Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

JPD: Jurnal Pendidikan Dasar DOI: doi.org/10.21009/JPD.081.

12
http://doi.org/10.21009/JPD

PENGARUH DISPOSISI MATEMATIS DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP


KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Erni Puspitasari
Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana
Universitas Negeri Jakarta
Email: puspitahartono.alba8@gmail.com

Abstract: This study aims to obtain information empirically about the influence of Mathematical
Disposition and Critical Thinking on Problem Solving Ability Mathematics. This research uses
quantitative approach, survey method and path analysis technique. The research was conducted at
State Elementary School (SDN) in Joglo, West Jakarta, in the second semester of the academic year
2016/2017. Sample as many as 245 Students SDN class V was chosen at cluster random. The research
instrument uses questionnaires and tests that have passed the validity and reliability test. Research
data have met the requirements analysis test, the data normality test, and regression linearity. The
path coefficient test uses the t-test, where , showing the path coefficient is entirely
significant at the trust level , thus the null hypothesis is rejected. The results show that
there is a direct positive influence of Mathematical Disposition, and Critical Thinking on
Mathematical Problem Solving Ability. It is also known that there is a positive influence from the
Mathematical Disposition of Critical Thinking. The implication of this research result is that effort to
improve problem solving ability of elementary school mathematics student, coupled with improvement
of mathematical disposition and critical thinking exercise.

Keywords: mathematical problem solving, mathematical disposition, and critical thinking.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara empiris tentang pengaruh
Disposisi Matematis dan Berpikir Kritis terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode survei dan teknik analisis jalur (path
analysis). Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kelurahan Joglo, Jakarta Barat,
pada semester II tahun pelajaran 2016/2017. Sampel sebanyak 245 peserta didik SDN kelas V dipilih
secara klaster acak. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan tes yang telah melalui uji
validitas dan reliabilitas. Data penelitian telah memenuhi uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas
data, dan linieritas regresi. Pengujian koefisien jalur menggunakan , dimana ,
yang menunjukkan koefisien jalur seluruhnya signifikan pada tingkat kepercayaan , dengan
demikian hipotesis nol ditolak.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung
positif Disposisi Matematis, dan Berpikir Kritis terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika. Dapat diketahui juga bahwa terdapat pengaruh langung positif Disposisi Matematis
terhadap Berpikir Kritis. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah bahwa upaya untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik sekolah dasar, diiringi dengan perbaikan
disposisi matematis dan latihan berpikir kritis.

Kata kunci: pemecahan masalah matematika, disposisi matematis, dan berpikir kritis.

144
Pengaruh Disposisi Matematis dan Berpikir
Kritis terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika
Erni Puspitasari

Salah satu tujuan pembelajaran berkonteks keseharian. Dari hasil tersebut


Matematika yang harus dimiliki oleh dapat disimpulkan bahwa peserta didik di
peserta didik yaitu kemampuan pemecahan Indonesia kurang terbiasa mengerjakan
masalah, namun belum dapat tercapai soal-soal yang membutuhkan kemampuan
dengan optimal. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah.
pemecahan masalah matematika menjadi Berdasarkan wawancara dan observasi
bahan evaluasi terhadap kualitas pada guru dan peserta didik kelas V SD di
pembelajaran matematika. Upaya salah satu SD Negeri yang berada di
peningkatan kualitas pembelajaran terus Kelurahan Joglo tentang kemampuan
diupayakan, juga dengan melakukan pemecahan masalah matematika,
surveydan kajian mengenai kemampuan menunjukkan data yang kurang
pemecahan masalah matematika. Hasil menggembirakan, diantaranya: (1) nilai
survey internasional mengenai prestasi yang diperoleh peserta didik pada
peserta didik di Indonesia dalam kompetensi dasar menyelesaikan masalah
penguasaan matematika terutama dalam masih di bawah KKM; (2) peserta didik
kemampuan pemecahan masalah mengalami kesulitan dalam memahami
matematika belum menunjukkan hasil soal yang berbentuk soal cerita; (3) peserta
yang menggembirakan. Hasil survey didik kurang terbiasa menuliskan langkah-
Trends in International Mathematics and langkah pemecahan masalah dalam
Science Study (TIMSS) pada tahun 2015 menyelesaikan masalah;(4) peserta didik
yang diikuti oleh peserta didik kelas IV SD tidak tahu kelemahan dan kesalahannya
menunjukkan bahwa prestasi matematika sebab guru tidak memberikan catatan pada
anak-anak Indonesia berada di posisi 44 waktu penilaiannya; (5) peserta didik
dari 49 negara, dengan rata-rata skor 397, mudah menyerah dalam menghadapi soal-
masih berada di bawah skor rata-rata soal yang membutuhkan penalaran.
internasional yaitu 504.Bahkan peserta Banyak faktor yang dapat
didik di Indonesia hanya menguasai dalam mempengaruhi kemampuan pemecahan
menyelesaikan soal-soal yang bersifat masalah matematika, salah satunya adalah
rutin, komputasi sederhana, serta sikap positif peserta didik terhadap
mengukur pengetahuan akan fakta yang matematika atau disposisi matematis.
145
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 8, Edisi 1, Mei 2017

