Professional Documents
Culture Documents
Naskah Artikel Jurnal Sawala Vol. 3 No. 2 (Januari-April 2015) PDF
Naskah Artikel Jurnal Sawala Vol. 3 No. 2 (Januari-April 2015) PDF
Oleh :
Ahmad Sururi
Dosen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Serang Raya
ABSTRACT
This study aims to describe and analyze the empowerment of communities through the
Rural Infrastructure Development Program (PPIP) in Improving Public Welfare Wanasalam
District of Lebak
From the results of this study concluded that the Community Empowerment through
Rural Infrastructure Development (PPIP) in improving public welfare Wanasalam District of
Lebak has implemented 10 (ten) of the 12 (twelve) principles proposed community
empowerment in Mardikanto Dahatma and Bhatnagar (2013: 106), then through the
Community Empowerment for Rural Infrastructure Development (PPIP) in improving public
welfare Wanasalam District of Lebak not carry two (2) principles of community empowerment
which principles of community development cooperation is based on the analysis of the
participation and empowerment of the principle of democratic society based on the analysis
in the application science, this is due 1.Less public's understanding of the meaning of
community empowerment and the existence of the Rural Infrastructure Development Program
(PPIP), 2 Lack of socialization given by the community facilitators and institutional devices
village in providing information on the activities and the lack of public awareness both as
individuals and members of society concerning the conditions and environment, 3 There is a
culture of compliance citizens against warlords (formal and informal leaders) that affect
people's attitudes in policy decision making.
1
2 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25
peranan dari seluruh masyarakat untuk menempatkan pemerintah pusat dan atau
merencanakan, mengarahkan, menentukan elit masyarakat sebagai pencetus gagasan
dan mengawasi proses pelaksanaan dengan asumsi mereka tahu yang terbaik
pembangunan daerah itu sendiri. bagi masyarakatnya, tanpa harus
Sebagai sebuah konsep mendengarkan akomodasi aspirasi
penyelenggaraan pemerintahan, masyarakat (bawah) dilibatkan atau
desentralisasi pada akhirnya menjadi dimobilisasi dengan memberikan insentif
pilihan akibat ketidakmungkinan sebuah dan atau menumbuhkan rasa takut.
negara yang wilayahnya luas dan Sebaliknya pembangunan dari bawah
penduduknya banyak untuk mengelola (bottom up) memberikan kesempatan
manajemen pemerintah secara kepada masyarakat untuk berinisiatif sejak
sentralistis.Desentralisasi dalam hal ini perencanaan dengan asumsi bahwa
menjadi sebuah pilihan karena di dalamnya masyarakat memiliki kemampuan untuk
terkandung semangat demokrasi untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
mendekatkan partisipasi masyarakat dalam serta cara-cara terbaik yang cocok dengan
menjalankan sebuah pembangunan.Pada kondisi mereka.
perkembangan selanjutnya, desentralisasi Pemberdayaan masyarakat sebagai
menjadi semangat bagi negara-negara yang sebuah strategi sekarang telah banyak
menyepakati demokrasi sebagai landasan diterima bahkan telah berkembang dalam
gerak utamanya.Kesamaan orientasi berbagai literatur di dunia barat.
desentralisasi dan demokratisasi inilah yang Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah
membuat sebuah pemerintahan di masa kini konsep pembangunan merangkum nilai-
tidak bisa lagi memerintah secara nilai sosial dan budaya yang berkembangan
sentralistik dan pada akhirnya terdapat dinamis di masyarakat dan mencerminkan
kesadaran baru di kalangan para paradigma pembangunan yang bersifat
penyelenggara pemerintahan bahwa people centered atau berpusat kepada
masyarakat merupakan pilar utama yang masyarakat sebagai subjek dan pelaku
harus dilibatkan dalam berbagai formulasi pembangunan. Secara konseptual
dan implementasikebijakan pembangunan. pemberdayaan masyarakat sebagai upaya
Di Indonesia, keberadaan UU No 5 meningkatkan harkat dan martabat lapisan
Tahun 1974 tentang Pemerintahan Daerah masyarakat yang dalam kondisi sekarang
sebagai payung hukum merupakan sumber tidak mampu untuk melepaskan diri dari
sentralisasi kebijakan pembangunan maka perangkap kemiskinan dan
dengan datangnya reformasi pemerintahan keterbelakangan. Dengan kata lain
yang melahirkan UU No 22 Tahun 1999 memberdayakan adalah memampukan dan
dan UU No 25 Tahun 1999, dan direvisi memandirikan masyarakat.
