produksi dan tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa
SNI 01-2694.1-2006 Surimi beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen surimi - Part 1: Specification
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2694-1992 menetapkan klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan
tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara
pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan untuk surimi beku. Standar ini berlaku untuk surimi
beku dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Surimi beku adalah produk olahan hasil
perikanan dengan bahan baku segar yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, pencucian I,
sortasi, penyiangan, pencucian II (leaching), pengepresan, pencampuran, pengepakan dan penimbangan, pembekuan,
pengemasan, pelabelan dan penyimpanan. Syarat bahan baku surimi beku harus memenuhi syarat kesegaran, kebersihan dan
kesehatan mengacu pada SNI 01-2694.2-2006, sedangkan bahan penolong dan bahan tambahan makanan yang digunakan
tidak merusak, mengubah komposisi dan sifat khas surimi beku sesuai SNI 01-0222-1995. Cara penanganan dan pengolahan
surimi beku dalam standar ini harus mengacu SNI 01-2694.3-2006. Produk harus ditangani, disimpan, didistribukan dan
dipasarkan dengan menggunakan wadah, cara dan alat yang sesuai dengan persyaratan teknik sanitasi dan higiene dalam unit
pengolahan hasil perikanan. Syarat mutu dan keamanan pangan mencakup jenis uji organoleptik, angka (1-10), persyaratan
minimal 7; cemaran kimia; kadar air (%), persyaratan 80-82; fisika, dan filth (0 C), maksimal -18. Pengambilan contoh
mengacu SNI 01-2326-199. Cara uji mencakup persyaratab mutu yang telah ditetapkan. Produk ini dikemas sesuai SNI 01-
2694.3-2006, sedangkan syarat pengemasannya setiap kemasan produk surimi beku yang akan diperdagangkan diberi tanda
dengan benar dan mudah dibaca disertai keterangan yang memuat jenis produk, berat bersih produk, nama dan alamat unit
pengolahan secara lengkap, bila ada bahan tambahan lain dicantumkan, tanggal, bulan dan tahun produksi, tanggal, bulan dan
tahun kadaluarsa
- 27 -
Print document
SNI 01-2694.2-2006 Surimi beku - Bagian 2: Bahan baku Frozen surimi - Part 2: Raw materials
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2694-1992 menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku,
mutu bahan baku danIn order to print
penyimpanan bahanthis
bakudocument
untuk surimifrom
beku.Scribd, you'll
Bahan baku surimi beku adalah ikan demersial dan ikan
pelagis segar. Jenis bahan baku yang digunakan adalah berupa ikan segar yang sudah atau belum disiangi yang beasal dari
first need
perairan yang tidak tercemar. to bahan
Mutu download it. beku harus bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan
baku surimi
pembusukan bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dqapat menurunkan mutu
serta tidak membahayakan kesehatan. Secara organoleptik bahan baku harus mempunyai karakteristik kesegaran seperti
kenampakan mata cerah, cemerlang, bau segar dan tektur elastis, padat dan kompak. Penyimpanan bahan produk ini bahan
Cancel Download And Print
harus beku disimpan dalam wadah yang baik dan tetap dipertahankan suhunya dengan menggunakan es curai sehingga suhu
pusat bahan baku mencapai suhu maksimal 50C, saniter dan higienis
SNI 01-2694.3-2006 Surimi beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen surimi - Part 3: Handling and processing
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2694.2-1992 menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan,
pengemasan dan penyimpanan surimi beku. Penanganan adalah rangkaian kegiatan penanganan untuk mendapatkan produk
yang baik dan mempunyai jaminan mutu sedangkan pengolahan adalah rangkaian kegiatan untuk mendapatkan produk akhir
yang berupa surimi beku. Dalam proses pengolahan produk kemungkinan terjadi bahaya yang mengakibatkan gangguan
terhadap keamanan (food safety), mutu produk (wholesomess) dan ekonomi (economic fraud). Untuk bahan baku surimi beku
mangacu SNI 01-2694.3-2006. Bahan penolong untuk kegiatan pengolahan mencakup air, es yang dibuat dari air sesuai SNI
01-4872. Bahan tambahan yang digunakan untuk produk tersebut terdiri dari garam, polipospat dan gula halus. Jenis
peralatan meliputi pisau, timbangan, keranjang plastik, alat pemisah daging, alat pengepres, tangki pencucian, meja proses,
alat pembeku dan alat lainnya. Semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan surimi
beku dalam keadaan bersih, sebelum, selama dan sesudah digunakan. Teknik penanganan dan pengolahan terdiri dari
penerimaan (potensi bahaya bakteri pathogen, mutu bahan baku kurang baik/segar; bahan baku diuji secara organoleptik
untuk diketahui mutunya, bahan baku ditangani secara hati-hati, cepat cermat dan saniter dengan suhu pusat maksimal 5 0 C);
sortasi, pencucian I, penimbangan, penyiangan , pencucian 2, pengepresan, pencampuran, pengepakan dan penimbangan,
dan pembekuan. Syarat pengemasan produk, bahan kemasan terbuat dari bahan yang baik dan memenuhi persyaratan bagi
produk ikan beku serta teknik pengemasan, produk akhir dikemas dengan cepat, cermat secara saniter dan higienis,
pengemasan dapat mencegah terjadinya kontaminasi dari luar terhadap produk. Untuk produk yang menggunakan
transportasi udara teknik pengemasan mengacu SNI 01-4858. Syarat penandaan untuk setiap kemasan produk surimi beku
yang akan diperdagangkan diberi tanda denga benar dan mudah dibaca sekurang-kurangnya memuat keterangan jenis
produk, berat bersih produk, nama dan alamat unit pengolahan, bila ada bahan tambahan lain diberikan keterangan bahan
tersebut, tanggal, bulan dan tahun produksi dan tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa. Untuk penyimpanan surimi beku dalam
gudang beku (cold storage) dengan suhu maks. -25 0 C dengan fluktuasi ± 2 0 C. Penataan produk dalam gudang beku diatur
sedemikian rupa sehingga memungkinkan sirkulasi udara dapat merata dan memudahkan pembongkaran
SNI 2695.1:2010 Sirip cucut kering - Bagian 1: Spesifikasi Fins of dried cuckoo - Part 1: Specification
SNI 2695.2:2010 Sirip cucut kering - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Fins of dried cuckoo - Part 2: Raw material requirements
SNI 2695.3:2010 Sirip cucut kering - Bagian 3: Penanganan dan pengo- Fins of dried cuckoo - Part 3: Handling and processing
lahan
SNI 01-2696.1-2006 Filet kakap beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen snapper fillet - Part 1: Specification
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2696-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan sebagai acuan untuk
menghasilkan produk filet kakap beku yang higienis, dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk filet kakap beku dan
tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan leih lanjut. Ketentuan yang diatur meliputi syarat bahan baku cara
penanganan dan pengolahan, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat pengemasan
dan penandaan. Jenis uji yang dilakukan meliputi uji organoleptik, cemaran microba, cemaran kimia (bila diperlukan), Fisika
dan Parasit. Penggunaan SNI ini perlu juga mengacu SNI lain terkait seperti, untuk pengambilan contoh mengacu SNI 01-
2326-1991, cara uji organoleptik mengacu SNI 01-2346-2006, uji Mikrobiologi mengacu SNI 01-2332.1-2006 sampai SNI 01-
2332.4-2006, uji Kimia mengacu pada SNI 01-2354.5-2006 sampai SNI 01-2354.7-2006, Uji Fisika mengacu pada SNI 01-
2372.1-2006, dan pengemasan mengacu pada SNI 01-2696.3-2006. Setiap kemasan produk filet kakap beku harus diberi
tanda dengan keterangan sekurang-kurangnya jenis dan ukuran, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan, tanggal
produksi dan tanggal kadaluarsa.
SNI 01-2696.2-2006 Filet kakap beku - Bagian 2: Bahan baku Frozen snapper fillet - Part 2: Raw materials
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2693.2-1992, menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku,
mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku tuna segar untuk sashimi. Jenis bahan baku yang digunakan adalah ikan tuna
madidihang, tuna mata besar dan tuna sirip bi ru. Bentuk bahan baku adalah tuna segar yang sudah disiangi yang berasal dari
perairan yang tidak tercemar. Mutu bahan baku bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari
tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan
kesehatan. Secara organoleptik bahan baku mempunyai karakteristik kesegaran meliputi kenampakan (bersih, warna daging
spesifik jenis ikan tuna), tektur (elastis, padat dan kompak), bau (segar) dan rasa (netral agak manis). Penyimpanan bahan
baku disimpan dalam wadah yang baik dan tetap dipertahankan suhunya dengan menggunakan es curai sehingga suhu pusat
bahan baku mencapai suhu maksimal 4,40 C , saniter dan higienis
- 28 -
Print document
SNI 01-2696.3-2006 Filet kakap beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen snapper fillet - Part 3: Handling and processing
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2693.3-1992, bertujuan untuk memberikan acuan dalam menghasilkan produk
filet kakap beku yangInhigienis,
order to danprint
amanthis document
dikonsumsi. from
SNI ini Scribd,
mengatur you'll bahan, peralatan, penanganan dan
persyaratan
pengolahan, pengemasan, syarat penandaan dan penyimpanan filet kakap beku. Pengaturan tersebut dimaksudkan agar
dalam pengolahan hinggafirst penyimpanan
need to download it.beku tidak terkontaminasi baik oleh zat kimia maupun bakteri yang dapat
filet kakap
menyebabkan kerusakan pada produk. Standar ini tidak berdiri sendiri, penggunaan standar ini perlu mengacu ke beberapa
SNI lain yang terkait. Persyaatan bahan baku filet sesuai SNI 01-2696.2-2006, dan es sesuai SNI 01-4872.1-2006. Beberapa
hal penting yang perlu diperhatikan adalah semua peralatan/ perlengkapan yang digunakan mempunyai permukaan halus dan
Cancel Download And Print
rata, tidak mengelupas, tidak berkarat dan tidak merupakan sumber cemaran jasad renik. Pencucian dilakukan 2 kali.
Pencucian pertama dilakukan setelah proses penerimaan kemudian dilakukan pemotongan sirip dan sortasi mutu (grading)
baru kemudian dilakukan pencucian ke dua. Selanjutnya dilakukan penimbangan, jika penyimpanan pada penyimpanan
dingin dilakukan pengusapan (swabbing) atau jika tanpa penyimpanan dingin gunakan es kering. Untuk pengepakan dan
pelabelan dilakukan sesuai SNI 01-4858-2006. Suhu pusat ikan mulai dari Penerimaan, pencucian I, pemotongan sirip, sortasi
mutu (grading) pencucian II, penimbangan, hingga penyimpanan harus dijaga maksimum 4,4OC derajat Celcius. Untuk
melindungi produk dari kontaminasi dan kerusakan selama transportasi dan penyimpanan, serta memperoleh bentuk filet ikan
yang rapi, filet ikan disusun dalam pan yang dilapisi plasitik serta dilakukan pembekuan, penggelasan dan pengepakan. Setiap
produk yang akan diperdagangkan harus dikemas/dibungkus plastik dan dimasukkan dalam karton sesuai label dan diberi
tanda / keterangan minimal mencantumkan jenis dan ukuran, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan dan tanggal
produksi dan kadaluarsa.
SNI 01-2705.1-2006 Udang beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen shrimps - Part 1: Specification
Standar ini menetapkan klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan
pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, pengambilan contoh, cara uji, serta syarat
penandaan dan pengemasan untuk udang beku. Standar ini berlaku untuk udang beku dan tidak berlaku untuk produk udang
beku yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Udang beku merupakan produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku
udang segar yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, pencucian, pemotongan kepala atau tanpa
pemotongan kepala, sortasi, penimbangan, penyusunan, pembekuan, penggelasan, pengepakan, pelabelan dan penyimpanan
SNI 01-2705.2-2006 Udang beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen shrimps - Part 2: Raw material requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk udang beku. Bahan baku udang beku adalah semua jenis udang segar yang dapat ditangani dan diolah untuk
dijadikan produk udang beku. Bentuk bahan baku berupa udang segar dengan atau tanpa kepala
SNI 01-2705.3-2006 Udang beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen shrimps - Part 3: Handling and processing
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan dan penyimpanan untuk udang
beku
SNI 01-2706.1-2006 Paha kodok (Rana spp) beku-Bagian 1: Spesifikasi Frozen frog (Rana spp) legs - Part 1: Specification 11
Standar ini berlaku untuk paha kodok mentah segar yang dibekukan secara cepat. Bahan baku paha kodok yang mengalami
perlakuan sebagai berikut: penerimaan, pencucian, perebusan, pendinginan, sortasi, penimbangan dan pembungkusan,
penyusunan dalam pan, pembekuan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan. Standar ini mencakup syarat bahan baku,
bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu
dan keamanan pangan,cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan. Standar ini digunakan
bersama-sama dengan SNI terkait untuk uji organoleptik, uji kimia dan mikrobiologi. Selain itu juga SNI 01-2706.2-2006, Paha
kodok (Rana spp) beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku, SNI 01-2706.3-2006, Paha kodok (Rana spp) beku - Bagian 3:
Penanganan dan pengolahan.
SNI 01-2706.2-2006 Paha kodok (Rana spp) beku-Bagian 2: Persyaratan Frozen frog (Rana spp) legs - Part 2: Requirements of raw 6
bahan baku materials
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2706-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk paha kodok yang higienis, dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk paha kodok beku dan tidak berlaku untuk
produk yang mengalami pengolahan leih lanjut. Ketentuan yang diatur meliputi, syarat mutu dan keamanan pangan, cara
pengambilan contoh, cara uji serta syarat pengemasan dan penandaan. Jenis uji yang dilakukan meliputi uji organoleptik,
Cemaran microba, Parasit dan Fisika. Penggunaan SNI ini perlu juga mengacu SNI lain terkait seperti, Untuk pengambilan
contoh mengacu pada SNI 01-2326-1991, Cara uji organoleptik mengacu pada SNI 01-2346-2006, Uji Fisika mengacu pada
SNI 01-2372.1-2006, dan pengemasan mengacu pada SNI 01-2706.3-2006. Setiap kemasan produk harus diberi tanda dengan
keterangan sekurang-kurangnya jenis dan ukuran, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan, tanggal produksi, tanggal
kadaluarsa dan bahan tambahan (bila ada). Penyimpanan produk dilakukan dalam gudang beku, suhu maksimal -200 C
dengan fluktuasi 10 C.
SNI 01-2706.3-2006 Paha kodok (Rana spp) beku-Bagian 3: Penanganan Frozen frog (Rana spp) legs - Part 3: Handling and 10
dan pengolahan processing
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2706-1992, bertujuan untuk menghasilkan produk paha kodok yang higienis,
dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini menitik beratkan pada persyaratan bahan baku mulai dari jenis, bentuk, asal hingga mutu
dan cara penyimpanan. Bahan baku harus kodok utuh hidup yang belum mengalami pengolahan dan berasal dari alam atau
budidaya yang tidak tercemar. Secara fisik bahan baku paha kodok memiliki karakteristik kesegaran :
1) Kenampakan : Utuh, mata cerah, warna daging dan otot putih kekuningan; 2) Bau : Segar spesifik jenis; 3) Tekstur :
Kompak, elastis dan otot kuat. Penyimpanan bahan baku ditempatkan dalam wadah yang saniter dalam suhu maksimal 5OC.
SNI 2707.1:2010 Ubur-ubur asin - Bagian 1: Spesifikasi Dry-salted jelly fish - Part 1: Specification
SNI 2707.2:2010 Ubur-ubur asin - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Dry-salted jelly fish - Part 2: Raw material requirements
SNI 2707.3:2010 Ubur-ubur asin - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Dry-salted jelly fish - Part 3: Handling and processing
SNI 2708.1:2009 Teri asin kering - Bagian 1: Spesifikasi Dry salted anchory - Part 1: Specification
SNI 2708.2:2009 Teri asin kering - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Dry salted anchory - Part 2: Raw material requirements
SNI 2708.3:2009 Teri asin kering - Bagian 3: Penanganan dan pengolahanDry salted anchory - Part 3: Handling and processing
SNI 2709.1:2010 Udang kering tanpa kulit - Bagian 1: Spesifikasi Dry shrimp without skin - Part 1: Specification
- 29 -
Print document
SNI 2709.2:2010 Udang kering tanpa kulit - Bagian 2: Persyaratan bahan Dry shrimp without skin - Part 2: Raw material requirements
baku
SNI 2709.3:2010 In-order
Udang kering tanpa kulit to3:print
Bagian this document
Penanganan dan from
Dry Scribd,
shrimp you'll
without skin - Part 3: Handling and processing
pengolahan
first need to download it.
SNI 01-2710.1-2006 Tuna beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen tuna fish - Part 1: Specification
Standar ini revisi dari SNI 01-2710-1992 menetapkan klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan
makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara
Cancel
pengambilan contoh, cara uji, serta Download
syarat penandaan And Print
dan pengemasan tuna beku. Standar ini berlaku untuk tuna beku dan
tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Bahan baku tuna beku sesuai SNI 01-2710.2-2006,
Tuna beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku. Bahan penolong dan bahan tambahan makanan yang digunakan tidak
merusak atau mengubah komposisi dan sifat khas tuna beku sesuai SNI 01-0222-1995, Bahan tambahan makanan. Cara
penanganan dan pengolahan tuna beku sesuai SNI 01-2710.3-2006, Tuna beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan.
Udang segar ditangani, disimpan, didistribusikan dan dipasarkan dengan menggunakan wadah, cara dan alat yang sesuai
dengan persyaratan sanitasi dan higiene dalam unit pengolahan hasil perikanan. Persyaratan mutu dan keamanan pangan
meliputi organoleptik minimal 7; cemaran mikroba untuk ALT maksimal 5,0 x 105 koloni/g, Escherichia coli maksimal <2
APM/g, Salmonella dan Vibrio cholerae negatif APM/g.; cemaran kimia untuk raksa (Hg) maksimal 1, timbal (Pb) maksimal
0,4, histamin maksimal 100 dan kadmium (Cd)* maksimal 0,5 masing-masing dengan ukuran mg/kg; suhu pusat maksimal -
180C; dan parasit 0 ekor. Cara pengambilan contoh sesuai dengan SNI 01-2326-1991, Standar metode pengambilan contoh
produk perikanan. Cara uji organoleptik sesuai SNI 01-2326-1991, Standar metode pengambilan contoh produk perikanan.
Uji mikrobiologi ALT sesuai SNI 01-2332.3-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 3: Penentuan angka lempeng total (ALT)
pada produk perikanan, Escherichia coli sesuai SNI 01-2332.1-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 1: Penentuan coliform
dan Escherichia coli pada produk perikanan, salmonella sesuai SNI 01-2332.2-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 2:
Penentuan Salmonella pada produk perikanan, Vibrio cholerae sesuai SNI 01-2332.4-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 4:
Penentuan Vibrio cholerae pada produk perikanan. Cara ujia kimia histamin sesuai dengan SNI 01-2360, Cara uji kimia -
Penentuan kadar histamin pada produk perikanan, kadmium sesuai dengan SNI 01-2354.5-2006, Cara uji kimia - Bagian 5:
Penentuan kadar logam berat kadmium (Cd) pada produk perikanan, raksa sesuai dengan SNI 01-2354.6-2006, Cara uji kimia
- Bagian 6: Penentuan kadar logam berat merkuri (Hg) pada produk perikanan, timbal sesuai dengan SNI 01-2354.7-2006,
Cara uji kimia - Bagian 7: Penentuan kadar logam berat timbal (Pb) pada produk perikanan). Uji fisika yaitu suhu pusat
sesuai SNI 01-2372.1-2006, Cara uji fisika - Bagian 1: Penentuan suhu pusat pada produk perikanan; dan cara uji parasit
sesuai Metode Analisa dari Bacteriologycal Analytical Manual (BAM), 1998, chapter 19, Parasitic Animals in Foods. Produk
yang telah memenuhi persyaratan dikemas sesuai SNI 01-2710.3-2006, Tuna beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan.