Dalam konteks matematika, disposisi memungkinkan peserta didik untuk


matematis berkaitan dengan bagaimana mempelajari masalah secara sistematis,
peserta didik memandang dan menghadapi berbagai tantangan dengan
menyelesaikan masalah matematika; cara terorganisasi, merumuskan
apakah percaya diri, tekun, berminat, dan pertanyaan inovatif, dan merancang
berpikir terbuka untuk mengeksplorasi permasalahan yang dipandang relatif baru.
berbagai alternatif strategi penyelesaian Berpikir kritis dapat membantu
masalah. Peserta didik yang memiliki peserta didik dalam mengembangkan cara
disposisi matematis yang tinggi akan lebih atau strategi memecahkan masalah, baik
gigih, ulet dalam menghadapi masalah masalah yang berhubungan dengan mata
yang lebih menantang dan akan lebih pelajaran, maupun masalah yang
bertanggung jawab terhadap belajar berhubungan dengan kehidupan sehari-
mereka sendiri. Mereka akan lebih hari. Selain itu, berpikir kritis dapat
antusias dalam menyelesaikan masalah membantu seseorang untuk memahami
matematika. suatu informasi secara mendalam dan
Selain disposisi matematis, faktor menghindari kesalahan berpikir.
yang dapat mempengaruhi kemampuan Berdasarkan latar belakang yang
pemecahan masalah matematika adalah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik
berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan untuk melakukan kajian dan survei
suatu hal yang sangat penting dalam lapanganyang bertujuan untuk mengetahui
kehidupan modern, karena dengan berpikir pengaruh disposisi matematis dan berpikir
kritis membuat manusia menjadi lebih kritis terhadap kemampuan pemecahan
terbuka dan mudah menyesuaikan diri masalah matematika pada peserta didik
dengan berbagai situasi dan permasalahan. Sekolah Dasar kelas V yang berada di
Sebagaimana yang dikemukan Johnson wilayah Kelurahan Joglo, Jakarta Barat.
bahwa dengan berpikir kritis

for wich the individual sees no apparent or


Krulik dan Rudnick obvius means or path to obtaining a
(1995:4)mendefinisikan masalah yaitu: solution.”Definisi tersebut menjelaskan
“…situation, quantitative or otherwise, bahwa masalah adalah suatu situasi yang
that confront an individual or group of dihadapi oleh seseorang atau kelompok
individual, that requires resolution, and
146
Pengaruh Disposisi Matematis dan Berpikir
Kritis terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika
Erni Puspitasari
yang memerlukan suatu pemecahan tetapi dihadapi seseorang disertai tantangan
individu atau kelompok tersebut tidak untuk mencari jawaban dengan
memiliki cara yang langsung dapat menggunakan cara tertentu. Soal dalam
menentukan solusinya.Cooney dalam matematika dikatakan masalah apabila
Shadiq (2014:104), menyatakan“… for a menantang untuk diselesaikan. Soal yang
question to be a problem, it must present a berupa masalah biasanya soal-soal non
challenge that cannot be resolved by some rutin.
routine procedure known to the student.” Selanjutnya yang dimaksud dengan
Definisi tersebut menjelaskan bahwa suatu pemecahan masalah menurut Polya
pertanyaan akan menjadi masalah hanya (1973:23-25) adalah suatu usaha mencari
jika pertanyaan itu menunjukkan adanya jalan keluar dari suatu kesulitan guna
suatu tantangan (challenge) yang tidak mencapai suatu tujuan yang tidak begitu
dapat dipecahkan oleh suatu prosedur mudah segera dapat dicapai.Schoenfeld
rutin. Dengan kata lain, pertanyaan akan mendefinisikan pemecahan masalah
menjadi suatu masalah, jika peserta didik sebagai berikut :“problem solving as
termotivasi untuk menyelesaikannya. confronting a situation that does not have
Polya (1973) menegaskan bahwa soal a ready answer- not merely doing
dikatakan masalah jika soal tersebut exercises which can be completed using
merupakan soal yang sulit dan penuh known procedures.”Maksudnya,
tantangan. pemecahan masalah merupakan sebuah
Menurut Sternberg dan Ben-Zeev situasi yang belum ada jawabannya dan
dalam Kadir (2010), masalah dalam bukan hanya sekedar latihan yang bisa
matematika terbagi atas masalah rutin dan diselesaikan dengan menggunakan
masalah non rutin.Masalah rutin adalah prosedur yang telah diketahui.
masalah yang semata-mata hanya Haylock dalam Ardiyaningrum
merupakan latihan yang dapat dipecahkan (2007:146) menyatakan: “Problem solving
dengan menggunakan algoritma. is when the individual use think
Sedangkan masalah non rutin muncul mathematical knowledge and reasoning to
ketika pemecah masalah mempunyai suatu close the gap between the givens and the
masalah tetapi tidak segera mengetahui goal”. Maksudnya, pemecahan masalah
bagaimana cara memecahkannya. Dengan terjadi ketika seseorang menggunakan
demikian, diperoleh gambaran bahwa pengetahuan dan penalaran matematika
masalah merupakan suatu keadaan yang untuk mengatasi kesenjangan antara
147
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 8, Edisi 1, Mei 2017

