Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 170

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE

MENGGUNAKAN TOGAF ADM UNTUK PENERAPAN


STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI
SEKOLAH MENENGAH ATAS
(Studi Kasus: SMA Plus PGRI Cibinong)

IWAN CAKRAYANA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan Enterprise


Architecture Menggunakan TOGAF ADM untuk Penerapan Standar Nasional
Pendidikan di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus: SMA Plus PGRI Cibinong)
adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
di bagian akhir tesis ini.

Bogor, September 2011

Iwan Cakrayana
NIM G651070084
ABSTRACT

Iwan Cakrayana, Designing Enterprise Architecture Using TOGAF ADM for


Implementation National Standards Of Education In High School (Case Study:
SMA Plus PGRI Cibinong). Under direction of MEUTHIA RACHMANIAH
and FIRMAN ARDIANSYAH.

One of area that felt exposure of the impact of information and communication
technology development is education area. The Enterprise Architecture in this
research was applied to senior secondary school and piloted for SMA Plus PGRI
Cibinong high school, which is a model school (SKM-PBKL-PSB). It is expected
that the school and its stakeholder will have better information access. Therefore
the school required an information system that are dynamic, fast, efficient, and
connected in one integrated network. The Information System constructed employ
8 (eight) National Standards of Education in the Republic of Indonesia. The
design of an architecture enterprise requires framework and methodology.
TOGAF ADM is a method that provides detail modeling, development, and
implementation of architecture enterprise. The stages of TOGAF ADM is a
preliminary : framework and principle, Requirement management, architecture
vision, business architecture, information system architecture, technology
architecture, opportunities and solutions, migration planning, implementation
governance, and change management. On preliminary phase obtained
management commitment for the development of enterprise architecture
contained in the policy management. Requirement management done to identify
SMA Plus PGRI Cibinong needs. On architecture vision phase result in the form
of a foundation that is used as a reference in the development of information
system. Result of business architecture is 45business function. Information system
divided into data architecture and application architecture. On data architecture
consists of 36 data entities and for application architecture consists of 32
application. On technology architecture phase found that current technology
platform is sufficient and needs some improvement in hardware. On oportunities
and solution for comparision of data found that only 6 data entities is appropriate
with proposed data entities. While for comparision of application exist 25
application modul are not yet available. On comparision of technology, proposed
concept is client server, adding PC, and fingerprint attendance machine. On
migration planning found priority project, expense,number of human resources
necessary for development information system. On implementation governance
phase, IT governance refers to circular finance ministry Republic of Indonesia
No:SE-5/PJ/2011 about IT governance. Change management phase is a strategies
and stages for implementation information in SMA Plus PGRI Cibinong

Keywords: Information System, Architecture Enterprise, TOGAF ADM


RINGKASAN

Iwan Cakrayana, Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF


ADM untuk Penerapan Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Menengah Atas
(Studi Kasus: SMA Plus PGRI Cibinong) . Dibimbing oleh MEUTHIA
RACHMANIAH dan FIRMAN ARDIANSYAH.

Salah satu bidang yang merasakan dampak dari perkembangan teknologi


adalah bidang pendidikan. Peningkatan tata kelola lembaga dan peningkatan mutu
pendidikan terus dilakukan pemerintah, antara lain dengan diberlakukannya
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sekolah yang dipilih sebagai studi kasus penelitian ini adalah SMA Plus
PGRI Cibinong. Saat ini sekolah dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas
pembelajaran dan memiliki lebih banyak akses informasi baik untuk sekolah
maupun masyarakat. Website sekolah yang ada saat ini belum sepenuhnya dapat
menyediakan informasi yang lengkap karena hanya terbatas pada informasi yang
bersifat umum, sedangkan pengolahan data pendidik, peserta didik,dan evaluasi
masih dilakukan secara manual. Untuk mengatasi permasalahan di atas, SMA Plus
PGRI Cibinong sudah seharusnya memiliki sistem informasi yang lebih dinamis,
cepat, efisien dan terkoneksi dalam satu jaringan.
Arsitektur enterprise mengandung arti perencanaan, pengklasifikasian,
pendefinisian, dan rancangan konektifitas dari berbagai komponen yang
menyusun suatu enterprise yang diwujudkan dalam bentuk model dan gambar
serta memiliki komponen utama yaitu arsitektur bisnis, arsitektur informasi
(data), arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi.
Saat ini ada beragam jenis framework yang menunjukkan perkembangan
konsep arsitektur enterprise, diantaranya adalah Zachman framework, Federal
Enterprise Architecture Framework (FEAF), DoD Architecture Framework
(DoDAF), Treasury Enterprise Architecture Framework (TEAF), serta The Open
Group Architectural Framework (TOGAF). TOGAF memiliki kelebihan bersifat
fokus pada siklus implementasi Architecture Development Method (ADM), lebih
detail, dan lengkap. Oleh karena itu, framework yang digunakan untuk penelitian
ini adalah TOGAF.
Pendefinisian aktivitas area fungsional utama di SMA Plus PGRI Cibinong
dilakukan menggunakan rantai nilai (value chain) Porter. Untuk fungsi-fungsi
bisnis di SMA Plus PGRI Cibinong dikelompokkan menjadi 2, yaitu primary
activities dan support activities. Pada fase preliminary diperoleh komitmen
manajemen untuk pengembangan arsitektur enterprise yang tertuang dalam policy
management. Pada fase requirement dilakukan identifikasi kebutuhan SMA Plus
PGRI Cibinong. Pada fase architecture vision didapatkan hasil berupa landasan
yang dijadikan acuan dalam pengembangan Sistem Informasi. Pada fase business
architecture didapatkan 149 komponen, aspek, dan indikator. Setelah dilakukan
penyesuaian didapatkan 45 fungsi bisnis yang terkomputerisasi. Fase information
system terbagi menjadi dalam 2 fase yaitu fase data architecture dan fase
application architecture. Pada fase data architecture diperoleh 36 entitas data,
sedangkan pada fase application architecture didapatkan 32 kandidat modul
aplikasi yang akan dikembangkan. Pada fase technology architecture didapatkan
bahwa platform teknologi yang ada saat ini cukup memadai namun perlu dilakukan
beberapa peningkatan perangkat keras.
Pada fase Opportunities and Solution, untuk perbandingan data didapatkan
bahwa hanya 6 entitas data yang sesuai dengan entitas data yang diusulkan.
Sedangkan pada perbandingan aplikasi terdapat 25(75%) modul aplikasi yang
belum tersedia. Dan pada perbandingan platform teknologi konsep yang diusulkan
adalah client server, penambahan PC, dan mesin absensi fingerprint. Pada fase
migration planning didapatkan prioritas project, biaya, dan jumlah sumberdaya
manusia yang diperlukan untuk mengembangkan sistem informasi ini. Pada fase
Implementation Governance , tata kelola teknologi informasi mengacu pada
Mengacu kepada Surat Edaran Kementrian Keuangan Republik Indonesia Nomor:
SE-5/PJ/2011 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Pada fase change management dihasilkan strategi dan tahapan dalam
penerapannya.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Pemodelan
bisnis digambarkan dengan value chain, berkaitan dengan ruang lingkup
penelitian, yaitu penerapan Standar Nasional Pendidikan, pemodelan bisnis
memiliki 7 area fungsional utama, yaitu penerimaan peserta didik baru,
operasional akademik, penglepasan peserta didik (alumni), manajemen keuangan,
manajemen kepegawaian, manajemen sarana prasarana, dan pengelolaan
teknologi informasi. (2) Berdasarkan hasil analisa kebutuhan data, terdapat 36
entitas data dan 32 aplikasi yang perlu dikembangkan untuk mendukung sistem
informasi implementasi SNP di SMA Plus PGRI Cibinong. (3) Aplikasi yang ada
saat ini diganti secara keseluruhan karena berada pada platform yang berbeda. (4)
Platform teknologi yang ada saat ini mendukung adanya kandidat aplikasi yang
diusulkan tetapi perlu peremajaan perangkat keras dan upgrade teknologi. (5)
Pemodelan arsitektur enterprise ini , memberikan panduan dalam membuat cetak
biru untuk pengembangan sistem informasi implementasi SNP untuk data,
aplikasi, bisnis, dan teknologi. Untuk itu pemodelan arsitektur enterprise ini dapat
dijadikan panduan langkah awal untuk melakukan perencanaan cetak biru
pengembangan sistem informasi penerapan SNP.

Keywords: Architecture, Enterprise, TOGAF, ADM


Judul Tesis : Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF
ADM Untuk Penerapan Standar Nasional Pendidikan Di
Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus : SMA Plus PGRI
Cibinong)
Nama : Iwan Cakrayana
NRP : G651070084

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc. Firman Ardiansyah, S.Kom., M.Si.


Ketua Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana IPB


Ilmu Komputer

Dr. Ir. Agus Buono, M.Si., M.Kom. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.
PRAKATA

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Hanya karena kebesaran-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini adalah laporan penelitian
yang mengambil judul Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan
TOGAF ADM untuk Penerapan Standar Nasional Pendidikan di Sekolah
Menengah Atas (Studi Kasus : SMA Plus PGRI Cibinong).

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai


pihak, tesis ini tidak akan berjalan lancar. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc. dan Firman Ardiansyah, S.Kom., M.Si
selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah memberikan
bimbingan selama pembuatan tesis.
2. Dr. Ir. Agus Buono, M.Si., M.Kom. selaku Ketua Program Studi atas
segala dukungan dan kerjasamanya.
3. Dr.H. Basyarudin Thayib, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Plus PGRI
Cibinong atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk
menyelesaikan pengerjaan tesis.
4. Bahman, S.Pd., M.Si selaku ketua pelaksana Departemen IT SMA Plus
PGRI Cibinong atas segala dukungan dan bantuannya.
5. Bapak Ruchyan selaku Staf Akademik Program Studi Magister Ilmu
Komputer atas semua bantuannya

Penulis mengharapkan para pembaca laporan hasil penelitian ini dapat


memahami dan memaklumi jika ada kesalahan dalam penulisan dan
pengungkapan keilmiahan bidang ilmu komputer. Semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi kemajuan pendidikan bangsa ini di masa yang akan datang.

Bogor, September 2011

Iwan Cakrayana
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kerinci, Jambi pada tanggal 22 Mei 1981 dari


pasangan Basyarudin Thayib dan Daflina. Penulis merupakan anak pertama dari
tiga bersaudara.
Tahun 1999 penulis lulus dari SMAN 1 Cibinong dan penulis melanjutkan
pendidikannya di Teknik Arsitektur Universitas Pancasila dan lulus tahun 2005.
Pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 penulis bekerja di PT. Artdeco
(exhibition consultant) sebagai designer 3D.
Saat ini penulis bekerja sebagai staff IT dan tenaga pengajar di SMA PLUS
PGRI Cibinong sejak tahun 2007 sampai sekarang.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vi
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
1.3 Perumusan Masalah ................................................................................ 3
1.4 Ruang Lingkup ........................................................................................ 4
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Sistem Informasi ........................................................................ 5
2.2 Standar Nasional Pendidikan (SNP) ....................................................... 7
2.3 Arsitektur Enterprise............................................................................... 10
2.4 Kerangka Kerja Arsitektur Enterprise .................................................... 13
2.5 Survei Terhadap Arsitektur Enterprise ................................................... 13
2.6 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF) ............................ 14
2.7 Zachman Framework .............................................................................. 16
2.8 The Open Group Architecture Enterprise (TOGAF) .............................. 19
2.9 Pemilihan Architecture Enterprise Framework ...................................... 22
3.10Rantai Nilai (Value Chain) ...................................................................... 24
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Penelitian ................................................................................ 26
3.2 Prosedur Penelitian ................................................................................. 26
3.2.1 Studi Pustaka 26
3.2.2 Pengumpulan Data ........................................................................... 26
3.2.3 Analisa dan perancangan Sistem Informasi...................................... 26
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Studi Pustaka ........................................................................................... 31
4.1.1 Profil Organisasi ............................................................................... 31

i
4.1.2 Peraturan Tentang Standar Nasional Pendidikan ............................. 34
4.2 Pengumpulan Data .................................................................................. 35
4.3 Analisa Dan Perancangan Sistem ........................................................... 36
4.3.1 Fase Preliminary : Framework And Principles ............................... 37
4.3.1.1 Menentukan Framework Dan Metodologi ............................... 37
4.3.1.2 Komitmen Manajemen ............................................................. 38
4.3.2 Fase Requirements Managements .................................................... 38
4.3.2.1 Architecture Vision ................................................................... 39
4.3.2.2 Business Architecture ............................................................... 39
4.3.2.3 Information System Architecture .............................................. 40
4.3.2.4 Architecture Technology .......................................................... 40
4.3.2.5 Opportunities And Solutions ..................................................... 41
4.3.2.6 Migration Planning .................................................................. 41
4.3.2.7 Implementation Governance..................................................... 41
4.3.2.8 Change Management ................................................................ 41
4.3.3 Fase Architecture Vision .................................................................. 42
4.3.3.1 Visi Dan Misi SMA Plus PGRI Cibinong ................................ 42
4.3.3.2 Tujuan Bisnis ............................................................................ 42
4.3.3.3 Sasaran Bisnis (Business Objective) ......................................... 43
4.3.3.4 Ruang Lingkup (Scope) ............................................................ 43
4.3.3.5 Struktur Organisasi ................................................................... 44
4.3.3.6 Stakeholder ............................................................................... 45
4.3.4 Fase Architecture Business............................................................... 45
4.3.4.1 Kondisi Saat Ini 45
4.3.4.2 Usulan Perbaikan ...................................................................... 51
4.3.5 Fase Information System Architecture ............................................. 57
4.3.5.1 Fase Application Architecture .................................................. 57
4.3.5.2 Fase Data Architecture ............................................................. 63
4.3.6 Fase Technology Architecture .......................................................... 67
4.3.6.1 Kondisi Saat Ini 68
4.3.6.2 Relasi Aplikasi Dan Platform Teknologi Saat Ini .................... 73
4.3.6.3 Usulan Perbaikan ...................................................................... 73

ii
4.3.7 Fase Opportunities And Solution ........................................................ 81
4.3.7.1 Evaluasi Gap Antara Kondisi as-is Dan to-be ............................ 81
4.3.7.2 Perbandingan Data ...................................................................... 81
4.3.7.3 Perbandingan Aplikasi ................................................................ 82
4.3.7.4 Perbandingan Platform Teknologi .............................................. 82
4.3.8 Migration Planning ............................................................................ 83
4.3.8.1 Prioritas Project ......................................................................... 83
4.3.8.2 Resourcing Dan Biaya ................................................................... 85
4.3.8.3 Meminimalisasi Resiko .................................................................. 86
4.3.9 Fase Implementation Governance ...................................................... 87
4.3.10 Fase Change Management ................................................................ 88
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 90
5.2 Saran 91
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 92
LAMPIRAN .......................................................................................................... 94

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Perbandingan EA framework (Setiawan 2009b) ............................................ 23
2. Perkembangan akreditasi sekolah ................................................................... 32
3. Perkembangan jumlah siswa .......................................................................... 34
4. Hasil analisis SNP yang belum tercapai ......................................................... 36
5. Mekanisme hubungan penerapan
SNP dengan stakeholder................................................................................. 45
6. Ruang lingkup (scope) SNP ................................................................................... 47
7. Area fungsional utama implementasi SNP ..................................................... 53
8. Katalog aplikasi SMS Gateaway .................................................................... 59
9. Katalog aplikasi e-learning ............................................................................. 59
10. Daftar kandidat aplikasi .................................................................................. 61
11. Deskripsi kelompok aplikasi .......................................................................... 62
12. Entitas data yang ada saat ini ............................................................................. 63
13. Pemanfaatan PC pada unit-unit organisasi ..................................................... 69
14. Prinsip teknologi yang akan digunakan .......................................................... 73
15. Urutan penerapan modul aplikasi ................................................................... 84
16. Tugas dan jumlah sumber daya manusia............................................................ 85
17. Pembagian tugas Departemen IT SMA Plus PGRI Cibinong ........................... 87

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Hasil survei pemakaian framework (IFEAD 2005)......................................... 14
2. Struktur komponen FEAF (CIO Council 2001) .............................................. 15
3. Matriks arsitektur FEAF (CIO Council 2001) ................................................ 15
4. Kerangka Kerja Zachman untuk Arsitektur Enterprise (Spewak 1992) ......... 17
5. TOGAF Architecture Development Method(Land et al. 2009) ...................... 20
6. Model perancangan arsitektur enterprise dengan TOGAF ADM
(Open Group 2009c) ....................................................................................... 21
7. Rantai nilai (Value Chain) .............................................................................. 34
8. Diagram Alir penelitian .................................................................................. 26
9. Struktur Organisasi SMA Plus PGRI Cibinong .............................................. 44
10. Diagram prosedur kerja analisis implementasi SNP ...................................... 47
11. Rantai nilai SMA Plus PGRI Cibinong (TOGAF 2009) ................................. 52
12. Class Diagram ................................................................................................ 67
13. Perletakan gedung dan unit organisasi sekolah ............................................... 71
14. Tipografi Jaringan Komputer Saat Ini ............................................................. 72
15. Usulan Tipografi Jaringan ............................................................................... 79

v
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini teknologi informasi telah berkembang dengan sangat pesat.
Informasi sudah semakin mudah diperoleh, sudah semakin bervariasi bentuknya,
dan semakin banyak pula kegunaannya (Wahyu 2004). Teknologi Informasi
berperan penting dalam memperbaiki kinerja suatu organisasi. Penggunaannya
tidak hanya sebagai proses otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga
menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi,
sehingga proses organisasi yang terjadi akan efisien, terukur dan fleksibel.
Persaingan bisnis dalam era informasi telah mencapai tahapan kompetisi yang
ketat, di mana sistem pengelolaan bisnis secara konvensional tidak lagi memadai
(Marimin et al. 2006). Salah satu bidang yang merasakan dampak dari
perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan. Teknologi informasi
memiliki potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh aspek di
dalam pendidikan dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran.
Peningkatan tata kelola lembaga dan peningkatan mutu pendidikan terus
dilakukan pemerintah, antara lain dengan diberlakukannya Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dalam PP tersebut dijelaskan bahwa SNP merupakan kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sejalan dengan pemberlakuan SNP, maka Pemerintah memetakan
sekolah berdasarkan tingkat pemenuhan SNP yaitu sekolah yang sudah atau
hampir memenuhi SNP dan sekolah yang belum memenuhi SNP. Terkait dengan
pemetaan tersebut, Pemerintah mengkategorikan sekolah yang telah memenuhi
atau hampir memenuhi SNP ke dalam kategori mandiri, dan sekolah yang belum
memenuhi SNP ke dalam kategori standar. Sekolah kategori mandiri berdasarkan
penerapan SNP adalah SMA yang telah mampu memberikan pelayanan minimal
sesuai Standar Nasional Pendidikan, dan dapat memanfaatkan sumberdaya
internal dan didukung oleh sumber daya eksternal.

1
Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 32 ayat 2 menyebutkan bahwa Standar Nasional Pendidikan
digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. SNP bertujuan untuk menjamin
mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Sedangkan
fungsinya sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. SNP
dimaksudkan untuk memacu pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan
agar meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan pendidikan yang
bermutu.
Sekolah yang dipilih sebagai studi kasus penelitian ini adalah SMA Plus
PGRI Cibinong. Visi sekolah ini adalah unggul dalam mutu dan prestasi,
berwawasan global, religius, entrepreneur, sebagai agen perubahan dan
pendidikan budaya bangsa. SMA Plus PGRI Cibinong sebagai lembaga penyedia
jasa pendidikan merupakan salah satu sekolah terkemuka di Kabupaten Bogor
dengan berbagai prestasi yang telah diraih mulai dari tingkat kabupaten, provinsi,
dan juga nasional. Salah satu prestasi yang diraih adalah ditetapkannya SMA Plus
PGRI Cibinong sebagai sekolah berprestasi tertinggi Tingkat Jawa Barat dan
SMA PGRI terbaik tingkat Nasional. Selain itu SMA Plus PGRI Cibinong
merupakan salah satu dari 132 sekolah SMA di Indonesia yang ditunjuk oleh
Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan Nasional sebagai Sekolah
Model Nasional yaitu Sekolah Kategori Mandiri (SKM), sekolah dengan
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL), dan sebagai Pusat Sumber
Belajar (PSB) dengan kriteria sekolah yang telah memenuhi/hampir memenuhi 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP) dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran dan manajemen
sekolah. SMA Model SKM-PBKL-PSB bukan pengkategorian SMA tetapi
merupakan strategi pembinaan untuk melaksanakan dan memenuhi SNP
(Depkominfo, 2006).
Sebagai konsekuensi dari prestasi yang diperoleh tersebut menimbulkan
problema tersendiri yaitu pihak sekolah dituntut untuk lebih meningkatkan

2
kualitas pembelajaran dan memiliki lebih banyak akses informasi baik untuk
sekolah maupun masyarakat. Pemanfaatan teknologi informasi menjadi kebutuhan
yang tak dapat ditawar lagi dalam membantu semua kegiatan. Pengelolaan
informasi tentang perkembangan belajar mengajar menjadi permasalahan yang
sangat kompleks apabila hanya ditangani secara konvensional dan terpisah-pisah.
Website sekolah yang ada saat ini belum sepenuhnya dapat menyediakan
informasi yang lengkap karena hanya terbatas pada informasi yang bersifat umum,
sedangkan pengolahan data pendidik, peserta didik, dan evaluasi masih dilakukan
secara manual. Untuk mengatasi permasalahan di atas, SMA Plus PGRI Cibinong
sudah seharusnya memiliki sistem informasi yang lebih dinamis, cepat, efisien
dan terkoneksi dalam satu jaringan.
Dari permasalahan diatas maka diperlukan blueprint sebagai acuan untuk
mengembangkan Sistem Informasi yang mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan. Untuk menghasilkan rancangan arsitektur Sistem Informasi yang
baik, maka perlu adanya suatu kerangka kerja (framework) yang digunakan. Tesis
ini membahas perancangan arsitektur enterprise untuk penerapan SNP di SMA
Plus PGRI Cibinong menggunakan The Open Group Architecture Framework
(TOGAF). Architecture Development Method (ADM) adalah metode yang detail
dalam memodelkan, mengembangkan, serta mengpenerapan kan arsitektur
enterprise (Land et al. 2009).

1.2 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah membuat
blueprint Sistem Informasi yang dapat digunakan sebagai salah satu fasilitas di
Sekolah Menengah Umum untuk penyajian informasi penerapan Standar Nasional
Pendidikan dengan menggunakan metodologi TOGAF ADM.

1.3 Perumusan Masalah


Pada penelitian ini dirumuskan permasalahan yang akan dicapai sebagai
berikut:

3
“Bagaimana membuat blueprint Sistem Informasi untuk menunjang penerapan
Standar Nasional Pendidikan di SMA dengan menggunakan metodologi TOGAF
ADM".

1.4 Ruang Lingkup


Agar penelitian ini lebih fokus, maka penelitian ini dibatasi pada cakupan
sebagai berikut:
1. Melakukan pemodelan Sistem Informasi penerapan SNP untuk Sekolah
Menengah Atas.
2. Analisis dan perancangan Arsitektur Sistem Informasi berbasis web dibatasi
hanya pada pembuatan blueprint Sistem Informasi.
3. Sistem Informasi yang dirancang mengacu pada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan, yaitu Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana,
Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.
4. SMA yang dipilih sebagai ujicoba kasus adalah SMA Plus PGRI Cibinong.

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah, dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai acuan maupun
bahan evaluasi serta penyempurnaan dari kebijakan-kebijakan yang telah dan
akan diambil, khususnya dalam hubungannya dengan layanan informasi, baik
itu peserta didik, pendidik maupun masyarakat.
2. Bagi sekolah model, mendapatkan blueprint sebagai acuan untuk
mengembangkan Sistem Informasi yang dapat menunjang pelaksanaan
Standar Nasional Pendidikan.
3. Bagi peneliti, maupun pihak-pihak yang terkait dengan perancangan Sistem
Informasi, dapat mengambil manfaat dari penelitian ini sebagai bahan
masukan dan tambahan wacana.
4. Bagi institusi pendidikan, sebagai wadah informasi tentang penerapan
Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA).

4
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Sistem Informasi


Menurut Sutedjo (2002), sistem adalah kumpulan elemen yang saling
berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha
mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Sutanta (2003), sistem adalah
sekumpulan elemen atau subsistem yang saling bekerjasama atau yang
dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk
melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan.
Menurut Sutedjo (2002), informasi adalah hasil pemrosesan data yang
diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah
dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang
untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada. Sedangkan
menurut Sutanta (2003), informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga
menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara
langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang.
Menurut Sutedjo (2002), sistem informasi adalah kumpulan elemen yang
saling berhubungan satu sama lainyang membentuk satu kesatuan untuk
mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan, serta mendistribusikan
informasi. Sedangkan menurut Jogiyanto (2007), sistem Informasi adalah suatu
tipe khusus dari sistem kerja yang fungsi internalnya terbatas pada pemrosesan
informasi dengan enam tipe operasi: menangkap (capturing), mentransmisikan
(transmitting), menyimpan (storing), mengambil (retrieving), memanipulasi
(manipulating), dan menampilkan (displaying) informasi.
Selain mendukung pembuatan keputusan, koordinasi dan pengawasan,
sistem informasi dapat membantu manajer dalam menganalisa masalah, membuat
masalah-masalah kompleks dan menciptakan produk-produk baru. Sistem
informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang
menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja
diperlukan.

5
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan
istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan, blok model, blok
keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem,
keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu sama lainya
membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran (Jogiyanto, 2005).
a) Blok masukan.
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan,
yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
b) Blok model.
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik
yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data
dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang
diinginkan.
c) Blok keluaran.
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang
berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
d) Blok teknologi.
Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi, teknologi digunakan
untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari
sistem secara keseluruhan.
e) Blok basis data.
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer
dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu
disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.
Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya
informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga
berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.

6
f) Blok kendali.
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
temperatur, air, debu, kecurangan, kegagalan sistem itu sendiri, ketidak
efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu
dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat
merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-
kesalahan dapat langsung diatasi.

2.2 Standar Nasional Pendidikan (SNP)


Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Standar Nasional
Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lingkup Standar Nasional
Pendidikan meliputi: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana,
Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.
Uraian setiap standar dimaksud ialah sebagai berikut:
a. Standar Isi
Mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Standar isi secara keseluruhan mencakup:
 Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
 Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah.
 Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian
tidak terpisahkan dari Standar isi.
 Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
b. Standar proses
Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai

7
kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran
pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah
pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester.
Standar Proses membantu terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien. Standar proses meliputi:
 Perencanaan proses pembelajaran.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
 Pelaksanaan proses pembelajaran.
Pelaksanaan proses pembelajaran meliputi persyaratan pelaksanaan proses
pembelajaran antara lain rombongan belajar, beban kerja minimal guru,
buku teks pelajaran, dan pengelolaan kelas. Selanjutnya pelaksanaan
pembelajaran antara lain kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
 Penilaian hasil pembelajaran.
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan ter-
program dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis atau
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil
pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan
Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.

8
 Pengawasan proses pembelajaran.
Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, serta pelaporan dan tindak lanjut.
c. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta
didik. Standar Kompetensi Lulusan meliputi standar kompetensi lulusan
minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan
minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal
mata pelajaran.
d. Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah tenaga pendidik yang
memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik bagi
peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,
sosial dan/atau potensi kecerdasan dan bakat istimewa pada satuan pendidikan
khusus, satuan pendidikan umum, dan/atau satuan pendidikan kejuruan.
Pendidik dan Tenaga Kependidikan disini antara lain pengawas, kepala
sekolah, guru, tata usaha, staf perpustakaan, staf laboratorium dan konselor.
e. Standar Sarana dan Prasarana
Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)
mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana.Sebuah
SMA sekurang-kurangnya memiliki prasarana ruang kelas, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang
laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa,
ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang
konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang
sirkulasi, dan tempat bermain/berolahraga.
f. Standar Pengelolaan
Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

9
g. Standar Pembiayaan
Standar biaya operasi non personalia untuk SMA adalah standar biaya
yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi non personalia selama 1
(satu) tahun untuk SMA sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar
satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan
berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan.
h. Standar Penilaian Pendidikan
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Salah satu cara untuk menilai kriteria sekolah yang telah memenuhi/hampir
memenuhi SNP adalah dengan melakukan analisis pencapaian SNP yaitu
kegiatan untuk menguraikan, mengidentifikasi antara kondisi nyata sekolah
dengan kondisi ideal yang merupakan kriteria minimal sebagaimana terdapat
pada SNP. Analisis pencapaian SNP dapat dilakukan dengan menginventarisasi
kondisi satuan pendidikan, yaitu proses pengumpulan, pencatatan data dan
informasi pendukung tentang kondisi nyata sekolah.
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan bertujuan
menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

2.3 Arsitektur Enterprise


Dalam mengkaji arsitektur enterprise, pertama yang harus diperhatikan
adalah pembentuk kata. Kata arsitektur enterprise terbentuk dari kata arsitektur dan
enterprise. Arsitektur merupakan perancangan dari suatu benda atau
merepresentasikan suatu gambaran yang sesuai dengan suatu obyek sehingga dapat
diperoleh hasil yang sesuai dengan kebutuhan dan berkualitas (Zachman, 1997).
Menurut Surendro (2007) arsitektur menyiratkan suatu perencanaan yang
diwujudkan dengan model dan gambar dari komponen dari sesuatu dengan

10
berbagai sudut pandang. Untuk definisi enterprise mengandung arti keseluruhan
komponen pada suatu organisasi dibawah kepemilikan dan kontrol organisasi
tunggal (Lankhorst et al. 2005).
Dari definisi tersebut, arsitektur enterprise merupakan kegiatan
pengorganisasian data yang dihasilkan oleh organisasi yang kemudian
dipergunakan untuk mencapai tujuan proses bisnis dari organisasi tersebut
(Mutyarini & Sembiring, 2006). Sedangkan menurut CIO Council (2001)
merupakan basis aset informasi strategis, yang menentukan misi, informasi dan
teknologi yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi, dan proses transisi untuk
mengpenerapan kan teknologi baru sebagai tanggapan terhadap perubahan
kebutuhan misi. Dengan memahami pengertian arsitektur, enterprise, dan
arsitektur enterprise, maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur enterprise
mengandung arti perencanaan, pengklasifikasian, pendefinisian, dan rancangan
konektifitas dari berbagai komponen yang menyusun suatu enterprise yang
diwujudkan dalam bentuk model dan gambar serta memiliki komponen utama
yaitu arsitektur bisnis, arsitektur informasi (data), arsitektur aplikasi, dan
arsitektur teknologi (Parizeu 2002).
Hasil dari arsitektur enterprise ini terdiri dari dokumen-dokumen seperti
gambar, diagram, model, serta dokumen dalam bentuk teks yang akan menjelaskan
seperti apa sistem informasi yang dibutuhkan suatu organisasi. Arsitektur
enterprise akan dijadikan sebagai acuan bagi pengembangan sistem informasi.
Pengembangan sistem tanpa memiliki arsitektur yang baik akan sulit untuk
mencapai hasil yang maksimal (Lankhorst et al. 2005).
Latar belakang dibentuknya konsep architecture enterprise adalah adanya
kebutuhan organisasi dalam membangun sistem informasi untuk memisahkan data,
proses, infrastruktur teknologi, orang, waktu, dan motivasi dalam suatu kerangka
kerja architecture enterprise (Zachman, 2003). Kebutuhan pemisahan komponen
informasi yang berjalan dalam suatu perusahaan dimaksudkan untuk menghindari
pengulangan data, proses, dan kesalahan identifikasi kebutuhan teknologi yang
berjalan dalam suatu sistem informasi agar berjalan secara efektif dan efisien.
Mengapa harus memiliki arsitektur enterprise? Karena perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang semakin kompleks, menuntut hadirnya

11
rancang bangun yang komprehensif. Ada beberapa manfaat dari arsitektur
enterprise (Katili, 2004), antara lain:
 Memperlancar proses bisnis
Keuntungan dasar dalam membangun sebuah arsitektur enterprise adalah untuk
menemukan dan mengurangi pengulangan pada proses bisnis. Penyebab
pengulangan ini dikarenakan pandangan organisasi yang berbeda-beda pada
data atau proses bisnis. Pendekatan dasar untuk membangun arsitektur
enterprise adalah memfokuskan pada data dan proses.
 Mengurangi kerumitan Sistem Informasi
Suatu kerangka kerja mengurangi kerumitan sistem informasi. Hal itu dicapai
melalui suatu proses identifikasi dan mengurangi pengulangan pada data dan
perangkat lunak. Kesederhanaan pada aplikasi dan database juga mengurangi
biaya yang dikeluarkan untuk membangun suatu sistem informasi.
 Memungkinkan integrasi melalui data sharing
Arsitektur enterprise mengidentifikasikan standar data untuk digunakan
bersama (share). Contoh kebanyakan perusahaan mempunyai data pelanggan
dan data pasar, tetapi data tersebut tersimpan dalam basis data yang berbeda-
beda. Arsitektur enterprise membentuk kompatibilitas dari data yang
digunakan (share) tersebut. Kompabilitas data menyediakan suatu data standar
disimpan pada data warehouse untuk riset dan analisis pasar. Suatu rancangan
arsitektur yang baik tidak hanya memperlancar value chain perusahaan, tetapi
juga dapat menyediakan infrastruktur yang diperlukan untuk menghubungkan
value chain antar perusahaan.
 Mempercepat evolusi teknologi baru
Teknologi client/server berkisar pada pemahaman data dan proses yang
membentuk dan mengaksesnya. Selama arsitektur enterprise distrukturkan
berdasarkan data dan proses serta tidak adanya pengulangan pada sesuatu yang
sama, maka teknologi client/server dapat berjalan dengan baik dalam suatu
sistem informasi di suatu perusahaan/institusi.

