Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PEMELIHARAAN IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypopthalmus)

DENGAN SISTEM RESIRKULASI PADA WADAH DENGAN BENTUK


YANG BERBEDA

By

Bora Marissa Pasaribu1), Mulyadi2), Usman M. Tang3)


E-mail: marissapasaribu1@gmail.com

Program Studi Budidaya Perairan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau

ABSTRACT

This research was conducted from May to June 2017 for 45 days in Hatchery
TIU (Technical Implementation Unit) of Marine and Fisheries Faculty, University of
Riau. The aims of this study were to determine the growth and survival rate of Siamese
catfish which were reared on different shape of the tanks. The tanks were made of
tarpaulin plastic material with 30 L of water volume capacity. Stocking density of
experimental fishes were 30 fishes/tank. The method of the study was an experimental
method with 4 treatments and 3 replications. The treatments were: P1 = circle shape, P2 =
Square-shape, P3 = Octagonal shape, P4 = Triangular shape, and P5 = Rectangular
shaped. The result of this study can be concluded that different shape of tanks have no
significant effect on growth and survival rate performance of the Siamese catfish fries.
The growth performance of round, square, octagonal, triangle and rectangular shape of
tanks respectively has given an absolute weight growth of 5.93 g; 6.00 g; 6.18 g; 5.72 g
and 5.77 g, then an absolute length growth were 4.88 cm; 4.93 cm; 4.91 cm; 4.76 cm and
4.85 cm, a daily growth rate 4.24%, 4.32%, 4.27%, 4.21% and 4.24, the food efficiency
92.67%, 92.63% , 94.31%, 92.42% and 91.23% and the survival rate 100%, 97.8%,
100%, 98.9% and 100% respectively. The result of water quality measurement which is
still in the optimal range for rearing the Siamese catfish where the temperature was 28-30
° C, 5-6 of pH, 5-6 mg/L of DO, 0,03-0,05 mg / L of Ammonia, 0,17-0,20 mg / L of
Nitrite, and Nitrate was 0.80-0.98 mg / L.

Keywords : Pangasius hypopthalmus, recirculation system, different shape of tank


survival rate
1) Student of Faculty of Fisheries and Marine Science, Riau University
2) Lecturer of Faculty of Fisheries and Marine Scienci, Riau University

PENDAHULUAN ikan konsumsi yang memiliki nilai


ekonomi penting.
Indonesia dikenal memiliki Patin merupakan ikan penting
kekayaan sumber daya perikanan yang dalam budidaya perairan atau
cukup besar, terutama dalam akuakultur. Departemen Perikanan dan
perbendaharaan jenis-jenis ikan. Sekitar Akuakultur FAO (Food and Agriculture
2000 spesies ikan air tawar yang Organization) menempatkan patin
terdapat di Indonesia, sedikitnya ada 27 urutan keempat setelah ikan mas
jenis yang sudah dibudidayakan (Amri (Cyprinus carpio) (Parlaungan, 2010).
dan Khairuman, 2011). Ikan-ikan yang Ada berbagai jenis patin yang terdapat
dibudidayakan tersebut merupakan jenis di Indonesia salah satunya adalah ikan
patin siam.