Setiap kemasan produk tuna segar untuk sashimi yang akan diperdagangkan diberi tanda dengan benar dan mudah dibaca,
menggunakan bahasa yang dipersyaratkan disertai keterangan sekurang-kurangnya jenis produk; berat bersih produk; nama
dan alamat unit pengolahan secara lengkap; bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan tersebut; tanggal, bulan
dan tahun produksi; tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa.
SNI 01-2710.2-2006 Tuna beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen tuna fish - Part 2: Raw material requirements
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2710-1992 menetapkan jenis, bentuk, asal, mutu dan penyimpanan bahan baku
untuk tuna beku. Bahan baku yang digunakan berupa ikan tuna segar atau beku yang sudah disiangi atau tidak disiangi. Bahan
baku berasal dari perairan yang tidak tercemar, dan kondisinya harus bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan
pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu
serta tidak membahayakan kesehatan. Secara organoleptik bahan baku mempunyai karakteristik kesegaran seperti
kenampakan (mata cerah, cemerlang); bau (segar); dan tekstur (elastis, padat dan kompak). Apabila bahan baku terpaksa
menunggu proses lebih lanjut, maka bahan baku beku disimpan dalam ruang penyimpan (cold storage) dengan suhu
maksimal -20°C, saniter dan higienis. Sedangkan bahan baku segar disimpan dalam wadah yang baik dan tetap
dipertahankan suhunya dengan menggunakan es curai sehingga suhu pusat bahan baku mencapai suhu maksimal 4,4°C,
saniter dan higienis.
SNI 01-2710.3-2006 Tuna beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen tuna fish - Part 3: Handling and processing
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2710-1992 menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan,
pengemasan dan penyimpanan untuk tuna beku. Bahan baku tuna beku sesuai dengan SNI 01-2710.2-2006, Tuna
beku Bagian 2: Persyaratan bahan baku. Bahan penolong (air dan es) yang digunakan sesuai dengan SNI terkait. Teknik
penanganan dan pengolahan untuk bahan baku tuna segar meliputi penerimaan, pencucian I, sortasi, penimbangan,
pencucian II , pembekuan, penggelasan atau tanpa penggelasan, dan pengepakan. Sedangkan Teknik penanganan dan
pengolahan untuk bahan baku tuna beku meliputi penerimaan, sortasi, penimbangan, pembekuan, penggelasan atau tanpa
penggelasan, dan pengepakan. Bahan kemasan untuk tuna beku harus bersih, tidak mencemari produk yang dikemas, terbuat
dari bahan yang baik dan memenuhi persyaratan bagi produk ikan beku. Produk akhir dikemas dengan cepat, cermat,
saniter dan higienis. Pengemasan dilakukan dalam kondisi yang dapat mencegah terjadinya kontaminasi dari luar terhadap
produk. Untuk produk yang menggunakan transportasi udara, teknik pengemasan sesuai SNI 01-4858-2006, Pengemasan ikan
segar melalui sarana angkutan udara. Setiap kemasan produk tuna beku yang akan diperdagangkan diberi tanda dengan
benar dan mudah dibaca, mencantumkan bahasa yang dipersyaratkan disertai keterangan sekurang-kurangnya sebagai
berikut: jenis produk; berat bersih produk; nama dan alamat unit pengolahan secara lengkap; bila ada bahan tambahan lain
diberi keterangan bahan tersebut; tanggal, bulan dan tahun produksi; tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa. Tuna beku
disimpan dalam gudang beku dengan suhu -250C dengan fluktuasi suhu maksimal ±20C.
SNI 2711.1:2009 Lobster beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen lobsters - Part 1: Specification
SNI 2711.2:2009 Lobster beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen lobsters - Part 2: Raw material requirements
SNI 2711.3:2009 Lobster beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen lobsters - Part 3: Handling and processing
- 30 -
Print document
SNI 01-2712.1-2006 Ikan tuna dalam kaleng - Bagian 1: Spesifikasi Canned tuna fish - Part 1: Specification
In order to print this document from
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2712-1992. Scribd,
Pengaturan you'll
dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk ikan tuna dalam kaleng yang higienis, dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk ikan tuna dalam kaleng dan
first need
tidak berlaku untuk produk to download
yang mengalami it.
pengolahan lebih lanjut. Ketentuan yang diatur meliputi klasifikasi, syarat bahan
baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat
mutu dan keamanan pangan, pengambilan contoh, cara uji serta pengemasan dan syarat penandaan. Bahan baku ikan tuna
sesuai SNI 01-2712.2-2006. Jenis uji yang dilakukan meliputi uji organoleptik mengacu SNI 01-2346-2006, Cemaran microba
Download
Cancel kimia mengacu
mengacu SNI 01-2332.3-2006, Cemaran And Printsampai SNI 01-2354.7-2006, untuk pengujian
SNI 01-2354.5-2006
kadar Histamin mengacu SNI 01-2360-2006, pengujian aspek Fisika mengacu SNI 01-2372.2-2006, SNI 01-2372.4-2006 dan
SNI 01-2372.7-2006. Disamping pengujian tersebut penggunaan SNI ini perlu mengacu SNI lain terkait seperti, untuk
pengambilan contoh mengacu SNI 01-2326-1991, dan pengemasan mengacu pada SNI 01-2712.3-2006. Setiap kemasan
produk ikan tuna dalam kaleng harus diberi tanda dengan benar dan mudah dibaca sekurang-kurangnya memuat keterangan
jenis dan ukuran, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan, bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan
tersebut, tanggal, bulan, tahun, produksi dan kadaluarsa.
SNI 01-2712.2-2006 Ikan tuna dalam kaleng - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Canned tuna fish - Part 2: Raw material requirements
Standar ini revisi dari SNI 01-2712-1992 menetapkan jenis, bentuk, asal, mutu dan penyimpanan bahan baku untuk ikan tuna
dalam kaleng. Bentuk bahan baku berupa ikan tuna segar atau beku yang sudah disiangi. Bahan baku berasal dari perairan
yang tidak tercemar dan kondisinya harus bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda
dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan
kesehatan. Secara organoleptik bahan baku mempunyai karakteristik kesegaran meliputi : kenampakan (mata cerah,
cemerlang); bau (segar); dan tekstur (elastis, padat dan kompak). Bahan baku segar disimpan dengan wadah yang baik
dengan menggunakan es dengan suhu pusat maksimal 4.4°C, secara saniter dan higienis. Bahan baku yang menunggu proses
labih lanjut, disimpan dalam ruang penyimpan (cold storage) dengan suhu maksimal -20°C, secara saniter dan higienis.
SNI 01-2712.3-2006 Ikan tuna dalam kaleng - Bagian 3: Penanganan dan Canned tuna fish - Part 3: Handling and processing
pengolahan
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan, syarat penandaan dan
penyimpanan untuk ikan tuna dalam kaleng. Penanganan ikan tuna dalam kaleng merupakan rangkaian kegiatan penanganan
untuk mendapatkan produk yang baik dan mempunyai jaminan mutu. Sedangkan pengolahan ikan tuna dalam kaleng adalah
rangkaian kegiatan untuk mendapatkan produk akhir yang berupa ikan tuna dalam kaleng
SNI 01-2713-1999 Kerupuk ikan Fish crackers 4
Syarat mutu kerupuk ikan meliputi rasa dan aroma; serangga dan benda asing; kapang; air; kadar abu tanpa garam, protein,
lemak; serat kasar; bahan tambahan makanan ; cemaran logam (Pb, Cu, Hg); cemaran arsen
SNI 2713.1:2009 Kerupuk ikan - Bagian 1: Spesifikasi Fish crackers - Part 1: Specification
SNI 2713.2:2009 Kerupuk ikan - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Fish crackers - Part 2: Raw material requirements
SNI 2713.3:2009 Kerupuk ikan - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Fish crackers - Part 3: Handling and processing
SNI 2714.1:2009 Kerupuk udang - Bagian 1: Spesifikasi Shrimp crackers - Part 1: Specification
SNI 2714.2:2009 Kerupuk udang - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Shrimp crackers - Part 2: Raw material requirements
SNI 2714.3:2009 Kerupuk udang - Bagian 3: Penanganan dan pengolahanShrimp crackers - Part 3: Handling and processing
SNI 2716.1:2009 Terasi udang - Bagian 1: Spesifikasi Shrimp terasi (belachan) - Part 1: Specification
SNI 2716.2:2009 Terasi udang - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Shrimp terasi (belachan) - Part 2: Raw material requirements
SNI 2716.3:2009 Terasi udang - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Shrimp terasi (belachan) - Part 3: Handling and processing
SNI 2717.1:2009 Ikan pindang - Bagian 1: Spesifikasi Boiled fish - Part 1: Specification
SNI 2717.2:2009 Ikan pindang - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Boiled fish - Part 2: Raw material requirements
SNI 2717.3:2009 Ikan pindang - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Boiled fish - Part 3: Handling and processing
SNI 01-2718-1996 Petis udang Shrimp paste 4
Standar ini meliputi spesifikasi teknis petis udang. Pengujian yang dilakukan terhadap petis udang : Keadaan , air, abu, abu
tidak larut dalam asam, karbohidrat, bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba .
SNI 2719.1:2011 Cumi-cumi (Loligo spp.) kering - Bagian 1: Spesifikasi Dried squid (Loligo spp.) - Part 1: Specification
SNI 2719.2:2011 Cumi-cumi (Loligo spp.) kering - Bagian 2: Persyaratan Dried squid (Loligo spp.) - Part 2: Requirements for raw
bahan baku materials
SNI 2719.3:2011 Cumi-cumi (Loligo spp.) kering - Bagian 3: Penanganan Dried squid (Loligo spp.) - Part 3: Handling and processing
dan pengolahan
SNI 2720.1:2010 Telur ikan terbang kering - Bagian 1: Spesifikasi Dried flying fish roes - Part 1: Specification
SNI 2720.2:2010 Telur ikan terbang kering - Bagian 2: Persyaratan bahan Dried flying fish roes - Part 2: Raw material requirements
baku
SNI 2720.3:2010 Telur ikan terbang kering - Bagian 3: Penanganan dan Dried flying fish roes - Part 3: Handling and processing
pengolahan
SNI 2721.1:2009 Ikan asin kering - Bagian 1: Spesifikasi Dry salted fish - Part 1: Specification
SNI 2721.2:2009 Ikan asin kering - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Dry salted fish - Part 2: Raw material requirements
SNI 2721.3:2009 Ikan asin kering - Bagian 3: Penanganan dan pengo- Dry salted fish - Part 3: Handling and processing
lahan
SNI 2725.1:2009 Ikan asap - Bagian 1: Spesifikasi Smoked fish - Part 1: Specification
SNI 2725.2:2009 Ikan asap - Bagian 2: Pesyaratan bahan baku Smoked fish - Part 2: Raw material requirements
SNI 2725.3:2009 Ikan asap - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Smoked fish - Part 3: Handling and processing
- 31 -
Print document
SNI 01-2728.1-2006 Udang segar - Bagian 1: Spesifikasi Fresh shrimps - Part 1: Specification
In order to print this document from Scribd, you'll
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2728-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
firsthigienis
produk udang segar yang need to download
dan aman untukit.
dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk udang segar dan tidak berlaku untuk
produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Ketentuan yang diatur meliputi klasifikasi, syarat bahan baku, bahan
penolong dan bahan tambahan makanan, penanganan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan,
pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan. Bahan baku udang segar sesuai SNI 01-2728.2-2006,
sedangkan bahan penolong sesuai Cancel Download
SNI 01-0222-1995. And
Jenis uji yang Print meliputi uji organoleptik mengacu SNI 01-
dilakukan
2346-2006, Cemaran microba mengacu SNI 01-2332.1-2006 s/d SNI 01-2332.4-2006, cemaran kimia untuk kadar
Kloramfenikol mengacu AOAC Vol 74 No.3, 1991; Nitrofuran mengacu AOAC Vol 77 No.2, 1994; Tetrasiklin mengacu Journal
of Pharmaceutical and Biomedical Analisys Vol. 7 No.12 th 1989. Pengujian Fisika filth mengacu SNI 01-2372.7-2006.
Disamping standar tersebut, penggunaan SNI lainnya diperlukan untuk penanganan udang segar mengacu SNI 01-2728.3-
2006, Untuk pengambilan contoh mengacu SNI 01-2326-1991, dan pengemasan mengacu SNI 01-2728.3-2006. Setiap
kemasan produk udang yang diperdagangkan harus diberi tanda dengan keterangan sekurang-kurangnya memuat jenis
produk, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan, bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan tersebut,
tanggal, bulan, dan tahun produksi, dan kadaluarsa.
SNI 01-2728.2-2006 Udang segar - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Fresh shrimps - Part 2: Raw material requirements
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2728-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk udang segar yang higienis, dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk semua jenis udang hasil perikanan yang
baru ditangkap/dipanen dan belum mengalami penanganan dan pengolahan. Ketentuan yang diatur meliputi jenis bahan baku,
bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku. Bahan baku berasal dari perairan yang
tidak tercemar. Untuk menentukan mutu bahan baku udang dilakukan uji organoleptik diantaranya, kenampakan udang
harus: bening, cemerlang, dan antar ruas kokoh Bau adalah segar; Tekstur elastis, padat dan kompak. Bahan baku udang
segar harus disimpan pada tempat yang saniter dan higienis serta dijaga suhunya maksimal 5OC.
SNI 01-2728.3-2006 Udang segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Fresh shrimps - Part 3: Handling and processing
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2728-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk Udang segar yang baik dan mempunyai jaminan mutu. SNI ini mengatur bahan, peralatan, teknik penanganan dan
pengemasan. Pengaturan tersebut dimaksudkan agar dalam proses pengolahan udang segar aman dari ganguan terhadap
keamanan makanan (food safety), mutu produk/keutuhan pengolahan (wholesomeness) dan penipuan ekonomi (economic
fraud). Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah 1). Bahan yang diperlukan terdiri dari bahan baku udang
mengacu SNI 01-2728.2-2006, bahan penolong berupa air harus memenuhi persyaratan kualitas air minum, es mengacu pada
SNI 01-4872.1-2006; 2). semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan mempunyai permukaan halus dan rata, tidak
mengelupas, tidak berkarat dan tidak merupakan sumber cemaran jasad renik, serta tidak retak dan mudah dibersihkan. 3).
Teknik penanganan dan pengolahan terdiri dari: penerimaan, pencucian pertama, pemotongan atau tanpa pemotongan
kepala, sortasi, pencucian ke dua, penimbangan pengepakan, dan pengemasan. Suhu udang segar mulai dari penerimaan,
pencucian I hingga penimbangan harus dijaga maksimum 5OC. Dalam pengepakan, udang dan es disusun secara berlapis-
lapis di dalam wadah dengan perbandingan 1: 1. Proses pengepakan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter bahan
kemasan dan teknik mengacu pada SNI 01-4858-2006. Setiap produk udang segar yang akan diperdagangkan harus diberi
tanda / keterangan minimal mencantumkan jenis produk, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan serta tanggal, bulan,
tahun produksi dan kadaluarsa.
SNI 01-2729.1-2006 Ikan segar - Bagian 1: Spesifikasi Fresh fish - Part 1: Specification
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2729-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk ikan segar yang higienis, dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk ikan segar dan tidak berlaku untuk produk
yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Ketentuan yang diatur meliputi: syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan
tambahan makanan, cara penanganan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu d an keamanan pangan, cara pengambilan
contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan. Bahan baku ikan segar harus memenuhi persyaratan SNI 01-2729.2
2006. Jenis uji yang dilakukan meliputi uji organoleptik mengacu pada SNI 01-2346-2006, cemaran microba mengacu SNI
01-2332.1-2006 s/d SNI 01-2332.4-2006, cemaran kimia Timbal mengacu SNI 01-2354.7-2006; Raksa mengacu SNI 01-
2354.6-2006; Kadmium mengacu SNI 01-2354.5-2006; dan Histamin mengacu SNI 01-2360. Pengujian parasit mengacu
pada dokumen Bactreiologycal Analytical Manual (BAM), 1998, chapter 19, Parasitic Animals in Foods. Dalam penggunaan
SNI ini perlu juga mengacu SNI lain terkait seperti, bahan penolong mengacu SNI 01-0222-1995, penanganan mengacu pada
SNI 01-2729.3-2006, pengambilan contoh mengacu pada SNI 01-2326-1991, dan pengemasan mengacu SNI 01-2729.3-2006.
Setiap kemasan produk ikan yang akan diperdagangkan harus diberi tanda dengan keterangan sekurang-kurangnya jenis
produk, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan, bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan tersebut,
tanggal, bulan, dan tahun produksi dan kadaluarsa.
SNI 01-2729.2-2006 Ikan segar - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Fresh fish - Part 2: Raw material requirements
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2729-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk bahan baku ikan segar yang higienis, dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk semua jenis ikan hasil
perikanan yang baru ditangkap/dipanen dan belum mengalami penanganan dan pengolahan. Ketentuan yang diatur meliputi,
jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku. Bahan baku berasal
dari perairan yang tidak tercemar dan harus bersih, bebas bau pembusukan dan bebas tanda dekomposisi. Untuk menentukan
mutu bahan baku ikan dilakukan uji organoleptik diantaranya, kenampakan: mata cerah dan cemerlang, bau: segar dan
tekstur: elastis, padat dan kompak. Bila diperlukan penyimpanan bahan baku ikan segar, harus disimpan pada tempat yang
higienis dan saniter dengan menggunakan es curah suhu maksimal 5OC.
- 32 -
Print document
SNI 01-2729.3-2006 Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Fresh fish - Part 3: Handling and processing
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2729-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk ikan segar yangIn baik
orderdantomempunyai
print thisjaminan
document
mutu. from
SNI iniScribd, you'll
mengatur bahan, peralatan, teknik penanganan dan
pengemasan. Pengaturan tersebut dimaksudkan agar dalam proses pengolahan ikan memperkecil ganguan terhadap
keamanan makanan (foodfirstsafety),
need to download
mutu it.
produk/keutuhan pengolahan (wholesomeness) dan penipuan ekonomi (economic
fraud). Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah 1). bahan yang terdiri dari bahan baku ikan segar mengacu SNI
01-2729.2-2006, bahan penolong berupa air memenuhi persyaratan kualitas air minum dan es mengacu SNI 01-4872.1-2006;
2). semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan harus mempunyai permukaan halus dan rata, tidak mengelupas, tidak
Cancel Download And Print
berkarat dan tidak merupakan sumber cemaran jasad renik, tidak retak dan mudah dibersihkan. 3). Teknik penanganan dan
pengolahan meliputi: penerimaan; sortasi, pencucian I atau tanpa pencucian I; penyiangan atau tanpa penyiangan;
pencucian ke dua; penyimpanan dingin atau tanpa penyimpanan; penimbangan; dan pengepakan. Dalam tahap penyiangan:
ikan disiangi dengan cara membuang insang dan isi perut harus dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter. Suhu ikan mulai
dari penerimaan, hingga pengepakan harus dijaga maksimum 50C. Bahan dan teknik pengemasan mengacu pada SNI 01-
4858-2006, setiap kemasan produk ikan yang akan diperdagangkan harus diberi tanda minimal mencantumkan keterangan
jenis produk, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan, bila ada bahan tambahan lain juga dicantumkan, serta tanggal,
bulan, tahun produksi dan kadaluarsa.