melalui UU No 32 Tahun 2004 dan UU No Program pembangunan infrastruktur
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan perdesaan atau yang lebih dikenal sebagai
Daerah lebih membuka peluang partisipasi PPIP adalah salah satu program pemerintah
masyarakatdan upaya pemberdayaan dari Kementerian Pekerjaan Umum melalui
pembangunan berbasis masyarakat dalam Direktorat Jendral Cipta Karya yang
rangka merumuskan dan melakasanakan berupaya menciptakan dan meningkatkan
kebijakan pembangunan. Pembangunan kualitas kehidupan masyarakat, baik secara
berbasis masyarakat secara sederhana individu maupun kelompok melalui
dapat diartikan sebagai pembangunan yang partisipasi dalam memecahkan berbagai
mengacu kepada kebutuhan masyarakat, permasalahan yang terkait kemiskinan dan
direncanakan dan dilaksanakan oleh ketertinggalan desanya sebagai upaya
masyarakat dengan sebesar-besarnya meningkatkan kualitas kehidupan,
memanfaatkan potensi sumber daya yang kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
ada dan dapat diakses oleh masyarakat. PPIP merupakan program bantuan langsung
Pembangunan dari atas (top down) masyarakat yang bantuannya meliputi
Ahmad Sururi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaandalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak 3
masyarakat dalam kerjasama dan Chatterjee & Canda, 1998 dalam Aprillia
partisipasi pelaksanaan kegiatan, hal ini theresia dkk, 2014:115)
berdasarkan data tingkat kehadiran Sedangkan Mardikanto (2013:100)
masyarakat dalam tahap penyiapan dan mendefinisikan pengertian pemberdayaan
mobilisasi dan tahap perencanaan masyarakat adalah :
partisipatif yang rendah. “Proses perubahan sosial, ekonomi dan
2. Rendahnya tingkat pemberdayaan politik untuk memberdayakan dan
masyarakat dalam demokrasi memperkuat kemampuan masyarakat
(metodepemberdayaan) dan melalui proses belajar bersama yang
pengambilan keputusan, hal ini partisipatif, agar terjadi perubahan
berdasarkan temuan bahwa dalam perilaku pada diri semua stakeholders
kegiatan musyawarah desa masyarakat (individu, kelompok dan kelembagaan)
cenderung bersikap pasif dan menerima yang terlibat dalam proses pembangunan
saja hasil keputusan. demi terwujudnya kehidupan yang
semakin berdaya, mandiri dan
B. TINJAUAN PUSTAKA partisipatif yang semakin sejahtera
1. Pemberdayaan Masyarakat secara berkelanjutan”.
Konsep pemberdayaan masyarakat Filosofi pemberdayaan masyarakat
mencakup pengertian “pembangunan dan paling banyak dikemukakan oleh
masyarakat (community development) dan berbagai pihak dan dalam banyak
pembangunan yang bertumpu pada kesempatan dikutip oleh Kelsey dan Hearne
masyarakat (community-based (1995) bahwa “falsafah pemberdayaan
development) Chamber tahun 1995” masyarakat harus berpijak kepada
(Kartasasmita, 1997:41). Pendekatan utama pentingnya pengembangan individu di
dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa dalam perjalanan pertumbuhan masyarakat
masyarakat tidak dijadikan obyek dari dan bangsanya Mardikanto dan Soebiato,
berbagai proyek pembangunan, tetapi 2013. Pemberdayaan masyarakat pada
merupakan subyek dari upaya dasarnya merupakan proses untuk membuat
pembangunannya sendiri. masyarakat menjadi berdaya. Setiap
Pembangunan partisipatif anggota masyarakat dalam sebuah
mempunyai kaitan yang erat dengan komunitas sebenarnya memiliki potensi,
pemberdayaanmasyarakat, dimana pada gagasan serta kemampuan untuk membawa
pembangunan partisipatif diperlukan upaya dirinya dan komunitasnya untuk menuju ke
dan langkah-langkah untuk mempersiapkan arah yang lebih baik, namun potensi itu
masyarakat guna memperkuat kelembagaan terkadang tidak bisa berkembang
masyarakat agar mereka mampu disebabkan faktor-faktor tertentu.
mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan Pemberdayaan masyarakat adalah
kesejahteraan dalam suasana keadilan yang sebuah konsep pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan untuk meningkatkan harkat merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini
dan martabatnya serta mampu melepaskan mencerminkan paradigma baru
diri dari perangkap kemiskinan dan pembangunan, yakni yang bersifat "people-
keterbelakangan. Upaya tersebut centered, participatory, empowering, and
merupakan salah satu wujud nyata dari sustainable" (Chambers, 1995). Konsep ini
pemberdayaan masyarakat (Sumaryadi, lebih luas dari hanya semata-mata
2005:111). memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)
“Empowerment – “process by atau menyediakan mekanisme untuk
which individuals and groups gain power, mencegah proses pemiskinan lebih lanjut
acces to resources and control over their (safety net), yang pemikirannya belakangan
own lives. In doing so, they gain the ability ini banyak dikembangkan sebagai upaya
to achieve their highest personal and mencari alternatif terhadap konsep-konsep
collectives apirations and goals” (Robbins, pertumbuhan di masa yang lalu. Konsep ini
Ahmad Sururi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaandalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak 5
berkembang dari upaya banyak ahli dan dan kekuasaan yang cukup untuk
praktisi untuk mencari apa yang antara lain mempengaruhi kehidupannya dan
oleh Friedman (1992) disebut alternative kehidupan orang lain yang menjadi
development, yang menghendaki “inclusive perhatiannya (Parsons et al. 1994 dalam
democracy, appropriate economic growth, Mardikanto 2010). Upaya memberdayakan
gender equality and intergenerational masyarakat adalah upaya untuk
equity”. menumbuhkan potensi yang terpendam
Dengan demikian, pemberdayaan dalam masyarakat yang mengharuskan
adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai adanya fasilitator untuk membangun
proses, pemberdayaan adalah serangkaian kapasitas produktif masyarakat
kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau (Indrianingrum 2011).
keberdayaan kelompok lemah dalam Sedangkan dasar-dasar pemberdayaan
masyarakat, termasuk individu-individu masyarakat adalah: mengembangkan
yang mengalami masalah kemiskinan. masyarakat khususnya kaum miskin, kaum
Sebagai tujuan, maka pemberdayaan lemah dan kelompok terpinggirkan,
menunjuk pada keadaan atau hasil yang menciptakan hubungan kerjasama antara
ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial masyarakat dan lembaga-lembaga
yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki pengembangan, memobilisasi dan
kekuasaan atau mengetahui pengetahuan optimalisasi penggunaan sumber daya
dan kemampuan dalam memenuhi secara keberlanjutan, mengurangi
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat ketergantungan, membagi kekuasaan dan
fisik, ekonomi maupun sosial seperti tanggung jawab, dan meningkatkan tingkat
memiliki kepercayaan diri, mampu keberlanjutan. (Delivery dalam Sutrisno,
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata 2005:17).
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan Lebih lanjut, Dahama dan Bhatnagar
sosial dan mandiri sebagai tujuan seringkali dalam Mardikanto (2010) mengungkapkan
digunakan sebagai indikator keberhasilan prisip-prinsip pemberdayaan yang lain yang
pemberdayaan sebagai sebuah proses. mencakup:
Menurut Sumodiningrat (1999) 1) Minat dan kebutuhan, artinya
pemberdayaan masyarakat memerlukan pemberdayaan akan efektif jika selalu
kepedulian yang diwujudkan dalam mengacu pada minat dan kebutuhan
kemitraan dan kebersamaan pihak yang masyarakat.
sudah maju dengan pihak yang belum 2) Organisasi masyarakat bawah, artinya
berkembang. Dalam hal ini pemberdayaan pemberdayaan akan efektif jika mampu
merupakan suatu proses perubahan melibatkan/menyentuh organisasi
ketergantungan menjadi kemandirian. masyarakat bawah, sejak dari setiap
Sumodiningrat (1999) juga menjelaskan keluarga/kekerabatan.
bahwa segenap program pemberdayaan 3) Keragaman budaya, artinya
masyarakat yang dirancang untuk pemberdayaan harus memperhatikan
menanggulangi ketertinggalan merupakan adanya keragaman budaya. Perencanaan
bagian dari upaya mempercepat proses pemberdayaan harus selalu disesuaikan
perubahan kondisi sosial-ekonomi dengan budaya lokal yang beragam.
masyarakat yang masih tertinggal. 4) Perubahan budaya, artinya setiap
Pemberdayaan adalah sebuah kegiatan pemberdayaan akan
proses agar setiap orang menjadi cukup mengakibatkan perubahan budaya.
kuat dalam berpartisipasi dalam berbagi Kegiatan pemberdayaan harus
pengontrolan dan mempengaruhi kejadian- dilaksanakan dengan bijak dan hati-hati
kejadian serta lembaga-lembaga yang agar perubahan yang terjadi tidak
mempengaruhi kehidupannya. menimbulkan kejutan-kejutan budaya.
