Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Daun

Stephania hernandifolia Walp. terhadap Kualitas Bahan Baku Cincau


dan Penerimaan Konsumen

Munirotun Roiyana*, Erma Prihastanti**, Kasiyati***

Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan


Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang
*roiyana_2013@yahoo.co.id, **eprihast@yahoo.co.id, ***atie_bdi@yahoo.co.id

ABSTRACT

Cincau is one of the gel-formed foods which is obtained from squeezing of certain leaves in the water.
One of the plants that can be made to cincau is Stephania hernandifolia Walp. The obstacle faced in the
making of cincau is the availability of cincau plant. At now days, it is difficult to get the cincau plant and
also the handling of this plant has to be done carefully. Post-harvesting technique to keep the quality of
cincau’s raw material is by storing at low temperature. Storing at low temperature can lengthen the
storage time of the plant and maintain its fresh condition. The aim of this research was to study the effect
of storing the leaves at different temperature and time towards the percentage of yellowing area, vitamin
C content and chlorophyll content of Stephania hernandifolia Walp. leaves, and also to determine the
characteristics of cincau’s organoleptics. The research was done at Laboratory of Biology Structure and
Function of Plant, Biology Department – Faculty of Mathematics and natural sciences, Diponegoro
University in 2010. Complete Random Design with 3 x 2 factorial and three times repetition was used in
this research. The first factor is time of storage which consists of 1, 3 and 5 days. The second factor is
temperature of storing which consists of 14ºC and 28ºC. The data obtained was analysed with ANOVA, if
there was difference then further test was done with Duncan test with 95% level of significance. Result
showed that interaction between temperature and storage time affected the area of leaves yellowing and
vitamin C content. The higher the temperature and the longer storage time widened the yellowing of the
leaves. The chlorophyll content only affected by the time of storage. The organoleptics results indicated
that the panelists prefered the cincau which was kept at 14ºC for 3 days.

Key Word : Stephania hernandifolia Walp., yellowing area, chlorophyll , vitamin C,


organoleptics.

ABSTRAK

Cincau merupakan salah satu makanan yang berbentuk seperti gel dan diperoleh dari peremasan daun
tumbuhan tertentu dalam air. Salah satu tanaman yang bisa dibuat cincau adalah Stephania hernandifolia
Walp. Kendala yang dihadapi dalam pembuatan cincau adalah ketersediaan tanaman cincau. Tanaman
cincau sekarang hampir sulit diperoleh dan dalam penanganannya harus dilakukan dengan hati-hati. Salah
satu teknik pasca panen untuk mempertahankan mutu adalah penyimpanan pada suhu rendah.
Penyimpanan pada suhu rendah dapat memperpanjang masa simpan hasil tanaman dan mempertahankan
kondisi segarnya. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh penyimpanan pada suhu dan lama
penyimpanan daun yang berbeda pada persentase luasan penguningan, kandungan vitamin C, dan
kandungan klorofil daun Stephania hernandifolia Walp., serta menentukan karakteristik organoleptik
cincau. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan
Biologi FMIPA UNDIP pada tahun 2010. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
faktorial 3 x 2 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah lama penyimpanan terdiri atas 1 hari, 3 hari, 5
hari dan faktor kedua suhu penyimpanan terdiri atas suhu 140C dan 280C. Data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan ANOVA. Jika ada perbedaan maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji
Duncan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi suhu dan lama

10
penyimpanan berpengaruh pada luas penguningan daun dan vitamin C. Semakin tinggi suhu dan lama
penyimpanan menyebabkan semakin luas penguningan daun. Kandungan klorofil daun hanya dipengaruhi
oleh lama penyimpanan. Hasil organoleptik, panelis lebih menyukai cincau pada penyimpanan 140C
selama 3 hari.

Kata kunci : Stephania hernandifolia Walp., penguningan daun, klorofil, vitamin C,


organoleptik.

