Professional Documents
Culture Documents
Jurnal LOTO
Jurnal LOTO
ABSTRACT
Lock Out Tag Out (LOTO) is system of locking and labeling on an energy source of isolation
equipment. LOTO aims to protect mechanics on maintaining and servicing. Application of Lock Out
Tag Out (LOTO) is influenced by behaviour. This study aimed to analyze the correlation of behavior-
forming factors, involve knowledge, attitudes, LOTO training, supervision, and reward and
punishment with the application of LOTO on mechanics. This research was observational with cross
sectional study. Samples were 50 respondents taken by simple random sampling with population of 97
mechanics. Data were analyzed statistically using Chi Square test (α <0.05) and continued by
observed value of phi coefficient. The results showed most of mechanic in Plant Department PT. ABC
(mining company) had implemented LOTO in every maintaining and servicing equipment well.
Statistical analysis showed the variables have a significant correlation with LOTO application on
mechanics were attitude (sig = 0.031 ; phi value = 0,345) and supervision (sig = 0.047 ; phi value =
0,312). Knowledge, LOTO training, reward, and punishment did not have significant correlation with
LOTO application. In conclusion, attitudes and supervision had significant correlation with LOTO
application on mechanics. The mining company should increase transfer knowledge to mechanics by
put LOTO sign on around workshop area, increase supervising role of the foreman and OSHE
Department, made a LOTO training and refresh training schedule and evaluate it, and also give
reward on mechanic consistently.
ABSTRAK
Lock Out Tag Out (LOTO) adalah sistem penggembokan dan pelabelan pada sebuah alat pemutus
sumber energi. LOTO bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada mekanik saat melaksanakan
pekerjaan perawatan dan perbaikan. Penerapan LOTO dipengaruhi oleh perilaku. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor pembentuk perilaku, yaitu pengetahuan, sikap,
pelatihan LOTO, pengawasan, dan reward and punishment dengan penerapan LOTO pada mekanik.
Penelitian ini bersifat observasional dengan rancangan cross sectional study. Sampel sebanyak 50
responden diambil secara simple random sampling dari populasi 97 mekanik. Data yang diperoleh
dianalisis secara statistik menggunakan uji chi square (α < 0,05) dan dilanjutkan dengan melihat nilai
koefisien phi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mekanik di Plant Department PT.
ABC (perusahaan pertambangan) telah menerapkan LOTO dengan baik dalam setiap pelaksanaan
pekerjaan perawatan dan perbaikan. Hasil analisis statistik menunjukkan variabel yang memiliki
hubungan bermakna dengan penerapan LOTO pada mekanik yaitu sikap (sig = 0.031 ; nilai phi =
0,345) dan pengawasan (sig = 0.047 ; nilai phi = 0,312). Variabel pengetahuan, pelatihan LOTO,
reward, dan punishment tidak memiliki hubungan bermakna dengan penerapan LOTO pada mekanik.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah sikap dan pengawasan memiliki hubungan yang bermakna
dengan penerapan LOTO pada mekanik. Saran yang dapat diberikan yaitu meningkatkan transfer
knowledge kepada mekanik melalui pemasangan rambu LOTO di sekitar area workshop,
meningkatkan peran pengawasan dari foreman dan OSHE Department, menjadwalkan pelatihan
LOTO secara rutin dan refresh training disertai dengan evaluasi hasil pelatihan, dan konsisten dalam
menerapkan reward kepada mekanik.
Kata kunci: Lock Out Tag Out (LOTO), mekanik, perusahaan pertambangan
1
2 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 1–13
PENDAHULUAN
Angka kasus kecelakaan kerja di penelitian DuPont Company (2005)
Indonesia masih relatif tinggi. Menurut menyatakan bahwa 96% penyebab
Laporan International Labour kecelakaan kerja adalah unsafe act dan 4%
Organization (ILO) pada tahun 2011 yang
sisanya disebabkan oleh unsafe condition.
dikutip dari Lembaran Informasi:
Pengawas Ketenagakerjaan di Indonesia Berdasarkan hasil riset tersebut, maka
menyatakan bahwa selama tahun 2010 dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia
terdapat 98.711 kasus kecelakaan kerja merupakan penyebab dominan terjadinya
sedangkan berdasarkan data semester I kecelakaan (Cooper, 2009).