12
2.4 Kerangka Kerja Arsitektur Enterprise
Kerangka kerja bisa diartikan sebagai sejumlah pemikiran, konsep, ide atau
asumsi yang digunakan untuk mengorganisasikan proses pemikiran tentang
sesuatu atau situasi. Kerangka kerja ini juga dapat dianggap sebagai dasar berpikir
untuk mengelompokkan dan mengorganisasikan representasi sebuah perusahaan
yang penting bagi manajemen perusahaan dan pengembangan sistem selanjutnya
(Zachman 1996).
Menurut CIO Council (2001) sebuah architecture framework adalah tool
yang bisa digunakan untuk mengembangkan cakupan luas dari arsitektur-
arsitektur yang berbeda. Arsitektur enterprise harus mendeskripsikan sebuah
metode untuk mendesain sistem informasi dalam term kumpulan building block
dan memperlihatkan bagaimana building block tersebut sesuai satu dengan
lainnya. Penggunaan arsitektur enterprise framework akan mempercepat dan
menyederhanakan pengembangan arsitektur, memastikan cakupan komplit dari
solusi desain dan memastikan arsitektur yang terpilih akan memungkinkan
pengembangan di masa depan sebagai respon terhadap kebutuhan bisnis
(Setiawan, 2009a).

2.5 Survei terhadap Arsitektur Enterprise


Saat ini ada beragam jenis framework yang menunjukkan perkembangan
konsep arsitektur enterprise, diantaranya adalah Zachman framework, Federal
Enterprise Architecture Framework (FEAF), DoD Architecture Framework
(DoDAF), Treasury Enterprise Architecture Framework (TEAF), serta The Open
Group Architectural Framework (TOGAF). Menurut hasil survei yang dilakukan
oleh Institute For Enterprise Architecture Development (IFEAD) tahun 2005,
framework yang paling banyak digunakan dalam dunia industri maupun
pemerintahan adalah Zachman (25%), TOGAF (11%), dan FEAF (9%). Hasil
perbandingan penggunaan jenis framework terlihat pada Gambar 1.

13
Gambar 1 Hasil survei pemakaian framework (IFEAD 2005).

2.6 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF)


Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF) merupakan sebuah
framework yang diperkenalkan pada tahun 1999 oleh Federal CIO Council. FEAF
ini ditujukan untuk mengembangkan EA dalam Federal Agency atau sistem yang
melewati batas multiple inter-agency. FEAF menyediakan standar untuk
mengembangkan dan mendokumentasikan deskripsi arstitektur pada area yang
menjadi prioritas utama. FEAF ini cocok untuk mendeskripsikan arsitektur bagi
pemerintahan Federal. FEAF membagi arsitektur menjadi area bisnis, data,
aplikasi dan teknologi, dimana sekarang FEAF juga mengadopsi tiga kolom
pertama pada Zachman framework dan metodologi perencanaan arsitektur
enterprise oleh Spewak.

14
Gambar 2 Struktur komponen FEAF (CIO Council 2001).

Pada FEAF arsitektur yang ada (Gambar 2) diperuntukkan sebagai


reference point untuk memfasilitasi koordinasi yang efektif dan efisien dari proses
bisnis yang umum, penyisipan teknologi, aliran informasi dan investasi pada
Federal Agencies. FEAF menyediakan sebuah struktur untuk mengembangkan,
memelihara dan mengpenerapan kan lingkungan operasional pada top-level dan
mendukung penerapan dari sistem TI. Pada Gambar 3 menunjukkan gambaran
matriks 5 x 3 FEAF dengan tipe-tipe arsitektur pada sumbu mendatar dan
perspektif pada sumbu lainnya. Hubungan antara produk arsitektur enterprise
terdapat pada cells matriks.

Gambar 3 Matriks arsitektur FEAF (CIO Council 2001).

15
Karakteristik dari FEAF:
a. Merupakan arsitektur enterprise Reference Model
b. Standar yang dipakai oleh pemerintahan Amerika Serikat
c. Menampilkan perspektif view yang menyeluruh
d. Merupakan tool untuk perencanaan dan komunikasi

2.7 Zachman Framework


Zachman framework merupakan salah satu kerangka kerja yang digunakan
untuk mengembangkan arsitektur enterprise yang diperkenalkan oleh John
Zachman sejak tahun 1987. Ia menemukan bahwa dokumen-dokumen enterprise
itu bermacam-macam, ada yang berbentuk teks, diagram, gambar dan lain-lain.
Dokumen-dokumen ini kadang menjelaskan hal yang sama namun dari sudut
pandang yang berbeda. Agar dokumen tersebut dapat mudah dipahami dan
dikelola, maka Zachman mengusulkan agar dokumen tersebut dikelompok-
kelompokkan. Kerangka kerja Zachman merupakan suatu alat bantu yang
dikembangkan untuk memotret arsitektur organisasi dari berbagai sudut pandang
dan aspek, sehingga didapatkan gambaran organisasi secara utuh (Setiawan,
2009a).
Pada dasarnya kerangka kerja Zachman sebagai alat bantu berpikir (Zachman
1996), yang dapat membantu arsitek dan manager dalam mengisolasi,
memodulasi, dan memetakan masalah sehingga menjadi lebih sederhana, lebih
mudah dipahami dan lebih fokus. Kerangka kerja Zachman tidak harus digunakan
untuk keseluruhan enterprise secara seketika karena akan memakan terlalu banyak
waktu dan biaya. Penggunakan kerangka kerja ini dapat dilakukan secara bertahap
berbasis pada pendekatan “sepotong-sepotong”. Ini berarti memecah proyek
arsitektur enterprise menjadi proyek berdasarkan skala prioritas.Kerangka kerja
Zachman untuk arsitektur enterprise terdiri dari 6 (enam) kolom dan 6 (enam)
baris dapat dilihat pada Gambar 4.

16
17

Gambar 4 Kerangka Kerja Zachman untuk Arsitektur Enterprise (Spewak 1992).


Zachman Framework merupakan skema untuk melakukan klasifikasi
pengorganisasian artifak enterprise. Zachman framework terdiri dari 6 (enam)
kolom dan 6 (enam) baris. Tiap baris menyajikan perspektif dari sudut pandang
perencana (planner), pemilik (owner), perancang (designer), pengembang
(builder), subkontraktor (sub-contractor) dan functioning enterprise . Tiap kolom
merepresentasikan fokus, abstraksi, atau topik arsitektur enterprise, yaitu: data,
fungsi, jaringan, manusia, waktu, dan motivasi.
Secara rinci, setiap baris dalam kerangka kerja Zachman merepresentasikan
perspektif berikut:
 Perencana (planner): menetapkan konteks, latar belakang, dan tujuan.
 Pemilik (owner): menetapkan model konseptual dari enterprise.
 Perancang (designer): menetapkan model sistem informasi sekaligus
menjembatani hal yang diinginkan pemilik dan hal yang dapat direalisasikan
secara teknis dan fisik.
 Pengembang (builder): menetapkan model teknis dan fisik yang digunakan
dalam mengawasi penerapan teknis dan fisik.
 Subkontraktor (sub-contractor): menetapkan peran dan rujukan bagi pihak
yang bertanggung jawab untuk melakukan pembangunan sistem informasi.
 Functioning enterprise: merepresentasikan perspektif pengguna dan wujud
nyata hasil penerapan .
Dan untuk tiap kolom dalam kerangka kerja Zachman merepresentasikan
fokus, abstraksi atau topik arsitektur enterprise, yaitu:
 What (data)
Menggambarkan kesatuan yang dianggap penting dalam bisnis. Kesatuan
tersebut adalah hal-hal yang informasinya perlu dipelihara.
 How (function)
Mendefinisikan fungsi atau aktivitas. Input dan output juga dipertimbangkan di
kolom ini.
 Where (networks)
Menunjukkan lokasi geografis dan hubungan antara aktivitas dalam organisasi,
meliputi lokasi geografis bisnis yang utama.

18
 Who (people)
Mewakili manusia dalam organisasi dan metric untuk mengukur kemampuan
dan kinerjanya. Kolom ini juga berhubungan dengan antar muka pengguna dan
hubungan antara manusia dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
 When (time)
Mewakili waktu atau kegiatan yang menunjukkan kriteria kinerja. Kolom ini
berguna untuk mendesain jadwal dan memproses arsitektur.
 Why (motivation)
Menjelaskan motivasi dari organisasi dan pekerjanya. Disini terlihat tujuan,
sasaran, rencana bisnis, arsitektur pengetahuan, alasan pikiran dan
pengambilan keputusan dalam organisasi.
Framework Zachman bukan suatu metodologi untuk membuat penerapan
dari suatu obyek, tapi merupakan ontologi untuk menggambarkan arsitektur
enterprise. Ontologi adalah suatu struktur sedangkan metodologi adalah suatu
proses.

2.8 The Open Group Architecture Enterprise (TOGAF)


TOGAF memberikan metode yang detil bagaimana membangun dan mengelola
serta mengpenerapan kan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut
dengan Architecture Development Method (ADM) (Open Group, 2011b). ADM
merupakan hasil dari kontribusi secara terus menerus dari banyak pelaksana arsitektur.
ADM menggambarkan sebuah metoda untuk membangun sebuah arsitektur enterprise,
dan membentuk inti dari TOGAF. Metode ini menggabungkan elemen dari TOGAF
dengan kebutuhan bisnis dan TI organisasi (Open Group, 2011b). ADM juga bisa
digunakan sebagai panduan atau alat untuk merencanakan, merancang,
mengembangkan, dan mengpenerapan kan arsitektur sistem informasi untuk organisasi
(Yunis & Surendro, 2008). TOGAF ADM seperti ditunjukkan pada Gambar 5, juga
merupakan metode yang fleksibel yang dapat mengidentifikasi berbagai macam teknik
pemodelan yang digunakan dalam perancangan, karena metode ini bisa disesuaikan
dengan perubahan dan kebutuhan selama perancangan dilakukan.

19
Gambar 5 TOGAF Architecture Development Method (Land et al. 2009).

TOGAF ADM juga menyatakan visi dan prinsip yang jelas tentang bagaimana
melakukan pengembangan arsitektur enterprise, prinsip tersebut digunakan sebagai
ukuran dalam menilai keberhasilan dari pengembangan arsitektur enterprise oleh
organisasi (Open Group, 2011). Prinsip-prinisip tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Prinsip Enterprise
Pengembangan arsitektur yang dilakukan diharapkan mendukung seluruh bagian
organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang membutuhkan.
b. Prinsip Teknologi Informasi (TI)
Lebih mengarahkan konsistensi penggunaan TI pada seluruh bagian organisasi,
termasuk unit-unit organisasi yang akan menggunakan.

20
c. Prinsip Arsitektur
Merancang arsitektur sistem berdasarkan kebutuhan proses bisnis dan bagaimana
mengpenerapan kannya.
TOGAF ADM terdiri dari 8 (delapan) fase yang berbentuk siklus (cycle) yaitu
Architecture Vision, Business Architecture, Information System Architecture,
Technology Architecture, Opportunities and Solution, Migration Planning,
Implementation Governance,dan Architecture Change Management.
TOGAF ADM juga merupakan metode yang bersifat generik dan mudah di
penerapan kan berdasarkan kebutuhan banyak organisasi, baik organisasi industri
ataupun industri akademik seperti perguruan tinggi (Mutyarini & Sembiring, 2006).
Berdasarkan uraian diatas maka, bisa dimodelkan secara umum bagaimana tahapan-
tahapan dari TOGAF ADM tersebut dilaksanakan dalam model perancangan arsitektur
enterprise, hal ini bisa dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Model perancangan arsitektur enterprise dengan TOGAF ADM


(Open Group 2009c).

21
2.9 Pemilihan Architecture Enterprise Framework
Untuk memilih sebuah arsitektur enterprise framework terdapat kriteria
yang berbeda yang bisa dijadikan sebagai acuan (Setiawan 2009b), yaitu:
 Tujuan dari arsitektur enterprise dengan melihat bagaimana definisi arsitektur
dan pemahamannya, proses arsitektur yang telah ditentukan sehingga mudah
untuk diikuti, serta dukungan terhadap evolusi arsitektur.
 Input untuk aktivitas arsitektur enterprise seperti pendorong bisnis dan input
teknologi.
 Output dari aktivitas arsitektur enterprise seperti model bisnis dan desain
transisional utnuk evolusi dan perubahan.
Framework merupakan sebuah bagian penting dalam pendesainan arsitektur
enterprise yang seharusnya memiliki kriteria:
a. Reasoned.
Framework yang masuk akal yang dapat memungkinkan pembuatan
arsitektur yang bersifat deterministik ketika terjadi perubahan batasan dan
tetap menjaga integritasnya walaupun menghadapi perubahan bisnis dan
teknologi serta demand yang tak terduga.
b. Cohesive.
Framework yang kohesif memiliki sekumpulan perilaku yang akan seimbang
dalam cara pandang dan ruang lingkupnya.
c. Adaptable.
Framework haruslah bisa beradaptasi terhadap perubahan yang mungkin
sangat sering terjadi dalam organisasi.
d. Vendor-independent.
Framework haruslah tidak tergantung pada vendor tertentu untuk benar-
benarmemaksimalkan benefit bagi organisasi.
e. Technology-independent.
Framework haruslah tidak tergantung pada teknologi yang ada saat ini, tapi
dapat menyesuaikan dengan teknologi baru.
f. Domain-neutral.
Adalah atribut penting bagi framework agar memiliki peranan dalam
pemeliharaan tujuan organisasi.

22
g. Scalable.
Framework haruslah beroperasi secara efektif pada level departemen, unit
bisnis, pemerintahan dan level korporat tanpa kehilangan fokus dan
kemampuan untuk dapat diaplikasikan.

Perbandingan ketiga framework yang banyak digunakan dapat dilihat pada


Tabel 1. Dalam prakteknya EA Framework yang ada tidak ada yang sempurna,
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Bahkan penggunaan EA
framework di masing-masing enterprise bisa menjadi berbeda. Hal ini tergantung
dengan karakteristik dari enterprise itu sendiri, fokus yang ingin dicapai dan lain-
lain.
Tabel 1 Perbandingan EA Framework (Setiawan 2009b)

FEAF Zachman TOGAF


Definisi arsitektur dan
ada parsial Pada fase preliminary
pemahamannya
Proses arsitektur yang Delapan fase detail
tidak ada
detail pada ADM
Support terhadap evolusi Pada fase migration
ada tidak
arsitektur planning
Standardisasi tidak tidak ada
Architecture Knowledge
ada Tidak ada
Base
Pendorong bisnis ada parsial ada
Input teknologi ada tidak ada
Pada fase migration
Desain tradisional ada tidak
planning
Model bisnis ada ada ada
hanya untuk
Menyediakan prinsip
Karakteristik tidak ada
arsitektur
FEAF

Dari hasil pemetaan kriteria tersebut dapat ditarik kesimpulan untuk studi
kasus enterprise dimana masih belum terdapat arsitektur enterprise dan memiliki
keperluan untuk pengembangan arsitektur enterprise yang mudah dan jelasserta
sesuai maka arsitektur enterprise framework yang cocok digunakan adalah
TOGAF.

23
3.10 Rantai Nilai (Value Chain)
Rantai nilai (value chain) Porter dapat dijadikan langkah awal dalam memodelkan
bisnis dengan mendefinisikan area fungsional utama. Gambar 7 menunjukan rantai nilai
Porter yang terdiri dari aktivitas utama (primary activities) dan aktivitas pendukung
(support activities) (Porter 1985).

Gambar 7 Value Chain Diagram (TOGAF 2009)


Aktivitas utama (primary activities) pada rantai nilai ini adalah sebagai berikut:
a. Inbound logistic : aktivitas yang dilakukan berhubungan dengan penerimaan,
penyimpanan, dan penyebaran.
b. Operations : aktivitas yang mentransformasikan masukan jadi keluaran
c. Outbound logistic : aktivitas yang berhubungan dengan menyebarkan produk/jasa
kepada pelanggan
d. Marketing dan sales : kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran dan penjualan,
diantaranya penelitian pasar dan promosi.
e. Service : kegiatan yang berhubungan dengan penyedia layanan untuk meningkatkan
pemeliharaan produk seperti instalasi, pelatihan, perbaikan, suplai bahan, dan
perawatan
Aktivitas pendukung (support activities) adalah kegiatan yang mendukung aktivitas
utama, tidak terlibat langsung dalam produksi, namun memiliki potensi meningkatkan
efesiensi dan efektifitas. Kegiatan pendukung yang digambarkan Porter adalah sebagai
berikut:
a. Firm Infrastructure : terdiri atas sistem dan fungsi pendukung, diantaranya finance,
planning, quality control, dan general senior management.

24
b. Human Resources Management : berhubungan dengan aktivitas rekruitment,
pengembangan, pelatihan, memotivasi, serta pemberian penghargaan kepada tenaga
kerja.
c. Technology Development : aktivitas yang terkait produk, proses perbaikan,
perancangan peralatan, pengembangan perangkat lunak komputer, sistem
telekomunikasi, kapabilitas basis data baru, dan pengembangan dukungan sistem
berbasis komputer.
d. Procurement : kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana sumber daya diperoleh
diantaranya fungsi pembelian input yang digunakan dalam value chain organisasi.
Istilah margins menyiratkan organisasi mendapat suatu keuntungan melalui
kinerja yang efektif dan efisien yang bergantung pada kemampuan untuk mengatur
keterkaitan antar semua aktivitas didalam rantai nilai tersebut. Keterkaitan itu dapat
berupa arus informasi, barang dan jasa, serta sisten dan prosedur untuk menjalankan
aktivitas.

25
III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian


Dalam mengembangkan blueprint Sistem Informasi penerapan SNP di
Sekolah Menengah Atas, keseluruhan proses yang dilalui harus melalui beberapa
tahapan. Tahapan yang dilakukan dituangkan dalam bentuk diagram alir dapat
dilihat pada Gambar 8.
Mulai

Studi Pustaka

Pengumpulan data

Architecture
Development
Method
(ADM)

Analisa dan perancangan sistem informasi

Blueprint

Selesai

Gambar 8 Diagram Alir penelitian

26
3.2 Prosedur Penelitian
Berdasarkan tahapan penelitian pada Gambar 8, maka tahapan penelitian
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
3.2.1. Studi Pustaka
Metode Studi Pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi
yang dijadikan sebagai referensi dalam perencanaan Sistem Informasi penerapan
SNP. Referensi - referensi tersebut berasal dari buku-buku pegangan maupun
publikasi hasil penelitian, artikel, situs internet serta sumber informasi lain yang
berkaitan dengan penelitian ini.
3.2.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui:
a) Observasi.
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara pengamatan atau
peninjauan langsung terhadap obyek penelitian, yaitu mengumpulkan,
menelaah, dan mengamati setiap aktivitas beserta data administrasi sekolah
yang berkaitan dengan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan.
b) Wawancara.
Metode wawancara bertujuan untuk mengumpulkan informasi, metode ini
dilakukan dengan cara mewawancarai pihak-pihak terkait yaitu: Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah
Urusan Sarana Prasarana, Staf Administrasi, Pendidik, dan Peserta didik.
Mengenai kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi oleh pihak sekolah serta
aplikasi seperti apa yang diinginkan oleh sekolah agar Standar Nasional
Pendidikan dapat terpenuhi sesuai dengan ketetapan Diknas.
3.2.3 Analisa dan perancangan Sistem Informasi
Untuk analisa dan perancangan Sistem Informasi ini digunakan metoda
TOGAF Architecture Development Method (ADM). Langkah awal yang perlu
diperhatikan pada saat mengpenerapan kan TOGAF ADM adalah mendefinisikan
persiapan-persiapan yaitu dengan cara mengidentifikasi kontek arsitektur yang
akan dikembangkan, kedua adalah mendefinisikan strategi dari arsitektur dan
menetapkan bagian-bagian arsitektur yang akan dirancang, yaitu mulai dari
arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi, serta

27
menetapkan kemampuan dari arsitektur yang akan dirancang dan dikembangkan
(Harrison dan Varveris, 2006). Dari diagram alir pada Gambar 8, dapat dijelaskan
sebagai berikut:

Fase preliminary : framework and priciples


Fase ini merupakan tahap persiapan dan permulaan untuk mendefinisikan
kerangka dan prinsip yangbertujuan untuk mengkonfirmasi komitmen dari
stakeholder, penentuan framework dan metodologi detail yang akan digunakan
pada pengembangan arsitektur enterprise. Dalam penelitian ini framework yang
dipakai adalah The Open Group Architecture Framework (TOGAF) dengan
metodologi Architecture Development Method (ADM) untuk membuat blueprint
Sistem Informasi yang menunjang keterlaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan di SMA Plus PGRI Cibinong.

Fase requirements management


Pada fase ini dilakukan penggalian kebutuhan (requirements) organisasi
serta mendokumentasikan kebutuhan user. Tujuan fase ini menyediakan proses
pengelolaan kebutuhan arsitektur sepanjang fase pada siklus ADM,
mengidentifikasikebutuhan enterprise, menyimpan lalu memberikannya kepada
fase yang relevan. Requirements yang diperlukan pada fase ini diantaranya
administrasi akademik, anggaran keuangan, Standard Operasional Procedure
(SOP), Standar Nasional Pendidikan.dan kebijakan sekolah. Pengembangan
Sistem Informasi harus sesuai dengan requirement management untuk mencapai
tujuan organisasi. Proses ini dilakukan untuk setiap fase, dari fase A sampai
dengan fase H. Siklus dilakukan satu kali iterasi dari fase A sampai dengan fase
H. Detail requirement management ADM dijelaskan sebagai berikut:
a. Fase A : Architecture Vision
Mendefinisikan ruang lingkup, tujuan bisnis, sasaran bisnis, profil
organisasi, struktur organisasi, identifikasi stakeholder, visi misi organisasi, dan
memperoleh persetujuan, serta memetakan semua strategi yang akan dilakukan.
Pada fase ini juga bertujuan menciptakan keseragaman pandangan mengenai
pentingnya arsitektur enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang

28
dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang
akan dikembangkan. Pada tahapan ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan untuk mendapatkan arsitektur yang ideal.
b. Fase B : Bussiness Architecture
Mendeskripsikan arsitektur bisnis saat ini, sasaran, dan menentukan celah
(gap) diantara arsitektur bisnis. Pada fase ini dilakukan pendefinisian kondisi awal
arsitektur bisnis. Pada fase ini juga dilakukan pemodelan bisnis dengan memilih
tool yang tepat untuk menggambarkan arsitektur bisnis. Pemodelan arsitektur
bisnis dilakukan dengan mengidentifikasikan area fungsional utama, menetapkan
fungsi bisnis, dan mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab pada penerapan
SNP.
c. Fase C : Information System Architecture
Menekankan pada bagaimana arsitektur sistem informasi dibangun yang
meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh
organisasi. Pada arsitektur data, dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh
komponen data yang akan digunakan oleh aplikasi untuk menghasilkan informasi
yang dibutuhkan organisasi berdasarkan kebutuhan area fungsional bisnis yang
telah ditetapkan. Indentifikasi yang dilakukan adalah menentukan kandidat entitas
data, mendefinisikan entitas data, dan membuat relasi antara fungsi bisnis dan
entitas data.Teknik yang bisa digunakan adalah ER-Diagram, Class Diagram, dan
Object Diagram. Pada arsitektur aplikasi, dilakukan dengan mengidentifikasi
kandidat aplikasi, menentukan jenis aplikasi yang dibutuhkan untuk memproses
data dan mendukung bisnis, serta membuat pemodelan arsitektur aplikasi.
d. Fase D :Technology Architecture
Pada fase ini didefinisikan kebutuhan teknologi untuk mengolah data.
Langkah awal yang dilakukan adalah menentukan kandidat teknologi yang akan
digunakan untuk menghasilkan pemilihan teknologi untuk platform teknologi
yang ada dalam aplikasi meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Teknik
yang digunakan adalah dengan mengidentifikasikan prinsip platform teknologi,
yang terdiri atas tujuh area yang meliputi sistem operasi, manajemen data,
aplikasi, perangkat keras, komunikasi, komputasi pemakai, dan keamanan.Teknik
ini memberikan gambaran tentang jaringan yang terdapat pada suatu organisasi.

29
Secara umum arsitektur teknologi akan membandingkan perencanaan dan
pembangunan teknologi yang lama dan baru. Analisis gap ini akan menempatkan
infrastruktur teknologi baru yang akan dibutuhkan dalam penerapan kedepannya.
Teknik yang bisa digunakan adalah Environment and Location Diagram, dan
Network Computing Diagram.
e. Fase E : Opportunities and Solutions
Pada fase ini menekankan pada manfaat yang diperoleh dari arsitektur
enterprise. Dilakukan evaluasi gap dari arsitektur enterprise yang meliputi
arsitektur bisnis, data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi untuk
selanjutnya membuat strategi untuk solusi. Evaluasi dan strategi untuk solusi ini
dapat dijadikan dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur
yang akan di penerapan kan.
f. Fase F : Migration Planning
Pada fase ini dilakukan penilaian dalam menentukan rencana migrasi dari
suatu sistem informasi. Hasil penilaian tersebut lalu diurutkan berdasarkan
prioritas selanjutnya akan menjadi dasar rencana untuk penerapan dan migrasi.
Pemodelannya menggunakan matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan
utama dan pendukung dalam organisasi terhadap penerapan sistem informasi.
g. Fase G : Implementation Governance
Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tata kelola penerapan yang
sudah dilakukan, tata kelola yang dilakukan meliputi tata kelola organisasi, tata
kelola teknologi informasi, dan tata kelola arsitektur.
h. Fase H : Architecture Change Management
Tujuan dari fase architecture change management adalah untuk
memastikan arsitektur mencapai target bisnisnya.Termasuk mengelola perubahan
terhadap arsitektur dengan cara terpadu. Pada fase ini ditetapkan rencana
pengelolaan arsitektur dari sistem baru yang sedang berjalan dengan cara
melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan
lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan apakah
akan dilakukan siklus pengembangan arsitektur enterprise berikutnya.

30
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Studi Pustaka


Studi pustaka dilakukan untuk menghimpun informasi yang relevan
dengan perencanaan Sistem Informasi. Informasi diperoleh dari buku, laporan
penelitian, tesis, peraturan pemerintah, ketetapan-ketetapan, Standard Operating
Procedure (SOP) dan internet. Dengan studi pustaka dapat ditemukan teori-teori
yang mendasari masalah dan penelitian sehingga diperoleh pemahaman terhadap
konsep dan tahapan perancangan sistem informasi untuk penerapan Standar
Nasional Pendidikan di Sekolah Menengah Atas khususnya SMA Plus PGRI
Cibinong yang merupakan studi kasus dari penelitian ini.
4.1.1 Profil Organisasi
SMA Plus PGRI Cibinong adalah lembaga pendidikan yang berdiri atau
mulai menerima siswa baru pada tahun pelajaran 1978 dengan nama SMA PGRI
Cibinong. Sekolah ini didirikan atas instruksi Kepala Kantor Depdikbud
Kabupaten Bogor, untuk menampung lulusan SMP yang tidak tertampung oleh
SMA Negeri Cibinong. Selama kurun waktu delapan tahun antara 1978 sampai
1986 kegiatan belajar mengajar (KBM) menumpang di SMA Negeri Cibinong
kemudian SD Inpres Cibinong.
Sejak awal berdirinya, sekolah ini telah mengalami 3 (tiga) kali pergantian
Kepala Sekolah yaitu 1979, 1982 dan 1983 sampai sekarang. Langkah pertama
yang dilakukan pada periode kepala sekolah ketiga adalah pencanangan program
jangka panjang 25 tahun yaitu menuju SMA PGRI Cibinong sebagai salah satu
sekolah terkemuka di kabupaten Bogor. Pada tahun 1983 sampai 1985 dilakukan
pengadaan tanah untuk pembangunan gedung pembelajaran dan baru pada tahun
1985 sampai 1991 dilakukan pembangunan gedung pembelajaran.
SMA PGRI Cibinong berganti nama menjadi SMA Plus PGRI Cibinong
diresmikan pada tanggal 11 Desember 2003 bersamaan dengan dilakukannya
reformasi radikal dalam metode dan proses pembelajaran yang menerapkan
konsep-konsep Quantum Learning. Perkembangan akreditasi atau tingkat
kelayakan sekolah dalam menyelenggarakan layanan pendidikan dan kinerja SMA
Plus PGRI Cibinong selalu mengalami peningkatan terlihat pada Tabel 2. Sejak

31
tahun 2005 sampai sekarang status akreditasi SMA Plus PGRI Cibinong adalah
"A" (amat baik).
Tabel 2 Perkembangan Akreditasi Sekolah
No Tahun Status Akreditasi
1 1978 - 1983 Terdaftar
2 1983 - 1988 Diakui
3 1988 - 2004 Disamakan
4 2004 - sekarang Terakreditasi "A"

Untuk menghadapi era teknologi informasi dan komunikasi pada tahun


2005 didirikan Departemen Teknologi Informasi (TI) dengan tujuan
mengembangkan teknologi informasi yang mendukung pembelajaran, pabrikasi
komputer dan aspek bisnis dari teknologi informasi.
Selain pembelajaran reguler sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang diselenggarakan dari hari senin-jumat, SMA Plus PGRI
Cibinong juga memiliki beberapa program - program unggulan, antara lain:
a. Program Student Day
Program yang dilakukan pada hari sabtu, dimana disiapkan banyak pendidikan
keterampilan hidup untuk menampung bakat atau kecerdasan yang dimiliki
peserta didik. Ada 15 pendidikan keterampilan hidup yang dibuka, yaitu: tata
boga, tata busana, tata rias, teknologi Informasi, otomotif, elektro, seni lukis,
seni musik, seni tari, karawitan, cinematografi, teater, jurnalistik, modeling dan
kesekretarisan.
b. Kelas Unggulan Berwawasan internasional
Program kelas unggulan ini disiapkan untuk melayani siswa yang memiliki
kecerdasan lebih dari siswa kebanyakan (rata-rata). Untuk masuk program ini
calon peserta didik harus lulus tes akademis berupa pelajaran IPA, kemampuan
bahasa inggris dan komputer serta kepribadian. Adapun wawasan internasional
nya ditampilkan dalam kur ikulum yang digunakan adalah KTSP yang
diperkaya, proses dan metodologi pembelajaran berbasis quantum learning serta
fasilitas pembelajaran setara dengan yang digunakan sekolah-sekolah di luar
negeri.

32
c. Pusat Riset Teknologi Informasi (Research Centre of Information Technology)
Departemen ini merupakan wujud keseriusan sekolah mengembangkan
teknologi informasi dan komunikasi yang mendukung pendidikan.Peresmian
Departemen TI ini dilakukan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia yang ketika itu dijabat oleh Dr. Sofyan Djalil, SH, MA,
MALD. Saat ini Departemen TI telah mampu mandiri dengan memiliki 11
orang pendidik berlatar belakang teknisi dan akademis yang bertugas
mengembangkan pusat riset TI. Para pendidik ini didukung oleh sekitar 200
orang anggota kelompok siswa pembinaan khusus (KOPASUS) TI, yang dibagi
menjadi 4 (empat) divisi, yaitu: divisi rekayasa perangkat lunak (RPL), divisi
teknik komputer jaringan (TKJ), divisi multimedia broadcasting (MMB) dan
divisi multimedia animasi (MMA). Untuk melakuk an eksplorasi, kopasus TI ini
didukung oleh 2 (dua) laboratorium komputer, plaza TI dan warung belajar
serba ada (WARBELSERA).
d. Quantum Learning School
Proses pembelajaran tradisional berpusat pada guru dan siswa pasif, sedangkan
proses pembelajaran moderen berpusat pada siswa dan guru hanya fasilitator.
Suasana pembelajaran adalah menyenangkan, sehingga belajar tidak menjadi
beban tetapi mengasyikkan. Untuk menjaga mutu proses pembelajaran, SMA
Plus PGRI Cibinong memiliki Quantum Learning Centre yang personalnya
adalah para instruktur Quantum Learning Centre yang bertugas mengadakan
pelatihan, membina, mengontrol proses pembelajaran dengan rutin serta
meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
e. Pusat Bahasa Inggris
Untuk mendukung visi globalnya, SMA Plus PGRI Cibinong menggalakan
program peningkatan kemampuan berbahasa inggris seluruh warga sekolah
terutama pendidik dan peserta didik. Tugas pusat bahasa inggris ini meliputi
penyelenggaraan kursus bahasa inggris bagi, pendidik, peserta didik dan staff,
baik diselenggarakan sendiri maupun kerjasama dengan pihak luar.
f. Bimbingan Baca Quran (BBQ)
Program BBQ ini dilakukan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa sekaligus mengembangkan kecerdasan spritual peserta didik.

