ARTIKEL SEMINAR SoBAT

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

ARTIKEL SEMINAR SoBAT (Sosial Politik,

Bisnis, Akuntansi dan Teknik)


ANALISIS IMPLEMENTASI E-COMMERCE
(Studi Kasus Pengguna Facebook di Desa Jatimulya, Kecamatan Terisi,
Kabupaten Indramayu)
Mohamad Jakariah, Dr. Hersusetiyati, Dra., M.Si.
Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Sangga Buana
mhd.jakariah93@gmail.com

ABSTRACT
Rural communities are now increasingly using social media to carry out buying and selling transactions, one of
them is the people in Jatimulya Village. Facebook is the most popular social media among the Jatimulya people
and is used to apply e-commerce. However, the problem is, with all the limitations that exist such as facilities and
knowledge about technology, is the community able to apply E-Commerce properly? The author wants to know
how far they understand E-Commerce and how they can compete in the E-Commerce with all its limitations. This
research uses a descriptive qualitative approach methodology with observation, interview and documentation
data collection techniques. In addition, the presentation of data analysis techniques used in this study is data
reduction and drawing conclusions / verification. The results showed that E-Commerce practitioners in
Jatimulya Village tended to run their businesses without a well-planned plan and strategy. Do not have a clear
vision and mission. The strategy is only limited to photographing product, uploading it on social media and then
waiting for a response from consumers. In terms of payment, it still uses manual payment methods in place.
However, with all the simplicity it actually gets a lot of trust from potential customers. Consumers still don't
really believe in E-Commerce practitioners because there are still often cheats by sellers. Consumers feel greatly
helped by the presence of E-Commerce. Consumers recommend their online shopping experience, which is very
beneficial for sellers in increasing sales of their products. The conclusion in this study is that the average E-
Commerce actor in Jatimulya Village still has not implemented E-Commerce to the maximum. Due to the lack of
knowledge about E-Commerce, the implementation made by E-Commerce actors in Jatimulya Village seems to
be what it is and without a good plan.

ABSTRAK
Masyarakat pedesaan kini marak menggunakan media sosial untuk melakukan transaksi jual beli, salah satunya
adalah masyarakat di Desa Jatimulya. Facebook adalah media sosial paling populer dikalangan masyarakat
Jatimulya dan digunakan untuk mengaplikasikan E-Commerce. Namun, permasalahannya, dengan segala
keterbatasan yang ada seperti fasilitas sampai pengetahuan mengenai teknologi, apakah masyarakat mampu
mengaplikasikan E-Commerce dengan benar ? Penulis ingin mengetahui seberapa jauh mereka paham dengan E-
Commerce dan bagaimana mereka bisa bersaing di dunia E-Commerce dengan segala keterbatasan. Penelitian ini
menggunakan metodologi pendekatan kualitatif deskriptif dengan Teknik pengumpulan data observasi,
wawancara dan dokumentasi. Selain itu penyajian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
reduksi data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaku E-Commerce di
Desa Jatimulya cenderung menjalankan bisnisnya tanpa rencana dan strategi yang matang. Tidak memiliki visi
dan misi yang jelas. Strategi yang dijalankan hanya sebatas memfoto barang dagangan, mengunggahnya di media
sosial kemudian menunggu respon dari konsumen. Dari segi pembayaran, masih mengunakan metode manual
bayar ditempat. Namun, dengan segala kesederhanaan itu justru banyak mendapatkan kepercayaan dari calon
konsumen. Konsumen masih belum begitu percaya dengan pelaku E-Commerce karena masih sering ditemui
kecurangan yang dilakukan penjual. Konsumen merasa sangat terbantu dengan kehadiran E-Commerce.
Konsumen merekomendasikan pengalaman berbelanja online-nya, yang mana hal tersebut sangat
menguntungkan bagi penjual dalam meningkatkan penjualan produknya. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
rata-rata pelaku E-Commerce di Desa Jatimulya masih belum mengimplementasikan E-Commerce dengan
maksimal. Dikarenakan faktor kurangnya pengetahuan mengenai E-Commerce membuat implementasi yang
dilakukan pelaku E-Commerce di Desa Jatimulya terkesan apa adanya dan tanpa rencana yang baik.

Kata Kunci : E-Commerce, Implementasi, Media Sosial Facebook, Desa.


PENDAHULUAN primadona bagi penduduk di pedesaan dalam
Menurut riset dari perusahaan We Are hal ini.