PENDAHULUAN
Cincau merupakan salah satu adalah ketersediaan tanaman cincau.
makanan yang berbentuk seperti gel dan Tanaman cincau sekarang hampir sulit
diperoleh dari peremasan daun ditemui, jika ada hanya sedikit, untuk
tumbuhan tertentu dalam air. Daun yang itu penanganan pasca panennya harus
dapat menghasilkan gel diantaranya dilakukan dengan hati-hati agar
adalah daun cincau, daun kaca piring, penurunan mutu dapat diperkecil. Salah
dan daun suji. Cincau disenangi satu teknik pasca panen untuk
sebagian masyarakat karena rasanya mempertahankan mutu adalah
yang khas, segar, dan dingin serta penyimpanan pada suhu rendah.
harganya murah (Noverina, 2009). Penyimpanan pada suhu rendah dapat
Cincau sangat kaya mineral terutama memperpanjang masa simpan hasil
kalsium dan fosfor, serta baik tanaman, mempertahankan kondisi
dikonsumsi bagi orang yang sedang segarnya dan mencegah perubahan-
menjalani diet karena rendah kalori, perubahan yang tidak dikehendaki.
namun tinggi serat dan vitamin C. Lamanya penyimpanan tiap hasil
Cincau dipercaya mampu tanaman berbeda-beda (Rina dan
meredakan panas dalam, sembelit, perut Asiani, 1992).
kembung, demam, dan diare. Pengujian organoleptik adalah
Sedangkan serat bermanfaat untuk pengujian yang didasarkan pada proses
membersihkan organ pencernaan dari pengindraan. Uji organoleptik (mutu
zat karsinogen penyebab kanker. Salah hedonik) dilakukan pada karakteristik
satu tanaman yang bisa dibuat cincau gel, seperti buih, aroma, warna, dan
adalah Stephania hernandifolia Walp. kekentalan. Uji hedonik (kesukaan)
Tanaman ini merupakan tanaman yang hanya dilakukan terhadap karekteristik
tumbuh merambat. Saat ini, kendala penerimaan secara umum (Soekarto
yang dihadapi dalam pembuatan cincau 1985).
11
Penelitian ini bertujuan untuk spektrofotometer, termometer, mortar
mengetahui pengaruh suhu dan lama dan penggerus, corong, gelas ukur,
penyimpanan pada kualitas cincau tabung reaksi, dan pipet tetes. Bahan
meliputi: 1) Mengkaji pengaruh yang digunakan daun Stephania
penyimpanan pada suhu dan lama hernandifolia Walp. berwarna sesuai
penyimpanan daun yang berbeda dengan indek warna daun pada nomor
terhadap persentase luasan 005500, aquades, dan aseton 80%,
penguningan, kandungan vitamin C, amilum 1%, iodin.
dan kandungan klorofil daun Stephania Cara Kerja :
hernandifolia Walp. 2) Menentukan 1. Pemetikan
karakteristik organoleptik cincau Pemetikan daun Stephania
meliputi : warna, aroma, tekstur, hernandifolia Walp. berwarna hijau
kekenyalan, dan rasa cincau setelah yang sesuai dengan leaf color index
mengalami perlakuan penyimpanan pada nomor 005500 dilakukan pada
pada suhu dan lama penyimpanan yang sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB
berbeda. penelitian ini diharapkan dapat dengan tujuan untuk mengurangi laju
memberikan informasi kepada penguapan sehingga mendapatkan
masyarakat pada umumnya dan sifat fisik dan kimia daun yang baik.
pembuat cincau pada khususnya tentang 2. Penyimpanan
penanganan dan penyimpanan daun Daun-daun yang sudah dipetik
Stephania hernandifolia Walp. sehingga selanjutnya disimpan pada suhu yang
dapat dipertahankan kualitasnya. berbeda, yaitu suhu kamar (28oC)
dan suhu rendah (14oC) selama 1
METODE PENELITIAN hari, 3 hari, dan 5 hari. Setelah masa
Penelitian ini dilaksanakan pada simpan kemudian dilakukan uji
bulan Juli 2010 sampai Januari 2011, di kandungan vitamin C dan kandungan
Laboratorium Biologi dan Struktur klorofil.
Fungsi Tumbuhan, Fakultas MIPA 3. Analisis Klorofil
Universitas Diponegoro Semarang. Alat Kandungan klorofil diukur
yang digunakan timbangan analitik, dengan menggunakan metode
lemari pendingin, membran filter, spektrofotometri. Daun cincau
ember, oven, aluminium foil, ditimbang 1 g kemudian digerus sampai