tahun 2011 terdapat 48.511 kasus Geller (2001) menggambarkan
kecelakaan kerja dengan penyebab terbesar pentingnya pendekatan behavioral safety
adalah mesin, pesawat angkut, dan
perkakas kerja tangan. dalam upaya meningkatkan keselamatan
Salah satu pendekatan kecelakaan kerja baik yang bersikap reaktif maupun
menurut Frank Bird dalam Ramli (2010) proaktif. Menurut Green (1980) dalam
bahwa kecelakaan terjadi karena adanya Notoatmodjo (2010) terdapat tiga faktor
kontak dengan sumber energi yang dapat pembentuk perilaku seseorang yaitu
mengakibatkan cidera pada manusia. predisposing factor, enabling factor dan
Amerika Serikat mengestimasikan bahwa reinforcing factor.
kegagalan untuk mengendalikan energi PT. ABC merupakan perusahaan yang
berbahaya mengakibatkan 10% kecelakaan bergerak di bidang jasa layanan
pertambangan terkemuka di Indonesia.
serius di industri, 28.000 hari kerja hilang Salah satu departemen di PT. ABC yang
tiap tahunnya, dan sekitar 120 kematian memiliki core business process untuk
tiap tahunnya (NIOSH, 2011). melakukan perawatan dan perbaikan
Pekerja memerlukan adanya suatu terhadap peralatan penunjang proses
sistem yang dapat melindungi mereka dari produksi adalah Plant Department,
pelepasan energi berbahaya sebagai upaya sehingga mekanik di Plant Department
pencegahan kecelakaan kerja yang wajib menerapkan LOTO dalam setiap
disebabkan karena energi berbahaya aktivitas perawatan dan perbaikan.
tersebut, yaitu prosedur keselamatan Berdasarkan hasil identifikasi bahaya,
Lockout & Tagout (LOTO). Mekanik wajib penilaian dan pengendalian risiko yang
menerapkan prosedur LOTO saat dilakukan oleh pihak Plant Department
melaksanakan pekerjaan perawatan dan menunjukkan bahwa pada aktifitas
perbaikan sebagai salah satu upaya perawatan dan perbaikan diperlukan
pencegahan kecelakaan kerja. tindakan pengendalian berupa penerapan
Hasil penelitian Ada’ (2006) prosedur LOTO oleh mekanik. Penerapan
menyatakan bahwa penerapan LOTO yang sistem LOTO merupakan safety role yang
baik pada mekanik dapat mencegah atau harus dipatuhi oleh setiap mekanik
mengurangi terjadinya kecelakaan kerja. sebelum melaksanakan pekerjaan
Namun, pelaksanaan prosedur LOTO perawatan dan perbaikan peralatan.
masih terkendala dengan perilaku dari Namun, berdasarkan hasil observasi
mekanik itu sendiri. kepada 12 mekanik menunjukkan 75%
Dalam penelitian Cooper (2001) tidak menerapkan LOTO sesuai prosedur,
menunjukkan 80-95% dari seluruh yaitu menumpuk pemasangan pad lock
kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan pada pad lock rekan kerja, tidak
memastikan kembali terhadap pemutusan
oleh unsafe act. Hal ini sesuai dengan
Alfina dan Y. Denny, Analisis Faktor Yang…3
energi yang telah dilakukan, dan tidak Penentuan sampel untuk pengisian
memasang LOTO saat pengerjaan kuesioner dalam penelitian ini
perawatan maupun perbaikan berlangsung menggunakan teknik simple random
jika bekerja dalam tim. sampling, sebab populasi memliki
PT. ABC telah memiliki komitmen karakteristik responden yang bersifat
untuk menerapkan sistem LOTO, hal ini relatif homogen. Pengambilan sampel
ditandai dengan adanya regulasi yang untuk pengisian kuesioner dilakukan
dengan sistem random yaitu memilih
mengatur pelaksanaan sistem LOTO yang
sampel secara acak melalui undian.
tertuang dalam IMS Variabel dalam penelitian ini meliputi
(Integrated variabel penerapan LOTO, pengetahuan,
Management System) dalam bentuk sikap, pelatihan LOTO, pengawasan, dan
prosedur, standar, instruksi kerja, dan reward and punishmeent.
