The ovary consists of an outer cortex 1 and an inner medulla (zona vasculosa ) 2 .

The medulla
contains connective tissue, muscle cells, elastic and reticular

fibers and vessels. Follicles are not present.

This figure shows the cortex of a feline ovary. It consists of the surface epithe-

lium (also called germinal epithelium ) 3 , the tunica albuginea 4 and the cor-

tical stroma 1 . The surface epithelium is single-layered, and its cells are cu-

boidal or columnar. At the mesovarium, it becomes continuous with the squa-

mous peritoneal epithelium. The layer of cells and fibers of the tunica albugi-

nea 4 underneath the surface epithelium does not contain follicles. This

layer is followed by the cortical stroma (zona parenchymatosa ). It consists of

connective tissue cells, myofibroblasts and interstitial gland cells and con-

tains primordial follicles and primary follicles.

1 Cortical stroma with many primordial and primary follicles

2 Ovarian medulla (zona vasculosa)

3 Surface epithelium

4 Tunica albuginea

Semi-thin section; stain: methylene blue-azure II; magnification: × 200

Oviduct—Ampulla Tubae Uterinae

The human oviduct (tuba uterina, Fallopian tube) is about 10–15cm long. It

consists of tunica mucosa, tunica muscularis, the vascularized tela subserosa

and the tunicaserosa. All layers are shown in this section. The mucosa of the

ampulla of the Fallopian tube rises to high longitudinal folds 1 . The folds

subdivide into elaborately branched secondary and tertiary folds . This con-

siderably reduces the lumen of the oviduct. The tunica muscularis (tuba
s uterinae musculature) consists of three layers. These layers are helical and

a show very irregular configurations. The inner and outer layers are longitudi-

g nal muscle bundles, and the muscle bundles in the middle layer have a circular

O 3 4

structure. The wide subserosal tissue layer contains numerous vessels .

a There are also cords of smooth muscle cells of variable density in the subperi-

x toneal muscle layer, which connects with the uterus, the mesosalpinx 5 and

S the mesovarium. The muscles enable changes in the positioning of the ovi-

e duct. The single-layered peritoneal epithelium is very shiny and flat. The

m tunica serosa 6 covers the subserosal tissue.

F 1 Mucosa fold (plica) 4 Vein

2 Oviduct musculature 5 Mesosalpinx

3 Artery 6 Tunica serosa

Stain: iron hematoxylin-eosin; magnification: × 10

Uterus—Uterine Cervix

Central sagittal section through the vagina and uterine cervix. The uterine

cervix or collum uteri is the narrow caudal third of the uterus. The uterine cer-

vix has the shape of a cone. Its cusp is the portio vaginalis cervicis, which pro-

trudes freely into the vagina 1 . The cusp is surrounded by the fornices of the

vagina 2 . The center of the cusp displays a small indentation, which is the

outer mouth of the uterus (ostium externum uteri) 3 . It lies between the ante-

s rior 4 and posterior 5 labia of the vaginal mouth (labium anterius et poste-

n rius). The single-layered cuboidal epithelium of the cervical mucosa con-

g tinues in the nonkeratinizing multilayered squamous epithelium of the por-

O tio vaginalis, which also covers the vagina 1 (see Fig.567). The cervical canal

l is spindle-shaped and forms mucosa plicae (plicae palmatae ) 6 (see Fig,

u 567). They remind of tubular glands. Submucosal tissue does not exist. The

e 7

mucous membrane directly covers the musculature .

1 Vagina

2 Posterior fornix of the vagina

3 Outer vaginal mouth

4 Anterior labia of the vaginal mouth

5 Posterior labia of the vaginal mouth

6 Cervical canal with plicae palmatae

7 Smooth musculature of the uterine cervix

Stain: hematoxylin-eosin; magnification: × 12

dr.Bambang Widjanarko,SpOG
FKK – Universitas Muhammadiyah Jakarta

OVARIUM
Fungsi ovarium :

 Produksi sel germinal

 Biosintesis hormon steroid

Sel germinal terdapat pada folikel ovarium. Masing-

masing folikel berada dalam keadaan istirtahat dan
mengandung oosit primordial ( primitif ) yang dikelilingi
satu lapis sel yaitu sel granulosa. Disekitar sel granulosa
terdapat sekelompok sel yaitu sel teka.
Sel teka memproduksi androgen yang oleh sel granulosa
di konversi menjadi estrogen. Hormon steroid dari ovarium bekerja dalam folikel untuk
menujang perkembangan oosit dan di luar ovarium, hormon steroid bekerja pada jaringan target.