1
Ikan Patin Siam dengan nama (RAL) dengan lima taraf perlakuan dan
ilmiah Pangasius hypophthalmus, saat tiga kali ulangan sehingga menjadi 15
ini merupakan komoditas perikanan air unit percobaan. Faktor perlakuan yang
tawar yang cukup digemari bukan hanya diterapkan dalam penelitian ini adalah :
di Indonesia namun juga di luar negeri.
Budidaya ikan patin yang dilakukan P1= Kolam berbentuk bulat
oleh masyarakat Indonesia sebagian P2= Kolam berbentuk bujur sangkar
besar dilakukan di kolam (Susanto dan P3= Kolam berbentuk oktagonal
Hermawan, 2013). P4= Kolam berbentuk segitiga
Intensifikasi budidaya melalui P5= Kolam berbentuk persegi panjang
padat tebar dan laju pemberian pakan
yang tinggi dapat menimbulkan masalah Penelitian ini menggunakan
kualitas air. Walaupun ikan memakan kolam terpal dengan volume air 30 L,
sebagian besar pakan yang diberikan dimana padat tebar ikan sebanyak 1
tetapi persentase terbesar diekskresikan ekor/L sehingga padat tebar ikan pada
menjadi buangan metabolik (nitrogen). masing-masing wadah sebanyak 30
Hal ini dapat ditanggulangi ekor. Wadah filter yang digunakan yaitu
dengan menerapkan sistem resirkulasi pipa PVC 4 inci.
yang pada prinsipnya adalah Bahan filter yang digunakan
penggunaan kembali air yang telah yaitu spons, batu zeolit, kerikil dan ijuk.
dikeluarkan dari kegiatan budidaya Air pada wadah pemeliharaan akan naik
(Putra, Setiyanto, dan Wahyjuningrum, melalui pipa yang ada didasar wadah
2011). Selain itu, sistem resirkulasi juga pemeliharaan dengan bantuan pompa air
bermanfaat untuk menghemat air. berkekuatan 20 Watt, kemudian air yang
Dalam budidaya ikan air tawar, terdapat pada wadah filter dialirkan
ada beberapa jenis wadah yang dapat kembali pada wadah pemeliharaan
digunakan antara lain adalah kolam, melalui pipa.
bak, akuarium, jaring terapung/ karamba
jaring apung. Jenis-jenis kolam dapat Pemeliharaan ikan dilakukan
dibedakan berdasarkan sistem budidaya selama 45 hari. Selama pemeliharaan
yang akan diterapkan dan sumber air ikan diberi pakan pelet F800 yang
yang digunakan (Youdastyo, 2010). diberikan secara at satiation. Pakan
Bentuk kolam yang digunakan diberikan pada pukul 08.00 WIB, 12.00
untuk budidaya ikan ada beberapa WIB dan 16.WIB. Penimbangan bobot
macam antara lain adalah kolam dan pengukuran panjang dilakukan
berbentuk segi empat/empat persegi setiap 15 hari pemeliharaan,
panjang, berbentuk bujur sangkar, penimbangan dan pengukuran yang
berbentuk lingkaran atau berbentuk dilakukan secara sub sampling dengan
segitiga (Youdastyo, 2010). mengambil 30% ikan sampel dari
Pembudidaya ikan patin tidak semua masing-masing perlakuan yaitu 10 ekor.
menggunakan bentuk wadah yang sama
dalam pemeliharaan ikan patin, namun Parameter kualitas air yang
berbagai bentuk wadah. Berdasarkan diukur yaitu suhu, pH, amoniak, nitrit
uraian diatas perlu dilakukan penelitian dan nitrat. Pengukuran suhu dan pH
pemeliharaan ikan patin pada bentuk dilakukan setiap hari namun pengukuran
wadah yang berbeda. amoniak, nitrit dan nitrat dilakukan pada
awal, tengah dan akhir pemeliharaan.
BAHAN DAN METODE
Data berupa panjang mutlak,
Metode yang digunakan dalam bobot mutlak, laju pertumbuhan harian,
penelitian adalah metode eksperimen, efisiensi pakan dan kelulushidupan yang
sedangkan rancangan percobaan yang diperoleh selama penelitian disajikan
digunakan Rancangan Acak Lengkap dalam bentuk tabel. Data yang diperoleh

2
tersebut dilakukan uji homogenitas HASIL DAN PEMBAHASAN
selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan analisis variansi Penelitian pemeliharan ikan
(ANAVA) dengan menggunakan patin siam dengan sistem resirkulasi
program SPSS Statistic 17.0 bila uji F dalam bentuk wadah yang berbeda
menunjukka perbedaan nyata (P<0,05), dilakukan selama 45 hari. Adapun
maka dilakukan uji rentang Newman parameter yang diukur dalam
Kewls untuk menentukan perbedaan tiap pertumbuhan ikan patin siam yaitu
perlakuan (Sudjana,1991). Data kualitas bobot mutlak, panjang mutlak dan laju
air dimasukkan kedalam tabel dan pertumbuhan harian, hasil uji ANAVA
selanjutnya dianalisis secara deskriptif. dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 1. Hasil Uji ANAVA Pertumbuhan Ikan Patin Siam


Parameter Pertumbuhan
Bentuk Wadah Bobot Mutlak (g) Laju Pertumbuhan Panjang Mutlak
Spesifik (%) (cm)
Bulat 5,93±0,37 a 4,24±0,10 a 4,87±0,11a
Bujur Sangkar 6,00±0,10 a 4,32±0,03 a 4,92±0,19a
Oktagonal 6,18±0,10 a 4,27±0,13 a 4,91±0,04a
Segitiga 5,72±0,10 a 4,21±0,03 a 4,75±0,02a
Persegi Panjang 5,77±0,37a 4,24±0,12a 4,85±0,15a
Keterangan: huruf superscrip pada baris menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05).