SNI 2731.1:2010 Cumi-cumi beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen squid - Part 1: Specification
SNI 2731.2:2010 Cumi-cumi beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen squid - Part 2: Raw material requirements
SNI 2731.3:2010 Cumi-cumi beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen squid - Part 3: Handling and processing
SNI 2732.1:2009 Teripang kering - Bagian 1: Spesifikasi Dry seaslugs - Part 1: Specification
SNI 2732.2:2009 Teripang kering - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Dry seaslugs - Part 2: Raw material requirements
SNI 2732.3:2009 Teripang kering - Bagian 3: Penanganan dan pengolahanDry seaslugs - Part 3: Handling and processing
SNI 01-2733.1-2006 Cakalang beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen tuna fish - Part 1: Specification
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2733-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk cakalang beku yang higienis, dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk ikan segar dan tidak berlaku untuk
produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Ketentuan yang diatur meliputi: syarat bahan baku, bahan penolong dan
bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan,
cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan. Jenis uji yang dilakukan meliputi: uji
organoleptik mengacu SNI 01-2346-2006, Cemaran microba mengacu SNI 01-2332.1-2006 s/d SNI 01-2332.3-2006, cemaran
kimia untuk kadar Timbal mengacu SNI 01-2354.7-2006; Raksa, SNI 01-2354.6-2006; Kadmium, SNI 01-2354.5-2006; dan
Histamin SNI 01-2360. Pengujian fisika mengacu pada SNI 01-2372.1-2006, dan untuk parasit mengacu dokumen
Bactreiologycal Analytical Manual (BAM), 1998, chapter 19, Parasitic Animals in Foods. Dalam penggunaan SNI ini perlu
juga mengacu SNI lain terkait seperti, untuk bahan baku mengacu SNI 01-2733.2-2006, bahan penolong mengacu SNI 01-
0222-1995, untuk penanganan dan pengolahan mengacu SNI 01-2733.3-2006, Untuk pengambilan contoh mengacu SNI 01-
2326-1991, dan pengemasan mengacu SNI 01-2733.3-2006. Setiap kemasan produk cakalang beku yang akan
diperdagangkan harus diberi tanda dengan keterangan sekurang-kurangnya: jenis produk, berat bersih, nama dan alamat unit
pengolahan, bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan tersebut, tanggal, bulan, dan tahun produksi, dan
kadaluarsa.
SNI 01-2733.2-2006 Cakalang beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen tuna fish - Part 2: Raw material requirements
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2733-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk bahan baku ikan cakalang beku yang higienis dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk jenis ikan cakalang
segar dan beku yang sudah atau belum disiangi. Ketentuan yang diatur meliputi, jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal
bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku. Bahan baku berasal dari perairan yang tidak tercemar serta
harus bersih, bebas dari bau pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi serta sifat-sifat lain yang menurunkan mutu. Untuk
menentukan mutu bahan baku dilakukan uji organoleptik diantaranya, kenampakan mata: cerah dan cemerlang, bau: segar,
tekstur: elastis, padat dan kompak. Bahan baku yang terpaksa menunggu proses lebih lanjut harus disimpan dalam ruang
penyimpanan dingin dengan suhu maksimal -25 OC, saniter dan higienis. Untuk bahan baku yang segar harus disimpan pada
wadah yang baik dan menggunakan es curah agar suhu pusat ikan maksimal 4,4OC, saniter dan higienis.
SNI 01-2733.3-2006 Cakalang beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen tuna fish - Part 3: Handling and processing
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2733-1992 menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan,
pengemasan dan penyimpanan untuk cakalang beku. Bahan baku cakalang beku sesuai SNI 01-2733.2-2006, Cakalang
beku Bagian 2: Persyaratan bahan baku. Sedangkan bahan penolong yang berupa air dan es harus memenuhi SNI terkait.
Peralatan yang digunakan untuk penanganan ini mempunyai permukaan halus dan rata, tidak berkarat, tidak sebagai sumber
cemaran dan mudah dibersihkan. Teknik penanganan dan pengolahan untuk bahan baku cakalang segar meliputi penerimaan,
sortasi, penyiangan atau tanpa penyiangan, pencucian, penimbangan, pembekuan, penggelasan atau tanpa penggelasan, dan
pengepakan. Sedangkan teknik penanganan dan pengolahan untuk bahan baku cakalang beku meliputi penerimaan, sortasi,
penimbangan, penggelasan atau tanpa penggelasan, dan pengepakan atau tanpa pengepakan. Bahan kemasan untuk cakalang
beku bersih, tidak mencemari produk yang dikemas, terbuat dari bahan yang baik dan memenuhi persyaratan bagi produk
cakalang beku. Produk akhir dikemas sesuai SNI 01-4858-2006, Pengemasan ikan segar melalui sarana angkutan udara.
Setiap kemasan produk cakalang beku yang akan diperdagangkan diberi tanda dengan benar dan mudah dibaca,
menggunakan bahasa yang dipersyaratkan disertai keterangan sekurang-kurangnya meliputi :jenis produk; berat bersih
produk; nama dan alamat unit pengolahan secara lengkap; bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan tersebut;
tanggal, bulan dan tahun produksi; tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa. Penyimpanan cakalang beku di lakukan dalam
gudang beku (cold storage) dengan suhu maksimal -25°C dengan fluktuasi suhu +- 2°C. Penataan produk dalam gudang beku
diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan sirkulasi udara dapat merata dan memudahkan pembongkaran.
SNI 3228.1:2010 Lobster utuh rebus beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen cooked whole lobster - Part 1: Specification
SNI 3228.2:2010 Lobster utuh rebus beku - Bagian 2: Persyaratan Frozen cooked whole lobster - Part 2: Raw material
bahan baku requirements
SNI 3228.3:2010 Lobster utuh rebus beku - Bagian 3: Penanganan dan Frozen cooked whole lobster - Part 3: Handling and
pengolahan processing
SNI 01-3229-1992 Sirip cucut segar beku Frozen fresh fir shank 7
SNI 3230.1:2010 Scallop (Amusium pleuronectes) beku - Bagian 1: Scallops (Amusium pleuronectes) frozen - Part 1:
Spesifikasi Specification
SNI 3230.2:2010 Scallop (Amusium pleuronectes) beku - Bagian 2: Scallops (Amusium pleuronectes) frozen - Part 2: Raw
Persyaratan bahan baku material requirements
- 33 -
Print document
SNI 3230.3:2010 Scallop (Amusium pleuronectes) beku - Bagian 3: Scallops (Amusium pleuronectes) frozen - Part 3: Handling
Penanganan dan pengolahan and processing
In order to print this document from Scribd, you'll
SNI 3231.1:2010 Daging kepiting rebus beku dalam kemasan - Bagian 1: Frozen boiled crab meat in the packaging - Part 1:
Spesifikasi
first need to download it. Specification
SNI 3231.2:2010 Daging kepiting rebus beku dalam kemasan - Bagian 2: Frozen boiled crab meat in the packaging - Part 2: Raw
Persyaratan bahan baku material requirements
Cancel Download And Print
SNI 3231.3:2010 Daging kepiting rebus beku dalam kemasan - Bagian 3: Frozen boiled crab meat in the packaging - Part 3: Handling
Penanganan dan pengolahan and processing
SNI 01-3457.1-2006 Udang kupas mentah beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen peel shrimps - Part 1: Specification
Standar ini menetapkan klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan
pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, serta syarat
penandaan dan pengemasan untuk udang kupas mentah beku. Standar ini berlaku untuk udang kupas mentah beku dan tidak
berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Udang kupas mentah beku adalah produk olahan hasil
perikanan dengan bahan baku udang segar yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, pencucian
1, pemotongan kepala dan pengupasan, pencucian 2, sortasi, penimbangan, pembelahan atau tanpa pe mbelahan, pencucian 3,
penyusunan, pembekuan, penggelasan, pengepakan, pelabelan dan penyimpanan.
SNI 01-3457.2-2006 Udang kupas mentah beku - Bagian 2: Persyaratan Frozen peel shrimps - Part 2: Raw material requirements
bahan baku
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk udang kupas mentah beku. Bahan baku udang kupas mentah beku adalah semua jenis udang segar yang dapat
ditangani dan diolah untuk dijadikan produk berupa udang kupas mentah beku. Bentuk bahan baku berupa udang segar
dengan atau tanpa kepala
SNI 01-3457.3-2006 Udang kupas mentah beku - Bagian 3: Penanganan Frozen peel shrimps - Part 3: Handling and processing
dan pengolahan
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan dan penyimpanan untuk udang
kupas mentah beku
SNI 01-3458.1-2006 Udang kupas rebus beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen cooked peel shrimps - Part 1: Specification
Standar ini menetapkan klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan
pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, serta syarat
penandaan dan pengemasan untuk udang kupas rebus beku. Standar ini berlaku untuk udang kupas rebus beku dan tidak
berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Udang kupas rebus beku adalah produk olahan hasil
perikanan dengan bahan baku udang segar yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku,
pencucian1, pemotongan atau tanpa pemotongan kepala, pengupasan dan pembelahan/tanpa pembelahan, sortasi, pencucian
2, perendaman, pengkukusan, pendinginan, penyusunan, pembekuan, penggelasan, penimbangan, pengepakan, pelabelan
dan penyimpanan
SNI 01-3458.2-2006 Udang kupas rebus beku - Bagian 2: Persyaratan Frozen cooked peel shrimps - Part 2: Raw material
bahan baku requirements
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-3458-1994, menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku,
mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku untuk udang kupas rebus beku. Bentuk bahan baku berupa udang segar
dengan atau tanpa kepala, berasal dari perairan yang tidak tercemar. Bahan baku bersih, bebas dari setiap bau yang
menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat
menurunkan mutu. Secara organoleptik bahan baku mempunyai karakteristik kesegaran yang mencakup kenampakan, bau,
dan tekstur. Bahan baku yang menunggu proses labih lanjut, disimpan dalam wadah yang baik dan dipertahankan suhunya
dengan menggunakan es curai sehingga suhu bahan baku mencapai suhu maksimal 5°C, saniter dan higienis.
SNI 01-3458.3-2006 Udang kupas rebus beku - Bagian 3: Penanganan dan Frozen cooked peel shrimps - Part 3: Handling and
pengolahan processing
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-3458-1994, menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan,
pengemasan dan penyimpanan untuk udang kupas rebus beku. Bentuk bahan baku berupa udang segar dengan atau tanpa
kepala, berasal dari perairan yang tidak tercemar. Bahan baku bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan,
bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu. Teknik
penanganan dan pengolahannya meliputi 14 tahap yaitu penerimaan, pencucian 1, pemotongan kepala/ tanpa pemotongan
kepala, pengupasan dan pembelahan/ tanpa pembelahan, sortasi, pencucian 2, perendaman atau tanpa perendaman,
pengukusan/perebusan, pendinginan, penyusunan, pembekuan, penggelasan, penimbangan, dan pengepakan
SNI 3459.1:2011 Udang kupas rebus beku untuk sushi ebi - Bagian 1: Frozen cooked peel shrimps for dried shrimps sushi - Part
Spesifikasi 1: Specification
SNI 3459.2:2011 Udang kupas rebus beku untuk sushi ebi - Bagian 2: Frozen cooked peel shrimps for dried shrimps sushi - Part
Persyaratan bahan baku" 2: Requirements for raw materials
SNI 3459.3:2011 Udang kupas rebus beku untuk sushi ebi - Bagian 3: Frozen cooked peel shrimps for dried shrimps sushi - Part
Penanganan dan pengolahan 3: Handling and processing
SNI 3460.1:2009 Daging kerang beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen oyster meat - Part 1: Specification
SNI 3460.2:2009 Daging kerang beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen oyster meat - Part 2: Raw material requirements
SNI 3460.3:2009 Daging kerang beku - Bagian 3: Penanganan dan Frozen oyster meat - Part 3: Handling and processing
pengolahan
SNI 01-3461-1994 Ikan teri nasi setengah kering Half-dried anchovy 4
Satndar ini menguraikan persyaratan ikan teri nasi setengah kering yang mel iputi organoleptik, cemaran mikroba, cemaran
kimia, dan sifat f isika. Persyaratan bahan baku, pengambilan contoh dan cara pengujian diuraikan dalam standar terkait.
SNI 01-3462-1994 Udang kupas mentah beku, Persyaratan bahan baku Frozen peel shrimps, Requirement for raw materials 2
Bahan baku berasal dari perairan yang tidak tercemar dan memenuhi persyaratan rupa dan warna, bau, daging, dan rasa.
SNI 01-3463-1994 Udang kupas rebus beku, Persyaratan bahan baku Frozen cooked peel shrimps, Requirement for raw materials 2
Bahan baku berasal dari perairan tak tercemar, dan memenuhi persyaratan organoleptik dalam hal rupa dan warna, bau,
bentuk daging dan rasa.
- 34 -
Print document
SNI 01-3465-1994 Daging kerang beku, Persyaratan bahan baku Frozen oyster meat, Requirements for raw materials 2
In order
Bahan baku daging kerang beku.toMutu
printbahan
this baku
document from Scribd,
harus memenuhi you'llrupa dan warna, bau, tekstur dan rasa.
persyaratan
SNI 01-3466-1994 Ikan teri nasi setengah first need to download it.
kering, Persyaratan bahan baku. Half-dried anchovy, Requirements for raw materials 2
Bahan baku ikan teri nasi (Stelophorus sp) segar utuh berasal dari perairan yang tidak tercemar. Mutu bahan baku harus
memenuhi persyaratan rupa dan warna, bau, daging, dan rasa.
SNI 01-3467-1994 Udang kupas mentah beku, Penanganan dan pengolah Frozen peel shrimps, Treatment and processing 6
khlor, dan bahanDownload
Bahan pembantu adalah air, es,Cancel And Print
lain sesuai persyaratan. Bahan baku disortasi awal, dipotong kepalanya, dan
dicuci. Kemudian dilakukan proses pengupasan, pembelahan, pencucian akhir, sortasi akhir, penimbangan, penyusunan
dalam pan, pengaturan pan dalam rak pembekuan, pembekuan dan pengelasan sebleum akhirnya dikemas dan diberi label.
Produk dismpan dalam gudang beku dengan suhu maksimal - 25 derajat Celcius.
SNI 01-3468-1994 Udang kupas rebus beku, Penanganan dan pengolahan Frozen cooked peel shrimps, Treatment and processing 6
Udang kupas rebus beku adalah produk hasil perikanan dengan bahan baku udang hidup yang mengalami perlakuan
pembekuan. Standar ini mencakup syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan
pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan,cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat
penandaan dan pengemasan.
SNI 01-3470-1994 Daging kerang beku, Penanganan dan pengolahan Frozen oyster meat, Treatment and processing 5
Bahan pembantu adalah air, es, khlor dan bahan lain sesuai peraturan. Bahan baku disortasi dan dicuci. Lalu dilakukan proses
pelepasan daging, pencucian, sortasi, khlorinasi, penyusunan dalam pan, pembekuan dan penggelasan sebelum akhirnya
dikemas dan diberi label. Produk disimpan di gudang beku dengan suhu maksimal -25 derajat Celcius.
SNI 01-3471-1994 Ikan teri nasi setengah kering, Penanganan dan Half-dried anchovy, Treatment and processing 5
pengolahan
Persyaratan bahan baku pembantu dan tata cara pengeringan serta penyimpanan bahan baku. Produk disimpan di gudang
beku dengan suhu maksimal -25 derajat Celcius.
SNI 3548.1:2010 Ikan pelagis kecil media saos tomat dalam kaleng - Canned small pelagic fish in tomato sauces - Part 1:
Bagian 1: Spesifikasi Specification
SNI 3548.2:2010 Ikan pelagis kecil media saos tomat dalam kaleng - Canned small pelagic fish in tomato sauces - Part 2: Raw
Bagian 2: Persyaratan bahan baku material requirements
SNI 3548.3:2010 Ikan pelagis kecil media saos tomat dalam kaleng - Canned small pelagic fish in tomato sauces - Part 3:
Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Handling and processing
SNI 01-3819-1995 Bakso ikan Fish balls 4
Standar ini meliputi definisi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan bakso
ikan. Syarat mutu mencakup keadaan (bau, rasa, warna dan tekstur); air; abu; protein; lemak, boraks; bahan tambahan
makanan; cemaran logam (Pb, Cu, Zn, Sn, Hg); As; cemaran mikroba (angka lempeng total, bakteri bentuk koli, Salmonella,
Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae).
SNI 3917.1:2009 Udang dalam kaleng - Bagian 1: Spesifikasi Canned shrimps - Part 1: Specification
SNI 3917.2:2009 Udang dalam kaleng - Bagian 2: Persyaratan bahan bakuCanned shrimps - Part 2: Raw material requirements
SNI 3917.3:2009 Udang dalam kaleng - Bagian 3: Penanganan dan Canned shrimps - Part 3: Handling and processing
pengolahan
SNI 3919.1:2009 Kerang dalam kaleng - Bagian 1: Spesifikasi Canned shellfish - Part 1: Specification
SNI 3919.2:2009 Kerang dalam kaleng - Bagian 2: Persyaratan bahan Canned shellfish - Part 2: Raw material requirements
baku
SNI 01-4103.1-2006 Fillet nila (Tilapia SP) beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen nila (Tilopia sp) fish fillet - Part 1: Specification 18
Standar ini menetapkan syarat bahan baku, bahan penolong makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan
higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, syarat pengemasan, dan
penyimpanan untuk filet nila beku. Standar ini berlaku untuk filet nila beku dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami
pengolahan lebih lanjut. Filet nila beku adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku nila segar yang mengalami
perlakuan sebagai berikut: penerimaan, penyiangan, pencucian 1, pemfiletan, pengulitan dan perapihan, pencucian 2, sortasi,
penimbangan, penyusunan dalam pan, pembekuan, penggelasan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan
SNI 01-4103.2-2006 Fillet nila (Tilapia SP) beku - Bagian 2: Persyaratan Frozen nila (Tilapia spp) fish - Part 2: Requirements of raw 6
bahan baku materials
Standar ini menetapkan jenis bahan baku; bentuk bahan baku; asal bahan baku; mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku filet nila beku. Bahan baku filet nila beku adalah ikan nila segar yang mempunyai ukuran lebih besar atau sama dengan
500 g per ekor Bahan baku yang digunakan adalah ikan nila merah (Tilapia oreochromis) dan nila hitam (Tilapia nilotica).
SNI 01-4103.3-2006 Fillet nila (Tilapia SP) beku - Bagian 3: Penanganan dan Frozen nila (Tilapia sp) fish fillet - Part 3: Handling and 11
pengolahan processing
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan, syarat penandaan dan
penyimpanan untuk filet nila beku. Standar ini berlaku untuk filet nila beku dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami
pengolahan lebih lanjut
SNI 01-4104.1-2006 Tuna loin beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen loin tuna fish - Part 1: Specification
Tuna loin beku adalah tuna yang telah mengalami perlakuan sehingga suhu pusatnya maksimum -18 derajat C, merupakan
produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku tuna segar atau beku yang mengalami perlakuan sebagai berikut:
penerimaan, penyiangan atau tanpa penyiangan, pencucian, pembuatan loin, pengulitan dan perapihan, sortasi mutu,
pembungkusan (wrapping), pembekuan, penimbangan, pengepakan, pelabelan dan penyimpanan. Standar mencakup
klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik
sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, pengambilan contoh, cara uji, serta syarat penandaan dan
pengemasan untuk tuna loin beku. Syarat bahan baku tuna loin beku sesuai SNI 01-4104.2-2006, Tuna loin beku - Bagian 2:
Persyaratan bahan baku. Cara penanganan dan pengolahan sesuai SNI 01-4104.3-2006, Tuna loin beku - Bagian 3 :
Penanganan dan pengolahan. Pengambilan contoh sesuai SNI 01-2326-1991, Standar metode pengambilan contoh produk
perikanan.