Pada neonatus, ovarium manusia mengandung sekitar 2 juta oosit . pada saat pubertas tersisa
sekitar 100.000 oosit. Jumlah oosit semakin berkurang selama masa reproduksi akibat proses
mitosis oogonium primitif pada masa janin berhenti dan tidak berlanjut. Saat proses mitosis
berhenti, oosit yang baru terbentuk masuk ke tahap profase dari pembelahan meiosis pertama.
Oosit akan tetap berada pada tahap profase meiosis sampai mereka di stimulasi dan menjadi
matang untuk proses ovulasi atau mengalami degerasi menjadi folikel atresia.

Folikel primer berada dibagian superfisial sehingga memungkinkan untuk terjadinya ovulasi
pada saat folikel sudah matang ( folikel d’graaf ) dimana terdapat area sekeliling oosit yang
disebut zona pellucida

Ovulasi adalah ekspulsi sel telur melalui daerah tipis (stigma ). Setelah pelepasan oosit, folikel
mengempis (collaps) dan terbentuk corpus luteum
TUBA FALOPII

Lumen Tuba Falopii dilapisi epitel kolumnar dengan silia panjang pada permukaan selnya. Silia
bergerak konsisten ke arah uterus untuk memfasilitasi pergerakan zygote ke dalam uterus agar
mengadakan implantasi pada endometrium

.
UTERUS
Sebagian besar dinding uterus terdiri dari otot polos yang dinamakan miometrium. Uterus harus
mampu untuk membesar selama kehamilan. Pembesaran uterus terjadi akibat hipertrofi sel otot
polos miometrium (miosit) dan penambahan miosit baru dari stem sel yang terdapat dalam
jaringan ikat miometrium.
Rongga uterus dilapisi oleh endometrium. Endometrium merupakan organ target dan kelenjar
endokrin. Dibawah pengaruh produksi siklis hormon ovarium endometrium mengalami
perubahan mikroskopik pada struktur dan fungsi kelenjar.

Selama fase pra ovulasi siklus menstruasi, sel epitel permukaan endometrium mengadakan
proliferasi di bawah pengaruh estrogen. Kelenjar endometrium mengalami proliferasi dan
masuk kedalam lapisan subepitelial atau stroma. Arteri muskular kecil (arteria spiralis ) tumbuh
kedlam lapisan basal endometrium.
Setelah ovulasi, suasana hormonal uterus berubah dari dominan estrogen menjadi dominan
progesteron sehingga mitosis epitel kelenjar berhenti. Endometrium pasca ovulasi disebut
endometrium sekretorik.
Pasca ovulasi, sel stroma endometrium membesar dan tampak berbuih yang menadakan adanya
peningkatan metabolisme. Sel-sel tersebut menjadi eosinofilik dan disebut sebagai sel desidua.
Desidualisasi endometrium diawali sekitar arteri spiralis yang kemudian menyebar dibawah
epitel permukaan dan kelenjar saat 10 hari pasca ovulasi.
Jika tidak terjadi kehamilan, produksi progesteron corpus luteum berhenti pada hari ke 13 – 14
pasca ovulasi. Endometrium mengalami nekrosis iskemik dan meluruh sebagai debris
menstruasi.
Bila terjadi kehamilan, masa hidup corpus luteum memanjang dan memperpanjang produksi
progesteron dan desidualisasi stroma berlanjut.
Stroma endometrium merupakan sumber penting sejumlah peptida kehamilan antara lain :

 Prolaktin.
 Faktor pertumbuhan yang mirip insulin (insulin – like growth factor binding protein -
IGFBP-1)
 Peptida yang terkait dengan hormon paratiroid ( parathyroid hormone-related peptide –
PTHrP)_

Perubahan histologis dalamk endometrium akiabt pengaruh hormon dapat digunakan untuk
menentukan ovulasi.

SERVIK dan VAGINA

Servik terutama terdiri dari jaringan ikat. Struktur ini dilapisi satu lapis epitel kelenjar
penghasil mukus dibagian dalam servik (canalis endoservicalis) dan epitel skuamosa berlapis
pada ektoservik.
Transisi epitel kelenjar dan skuamosa dikenal sebagai zona transformasi yang penting oleh
karena sering mengalami perubahan displastik yang dapat menjadi keganasan.
Vagina dilapisi oleh epitel skuamosa.

Diposkan oleh Bambang Widjanarko di 09:32

Label: Anatomi dan Fisiologi Saluran reproduksi Wanita, Fisiologi