kenyataan yang terjadi dengan apa yang kemampuan pemecahan masalah


diharapkan. matematika adalah kemampuan seseorang
Selanjutnya, NCTM (2000:185) dalam menyelesaikan masalah matematika
mengemukan bahwa pemecahan masalah yang dihadapinya dengan menerapkan
merupakan proses menerapkan pengetahuan dan pengalamannya serta
pengetahuan yang diperoleh sebelumnya menggunakan langkah-langkah yang dapat
pada situasi baru dan berbeda.Selain itu, dipertanggungjawabkan secara
NCTM (2000:256), juga mengungkapkan sistematis.Adapun indikator kemampuan
bahwa tujuan pembelajaran pemecahan pemecahan masalah yang akan digunakan
masalah secara umum adalah untuk: (1) dalam penelitian ini, yaitu:(1)memecahkan
membangun pengetahuan matematika baru masalah yang muncul dalam konteks
melalui pemecahan masalah;(2) matematika; (2)memecahkan masalah
memecahkan masalah yang muncul dalam dalam konteks kehidupan sehari-hari; (3)
matematika dan di dalam konteks-konteks menerapkan bermacam-macam strategi
lainnya; (3) menerapkan dan yang sesuai untuk memecahkan masalah.
menyesuaikan bermacam-macam strategi
Disposisi dalam konteks matematika
yang sesuai untuk memecahkan masalah;
berkaitan dengan bagaimana peserta didik
dan (4) memonitor dan merefleksikan
menyelesaikan masalah matematis, apakah
proses dari pemecahan masalah
percaya diri, tekun, berminat, dan berfikir
matematika.
fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai
Menurut Polya (1973:5-6), langkah-
alternatif penyelesaian masalah. Disposisi
langkah pemecahan masalah dalam
matematis berkaitan dengan bagaimana
mengerjakan soal matematika terbagi
siswa bertanya, menjawab pertanyaan,
dalam empat tahap. Tahapan tersebut
mengkomunikasikan ide-ide matematis,
adalah: (1)understanding the
bekerja dalam kelompok, dan
problem(memahami masalah);(2) devising
menyelesaikan masalah matematika.
a plan (merencanakan penyelesaian); (3)
Katz(2009) mendefinisikan disposisi
carrying out the plan (melaksanakan
sebagai kecenderungan untuk berprilaku
rencana penyelesaian); dan (4) looking
secara sadar, teratur, dan sukarela untuk
back (memeriksa kembali proses dan
mencapai tujuan tertentu.Disposisi
hasil).
matematis menurut NCTM (1989) sebagai
Berdasarkan uraian di atas, maka
kecenderungan untuk berpikir dan
dapat ditarik kesimpulan bahwa