Dari Tabel 4 diatas dapat dilihat berbentuk bujur sangkar sebesar 4,92
data bobot mutlak yang tertinggi cm dan yang terendah pada perlakuan
terdapat pada wadah berbentuk wadah berbentuk segitiga sebesar 4,75
oktagonal dengan nilai 6,18 g dan bobot cm. Dari data tersebut terlihat adanya
mutlak terendah pada wadah berbentuk perbedaan panjang pada masing-masing
segitiga dengan nilai 5,72 g. Hasil uji perlakuan namun dari hasil uji ANAVA
ANAVA bobot mutlak menunjukkan menunjukkan P>0,05 yang berarti
bahwa P>0,05 yang berarti bahwa bahwa panjang mutlak ikan patin siam
pertumbuhan bobot mutlak ikan patin tidak berbeda nyata pada masing-masing
siam menunjukkan tidak berbeda nyata perlakuan.
antar perlakuan. Bentuk wadah yang berbeda
Data laju pertumbuhan harian tidak berpengaruh nyata terhadap
tertinggi pada Tabel 4 diatas terdapat pertumbuhan bobot mutlak,
pada Wadah berbentuk bujur sangkar pertumbuhan panjang mutlak dan laju
sebesar 4,32%, kemudian wadah pertumbuhan harian. Bentuk kolam yang
berbentuk oktagonal sebesar 4,27%, terbaik mempunyai aliran air yang dapat
wadah berbentuk bulat dan wadah mencapai setiap bagian kolam, sehingga
berbentuk persegi panjang sebesar pertukaran air akan berlansung dengan
4,24% dan yang terendah yaitu wadah baik. Dengan adanya pertukaran air
berbentuk segitiga sebesar 4,21%. Laju yang baik, kandungan oksigen terlarut
pertumbuhan harian pada masing- dalam air akan segera tersebar ke
masing perlakuan berbeda namun hasil seluruh bagian kolam dan tidak terjadi
uji ANAVA menunjukkan P>0,05 yang penimbunan sisa makanan dan kotoran
berarti bahwa laju pertumbuhan harian hasil metabolisme didasar kolam
tidak berbeda nyata pada masing-masing (Afrianto & Liviawaty, 1998).
perlakuan. Penelitian ini menggunakan
Data pertumbuhan panjang sistem resirkulasi, dimana air selama
mutlak dari Tabel 4 diatas yang tertinggi masa pemeliharaan dimanfaat kan
terdapat pada perlakuan wadah secara berulang-ulang. Pompa air yang

3
digunakan untuk setiap wadah sama syarat bagi pemeliharaan ikan patin
yaitu pompa air 20 Watt yang terletak karena oksigen yang dihasilkan pada
didalam wadah pemeliharaan. Pompa bentuk wadah yang berbeda selama
tersebut akan menarik air yang ada pemeliharaan dalam kisaran yang
didasar wadah pemeliharaan ke wadah optimum bagi pemeliharaan ikan patin
filter kemudian terjadi penyaringan pada (Tabel 7).
wadah filter lalu air masuk kembali pada Aktivitas ikan tidak lepas dari
wadah pemeliharaan. pergerakkan didalam air. Susanto dan
Debit air yang dihasilkan dari Amri dalam Sambas (2010) mengatakan
kekuatan pompa yang digunakan Patin suka bersembunyi di dalam liang-
dikatakan cukup apabila memenuhi liang di tepi sungai dan bergerombol
syarat bagi pemeliharaan ikan yaitu habitat hidupnya. Bentuk wadah yang
debit air yang mampu menyediakan memiliki sudut yang berbeda tidak
kandungan oksigen terlarut dalam mempegaruhi sifat ikan patin yang
jumlah yang mencukupi kebutuhan ikan bergerombol yang menghadap ke suatu
(Afrianto & Liviawaty, 1998). Debit air arah.
yang dihasilkan dalam pemeliharaan
ikan patin selama penelitian memenuhi

Tabel 2. Hasil Uji ANAVA Efisiensi Pakan Ikan Patin Siam


Bentuk Wadah Efisiensi Pakan (%)
Bulat 92,67±3,38a
Bujur sangkar 92,62±2,78a
Okatgonal 94,31±3,15a
Segitiga 92,42±4,96a
Persegi Panjang 91,23±2,77a
Keterangan: huruf superscrip pada baris menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05).

