Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TERHADAP BIJI ALPUKAT

(Persea americana Mill.) BERDASARKAN VARIASI PELARUT

Nurhidaya, Virsa Handayani dan Andi Amalia Dahlia


Laboratorium Farmakognosi Fitokimia
Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia, Jl Urip Sumiharjo Km 5, Makassar, Indonesia
n.yayaaa318@gmail.com

ABSTRACT
Avocados (Persea americana Mill.) are classified as the Lauraceae family. Empirically,
people use avocado seed for the treatment of hypertension, diabetes mellitus, and others. The
research aimed to determine the differences in the activity level of antioxidant compounds from
avocado seed extract based on the solvent variation the extraction was conductd by maceration using
solvents, namely n-hexane, ethyl acetate, and ethanol. The determination of the activity of
antioxidant compounds from avocado seed extract used the method of DPPH (2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazil). The results showed that n-hexane extract of avocado seeds positively contained
flavonoid, phenolic, and saponins. The ethyl acetate extract of avocado seeds positively contained
flavonoid, phenolic, and saponins, and in the ethanol extract of avocado seeds positively contained
flavonoid, phenolic, saponins, and tannins. While the antioxidant activity of avocado seeds in n-
hexane extract had a moderate antioxidant activity with IC50 was 88,5108303 µg/mL; ethyl acetate
extract extract had a weak antioxidant activity with IC50 was 208,701223 µg/mL; ethanol extract
had a moderate antioxidant activity with IC50 was 60,2319961 µg/mL. However, when compared to
the standard antioxidant activity, a quarcetin comparator had an IC 50 was 8,7583843 µg/mL, so the
avocado seed extract had the antioxidant activity below quercetin.

Keywords: Avocado seed (Persea americana Mill.); Antioxidant; DPPH.

PENDAHULUAN Hasil penelitian yang dilakukan oleh


Secara umum tumbuhan merupakan Zuhrotun (2007), menunjukan bahwa biji
sumber senyawa antioksidan seperti fenol, alpukat mengandung senyawa polifenol,
flavonoid, kurkuminoid dan asam-asam flavonoid, triterpenoid, kuinon, saponin,
organik yang menyebar diberbagai bagian tanin, monoterpenoid dan seskuiterpenoid.
tumbuhan seperti akar, batang kulit, daun Penelitian sebelumnya juga menunjukkan
buah, biji dan bunga (Lemmens & bahwa biji alpukat memiliki kandungan
Bunyapraphatsara 2003). Senyawa senyawa yang memiliki efek antidiabetes
antioksidan adalah senyawa yang mampu melalui kemampuannya menurunkan kadar
menahan atau menghilangkan pembentukan glukosa darah. Hasil penelitian yang
efek spesies oksigen reaktif. Penggunaan dilakukan oleh Malangngi LP, Sangi &
senyawa antioksidan berperan dalam Paendang (2012) menyebutkan bahwa
menghambat penyakit degeneratif seperti ekstrak biji alpukat biasa dalam bentuk kering
penyakit jantung, arteriosclerosis, kanker, memiliki aktivitas antioksidan tertinggi
serta gejala penuaan (Kuncahyo & Sunardi, sebesar 93,045% dibanding dalam bentuk
2007). segar dengan menggunakan pelarut etanol
Alpukat (Persea americana Mill) 95%. Hasil penelitian yang dilakukan
merupakan tanaman yang termasuk ke dalam Adrianti (2012), menunjukkan kadar
family Lauraceae. Alpukat banyak tumbuh di flavonoid total yang terdapat dalam ekstrak
Indonesia terutama di dataran tinggi yang etanol biji alpukat (P. americana) sebesar
berhawa sejuk (Antia, 2005). Dalam dunia 59,6 μg/mg.
pengobatan, alpukat telah banyak digunakan Berdasarkan uraian diatas, untuk
sebagai obat tradisional untuk mengobati memaksimalkan pemanfaatan limbah biji
berbagai macam penyakit. Selain buah dan alpukat perlu dilakukan penelitian lanjutan
daunnya, biji buah alpukat juga bisa untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari
digunakan untuk mengurangi kadar gula ekstrak biji alpukat dengan menggunakan
dalam darah (Hariana, 2004). Biji alpukat beberapa jenis pelarut.
juga dipercaya dapat mengobati sakit gigi,
maag kronis, hipertensi dan diabetes melitus METODE PENELITIAN
(Monica, 2006). Tempat penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Identifikasi alkaloid
Oktober 2018 sampai Mei 2019 dan Larutan ekstrak biji alpukat
dilaksanakan di Laboratorium (P. americana) ditotolkan pada lempeng
Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi silika gel F254 dan dielusi dengan
Universitas Muslim Indonesia. mengunakan eluen n-heksan : etil asetat (7:3)
setelah itu lempeng dikeringkan. Diamati
Populasi dan Sampel pada lampu UV 254 nm dan 366 nm dan
Populasi penelitian ini yaitu tanaman disemprotkan dengan menggunakan
alpukat dan sampel yang digunakan dalam pereaksi Dragendorf. Ekstrak dikatakan
penelitian ini adalah biji alpukat yang positif apabila plat menunjukan bercak
diperoleh dari Makassar, Sulawesi Selatan. coklat (Harborne 1987).