148
Pengaruh Disposisi Matematis dan Berpikir
Kritis terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika
Erni Puspitasari
bertindak secara positif. Sejalan dengan situasi lain dalam matematika dan
NCTM, Sumarmo (2010:7) berpendapat pengalaman sehari-hari; (7) apresiasi
bahwa disposisi matematis adalah (appreciation) peran matematika dalam
keinginan, kesadaran, kecenderungan dan kultur dan nilai, matematika sebagai alat,
dedikasi yang kuat pada diri peserta didik dan sebagai bahasa. Berdasarkan
untuk berpikir dan berbuat secara penjelasan tentang disposisi matematis di
matematis dengan cara yang atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
positif.Menurut Kilpatrick, Swafford, dan disposisi matematis adalah kecenderungan
Findell (2016), disposisi matematis adalah yang kuat pada peserta didik untuk dapat
kecenderungan memandang matematika melaksanakan berbagai kegiatan
sebagai sesuatu yang dapat dipahami, matematika sehingga dapat menyelesaikan
merasakan matematika sebagai sesuatu masalah matematika secara efektif dan
yang berguna, meyakini usaha yang tekun efisien.
dan ulet dalam mempelajari matematika
akan membuahkan hasil, melakukan Berpikir kritis merupakan salah satu
perbuatan sebagai pembelajar yang efektif proses berpikir tingkat tinggi. Ennis dalam
dan pelaku dari matematik itu Hunter (2009:2) mendefinisikan
sendiri.Polking dalam Hendriana dan bahwa:“Critical Thinking is process, the
Soemarmo (2014:91), mengemukakan goal of which is to make reasonable
bahwa disposisi matematika menunjukkan: decisions about what to believe and what
(1) rasa percaya diri dalam menggunakan to do”.Definisi tersebut menjelaskan
matematika, memecahkan masalah, bahwa berpikir kritis merupakan proses
memberi alasan dan mengomunikasikan berpikir yang bertujuan untuk membuat
gagasan; 2) fleksibiltas dalam menyelidiki keputusan masuk akal tentang apa yang
gagasan matematik dan berusaha mencari diyakini atau dilakukan. Menurut Dewey
metode alternatif dalam memecahkan dalam Fisher (2009:2), kemampuan
masalah; (3) tekun mengerjakan tugas berpikir kritis adalah pertimbangan yang
matematik; (4) minat, rasa ingin tahu aktif, terus menerus dan teliti mengenai
(curiosity), dan daya temu dalam sebuah keyakinan atau bentuk
melakukan tugas matematika; (5) pengetahuan yang diterima begitu saja
cenderung memonitor, merefleksikan dengan menyertakan alasan yang
performance dan penalaran mereka mendukung dan kesimpulan-kesimpulan
sendiri; (6) menilai aplikasi matematika ke yang rasional.Berpikir kritis sama dengan
149
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 8, Edisi 1, Mei 2017

berpikir aktif. Orang yang berpikir aktif information.” Definisi tersebut


memiliki ciri-ciri berpikir secara terus menjelaskan bahwa berpikir kritis
menerus dan teliti. Hal ini dapat diartikan mengacu pada kemampuan untuk
bahwa orang yang berpikir kritis akan mengevaluasi,
terus menerus mengoptimalkan daya membandingkan,menganalisis, mengkritik,
nalarnya. Pendapat tersebut diperkuat mensistesis dan merefleksi suatu
dengan pemikiran Glaser dalam Fiser informasi.
(2009:3). Glaser mendefinisikan berpikir Berdasarkan uraian yang telah
kritis sebagai: (1) suatu sikap mau berpikir dipaparkan, dapat dideskripsikan bahwa
secara mendalam tentang masalah-masalah berpikir kritis adalah aktivitas berpikir
dan hal-hal yang berada dalam jangkauan seseorang dalam mengolah informasi
pengalaman seseorang; (2) pengetahuan yang diterima dengan tujuan untuk
tentang metode-metode pemeriksaan dan menciptakan suatu keyakinan yang
penalaran yang logis; dan (3) semacam digunakan sebagai pedoman dalam
suatu keterampilan untuk menerapkan bertindak. Adapun indikator yang
metode-metode tersebut. Sementara itu, digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1)
Paul dan Elder (2006:24) menyatakan mengidentifikasi asumsi; (2) menganalisis;
bahwa “critical thinking defined as (3) menyimpulkan; dan (4) mengevaluasi.
thinking explicitly aimed at well-founded
METODE
judgement, utilizing appropriate
Penelitian ini menggunakan
evaluative standards in an attempt to
pendekatan kuantitatif, metode survey, dan
determine the true worth, merit, or value
teknik analisis jalur (path analysis). Model
of something.”Definisi ini menjelaskan
teoretik analisis jalur yang digunakan
bahwa berpikir kritis sebagai sebuah
adalah sebagai berikut:
pemikiran yang eksplisit yang ditujukan
untuk mengambil sebuah keputusan yang
beralasan, menggunakan standar-standar
yang tepat dalam mengevaluasi untuk
menentukan kebenaran. Selanjutnya Coon
dan Mitterer (2009:20) mendefinisikan
bahwa: “critical thinking refers to an
ability to evaluate, compare, analyze,
critique, synthesize, and reflect on Gambar 1. Disain Analisis Jalur
150
Pengaruh Disposisi Matematis dan Berpikir
Kritis terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika
Erni Puspitasari
Teknik pengumpulan data pada meliputi rerata, median, modus, standar
penelitian ini dilakukan dengan deviasi, variansi, sedangkan gejala
menggunakan tes dan non tes. Tes penyebaran data disajikan dalam bentuk
subjektif digunakan untuk mengumpulkan distribusi frekuensi yang diperjelas dengan
data kemampuan pemecahan masalah dan histogram. Deskripsi data diolah dengan
berpikir kritis, sedangkan kuesioner menggunakan IBM SPSS Statistic 22.
digunakan untuk mengumpulkan data Deskripsi data penelitian secara garis besar
disposisi matematis. Populasi target dalam ditunjukkan pada tabel berikut:
penelitian ini adalah peserta didik SDN di Tabel 1. Rangkuman Statistik Deskriptif
Variabel Penelitian
Provinsi DKI Jakarta. Populasi terjangkau
Dekripsi X3 X1 X2
yaitu peserta didik SDN di Kelurahan N 245 245 245
Mean 21,85 79,87 6,43
Joglo, Jakarta Barat. Sampel yang Median 22 81 6
digunakan sebanyak 245 peserta didik Mode 24 79 6
Standard 4,49 8,15 2,07
SDN Kelas V dengan teknik pengambilan Deviation
Variansi 20,15 66,37 4,30
Rentang 17 44 8
sampel klaster secara acak (clusterradom Minimum 13 53 2
sampling). Maximum 30 97 10
Sum 5353 19570 1575
Teknik analisis data menggunakan
analisis deskriptif, dan analisis jalur, Statistik deskriptif di atas
dengan menguji signifikansi koefisien menunjukkan gambaran data penelitian,
jalur, dengan menggunakan . dimana untuk variabel kemampuan
Koefisien jalur dikatakan signifikan jika pemecahan masalah matematika memiliki
, pada taraf signifikansi rerata (mean) 21,85, median 22, standar
. Pengujian persyaratan analisis deviasi 4,49.Disposisi matematika 79, 87,
data meliputi uji; (1) normalitas galat median 81, dengan standar deviasi 8,15.
taksiran regresi, dan (2) linieritas regresi, Sedangkan rerata berpikir kritis 6,43,
dan (3) pengujian hipotesis dengan teknik median 6, dan standar deviasi 2,07.
analisis jalur.
Tabel 2. Hasil Pengujian Normalitas Galat
HASIL PENELITIAN Taksiran Regresi
Normalitas Lhitung Ltabel Kesimpulan
Deskripsi data penelitian Galat =5% =1%
Taksiran
menggambarkan gejala pemusatan data
X3 atas X1 0,051 0,056 0,065 Normal
dari 245 peserta didikkelas V Sekolah X3 atas X2 0,040 0,056 0,065 Normal
Dasar (SD) sebagai responden, yang X2 atas X1 0,054 0,056 0,065 Normal