Berdasarkan Tabel diatas nilai siam dalam pemeliharaan masih dalam


efisiensi pakan tertinggi terdapat pada kisaran optimal sehingga tidak terjadi
perlakuan wadah berbentuk Oktagonal. persaingan dalam memanfaatkan pakan
Namun hasil uji ANAVA efisiensi yang tersedia. Kualitas air pada media
pakan menunjukkan bahwa efisiensi pemeliharaan juga mempengaruhi nafsu
pakan pada masing-masing perlakuan makan ikan. Pada masing-masing
menunjukkan tidak berbeda nyata. bentuk wadah kualitas air yang didapat
Djarijah dalam Hariyadi et al. (2005) masih dalam kisaran optimum untuk
menyatakan bahwa efisiensi pakan pemeliharaan ikan patin sehingga respon
adalah jenis sumber nutrisi dan jumlah ikan terhadap pakan yang diberikan
dari tiap-tiap komponen sumber nutrisi baik.
dalam pakan yang diberikan. Menurut
effendi dalam Muarif, Mumpuni, &
Verawati (2015) efisiensi pakan
tergantung pada spesies (kebiasaan
makan, ukuran/stadia), kualitas air serta
pakan.
Pada masing-masing bentuk
wadah padat tebar ikan yang diberikan
yaitu 1 ekor/L. Padat tebar ikan patin

4
Tabel 3. Hasil Uji ANAVA Kelulushidupan Ikan Patin Siam
Bentuk Wadah Kelulushidupan (%)
Bulat 100,0±0,00a
Bujur Sangkar 97,80±1,90a
Oktagonal 100,0±0,00a
Segitiga 98,90±1,90a
Persegi Panjang 100,0±0,00a
Keterangan: huruf superscrip pada baris menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05).

Dari Tabel 6 diatas nilai siam tidak berbeda nyata pada masing-
kelulushidupan ikan patin siam tertinggi masing perlakuan.
yaitu pada wadah berbentuk bulat, Menurut Effendi dalam Mulyadi
okatagonal dan persegi panjang sebesar et al (2014) menyatakan bahwa tinggi
100%, kemudian wadah berbentuk rendahnya kelansungan hidup
segitiga sebesar 98,9% dan yang dipengaruhi oleh faktor abiotik dan
terakhir yaitu wadah berbentuk bujur biotik, antara lain : kompetitor,
sangkar sebesar 97,80%. Hasil uji kepadatan populasi, kemampuan
ANAVA menunjukkan P>0,05 yang organisme beradaptasi dengan
berarti bahwa kelulushidupan ikan patin lingkungan.

Kualitas air yang diukur pada penelitian nitrit dan nitrat. Data hasil pengukuran
ini adalah pH, suhu, oksigen, amoniak, kualitas air dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 4. Hasil Pengukuran Kualitas Air


Parameter Satuan Bentuk Wadah Stand- Sumber
Bulat Bujur Oktago- Segit- Persegi ar Pustaka
Sangk- nal iga Panjang Baku
ar
Suhu 0C 28-30 28-30 28-30 28-30 28-30 27- SNI 01-
300C 6483.4-2000
pH 5-6 5-6 5-6 5-6 5-6 6,5- SNI 01-
8,5 6483.4-2000
DO mg/L 5-6 5,7-6,7 6-6,4 5,7- 5,8-6,5 ≥3 SNI
6,3 7471,5:2009
Amoniak mg/L 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,2 Sularto at
al.,2007
Nitrit mg/L 0,1- 0,1-0,2 0,1-0,2 0,1- 0,1-0,2 0,1 Sularto at
0,2 0,2 al.,2007
Nitrat mg/L 0,8- 0,8-0,9 0,8-0,9 0,8- 0,8-0,9
0,9 0,9