Alat dan Bahan Identifikasi Flavonoid


Alat-alat yang digunakan adalah Larutan ekstrak biji alpukat
mikropipet (Dragon Lab), Rotary vacuum (P. americana) ditotolkan pada lempeng
evaporator (Rotavapor R-220), dan silika gel F254 dan dielusi dengan
spektrofotometer UV-Vis (Shimatzu). mengunakan eluen n-heksan : etil asetat
Bahan-bahan yang digunakan adalah (7:3), setelah itu disemprotkan dengan
air suling, AlCl3, alumunium foil, DPPH (2,2- menggunakan pereaksi AlCl3. Ekstrak
diphenyl-1-picryl-hydrazyl), etanol 96%, dikatakan positif apabila bercak
ekstrak biji alpukat (n-heksan, etil asetat dan berflouresensi kuning, biru, atau hijau pada
etanol 96%), etil asetat, FeCl3, HCl, UV 366 nm (Harborne 1987).
kuarsetin, lempeng KLT (E.merck silika gel
60 F254), n-hexan, pereaksi Bouchardat, Identifikasi Fenolik
pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer dan Larutan ekstrak biji alpukat
vanillin-asam sulfat. (P. americana) ditotolkan pada lempeng
silika gel F254 dan dielusi dengan
Cara Kerja mengunakan n-heksan:etil asetat (7:3)
Pengambilan dan Pengolahan Simplisia selanjutnya diamati pada lampu UV 254 nm
Pengambilan sampel biji alpukat dan 366 nm. Setelah itu disemprotkan
(P. americana) yang telah dikumpulkan, dengan menggunakan pereaksi FeCl3. Hasil
kemudian disortasi basah. Selanjutnya, biji positif adanya fenolik ditandai dengan
alpukat dibersihkan dan dipotong kecil-kecil adanya noda berwarna hijau, merah, ungu,
dan dimasukkan dalam lemari pengering biru atau hitam (Harborne 1987).
dengan suhu kurang dari 50o C, kemudian
sampel diserbukkan. Identikasi Saponin
Larutan ekstrak biji alpukat
Pembuatan ekstrak sampel (P. americana) ditotolkan pada lempeng
Metode ekstraksi yang digunakan silika gel F254 dan dielusi dengan eluen yang
adalah maserasi dengan menggunakan tiga sesuai. Kemudian diamati bercak pada lampu
jenis pelarut organik yang berbeda UV 254 dan 366 dan disemprot dengan
kepolarannya yaitu n-heksan, etil asetat dan vanilin-asam sulfat. Glikosida saponin jika
etanol. dideteksi dengan pereaksi semprot vanilin-
Serbuk simplisia yang akan disari asam sulfat akan memberikan warna biru
dimasukkan ke dalam bejana maserasi. sampai biru violet terkadang berupa bercak
Kemudian, ditambahkan pelarut ke dalam merah, kuning, biru tua, ungu, hijau atau
bejana maserasi yang berisi serbuk simplisia berupa kuning kecoklatan (Harborne, 1987).
hingga cairan penyari merendam serbuk
simplisia. Biarkan simplisia selama 3 x 24 Pengujian Aktivitas Antioksidan
jam, lalu saring untuk mendapatkan ekstrak Pengujian Kualitatif
cair dan diuapkan dengan rotavapor hingga Ekstrak biji alpukat (P. americana)
diperoleh ekstrak kental (Dirjen POM, 2000). dilarutkan dengan pelarutnya masing-
Prosedur yang sama dilakukan kembali untuk masing, kemudian ditotolkan pada lempeng
membuat ekstrak dengan pelarut etil asetat KLT. Lempeng KLT dielusi kemudian
dan etanol. diamati dibawah sinar UV 254 dan 366 nm.
Selanjutnya, Lempeng KLT disemprot
Identifikasi Kandungan Senyawa Kimia dengan menggunakan DPPH kemudian
Ekstrak Biji Alpukat (P. americana) didiamkan selama 30 menit. Ekstrak
dikatakan positif apabila bercak berwarna konsentrasi. Kemudian masing-masing
kuning berlatarbelakang ungu (Handayani, ditambahkan 3,5 mL DPPH 30 ppm. Larutan
V., Ahmad, R. & Sudir, M., 2016). campuran kemudian dihomogenkan dan
diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit
Pengujian Kuantitatif Ekstrak Biji lalu serapannya diukur menggunakan
Alpukat (P. americana) spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 515 nm. Perlakuan yang sama
Pembuatan Larutan DPPH dilakukan pada kuarsetin sebagai baku
Larutan DPPH dibuat dengan cara pembanding (Erviana, Malik, dan Najib
menimbang DPPH sebanyak 3 mg kemudian 2016). Persentase inhibisi radikal DPPH