- 35 -
Print document
SNI 01-4104.2-2006 Tuna loin beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen loin tuna fish - Part 2: Raw material requirements
Bahan baku tuna loinIn order
beku to Tuna
adalah printMadidihang
this document
(Yellowfrom Scribd,
fish atau you'll
Thunnus albacores), Tuna Mata besar (Big eye Tuna
atau Thunnus obesus), Tuna sirip biru (Blue fin atau Thunnus thynnus dan Thunnus maccoyii), Tuna Albakora (Albacore atau
first need to download it.
Thunnus alalonga). Standar mencakup persyaratan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku
dan penyimpanan bahan baku tuna loin beku. Bahan baku berupa ikan tuna segar atau beku yang sudah disiangi atau belum
disiangi, berasal dari perairan yang tidak tercemar.
SNI 01-4110.2-2006 Ikan beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen fish - Part 2: Raw material requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk ikan beku. Bahan baku berupa ikan segar atau beku yang sudah atau belum disiangi yang berasal dari perairan
yang tidak tercemar. Bahan baku bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi
dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan, dan
secara organoleptik mempunyai karakteristik mata cerah cemerlang, bau segar, dan tekstur yang elastis, padat dan kompak.
Bahan baku yang terpaksa menunggu proses labih lanjut, disimpan dalam ruang penyimpan (cold storage) dengan suhu
maksimal –25°C, saniter dan higienis. Untuk bahan baku yang segar disimpan dalam wadah yang baik dan dipertahankan
suhunya menggunakan es curai sehingga suhu pusat bahan baku mencapai suhu maksimal 5°C, saniter dan higienis.
SNI 01-4110.3-2006 Ikan beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen fish - Part 3: Handling and processing
Menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan dan penyimpanan untuk ikan beku. Bahan
baku ikan beku sesuai SNI 01-4110.2-2006, Ikan beku–Bagian 2: Persyaratan bahan baku. Teknik penanganan dan
pengolahan yang ditetapkan untuk bahan baku ikan segar meliputi tahapan proses penerimaan, sortasi, penyiangan atau
tanpa penyiangan, pencucian, penimbangan, penyusunan, pembekuan, penggelasan atau tanpa penggelasan, dan
pengepakan, . sedangkan teknik penanganan dan pengolahan untuk bahan baku ikan beku meliputi tahapan penerimaan
bahan baku, sortasi, penimbangan, penyusunan, pembekuan, penggelasan atau tanpa penggelasan, pengepakan.
SNI 01-4224-1996 Daging rajungan rebus dingin Cold boiled small crab meat 3
Syarat bahan baku, cara penanganan dan pengolahan, bahan tambahan dan bahan pembantu yang diijinkan. Teknik sanitasi
higiene, syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh syarat penandaan dan pengemasan.
SNI 01-4224.1-1996 Persyaratan bahan baku daging rajungan rebus dingin Requirements for raw material of cold boiled small crab meat 2
Jenis : asal dan bentuk bahan baku, persyaratan bahan baku dan penyimpanan
Jenis : swimming crab sc dan blue greenish sc. Bentuknya segar utuh bebas dari pembusukan. Disimpan dengan suhu 0-5
derajat Celcius.
SNI 01-4224.2-1996 Penanganan dan pengolahan daging rajungan rebus Handling and processing of cold boiled small crab meat 9
dingin
Bahan baku berupa rajungan rebus dingin segar utuh, berasal dari perairan yang tidak tercemar. Bebas dari bau pembusukan,
diperiksa secara organoleptik. Disimpan dalam es atau dengan metode pendinginan yang sesuai dengan suhu 0-5 derajat
Celcius.
SNI 4225.1:2010 Daging rajungan (Portunnus pelagicus) sterilisasi dalam Sterilized canned crab meat (Portunus pelagicus) - Part 1:
kaleng-Bagian 1: Spesifikasi Specification
- 36 -
Daging rajungan (Portunnus pelagicus) sterilisasi dalam Sterilized canned crab
SNI 4225.2:2010
Print document
kaleng - Bagian 2: Persyaratan bahan baku
meat (Portunus pelagicus) - Part 2:
Raw material requirements
SNI 4225.3:2010 Daging rajungan (Portunnus pelagicus) sterilisasi dalam Sterilized canned crab meat (Portunus pelagicus) - Part 3:
In order to
kaleng - Bagian 3: Penanganan danprint this document Handling
pengolahan from Scribd, you'll
and processing
SNI 01-4271-1996 Kecap ikan first need to download it. Fish sauces 4
Produk dari hidrolisis ikan. Syarat mutu dan cara uji meliputi keadaan, pH, amino nitrogen, na Cl, bahan tambahan makanan,
cemaran arsen, cemaran mikroba. Cara uji sesuai SNI 01-2891-1992, SNI 01-2894-1992, SNI 01-2895-1992, SNI 19-2896-
1992.
Cancel Download And Print
SNI 01-4275-1996 Saus tiram Oyster sauce 5
Saus dari olahan daging tiram. Syarat mutu dan jenis uji meliputi : keadaan, jumlah padatan, Nacl, sakarosa, protein, bahan
tambahan makanan, cemaran logam, cemaran arsen, cemaran mikroba.
SNI 01-4276-1996 Sambel goreng udang Shrimps in fried chilly sauce 3
Makanan kering dari udang dan kentang. Syarat mutu dan jenis uji meliputi keadaan air, protein, asam lemak bebas, cemaran
logam. cemaran arsen, cemaran mikroba.
SNI 01-4485.1-2006 Tuna steak beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen tuna steak - Part 1: Specification
Tuna steak beku adalah produk hasil pe rikanan dengan bahan baku tuna hidup yang mengalami perlakuan sebagai berikut:
penerimaan, pencucian, perebusan, pendinginan, sortasi, penimbangan dan pembungkusan, penyusunan dalam pan,
pembekuan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan. Standar ini mencakup syarat bahan baku, bahan penolong dan
bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan
pangan,cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan. Standar ini digunakan bersama-sama
dengan SNI terkait dengan pengambilan contoh produk perikanan, SNI untuk uji organoleptik, uji kimia dan mikrobiologi.
Selain itu juga SNI 01-4485.2-2006, Tuna steak beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku, SNI 01-4485.3-2006,Tuna steak
beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan, Recommended Code of Practice Food Standard Programme Codex
Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for Frozen Fish.
SNI 01-4485.2-2006 Tuna steak beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen tuna steak - Part 2: Raw material requirements
Bahan baku tuna steak beku adalah ikan tuna hidup. Standar mencakup persyaratan jenis bahan baku, bentuk bahan baku,
asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku tuna steak beku. Penanganan ikan tuna harus sesuai dengan
SNI 01-4485.3-2006, Tuna steak beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan dan Recommended Code of Practice Food
Standard Programme Codex Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for Frozen Fish.
SNI 01-4485.3-2006 Tuna steak beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen tuna steak - Part 3: Handling and processing
Penanganan dan pengolahan tuna steak beku adalah semua kegiatan untuk mendapatkan produk akhir yang berupa tuna
steak beku. Standar mencakup bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan dan penyimpanan tuna
steak beku. Bahan baku harus sesuai dengan SNI 01-4485.2-2006,Tuna steak beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku.
Standar ini harus digunakan bersama-sama dengan Recommended Code of Practice Food Standard Programme Codex
Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for Frozen Fish serta SNI 01-4872-1998, Es balok untuk penanganan dan
pengolahan ikan.
SNI 01-4486-1998 Persyaratan bahan baku tuna steak beku Requirement for raw materials of frozen steak tuna fish 2
Persyaratan secara organoleptik terdiri dari rupa dan warna, bau, konsistensi, dan rasa.
SNI 01-4487-1998 Penanganan dan pengolahan tuna steak beku Treatment and processing of frozen steak tuna fish 5
Teknik penanganan dan pengolahan secara garis besar terdiri dari pemotongan, pencucian, sortasi mutu, pembuatan daging
bentuk lain, pembuangan daging dan kulit, serta pembekuan.
SNI 4488.1:2011 Lobster (Panulirus spp) hidup untuk konsumsi - Fresh lobster (Panulirus spp) for consumption - Part 1: 9
Bagian 1: Spesifikasi Specification
SNI 4488.2:2011 Lobster (Panulirus spp) hidup untuk konsumsi - Fresh lobster (Panulirus spp) for consumption - Part 2: 5
Bagian 2: Persyaratan bahan baku Requirements for raw materials
SNI 4488.3:2011 Lobster (Panulirus spp) hidup untuk konsumsi - Fresh lobster (Panulirus spp) for consumption - Part 3: 10
Bagian 3:Penanganan dan pengolahan Handling and processing
SNI 01-4865.1-1998 Sambal terasi Sambal terasi (Sauce made with shrimp paste) 4
Syarat mutu meliputi; bau dan rasa normal; total padatan minimal=40%; protein minimal=0,5%; bahan tambahan makanan
(pengawet, pewarna); cemaran logam; arsen maksimal=1,0 mg/kg, dan; cemaran mikroba (coliform<3 APM/g, salmonella
dan kapang=negatif).
SNI 4870.1:2011 Labi-labi (Trionyx spp.) hidup untuk konsumsi - Life freshwater turtles (Trionyx spp.) for consumption - Part 9
Bagian 1: Spesifikasi 1: Specification
SNI 4870.2:2011 Labi-labi (Trionyx spp.) hidup untuk konsumsi - Life freshwater turtles (Trionyx spp.) for consumption - 5
Bagian 2: Persyaratan bahan baku Part 2: Requirements for raw materials
SNI 4870.3:2011 Labi-labi (Trionyx spp.) hidup untuk konsumsi - Life freshwater turtles (Trionyx spp.) for consumption - Part 9
Bagian 3:Penanganan dan pengolahan 3: Handling and processing
SNI 01-4871.1-2006 Meka steak beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen Xiphias gladius steak - Part 1: Specification
Bahan baku berupa meka segar/beku utuh atau disiangi yang berasal dari perairan yang tidak tercemar. Bahan baku harus
mempunyai karakteristik kesegaran minimal; rupa dan warna (bersih, warna cerah); bau segar; konsistensi (elastis, padat,
dan kompak).
SNI 01-4871.2-2006 Meka steak beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen Xiphias gladius steak - Part 2: Raw material
requirements
Standar mencakup persyaratan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan
bahan baku meka steak beku.
SNI 01-4871.3-2006 Meka steak beku - Bagian 3: Penanganan dan Frozen Xiphias gladius steak - Part 3: Handling and
pengolahan processing
Teknik penanganan dan pengolahan meliputi; sortasi awal; pencucian; penyimpanan beku; pemotongan daging; pembuangan
daging gelap, kulit dan perapihan; pemotongan daging menjadi bentuk keping (steak); sortasi lanjutan, dan; pembekuan.
- 37 -
Ice for fish treatment -
SNI 01-4872.1-2006
Print document
Es untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi Part 1: Specification
Standar ini berlaku untuk es yang digunakan dalam penanganan ikan dan tidak berlaku untuk es yang digunakan untuk tujuan
10
lain. Es yang digunakan adalah es balok yaitu es yang berasal dari air yang memenuhi persyaratan mutu air minum yang
dibekukan dalam bentuk balok dan es curai yaitu es yang berasal dari air yang memenuhi persyaratan mutu air minum yang
In order to print this document from Scribd, you'll
dibekukan dalam bentuk keping (flake ice), tabung (tube ice), kubus (cube ice) dan pelat (plate ice)
first need to download it.
SNI 01-4872.2-2006 Es untuk penanganan ikan - Bagian 2: Persyaratan Ice for fish treatment - Part 2: Requirements of raw materials 6
bahan baku
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
Cancel ikan Download
baku es yang digunakan dalam penanganan And
dan tidak berlaku Print
untuk es yang digunakan untuk tujuan lain. Bahan baku es
untuk penanganan ikan adalah air yang memenuhi persyaratan mutu air minum
SNI 01-4872.3-2006 Es untuk penanganan ikan - Bagian 3: Penanganan dan Ice for fish treatment - Part 3: Handling and processing 13
pengolahan
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku es yang digunakan dalam penanganan ikan dan tidak berlaku untuk es yang digunakan untuk tujuan lain
SNI 4989:2011 Mutiara laut selatan South Sea Pearls
SNI 6162.1:2011 Ikan bawal segar - Bagian 1: Spesifikasi Fresh pomfret fish - Part 1: Specification 9
SNI 6162.2:2011 Ikan bawal segar - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Fresh pomfret fish - Part 2: Requirements for raw materials 5
SNI 6162.3:2011 Ikan bawal segar - Bagian 3: Penanganan Fresh pomfret fish - Part 3: Handling 10
SNI 6163.1:2009 Udang berlapis tepung (breaded) beku - Bagian 1: Frozen breaded shrimps - Part 1: Specification
Spesifikasi
SNI 6163.2:2009 Udang berlapis tepung (breaded) beku - Bagian 2: Frozen breaded shrimps - Part 2: Raw material requirements
Persyaratan bahan baku
SNI 6163.3:2009 Udang berlapis tepung (breaded) beku - Bagian 3: Frozen breaded shrimps - Part 3: Handling and processing
Penanganan dan pengolahan
SNI 6926.1:2011 Sotong (Sepia spp.) utuh beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen cuttlefish (Sepia spp.) - Part 1: Specification 12
SNI 6926.2:2011 Sotong (Sepia spp) utuh beku - Bagian 2: Persyaratan Frozen cuttlefish (Sepia spp.) - Part 2: Requirements for 5
bahan baku raw materials
SNI 6926.3:2011 Sotong (Sepia spp.) utuh beku - Bagian 3: Penanganan Frozen cuttlefish (Sepia spp.) - Part 3: Handling and 10
dan pengolahan processing
SNI 01-6927.1-2002 Ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) segar - Fresh yellow tail fusilier (Caesio erythrogaster) - Part 1: 6
Bagian 1: Spesifikasi Specification
Standar ini meliputi acuan, definisi, klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara
penanganan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat
penandaan dan pengemasan. ikan ekor kuning segar yaitu ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) segar yang telah
mengalami penanganan berupa penerimaan, sortasi, pencucian, dan pengepakan dan tidak berlaku untuk produk yang
mengalami pengolahan lebih lanjut. Syarat mutu yang merupakan kriteria uji adalah organoleptik, cemaran mikroba, dan
kimia, kedua pengujian terakhir dilakukan apabila dibutuhkan.
SNI 01-6927.2-2002 Ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) segar - Fresh yellow tail fusilier (Caesio erythrogaster) - Part 2: 5
Bagian 2: Persyaratan bahan baku Raw material requirement
Standar ini meliputi acuan; definisi; jenis bahan baku; bentuk bahan baku; asal bahan baku dan mutu bahan baku untuk ikan
ekor kuning (Caesio erythrogaster) utuh segar dengan mutu yang baik sesuai SNI 01-2729-1992, Ikan segar. Jenis, bentuk,
asal dan mutu bahan baku adalah ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster), yang belum mengalami penyiangan atau
pengolahan lain, berasal dari perairan yang tidak tercemar oleh pencemaran kimia, biologi dan fisika, harus bersih, bebas
dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah
lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan
SNI 01-6927.3-2002 Ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) segar - Fresh yellow tail fusilier (Caesio erythrogaster) - Part 3: 6
Bagian 3: Penanganan Handling
Standar ini menetapkan acuan, definisi, bahan, bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, peralatan, jenis
dan persyaratan peralatan, teknik penanganan, pengemasan, bahan kemasan dan teknik pengemasan, pelabelan dan
pemberian kode dalam penanganan ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) segar, yaitu semua kegiatan untuk mendapatkan
produk akhir yang berupa ikan ekor kuning segar. Dalam teknik penanganan dijelaskan mengenai potensi hazard, tujuan dan
petunjuk penanganan.
SNI 6928.1:2011 Ikan tenggiri (Scomberomerus spp.) segar - Bagian 1: Fresh spanish mackerel (Scomberomerus spp.) - Part 1: 10
Spesifikasi Specification
SNI 6928.2:2011 Ikan tenggiri (Scomberomerus spp.) segar - Bagian 2: Fresh spanish mackerel (Scomberomerus spp.) - Part 2: 5
Persyaratan bahan baku Requirements for raw materials
SNI 6928.3:2011 Ikan tenggiri (Scomberomerus spp.) segar - Bagian 3: Fresh spanish mackerel (Scomberomerus spp.) - Part 3: 10
Penanganan Handling
SNI 6929.1:2010 Daging rajungan (Portunnus pelagicus) pasteurisasi Pasteurized canned crab meat (Portunus pelagicus) - Part
dalam kaleng - Bagian 1: Spesifikasi 1: Specification
SNI 6929.2:2010 Daging rajungan (Portunnus pelagicus) pasteurisasi Pasteurized canned crab meat (Portunus pelagicus) - Part
dalam kaleng - Bagian 2: Persyaratan bahan baku 2: Raw material requirements
SNI 6929.3:2010 Daging rajungan (Portunnus pelagicus) pasteurisasi Pasteurized canned crab meat (Portunus pelagicus) - Part
dalam kaleng - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan 3: Handling and processing
SNI 6940.1:2011 Ikan layur (Trichiurus spp.) beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen ribbon fish (Trichiurus spp.) - Part 1: Specification 10
SNI 6940.2:2011 Ikan layur (Trichiurus spp.) beku - Bagian 2: Persya Frozen ribbon fish (Trichiurus spp.) - Part 2: Requirements 5
ratan bahan baku for raw materials
SNI 6941.1:2011 Gurita (Octopus sp.) utuh beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen octopus (Octopus sp.) - Part 1: Specification 10
- 38 -
SNI 6941.3:2011
Print document sp.) - Part 3: Handling and
Gurita (Octopus sp.) utuh beku - Bagian 3: Penanganan Frozen octopus (Octopus 11
dan pengolahan processing
SNI 6942.1:2011 Ikan layang (Decapterus spp.) beku - Bagian 1: Frozen flying fishes (Decapterus spp.) - Part 1: 10
Spesifikasi In order to print this document Specification
from Scribd, you'll
SNI 6942.3:2011 first
Ikan layang (Decapterus need
spp.) to-download
beku Bagian 3: it. Frozen flying fishes (Decapterus spp.) - Part 3: Handling 10
Penanganan dan pengolahan and processing
SNI 01-7143.1-2005 Ikan nila (Oreochromis sp) utuh beku - Bagian 1: The frozen intact nila (Oreochromis sp) fish - Part 1: 10
Spesifikasi Cancel Download And Print
Specification
Ikan nila utuh rebus beku adalah produk hasil perikanan dengan bahan baku ikan nila hidup yang mengalami perlakuan
sebagai berikut: penerimaan, pencucian, perebusan, pendinginan, sortasi, penimbangan dan pembungkusan, penyusunan
dalam pan, pembekuan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan. Standar ini mencakup syarat bahan baku, bahan
penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan
keamanan pangan,cara pengambilan contoh, c ara uji serta syarat penandaan dan pengemasan. Standar ini digunakan
bersama-sama dengan SNI terkait dengan pengambilan contoh produk perikanan, SNI untuk uji organoleptik, uji kimia dan
mikrobiologi. Selain itu juga SNI 01-7143.2-2005, Ikan nila (Oreochromis sp) utuh beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku,
SNI 01-7143.3-2005, Ikan nila (Oreochromis sp) utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan, Recommended Code of
Practice Food Standard Programme Codex Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for Frozen Fish, Chloramphenicol
sesuai Metode HPLC yang diadopsi dari Journal of AOAC International Vol. 74, No. 1, 1991, Nitrofurans sesuai dengan
Metode HPLC yang diadopsi dari ournal of AOAC International Vol. 76, No. 6, 1993.