Dari Tabel 7 diatas dapat dilihat suhu umum laju metabolisme meningkat
pada masing-masing wadah sejalan dengan kenaikan suhu, namun
pemeliharaan berkisar 28-30°C. Kisaran suhu dapat menekan kehidupan ikan
suhu yang optimal untuk benih ikan bahkan menyebabkan kematian bila
patin berdasarkan SNI 01-6483.4-2000 peningkatan suhu sampai ekstrem.
yaitu 27-30°C. Suhu sangat berpengaruh Nilai pH yang optimal untuk
terhadap kehidupan dan pertumbuhan pertumbuhan benih ikan patin siam
ikan. Kebutuhan suhu ini berpengaruh berdasarkan SNI 01-6483.4-2000 yaitu
terhadap kinerja fisiologis dari hormon 6,5-8,5. Derajat keasaman (pH) pada
dan enzim yang disekresikan ikan masing-masing wadah yaitu 5-6. pH
Halver dalam Rifqah (2014). Secara merupakan faktor pembatas yang

5
mempengaruhi dan menentukan utama bagi pertumbuhan tanaman dan
kecepatan reaksi metabolisme pada ikan, algae. Nitrat nitrogen sangat mudah
selanjutnya akan berpengaruh terhadap larut dalam air dan bersifat stabil.
laju pertumbuhan dan sintasannya Ritvo Senyawa ini dihasilkan dari proses
et al dalam Rifqah (2014). Perairan oksidasi sempurna senyawa nitrogen di
asam akan kurang produktif, malah perairan Effendi dalam Putra (2014).
dapat membunuh biota budi daya. Pada Kualitas air yang optimum
pH rendah kandungan oksigen terlarut dalam setiap wadah diduga karena fases
akan berkurang, sebagai akibatnya dan sisa pakan didasar wadah dapat
konsumsi oksigen menurun, aktivitas disedot oleh pompa yang terdapat dalam
pernapasan naik dan selera makan akan wadah pemeliharaan ikan dengan baik
berkurang. Hal sebaliknya terjadi pada sehingga tidak terjadi penumpukan sisa
suasana basa. Nilai pH sangat sangat pakan maupun fases ikan disetiap sudut
memengaruhi proses biokimiwi wadah pemeliharaan kemudian air
perairan, misalnya proses nitrifikasi tersebut difiltrasi secara optimal pada
akan berakhir jika pH rendah. wadah filter sehingga menghasilkan
Kandungan oksigen terlarut kualitas air yang bagus pada wadah
dalam masing-masing wadah pemeliharaan.
pemeliharaan yaitu 5-6,5. Berdasarkan
SNI 7471.5:2009 kandungan oksigen KESIMPULAN
yang masih dapat ditolerir bagi ikan
patin siam yaitu ≥3. Oksigen terlarut Dari hasil penelitian yang telah
merupakan parameter kualitas air yang dilakukan menunjukkan bahwa bentuk
sangat penting karena keberadaanya wadah bulat, bujur sangkar, oktagonal,
mutlak diperlukan oleh organisme budi segitiga dan persegi panjang tidak
daya untuk proses respirasi. Kandungan berpengaruh nyata terhadap
oksigen terlarut yang rendah akan pertumbuhan panjang multak,
menyebabkan nafsu makan berkurang pertumbuhan bobot mutlak, laju
yang nantinya akan mempengaruhi laju pertumbuhan harian, efisiensi pakan dan
pertumbuhan ikan. kelulushidpan benih ikan patin siam.
Konsentrasi amoniak pada Pada masing-masing bentuk wadah juga
masing-masing wadah selama penelitian tidak mengakibatkan terjadinya
yaitu 0,05 mg/L. Kisaran amoniak yang penurunan kualitas air, namun masih
optimum untuk benih ikan patin berada dalam kisaran optimum bagi
berdasarkan Sularto, et al (2007) yaitu kelangsungan dan pertumbuhan benih
0,2 mg/L. Menurut Kordi dan Tancung ikan patin siam.
dalam Putra (2014), kadar amoniak
(NH3) yang terdapat dalam perairan SARAN
umumya merupakan hasil metabolisme
ikan berupa kotoran padat (feces) dan Dari hasil penelitian ini
terlarut (amonia), yang dikeluarkan disarankan untuk adanya penelitian
lewat anus, ginjal dan jaringan insang. pemeliharaan ikan yang dipelihara pada
Menurut Sularto, et al (2007), jenis kolam yang berbeda dan
kisaran nitrit yang baik dan masih dapat menggunakan jenis ikan yang berbeda.
ditolerir oleh ikan patin pasupati adalah
lebih besar dari 0,1 mg/L. Nilai nitrit DAFTAR PUSTAKA
pada masing-masing wadah berkisar
antara 0,1-0,2 mg/L, nilai nitrit tersebut Afrianto, E., & Liviawaty, E. 1998.
masih dalam kisaran yang dapat ditolerir Beberapa Metode Budidaya
olek ikan patin. Nitrat dalam penelitiaan Ikan. Yogyakarta: KANISIUS.
berkisar antara 0,8-0,9 mg/L. Nitrat
(NO3) adalah bentuk utama nitrogen Amanda, S. P. 2016. Pertumbuhan dan
diperairan alami dan merupakan nutrien Kelulushidupan Benih Ikan