Pemberdayaan menekankan bahwa orang 5) Kerjasama dan partisipasi, artinya
memperoleh keterampilan, pengetahuan, pemberdayaan hanya akan efektif jika
6 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25
yang menyangkut program-program atau (freedom), dan (4) jati diri (Identity.
pelayanan-pelayanan sosial untuk Dalam memahami realitas tingkat
mengatasi masalah-masalah sosial seperti, kesejahteraan, pada dasarnya terdapat
kemiskinana, ketelantaran, beberapa faktor yang menyebabkan
ketidakberfungsian fisik dan psikis, tuna terjadinya kesenjangan tingkat
sosial, tuna susila dan kenakalan remaja. kesejahteraan antara lain : (1) social
Kesejahteran sosial memiliki arti ekonomi rumah tangga atau masyarakat, (2)
kepada keadaan yang baik, kebahagiaan dan struktur kegiatan ekonomi sektoral yang
kemakmuran, banyak orang yang menjadi dasar kegiatan produksi rumah
menamainya sebagai kegiatan amal. Di tangga atau masyarakat, (3) potensi regional
Amerika serikat kesejahteraan sosial juga (sumberdaya alam, lingkungan dan
diartikan sebagai bantuan public yang insfrastruktur) yang mempengaruhi
dilakukan pemerintah bagi keluarga miskin perkembangan struktur kegiatan produksi,
dan anak-anak mereka. Para pakar ilmu dan (4) kondisi kelembagaan yang
sosial mendefinisikan kesejahteraan sosial membentuk jaringan kerja produksi dan
dengan tinggi rendahnya tingkat hidup pemasaran pada skala lokal, regional dan
masyarakat. global (Taslim, 2004).
Menurut Segel dan Bruzy (1998:8),
“Kesejahteraan sosial adalah kondisi C. METODOLOGI PENELITIAN
sejahtera dari suatu masyarakat. Metode yang digunakan dalam
Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, penelitian ini adalah metode penelitian
keadaan ekonomi, kebahagiaan, dan deskriptif.Melalui metode penelitian
kualitas hidup rakyat”. Sedangkan deskriptif, penulis berusaha
Wilensky dan Lebeaux (1965:138) mendeskripsikan tentang pemberdayaan
merumuskan kesejahteraan sosial sebagai masyarakat melalui PPIP dalam
sistem yang terorganisasi dari pelayanan- meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pelayanan dan lembaga-lembaga sosial, Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak.
yang dirancang untuk membantu individu- Dengan pemilihan rancangan deskriptif
individu dan kelompok-kelompok agar kualitatif, maka penulis akan melakukan
mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang pendekatan terhadap obyek penelitian
memuaskan. Maksudnya agar tercipta dengan menggali informasi sesuai dengan
hubungan-hubungan personal dan sosial persepsi penulis dan informan dan dapat
yang memberi kesempatan kepada individu- berkembang sesuai dengan interaksi yang
individu pengembangan kemampuan- terjadi dalam proses wawancara.
