Professional Documents
Culture Documents
Revitalisasi Agama Di Sulutkasus Studi Kelompok Aliran Syiah Di Manado
Revitalisasi Agama Di Sulutkasus Studi Kelompok Aliran Syiah Di Manado
Abstract. This study discusses the social history and development of Shiite groups in
Manado. It is known in Manado that there are Shi'ite religious groups with various
organizations. This study wants to answer the question: how come and the development of
Shi'ite followers in Manado. Start when it comes and develops. Who are the characters,
and how they relate to similar flow groups in Indonesia. Through the method of
observation and in-depth interviews with various parties involved in Manado and
surrounding areas, this research found several important things including: the
understanding or ideological thinking of the Shi'a sect has basically been accepted since
the development of Islamic activism which was rolled out after the 1979 Iranian
revolution. became a religious organization along with the opening of the taps of political
reform in Indonesia, precisely in 2005 when the Shiite-based study groups began to
develop in Manado. The acceptance of this group is mainly due to emotional closeness both
in terms of kinship or other social relations between the group figures and their followers.
The acceptance of this group is also due to the phenomenon of "curiosity" about the new
flow that is opposed but it actually makes new followers get a new "interesting"
understanding in religion. Meanwhile, the refusal of the sect was due to unbalanced
information from actual Shiite sources. The Shi'a sect in Manado is not in an extreme Shia
category that infiltrates, opposes and spread hatred towards other Islamic groups. With
these findings, this study recommends that the Shiite sect is not a scourge or threat to
Muslims in North Sulawesi. In fact, they must be embraced to cooperate in advancing
Muslims in this region. Differences in furu or non-fundametal understandings should not
be used as an excuse to marginalize this group of Muslims in Manado, North Sulawesi..
Keywords: Syiah, Manado.
Abstrak. Penelitian ini mendiskusikan tentang sejarah sosial dan perkembangan
kelompok Syiah di Manado. Diketahui di Manado terdapat aliran kelompok keagamaan
Syiah dengan berbagai organisasinya. Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan:
bagaimana datang dan berkembangnya penganut aliran Syiah di Manado. Mulai kapan
datang dan berkembang. Siapa tokoh-tokohnya, dan bagaimana keterkaitannya dengan
kelompok aliran serupa di Indonesia. Melalui metode observasi dan wawancara
mendalam dengan berbagai pihak yang terkait di Manado dan sekitarnya, penelitian ini
menemukan beberapa hal penting di antaranya : pemahaman atau pemikiran ideologis
aliran Syiah pada dasarnya sudah diterima sejak berkembangnya aktivisme islam yang di
gulirkan pasca revolusi Iran 1979. Namun baru berkembang menjadi organisasi
keagamaan bersamaan dengan dibukanya kran reformasi politik di Indonesia, tepatnya
tahun 2005 saat mulai berkembangnya kelompok-kelompok pengajian berpaham Syiah
di Manado. Penerimaan yang terjadi terhadap kelompok ini utamanya karena kedekatan
emosi baik secara kekerabatan atau hubungan sosial lainnya antara figur-figur kelompok
tersebut dengan para pengikutnya. Penerimaan terhadap kelompok ini juga karena
fenomena “penasaran” terhadap aliran baru yang ditentang tapi justru membuat
44
REVITALISASI AGAMA DI SULUT (STUDI KASUS KELOMPOK ALIRAN SYIAH DI MANADO -- Ali Amin
45
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
46
REVITALISASI AGAMA DI SULUT (STUDI KASUS KELOMPOK ALIRAN SYIAH DI MANADO -- Ali Amin
Kawasan ini tak ubahnya seperti sentra terhadap keamanan sosial (social
industri bari di kawasan utara Jakarta security) masyarakat Sulut.
seperti Kelapa Gading dan Sunter. Ada dua fokus masalah dalam
Di provinsi yang berpenduduk penelitian ini pertama adalah bagaimana
mayoritas etnis Minahasa (60-70% aliran Syiah datang, berkembang di Sulut
beragama Kristen), mayarakat Muslim serta dinamika kehidupan komunitas ini
mempunyai tantangan tersendiri. Di Sulut, sebagai salah satu aliran agama trans-
umat Islam yang hanya sekitar 30-40 % nasional. Kedua posisi kelompok Syiah
dari total populasi, berhadapan dengan Manado dala peta atau network organisasi
kenyataan yang sama sekali berbeda Jamaah Syiah Indonesia pada umumnya.
