Professional Documents
Culture Documents
ID Hubungan Antara Kelahiran Asfiksia Denga PDF
ID Hubungan Antara Kelahiran Asfiksia Denga PDF
2, November 2006
ABSTRACT
Asphyxia that occur in period of neonatal can cause the damage baby organs and it also can
cause the damage of brain for the severe cases. This situation can cause developmental disorder of
the baby language, social, and motorist in the future. So early monitoring of the growth and
development of under five years children are very important to find problems or disorder, there for
anticipated treatment can be done.
This study aim to prove the correlation of asphyxia baby delivery and the developmental of
under five years children.
This study utilized an observational method by case control design. The respondent was
under five years children who came to children poly clinic of Prof. Dr. Margono Soekarjo hospital in
period of 1 June to 31 July 2006. The respondents were appropriated with inclusion and exclusion
criterion. The number of respondents was 60 ( case group = 30 and control group = 30).
The univariate analysis showed the development of motorist, social, and language under five
years children of asphyxia baby delivery showed 50 percent hard motorist were normal and 50
percent were found disturbance. On the other hand, the development of soft motorist showed 16,7
percent were found disturbance and 83,3 percent were normal. The development of social showed
20,0 percent were found disturbance and 80,0 percent were normal. For the language developmental
was found 71,7 percent normal and 28,3 percent were found disturbance. The development of under
five years children without asphyxia was normal for all of them. Bivariate analysis showed the
correlation of asphyxia baby delivery and the development under five years children was
significance statistically ( p = 0,02; OR = 3,5 ; CI 95 percent = 1,96 – 31,68).
The correlation of asphyxia baby delivery and the developmental of under five years children
was significant statistically, and asphyxia baby delivery increased the risk of developmental
disturbance of under five years children.
76
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006
77
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006
Keadaan kelahiran bayi pada diasuh oleh bukan orang tua sendiri. Status
penelitian ini dapat disimpulkan hanya gizi balita pada penelitian ini disimpulkan
sebagian kecil (28,3%) mengalami asfiksia bahwa sebagian besar (80,0%) balita dengan
pada kelahirannya, dan sebagian besar status gizi baik (normal) dan sebagian kecil
(71,7%) kelahiran tanpa asfiksia. Keadaan (20,0%) dengan status gizi tidak baik.
kesehatan balita pada penelitian ini Pendidikan orang tua balita pada penelitian ini
didapatkan sebagian kecil (33,3%) pernah ditemukan lebih dari separuhnya (53,3%)
sakit di rawat di rumah sakit, dan sebagian adalah > SMA, dan kurang dari separuhnya
besar (66,7%) tidak pernah dirawat di rumah (46,7%) dengan pendidikan < SMP .
sakit. Peranan keluarga terutama ibu dalam
mengasuh anak sangat menentukan tumbuh Gambaran Perkembangan Balita
kembang anak. Pada penelitian ini Gambaran perkembangan balita pada
didapatkan hampir semua balita (90,0%) penelitian ini dapat terlihat pada tabel 2 di
berada dalam lingkungan atau diasuh oleh bawah ini.
orang tua sendiri, dan hanya (10,0%) balita
78
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006
Perkembangan motorik kasar pada sebagian kecil (20,0%) tidak baik dan
kelahiran asfiksia dalam penelitian ini sebagian besar (80,0%) baik. Serta
ditemukan masing-masing separuhnya (50%) perkembangan motorik kasar, bahasa, motorik
kasar baik dan tidak baik. Perkembangan halus dan sosial balita pada kelahiran tidak
bahasa pada kelahiran asfiksia dalam asfiksia ditemukan semua (100%) balita
penelitian ini ditemukan lebih dari separuhnya perkembangan baik.
(56,7%) tidak baik dan kurang dari
separuhnya atau (43,3%) baik. Meskipun Analisis Hubungan Variabel Bebas dan
dengan kelahiran asfiksia ada sebagian Terikat
perkembangan bahasanya baik. Analisis hubungan antara kelahiran
Aspek perkembangan motorik halus pada bayi asfiksia dan tidak asfiksia dengan
kelahiran asfiksia dalam penelitian ini perkembangan balita tidak baik dan baik
ditemukan sebagian kecil (16,7%) tidak baik dilakukan dengan analisis bivariat, dengan
dan sebagian besar (83,3%) baik. Pada menggunakan uji chi-square yang dibuat pada
perkembangan sosial dengan kelahiran tabel 2 x 2 di bawah ini.