kemampuan mereka seluas-luasnya dan Penulissenantiasa menginterpretasikan
meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai makna yang tersurat dan tersirat dari
dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. penjelasan yang diberikan informan, hasil
Sedangkan menurut Midgley (1995:14) observasi lapangan serta catatan
Kondisi kesejahteraan sosial diciptakan atas pribadi.Definisi operasional dan indikator-
kompromi tiga elemen. Pertama, sejauh indikator yang diteliti dalam penelitian
mana masalah-masalah sosial ini diatur, tentang pemberdayaan masyarakat melalui
kedua sejauh mana kebutuhan-kebutuhan PPIP dalam meningkatkan kesejahteraan
dipenuhi, ketiga sejauh mana kesempatan masyarakat Kecamatan Wanasalam
untuk meningkatkan taraf hidup dapat Kabupaten Lebak ini berdasarkan kepada
disediakan. prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat
Konsep kesejahteraan menurut berdasarkan teori dari Dahama dan
Nasikun (1993) dapat dirumuskan sebagai Bhatnagar dalam Mardikanto (2013)
padanan makna dari konsep martabat Teknik pengumpulan data yang
manusia yang dapat dilihat dari empat dikumpulkan terdiri atas data primer dan
indicator yaitu : (1) rasa aman (security), data skunder.Dataprimer merupakan data
(2) Kesejahteraan (welfare), (3) Kebebasan yang langsung dikumpulkan pada saat
8 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25
Tabel 1
Analisis Prioritas Usulan Kegiatan/
Minat dan Kebutuhan Masyarakat
Usulan Kegiatan Masyarakat
No
Aspek Penilaian Nilai Pengas Rabat Paving Air Drai
Telford MCK
palan Beton Block Bersih nase
Kegiatan mendukung
1. peningkatan ekonomi dan
menjadi akses langsung
terhadap pemanfaat potensi
(pertanian, perkebunan,
A=3
perikanan, sumber air baku, 2 2 2 3 1 3 1
B =2
dll) yang ada di desa
C=1
a. Sangat mendukung
b. Mendukung
c. Tidak
Penerima Manfaat
a. < 1/3 jumlah penduduk A=1
b. Antara 1/3 s.d. 2/3 B=2 2 2 1 2 2 1 1
2.
jumlah penduduk C=3
c. >dua pertiga jumlah
penduduk
Manfaat dirasakan secara
langsung oleh masyarakat A=3 3 3 3 3 3 1 3
3.
a. Ya B=1
b. Tidak
Ketersediaan Lahan
a. Ada, dari lahan A=3
eksisting B=2 2 3 1 3 1 1 3
4.
b. Ada, namun berupa C=1
ruang/fasilitas umum
c. Tidak tersedia
Lokasi kegiatan berada pada
kantung-kantung kemiskinan A=3 3 3 3 3 3 1 3
5.
a. Ya B=1
b. Tidak
Besarnya biaya
a. <250 juta A=3 1 3 3 3 3 3 1
6.
b. 250 – 300 juta B=2
c. >300 juta C=1
Metode Pengerjaan
a. Teknologi sederhana A=3
7.
b. Memerlukan peralatan B=1 1 3 3 3 3 3 3
berat
Waktu Pelaksanaan
8. a. <3 bulan A=3 3 3 3 3 1 3 1
b. >3 bulan B=1
TOTAL NILAI 17 22 19 23 17 16 16
PERINGKAT 4 2 3 1 5 6 7
Tabel 2
Analisis Prioritas Usulan Kegiatan/
Minat dan Kebutuhan Masyarakat Desa Cisarap
Usulan Kegiatan
No Aspek Penilaian Nilai Pengas Rabat Paving Air Drai
Telford MCK
palan Beton Block Bersih nase
Kegiatan mendukung
1. peningkatan ekonomi dan
menjadi akses langsung
terhadap pemanfaat potensi
(pertanian, perkebunan,
2 3 2 2 1 2 1
perikanan, sumber air baku, A=3
dll) yang ada di desa B =2
a. Sangat mendukung C=1
b. Mendukung
c. Tidak
Penerima Manfaat
a. <sepertiga jumlah A=1
penduduk B=2 2 3 1 2 2 1 1
b. Antara 1/3 s.d. 2/3
2.
jumlah penduduk C=3
c. >dua pertiga jumlah
penduduk
Besarnya biaya
a. <250 juta A=3 1 3 3 3 3 3 1
6.
b. 250 – 300 juta B=2
c. >300 juta C=1
Metode Pengerjaan
a. Teknologi sederhana A=3
7.
b. Memerlukan peralatan 1 3 3 3 3 3 3
berat B=1
Waktu Pelaksanaan
8. a. <3 bulan A=3 3 3 3 3 1 3 1
b. >3 bulan B=1
TOTAL NILAI 17 24 19 21 17 16 16
PERINGKAT 4 1 3 2 5 6 7
Tabel 3
Analisis Prioritas Usulan Kegiatan/
Minat dan Kebutuhan Masyarakat Desa Parungsari
Usulan Kegiatan
No. Aspek Penilaian Nilai Pengas Rabat Paving Air
Telford MCK Drainase
palan Beton Block Bersih
Kegiatan mendukung
1. peningkatan ekonomi dan
menjadi akses langsung
terhadap pemanfaat potensi (
pertanian, perkebunan,
2 2 2 3 1 3 1
perikanan, sumber air baku, A=3
dll) yang ada di desa B =2
a. Sangat mendukung C=1
b. Mendukung
c. Tidak
Penerima Manfaat
a. <sepertiga jumlah A=1
penduduk B=2 2 2 1 2 2 1 1
b. Antara sepertiga s.d.