dengan umat Islam di bagian tengah atau Fokus area penelitian ini mencakup
kawasan barat Indonesia. Jika di Jawa komunitas Syiah di kota Manado.
masjid dapat ditemukan di setiap pojok Pemilihan kota tersebut dengan
kota, di kota-kota di sulut, gereja akan di karakternya yang khas dilakukan dalam
temukan di setiap berjalan kurang dari rangka memberikan gambaran potret
100 meter. Akan halnya dengan rumah kegiatan Syiah di wilayah dengan
makan atau restauran, bagi muslim mayoritas Kristen.
diperlukan kejelian memilih menu Isu utama dalam penelitian ini ialah
masakan atau bersantap di warung makan isu revitalisasi agama di tengah globalisasi
atau restoran. dengan mengambil kasus tumbuh
Bagi Syiah sebagai kelompok yang berkembangnya komunitas Syiah.
ketat dalam menjalankan keyakinanya, Revitalisasi dalam hal ini kami pahami
globalisasi serta perbedaan kultur antara sebagai upaya penghidupan nilai-nilai
Kristen Minahasa adan Islam secara agama yang sering di abaikan oleh
umum mungkin (diduga) sangat di masyarakat yang sedang “bereuforia”
rasakan. Akan tetapi keleluasaan para dengan globalisasi. Globalisasi dalam
penganut Syiah dapat menonjolkan pengertian ini di artikan sebagai proses,
eksistensi identitasnya di tengah dan kondisi masyarakat yang di pengaruhi
mayoritas kristen dan globalisasi yang oleh arus budaya global. Isu terpenting
ada di Sulut adalah realitas yang menari dari arus budaya global adalah:
untuk di pelajari. Masjid dan majelis modernisasi, kapitalisme, konsumerisme,
kegiatan mereka yang cukup aktiv, industrialisasi, dan perubahan budaya
Identitas mereka dengan ciri-ciri seperti lainnya sebagai pengaruh yang dibawa
berpakaian ala orang Iran dan mempunyai oleh industralisasi di Eropa dan Amerika
ritual dan bacaan sendiri. Dapat dengan (Mark Woodward 2010). Disamping
mudah dikenali. sejarah masuk dan berkembangnya Syiah
Kecuali Kotamobagu dan Bolaang di Sulut, pertanyaan lainnya adalah
Mongondow yanng mempunyai dominan bagaimana masa depan eksistensi aliran
pemeluk islam, Manado yang Syiah di Sulut.
berpenduduk mayoritas Kristen (60:40%) Dalam rumusan yang lebih
menjadi faktor yang menarik untuk lebih sederhana permasalahan diatas
dipelajari bagaimana kelompok Syiah dioperasionalkan dalam pertanyaan-
berhubungan dengan realitas perbedaan pertanyaan (1) Bagaimanakah awal mula
agama, dan kuatnya arus globalisasi. kedatangan dan perkembangan aliran
Dalam konteks Sulut yang prulal Syiah di Sulut? (2) Apa karakteristik aliran
masyarakatnya, pertanyaan terpenting Syiah yang berkembang di Sulut?
yang melatarbelakangi penelitian ini juga Bagaimana hubungan jaringan Syiah
adalah apakah aliran Syiah yang Manado dan kelompok Syiah lainnya di
berkembang di Sulut mengandung resiko Indonesia?
47
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
48
REVITALISASI AGAMA DI SULUT (STUDI KASUS KELOMPOK ALIRAN SYIAH DI MANADO -- Ali Amin
49
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
spiritulitasnya saja, meski pada dasarnya Manado, beliau menjadi salah satu tokoh
ia masih mempraktekan ajaran sunni. yang dikunjungi.17
Selain itu juga, sebenarnya secara Ustadz Hasan Mulachela, Kampung
kultur keagamaan, pengaruh Syi’ah juga Arab dan Eja Assegaf (Keponakan), juga
sudah tampak dalam tradisi keagamaan adalah tokoh-tokoh Syi’ah di kota Manado,
sebagian masyarakat Muslim Tradisional mempunyai majelis kajan di Kampung
kota Manado yang cukup familiar dengan Arab, dengan mengisi do’a Kumail18
kalangan Tradisionalis NU. Hal ini malam Jum’at dan ta’lim. Diisi oleh Ustadz
sebagaimana yang terlihat dari tradisi Hasan dan Eja Assegaf.