asfiksia dalam penelitian ini ditemukan
Berdasar data di atas bahwa balita. Karena pada saat pengumpulan data
perkembangan balita dengan kelahiran ditemukan status nutrisi balita (berat badan)
asfiksia cenderung lebih banyak mengalami (80,0%) menunjukkan baik. Hal ini didukung
perkembangan tidak baik dari pada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
perkembangan baik. Secara statistik Harahap (2004) bahwa pertumbuhan-
menunjukkan ada hubungan yang bermakna perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh
antara kelahiran asfiksia dengan terapi gizi. Berbeda dengan hasil studi
perkembangan balita (p = 0,02 OR = 7,8 dan Pramusinta (2002) dikatakan bahwa
CI 95 persen = 1,96 – 31,68). perkembangan motorik anak juga ada
hubungannya dengan stimulasi orang tua.
Gambaran Perkembangan Balita Karena pada penelitian ini ditemukan 90,0%
Perkembangan motorik kasar balita balita diasuh oleh orang tuanya.
pada kelahiran asfiksia dalam penelitian ini Sedangkan perkembangan bahasa
ditemukan masing-masing separuhnya (50%) balita pada kelahiran asfiksia ditemukan
tidak baik dan baik. Hal ini kemungkinan lebih dari separuhnya (56,7%) tidak baik
selain oleh kondisi asfiksia saat lahir, status dan kurang dari separuhnya (43,3%) baik.
nutrisi dan stimulasi orang tua juga Pada penelitian ini kelahiran bayi asfiksia ada
mempengaruhi perkembangan motorik kasar sebagian perkembangan bahasanya tidak
79
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006
baik, ini kemungkinan selain karena asfiksia dilakukan di Jerman menurut Hasuki (2006)
juga pengaruh interaksi orang tua bahwa perkembangan motorik halus
(pengasuh) dan anak atau stimulasi yang dipengaruhi kondisi emosional, yaitu kondisi
diberikan oleh pengasuhnya. Karena pada sangat emosional karena di rumahnya selalu
saat pengumpulan data setelah ditanya ada ada masalah, entah karena kekangan orang
beberapa pengasuh responden yang hampir tua, atau karena keinginan-keinginannya tidak
tidak berinteraksi dengan anaknya dari pagi pernah terpenuhi.
hingga sore hari, karena kesibukan bekerja. Pada perkembangan sosial balita
Hasil penelitian ini seiring dengan pendapat dengan kelahiran tidak asfiksia ditemukan
Markum (1996) bahwa hubungan interaksi semuanya (100%) baik. Sedangkan
ibu-anak mempunyai arti yang sangat penting perkembangan sosial dengan kelahiran
dalam perkembangan wicara dan bahasa. asfiksia dalam penelitian ini ditemukan
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan sebagian kecil (20,0%) tidak baik dan
oleh Anwar (2000) juga mengemukakan sebagian besar (80,0%) baik. Jadi
bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi perkembangan sosial tidak hanya disebabkan
oleh pengasuhan, baik oleh orang tua, nenek oleh kelahiran asfiksia, kemungkinan faktor
atau pembantu. Lebih lanjut menurut Rini status nutrisi. Pada saat penelitian dijumpai
(2001) menjelaskan juga bahwa sekitar 80,0%) kondisi status gizi baik. Hal ini
keterlambatan bicara dipengaruhi oleh seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan
interaksi orang tua atau pengasuh. Serta oleh Supadmi (2004) dimana perkembangan
Aqsyaluddin (2006) juga menyebutkan bahwa sosial dipengaruhi oleh status gizi anak
nonton TV bagi anak usia 0 – 3 tahun tersebut.
berpengaruh terhadap perkembangan otak,
yaitu dapat menimbulkan gangguan Analisis Hubungan Variabel Bebas dan
perkembangan bicara, menghambat Terikat
kemampuan membaca-verbal maupun Pada penelitian ini secara statistik
pemahaman. menunjukkan ada hubungan yang bermakna
Aspek perkembangan motorik halus antara kelahiran bayi asfiksia dengan
balita pada kelahiran tidak asfiksia ditemukan perkembangan balita (p = 0,02 OR = 7,8 dan
semua (100%) baik. Sedangkan CI 95 persen = 1,96 – 31,68). Artinya
perkembangan motorik halus pada kasus kelahiran bayi dengan asfiksia pada saat
dengan kelahiran asfiksia dalam penelitian persalinan meningkatkan risiko terjadinya
ini ditemukan sebagian kecil (16,7%) tidak perkembangan balita tidak baik 7,8 kali lebih
baik dan sebagian besar (83,3%) baik. Hasil tinggi dibandingkan dengan perkembangan
penelitian ini sependapat dengan Markum baik.
