Professional Documents
Culture Documents
Sifat Fisika Tanah Dan Produktivitas Kelapa Sawit
Sifat Fisika Tanah Dan Produktivitas Kelapa Sawit
SIFAT FISIKA TANAH DAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI LAHAN GAMBUT PADA KEDALAMAN MUKA AIR TANAH YANG BERBEDA
(Soil Physical Properties and Productivity of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Peatland with
Different of Water Levels)
ABSTRACT
This study aims to determine soil physical properties and oil palm productivity in different of water
levels (TMA) in peatland. This study conducted in oil palm plantation area in PT. Tabung Haji Indo
Plantation Indragiri Hilir Regency, and Laboratory of Soil Science Faculty of Agriculture, University of
Riau. This study was carried out started from July until October 2017 by using survey method.
Sampling Location conducted by purposive sampling, and sampling point was determined by stratified
random sampling. Analysed data used analyse of variance, followed by further test by Duncan’s new
multiple range test level of 5%. Parameters observed in physical properties ware bulk density,
porosity, water content of maximum occupied capacity, particles size distribution, and oil palm
productivity. The result of this study showed that peatland with water levels (20-40) cm (TMA1) showed
higher water content of maximum occupied capacity than water levels (>40-60) cm (TMA2), and >60
cm (TMA3). Peat soil with water level TMA2 owned bulk density, the particle size (≤63 µm) higher
compared to (20-40) cm and >60 cm. Peat soil with TMA3 showed higher porosity compared to (20-40)
cm and (20-40) cm. Peat soil (20-40) cm showed higher oil palm productivity compared to (>40-60) cm
and >60 cm. Oil palm productivity (>40-60) cm and >60 cm showed lower compared to (20-40) cm is
caused by Ganoderma attack.
15
Sifat Fisika Tanah dan Produktivitas Kelapa Sawit di lahan Gambut (Wawan dkk, 2019)
Tabel 1. Rata-rata kadar air kapasitas lapang maksimum di kedalaman (0-10) cm pada
kedalaman muka air tanah gambut yang berbeda.
Kedalaman muka air (cm) Kadar Air Kapasitas lapang Maksimum (%)
a
20-40 449,22
b
>40-60 438,11
ab
>60 442,55
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5%
16
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 1, Agustus 2019 : 15– 22
dibandingkan dengan kedalaman muka air gambut bervariasi, karena adanya interaksi
tanah (>40-60) cm, namun berbeda tidak yang komplek dari berbagai sifat tanah
nyata dengan kedalaman muka air tanah gambut tersebut (Wahyunto et al., 2005).
>60 cm. Hal ini karena kedalaman muka air Porositas atau volume pori total
tanah (20-40) cm menyebabkan proses tanah adalah bagian/rongga tanah yang
dekomposisi menjadi terhambat tidak terisi bahan padat sehingga dapat
dibandingkan kedalaman muka air tanah diisi oleh udara dan air (Dikas, 2010).
>60 cm dan (>40-60) cm sehingga Besaran nilai porositas tanah (Tabel 3)
ketersedian bahan organik yang masih berbanding terbalik terhadap besaran nilai
belum terdekomposisi daripada kedalaman bulk density (Tabel 2). Penurunan nilai bulk
muka air lain. Bahan organik mempunyai density meningkatkan daya menahan air
kemampuan menyerap dan menahan air tanah gambut (Tahrun et al., 2015).
yang tinggi, bahan organik dapat menyerap Kapasitas lapang di tanah gambut yang
air sebesar dua hingga tiga kali beratnya relatif tinggi, berdasarkan berat kering
(Arsyad, 2000) tanah gambut (Radjaguguk, 2000).
Peningkatan dekomposisi bahan Kapasitas menahan air maksimum untuk
organik mengakibatkan berkurangnya gambut fibrik adalah (680-3000)%, untuk
porositas total (Wahyunto et al., 2005). gambut hemik (450-850)%, untuk gambut
Kadar air kapasitas lapang tanah gambut saprik <450%. Namun demikian, gambut
berkaitan erat dengan porositas (Tabel 3), akan menjadi hidrob (Menolak air) kalau
semakin tinggi porositas tanah maka terlalu kering (Radjaguguk, 2000). Tanah
semakin tinggi kemampuan tanah untuk gambut terlalu kering dapat disebabkan
menahan air. Menurut Radjaguguk (2000), oleh semakin dalamnya kedalaman muka
porositas total sangat menentukan air tanah.
besarnya pengikatan air oleh tanah
gambut. Bahan yang relatif belum Bulk density
terdekomposisi mempunyai porositas yang Hasil sidik ragam menunjukkan
tinggi dengan proporsi pori-pori besar yang bahwa faktor kedalaman muka air tanah
tinggi (Driessen & Rochimah, 1976). berpengaruh nyata terhadap Bulk density
Walaupun demikian daya menahan air dari (BD) di lahan gambut (Tabel 2).