tahlilan, ziarah kubur serta memperingati Tokoh Syi’ah selanjutnya adalah
hari kematian seseorang adalah diantara Ustadz Muhammad Nur Andi Bongkang,
tradisi yang terpengaruh oleh ajaran ketua Yayasan el-Perisai, memiliki majelis
Syi’ah. Tentang miripnya praktek kumail setiap malam jumat serta kajian
keagamaan Islam orang Indonesia dengan baik politik, sejarah, ekonomi, sosial, dan
kalangan Syiah sering disampaikan budaya, lintas mashab dan lintas agama.
misalnya oleh K.H Said Aqil Sirodj, Ketua Ustadz Nur Andi ini pernah mengadakan
PBNU.15 majelis dan mengundang tokoh-tokoh
Juga dinyatakan secara iliah dalam muda dari agama Nasrani.
thesis M.A professor Zulkifli, ketua
jurusan Sosiologi di UIN Jakarta.16 Aktivitas Dakwah, Sosial dan Politik
Syi’ah di Manado
Tokoh-Tokoh Syi’ah di Manado Nama Syiah dalam penelitian ini
K.H Arifin Assegaf atau Sayyid Tajul sebenarnya bukan nama organisasi resmi
Arifin bin Husain Assegaf, adalah salah yang diinginkan penyebutannya oleh para
satu tokoh Syi’ah di Manado yang cukup anggotanya.Di Manado dan di wilayah
mamiliki pengaruh, karena menjalin Indonesia lainnya sendiri anggota
hubungan yang baik dengan tokoh-tokoh kelompok ini tidak melabeli kelompok
penting daerah maupun dengan tokoh- mereka dengan nama Syiah. Mereka lebih
tokoh dari agama lain. Kyai Arifin suka di sebut sebagai pecinta ahlul bait
menempun pendidikanya di Yayasan Al- dan, jamaah ahlul bait dll yang
Khairat, sebuah lembaga pendidikan yang menggambarkan kedekatan mereka
didirikan oleh Habib Idrus Al-Jufrie. Kyai dengan ahlul bait.
Arifin memiliki Majelis dan pengajian yang Dari aspek ritual ibadah, pennganut
sering di isi dengan kajian umum agama Syi’ah sering mengadakan ritual-ritual
islam dan sejarah. Meskipun menganut keagamaan tradisi Syi’ah, seperti
mashab Syi’ah, Kyai Arifin tidak ekstrim pembacaan do’a kumail. Kecuali hari raya,
Syi’ah (moderat), meskipun dalam majelis penganut Syi’ah tetap merujuk kepada
tersebut mayoritas Syi’ah. Dalam majelis Mayoritas Sunni. Selain itu, penganut
ini, diajarkan islam yang dikenal dan di Mashab Syi’ah sering mengadakan
terima oleh semua Mashab. Sebagai salah
satu tokoh Syi’ah yang cukup dihormati, 17
Beliau adalah pengajar di Madrasah al-
jika ada tokoh Syi’ah yang diundang ke Khairat di Kelurahan Komo Luar, Manado.
18
Doa Kumayl termasuk doa yang sangat
terkenal, dan ia merupakan doa yang memiliki
kandungan dan pelajaran bagi pendidikan jiwa atau
diri. Hanya saja kebanyakan orang membacanya
15
Peneliti pernah mendengarkan ceramah hanya untuk mengharapkan pahala, bukan untuk
Kyai Said Aqil Sirodj di PPIM UIN Jakarta tahun mengetahui arti-nya, walaupun mereka sebenarnya
2004. ingin mengetahuinya. Dinamakan Do’a Kumayl
16
Lihat Zulkifli, The Struggle Of Shi’is In karena di riwayatkan oleh Kumayl Bin Ziyad yang
Indonesia, ANU e Press,2013 mempelajarinya dari Imam Ali Bin Abi Thalib a.s.