SNI 01-7143.2-2005 Ikan nila (Oreochromis sp) utuh beku - Bagian 2: The frozen intact nila (Oreochromis sp) fish - Part 2: Raw 6
Persyaratan bahan baku material requirements
Bahan baku ikan nila utuh beku adalah ikan nila (Oreochromis sp) hidup. Standar mencakup persyaratan jenis bahan baku,
bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku ikan nila utuh beku. Penanganan ikan
nila harus sesuai dengan SNI 01-7143.3-2005, Ikan nila (Oreochromis sp) utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
dan Recommended Code of Practice Food Standard Programme Codex Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for
Frozen Fish.
SNI 01-7143.3-2005 Ikan nila (Oreochromis sp) utuh beku - Bagian 3: The frozen intact nila (Orechromis sp) fish - Part 3: 8
Penanganan dan pengolahan Handling and processing
Penanganan dan pengolahan ikan nila utuh rebus beku adalah semua kegiatan untuk mendapatkan produk akhir yang berupa
ikan nila utuh rebus beku. Standar mencakup bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan dan
penyimpanan ikan nila utuh rebus beku. Bahan baku harus sesuai dengan SNI 01-7143.2-2005, Ikan nila (Oreochromis sp)
utuh beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku. Standar ini harus digunakan bersama-sama dengan Recommended Code of
Practice Food Standard Programme Codex Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for Frozen Fish serta SNI 01-4872-
1998, Es balok untuk penanganan dan pengolahan ikan.
SNI 01-7144.1-2005 Ikan napoleon (Chellinus indulatus) hidup untuk The napoleon (Chellinus indulatus) fish for consumption - 9
konsumsi - Bagian 1: Spesifikasi Part 1: Specification
Ikan napoleon hidup untuk konsumsi adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan napoleon (Chellinus
indulatus) hidup, sehat dan utuh yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan, sortasi, penyiangan, pencucin,
pembekuan, dan pengepakan. Persyaratan bahan baku harus sesuai SNI 01-7144.2-2005, Ikan napoleon (Chellinus indulatus)
hidup untuk konsumsi - Bagian 2: persyaratan bahan baku, dan penanganan harus sesuai SNI 01.7144.3-2005, Ikan napoleon
(Chellinus indulatus) hidup untuk konsumsi - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan. Pengambilan contoh harus sesuai SNI
01-2326-1991, Metode pengambilan contoh produk perikanan. SNI yang digunaan bersamaan lainnya adalah SNI yang terkait
dengan uji organoleptik, mikrobiologi, fisika dan kandungan logam untuk produk perikanan.
SNI 01-7144.2-2005 Ikan napoleon (Chellinus indulatus) hidup untuk The napoleon (Chellinus indulatus) fish for consumption - 5
konsumsi - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Part 2: Raw material requirements
Bahan baku ikan napoleon hidup untuk konsumsi adalah ikan yang hidup dan sehat. Standar meliputi jenis bahan baku, bentuk
bahan baku, asal bahan baku dan mutu bahan baku. Bahan baku secara organoleptik minimal harus mempunyai nilai 7 sesuai
Tabel A.1 pada SNI 01-7144.1-2005, Ikan napoleon (Chellinus indulatus) hidup untuk konsumsi - Bagian 1 : Spesifikasi.
SNI 01-7144.3-2005 Ikan napoleon (Chellinus indulatus) hidup untuk The napoleon (Chellinus indulatus) fish for consumption - 7
konsumsi -Bagian 3: Penanganan Part 3: Handling
Penanganan ikan napoleon hidup untuk konsumsi adalah semua kegiatan untuk mendapatkan produk akhir berupa ikan
napoleon hidup. Bahan baku ikan napoleon sesuai dengan SNI 01-7144.2-2005, Ikan napoleon (Chellinnus indulatus) hidup
untuk konsumsi - Bagian 2: Persyaratan bahan baku. Standar meliputi ketentuan untuk bahan, peralatan, teknik penanganan
dan pengemasan ikan napoleon hidup untuk konsumsi. Standar lain yang harus digunakan adalah SNI 01-4855, Pengemasan
ikan hidup (life fish) melalui sarana angkutan udara. SNI 01-4872-1998, Es balok untuk penanganan dan pengolahan ikan.
SNI 01-7145.1-2005 Hiu utuh beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen intact sharks - Part 1: Specification 9
Hiu utuh beku adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan hiu segar yang mengalami perlakuan sebagai
berikut: penerimaan, sortasi, penyiangan, pencucin, pembekuan, dan pengepakan. Persyaratan bahan baku harus sesuai SNI
01-7145.2-2005, Hiu utuh beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku.. Untuk cara penanganan dan pengolahan harus sesuai
SNI 01.7145.3-2005, Hiu utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan. Pengambilan contoh harus sesuai SNI 01-2326-
1991, Metode pengambilan contoh produk perikanan. Untuk cara uji mutu sesuai sni yang dipersyaratkan dalam SNI ini.
SNI 01-7145.2-2005 Hiu utuh beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen intact sharks - Part 2: Raw material requirements 4
Bahan baku ikan hiu beku adalah ikan hiu utuh segar atau sudah disiangi dengan mutu baik sesuai SNI 01-2729-1992, Ikan
segar. Bahan baku yang digunakan adalah ikan cucut botol (Centrophorus squamosus, Squalus mitsukuri), cucut hiu
(Carcharias dussmieri), cucut mako (Isurus glaucus), cucut martil (Spyrna blochii) dan cucut gergaji (Pristopis microdon).
Standar iniharus digunakan bersamaan dengan SNI 01-7145.2-2005, Hiu utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan,
serta Recommended Code of Practice Food Standard Programme Codex Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for
Frozen Fish
SNI 01-7145.3-2005 Hiu utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen intact sharks. - Part 3: Handling and processing 7
Penanganan dan pengolahan hiu utuh beku adalah semua kegiatan untuk mendapatkan produk akhir berupa hiu uth beku.
Bahan baku hiu uth beku harus sesuai dengan SNI 01-7145.2-2005, Hiu uth beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku.
Standar meliputi ketentuan untuk j enis dan persyaratan perlatan, teknik penanganan, pengemasan, dan penyimpanan hiu utuh
beku. Standar lain yang harus digunakan adalah SNI 01-4872-1998, Es balok untuk penanganan dan pengolahan ikan. Serta
joint FAO/WHO Food standard Programme Codex Alimentarius (CAC/RCP 70-1981) for Frozen Fish.
- 39 -
SNI 01-7146.1-2005 Print document
Keong (Babylonia spp) utuh rebus beku - Bagian 1:
Frozen boiled intact snails (Babylonia spp) - Part 1: 10
Spesifikasi Specification
Keong utuh rebus beku adalah produk hasil perikanan dengan bahan baku keong hidup yang mengalami perlakuan sebagai
In order to print this document from Scribd, you'll
berikut: penerimaan, pencucian, perebusan, pendinginan, sortasi, penimbangan dan pembungkusan, penyusunan dalam pan,
firstpengemasan
pembekuan, pengepakan, need to download it.
dan penyimpanan. Standar ini mencakup syarat bahan baku, bahan penolong dan
bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan
pangan,cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan. Standar hanya berlaku untuk keong
Babylonia spp utuh beku dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Standar ini dipergunakan
Cancel
bersama dengan beberapa SNI untuk pengambilanDownload
contoh produkAnd Print
perikanan dan SNI metode uji kimia dan mikrobiologi.
SNI 01-7146.2-2005 Keong (Babylonia spp) utuh rebus beku - Bagian 2: Frozen boiled intact snails (Babylonia spp) - Part 2: Raw 10
Persyaratan bahan baku material requirements
Bahan baku keong utuh rebus beku adalah keong Babylonia spp hidup. Standar mencakup jenis bahan baku, bentuk bahan
baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku keong utuh rebus beku. Standar digunakan bersama-
sama dengan Recommended Code of Practice Food Standard Programme Codex Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-
1981) for Frozen Fish serta SNI 01-7146.3-2005, Keong (Babylonia spp) utuh rebus beku - Bagian 3: Penanganan dan
pengolahan.
SNI 01-7146.3-2005 Keong (Babylonia spp) utuh rebus beku - Bagian 3: Frozen boiled intact snails (Babylonia spp) - Part 3: 8
Penanganan dan pengolahan Handling and processing
Penanganan dan pengolahan keong utuh rebus beku adalah semua kegiatan untuk mendapatkan produk akhir yang berupa
keong utuh rebus beku. Standar mencakup bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan dan
penyimpanan keong Babylonia spp utuh rebus beku. Bahan baku harus sesuai SNI 01-7146.2-2005, Keong (Babylonia spp)
utuh rebus beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku. Standar lain yang harus digunakan bersama dengan SNI ini adalah SNI
01-4872-1998, Es balok untuk penanganan dan pengolahan serta Recommended Code of Practice Food Standard Programme
Codex Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for Frozen Fish.
SNI 01-7259.1-2006 Ikan kakap utuh segar - Bagian 1: Spesifikasi Fresh intact snapper fish - Part 1: Specification 10
Standar ini menetapkan syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan, teknik sanitasi
dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan serta pengemasan
untuk ikan kakap utuh segar, dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. ikan kakap utuh segar
adalah yang telah mengalami penanganan sebagai berikut: penerimaan, sortasi, pembersihan, pengemasan, syarat penandaan
dan penyimpanan. Persyaratan mutu dan keamanan pangan yang diuji adalah organoleptik, cemaran mikroba dan cemaran
kimia kedua pengujian terakhir dilakukan apabila diperlukan.
SNI 01-7259.2-2006 Ikan kakap utuh segar - Bagian 2: Persyaratan bahan Fresh intact snapper fish - Part 2: Raw material 6
baku requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk ikan kakap utuh segar. Jenis bahan baku yang digunakan adalah ikan kakap merah (Lutjanus spp), kakap
putih(Lates calcalifer), benbentuk ikan kakap utuh segar yang belum mengalami penyiangan, berasal dari perairan yang tidak
tercemar, bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas
dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan, bahan baku disimpan dalam
wadah yang baik dan tetap dipertahankan suhu pusat bahan baku antara 0°C-5°C, saniter dan higienis.
SNI 01-7259.3-2006 Ikan kakap utuh segar - Bagian 3: Penanganan dan Fresh intact snapper fish - Part 3: Handling and processing 7
pengolahan
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan, syarat penandaan dan penyimpanan untuk ikan kakap utuh dan
segar. Penanganan ikan kakap utuh segar merupakan rangkaian kegiatan penanganan untuk mendapatkan produk akhir yang
baik dan mempunyai jaminan mutu
SNI 01-7260.1-2006 Ikan kakap utuh beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen intact snapper fish - Part 1: Specification 10
Standar ini menetapkan syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan
pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, serta syarat
pengemasan dan syarat penandaan untuk ikan kakap utuh beku. Standar ini berlaku untuk ikan kakap utuh beku dan tidak
berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Ikan kakap utuh beku merupakan produk olahan hasil
perikanan dengan bahan baku ikan kakap utuh yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku,
pencucian, sortasi mutu, pembuangan isi perut dan insang, sortasi ukuran, penimbangan, penyusunan dalam pan, pembekuan,
penggelasan, pengepakan, pengemasan, pelabelan, pemberian kode dan penyimpanan
SNI 01-7260.2-2006 Ikan kakap utuh beku - Bagian 2: Persyaratan bahan Frozen intact snapper fish - Part 2: Raw material 6
baku requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk ikan kakap utuh beku. Bahan baku ikan kakap utuh beku adalah ikan kakap utuh segar
SNI 01-7260.3-2006 Ikan kakap utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan Frozen intact snapper fish - Part 3: Handling and processing 8
pengolahan
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan, syarat penandaan serta
penyimpanan untuk ikan kakap utuh beku
SNI 01-7261.1-2006 Ikan kerapu utuh segar - Bagian 1: Spesifikasi Fresh intact grouper fish - Part 1: Specification 11
Standar ini menetapkan syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan, teknik sanitasi
dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, pengemasan serta syarat penandaan
untuk ikan kerapu utuh segar. Standar ini berlaku untuk ikan kerapu utuh segar dan tidak berlaku untuk produk yang
mengalami pengolahan lebih lanjut. Ikan kerapu utuh segar adalah ikan kerapu utuh segar yang telah mengalami penanganan
sebagai berikut: penerimaan, sortasi, pembersihan, pengemasan, syarat penandaan dan penyimpanan
SNI 01-7261.2-2006 Ikan kerapu utuh segar - Bagian 2: Persyaratan bahan Fresh intact grouper fish - Part 2: Raw material requirements 7
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk ikan kerapu utuh segar
SNI 01-7261.3-2006 Ikan kerapu utuh segar - Bagian 3: Penanganan dan Fresh intact grouper fish - Part 3: Handling and processing 9
pengolahan
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan, syarat penandaan dan penyimpanan untuk ikan kerapu utuh
segar
- 40 -
Print document
SNI 01-7262.1-2006 Ikan kerapu utuh beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen intact grouper fish - Part 1: Specification 9
Ikan kerapu utuh beku adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan kerapu utuh yang mengalami
In order to print this document from Scribd, you'll
perlakuan sebagai berikut: penerimaan, pencucian, sortasi, penyiangan atau tanpa penyiangan, sortasi ukuran, penimbangan,
firstpembekuan,
penyusunan dalam pan, need to download
penggelasanit.(glazing) dan pengemasan, syarat penandaan dan penyimpanan. Standar
ini mencakup syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik
sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan,cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan
pengemasan. Standar ini digunakan bersama-sama dengan SNI terkait dengan pengambilan contoh produk perikanan, SNI
untuk uji organoleptik, uji kimiaCancel Download
dan mikrobiologi. Selain itu jugaAnd Print
SNI 01-7262.2-2006, Ikan kerapu utuh beku - Bagian 2:
Persyaratan bahan baku, SNI 01-7262.3-2006, Ikan kerapu utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan.
SNI 01-7262.2-2006 Ikan kerapu utuh beku - Bagian 2: Persyaratan bahan Frozen intact grouper fish - Part 2: Raw material 7
baku requirements
Bahan baku ikan kerapu utuh beku adalah ikan kerapu hidup. Standar mencakup persyaratan jenis bahan baku, bentuk bahan
baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku ikan kerapu utuh beku. Penanganan ikan kerapu
harus sesuai dengan SNI 01-7262.3-2006, Ikan kerapu utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan.
SNI 01-7262.3-2006 Ikan kerapu utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan Frozen intact grouper fish - Part 3: Handling and processing 9
pengolahan
Penanganan dan pengolahan ikan kerapu utuh beku adalah semua kegiatan untuk mendapatkan produk akhir yang berupa
ikan kerapu utuh beku. Standar mencakup bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan dan
penyimpanan ikan kerapu utuh beku. Bahan baku harus sesuai dengan SNI 01-7262.2-2006, Ikan kerapu utuh beku - Bagian
2: Persyaratan bahan baku.
SNI 01-7263.1-2006 Marlin loin beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen loin marlin - Part 1: Specification 11
Standar ini berlaku untuk marlin loin beku dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Marlin
loin beku merupakan produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan marlin segar atau beku yang mengalami
perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, sortasi, pembuatan loin (loinning), perapihan (trimming), sortasi ukuran,
pembekuan, pengemasan, syarat penandaan dan penyimpanan. Standar ini menetapkan syarat bahan baku, bahan penolong
dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan
pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, serta syarat pengemasan dan syarat penandaan untuk marlin loin beku
SNI 01-7263.2-2006 Marlin loin beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen loin marlin - Part 2: Raw material requirements 7
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk marlin loin beku. Bahan baku marlin loin beku merupakan ikan marlin segar atau beku
SNI 01-7263.3-2006 Marlin loin beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolah Frozen loin marlin - Part 3: Handling and processing 11
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan serta syarat penandaan dan
penyimpanan untuk marlin loin beku
SNI 01-7264.1-2006 Marlin steak beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen steak marlin - Part 1: Specification 12
Standar ini menetapkan syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, penanganan dan pengolahan,
teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, pengambilan contoh, cara uji, serta syarat pengemasan dan
syarat penandaan untuk marlin steak beku. Standar ini berlaku untuk marlin steak beku dan tidak berlaku untuk produk yang
mengalami pengolahan lebih lanjut. Marlin steak beku merupakan produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku marlin
segar atau beku yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan, sortir mutu, penyiangan atau tanpa penyiangan,
pencucian, pembuatan loin, pengulitan dan perapihan, pembungkusan (wrapping), pembekuan, pembentukan steak, sortasi
ukuran, penggelasan atau tanpa penggelasan, penimbangan, pengepakan, syarat penandaan dan penyimpanan.
SNI 01-7264.2-2006 Marlin steak beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen steak marlin - Part 2: Raw material requirements 7
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk marlin steak beku
SNI 01-7264.3-2006 Marlin steak beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolah Frozen steak marlin - Part 3: Handling and processing 11
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan, syarat penandaan serta
penyimpanan untuk marlin steak beku
SNI 01-7265.1-2006 Sotong dalam kaleng - Bagian 1: Spesifikasi Canned cuttle fish (Sepia sp) - Part 1: Specification 11
Sotong dalam kaleng merupakan produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku sotong segar yang mengalami
perlakuan sebagai berikut: pembersihan, penyiangan (mata, kulit, isi perut, cangkang) pencucian, perebusan, perendaman
dalam air dingin, pencucian, sortasi ukuran dan mutu, pengisian dan penimbangan, pengisian media, penutupan kaleng,
pengecekan double seam, sterilisasi, pendinginan, pemeraman, seleksi dan pengepakan, pengemasan. Standar ini menetapkan
syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan
higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan untuk
sotong dalam kaleng
SNI 01-7265.2-2006 Sotong dalam kaleng - Bagian 2: Persyaratan bahan Canned cuttle fish (Sepia sp) - Part 2: Raw material 6
baku requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk sotong dalam kaleng. Bahan baku sotong dalam kaleng adalah sotong segar atau beku
SNI 01-7265.3-2006 Sotong dalam kaleng - Bagian 3: Penanganan dan Canned cuttle fish (Sepia sp) - Part 3: Handling and 10
pengolahan processing
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan serta syarat penandaan dan
penyimpanan untuk sotong dalam kaleng
SNI 01-7266.1-2006 Bakso ikan beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen fish balls - Part 1: Specification 11
Standar ini menetapkan syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan
pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, serta syarat
pengemasan dan syarat penandaan untuk bakso ikan beku. Bakso ikan beku merupakan produk olahan hasil perikanan
dengan bahan baku ikan utuh atau lumatan daging ikan y ang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan, penyiangan,
pencucian, pengambilan daging, penghancuran daging, pencampuran, pembentukan, perebusan, pendinginan, sortasi,
penimbangan dan pengemasan, pembekuan dengan atau tanpa penggelasan, pengepakan, pengemasan, syarat penandaan
dan penyimpanan
- 41 -
Frozen fish balls - Part
SNI 01-7266.2-2006
Print document
Bakso ikan beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku 2: Raw material requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
7
baku untuk bakso ikan beku. Bahan baku bakso ikan beku merupakan ikan segar atau beku dengan mutu yang baik
SNI 01-7266.3-2006 Bakso ikan beku - Bagian In order to print this
3: Penanganan dandocument from Scribd,
pengolah Frozen you'll
fish balls - Part 3: Handling and processing 11
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan serta syarat penandaan dan
first need to download it.
penyimpanan untuk bakso ikan beku. Bahan yang digunakan adalah bahan baku dan bahan penlolong terdiri atas air, es dan
bahan tambahan. Semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan bakso ikan beku
mempunyai permukaan yang halus dan rata, tidak mengelupas, tidak berkarat, tidak merupakan sumber cemaran jasad renik,
dirancang sesuaiDownload
tidak retak, tidak menyerap air, Cancel Andsanitasi
dengan persyaratan Printdan mudah dibersihkan. Semua peralatan dalam
keadaan bersih sebelum, selama dan sesudah digunakan. Dalam teknik penanganan dan pengolahan dijelaskan mengenai
potensi hazard, tujuan dan petunjuk penanganan.