dilarutkan dengan 100 mL metanol p.a dihitung dengan rumus (Maisuthisakul,
sehingga diperoleh larutan DPPH dengan Pasuk & Ritthiruangdej 2008, h. 230) :
konsentrasi 30 ppm (Erviana, Malik, & Najib
2016, h.165). [Ao – (As – Ae)]
Persen inhibisi= x 100%
Ao
Pembuatan larutan pembanding .
(kuersetin)
Kuersetin ditimbang sebanyak 10 mg Dimana : Ao = Absorbansi blanko,
kemudian dilarutkan dengan metanol p.a As = Absorbansi sampel dan DPPH
sambil diaduk dan dihomogenkan, lalu dan Ae = Absorbansi sampel tanpa
dicukupkan volumenya hingga 10 mL (1000 DPPH.
ppm). Kemudian dipipet sebanyak 1 mL dari Selanjutnya hasil perhitungan
larutan tersebut, lalu dicukupkan volumenya dimasukan kedalam persamaan regresi
hingga 10 mL (100 ppm). Selanjutnya konsentrasi ekstrak (ppm sebagai sumbu X
dilakukan pengenceran, dipipet larutan stok dan nilai % inhibisi (antioksidan) sebagai
100 ppm masing-masing sebanyak 0,01 mL, sumbu Y. Dari persamaan y = bx + a dapat
0,02 mL, 0,03 mL, 0,04 mL, 0,05 mL dihitung nilai IC50 dengan menggunakan
kemudian dicukupkan dengan metanol p.a rumus :
sampai volume akhir 5 mL untuk (50-a)
IC50 =
mendapatkan 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, b
10 ppm (Erviana, Malik, dan Najib 2016,
h.165). HASIL DAN PEMBAHASAN
Antioksidan adalah senyawa yang
Pembuatan larutan sampel dapat memberikan elektron dengan cara
Ekstrak biji alpukat (P. americana) mendonorkan satu elektronnya kepada
ditimbang sebanyak 10 mg dan dilarutkan senyawa yang bersifat oksidan sehingga
dengan metanol p.a sambil diaduk dan aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat
dihomogenkan lalu dicukupkan volumenya dihambat. Antioksidan dapat menstabilkan
hingga 10 mL (1000 ppm). Selanjutnya radikal bebas dengan melengkapi kekurangan
dilakukan pengenceran, dipipet larutan stok elektron yang dimiliki radikal bebas, dan
1000 ppm masing-masing sebanyak 0,1 mL , menghambat terjadinya reaksi berantai dari
0,2 mL, 0,3 mL, 0,4 mL , 0,5 mL, kemudian pembentukan radikal bebas (Malangngi LP,
dicukupkan dengan metanol p.a sampai Sangi & Paendang 2012, h.6).
volume akhir 5 mL untuk mendapatkan 20 Penelitian ini bertujuan untuk
ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm,100 ppm menentukan kandungan kimia dan
(Erviana, Malik, & Najib 2016, h.165). menentukan tingkat aktivitas senyawa
antioksidan ekstrak biji alpukat
Penentuan panjang gelombang maksimum (P. americana) berdasarkan variasi pelarut.
DPPH Biji alpukat (P. americana) yang telah
Pengujian dilakukan dengan memipet 4 diserbukkan, diekstraksi menggunakan
ml DPPH 30 ppm. Larutan ini kemudian metode maserasi dengan pelarut n-heksan,
diinkubasi selama 30 menit dan discan etil asetat dan etanol.
panjang gelombang maksimumnya. (Erviana, Pemilihan pelarut n-heksan karena
Malik, dan Najib 2016, h.165). bersifat non polar, dan didasarkan pada
selektivitasnya dalam mengekstrak senyawa-
Pengukuran aktivitas antioksidan senyawa non polar, tingkat keamanan serta
Pengujian dilakukan dengan memipet kemudahannya menguap (El munah 2013, h.
0,5 mL larutan sampel dari berbagai 34). Pelarut etil asetat dipilih karena bersifat
semi polar yang mampu menarik semua jenis konsentrasi 96% karena etanol dengan
zat aktif, baik polar maupun non polar yang konsentrasi tersebut dapat lebih mudah
memiliki titik didih yang relative rendah yaitu berpenetrasi kedalam sel serta mempunyai
77 oC (Susanti, 2012). Pelarut etanol dipilih kemampuan ektraksi yang lebih baik
karena bersifat polar yang mampu menarik dibandingkan dengan etanol konsentrasi
semua jenis zat aktif, absorbansinya baik dan rendah (Arifin, Riyono dan Elka 2010).
kadar toksisitasnya relatif rendah. Pelarut
etanol yang digunakan yaitu etanol dengan
Tabel 1. Hasil rendemen ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol biji alpukat
(P. americana).