formulir serta ketersedian fasilitas LOTO. Teknik pengumpulan data dilakukan
Prosedur LOTO yang telah ditetapkan dengan wawancara menggunakan lembar
perusahaan wajib dijalankan oleh mekanik kuesioner untuk mendapatkan data
mengenai penerapan LOTO pada mekanik,
tanpa terkecuali untuk melindungi mekanik
pengetahuan, sikap, pelatihan LOTO,
tersebut dan orang di sekitarnya dari pengawasan, dan reward and punishment.
kecelakaan kerja dan meningkatkan Pengumpulan data dilakukan juga
produktivitas serta kesejahteraan mekanik. dengan wawancara melalui lembar
Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan panduan wawancara kepada pihak
penelitian untuk mengetahui faktor yang manajemen Plant, SCM, dan OSHE
berhubungan, meliputi pengetahuan, sikap, Department PT. ABC untuk menggali
informasi lebih dalam mengenai pelatihan
pelatihan, pengawasan, dan reward and
LOTO, ketersediaan perangkat LOTO,
punishment dengan penerapan LOTO pada pengawasan, reward and punishment, dan
mekanik di Plant Department sehingga prosedur LOTO serta observasi
penerapan LOTO di PT. ABC dapat menggunakan lembar observasi juga
terlaksana dengan baik. dilakukan untuk mendapatkan data
Tujuan dari penelitian ini adalah mengenai penerapan LOTO pada mekanik.
menganalisis faktor yang berhubungan Hasil wawancara kepada pihak manajemen
dengan penerapan LOTO pada mekanik di dan observasi digunakan untuk mendukung
Plant Department PT. ABC. hasil dan pembahasan data primer yang
didapatkan melalui lembar kuesioner.
METODE Data yang diperoleh akan dianalisis
dengan menyajikannya menggunakan tabel
Penelitian ini merupakan penelitian frekuensi dari setiap variabel yang diamati
observasional analitik dengan rancang untuk melihat distribusi frekuensi dan
bangun cross sectional. Penelitian persentase. Kemudian untuk melihat tigkat
dilakukan mulai bulan Oktober 2013 signifikansi hubungan variabel bebas
sampai Juni 2014, pengambilan data dengan variabel terikat dilakukan melalui
dilakukan pada bulan Maret – April 2013. uji chi square (karena jenis data yang
Populasi penelitian ini adalah semua didapat adalah nominal) dengan tingkat
mekanik di Plant Department PT. ABC kepercayaan 95% (α = 0,05). Kekuatan
yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak hubungan antar variabel dapat dilihat dari
97 mekanik. Berdasarkan perhitungan nilai Phi yang terdapat dalam hasil chi
besar sampel menggungakan rumus square.
diketahui besar sampel minimal dalam Apabila hasilnya menunjukkan tingkat
penelitian ini sebanyak 49 mekanik. signifikansi < α = 0,05, maka H0 ditolak
4 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 1–13
berarti ada hubungan antara 2 variabel, baik, dan hanya sebagian kecil responden
langkah selanjutnya akan dilihat kuat (8,0%) menyatakan bahwa pengawasan
hubungan antar variabel melalui nilai dari yang dilakukan foreman terhadap
koefisien Phi. Koefisien phi adalah ukuran implementasi penerapan LOTO di tempat
asosiasi atau hubungan antara 2 variabel kerja masih kurang baik.
yang memiliki jenis data nominal (Ghozali,
2006). Setelah data dianalisis, langkah Reward and Punishment
selanjutnya adalah melakukan penarikan Berdasarkan hasil penelitian diketahui
kesimpulan. bahwa hampir seluruh responden (90,0%)
telah menganggap adanya reward,
HASIL sementara sisanya (10,0%) menganggap
belum adanya reward.
Karakteristik Mekanik Sebagian besar responden (76,0%) telah
Karakteristik mekanik Plant menganggap adanya punishment,
Department PT. ABC menunjukkan bahwa sedangkan sebagian kecil responden
sebagian besar mekanik berusia lebih dari (24,0%) belum menganggap adanya
30 tahun, memiliki pendidikan terakhir punishment.
