Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP

KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA

(Artikel)

Oleh
SISCA PUSPITA SARI NASUTION

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
MENGESAHKAN KELAYAKAN ARTIKEL

Judul : EFEKTIFITAS PEMBELEJARAN BERBASIS


PRAKTIKUM TERHADAP KETERAMPILAN
PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA

Nama : Sisca Puspita Sari Nasution

NPM : 1013024062

Pembimbing 1 : Dr. Tri Jalmo, M. Si.

Pembimbing 2 : Berti Yolida, S. Pd.,M. Pd.

Pembahas : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed.

Ketua Penyunting Jurnal : Dina Maulina, S.Pd, M. Si.


EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA

Sisca Puspita Sari Nasution1, Tri Jalmo2, Berti Yolida2


e-mail: siscanasution@gmail.com. HP: 08975738823

ABSTRAK

This research aimed to know the effectiveness of laboratory based learning on


student science process skills (KPS) and scientific attitudes. The design was
pretest-posttes non equivalent group by purposive sampling so those class VII H
and VII I were choosen as subject. The Quantitative data was KPS that analyzed
by t test and U test. The average value of pretest and posttest with pretest average
of 39,09; posttest average of 73,85; and an average gain of 0,16. The average
increase in all KPS aspects that were observed had moderate criteria (34,52). The
qualitative data were obtained from observation and questionnaire, analyzed
descriptively. Observation result of KPS had high criteria (81,67), the observation
of a scientific attitude had a very high criteria (89,77) and from students
questionnaire data showed nearly all students have a scientific attitude. Thus, it
can be concluded that laboratory based learning is effective in improving students
KPS and scientific attitude.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran berbasis


praktikum terhadap keterampilan proses sains (KPS) dan sikap ilmiah siswa.
Desain yang digunakan adalah pretes-posttes kelompok non ekuivalen dengan
purposive sampling sehingga kelas VII H dan VII I diambil sebagai subjek. Data
kuantitatif berupa KPS siswa dianalisis dengan uji t dan uji U. Diperoleh rata-rata
pretes 39,09; rata-rata postes 73,85; dan rata-rata gain 0,16. Rata-rata
peningkatan KPS dalam semua aspek yang diamati berkriteria sedang (34,52).
Data kualitatif berupa KPS dan sikap ilmiah siswa diperoleh melalui lembar
observasi dan angket yang dianalisis secara deskriptif. Hasil observasi KPS
memiliki kriteria tinggi (81,67), sikap ilmiah memiliki kriteria sangat tinggi
(89,77) dan dari data angket sikap ilmiah siswa menunjukkan hampir semua
siswa memiliki sikap ilmiah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran berbasis praktikum efektif dalam meningkatkan KPS dan sikap
ilmiah siswa.