6
Patin (Pangasius Ikan Maskoki yang Dipelihara
hypopthalmus) Dengan Sistem Dengan Sistem Resirkulasi.
Resirkulasi Menggunakan Filter Jurnal Perikanan, 104-113.
yang Berbeda. Jurnal Perikanan,
1-8. Hariati, E. 2010. Taksonomi dan
Morfologi Ikan Patin. Dipetik
Amri. 2008. Books Google. Dipetik November Selasa, 2016, dari
Desember Senin, 2016, dari Taksonomi dan Morfologi Ikan
Books Google Web Site: Patin Web Site: http://www.e-
http://books.google.co.id journal.uajy.ac.id

Amri, K., & H. Khairuman. 2011. Hutasoit, D. 2015. Repository USU.


Budidaya dan Bisnis 15 Ikan Dipetik Desember Senin, 2016,
Konsumsi. Jakarta Selatan: PT dari Repository USU Web site:
AgroMedia Pustaka. http://repository.usu.ac.id

Angin, K. P. 2003. Benih Ikan Jambal Indra, A. S. & Komariyah. 2009.


Siam. Jakarta: Kanisius. Pengaruh Penambahan
Berbagai Dosis Minyak Ikan
Anonim. 2008. Digilib Unila. Dipetik yang Berbeda Pada Pakan
November Senin, 2016, dari Buatan Terhadap Pertumbuhan
Digilib Unila Web site: Benih Ikan Patin. Jurnal Pena
http://digilib.unila.ac.id Akuatika, 19-29.
Anonim. 2012. Dipetik November Khairuman, S. 2008. Budidaya Ikan
Selasa, 2016, dari Patin Secara Intensif. Subang:
http://digilib.unila.ac.id PT Agromedia Pustaka.
Ari Purbayanto. 2010. Fisiologi dan Kordi, K. G. 2010. Budidaya Ikan Patin
Tingkah Laku Ikan pada di Kolam Terpal. Yogyakarta:
Perikanan Tangkap. Bandung: LILY PUBLISHER.
PT Penerbit IPB Press.
Lubis, Y. 2014. Repository USU.
Baskoro, M., & Sudirman. 2010. Dipetik Desember Senin, 2016,
Tingkah Laku Ikan dari Repository USU Web site:
Hubungannya dengan Ilmu dan http://repository.usu.ac.id
Teknologi Perikanan Tangkap.
Bandung: CV. LUBUK Muarif, Mumpuni, F. & Verawati. 2015.
AGUNG. Pengaruh Perbedaan Padat
Penebaran Terhadap
Bhagawati, D. 2015. Bio Unsoed. Pertumbuhan dan
Dipetik Desember Selasa, 2016, Kelangsungan Hidup Benih
dari Bio Unsoed Web site: Ikan Gurami Pada Sistem
http://bio.unsoed.ac.id Resirkulasi. Jurnal Mina Sains,
1-7.
Fahjri, N. & Agustina, R. 2014.
Penuntun Praktikum Ekologi Mulyadi, & Niken Ayu Pamukas. 2009.
Perairan. Pekanbaru: Fakultas Rekayasa Akuakultur.
Perikanan dan Ilmu Kelautan Pekanbaru: Pusat
Universitas Riau. Pengembangan Pendidikan
Universitas Riau.
Ginting, A., Usman, S. & Dalimunthe,
M. 2014. Pengaruh Padat Mulyadi, Usman Tang, & Elda Sri Yani.
Tebar Terhadap Kelansungan 2014. Sistem Resirkulasi
Hidup dan Laju Pertumbuhan Dengan Menggunakan Filter

7
yang Berbeda Terhadap (Pangasius hypopthalmus)
Pertumbuhan Benih Ikan Nila Ukuran 1 Inci Di Balai
(Oreochromis niloticus). Jurnal Pengembangan Budidaya Air
Akuakultur Rawa Indonesia, Tawar Subang. Skripsi. Institut
117-124. Pertanian Bogor.

