ID Penegakan Hukum Pelaku Tindak Pidana Peredaran Rokok Tanpa Pita Cukai Berdasarka

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PENEGAKAN HUKUM PELAKU TINDAK PIDANA PEREDARAN

ROKOK TANPA PITA CUKAI BERDASARKAN UNDANG-


UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2007 PERUBAHAN ATAS
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995
TENTANG CUKAI DI WILAYAH HUKUM
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN
CUKAI KOTA PEKANBARU

Oleh : Nindy Axella


Pembimbing 1 : Dr. Erdianto Effendi,S.H,M.Hum
Pembimbing 2 : Erdiansyah, S.H., M.H.
Alamat : Jl. Tanjung No. 9 Harapan Raya Pekanbaru.
Email : nindy.axella@yahoo.com - Telepon : 085264546003

ABSTRACT
Tobacco industries which originally tend to be home slowly developed into
large industry. Numerous of tobacco industries from the middle to the low scale
caused disobedience, such as the companies did not pay tax label.
To avoid disobedience caused by the companies, hence government in this
case Directorate General and Custom, commit on surveillance and prevention of
the outcome output violated with issuing various police.
Criminal offence of cigarettes distribution without tax label which happned
in Pekanbaru handled by Pekanbaru’s tax and custom in 2012 seized 987.200
illegal cigarettes packs without tax label from PT. SJA and in 2014 seized 100
cartons with total 1.800 cigarettes packs, 1.084.000 sticks and all of that without
tax label, loaded onto trucks with BM 8807 SA license plate.
Law enforcement of criminals distributing cigarettes without tax label based
on the constitution number 39 0f 2007 amendments to the law number 11 of 1995
about the tax in jurisdiction Directorate General and Custom of Pekanbaru, has
not been as effective as it should be due to the last 5 year, there are a lot of take
tax label cigarettes in the market.
Obstacles in the enforcement of criminal law distribution of cigarettes, and
most of the public do not even know the criminal act of ciggarettes distribution
without tax label. And still lack of law enforcement of Tax and Custom
Pekanbaru.
Effort to overcome this obstacles with the government lowered the
advolorum rates and increase and specific tax through minister finance of
regulation number 205/PMK.011/2014. And for the offenders given criminals
sanction and financial sanction.

Key word: Law offence-cigarettes without tax label

1
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.
PENDAHULUAN dan 13 MG tar. Rata-rata rokok
tersebut diedarkan ke pasaran dengan
A. Latar Belakang harga Rp 4500 hingga Rp 5000 per
Upaya untuk mengendalikan bungkus dengan isi sebanyak 20
perkembangan industri rokok yang batang. Peredaran rokok-rokok ilegal
semakin menguat dan untuk ini mengindikasikan bahwa tindakan
mengatasi tindak pidana cukai maka aparat terkait dalam penegakan
ditetapkannya Undang-Undang hukum terhadap pelaku tindak pidana
Nomor 11 tahun 1995 Tentang peredaran rokok tanpa pita cukai
Cukai. Tetapi pelaksanaan Undang- masih belum optimal.
Undang Nomor 11 tahun 1995 Beberapa merek rokok seperti
tentang Cukai, disadari masih rokok Luffman, Rave, Revolution,
terdapat hal-hal yang belum Marlbender hanya boleh dijual di
tertampung untuk mengoptimalkan kawasan bebas atau kawasan berikat
upaya pengawasan dan pengendalian seperti daerah Batam, Bintan,
serta memberdayakan peranan cukai Kepulauan Riau dan Karimun, jika
sebagai salah satu sumber didistribusikan di wilayah Pekanbaru
penerimaan negara sehingga wajib dilekati dengan pita cukai.
menuntut perlunya penyempurnaan Beredar luasnya rokok-rokok
sejalan dengan perkembangan sosial ilegal tersebut di wilayah Pekanbaru
ekonomi dan kebijakan pemerintah.1 di samping telah merugikan
Tindak pidana peredaran rokok konsumen juga telah merugikan
tanpa pita cukai yang terjadi di negara karena tidak mempunyai pita
Pekanbaru yang ditangani oleh Bea cukai dan sebagian disinyalir
dan Cukai Pekanbaru antara lain menggunakan pita cukai palsu. Oleh
pada tahun 2012 berhasil menyita karena itu, peran aparat Bea dan
987.200 bungkus rokok ilegal tanpa Cukai sangat penting untuk
pita cukai yang dikelola oleh PT. menangkap dan menertibkan
SJA dan pada tahun 2014 berhasil peredaran rokok-rokok ilegal
menyita 100 karton dengan total tersebut.
1.800 bungkus, 1.084.000 batang dan Berdasarkan latar belakang di
barang ini tanpa dilekati dengan pita atas maka peneliti tertarik untuk
cukai, dan dimuat kedalam sebuah melakukan penelitian tentang
truk nomor polisi BM 8807 SA. “Penegakan Hukum Pelaku Tindak
Rokok-rokok tersebut hanya Pidana Peredaran Rokok Tanpa Pita
dilengkapi label kertas fotocopy Cukai Berdasarkan Undang-Undang
bertuliskan Khusus Kawasan Bebas Nomor 39 Tahun 2007 Perubahan
dengan kandungan nikotin 1.0 MG Atas Undang-Undang Nomor 11
Tahun 1995 Tentang Cukai di
1
Wilayah Hukum Direktorat Jenderal
Pandangan Umum Undang-Undang Bea dan Cukai Kota Pekanbaru”.
Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995
Tentang Cukai, Tim Sosialisasi Undang- B. Rumusan Masalah
Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang 1. Bagaimanakah penegakan hukum
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 pelaku tindak pidana peredaran
Tahun 1995 tentang Cukai, Jakarta, 2007, rokok tanpa pita cukai
hlm. 1.