Kata kunci : fotosintesis, keterampilan proses sains, pembelajaran berbasis


praktikum, sikap ilmiah
_______________________
1
Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila
2
Staf Pengajar
PENDAHULUAN Pembelajaran IPA khususnya materi
Biologi yang selama ini dilakukan
Rumpun ilmu IPA erat kaitannya kurang menekankan pada
dengan proses penemuan, seperti pengembangan keterampilan proses
yang dinyatakan oleh BSNP (2006: sains dan sikap ilmiah. Hal tersebut
1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam ditunjukkan dari hasil observasi di
(IPA) berkaitan dengan cara mencari SMP Negeri 13 Bandar Lampung
tahu (inquiry) tentang alam secara yang hanya menggunakan metode
sistematis. Semiawan (1992: 18) pembelajaran berupa ceramah dan
menyatakan bahwa fokus proses diskusi-diskusi sederhana.
pembelajaran diarahkan pada Pembelajaran yang berpusat pada
pengembangan keterampilan siswa guru kurang memberikan
dalam memproseskan pengetahuan, kesempatan pada siswa untuk
menemukan dan mengembangkan mengembangkan diri, siswa
sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai cenderung pasif dan mudah bosan.
yang diperlukan. Padahal dalam pembelajaran IPA
selain tercapainya materi
Keterampilan proses melibatkan
pembelajaran, siswa juga dituntut
keterampilan-keterampilan kognitif
untuk memiliki keterampilan proses
atau intelektual, manual dan sosial
sains dan sikap ilmiah yang
(Rustaman, 2005: 78). Serangkaian
memadai. Keterampilan proses sains
keterampilan proses tersebut penting
dan sikap ilmiah khususnya pada
bagi siswa untuk mempelajari diri
materi Biologi dapat diperoleh
sendiri dan alam sekitar, serta
dengan melibatkan penggunaan
prospek pengembangan lebih lanjut
tangan dan alat atau manipulatif
dalam penerapan di dalam kehidupan
(Tim Pengembang Ilmu Pendidikan
sehari-hari. Lebih lanjut, seperti yang
FPI-UPI, 2007: 261).
dinyatakan Dimyati (2006: 137)
bahwa keterampilan proses sangat Pembelajaran dengan pendekatan
penting bagi siswa dalam keterampilan proses merupakan
memperoleh pengalaman intelektual pembelajaran yang ideal bagi
emosional dan fisik agar mendapat pemenuhan tuntutan penerapan
hasil belajar yang optimal. proses sains serta sikap ilmiah.
Secara umum, pembelajaran dengan METODOLOGI PENELITIAN
pendekatan keterampilan proses ini Penelitian ini dilaksanakan pada
dapat dilakukan melalui bulan April 2014 di SMP N 13
pembelajaran berbasis praktikum Bandarlampung Tahun Pelajaran
(Subiantoro, 2010: 6). 2013/2014. Sampel dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VIIH sebagai
Pembelajaran berbasis praktikum
kelas eksperimen dan siswa kelas
dapat menjadi solusi untuk
VIII sebagai kelas kontrol yang
mengatasi rendahnya keterampilan
dipilih dengan teknik purposive
proses sains dan sikap ilmiah siswa.
sampling. Desain yang digunakan
Siswa akan lebih mudah memahami
dalam penelitian ini adalah desain
bila melakukan atau mempraktekkan
pretes-postes kelompok non
sendiri. Dari hasil penelitian Ependi
ekuivalen (dimodifikasi dari
(2013) pembelajaran menggunakan
Riyanto, 2001:43). Struktur desain
metode praktikum berpengaruh
penelitian ini yaitu:
terhadap keterampilan proses sains
siswa, selain itu hasil penelitian Sari Kelas Pretes Perlakuan Postes
I O1 X O2
(2013) model pembelajaran berbasis
II O1 C O2
praktikum pada konsep sistem Keterangan: I = Kelas eksperimen (kelas
VIIH); II = Kelas kontrol (kelas
regulasi meningkatkan keterampilan VIII); X = Perlakuan di kelas
eksperimen dengan
proses sains, sikap ilmiah dan pembelajaran berbasis
praktikum; C = Perlakuan di
penguasaan konsep siswa. Oleh kelas kontrol dengan metode
karena itu penulis tertarik untuk diskusi; O1 = Pretes; O2=
Postes.
melakukan penelitian mengenai Gambar 1. Desain penelitian

efektifitas pembelajaran berbasis


Data kualitatif berupa data KPS,
praktikum terhadap keterampilan
sikap ilmiah siswa dan tanggapan
proses sains dan sikap ilmiah siswa
siswa diperoleh melalui lembar
kelas VII SMP Negeri 13 Bandar
observasi dan angket yang dianalisis
Lampung tahun pelajaran 2013/2014
secara deskriptif. Data kuantitatif
pada materi pokok fotosintesis.
berupa data KPS siswa yang
diperoleh dari nilai selisih antara
nilai pretes dengan postes dalam
bentuk gain dan dianalisis dengan uji t. Adapun hasil uji U
uji t dan uji U. menunjukkan bahwa rata-rata nilai
pretes kedua kelas tidak berbeda
HASIL DAN PEMBAHASAN
signifikan sedangkan rata-rata nilai
A. Hasil Penelitian
postes kedua kelas berbeda