Social yang bekerjasama dengan Hootsuite, Desa Jatimulya, Kecamatan Terisi,
menyebut ada 150 juta pengguna media sosial yang terletak di daerah selatan Indramayu
di Indonesia. Jumlah itu naik 20 juta pengguna merupakan desa yang masyarakatnya sudah
dibanding riset pada 2018. Masih sama seperti menggunakan Facebook untuk melakukan
tahun lalu, Facebook menjadi aplikasi media berbagai kegiatan transaksi elektronik seperti
sosial yang paling banyak digemari di bersilaturahmi dan berdagang. Desa Jatimulya
Indonesia, dengan presentasi 81%. Sementara adalah salah satu desa yang terletak di
itu instagram yang juga dimiliki facebook Keamatan Terisi, Kabupaten Indramayu. Desa
menjadi media sosial kedua yang paling Jatimulya memiliki jumlah penduduk 7.777
banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia jiwa pada sensus tahun 2018. Data ini mengacu
dengan presentase 80%. pada data BPS Kabupaten Indramayu 2019.
Peningkatan pengguna media sosial Data yang penulis himpun melalui 2
tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara grup Facebook terbesar di Desa Jatimulya
sasaran iklan media sosial terbesar di dunia. yakni Grup Masyarakat Jatimulya yang
Facebook yang memiliki 130 juta pengguna memiliki anggota 543 orang dan Wong
aktif bulanan dan Instagram yang memiliki 62 Jatimulya Is The Best yang memiliki anggota
juta pengguna aktif bulanan merupakan media 441 orang menunjukan ada lebih dari 700
sosial yang memiliki pemirsa iklan terbesar di penduduk Desa Jatimulya yang aktif
Indonesia. menggunakan Facebook.
Perkembangan media komunikasi yang Dari total 751 pengguna Facebook
semakin memudahkan kita untuk melakukan sebanyak 63 orang mulai merambah dunia e-
transaksi elektronik benar-benar dimanfaatkan commerce menggunakan Facebook. Bidang
bukan hanya oleh masyarakat yang bermukim kuliner (35,29%), fashion (32,29%) dan
diperkotaan yang mana koneksi jaringan di kosmetik (23,52%) adalah jenis usaha online
kota sudah sangat mudah dijangkau, tetapi juga yang paling banyak digeluti oleh pengguna
masyarakat di pedesaan mulai Facebook di Desa Jatimulya. Jenis usaha
memanfaatkannya kemudahan ini. Bukan lainnya seperti usaha pulsa (5,88%) dan lain-
hanya untuk berkomunikasi semata, lain (2,98%) masih belum banyak peminatnya
pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat di dunia usaha online Desa Jatimulya.
pedesaan ternyata juga untuk melakukan Melihat fenomena pelaku E-commerce
kegiatan berbisnis. Facebook masih menjadi yang menggunakan media sosial facebook di
Desa Jatimulya yang semakin tinggi pelaku mengubah paradigma transaksi jual beli dan
dan minat konsumennya serta melihat prospek pembayaran dari cara konvensional ke dalam
perkembangan E-commerce di Desa Jatimulya, bentuk digital elektronik berbasiskan komputer
peneliti tertarik untuk membuat penelitian dan jaringan internet (Pratama, 2015:2).
dengan judul “Analisi Implementasi E- Terdapat beberapa buah definisi mengenai E-
Commerce (Studi Kasus Pengguna Facebook Commerce dari para ahli yang dalam Pratama
di Desa Jatimulya, Kecamatan Terisi, (2015:2)
Kabupaten Indramayu)” sebagai judul B. Latar Belakang Munculnya E-
skripsi. Commerce
Fokus penelitian ini adalah Terdapat tiga faktor utama penyebab
mennganalisis tentang implementasi penjual munculnya E-Commerce di era digital ini.
dengan pembeli, penjual dengan distributor, Ketiga faktor pemicu tersebut menurut
keamanan pembayaran, hambatan-hambatan, (Pratama 2015:4), yakni: Adanya evolusi
strategi dalam membangun kepercayaan komputer beserta hardware dan software,
pembeli serta prospek E-Commerce di Desa perkembangan jaringan komputer dan internet,
Jatimulya, Kecamatan Terisi, Indramayu. perubahan pola pikir dan gaya hidup manusia
Berdasarkan uruaian dan fokus di atas di era digital
maka dapat diidentifikasikan masalah bahwa C. Empat Komponen Pada E-Commerce
rumusan masalah dalam penelitian skrispsi ini Pada E-Commerce, terdapat sebuah
adalah : “Bagaimana implementasi E- alur umum yang berjalan di dalamnya. Alur
Commerce melalui facebook di Desa Jatimulya pada E-Commerce tidak lepas dari adanya
?” empat komponen penting di dalam E-
Secara spesifik penelitian ini dilakukan Commerce, Pratama (2014:8) yakni, Pihak
dengan tujuan untuk mengetahui secara penjual, konsumen, teknologi dan jaringan
mendalam apakah implementasi E-Commerce komputer.