Nur. 2008. One Indoskripsi. Dipetik Sambas, Z. 2010. Pembesaran Ikan


Desember Selasa, 2016, dari Patin. Dipetik November
One Indoskripsi: Selasa, 2016, dari Pembesaran
http://one.indoskripsi.com Ikan Patin Web site:
https://zaldibiaksambas.files.wo
Nurdiana, N. C., Mulyadi, & Rusliadi. rd
2013. Rearing of River Catfish
(Mystus nemurus C.V) on a Satyani, B. P. 2012. Penggunaan
Recirculation System Using Berbagai Jenis Filter Untuk
System Filters. Jurnal Pemeliharaan Ikan Hias Air
Perikanan, 1-7. Tawar di Akuarium. Media
Akuakultur, 76-83.
Parlaungan, I. 2010. Tinjauan Teknologi
Pembesaran Ikan Patin. Dipetik Savitri, A. 2016. Pertumbuhan Ikan
November Senin, 2016, dari Patin Siam (Pangasius
Tinjauan Teknologi Pembesaran hypopthalmus) Pada Sistem
Ikan Patin Web Site: Bioflok Dengan Pemberiaan
http://bakorluh.riau.go.id Feeding Rate (FR) yang
Berbeda. Jurnal Perikanan, 21-
Purbayanto, A., Riyanto, M., & Fitri, A. 30.
D. 2010. Fisiologi dan Tingkah
Laku Ikan pada Perikanan Sjafei, D., Hutabarat, J., Rahardjo,
Tangkap. Bogor: PT Penerbit Affandi, R., & Sulistiono. 2011.
PB Press. IKTIOLOGY. Bandung:
CV.LUBUK AGUNG.
Putra, A. M., Eriyusni, & Lesmana, I.
2014. Pertumbuhan Ikan Patin Sukadi, M. F. 2002. Peningkatan
yang Dipelihara Dalam Sistem Teknologi Budidaya Perikanan.
Resirkulasi. Jurnal Perikanan, 1- Jurnal Iktiologi Indonesia, 61-
13. 66.
Putra, I., Setiyanto, D., & Sularto, Hafsaridewi, & Tahapari. 2007.
Wahyjuningrum, D. 2011. Petunjuk Teknis Pembenihan
Pertumbuhan dan Kelansungan Ikan Patin. Subang-Jawa Barat:
Hidup Ikan Nila dalam Sistem LRPTBPAT Sukamandi.
Resirkulasi. Jurnal Perikanan
dan Kelautan, 56-63. Susanto, A., & Hermawan, D. 2013.
Tingkah Laku Ikan Nila
Rahmat, N., Nofrizal, & Isnaniah. 2015. Terhadap Warna Cahaya
Effect size catfish (pangasius Lampu Yang Berbeda. Jurnal
pangasius) on resistance and Ilmu Pertanian dan Perikanan
speed pool for fisheries Juni 2013, Vol.2 No.1(ISSN
development capture. Jurnal 2302-6308), 47-53.
Perikanan, 1-11.
Tang et al. 1994. Perbedaan Salinitas
Pratiwi, Rifqah. 2014. Korelasi Kualitas Terhadap Tekanan Osmotik dan
Air Terhadap Kinerja Pertumbuhan Benih Ikan Patin
Pertumbuhan Benih Ikan Patin Siam. Tesis. Sekolah

8
Pascasarjana. Intitut Pertanian WWF, T. 2015. BMP Budidaya Ikan
Bogor. Patin Siam. Dipetik Januari
Minggu, 2017, dari BMP
USU, R. 2010. Repository USU. Dipetik Budidaya Ikan Patin Siam Web
Desember Selasa, 2016, dari site: www.awsassets wwf.or.id
Repository USU Web site:
http://repository.usu.ac.id Youdastyo. 2010. Wisata Perikanan.
Kompleks Wisata Perikanan
Kalitirto, II 3-37.

You might also like