2
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.
berdasarkan Undang-Undang tanpa pita cukai berdasarkan
Nomor 39 Tahun 2007 perubahan Undang-Undang Nomor 39 Tahun
atas Undang-Undang Nomor 11 2007 perubahan atas Undang-
Tahun 1995 tentang Cukai di Undang Nomor 11 Tahun 1995
wilayah hukum Direktorat tentang Cukai di wilayah hukum
Jenderal Bea dan Cukai Kota Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Pekanbaru? Kota Pekanbaru.
2. Apa sajakah hambatan dalam c. Untuk mengetahui upaya yang
penegakan hukum pelaku tindak dilakukan untuk mengatasi
pidana peredaran rokok tanpa pita hambatan dalam penegakan
cukai berdasarkan Undang- hukum pelaku tindak pidana
Undang Nomor 39 Tahun 2007 peredaran rokok tanpa pita cukai
perubahan atas Undang-Undang berdasarkan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1995 tentang Nomor 39 Tahun 2007 perubahan
Cukai di wilayah hukum atas Undang-Undang Nomor 11
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tahun 1995 tentang Cukai di
Kota Pekanbaru? wilayah hukum Direktorat
3. Bagaimanakah upaya yang Jenderal Bea dan Cukai Kota
dilakukan untuk mengatasi Pekanbaru.
hambatan dalam penegakan 2. Kegunaan Penelitian
hukum pelaku tindak pidana a. Untuk memberikan sumbangan
peredaran rokok tanpa pita cukai ilmu pengetahuan bagi
berdasarkan Undang-Undang masyarakat, terutama bagi
Nomor 39 Tahun 2007 perubahan mahasiswa perguruan tinggi
atas Undang-Undang Nomor 11 fakultas hukum maupun instansi
Tahun 1995 tentang Cukai di yang terkait didalam penelitian
wilayah hukum Direktorat ini.
Jenderal Bea dan Cukai Kota b. Sebagai informasi bagi penelitian
Pekanbaru? selanjutnya mengenai tindakan
pidana peredaran rokok tanpa pita
C. Tujuan dan Kegunaan cukai.
Penelitian c. Untuk membandingkan ilmu
1) Tujuan Penelitian pengetahuan yang diperoleh
a. Untuk mengetahui penegakan dibangku perkuliahan dengan
hukum pelaku tindak pidana yang ditemukan dilapangan.
peredaran rokok tanpa pita cukai
berdasarkan Undang-Undang D. Kerangka Teori
Nomor 39 Tahun 2007 perubahan 1. Teori Tindak Pidana
atas Undang-Undang Nomor 11 Hukum pidana Belanda
Tahun 1995 tentang Cukai di memakai istilah straafbaarfeit,
wilayah hukum Direktorat terkadang juga delict yang berasal
Jenderal Bea dan Cukai Kota dari bahasa Latin delictum untuk
Pekanbaru. istilah tindak pidana. Hukum pidana
b. Untuk mengetahui hambatan negara-negara Anglo-Saxon
dalam penegakan hukum pelaku memakai istilah offense atau criminal
tindak pidana peredaran rokok act untuk maksud yang sama. Oleh

3
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.
karena KUHP Indonesia bersumber 2. Teori Penegakan Hukum
pada Belanda, maka istilah aslinya Penegakan hukum adalah suatu
pun sama, yaitu straafbaarfeit.2 proses untuk mewujudkan keinginan-
Para ahli hukum memberikan keinginan hukum menjadi kenyataan.
pengertian yang berbeda-beda Sedangkan keinginan-keinginan
mengenai straafbaarfeit. Menurut hukum itu sendiri adalah pikiran-
Wirjono Prodjodikoro, tindak pidana pikiran badan pembuat undang-
adalah suatu perbuatan yang undang yang dirumuskan dalam
pelakunya dapat dikenakan hukuman peraturan-peraturan hukum, maka
pidana.3 Lain halnya Utrecht yang dalam proses penegakan hukum oleh
menerjemahkan straafbaarfeit para pejabat penegak hukum disini
dengan istilah peristiwa pidana yang terkait erat dengan peraturan-
sering juga ia sebut delik, karena peraturan hukum yang telah ada.6
peristiwa itu suatu perbuatan Penegakan hukum adalah
handelen atau doen-positif atau suatu upaya yang dilakukan untuk
melalaikan nalaten-negatif, maupun melaksanakan suatu aturan, baik
akibatnya (keadaan yang ditimbulkan dalam arti formil yang sempit
karena perbuatan atau melalaikan maupun dalam arti materil yang
itu). Peristiwa pidana merupakan luas.7 Penegakan hukum baik sebagai
suatu peristiwa hukum (rechtsfeit), hukum materil maupun hukum
yaitu peristiwa kemasyarakatan yang formil. Dipengaruhi oleh beberapa
membawa akibat yang diatur oleh faktor diantaranya adalah sebagai
hukum.4 berikut :8
Tindak pidana merupakan a. Faktor hukum.
suatu perbuatan yang dilakukan b. Faktor penegak hukum.
manusia yang dapat c. Faktor sarana atau fasilitas.
bertanggungjawab yang mana d. Faktor masyarakat.
perbuatan tersebut dilarang atau e. Faktor kebudayaan.
diperintahkan atau dibolehkan oleh Selain dari beberapa faktor
undang-undang yang diberi sanksi yang dapat mempengaruhi
berupa sanksi pidana. Kata kunci penegakan hukum diatas, ada salah
untuk membedakan suatu perbuatan satu bagian dari penegakan hukum
sebagai tindak pidana atau bukan yaitu penyidikan, yang mana jika
adalah apakah perbuatan tersebut didalam proses penyidikan itu tidak
diberi sanksi pidana atau tidak.5 berjalan dengan baik, maka dapat

Univeersitas Riau, Pekanbaru, 2012, hlm.


2
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum 20.
6
Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm. Satjipto Raharjo, Masalah Penegakan
86. Hukum : Suatu Tinjauan Sosiologis, Sinar
3
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Baru, Bandung, 2004, hlm. 24.
7
Pidana Tertentu di Indonesia, PT. Refika Hans Kelsen, Teori Umum Tentang
Aditama, Jakarta, 2001, hlm. 50. Hukum dan Negara, (Terjemahan Muttaqien
4
Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Raisul), Nusa Media, Bandung, 2011, hlm.
Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hlm. 6. 89.
5 8
Erdianto, Penyelesaian Tindak Pidana Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang
yang Terjadi di Atas Tanah Sengketa-Jurnal Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja
Ilmu Hukum Vol.3, Fakultas Hukum Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 5.