(1996) anak yang mengalami hambatan Hasil tersebut seiring dengan konsep
perkembangan tidak ditemukan adanya yang dikemukakan oleh Soetjiningsih (1998) &
kelainan organik apapun, tetapi ada bukti Harlock (1997) bahwa perkembangan salah
setelah mendapatkan stimulasi lingkungan satunya dipengaruhi oleh kondisi kelahiran
dan tambahan makanan menunjukkan (asfiksia). Hal ini juga didukung oleh Nelson
respon perkembangan motorik dan (1981) dan Blair (1989) dalam Wiknyosastro
psikososial. Meskipun pendapat ini tidak (1996) bahwa kerusakan otak seperti serebral
mengidentifikasi perkembangan motorik kasar palsi dicurigai kaitannya dengan asfiksia, dan
ataupun halus. Hasil penelitian juga yang enam penelitian juga menunjukkan adanya
80
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006
hubungan antara asfiksia dengan serebral persen baik. Perkembangan bahasa balita
palsi. Meskipun demikian ada penelitian yang dengan kelahiran asfiksia ditemukan 56,7
menyimpulkan bahwa kelahiran tanpa asfiksia persen tidak baik dan 43,3 persen baik.
tapi dapat menderita kerusakan otak, karena Perkembangan motorik halus balita dengan
dalam uterus dapat terpapar pada kelainan kelahiran asfiksia ditemukan 16,7 persen tidak
sirkulasi yang bersifat temporer akibat baik dan 83,3 persen baik. Perkembangan
kompresi tali pusat (Truwit, 1992; Phelan, sosial balita dengan kelahiran asfiksia
1994 dalam Wiknyosastro, (1996). Kelahiran ditemukan 20,0 persen tidak baik dan 80,0
dengan asfiksia, pada periode neonatal dapat persen baik. Dan perkembangan balita
menyebabkan kerusakan pada organ-organ dengan kelahiran tidak asfiksia semua baik.
bayi (jantung, paru, ginjal, dan hati) dan pada Adanya hubungan antara kelahiran
kasus yang berat dapat mengakibatkan bayi asfiksia dan perkembangan balita dengan
kerusakan pada otak, dengan manifestasi derajat kemaknaan 95 persen dan p < 5
terjadinya hambatan dalam perkembangan persen terbukti adanya hubungan yang
dan spastik Wikipedia (2005). signifikan dengan p = 0,02.
Meskipun pada penelitian ini dijumpai Peneliti menyarankan beberapa hal,
beberapa hal yang berkaitan dengan yaitu: untuk para penolong kelahiran
responden, antara lain yaitu riwayat supaya dapat meminimalkan terjadinya
kesehatan, lingkungan atau pengasuhan, asfiksia dan meningkatkan pengetahuan serta
berat badan balita yang menggambarkan ketrampilan dalam menangani kelahiran bayi
status gizi balita dan variasi pendidikan orang asfiksia. Karena pada penelitian ini terbkti ada
tua. Keadaan kesehatan fisik dan mental hubunan antara kelahiran asfiksia dengan
anak, latar belakang pendidikan ibu, serta perkembangan balita. Rumah sakit dan Dinas
emosional keluarga, semua berakumulasi kesehatan hendaknya meningkatkan
dalam membentuk kualitas tumbuh-kembang monitoring terhadap pemantauan tumbuh
anak (Anwar, 2000). kembang balita dengan menggunakan DDST
Kelemahan dan keterbatasan yang II, karena perkembangan baik motorik kasar,
peneliti temui dalam melakukan penelitian bahasa, motorik halus dan sosial balita dapat
adalah kesulitan memperoleh data riwayat membantu mendeteksi sedini mungkin
persalinan tentang data skor APGAR di rumah keterlambatan perkembangan pada balita.
bidan, karena keterbatasan waktu penelitian Sehingga dapat meminimalkan gangguan
sehingga memerlukan tenaga yang cukup untuk perkembangan balita di kemudian hari
ekstra; kemungkinan bias seleksi dalam karena balita merupakan generasi penerus
menentukan kasus dan kontrol, karena bangsa. Serta bagi peneliti selanjutnya perlu
pemilihan sampel berdasarkan status; Dan diadakan penelitian serupa secara prospektif
perkembangan balita tidak hanya satu- supaya hasilnya lebih valid.