151
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 8, Edisi 1, Mei 2017

menunjukkan bahwa pada


Hasil uji normalitas dengan teknik tingkat ketelitian ,
Liliefors tersebut memperlihatkan bahwa sehingga hasil akhir dari analisis jalur
indeks normalitas di bawah harga adalah sebagai berikut:
pada taraf signifikansi  dan
 , menunjukkan data sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Sedangkan hasil uji linieritas
regresi adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Persamaan Regresi


Persamaan Uji Regresi Kesimpulan

Gambar 2. Hasil uji signifikansi koefisien


36,63 3,88 Signifikan
jalur antar variabel penelitian
23,48 3,88 Signifikan
11,39 3,88 Signifikan

Tabel 4. Hasil Uji Linieritas Regresi


Persamaan Uji Regresi Kesimpulan

1,04 1,45 Signifikan


1,61 2,05 Signifikan
0,59 1,45 Signifikan

Gambar 3. Hasil akhir analisis jalur


Hasil uji linieritas regresi juga
menunjukkan persamaan regresi antar Hasil akhir analisis jalur
variabel penelitian signifikan, dan berpola menunjukkan model analisis jalur yang
linier pada taraf signifikansi  .Uji dirancang memenuhi syarat dan sesuai
persyaratan analisis data yang telah untuk memprediksi kemampuan
terpenuhi, sehingga dapat dilanjutkan pemecahan masalah matematika (X3)
dengan langkah analisis jalur. melalui variabel disposisi matematis (X1),
Hasil perhitungan dan pengujian dan berpikir kritis (X2). Pengujian
statistik terhadap koefisien jalur antar hipotesis dipaparkan sebagai berikut:
variabel eksogen dengan variabel endogen