4
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.
mempengaruhi proses penegakan untuk membantu tugas-tugas
hukum tersebut. Seperti yang kita kepolisian dalam melakukan
ketahui pengertian penyidikan dalam penyidikan dengan tegas diatur
Pasal 1 angka 2 KUHAP adalah dalam Kitab Undang-undang Hukum
serangkaian tindakan penyidik dalam Acara Pidana dan Undang-Undang
hal dan menurut cara yang diatur Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
dalam undang-undang ini untuk Kepolisian Negara Republik
mencari serta mengumpulkan bukti Indonesia. 11
yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya. Tindakan penyidikan E. Metode Penelitian
merupakan cara untuk 1) Jenis Penelitian
mengumpulkan bukti-bukti awal Jenis penelitian yang
untuk mencari tersangka yang diduga digunakan dalam penulisan hukum
melakukan tindak pidana dan saksi- ini adalah penelitian hukum
saksi yang mengetahui tentang tindak sosiologis yaitu pendekatan masalah
pidana tersebut.9 yang diteliti dengan sifat hukum
Tata cara penyidikan dilakukan yang nyata atau sesuai dengan
segera setelah laporan atau kenyataan hidup di dalam
pengaduan adanya tindak pidana. masyarakat..12
Penyidik yang mengetahui, 2) Lokasi Penelitian
menerima laporan atau pengaduan Penelitian ini dilakukan di
tentang terjadinya suatu peristiwa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
yang patut diduga merupakan tindak Pekanbaru. Alasan memilih lokasi ini
pidana wajib segera melakukan karena sudah ada tindak pidana
tindakan penyidikan yang diperlukan peredaran rokok tanpa pita cukai
(Pasal 106 KUHAP). Penyidikan 3) Populasi
oleh penyidik pegawai negeri sipil Populasi adalah keseluruhan
diberi petunjuk oleh penyidik Polri. atau himpunan obyek dengan ciri
Untuk kepentingan penyidikan, yang sama. Populasi dapat berupa
penyidik Polri memberikan petunjuk himpunan orang, benda (hidup atau
kepada penyidik pegawai negeri sipil mati), kejadian, kasus-kasus, waktu
tertentu dan memberikan bantuan atau tempat, dengan sifat atau ciri
penyidikan yang diperlukan.10 yang sama.13 Adapun yang menjadi
Penyidik Pegawai Negeri Sipil populasi dalam penelitian ini adalah
(PPNS) merupakan salah satu pejabat penegak hukum yaitu :
yang berada dibawah Direktorat 1) Kepala Seksi Penyuluhan dan
Jendral Bea dan Cukai yang bertugas Layanan Informasi Kantor
melakukan penyidikan pada tindak
pidana kepabeanan. Munculnya 11
Ali Purwito M, Kepabeanan dan Cukai
PPNS sebagai institusi di luar Polri (Pajak Lalu Lintas Barang) Konsep dan
Aplikasi, cetakan IV, Pusat Kajian Fiskal FH
UI, Jakarta, 2010, hlm. 408.
9 12
Hartono, Hukum Ekonomi Indonesia, Amiruddin, Pengantar Metode
Bayumedia, Malang, 2007, hlm. 32. Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo,
10
Mohammad Taufik Makarao dan Jakarta, 2012, hlm. 162.
13
Suhasril, Hukum Acara Pidana dalam Teori Bambang Sunggono, Metode Penelitian
dan Praktek, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, Hukum, PT Rajawali Pers, Jakarta, 2006,
hlm. 24. hlm. 118.

5
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.
Pengawasan dan Pelayanan Bea 2. Bahan Hukum Sekunder
dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Bahan penelitian yang berasal dari
Pabean B Pekanbaru literatur dan hasil karya ilmiah
2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil dari kalangan hukum yang
(PPNS) KPPBC berkaitan dengan pokok
3) Kejaksaan Negeri Pelalawan pembahasan.
4) Ketua Pengadilan Negeri 3. Bahan Hukum Tersier
Pelalawan Bahan yang diperoleh dari
5) Pelaku ensiklopedia dan sejenisnya
6) Konsumen rokok mendukung data primer dan
7) Penjual rokok sekunder seperti kamus bahasa
Indonesia dan internet
4) Sumber Data
Berdasarkan metode penelitian 5) Teknik Pengumpulan Data
sosiologis maka alat pengumpulan a. Observasi, yaitu metode
data dalam penelitian ini adalah : pengumpulan data yang
a) Data Primer dilakukan dengan cara
Data primer adalah data yang pengamatan langsung terhadap
diperoleh secara langsung oleh objek penelitian.
peneliti melalui responden dengan b. Wawancara, yaitu metode
cara pengumpulan data, instrumen pengumpulan data yang
penelitian dengan kuisioner dan dilakukan dengan memberi
wawancara dengan para pihak yang beberapa pertanyaan kepada
ada hubungannya dengan objek penelitian.
permasalahan yang penulis teliti. c. Kajian Kepustakaan, yaitu
b) Data Sekunder mengkaji, menelaah dan
Data sekunder yaitu data yang menganalisis berbagai literatur
diperoleh peneliti dari berbagai studi yang berhubungan dengan
kepustakaan serta peraturan permasalahan yang sedang
perundang-undangan, buku literatur diteliti.
serta pendapat para ahli yang
berkaitan dengan permasalahan 6) Analisis Data
penelitian ini, yang terdiri dari :14 Data dan bahan yang telah
1. Bahan Hukum Primer terkumpul dan diperoleh dari
Bahan yang bersumber dari penelitian akan diolah, disusun, dan
penelitian kepustakaan yang dianalisa secara kualitatif,
diperoleh dari undang-undang lain pengolahan data secara kualitatif
Undang-Undang Nomor 39 Tahun merupakan tata cara penelitian yang
2007 Perubahan Atas Undang- menghasilkan penelitian data
Undang Nomor 11 Tahun 1995 deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan
Tentang Cukai dan Kitab Undang- responden secara tertulis atau lisan
Undang Hukum Acara Pidana dan fakta-fakta dilapangan dipelajari
(KUHAP) Pasal 1 angka (2). serta dituangkan pada hasil penelitian
ini serta dengan menggunakan
metode deduktif dengan cara
14
menganalisis dari permasalahan yang
Soerjono Soekanto, Op.cit, hlm. 12.