benar-benar diimplementasikan dengan baik D. Cara Kerja E-Commerce
oleh masyarakat Desa jatimulya dan Menurut Pratama (2015:9), sebuah E-
mengetahui bagaimana prospek di masa depan Commerce memiliki setidaknya beberapa buah
E-Commerce dalam meningkatkan ekonomi poin penting di dalamnya, terkait dengan
masyarakat Desa Jatimulya. proses kerjanya tersebut, yakni Terdapat
produk yang diperjual belikan di dalamnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Terdapat konsumen online. Terdapat
A. Definisi E-Commerce
mekanisme dalam melayani konsumen.
Istilah E-Commerce mulai muncul di
Terdapat proses pengiriman barang
tahun 1990-an melalui adanya inisiatif untuk
berdasarkan alamat yang diberikan oleh dan lain-lain. Berkenaan dengan PIN dan
konsumen yang telah melakukan pembayaran bagaimana peranannya di dalam transaksi
dan disertai dengan pengecekan (tracking) dari elektronik, terutama E-Commerce, secara
sisi penjual dan pembeli untuk proses umum transaksi elektronik dibedakan menjadi
pengiriman barang ke alamat pemesan. dua bagian utama, yaitu Two Step Transaction
Penanganan masalah logistik pada toko online atau transaksi yang melibatkan dua buah
atau inventori untuk ketersediaan produk di proses, merupakan transaksi elektronik yang
dalam memenuhi permintaan konsumen. memiliki dua tahap di dalamnya. Meliputi
Termasuk juga dalam hal ini hubungannya tahap untuk otorisasi (authorization) dan
dengan distributor atau supplier. kliring atau pembersihan riwayat transaksi
E. Tujuh Jenis E-Commerce Berdasarkan (clearing/settlement). One Step Transaction
Pelaku di Dalamnya atau transaksi yang melibatkan satu langkah
Pratama (2017) menjelaskan mengenai transaksi saja disisi pengguna.
tujuh jenis E-Commerce berdasarkan pelaku di G. E-Commerce Instan Berbasiskan
dalamnya, berikut penjelasan mengenai ketujuh Internet
jenis E-Commerce berdasarkan pelaku di Pratama (2015:436) E-Commerce
dalamnya, yakni E-Commerce Business to instan berbasiskan internet dimaksudkan
Business (B2B), bentuk interaksi E-Commerce sebagai sekelompok jenis layanan berbasis web
secara online yang terjadi anatar produsen pada jaringan internet yang di dalamnya juga
dengan distributor dan pengecer dan E- menyediakan layanan E-Commerce atau
Commerce Business Retail (Business to memang khusus menyediakan layanan E-
Customer/B2C), merupakan bagian dari E- Commerce. E-Commerce jenis ini hanya
Commerce yang menekankan kepada proses menuntut pengguna memiliki perangkat yang
pemesanan, pembelian, dan penjualan produk terhubung ke dalam jaringan internet beserta
atau jasa melalui akses internet dengan sistem operasi dan aplikasi web
F. Pengamanan Transaksi E-Commerce browser untuk kemudian memiliki akses ke
Salah satu upaya pengamanan transaksi dalam sistem lalu mulai untuk menginputkan
elektronik berbasiskan E-commerce salah data produk yang dijual atau melakukan
satunya dengan menggunakan PIN (Personal pencarian terhadap produk yang ingin diberi.
Identification Number), baik pada jual beli H. Media Untuk Menjalankan E-Commerce
hingga transaksi di Bank (Pratama, 2015:168). Instan di Internet
PIN banyak sekali diterapkan terutama pada Saat ini terdapat sejumlah kategori
transaksi berbasis elektronik, misalkan pada layanan berbasis web di internet yang dapat
kartu kredit, Anjungan Tunai Mandiri (ATM), digunakan untuk menjalankan E-Commerce
Instan. Hampir semuanya bersifat cuma-Cuma massa menjadi kata kunci dalam praktik
kecuali untuk penyediaan akses internet. periklanan (Nasrullah 2017 2017:160).