SNI 7306:2009 Prosedur pengambilan dan pengiriman contoh ikan Sampling and distribution procedures of fish for diseases 8
untuk pemeriksaan penyakit inspection
SNI 7306-2009 merupakan standar baru, dengan lingkup menetapkan prosedur pengambilan dan pengiriman contoh ikan
untuk pemeriksaan penyakit. Contoh ikan adalah sejumlah kecil dari populasi ikan yang digunakan untuk pemeriksaan dan
memenuhi persyaratan secara statistika. Prinsip pengambilan contoh dilakukan secara acak dengan pendekatan statistika dan
prinsip pengiriman contoh dilakukan dengan cepat dan tidak merubah kondisi contoh sehingga sesuai untuk pemeriksaan.
Peralatan dan bahan yang diperlukan harus sesuai ketentuan. Teknik pengambilan contoh disesuaikan dengan kegiatan
monitoring dan surveilen yang dilakukan. Untuk monitoring, pengambilan contoh dilakukan secara acak sedangkan pada
surveilen contoh diambil sesuai standar yang telah dibakukan yaitu sebanyak 2% atau 5% dari nilai prevelensi mencapai 95%
dari satu lokasi. Disesuaikan dengan metode pemeriksaan, setiap contoh yang kirim harus dilengkapi dengan data kondisi
saat diambil, gejala klinis lokasi, tanggal, jam, larutan fiksatif yang digunakan, petugas pengambil contoh dan metode
pemeriksaan. Teknik pengiriman contoh dapat dilakukan dalam kondisi hidup, dalam kondisi mati dan pengiriman contoh
terfiksasi, dimana masing-masing dilakukan sesuai ketentuan. Gangguan yang kemungkinan terjadi pada saat pengambilan
dan pengiriman contoh ikan antara lain, populasi dengan jumlah individu sedikit, populasi cenderung menggerombol, sifat ikan
yang cenderung bersembunyi dan menempel pada wadah, ukuran ikan tidak seragam, ikan mudah stres, dan pengambilan
contoh tidak dilakukan oleh petugas.
SNI 7314.1:2009 Sidat beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen sidat - Part 1 : Specification
SNI 7314.2:2009 Sidat beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen sidat - Part 2 : Raw material requirements
SNI 7314.3:2009 Sidat beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen sidat - Part 3 : Handling and processing
SNI 7315.1:2009 Lele beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen catfish - Part 1 : Specification
SNI 7315.2:2009 Lele beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen catfish - Part 2 : Raw material requirements
SNI 7315.3:2009 Lele beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen catfish - Part 3 : Handling and processing
SNI 7316.1:2009 Bandeng cabut duri beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen bone less - Part 1 : Specification
SNI 7316.2:2009 Bandeng cabut duri beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen bone less - Part 2 : Raw material requirements
SNI 7316.3:2009 Bandeng cabut duri beku - Bagian 3: Penanganan dan Frozen bone less - Part 3 : Handling and processing
pengolahan
SNI 7317.1:2009 Cumi kaleng - Bagian 1: Spesifikasi Canned squid - Part 1: Specification
SNI 7317.2:2009 Cumi kaleng - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Canned squid - Part 2: Raw material requirements
SNI 7317.3:2009 Cumi kaleng - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Canned squid - Part 3: Handling and processing
SNI 7318.1:2009 Fillet kerapu beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen grouper fish - Part 1 : Specification
SNI 7318.2:2009 Fillet kerapu beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen grouper fish - Part 2 : Raw material requirements
SNI 7318.3:2009 Fillet kerapu beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen grouper fish - Part 3 : Handling and processing
SNI 7319.1:2009 Ikan berlapis tepung (breaded) beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen breaded fish - Part 1 : Specification
SNI 7319.2:2009 Ikan berlapis tepung (breaded) beku - Bagian 2: Frozen breaded fish - Part 2 : Raw material requirements
Persyaratan bahan baku
SNI 7319.3:2009 Ikan berlapis tepung (breaded) beku - Bagian 3: Frozen breaded fish - Part 3 : Handling and processing
Penanganan dan pengolahan
SNI 7320.1:2009 Sate tuna beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen tuna satay - Part 1 : Specification
SNI 7320.2:2009 Sate tuna beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen tuna satay - Part 2 : Raw material requirements
SNI 7320.3:2009 Sate tuna beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen tuna satay - Part 3 : Handling and processing
SNI 7321.1:2009 Steak tenggiri beku - Bagian 1: Spesifikasi Frozen spanish mackerel steak - Part 1 : Specification
SNI 7321.2:2009 Steak tenggiri beku - Bagian 2: Persyaratan bahan bakuFrozen spanish mackerel steak - Part 2 : Raw material
requirements
SNI 7321.3:2009 Steak tenggiri beku - Bagian 3: Penanganan dan Frozen spanish mackerel steak - Part 3 : Handling and
pengolahan processing
SNI 7530.1:2009 Tuna loin segar - Bagian 1: Spesifikasi Fresh tuna loin - Part 1: Specification
SNI 7530.2:2009 Tuna loin segar - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Fresh tuna loin - Part 2: Raw material requirement
SNI 7530.3:2009 Tuna loin segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolah Fresh tuna loin - Part 3: Handling and processing
SNI 7545.3:2009 Metode identifikasi bakteri pada ikan secara konven- Conventional bacteria identification on fish - Part 3:
sional -Bagian 3: Streptococcus iniae dan Streptococcus Streptococcus iniae dan Streptococcus agalactiae
agalactiae
SNI 7546:2009 Deteksi Viral Nervous Necrosis (VNN) pada ikan laut Viral Nervous Necrosis (VNN) detection on seafish by
dengan metode Reverse Transcnptase Poiymerase Chain using of Reverse Transcnptase Poiymerase Chain
Reaction (RT-PCR) Reaction (RT-PCR) method
SNI 7547:2009 Deteksi Koi Herpesvirus (KHV) dengan metode Koi Herpesvirus (KHV) detection on seafish by using of
Poiymerase Chain Reaction (PCR) (single step) Poiymerase Chain Reaction (PCR) (single step) method
SNI 7548:2009 Pakan buatan untuk ikan patin (Pangasius sp.) Artificial food for shark catfish (Pangasius djambal)
- 42 -
SNI 7549:2009
Print document shrimps (Penaeus vannamei)
Pakan buatan untuk udang vaname (Penaeus vannamei) Artificial food for vaname
SNI 7550:2009 Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas Nila (Oreochromis niloticus Bleeker) production
pembesaran di kolam air tenang exaggerated class in ponds
SNI 7551:2009 In order
Produksi ikan patin pasupati to print sp.)
(Pangasius thiskelas
document Shark
from Scribd,
pasupatiyou'll
(Pangasius sp.) production exaggerated
pembesaran di kolam first need to download it. class in ponds
SNI 7560.1:2010 Kepiting (Scylla serrata) kulit lunak beku - Bagian 1: Crab (Scylla serrata) frozen soft-shell - Part 1: Specification
Spesifikasi
SNI 7560.2:2010 Cancel
Kepiting (Scylla serrata) kulit lunak Download
beku - Bagian 2: CrabAnd Print
(Scylla serrata) frozen soft-shell - Part 2:
Persyaratan bahan baku Requirements for raw materials
SNI 7560.3:2010 Kepiting (Scylla serrata) kulit lunak beku - Bagian 3: Crab (Scylla serrata) frozen soft-shell - Part 3: Handling
Penanganan dan pengolahan and processing
SNI 7733:2011 Ikan hias mas koki (Carassius auratus) - Syarat mutu Carassius auratus - Quality requirements and handling 20
dan penanganan
SNI 7734:2011 Ikan hias koi (Cyprinus carpio L.) - Syarat mutu dan Cyprinus carpio L. - Quality requirements and handling 21
penanganan
SNI 7735:2011 Ikan cupang hias (Betta splendens) - Syarat mutu dan Betta splendens - Quality requirements and handling 19
penanganan
SNI 7736:2011 Ikan hias arwana (Sceleropages formosus) - Syarat Sceleropages formosus - Quality requirements and handling 18
mutu dan penanganan
SNI 7737:2011 Tanaman hias air kabomba (Cabomba spp) - Syarat Cabomba spp - Quality requirements and handling 17
mutu dan penanganan
67.120.99 Produk hewan lainnya Other animal produce
SNI 01-2727-1992 Bekicot beku Frozen escargots 4
Standar ini meliputi persyaratan bahan baku, bahan pembantu dan bahan tambahan, persyaratan teknis,
sanitasi dan higiene (cara penanganan, pengolahan, pengemasan, cara pemberian label dan merek dan cara penyimpanan),
persyaratan mutu dan analisis (mutu produk akhir, pengambilan contoh dan analisis).
SNI 3918.1:2009 Bekicot (Achatina fulica) dalam kaleng - Bagian 1: Canned escargots - Part 1: Specification
Spesifikasi
SNI 3918.2:2009 Bekicot (Achatina fulica) dalam kaleng - Bagian 2: Canned escargots - Part 2: Raw material requirements
Persyaratan bahan baku
SNI 3918.3:2009 Bekicot (Achatina fulica) dalam kaleng - Bagian 3: Canned escargots - Part 3: Handling and processing
Penanganan dan pengolahan
- 43 -
67.140.20 Kopi dan pengganti kopi
Print document
Coffee and coffee substitutes
SNI 7708:2011 Kopi gula krimer dalam kemasan Coffee creamer sugar in containers
SNI 06-2882-1992 Cara uji metanol dengan spektrophotometer minuman Methanol in alcoholic drinks, Spectrophotometric test method 2
beralkohol
Prinsip pengujian adalah oksidasi metanol dengan kalium metanol permanganat menjadi formaldehida. Formaldehida yang
terjadi direaksikan dengan asam kromotropat atau garamnya. Warna yang terjadi resapannya di ukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 575 nm.
SNI 01-3773-1995 Bir Beer 19
Minuman beralkohol ini diperoleh dengan cara permentasi. Syarat mutunya meliputi keadaan ( bau/ rasa), cemaran logam (
timbal, tembaga, seng, raksa timah ) dll. Penentuan kadar etil alkohol dapat dilakukan dengan metode refraksi .
SNI 01-3774-1995 Bir hitam Stout (black beer) 17
Standar in meliputi syarat mutu, cara uji dari bir hitam. Kriteria ujinya ada 10 antara lain keadaan ( Bau, warna, rasa ),
kepahitan, CO2, SO2, PH, e kstrak asal dll. Pengujian kadar etil alkohol, sari adalah dengan metode destilasi.
SNI 01-3952-1995 Anggur brem Bali Bali wine 3
Minuman beralkohol sebagai hasil dari proses peragian (fermentasi ) beras ketan ( oriza sativa glutinosa ). Jenis mutu
dibedakan menjadi anggur brem merah yang berasal dari beras ketan hitam dan brem putih dari beras ketan putih, syarat
mutu, pengambilan contoh dan pengemasan.
- 44 -
SNI 01-4018-1996 Anggur
Print document Wine 8
Anggur adalah minuman beralkohol hasil peragian sari buah anggur (Vitis vinifera) yang mengandung Etil alkohol 8-20 %
v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan.
SNI 01-4019-1996 Anggur buah In order to print this document Fruits from Scribd,
wine you'll 7
Anggur adalah minuman beralkohol hasil peragian sari buah anggur yang mengandung etil alkohol 5-15 % v/v. Metodenya
first need to download it.
meliputi : syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan anggur buah.
SNI 01-4020-1996 Arak Rice Wine 9
Arak merupakan minuman beralkohol yang dibuat dari spirit hasil peragian lumatan beras, sorgum dengan atau tanpa molasis
yang mengandung etil alkohol Cancel Download
min 30 % v/v. Metodenya And
meliputi Print
: syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara
pengemasan dan syarat penandaan.
SNI 01-4021-1996 Brendi Brendy 8
Brendi adalah minuman beralkohol yang dibuat dari spirit hasil peragian buah anggur (wine) dan dimatangkan dalam tong
tidak kurang dari 2 tahun dengan kadar etil alkohol min 25 % v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara uji, cara
pengambilan contoh, cara pengemasan dan syarat penandaan.
SNI 01-4022-1996 Cognac Cognac 12
Cognac adalah minuman beralkohol yang dibuat dari spirit hasil peragian buah anggur varietas tertentu, dimatangkan dalam
tong kayu tidak kurang dari 2 tahun dengan kadar etil alkohol min 35 % v/v. Metodenya meliputi : Syarat mutu, cara uji, cara
pengambilan contoh, syarat penandaan dan cara pengemasan.
SNI 01-4023-1996 Gin Gin 7
Gin merupakan minuman beralkohol yang dibuat dari spirit hasil peragian biji-bijian dengan penambahan aroma dari juniper
barries dengan kadar etil alkohol min 35 % v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh, cara
pengemasan dan syarat penandaan.
SNI 01-4024-1996 Genever Genever 7
Genever merupakan minuman yang dibuat dari spirit hasil peragian biji-bijian yang ditambahkan junifer fructus sebagai
aroma dengan atau tanpa penambahan gula dengan kadar etil alkohol min 30 % v/v. Metode yang digunakan meliputi : syarat
mutu, cara uji, cara pengambilan contoh, cara pengemasan dan syarat penandaan.
SNI 01-4025-1996 Vodka Vodka 8
Vodka merupakan minuman beralkohol dari spirit hasil peragian biji-bijian sesudah penyulingan dilakukan proses
penjernihan dengan karbon aktif dan kadar alkoholnya min 32,5 % v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara pengambilan
contoh, cara uji , cara pengemasan dan syarat penandaan.
SNI 01-4026-1996 Liqueur Liqueur 14
Liquer adalah minuman beralkohol yang diperolah dengan mencampur spirit bersama-sama buah-buahan, bunga, daun atau
sayur dengan ekstrak yang berasal dari penyulingan, infus, perkolasi dengan atau tanpa penambahan gula dengan kadar etil
alkohol min 17 % v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh, cara pengemasan dan syarat
penandaan.
SNI 01-4027-1996 Rum Rum 8
Rum adalah beralkohol dibuat dari spirit hasil peragian produk tebu yang dimatangkan dalam tong kayu tidak kurang dari 2
tahun dengan kadar etil alkohol min 37,5 % v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh, cara
pengemasan, dan syarat penandaan.
SNI 01-4028-1996 Shandy Shandy 8
Shandy merupakan minuman yang dibuat dari konsentrat shandy dengan atau tanpa bir, ditambah gula, air berkarbon dioksida
dengan kadar etil alkohol kurang dari 1 %. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh, cara
pengemasan dan syarat penandaan.
SNI 01-4029-1996 Whisky Whisky 9
Whisky merupakan minuman beralkohol dibuat dari spirit hasil peragian lumatan serealia atau olahannya dan dimatangkan
dalam tong kayu tidak kurang dari 2 tahun dengan kadar etil alkohol min 39 % v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara
uji, cara pengambilan contoh, cara pengemasan dan syarat penandaan.
SNI 01-4456-1998 Minuman ringan beralkohol Alcoholic beverages 6
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk minuman ringan beralkohol.
Spesifikasi syarat mutu antara lain mencakup jenis uji bau, rasa, warna, gula, pewarna dan bahan tambahan makanan ( Smt ).
SNI 01-4984-1999 Anggur beras ketan Sticky-rice wine 9
Syarat mutu anggur beras ketan yang diperoleh dari peragian beras ketan yang telah dimasak antara lain meliputi; etanol
maksimal=8-15%; bahan tambahan makanan (pewarna, pengawet); tanpa pemanis buatan, dan; cemaran logam.
SNI 01-6053-1999 Spirit anggur (untuk f ortifikasi) Wine spirit (for fortification) 9
Syarat mutu spirit anggur yang merupakan bahan baku minuman beralkohol, meliputi; etil alkohol minimal=74%, metil
alkohol maksimal=0,1%, cemaran logam, dan c emaran arsen maksimal=0,1 mg/kg.
SNI 01-6074-1999 Spirits Spirits 9
Syarat mutu spirits yang merupakan minuman beralkohol meliputi; bau dan rasa normal; etil alkohol (20'C) minimal=37,0%;
bahan tambahan makanan (pengawet (SO2) maksimal=200 mg/kg, tanpa pewarna tambahan dan pemanis buatan); cemaran
logam; cemaran Arsen (As) maksimal=0,1 mg/kg.
SNI 01-6076-1999 Anggur tonikum kinina Quinine tonic wine 13
Spesifikasi persyaratan mutu meliputi; etil alkohol (20'C)=5-15%; asam asetat maksimal=0,2 g/100 ml; kinina
hidrochlorida=0,6-2,5 g/l; bahan tambahan makanan (pengawet (SO2) maksimal=200 mg/kg, pewarna dan pemanis
buatan=negatif); cemaran logam dan arsen.
SNI 01-6101-1999 Sparkling wine Sparkling wine 4
Syarat mutu sparkling wire meliputi; etil alkohol (20'C) minimal=8%-20%; metil alkohol maks=0,1%; bahan tambahan
makanan (tanpa pewarna dan pemanis buatan, SO2 maksimal=300 mg/l); cemaran logam dan arsen.
- 45 -
Low alcoholic wine
SNI 01-6103-1999 Anggur rendah alkohol
Print document
Syarat mutu anggur rendah alkohol yang dikurangi kadar etanolnya dan diklasifikasikan menjadi dua meliputi; etil alkohol
7
maksimal (untuk low alcohol wine=1,15%, untuk reduced alcohol wine=1,15-6,50%); asam mudah menguap (asam asetat)
maksimal=0,2 g/100 ml; bahan tambahan makanan (pengawet (SO2) maksimal=200 mg/kg); cemaran logam dan arsen.
In order to print this document from Scribd, you'll
SNI 01-6104-1999 Anggur fortifikasi Fortified wine 7
first need to download it.
Syarat mutu anggur fortifikasi yang merupakan anggur yang telah ditambah spirit anggur dan atau brendi meliputi; etil
alkohol=15-22%; asam mudah menguap (asam asetat) maksimal=0,2 g/100 ml; bahan tambahan makanan maksimal
(pengawet (SO2)=200 mg/kg); cemaran logam dan arsen.
SNI 01-6105-1999 Vegetable wine Cancel Download And Print
Vegetable wine 10
Syarat mutu vegetable wine meliputi; e til alkohol (20'C) maksimal=15%; asam mudah menguap (asam asetat) maksimal=1,5
g/l; bahan tambahan makanan (SO2 maksimal=300 mg/l, tanpa pemanis buatan); cemaran logam dan arsen.
- 46 -
SNI 01-6019-1999 Sari buah jeruk
Print document Orange juice 12
Syarat mutu meliputi; warna, bau dan rasa normal; pH maksimal=4; gula (sukrosa) maksimal=5%; etanol maksimal=0,3%;
Sulfurdioksida (SO2) maksimal=10 mg/kg; bahan tambahan makanan (pengawet, pewarna tambahan); cemaran logam dan
arsen.