50
REVITALISASI AGAMA DI SULUT (STUDI KASUS KELOMPOK ALIRAN SYIAH DI MANADO -- Ali Amin
peringatan yang berhubungan dengan pemeluk agama lain. Disini terlihat sikap
tradisi ahlul bait, yaitu: Milad atau Maulud tokoh-tokoh Syi’ah yang mudah berbaur
Rasul saw dan para imam Ahlul Bai, Haul dengan masyarakat bahkan agama lain,
atau peringatan wafat Rasul Saw dan dan sikap penerimaan terhadap kelompok
Imam Ahlul Bait, Thalil, Doa Kumail setiap lain. Selain itu juga, dapat di katakan,
malam jum’at. Dari segi hari-hari besar penganut Syi’ah di kota Manado meskipun
Islam, penganut Syiah tidakmelaksanakan secara kuantitas masi sedikit, tetapi secara
peringatan Isra’ Miraj tapi melaksanakan kualitas, cukup berperan dalam hal
peringatan Bitsa yaitu pengangkatan hubungan keagamaan dengan agama lain.
Muhammad sebagai Rasul terakhir pada Sikap toleran terhadap pluraliitas ini yang
27 Rajab. menjadi salah satu karakteristik Syi’ah di
Dibidang sosial keagamaan, banyak kota Manado yang terkenal sebagai
tokoh-tokoh Syi’ah terlibat dalam ormas masyarakat multikultural.
keagamaan seperti Pemuda Lintas Agama
(PELITA) SULUT 2006 bersama tokoh NU Perkembangan Terkini Syi’ah Di
Amin Lasena dan Tokoh Muhammadiyah Manado
Taufik Pasiak. Ustadz Muh. Nur juga Sebenarnya mereka yang tertarik
terlibat menjadi Sekretatis GP Ansor Kota dengan pemikiran Syi’ah secara
Manado 2005-2010, juga terlibat dalam intelektual cuckup banyak, artinya yang
pendirian Relawan Sulut Nyaman, mengikuti Khazanah pemikiran Syi’ah.
organisasi lintas agama bergerak di Dalam hali ini, meskipun Syi’ah kurang di
bidang sosial kemasyarakatan bersam kenal dan belum dianut secara
tokoh-tokoh agama lain, Tim Anti Teroris mazhabiyah, tetapi pemikiran-pemikiran
Polda Sulut. Syi’ah telah masuk melalaui pemikiran
K.H Arifin Assegaf, tokoh Syi’ah tokoh-tokoh Syi’ah, seperti Ali Syari’ati,
yang sudah cukup sepuh terlibat dalam Murthada Muthahari maupun
semua organisasi lintas agama di sulut Thabathaba’i, meskipun secara ritual atau
dengan tokoh-tokoh agama lain, seperti fiqh penganut Syi’ah masih terbatas.
pendeta Nico Gara, Richard Siwu, Uskup Perekembangan Syi’ah di Manado
Suwaton seperti: BKSAUA, MUI, FKUI. mengalami dinamika yang cukup
Bahkan Kyai Arifin memperoleh piagam kompleks pada saat terjadi konflik agama
penghargaan anugrah tahun kasih 2004 kubu Islam “Kampung Arab”19 yang mulai
atas jasa-jasanya dalam bidang kerukunan melakukan dakwah dan penyesatan serta
beragama di SULUT serta tokoh pengkafiran terhadap kelompok Syi’ah.
perdamaian POSO, perjanjian Malino, yang Syi’ah pada awalnya sedikit dan belum
di prakasai Jusuf Kalla, Utusan Sulawesi terlalu di kenal oleh masyarakat muslim
Utara. secara luas, tetapi lima tahun terakhir ini
Tokoh-tokoh Syi’ah juga terlibat mulai berkembang pesat berkat “jasa”
dalam pengurus partai seperti PPP dan Ustadz Abdurrahman Mahrus, MA, Ustadz
PKNU tahun 2009 dan kini tergabung Aryamir, Ustadz Fikri Wakid, dan Ustadz
dalam PDIP serta terdapat hubungan
kedekatan dengan walikota, sejak 19
Kelompok kampung Arab yang di maksud
walikota Jimmi Rimba Rogi hingga kini. disini adalah, para penceramah yang berasal dari
Berdasarkan gambaran di atas, kampung Arab, yaitu Abdurrahman Mahrus dan
secara sosial politik dan kemasyarakatan, Aryamir, keduanya alumni Gontor, yang dalam setiap
ceramah-ceramahnnya, baik ta’ziah maupun ceramah
tokoh-tokoh Syia’ah di terima oleh umum dan khutba Jum’at, selalu berisi tentang
mayoritas masyarakat kota Manado, penyesatan dan pengkafiran terhadap kelompok
bahkan di kalangan Birokrasi pemerintah Syi’ah sehingga memunculkan sikap yang sangat
dan bahkan di kalangan pemeluk- radikal di tengah masyarakat menghadapi orang-orang
Syi’ah.