Berat Sampel Jumlah Pelarut Berat Rendemen ekstrak


Jenis Pelarut
(g) (mL) Ekstrak (g) (%)
n-heksan 300 3000 6,7396 2,2465

Etil Asetat 300 3000 5,9664 1,9888

Etanol 300 3000 15,8674 5,2891

Hasil ekstraksi dari metode maserasi kualitatif dengan menggunakan metode KLT
dengan menggunakan pelarut n-heksan, etil (Kromatografi Lapis Tipis) untuk
asetat dan etanol pada biji alpukat mengetahui ada atau tidaknya senyawa aktif
(P. americana) diperoleh persen rendemen dalam masing-masing ekstrak biji alpukat
ekstrak yang dapat dilihat pada Tabel 1. (P. americana) yang memiliki aktivitas
Tujuan dihitung persen rendemen untuk antioksidan dalam meredam radikal bebas.
mengetahui jumlah senyawa yang tertarik Ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol dari
dalam pelarut tertentu namun tidak dapat ekstrak biji alpukat (P. americana) kemudian
menentukan jenis senyawa yang terbawa ditotolkan pada lempeng KLT dan dielusi
(Ukieyanna E 2012, h.7). Kemudian, Ekstrak dengan eluen n-heksan : etil asetat (7: 3)
n-heksan, etil asetat dan etanol biji alpukat kemudian disemprot dengan larutan DPPH.
(P. americana) dilakukan identifikasi dengan Hasil dari pengujian kualitatif menunjukkan
profil KLT (Kromatografi Lapis Tipis) untuk bahwa ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksan
melihat kandungan senyawa yang terdapat dari biji alpukat (P. americana) memiliki
pada masing-masing ekstrak. Metode KLT potensi sebagai antioksidan, dapat dilihat
dipilih karena beberapa kelebihan yang pada Tabel 2. Senyawa yang mempunyai
dimiliki seperti kemudahan, kecepatan dan aktivitas antioksidan akan bereaksi dengan
kepekaannya (Harbone 1987, h. 13). Eluen DPPH yang berwarna ungu dan berubah
yang digunakan pada ekstrak n-heksan, etil menjadi senyawa yang lebih stabil menjadi
asetat dan etanol adalah n-heksan : etil asetat warna kuning. Senyawa antioksidan akan
dengan perbandingan (7 : 3). Identifikasi bereaksi dengan radikal DPPH melalui
pada masing-masing ekstrak dapat dilihat mekanisme donasi atom hidrogen dan
Tabel 2 dan Gambar 1. menyebabkan terjadinya peluruhan warna
Pengujian aktivitas antioksidan dari ungu ke kuning (Handayani, V., Ahmad,
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. R. & Sudir, M. 2016, h.9
Pengujian aktivitas antioksidan secara

Tabel 2. Hasil skrining fitokimia uji KLT ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol biji alpukat
(P. americana)
Ekstrak
Uji
N-heksan Etil Asetat Etanol
Alkaloid - - -
Flavonoid + + +