In order to print this document from Scribd, you'll
SNI 01-6241-2000 Air demineral Demineral water 17
first need to download it.
Syarat mutu meliputi: keadaan (penampakan, bau, rasa, warna); pH 5,0-7,0 daya hantar listrik pada 25 oC: maks. 1,3 us/cm;
karbon organik total : maks. 0,5 mg/l; cemaran logam timbal (Pb dan maks. 0,05 mg/l, Cu maks. 0,5 mg/l, Ca maks. 0,005
mg/l, Hg maks. 0,001 mg/l); As maks. 0,05 mg/l; cemaran mikroba (angka Lempeng Total: awal maks. 1x10 2 kol/ml, akhir
Download
Cancel dan P. aeruginosa
maks. 1x10 5 kol/ml, E. coli, Enterococci nol).And Print
SNI 01-6242-2000 Air mineral alami Natural mineral water 19
Persyaratan mutu meliputi beberapa kriteria uji yaitu banyaknya kandungan nitrat (NO3), nitrit (NO2), fluorida (F), sianida
(CN), dan sulfat (SO4) yang di perbolehkan. Cemaran logam As, Cr, Mn, dan Se maks. 0,05 mg/l. Cemaran logam Sb dan Cd
maks. 0,005 mg/l Ba, Cu, Pb, Hg dan Ni. Cemaran kimia organik (aldrin, dieldrin, 1,2-dikloroetan, heptakhlorepoksida,
metoksikhlor, detergen, PCB dan minyak mineral. Cemaran mikroba (E.coli, Streptococcus, C. perfingens dan P. aeruginosa).
SNI 01-6684-2002 Minuman energi Energizer drink 17
Standar ini menetapkan acuan, definisi, persyaratan, pengambilan contoh, cara uji, penandaan dan pengemasan untuk
minuman energi, yaitu minuman yang mengandung satu atau lebih bahan yang rnudah dan cepat diserap oleh tubuh untuk
menghasilkan energi dengan atau tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan. Syarat mutu yang merupakan kriteria uji
adalah keadaan, pH, total energi, total gula, gula pereduksi, taurin, kafein, bahan tambahan makanan, cemaran logam,
cemaran arsen, dan cemaran mikroba.
SNI 01-7148-2005 Minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui Nutritious beverages for pregnant and or suckled mothers 14
Minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui adalah produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan
atau ibu menyusui, mengandung energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang diperhitungkan berdasarkan
tambahan kecukupan gizi yang dianjurkan untuk kelompok tersebut, dengan atau tanpa penambahan komponen bioaktif dan
atau bahan tambahan pangan yang diizinkan. Standar mencakup persyaratan untuk kompisisi dan mutu, cara uji dan
pengambilan contoh, pengemasan, dan pelabelan untuk produk minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui. Standar
digunakan bersama-sama dengan SNI terkait untuk uji makanan dan minuman, bahan tambahan makanan, kandungan logam
dan cemaran mikroba, serta pengambilan contoh cairan, semi padat dan padatan.
SNI 3140.3:2010/ Gula kristal - Bagian 3:Putih Crystals sugar - Part 3: White
Amd1:2011
- 47 -
Print document
SNI 06-1451-1989 Dekstrin untuk industri non pangan Dextrin for non-food industry 10
Syarat mutu ditentukan dengan melakukan pengujian terhadap warna, warna dengan lautan lugol, kadar air, kadar abu,
bagian yang larut dalam air dingin, kekentalan, dekstrosa dan derajat asam
SNI 01-2559-1992 Kue brem, Mutu dan cara uji Brem cakes, Specification and test methods 6
Syarat mutu kue brem dilakukan dengan pengujian terhadap, bau, rasa. warna, kadar air, kadar abu, jumlah karbonhidrat
dihitung sebagai pati, pemanis buatan, derajat asam, bagian tak laurut dalam air, logam berbahaya (Cu, Pb, Hg, Zn, AS) dan
jamur dan bakteri bentuk Coli.
SNI 01-2593-1992 Dekstrin industri pangan Dextrin for food industries 34
Syarat mutu ditentukan denga melakukan pengujian terhadap warna, warna dengan larutan lugol, kehalusan mesh 80, air, abu,
serat kasar, bagian yang larut dalam air dingin, dekstrosa, derajat asam, cemaran logam (Pb, Cu, Zn, Sn), arsen, dan
cemaran mikroba.
SNI 01-2977-1992 Sirop maltosa Maltose syrups 3
Komponen utama sirup maltosa adalah maltosa yang diperoleh dari hydrolesis pati dengan cara kimia atau enzimatik. Syrup
maltosa harus memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan standar ini dan j uga ketentuan keselamatan pangan.
SNI 01-2978-1992 Sirop glukosa Glucose syrups 3
Komponen utama sirup glukosa adalah glukosa yang diperoleh dari hidrolesis pati dengan car kimia atau enzematik. Sirup
glukosa harus memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan dalam standar ini dan ketentuan keamanan pangan ( UU RI No 23
/ 92 ).
SNI 01-2985-1992 Sirup fruktosa (HFS) Fructose syrups (HFS) 5
Menurut kadar fruktosanya , syrop fruktosa diklsifikasi menjadi 2 jenis : sirup fruktosa 42 (HFS 42) dan sirup fruktosa 55 (HFS
55). Sirup fruktosa umumnya di peroleh dari proses enzimatik pati. Jenis uji terdiri dari : Keadaan , kimia dan mikrobiologi .
SNI 3451:2011 Tapioka Tapioca flour 38
- 48 -
Print document
67.200 Minyak dan lemak yang dapat di makan. Minyak biji-bijian Edible oils and fats. Oilseeds
SNI 7381:2008 Minyak kelapa virgin (VCO) Virgin coconut oils 32
Standar ini menetapkan syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, higiene, minyak kelapa virgin (VCO, Virgin Coconut Oil),
yaitu minyak yang diperoleh dari daging buah kelapa (Cocos nucifera L.) tua yang segar dan diproses dengan diperas dengan
atau tanpa penambahan air, tanpa pemanasan atau pemanasan tidak lebih dari 60 °C dan aman dikonsumsi manusia.
Persyaratan mutu standar ini yaitu keadaan, air dan senyawa yang menguap, bilangan iod, asam lemak bebas (dihitung
sebagai asam laurat), bilangan peroksida, asam lemak, cemaran mikroba, cemaran logam, dan cemaran Arsen (As). Standar
ini menetapkan cara memproduksi VCO harus dipersiapkan/diproses dan penanganannya mengacu pada peraturan t entang
Pedoman Cara Produksi yang baik untuk pangan, VCO dikemas dalam wadah yang bersih dan tertutup rapat. Bahan kemasan
tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, sehingga produk tetap baik selama penyimpanan dan pengangkutan.
67.200.10 Lemak dan minyak hewani dan nabati Animal and vegetable fats and oils
- 49 -
Print document
SNI 01-2730-1992 Minyak hati cucut botol Cod liver oil of cuckoo 3
Minyak hati ikan cucut botol digolongkan dalam 1 tingkatan mutu. Persyaratan mutu minyak hati ikan cucut adalah :
In order to print this document from Scribd, you'll
Organoleptik min 7, kimia ( kadar asam lemak bebas mak 3 % , squalene min 70%, kadar air 0,3% ).
SNI 01-2901-2006
first need to download it.
Minyak kelapa sawit (crude palm oil) Crude palm oil (CPO) 15
Standar ini menetapkan syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, pengemasan, syarat penandaan dan rekomendasi minyak
kelapa sawit mentah (Crude palm oil - CPO). Syarat mutu meliputi warna yaitu jingga kemerah-merahan; kadar air, kotoran
dan asam lemak bebas (sebagai Download
asam falmitat) maksimum
Cancel And
0,5 (%, Print
fraksi masa); dan bilangan yodium 50-55 (g yodium/100g).
Pengambilan contoh diterapkan untuk in bulk (storage tank) dan/atau palka kapal serta mobil tangki (road tanker). Pengujian
penentuan warna secara visual dengan kasat mata. Penetapan kadar air dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu metode
pemanasan dengan oven atau pemanasan dengan hot plate. Prinsip penghitungan persentase kandungan air adalah selisih
berat contoh debelum dan sesudah dipanaskan. Kadar kotoran dihitung sebagai bahan yang terkandung dalam minyak sawit
mentah yang tidak larut dalam n-heksan atau light petroleum. Kadar asam lemak bebas dihitung sebagai presentase berat
(b/b) dari asam l emak bebas yang terkandung dalam minyak sawit mentah (CPO) dimana berat molekul asam lemak bebas
tersebut dianggap sebesar 256 (sebagai asam palmitat). Bilangan yodium dinyatakan sebagai gram yodium yang diserap per
100 gram minyak. Minyak kelapa sawit mentah (CPO) dikemas dalam bentuk curah (bulk) atau mobil tangki (road tanker).
Wadah yang dipakai harus dibuat dari bahan yang tidak mempengaruhi isi dan melindungi produk dari kontaminasi luar. Pada
setiap pengriman, dilengkapi dengan dokumen berisi keterangan nama dan alamat perusahaan ; nama barang; tempat tangki
timbun di pelabuhan (Shore tank); tanggal pengiriman; berat bersih; tempat/negara tujuan; dan keterangan-keterangan lain
yang diperlukan. Rekomendasi suhu minyak CPO pada waktu akan dimuat/dibongkar (loading/dicharge) adalah 45°C sampai
55°C, suhu selama perjalanan (voyage) adalah maksimum 40°C
SNI 2902:2011 Minyak kelapa mentah Edible coconut oil
SNI 01-3184-1992 Minyak atau lemak, Penentuan kadar kotoran Oils and fats, Determination of impurity content 2
Metode untuk menentukan kadar kotoran minyak dan lemak, prinsip metode, bahan kimia dan peralatan , serta cara kerja
SNI 01-3191-1992 Penentuan warna minyak nabati Vegetable oils, Determination of colours 1
Metode ini digunakan untuk menentukan warna dari minyak nabati . Warna minyak dibandingkan dengan skala warna
lovibond fintometer
SNI 01-3201-1992 Minyak dan lemak, Penentuan bilangan iodida (metode Oil and fats, Determination of iod number (Wijs methods) 4
Wijs)
Metode ini digunakan untuk menentukan bilangan iodida dari minyak dan lemak. Berlaku untuk semua jenis minyak da lemak
yang normal
SNI 01-3202-1992 Minyak dan lemak, Penentuan titik keruh Oils and fats, Determination of turbidity points 1
Metode ini digunakan untuk menentukan titik keruh minyak dan lemak nabati dan hewani yang normal
SNI 01-3390-1998 Minyak kacang tanah sebagai minyak makan Edible peanut oil 12
Persyaratan mutu meliputi keadaan (warna, bau, rasa); bahan yang menguap pada 105 derajat celcius; kotoran; bilangan
asam (virgin oil, nonvirgin oil ); bilangan peroksida; bilangan iod (wijs); komposisi asam lemak (kromotografi gas); bahan
tambahan makanan antioksidan (kromotografi cair kinerja tinggi); cemaran logam; cemaran arsen
SNI 01-3394-1998 Minyak jagung sebagai minyak makan Edible maize oil 16
Syarat mutu meliputi; keadaan (warna kuning, bau dan rasa normal); air dan kotoran maksimal = 0,2%; asam lemak bebas
maksimal = 0,2%; cemaran logam (timbal maksimal = 0,1 mg/kg, besi maksimal = 1,5 mg/kg); dan cemaran arsen maksimal
= 0,1 mg/kg.
SNI 01-3555-1998 Cara uji minyak dan lemak Test method for oil and fats 26
Persiapan contoh dan cara uji minyak dan lemak yang terdiri dari bilangan peroksida , bilangan yod, bilangan penyabunan,
bilangan asam/asam lemak bebas/derajat asam, bilangan reichert meissei dan bilangan polenske.
SNI 01-3741-2002 Minyak goreng Edible vegetable oil 11
Standar ini merupakan revisi SNI 01-3741-1995, Minyak goring, syaral mutu, pengarnbilan contoh, cara uji, hygiene,
pengemasan dan syarat penandaan minyak goreng baik berbentuk cair maupun semi padat/padat. Syarat mutu dan kriteria uji
yang ditetapkan untuk minyak goreng meliputi keadaan (bau, warna, dan rasa), kadar air, bilangan asam, asam linolenat,
cemaran logam, cemaran arsen, dan minyak pelican
SNI 01-4412-1997 Skualana Skualena 5
Persyaratan mutu dan cara uji skualana yang merupakan produk hasil hidrohenasi skualana yang diperoleh dari minyak hati
ikan hiu penghasil minyak skual. Persyaratan mutu meliputi : keadaan bau dan warna, bs pada suhu 20 derajat celcius,
kemurnian, bilangan asam, dll.
SNI 01-4462-1998 Minyak kemiri Candlenut oil 3
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk minyak kemiri. Spesifikasi
syarat mutu meliputi jenis uji bau, warna, kadar air, asam lemak bebas ( Smt ).
SNI 01-4466-1998 Minyak kedelai sebagai minyak makan Soybean oil as edible oil 16
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk minyak kedelai sebagai
minyak makan. Spesifikasi syarat mutu antara lain mencakup jenis uji warna, bau dan rasa, asam lemak bebas, bahan
tambahan makanan, cemaran logam ( Smt ).
SNI 01-4468-1998 Minyak wijen sebagai minyak m akan Sesame oil as edible oils 14
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk minyak wijen sebagai minyak
makan. Spesifikasi syarat mutu antara lain mencakup jenis uji warna, bau dan rasa, air dan kotoran, asam lemak bebas ( Smt ).
SNI 01-4474-1998 Minyak zaitun sebagai minyak makan Olive oil as edible oils 12
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk minyak zaitun sebagai minyak
makan. Syarat mutu mencakup jenis uji warana, bau dan rasa, air dan kotoran ( Smt ).
SNI 01-4499-1998 Penetapan kadar squalen pada minyak ikan dengan Determination of squalen in fish oil by extraction manuver 3
cara ekstraksi
Proses penetapan kadar squalen meliputi; proses penyabunan dengan alkali etanolic; larutan diencerkan dengan air dan
bahan-bahan tak tersabunkan diekstraksi dengan dietileter; bahan-bahan tak tersabunkan dicuci dengan air dan KOH,
diuapkan dan dimasukkan ke dalam oven bersuhu 80'C selama 15 menit; didinginkan dan ditimbang.
- 50 -
Print document
Standar ini meliputi acuan normatif, istilah dan definisi, prinsip, peralatan, bahan, prosedur, dan pelaporan untuk penentuan
warna minyak nabati yang telah dijernihkan dengan Kalsium-bentonit menggunakan tintometer Lovibond. Pada prinsipnya,
penentuan warna minyak nabati dilakukan dengan cara membandingkan warna minyak dengan warna sel gelas pada
tintometer Lovibond yang telah diketahui karakteristiknya. Penentuan warna dengan metode ini hanya berlaku untuk nuansa
warna minyak nabati dari merah ke kuning
67.220 Bumbu dan rempah-rempah. Bahan tambahan makanan Spices and condiments. Food additives
67.220.10 Bumbu dan rempah-rempah Spices and condiments
- 51 -
SNI 01-3180-1992 Kapulogo lokal
Print document Local cardamom 8
Kapulogo lokal digolongkan menjadi 2 jenis mutu. Persyaratan umum mencakup kadar air dan kadar minyak atsiri, bebas dari
serangga. Persyaratan khusus meliputi kadar biji bersih, buah kerkapang, rusak, dan benda asing.
SNI 01-3187-1992 Bumbu dan rempah-rempah,In order to print this
Penentuan document Spices
abu total from Scribd, you'll Determination of total ash
and condiments, 3
Metode ini dipergunakan untuk menentukan abu total dalam bumbu dan rempah-rempah
first need to download it.
SNI 01-3391-2000 Gambir Gambir 3
Persyaratamn mutu meliputi keadaan (bentuk utuh: warna I kuning-kuning kecoklatan, warna II kuning kecoklatan -kuning
kehitaman: bau khas) kadar air maks 14%, kadar air II maks 16% ; kadar abu maks. 5%; kada katekin I min. 60%b/b, kadar
katekin II min. 50% b/b; kadar Cancel Download
bahan tak larut dalam air I maks.And Print
7% b/b, II maks. 10% b/b, kadar bahan tak larut dalam
alkohol I maks. 12%, II maks. 16%.
SNI 01-3392-1994 Cengkeh bukan untuk obat Cloves 2
Jenis mutu terdiri dari I, II dan III. Persyaratan mutu meliputi antara lain warna, bau, bahan asing, gagang cengkeh, dan
kadar minyak atsiri.
SNI 01-3393-1994 Jahe kering Dried ginger 2
Persyaratan mutu meliputi rasa, bau, kadar air, kadar minyak atsiri, tidak adanya jamur dan serangga, serta bobot benda
asing
SNI 01-3395-1994 Casia Indonesia Indonesian Cinnamon 3
Jenis mutu digolongkan dalam 7 jenis. Persyaratan mutu meliputi pengikisan, asal kulit, warna, rasa, panjang dan tebal.
SNI 01-3556-1999 Garam dapur Edible salt 13
Persyaratan mutu (mutu I dan II) standar ini mencakup organoleptik (bau, rasa, warna) ; NaCl ; air ; iodium (KIO3) ; Fe2O3
; Ca dan Mg (Ca) ; sulfat (SO42-) bagian yang tak larut dalam air ; cemaran logam (Pb, Cu, Hg) ; As ; anti kempal (SiO2
amorf, natrium aluminosilikat, kalsium aluminium silikat) ; kalium ferosianida.
SNI 01-3709-1995 Rempah-rempah bubuk Spices powder 6
Syarat mutu dan cara uji kadar air, abu, abu tak larut dalam asam, kehalusan, cemaran logam, cemaran arsen, cemaran
mikroba dan alfatoxin.
SNI 01-3714-1995 Kayu manis bubuk Cinnamon powder 7
Syarat mutu dan cara uji kadar air, abu, abu tak larut dalam asam, minyak atsiri, kehalusan, cemaran logam, cemaran arsen,
cemaran mikroba dan aflatoxin. Kadar minyak atsiri minimum 0,7 %.
SNI 01-3716-1995 Lada hitam bubuk Black pepper powder 6
Syarat mutu dan cara uji kadar air, abu, abu tidak larut dalam asam, bagian ekstrak ether yang tidak menguap, minyak atsiri,
serat kasar, kehalusan lolos ayakan, cemaran logam, cemaran arsen, cemaran mikroba dan aflatoxin.
SNI 01-3717-1995 Lada putih bubuk White pepper powder 6
Syarat mutu dan cara uji kadar air, abu, abu tidak larut dalam asam, bagian ekstrak ether yang tidak menguap, minyak atsiri,
serat kasar, bahan asing, kehalusan lolos ayakan, cemaran logam, cemaran arsen, cemaran logam dan aflatoxin.
SNI 01-4273-1996 Bumbu rasa sapi Meat flavour spices 3
Bumbu dari ekstra daging sapi. Syarat mutu dan jenis uji meliputi : keadaan, air, protein, lemak, garam, bahan tambahan
makanan, cemaran logam, cemaran arsen, cemaran mikroba.
SNI 01-4281-1996 Bumbu rasa ayam Chicken flavour spices 3
Bumbu yang mengandung ekstrak ayam. Syarat mutu dan jenis meliputi : keadaan, air, protein, lemak NaCl, bahan tambahan
makanan, cemaran logam, cemaran arsen, cemaran mikroba.