2.
duapertiga jumlah C=3
penduduk
c. >dua pertiga jumlah
penduduk
Manfaat dirasakan secara
langsung oleh masyarakat 3 3 3 3 3 1 3
3.
a. Ya A=3
b. Tidak B=1
KETUA
BENDAHARA SEKRETARIS
Tabel 4
Peta, Profil Masalah dan
Potensi Sosial dan Budaya
Profil dan Karakteristik Masalah
Potensi Sosial Prioritas Lokasi Tingkat Akses
No Nilai Sosial/
Budaya Masalah (Dusun) Pendidikan/ Modal
Budaya/Adat
Pelatihan Pasar
Desa Cisarap, Desa Belum mampu Pelatihan Belum ada
1. Gapoktan Belum Cilangkap dan menciptakan khusus yang dukungan
optimalnya Desa Parungsari sesuatu yg perlu materiil dan
hasil ekonomis untuk digalakan non materiil
produksi kebutuhan warga dari pihak
terkait
Desa Cisarap, Desa Kemampuan SDM Tidak ada
2. Karang Taruna Kurang Cilangkap dan yang terbatas pelatihan yang
berperan Desa Parungsari sangat memadai
aktif menghambat sesuai
kegiatan kebutuhan
Desa Cisarap, Desa
3. Lembaga Kurang Cilangkap dan Pemahaman Pembinaan
pendidikan & sinergi Desa Parungsari persepsi yang dari tokoh
keagamaan dengan harmonis masyarakat
Pemdes dan
BPD
Gambar 2
Jenjang Tingkat Partisipasi
5. Supporting
4. Acting Together
3. Deciding Together
2. Consultation
1. Information
Jumlah Undangan 45 40 45
Jumlah Undangan 55 60 50
Jumlah Undangan 85 60 95
Tabel 6
Pemantauan Partisipasi Masyarakat
Dalam setiap Kegiatan
Kualitas Partisipasi dalam Komentar
demokrasi dan pengambilan Umum
Kegiatan
keputusan
Sangat aktif Aktif Rendah
Musyawarah Desa I √
Identifikasi Permasalahan √
Musyawarah Desa II √
Penyusunan UPD dan RKM √
Musyawarah Desa III √
Pelaksanaan Kegiatan (Tenaga kerja, √
pengadaan bahan dan material)
Musyawarah Desa IV √
Pelestarian (Jumlah orang yang
berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian) √
Sumber : Laporan Fasilitator Masyarakat, tahun 2015
Ahmad Sururi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaandalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak 19
Tabel 8
Ragam Metode Pemberdayaan Masyarakat
No Kelompok Metode Ragam Metode Keterangan
1 Tatap Muka Percakapan/dialog, Individual
Pertemuan ceramah, diskusi, FGD, Kelompok
pelatihan,
Pameran Masal
2 Percakapan tak langsung Telepon, TV, radio, teleconference Individual
Kelompok
3 Demonstrasi Demonstrasi cara, demonstrasi hasil. Kelompok
4 Barang cetakan Foto, pamflet, brosur, baliho
5 Media masa Surat kabar, tabloid, Media cetak
Radio, tape recorder Media lisan
TV, VCD, DVD Media
Multi media Terproyeksi
Tabel 9
Evaluasi Kemampuan Organisasi Masyarakat
Setempat dan Kader Desa
22 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25
Tabel 10
Matrik Analisis dampak masyarakat (keluarga)
Fakta Empiris Lapangan/Dampak
Komponen Program Konsep (Panduan) Analisis Segenap Keluarga
Tabel 11
Matriks Tingkat Kepuasan Masyarakat
Variabel Konsep (Panduan) Fakta empiris lapangan
Kinerja Teknis Seluruh kriteria teknis baik Sebagian besar telah memenuhi
secara kualitas maupun kriteria teknis dalam hal volume
kuantitas telah dipenuhi dan pekerjaan bahkan terjadi penambahan
diterapkan dengan baik volume meski dengan anggaran yang
tetap.