Fenolik + + +
Saponin + + +
DPPH + + +
Keterangan : (+) positif mengandung senyawa uji
(-) negatif mengandung senyawa uji

(a) (b) (c) (d) (e)


Gambar 1. Kromatografi Lapis Tipis Silika Gel F254 ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol
biji alpukat (P. americana) mengunakan eluen n-heksan : etil asetat (7:3)
Keterangan gambar: (a) Setelah penyemprotan Dragendroff, (b) Setelah penyemprotan
AlCl3, (c) Setelah penyemprotan FeCl3, (d) Setelah penyemprotan Vanilin-asam sulfat, dan (e)
Setelah penyemprotan DPPH.

Selanjutnya dilakukan uji kuantitatif Menurut Phongpaichit et al, suatu


dengan menggunakan spektrofotometer UV- senyawa dinyatakan sebagai antioksidan
Vis dengan panjang gelombang maksimum sangat kuat apabila nilai IC50 kurang dari 10
515 nm, dengan volume sampel yang μg/mL, kuat apabila nilai IC50 antara 10-50
digunakan adalah 0,5 mL dan DPPH μg/mL, sedang apabila nilai IC50 berkisar
sebanyak 3,5 mL. Dimana pengukuran antara 50-100 μg/mL, lemah apabila nilai
menggunakan beberapa variasi konsentrasi IC50 berkisar antara 100-250 μg/mL dan tidak
ekstrak 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm dan aktif apabila IC50 diatas 250 μg/mL. Nilai
100 ppm. Sedangkan untuk konsentrasi IC50 ditentukan mengunakan persamaan
pembanding sebesar 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 regresi linear dari kurva hubungan
ppm dan 10 ppm. Pembanding yang konsentrasi sampel terhadap persen inhibisi
digunakan sebagai kontrol positif adalah dengan persamaan Y = ax + b, konsentrasi
kuersetin. Alasan penggunaan kuersetin sampel (ppm) sebagai sumbu (X) dan nilai
sebagai pembanding karena kuersetin persentase inhibisi sebagai sumbu (Y).
merupakan golongan flavonoid yang sering Adapun hasil pengukuran absorbansi,
ditemukan dalam tumbuhan dan kuersetin persentase pengikatan DPPH, dan nilai IC50
diketahui memiliki banyak aktivitas biologis, dari ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksan
khususnya antioksidan (Perwiratami, C., dari biji alpukat (P. americana) dan
Suzery, M., & Cahyono B 2014, h.37). pembanding kuersetin dapat dilihat pada
tabel 3 dan 4.
Tabel 3. Pengukuran Absorbansi, Persentase Pengikatan DPPH, dan Nilai IC50 dari Pembanding
Kuersetin
Absorbansi
Kosentrasi Absorbansi Absorbansi IC50
sampel & %inhibisi
(ppm) blanko kuarsetin (µg/ml)
DPPH
2 0,725 0 0,559 22,89655
4 0,725 0,001 0,500 31,17241
6 0,725 0,001 0,452 37,7931 8,7583843
8 0,725 0,002 0,391 46,34483
10 0,725 0,013 0,333 55,86207