SNI 01-4289-1996 Asinan jahe Salted ginger 3
Persyaratan mutu dan cara uji asinan jahe PH, cemaran logam, Arsen dan mikroba satuan cemaran logam dalam mg/g.
Pengambilan contoh sesuai dengan SNI 19-0429, cara uji cemaran sesuai SNI 19-2896.
SNI 06-4559-1998 Kulit sintuk Cinnamon sintuk bark 7
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji dan penandaan. Persyaratan mutu mencakup keadaan, kadar air, kadar abu,
abu yang tidak larut dalam asam, kadar minyak atsiri dan sari yang larut dalam etanol. Kulit sintuk yaitu kulit kayu yang
diambil dari pohon sintuk ( Cinnamon sintuk/bl ) yang dikeringkan (Z).
SNI 01-6994-2004 Kencur (Kaempferia galanga L.) segar The fresh greater galingale (Kaempferia galanga L.) 7
kencur segar adalah rimpang (rhizoma) dari tanaman kencur (Kaempferia galanga L.) yang sudah tua/matang fisiologis,
dengan ciri-ciri berkulit tipis putih kecoklatan, bagian dalamnya putih kekuningan, beraroma khas kencur, berbentuk utuh
segar dan bersih. Standar ini meliputi klasifikasi, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, dan cara
pengemasan kencur (Kaempferia galanga L.) segar
SNI 01-7084-2005 Simplisia jahe Ginger (Zingiber officinale) rhizomes 15
Simplisia jahe afalah bahan kering berupa rimpang (rhizoma dari tanaman jahe (Zingiber officinale var kapur, Zingiber
officinale var emprit, dan Zingiber officinale var merah) yang telah dikeringkan dan dipergunakan untuk obat serta belum
mengalami pengolahan apapun. Standar meliputi syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara
pengemasan simplisia jahe. Standar digunakan bersamaan dengan SNI terkait pengambilan contoh padatan, uji kadar air,
benda asing, cemaran logam, mikrobia dan kandungan minyak atsiri.
SNI 01-7085-2005 Simplisia kencur Greater galingale (Kaempferia galanga L.) rhizomes 14
Kencur adalah bahan alamiah kering berupa rimpang (rhizoma) dari tanaman kencur (Kaempferia galanga L) yang
digunakan untuk obat dan belum mengalami pengolahan apapun. Standar meliputi syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji,
syarat penandaan dan cara pengemasan simplisia kencur. Standar digunakan bersamaan dengan SNI terkait pengambilan
contoh padatan, uji kadar air, benda asing, cemaran logam, mikrobia dan kandungan minyak atsiri.
SNI 01-7086-2005 Kencur untuk bahan baku obat Greater galingale (Kaempferia galanga L.) for medicines 11
Kencur segar untuk bahan baku obat adalah rimpang (rhizoma) dari tanaman kencur (Kaempferia galanga L) yang sudah
tua/matang fisiologis, dengan ciri berkulit tipis putih kecoklatan, bagian dalamnya putih kekuningan beraroma khas kencur,
berbentuk utuh segar dan bersih yang digunakan sebagai bahan baku obat. Standar meliputi syarat mutu, pengambilan contoh,
cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan kencur segar untuk bahan baku obat. Standar digunakan bersama-sama
dengan SNI terkait pengambilan contoh padatan, cara uji cemaran logam, kandungan mintak atsiri, kadar abu dan benda
asing.
- 52 -
Print document
SNI 01-7087-2005 Jahe untuk bahan baku obat Ginger (Zingiber officinale) for medicines 11
Jahe segar untuk bahanIn order to print this document from
baku obat adalah rimpang (rhizoma) dari Scribd,
tanaman you'll
jahe (Zingiber officinale var emprit) yang sudah
tua/matang fisiologis, berbentuk utuh dan segar serta dibersihkan. Standar mencakup syarat mutu yang meliputi kedaaan
first need
rimpang, kadar abu, kadar tokadar
ekstrak, download
minyak it.
atsiri, benda asing, kadar logam (timbel, arsen, tembaga), angka lempeng
total, telur nematoda (cacing), kapang dan khamir. Cara pengambilan contoh sesuai SNI 06-0428-1998 Petunjuk pengambilan
contoh padatan. Cara uji kadar abu sesuai SNI 01-3187-1992 Bumbu dan rempah-rempah, Penentuan abo total.
- 53 -
Print document
SNI 01-4435-2000
In order to print this document from Scribd, you'll
Garam bahan baku untuk industri garam beryodium. Salt raw materials for iodized salt industry 13
Syarat mutu meliputi first need(bau
keadaaan to download
normal, rasait.
asin, warna putih normal), NaCl min. 94,7% b/b, H2O maks. 0,5 % b/b,
cemaran logam (Pb dalam Cu maks. 10,0 mg/kg, 0,1 mg/kg.
SNI 01-4457-1998 Lesitin Lechitin 4
SNI 7387:2009 Batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan The maximum limit of heavy metal contaminants in food
SNI 7388:2009 Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan The maximum limit of microorganism contaminants in food
SNI 7501:2009 Batas maksimum cemaran kimia (benzo[a]piren, dioksin The maximum limit of chemical contaminants (benzo [a]
(2,3,7,8-TCDD), 1,3-dikloropropan-2-ol (1,3-DCP), dan 3- pyrene, dioxin (2,3,7,8-TCDD), 1,3-dikloropropan-2-ol
monokloropropan-1,2-diol (3-MCPD)) dalam pangan (1,3-DCP), and 3-monokloropropan-1, 2 - diol (3-MCPD))
in food
SNI 7744:2012 Natrium Siklamat Sodium Cyclamate 19
67.230 Makanan dikemas dan makanan siap saji, termasuk makanan bayi Prepackaged and prepared foods, including baby food
SNI 01-7111.1-2005 Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) - Bagian 1: Supplement foods for breast milk - Part 1: Instant powder 13
Bubuk instan
Makanan pendaming air susu ibu (MP-ASI) adalah makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada bayi dengan usia
sesuai ketentuan yang tertera dalam SNI ini. Standar ini mencakup komposisi dan syarat mutu, bahan tambahan pangan,
cemaran, metode uji dan pengambilan contoh, higiene, pengemasan dan pelabelan MP ASI bubuk instan. Standar hanya
berlaku untuk MP-ASI bubuk instan yang diperuntukkan bagi bayi berusia 6 bulan keatas sesuai dengan resolusi WHA 54.2
(2001) atau berdasarkan indikasi medik, sampai anak berusia 24 bulan keatas.
SNI 01-7111.2-2005 Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) - Bagian 2: Supplement foods for breast milk - Part 2: Biscuits 13
Biskuit
Makanan pendaming air susu ibu (MP-ASI) adalah makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada bayi dengan usia
sesuai ketentuan yang tertera dalam SNI ini. Standar ini mencakup komposisi dan syarat mutu, bahan tambahan pangan,
cemaran, metode uji dan pengambilan contoh, higiene, pengemasan dan pelabelan MP ASI bi skuit. Standar hanya berlaku
untuk MP-ASI biskuit yang diperuntukkan bagi bayi berusia 6 bulan keatas sesuai dengan resolusi WHA 54.2 (2001) atau
berdasarkan indikasi medik, sampai anak berusia 24 bulan keatas.
SNI 01-7111.3-2005 Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) - Bagian 3: Supplement foods for breast milk - Part 3: Instant food 13
Siap masak
Makanan pendaming air susu ibu (MP-ASI) adalah makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada bayi dengan usia
sesuai ketentuan yang tertera dalam SNI ini. Standar ini mencakup komposisi dan syarat mutu, bahan tambahan pangan,
cemaran, metode uji dan pengambilan contoh, higiene, pengemasan dan pelabelan MP ASI siap masak. Standar hanya
berlaku untuk MP-ASI siap masak yang diperuntukkan bagi bayi berusia 6 bulan keatas sesuai dengan resolusi WHA 54.2
(2001) atau berdasarkan indikasi medik, sampai anak berusia 24 bulan keatas.
SNI 01-7111.4-2005 Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) - Bagian 4: Supplement foods for breast milk - Part 4: Instant foods 13
Siap santap
Makanan pendaming air susu ibu (MP-ASI) adalah makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada bayi dengan usia
sesuai ketentuan yang tertera dalam SNI ini. Standar ini mencakup komposisi dan syarat mutu, bahan tambahan pangan,
cemaran, metode uji dan pengambilan contoh, higiene, pengemasan dan pelabelan MP ASI siap santap. Standar hanya
berlaku untuk MP-ASI siap santap yang diperuntukkan bagi bayi berusia 6 bulan keatas sesuai dengan resolusi WHA 54.2
(2001) atau berdasarkan indikasi medik, sampai anak berusia 24 bulan keatas.
SNI 2346:2011 Petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori pada Guide for organoleptic test and/or sensory in fishery product
produk perikanan
- 54 -
Print document
67.250 Bahan dan benda yang bersentuhan dengan makanan Materials and articles in contact with foodstuffs
In order to print this document from Scribd, you'll
SNI 12-4259-2004 first need
Gelas plastik untuk air minum to download
dalam kemasan it. Plastic glasses for drinking water in packages 16
gelas plastik untuk air minum dalam kemasan adalah gelas plastik sekali pakai yang dibuat dari bahan plastik yang
memenuhi persyaratan tara pangan (food grade) dalam berbagai macam bentuk dan volume. Standar ini mencakup syarat
mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, pengemasan dan penandaan dari gelas plastik untuk air minum
dalam kemasan Cancel Download And Print
SNI 06-4887-1998 Etilen vinil asetat untuk laminasi kemasan tara pangan Ethylene vinyl acetate for lamination of utensil contact with 5
food
Syarat mutu meliputi; titik leleh=80-90'C; kuat tarik minimal=1,4 kgf or 10,8 N; kemuluran minimal=220%; kandungan
kadmium atau timbal maksimal=100 ppm, dan; migrasi kadmium atau timbal maksimal=1 ppm.
SNI 12-4927-1998 Stoples plastik Plastic food receptacles 5
Syarat mutu toples plastik meliputi ; tidak bocor; kerapatan tutup (tidak bocor); ketahanan terhadap kejutan (tidak retak dan
pecah); permeabilitas uap air maksimal=15 g/m2/24 jam; bersih, tidak ada cacat, tidak ada benda asing; tidak menyebabkan
perubahan bau dan rasa.
SNI 14-6352-2000 Cara uji toksisitas akut kertas secara oral Test methods for acute oral toxicity of paper 9
Cara uji toksosotas akut kertas pembungkus makanan/minuman secra oral dengan menggunakan hewan uji mencit aau tikus
laboratorium(Mus musculus).
SNI 7626.1:2011 Cara uji migrasi zat kontak pangan dari kemasan pangan - Test method of f ood contact substances migrating from food
Bagian 1: Plastik polikarbonat (PC) packaging - Part 1: Plastic polycarbonate (PC)
67.260 Pabrik dan peralatan untuk industri makanan Plants and equipment for the food industry
SNI 02-1190-1989 Mesin pengekstrak sari buah ekspeler, Cara uji Fruit juice extraction machinery, expeller type, Performance 4
unjuk kerja test
Cara uji unjuk kerja meliputi kapasitas ekstraksi, effisiensi ekstraksi, mutu ekstraksi dan kebutuhan tenaga spesifik. Syarat lulus
uji bila sari buah yang dihasilkan min 80 % dari sari buah yang ada dalam kaleng dan ampas yang ada dalam sari buah
setelah ekstraksi maksimal 6 %
- 55 -
Print document
SNI 02-1191-1989 Mesin pengaduk bahan adonan roti jenis vertikal aksi Dough mixer machines, vertical action diffuse type, 7
baur, Cara uji unjuk kerja. Performance test
In order to print this document from Scribd, you'll
Cara uji unjuk kerja meliputi kapasitas pengadukan, kualitas adonan dan kebutuhan tenaga spesifik .Kondisi bahan uji dan
first need
mesin harus sesuai dengan to download
persyaratan, it. bola kering ruangan berkisar antara 27-31derajat C. Pengujian
dimana suhu
kapasitas pengadukan adalah secara langsung .
SNI 02-1464-1989 Mesin kempa ulir kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja Thread press machine for palm seed, Performance test 3
Cancel
Kondisi uji yang diperhatikan adalah kondisi Download
bahan uji dan And
kondisi Print
mesin. Pengujian dilakukan terhadap kapasitas hasil
pengempaan, efisiensi pengempaan, mutu hasil pengempaan dan kebutuhan tenaga spesifik.
SNI 02-1465-1989 Mesin pemisah inti terhadap tempurung kelapa sawit, Hydro cyclone separator for palm seeds, Performance test 6
Cara uji unjuk kerja
Pengujian dilakukan terhadap kapasitas pemisahan "throughput", efisiensi pemisahan dan mutu hasil pemisahan. Cara ukur
pada kondisi uji yaitu kadar air inti dan tempurung kelapa sawit dan putaran mesin.
SNI 02-1466-1989 Mesin pemisah kelapa sawit dari lumpur minyak, Oil sludge centrifuge machines for oil palm, Performance test 4
Cara uji unjuk kerja
Pengujian dilaksanakan terhadap kapasitas pemisahan, kapasitas mesin pemisah, efisiensi pemisahan dan kebutuhan tenaga
spesifik.
Syarat hasil uji yaitu kadar minyak dalam lumpur maksimum 0,01%.
SNI 02-1467-1989 Mesin pemisah sabut dari ampas kelapa sawit, Cara uji Fibre separator polishing drum machines for palm, 4
unjuk kerja. Performance test
Pelaksanaan pengujian dilakukan terhadap kapasitas pemisahan dan mutu hasil pemisahan.
Syarat hasil uji adalah persentasi sabut pada biji kelapa sawit maksimum 5,6%.
SNI 02-1789-1990 Cara uji unjuk kerja mesin peras jenis ulir kopra Performance test methods for copra thread squeezed 4
machine
Pengujian mesin peras jenis ulir kopra meliputi kapasitas pemerasan, kapasitas penyusutan, kemampuan spesifik mesin peras
dan efisiensi mekanisme kerja mesin.
SNI 02-2279-1991 Wadah keju tipe hoop, Spesifikasi Cheese hoops, Specification 3
Ketentuan umum, cara pembuatan, syarat bahan baku, bentuk dan ukuran. Terdiri dari 3 ukuran, masing-masing untuk berat
20 kg dan 10 kg.
SNI 02-2280-1991 Spesifikasi sendok tangan untuk mentega Spoon for butter 6
Bagian pokok standar ini menguraikan tentang cara pembuatan, persyaratan bahan baku dan persyaratan penandaan . Cara
pembuatan dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan bahan baku yaitu logam dan kayu.
SNI 02-2281-1991 Spesifikasi penggiling keju Cheese mills 3
Bagian pokok yang diuraikan standar ini meliputi cara pembuatan, persyaratan penandaan, dan persyaratan bahan baku.
Spesifikasi dari penggilingan keju yaitu adanya corong penampung dan adanya pisau baling-baling yang digerakkan dengan
motor.
SNI 02-2282-1991 Spesifikasi bak pencuci kaleng Tin washing trough 4
Standard ini menguraikan tentang persyaratan dari pembuatan suatu bak pencuci kaleng dengan kapasitas volume maksimum
50 liter. Standar ini meliputi persyaratan bahan baku dan persyaratan penandaan.
SNI 02-2283-1991 Spesifikasi alat pasteurisasi cara Batch dari aluminium Aluminium Batch pasteurizer, Specification 11
Spesifikasi alat pasteurisasi cara batch dari alumunium dimaksud untuk pasteurisasi susu segar, adonan es krim dan yang
sejenisnya. Cara pembuatan meliputi tangki dalam, bagian sambungan yang kontak dengan susu segar, bagian atas yang
diberi flensa, ruang pemanas dan pendingin, isolasi jabet, kaki penyangga, pengaduk dan alat belig kapur cair. Beberapa
persyaratan pokok meliputi bahan baku, kontruksi dan penandaan.
SNI 3705:2008 Mesin penyawut ubi kayu - Prosedur dan cara uji Cassava grated machines - Procedures and testing methods 15
Standar ini merupakan revisi dari SNI 02-3705-1995, menetapkan prosedur dan cara uji mesin penyawut yang meliputi ruang
lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, klasifikasi dan spesifikasi, peralatan dan bahan uji, metode dan prosedur
pengujian, cara perhitungan, kriteria evaluasi dan format laporan. Mesin penyawut ubi kayu adalah mesin yang dilengkapi
dengan pisau penyawut, lubang pemasukan dan lubang pengeluaran hasil sawutan dan berfungsi untuk menyawut ubi kayu
segar menjadi bentuk sawut/potongan berukuran tertentu yang digerakkan oleh motor penggerak. Mesin penyawut ubi dapat
diklasifikasikan menjadi tipe vertikal dan horizontal. Spesifikasi teknis yang diuji dicocokkan dengan brosur atau buku
petunjuk yang dikeluarkan oleh pembuatnya. Standar ini juga mengatur mengenai peralatan dan alat ukur yang digunakan,
bahan uji dan kondisi pengujian. Metode uji terdiri dari uji verifikasi, uji unjuk kerja, uji pelayanan, dan uji beban
kerkesinambungan. Hal-hal yang diperiksa dalam uji verifikasi adalah mesin penyawut ubi kayu, motor penggerak, dan
mekanisme kerja mesin. Uji unjuk kerja mencakup pengukuran parameter yang telah ditentukan. Metode, prosedur uji dan
cara perhitungan dilakukan terhadap panjang dan diameter rata-rata ubi kayu, kapasitas penyawutan, kualitas hasil
penyawutan, diameter rata-rata hasil sawutan dan keragamannya, panjang rata-rata hasil sawutan dan keragamannya,
persentase sawut rusak, kebutuhan daya spesifik, dan efisiensi penerusan daya. Standar ini juga mengatur tentang kriteria
evaluasi dan format laporan pengujian.
SNI 02-3823-1995 Cara uji unjuk kerja mesin penepung singkong DSM Performance test for cassava pulverized machine DSM 15 6
tipe 15 cm cm type
Standar ini meliputi definisi, pengujian dan syarat penandaan mesin penepung singkong DSM tipe 15 cm. Mesin penepung
singkong DSM tipe 15 cm adalah seperangkat mesin penepung yang bekerja secara mekanis, yang menggunakan motor
penggerak utama mesin bensin 3,8 HP dengan kapasitas 50 kg tepung per jam.
SNI 02-3824-1995 Cara uji unjuk kerja mesin penepung singkong T/ tipe Performance test for cassava pulverized machine T/ 20 cm 5
20 cm type
Standar ini menetapkan meliputi definisi, pengujian, dan syarat penandaan mesin penepung singkong T1 Tipe 20 cm, yaitu
seperangkat mesin penepung yang bekerja secara mekanis, menggunakan motor penggerak utama mesin Diesel 7 HP dengan
kapasitas 135 kg tepung per jam. Pengujian yang dilakukan pada kapasitas penepungan, kualitas hasil penepungan,
presentase susut, efisiensi mekanis kerja mesin. Pengukuran kondisi uji pada kadar air, putaran poros mesin penepung,
putaran poros mesin penggerak utama, Laporan hasil uji terdiri atas nomor pengujian, nama/tipe mesin, pabrik pembuat,
nomor seri, tempat pengujian, tanggal pengujian, jenis motor penggerak utama, penguji/pelapor. Syarat penandaan terdiri
atas, nomor seri, pabrik pembuat, tipe/model, tahun pembuatan, kapasitas, daya motor penggerak utama, putaran mesin
penepung, spesifikasi mesin terdiri atas , panjang (cm), lebar (cm), tinggi (cm) dan berat (kg).
- 56 -