33
Untuk jumlah peserta didik di SMA Plus PGRI Cibinong, sejak tahun 1978
sampai sekarang selalu mengalami peningkatan dapat dilihat pada Tabel 3. Pada
tahun 1978 jumlah peserta didik 36 orang dan untuk tahun 2011 jumlah siswa
mencapai 1810 orang. Saat ini lokasi SMA Plus PGRI Cibinong berada di
Cibinong kabupaten Bogor.
Tabel 3 Perkembangan Jumlah Siswa
No Tahun Jumlah Kelas Jumlah peserta didik
1 1978 sampai 1979 1 36
2 1982 sampai 1983 5 200
3 1987 sampai 1988 14 628
4 1992 sampai 1993 18 757
5 1997 sampai 1998 28 1320
6 2002 sampai 2003 31 1400
7 2003 sampai 2004 30 1415
8 2005 sampai 2006 31 1470
9 2006 sampai 2007 32 1519
10 2008 sampai 2009 35 1590
11 2010 sampai 2011 40 1698
12 2011 sampai 2012 43 1810

4.1.2 Peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan


Dalam memahami proses bisnis dan permasalahan yang terdapat pada
penerapan Standar Nasional Pendidikan, maka diperlukan pembelajaran terhadap
literatur dan aturan-aturan yang ada. Peraturan yang digunakan dalam penerapan
SNP di SMA Plus PGRI Cibinong mengacu pada peraturan pemerintah (PP)
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan, Undang-Undang Dasar,
Peraturan Presiden dan Keputusan Kepala Sekolah SMA Plus PGRI Cibinong.
Adapun peraturan yang terkait dengan penelitian ini adalah:
1. Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
4. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Sandar Proses.

34
5. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan.
6. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Prasarana.
7. Permendiknas Nomor 32 Tahun 2008 Tentang Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan.
8. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan.
9. Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Standar Pembiayaan.
10. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
11. Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Penjaminan Mutu Pendidikan.
12. Rencana Strategis Kemendiknas Tahun 2010 - 2014.
13. Pedoman ringkas SMA Model (SKM - PBKL - PSB) Tahun 2007.

4.2 Pengumpulan data


Untuk memperoleh gambaran proses bisnis, data, aplikasi dan teknologi
informasi yang digunakan maka perlu dilakukan pengumpulan data dengan cara
metode observasi dan wawancara.
Metode observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung kegiatan
yang sedang dilakukan dengan disertai dengan pendataan. Pengamatan langsung
yang dilakukan di SMA Plus PGRI Cibinong ini akan sangat efektif dan efisien
karena akan menemukan keadaan yang sesungguhnya dari sistem saat ini tanpa ada
rekayasa. Observasi dilakukan dengan mengamati perilaku para pembuat
keputusan dalam hal ini para unsur pimpinan dan pendidik, mengamati kegiatan
yang sedang dilakukan oleh semua stakeholder yang akan terkait langsung dengan
sistem informasi yang akan dibangun, mengamati kondisi fisik yang berkaitan
dengan sarana prasarana dan teknologi informasi dengan cara mencocokan antara
keadaan sekolah saat ini dengan kuesioner yang telah disusun sebelumnya. Hasil
kuesioner tersebut terdapat pada Lampiran 1. Untuk metode wawancara dilakukan
untuk mendapatkan informasi yang tidak bisa dilihat secara langsung tapi
membutuhkan penjelasan dari pihak-pihak terkait. Sumberdata yang dimaksud
disini adalah 40 pendidik, 120 peserta didik, 20 staff dan 6 unsur pimpinan. Dari
metode observasi dan wawancara diperoleh hasil bahwa sekolah belum
sepenuhnya menerapkan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. Adapun
Standar yang belum terpenuhi secara maksimal adalah Standar Sarana Prasarana,

35
Standar Pengelolaan, Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan dan Standar
Kompetensi Lulusan (Tabel 4).
Tabel 4 Hasil analisis SNP yang belum tercapai
No SNP Indikator Penilaian
1 Standar sarana prasarana  Rombongan belajar maksimum 27 orang 0.00
 Jumlah minimum ruang kelas dengan jumlah 3.00
peserta didik
 Ruang kelas terpasang perangkat TIK 2.00
 Ruang laboratorium menampung 1 rombongan 0.00
belajar
 Hotspot di lingkungan sekolah 2.00
 Komputer sumber belajar untuk peserta didik 2.00
dan pendidik
 Seluruh jaringan komputer sekolah sudah 2.00
terhubung internet
2 Standar pengelolaan  Struktur organisasi belum disertai uraian tugas 2.00
 Memiliki program kerja sekolah namun tidak 2.00
memenuhi pengembangan PBKL
 Pelacakan alumni 0.00
3 Standar pendidik dan  Kualifikasi pendidik 3.00
tenaga kependidikan 3.00
 Kesesuaian pendidikan pendidik dengan mata
pelajaran yang diajarkan
 Pendidik bersertifikat guru 1.00
4 Standar kompetensi  Presentasi lulusan yang diterima di perguruan 3.00
lulusan
tinggi
 Kelengkapan dokumen penetapan KKM 3.00
 KKM sekolah per mata pelajaran 3.00

Nilai maksimal dari tiap indikator 4.00, dari Tabel 4 terlihat bahwa Standar sarana
prasarana memiliki nilai yang paling kurang terutama dalam kebutuhan ruang dan
jaringan internet didalam sekolah.

4.3 Analisa dan perancangan Sistem Informasi


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara didapatkan bahwa penerapan
Standar Nasional Pendidikan di SMA Plus PGRI Cibinong belum diterapkan
secara optimal, terutama dalam hal memperoleh informasi bagi pendidik, peserta
didik, dan masyarakat. Saat ini belum ada Sistem Informasi yang dapat memenuhi
kebutuhan tersebut baik secara offline ataupun online oleh karena itu akses

36
informasi menjadi tidak efisien dan tidak efektif. Untuk itu perlu dirancang suatu
sistem infomasi yang dinamis, cepat, efisien dan terkoneksi dalam satu
jaringan.Untuk merancang sistem informasi ini diperlukan suatu framework untuk
pemodelan arsitektur enterprise. Pemodelan ini akan menghasilkan blueprint yang
dapat dijadikan acuan dalam perancangan sistem informasi.
Dalam pembuatan blueprint Sistem Informasi penerapan SNP mengacu
pada TOGAF yang melihat arsitektur enterprise dalam 4 (empat) kategori yaitu:
arsitektur bisnis, data, aplikasi, dan teknologi. Tahapan perencanaan arsitektur
enterprise mengacu pada tahapan TOGAF ADM yang terdiri dari 8 (delapan) fase
kegiatan yang dibutuhkan dalam membangun arsitekur sistem informasi, antara
lain: architecture vision, business architecture, information system architecture,
technology architecture, opportunities and solution, migration planning,
implementation governance, dan change management. Sebelum masuk kedalam
siklus TOGAF ADM terlebih dahulu dilakukan persiapan. Persiapan ini dilakukan
pada fase preliminary : Framework and principles. Pada 8 (delapan) fase pada
siklus ADM perlu memperhatikan requirement management pada fase terkait.
Penjelasan lebih lanjut dari setiap fase TOGAF ADM adalah sebagai berikut:

4.3.1 Fase Preliminary : Framework and Principles


Fase preliminary merupakan tahap awal yang merupakan tahap persiapan
perencanaan arsitektur enterprise. Tahapan ini dilakukan agar proses pemodelan
arsitektur dapat terarah dengan baik. Pada tahap ini didefinisikan bagaimana
arsitektur enterprise akan dibuat. Tujuan dari fase preliminary adalah untuk
mengko nfirmasi komitmen dari manajemen, penentuan framework dan
metodologi yang akan digunakan dalam pengembangan arsitektur enterprise.
4.3.1.1 Menentukan framework dan metodologi
Framework yang digunakan dalam perancangan arsitektur enterprise
sistem informasi penerapan Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Menengah
Atas adalah framework TOGAF dengan metodologi mengacu pada TOGAF ADM
yang merupakan metode yang detil bagaimana membangun dan mengelola serta
mengpenerapan kan arsitektur enterprise dan sistem informasi. TOGAF ADM
mencakup 8 (delapan) fase, yaitu:

37
a. Architecture Vision
b. Business Architecture
c. Information System Architecture
d. Technology Architecture
e. Opportunities and Solutions
f. Migration Planning
g. Implementation Governance
h. Change Management
4.3.1.2 Komitmen Manajemen
Dukungan manajemen merupakan salah satu faktor suksesnya pembuatan
arsitektur enterprise. Oleh karena itu sebelum masuk kedalam tahapan selanjutnya
dari perencanaan arsitektur enterprise perlu dipastikan terlebih dahulu komitmen
dari manajemen agar proses selanjutnya berlangsung baik.
Pada tahapan ini telah diperoleh dukungan dan komitmen dari unsur
manajemen dalam bentuk policy management yang disajikan pada Lampiran 2.
Secara kongkrit komitmen manajemen untuk mengembangkan teknologi informasi
telah dimulai sejak tahun 2005 dengan didirikannya Departemen Teknologi
Informasi di SMA Plus PGRI Cibinong yang tugasnya menangani segala sesuatu
yang berkaitan dengan teknologi informasi di SMA Plus PGRI Cibinong. Saat
pertama kali dimulai, teknologi informasi dikembangkan hanya untuk mendukung
proses pembelajaran, pabrikasi komputer dan aspek bisnis. Namun dengan
kemajuan teknologi informasi saat ini yang terus berkembang, teknologi informasi
diharapkan bisa mendukung semua aspek yang ada di lingkungan sekolah. Salah
satunya adalah sistem informasi yang sampai saat ini belum dimiliki oleh SMA
Plus PGRI Cibinong. Komitmen dibutuhkan karena akan berpengaruh pada
kebutuhan personil, anggaran, dan waktu.

4.3.2 Fase Requirements managements


Tujuan dari fase ini adalah untuk menyediakan proses pengelolaan
kebutuhan arsitektur sepanjang fase pada siklus ADM, mengumpulkan,
menginventarisir dan mengidentifikasi seluruh kebutuhan enterprise, menyimpan
lalu memberikannya kepada fase TOGAF ADM yang relevan. Referensi yang

38
dibutuhkan pada fase ini diantaranya administrasi akademik, anggaran keuangan,
Standard Operasional Procedure (SOP), Standar Nasional Pendidikan dan
kebijakan sekolah.
Fase requirement management termasuk fase yang penting karena terkait
dengan rencana strategis dan kebijakan manajemen. Pengembangan sistem
informasi penerapan SNP harus sesuai dengan requirements management untuk
mencapai tujuan organisasi. Detail requirements management terkait dengan
Sistem informasi yang akan dibangun adalah sebagai berikut:
4.3.2.1 Architecture Vision
Visi Global SMA Plus PGRI Cibinong adalah unggul dalam mutu dan
prestasi, berwawasan global, religius, entrepreneur, sebagai agen perubahan dan
pendidikan budaya bangsa. Untuk mewujudkan visi tersebut, rencana strategis
yang dilakukan oleh SMA Plus PGRI Cibinong adalah dengan 4 (empat) pilar
pembangunan SMA Plus PGRI Cibinong, yaitu:
 Pembelajaran yang menggunakan konsep, falsafah, metode, proses
pembelajaran modern yaitu Quantum Teaching, Quantum Learning dan
Accelerated Learning.
 Bahasa inggris sebagai bahasa kedua di sekolah (English day) untuk
pendidik dan peserta didik.
 Kemampuan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang mendukung
pembelajaran untuk pendidik dan peserta didik.
 Tersedianya infrastruktur yang representatif.

4.3.2.2 Business Architecture


Arsitektur bisnis merupakan gambaran kegiatan yang dilakukan setiap hari
secara sistematis berdasarkan visi dan misi organisasi. Dengan arsitektur bisnis
dapat diketahui proses bisnis yang berkaitan dengan Standar nasional Pendidikan.
Dengan diketahuinya proses bisnis maka dapat dilakukan penetapan tugas dan
tanggung jawab dalam sistem informasi penerapan SNP, sehingga fungsi bisnis
yang ada dapat berjalan dengan baik.

39
4.3.2.3 Information System Architecture
Pada fase ini lebih menekankan pada bagaimana arsitektur sistem informasi
dikembangkan.Requirements management pada fase information system
architecture ditinjau dari 2 (dua) aspek, yaitu application architecture dan data
architecture. Aspek application architecture dan data architecture dijelaskan
sebagai berikut:
 Application Architecture
Kebutuhan manajemen pada arsitektur aplikasi adalah manajemen
membutuhkan aplikasi yang mendukung sistem informasi penerapan SNP agar
dapat berjalan dengan maksimal dan juga online. Dengan aplikasi sistem
informasi yang bersifat online diharapkan dapat diakses kapan dan dimanapun.
Aplikasi yang dibutuhkan juga bersifat single system yang berjalan pada suatu
platform sehingga tidak ada aplikasi yang berdiri sendiri, yang dikelola oleh
masing-masing unit organisasi dan tidak memiliki standarisasi. Selain aplikasi
bersifat online dan single system, manajemen menginginkan aplikasi yang
bersifat dinamis dan realtime system. Dengan adanya aplikasi yang bersifat
dinamis dan realtime diharapkan informasi yang di sajikan akurat, tepat waktu,
dan up to date.
 Architecture Data
Pada data architecture, manajemen membutuhkan sumber-sumber data yang
terpusat dan terintegrasi dengan tujuan meningkatkan koordinasi dan
sinkronisasi dari operasi pengolahan data serta dapat menyediakan informasi
multilevel, cross functional, tepat waktu, akurat, relevan. Dengan data yang
terintegrasi diharapkan informasi yang nantinya disajikan benar dan akurat.
4.3.2.4 Architecture Technology
Pada arsitektur teknologi, difokuskan pada pembangunan arsitektur
teknologi yang dibutuhkan. Manajemen mengharapkan teknologi yang ada saat ini
dapat lebih di optimalkan untuk pengembangan sistem dan penggunaannya.
Manajemen akan mendukung penambahan peralatan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan untuk pengembangan sistem informasi penerapan Standar Nasional
Pendidikan agar dapat berjalan secara maksimal dan untuk jangka waktu yang
lama sampai dilakukan pengembangan selanjutnya dikarenakan adanya

40
perkembangan teknologi informasi baru. Manajemen juga menginginkan adanya
peremajaan infrastruktur secara berkala sesuai dengan kebutuhan di SMA Plus
PGRI Cibinong.
4.3.2.5 Opportunities and Solutions
Pada opportunities and solutions, manajemen menginginkan pembuatan
blueprint untuk pengembangan sistem informasi penerapan SNP. Dengan adanya
blueprint, pengembangan sistem informasi dan investasi teknologi informasi akan
lebih terarah serta sesuai kebutuhan SMA Plus PGRI Cibinong. Manajemen
menginginkan pengembangan sistem informasi melibatkan pihak intern SMA Plus
PGRI Cibinong terutama Departemen Teknologi Informasi yang dimiliki sekolah
disamping menggunakan tenaga luar, dengan tujuan sebagai wahana pembelajaran
dan agar kontrol pelaksanaan pengembangan sistem informasi penerapan Standar
Nasional Pendidikan dapat dilakukan.
4.3.2.6 Migration Planning
Pada migration planning, salah satu faktor yang penting adalah besarnya
anggaran yang digunakan untuk pengembangan sistem informasi penerapan SNP.
Manajemen menginginkan pengembangan sistem informasi mengoptimalkan
teknologi yang ada saat ini dengan maksud agar biaya yang dikeluarkan seminimal
mungkin dan sesuai dengan anggaran serta kebijakan manajemen.
4.3.2.7 Implementation Governance
Pada implementation governance, manajemen menginginkan adanya tata
kelola dalam sistem informasi penerapan SNP yang meliputi tata kelola organisasi,
tata kelola arsitektur dan teknologi informasi. Diharapkan dengan tata kelola
penggunaan sistem informasi dapat berjalan dan dipelihara dengan baik.
4.3.2.8 Change Management
Pada change management, manajemen menginginkan perubahan yang ada
akan berjalan dengan baik dan tidak mengganggu proses bisnis yang juga sedang
berlangsung serta perubahan didukung oleh seluruh stakeholder yang terkait
dengan sistem informasi. Agar perubahan dapat berjalan dengan baik maka
manajemen menginginkan adanya strategi dalam penerapan SOP dan sistem
informasi untuk penerapan Standar Nasional Pendidikan di SMA Plus PGRI
Cibinong.

41
4.3.3 Fase Architecture Vision
Sebelum melakukan perancangan arsitektur enterprise terlebih dahulu
dilakukan identifikasi requirements management untuk visi arsitektur. Identifikasi
yang dilakukan pada fase ini direpresentasikan melalui aspek visi dan misi, tujuan
bisnis (business goals), sasaran bisnis (business objective) dan ruang lingkup
(scope).
4.3.3.1 Visi dan Misi SMA Plus PGRI Cibinong
Visi SMA Plus PGRI Cibinong adalah unggul dalam mutu dan prestasi,
berwawasan global, religius, entrepreneur, sebagai agen perubahan dan pendidikan
budaya bangsa, sedangkan misi SMA Plus PGRI adalah:
 Pengelolaan sekolah secara profesional
 Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana pendukung pembelajaran
 peningkatan dan pengembangan kompetensi profesional guru
 pengembangan keterampilan belajar siswa (learning school)
 Penggunaan teknologi informasi dalam mendukung proses pembelajaran
 Penanaman nilai-nilai iman dan taqwa bagi seluruh warga sekolah, dan
menampilkan dalam segala aspek kegiatan
 Penerapan metode pembelajaran modern sesuai dengan konsep dan paradigma
baru pendidikan
 Pemantauan pelaksanaan catur budaya sekolah, yaitu: budaya belajar, budaya
disiplin, budaya bersih, dan budaya persatuan dan persaudaraan
 Pemantapan jati diri sebagai lembaga pendidikan PGRI

4.3.3.2 Tujuan Bisnis (business goals)


Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, SMA Plus PGRI Cibinong
menetapkan tujuan bisnis yang merupakan penterjemahan terhadap visi yang telah
ditetapkan tersebut. Adapun tujuan pendidikan SMA Plus PGRI Cibinong adalah
mempersiapkan generasi yang memiliki kepribadian luhur, kemampuan berpikir,
kemampuan berkreasi, dan learning skill, serta mampu membina kerjasama dan
kebersamaan dalam kehidupan yang luas sesuai dengan kompetensinya sendiri
(menjadi diri sendiri).

42
4.3.3.3 Sasaran Bisnis (Business objective)
SMA Plus PGRI Cibinong sebagai sekolah dan organisasi yang khas
mempunyai tugas dan fungsi pelayanan masyarakat yang diselenggarakan untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. SMA Plus PGRI Cibinong sebagai lembaga
pendidikan yang melaksanakan proses pendidikan dalam tataran mikro yang
menempati posisi penting, karena di sekolah akan terjadi proses pendidikan dan
proses sosial sehingga peserta didik dapat tumbuh kembang, dan memperoleh
bekal untuk kehidupan di masyarakat. SMA Plus PGRI Cibinong berkewajiban
memberikan pelayanan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya, baik potensi akademik maupun sosial. Sekolah yang efektif dituntut untuk
memiliki program kegiatan, baik yang berkaitan dengan proses pembelajaran
maupun yang berkaitan dengan lingkungan.
Berkaitan dengan hal yang dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan core
business di SMA Plus PGRI Cibinong adalah menyelenggarakan layanan
pendidikan secara luas untuk masyarakat sesuai tingkatan pendidikannya dan
meluluskan peserta didik sehingga dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang
lebih tinggi atau memanfaatkan ilmunya di lingkungan pekerjaan maupun
masyarakat. Sasaran bisnis dari SMA Plus PGRI Cibinong adalah masyarakat yang
memerlukan pendidikan dalam tingkatan Sekolah Menengah Atas. Agar proses
menjalankan core business berjalan dengan baik, terencana, dan terkendali, maka
diperlukan sistem informasi dan teknologi informasi yang mendukung semua
proses bisnis.

4.3.3.4 Ruang Lingkup (scope)


Ruang lingkup penelitian tesis ini, yang akan dianalisa dan dilakukan
pemodelan arsitektur enterprise, adalah 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan,
yaitu: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik
dan Tenaga kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan,
Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Pemodelan arsitektur ini
mencakup arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur
teknologi.

43
4.3.3.5 Struktur organisasi
Struktur organisasi SMA Plus PGRI Cibinong menggunakan struktur
organisasi lurus (Gambar 9). Pada struktur organisasi tersebut wewenang pimpinan
organisasi dilakukan oleh Kepala Sekolah yang dibantu oleh seorang Wakil Kepala
Sekolah Senior (Wakasek Senior). Dalam menjalankan tugasnya Wakasek Senior
dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan (Kaur), diantaranya adalah Kaur
Kesiswaan, Kaur Kurikulum, Kaur Sarana dan Kaur Humas yang dipantau
langsung oleh pengawas pengendali mutu dan komite sekolah.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan administrasi
sekolah dilakukan staf dan pendidik pada masing-masing bidang, yaitu: tata usaha,
bendahara, bimbingan konseling (BK), pendidik, wali kelas, pustakawan, dan
laboran. Dari keseluruhan proses diatas sekolah ditunjang oleh Departemen
Teknomogi Informasi dan Koperasi. Departemen TI menunjang dalam kegiatan
proses belajar mengajar dan administrasi sedangkan koperasi akan mendukung
dalam penyediaan dana dan sarana prasarana.

KEPALA SEKOLAH

Koperasi Departemen Teknologi Informasi

WAKIL KEPALA SEKOLAH SENIOR

Komite Sekolah PENGAWAS PENGENDALI MUTU

Wakil Kepala Sekolah Urusan


1. Kesiswaan
2. Kurikulum
3. Humas
4. Sarana prasarana

Bimbingan Tata Usaha Bendahara Pendidik Wali Kelas Laboran Pustakawan


Konseling (BK)

SISWA

Gambar 9 Struktur Organisasi SMA Plus PGRI Cibinong

44
4.3.3.6 Stakeholder
Para stakeholder yang berhubungan dengan sistem informasi penerapan
Standar Nasional Pendidikan di SMA Plus PGRI Cibinong adalah sebagai berikut:
Direktorat Pembinaan SMA dan diknas, Orang tua/wali, Calon peserta didik,
Peserta didik, Pendidik, Tenaga non kependidikan, dan Alumni. Mekanisme
hubungan antara sistem informasi yang akan dibangun dengan stakeholder dapat
dilihat pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5 Mekanisme hubungan penerapan Standar Nasional Pendidikan dengan
stakeholder
No Stakeholder Mekanisme hubungan
1 Direktorat Pembinaan SMA dan Diknas Akreditasi SMA
Supervisi Sekolah Model(SKM-PBKL-PSB)
2 Orang tua dan wali Sharing informasi
Umpan balik perbaikan sekolah
3 Calon peserta didik Sharing informasi
Tes dan wawancara
4 Peserta didik Pemberian layanan administrasi peserta didik
5 Pendidik Sebagai pengguna jasa institusi internal
6 Tenaga non kependidikan (staff) Sebagai pengguna jasa institusi internal
7 Alumni Pelacakan alumni

4.3.4 Fase Business Architecture


Fase ini bertujuan untuk memahami kondisi saat ini dari proses penerapan
SNPdi SMA Plus PGRI Cibinong dan selanjutnya dibuat usulan perbaikan dengan
melakukan pemodelan arsitektur bisnis. Adapun tahapan yang dilakukan pada fase
ini mencakup:
4.3.4.1 Kondisi saat ini
Pemahaman akan kondisi proses bisnis saat ini dilakukan dengan cara
pengamatan langsung pada enterprise atau unit kerja di SMA Plus PGRICibinong
yang berkaitan dengan penerapan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan.
Pengamatan dilakukan dengan cara mengidentifikasi alur kerja penerapan SNP di
SMA Plus PGRI Cibinong. Saat ini SMA Plus PGRI Cibinong telah
mengpenerapan kan delapan Standar Nasional Pendidikan dengan baik. Hal ini
dibuktikan dengan ditetapkannya SMA Plus PGRI Cibinong oleh Direktorat
pembinaan SMA sebagai sekolah kategori mandiri (SKM). Proses penetapan ini
dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisis kondisi nyata penerapan SNP di

45
SMA Plus PGRI Cibinong yang selanjutnya dilakukan analisis kesenjangan(gap)
antara tuntutan SNP dengan kondisi nyata.
Adapun proses kerja yang diterapkan dalam melakukan analisis kondisi
nyata dari penerapan delapan SNP di SMA Plus PGRI Cibinong antara lain:
a. Kepala Sekolah membentuk tim kerja.
b. Kepala sekolah memberikan tugas masing-masing tim kerja dengan
menganalisis delapan SNP, mencakup pembagian tugas untuk setiap standar.
c. Tim kerja menyusun perencanaan dan jadwal, yang meliputi waktu
pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan, sumber data pendukung, hasil
inventarisasi dan kegiatan tindak lanjut.
d. Tim kerja membagi tugas untuk melakukan analisis terhadap delapan SNP
yang mencakup esensi tiap standar dan keterkaitan subtansi antar standar.
e. Tim kerja menganalisis delapan SNP tentang esensi tiap standar dan
keterkaitan subtansi antar standar sesuai dengan pembagian tugas.
f. Kepala sekolah, tim kerja, dan komite sekolah bersama-sama mereview
kembali esensi tiap SNP dan keterkaitan substansi antar standar.
g. Tim kerja melakukan finalisasi (membahas bersama tim hasil tentang hasil
esensi tiap standar dan keterkaitan tiap standar, menyusun laporan akhir hasil
inventarisasi kondisi).
h. Kepala Sekolah menandatangani hasil analisis delapan SNP.
i. Tim kerja mendokumentasikan dan menggandakan hasil sesuai keperluan.
Prosedur kerja analisis kondisi nyata diatas dapat disederhanakan dalam
bentuk alur (Gambar 10) sebagai berikut:

46
Input
Kepala Sekolah
Tim Kerja
8 Standar
 Membentuk tim kerja
Nasional Menyusun rencana
Pendidikan  Memberi tugas tim kerja
dan jadwal
(SNP)  Memberi arahan teknis

Membagi tugas

Menginventarisasi
kondisi

Mereview, dan merevisi, hasil inventarisasi

tidak

Sesuai

ya
Finalisasi dan laporan

Output
Menandatangani Mendokumentasikan
Menggandakan Hasil Analisis 8 SNP

Gambar 10 Diagram prosedur kerja analisis penerapan SNP


Dari hasil pengamatan diperoleh ruang lingkup (scope) untuk masing-masing SNP.
Terlihat pada Tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6 Ruang lingkup (scope) SNP
No Komponen Aspek
1. Dokumen KTSP
1 Standar isi
2. Dokumen Silabus
1. Perencanaan proses pembelajaran
2 Standar proses 2. Pelaksanaan proses pembelajaran
3. Pengawasan proses pembelajaran
Standar kompetensi 1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
3
lulusan 2. Kriteria kelulusan
1. Tenaga kependidikan
Standar pendidik dan
4 2. Tenaga pendidik
tenaga kependidikan
3. Tenaga layanan khusus

47
No Komponen Aspek
1. Satuan pendidikan
2. Lahan
3. Bangunan gedung
4. Ruang kelas
5. Ruang perpustakaan
6. Laboratorium Biologi
7. Laboratorium Fisika
8. Laboratorium Kimia
9. Laboratorium Komputer
10. Laboratorium Bahasa
Standar Sarana 11. Departemen Teknologi Informasi
5
Prasarana 12. Ruang pimpinan
13. Ruang guru
14. Ruang tata usaha
15. Tempat beribadah
16. Ruang konseling
17. Ruang UKS
18. Ruang organisasi kesiswaan
19. Jamban
20. Gudang
21. Ruang sirkulasi
22. Tempat bermain/berolahraga
1. Perencanaan program
2. Pelaksanaan rencana kerja
3. Pengawasan
6 Standar Pengelolaan
4. Evaluasi
5. Kepemimpinan sekolah
6. Sistem Informasi Manajemen
1. Jenis pembiayaan
7 Standar Pembiayaan 2. Sumber pembiayaan
3. Pelaporan
1. Prinsip penilaian
2. Teknik dan instrumen penilaian
8 Standar Penilaian 3. Mekanisme dan prosedur penilaian
4. Penilaian oleh pendidik
5. Penilaian oleh satuan pendidikan

Dalam melakukan kegiatan analisis SNP, sekolah memiliki tim kerja


sebanyak 18 orang yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Adapun tim kerja yang
dimaksud dijelaskan pada Lampiran 3. Tiap Standar Nasional Pendidikan akan
dianalisis oleh 2 orang dari tim kerja, sedangkan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala
Sekolah Senior sebagai pemberi tugas, pengarah dan pengontrol proses analisis
penerapan SNP. Adapun proses bisnis untuk analisis penerapan dari masing-
masing Standar Nasional Pendidikan, antara lain:
 Proses bisnis analisis penerapan Standar Isi
Standar Isi meliputi kepemilikan dokumen KTSP dan silabus. Dokumen ini
dikembangkan oleh pendidik untuk masing-masing mata pelajaran kemudian
dokumen tersebut diinventaris oleh tim kerja yang khusus menangani analisis

48
penerapan Standar Isi.
Dokumen yang dimaksud adalah dokumen yang telah dibuat dengan
tahapan sebagai berikut: sebelum pembuatan dokumen KTSP dan silabus,
pendidik terlebih dahulu mendapat pelatihan tentang penyusunan dokumen
KTSP dan silabus dari pengawas pendidikan kabupaten, setelah mendapat
pelatihan yang cukup pendidik membuat dokumen KTSP dan silabus sesuai
mata pelajaran masing-masing melalui kelompok kerja tim atau MGMP.
Selanjutnya dokumen ini diserahkan kepada Kaur Kurikulum untuk kemudian
disahkan oleh Kepala Sekolah.
 Proses bisnis analisis penerapan Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan meliputi kriteria ketuntasan minimal (KKM)
dan kriteria kelulusan. Tim kerja menginventariskan KKM masing-masing mata
pelajaran yang telah dibuat oleh pendidik lalu diserahkan kepada Kaur
Kurikulum untuk kemudian disahkan oleh Kepala Sekolah. Hasil dari KKM
tersebut dijadikan sebagai kriteria kenaikan kelas untuk tiap tingkatan.
 Proses bisnis analisis penerapan Standar Proses
Standar proses meliput i perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proses
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dituangkan dalam bentuk silabus yang
dijabarkan kedalam RPP dilengkapi dengan bahan ajar. Untuk pelaksanaannya
mengacu pada persyaratan yang sesuai dengan SNP dan diawasi oleh kepala
sekolah serta dilakukan evaluasi. Dokumen ini diinventaris oleh tim kerja
dengan cara mengumpulkan RPP dari pendidik masing-masing mata pelajaran
untuk kemudian diserahkan kepada Kaur Kurikulum kemudian disahkan oleh
Kepala Sekolah.
 Proses bisnis analisis penerapan Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan meliputi tenaga pendidik,
tenaga kependidikan, dan tenaga layanan khusus. Pada analisis Standar ini,tim
kerja melakukan invetaris kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga
kependidikan yang diperoleh dari tata usaha sekolah (staff) kemudian
diserahkan kepada Kaur kurikulum untuk menentukan pembagian tugas sesuai
SNP yang disahkan oleh Kepala Sekolah.

49
 Proses bisnis analisis penerapan Standar Sarana Prasarana
Standar Sarana Prasarana meliputi satuan pendidikan, lahan, bangunan
gedung, ruang kelas, ruang perpustakaan, laboratorium, ruang guru, tempat
ibadah, kebersihan dan keindahan, tempat bermain dan olah raga. Di SMA Plus
PGRI Cibinong terdiri dari beberapa unit kerja dan masing-masing unit kerja
tersebut dipimpin oleh kepala unit kerja. Tiap unit kerja melakukan inventaris
tentang sarana dan prasarana yang dimiliki tiap unit kerja untuk selanjutnya
dilaporkan kepada tim kerja. Tim kerja mengumpulkan laporan dari masing-
masing ketua unit kerja dan dijadikan dalam satu dokumen untuk diserahkan
kepada Kaur Sarana Prasarana yang disahkan oleh Kepala Sekolah.
 Proses bisnis analisis penerapan Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan meliputi perencanaan program, pelaksanaan rencana
kerja, pengawasan, evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi
(SIM). Tim kerja menginventariskan Standar Pengelolaan yang diperoleh dari
berbagai unit kerja sekolah, diantaranya tatausaha (staff), Kaur kurikulum,
pengawas pengendali mutu, dan departemen teknologi informasi kemudian
disahkan langsung oleh Kepala Sekolah.
 Proses bisnis analisis penerapan Standar Pembiayaan
Standar Pembiayaan meliputi jenis pembiayaan, sumber pembiayaan, dan
pelaporan. Pembiayaan sekolah didasarkan pada rancangan biaya operasional
program kerja tahunan meliputi investasi, operasi, bahan atau peralatan dan
biaya personal. Sumber pembiayaan berasal dari orang tua peserta didik,
masyarakat, pemerintah, dan donatur lainnya. Penggunaan dana harus
dipertanggungjawabkan dan dikelola secara trnasparan dan akuntabel. Tim kerja
melakukan inventaris yang diperoleh dari bendahara sekolah untuk disahkan
oleh kepala sekolah dan komite sekolah.
 Proses bisnis analisis penerapan Standar Penilaian
Standar Penilaian meliputi prinsip penilaian, teknik dan instrumen
penilaian, mekanisme dan prosedur penilaian.Tim kerja melakukan inventarisasi
standar penilaian yang diperoleh dari pendidik dan satuan pendidikan (sekolah)
kemudian diserahkan kepada Kaur kurikulum yang disahkan oleh Kepala
Sekolah.