12
halus dengan 10 ml aseton 80%. ml kemudian ditambahkan 2 ml larutan
Ekstrak kemudian disaring dengan amilum 1%. Tahap selanjutnya adalah
menggunakan kertas saring. Filtrat titrasi dengan larutan iodin standart 0,01
kemudian ditempatkan dalam cuvet N yang dibuat dari bahan KI dan
untuk selanjutnya diukur kandungan yodium sampai larutan berwarna biru.
klorofil dengan alat spektrofotometer Sudarmadji (1989) menyatakan dalam 1
pada panjang gelombang 663 nm untuk ml larutan iodin yang terpakai setara
klorofil a dan 645 nm untuk klorofil b. dengan 0,88 mg vitamin C, sehingga
Setelah didapat nilai absorbansi, penghitungan kandungan vitamin C
kadungan klorofil dapat dihitung. dapat dilakukan dengan mengalikan
Penghitungan klorofil dapat volume larutan iodin yang terpakai
dihitung dengan menggunakan rumus : dalam proses titrasi dengan 0,88 mg.
Klorofil total mg/g berat daun = (8,02 x 5. Luas Penguningan Daun
A663) + (20,2 x A645) x 10-1 Luas penguningan daun
Keterangan : dilakukan dengan menggambar daun
A663=Absorbansi pada panjang pada kertas milimeterblok, kemudian
gelombang 663 nm diarsir bagian yang kuning selanjutnya
A645=Absorbansi pada panjang dihitung luas penguningannya.
gelombang 645 nm 6. Uji Organoleptik
(Hendry dan Grime, 1993) Uji organoleptik dilakukan
4. Analisis Vitamin C terhadap karakteristik gel seperti warna,
Kandungan vitamin C dapat aroma, tekstur, kekenyalan, dan rasa.
diketahui dengan metode titrasi Panelis yang ikut berpartisipasi adalah
iodometri. Daun digerus dengan mortar. mahasiswa sebanyak 20 orang dengan
Bahan yang sudah digerus “slurry” kriteria pemilihan panelis adalah 1)
diambil sebanyak 30 g dan dimasukkan Mahasiswa, 2) Jenis kelamin (laki-laki
dalam labu ukur 100 ml. Akuades dan perempuan), 3) Usia (18-21
ditambahkan sampai volume mencapai tahun). Panelis diminta untuk
100 ml, lalu disaring dengan kertas menyatakan kesan kesukaan
saring. karakteristik gel sesuai yang disajikan
Filtrat diambil 20 ml dan dengan skala 1-5 (1. Sangat tidak suka,
dimasukkan dalam labu erlenmeyer 125

13
2. Tidak suka, 3. Biasa, 4. Suka, 5. S2L2=Suhu 280C lama penyimpanan 3
Sangat suka). hari
Masing-masing panelis S2L3=Suhu 280C lama penyimpanan 5
mendapat 6 sampel. Kriteria hari
penerimaan umum dinyatakan sebagai Data yang diperoleh kemudian
kesan kesukaan panelis pada sampel dianalisis secara deskriptif dan uji
yang disajikan, dengan tidak Analisis Of Varians (ANOVA), hasil uji
membandingkan antara sampel yang ANOVA yang berbeda nyata
satu dengan yang lainnya. Hasil uji dilanjutkan dengan uji jarak berganda
organoleptik dianalisis dengan uji Duncan pada taraf signifikansi 95%
statistik sehingga didapatkan (Pratisto, 2004).
karakteristik subyektif gel terbaik.
7. Rancangan Percobaan HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dirancang dengan Rata-rata luas penguningan (%)
menggunakan Rancangan Acak daun S. hernandifolia Walp. pada
Lengkap pola Faktorial 3 x 2. Faktor penyimpanan yang berbeda :
pertama adalah lama penyimpanan daun
Tabel 1. Rata – rata luas penguningan (%) daun
terdiri atas 1 hari, 3 hari, dan 5 hari. S. hernandifolia Walp. Pada
penyimpanan yang berbeda
Faktor kedua adalah suhu penyimpanan
terdiri atas suhu kamar (280C) dan suhu Lama Penyimpanan (hari)
Perlakuan
1 3 5
dingin (140C). Masing-masing
0 a a
14 C 0 0 0,93a
perlakuan dengan 3 ulangan. Kombinasi
280C 0a 12,67a 36,9b
perlakuan tersebut menjadi :
Keterangan : Angka-angka yang diikuti
S1L1=Suhu 140C lama penyimpanan 1 superskrip yang berbeda, dalam
satu kolom yang sama,
hari menyatakan berbeda nyata
S1L2=Suhu 140C lama penyimpanan 3 berdasarkan uji Duncan pada
taraf kepercayaan 95%.
hari
S1L3=Suhu 140C lama penyimpanan 5 Pengamatan terhadap luas
hari penguningan daun S. hernandifolia
S2L1=Suhu 280C lama penyimpanan 1 Walp. menunjukkan semakin lama
hari penyimpanan menyebabkan semakin
besar luas penguningannya.