Tabel 4. Pengukuran Absorbansi, Persentase inhibisi, dan Nilai IC50 dari ekstrak n-heksan, etil asetat
dan etanol dari biji alpukat (P. americana)
Absorbansi
Kosentrasi Absorbansi Absorbansi sampel & IC50
(ppm) blanko sampel DPPH %inhibisi (µg/ml)
20 0,725 0,003 0,531 27,17241379
40 0,725 0,006 0,485 33,93103448
60 0,725 0,011 0,440 40,82758621 88,5108303
80 0,725 0,015 0,402 46,62068966
100 0,725 0,020 0,353 54,06896552
20 0,725 0,003 0,602 17,37931
40 0,725 0,018 0,590 21,10345
60 0,725 0,005 0,550 24,82759
80 0,725 0,007 0,530 27,86207
100 0,725 0,008 0,507 31,17241 208,701223
20 0,725 0,007 0,494 32,82759
40 0,725 0,008 0,426 42,34483
60 0,725 0,014 0,379 49,65517
80 0,725 0,021 0,321 58,62069
100 0,725 0,023 0,269 66,06897 60,2319961

Grafik hubungan antara masing-masing ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat, dan ekstrak
etanol biji alpukat dan pembanding kuersetin dengan % inhibisi dapat dilihat pada gambar 2-5.

Kuarsetin
y = 4.0552x + 14.483
60
R² = 0.9964
% inhibisi

40
Kuarsetin
20
Linear
0
(Kuarsetin)
0 5 10 15
Konsentrasi

Gambar 2. Grafik hubungan antara konsentrasi kuersetin dengan inhibisi

n-heksan
y = 0.3324x + 20.579
60
R² = 0.999
% Inhibisi

40
n-heksan
20
Linear (n-
0
heksan)
0 50 100 150
Konsentrasi

Gambar 3. Grafik hubungan antara konsentrasi ekstrak n-heksan biji alpukat dengan %
inhibisi.

Etil asetat
40
% Inhibisi

30 y = 0.1717x + 14.166
20 R² = 0.9982 Etil asetat
10
Linear (Etil
0
asetat)
0 50 100 150
Konsentrasi
Gambar 4. Grafik hubungan antara konsentrasi ekstrak etil asetat biji alpukat dengan %
inhibisi.

Etanol
80
y = 0.4138x + 25.076

% Inhibisi
60
R² = 0.9983
40
Etanol
20
Linear (Etanol)
0
0 50 100 150
Konsentrasi

Gambar 5. Grafik hubungan antara konsentrasi ekstrak etanol biji alpukat dengan % inhibisi
Hasil pengujian aktivitas diperoleh data bahwa ekstrak biji alpukat (P. americana) memiliki
aktivitas antioksidan dimana pada ekstrak n-heksan memiliki aktivitas antioksidan yang sedang
dengan nilai IC50 sebesar 88,5108303 μg/mL, ekstrak etil asetat memiliki aktivitas antioksidan yang
lemah dengan nilai IC50 sebesar 208,701223 μg/mL, dan ekstrak etanol memiliki aktivitas
antioksidan yang sedang dengan nilai IC50 sebesar 60,2319961 μg/mL.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa aktivitas
antioksidan dari ekstrak biji alpukat (P. americana) yang paling tinggiadalah ekstrak etanol diikuti
oleh ekstrak n-heksan dan etil asetat.