satunya disebabkan oleh kelahiran dengan
kondisi asfiksia dan tidak asfiksia saja, tetapi DAFTAR RUJUKAN
banyak faktor lain. Anawar, H.M. (2000). Kiat menyiapkan anak
berkualitas: Peranan gizi dan pola asuh
KESIMPULAN DAN SARAN dalam meningkatkan kualitas tumbuh
Perkembangan balita dengan kembang anak. T erdapat pada:
kelahiran asfiksia pada motorik kasar http://anak.i2.co.id/beritabaru/berita.asp
ditemukan 50,0 persen tidak baik dan 50,0 ?id=169.
81
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006
Aqsyaluddin, J. (2006). Kurangi nonton TV, Hurlock, E.B. (1997). Psikologi perkembangan
nikmati hidup:Menonton TV secara suatu pendekatan sepanjang rentang
sehat. Yayasan kita dan buah hati; dan kehidupan. Cetakan keenam. Edisi
Kidia. Terdapat pada: kelima. Surabaya: Erlangga.
http://groups.google.co.id/groups/smoki Kelsey, J.L., Thompson, R., Sarimawar. &
ngcorner/browse_thread99ea29e59065 Insiwari (1986). Methods in
1f00/eb8632fe206eb587?ink=st&q=pen observasional epidemiology. New York:
elitian+gangguan+perkembangan+sosia Oxford University Press.
l&rnum=2&hl=id.
Markum. (1996). Buku ajar ilmu kesehatan
Evans, N; Carli, G; & Reiger, I. (2004). One- anak. Jilid I. Cetakan ulang. Jakarta:
Year Neurodevelopmental Outcome FKUI Bagian ilmu kesehatan anak
after Moderate Newborn Hypoxic Pramusinta, G.P . (2002) Hubungan antara
Ischaemic Encephalopathy, Australian pengetahuan dan sikap ibu usia remaja
College of Pediatrics Journal, 40 (4), tentang stimulasi dengan
217 - 220.
perkembangan motorik anaknya yang
Dempsey, P .A. & Dempsey, A.D. (2002).Riset berusia di bawah dua tahun di
keperawatan. Alih bahasa Palupi Kabupaten Purworejo, Berkala
Widyastuti. Cetakan I. Jakarta: EGC. Penelitian Pasca Sarjana Ilmu-Ilmu
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Kesehatan UGM. Jurnal Sains
(2004). Panduan marketing public Kesehatan, 16 (2), (Mei 2003).
relation (MPR) pelayanan maternal. Rini, J.F . (2001). Keterlambatan bicara. E-
Semarang: Bangian proyek PUK- psikologi. Terdapat pada: http://www.e-
SMPFA Provinsi Jawa Tengah tahun psikologi.com/anak/bicara.htm.
anggaran 2004.
Soetjiningsih. (1998). Tumbuh kembang anak.
Habel, A. (1990). Segi Praktis Ilmu Kesehatan cetakan ke II. Jakarta: EGC.
Anak. Edisi 2. Cetakan I. Jakarta: Supadmi, S. (2004). Dampak pemberian
Binarupa Aksara.
makanan tambahan pada balita KEP
Hasuki, I. (2006). Mengasah motorik halus dengan hambatan perkembangan sosial
dengan menulis halus. T erdapat pada: pengunjung BP GAKI Magelang.
http://www.tabloid Laporan penelitian 2004. Terdapat
nakita.com/panduan/panduan05226- pada: http://www.artikel\abstrak-lapen
04.htm. 2004.htm.
Harahap, H. (2004). Pertumbuhan dan Wikipedia. (2005). Perinatal Asphyxia.
perkembangan motorik kasar anak gizi T erdapat pada:
buruk yang mengikuti paket rehabilitasi http://en.wikipedia.org/wiki/Asphyxia_ne
di klinik gizi puslitbang gizi dan onatorum .
makanan. Laporan penelitian 2004. Wiknjosastro, G.H. (April 1996). Konsep untuk
Terdapat pada: http://www.artikel\abstrak- kesehatan generasi mendatang.
lapen 2004.htm.
Majalah Obstetrik Ginekologi Indonesia
Vol.20. (2) April 1996
82