14
Penguningan daun paling luas terjadi Apabila lama penyimpanan
pada penyimpanan suhu 280C. diperpanjang kemungkinan
Penyimpanan suhu 140C luas penguningan daun akan semakin luas
penguningan lebih rendah dan lebih dan akhirnya daun menjadi layu dan
lambat dibandingkan penyimpanan suhu mati.
280C, diduga pada penyimpanan 140C Menurut Will et al. (1981), lama
mengalami penurunan laju respirasi penyimpanan akan mempengaruhi laju
yang mengakibatkan aktivitas enzim respirasi. Semakin lama penyimpanan
klorofilase akan terhambat sehingga maka respirasi akan terus berlanjut.
senyawa klorofil dari daun S. Hilangnya warna hijau daun menjadi
hernandifolia Walp. menjadi kuning. kuning disebabkan oleh struktur pigmen
Penyimpanan daun S. klorofil terdegradasi yang kemudian
0
hernandifolia Walp. pada suhu 28 C diikuti dengan pembentukan atau
menunjukkan penguningan daun yang munculnya pigmen berwarna kuning.
lebih cepat dan lebih luas. Penguningan Menurut Salisbury dan Ross
dimulai pada hari ketiga penyimpanan (1995), faktor yang berpengaruh dalam
sedangkan penyimpanan pada suhu pembentukan warna kuning adalah
0
14 C penguningan dimulai pada hari hormon asam absisat dan etilen. Kedua
kelima, diduga pada penyimpanan suhu hormon ini memicu terjadinya penuaan
280C kegiatan metabolisme respirasi pada daun yang menyebabkan
tinggi yang mengakibatkan proses hilangnya klorofil, RNA, protein, dan
degradasi klorofil berjalan cepat memacu terbentuknya karotenoid.
sehingga penguningan juga semakin Rata-rata kandungan klorofil
cepat dan luas. (mg/g) daun S. hernandifolia Walp.
Penguningan daun paling luas pada penyimpanan yang berbeda dapat
terjadi pada penyimpanan hari kelima, dilihat pada tabel 2.
dimungkinkan selama penyimpanan Semakin lama penyimpanan daun
daun masih melakukan metabolisme S. hernandifolia Walp. menyebabkan
khususnya respirasi, yang menyebabkan kandungan klorofil semakin menurun.
aktivitas enzim klorofilase semakin Kandungan klorofil suatu tanaman
meningkat untuk mendegradasi mencerminkan kemampuan tanaman
senyawa klorofil menjadi warna kuning. untuk menghasilkan klorofil.

15
Menurunnya kandungan klorofil Penurunan hari pertama berbeda
disebabkan karena terjadinya proses nyata dengan penyimpanan hari ketiga
degradasi klorofil yang menyebabkan karena proses degradasi klorofil sudah
daun menjadi kuning. mulai aktif seiring dengan lamanya
penyimpanan. Degradasi klorofil masih
Tabel 2. Rata – rata kandungan klorofil (mg/g) berjalan lambat sehingga penurunan
daun S. hernandifolia Walp. Pada
penyimpanan yang berbeda kandungan klorofil daun masih rendah.