Pratama (2015:438) memaparkan beberapa
METODE PENELITIAN
kategori tersebut, yakni: Forum diskusi, Web
A. Pendekatan Penelitian
iklan niaga, Social Media dan Social Network
Penelitian ini menggunakan metode
I. Definisi Media Sosial
penelitian kualitatif deskriptif. Sugiyono
Berdasarkan teori-teori yang
(2017:16) mengartikan penelitian kualitatif
dikembangkan dapat disimpulkan bahwa media
sebagai metode penelitian yang berlandaskan
sosial bisa dilihat dari perkembangan
pada filsafat postpositivisme. Sedangkan
bagaimana hubungan individ dengan perangkat
pendekatan yang peneliti gunakan adalah
media. Karakteristik kerja komputer dalam web
pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu
1.0 berdasarkan pengenalan individu terhadap
pendekatan penelitian yang dimaksudkan untuk
individu lainnya yang berada dalam sebuah
menjelaskan fenomena atau karakteristik
sistem jaringan, sedangkan Web 2.0
individu, situasi atau kelompok tertentu secara
berdasarkan sebagaimana individu
akurat, tentunya dalam penelitian ini berkaitan
berkomunikasi dalam jaringan antarindividu.
dengan fokus dan rumusan yang menjadi
Terakhir Web 3.0 karakteristik teknologi dan
garapan penelitian yakni berkenaan dengan
relasi yang terjadi dilihat bagaimana manusia
implementasi E-Commerce di Desa Jatimulya,
bekerjasama (Fuchs 2008 dalam Nasrullah
Kecamatan Terisi, Indramayu.
2017:8)
B. Subjek, Objek, dan Informan Kunci
J. Media Sosial dan Marketing
Penelitian
Salah satu aspek yang berkembang dari
Subjek dalam penelitian ini adalah
marketing pada era media sosial ini adalah
masyarakat yang melakukan BisnisE-
iklan. Iklan menurut The American Marketing
Commerce, yang mana masyarakat yang akan
Association, diartikan sebagai pengumuman
diteliti adalah masyarakat Desa Jatimulya,
atau pesan persuasif dalam suatu waktu atau
Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu.
ruang menggunakan media massa oleh instansi
Objek penelitian ini yaitu dimana penulis akan
bisnis, organisasi nonprofit, pemerintah,
meneliti dampak strategi, target dan hambatan-
maupun individu dengan maksud
hambatan apa saja yang dilakukan dan dialami
menginformasikan dan atau membujuk
oleh masyarakat pelaku E-Commerce di Desa
khalayak terhadap barang, jasa, organisasi, atau
Jatimulya. Informan penelitian merupakan
ide-ide sebagai sasaran target pemasaran atau
orang atau pihak yang terkait dengan penelitian
audiensi. Yang perlu digaris bawahi dari
yang dapat memberikan informasi mengenai
pengertian tersebut bahwa pengguna media
berbagai kondisi yang ada. yang lebih luas serta mengisi waktu luang
C. Teknik Pengumpulan Data dengan hal bermanfaat dan keinginan
Teknik pengumpulan data merupakan membantu perekonomian suami tanpa
langkah yang paling strategis dalam sebuah mengesampingkan tanggung jawab sebagai ibu
penelitian, sebab tujuan utama dari penelitian rumah tangga merupakan beberapa hal yang
adalah mendapatkan data yang akurat, melatarbelakangi mengapa mmasyarakat Desa
sehingga tanpa mengetahui teknik Jatimulya melakukan aktivitas E-Commerce.
pengumpulan data peneliti tidak akan Leli dan Tunirah menganggap,
mendapatkan data yang memenuhi standar pengaplikasian yang dianggap mudah
yang ditetapkan (Sugiyono, 2016: 224). Teknik ketimbang aplikasi E-Commerce seperti
pengumpulan data yang digunakan dalam lazada, shope, bukalapak dan lain-lain adalah
penelitian ini adalah dengan menggunakan alasan kuat mereka dalam memilih facebook
metode wawancara, observasi, dan sebagai media bisnis online. Meskipun Desa
dokumentasi. Jatimulya memiliki grup facebook sebagai
D. Teknik Analisis Data wadah untuk berjualan secara online namun
Teknik analisis data yang digunakan mereka tidak menggunakannya sebagai salah
adalah model Miles dan Huberman yaitu satu strategi karena dianggap lingkupnya yang
meliputi aktivitas pengumpulan data, data terbatas.
reduction (reduksi data), data display Leli dan Tunirah mengatakan bahwa
(penyajian data), dan conclusion drawing atau tingkat kepercayaan sekitar 70%, masih ada
penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles dan konsumen yang takut belanja online karena
Huberman, 1992: 15) . takut barang yang dibeli tidak sama dengan
E. Teknik Keabsahan Data yang diposting penjual. Bersikap ramah
Pengukuran keabsahan data pada menjadi dasar lain bagi konsumen untuk bisa
penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. percaya dengan penjual.