Hasil dari penelitian ini berupa data signifikan. Berdasarkan hasil uji t

keterampilan proses sains siswa, diketahui bahwa gain kedua kelas

sikap ilmiah siswa, dan tanggapan berbeda signifikan dengan rata-rata

siswa yang disajikan sebagai berikut: gain kelas eksperimen lebih tinggi
dibanding kelas kontrol.
1. Keterampilan Proses Sains
(KPS) Hasil analisis rata-rata gain untuk
Kontrol Eksperimen setiap indikator KPS siswa,
80 BS menunjukkan bahwa rata-rata gain
70
BTS seluruh indikator KPS berkriteria
60
50 sedang. Indikator mengamati,
40
berhipotesis, memprediksi,
30
20 menginterpretasi data,
10
berkomunikasi dan menyimpulkan
0
Pretes Postes gain tidak berdistribusi normal pada
kedua kelas, sehingga dilanjutkan
Keterangan: BTS=Berbeda Tidak
Signifikan, BS= Berbeda dengan uji U. Indikator melakukan
Signifikan
percobaan berdistribusi normal dan
Gambar 2. Rata-rata nilai pretes, postes, dan
gain siswa kelas Eksperimen dan
memiliki varians yag sama sehingga
Kontrol dilanjutkan dengn uji t. Indikator
Berdasarkan gambar 2 nilai pretes melakukan percobaan dan
dan postes kedua kelas tidak meyimpulkan memiliki skor
berdistribusi normal sehingga probabilitas kurang dari 0,05 artinya,
dilanjutkan dengan uji U sedangkan rata-rata gain untuk kedua aspek ini
nilai gain kedua kelas berdistribusi memiliki perbedaan yang signifikan
normal dan memiliki varians yang antara kelas eksperimen dengan
sama sehingga dilanjutkan dengan kelas kontrol. Skor probabilitas
indikator mengamati, berhipotesis, Dari data hasil observasi KPS siswa
memprediksi, menginterpretasi data diketahui bahwa kelas eksperimen
dan berkomunikasi lebih dari 0,05 dan kontrol memiliki rata-rata
artinya, rata-rata gain untuk kedua dengan kriteria tinggi.
indikator tersebut memiliki Kontrol Eksperimen

perbedaan yang tidak signifikan 100


80
antara kelas eksperimen dengan
60
kelas kontrol.
40
20
Kontrol Eksperimen
0
80 Ingin Berpikiran Jujur Teliti
60 Tahu Terbuka
dan
40 Kerjasama
20
Gambar 5. Hasil observasi sikap ilmiah
0
kelas eksperimen dan konrol

Berdasarkan Gambar 5 diketahui


bahwa rata-rata sikap ilmiah siswa
Gambar 3. Rata-rata peningkatan KPS siswa pada kelas eksperimen berkriteria
Kelas eksperimen dan kontrol
sangat tinggi, sedangkan kelas
Rata-rata peningkatan seluruh aspek kontrol berkriteria tinggi
KPS kelas ekperimen dan kontrol Selain diperoleh dari lembar
berkriteria sedang. observasi, data sikap ilmiah juga

Kontrol Eksperimen
diperoleh melalui angket sikap
100 ilmiah siswa. Berdasarkan data
80
60
angket diketahui bahwa hampir
40 semua siswa memiliki sikap ilmiah
20
0 meliputi sikap ingin tahu, sikap
berpikiran terbuka dan kerjasama,
sikap jujur dan sikap teliti.