6
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.
bersifat umum terhadap hal-hal yang Karena cukai rokok merupakan
bersifat khusus salah satu sumber penerimaan
penting bagi negara. Namun sangat
HASIL PENELITIAN DAN disayangkan bahwa pada saat ini
PEMBAHASAN marak sekali terjadi penyelewengan
A. Penegakan Hukum Pelaku terhadap cukai rokok sehingga
Tindak Pidana Peredaran negara banyak dirugikan karenanya,
Rokok Tanpa Pita Cukai hingga miliaran rupiah. Selama lima
Berdasarkan Undang-Undang tahun terakhir ini, banyak beredar
Nomor 39 Tahun 2007 dan menggejala di pasaran produk-
Perubahan Atas Undang- produk rokok yang dilekati pita cukai
Undang Nomor 11 Tahun 1995 palsu dan produk-produk rokok yang
Tentang Cukai di Wilayah tidak dilekati pita cukai atau dapat
Hukum Direktorat Jenderal disebut juga dengan istilah rokok
Bea dan Cukai Kota Pekanbaru polos. Produk hasil tembakau berupa
rokok yang beredar di pasaran yang
Dalam penelitian ini, barang dilekati pita cukai palsu atau yang
kena cukai yang dijadikan objek sama sekali tidak dilekati pita cukai,
penelitian adalah hasil tembakau tidak membayar atau melunasi cukai
berupa sigaret atau yang sehari-hari kepada negara.
dikenal sebagai rokok. Yang Untuk kasus pidana dibidang
dimaksud dengan sigaret atau rokok cukai, biasanya modus operandi
adalah hasil tembakau yang dibuat digunakan pelaku ada dua aspek,
dari tembakau rajangan yang dibalut yaitu aspek persyaratan izin, dengan
dengan kertas dengan cara dilinting, mendirikan pabrik rokok tanpa izin
untuk dipakai, tanpa mengindahkan (tanpa NPPBKC). Kedua, aspek
bahan pengganti atau bahan pelunasan pembayaran cukai dengan
pembantu yang digunakan dalam menjual dan mengedarkan hasil
pembuatannya. tembakau tanpa dilekati pita cukai
Peredaran rokok tanpa dilekati yang diwajibkan (rokok polos,
pita cukai merupakan salah satu dilekati pita cukai palsu, atau dilekati
tindak pidana. Tindak pidana pita cukai yang tidak sesuai
peredaran rokok tanpa pita cukai peruntukannya).15
yang terjadi di Pekanbaru yang Meningkatnya produk-produk
ditangani oleh Bea dan Cukai rokok ilegal, yaitu produk-produk
Pekanbaru antara lain pada tahun rokok yang tidak dilekati pita cukai
2012 berhasil menyita 987.200 sama sekali atau yang dikenal
bungkus rokok ilegal tanpa pita cukai dengan istilah rokok polos, tidak
yang dikelola oleh PT. SJA dan pada
tahun 2014 berhasil menyita 100
15
karton dengan total 1.800 bungkus, Wawancara dengan Bapak Satriyanto
1.084.000 batang dan barang ini Sadjati, Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
tanpa dilekati dengan pita cukai, dan Cukai Tipe Madya Pabean B Pekanbaru,
dimuat kedalam sebuah truk nomor Hari Kamis, Tanggal 20 November 2014,
polisi BM 8807 SA. Bertempat di Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
Pekanbaru.

7
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.
lepas dari tanggung jawab pengusaha besar pelanggaran di bidang cukai
pabrik, karena, berdasarkan Pasal 29 berada di wilayah Pekanbaru dengan
Undang-Undang Nomor 11 tahun modus sebagian besar adalah
1995 tentang Cukai sebagaimana menjual atau mengedarkan rokok
diubah dengan Undang-Undang tanpa menggunakan pita cukai.
Nomor 39 tahun 2007, sebelum Sehingga untuk itu perlu adanya
dikeluarkan dari pabrik untuk dijual, pengawasan atas segala pelanggaran
suatu produk rokok harus dikemas cukai untuk menyisir wilayah yang
untuk penjualan eceran dan dilekati diduga menjadi sarang pembuatan
pita cukai yang sesuai pada rokok ilegal yang dilakukan oleh
kemasannya. Jadi apabila terdapat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
produk rokok yang dikeluarkan dari kota Pekanbaru yang bekerja sama
pabrik untuk dijual tanpa dilekati pita dengan kepolisian.17
cukai atau dilekati pita cukai palsu Hasil wawancara dengan
merupakan kesengajaan pengusaha konsumen rokok tanpa pita cukai
pabrik rokok menghindari kewajiban diketahui bahwa para konsumen
membayar cukai. rokok tersebut tidak selalu
Berdasarkan hasil wawancara memperhatikan apakah rokok yang
dengan pemilik warung, kedai dan dikonsumsi mereka ada ‘bandrol’
toko kelontong di wilayah Harapan nya atau tidak. Sebagian besar
Raya, Bukit Barisan, Kulim, dan konsumen rokok yang
Hang Tuah Pekanbaru ditemukan mengkonsumsi rokok tanpa pita
bahwa harga beli rokok yang tidak cukai disebabkan karena harga rokok
dilekati oleh pita cukai lebih murah tersebut lebih murah dibandingkan
dibandingkan dengan rokok yang dengan rokok yang dilekati dengan
dilekati oleh pita cukai. Sebagian pita cukai. Konsumen rokok juga
besar pedagang (penjual rokok) tidak sebagian besar mereka tidak
mengetahui bahwa penjualan rokok- mengetahui bahwa mereka juga telah
rokok tanpa dilekati oleh pita cukai ikut andil dalam kerugian negara di
merupakan perbuatan melanggar bidang cukai karena mengkonsumsi
hukum. Pedagang juga tidak rokok tanpa pita cukai.18
memperhatikan apakah rokok yang Penegakan hukum di bidang
mereka jual dilekati pita cukai atau cukai dilakukan melalui dua jenis
tidak.16 sanksi yaitu sanksi administratif dan
Menurut Kepala Seksi sanksi pidana. Sanksi administrasi
Penyuluhan dan Layanan Informasi
Kantor Pengawasan dan Pelayanan 17
Wawancara dengan Bapak Hanny
Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Fisher Palilingan, Kepala Seksi Penyuluhan
Madya Pabean B Pekanbaru, Bapak dan Layanan Informasi Kantor Pengawasan
Hanny Fisher Palilingan, sebagian dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean B Pekanbaru, Hari Kamis, Tanggal
12 Februari 2015, Bertempat di Kantor
16
Wawancara dengan beberapa pemilik Pengawasan dan Pelayanan Kepabeanan dan
warung, kedai dan toko kelontong yang Cukai Pekanbaru.
18
menjual rokok tanpa dilekati pita cukai, Hari Wawancara dengan beberapa
Minggu, 18 Januari 2015, di Wilayah konsumen rokok, Hari Minggu, 11 Januari
Harapan Raya, Bukit Barisan, Kulim, dan 2015, di Wilayah Harapan Raya, Bukit
Hang Tuah Pekanbaru. Barisan, Kulim dan Hang Tuah Pekanbaru.