Lama Penyimpanan Penyimpanan hari ketiga dan kelima

Perlakuan (hari) tidak berbeda nyata dan penurunannya

1 3 5 lebih tinggi dari penyimpanan hari


pertama karena degradasi klorofil
140C 3,07a 2,28 b 2,05 b
berjalan semakin cepat sehingga
280C 3,15a 2,49 b 2,28 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti
menurunkan kandungan klorofil daun.
superskrip yang berbeda, dalam Kandungan klorofil maksimum
satu kolom yang sama, menyatakan
berbeda nyata berdasarkan uji yang waktunya panjang menunjukkan
Duncan pada taraf kepercayaan
95%. kemampuan daun tanaman untuk

Lama penyimpanan berpengaruh mempertahankan klorofilnya dalam

terhadap kandungan klorofil daun S. waktu lama. Hal ini dapat terjadi jika

hernandifolia Walp. sedangkan suhu degradasi klorofil terjadi lambat atau

tidak berpengaruh, namun demikian ada sintesis klorofil sebanding dengan

kecenderungan pada suhu yang lebih degradasi dalam jangka waktu lama

rendah (140C) klorofil lebih banyak pada saat kandungan klorofil mencapai

mengalami penurunan. Diduga karena maksimum (Kimball, 1983).

pada suhu 140C terjadi chilling injuries Rata-rata kandungan vitamin C

yang menyebabkan penurunan klorofil daun S. hernandifolia Walp. pada

oleh suhu rendah. Menurut Pantastico penyimpanan yang berbeda.

(1993), kerusakan buah (chilling injury)


terjadi jika suhu yang digunakan terlalu
rendah. Chilling injuries umumnya
terjadi pada produk tropis yang
disimpan diatas suhu beku dan diantara
5– 150C tergantung sensivitas komoditi.
16
Tabel 2. Rata – rata kandungan vitamin C (mg) apabila waktu penyimpanan
daun S. hernandifolia Walp. Pada
penyimpanan yang berbeda diperpanjang tidak berpengaruh
Lama Penyimpanan
terhadap penurunan kadar vitamin C.
Perlakuan (hari)
Hasil penelitian menunjukkan
1 3 5 bahwa pada penyimpanan suhu 140C
140C 1,08a 0,41 b 0,37 b mengalami penurunan vitamin C yang
0 a b b
28 C 1,14 1,08 0,66 lebih tinggi dibandingkan dengan
Keterangan : Angka-angka yang diikuti
superskrip yang berbeda, dalam
penyimpanan pada suhub 280C. Ashari
satu kolom yang sama, menyatakan (1995) menyatakan bahwa hal ini
berbeda nyata berdasarkan uji
Duncan pada taraf kepercayaan disebabkan karena adanya peningkatan
95%.
enzim asam askorbat oksidase yang
Penurunan vitamin C pada suhu
berperan dalam perombakan vitamin C
140C hari pertama dan hari ketiga
akibat pembekuan pada suhu dingin.
berbeda nyata. Hal ini diduga pada suhu
Kerusakan hasil panen yang disebabkan
0
14 C hari pertama asam askorbat
karena suhu beku terjadi karena di
oksidase yang berperan dalam
dalam jaringan terbentuk lapisan es.
perombakan vitamin C aktivitasnya
Kerusakan tersebut menyebabkan
menurun. Reaksi perombakan vitamin C
jaringan mudah terpengaruh oleh udara
masih berjalan tetapi berjalan lambat
sehingga memungkinkan vitamin C
sehingga terjadi penurunan kadar
rusak. Biasanya kehilangan vitamin C
vitamin C. Hari ketiga penurunan kadar
terjadi bila jaringan rusak dan terkena
vitamin C meningkat karena aktivitas
udara.
enzim yang berperan dalam
Penyimpanan pada suhu rendah
perombakan vitamin C masih
mengakibatnya respirasi menurun, dan
berlangsung terus menerus. Aktivitas
masa simpan dapat diperpanjang.
enzim juga dipengaruhi oleh waktu
Menurut Winarno (1996), vitamin C
penyimpanan.
mudah terdegradasi, baik oleh
Penurunan vitamin C pada suhu
temperatur, cahaya maupun udara
0
14 C hari kelima tidak berbeda nyata.
sekitar sehingga kadar vitamin C
Hal ini diduga karena pada hari kelima
berkurang. Proses kerusakan atau
jaringan pada daun cincau sudah
penurunan vitamin C ini disebut
mengalami kerusakan sehingga enzim
oksidasi.
asam askorbat oksidase inaktif dan
17
Uji Organoleptik secara objektif. Hasil uji lanjut Duncan
Warna merupakan salah satu panelis lebih menyukai cincau yang
faktor visual yang tampil lebih dahulu daunnya telah mengalami penyimpanan
dan kadang-kadang sangat menentukan pada suhu 140C selama 3 hari.
daya penerimaan konsumen terhadap Kekenyalan dan tekstur suatu
suatu produk. Berdasarkan hasil bahan akan mempengaruhi cita rasa
Analisis Varian (ANOVA) suhu dan yang ditimbulkan oleh bahan tersebut.
lama penyimpanan tidak mempengaruhi Perubahan tekstur atau viskositas bahan
warna cincau. Hal ini dikarenakan dapat mengubah rasa atau bau yang
tingkat kesukaan panelis berbeda-beda ditimbulkan. Semakin kental suatu
sehingga memberi penilaian yang bahan, penerimaan terhadap intensitas
berbeda pula. Warna hijau pada cincau rasa, bau, dan cita rasa semakin
disebabkan adanya pigmen alami berkurang (Winarno, 1992). Hasil uji
tanaman berwarna hijau yang disebut lanjut Duncan kekenyalan cincau pada
klorofil. penyimpanan suhu 140C selama 3 hari
Hasil analisis uji lanjut Duncan, lebih banyak disukai panelis.
aroma cincau yang banyak disukai Kekenyalan cincau disebabkan karena
0
panelis pada penyimpanan suhu 14 C adanya hidrokoloid. Sifat utama
selama 3 hari. Penyimpanan pada suhu hidrokoloid adalah mampu membentuk
0
14 C selama 3 hari cincau memiliki gel.
aroma yang sangat khas daun. Menurut Penyimpanan pada suhu 14 0C dan
Dalimartha (2005), aroma cincau 280C tidak mempengaruhi tekstur
berasal dari komponen volatil, seperti cincau. Hal ini dikarenakan tingkat
lynalool, styrolyl, komponen ini adalah kesukaan panelis terhadap tekstur
kelompok senyawa aromatik cincau berbeda-beda ada yang
(terpenoid). menyukai tekstur kasar ada pula yang
Rasa merupakan salah satu faktor menyukai tekstur halus, sehingga
yang mempengaruhi penerimaan masing-masing panelis memberikan
seseorang terhadap suatu produk penilaian yang berbeda.
pangan, tetapi individu mempunyai Hasil penerimaan keseluruhan
penilaian yang berlainan pada suatu rasa produk cincau, panelis lebih banyak
sehingga sulit untuk menyimpulkan menyukai cincau yang berasal dari daun