Gambar 4. Hasil observasi rata-rata KPS B. Pembahasan


siswa kelas eksperimen dan
kontrol Berdasarkan hasil analisis data
diketahui bahwa penggunaan
pembelajaran berbasis praktikum
efektif dalam meningkatkan informasi satu arah dari guru, dan
keterampilan proses sains dan sikap praktikum memberi kesempatan
ilmiah siswa. Hal ini didukung oleh kepada siswa untuk memenuhi rasa
hasil penelitian Zulpa (2010) tentang ingin tahunya.
pengaruh metode praktikum terhadap
Banyak konsep dan prinsip belajar
keterampilan proses sains siswa,
IPA dapat terbentuk dalam pikiran
bahwa terdapat perbedaan yang
siswa melalui proses generalisasi
signifikan antara nilai postes kelas
dari fakta yang diamati dalam
eksperimen yang menggunakan
kegiatan praktikum. Pada metode
metode praktikum dan kelas kontrol
praktikum dikenal beberapa tahapan
yang menggunakan metode diskusi.
metode ilmiah yaitu mengamati,
Penggunaan pembelajaran berbasis merumuskan masalah, berhipotesis,
praktikum dalam penelitian ini memprediksi, melakukan percobaan,
memberi kesempatan kepada siswa menginterpretasi data,
untuk terlibat aktif secara intelektual, berkomunikasi dan menyimpulkan
manual maupun sosial sehingga (Sudjana, 1998: 17). Tahapan
proses perolehan pengetahuan metode ilmiah tersebut dapat
menjadi lebih bermakna. Kegiatan menggali KPS siswa.
pembelajaran yang hand on akan
Mengamati merupakan aspek KPS
melatih siswa dalam pengembangan
yang paling dasar dalam memperoleh
keterampilan proses sainsnya.
pengetahuan serta merupakan hal
Seperti yang dinyatakan BSNP
terpenting untuk mengembangkan
(2006: 451) bahwa keterampilan
KPS yang lain. Siswa berkesempatan
proses sains perlu dikembangkan
untuk mengumpulkan data atau
secara langsung, sebagai pengalaman
informasi menggunakan inderanya,
belajar dan disadari ketika
dalam hal ini indera yang digunakan
kegiatannya sedang berlangsung.
adalah indera peraba dan indera
Dalam penelitian ini siswa
pengelihatan.
berkesempatan untuk mengalami
sendiri berbagai fenomena sehingga
Berdasarkan data yang diperoleh,
siswa menjadi lebih yakin atas suatu
peningkatan rata-rata nilai KPS
hal daripada hanya memperoleh
untuk aspek mengamati meningkat membedakan daun sebelum
dan setelah diberi perlakukan
dari kriteria sedang ke kriteria tinggi,
Komentar: Berdasarkan jawaban di atas
dan terjadi peningkatan dengan terlihat bahwa siswa mampu mengamati
dengan baik perbedaan warna yang terjadi
kriteria rendah. Pada penelitian ini setelah lugol diteteskan pada bagian daun
siswa dihadapkan pada berbagai yang ditutupi alumunium foil maupun yang
tidak ditutupi, selain itu keterampilan
macam alat dan bahan yang harus mengamati pada siswa juga dapat terlihat
dari tabel hasil pengamatan yang
diidentifikasi untuk mendapatkan menyediakan ruang bagi siswa untuk
menyatakan perbedaan warna yang terjadi
data atau informasi yang akan dengan menggambar dan mewarnai bagian
daun tersebut.
berguna dalam kegiatan praktikum,
melalui indera pengelihatan dan Selanjutnya berdasarkan data yang
peraba. Menurut Mintohari, Suryanti diperoleh diketahui bahwa
dan Widodo (2011: 5) pengamatan peningkatan aspek KPS tertinggi
merupakan suatu proses memperoleh terlihat pada aspek berkomunikasi.
informasi tentang suatu objek dengan Kemampuan komunikasi merupakan
menggunakan alat indera. Semakin salah satu bentuk keterampilan
banyak indera yang digunakan, proses sains yang berkaitan dengan
semakin lengkap dan komprehensip kemampuan siswa dalam
informasi yang bisa dikumpulan menyampaikan atau menerima
tentang objek yang kita amati. gagasan, ide baik secara lisan
Berikut ini contoh jawaban LKK maupun tulisan, mengambarkan dan
siswa kelas eksperimen pada aspek menyajikan hasil pengamatan secara
KPS mengamati visual dalam bentuk tabel dan grafik.
Berkomunikasi tidak hanya dapat
dilakukan dengan komunikasi verbal,
namun juga dapat menggunakan peta
konsep, bagan, grafik, gambar,
Gambar 6. Contoh jawaban siswa aspek
mengamati pada kelas simbol-simbol, dan diagram (Dewi
eksperimen
dalam Rohaeni, 2013: 22).

Dalam kegiatan pembelajaran


berbasis praktikum, setelah siswa
Gambar 7. Tabel hasil pengamatan yang melakukan percobaan dan mencatat
berisikan gambar untuk
data hasil percobaan ke dalam bentuk
tabel, pada kegaiatan ini siswa dilatih sendiri atau melakukan sendiri.
untuk mengembangkan keterampilan Rustaman dalam Kholid, Setiawan
komunikasi lisan maupun tulisannya. dan Fitrijaya (2011: 1) menyatakan
Siswa diminta untuk menjawab bahwa dengan melakukan praktikum
pertanyaan dalam LKK, yang salah siswa akan menjadi lebih yakin atas
satu diantaranya siswa diminta untuk satu hal daripada hanya menerima
menyajikan data ke dalam bentuk dari guru dan buku, dapat
grafik. Berikut ini contoh jawaban memperkaya pengalaman,
LKK siswa kelas eksperimen pada mengembangkan sikap ilmiah, dan
aspek KPS berkomunikasi. hasil belajar akan bertahan lebih
lama dalam ingatan siswa.