8
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.
sifat dan pelaksanaannya berbeda Melfiharyati, SH bahwa tindak
dengan sanksi pidana. Sanksi pidana di bidang cukai terutama
administrasi adalah hukuman yang rokok, selain diancam Pasal 54,
dijatuhkan oleh pejabat administrasi perbuatan orang tersebut juga
terhadap pengusaha atau siapa saja diancam Pasal 56 Undang-Undang
yang melanggar ketentuan undang- Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai
undang cukai. Sebagai bagian dari sebagimana diubah dengan Undang-
hukum fiskal, undang-undang cukai Undang Nomor 39 Tahun 2007,
selayaknya mengutamakan ancaman pidananya adalah pidana
penyelesaian administratif sebagai penjara paling singkat 1 (satu) tahun
pemulihan dan pemenuhan fiskal, dan paling lama 5 (lima) tahun dan
sehingga penyelesaiannya cukup pidana denda paling sedikit 2 (dua)
dengan pemberian sanksi berupa kali nilai cikai dan paling banyak 10
denda. (sepuluh) kali nilai cukai yang
Berdasarkan wawancara seharusnya dibayar.20
dengan Ketua Kejaksaan Pelalawan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
yaitu Bapak Adnan, SH., bahwa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
perbuatan menawarkan, meyerahkan, diangkat oleh Menteri Kehakiman
menjual atau menyediakan untuk atas usul Menteri Keuangan.
dijual rokok-rokok tanpa dilekati pita Pengangkatan Penyidik Negeri Sipil
cukai di tempat lain dalam Daerah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Pabean yang merupakan hasil oleh Menteri Kehakiman dilakukan
produksi Kawasan Bebas termasuk setelah mendengar pertimbangan
tindak pidana bidang cukai. Hal ini Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian
sesuai dengan Pasal 54 dan/atau Negara Republik Indonesia. Dalam
Pasal 56 Undang-Undang Nomor 11 melakukan penyidikan tindak pidana
Tahun 1995 tentang Cukai di bidang cukai, selain berpedoman
sebagimana diubah dengan Undang- pada Undang-Undang Nomor 8
Undang Nomor 39 Tahun 2007. Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Karena terhadap barang kena cukai Pidana, Penyidik Pegawai Negeri
berupa rokok untuk dapat diedarkan Sipil Direktorat Jenderal Bea dan
di tempat lain dalam Daerah Pabean Cukai juga mengacu pada ketentuan
wajib dilunasi cukainya terlebih Peraturan Pemerintah Nomor 55
dahulu. Cara pelunasan cukainya Tahun 1996 tentang Penyidikan
adalah dengan cara pelekatan pita Tindak Pidana Di Bidang
cukai dan hanya boleh ditawarkan, Kepabeanan dan Cukai.
diserahkan, dijual, atau disediakan Salah satu kekhususan dari
untuk dijual, setelah dikemas untuk Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bea
penjualan eceran dan dilekati pita dan Cukai dibandingkan Penyidik
cukai yang diwajibkan.19 Pegawai Negeri Sipil lainnya adalah
Menurut Ketua Pengadilan berdasarkan Pasal 63 ayat (3)
Negeri Pelalawan Ibu Hj.
20
Wawancara dengan Ibu
19
Wawancara dengan Bapak Adnan, SH, Hj.Melfiharyati, SH, Ketua Pengadilan
Ketua Kejaksaan Pelalawan, Hari Senin, Negeri Pelalawan, Hari Senin, Tanggal 16
Tanggal 16 Februari 2015, Bertempat di Februari 2015, Bertempat di Pengadilan
Kantor Kejaksaan Pelalawan. Negeri Pelalawan.