18
yang disimpan pada suhu 140C selama 3 penyimpanan pada suhu 140C
hari. Penyimpanan pada suhu 140C daun selama 3 hari.
yang disimpan masih segar berwarna DAFTAR PUSTAKA
hijau belum mengalami penguningan Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek
Budidaya. Jakarta.
sehingga menghasilkan cincau
Dalimartha, S. 2005. Atlas tumbuhan
beraroma khas daun, kekenyalan yang Obat Indonesia Jilid 3,
Temukan Rahasia Sehat dari
kompak, dan rasa yang sangat enak.
Alam Sekitar. Puspaswara.
Kimball, JW, dkk. 1983. Biologi Edisi
Ke-5 Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
KESIMPULAN
Noverina, A. 2009. Cincau, Jeli Segar
1. Kandungan klorofil dan vitamin C Pengendali Hipertensi. Nirmala
Magazine.
daun S. hernandifolia Walp.
Pantastico, E.R.B. 1993. Fisiologi
mengalami penurunan saat Pasca Panen, Penanganan dan
Pemanfaatan Buah-Buahan
penyimpanan.
dan Sayuran Tropika dan
2. Luas penguningan daun S. Subtropika. Terjemahan
Kamariyani. UGM Press.
hernandifolia Walp. dapat
Yogyakarta.
diperlambat dengan penyimpanan Rina, N, Asiani, B. 1992. Pasca Panen
Sayur. Penebar Swadaya.
pada suhu 140C.
Jakarta.
3. Berdasarkan uji organoleptik Will RAH, T.H Lee D at al. 1981.
Postharvers An Introduction to
terhadap aroma, warna, rasa,
The Physiology and Handling
kekenyalan, dan tekstur cincau of Fruit and Vegetables. New
South Wales university. Press
panelis lebih banyak menyukai
Sidney.
Winarno, FG. 1997. Kimia Pangan dan
Gizi. Gramedia. Jakarta

19

You might also like