50
Semua dokumen analisis penerapan SNP yang sudah lengkap dikumpulkan
dan dibuat menjadi satu dokumen lalu dikirim untuk disahkan oleh dinas
pendidikan kabupaten dan dinas pendidikan propinsi untuk selanjutnya dijadikan
sebagai bahan acuan untuk supervisi sekolah oleh Dinas Pendidikan Propinsi dan
Direktorat Pembinaan SMA yang terkait dengan penerapan SNP di SMA Plus
PGRI Cibinong.
Dari hasil pengamatan selama penelitian terdapat pembagian tugas yang
belum optimal, masih terdapat pembagian tugas yang tumpang tindih, dan masih
terdapat beban kerja yang belum merata. Hal ini disebabkan karena kurangnya
sumberdaya manusia yang dimiliki oleh sekolah, sehingga dalam pemilihan tim
kerja tidak seluruhnya sesuai dengan keahlian masing-masing pendidik. Dalam
menentukan tim kerja kepala sekolah lebih memperhatikan loyalitas dan prestasi
dari pendidik sehingga ada beberapa analisis SNP dikerjakan oleh pendidik yang
secara keilmuan tidak sesuai. Sebagai contoh pada analisis Standar Pengelolaan
seharusnya dikerjakan oleh Wakil Kepala Sekolah Senior karena lebih mengetahui
perkembangan sekolah baik secara internal maupun eksternal sekolah, sedangkan
dalam kondisi nyata Standar ini dianalisis oleh dua orang pelaksana IT. Standar
lain yang analisisnya belum optimal adalah Standar Kompetensi Kelulusan dan
Standar Penilaian pendidikan. Hal ini berdampak kepada kualitas analisis yang
dihasilkan.

4.3.4.2 Usulan perbaikan


Usulan perbaikan tahap ini dilakukan dengan membuat pemodelan bisnis.
Pemodelan bisnis menggambarkan fungsi bisnis dalam enterprise.
1. Pemodelan Bisnis
Pemodelan bisnis didefinisikan sebagai proses membuat model bisnis atau
sebagai bentuk representatif yang mendefinisikan bisnis dalam enterprise.
Pemodelan bisnis dapat digunakan untuk meninjau, meningkatkan, dan membuat
sebuah bisnis. Pemodelan bisnis adalah proses identifikasi fungsi-fungsi bisnis,
penetapan bisnis, pendeskripsian fungsi serta melakukan wawancara untuk
mendapatkan informasi yang lengkap mengenai proses bisnis sebagai acuan model
bisnis. Pemodelan bisnis dibuat untuk menyediakan suatu dasar pengetahuan yang

51
dapat digunakan untuk menetapkan rencana arsitektur bisnis. Hal yang dilakukan
dalam pembuatan model bisnis adalah mengidentifikasikan area bisnis utama,
menetapkan fungsi-fungsi bisnis, mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab, dan
mengidentifikasi SOP.
2. Identifikasi dan Definisi Fungsi Bisnis
Fungsi merupakan sekumpulan aktivitas yang dilakukan dalam bisnis dan
didefinisikan berdasarkan pada kegiatan atau aksi yang dilakukan pada bagian-
bagiannya, bukan pada organisasinya maupun pada orang yang bertanggung jawab
untuk melaksanakan suatu fungsi. Untuk mengidentifikasikan dan mendefinisikan
fungsi-fungsi bisnis yang terdapat pada proses penerapan SNP di SMA Plus PGRI
Cibinong dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Identifikasi area fungsional utama
Identifikasi area fungsional utama dilakukan untuk memahami fungsi utama
yang ada terkait dengan unit organisasi dan aliran informasi menggunakan value
chain Porter.Untuk dapat mengidentifikasi area fungsional pada penerapan SNP,
terlebih dahulu diidentifikasi area fungsional utama yang ada di SMA Plus PGRI
Cibinong. Pendefinisian aktivitas area fungsional utama di SMA Plus PGRI
Cibinong dilakukan menggunakan rantai nilai (value chain) dapat dilihat pada
Gambar 10. Pada Gambar 11 fungsi-fungsi bisnis di SMA Plus PGRI Cibinong
dikelompokkan menjadi 2, yaitu primary activities dan support activities.
Firm infrastructure: manajemen keuangan
support Product and technology development : pengelolaan teknologi informasi
Human resource management: manajemen kepegawaian
Procurement: manajemen sarana dan prasarana
Inbound logistics operations Outbond logistics

Penglepasan peserta didik


Penerimaan peserta didik baru Operasional akademik
(alumni)

primary activities
Gambar 11 Rantai nilai SMA Plus PGRI Cibinong.

1. Primary activities
a. Inbound logistics: penerimaan peserta didik baru
b. Operations: operasional akademik
c. Outbond logistics: penglepasan peserta didik (alumni)

52
2. Support Activities
a. Procurement: manajemen sarana dan prasarana di SMA Plus PGRICibinong.
b. Human resource management:manajemen kepegawaian yang meliputi
tenaga pendidik yang tetap maupun honorer dan tenaga non kependidikan
seperti staff tata usaha, staff koperasi, dan staff departemen TI.
c. Product and technology development: pengelolaan teknologi informasi oleh
Departemen Teknologi Informasi SMA Plus PGRI Cibinong.
d. Firm infrastructure: manajemen keuangan yang dikelola olehtata usaha,
koperasi bina sejahtera, dan departemen TI.
Fungsi - fungsi primary activities dan support activities merupakan fungsi
bisnis yang dilakukan di SMA Plus PGRI Cibinong untuk penerapan SNP. Dari
rantai nilai diatas, dapat dipetakan area fungsional utama yang terkait dengan
penerapan SNP dari masing-masing Standar untuk menunjang pendidikan di
SMA Plus PGRI Cibinong yang disajikan pada Tabel 7 dibawah ini.
Tabel 7 Area fungsional utama Penerapan SNP
No Standar Nama fungsi ID Keterangan
Merupakan proses administrasi akademik yang
 Operasional berhubungan dengan pendidik dalam menyediakan
1 Standar isi OA
akademik administrasi pembelajaran termasuk Student day dan
Kopasus IT
Merupakan proses administrasi akademik yang
berhubungan dengan penentuan nilai kriteria
Standar
Kompetensi  Operasional ketuntasan minimal (KKM), kriteria kelulusan ujian
2 OA
Lulusan akademik sekolah, persentase lulusan yang diterima di
perguruan tinggi termasuk Student day dan Kopasus
IT.
Merupakan proses administrasi akademik yang
berhubungan dengan perencanaan proses
 Operasional
3 Standar Proses OA pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan
akademik
pengawasan proses pembelajaran termasuk Student
day dan Kopasus IT
Standar Pendidik Merupakan proses administrasi yang berhubungan
 Manajemen
4 dan Tenaga MK dengan tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan
kepegawaian
Kependidikan tenaga layanan khusus.
Merupakan proses administrasi yang berhubungan
 Penerimaan
dengan pendaftaran calon peserta didik baru, seleksi
peserta didik PPDB
calon peserta didik baru, dan pengumuman hasil
Standar baru seleksi peserta didik baru.
5
Pengelolaan Merupakan proses administrasi yang meliputi
 Manajemen
pendaya gunaan sarana prasarana pendidikan, sarana
Sarana MSP
pembelajaran, perpustakaan, laboratorium dan
Prasarana kegitan ekstrakulikuler

53
No Standar Nama fungsi ID Keterangan
 Operasional Merupakan proses administrasi akademik yang
OA
akademik berhubungan pengelolaanoperasional akademik
Merupakan proses administrasi yang berhubungan
 Alumni ALM dengan kelulusan peserta didik ynang diterima di
perguruan tinggi dan pelacakan alumni
 Manajemen Merupakan proses administrasi yang berkaitan
MK
kepegawaian dengan pendaya gunaan pendidik dan peserta didik
 Pengelolaan Merupakan proses administrasi yang berhubungan
Teknologi PTI dengan Departemen Teknologi Informasi, Kopasus
Informasi IT, dan Staff IT
Merupakan proses administrasi yang berhubungan
 Manajemen
MKU dengan pengelolaan pembiayaan, penyusunan dan
keuangan
pencairan dana anggaran.
 Manajemen Merupakan proses administrasi yang berhubungan
dengan sarana dan prasarana: satuan pendidikan,
Sarana MSP
lahan, bangunan gedung, dan kelengkapannya.
Prasarana
Standar Sarana
6 Merupakan proses administrasi yang berhubungan
Prasarana
 Pengelolaan
dengan jumlah komputer, laboratorium komputer,
Teknologi PTI
koneksi internet, website dan radio sekolah.
Informasi

Merupakan proses administrasi yang berhubungan


Standar  Manajemen dengan jenis pembiayaan, sumber pembiayaan, dan
7 MKU
Pembiayaan keuangan pelaporan.

Merupakan proses administrasi yang berhubungan


dengan prinsip penilaian, teknik dan instrumen
 Operasional
8 Standar Penilaian OA penilaian, mekanisme prosedur penilaian, penilaian
akademik
oleh pendidik, penilaian oleh satuan pendidikan
termasuk Student day dan Kopasus IT.

b. Identifikasi Fungsi Bisnis SNP


Setelah melakukan identifikasi area fungsional utama dengan menggunakan
value chain dan didapatkan hasil yang tertuang pada Gambar 11, tahap
selanjutnya adalah melakukan identifikasi fungsi bisnis SNP. Dengan identifikasi
ini didapatkan fungsi-fungsi bisnis secara keseluruhan dari tiap-tiap Standar. Hasil
identifikasi terlihat pada Lampiran 4.
Dari hasil identifikasi pada Lampiran 4 diperoleh 149 komponen, aspek, dan
indikator SNP. Dan selanjutnya dilakukan identifikasi fungsi bisnis SNP dari
identifikasi komponen, aspek, dan indikator tersebut. Identifikasi dilakukan
dengan mencari fungsi-fungsi bisnis masa saja yang prosesnya bisa dilakukan
melalui komputerisasi dan fungsi bisnis mana saja yang proses bisnis nya hanya

54
bisa dilakukan dari luar sistem yang akan dibangun. Hasil dari identifikasi ini
terlihat pada Lampiran 5. Pada Lampiran 5 terlihat 45 fungsi bisnis yang terkait
dengan proses komputerisasi. Untuk melihat keterkaitan fungsi bisnis SNP dengan
area fungsional SMA Plus PGRI Cibinong maka dilakukan pemetaan identifikasi
fungsi bisnis SNP dengan area fungsional sekolah (Lampiran 6). Empat puluh
lima fungsi bisnis ini selanjutnya yang akan digunakan dalam pemodelan
arsitektur enterprise.
c. Relasi Antara Fungsi Bisnis dan Unit Organisasi
Tahapan selanjutnya adalah mengkaitkan 45 fungsi bisnis dengan unit
organisasi yang ada di sekolah. Tahapan ini berguna untuk mengetahui hubungan
antara fungsi bisnis dengan unit organisasi.Hubungan tersebut dituangkan dalam
bentuk matriks. Matriks dari fungsi bisnis dengan unit organisasi merupakan
gambaran aspek manajemen pada SMA Plus PGRI Cibinong, karena pada matriks
tersebut menggambarkan pembuat keputusan pada setiap fungsi bisnis. Matriks
relasi fungsi bisnis dengan unit organisasi terlihat pada Lampiran 7.
Pada Lampiran 7 hubungan antara unit organisasi dengan fungsi bisnis dibagi
kedalam 3 bagian, yang dinyatakan dengan penomoran, yaitu nomor 1, 2, dan 3.
Nomor 1 menunjukkan unit organisasi memiliki tanggung jawab besar dan
merupakan pembuat keputusan terhadap suatu fungi bisnis. Nomor 2 menunjukan
adanya keterlibatan penuh suatu unit organisasi terhadapa fungsi bisnis. Dan
nomor 3 menunjukkan unit organisasi terlibat dalam sebagian proses. Dari
Lampiran 7 terlihat bahwa pada setiap fungsi bisnis pada level terendah harus ada
unit yang bertanggung jawab dan melaksanakannya.
Dari Lampiran 7 dapat disimpulkan bahwa pada penerapan SNP yang
mencakup area fungsional penerimaan peserta didik baru, operasional akademik,
penglepasan peserta didik, pengelolaan keuangan, pengelolaan sarana prasarana,
pengelolaan teknologi informasi, dan pengelolaan kepegawaian terlihat bahwa:
 Penyebaran simbol nomor 1 yang menunjukkan unit organisasi memiliki
tanggung jawab dan pembuatan keputusan terhadap suatu fungsi bisnis
sebagian besar berada pada Kepala Sekolah, Wakasek senior, dan Kaur. Hal ini
menunjukkan bahwa hampir semua fungsi bisnis penanggung jawab dan
pengambil keputusan berada pada Kepala Sekolah.

55
 Penyebaran nomor 2 yang menunjukan keterlibatan penuh suatu unit organisasi
sebagian besar berada pada Wakasek Senior, Kaur kurikulum, Pendidik, dan
Tata Usaha. Hal ini menunjukkan Wakasek senior dan Kaur kurikulum
memiliki peranan penting dan tanggung jawab dalam operasional akademik.
 Penyebaran simbol nomor 3 menunjukan bahwa unit organisasi yang terlibat
pada sebagian proses berada pada Departemen TI, Tata usaha, Koperasi, dan
pendidik.
Hubungan antara fungsi bisnis dan unit organisasi dapat digunakan sebagai
acuan dalam menentukan unit organisasi mana yang membuat dan menggunakan
data pada suatu fungsi bisnis. Dari Lampiran 7 terlihat bahwa unit organisasi yang
sangat berperan dalam menghasilkan dan menggunakan data pada kegiatan
penerapan SNP adalah Kepala Sekolah, Kaur Kurikulum, dan pendidik.
d. Identifikasi Tugas dan Tanggung Jawab Penerapan SNP
Dari Lampiran 2 terlihat bahwa kegiatan administrasi penerapan SNP SMA
Plus PGRI Cibinong saat ini dilakukan oleh 18 (delapan belas) orang, yaitu 1
orang penanggung jawab proses pembentukan, pemberi tugas, dan arahan untuk
tim kerja, 1 orang pengontrol tim kerja, dan 16 orang penanggung jawab SNP
dimana dari 8 (delapan) SNP tiap standar dipegang oleh 2 orang penanggung
jawab. Dari hasil wawancara dan pengamatan selama penelitian, pada administrasi
penerapan SNP terdapat pembagian tugas yang belum optimal karena masih
terdapat pembagian tugas yang tumpang tindih, dan masih terdapat beban kerja
yang belum merata, hal ini terlihat pada Lampiran 3. Oleh karena keterbatasan
jumlah sumber daya manusia, agar tetap dapat mendukung fungsi bisnis
Penerapan SNP dengan baik maka perlu dibuat pembagian tugas dan tanggung
jawab pada setiap sumber daya manusia yang ada SMA Plus PGRI Cibinong.
Dengan adanya penetapan tugas dan tanggung jawab yang jelas diharapkan tidak
ada pekerjaan yang tumpang tindih dan pembagian tugas yang tidak merata.
Penetapan tugas dan tanggung jawab mengacu kepada area fungsional
utama, yaitu penerimaan peserta didik baru (PSB), operasional akademik,
penglepasan peserta didik, pengelolaan sarana prasarana, pengelolaan keuangan,
pengelolaan teknologi informasi, dan pengelolaan kepegawaian. Area PSB
bertugas melaksanakan pekerjaan yang terkait dengan fungsi bisnis peneriman

56
calon peserta didik baru. Area operasional akademik bertugas melaksanakan
pekerjaan yang berkaitan dengan fungsi bisnis utama kegiatan akademik. Area
penglepasan peserta didik bertugas melaksanakan pekerjaan yang berkaitan
dengan fungsi bisnis utama penglepasan mahasiswa dan pelacakan alumni. Area
pengelolaan keuangan bertugas melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan
fungsi bisnis utama pengelolaan jenis pembiayaan dan sumber pembiayaan. Area
pengelolaan teknologi informasi melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan
pengelolaan kelengkapan teknologi informasi dan sistem informasi. Area
pengelolaan kepegawaian bertugas melaksanakan pekerjaan yang berkaitan
dengan pengelolaan pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga layanan khusus.
Dan yang terakhir adalah area pengelolaan sarana prasarana bertugas
melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan properti,
kelengkapan sekolah, dan kelengkapan KBM. Stakeholder dalam penerapan SNP
diantaranya adalah, Direktorat Pembinaan SMA dan Diknas, Orang tua wali,
Calon peserta didik, Peserta didik, Pendidik, Tenaga non kependidikan, dan
Alumni.

4.3.5 Fase Information System Architecture


Fase ini bertujuan untuk membuat pemodelan arsitektur sistem informasi.
Fase ini terdiri dari 2 (dua) arsitektur, yaitu arsitektur aplikasi dan arsitektur data.
Arsitektur aplikasi membahas tentang aplikasi yang ada saat ini dan aplikasi yang
akan diracang sedangkan arsitektur data digunakan untuk merancang database
yang akan digunakan dalam membuat rancangan sistem informasi penerapan SNP
di SMA Plus PGRI Cibinong.

4.3.5.1 Fase Application Architecture


Fase ini bertujuan untuk memahami kondisi aplikasi yang ada saat ini dan
membuat usulan dengan membuat pemodelan arsitektur aplikasi. Tahapan yang
dilakukan pada fase ini adalah:

57
1. Kondisi saat ini
Tahapan ini dilakukan untuk memahami kondisi aplikasi yang ada saat ini.
Untuk memahami kondisi aplikasi saat ini, hal yang harus dilakukan mencakup
pemahaman terhadap:

a. Sistem Informasi penerapan SNP SMA Plus PGRI Cibinong


Saat ini Sistem informasi yang ada masih bersifat manual dan konvensional.
Penyimpanan data masih tersebar di beberapa tempat, sehingga menyulitkan untuk
memberikan informasi secara tepat dan akurat. Dari hasil pengamatan secara
langsung sebagian besar informasi yang ada diolah secara manual menggunakan
aplikasi pengolah data seperti Word, Power point dan Excell yang sangat
sederhana dan dibuat sendiri oleh user. Selain itu untuk pelayanan informasi
kepada masyarakat saat ini terdapat website sekolah dengan alamat
www.smapluspgr i.sch.id, namun website ini belum mampu mengelola semua
informasi dari fungsi-fungsi bisnis sekolah. Ada dua program aplikasi yang telah
dikembangkan saat ini yaitu SMS Gateaway dan e-learning. Aplikasi SMS
Gateaway merupakan kerjasama sekolah dengan indosat cabang Bogor, SMS
Gateaway digunakan untuk penyampaian informasi secara langsung kepada
peserta didik dan orang tua/ wali peserta didik berupa pengumuman sekolah, data
kehadiran peserta didik, pooling, ucapan (greeting), quiz, dan opini. Aplikasi ini
dalam penggunaannya mengalami beberapa kendala, dari peserta didik yang selalu
berganti-ganti nomer handphone dan karena aplikasi ini merupakan kerjasama
dengan indosat maka nomor yang digunakan harus nomor indosat dan tidak bisa
dari provider lain. Aplikasi lainnya adalah e-learning. Saat ini penggunaannya
belum maksimal dikarenakan konten yang tersedia untuk e-learning belum banyak
serta peserta didik dan pendidik yang belum siap untuk merubah model
pembelajaran konvensional ke model pembelajaran yang menggunakan media
elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. Ketidak siapan ini
dikarenakan belum meratanya pengetahuan mengenai penggunaan komputer,
aplikasi, dan internet.
Dengan kondisi sistem informasi yang ada saat ini informasi menjadi tumpang
tindih dan tidak terintegrasi satu sama lain sehingga untuk pencarian data dan

58
informasi dibutuhkan waktu yang cukup lama. Saat ini setiap informasi tidak
memiliki standarisasi data dan proses, hal ini akan menyulitkan dalam
pengembangan teknologi informasi sebagai alat penunjang bisnis di SMA Plus
PGRI Cibinong dalam rangka peningkatan layanan terhadap masyarakat.

b. Penggunaan Aplikasi
Dari hasil observasi, terdapat 2 (dua) aplikasi yang ada dalam sistem informasi
sekolah saat ini, yaitu aplikasi e-learning dan aplikasi SMS Gateaway. Kedua
aplikasi ini dianggap mampu mendukung suatu fungsi bisnis tertentu tetapi tidak
mendukung fungsi bisnis yang lain, karena tidak terintegrasi satu sama lain dan
memiliki platform yang berbeda. Dokumentasi keduaaplikasi tersebut didefinisikan
secara lengkap dan menjadi katalog yang mendeskripsikan aplikasi, pengelola, dan
pengguna aplikasi. Katalog tersebut terlihat pada Tabel 8 dan Tabel 9.
Tabel 8 Katalog Aplikasi SMS Gateaway.

No Nama Aplikasi Website


1 Pengelola Departemen Teknologi Informasi SMA PLUS PGRI Cibinong
2 Unit Pengguna Kurikulum
Aplikasi dekstop yang berfungsi untuk mengelola komunikasi dua arah
3 Deskripsi
antara sekolah dengan peserta didik, orang tua/wali, maupun pendidik
Status
4 Beroperasi
operasional
5 Lokasi PC
Waktu
6 Senin - Sabtu 08.00 - 17.00
penggunaan
7 Pengembang ConverGain
Perangkat MICA (Mobile Interactive Application)
8
lunak Struktur data disajikan pada Lampiran 8
9 Perangkat keras Modem, laptop dan PC
10 Network Indosat
Isu jangka Perlu adanya integrasi dengan aplikasi website dan aplikasi lain untuk
11
panjang mendapatkan informasi yang cepat, lengkap, dan akurat

Tabel 9 Katalog Aplikasi e-learning.

No Nama Aplikasi e-learning


1 Pengelola Departemen Teknologi Informasi SMA PLUS PGRI Cibinong
2 Unit Pengguna Kurikulum
Sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk
3 Deskripsi mendukung proses belajara mengajar dengan menggunakan media
internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone.
Status
4 Beroperasi
operasional
5 Lokasi PC

59
No Nama Aplikasi e-learning
Waktu
6 Setiap hari
penggunaan
7 Pengembang Departemen Teknologi Informasi SMA PLUS PGRI Cibinong
Perangkat Moodle
8
lunak Struktur data disajikan pada Lampiran 9
Perangkat
9 Modem, laptop dan PC
keras
10 Network LAN, Kabel UTP, Internet
Isu jangka Perlu adanya integrasi dengan aplikasi website, SMS Gateaway agar
11
panjang informasi dalam proses pembelajaran e-learning menjadi lebih efektif

c. Relasi aplikasi saat ini dengan fungsi bisnis


Pada tahapan ini aplikasi yang telah diketahui direlasikan dengan fungsi
bisnis yang didukungnya, dan dibuat dalam bentuk matriks.Tujuan tahapan ini
adalah untuk mengetahui fungsi bisnis yang didukung oleh aplikasi. Aplikasi yang
telah teridentifikasi dalam Tabel 8 dan 9 direlasikan dengan fungsi bisnis dalam
bentuk pemodelan bisnis dan dituangkan dalam bentuk matriks relasi fungsi
dengan aplikasi pada Lampiran 10. Dari hasil analisa diperoleh bahwa aplikasi
yang ada saat ini hanya mendukung 24% fungsi bisnis atau sebelas fungsi bisnis
dari 45 fungsi bisnis secara keseluruhan. Dari Lampiran 10 dapat dilihat bahwa
kedua aplikasi yang ada hanya mendukung sebelas fungsi bisnis, yaitu:
1. Aplikasi SMS Gateaway mendukung fungsi bisnis laporan kegiatan,
pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran peserta didik, program penilaian, remedial, dan pengayaan serta
pengelolaan angket peserta didik tentang kinerja pendidik.
2. Aplikasi e-learning mendukung fungsi bisnis memiliki dokumen KTSP,
dokumen Silabus, penetapan rata-rata KKM peserta didik permata pelajaran,
dokumen RPP, bahan ajar, penilaian hasil belajar peserta didik, laporan hasil
evaluasi pengelolaan akademik, program remedial, penilaian, dan pengayaan
serta pengelolaan ujian tengah semester dan akhir semester.

2. Usulan perbaikan
Tahap ini dilakukan dengan mengidentifikasi aplikasi-aplikasi yang
diperlukan untuk mengelola dan mendukung fungsi bisnis. Pada tahapan ini
dilakukan pendefinisisan mengenai apa saja yang harus dilakukan aplikasi untuk

60
mengelola dan menyediakan informasi agar dapat mendukung fungsi bisnis.
Tahapan yang dilakukan untuk pemodelan arsitektur aplikasi antara lain:
a. Membuat daftar kandidat modul aplikasi
Tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasi modul aplikasi yang
diperlukan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Dari hasil
identifikasi fungsi bisnis penerapan SNP pada Lampiran 5, dapat ditentukan daftar
kandidat modul aplikasi yang diperlukan untuk mendukung fungsi utama SMA
Plus PGRI Cibinong. Dari 45 fungsi bisnis yang teridentifikasi sebelumnya tidak
semua fungsi bisnis dijadikan aplikasi, terdapat aplikasi yang merupakan hasil
gabungan dari beberapa fungsi bisnis (Lampiran 11).
Daftar kandidat aplikasi yang terkait dengan penerapan Standar Nasional
Pendidikan terlihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Daftar kandidat aplikasi
Sub
No Kelompok Kandidat Aplikasi
nomor
1 Sistem Informasi 1.1 Aplikasi penerimaan peserta didik baru
Penerimaan Peserta
Didik Baru
2 Sistem Informasi 2.1 Aplikasi dokumen KTSP
Operasional 2.2 Aplikasi rata-rata KKM peserta didik
2.3 Aplikasi penetapan rombongan belajar
2.4 Aplikasi beban kerja minimal pendidik
2.5 Aplikasi jadwal laboratorium
2.6 Aplikasi evaluasi KBM
2.7 Aplikasi rencana kerja
2.8 Aplikasi kalender akademik
2.9 Aplikasi jadwal pelajaran
2.10 Aplikasi bimbingan akademik
2.11 Aplikasi penilaian
2.12 Aplikasi pengelolaan student day
2.13 Aplikasi program penilaian, remedial, dan pengayaan
2.14 Aplikasi angket pendidik
2.15 Aplikasi jadwal ujian
2.16 Aplikasi pembuatan raport
2.17 Aplikasi pelaporan akademik
3 Sistem Informasi 3.1 Aplikasi pengelolaan lulusan
Alumni 3.2 Aplikasi pelacakan alumni
4 Sistem Informasi 4.1 Aplikasi pembiayaan
Keuangan 4.2 Aplikasi pendanaan
4.3 Aplikasi pelaporan keuangan
5 Sistem Informasi 5.1 Aplikasi kualifikasi pegawai

61
Sub
No Kelompok Kandidat Aplikasi
nomor
Kepegawaian 5.2 Aplikasi pembagian tugas pegawai
5.3 Aplikasi sistem penghargaan pegawai
5.4 Aplikasi mutasi pegawai
5.5 Aplikasi sertifikasi profesi
5.6 Aplikasi promosi
6 Sistem Informasi 6.1 Aplikasi kelengkapan TI
Teknologi Informasi 6.2 Aplikasi pengelolaan Kopasus IT
7 Sistem Informasi 7.1 Aplikasi sarana prasarana
Sarana Prasarana
b. Mendefinisikan modul aplikasi
Tahapan ini bertujuan untuk membuat definisi standar mengenai masing-
masing aplikasi. Deskripsi kelompok aplikasi dapat dilihat pada Tabel 11
sedangkan deskripsi masing-masing aplikasi dapat dilihat pada Lampiran 12.
Tabel 11 Deskripsi Kelompok Aplikasi

No Kelompok Nama Deskripsi

1 Kelompok Sistem Penerimaan Aplikasi ini nantinya mencakup pengelolaan


Aplikasi 1 Peserta didik baru penerimaan peserta didik baru

2 Kelompok Sistem Informasi Aplikasi ini mencakup pengelolaan dokumen


Aplikasi 2 Operasional KTSP silabus, pencapaian rata-rata KKM
Akademik peserta didik, penetapan rombongan belajar,
beban kerja minimal pendidik, jadwal
laboratorium,evaluasi KBM, rencana kerja,
kalender akademik, penilaian, pengelolaan
Student Day, program penilaian, remedial,
dan pengayaan, angket untuk pendidik,
jadwal ujian, pembuatan KHS, dan
pelaporan akademik.

3 Kelompok Sistem Informasi Aplikasi ini mencakup pengelolaan lulusan


Aplikasi 3 Alumni yang diterima di perguruan tinggidan
pelacakan alumni.
4 Kelompok Sistem Informasi Aplikasi ini mencakup pengelolaan
Aplikasi 4 Manajemen Keuangan pembiayaan, pendanaan, dan laporan
keuangan sekolah

5 Kelompok Sistem Informasi Aplikasi ini mencakup pengelolaan anggota


Aplikasi 5 Pengelolaan Kopasus IT dan kelengkapan TI
Teknologi Informasi
6 Kelompok Sistem Informasi Aplikasi ini mencakup kualifikasi pegawai,
Aplikasi 6 Manajemen pembagian tugas pegawai, sistem
Kepegawaian penghargaan pegawai, mutasi, sertifikasi
profesi, dan promosi pegawai

7 Kelompok Sistem Informasi Aplikasi ini mencakup pengelolaan sarana


Aplikasi 7 Manajemen Sarana prasarana sekolah
Prasarana

62
c. Membuat relasi fungsi bisnis dengan modul aplikasi
Tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasi fungsi bisnis yang secara
langsung didukung aplikasi yang digambarkan dalam bentuk matriks. Matriks
relasi fungsi dengan kandidat modul aplikasi dapat dilihat pada Lampiran 13. Dari
Lampiran 13 dapat disimpulkan 32 kandidat modul aplikasi mendukung 45 fungsi
bisnis.

4.3.5.2 Fase Data Architecture


Tujuan dari fase ini untuk memahami kondisi saat ini dan membuat usulan
dengan membuat pemodelan arsitektur data. Tahapan yang dilakukan pada fase ini
adalah:
1. Kondisi Saat ini
Saat ini terdapat 27 entitas data yaitu 16 entitas data dari aplikasi e-learning
dan 11 entitas data dari aplikasi SMS gateaway (Tabel 12). Terdapat 5 entitas data
yang digunakan secara berulang oleh aplikasi yang ada saat ini, yaitu entitas
pendidik, peserta didik, mata pelajaran, kelas, dan ujian. Pengulangan ini
menyebabkan pengelolaan sistem menjadi tidak efektif.
Tabel 12 Entitas data yang ada saat ini

No Aplikasi E-learning Aplikasi SMS Gateaway


1 Entitas pendidik Entitas pendidik
2 Entitas peserta didik Entitas peserta didik
3 Entitas mata pelajaran Entitas orang tua
4 Entitas materi pelajaran Entitas wali
5 Entitas kelas Entitas Staff
6 Entitas agenda Entitas nomor telepon
7 Entitas materi kelas Entitas kelas
8 Entitas forum Entitas mata pelajaran
9 Entitas ujian Entitas ujian
10 Entitas soal ujian Entitas absen
11 Entitas jawaban Entitas nilai
12 Entitas pelajaran
13 Entitas chat
14 Entitas mail pendidik
15 Entitas mail peserta
16 Entitas file

63
2. Usulan perbaikan
Di fase ini dilakukan identifikasi data yang mendukung fungsi-fungsi bisnis
yang telah terdefinisi pada fase business architecture sebelumnya. Dari fase
business architecture yang menggunakan pemodelan bisnis rantai nilai value
chain (Gambar 11) diperoleh bahwa area fungsional utama SMA Plus PGRI
Cibinong adalah peneriman peserta didik baru, operasional akademik,penglepasan
peserta didik (alumni), manajemen keuangan, manajemen sarana prasarana,
manajemen kepegawaian, dan pengelolaan teknologi informasi. Oleh karena itu
entitas data yang akan terdefinisi harus dapat menunjukkan keterhubungan dengan
ketujuh fungsional utama yang ada.
Pada Lampiran 13 yang merupakan matriks relasi fungsi bisnis terhadap
kandidat aplikasi, terlihat bahwa fungsi bisnis dilakukan oleh aplikasi yang
berbeda-beda dan aplikasi tersebut ternyata menghasilkan dan membutuhkan
beberapa data yang sama, salah satu nya adalah data mahasiswa. Dapat
disimpulkan bahwa data yang sama akan dibuat lebih dari satu kali. Walaupun isi
data tersebut sama, tetapi data tersebut tidak dapat saling berbagi karena memiliki
platform yang berbeda. Pembuatan data yang sama pada aplikasi yang berbeda
dapat menimbulkan:
 Data redundancy, terdapat data yang sama dibuat satu kali oleh beberapa
aplikasi yang berbeda.
 Data inconsisency, isi data tidak sama pada ketiga aplikasi yang ada karena
tidak terintegrasi.
 Data isolation, meskipun memiliki isi yang sama, diantaranya Nomor Induk
Siswa (NIS) dan nama, data tersebut tidak dapat digunakan karena dibuat
berdasarkan format yang berbeda, struktur data yang berbeda dan
dikembangkan dengan tools yang berbeda pula.
Pendefinisian dan identifikasi pembangunan arsitektur data dilakukan dengan
cara membuat daftar kandidat entitas data, mendefinisikan kandidat entitas data,
atribut, membuat hubungan antar entitas data, dan menghubungkan entitas data
dengan fungsi bisnis.