9
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun Hambatan lainnya adalah
1995 Tentang Cukai sebagaimana sistem distribusi yang mana para
diubah dengan Undang-Undang pelaku penyedia atau yang sering
Nomor 39 Tahun 2007, Penyidik disebut kurir membawa rokok tanpa
Pegawai Negeri Sipil Bea dan Cukai pita cukai yang akan disalurkan
dapat menyerahkan pemberitahuan tersebut melewati jalan-jalan
dimulainya penyidikan dan perbatasan dan kurang nya aparat
menyampaikan hasil penyidikan penegak hukum Bea dan Cukai untuk
langsung kepada Penuntut Umum melakukan pengawasan di setiap
tanpa melalui Penyidik POLRI. sektornya. Dan penjualan rokok
tanpa pita cukai sering kali dilakukan
B. Hambatan dalam Penegakan secara dititip atau, kemudian dibayar
Hukum Pelaku Tindak Pidana hanya terhadap rokok yang laku
Peredaran Rokok Tanpa Pita terjual saja.
Cukai Berdasarkan Undang- Meningkatnya rokok tanpa pita
Undang Nomor 39 Tahun 2007 cukai dipasaran, selain dipengaruhi
Perubahan Atas Undang- faktor pengusaha pabrik rokok nakal
Undang Nomor 11 Tahun 1995 yang memproduksi rokok secara
Tentang Cukai di Wilayah ilegal, terdapat faktor lain yang tidak
Hukum Direktorat Jenderal kalah penting juga, yang dimana
Bea dan Cukai Kota Pekanbaru berperan terhadap meningkatnya
peredaran rokok tanpa pita cukai,
Berdasarkan hasil wawancara yaitu pemilik toko atau penjual
dengan penyidik pegawai negeri sipil eceran yang menjual rokok tanpa pita
DJBC yaitu Bapak Tangguh cukai ke konsumen terakhir
Cahyono bahwa hambatan-hambatan (penghisap rokok).22
yang ada seringkali ditemukan dalam Pemilik toko atau penjual
penegakan hukum pelaku tindak eceran sebenarnya tahu kalau rokok
pidana peredaran rokok tanpa pita yang dijualnya salah atau ilegal
cukai adalah para pengusaha rokok karena tidak dilekati pita cukai atau
ilegal sering dapat mengelabui cukai banderol, namun karena sifatnya
yang harus dibayarkan, atau dapat dititipi (tidak bayar tunai) dan tidak
juga dengan tidak menaikkan pernah ada tindakan tegas dari
golongan pabriknya sehingga pemerintah, maka pemilik toko dan
walaupun sebenarnya mampu naik
golongan namun dengan golongan
yang tetap rendah maka cukai yang Cukai Tipe Madya Pabean B Pekanbaru ,
Hari Kamis, Tanggal 20 November 2014,
harus dibayarkan pun juga rendah, Bertempat di Kantor Pengawasan dan
sehingga terjadi persaingan yang Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
tidak sehat yang pada akhirnya dapat Pekanbaru.
22
merugikan para pengusaha pabrik Wawancara dengan Bapak Tangguh
rokok yang menjalankan usahanya Cahyono, Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
secara legal.21 Cukai Tipe Madya Pabean B Pekanbaru ,
Hari Kamis, Tanggal 20 November 2014,
21
Wawancara dengan Bapak Tangguh Bertempat di Kantor Pengawasan dan
Cahyono, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Pekanbaru.

10
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.
penjual eceran tetap menjual rokok, Dalam Undang-Undang Nomor
tetapi ada juga sebagian pemilik toko 39 Tahun 2007 yang merupakan
atau penjual eceran yang tidak tahu amandemen dari Undang-Undang
kalau rokok yang dijualnya salah Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai
atau ilegal, maka dari itu diperlukan mengatur pemberatan sanksi pada
sosialisasi kepada masyarakat setiap pelanggaran dalam undang-
mengenai rokok ilegal.23 undang di bidang cukai sehingga
dapat memberikan efek jera, selain
C. Upaya dalam Mengatasi itu undang-undang ini juga mengatur
Hambatan dalam Penegakan tentang yang salah dalam
Hukum Pelaku Tindak Pidana menghitung dan menetapkan, akan
Peredaran Rokok Tanpa Pita diberikan sanksi sesuai dengan
Cukai Berdasarkan Undang- peraturan perundang-undangan yang
Undang Nomor 39 Tahun 2007 berlaku.
Perubahan Atas Undang- Selama ini perhatian jajaran
Undang Nomor 11 Tahun 1995 Bea dan Cukai Pekanbaru hanya
Tentang Cukai di Wilayah dititikberatkan pada pencarian dan
Hukum Direktorat Jenderal penindakan pengusaha rokok ilegal
Bea dan Cukai Kota Pekanbaru tanpa pita cukai. Untuk mengetahui
keberadaan sebuah usaha produksi
Untuk meredam peredaran rokok ilegal tidak mudah, dibutuhkan
rokok ilegal, Direktorat Jenderal Bea kegiatan intelijen dan pencarian
dan Cukai melakukan langkah- informasi yang cukup lama. Untuk
langkah preventif terhadap menimbulkan efek jera, sebenarnya
pengusaha rokok ilegal. Direktorat penjual eceran atau pemilik toko
Jenderal Bea dan Cukai Pekanbaru dapat dijerat dengan pasal 54
juga harus lebih aktif dalam Undang-Undang Nomor 39 tahun
memberantas peredaran rokok polos 2007 tentang cukai.
tanpa pita cukai, misalnya dengan Ada dua kategori barang kena
mengadakan kegiatan sosialisasi cukai (rokok) yang terdapat dalam
kepada masyarakat mengenai tindak unsur delik ini, yaitu :
pidana peredaran rokok tanpa pita 1) Rokok yang tidak dikemas untuk
cukai, serta melakukan razia rutin penjualan eceran, maksudnya di
terhadap warung-warung kelontong sini adalah rokok yang masih
dan kedai-kedai kecil yang ada batangan atau tidak dikemas
diwilayah Pekanbaru.24 dalam bungkusan eceran yang
lazim dalam perdagangan. Oleh
23
Wawancara dengan Bapak Hanny karena tidak dikemas dalam
Fisher Palilingan, Kepala Seksi Penyuluhan kemasan untuk penjualan eceran,
dan Layanan Informasi Kantor Pengawasan maka otomatis produk rokok
dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya tersebut tidak dilekati pita cukai,
Pabean B Pekanbaru, Hari Kamis, Tanggal
12 Februari 2015, Bertempat di Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Kepabeanan dan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Cukai Pekanbaru. Pabean B Pekanbaru, Hari Kamis, Tanggal
24
Wawancara dengan Bapak Hanny 12 Februari 2015, Bertempat di Kantor
Fisher Palilingan, Kepala Seksi Penyuluhan Pengawasan dan Pelayanan Kepabeanan dan
dan Layanan Informasi Kantor Pengawasan Cukai Pekanbaru.