Sugiyono (2016: 241) mengatakan bahwa Menurut Tunirah dan Leli selama ini
triangulasi adalah teknik pengumpulan data sistem pembayaran E-Commerce yang mereka
yang bersifat menggabungkan dari berbagai lakukan masih manual yakni dengan sistem
teknik pengumpulan data dan sumber data Cash On Delivery (COD) karena jika
yang telah ada. menggunakan ATM terkendala lokasi bank
atau tempat mesin ATM berjarak kurang lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN
sepuluh kilometer dari desa. Selain itu rata-
A. Hasil rata masyarakat Desa Jatimulya yang masih
Efisiensi, mudah dan memiliki jaringan
belum memiliki ATM adalah alasan lain
mengapa pembayaran E-Commerce di Desa keuntang yang Endi dan Halimah rasakan
Jatimulya masih manual. selama melakukan transaksi E-Commerce.
Dengan E-Commerce melalui Sementara kekurangan yang Endi dan Halimah
facebook keuntungan yang diungkapkan oleh rasakan yaitu banyaknya penjual online yang
Tunirah dan Leli berupa penghasilan yang terkadang tidak bertanggung jawab terhadap
lumayan sehingga bisa meningkatkan taraf bisnisnya seperti penipuan dan barang yang
ekonomi keluarga namun tanggung jawab tidak sesuai dengan yang diiklankan.
sebagai ibu rumah tangga tetap dijalankan. Sementara kelebihannya bisa lebih menghemat
Efisiensi waktu dan biaya merupakan biaya karena biasanya barang yang dijual
keuntungan lain yang mereka dapatkan. melalui online lebih murah. Efisiensi waktu
Tunirah dan Leli mengatakan selama ini juga salah satu kelebihan karena rata-rata orang
belum ada kekurangan yang berarti yang jaman sekarang sibuk bekerja namun memilik
mereka rasakan selama bertransaksi jual beli di keinginan dalam berbelanja dan E-Commerce
facebook. menjadi solusinya. Rata-rata para konsumen
Prospek E-Commerce di masa depan bisnis online selalu merekomendasikan
menurut kedua pebisnis online ini juga sangat pengalaman berbelanjanya kepada rekan-
bagus. Terbukti dengan banyaknya pebisnsis rekannya. Hal tersebut tentu menguntungkan
pebisnis online baru bermunculan. Jangkauan bagi pebisnis online karena produknya secara
yang luas juga dipandang oleh mereka sebagai tidak langsung dipromosikan oleh konsumen
keuntungan untung mengembangkan bisnisnya mereka sendiri.
melalu media digital. Pembeli menaruh B. Pembahasan
kepercayaan terhadap pelaku E-Commerce Implementasi E-Commerece
ternyata masih terbilang rendah. mengunakan aplikasi media sosial facebook
Dari sudut pandang pembeli yakni yang dijalankan oleh masyarakat Desa
Endi dan Halimah, mengatakan bahwa Jatimulya rata-rata dilandasi faktor kemudahan.
kepercyaannya terhadap pelaku E-Commerce Dengan menjalankan bisnis melalui facebook
hanya sekitar 60% sampai 70% karena dirasa mudah karena pasar yang mereka sasar
terkadang barang yang diiklankan tidak sesuai sudah ada karena sudah berteman di akun
dengan aslinya. Dalam sistem pembayaran, media sosialnya. Rata-rata konsumen di
Endi dan Halimah mengaku masih facebook sudah memiliki kepercayaan karena
menggunakan COD (Cash On Delivery) dan biasanya yang memasarkan produknya di
terkadang juga transfer. facebook adalah orang yang dikenalnya, jadi
Lebih mudah, banyak pilihan dan penjualpun lebih merasa leluasa untuk
tidak perlu keluar rumah adalah beberapa memasarkan produknya di facebook karena
sudah mendapatkan kepercayaan. Proses penjual online. Sistem pembayaran dalam
transaksi E-Commerce menggunakan facebook implementasi E-Commerce menggunakan
di Desa Jatimulya masih sangat sederhana. facebook di Desa Jatimulya masih
Jenis produk yang banyak dijual oleh menggunakan sistem bayar ditempat. Lokasi
pelaku E-Commerce menggunakan facebook di Desa Jatimulya yang cukup jauh dari
Desa Jatimulya adalah produk fashion dan keramaian dalam hal ini jauh dari bank dan
kuliner. Semua dijalankan atas dasar loasi keberadaan mesin ATM membuat
kepercayaan sehingga sering kali menimbulkan masyarakat malas melakukan transfer uang
pelanggaran dari kedua belah pihak. Tidak ada dalam aktivitas transaksinya.