152
Pengaruh Disposisi Matematis dan Berpikir
Kritis terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika
Erni Puspitasari
Hipotesis pertama, yaitu pengaruh artinya terbukti bahwa terdapat pengaruh
Disposisi Matematis terhadap Kemampuan langsung positif berpikir kritisterhadap
Pemecahan Masalah Matematika. kemampuan pemecahan masalah
Hipotesis statistik dan matematika.
, dengan syarat pengujian Hipotesis ketiga, yaitu pengaruh
tolak jika . Hasil disposisi matematis terhadap berpikir
perhitungan koefisien jalur diperoleh kritis. Hipotesis statistik dan
, dan hasil , dengan syarat pengujian
menunjukkan , sedangkan tolak jika . Hasil

dengan pada perhitungan koefisien jalur diperoleh


tingkat ketelitian , sehiingga , hasil menunjukkan
, , sedangkan

berarti koefisien jalur signifikan. Dengan dengan pada tingkat ketelitian


demikian ditolak dan diterima, , sehingga
artinya terbukti bahwa terdapat pengaruh , berarti koefisien
langsung positif disposisi matematis jalur signifikan. Dengan demikian
terhadap kemampuan pemecahan masalah ditolak dan diterima, artinya terbukti
matematika. bahwa terdapat pengaruh langsung positif
Hipotesis kedua, yaitu pengaruh disposisi matematisterhadap berpikir kritis.
berpikir kritis terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika. Hipotesis PEMBAHASAN
statistik dan , 1. Pengaruh Disposisi Matematis (X1)
terhadap Kemampuan Pemecahan
dengan syarat pengujian tolak jika Masalah Matematika (X3)
. Hasil perhitungan Hasil uji hipotesis menunjukkan

koefisien jalur diperoleh , ditolak dan diterima, artinya bahwa

hasil menunjukkan , terdapat pengaruh langsung Disposisi


Matematisterhadap Kemampuan
sedangkan dengan
Pemecahan Masalah Matematika. Hal ini
pada tingkat ketelitian ,
diperkuat dengan hasil perhitungan
sehiingga
koefisien korelasi , dan
,
koefisien jalur yaitu sebesar
berarti koefisien jalur signifikan. Dengan
signifikan pada . Kontribusi
demikian ditolak dan diterima,
153
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 8, Edisi 1, Mei 2017

pengaruh Disposisi Matematisterhadap dispositions should be increased because it


Kemampuan Pemecahan Masalah is the most important factor in determining
Matematikasebesar 31,3%. Hal ini the success of students.”Pernyataan
diperkuat dengan hasil penelitian Rahayu Kilpatrick tersebut dapat diartikan bahwa
dan Kartono yang menyatakan: disposisi matematis merupakan salah satu
“Mathematical disposition was positive faktor yang menentukan keberhasilan
influence on mathematical problem peserta didik dalam proses pembelajaran.
solving ability”.Disposisi matematis dapat Peserta didik yang memiliki disposisi
meningkatkan kemampuan pemecahan matematis yang baik, dapat meningkatkan
masalah matematika. Disposisi matematis kemampuan pemecahan masalah
sangat berperan penting dalam matematika.
memecahkan masalah matematika ataupun
2. Pengaruh Berpikir Kritis (X2)
dalam memecahkan masalah dalam
Terhadap Kemampuan Pemecahan
kehidupan sehari-hari. Pearson Education Masalah Matematika (X3)
Hasil uji hipotesis menunjukkan
dalam Mahmudi menyatakan bahwa
ditolak dan diterima, artinya bahwa
disposisi matematis mencakup minat yang
terdapat pengaruh langsung Berpikir Kritis
sungguh-sungguh (genuine interest) dalam
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
belajar matematika, kegigihan untuk
Matematika. Hal ini diperkuat dengan
menemukan solusi masalah, kemauan
hasil perhitungan koefisienkorelasi
untuk menemukan solusi atau strategi
alternatif, dan apresiasi terhadap , dan koefisien jalur yaitu sebesar

matematika dan aplikasinya pada berbagai signifikan pada .

bidang.Pendapat tersebut menunjukkan Kontribusi pengaruh Berpikir Kritis

bahwa peserta didik yang memiliki terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