SMA sederajat, telah bekerja selama lebih
dari 46 bulan. Penerapan LOTO Pada Mekanik
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Pengetahuan bahwa sebagian besar responden (60,0%)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui telah menerapkan LOTO dengan baik saat
bahwa hampir seluruh responden (92,0%) melakukan aktivitas perawatan maupun
memiliki pengetahuan yang baik terhadap perbaikan peralatan. Sedangkan sisanya
penerapan LOTO sesuai prosedur, yaitu 40,0% responden belum menerapkan
sementara itu hanya sebagian kecil LOTO dengan baik saat melakukan
responden (8,0%) yang memiliki aktivitas perawatan maupun perbaikan
pengetahuan kurang baik terhadap peralatan.
penerapan LOTO sesuai prosedur.
Hubungan Pengetahuan dengan
Sikap Penerapan LOTO Pada Mekanik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Responden yang menerapkan LOTO
sebagian besar responden (56,0%) dengan baik dan memiliki pengetahuan
memiliki sikap positif terhadap penerapan yang baik sebesar 60,9% sedangkan
LOTO, sedangkan sisanya (44,0%) responden yang menerapkan LOTO
memiliki sikap negatif terhadap penerapan dengan baik dan memiliki pengetahuan
LOTO. yang kurang baik sebesar 50,0%. Secara
statistik tidak ada hubungan yang
Pelatihan LOTO
bermakna antara pengetahuan dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan LOTO karena signifikansi
sebagian besar responden (58,0%) pernah
mengikuti pelatihan LOTO dan sisanya (1,000) > α (0,05).
(42,0%) belum pernah mengikuti pelatihan Hubungan Sikap dengan Penerapan
LOTO. LOTO Pada Mekanik
Responden yang menerapkan LOTO
Pengawasan
dengan baik dan memiliki sikap positif
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
sebesar 75,0% sedangkan responden yang
bahwa lebih dari separuh responden (84,0
menerapkan LOTO dengan baik dan
%) menyatakan bahwa pengawasan yang
memiliki sikap negatif sebesar 40,9%.
dilakukan foreman terhadap implementasi
Secara statistik terdapat hubungan yang
penerapan LOTO di tempat kerja telah
bermakna antara sikap dengan penerapan
Alfina dan Y. Denny, Analisis Faktor Yang…5
LOTO karena signifikansi (0,031) < α karena signifikansi (0,047) < α (0,05).
Tabel 1 Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, Pelatihan LOTO, Pengawasan, dan Reward
and Punishment dengan Penerapan LOTO Pada Mekanik
Penerapan LOTO Signifikansi
Variabel Baik Kurang Baik Total
n % n % n %
Pengetahuan
Baik 28 60,9 18 39,1 46 100,0 1,000
Kurang Baik 2 50,0 2 50,0 4 100,0
Sikap
Positif 21 75,0 7 25,0 28 100,0 0,031
Negatif 9 40,9 13 59,1 22 100,0
Nilai koefisien phi 0,345
Pelatihan LOTO
Pernah 18 62,1 11 37,9 29 100,0 0,953
Belum Pernah 12 57,1 9 42,9 21 100,0
Pengawasan
Baik 28 66,7 14 33,3 42 100,0 0,047
Kurang Baik 2 25,0 6 75,0 8 100,0
Nilai koefisien phi 0,312
Reward and Punishment
Reward Ada 28 62,2 17 37,8 45 100,0 0,377
Belum Ada 2 40,0 3 60,0 5 100,0
Punishment Ada 21 55,3 17 44,7 38 100,0 0,317
Belum Ada 9 75,0 3 25,0 12 100,0
Hubungan Pengawasan dengan pengawasan dengan penerapan LOTO
Penerapan LOTO Pada Mekanik maka dilihat nilai koefisien phi yaitu
Responden yang menerapkan LOTO 0,312. Pengawasan memiliki kuat
dengan baik dan menganggap bahwa hubungan yang lemah dengan penerapan
pengawasan yang dilakukan foreman telah LOTO pada mekanik, karena nilai 0,312
baik sebesar 66,7% sedangkan mendekati nilai 0 yang berarti memiliki
respondenyang menerapkan LOTO dengan kuat hubungan yang semakin lemah.
baik dan menganggap bahwa pengawasan Hubungan Reward and Punishment
yang dilakukan foreman kurang baik
sebesar 25,0%. Secara statistik terdapat dengan Penerapan LOTO Pada
hubungan yang bermakna antara Mekanik
pengawasan dengan penerapan LOTO
6 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 1–13
Responden yang menerapkan LOTO proses produksi adalah semua unit alat
dengan baik dan menganggap adanya berat dan supporting equipment yang
reward di perusahaan sebesar 62,2% berhubungan langsung dengan pencapaian
sedangkan responden yang menerapkan target produksi perusahaan.