strategi khusus yang dijalankan oleh pelaku E- Kurangnya pemahaman tentang
Commerce menggunakan facebook di Desa teknologi E-Banking, pembayaran online
Jatimulya. Semuanya dilakukan secara melalui aplikasi juga merupakan salah satu
sederhana. Hal itu terjadi karena keterbatasan dasar mengapa sistem pembayaran E-
pengetahuan yang dimiliki oleh pelaku E- Commerce masih dijalankan dengan cara yang
Commerce di Desa Jatimulya. Dalam manual. Ditambah mayoritas penduduk Desa
pemasaran yang mereka lakukan, mereka Jatimulya tidak memiliki buku tabungan
hanya berupaya untuk berusaha dekat dan sendiri. Keuntungan yang didapatkan oleh
akrab dengan konsumen serta mengiklankan pelaku E-Commerce dalam hal ini berupa
dan menjual barangnya sejujur mungkin untuk peningkatan ekonomi keluarga yang sedikit
menghindari kekecewaan dari konsumen. terbantu oleh aktivitas bisnis yang dilakukan
Penjual mengakui bahwa tingkat kepercayaan oleh mereka yang notabene merupakan seorang
konsumen terhadap penjual online cukup ibu rumah tangga. Para pelaku E-Commerce
tinggi. Rata-rata konsumen mempercayai merasa banyak diuntungkan karena bisa
penjual online di Desa Jatimulya karena membangun bisnis namun masih bisa
produk yang mereka jual memiliki komposisi mengurusi anak dan suami di rumah tanpa
atau bahan dasar yang berkualitas sehingga mengganggu kewajiban dan tugas sebagai ibu
produk yang dihasilkan yang dijualpun rumah tangga.
memiliki kualitas bagus pula. Kekurangan yang mereka temui rata-
Postingan iklan dari penjual yang apa rata ada pada komitmen dan tanggung jawab
adanya ditenggarai sebagai salah satu penyebab pembeli yang terkadang acap kali membatalkan
kepercayaan tinggi yang diberikan oleh transaksi begitu barang dalam proses
konsumen tersebut. Sikap jujur, ramah pengantaran padahal sudah ada kesepakatan
terhadap konsumen pun merupakan salah satu sebelumnya. Selain itu karena di desa tidak ada
indikator kepercayaan pembeli terhadap kendaraan umum semakin menghambat
pengiriman barang yang dipesan oleh efisien lagi. Tidak adanya jaminan bahwa si
konsumen. Sementara kelebihan melakukan penjual bukanlah penipu merupakan faktor lain
transaksi E-Commerce di facebook, yaitu lebih dari keraguan masyarakat Desa Jatimulya
mudah mencari target konsumen karena calon dalam menggunakan sistem transfer.
konsumennya sendiri merupakan teman Kekurangan yang melekat pada E-
facebook yang berteman melalui akun pribadi Commerce menurut konsumen terletak pada
masing-masing. Selain itu dengan sistem ketidak jujuran penjual. Masyarakat lebih
menandai dalam postingan merupakan menyukai iklan-iklan penjual online yang
kelebihan lain yang ada pada aktivitas E- natural tanpa editan karena kemungkinan besar
Commerce menggunakan facebook karena barang yang difoto dengan kondisi aslinya
orang-orang yang tidak berteman dengan akun sama.. Sementara itu, kelebihan dari E-
si penjual akan tetap melihat postingannya Commerce yakni bahwa konsumen tidak perlu
asalkan akun-akun tersebut berteman dengan jauh-jauh datang ke pasar atau pusat
akun yang ditandai oleh penjual. perbelanjaan yang jaraknya puluhan kilometer.
Secara umum, tingkat kepercayaan Mendatangi pasar atau pusat perbelanjaan
pembeli berdasarkan hasil wawancara dengan adalah hal yang tidak efisien karena terkadang
beberapa warga yang suka berbelanja online, ongkos untuk menuju pasar atau pusat
terbilang rendah. Mereka masih menyesalkan perbelanjaan lebih mahal dari pada harga
adanya penjual online yang sering bersikap barang yang dibeli.
tidak jujur seperti mengiklankan barang tidak Konsumenpun merekomendasikan
sesuai dengan kondisi barang aslinya. pengalaman berbelanja online mereka. Itu
Berdasarkan hasil temuan di lapangan, artinya para penjual online secara tidak
ternyata para konsumen lebih sering langsung mendapatkan promosi dari
melakukan pembayaran dengan menggunakan konsumen. Feedback yang baik ini berpotensi
sistem bayar langsung. Mereka masih menaruh akan meningkatkan traffic pembelian di bisnis
keraguan apabila melakukan pembayaran para pelaku E-Commerce. Biasanya para
melalui metode lain seperti melalui transfer konsumen setelah melakukan belanja akan
antar rekening. meninggalkan umpan balik langsung di
Pengetahuan yang minim mengenai postingan produk si penjual.