64
a. Membuat Daftar Kandidat Entitas
Kandidat entitas merupakan entitas yang akan menjadi bagian dari
perencanaan arsitektur enterprise. Untuk menentukan kandidat entitas,
penentuannya didasarkan pada kondisi area fungsional utama pada value chain
yang telah terdefinisi sebelumnya. Entitas bisnis yang diidentifikasi adalah entitas
penerimaan peserta didik baru, entitas operasional akademik, entitas penglepasan
peserta didik (alumni), entitas manajemen keuangan, entitas manajemen sarana
prasarana, entitas manajemen kepegawaian, dan entitas pengelolaan teknologi
informasi.
Entitas yang terdefinisi diatas merupakan hasil pendefinisian fungsional
utama dari value chain dimana ketujuh entitas bisnis tersebut hanya merupakan
entitas bisnis belum sebagai entitas data. Oleh karena itu perlu dilakukan
identifikasi entitas data.Entitas data diperoleh dari fungsi bisnis menjadi entitas
data. Proses identifikasi data dilakukan per fungsi bisnis atau per entitas bisnis.
Hal ini untuk memastikan bahwa entitas data yang teridentifikasi mendukung
fungsi bisnis. Entitas bisnis dan entitas data yang teridentifikasi adalah entitas
yang mewakili seseorang, tempat, benda, aktivitas atau kejadian yang penting bagi
bisnis.
Masing-masing entitas bisnis diturunkan menjadi entitas data sehingga
rencana pendefinisian entitas data dapat terbentuk. Selengkapnya entitas bisnis
dan entitas data dapat dilihat di Lampiran 14. Dari Lampiran 14 dapat
disimpulkan bahwa terdapat 1 entitas data pada entitas bisnis penerimaaan peserta
didik baru, 18 entitas data pada entitas bisnis operasional akademik, 2 entitas data
pada entitas bisnis penglepasan peserta didik, 2 entitas data pada entitas bisnis
manajemen keuangan, 2 entitas data pada entitas bisnis pengelolaan TI, 8 entitas
data pada entitas bisnis manajemen kepegawaian, dan 3 entitas data pada entitas
bisnis manajemen sarana prasarana. Sehingga total entias data adalah 36 entitas.
b. Definisi Entitas dan Relasi
Tahapan ini bertujuan untuk membuat pendefinisian dan deskripsi mengenai
masing-masing entitas yang terdapat pada arsitektur data. Entitas data dapat
merupakan orang, tempat, benda, atau kejadian. Dua entitas data dapat
membentuk relasi. Hubungan antara entitas data digambarkan dengan

65
menggunakan skema diagram. Pada tesis ini skema diagram yang digunakan
adalah Class diagram. Skema Class diagram yang dihasilkan dapat dilihat pada
Gambar 12.
c. Hubungan Fungsi Bisnis Dengan Entitas Data
Tahapan ini bertujuan untuk menentukan entitas data yang perlu dibuat
(Created/C), yang digunakan (read/R), dan yang diperbaharui (update/U) oleh
fungsi bisnis. Hubungan antara fungsi bisnis dengan entitas data dapat dilihat pada
Lampiran 15. Dari Lampiran 15 terlihat suatu fungsi bisnis dapat berhubungan
dengan beberapa entitas data dan begitu juga sebaliknya. Matriks yang
merelasikan antara entitas data dengan fungsi bisnis dapat digunakan untuk
menentukan ruang lingkup aplikasi pada tahapan fase arsitektur aplikasi dan untuk
menunjukan penggunaan data sharing pada fungsi bisnis.

66
67

Gambar 12 Class Diagram.


4.3.6 Fase Technology Architecture
Tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan platform teknologi saat
ini dan melihat secara langsung penggunaan platform teknologi saat ini terhadap
aplikasi yang digambarkan dalam bentuk matriks, serta membuat usulan platform
teknologi terkait kebutuhan SMA Plus PGRI Cibinong. Langkah yang dilakukan
pada fase ini antara lain:

4.3.6.1 Kondisi saat ini


Berdasarkan hasil observasi langsung terhadap kondisi sistem dan
teknologi saat ini pada penerapan SNP terlihat bahwa:
1. Pengolahan data terkait dengan penerapan SNP masih sangat lemah karena
hanya sebelas fungsi bisnis yang didukung aplikasi dalam pengolahannya.
Saat ini fungsi bisnis sebagian besar masih dilakukan secara manual dan
menggunakan aplikasi word, excel, dan powerpoint. Selain disimpan dalam
bentuk softcopy, data banyak yang tersimpan dalam bentuk hardcopy. Dengan
jumlah datayang sangat banyak maka sangat tidak efektif dan efisien jika
cara-cara manual masih digunakan.
2. Sistem operasi yang banyak digunakan adalah Windows XP walaupun
didalam PC terdapat pula sistem operasi Linux. Namun pengetahun yang
kurang akan Linux itu sendiri menjadi satu kendala dalam pemanfaatannya.
3. Processor yang paling banyak digunakan adalah pentium IV dan Dual-Core.
Penggunaan processor ini tersebar disetiap unit sekolah namun processor ini
paling banyak digunakan di laboratorium komputer 1 dan 2.
4. Alat input yang digunakan berbentuk mouse dan keyboard
5. Alat cetak yang banyak digunakan adalah printer laserjet
Pemanfaatan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak di lingkungan SMA
Plus PGRI Cibinong secara umum relatif sama. Platform teknologi dapat dilihat
pada Lampiran 15.
Saat ini jumlah total PC di SMA Plus PGRI Cibinong adalah 103 unit.
Pemanfaatan PC ini tersebar di unit-unit organisasi sekolah (Tabel 13) yang
terbagi sebagai berikut:

68
Tabel 13 Pemanfaatan PC pada unit-unit organisasi
No Unit organisasi Jumlah PC
1 Laboratorium biologi 1 unit
2 Tata Usaha 3 unit
3 Koperasi Bina Sejahtera 2 unit
4 Ruang Wakasek dan Kaur 1 unit
5 Ruang Kepala Sekolah 1 unit
6 Ruang guru 2 unit
7 Ruang bimbingan konseling 1 unit
8 Ruang Research Centerdan MMA 6 unit
9 Laboratorium komputer 1 24 unit
10 Laboratorium komputer 2 24 unit
11 Ruang Teknik komputer jaringan (TKJ) 3 unit
12 Ruang radio 1 unit
13 Warbelsera dan RPL 17 unit
14 Ruang Multimediabroadcasting 3 unit
15 Ruang Osis 1 unit
16 Mesjid 1 unit
17 Komputer Informasi 5 unit
18 Ruang perpustakaan 2 unit
19 Meja piket 1 unit
20 Gedung pembelajaran 3 4 unit

Saat ini terdapat satu buah server yang berfungsi untuk menangani website
dan aplikasi e-learning. Adapun spesifikasi server yang dimiliki adalah intel (R)
Xeon (R) X3430 processor 2,4 Ghz 8Mb cache turbo. Pada Lampiran 15 dapat
dilihat bahwa pemanfaatan teknologi perangkat keras menggunakan personal
komputer dan server. Mouse dan keyboard digunakan sebagai piranti masukan.
Piranti keluaran menggunakan monitor dan printer. Media penyimpanan
menggunakan hardisk, Compact discdan hardcopy sebagai media penyimpanan
data. Pemanfaatan teknologi perangkat lunak hampir seluruhnya menggunakan
dua sistem operasi yaitu Window XP dan Linux. Untuk pengolah kata
menggunakan microsoft word, untuk spread sheet menggunakan microsoft excel,
dan untuk presentasi menggunakan microsoft powerpoint ditambah beberapa
software lainnya yang mendukung proses belajar mengajar.
Teknologi untuk komunikasi menggunakan telepon, jaringan LAN untuk
sharing data, dan internet. Peralatan jaringan yang dipakai adalah switch, router,
kabel UTP, serta access point untuk mengakses wifi internet. Jumlah access point
saat ini ada 3 access point yaitu pada ruang research center, warbelsera, dan tata

69
usaha. Minimnya jumlah access point berdampak pada pengaksesan internet
menggunakan access point. Terdapat sekitar 25% ruangan dapat mengakses
internet dan sekitar 75% ruangan yang tidak mendapatkan sinyal untuk
pengaksesan internet. Saat ini di SMA Plus PGRI Cibinong terdapat 1 buah
jaringan. Jaringan tersebut mencakup gedung Departemen IT dan gedung
administrasi (ruang guru, ruang Kaur, ruang Kepsek, Ruang BK, Koperasi dan
tata usaha). Dari jaringan tersebut melalui switch disebar ke perangkat keras yang
ada di departemen IT dan gedung administrasi. Antara gedung administrasi dan
Departemen IT dihubungkan lewat kabel UTP. Tidak adanya blueprint topografi
jaringan di SMA Plus PGRI Cibinong menjadi salah satu kendala bila terjadi
masalah dalam jaringan. Gambar topografi jaringan saat ini dapat dilihat pada
Gambar 14.
Saat ini ruang server terdapat pada pada gedung departemen IT lantai 2.
Dari ruang server jaringan dihubungkan ke gedung administrasi dengan
menggunakan kabel UTP. Untuk gedung pembelajaran 1, gedung pembelajaran 2,
gedung pembelajaran 3, perpustakaan, gedung PSB, masjid, dan
laboratoriumbahasa, fisika, dan biologi belum terhubung jaringan internet.Untuk
gedung pembelajaran 3 , gedung PSB, dan masjid memiliki jarak yang cukup jauh
dari gedung departemen IT yaitu sekitar 300 - 400 meter sehingga tidak
memungkinkan penggunaan jaringan menggunakan kabel UTP. Perletakan
gedung dan unit organisasi terlihat pada Gambar 13.

70
Gedung PSB Ruang fitness
1 tantai terdiri dan gudang
ruang Multimedia
broadcasting dan Masjid
studio

Lahan Parkir

Gedung
Pembelajaran 3
3 Lantai terdiri dari
15 ruang kelas.
Gedung Administrasi
1 lantai terdiri dari ruang Guru, ruang Lapangan basket
Wakasek, ruang Kaur, ruang Kepsek,
Ruang BK, ruang Koperasi, dan ruang
Tata Usaha

Gedung Departemen IT Gedung Perpustakaan Gedung Pembelajaran 1


2 lantai terdiri dari ruang 2 lantai terdiri dari ruang 2 Lantai terdiri dari ruang kelas,
research center, ruang TKJ, perpustakaan, ruang ruang OSIS, ruang dokter, dan
ruang radio, ruang RPL, toserba, laboratorium ruang laboratorium bahasa
warbelsera, ruangserver, kimia dan biologi, dan
Lapangan
laboratorium komputer 1 ruang laboran
bulu tangkis
dan 2

Gedung Pembelajaran 2
2 lantai terdiri dari ruang kelas

Gambar 13 Perletakan gedung dan unit organisasi sekolah.


71
72
Gambar 14 Tipografi Jaringan Komputer Saat Ini.
4.3.6.2 Relasi aplikasi dan platform teknologi saat ini
Hubungan atau relasi aplikasi dengan platform teknologi secara detail
bertujuan untuk melihat penggunaan sumberdaya teknologi oleh suatu
aplikasi.Relasi tersebut digambarkan dalam bentuk matriks relasi. Dari matriks
aplikasi dan platform teknologi diperoleh hasil secara umum bahwa platform
teknologi saat ini belum digunakan secara maksimal dalam penerapan Standar
Nasional Pendidikan. Matriks relasi aplikasi dengan platform teknologi saat ini
dapat dilihat pada Lampiran 17.

4.3.6.3 Usulan perbaikan


Tahapan ini bertujuan untuk mendefinisikan dan mengidentifikasikan
teknologi yang dibutuhkan untukdapatmenyediakan lingkungan bagi aplikasi.
Pendefinisian dan identifikasi terhadap arsitektur teknologi meliputi pendefinisian
platform teknologi, penentuan platform teknologi, menghubungkan fungsi bisnis
dengan platform teknologi, dan menghubungkan aplikasi dengan platform
teknologi. Tahapan-tahapan dalam pembentukan arsitektur teknologi antara lain:
1. Mengidentifikasikan prinsip teknologi
Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasikan prinsip-prinsip mendasar
bagi platform teknologi yang diperlukan untuk mendukung lingkungandalam
berbagi data (shared). Prinsip-prinsip tersebut digunakan untuk menentukan
platform dan arahan penyediaan teknologi untuk mendukung penerapan SNP di
SMA Plus PGRI Cibinong. Hasil dari identifikasi prinsip - prinsip (Tabel 14) itu
meliputi perangkat keras, perangkat lunak, dan perangkat komunikasi yang
disesuaikan dengan arsitektur teknologi saat ini, arsitektur data, dan arsitektur
aplikasi yang didefinisikan pada fase information system architecture.
Tabel 14 Prinsip teknologi yang akan digunakan.
No Jenis Prinsip
1 Perangkat keras  Mendukung teknologi client server
 Independen terhadapa vendor dan brand tertentu
 Mampu beradapatsi dengan perkembangan teknologi
di masa yang akan datang
 Didasarkan pada kebutuhan dan tujuan dari penerapan
SNP

2 Perangkat lunak  Dapat beradaptasi dengan lingkungan


 Sistem operasi mendukung penggunaan perangkat
keras dan perangkat lunak aplikasi yang dibangun

73
No Jenis Prinsip
 Mendukung jaringan
 Memiliki Lisensi
 Menggunakan konsep sistem terbuka (Opensource)
 Bersifat multiplatform (dapat beroperasi pada semua
platform)
 DBMS harus dapat mengakomodasi kebutuhan
transaksi data
 Data dibuat sekali, tidak redundan, dan harus
konsisten
 Data merupakan milik bersama bukan milik unit
organisasi tertenttu
 Pengkasesan data dibatasi oleh hak akses user
 Data mudah di pelihara dan di backup
 Bahasa pemrograman dapat menghasilkan aplikasi
yang bersifat GUI
 Bahasa pemrograman mendukung teknik
pengembangan berorientasi obyek

3 Perangkat komunikasi  Teknologi komunikasi mendukung komunikasi client


server
 Jaringan yang dibangun harus handal dan akses
internet harus cepat
 Internet digunakan untuk Sistem Informasi Penerapan
SNP
 Teknologi komunikasi mampu mendukung fungsi
bisnis di masa yang akan datang

2. Mendefinisikan platform teknologi


Tujuan dari tahapan ini adalah menentukan strategi distribusi aplikasi dan
data serta mendefinisikan platform teknologi yang akan menjadi lingkungan bagi
aplikasi dan data yang akan mendukung fungsi bisnis yang ada. Pada prinsip
teknologi teridentifikasi bahwa teknologi yang dibutuhkan adalah teknologi
jaringan yang menghubungkan antar aplikasi sehingga dalam menentukan
platform teknologi, lokasi antar unit organisasi dan gedung perlu di perhatikan.
Aplikasi dan basis data yang akan dikembangkan menggunakan konsep open
source, lisensi dan client server. Penggunaan aplikasi open source sejalan dengan
deklarasi IGOS (Indonesia Goes Open Source) yang dicanangkan pada tahun
2004, diharapkan tidak ada lagi penggunaan aplikasi ilegal atau yang tidak
berlisensi. Sedangkan aplikasi berlisensi akan tetap digunakan dalam proses
migrasi ke open source dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang cukup
untuk memanfaatkan aplikasi open source. Sedangkan untuk konsep client server
nantinya aplikasi dan data diletakkan pada satu lokasi yang dapat diakses oleh

74
pengguna diseluruh bagian dan unit organisasi dengan pembatasan hak akses.
Konsep ini memanfaatkan teknologi internet karena lokasi unit organisasi dan
gedung yang berjauhan. Bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL dipilih
karena pertimbangan open source. Detail platform teknologi yang diusulkan untuk
pengembangan aplikasi terlihat pada Lampiran 18.
Pada Lampiran 18 juga terlihat perubahan platform teknologi saat ini
dengan usulan platform teknologi yang akan dikembangkan. Dengan asumsi
teknologi informasi ini dipersiapkan sampai lima tahun ke depan, maka
dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan dalam
pengembangan arsitektur enterprise. Adapun perangkat keras yang perlu
dipersiapkan adalah:
a. Server
Saat ini hanya ada satu server yang digunakan untuk website, aplikasi SMS
Gateaway dan e-learning. Berkaitan dengan arsitektur aplikasi yang akan
dibuat, maka diusulkan penambahan server dengan mengoptimalkan server
yang sudah ada saat ini. Jumlah server yang diusulkan berjumlah dua unit,
yaitu:
 1 unit server sebagai application server untuk menyimpan aplikasi selain
aplikasi sistem informasi penerapan SNP menggunakan server yang ada
saat ini.
 1 unit server sebagai database server untuk menyimpan data aplikasi
sistem informasi penerapan SNP
b. PC (Personal Computer)
Saat ini jumlah PC yang ada sudah cukup memadai karena di semua unit
organisasi telah terdapat PC, namun dibeberapa unit organisasi diperlukan
penambahan PC dengan requirement yang sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa lokasi yang memerlukan upgrading dan penambahan PC antara lain
laboratorium komputer 1 dan 2, perpustakaan, komputer informasi, ruang
guru, dan ruang Wakasek dan Kaur. Unit PC yang memerlukan upgrading
dan penambahan adalah sebagai berikut:
 PC pada laboratorium komputer 1 dan 2 perlu di lakukan upgrade untuk
spec dari masing-masing PC terutama dari processor dan OS nya. Dari

75
segi jumlah sudah mencukupi yaitu 24 PC ditiap lab dengan
pertimbangan 1 PC untuk 2 peserta didik, dengan jumlah peserta didik
perkelas nya 46.
 Penambahan 1 unit PC pada gedung PSB dan MMB untuk keperluan
multimedia broadcasting.
 Penambahan 4 unit PC di ruang perpustakaan karena 2 PC yang ada saat
ini hanya untuk administrasi staff perpustakaan sedangkan untuk
pengguna perpustakaan belum ada PC yang dapat digunakan.
 Penambahan 3 unit PC untuk komputer informasi karena dengan jumlah
yang ada saat ini komputer informasi belum ada disetiap gedung.
 Penambahan 4 PC pada ruang guru karena jumlah total pendidik saat ini
sekitar 80 orang sehingga perlu ditambahkan PC yang dapat
dimanfaatkan pendidik.
 Penambahan 2 PC pada ruang Wakasek dan Kaur karena saat ini hanya 1
PC yang dapat dimanfaatkan.
 Penambahan 4 PC pada ruang RPL karena saat ini anggota kopasus dari
RPL masih memanfaatkan PC yang berada di warbelsera yang fungsi
sebenarnya untuk di sewakan kepada peserta didik yang memerlukannya.
 Penambahan 15 PC pada gedung pembelajaran 3 yang merupakan kelas
unggulan dimana disetiap kelas direncanakan akan terpasang 1 PC yang
terkoneksi internet. Gedung pembelajaran 3 terdiri dari 3 lantai dan tiap
lantainya terdiri dari 5 kelas.
c. Access Point
Penambahan access point dimaksudkan agar seluruh warga sekolah mulai
dari pendidik, peserta didik, tenaga kependidikan,dan tenaga layanan khusus
maupun tamu yang datang ke sekolah dapat dengan leluasa mengakses Sistem
Informasi Penerapan SNP melalui internet tanpa jaringan kabel. Pada
Gambar 13 terlihat lokasi unit-unit organisasi dan gedung di SMA Plus PGRI
Cibinong. Tempat server berada di gedung departemen TI, jarak terdekat
dengan gedung ini adalah gedung administrasi, gedung pembelajaran 1 dan 2
sehingga masih memungkinkan menggunakan kabel UTP. Sedangkan yang
memiliki jarak cukup jauh antara lain gedung pembelajaran 3, gedung PSB,

76
dan fitness center dihubungkan langsung daritower radio untuk koneksi
internetnya.
Untuk komunikasi menggunakan telepon, faximile, jaringan LAN,
internet, serta peralatan jaringan seperti switch, NIC, router, kabel UTP, dan
access point. Saat ini access point hanya ada di warbelsera, research center,
dan tata usaha saja terlihat pada Gambar 14. Terdapat 75% ruangan yang
belum dapat mengakses internet via wifi. Untuk itu perlu dilakukan
penambahan access point sehingga seluruh sudut sekolah mendapatkan
koneksi internet dengan baik. Acces point yang diusulkan dipasang pada
setiap lantai di gedung pembelajaran 1, 2, 3, gedung PSB, perpustakaan dan
cafe maka diperlukan penambahan 10 access point dengan pembagian
sebagai berikut:
 3 access point di gedung pembelajaran 3
 2 access point pada gedung pembelajaran 1
 2 access point pada gedung pembelajaran 2
 1 access point untuk ruang perpustakaan
 1 access point untuk gedung PSB
 1 access point untuk cafe atau kantin
Pemasangan access point yang diusulkan terlihat pada Gambar 15. Pada
Gambar 15 juga terlihat terdapat penambahan 2 jaringan baru yaitu jaringan
yang digunakan ruang PSB dan jaringan yang digunakan gedung
pembelajaran 3. Terlihat juga adanya penambahan modem untuk akses
internetdari Astinet dengan bandwidth yang lebih besar dari sebelumnnya.
Direncanakan akses internet yang lama dari speedy dan bonet akan
dikonsentrasikan untuk warbelsera saja sedangkan astinet yang nantinya akan
digunakan untuk semua warga sekolah.
d. Router
Router adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk membagi protokol
kepada anggota jaringan yang lainnya sehingga sebuah protocol dapat di
sharing ke perangkat jaringan lain. Tidak ada penembahan jumlah router
namun dilakukan upgrade terhadap tipe router yang ada saat ini. Diusulkan
memakai router mikrotik 1100 AH dengan processor PowerPC MPC8533

77
1066MHz, chipset enkripsi, memori yang cukup besar, memiliki 13 port
gigabit ethernet, 2 buah switch chip, dan 2 buah port auto by pass on failure,
serta casing 19" 1U rackmount.
e. Switch
Switch adalah komponen jaringan yang digunakan untuk menghubungkan
beberapa HUB untuk membentuk jaringan yang lebih besar atau
menghubungkan komputer-komputer yang mempunyai kebutuhan bandwidth
yang besar. Switch yang diusulkan adalah CISCO catalyst 2960 seriesyang
memiliki 24 port. Dari 24 port tersebut, dua port digunakan untuk
menghubungkan switch ke router atau antar switch.

78
79

Gambar 15 Usulan Tipografi Jaringan.


3. Membuat relasi fungsi bisnis dengan platform teknologi
Tahapan ini bertujuan untuk melakukan justifikasi teknologi dengan cara
menghubungkan fungsi bisnis dengan platform teknologi. Hubungan fungsi bisnis
dan usulan platform teknologi digambarkan dalam bentuk matriks pada Lampiran
19. Dari Lampiran 19 dapat disimpulkan bahwa 45 fungsi bisnis didukung oleh
usulan platform teknologi karena sebagian besar fungsi bisnis menggunakan
platform teknologi yang diusulkan.

4. Membuat relasi aplikasi dengan platform teknologi


Pada tahap ini dilakukan justifikasi untuk platform teknologi dengan cara
menghubungkan platform teknologi dengan usulan aplikasi yang terdefinisi
dalam arsitektur aplikasi. Relasi antara platform teknologi dan usulan aplikasi
digambarkan dalam bentuk matriks pada Lampiran 20. Terlihat bahwa teknologi
yang ada masih dapat digunakan karena teknologi tersebut masih dapat
mendukung aplikasi namun dengan melakukan upgrade hardware, software dan
penggantian teknologi dengan yang baru dengan perkiraan investasi selama lima
tahun kedepan.
Penambahan teknologi baru yang diusulkan adalah penggunaan mesin
absensi menggunakan fingerprint yang terhubung dengan server . Mesin absensi
ini nanti nya akan dipasang pada gedung departemen IT, ruang guru, dan ruang
tata usaha. Mesin absensi ini diperuntukan bagi pendidik, tenaga kependidikan,
dan tenaga layanan khusus. Kelebihan dari menggunakan fingerprint adalah
absensi tidak dapat diwakilkan karena harus menggunakan sidik jari orang yang
bersangkutan. Tidak seperti yang menggunakan ID card sebagai input data absen.
Selain itu manfaat dari mesin absensi dengan sidik jari adalah disiplin pendidik,
tenaga kependidikan, dan tenaga layanan khusus dalam waktu kerja dan mengajar,
output mesin absensi bisa dijadikan acuan untuk evaluasi pendidik, tenaga
kependidikan, dan tenaga layanan khusus terhadap kehadiran, output mesin
absensi sebagai salah satu indikator untuk pemberian penghargaan, sertifikasi
profesi, promosi, dan mutasi pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga layanan
khusus.

80
Arsitektur teknologi didefinisikan setelah pendefinisian arsitektur data dan
arsitektur aplikasi, hal ini untuk memastikan bahwa teknologi tersebut feasible
(layak) dan konsisten dengan arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Dari arsitektur
data, aplikasi, dan teknologi terlihat bahwa ketiga arsitektur aplikasi saling
berkaitan untuk mendukung arsitektur enterprise yang akan dibangun.

4.3.7 Fase Opportunities and Solution


Pada fase ini dilakukan identifikasi parameter strategis dengan cara
evaluasi gap dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, data,
arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi untuk selanjutnya membuat strategi
untuk solusi. Adapun yang dilakukan pada fase ini antara lain:
4.3.7.1 Evaluasi Gap antara kondisi as is dan to be
Tahapan ini bertujuan ini mengidentifikasi parameter strategis.Pada fase
architecture vision dilakukan analisis terhadap kondisi saat ini (as-is).Dan pada
fase information system architecture dan technology architecture dilakukan
pemodelan kebutuhan sistem informasi yang akan datang (to-be). Dari hasil
analisis yang telah dilakukan terdapat kesenjangan (gap) antara kondisi saat ini
dengan usulan untuk mencapai kondisi yang akan datang. Analisis kesenjangan
dilakukan untuk melihat perbandingan kondisi saat ini dengan setelah penerapan
arsitektur yang akan datang. Setelah itu dari hasil evaluasi kesenjangan dapat
dibuat strategi untuk penyelesaian permasalahan.
4.3.7.2 Perbandingan data
Dari Tabel 15 yang merupakan entitas data dari kondisi saat ini terdapat 27
entitas data, dimana 5 entitas data nya mengalami pengulangan dalam
penggunaanya dalam sistem. Sehingga hanya 22 entitas data yang digunakan.
Pada Lampiran 14 dapat dilihat entitas data yang diusulkan untuk digunakan
dalam sistem baru yang akan dibangun. Jumlah entitas yang diusulkan ada 36
entitas data untuk 7 fungsi bisnis di SMA Plus PGRI Cibinong.
Selanjutnya entitas data dari kondisi saat ini dibandingkan dengan entitas
data yang diusulkan. Dari hasil perbandingan yang dilakukan dari 22 entitas data
saat ini dan 36 entitas data yang diusulkan diperoleh menunjukan adanya data
yang belum lengkap dalam menunjang fungsi bisnis penerapan SNP secara

81
menyeluruh. Hanya 6 dari 22 atau 28 % entitas saat ini saja yang sesuai dengan
entitas data yang diusulkan yaitu entitas pendidik, peserta didik, mata pelajaran,
kelas(ruangan), staff (tenaga kependidikan), dan nilai. Sedangkan untuk entitas
data saat ini yang tidak terdapat dalam usulan nantinya tetap dapat dimanfaatkan
untuk entitas data yang terkait.
4.3.7.3 Perbandingan Aplikasi
Berdasarkan matriks antara fungsi bisnis dan modul aplikasi pada
Lampiran 13 diperoleh gambaran ideal tentang modul-modul aplikasi yang
seharusnya ada untuk mendukung fungsi bisnis. Dari hasil perbandingan aplikasi
yang ada saat ini dengan aplikasi yang diusulkan terlihat pada Lampiran 21.
Terdapat 25 modul aplikasi atau 75% modul aplikasi yang belum tersedia. Dengan
gap analisis aplikasi dapat diketahui aplikasi apa saja yang perlu di pertahankan
dan dimodifikasi juga aplikasi apa saja yang perlu diganti secara keseluruhan.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa aplikasi SMS Gateaway dan e-learning yang
ada saat ini harus diganti dengan aplikasi yang disusulkan karena belum mampu
memenuhi fungsi bisnis yang berjalan pada saat ini.
4.3.7.4 Perbandingan Platform Teknologi
Dari hasil perbandingan platform teknologi yang ada saat ini dengan
arsitektur ideal yang diusulkan pada Lampiran 22, diperoleh beberapa kesimpulan
antara lain:
a. Dengan konsep client server maka seluruh distribusi data dan aplikasi akan
berpusat pada server. Untuk itu perlu dilakukan penambahan satu buah server
dengan mengoptimalkan server yang sudah ada sebelumnya. Kedua server ini
akan berfungsi sebagai application server dan database server.
b. Penambahan PC dengan spec Core i3 2.5 GHz dilakukan pada laboratorium
komputer 1 dan laboratorium komputer 2 serta warbelsera dikarenakan
ditempat ini proses pembelajaran TIK kepada peserta didik dan pelatihan-
pelatihan kepada pendidik dilakukan. Penambahan ini merupakan investasi
untuk lima tahun kedepan. Untuk PC yang ada pada laboratorium ini
sebelumnya di optimalkan untuk unit-unit organisasi lain yang membutuhkan
lebih banyak PC untuk fungsi bisnis nya.

82
c. Satu penambahan teknologi baru yaitu mesin absensi fingerprint untuk
pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga layanan khusus. Penempatan
mesin ini ada di ruang guru, tata usaha, dan ruang research center.
d. Perlu dilakukan penggantian ukuran monitor untuk monitor 14" digantikan
dengan monitor LCD 17" dengan pertimbangan resolusi gambar yang lebih
baik.
e. Dilakukan penggantian perangkat lunak untuk bahasa pemrograman dari
visual basic 6 ke PHP karena perangkat lunak ini opensource.
f. Penambahan perangkat lunak open source berbasis linux yaitu gimp, blender,
dan bluefish direncanakan menjadi perangkat lunak untuk migrasi dari 3dmax
7, adobe photoshop CS3, dan adobe dreamweaver yang berbasis windo ws.

4.3.8 Migration Planning


Tujuan dari tahapan ini adalah merencanakan proses migrasi atau peralihan
dari sistem yang lama ke yang baru agar penerapan sistem informasi yang akan
dibangun menjadi terarah dan berjalan dengan baik. Proses migrasi meliputi
penentuan prioritas project, resourcing dan biaya, dan meminimalisasi resiko.
4.3.8.1 Prioritas project
Salah satu tujuan penerapan arsitektur aplikasi adalah menentukan prioritas
dan merumuskan urutan modul aplikasi yang harus dikerjakan. Salah satu
pendekatan yang digunakan untuk menentukan urutan pengembangan modul
aplikasi di SMA Plus PGRI Cibinong adalah berdasarkan kebijakan dari unsur
pimpinan di sekolah. Untuk Tahun 2011/2012 kebijakan yang diambil oleh unsur
pimpinan sekolah adalah menitik beratkan kepada pelayanan yang optimal,
peningkatan kinerja pendidik dan staff, pengembangan infrastruktur, dan
manajemen keuangan.
Pelayanan yang optimal ditujukan kepada peserta didik, orang tua, dan
masyarakat. Pelayanan yang dimaksud antara lain pelayanan didalam kegiatan
belajar mengajar, pelayanan ketersediaan informasi kepada masyarakat, dan
pelayanan laporan perkembangan peserta didik.
Peningkatan kinerja pendidik dan staff diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan serta menambah wawasan pendidik dan staff. Peningkatan kinerja

83
dilakukan dengan pemberian beasiswa untuk melanjutkan pendidikan, mengikuti
workshop, seminar, dan sertifikasi pendidik.
Pengembangan infrastruktur berupa penambahan gedung, kelengkapan
kegiatan belajar mengajar, pengadaan lahan, dan pengembangan jaringan dan
internet. Manajemen keuangan yang ada saat ini masih dilakukan secara manual
dan membutuhkan tenaga administrasi yang cukup banyak, sering terjadi human
error dalam pencatatan transaksi keuangan hal tersebut menyebabkan manajemen
keuangan yang ada saat ini tidak sesuai dengan perkembangan sekolah. Untuk itu
sekolah memerlukan modul aplikasi keuangan yang sesuai dengan proses bisnis
yang terjadi di SMA Plus PGRI Cibinong.
Dari kebijakan yang diambil oleh unsur pimpinan diperoleh urutan aplikasi
yang harus dikerjakan. Urutan penerapan modul aplikasi dapat dilihat pada Tabel
15 dibawah ini.
Tabel 15 Urutan penerapan modul aplikasi
Urutan Kebijakan sekolah Kandidat urutan modul aplikasi
1 Pelayanan yang Aplikasi kalender akademik
optimal Aplikasi penerimaan peserta didik baru
Aplikasi penetapan rombongan belajar
Aplikasi dokumen KTSP
Aplikasi jadwal pelajaran
Aplikasi jadwal laboratorium
Aplikasi bimbingan akademik
Aplikasi pengelolaan student day
Aplikasi rata-rata KKM peserta didik
Aplikasi penilaian
Aplikasi program penilaian, remedial, dan pengayaan
Aplikas jadwal ujian
Aplikasi evaluasi KBM
Aplikasi pelaporan akademik
Aplikasi pembuatan raport
Aplikasi pengelolaan lulusan
Aplikasi pelacakan alumni
Aplikasi pengelolaan Kopasus IT
2 Peningkatan kinerja Aplikasi beban kerja minimal pendidik
pendidik dan staff
Aplikasi pembagian tugas pegawai
Aplikasi kualifikasi pegawai
Aplikasi rencana kerja
Aplikasi angket pendidik

84
Urutan Kebijakan sekolah Kandidat urutan modul aplikasi
Aplikasi sistem penghargaan pegawai
Aplikasi sertifikasi profesi
Aplikasi promosi
Aplikasi mutasi pegawai
3 Pengembangan Aplikasi sarana prasarana
infrastruktur Aplikasi kelengkapan TI
4 Manajemen Keuangan Aplikasi pembiayaan
Aplikasi pendanaan
Aplikasi pelaporan keuangan

4.3.8.2 Resourcing dan Biaya


Untuk pengembangan Sistem Informasi Penerapan SNP dibutuhkan
sumber daya yang cukup. Terdapat tiga sumber daya yang terkait dengan
pengembangan sistem, yaitu perangkat keras, perangkat lunak, dan manusia. Untuk
sumber daya perangkat lunak dan perangkat keras sudah teridentifikasi pada fase
technology architecture sedangkan untuk sumber daya manusia akan diidentifikasi
pada fase ini.
Sumber daya manusia merupakan faktor penting yang harus dipersiapkan
dalam pengembangan sistem, karena manusia merupakan pengguna dan
pengembang dari sistem informasi ini nantinya. Berkaitan dengan hal tersebut
maka sumber daya manusia perlu dipilih dan ditentukan. Sumber daya manusia
yang terlibat dalam pengembangan sistem dapat dibagi kedalam tujuh bagian
berdasarkan tugasnya (Tabel 16), antara lain:
Tabel 16 Tugas dan jumlah sumber daya manusia
No Tugas Jumlah
1 Pimpinan proyek 1 orang
2 Desainer 2 orang
3 Sistem analis 2 orang
4 Programmer 5 orang
5 Data Base Administrator (DBA) 1 orang
6 Tester aplikasi 4 orang
7 Entry Data Processing (EDP) 2 orang
8 Infrastruktur dan jaringan 2 orang

85
Untuk detail biaya pengadaan perangkat lunak, perangkat keras, dan
sumberdaya manusia dapat dilihat pada Lampiran 23. Pada Lampiran 23 biaya
untuk sumber daya manusia yang bertugas terhadap infrastruktur dan jaringan
tidak dimasukkan, karena pekerjaan yang dilakukan sudah termasuk dalam
operasional sehari-hari dan jumlah personilnya sudah cukup banyak yaitu tiga
orang. Dari detail biaya ini migration planning dilaksanakan dalam 3 tahap melihat
dari kemampuan sekolah saat ini (Lampiran 23). Tahap 1 dimulai dengan migrasi
perangkat lunak dan keras. Untuk tahap 2 mulai dibuat aplikasi-aplikasi yang telah
diusulkan, dan pada tahap 3 dilakukan dokumentasi, training, dan sosialisasi
kepada semua stakeholder sekolah.
Sumber daya pimpinan proyek juga tidak dimasukkan dalam
pengembangan sistem informasi, karena pimpinan proyek diambil dari internal
SMA Plus PGRI Cibinong yaitu pimpinan Departemen IT dengan pertimbangan
lebih memahami kondisi organisasi dengan baik dan memudahkan dalam
pengontrolan pengembangan sistem informasi.