DAFTAR PUSTAKA
Adrianti, 2015, 'Penentuan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea Americana
L.) dengan Metode High Performance Thin Layer Chromatography (HPTLC)', S.Farm
Skripsi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Arifin, H, Riyono, H & Elka, E 2010 ‘Efek ekstrak etanol biji pinang muda (Areca catechu L.)
terhadap aktifitas sistem saraf pusat mencit putih. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi,
Vol 15, no 1, pp 11-17.

Dirjen POM 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

El Munah, AN 2013, ‘Aktivitas Antipoliferasi Ekstrak n-heksana Daun Benalu Kelor (Helixanthera
sessiliflora (Merr.) Denser.) Terhadap Cell Line Kanker Payudara T47D, jurnal UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta, hal 34.

Erviana, L, Malik, A & Najib, A 2016, ‘Uji Aktivitas Antiradikal Bebas Ekstrak Etanol Daun
Kemangi (Ocimum basilicum L.) Dengan Menggunakan Metode DPPH’, Jurnal Fitofarmaka
Indonesia, vol 3, no. 2, pp.164-168.

Handayani, V, Ahmad, R, & Sudir, M 2016, 'Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Bunga dan
Daun Patikala (Etlingera eatior (Jack) RM Sm) Menggunakan Metode DPPH', Pharm. Sci.
and Res., vol. 2, pp. 86-93.

Harborne, JB 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, ITB,
Bandung.

Hariana, A 2013, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Penebar Swadaya Grup, Jakarta.

Kuncahyo, I & Sunardi 2007, 'Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhioa
bilimbi L.) Terhadap 1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl (DPPH)', Seminar Nasional
Tanaman, pp. 1-9.
Lemmens R.H.M.J., & Bunyapraphatsara N., 2003., Medicinal and Poisonous Plants 3: Prosea
Foundation, PROSEA, Bogor-Indonesia, pp 212-213.

Malangngi, LP, Sangi, MS & Paendang, JJ 2012, ‘Penentuan Kandungan Tanin dan Uji Aktivitas
Antioksidan Ektrak Biji Buah Alpukat (Persea American Mill.)’ Jurnal MIPA Unsrat
Online, vol 1 (1), h. 6.

Maisuthisakul, P, Pasuk, S, & Ritthiruangdej, P 2008, 'Relationship Between Antioxidant Properties


and Chemical Composition of Some Thai Plants'. J. of Food Comp. and Analys., vol. 21,
pp. 229-240.

Monica, F 2006, 'Pengaruh Pemberian Air Seduhan Serbuk Biji Alpukat (Persea americana Mill..)
Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar yang Diberi Beban Glukosa', S.Ked Tesis,
Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang.

Perwiratami, C, Suzery, M & Cahyono, B 2014 , ‘Korelasi Fenolat Total Dan Flavonoid Total
Dengan Antioksidan Dari Beberapa Sediaan Ekstrak Buah Tanjung (Mimusops elengi L.)’,
Chemical Program, vol. 7, no.1, pp.34-39.

Phongpaichit, S, Nikom, J, Rungjindamai, N, Sakayaroj, J, Hutadilok Towatana, N 2007. 'Biological


Activities of Extracts From Endophytic Fungi Isolated From Garcinia Plant' FEMS (Vol. 1
No. 2), Immunology & Medical Microbiology, 51(3), 517 – 525.

Susanti, AD, Ardiana, D, Gumelar P, G, Bening G, Y, 2012, 'Polaritas Pelarut Sebagai Pertimbangan
Dalam Pemilihan Pelarut Untuk Ekstraksi Minyak Bekatul Dari Bekatul Varietas Ketan
(Oryza Sativa Glatinosa), Simposium Nasional RAPI XI FT UMS, Surakarta, 1412-9612.

Ukieyanna, E 2012, ‘Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolik dan Flavonoid Total Tumbuhan Suruhan
(Peperomia pellucid L.Kunth)’, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Zuhrotun, A 2007, 'Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea americana
Mill..) Bentuk Bulat'. S.Farm Tesis. Fakultas Farmasi. Universitas Padjajaran. Bandung.

You might also like