51
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
Yaser Bachmid yang di dalam setiap Hanya mendapat 3 orang. Tapi dari 2009-
ceramahnya menyebut-nyebut tentang 2013 sudah lebih dari 100 orang yanng
Syi’ah dalam bentuk pengkafiran dan terdiri dari mahasiswa, pedagang, pelajar,
penyesatan, sehingga orang mau mencari oranng kantoran, PNS dokter, aparat
tahu, bertanya dan bahkan akhirnya ada polisi, TNI yang kemudian menerima
beberapa yang menerima Syi’ah sebagai Syi’ah. Hubungan dengan Musli mayoritas
mazhab dalam Islam. Awal mula terjadi sangat harmoni, bahkan serinng di undang
penyesatan adalah ketika para mengisi ceramah, Khutbah jum’at,
penceramaha yang termasuk kelompok ceramah Ramadhan, diskusi mahasiswa,
“Kampung Arab” mulai mengisi ceramah- bahkan pernah menjadi Dosen tamu di
ceramah tentang pengkafiran, penyesatan STAIN Manado, mata kuliah ilmu kalam
dan bahkan menyampaikan bahwa darah tentang Syi’ah.21
orang Syi’ah halal untuk di bunuh. Hal ini Berdasarkan sejarah telah terlihat
kemudian memicu sentiment sektarian di bahwA kehadiran Syiah di Sulawesi Utara
kalangan umat Islam di kota Manado, dan tentunya menimbulkan berbagai pro dan
mulai bereaksi secara keras terhadap para kontra. Meski demikian, kritik terhadap
penganut Syi’ah. Muncul kelompok anti pengikut Syi’ah di Manado yaitu teralulu
Syi’ah baik dalam bentuk aksi individual ekslusif dikarenakan euphoria ahlul bait.
maupun kelompok. Tetapi secara umum Kedua, tidak melakukan telaah kitab dan
aksi penolakan Syiah di Manado masih hanya menerima dari segi sejarah dan
bersifat hanya ancaman verbal berupa : hanyamenerima kelompok mereka
penyebaran kebencian, dan caci maki sendiri. Ini terutama kritik bagi Syi’ah
terhadap para pengikut kelompok Syiah. kelompok “Kampung Arab”.22
Diantara yang menjadi korban Syi’ah di Manado sendiri dapat di
penyesatan ini adalah Ustadz Husein kelompokkan menjadi tiga kelompok
Assegaf (Pembina Majelis Ta’lim Al- besar: pertama, kelompok K.H Arifin
Adzkar, Komo Luar, alumni Pesantren al- Assegaf (Perkamil), yang kedua Kelompok
Khairat Palu), Ustadz Muhammad Nur Kampung Arab (Eja Assegaf) dan ketiga
(Ketua Yayasan el-Perisai), Ustadz Agil kelompok Ustadz Muhammad Nur
Basarewan (Alumni Gontor) dan (Yayasan el-Perisai). Meskik demmikian,
Muhammad Muzwir Luntajo (Dosen jamaah dari majelis Syi’ah kelompok
STAIN Manado). Mereka dianggap sebagai Kampung Arab juga mengikuti majelis K.H
pengacau umat Islam di Manando. Arifin Assegaf. Agaknya ketiga Kelompok
Bahkan, Muzwir Luntajo telah melaporkan tersebut hanya karena kedekatan lokasi
Abdurrahman Mahrus kepada Kepolisian dan emosional saja. Sementara sebagai
kota Manado dengan tuduhan rujukan utama tentang kecintaan
pencemaran nama baik. Sejak konflik ini,
20
52
REVITALISASI AGAMA DI SULUT (STUDI KASUS KELOMPOK ALIRAN SYIAH DI MANADO -- Ali Amin
terhadap ahlil bait tetap berpuat kepada waktu besar. Syiah membaca al-Qur’an
K.H Assegaf. yang sama dengan sunni. Soal taqqiyah,
Polemik Syi’ah di Manado di awali bahwa taqiyyah dan munafik beda. Bahwa
dengan ceramah-ceramah Abdurrahman taqiyyah berhubungan dengan nyawa dan
Mahrus dan kawan-kawan, yang dalam agama. Taqiyyah menyembunyikan
setiap ceramahanya menghujat, mencaci keimanan dan menampakan kekufuran
makki dan mengkafirkan Syi’ah, sehingga sedangkan munafik menyembunyikan
memicu konflik dan polemik di masyarakt. kekufuran dan menampakan keimanan.