Aspek KPS yang paling rendah


peningkatannya adalah keterampilan
Gambar 8. Contoh jawaban siswa kelas berhipotesis. Berdasarkan data yang
eksperimen pada aspek KPS
berkomunikasi diperoleh diketahui bahwa
Komentar: Dari jawaban di atas terlihat keterampilan berhipotesis mengalami
bahwa siswa telah mampu menyajikan data
hasil percobaan ke dalam bentuk grafik peningkatan dengan kriteria rendah.
namun penyajiannya kurang memperhatikan
Hal ini kemungkinan terjadi karena
interval yang digunakan dan tidak
mencantumkan judul serta nama/legenda sebelumnya siswa belum pernah
pada sumbu ordinat (Y) dan sumbu absis
(sumbu X). Seharusnya siswa memerhatikan dilatih membuat hipotesis dan
interval yang digunakan serta
mencantumkan legenda pada kedua sumbu pemahaman siswa tentang hipotesis
ordinat.
masih rendah. Afia (2013: 5)
Selanjutnya aspek KPS yang menyatakan bahwa hambatan atau
menonjol peningkatannya adalah kesulitan dalam merumuskan
keterampilan melakukan percobaan. hipotesis banyak disebabkan karena
Berdasarkan data yang diperoleh dari tidak adanya kerangka teori atau
hasil analisis uji gain keterampilan tidak ada pengetahuan tentang
melakukan percobaan terjadi kerangka teori yang jelas, kurangnya
perbedaan yang signifikan antara kemampuan peneliti untuk
kedua kelas. Dalam proses belajar menggunakan kerangka teori yang
mengajar dengan praktikum siswa ada serta gagal berkenalan dengan
diberi kesempatan untuk mengalami teknik-teknik penelitian yang ada
untuk merumuskan kata-kata dalam kelas yang kurang baik dapat
membuat hipotesis secara benar. mempengaruhi proses dan hasil dari
Sebagian besar siswa tidak kegiatan praktikum. Seperti yang
menjawab dengan tepat untuk dinyatakan Arikunto (dalam
pertanyaan aspek KPS berhipotesis. Djamarah 2006: 178) pengelolaan
Berikut ini merupakan jawaban pada kelas bertujuan agar setiap anak di
LKK kelas eksperimen untuk aspek kelas dapat bekerja dengan tertib
KPS berhipotesis sehingga segera tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien.