4.3.8.3 Meminimalisasi resiko


Dalam penerapan Sistem Informasi Penerapan SNP diharapkan seminimal
mungkin terjadi resiko akibat penerapan sistem ini. Untuk meminimalisasi resiko,
ada beberapa hal yang harus dilakukan:
1. Melakukan testing terhadap modul aplikasi yang akan dipenerapan kan
kedalam sistem yang akan dibangun.
2. Mendokumnetasikan Sistem Informasi Penerapan SNP secara lengkap dan
terstruktur sehingga bila terdapat kesalahan dapat dengan mudah di
telusuri.
3. Penerapan Sistem Informasi dilakukan secara pararel dengan beberapa
aplikasi yang sudah ada saat ini. Bila selama satu periode penerapan
berjalan tanpa hambatan maka migrasi data mulai dilakukan.
4. Pelatihan dan training terhadap pengguna aplikasi
5. Melakukan sosialisasi untuk semua stakeholder di SMA Plus PGRI
Cibinong

86
4.3.9 Fase Implementation Governance
Tahapan ini bertujuan untuk menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan
tata kelola sistem dan tata kelola teknologi informasi secara struktur. Tata kelola IT
adalah suatu kerangka kerja yang mengatur dan mengelola keseluruhan proses
perencanaan, realisasi, operasional, pengamanan, kelangsungan layanan, dan
evaluasi internal penyelenggaraan TIK melalui jalur kepemimpinan yang tegas dan
transparan untuk menjamin bahwa investasi TIK menunjang dan sesuai dengan
aspek strategis dari tugas pokok dan fungsi suatu organisasi.
Saat ini untuk tata kelola teknologi informasi di SMA Plus PGRI Cibinong
merupakan tanggung jawab Departemen IT SMA Plus PGRI Cibinong.
Departemen ini dibentuk sejak tahun 2005 berdasarkan surat keputusan Kepala
Sekolah. Tujuan didirikannya Departemen ini adalah untuk mengembangkan IT di
SMA Plus PGRI Cibinong untuk mendukung Visi dan Misi sekolah.
Perkembangan TI yang terlihat saat ini antara lain tersedianya jaringan internet,
jumlah PC yang mencukupi, maintenance komputer yang dilakukan sendiri, dan
kemampuan pendidik dalam menggunakan teknologi informasi dalam proses
belajar mengajar dikarenakan banyak pelatihan-pelatihan secara rutin diberikan
oleh Departemen IT. Tim Departemen IT saat ini berjumlah 11 orang dengan
pembagian tugas terlihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Pembagian Tugas Departemen IT SMA Plus PGRI Cibinong
No Tugas Jumlah
1 Pimpinan Departemen IT 1 orang
2 Saff Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) 1 orang
3 Staff Teknik Komputer Jaringan (TKJ) 3 orang
4 Staff Multimedia (MM) 2 orang
5 Staff Warbelsera 1 orang
6 Staff pengembangan bisnis 3 orang

Mengacu kepada Surat Edaran Kementrian Keuangan Republik Indonesia


Nomor: SE-5/PJ/2011 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dijelaskan bahwa tata kelola IT terdiri dari pengelolaan keamanan informasi,
pengelolaan layanan TIK, pengelolaan pengembangan TIK, pengelolaan
kelangsungan layanan TIK, pengelolaan proyek TIK, serta pemantauan dan

87
evaluasi kinerja TIK. Detail usulan yang dilakukan pada fase implementation
governance ini dapat dilihat pada Lampiran 24. Selanjutnya usulan tata kelola IT
ini akan dilaksanakan oleh tim IT Departemen IT SMA Plus PGRI Cibinong
dengan didukung oleh surat keputusan Kepala Sekolah.

4.3.10 Fase Change Management


Change Management merupakan hal yang sangat penting bagi
kelangsungan dan perkembangan suatu organisasi. Semakin efektif suatu
organisasi menangani perubahan maka semakin besar kemungkinan organisasi
tersebut akan tumbuh dan berkembang. Perubahan dalam suatu organisasi
merupakan aktivitas yang sangat kompleks. Tujuan dari change management
adalah menjadikan organisasi lebih efektif, efisien, dan responsif terhadap
perubahan lingkungan. Perubahan yang terjadi tidak berdampak pada
pengurangan sumber daya manusia, akan tetapi lebih kepada peningkatan
kemampuan diri dan pemahaman terhadap perubahan organisasi.
Change management dilakukan pada tiga tingkat yaitu individu,
organisasi, dan teknologi. Kemampuan individu dalam memanfatkan teknologi
akan sangat berpengaruh terhadap kinerja organisasi dan teknologi sehebat apapun
tidak akan berguna jika tidak cukup sumberdaya manusia yang mampu
menggunakannya. Oleh karena itu tiga faktor ini menjadi sangat penting dalam
proses change management karena satu sama lainnya memiliki keterkaitan. Detail
change management dari masing-masing tingkatan adalah sebagai berikut:

a. Perubahan pada tingkat individu


Yang menjadi hambatan dalam penerapan change management adalah
kesadaran dan pemahaman individu akanpentingnya perubahan yang sedang
dilakukan. Untuk memperoleh kesadaran dari tiap individu bisa dilakukan
komunikasi dengan memberikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang,
tujuan, dan dampak dari change management kepada semua pihak. Komunikasi
dapat berupa diskusi, laporan, dan presentasi. Sedangkan untuk mendapatkan
pemahaman yang sama tentang change management bisa dilakukan pemberian
pemahaman akan tujuan organisasi, pemusatan pada keterampilan individu

88
dengan memberikan pelatihan-pelatihan, serta melibatkan pengguna dalam proses
change management.

b. Perubahan pada tingkat organisasi


Organisasi adalah kumpulan dari individu. Change management akan lebih
mudah jika disetujui oleh kelompok melalui keputusan bersama walaupun
realisasi nyata perubahan tersebut dilakukan oleh individu-individu anggotanya.
Untuk itu dalam menjalankan proses perlu melibatkan kelompok-kelompok
dengan melakukan pendekatan, sharing keberhasilan dengan menghargai
keberhasilan upaya bersama, dan membandingkan tujuan dengan hasil yang
diharapkan sehingga terbentuk suatu pola baru pada budaya organisasi.

c. Perubahan teknologi
Teknologi informasi merupakan kesatuan dari perangkat keras, perangkat
lunak, brainware (SDM), mekanisme, prosedur, peraturan, teknik pengolahan,
teknologi dan komponen lainnya yang berhubungan dengan proses pengolahan
data sampai dengan penyebaran informasi. Dalam pemanfaatan teknologi
informasi setiap organisasi pasti mengalami tahapan demi tahapan yang
disesuaikan dengan kesiapan secara insfrastruktur dan sumber daya
manusia.Perubahan teknologi yang dimaksud adalah change management dari
budaya konvensional beralih ke budaya komputerisasi. Untuk itu perlu disiapkan
perlengkapan teknologi untuk organisasi, pelatihan secara berkala, monitoring
selama masa pelatihan dan transisi, dan pengembangan teknologi.
Namun faktor yang paling penting dalam berhasilnya proses change
management dalam suatu organisasi adalah kepemimpinan perubahan yaitu
pemimpin yang efektif untuk memperkenalkan dan mempertahankan pengelolaan
perubahan dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan yang dimaksud adalah
mengarahkan, membatasi, dan mengendalikan perubahan sehingga mencapai
sasaran yang diinginkan, bukan perubahan yang merusak organisasi.

89
V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Pemodelan bisnis digambarkan dengan value chain, berkaitan dengan
ruang lingkup penelitian, yaitu Penerapan Standar Nasional
Pendidikan, pemodelan bisnis memiliki 7 area fungsional utama, yaitu
penerimaan peserta didik baru, operasional akademik, penglepasan
peserta didik (alumni), manajemen keuangan, manajemen kepegawaian,
manajemen sarana prasarana, dan pengelolaan teknologi informasi.
2. Adanya komitmen dari Kepala Sekolah dan unsur pimpinan di SMA
Plus PGRI Cibinong dalam pengembangan IT dengan adanya Surat
Keputusan Kepala Sekolah tahun 2005 dan pembentukan Departemen
TI di SMA Plus PGRI Cibinong.
3. Dari fase-fase yang ada di TOGAF ADM, diperoleh 7 area fungsional,
45 fungsi bisnis, 36 entitas data, dan 32 kandidat aplikasi yang akan
dikembangkan untuk mendukung penerapan Standar Nasional
Pendidikan.
4. Aplikasi SMS gateaway dan e-learning yang ada saat ini diganti secara
keseluruhan karena menggunakan platform yang berbeda.
5. Platform teknologi yang ada saat ini mendukung kanditat aplikasi yang
diusulkan tetapi perlu penambahan dan peningkatan teknologi dengan
optimalisasi teknologi yang ada.
6. Pemodelan arsitektur enterprise ini, memberikan panduan dalam
membuat cetak biru untuk pengembangan sistem informasi penerapan
SNP untuk data, aplikasi, bisnis, dan teknologi. Untuk itu pemodelan
arsitektur enterprise ini dapat dijadikan panduan langkah awal untuk
melakukan perencanaan cetak biru pengembangan sistem informasi
penerapan SNP.

90
5.2 Saran
1. Adanya pengembangan sistem yang terintegrasi maka
pendokumentasian terhadap sistem yang terkait harus dilakukan dengan
baik.
2. Pada Departemen TI SMA Plus PGRI Cibinong perlu adanya
peningkatan sumber daya manusia yang terkait teknologi informasi agar
proses pengembangan IT dapat berjalan lebih cepat. Personil yang ada
saat ini sebagian besar merupakan pendidik dan memiliki disiplin ilmu
yang tidak terkait dengan teknologi informasi.
3. Untuk memperoleh cetak biru yang lebih detail dan lengkap mencakup
keseluruhan sub fase diperlukan kajian lebih lanjut dan meneruskan
penelitian dengan melakukan kajian pada setiap sub fase dalam TOGAF
ADM.

91
DAFTAR PUSTAKA

[CIO Council] Chief Information Officer Council. 2001, A Practical Guide to


Federal Enterprise Architecture version 1.0.Boston: Springfield.
[DEPKOMINFO] Departemen Komunikasi dan Informasi, 2006. “Dewan
teknologi informasi dan komunikasi nasional (Kepres No: 20 tahun
2006).
Harrison K, Varveris. L. 2006. TOGAF: Establishing Itself As The Devenitive
Method for Building Enterprise Architecture in The
Commercial World.
[IFEAD] Institute For Enterprise Architecture Development. 2005, Trends in
Enterprise Architecture 2005: how are organizations progressing.
Netherland: IFEAD.
Jogiyanto. 2007. Model kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta:
Andi Offset.
Jogiyanto. 2005. Analisis & Disain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur,
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi, Yogyakarta.
Land MO. Proper E, Waage M, Cloo J, Steghuis C. 2009, Enterprise
Architecture: Creating value by Informed Goverance, Berlin: Spinger.
Lankhorst M. 2005, Enterprise Architecture at Work: Modelling, Communication,
and Analysis, Berlin: Springer.
Katili EA. 2004. Pengembangan Arsitektur Informasi Perusahaan Aspek Fungsi,
Jaringan, Motivasi, AJB Bumi Putera 1912 [Tesis], Bandung: ITB,
Hal 9.
Konsep dan Strategi Penerapan Program SMA Model SKM-PBKL-PSB (2010),
Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen.
Marimin, Tanjung H, Prabowo H. 2006, Sistem Informasi Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.
Mutyarini K, Sembiring. J, 2006. Arsitektur Sistem Informasi untuk Institusi
Perguruan Tinggi di Indonesia, Prosiding KNTI&K. pp102-107.
Open Group. 2011a, The Open Group Architecture Framework: Architecture
Development Method, http://www.opengroup.org/architecture/togaf9-
doc/arch/, diakses pada Tanggal 11 April 2011.
Open Group. 2011b, The Open Group Architecture Framework,
http://pubs.opengroup.org/architecture/togaf9-doc/arch/chap05.html,
diakses 12 April 2011.
Parizeu Y. 2002,” Enterprise Architecture for complex Government and The
Challenge of Government On-Line in Canada”, Riset Master,
Dalhousie University.
Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar
Nasional Pendidikan. 2005. Jakarta.

92
Setiawan EB. 2009a. Pemilihan EA Framework. Didalam: Seminar Nasional
Aplikasi Teknologi Informasi; Yogyakarta, 20 Juni 2009. Hlm 114 -
118.
Setiawan EB. 2009b. Perancangan Strategis Sistem Informasi IT TELKOM untuk
menuju World Class University. Didalam: Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi: Yogyakarta, 20 Juni 2009. Hlm 97-101.
[SMA Plus PGRI Cibinong]. 2007. Buku Pedoman Mahasiswa, Bogor.
Spewak, Steven H 1992. “Enterprise Architecture Planning : Developing a
Blueprint for data, Application and Technology”, john Wiley and
Sons, Inc.
Surendro K. 2007. Pemanfaatan Enterprise Architecture Planning untuk
Perencanaan Strategis Sistem Informasi, Jurnal Informatika,
Fak. Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra. Vol. 8, No.1: pp1-
9.
Setiady, Rochmanijar. 2000. “Sekilas Architecture Enterprise”.
Sutanta E. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sutedjo B, 2002, Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta:
Andi Offset.
Ugavina N. 2009, Internetworking sebagai suatu infrastruktur Pembangun
Information Superhighway.
Wahyu W. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: UPP (Unit Penerbit
dan Percetakan) AMP YKPN.
Yunis R, Surendro, K. 2008. Pemilihan Metodologi Pengembangan Enterprise
Architecture untuk Indonesia. Prosiding SNIKA. Vol. 3,
No.1:pp A53-A59.
Zachman JA. 1996. The Framework for Enterprise Architecture: background,
description, and utility. Canada: Zachman International, Inc.
Zachman JA. 1997. Enterprise Architecture: The issue of the century, database
programming and design. Canada. Zachman International, Inc.
Zachman JA. 2003. Zachman framework for Enterprise Architecture, Primer for
Enterprise Engineering and Manufacturing, Ed ke-1b, OMG BRWG
RFI: Zachman International, in press.
.2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

93
Lampiran 2 Policy management
Lampiran 3 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan SNP saat ini
Inisial Masa
No Pendidikan Status Usia Jabatan Job description
nama Kerja
 Membentuk tim kerja
1 BT S3 31 th Guru DPk 61 th Kepala Sekolah  Memberi tugas tim kerja
 Memberi arahan teknis
Wakil Kepala  Memantau dan mengontrol
2 AR S2 18 th Guru DPk 46 th
Sekolah Senior  Mengumpulkan dokumen yang terkait SNP
Guru tetap  Melakukan analisis Standar Proses dengan
3 N D3 12 th 45 th Kaur Kurikulum
yayasan (GTY) menginventarisasi perangkat pembelajaran, proses
pembelajaran dan pengawasan pembelajaran.
4 SW S2 9 th Guru DPk 43 th Kaur Kurikulum  Menyusun rencana dan jadwal kerja
 Menggandakan dokumen
Guru tetap Kaur Sarana  Melakukan analisis Standar Sarana Prasarana dengan
5 IS S1 6 th 57 th
yayasan (GTY) prasarana menginventarisasi bangunan, gedung, lahan, ruangan dan
sarana pendukung lainnya.
Guru tetap Kaur Sarana
6 FS S1 11 th 42 th  Menyusun rencana dan jadwal kerja
yayasan (GTY) prasarana
 Menggandakan dokumen
Guru tetap  Melakukan analisis Standar Pendidik dan Tenaga
7 IG S1 11 th 42 th Kaur kesiswaan
yayasan (GTY) Kependidikan dengan menginventarisasi kualifikasi
tenaga pendidik, tenaga kependidikan, tenaga non
Guru tetap Kaur kependidikan
8 SG S1 22 th 47 th
yayasan (GTY) kesiswaan  Menyusun rencana dan jadwal kerja
 Menggandakan dokumen
Guru tetap Pengawas  Melakukan analisis Standar Isi dengan menginventarisasi
9 IK S2 21 th 48 th
yayasan (GTY) pengendali mutu kepemilikan dokumen KTSP, komponen KTSP dan
pengembangan silabus
10 EN S2 23 th Guru DPk 49 th Staff BK
 Menyusun rencana dan jadwal kerja
Inisial Masa
No Pendidikan Status Usia Jabatan Job description
nama Kerja
 Menggandakan dokumen
Guru tetap  Melakukan analisis Standar Pembiayaan dengan
11 SN D3 12 th 45 th Kaur Humas
yayasan (GTY) menginventarisasi rancangan biaya operasional, sumber-
sumber pembiayaan, program dan upaya sekolah
Pegawai tetap menggali dan mengelola dana.
12 PM SMEA 25 th 51 th Staff
yayasan  Menyusun rencana dan jadwal kerja
 Menggandakan dokumen
Pegawai tetap Tim pelaksana  Melakukan analisis Standar Pengelolaan dengan
13 B S1 8 thn 32 th
yayasan IT menginventarisasi pelaksanaan program sekolah,
Pegawai tetap Tim pelaksana pelaksanaan rencana kerja, pengawasan, evaluasi,
14 IC S1 5 th 30 th
yayasan IT kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen
Pegawai tetap  Melakukan analisis Standar Kompetensi Lulusan dengan
15 LH S1 4 th 29 th Kaur Humas
yayasan menginventarisasi kriteria ketuntasan minimal dan
kriteria kelulusan
Guru tetap Tenaga pendidik
16 RK S1 10 th 44 th  Menyusun rencana dan jadwal kerja
yayasan (GTY) bahasa jepang
 Menggandakan dokumen
Guru tetap Tenaga pendidik  Melakukan analisis Standar Penilaian Pendidikan
17 MZ S1 8 th 32 th
yayasan (GTY) bahasa inggris dengan menginventarisasi prinsip penilaian, instrumen
penilaian , dan prosedur penilaian.
Guru tetap Tenaga pendidik
18 IY S1 8 th 30 th  Menyusun rencana dan jadwal kerja
yayasan (GTY) bahasa inggris
 Menggandakan dokumen
Lampiran 4 Identifikasi komponen, aspek, dan indikator SNP

1. Standar Isi
1.1. Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1.1.1. Sekolah memiliki dokumen KTSP yang penyusunannya
dilakukan melalui proses analisis konteks, validasi, dan
rekomendasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
verifikasi dan penanda tanganan oleh Dinas Pendidikan
Propinsi, serta pemberlakuannya disahkan Kepala Sekolah
dengan pertimbangan Komite Sekolah.
1.1.2. Memiliki dokumen KTSP yang berisi visi, misi dan tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan; struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (mata pelajaran,
mulok, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban
belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan kelulusan,
penjurusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global, kalender pendidikan,
dan silabus.
1.2. Dokumen Silabus
1.2.1. Memiliki dokumen hasil pengkajian substansi SK/KD pada
Standar Isi
1.2.2. Memiliki dokumen hasil pemetaan Standar Isi untuk
analisis SK/KD
1.2.3. Memiliki berbagai panduan dan contoh silabus yang
dikembangkan oleh Pusat sebagai referensi dalam
penyusunan silabus yang dilakukan secara mandiri.
1.2.4. Memiliki dokumen Silabus yang memuat pengalaman
belajar yang luas mencakup seluruh mata pelajaran, yang
dikembangkan melalui proses penjabaran SK/KD menjadi
Indikator, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan jenis
penilaian.

124
2. Standar Kompetensi Lulusan
2.1 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
2.1.1 Memiliki KKM berdasarkan hasil analisis kompleksitas
materi, analisis intake siswa, dan analisis daya dukung.
2.1.2 Menetapakan pencapaian rata-rata KKM peserta didik per
mata pelajaran termasuk Student Day dan Kopasus IT
2.2 Kriteria Lulusan
2.2.1 Kriteria lulusan Ujian Sekolah (US) minimal sama dengan
KKM setiap mata pelajaran
2.2.2 Persentase lulusan 100%
2.2.3 Persentase lulusan yang diterima di Perguruan Tingg≥i
75%
3. Standar Proses
3.1. Perencanaan Proses Pembelajaran
3.1.1. Memiliki dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) semua mata pelajaran yang memuat identitas mata
pelajaran, SK, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil
belajar, dan sumber belajar.
3.1.2. RPP merupakan penjabaran silabus dan disusun untuk
setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih dengan memasukkan keunggulan
lokal pada mata pelajaran yang relevan.
3.1.3. Tersedia bahan ajar dalam bentuk (termasuk bahan ajar
PBKL) : Bahan cetak (modul, hand out, LKS, dll); Audio,
visual, audio visual; Bahan ajar berbasis TIK/multi media
(CD interaktif, computer based).
3.2. Pelaksanaan proses pembelajaran
3.2.1. Pelaksanaan proses pembelajaran memenuhi persyaratan
rombongan belajar (32 peserta didik), beban kerja minimal
pendidik (24 jam tatap muka/minggu), rasio minimal

125
jumlah peserta didik terhadap guru 20:1, dan buku teks
pelajaran (rasio buku teks untuk peserta didik 1:1 per mapel
dalam proses pembelajaran).
3.2.2. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
RPP.
3.2.3. Menyusun jadwal pemanfaatan laboratorium untuk kegiatan
diluar jadwal rutin.
3.2.4. Memiliki penasehat akademik yang dapat mendeteksi
potensi peserta didik (bisa dengan tes bakat disertai data
prestasi belajar), memberikan bimbingan akademik,
membantu memecahkan masalah peserta didik.
3.2.5. Menyusun dan melaksanakan program remedi sepanjang
semester.
3.2.6. Menerapkan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK).
3.3. Pengawasan proses pembelajaran
3.3.1. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pemantauan
proses pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian hasil pembelajaran dengan cara diskusi
kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman,
wawancara, dan dokumentasi.
3.3.2. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan supervisi proses
pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran dengan cara pemberian contoh,
diskusi, pelatihan, dan konsultasi
3.3.3. Sekolah melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan cara
membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan
guru dengan standar proses, dan mengidentifikasi kinerja
guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi
guru.
3.3.4. Guru memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan proses pembelajaran (remedial dan pengayaan).

126
3.3.5. Memiliki laporan hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan
evaluasi proses pembelajaran dan dilaporkan kepada
pemangku kepentingan.
3.3.6. Memberikan penguatan dan penghargaan kepada guru yang
telah memenuhi standar dan teguran yang bersifat mendidik
kepada guru yang belum memenuhi standar.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4.1 Tenaga pendidik
4.1.1 Lebih dari 75% guru berkualifikasi akademik minimum
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)
4.1.2 Lebih dari 75% guru berlatar belakang pendidikan tinggi
dengan program pendidikan sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan.
4.1.3 Lebih dari 75% guru bersertifikat profesi guru
4.2 Tenaga kependidikan
4.2.1 Tenaga kependidikan sekurang-kurangnya terdiri atas
kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan,
tenaga laboratorium
4.2.2 Seluruh tenaga kependidikan memenuhi kualifikasi
akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai
termasuk Student Day dan Pembina Kopasus IT.
4.3 Tenaga layanan khusus
4.3.1 Satuan pendidikan memiliki tenaga layanan khusus meliputi
penjaga sekolah. tenaga kebersihan, pengemudi, tukang
kebun, dan pesuruh.
5. Standar Sarana Prasarana
5.1 Satuan pendidikan
5.1.1 Memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27
rombongan belajar
5.2 Lahan
5.2.1 Luas lahan sekolah memenuhi rasio minimum luas lahan
terhadap peserta didik (m²/ peserta didik)

127
5.2.2 Lokasi sekolah berada pada lahan yang memenuhi
persyaratan standar dalam kesehatan, keamanan dan
lingkungan
5.2.3 Lahan memiliki status hak atas tanah, dan memiliki izin
pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai peraturan
undamg-undang yang berlaku untuk jangka waktu 20 tahun.
5.3 Bangunan Gedung
5.3.1 Bangunan gedung memnuhi rasio minimum luas lantai
terhadap peserta didik (m²/ peserta didik)
5.3.2 Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan,
kesehatan, menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, kenyamanan, sistem keamanan, dan
tersedia instalasi listrik sesuai kebutuhan (minimum 1300
watt).
5.3.3 Bangunan secara berkala dilakukan pemeliharaan baik
ringan maupun berat
5.4 Ruang kelas
5.4.1 Semua rombongan belajar mempunyai kelas
5.4.2 Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik dengan
rasio minimum luas ruang kelas 2 m²/ peserta didik
5.4.3 Ruang kelas dilengkapi sarana prasarana meliputi perabot
(kursi dan meja peserta didik, kursi dan meja guru, lemari,
dan papan pajang), papan tulis, dan perlengkapan lain
5.5 Ruang perpustakaan
5.5.1 Luas minimum sama dengan luas satu ruang kelas
5.5.2 Ruang perpustakaan dilengkapi sarana meliputi buku,
perabot, media pendidikan, dan perlengkapan lain
5.5.3 Memiliki sistem informasi manajemen perpustakaan
berbasis TIK
5.6 Laboratorium biologi
5.6.1 Ruang laboratorium dapat menmpung minimum 1
rombongan belajar

128
5.6.2 Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta didik.
Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari
20 orang, luas minimum 48 m² termasuk ruang persiapan
dan penyimpanan 18 m².
5.6.3 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot,
peralatan pendidikan (alat peraga, alat dan bahan
percobaan), media pendidikan, bahan abis pakai,
perlengkapan lain
5.7 Laboratorium fisika
5.7.1 Ruang laboratorium dapat menmpung minimum 1
rombongan belajar
5.7.2 Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1
rombongan belajar
5.7.3 Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m²./peserta didik.
Rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20
orang, luas minimum 48 m². termasuk ruang persiapan dan
penyimpanan 18 m².
5.7.4 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot,
peralatan pendidikan (alat peraga, alat dan bahan
percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain.
5.8 Laboratorium kimia
5.8.1 Ruang laboratorium dapat menmpung minimum 1
rombongan belajar
5.8.2 Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1
rombongan belajar
5.8.3 Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m²/peserta didik.
Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari
20 orang, luas minimum 48 m² termasuk ruang persiapan
dan penyimpanan 18 m².
5.8.4 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot
termasuk almari asam dan almari alat, peralatan pendidikan

129
(alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan,
perlengkapan lain.
5.9 Laboratorium komput er
5.9.1 Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1
rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2
orang
5.9.2 Rasio minimum luas ruang laboratorium 2 m²/peserta didik
5.9.3 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot,
peralatan pendidikan (alat peraga, alat dan bahan
percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain.
5.9.4 Ruang laboratorium memiliki fasilitas pencahayaan dan
pendingin ruangan memadai yang disesuaikan dengan
kondisi/kemampuan.
5.9.5 Memiliki komputer minimal 20 unit yang terhubung dengan
internet.
5.9.6 Komputer terkoneksi dengan jaringan LAN.
5.10 Laboratorium bahasa
5.10.1 Komputer terkoneksi dengan jaringan LAN.
5.10.2 Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1
rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2
orang
5.10.3 Rasio minimum luas ruang laboratorium 2 m²/peserta didik
5.10.4 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot,
peralatan pendidikan (alat peraga, alat dan bahan
percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain.
5.11 Departemen Teknologi Informasi
5.11.1 Memiliki ruangan untuk divisi RPL, Multimedia, dan TKJ
5.11.2 Memiliki minimal 2 komputer setiap ruangan yang
terhubung internet
5.11.3 Memiliki ruang rapat, ruang server, dan warbelsera (warung
belajar serba ada)

130
5.12 Ruang pimpinan
5.12.1 Luas minimum 12 m² dan lebar minimum 3m
5.12.2 Mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah
5.12.3 Ruang pimpinan dilengkapi sarana meliputi perabot,
telekomunikasi, komputer, internet dan perlengkapan lain
5.13 Ruang guru
5.13.1 Rasio minimum luas ruang 4 m² /pendidik, luas minimum
72 m².
5.13.2 Mudah dicapai dari halaman sekolah atau dari luar
lingkungan sekolah dan dekat dengan ruang pimpinan
5.13.3 Ruang guru dilengkapi sarana meliputi perabot,
telekomunikasi, komputer, internet dan perlengkapan lain
5.13.4 Pengaturan ruang guru memungkinkan untuk mobilitas
MGMP rumpun mata pelajaran dan memberikan layanan
konsultasi akademik siswa.
5.14 Ruang tata usaha
5.14.1 Rasio minimum luas ruang 4 m²/petugas dan luas minimum
16 m².
5.14.2 Mudah dicapai dari halaman sekolah atau dari luar
lingkungan sekolah dan dekat dengan ruang pimpinan
5.14.3 Ruang tata usaha dilengkapi sarana meliputi perabot, dan
perlengkapan lain
5.15 Tempat beribadah
5.15.1 Luas minimum 12 m².
5.15.2 Tempat ibadah dilengkapi sarana meliputi perabot, dan
perlengkapan lain
5.16 Ruang konseling
5.16.1 Luas minimum 9 m².
5.16.2 Ruang koseling dapat memberikan kenyamanan suasana
dan menjamin privasi peserta didik
5.16.3 Ruang dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan
konseling dan perlengkapan lain

131
5.17 Ruang UKS
5.17.1 Luas minimum 12 m².
5.17.2 Ruang dilengkapi sarana meliputi perabot dan perlengkapan
lain.
5.18 Jamban
5.18.1 Luas minimum 9 m².
5.18.2 Ruang dilengkapi sarana meliputi perabot.
5.19 Gudang
5.19.1 Luas minimum 21 m².
5.19.2 Gudang dilengkapi sarana perabot
5.19.3 Berfungsi sebagai ruang penyimpanan alat–alat olah raga,
alat–alat kesenian/keterampilan, dan alat–alat/bahan
lainnya.
5.20 Ruang sirkulasi
5.20.1 Tersedia ruang sirkulasi sebagai tempat penghubung antar
ruang dalam bangunan sekolah dan sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial
peserta didik di luar jam pelajaran
5.21 Tempat bermain/ olahraga
5.21.1 Luas minimum 3 m²/ peserta didik
5.21.2 Tempat bermain/berolahraga berupa ruang terbuka sebagian
ditanami pohon penghijauan
5.21.3 Dilengkapi dengan sarana yang meliputi peralatan
pendidikan, perlengkapan lain
5.22 Kebersihan dan keindahan
5.22.1 Semua lahan, bangunan/gedung, sarana dan prasarana
lainnya tertata rapih,terpelihara, dan dalam keadaan bersih,
aman dan nyaman
6. Standar Pengelolaan
6.1 Perencanaan program
6.1.1 Sosialiasi visi, misi, dan tujuan sekolah

132
6.1.2 Memiliki dokumen Rencana Kerja Jangka Menengah
(RKJM)
6.1.3 Memiliki Rencana Kerja Tahunan yang dinyatakan dalam
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S)
6.1.4 Rencana kerja Tahunan memuat ketentuan yang jelas
mengenai kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana,
keuangan dan pembiayaan, budaya dan lingkungan sekolah,
kemitraan.
6.2 Pelaksanaan rencana kerja
6.2.1 Memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek
pengelolaan secara tertulis berupa: KTSP, kalender
pendidikan, struktur organisasi, pembagian tugas pendidik
dan tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata tertib
sekolah, kode etik sekolah, biaya operasional sekolah.
6.2.2 Memiliki struktur organisasi sekolah berisi tentang
penyelenggaraan dan administrasi
6.2.3 Melaksanakan program kerja tahunan
6.2.4 Menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan
operasional proses penerimaan peserta didik, melakukan
orientasi peserta didik baru, layanan konseling, pembinaan
prestasi unggulan, pelacakan terhadap alumni
6.2.5 Melaksanakan KTSP, kalender pendidikan, program
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan peraturan
akademik
6.2.6 Melaksanakan program pengelolaan pendaya gunaan
pendidik dan tenaga kependidikan meliputi pembagian
tugas, sistem penghargaan, pengembangan profesi, promosi,
dan mutasi.
6.2.7 Melaksanakan program pengelolaan sarana prasarana
6.2.8 Melaksanakan pengelolaan pembiayaan