disposisi matematis tidak akan mudah Matematika sebesar 23,1%.Hal ini

menyerah dalam menyelesaikan berbagai diperkuat dengan hasil penelitian

masalah matematika dan akan memahami Kusmanto, yang menyimpulkan bahwa

pentingnya belajar matematika.Disposisi berpikir kritis berpengaruh signifikan

matematis memiliki peranan yang penting terhadap kemampuan pemecahan masalah

dalam meningkatkan kemampuan matematika. Hal ini menunjukkan bahwa

pemecahan masalah matematika. Hai ini berpikir kritis memiliki peranan yang

sejalan dengan Kilpatrick et al. yang penting dalam memecahkan masalah

menyatakan bahwa “Mathematical matematika. Proses pembelajaran dengan

154
Pengaruh Disposisi Matematis dan Berpikir
Kritis terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika
Erni Puspitasari
menekankan berpikir kritis akan kesimpulan yang dapat diaktualisasikan
membantu peserta didik dalam dalam suatu keputusan. Hal ini diperkuat
mengembangkan cara atau strategi oleh Dewey dalam Fisher, bahwa
memecahkan masalah baik yang kemampuan berpikir kritis adalah
berhubungan dengan mata pelajaran pertimbangan yang aktif, terus menerus
maupun dalam kehidupan sehari-hari, dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau
sehingga akan terbentuk pola pikir yang bentuk pengetahuan yang diterima begitu
kritis. Dengan terbentuknya pola pikir saja dengan menyertakan alasan yang
yang kritis, maka akan memudahkan mendukung dan kesimpulan-kesimpulan
peserta didik dalam setiap tahap proses yang rasional. Pertimbangan dengan alasan
pemecahan masalah matematika. Indikator sampai pada kesimpulan, diperlukan dalam
berpikir kritis yang diperlukan dalam proses memecahkan masalah matematika.
kemampuan memecahkan masalah yaitu; Peserta didik dengan berpikir kritis yang
mengidentifikasi asumsi, menganalisis, baik, akan mampu menganalisis,
menyimpulkan dan mengevaluasi. Dalam mempertimbangkan dengan rasional
hal ini, Coon dan Mitterer memberikan berbagai asumsi, sampai evaluasi,
penjelasan bahwa: “critical thinking refers sehingga peserta didik mampu
to an ability to evaluate, compare, analyze, memecahkan masalah matematika.
critique, synthesize, and reflect on 3. Pengaruh Disposisi Matematis (X1)
information.” Bahwa berpikir kritis Terhadap Berpikir Kritis (X2)
mengacu pada kemampuan untuk Hasil uji hipotesis menunjukkan
mengevaluasi, membandingkan, ditolak dan diterima, artinya bahwa
menganalisis, mengkritik, mensistesis dan terdapat pengaruh langsung Berpikir Kritis
merefleksi suatu informasi. Ennis dalam terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Hunter mendefinisikan bahwa, “Critical Matematika. Hal ini diperkuat dengan
Thinking is process, the goal of which is hasil perhitungan koefisien korelasi
to make reasonable decisions about what , dan koefisien jalur yaitu sebesar
to believe and what to do”. Berpikir kritis signifikan pada .
merupakan proses berpikir yang bertujuan Kontribusi pengaruh Berpikir Kritis
untuk membuat keputusan masuk akal terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Matematika sebesar 21,2%. Hal ini
Kemampuan berpikir kritis mampu diperkuat oleh hasil penelitian Sofuroh
mengarahkan seseorang dalam membuat dkk, yang menunjukkan bahwa disposisi
155
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 8, Edisi 1, Mei 2017

matematis berpengaruh positif terhadap yang diberikan untuk berbagai


kemampuan berpikir kritis.Hal ini keterampilan kognitif dan disposisi
ditunjukkan dengan adanya peningkatan intelektual yang diperlukan untuk
kemampuan berpikir kritis pada peserta identifikasi secara efektif, analisis, dan
didik yang disposisi matematisnya mengevaluasi argumen serta menyatakan
meningkat. Sumarmo berpendapat bahwa kebenaran; untuk menemukan dan
disposisi matematis adalah keinginan, mengatasi perconception personal dan
kesadaran, kecenderungan dan dedikasi bias; merumuskan dan menyajikan alasan
yang kuat pada diri peserta didik untuk yang meyakinkan untuk mendukung
berpikir dan berbuat secara matematis sebuah kesimpulan; dan untuk membuat
dengan cara yang positif.Disposisi sebuah keputusan yang beralasan tentang
matematis dapat mengontrol proses apa yang harus diyakini dan apa yang
berpikir dan berbuat secara matematis. Hal harus dilakukan.Dari pandangan tersebut,
ini menegaskan bahwa disposisi memperkuat bahwa peserta didik yang
matematis mempengaruhi berpikir kritis. memiliki disposisi matematis yang baik
NCTM, memberikan penguatan tentang mampu berpikir kritis.
sebagai kecenderungan untuk berpikir dan
bertindak secara positif.Kecenderungan ini SIMPULAN
direfleksikan dengan minat dan Berdasarkan hasil penelitian dan
kepercayaan diri peserta didik dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan
belajar matematika dan kemauan untuk bahwaDisposisi Matematis, dan Berpikir
merefleksikan pemikiran mereka sendiri. Kritis berpengaruh langsung positif
Proses refleksi pemikiran sangat berkaitan terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
erat dengan berpikir kritis, dimana Matematika. Artinya perbaikan Disposisi
mengarahkan pemikiran, juga Matematis, dan Berpikir Kritis pada
kecenderungan mengevaluasi, membuat peserta didik Sekolah Dasar
suatu kesimpulan-kesimpulan yang mengakibatkan peningkatan Kemampuan
beralasan, hingga pada taraf menganalisis Pemecahan MasalahMatematika. Disposisi
serta mengevaluasi. Matematis berpengaruh langsung positif
Disposisi matematis dan berpikir terhadap Berpikir Kritis.Artinya Perbaikan
kritis merupakan kemampuan kognitif. Disposisi Matematis mengakibatkan
Bassham et al. (2013:1), berpandangan peningkatan Berpikir Kritis pada peserta
bahwa berpikir kritis adalah istilah umum didik Sekolah Dasar.