LOTO dengan baik tetapi belum Standar OSHA 29 CFR Part 1910.147
menganggap adanya reward di perusahaan point (c) mengenai General menyatakan
sebesar 40,0%. bahwa perusahaan harus mempunyai
Responden yang menerapkan LOTO prosedur pengontrolan energi berbahaya
dengan baik dan menganggap adanya yang terdokumentasi dan menyediakan
punishment di perusahaan sebesar 55,3% sarana prasarana dalam penerapan sistem
sedangkan responden yang menerapkan LOTO. PT. ABC telah memiliki komitmen
LOTO dengan baik tetapi belum untuk menerapkan prosedur pengontrolan
menganggap adanya punishment di energi berbahaya selama pelaksanaan
perusahaan sebesar 75,0%. pekerjaan perawatan dan perbaikan melalui
Secara statistik tidak ada hubungan sistem Lock Out Tag Out (LOTO) yang ada
yang bermakna antara reward dengan di Plant Department. PT. ABC
penerapan LOTO karena signifikansi mewujudkan komitmen tersebut dalam
(0,377) > α (0,05), begitu pula untuk pemenuhan sarana dan prasarana LOTO
punishment, secara statistik tidak ada serta prosedur, instruksi kerja, standar, dan
hubungan yang bermakna antara formulir yang berkaitan dengan penerapan
punishment dengan penerapan LOTO sistem LOTO.
karena signifikansi (0,317) > α (0,05). Green (1980) dalam Notoatmodjo
(2010) menyatakan bahwa salah satu faktor
PEMBAHASAN pembentuk perilaku adalah enabling
factors, yaitu faktor yang memungkinkan
Penerapan Lock Out Tag Out di Plant atau yang memfasilitasi terjadinya
Department PT. ABC perilaku. Enabling factors yang dimaksud
Standar OSHA 29 CFR Part 1910.147 adalah sarana-prasarana dan fasilitas yang
point (a) mengenai scope, application, and disediakan perusahaan untuk mendukung
purpose menjelaskan bahwa sistem Lock terjadinya perilaku selamat, salah satunya
Out Tag Out (LOTO) harus diterapkan yaitu penyediaan perangkat LOTO. PT.
ketika ada pekerjaan perawatan dan ABC telah menyediakan alat Lock Out dan
perbaikan peralatan. Sistem LOTO Tag Out sesuai standar yang ditetapkan
bertujuan untuk menghindari pelepasan kepada seluruh mekanik yang terlibat
energi berbahaya akibat start up yang tidak dalam pekerjaan perawatan dan perbaikan.
terduga dari peralatan tersebut melalui Departemen SCM merupakan
control otomatis atau manual selama departemen yang mendukung tersedianya
pelaksanaan pekerjaan. Hal tersebut dapat perangkat LOTO sesuai permintaan
mengakibatkan cidera serius atau bahkan departemen terkait. Plant Department akan
fatality bagi orang yang melakukan memberikan daftar nama mekanik yang
pekerjaan tersebut. harus mendapatkan LOTO kepada OSHE
Departemen yang memiliki kewenangan Department. OSHE Department kemudian
dalam upaya pengelolaan macam unit alat akan memberikan daftar nama tersebut
berat untuk menunjang proses produksi kepada SCM Department untuk proses
meliputi aktifitas perawatan dan perbaikan pengadaan perangkat LOTO. Berdasarkan
adalah Plant Department. Plant hasil wawancara dengan SCM Department,
Department memiliki core business tidak terdapat kesulitan dalam penyediaan
process untuk melakukan perawatan dan perangkat LOTO. SCM Department selalu
perbaikan terhadap peralatan penunjang dapat memenuhi permintaan perangkat
proses produksi. Peralatan penunjang LOTO oleh departemen terkait. Hal ini
Alfina dan Y. Denny, Analisis Faktor Yang…7
berat yang diberikan oleh work plant Hal ini terjadi dikarenakan pengetahuan
trainer. yang dimiliki responden masih belum
Menurut WHO dalam Notoatmodjo sampai ke tahap aplikasi, sehingga
(2007), cara terbaik dalam memberikan responden belum dapat mengaplikasikan
informasi melalui strategi diskusi dan pengetahuan yang dimilikinya tersebut
partisipasi. Strategi ini akan menjadikan dalam pelaksanaan pekerjaan perawatan dan
pemberian informasi tidak bersifat searah perbaikan peralatan. Hasil penelitian ini
saja, tetapi dua arah. Strategi ini akan sejalan dengan hasil penelitian Annishia
membuat mekanik aktif berpartisipasi (2011) yang menyatakan bahwa
melalui diskusi tentang informasi yang pengetahuan yang baik yang dimiliki
diterimanya. Dengan demikian responden tidak mendukung mereka untuk
pengetahuan mengenai prosedur LOTO berperilaku aman dalam bekerja.