Hasil yang tidak maksimal dari


proses pembelajaran ini

Gambar 9. Contoh jawaban LKK siswa


kemungkinan disebabkan karena
kelas eksperimen pada aspek kepribadian siswa yang unik dengan
berhipotesis
ciri khasnya masing-masing
Komentar: Hipotesis yang dibuat siswa tidak
tepat hal ini kemungkinan disebabkan siswa menyebabkan siswa berbeda dari
tidak pernah dilatihkan sebelumnya untuk
membuat hipotesis. Seharusnya siswa lebih siswa lainnya secara individual. Hal
sering dilatihkan dalam membuat hipotesis.
ini senada dengan pendapat
Secara umum peningkatan KPS Djamarah (2006: 184) bahwa
berada pada kategori sedang. Hal ini perbedaan secara individual
tidak sesuai dengan hasil penelitian merupakan faktor internal yang
Chrisnawati (2011) tentang pengaruh dilihat dari aspek biologis,
metode eksperimen terhadap KPS intelektual, dan psikologis. Selain
pada materi pokok fotosintesis, faktor internal tersebut, terdapat pula
bahwa terjadi peningkatan dengan faktor eksternal yang berkaitan
kategori tinggi pada semua aspek dengan masalah suasana lingkungan
KPS. belajar, penempatan siswa dan
jumlah siswa. Faktor internal
Peningkatan aspek KPS pada
maupun eksternal ini sulit
kategori sedang dalam penelitian ini
diantisipasi oleh guru, sehingga
kemungkinan disebabkan karena
menyebabkan guru kesulitan
pengelolaan kelas yang belum
mengendalikan seluruh siswa, dan
maksimal oleh guru. Pengelolaan
berpengaruh terhadap proses belajar berkelompok sehingga dapat
yang berlangsung. memunculkan sikap ilmiah yaitu
sikap berpikiran terbuka dan
Data KPS siswa juga diperoleh
kerjasama, hal ini ditunjukkan
melalui lembar obervasi yang
dengan pembagian kerja bersama
menunjukkan rata-rata peningkatan
anggota kelompok sehingga seluruh
dengan kategori tinggi. Selain dapat
anggota kelompok aktif berkegiatan.
meningkatkan KPS, pembelajaran
Sikap berpikiran terbuka juga terlihat
berbasis praktikum juga dapat
ketika diskusi kelompok
mengembangkan sikap ilmiah siswa.
berlangsung. Pada kegiatan diskusi
siswa mendengarkan pendapat atau
Hal ini ditunjukkan dari data hasil
saran dari kelompok lain dan
observasi sikap ilmiah siswa, terjadi
menerima pendapat atau saran
peningkatan dengan kategori sangat
tersebut jika memang terdapat
tinggi. Hasil ini didukung oleh
kekeliruan dari hasil yang diperoleh.
pernyataan Subiantoro (2010: 7)
Hal ini ditunjukkan dari data
bahwa dalam kegiatan praktikum
observasi sikap ilmiah siswa yang
sangat dimungkinkan adanya
berkriteria sangat tinggi untuk aspek
penerapan beragam KPS sekaligus
sikap berpikiran terbuka dan
pengembangan sikap ilmiah yang
kerjasama.
mendukung proses perolehan
pengetahuan (produk keilmuan)
Proses pembelajaran yang terjadi
dalam diri siswa. Di sinilah tampak
selama berlangsungnya kegiatan
betapa praktikum memiliki
praktikum dapat meningkatkan sikap
kedudukan yang amat penting dalam
ilmiah siswa berupa ingin tahu, teliti
pembelajaran IPA.
dan jujur. Siswa dilatih dalam
merangkai dan menggunakan alat
Keempat aspek sikap ilmiah; ingin
dan bahan dengan benar dan
tahu, berpikiran terbuka dan
lengkap, serta melakukan langkah
kerjasama, jujur, teliti, yang
percobaan dengan benar dan
diobservasi menunjukkan kriteria
lengkap.
sangat tinggi. Pada penelitian ini,
kegiatan praktikum dilakukan secara
Pada pertemuan pertama siswa ditunjukkan oleh kriteria sangat
melakukan praktikum Ingenhousz, tinggi dari hasil observasi.
mula-mula siswa merangkai alat
Sikap jujur ditunjukkan siswa dalam
yang terdiri dari gelas kimia, tabung
mencatat data hasil pengamatan yang
reaksi, corong kaca dan Hydrilla sp.
sesuai dengan apa yang diperoleh
Pada pertemuan kedua, praktikum
serta ketika mengerjakan LKK.
Sachz. Siswa juga dihadapkan pada
Berikut ini contoh jawaban LKK
berbagai alat dan bahan yang harus
siswa yang menunjukkan sikap
dirangkai dengan benar dan lengkap.
ilmiah jujur.
Kegiatan- kegiatan ini membutuhkan
ketelitian, karena dapat
mempengaruhi hasil pengamatan dan
dapat mengembankan sikap teliti
pada siswa. Hal ini ditunjukkan oleh
Gambar 10. Contoh jawaban siswa yang
hasil observasi sikap teliti dengan menunjukkan sikap ilmiah
jujur
kriteria sangat tinggi.
Komentar: Siswa mencatat data yang
sebenarnya pada tabel hasil pengamatan