11
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.
karena pelekatan pita cukai hanya d) Harus sesuai dengan spesifikasi
pada kemasan untuk penjualan jenis rokok di dalam
eceran. kemasannya.
2) Tidak dilekati pita cukai pita e) Unsur “dipidana dengan pidana
cukai atau tidak dibubuhi tanda penjara paling singkat 1 (satu)
pelunasan cukai lainnya tahun dan paling lama 5 (lima)
sebagaimana dimaksud dalam tahun dan/atau pidana denda
Pasal 29 ayat (1), maksudnya paling sedikit 2 (dua) kali nilai
meskipun rokok dikemas untuk cukai dan paling banyak 10
penjualan eceran namun di (sepuluh) kali nilai cukai yang
kemasannya tidak dilekati pita seharusnya dibayar”
cukai sebagaimana dimaksud Unsur delik ini merupakan
dalam pasal 29 ayat (1). Pasal 29 sanksi pidana yang dapat dikenakan
ayat (1) menyebutkan bahwa, kepada setiap orang {unsur (a)} yang
barang kena cukai (dalam memenuhi unsur (b) dan (c). Sanksi
penelitian ini berupa rokok) yang pidana yang diatur dalam unsur delik
pelunasan cukainya dengan cara ini adalah berupa sanksi pidana
pelekatan pita cukai atau komulatif alternatif, yaitu selain
pembubuhan tanda pelunasan pidana penjara saja dapat pula
cukai lainnya hanya boleh ditambahkan pidana denda. Lainnya
ditawarkan, diserahkan, dijual, yang diwajibkan adalah pita cukai
atau disediakan untuk dijual yang dilekatkan atau tanda pelunasan
setelah dikemas untuk penjualan cukai lainnya yang dibubuhkan.
eceran dan dilekati pita cukai atau Delik pada pasal 54 tersebut tidak
dibubuhi tanda pelunasan cukai menentukan berapa banyak barang
lainnya yang diwajibkan. kena cukai yang dijual, namun
Menurut penjelasan Pasal 29 kualitas perbuatannya yang dikenai
ayat (1), yang dimaksud dengan pita sanksi pidana. Oleh karena undang-
cukai atau tanda pelunasan cukai undang cukai adalah bagian dari
pada kemasan sesuai dengan hukum fiskal yang menitik beratkan
ketentuan peraturan perundang- pada diterimanya pendapatan
undangan di bidang cukai. Hal ini pemerintah, pantaskah pemilik toko
berarti pita cukai yang diwajibkan atau penjual rokok eceran dipidana
memiliki kriteria-kriteria sebagai penjara minimal satu tahun, karena
berikut, yaitu pita cukai yang menjual satu atau dua bungkus rokok
dilekatkan pada kemasan : tanpa pita cukai.
a) Harus asli, pencetakan dan Menurut peneliti, delik pada
pengadaan dilaksanakan oleh pasal 54 Undang-Undang Nomor 11
badan usaha yang ditunjuk oleh tahun 1995 tentang Cukai (sebelum
Menteri Keuangan; di amandemen) lebih tepat dikenakan
b) Harus baru (belum pernah terhadap pemilik toko atau penjual
dipakai sebelumnya); eceran yang menjual rokok tanpa pita
c) Harus milik pengusaha pabrik cukai. Pasal 54 Undang-Undang
sendiri (bukan didapat dari Nomor 11 tahun 1995 tentang cukai.
pengusaha pabrik rokok lainnya);

12
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.
Upaya lain yang dapat Direktorat Jenderal Bea dan
dilakukan dalam mengatasi Cukai Kota Pekanbaru, masih
hambatan tindak pidana pelaku ditemukan bahwa dari pihak
peredaran rokok tanpa pita cukai aparat penegak hukumnya masih
yang dilakukan oleh pemerintah menyimpang dari prinsip
adalah dengan cara menurunkan tarif keadilan dimana masih terdapat
advolorum dan menaikkan tarif cukai indikasi terjadinya diskriminasi
spesifik melalui Peraturan Menteri terhadap pelaku tindak pidana
Keuangan (PMK) Nomor peredaran rokok tanpa pita cukai,
205/PMK.011/2014 sebagai upaya dan masih banyaknya masyarakat
untuk mengenalkan salah satu yang tidak mengetahui mengenai
industri hasil tembakau yang hanya tindak pidana peredaran rokok
menggunakan tarif cukai spesifik tanpa pita cukai. Serta masih
tanpa tarif cukai advolorum yang kurangnya aparat penegak hukum
menyertainya seperti yang berlaku Bea dan Cukai Pekanbaru dalam
saat ini. hal untuk melakukan pengawasan
disetiap sektornya, dan juga
PENUTUP dalam hal sistem distributor yang
A. Kesimpulan dimana kurir yang membawa
1. Penegakan hukum pelaku tindak rokok tanpa pita cukai yang akan
pidana peredaran rokok tanpa disalurkan tersebut melewati
pita cukai berdasarkan Undang- jalan-jalan perlintasan.
Undang Nomor 39 Tahun 2007 3. Upaya dalam mengatasi
Perubahan atas Undang-Undang hambatan dalam penegakan
Nomor 11 Tahun 1995 Tentang hukum pelaku tindak pidana
Cukai di Wilayah Hukum peredaran rokok tanpa pita cukai
Direktorat Jenderal Bea dan berdasarkan Undang-Undang
Cukai Kota Pekanbaru, belum Nomor 39 Tahun 2007
berjalan dengan sebagaimana Perubahan atas Undang-Undang
mestinya karena selama lima Nomor 11 Tahun 1995 Tentang
tahun terakhir ini, masih banyak Cukai di Wilayah Hukum
beredar dan menggejala di Direktorat Jenderal Bea dan
pasaran produk-produk rokok Cukai Kota Pekanbaru, dengan
yang dilekati pita cukai palsu dan cara pemerintah menurunkan
produk-produk rokok yang tidak tarif advolorum dan menaikkan
dilekati pita cukai atau dapat tarif cukai spesifik melalui
disebut juga dengan istilah rokok Peraturan Menteri Keuangan
polos. (PMK) Nomor
2. Hambatan dalam penegakan 205/PMK.011/2014 sebagai
hukum pelaku tindak pidana upaya untuk mengenalkan salah
peredaran rokok tanpa pita cukai satu industri hasil tembakau yang
berdasarkan Undang-Undang hanya menggunakan tarif cukai
Nomor 39 Tahun 2007 spesifik tanpa tarif cukai
Perubahan atas Undang-Undang advolorum yang menyertainya
Nomor 11 Tahun 1995 Tentang seperti yang berlaku saat ini. Dan
Cukai di Wilayah Hukum terhadap pelaku tindak pidana