133
6.3 Pengawasan
6.3.1 Memiliki program pengawasan pengelolaan sekolah
meliputi pemanauan, supervisi, dan pelaporan
6.3.2 Komite sekolah melakukan pemantauan pengelolaan
sekolah.
6.3.3 Supervisi kepala sekolah dan pengawas secara teratur
6.3.4 Pendidik melaporkan hasil penilaian dan evaluasi setiap
akhir semester kepada kepala sekolah dan orang tua peserta
didik
6.3.5 Tenaga kependidikan melaporakan pelaksanaan teknis dan
tugas masing-masing pada kahir semester ke kepala sekolah
6.3.6 Kepala sekolah melaporkan hasil evaluasi ke komite
sekolah dan pihak yang terkait
6.4 Evaluasi
6.4.1 Melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah untuk
mengukur, menilai kinerja, dan melakukan perbaikan
6.4.2 Melakukan evaluasi proses pembelajaran secara periodik
6.4.3 Melakukan evaluasi program kerja tahunan
6.4.4 Melakukan evaluasi keterlaksanaan dan pengembangan
KTSPsecara berkala
6.4.5 Melakukan evaluasi pendaya gunaan pendidik dan tenaga
kependidikan
6.5 Sistem Informasi (SI)
6.5.1 Menerapkan SI untuk mendukung administrasi pendidikan
yang efektif, efisien, dan akuntabel
6.5.2 Menyediakan fasilitas informasi yang efisien, efektif, dan
mudah diakses
6.5.3 Menugaskan pendidik atau tenaga kependidikan untuk
melayani permintaan informasi maupun pemberian
informasi
6.5.4 Melaporkan data informasi satuan pendidikan yang telah
didokumentasikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten

134
6.6 Departemen Teknologi Informasi
6.6.1 Melakukan maintenance teknologi informasi
6.6.2 Melakukan pembinaan terhadap anggota KOPASUS IT

7. Standar Pembiayaan
7.1 Jenis pembiayaan
7.1.1 Sekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya
investasi: penyedian sarana prasaran, pengembangan
sumber daya, dan modal kerja tetap
7.1.2 Sekolah mengalokasikan biaya operasi meliputi gaji
pendidik dan tenaga kependidikan, bahan dan peralatan
habis pakai, biaya operasi tidak langsung berupa daya, air,
maintenance, jasa telekomunikasi, transportasi, kosumsi,
pajak, dan asuransi.
7.1.3 Sekolah mengalokasikan biaya personal yang meliputi
biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik
7.2 Sumber pembiayaan
7.2.1 Memiliki program dan upaya sekolah menggali dan
mengelola sumber dana dari berbagai sumber
7.3 Pelaporan
7.3.1 Membuat laporan pertanggung jawaban secara akuntabel
dan transparan
8. Standar Penilaian Pendidikan
8.1 Prinsip penilaian
8.1.1 Pendidik memiliki program penilaian, remedial, dan
pengayaan untuk semua mata pelajaran
8.1.2 Menetapkan dan melaksanakan petunjuk pelaksanaan
operasional yang menyampaikan mekanisme penyampaian
ketidak puasanpeserta didik
8.1.3 Semua RPP mencantumkan kegiatan dan program penilaian

135
8.2 Teknik dan instrumen penilaian
8.2.1 Teknik penilaian dilakukan sesuai KD yang harus dikuasai
siswa, dapat berupa tes tertulis, praktek, tugas perorangan
dan kelompok
8.2.2 Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik
memenuhi persyaratan substansi (mempresentasikan
kompetensi penilaian), konstruksi, dan bahasa yang baik.
8.3 Mekanisme dan prosedur penelitian
8.3.1 Mengembangkan program penilaian
8.3.2 Melakukan penilaian siswa pada pertengahan dan akhir
semester
8.3.3 Melakukan penilaian internal semua pelajaran yang tidak
dites dalam Ujian Nasional (UN)
8.3.4 Pendidik mata pelajaran agama melakukan penilaian akhlak
mulia dari kelompok pelajaran agama dan ahlak mulia.
8.3.5 Pendidik mata pelajaran kewarga negaraan melakukan
penilaian kepribadian
8.3.6 Menerbitkan surat keterangan keikut sertaan peserta didik
dalam kegiatan pengembangan diri
8.3.7 Seluruh pendidik mata pelajaran menginformasikan hasil
ulangan harian
8.3.8 Seluruh pendidik memberikan remedial kepada peserta
didik yang belum mencapai KKM
8.3.9 Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan
disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian
kompetensi mata pelajaran.
8.4 Penilaian oleh pendidik
8.4.1 Pendidik menginformasikan silabus mata pelajaran kepada
peserta didik
8.4.2 Pendidik mengembangkan instrumen dan pedoman
penilaian

136
8.4.3 Pendidik melaksanakan tes, pengamatan, penugasan yang
diperlukan sesuai RPP
8.4.4 Pendidik mengolah hasil penilaian untuk mengetahui
kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik
8.4.5 Pendidik memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan
pembelajaran
8.5 Penilaian oleh satuan pendidikan
8.5.1 Menetapkan dan mendokumentasikan KKM setiap mata
pelajaran, kriteria, kenaikan kelas, dan kelulusan peserta
didik
8.5.2 Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika,
jasmani, olahraga, dan kesehatan melalui rapat dewan
pendidik
8.5.3 Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama,
ahlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian melalui
rapat dewan pendidik

137
Lampiran 5 Identifikasi fungsi bisnis SNP

1. Standar Isi
1.1. Memiliki dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1.2. Memiliki dokumen Silabus
2. Standar Kompetensi Lulusan
2.1 Menetapkan rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran,
Student Day dan Kopasus IT
2.2 Pendataan lulusan yang diterima di perguruan tinggi
3. Standar Proses
3.1. Memiliki dokumen RPP
3.2. Memiliki bahan ajar
3.3. Penetapan rombongan belajar
3.4. Penetapan beban kerja minimal pendidik
3.5. Ratio jumlah pendidik dan peserta didik
3.6. Penyusunan jadwal pemanfaatan laboratorium
3.7. Melakukan pengawasan dan pemantauan proses pembelajaran
3.8. Memiliki laporan kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi
proses pembelajaran
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4.1 Menetapkan kualifikasi akademik pendidik dan tenaga
kependidikan
4.2 Menetapkan kesesuaian kualifikasi akademik dengan mata
pelajaran
4.3 Memiliki tenaga layanan khusus
5. Standar Sarana Prasarana
5.1 Inventaris properti sekolah
5.2 Inventaris kelengkapan sekolah
5.3 Inventaris kelengkapan KBM
5.4 Inventaris kelengkapan Teknologi Informasi (TI)

138
6. Standar Pengelolaan
6.1 Pengelolaan rencana kerja
6.2 Penetapan kalender akademik
6.3 Pengelolaan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan
6.4 Pengelolaan jadwal mata pelajaran
6.5 Pengelolaan penerimaan peserta didik baru
6.6 Pengelolaan bimbingan akademik
6.7 Pelacakan terhadap alumni
6.8 Penilaian hasil belajar peserta didik
6.9 Penetapan sistem penghargaan
6.10 Pengelolaan sertifikasi profesi
6.11 Pengelolaan mutasi
6.12 Pengelolaan promosi
6.13 Pembuatan laporan hasil evaluasi pengelolaan akademik
6.14 Pengelolaan kegiatan Student Day
6.15 Pengelolaan Kopasus IT
7. Standar Pembiayaan
7.1 Mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya investasi
7.2 Mengalokasikan biaya operasi
7.3 Mengalokasikan biaya personal
7.4 Pengelolaan sumber dana
7.5 Laporan pertanggung jawaban pembiayaan
8. Standar Penilaian Pendidikan
8.1 Memiliki program penilaian, remedial, dan pengayaan
8.2 Pengelolaan angket peserta didik tentang kinerja pendidik
8.3 Pengelolaan ujian tengah semester dan akhir semester
8.4 Pengelolaan nilai akhlak mulia dan kepribadian
8.5 Pembuatan surat keterangan keikut sertaan pengembangan diri
peserta didik
8.6 Pembuatan serta distribusi ijazah dan raport

139
Lampiran 6 Pemetaan identifikasi fungsi bisnis SNP terhadap area fungsional sekolah

No Area Fungsional Fungsi bisnis SNP


Penerimaan peserta  Penerimaan peserta didik baru
1
didik baru
 Memiliki dokumen KTSP
 Memiliki dokumen Silabus
 Menetapkan rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran, Student day, dan
Kopasus IT
 Memiliki dokumen RPP
 Memiliki bahan ajar
 Penetapan rombongan belajar
 Penetapan beban kerja minimal pendidik
 Ratio jumlah pendidik dan peserta didik
 Penyusunan jadwal pemanfaatan laboratorium
Operasional
2  Melakukan pengawasan dan pemantauan proses pembelajaran
akademik
 Memiliki laporan kegiatan, pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses
pembelajaran.
 Pengelolaan rencana kerja
 Penetapan kalender akademik
 Pengelolaan jadwal mata pelajaran
 Pengelolaan bimbingan akademik
 Penilaian hasil belajar peserta didik
 Pembuatan laporan hasil evaluasi pengelolaan akademik
 Pengelolaan kegiatan Student day
 Memiliki program penilaian, remedial, dan pengayaan
No Area Fungsional Fungsi bisnis SNP
 Pengelolaan angket peserta didik terhadap kinerja pendidik
 Pengelolaan ujian tengah semester dan akhir semester
 Pengelolaan nilai akhlak mulia dan kpribadian
 Pembuatan surat keterangan keikutsertaan pengembangan diri peserta didik
 Pembuatan serta distribusi ijazah dan raport

Penglepasan peserta  Pendataan lulusan yang diterima di perguruan tinggi


3
didik (alumni)  Pelacakan terhadap alumni
 Inventaris properti sekolah
Manajemen sarana  Inventaris kelengkapan sekolah
4
prasarana  Inventaris kelengkapan KBM

 Menetapkan kualifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan


 Menetapkan kesesuaian kualifikasi akademik dengan mata pelajaran
 Pengelolaan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan
Manajemen  Memiliki tenaga layanan khusus
5
kepegawaian  Penetapan sistem penghargaan
 Pengelolaan sertifikasi profesi
 Pengelolaan mutasi
 Pengelolaan promosi
 Inventaris kelengkapan TI
Pengelolaan
6
teknologi informasi  Pengelolaan KOPASUS IT

Manajemen  Mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya investasi


7
keuangan  Mengalokasikan biaya operasi
No Area Fungsional Fungsi bisnis SNP
 Mengalokasikan biaya personal
 Pengelolaan sumber dana
 Laporan pertanggung jawaban keuangan
Lampiran 7 Matriks Relasi Fungsi Bisnis terhadap Unit Organisasi

Kaur Kurikulum

Kaur Kesiswaan
Wakasek senior
Kepala Sekolah

Pengawas pengendali
Departemen TI
Unit organisasi

Kaur Humas

Kaur Sarana

Pustakawan
Tata Usaha
Bimbingan

Wali kelas
Konseling
Koperasi

Pendidik

Laboran
mutu
No

Fungsi bisnis

1 Penerimaan peserta didik baru 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3


2 Memiliki dokumen KTSP 1 2 2 3 3 3 2 3
3 Memiliki dokumen Silabus 1 2
Menetapkan rata-rata KKM
4 2 1
peserta didik per mata pelajaran
5 Memiliki dokumen RPP 2 1
6 Memiliki dokumen bahan ajar 1 2 2 2 3
7 Penetapan rombongan belajar 1 2 2 2 2
Penetapan beban kerja minimal
8 1
pendidik
Ratio jumlah pendidik dan
9 1 2
peserta didik
Penyusunan jadwal pemanfaatan
10 2 1 2 2 2
laboratorium
Melakukan pengawasan dan
11 pemantauan proses 1 2
pembelajaran
Memiliki laporan kegiatan
12 1 2
pemantauan, supervisi, dan

Keterangan:
1 = memiliki tanggung jawab besar dan merupakan pembuat keputusan suatu fungsi
2 = terlibat penuh terhadap suatu fungsi bisnis
3 = terlibat sebagian terhadap suatu fungsi bisnis
Kaur Kurikulum

Kaur Kesiswaan
Wakasek senior
Kepala Sekolah

Pengawas pengendali
Departemen TI
Unit organisasi

Kaur Humas

Kaur Sarana

Pustakawan
Tata Usaha
Bimbingan

Wali kelas
Konseling
Koperasi

Pendidik

Laboran
mutu
No
Fungsi bisnis

evaluasi proses pembelajaran


13 Pengelolaan rencana kerja 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
14 Penetapan kalender akademik 1
Pengelolaan jadwal mata
15 2 1
pelajaran
Pengelolaan bimbingan
16 2 1 2
akademik
Penilaian hasil belajar peserta
17 1
didik
Pembuatan laporan hasil
18 2 1
evaluasi pengelolaan akademik
Pengelolaan kegiatan Student
19 2 2 1 3
day
Memiliki program penilaian,
20 1 2 2
remedial, dan pengayaan
Pengelolaan angket peserta didik
21 1
tentang kinerja pendidik
Pengelolaan ujian tengah
22 1 3 2
semester dan akhir semester
Pengelolaan nilai akhlak mulia
23 2 2 1
dan kepribadian

Keterangan:
1 = memiliki tanggung jawab besar dan merupakan pembuat keputusan suatu fungsi
2 = terlibat penuh terhadap suatu fungsi bisnis
3 = terlibat sebagian terhadap suatu fungsi bisnis
Kaur Kurikulum

Kaur Kesiswaan
Wakasek senior
Kepala Sekolah

Pengawas pengendali
Departemen TI
Unit organisasi

Kaur Humas

Kaur Sarana

Pustakawan
Tata Usaha
Bimbingan

Wali kelas
Konseling
Koperasi

Pendidik

Laboran
mutu
No
Fungsi bisnis

Pembuatan surat keterangan


24 keikutsertaan pengembangan 1 2 3
diri peserta didik
Pembuatan serta distribusi raport
25 1 2
dan ijazah
Pendataan lulusan yang diterima
26 2 1 3 3
di perguruan tinggi
27 Pelacakan terhadap alumni 1 2
28 Inventaris properti sekolah 1 2 3
29 Inventaris kelengkapan sekolah 1 3 2 3 3 3
30 Inventaris kelengkapan KBM 3 1 3 2 3
Menetapkan kualifikasi
31 akademik pendidik dan tenaga 1 2 3 3 3
kependidikan
Menetapkan kesesuaian
32 kualifikasi akademik dengan 1 2
mata pelajaran
Pengelolaan pembagian tugas pendidik
33 dan tenaga kependidikan
1 2 2
34 Memiliki tenaga layanan khusus 2 1
35 Penetapan sistem penghargaan 1 2 2 3

Keterangan:
1 = memiliki tanggung jawab besar dan merupakan pembuat keputusan suatu fungsi
2 = terlibat penuh terhadap suatu fungsi bisnis
3 = terlibat sebagian terhadap suatu fungsi bisnis
Kaur Kurikulum

Kaur Kesiswaan
Wakasek senior
Kepala Sekolah

Pengawas pengendali
Departemen TI
Unit organisasi

Kaur Humas

Kaur Sarana

Pustakawan
Tata Usaha
Bimbingan

Wali kelas
Konseling
Koperasi

Pendidik

Laboran
mutu
No
Fungsi bisnis

36 Pengelolaan sertifikasi profesi 1 2


37 Pengelolaan mutasi 1 2 3 2 2
38 Pengelolaan promosi 1 2
39 Inventaris kelengkapan TI 2 2 2 1
40 Pengelolaan Kopasus TI 2 2 1
Mengalokasikan biaya
41 1 2 3 3 2
pendidikan untuk investasi
42 Mengalokasikan biaya operasi 1 2 3 2
43 Mengalokasikan biaya personal 1 2 3 2 2
44 Pengelolaan sumber dana 1 2 3 2 2 2
Pembuatan laporan pertanggung
45 jawaban pembiayaan
1 2 2

Keterangan:
1 = memiliki tanggung jawab besar dan merupakan pembuat keputusan suatu fungsi
2 = terlibat penuh terhadap suatu fungsi bisnis
3 = terlibat sebagian terhadap suatu fungsi bisnis
Lampiran 8 List tabel dalam aplikasi SMS Gateaway
No Nama Tabel Nama Field Keterangan
1 Aggt_Kmnts_Sklh ID_customer Tabel untuk menyimpan data
Nama anggota komunitas sekolah
MSISDN (peserta didik, pendidik, wali,
Group orangtua, staff)
Tipe_anggota
Relasi_siswa_orangtua
NIS
Pekerjaan
Provinsi
Kota
Jenis_kelamin
Tanggal_ulangtahun
Tanggal_masuk_sekolah
Agama
Alamat
Kode_pos
2 Thn_ajrn_smstr ID_customer Tabel untuk data tahun ajaran
Tahun dan semester yang aktif
Semester (berjalan saat ini)
Status
3 Dta_kls ID_customer Tabel untuk menyimpan data
Tahun kelas
Semester
Kelas
Kelas_name
No Nama Tabel Nama Field Keterangan
4 Dta_Mt_pljrn ID_customer Tabel untuk menyimpan data
Mata_pelajaran mata pelajaran
Singkatan_mapel
5 Tpe_ujn ID_customer Tabel untuk menyimpan data
Jenis_ulangan tipe ujian/ nilai
Singkatan_jenis_ulangan
6 Dta_dftr_ujn ID_Customer Tabel untuk menyimpan data
Mata_pelajaran daftar ujian dan daftar nilai
Tipe_ujian ujian
Tanggal
Nilai
7 Dta_absn ID_customer Tabel untuk menyimpan data
Periode_absen kehadiran peserta didik
Start_date
End_date
Hadir
Ijin
Alpa
Sakit
Terlambat
Lampiran 9 List tabel dalam aplikasi e-learning
No Nama Tabel Nama Field Keterangan
1 mata_pelajaran Id_mk Tabel untuk
nm_mk menyimpan data
deskripsi mata pelajaran
silabus
2 materi idmateri Tabel untuk
idmk menyimpan data
nm_materi materi pembelajaran
isi_materi
file
3 kelas Id_kel Tabel untuk
Id_mk menyimpan data
Id_dos kelas
kode_akses
tgl_mulai
4 agenda id_agenda Tabel untuk
id_kel menyimpan data
mm_agenda agenda kelas
isi_agenda
tgl_mulai
tgl_akhir
5 kelas_ materi id_materi Tabel untuk
id_kel menyimpan data
nm_materi materi kelas
isi_materi
file
6 pengguna Id_pengguna Tabel untuk
User_name menyimpan data
Kota pengguna
email

149
Lampiran 10 Matriks Relasi Fungsi Bisnis terhadap Aplikasi Saat Ini

Unit organisasi
SMS
No E-learning
Gateaway
Fungsi bisnis

1 Penerimaan peserta didik baru


2 Memiliki dokumen KTSP X
3 Memiliki dokumen Silabus X
4 Menetapkan rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran X
5 Memiliki dokumen RPP X
6 Memiliki dokumen bahan ajar X
7 Penetapan rombongan belajar
8 Penetapan beban kerja minimal pendidik
9 Ratio jumlah pendidik dan peserta didik
10 Penyusunan jadwal pemanfaatan laboratorium
11 Melakukan pengawasan dan pemantauan proses pembelajaran
Memiliki laporan kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi
12 X
proses pembelajaran
Unit organisasi
SMS
No E-learning
Gateaway
Fungsi bisnis

13 Pengelolaan rencana kerja


14 Penetapan kalender akademik
15 Pengelolaan jadwal mata pelajaran
16 Pengelolaan bimbingan akademik
17 Penilaian hasil belajar peserta didik X X
18 Pembuatan laporan hasil evaluasi pengelolaan akademik X
19 Pengelolaan kegiatan Student day
20 Memiliki program penilaian, remedial, dan pengayaan X X
21 Pengelolaan angket peserta didik tentang kinerja pendidik X
22 Pengelolaan ujian tengah semester dan akhir semester X
23 Pengelolaan nilai akhlak mulia dan kepribadian
Pembuatan surat keterangan keikutsertaan pengembangan diri
24
peserta didik
25 Pembuatan serta distribusi raport dan ijazah
Unit organisasi
SMS
No E-learning
Gateaway
Fungsi bisnis

26 Pendataan lulusan yang diterima di perguruan tinggi


27 Pelacakan terhadap alumni
28 Inventaris properti sekolah
29 Inventaris kelengkapan sekolah
30 Inventaris kelengkapan KBM
Menetapkan kualifikasi akademik pendidik dan tenaga
31
kependidikan
Menetapkan kesesuaian kualifikasi akademik dengan mata
32
pelajaran
33 Pengelolaan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan
34 Memiliki tenaga layanan khusus
35 Penetapan sistem penghargaan
36 Pengelolaan sertifikasi profesi
37 Pengelolaan mutasi
Unit organisasi
SMS
No E-learning
Gateaway
Fungsi bisnis

38 Pengelolaan promosi
39 Inventaris kelengkapan TI
40 Pengelolaan Kopasus TI
41 Mengalokasikan biaya pendidikan untuk investasi
42 Mengalokasikan biaya operasi
43 Mengalokasikan biaya personal
44 Pengelolaan sumber dana
45 Pembuatan laporan pertanggung jawaban pembiayaan
Lampiran 11 Analisis Kandidat Aplikasi

No Fungsi bisnis SNP Kandidat aplikasi


1  Penerimaan peserta didik baru  Aplikasi penerimaan peserta didik baru
 Memiliki dokumen KTSP
 Memiliki dokumen Silabus
2  Aplikasi dokumen KTSP
 Memiliki dokumen RPP
 Memiliki bahan ajar
 Menetapkan rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran,  Aplikasi rata-rata KKM peserta didik
3
Student day, dan Kopasus IT
 Penetapan rombongan belajar  Aplikasi penetapan rombongan belajar
4
 Ratio peserta didik
 Penetapan beban kerja minimal pendidik  Aplikasi beban kerja minimal pendidik
5
 Ratio jumlah pendidik
6  Penyusunan jadwal pemanfaatan laboratorium  Aplikasi jadwal laboratorium
 Melakukan pengawasan dan pemantauan proses pembelajaran
 Memiliki laporan kegiatan, pemantauan, supervisi, dan evaluasi
proses pembelajaran.
7  Aplikasi evaluasi KBM
 Pembuatan laporan hasil evaluasi pengelolaan akademik
 Pembuatan surat keterangan keikutsertaan pengembangan diri
peserta didik
8  Pengelolaan rencana kerja  Aplikasi rencana kerja
9  Penetapan kalender akademik  Aplikasi kalender akademik
10  Pengelolaan jadwal mata pelajaran  Aplikasi jadwal mata pelajaran
No Fungsi bisnis SNP Kandidat aplikasi
11  Pengelolaan bimbingan akademik  Aplikasi bimbingan akademik
 Penilaian hasil belajar peserta didik
12  Aplikasi penilaian
 Pengelolaan nilai akhlak mulia dan kpribadian
13  Pengelolaan kegiatan Student day  Aplikasi pengelolaan Student Day
 Aplikasi program penilaian, remedial,
14  Memiliki program penilaian, remedial, dan pengayaan
dan pengayaan
15  Pengelolaan angket peserta didik terhadap kinerja pendidik  Aplikasi angket pendidik
16  Pengelolaan ujian tengah semester dan akhir semester  Aplikasi jadwal ujian
17  
18  Pembuatan serta distribusi ijazah dan rapor  Aplikasi pembuatan raport
19  Pendataan lulusan yang diterima di perguruan tinggi  Apkikasi pengelolaan lulusan
20  Pelacakan terhadap alumni  Aplikasi pelacakan alumni
 Inventaris properti sekolah
 Inventaris kelengkapan sekolah
20  Aplikasi sarana prasarana
 Inventaris kelengkapan KBM
 Inventaris kelengkapan TI
 Menetapkan kualifikasi akademik pendidik dan tenaga
kependidikan
21  Menetapkan kesesuaian kualifikasi akademik dengan mata  Aplikasi kualifikasi pegawai
pelajaran
 Memiliki tenaga layanan khusus
22  Pengelolaan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan  Aplikasi pembagian tugas pegawai
23  Penetapan sistem penghargaan  Aplikasi sistem penghargaan pegawai
No Fungsi bisnis SNP Kandidat aplikasi
24  Pengelolaan sertifikasi profesi  Aplikasi sertifikasi profesi
25  Pengelolaan mutasi  Aplikasi mutasi pegawai
26  Pengelolaan promosi  Aplikasi promosi
27  Pengelolaan KOPASUS IT  Aplikasi pengelolaan Kopasus IT
 Mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya investasi
28  Mengalokasikan biaya operasi  Aplikasi pembiayaan
 Mengalokasikan biaya personal
30  Pengelolaan sumber dana  Aplikasi pendanaan
31  Laporan pertanggung jawaban keuangan  Aplikasi pelaporan keuangan
32  Aplikasi pelaporan akademik
Lampiran 12 Deskripsi modul aplikasi
Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi penerimaaan peserta didik baru
No 1.1
Nama Modul aplikasi penerimaan peserta didik baru
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola penerimaan peserta
didik baru, mulai dari proses daftar, administrasi dan
ujian masuk

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.1
Nama Modul aplikasi dokumen KTSP
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola dokumen KTSP antara
lain Silabus, bahan ajar, dan RPP sekolah

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.2
Nama Modul aplikasi rata-rata KKM peserta didik
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola rata-rata KKM peserta
didik dari setiap mata pelajaran dan Student Day

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.3
Nama Modul aplikasi penetapan rombongan belajar
Deskripsi Aplikasi ini untuk menetapkan rombongan belajar di
setiap kelas reguler, unggulan, dan Student Day

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.4
Nama Modul aplikasi beban kerja minimal pendidik
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola beban kerja minimal
dari pendidik

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.5
Nama Modul aplikasi jadwal laboratorium
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola jadwal penggunaan
laboratorium

157
Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional
No 2.6
Nama Modul aplikasi evaluasi KBM
Deskripsi Aplikasi ini untuk pengawasan dan pemantauan
proses pembelajaran

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.7
Nama Modul aplikasi rencana kerja
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola rencana kerja jangka
menengah dan jangka panjang sekolah

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.8
Nama Modul aplikasi kalender akademik
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola kalender akademik

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.9
Nama Modul aplikasi jadwal pelajaran
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola jadwal pelajaran

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.10
Nama Modul aplikasi bimbingan akademik
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola bimbingan akademik
peserta didik

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.11
Nama Modul aplikasi penilaian
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola nilai hasil belajar
peserta didik

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.12
Nama Modul aplikasi pengelolaan Student Day
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola Student Day

158
Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional
No 2.13
Nama Modul aplikasi program penilaian, remedial, dan
pengayaan
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola program penilaian,
remedial, dan pengayaan peserta didik permata
pelajaran

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.14
Nama Modul aplikasi angket pendidik
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola angket peserta didik
terhadap kinerja pendidik

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.15
Nama Modul aplikasi jadwal ujian
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola penjadwalan ujian
tengah semester dan akhir semester

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.16
Nama Modul aplikasi pembuatan KHS
Deskripsi Aplikasi untuk mengelola nilai akhlak mulia dan
kepribadian

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Operasional


No 2.17
Nama Modul aplikasi pelaporan akademik
Deskripsi Aplikasi untuk membuat laporan akademik baik
untuk kepentingan internal maupun eksternal

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi penglepasan


No 3.1
Nama Modul aplikasi pengelolaan lulusan
Deskripsi Aplikasi untuk mengelola informasi lulusan yang diterima di
perguruan tinggi baik yang negeri ataupun swasta

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi alumni


No 3.2
Nama Modul aplikasi pelacakan alumni
Deskripsi Aplikasi untuk melacak alumni

159
Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Keuangan
No 4.1
Nama Modul aplikasi pembiayaan
Deskripsi Aplikasi untuk mengelola pembiayaan sekolah
seperti biaya investasi dan operasi

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Keuangan


No 4.2
Nama Modul aplikasi pendanaan
Deskripsi Aplikasi untuk mengelola pendanaan sekolah seperti
sumber dana dari peserta didik, pemerintah, dan
masyarakat

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Keuangan


No 4.3
Nama Modul aplikasi pelaporan keuangan
Deskripsi Aplikasi untuk membuat laporan keuangan dari
biaya dan sumber dana sekolah

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Kepegawaian


No 5.1
Nama Modul aplikasi kualifikasi pegawai
Deskripsi Aplikasi untuk mengelola kualifikasi akademik
pendidik dan tenaga kependidikan

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Kepegawaian


No 5.2
Nama Modul aplikasi pembagian tugas pegawai
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola kesesuaian akademik
dengan mata pelajaran yang diajarkan pendidik

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Kepegawaian


No 5.3
Nama Modul aplikasi sistem penghargaan pegawai
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola sistem penghargaan
terharapa pendidik dan tenaga kependidikan

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Kepegawaian


No 5.4
Nama Modul aplikasi mutasi pegawai
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola mutasi pendidik dan
tenaga kependidikan

160
Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Kepegawaian
No 5.5
Nama Modul aplikasi sertifikasi profesi
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola sertifikasi profesi
pendidik

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Kepegawaian


No 5.6
Nama Modul aplikasi promosi
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola promosi pendidik dan
tenaga kependidikan

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Teknologi Informasi


No 6.1
Nama Modul aplikasi kelengkapan TI
Deskripsi Aplikasi ini untuk menginventaris kelengkapan TI
sekolah

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Teknologi Informasi


No 6.2
Nama Modul aplikasi pengelolaan Kopasus IT
Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola Kopasus IT

Kelompok Modul Aplikasi Sistem informasi Sarana prasarana


No 7.1
Nama Modul aplikasi sarana prasarana sekolah
Deskripsi Aplikasi ini untuk inventaris sarana prasarana
sekolah mulai dari properti, kelengkapan sekolah
dan kelengkapan KBM

161
Lampiran 14 Matriks Entitas Bisnis dan Entitas data

No Entitas Bisnis Entitas Data


1 Entitas Penerimaan Peserta Didik Baru Entitas Calon Peserta didik baru

2 Entitas Operasional Akademik Entitas dokumen KTSP


Entitas kalender akademik
Entitas rencana kerja
Entitas rombongan belajar
Entitas peserta didik
Entitas pendidik
Entitas mata pelajaran
Entitas jadwal mata pelajaran
Entitas beban kerja
Entitas jadwal ujian
Entitas nilai
Entitas evaluasi KBM
Entitas ruangan
Entitas bimbingan akademik
Entitas raport
Entitas program remedial
Entitas Student day
Entitas angket
3 Entitas Penglepasan peserta didik Entitas alumni
(alumni) Entitas perguruan tinggi
4 Entitas Manajemen Keuangan Entitas biaya
Entitas dana
5 Entitas Pengelolaan Teknologi Informasi Entitas kelengkapan TI
Entitas Kopasus IT
6 Entitas Manajemen Kepegawaian Entitas tenaga kependidikan
Entitas tenaga layanan khusus
Entitas pembagian tugas pegawai
Entitas kualifikasi pegawai
Entitas sistem penghargaan
Entitas mutasi
Entitas sertifikasi profesi
Entitas promosi
7 Entitas Manajemen Sarana prasarana Entitas properti sekolah
Entitas kelengkapan KBM
Entitas kelengkapan sekolah