Sikap ingin tahu ditunjukkan oleh yang menyatakan banyaknya jumlah
gelembung yang naik ke tabung reaksi.
antusiasme siswa dalam melakukan
kegiatan praktikum dan fokus selama Selain diperoleh dari lembar
berkegiatan. Pada pertemuan observasi, data sikap ilmiah siswa
pertama, selama berlangsungnya juga diperoleh melalui angket
praktikum Ingenhousz, siswa Angket yang digunakan berupa
menghitung jumlah gelembung yang angket tertutup berisi delapan
naik ke tabung reaksi. Pada pernyataan, lima positif dan tiga
praktikum kedua, siswa mengamati negatif. Dari data angket diketahui
perubahan warna yang terjadi pada bahwa hampir semua siswa memiliki
daun setelah direbus dalam alkohol sikap ilmiah meliputi sikap ingin
dan ditetesi lugol. Fokus siswa dalam tahu, sikap berpikiran terbuka dan
mengamati objek selama kerjasama, sikap jujur dan sikap
berlangsungnya kegiatan menjadi teliti.
salah satu indikator munculnya sikap
ingin tahu pada siswa, yang
SIMPULAN DAN SARAN dan Menengah. Jakarta:
Balitbang Depdiknas.
Berdasarkan hasil analisis data dan
Chrisnawati, Lili. 2011. Pengaruh
pembahasan, maka dapat
Metode Praktikum Terhadap
disimpulkan bahwa pembelajaran Keterampilan Proses Sains
Pada Materi Fotosintesis.
berbasis praktikum efektif terhadap
(Skripsi). Bandar Lampung:
keterampilan proses sains dan sikap Univeristas Lampung.
ilmiah siswa.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar
Untuk kepentingan penelitian, maka dan Pembelajaran. Jakarta :
Rineka Cipta.
penulis menyarankan agar peneliti
lain yang akan melakukan penelitian Djamarah, Syaiful Bahri. 2006.
Strategi Belajar Mengajar.
dengan pembelajaran berbasis Jakarta: Rineka Cipta.
praktikum hendaknya melakukan
Ependi. 2013. Pengaruh Metode
persiapan yang matang agar Praktikum terhadap
diperoleh hasil yang optimal, peneliti Keterampilan Proses Sains
Siswa pada Materi
hendaknya terlebih dahulu Keragaman Sistem
mengajarkan materi lain melalui Organisasi Kehidupan.
(Skripsi). Bandar Lampung :
pembelajaran berbasis praktikum Universitas Lampung.
sehingga siswa telah beradaptasi dan
Kholid, Setiawan dan Fitrijaya. 2011.
tidak mengalami kesulitan dalam Metode Pembelajaran
memproses pengetahuan selain itu Praktikum Untuk
Meningkatkan Pemahaman
guru harus menguasai pengelolaan Siswa Pada Mata Pelajaran
kelas agar lebih mudah mencapai Multimedia Di Sekolah
Menengah Kejuruan (Studi
tujuan pembelajaran Kasus Siswa Kelas X di SMK
Negeri 11 Cimahi). (Skripsi).
Bandung : Universitas
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Indonesia.
Afia, Atep. 2013. Tata Tulis Karya
Ilmiah. Jakarta: Pusat Mintohari, Suryanti dan Widodo.
Pengembangan Bahan Ajar 2011. Keterampilan Proses
UMB Dalam IPA. Universitas
Negeri Surabaya. Surabaya.
(Online).
BSNP. 2006. Panduan penyusunan (http://pjjpgsd.unesa.ac.id/do
Kurikulum Tingkat Satuan k/1.Suplemen-1-
Pendidikan Jenjang Dasar Ketr%20Proses%20dan%20i
nkuiri.pdf, diakses pada hari Tim Pengembang Ilmu Pendidikan
Kamis 12 Juni 2014) FPI-UPI. 2007. Ilmu dan
Aplikasi Pendidikan Bagian
Riyanto, Y. 2001. Metodologi III. Jakarta: Grasindo.
Pendidikan. Jakarta: SIC.
Zulpa, Merial. 2011. Pengaruh
Rohaeni, M. A. 2013. Penerapan Pembelajaran Berbasis
Peer Assessment Pada Model Laboratorium terhadap
Pembelajaran Jigsaw Untuk Penguasaan Konsep pada
Menilai Kemampuan Materi Pokok Sistem
Berkomunikasi Lisan Siswa Pencernaan Makanan pada
SMP Materi Pencemaran Manusi dan Sikap Ilmiah
Lingkungan (Skripsi). Siswa. Bandar Lampung:
Bandung: Unversitas Universitas Lampung.
Pendidikan Indonesia.

Rustaman, Nuryani. 2005. Strategi


Belajar Mengajar. Malang:
Universitas Negeri Malang.

Sari, Prima Mutia. 2013. Pengaruh


Model Pembelajaran
Berbasis Praktikum terhadap
Keterampilan Proses Sains,
Sikap Iilmiah dan
Penguasaan Konsep Sistem
Regulasi. (Thesis). Bandung:
Universitas Pendidikan
Indonesia.

Semiawan, Conny R. 1992.


Pendekatan Ketrampilan
Proses: Bagaimana
Mengaktifkan Siswa dalam
Belajar. Jakarta: Gramedia.

Subiantoro, Agung. 2010.


Pentingnya Praktikum dalam
Pembelajaran IPA. (Online)
(http://staff.uny.ac.id/sites/def
ault/files/tmp/.pdf, diakses
pada hari Minggu, 1
Desember 2013)

Sudjana, Nana. 1998. Proses Belajar


Mengajar. CV. Bandung:
Remaja Karya.

You might also like