Meski demikian, mereka tidak pernah Dan yang melakukan Taqiyyah pertama
melakukan verifikasi dan konfirmasi dalah Amar bin Yasir ketika di tagkap
terhadap kelompok Syi’ah. kafir Quraish dan diperintakan kembali
Tuduhan-tuduhan menebar fitnah murtad. Sebelum Amar bin Yasir, Abu
dan kebencian antara lain, tuduhan bahwa Thalib melakukan Taqiyyah untuk
Syi’ah mengaggap Ali adalah Tuhan, Syi’ah menyembunyikan keimananya (soal
menganggap Jibril salah membawa Taqiyyah Surah ali-Imran ayat 28, An-Nahl
Wahyu, Syi’ah mengkafirkan dan mencaci ayat 108) Tafsir Jalalain. Soal nikah Mut’ah
maki sahabat, Syi’ah mengkafirkan Istri ada dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat
Rasul, Syi’ah shalat hanya tiga waktu 24, Al-Mu’minun ayat 5-7. Mut’ah hanya
bukan lima waktu, Syi’ah melaksanakan dilarang oleh Umar.
nikah Mut’ah, Syi’ah punya Al-Qur’an Salah satu kesalahan orang-orag
sendiri, al-Qur’an yang ada tidak lengkap, yang menuduh Syi’ah kafir dan sesat
rukun islam beda dengan mayoritas Islam, adalah, karena mereka tidak pernah
rukun Iman beda, menolak kekhalifaan merujuk langsung ke referensi ataupun
Abu Bakar, Umar, dan Utsman, masalah penganut Syi’ah secara langsung. Ajaran-
taqiyyah alias munafik, Syi’ah tidak ajaran Syi’ah tidak pernah di pelajari lebih
membaca amin dalam shalat.23 dalam, sehingga melahirkan sikap
Terhadap tuduhan yang prasangka dan klaim kebenaran.
dilontarkan kepada Syi’ah, kelompok Menurut habib Eza, merujuk pada
jamaah Syiah di Manado mempunyai buku Dialog Sunni-Syiah terbitan Mizan:
penjelasan: Diantara dari Habib Assegaf, Ajaran Syi’ah sendiri, memiliki pokok-
dan Habib Eza: bahwasanya Syi’ah sendiri pokok ajaran sebagai berikut, sebagai
ada lima puluh satu golongan dan tuduhan bantahan terhadap tuduhan-tuduhan yang
tersebut fitnah dan generalisir terhadap dilontarkan oleh sebagian da’I di kota
semua pengikut Syi’ah. Soal syiah Manado terhadap keberadaan Syi’ah di
menganggap Ali adalah Tuhan itu fitnah kota Manado.
kata Habib Eza. Persoalan Jibril salah Pokok-pokok ajaran Syi’ah
membawa Wahyu juga fitnah karena tidak Imamiyah, sebagai mana yng diklaim
mungkin Jibril salah membawa Wahyu. penganut Syi’ah di Manado, terdiri limma
Abdullah bin Saba’ adalah fiktif, dalam rukun, dann biasa disebut Ushul ad-Din.
karangan al-Musibatul Kubra karagan Pokok-pokok ajaran Syi’ah Imamiyah
Thaha Husain. Syi”ah shalat tiga waktu tersebut, terdiri dari prinsip tauhid
berdasarkan al-Qur’an yang menjelaskan (keesaan Allah), kenabian, ma’ad
tentang shalat tiga waktu (bedakan waktu (kebangkitan jiwa dan tubuh pada hari
shalat dan shalat) shalat berada ditiga kiamat), imamah (kepercayaan akan
adanya Imamah yang merupakan hak
23
Wawancara dengan beberapa warga Ahlul Bait), dan al-‘adl (keadilan).