Tabel 2. Rata-rata bulk density di kedalaman (0-10) cm pada kedalaman muka air tanah
gambut yang berbeda.
-3
Kedalaman muka air (cm) Bulk density (g.cm )
b
20-40 0,26
a
>40-60 0,31
b
>60 0,22
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5%
Tabel 2 menunjukkan pada lahan pada tanah maka laju proses dekomposisi
gambut dengan kedalaman muka air tanah meningkat, meningkatnya proses de-
(>40-60) cm memiliki nilai bulk density komposisi memperbesar nilai bulk density.
tertinggi dibandingkan dengan dua Kedalaman muka air tanah gambut (>40-
ketinggian air diatas. Hal ini karenakan 60) cm menyebabkan lingkungan yang
kondisi lahan yang tidak terlalu jenuh air, sesuai untuk mendukung aktivitas biota
sehingga mendukung aktivitas ber- tanah. Kedalaman muka air tanah
kembangbiak organisme tanah yang dapat mempengaruhi proses dekomposisi,
memepercepat proses dekomposisi. dimana proses dekomposisi akan
Hasil pengamatan organisme tanah berlangsung lebih cepat (Lisnawati et al.,
menunjukkan pada kedalaman muka air 2014). Hal tersebut terjadi karena ada
(>40-60) memiliki jumlah makrofauna ketersediaan oksigen di dalam bahan
tertinggi yaitu sebesar 287 individu, organik sehingga akan meningkatkan
kedalaman muka air (20-40) cm dan >60 aktivitas mikroorganisme yang akan
cm memiliki jumlah makrofauna tanah yaitu mengakibatkan terjadinya proses
berturut-turut memiliki 245 dan 140 individu dekomposisi (Limin et al., 2000). Sejalan
2
per 2.500 cm . Semakin banyak organisme dengan Radjaguguk (2000) meningkatnya
17
Sifat Fisika Tanah dan Produktivitas Kelapa Sawit di lahan Gambut (Wawan dkk, 2019)
Tabel 3. Rata-rata porositas tanah gambut di kedalaman (0-10) cm pada kedalaman muka air
tanah gambut yang berbeda.
Kedalaman muka air (cm) Porositas (%)
ab
20-40 77
b
>40-60 73
a
>60 80
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5%
Tabel 3 menunjukkan bahwa tanah porositas yang tinggi dengan proporsi pori-
gambut pada kedalaman muka air tanah pori besar yang tinggi (Driessen, 1978).
berbeda berpengaruh terhadap nilai Belum terdekomposisinya bahan dapat
porositas. Porositas tertinggi terdapat pada dilihat bahwa pada ketinggian muka air >60
kedalam muka air > 60 cm. Menurut memiliki bulk density (Tabel 2) terendah
Driessen (1978) sifat fisika tanah gambut dibandingkan dengan ketinggian muka air
merupakan produk dari banyak perubahan tanah gambut yang lain. Porositas total
yang berinteraksi, yang menghasilkan akan menurun dengan meningkatnya
bahan yang beragam dalam derajat dekomposisi (Radjaguguk, 2000).
dekomposisi. Peningkatan porositas pada
tinggi muka air tanah gambut >60 cm, Distribusi Ukuran Partikel
dikarenakan bobot isi yang rendah dampak Hasil pengamatan rata-rata Distribusi
dari bahan organik yang banyak belum Ukuran Partikel (DUP) tanah gambut
terdekomposisi sehingga menyebabkan disajikan pada Gambar 1.
25,00
DUP (%)
20,00
20,00
15,00 TMA (>40-
15,00 60) cm
10,00 10,00
5,00 5,00
TMA >60
0,00 cm
0,00 >2 mm500 µm150 µm63 µm<63 µm
>2 mm 500 µm 150 µm 63 µm <63 µm
.
Gambar 1. Grafik perubahan Distribusi Ukuran Partikel (DUP) gambut dengan kedalaman muka air tanah
berbeda.