yang diperoleh mekanik akan lebih Winarsunu (2008) menyatakan bahwa
mendalam, dan akhirnya membawa seseorang yang memiliki pengetahuan
perubahan perilaku yang lebih efektif pada yang baik tentang bahaya di tempat kerja
diri mekanik. akan acuh terhadap peringatan bahaya dan
Pengetahuan adalah hasil tahu melalaikan prosedur kerja yang seharusnya
seseorang terhadap objek melalui hasil dilakukan. Notoatmodjo (2007)
penginderaan terhadap suatu objek berpendapat bahwa perilaku yang didasari
(Notoatmodjo, 2010). Menurut dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap
Notoatmodjo (2010) seseorang sebagian yang positif akan membuat perilaku
besar memperoleh pengetahuan melalui tersebut bersifat langgeng (long lasting).
indera pendengaran dan penglihatan. Walaupun secara statistik, pengetahuan
Menurut Winarsunu (2008) informasi tidak memiliki hubungan bermakna dengan
akan mudah ditangkap jika menggunakan penerapan LOTO, namun berdasarkan
pesan berupa gambar. Hal yang harus hasil penelitian pada tabel 5.12
diperhatikan dalam menyajikan pesan menunjukkan bahwa responden yang
melalui gambar adalah gambar mudah memiliki pengetahuan baik sebagian besar
dilihat (visible), berbeda (distinguishable), menerapkan LOTO dengan baik pula. Hal
dan mudah diinterpretasikan ini sejalan dengan penelitian Ambarwati
(interpretable). (2013) yang menyatakan bahwa mekanik
Upaya untuk meningkatkan yang memiliki tingkat pengetahuan tentang
pengetahuan mekanik mengenai LOTO pencegahan kecelakaan kerja yang baik
selama ini berfokus pada penyajian lisan, akan memiliki perilaku K3 yang bagus.
misalnya melalui safety talk. Di area Bird and Germain (1992) menyatakan
workshop telah dipasang berbagai sign bahwa salah satu penyebab dasar
board yang berisi pesan K3, namun belum kecelakaan adalah kurangnya pengetahuan.
terdapat sign board mengenai LOTO. Heinrich (1931) dalam HaSPA (2012) juga
Menurut Bloom (1908) dalam menyatakan bahwa sebab munculnya
Notoatmodjo (2010), pengetahuan perilaku tidak aman yang dapat
seseorang terhadap suatu objek memiliki menyebabkan kecelakaan karena
enam tingkatan yang berbeda. Tingkatan kurangnya pengetahuan.
tersebut yaitu tahu (know), memahami
(comprehension), aplikasi (application), Hubungan Sikap dengan Penerapan
analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan Lock Out Tag Out Pada Mekanik
evaluasi (evaluation). Secara statistik tidak Sikap adalah respons tertutup seseorang
terdapat hubungan yang bermakna antara terhadap stimulus atau objek tertentu yang
pengetahuan dengan penerapan LOTO melibatkan faktor pendapat dan emosi.
sehingga hipotesis tidak terbukti. Sikap merupakan kumpulan gejala dalam
Alfina dan Y. Denny, Analisis Faktor Yang…9