166
Lampiran 16 Platform Teknologi Saat Ini
Saat ini
Jenis
Perangkat Jumlah Keterangan
Perangkat keras 1. Komputer (PC) 1 1 Unit di ruang TKJ
a. Pentium IV 2.8 GHz
HDD 250 Gb RAM 1Gb
b. Pentium IV 2.8 GHz 24 2 unit di ruang TKJ
HDD 80 Gb RAM 1Gb 16 unit di Warbelsera
1 unit di ruang Osis
1 unit di masjid
2 unit di perpustakaan
2 unit di Koperasi Bina Sejahtera
c. Pentium IV 2.8 GHz 2 1 unit di ruang radio
HDD 80 Gb RAM 512 Mb 1 unit di bimbingan konseling (BK)
d. Dual Core E5200 2.5 GHz 37 6 unit di Research Center
HDD 80 Gb RAM 2Gb 24 unit di laboratorium komputer 2
1 unit di tata usaha
1 unit di ruang Kepala Sekolah
1 unit di ruang Kaur
4 unit di gedung pembelajaran 3 lantai 1
e. Pentium IV 2.7 GHz 35 5 unit untuk komputer informasi
HDD 80 Gb RAM 512 Gb 2 unit di ruang guru
24 unit di laboratorium komputer 1
1 unit untuk administrasi warbelsera
1 unit untuk meja piket
1 unit di laboratorium biologi dan fisika
g. Dual Core E5200 2.5 GHz 3 1 unit di tata usaha
HDD 450 Gb RAM 2Gb 2 unit di gedung PSB dan MMB
i. Dual Core 2.5 GHz 1 1 unit di gedung PSB dan MMB
HDD 1 Terra RAM 2Gb
Saat ini
Jenis
Perangkat Jumlah Keterangan
j. Server Xeon X3430 2.4 Ghz 1 Server untuk website sekolah, SMS Gateaway dan
HDD 250 Gb 8 Mb Cache aplikasi e-learning
2. Piranti masukan
a. Keyboard 103 -
b. Mouse 103 -

c. Scanner 2 1 unit di Tata usaha


1 unit di gedung PSB dan multimedia broadcasting
3. Piranti keluaran
a. Monitor 14" 56 24 unit di laboratorium komputer 1
17 unit di warbelsera dan ruang RPL
1 unit di tata usaha
2 unit di perpustakaan
5 unit untuk komputer informasi
1 unit di meja piket
1 unit di ruang BK
1 unit di ruang osis
1 unit di ruang Kaur
1 unit laboratorium biologi
1 unit di ruang radio
1 unit di masjid
b. Monitor LCD 17" 47 24 unit di laboratorium komputer 2
6 unit di Research Center dan MMA
2 unit di ruang guru
1 unit di ruang Kepala Sekolah
2 unit di tata usaha
3 unit di TKJ
3 unit di gedung PSB dan MMB
2 unit di Koperasi Bina Sejahtera
4 unit di gedung pembelajaran 3 lantai 1
Saat ini
Jenis
Perangkat Jumlah Keterangan
c. Printer Laserjet 5 1 unit di Research Center
1 unit di ruang tata usaha
1 unit di ruang guru
1 unit di ruang Wakasek
1 unit di ruang warbelsera

d. Printer Inkjet 5 1 unit di Research Center dan MMA


1 unit di ruang TKJ
1 unit di warbelsera
1 unit di gedung PSB/ MMB
1 unit di tata usaha
e. Printer Deskjet 6 1 unit di tata usaha
1 unit di BK
1 unit di ruang laboran
1 unit di perpustakaan
1 unit di ruang osis
1 unit di ruang Kepala Sekolah

4. Media penyimpanan
a. Hardisk 80 Gb 99 99 unit yang terbagi ke unit-unit organisasi
b. Hardisk 250 Gb 2 1unit di ruang Server
1 unit di ruang TKJ
c. Hardisk 450 Gb 1 1 unit di tata usaha
d. Hardisk 1 Terra 1 1 unit di ruang PSB dan MMB
e. Compact disc - -
f. Hardcopy -

Perangkat lunak 1. Sistem Operasi


a. Window XP SP 1 dan SP 2 103 -
b. Linux 74 Terinstall pada :
Saat ini
Jenis
Perangkat Jumlah Keterangan
- 48 PC di lab kom 1 dan 2
- 6 PC di Research Center dan MMA
- 17 PC di warbelsera dan ruang RPL
- 3 PC di ruang TKJ

2. Spreadsheet
Microsoft Excel 2003 103 -
3. Pengolah kata
Microsoft word 2003 103 -
4. Presentasi
Microsoft Powerpoint 2003 103 -
5. Internet Browser
a. Internet Explorer 5.0 103 -
b. Mozilla Firefox - -
c. Google Chrome - -
d. Microsoft Outlook 2003 103 -
6. Sistem Manajemen basis data
MySQL 50 -
7. Bahasa Pemrograman
a. Visual Basic 6 48 -
b. Java 48 -
8. Software lainnya
a. Antivirus (Smadav dan Avira) 103 Terinstall pada seluruh PC
b. 3dmax 7 30 Terinstall pada:
- 24 PC di Lab kom 2
- 6 PC di Research Center dan MMA
c. Adobe photoshop CS 3 74 Terinstall pada:
- 48 PC di Lab kom 2
- 6 PC di Research Center
- 3 PC di gedung PSB dan MMB
Saat ini
Jenis
Perangkat Jumlah Keterangan
- 17 PC di warbelsera dan RPL
d. Adobe dreamweaver CS 3 74 Terinstall pada:
- 48 PC di Lab kom 2
- 6 PC di Research Center
- 3 PC di gedung PSB dan MMB
- 17 PC di warbelsera dan RPL
e. Nero -
f. WinZip -
Komunikasi data 1. Jaringan
 LAN
 Internet
2. Telepon
 PABX
 Faximile 1 Di ruang tata usaha
3. Peralatan jaringan
 Switch Switch Di ruang lab kom 1 dan 2, Warbelsera. Research
 Modem =7 Center, Tata usaha, ruang guru, ruang server
 Router Modem
 Network Interface Card (NIC) =1 Di ruang Server
 Access point Access
 Kabel UTP point = Di ruang Research Center, warbelsera, dan tata
3 usaha,
Lampiran 17 Matriks Aplikasi saat ini Terhadap Platform Teknologi

Aplikasi Aplikasi Aplikasi


Jenis SMS E-
Gateaway learning
Platform Teknologi
Perangkat PC Pentium IV
keras PC Dual Core X X
Server X X
Keyboard X X
Mouse X X
Monitor X X
Printer X
Scanner
Hardisk 250 Gb 250 Gb
Compact disc
Memori 1 Gb 1Gb
Perangkat Linux server X X
lunak Microsoft Windows XP X X
Linux X X
Microsoft Excel 2003
Microsoft Word 2003
Microsoft Powerpoint 2003
Internet Exploler 5.0 X X
MySQL
Visual Basic 6
Java
Antivirus X X
3dmax 7
Adobe photoshop CS
Adobe Dreamweaver CS
Adobe Flash CS
Nero
WinZip
Komunikasi LAN X
data Internet X
PABX X
Faximile
Switch X
Modem X
Router X
NIC X
Access point X
Kabel UTP
Lampiran 18 Perbandingan Platform Teknologi Saat Ini Dengan Usulan Platform Teknologi
Saat ini Usulan
Jenis
Perangkat Jumlah Keterangan Perangkat Jumlah Keterangan Alasan
Perangkat 1. Komputer (PC) Pentium IV 2.8 GHz 11 3 unit di ruang TKJ Processor IV masih dapat dioptimalkan
keras a. Pentium IV 2.8 GHz HDD 80 Gb RAM 2 Gb 1 unit di ruang OSIS penggunaanya karena sebagian besar masih
HDD 250 Gb RAM 1Gb 1 1 Unit di ruang TKJ 1 unit di ruang masjid dalam PC kondisi berfungsi dengan baik.
2 unit di perpustakaan
a. Pentium IV 2.8 GHz 2 unit di Koperasi Dilakukan Upgrade pada RAM menjadi 2
24 2 unit di ruang TKJ
HDD 80 Gb RAM 1Gb 16 unit di Warbelsera 1 unit di ruang radio Gb
1 unit di ruang Osis 1 unit di ruang BK
1 unit di masjid 7 unit komputer
2 unit di perpustakaan informasi
2 unit di Koperasi Bina 2 unit di ruang guru
Sejahtera 1 unit adm warbelsera
1 unit untuk meja piket
b. Pentium IV 2.8 GHz 2 1 unit di ruang radio
1 unit lab biologi dan
HDD 80 Gb RAM 1 unit di bimbingan
fisika
512 Mb konseling (BK)
Dual Core E5200 2.5 38
c. Dual Core E5200 2.5 37 6 unit di Research Center Processor dual-core masih dapat
GHz HDD 80 Gb RAM 6 unit di Research Center
GHz 24 unit di lab kom 2 dioptimalkan penggunaanya karena
2Gb 2 unit di tata usaha
HDD 80 Gb RAM 2Gb 1 unit di tata usaha sebagian besar masih dalam PC kondisi
1 unit di ruang Kepala
1 unit di ruang Kepala berfungsi dengan baik dan masih digunakan
Sekolah
Sekolah saat ini
3 unit di ruang Kaur
1 unit di ruang Kaur
15 unit di gdg
4 unit di gdg
pembelajaran 3 lt 1 pembelajaran 3 lt 1
3 unit di gedung PSB dan
d. Pentium IV 2.7 GHz 35 5 unit untuk komputer
MMB
HDD 80 Gb RAM 512 informasi
4 unit di ruang guru
Mb 2 unit di ruang guru
4 unit di ruang RPL
24 unit di lab kom 1
4 unit di perpustakaan
1 unit untuk adm di
warbelsera
1 unit untuk meja piket 65
1 unit di lab biologi dan
Core i5 2.53GHz 16 unit di warbelsera
fisika
HDD 160 Gb RAM 2Gb 24 unit di lab kom 1
e. Dual Core E5200 2.5 3 1 unit di tata usaha 24 unit di lab kom 2
GHz 2 unit di gedung PSB dan 1 unit di gedung PSB dan
HDD 450 Gb RAM 2Gb MMB
MMB
f. Dual Core 2.5 GHz 1 1 unit di gedung PSB dan Lab kom 1, lab kom 2, dan warbelsera saat
HDD 1 Terra RAM 2Gb MMB ini digunakan untuk pembelajaran seperti
desain grafis, web design, programming, ,
animasi dan pelatihan-pelatihan sehingga
1 membutuhkan PC dengan kemampuan
Quad-Core Xeon 2.26 1 unit untuk database maksimal
GHz server
Investasi ICT ini dapat terpakai 5 tahun ke
Saat ini Usulan
Jenis
Perangkat Jumlah Keterangan Perangkat Jumlah Keterangan Alasan
720 Gb RAM 4 Gb depan
DDR3
g. Server Xeon X3430 2.4 1 Server untuk website Sistem Informasi implementasi SNP terdiri
Ghz HDD 250 Gb sekolah, SMS Gateaway dari 32 modul aplikasi
8 Mb Cache dan aplikasi Penggunaan konsep client server
e-learning
2. Piranti masukan
a. Keyboard 103 - Keyboard - - -

b. Mouse 103 - Mouse


- - -
c. Scanner 2 1 unit di Tata usaha Scanner 6 1 unit tata usaha Penyediaan scanner pada tata usaha, ruang
1 unit di gedung PSB dan 1 unit di gedung PSB dan guru, koperasi, dan perpustakaan karena
multimedia broadcasting MMB berkaitan dengan proses administrasi
1 unit di warbelsera
1 unit di ruang guru Penyediaan scanner pada MMB dan
1 unit di koperasi warbelsera untuk keperluan multimedia dan
1 unit di perpustakan peserta didik

Mesin absensi 3 1 unit di tata usaha Untuk manajemen absensi pendidik, tenaga
menggunakan 1 unit di ruang guru kependidikan, dan tenaga layanan khusus
fingerprint yang 1 unit di departemen TI
langsung terhubung Otomatis dan simple
dengan database server
Teknologi client server

3. Piranti keluaran
a. Monitor 14" 56 24 unit di lab kom 1 Monitor LCD 17" 73 73 unit untuk Menggunakan monitor yang memiliki
17 unit di warbelsera dan menggantikan monitor resolusi tinggi
ruang RPL 14"
1 unit di tata usaha
2 unit di perpustakaan
5 unit untuk komputer
informasi
1 unit di meja piket
1 unit di ruang BK
1 unit di ruang osis
1 unit di ruang Kaur
1 unit laboratorium
biologi
1 unit di ruang radio
1 unit di masjid

b. Monitor LCD 17" 47 24 unit di laboratorium


komputer 2
Saat ini Usulan
Jenis
Perangkat Jumlah Keterangan Perangkat Jumlah Keterangan Alasan
6 unit di Research Center
dan MMA
2 unit di ruang guru
1 unit di ruang Kepala
Sekolah
2 unit di tata usaha
3 unit di TKJ
3 unit di gedung PSB dan
MMB
2 unit di Koperasi Bina
Sejahtera
4 unit di gdg
pembelajaran 3 lt 1

c. Printer Laserjet 5 1 unit di Research Center Printer Laser jet 16 1 unit di Research Center Printer Laserjet mencetak 40ppm, 1200dpi
1 unit di ruang tata usaha 2 unit di ruang tata usaha Mampu mencetak dalam berbagai kertas
1 unit di ruang guru 2 unit di ruang guru Lebih hemat toner dan kertas.
1 unit di ruang Wakasek 2 unit di ruang Wakasek
1 unit di ruang 1 unit di Kepsek
warbelsera 1 unit di ruang
d. Printer Inkjet 5 1 unit di Research Center warbelsera
dan MMA 1 unit di ruang TKJ
1 unit di ruang TKJ 1 unit di masjid
1 unit di warbelsera 1 unit di ruang koperasi
1 unit di gedung PSB/ 1 unit di perpustakaan
MMB 1 unit di ruang BK
1 unit di tata usaha 1 unit di ruang laboran Printer inkjet digunakan untuk cetak
e. Printer Deskjet 6 1 unit di tata usaha 1 unit di ruang Osis dokumen berwarna.
1 unit di BK Printer Inkjet 5
1 unit di ruang laboran 2 unit di PSB dan MMB
1 unit di perpustakaan 1 unit di tata usaha
1 unit di ruang osis 1 unit di warbelsera
1 unit di ruang Kepala 1 unit di ruang guru
Sekolah
4. Media penyimpanan Hardisk 80 Gb 49 49 unit terbagi di unit- Kapasitas media penyimpanan disesuaikan
a. Hardisk 80 Gb 99 - unit organisasi dengan fungsi bisnis masing-masing unit
organisasi dan fungsi dari PC tersebut.
b. Hardisk 250 Gb 2 Server Hardisk 160 Gb 65 16 unit di warbelsera
c. Hardisk 450 Gb 1 - 24 unit di lab kom 1
24 unit di lab kom 2
d. Hardisk 1 Terra 1 - 1 unit di gedung PSB dan
MMB

Hardisk 250 Gb 1 1 unit application server


Saat ini Usulan
Jenis
Perangkat Jumlah Keterangan Perangkat Jumlah Keterangan Alasan
Hardisk 720 Gb 1 1 unit database server
e. Compact disc - - - - - -
f. Hardcopy - - - - - -

Perangkat 1. Sistem Operasi Dalam masa proses migrasi ke open source


lunak a. Window XP SP 1 Window XP 120 Sesuai dengan jumlah PC Diperkirakan proses sosialisasi selama 2
dan SP 2 103 - tahun untuk semua warga sekolah
b. Linux 74 Terinstall pada : Linux 120 Sesuai dengan jumlah PC
- 48 PC di lab kom 1 dan
2
- 6 PC di Research
Center dan MMA
- 17 PC di warbelsera dan
ruang RPL
- 3 PC di ruang TKJ
2. Spreadsheet Microsoft Excel 2003 120 Sesuai jumlah PC Dalam masa proses migrasi ke open source
Microsoft Excel 2003 103 - Calc
3. Pengolah kata Microsoft word 2003 120 Sesuai jumlah PC Dalam masa proses migrasi ke open source
Microsoft word 2003 103 - Writer
4. Presentasi Microsoft Powerpoint 120 Sesuai jumlah PC Dalam masa proses migrasi ke open source
Microsoft Powerpoint 2003
2003 103 - Impress
5. Internet Browser Internet Explorer 5.0 120 Sesuai jumlah PC -
a. Internet Explorer
5.0 103 -
b. Mozilla Firefox - - Mozilla Firefox 120 Sesuai jumlah PC Open source
c. Google Chrome - - Google Chrome 120 Sesuai jumlah PC Open source
d. Microsoft Outlook 103 - Microsoft Outlook 2003 120 Sesuai jumlah PC -
2003
6. Sistem Manajemen basis Sesuai jumlah PC Basis data yang dipakai open source
data MySQL 120
MySQL 50 -
7. Bahasa Pemrograman 48 unit di lab kom 1 dan Dalam masa proses migrasi ke open source
a. Visual Basic 6 PHP 2
48 - 68 16 unit di warbelsera
Visual basic 6
b. Java 48 - 4 unit di ruang RPL
8. Software lainnya Smadav 120 Sesuai jumlah PC Antivirus yang dipakai open source
Terinstall pada seluruh
a. Antivirus (Smadav 103 Avira
dan Avira) PC
b. 3dmax 7 30 Terinstall pada: 3d max 7 30 6 unit di research center Dalam masa proses migrasi ke open source
- 24 PC di Lab kom 2 Blender 24 unit di lab kom 2
Saat ini Usulan
Jenis
Perangkat Jumlah Keterangan Perangkat Jumlah Keterangan Alasan
- 6 PC di Research
Center dan MMA
c. Adobe photoshop 74 Terinstall pada: Adobe photoshop CS 3 78 48 unit di lab kom 1 dan Dalam masa proses migrasi ke open source
CS 3 - 48 PC di Lab kom 2 Gimp 2
- 6 PC di Research 6 unit di research center
Center 3 unit di PSB dan MMB
- 3 PC di gedung PSB 17 unit warbelsera
dan MMB 4 unit di ruang RPL
- 17 PC di warbelsera dan
RPL
d. Adobe 74 Terinstall pada: Adobe dreamweaver CS 78 48 unit di lab kom 1 dan Dalam masa proses migrasi ke open source
dreamweaver CS - 48 PC di lab kom 2 3 2
3 - 6 PC di Research Bluefish 6 unit di research center
Center 3 unit di PSB dan MMB
- 3 PC di gedung PSB 17 unit warbelsera
dan MMB 4 unit di ruang RPL
- 17 PC di warbelsera dan
RPL
e. Nero - - - - -
f. WinZip - - - - -
Komunikasi 1. Jaringan - LAN - -
data  LAN Internet
-
 Internet

2. Telepon
 PABX
1 Di ruang tata usaha - - -
 Faximile

3. Peralatan jaringan Peralatan jaringan: Switch di 1 unit gedung PSB dan Aplikasi dikembangkan berbasis internet
 Switch Switch = Di ruang lab kom 1 dan - Switch tambah 3 MMB
 Router 7 2, Warbelsera. Research - Router Belum semua lingkungan sekolah
 Network Interface Center, Tata usaha, ruang - NIC Access point yaitu pada terkoneksi internet
Card (NIC) guru, ruang server - Access point NIC 120 gedung pembelajaran 1,
 Access point - Fiber optic unit 2, 3, perpustakaan, Letak unit-unit organisasi yang berjauhan
 Kabel UTP Di ruang Server gedung PSB, dan kantin
Modem =
1 Di ruang Research Acces Penambahan modem
Center, warbelsera, dan point untuk astrinet
Access tata usaha, ditambah
point = 3 10
Lampiran 19 Matriks Relasi Fungsi Bisnis Dengan Usulan Platform Teknologi

Core i5 2.53 GHz HDD 160 Gb RAM 2 Gb


Platform Teknologi

Microsoft Windows XP SP1 dan SP2


Server Quad-Core Xeon 2.26 GHz

Microsoft Powerpoint 2003


Mesin absensi fingerprint

IMicrosoft Word 2003


Microsoft Excel 2003
Monitor LCD 17"

Internet explorer
Printer Laserjet
Printer InkJet

Access Point
Kabel UTP
Keyboard

Antivirus

Faximile
Bluefish
Scanner

Blender
Impress

Internet
MySQL

Router
Mouse

Switch
Writer

PABX
Linux

Gimp
Fungsi bisnis

PHP
Calc

LAN

NIC
No

1 Penerimaan peserta didik baru x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

2 Memiliki dokumen KTSP x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x


3 Memiliki dokumen Silabus x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Menetapkan rata-rata KKM peserta didik per
4 mata pelajaran x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

5 Memiliki dokumen RPP x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x


6 Memiliki dokumen bahan ajar x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
7 Penetapan rombongan belajar x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
8 Penetapan beban kerja minimal pendidik x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
9 Ratio jumlah pendidik dan peserta didik x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Penyusunan jadwal pemanfaatan
10 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
laboratorium
Melakukan pengawasan dan pemantauan
11 proses pembelajaran x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Memiliki laporan kegiatan pemantauan,
12 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
13 Pengelolaan rencana kerja x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
14 Penetapan kalender akademik x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
15 Pengelolaan jadwal mata pelajaran x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Core i5 2.53 GHz HDD 160 Gb RAM 2 Gb
Platform Teknologi

Microsoft Windows XP SP1 dan SP2


Server Quad-Core Xeon 2.26 GHz

Microsoft Powerpoint 2003


Mesin absensi fingerprint

IMicrosoft Word 2003


Microsoft Excel 2003
Monitor LCD 17"

Internet explorer
Printer Laserjet
Printer InkJet

Access Point
Kabel UTP
Keyboard

Antivirus

Faximile
Bluefish
Scanner

Blender
Impress

Internet
MySQL

Router
Mouse

Switch
Writer

PABX
Linux

Gimp
Fungsi bisnis

PHP
Calc

LAN

NIC
No

16 Pengelolaan bimbingan akademik x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x


17 Penilaian hasil belajar peserta didik x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Pembuatan laporan hasil evaluasi
18 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
pengelolaan akademik
19 Pengelolaan kegiatan Student day x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Memiliki program penilaian, remedial, dan
20 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
pengayaan
Pengelolaan angket peserta didik tentang
21 kinerja pendidik x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Pengelolaan ujian tengah semester dan akhir
22 semester x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Pengelolaan nilai akhlak mulia dan
23 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
kepribadian
Pembuatan surat keterangan keikutsertaan
24 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
pengembangan diri peserta didik
25 Pembuatan serta distribusi raport dan ijazah x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Pendataan lulusan yang diterima di
26 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
perguruan tinggi
27 Pelacakan terhadap alumni x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
28 Inventaris properti sekolah x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
29 Inventaris kelengkapan sekolah x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
30 Inventaris kelengkapan KBM x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Menetapkan kualifikasi akademik pendidik
31 dan tenaga kependidikan x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Core i5 2.53 GHz HDD 160 Gb RAM 2 Gb
Platform Teknologi

Microsoft Windows XP SP1 dan SP2


Server Quad-Core Xeon 2.26 GHz

Microsoft Powerpoint 2003


Mesin absensi fingerprint

IMicrosoft Word 2003


Microsoft Excel 2003
Monitor LCD 17"

Internet explorer
Printer Laserjet
Printer InkJet

Access Point
Kabel UTP
Keyboard

Antivirus

Faximile
Bluefish
Scanner

Blender
Impress

Internet
MySQL

Router
Mouse

Switch
Writer

PABX
Linux

Gimp
Fungsi bisnis

PHP
Calc

LAN

NIC
No

Menetapkan kesesuaian kualifikasi akademik


32 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
dengan mata pelajaran
Pengelolaan pembagian tugas pendidik dan
33 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
tenaga kependidikan
34 Memiliki tenaga layanan khusus x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
35 Penetapan sistem penghargaan x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
36 Pengelolaan sertifikasi profesi x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
37 Pengelolaan mutasi x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
38 Pengelolaan promosi x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
39 Inventaris kelengkapan TI x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
40 Pengelolaan Kopasus TI x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Mengalokasikan biaya pendidikan untuk
41 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
investasi
42 Mengalokasikan biaya operasi x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
43 Mengalokasikan biaya personal x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
44 Pengelolaan sumber dana x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Pembuatan laporan pertanggung jawaban
45 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
pembiayaan
Lampiran 20 Matriks Relasi Usulan Aplikasi Terhadap Platform Teknologi

Core i5 2.53 GHz HDD 160 Gb RAM 2 Gb


Platform Teknologi

Microsoft Windows XP SP1 dan SP2


Server Quad-Core Xeon 2.26 GHz

Microsoft Powerpoint 2003


Mesin absensi fingerprint

PERANGKAT LUNAK
PERANGKAT KERAS

IMicrosoft Word 2003


Microsoft Excel 2003
Monitor LCD 17"

Internet explorer

KOMUNIKASI
Printer Laserjet
Printer InkJet

Access Point
Kabel UTP
Keyboard

Antivirus

Faximile
Bluefish
Scanner

Blender
Impress

Internet
MySQL

Router
Mouse

Switch
Writer

PABX
Linux

Gimp
PHP
Calc

LAN

NIC
Usulan Aplikasi
No

1 Aplikasi penerimaan peserta didik baru X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

2 Aplikasi dokumen KTSP X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

3 Aplikasi rata-rata KKM peserta didik X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

4 Aplikasi penetapan rombongan belajar X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

5 Aplikasi beban kerja minimal pendidik X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

6 Aplikasi jadwal laboratorium X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

7 Aplikasi evaluasi KBM X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

8 Aplikasi rencana kerja X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

9 Aplikasi kalender akademik X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

10 Aplikasi jadwal pelajaran X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

11 Aplikasi bimbingan akademik X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

12 Aplikasi penilaian X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

13 Aplikasi pengelolaan student day X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Aplikasi program penilaian, remedial, dan


14 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
pengayaan
15 Aplikasi angket pendidik X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

16 Aplikasi jadwal ujian X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

17 Aplikasi pembuatan KHS X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X


Core i5 2.53 GHz HDD 160 Gb RAM 2 Gb
Platform Teknologi

Microsoft Windows XP SP1 dan SP2


Server Quad-Core Xeon 2.26 GHz

Microsoft Powerpoint 2003


Mesin absensi fingerprint

PERANGKAT LUNAK
PERANGKAT KERAS

IMicrosoft Word 2003


Microsoft Excel 2003
Monitor LCD 17"

Internet explorer

KOMUNIKASI
Printer Laserjet
Printer InkJet

Access Point
Kabel UTP
Keyboard

Antivirus

Faximile
Bluefish
Scanner

Blender
Impress

Internet
MySQL

Router
Mouse

Switch
Writer

PABX
Linux

Gimp
PHP
Calc

LAN

NIC
Usulan Aplikasi
No

18 Aplikasi pelaporan akademik X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

19 Aplikasi pengelolaan lulusan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

20 Aplikasi pelacakan alumni X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

21 Aplikasi pembiayaan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

22 Aplikasi pendanaan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

23 Aplikasi pelaporan keuangan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

24 Aplikasi kualifikasi pegawai X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

25 Aplikasi pembagian tugas pegawai X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

26 Aplikasi sistem penghargaan pegawai X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

27 Aplikasi mutasi pegawai X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

28 Aplikasi sertifikasi profesi X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

29 Aplikasi promosi X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

30 Aplikasi kelengkapan TI X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

31 Aplikasi pengelolaan kopasus IT X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

32 Aplikasi sarana prasarana X X X X X X X X X X X X X X X X X X X


Lampiran 22 Gap Analisis Platform Teknologi

Core i5 2.53 GHz HDD 160 Gb RAM 2 Gb


Usulan Platform Teknologi

Microsoft Windows XP SP1 dan SP2


Server Quad-Core Xeon 2.26 GHz

Microsoft Powerpoint 2003


Mesin absensi fingerprint

IMicrosoft Word 2003


Microsoft Excel 2003
Monitor LCD 17"

Internet explorer
Printer Laserjet

Printer InkJet

Access Point
Platform Teknologi Saat ini

Kabel UTP
Keyboard

Antivirus

Faximile
Bluefish
Scanner

Blender

Internet
Impress

MySQL

Router
Mouse

Switch
Writer

PABX
Linux

Gimp
PHP
Calc

LAN

NIC
No

1 Pentium IV 2.8 GHz RAM 1Gb

2 Dual core 2.5 GHz RAM 2 Gb

3 Server Xeon X3430 2.4 GHz 250 Gb

4 Keyboard

5 Mouse

6 Scanner

7 Monitor 14" R

8 Monitor 17"

9 Printer Laserjet

10 Printer Inkjet

11 Printer Deskjet

12 Window XP

13 Linux

14 Microsoft Excel 2003

15 Microsoft word 2003

16 Microsoft Powerpoint 2003

17 Internet explorer

18 MySQL

19 Visual basic 6 R
No

34

33

32

31

30

29

28

27

26

25

24

23

22

21

20
Baru

Kabel UTP

Access Point

NIC

Router

Switch

Faximile

PABX

Internet

LAN

Adobe Dreamweaver CS3

Adobe Photoshop CS3

3dmax 7

Antivirus (smadav dan avira)

Java

Platform Teknologi Saat ini

Usulan Platform Teknologi


Server Quad-Core Xeon 2.26 GHz
A

Core i5 2.53 GHz HDD 160 Gb RAM 2 Gb


A

Keyboard
A

Mouse
A

Scanner
A

Mesin absensi fingerprint


A

Monitor LCD 17"

Printer Laserjet
A

Printer InkJet
A

Microsoft Windows XP SP1 dan SP2


A

Linux
A

Microsoft Excel 2003


A

Calc
A

IMicrosoft Word 2003


A

Writer
A

Microsoft Powerpoint 2003


A

Impress
A

MySQL
A

PHP
R

Blender
A

Gimp
A

Bluefish
A

Internet explorer
A

Antivirus
A

LAN
A

Internet
A

PABX
A

Faximile
A

Switch
A

Router
A

NIC
A

Access Point
A

Kabel UTP
A
Lampiran 23 Biaya Pengembangan Sistem Informasi Penerapan SNP
Tahap Jenis Nama Jumlah Harga (Rp) Waktu Total
Perangkat keras Core i5 2.53GHz HDD 160 Gb RAM 2Gb 65 unit 8.000.000 520.000.000
Quad-Core Xeon 2.26 GHz 720 Gb RAM 4 Gb DDR3 1 unit 22.000.000 22.000.000
Scanner 4 unit 800.000 3.200.000
Mesin absensi finger print 3 unit 3.000.000 9.000.000
Monitor LCD 17" 73 unit 1.200.000 87.600.000
Printer Laser jet 11 unit 1.000.000 11.000.000
I Hardisk 160 Gb 65 unit 300.000 19.500.000
RAM 2 Gb DDR 2 11 Unit 400.000 4.400.000
Perangkat lunak Open Source - - - -
Perangkat keras Switch 48 port 3 unit 900.000 2.700.000
untuk jaringan Access point 10 unit 1.000.000 10.000.000
NIC 120 unit 75.000 9.000.000
Kabel UTP 200 m 6.000 1.200.000
Sumber daya Sistem designer 2 orang 3.500.000 2 bulan 14.000.000
manusia Sistem analis senior 1 orang 11.000.000 8 bulan 88.000.000
Sistem analis middle 1 orang 8.000.000 4 bulan 32.000.000
Senior programmer 1 orang 6.000.000 5 bulan 30.000.000
II Junior programmer 4 orang 4.000.000 4 bulan 64.000.000
Tester 4 orang 2.500.000 3 bulan 30.000.000
DBA 1 orang 8.000.000 4 bulan 32.000.000
EDP 2 orang 3.000.000 1 bulan 6.000.000
Dokumentasi Alat tulis kantor 4.000.000
Pembuatan dokumen rangkap 2 500.000
III Training Training 15 orang 5 hari 20.000.000
Sosialisasi Stakeholder 1500 orang 1 hari 7.000.000
Total 1.027.100.000
Lampiran 24 Usulan Tata Kelola IT
No Tata kelola Usulan
1 Pengelolaan keamanan  Pengaturan keamanan penggunaan sistem informasi implementasi SNP
informasi menggunakan password login untuk membatasi hak akses user
 Koneksi jaringan internet SMA Plus PGRI Cibinong ke jaringan komputer
publik dilengkapi firewall
 Antivirus selalu terupdate dan dugunakan secara berkala di seluruh
komputer di SMA Plus PGRI Cibinong untuk menjaga komputer dari virus
trojan, dan worm.
 User harus melakukan proses scanning setiap memasukan media external
kedalam komputer. Scanning dilakukan secara menyeluruh
2 Pengelolaan layanan TIK  Pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak oleh Departemen IT
 Pengembangan sistem informasi implementasi SNP dilakukan oleh
Departemen IT SMA Plus PGRI Cibinong bekerja sama dengan instansi
lain.
 Setiap layanan yang akan diberikan dalam setiap kerja sama tercakup
dalam Service Level Aggrement (SLA) dari dua belah pihak
3 Pengelolaan pengembangan  Pelatihan dan training terhadap user
TIK  Pembuatan buku pedoman (user manual)
 Pelatihan secara periodik terkait dengan pengembangan sistem informasi
untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan
4 Pengelolaan kelangsungan  Pembuatan rencana maintenance dan pengujian sistem informasi
layanan TIK implementasi SNP
 Merencanakan pelatihan yang dilakukan secara periodik
 Sistem yang akan diimplementasikan harus melewati tahap pengujian
untuk meminimalisasi kemungkinan dan dampak besar dari layanan sistem
informasi.
No Tata kelola Usulan
5 Pengelolaan proyek TIK  Melakukan pengukuran biaya IT secara akurat
 Investasi ICT harus sesuai dengan fungsi bisnis, terkontrol, dan terarah
 Me-manage layanan dengan memberikan respon yang efektif dan periodik
terhadap masukan dan permasalahan dengan penanganan secara rutin
 Me-manage konfigurasi dengan menjamin integritas dan konfigurasi
secara teknis, lengkap, dan akurat baik terhadap perangkat lunak maupun
perangkat keras
 Meminimalisasi masalah yang timbul dalam kinerja dan menyelesaikan
permasalahan dengan cepat
 Me-manage data mencakup proses penetapan prosedur efektif dalam
mengelola backup data dan recovery. Untuk proses backup dilakukan
secara berkala
 Mengklasifikasikan permasalahan yang terjadi kedalam perangkat keras
dan perangkat lunak
 Mendefinisikan dampak dari permasalahan terhadap fungsi bisnis dan
tingkat kepentingan untuk menentukan penyelesaiannya dengan membuat
prosedur penanganan masalah
6 Pemantauan dan evaluasi  Proses pemantauan untuk memastikan TI memberikan kontribusi bagi
kinerja TIK fungsi bisnis sesuai dengan arahan dan kebijakan yang ada
 Proses pemantauan mengenai bagaimana pelaksanaan monitoring yang
relevan dan sistematik, laporan pelaksanaan, dan kesesuain dengan standar
yang telah ditetapkan
 Pembuatan prosedur dan monitoring terhadap sistem informasi
 Pengendalian kontrol TI secara berkala
 Mendokumentasikan pengendalian kontrol TI
 Memastikan ketaatan terhadap peraturan

You might also like