Grafik pada Gambar 1 menunjukkan bahwa susunan tingkat kekasaran gambut di
18
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 1, Agustus 2019 : 15– 22
ketinggian muka air tanah (>40-60) cm pada halus dan naiknya nilai Bulk density adalah
kedalaman tanah (0-10) cm mengalami manifestasi dari banyaknya partikel halus
peningkatan sebaran partikel halus di akibat dari proses dekomposisi. pada
ukuran 63 µm dan ukuran kurang dari 63 µm kedalaman muka air tanah (>40-60)
dibandingkan dengan kedalaman muka air mengalami peningkatan nilai bulk density
(20-40) cm dan >60 cm. Pada kedalaman dari kedalaman muka air >60 dan (20-40)
tanah (>10-20) cm dengan ketinggian muka cm (Tabel 2). Perubahan bulk density
air tanah sama mengalami penurunan adalah dampak dari sebaran partikel halus,
sebaran partikel halus di ukuran <63 µm. proses dekomposisi mengakibatkan
Proses budidaya tanaman kelapa peningkatan sebaran partikel halus yang
sawit pada tanah gambut mempengaruhi menyebabkan nilai bulk density mengalami
pematangan tanah gambut yang berdampak peningkatan. Perubahan bulk density
terhadap tingkat ukuran partikel halus. gambut juga bisa disebabkan oleh
Penurunan kadar serat gambut sebagai konsolidasi bahan gambut akibat proses
akibat dari meningkatnya kematangan tanah drainase atau adanya perubahan
yang disebabkan penggunaan lahan untuk beban/tekanan di permukaan gambut
kebun kelapa sawit karena semakin tinggi (Dariah et al., 2012).
tingkat kematangan bahan gambut, kadar
serat akan mengalami penurunan dan Produktivitas Kelapa Sawit
ukuran partikel gambut menjadi lebih halus Hasil sidik ragam menunjukkan
dan lebih kecil (Dikas, 2010). bahwa faktor kedalaman muka air tanah
Kematangan tanah gambut berpengaruh tidak nyata terhadap
disebabkan oleh proses dekomposisi yang Produktivitas kelapa sawit di lahan gambut
menyebabkan peningkatan sebara partikel (Tabel 4).
Tabel 4. Rata-rata produktivitas kelapa sawit pada kedalaman muka air tanah gambut yang
berbeda.
-1 -1
Kedalaman muka air (cm) Produktivitas (ton.ha .tahun )
a
20-40 17.54
b
>40-60 12.75
b
>60 14.45
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5%
Tabel 4 menunjukkan bahwa tanah yang lebih muda di kedalaman muka air
gambut pada kedalaman muka air tanah (>40-60) cm menghasilkan produktivitas
-1 1
(20-40) cm, (>40-60) cm dan >60 cm 17.11 ton.ha .tahun , kedalaman muka air
mempengaruhi nilai produktivitas secara >60 cm menghasilkan produktivitas 18.16
-1 -1
nyata. Pada Kedalaman muka air tanah ton.ha .tahun. . Penurunan produktivitas
gambut (20-40) cm berbeda nyata dengan kelapa sawit pada kedalaman muka air
kedalaman air tanah gambut (>40-60) cm tanah (>40-60) cm dan >60 cm di PT.
dan >60 cm, sedangkan kedalaman muka Tabung Haji Indo Plantations diduga
air tanah (20-40) cm dan >60 cm memiliki disebabkan oleh cendawan Ganoderma
perbedaan yang tidak nyata. yang mengakibatkan busuk pangkal batang.
Menurut hasil penelitian Winarna Beberapa kebun di Indonesia, Ganoderma
(2015), pada tanaman umur 6 tahun dengan telah menyebabkan kematian kelapa sawit
kedalaman muka air tanah (30-50) cm, hingga 80% atau lebih populasi kelapa sawit
-1 -1
memiliki produksi 19.92 ton.ha .tahun , dan hal tersebut menyebabkan penurunan
(45-70) cm memliki produksi 19.43 produk kelapa sawit persatuan luas
-1 -1
ton.ha .tahun dan kedalaman (70-90) cm (Susanto, 2002). Umur tanaman juga dapat
-1 -1
memiliki produksi 19.53 ton.ha .tahun . Hal menurunkan produksi kelapa sawit, karena
ini menunjukkan bahwa kedalaman muka air menurut Saragih (2015), produksi
tanah lebih dari 40 cm mengalami maksimum kelapa sawit umumnya tercapai
penurunan dibandingkan dengan penelitian pada umur 15 tahun, kemudian menurun
Winarna (2015) pada muka air tanah (45-70) seperti halnya pada tanah mineral. Selain
cm dan (70-90) cm. menurunkan produktivitas, umur tanaman
Pada lokasi yang berbeda dan umur yang semakin tua juga menyebabkan
19
Sifat Fisika Tanah dan Produktivitas Kelapa Sawit di lahan Gambut (Wawan dkk, 2019)
(A) (B)
Gambar 2. Sawit terserang Ganoderma pada kedalaman muka air >60 (A), Sawit terserang
Ganoderma kedalaman muka air (>40-60) cm (B).
20
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 1, Agustus 2019 : 15– 22
21
Sifat Fisika Tanah dan Produktivitas Kelapa Sawit di lahan Gambut (Wawan dkk, 2019)
22