aturan bertransaksi elektronik menjadi alasan
KESIMPULAN
mendasar mengapa para konsumen E-
Pelaku E-Commerce di Desa Jatimulya
Commerce di Desa Jatimulya masih ragu
cenderung menjalankan bisnisnya tanpa
terhadap pembayaran dengan sistem transfer
rencana yang matang dan tanpa strategi yang
meskipun jika dengan transfer bisa lebih
bagus. Mereka hanya mengandalkan rasa lakukan pun sedikit bisa membantu
saling percaya antara penjual dan pembeli. perekonomian keluarga bahkan. Dengan E-
Alasan klise seperti mengisi waktu luang Commerce melalui facebook produk yang
adalah landasan utama mengapa masyarakat mereka jual bisa lebih laku dibandingkan
Desa Jatimulya terjun di dunia E-Commerce. mereka menjualnya dengan cara offline.
Mereka seperti tidak memiliki visi dan misi Konsumen umumnya masih belum
dalam berbisnis. begitu percaya dengan pelaku E-Commerce
Produk yang dijualpun cenderung karena masih sering ditemui kecurangan-
sama dengan pelaku E-Commerce lain yakni kecurangan yang dilakukan oleh penjual.
produk fashion dan kuliner. Untuk menjaring Namun disisi lain mereka sangat terbantu
konsumen dengan produk yang juga di jual dengan adanya E-Commerce di Desa
oleh pesaing merupakan hal yang cukup sulit Jatimulya. Oleh karena itu para konsumen jika
dilakukan di Desa Jatimulya karena daya melakukan belanja online tidak pernah
belinya masih sangat rendah. Strategi yang menggunakan metode transfer dalam
dijalankanpun sangat amat sederhana bahkan pembayaran, konsumen lebih sering
dibilang tidak ada strategi yang dijalankan. menggunakan metode bayar ditempat untuk
Dari segi pembayaranpun, masih mengunakan menghindari penipuan. Mereka bisa lebih
metode manual yakni bayar ditempat. Mereka mudah untuk membeli barang yang mereka
belum benar-benar memanfaatkan teknologi butuhkan tanpa harus datang ke pusat
dengan benar. Alasan tidak mengerti dalam perbelanjaan atau pasar. Mereka merasa sangat
menggunakan beberapa teknologi yang dapat terbantu dengan kehadiran E-Commerce di
mendukung E-Commerce mereka adalah alasan tengah-tengah mereka. Umumnya konsumen
mendasar mengapa mereka masih belum juga merekomendasikan pengalaman
maksimal dalam memanfaatkan perkembangan berbelanja online yang pernah mereka lakukan
teknologi. yang mana hal tersebut sangat menguntungkan
Namun sisi positifnya dengan segala bagi penjual dalam meningkatkan penjualan
hal yang dilakukan secara sederhana justru produknya.
banyak mendapatkan kepercayaan dari calon Implementasi E-Commerce di Desa
konsumen. Konsumen merasa nyaman dan Jatimulya umunya belum terlaksana dengan
aman dengan segala informasi yang baik karena keterbatasan pengetahuan dari
disampaikan oleh penjual secara jujur dan apa pelakunya.
adanya. Dari E-Commerce yang mereka
Referensi

[1] Afriani, Umma Farihah (2011), Keunggulan Bersaing (studi ukm di


Strategi Komunikasi Pemasaran kota palembang)” Program Studi
Rown Division Dalam Ilmu Komunikasi, Skripsi,
Memanfaatkan Media Jejaring Universitas Bina Darma
Sosial facebook Sebagai Sarana Palembang.
Promosi Secara Online, Fakultas
Ilmu Komunikasi dan Informatika, [7] Dewi, Tri Nurmala &
Skripsi thesis, Universitas Kuncoro,Joko (2011) ”Kebutuhan
Muhammadiyah Surakarta. Berafiliasi, Introversi Kepribadian
serta ketergantungan pada
[2] Anggita Nurul Adha, Ratri Facebook pada Mahasiswa” ,
Virianita (2010). Sikap dan Intensi Jurnal Proyeksi Vol. 6 (2) 2011, 68-
Pemanfaatan Internet dalam 77
Kegiatan Bisnis. Jurnal Departemen
Sains Komunikasi dan [8] Gemilang, Dian Ayu (2011), Peran
Pengembangan Masyarakat. Hal Facebook sebagai Media
380-389. Komunikasi Bisnis Online(Studi
Deskriptif Kualitatif Peran
[3] Abror, F., J. (2015). Kelebihan Facebook sebagai Media
Facebook Sebagai media Komunikasi Bisnis Online),
Komunikasi Jual Beli Online. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Skripsi Ilmu Komunikasi Pada Politik Program Studi Ilmu
FISIP Universitas Islam Negeri Komunikasi, Skripsi, Universitas
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
[4] Ardiyanto, A. (2018). Ananlisi
Penggunaan Media Sosial Dalam [9] Imran, Hasyim Ali (2009. “Aktifitas
Pengembangan Usaha Komunikasi dan Situs Jejaring
Mikro, Kecil, dan Menengah Sosial”. Jurnal Komunikasi Masa,
(UMKM) di Desa Kemasan, 5(1): 3-4.