156
Pengaruh Disposisi Matematis dan Berpikir
Kritis terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika
Erni Puspitasari

DAFTAR RUJUKAN Kemampuan Pemecahan Masalah


Coon, Dennis dan John P. Mitterer. 2009. Matematik, Komunikasi Matematik
Psychology Moduls for Active dan Keterampilan Sosial Siswa
Learning. Belmont: Thomson SMP. Disertasi: UPI.
Wadsworth. Kartono, Rahayu. The Effect of
Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Mathematical Disposition toward
Pengantar. Jakarta: Erlangga. Problem Solving Ability Based On
Bassham, Georgy dk. 2013. Critical IDEAL Problem, in International
Thinking A Student’s Introduction. Journal of Science andResearch
New York : McGraw-Hill (IJSR), Vol.3,
Education. https://wwwmrmr.ijsr.net/archive/v3
Haylock, D., & Thangata, F. 2007. Key i10/MjAxMDE0MDI=.pdf, diakses
Concepts in Teaching Primary 5 Maret 2016.
Mathematics. London: Sage Katz, Lilian G. 2009. Dispositions as
Publications. Educational Goal”, [ONLINE]
Hendriana, Heris & Utari Soemarmo. Tersedia:
2014. Penilaian Pembelajaran http://bern.library.nenu.edu.cn/uploa
Matematika. Bandung: PT Refika d/soft/0-article/018/18033.doc,
Aditama. diakses 30 Oktober 2016.
Hunter, David A. 2009. A Practical Guide Kilpatrick, Jeremi, Jane Swafford, dan
to Critical Thinking. Canada: Bradford Findell, “Adding It Up:
Wiley. Helping Children Learn
Johnson, Elaine B. 2009. Contextual Mathematics”, [ONLINE] Tersedia:
Teaching & Learning terjemahan http://www.nap.edu/catalog/9822.ht
Ibnu Setiawan. Bandung: Kaifa ml,diakses 30 OKtober 2016.
Learning. Krulik, Stephen dan Jesse A. Rudnick.
Kadir. 2010. Penerapan Pembelajaran 1995. The New Sourcebook for
Kontekstual Berbasis Potensi Pesisir Teaching Reasoning and Problem
sebagai Upaya Meningkatkan

157
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 8, Edisi 1, Mei 2017

Solving in Elementary School. Schoenfeld, Alan. 2017. Learning to Think


Boston : Temple University. Mathematically (or like a scientist, or
Kusmanto, Hadi. 2014. Pengaruh Berpikir like a writer, or …),GSI Teaching &
Kritis terhadap Kemampuan Siswa Resource Center
dalam Memecahkan Masalah Online;http://gsi.berkeley.edu/progra
Matematika. Jurnal Eduma, 3(1): 99. ms-services/hsl-project/hsl-
Mahmudi, Ali. (2010). Tinjauan Asosiasi speakers/schoenfeld, diakses 3 Mei
antara Kemampuan Pemecahan 2017.
Masalah Matematis dan Disposisi Shadiq, Fadjar. 2014. Pembelajaran
Matematis. Makalah pada Seminar Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nasional Pendidikan Matematika Sofuroh, dkk, Model Learning Cycle 5E
FMIPA UNY dengan Pendekatan Sciencetific untuk
NCTM. 2000.Principle and Standards for Meningkatkan Disposisi Matematis
School Mathematics. Virginia: dan Berpikir Kritis, in Unnes Journal
NCTM. of Mathematics Education Research,
Paul, Ricard dan Linda Elder. 2006. http://www.journal.unnes.ac.id/sju/ind
Critical Thinking. Ohio: Perason ex.php/ujmer, diakses 27 Januari
Prentice Hall. 2017.
Polya, George. 1973. How To Solve It A Sumarmo, Utari. 2010. Berpikir dan
New Aspect of Mathematical Method. Disposisi Matematik: Apa,
Princeton, New Jersey : Princeton Mengapa, dan Bagaimana
University Press. Dikembangkan Pada Peserta Didik.
Rahmawati, “Hasil TIMSS 2015”, FPMIPA UPI.
Puspendik Online; TIMSS & PIRLS, “TIMSS 2015
http://puspendik.kemdikbud.go.id/se International Result In Mathematic”,
minar/upload/Rahmawati- TIMSS & PIRLS Online;
Seminar%20Hasil%20TIMSS, http://timssandpirls.bc.edu/timss201
diakses 19 Januari 2017. 5/international-result, diakses 19
Januari 2017.

158

You might also like