13
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.
peredaran rokok tanpa pita cukai sehingga tidak menjadi
harus diberikan sanksi yang tegas penghalang bagi proses
sesuai dengan undang-undang penegakan hukum nya. Dan
cukai yang mengaturnya, dengan Direktorat Jenderal Bea dan
cara menjatuhkan sanksi pidana Cukai Pekanbaru lebih sering
dan sanksi denda terhadap pelaku melakukan kegiatan sosialisasi
tindak pidana tersebut. Kemudian terhadap masyarakat mengenai
dalam hal aparat penegak hukum tindak pidana dibidang cukai.
yaitu pejabat Bea dan Cukai 3. Agar penegakan hukum (law
harus ditambah, agar tidak terjadi enforcement) oleh jajaran
kekurangan dalam segi aparat Direktorat Jenderal Bea dan
penegak hukumnya dan juga Cukai dilakukan secara
Direktorat Jenderal Bea dan profesional, dengan mengacu
Cukai Kota Pekanbaru, harus pada ketentuan undang-undang
memberitahukan informasi cukai, undang-undang
mengenai pita cukai rokok perpajakan, peraturan menteri
dengan cara membagikan keuangan dan hukum acara
seleberan-selebaran mengenai pidana. Serta penjatuhan sanksi
pita cukai rokok (sosialisasi). (punishment) bagi pegawai yang
berperilaku menyimpang dan
B. Saran pemberian penghargaan (reward)
1. Dalam proses penegakan bagi pegawai yang berprestasi
hukumnya, seharusnya aparat dan pemberian sanksi yang tegas
Bea dan Cukai tidak memandang terhadap pelaku tindak pidana
bulu terhadap siapapun, dan peredaran rokok tanpa pita cukai
harus tegas dalam menegakan agar diharapkan dapat
hukum dibidang cukai sesuai menimbulkan efek jera
dengan yang telah diatur didalam
Undang-Undang Nomor 11 tahun DAFTAR PUSTAKA
1995 yang sebagaimana diubah
menjadi Undang-Undang Nomor A. Buku
39 tahn 2007 tentang cukai. Amiruddin, 2012, Pengantar
2. Dalam mengatasi hambatan Metode Penelitian Hukum, PT
dalam proses penegakan Raja Grafindo, Jakarta.
hukumnya, seharusnya aparat , 2008, Amandemen
Bea dan Cukai harus menjunjung Undang-Undang Republik
tinggi prinsip keadilan serta Asas Indonesia tentang Cukai, Sinar
Equaliry Before the Law, Grafika, Jakarta.
sehingga tidak terjadi ____ __, 2000, Undang-Undang
diskriminasi dalam proses Republik Indonesia Nomor 11
penegakan hukumnya. Serta Tahun 1995 Tentang Cukai,.
pemerintah harus menambah Fokusmedia, Bandung.
aparat Bea dan Cukai sehingga Chazawi, Adami, 2002, Pelajaran
dalam melakukan pengawasan Hukum Pidana, PT. Raja
aparat Bea dan Cukai dapat Grafindo Persada, Jakarta.
mengoptimalkan tugas-tugasnya,

14
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.
Djamali, Abdoel R., 2007, Wiwoho, Jamal, 2008, Membangun
Pengantar Hukum Indonesia, Model Penyelesaian Sengketa
Raja Grafindo, Jakarta. Pajak yang Berkeadilan.
Hamzah, Andi, 2004. Asas-Asas Sebelas Maret University
Hukum Pidana, ineka Cipta, Press, Surakarta.
Jakarta.
Hartanti, Evi, 2006, Tindak Pidana B. Jurnal
Korupsi, Sinar Grafika, Erdianto. 2012. Penyelesaian Tindak
Jakarta. Pidana yang Terjadi di Atas
Hartono, 2007, Hukum Ekonomi Tanah Sengketa. Jurnal Ilmu
Indonesia, Bayumedia, Hukum Volume 3.
Malang. Gultom, Elfrida, 2006, Bea Cukai
Kelsen, Hans, 2011, Teori Umum Sebagai Akselerator
Tentang Hukum dan Negara, Pelabuhan, Jurnal Legislasi
terjemahan Muttaqien, Raisul, Indonesia, Volume 3 Nomor 4,
Nusa Media, Bandung. Jakarta.
Prodjodikoro, Wirjono, 2001, Muchjidin, Rachmat. 2010.
Tindak-Tindak Pidana Tertentu Pengembangan Ekonomi
di Indonesia, PT. Refika Tembakau Nasional:
Aditama, Jakarta. Kebijakan Negara Maju dan
Purwito, Ali, 2010, Kepabeanan dan Pembelajaran Bagi Indonesia.
Cukai (Pajak Lalu Lintas Analisis Kebijakan Pertanian,
Barang) Konsep dan Aplikasi, Volume 8.
Cetakan IV, Pusat Kajian
Fiskal FH UI, Jakarta. C. Peraturan Perundang-
Satjipto Raharjo, 2004. Masalah Undangan
Penegakan Hukum , Suatu Undang-Undang Nomor 39 Tahun
Tinjauan Sosiologis, Sinar 2007 tentang Perubahan atas
Baru, Bandung. Undang-Undang Nomor 11
Soekanto, Soerjono, 2007, Faktor- Tahun 1995 tentang Cukai,
faktor Yang Mempengaruhi Tambahan Lembaran Negara
Penegakan Hukum. Raja Nomor 4755.
Grafindo Persada, Jakarta. Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Soekanto, Soerjono, 2006, Pengantar Pidana Pasal 1 Angka (2)
Penelitian Hukum, UUI Press, tentang Penyidikan.
Jakarta.
Soemitro, Rochmat, 2004, Dasar- D. Website
dasar Hukum Pajak dan Pajak http://bcpekanbaru.beacukai.go.id/be
Pendapatan, Eresco, Bandung. rita-184-mengenal-kppbc-tmp-
Sunggono, Bambang, 2006, Metode b-pekanbaru-lebih-dekat.html
Penelitian Hukum, PT http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok.ht
Rajawali Pers, Jakarta. ml
Taufik MM dan Suhasril, 2010,
Hukum Acara Pidana dalam
Teori dan Praktek, Ghalia
Indonesia, Bogor.

15
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015.

You might also like