Kecamatan Sawit, Kabupaten
Boyolali. Skripsi Fakultas Ekonomi [10] Irma, A. (2017). Peran Instagram
dan Bisnis Islam Negeri Surakarta. Sebagai Media Komunikasi
Pemasaran Bisnis Online
[5] Celuch, K., Goodwin, S. & Taylor, (Studi Deskriptif Kualitatif Pada
S. A. (2007). Understanding Small Bisnis Online Beautyhomeshop).
Scale Industrial User Internet Vol. 4. No. 2
Purchase and Information
Management Intentions: A Test of [11] Izzati, N. (2015). Motif
Two Attitude Models. Industrial Penggunaan gadget Sebagai
Marketing Management, 36(1): Sarana Promosi Bisnis Online di
211-221. Kalangan Mahasiswa UIN Sunan
kalijaga. Vol. 2. Halaman 374-380
[6] Dedi, Rianto Rahadi dan Mifta,
Farid (2011) ”Pemanfaatan [12] KOMPAS.com. (2019). Facebook
Jejaring Sosial Dalam Mendukung Jadi Medsos Paling Digemari di
Indonesia.https://ww.google.com/a Metodologi Penelitian Ekonomi & Sosial.
mp/s/amp.kompas.com/tekno/read/ (Cetakan ke 2).
2019/02/05/11080097/facebook- Jakarta: Salemba Empat
jadi-medsos-paling-digemari-di-
indonesia. (Akses: 13 Juli 2019) [20] Pratama E. (2015). E-Commerce,
E-Business, Mobile Commerce.
[13] KOMPAS.com. (2019). Separuh (Cetakan ke 1). Bandung:
Penduduk Indonesia Sudah INFORMATIKA Bandung
“Melek” Media Sosial.
https://www.google.com/amp/s/am [21] Solidaritas Masyarakat Jatimulya.
p.kompas.com/tekno/read/2019/02/ (2019).
04/19140037/separuh-penduduk- https://m.facebook.com/groups/179
indonesia-sudah-melek-media- 1514697752814/?ref=group_brows
sosial. (Akses: 13 Juli 2019) e. (Akses: 13 Juli 2019)

[14] Lang, Kurt & Gladys Engel (2009). [22] Sugiyono, (2016). Metedologi
Mass Society, Mass Culture, and Mass Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA
Communication: The Meaning of
[23] Utami, D., A. & Purnama, E., B.
Mass1, International Journal of
(2012). Pemanfaatan Jejaring
Communication 3: University of
Sosial (Facebook) Sebagai Media
Washington
Bisnis Online (Studi Kasus Di Batik
[15] Lasmadiarta,M., (2011). Extreme Solo 85). Vol. 1
Facebook Marketing for Giant Profits. [24] Wong Jatimulya Is The Best.
Elex Media (2019).
Komputindo: Jakarta. https://m.facebook.com/groups/596
261817177029/?ref=group_browse.
[16] Martha, E., & Kresno, S. (2016). (Akses: 13 Juli 2019)
Metodologi Penelitian Kualitatif.
(Cetakan ke 1). Depok: [25] Wikipedia Bahasa Indonesia.
RajaGrafindo Persada (2019). Facebook.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Fac
[17] Masyarakat Jatimulya. (2019). ebook. (Akses: 15 Juli 2019)
https://m.facebook.com/groups/169
7295190554704/?ref=group_brows [26] Yulius Safitri, Jurry Hatammimi,
e. (Akses: 13 Juli 2019) Analisis Faktor-Faktor yang
Memotivasi Wanita
[18] Muhyiddin, N., T. (2018). Berwirausaha Melalui Bisnis
Metodologi Penelitian Ekonomi & Sosial. Online (Studi pada Mahasiswi
(Cetakan ke 2). Sekolah Bisnis di Bandung). Jurnal
Jakarta: Salemba Empat Manajemen Bisnis dan Informatika.
Hal .04
[19] Muhyiddin, N., T. (2018).

You might also like