Muslim di Kompleks Jalan Roda, Masjid Nurul Ajaran Syi’ah Imamiyah pertama,
Huda, Warga Masyarakat Muslim Kelurahan Karame ketauhidan. Tauhud pada prisinpnya
dan Warga Kelurahan Istiqlal Kampung Arab, Juni adalah keesaan Tuhan dalam sifat,
2013
53
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
perbuatan dan zat-Nya, serta kewajiban Ajaran Syi’ah Imamiyah ketiga, al-
mengesakan dalam beribadah kepada- Ma’ad (hari kemudian). Syi’ah Imamiyah
Nya. Artinya bahwa Tuhan adalah Esa baik meyakini bahwa Allah swt.akan
esensi Maupun eksistensinya. Keesaan membangkitkan semua mahkluk dan
Tuhan adalah sesuatu yang mutlak. Ia menghidupkannya kembali pada hari
bereksitensi dengan sendirinya. Tuhan kiamat untuk dihizab dan diberi
adalah Qadim. Maksudnya Tuhan pembalasan sesuai dengan amal
bereksitensi dengan sendirinya sebelum perbuatannya. Kebangkkitan manusia ini
ada ruang dan waktu. Mereka tidak adalah kebangkitan ruh dan jasad
menyetujui tentang pandangan yang sekaligus. Mereka juga meyakini tentang
menyatakan bahwa sifat Allah banyak keterangan yang ada dalam al-Qur’an dan
(berbilang), karena menurut mereka Sunnah tentang surga, neraka, alam
keterbilangan sifat mengakibatkan barzakh, shirat, al-A’raf, al-Kitab (catatan
keterbilangan zat. Dalam pandangan amal manusia).
Syi’ah Imamiyah, sifat-sifat Allah, seperti Ajaran Syi’ah Imamiyah keempat,
ilmu, kehendak, hidup, dan lain-lain, Imamah. Imamah dalam pandangan
kesemuanya dalah Zat-Nya, bukan sifat Syi’ah Imamiyah merupakan jabatan dari
diluar Zat-Nya. Misalnya Tuhan Allah berdasarkan seleksi Ilahi, seperti
mengetahui tetapi bukan dengan sifatnya, Allah memilih nabi-nabi-Nya. Allah
melainkan mengetahui dengan memerintahkan kepada Nabi saw. Agar
pengetahuan-Nya adalah Zat-Nya. Atas memberi petunjuk kepada manusia dan
prinsip tersebut, maka Syi’ah Imamiyah juga menegaskan nas tentang
berpendapat bahwa Allah tidak dapat pengangkatan ‘Ali bin Abi Thalib sebagai
dilihat pada hari kiamat, karena hal khalifah dan imam kaum Muslimin
tersebbut menunjkan bahwa Tuhan sepeninggal Nabi saw.
mempunyai jasad. Dalam masalah Ajaran Syi’ah Imamiyah kelima, al-
ketauhidan, Syi’ah Imamiyah mempunyai Adl (keadilan). Dalam masalah keadilan,
kesamaan dengan ajaran Mu’Tazilah. Syi’ah Imamiyah juga memiliki persamaan
Ajaran Syi’ah Imamiya kedua, dengan aliran Mu’tazilah. Dalam
kenabian. Kelompok Syi’ah Imamiyah pandangannya Syi’ah Imamiyah
berkeyakinan bahwa seluruh nabi yang mengatakan bahwa setiap muslim harus
deisebutkan dalam al-Qur’an adalah percaya bahwa Allah wajib melakukan
utusan-utusan Allah, dan bahwa Nabi yang baik dan yang terbaik, sehingga Dia
Muhammad saw. Adalah nabi terakhir dan pasti memberi ganjaran bagi yang taat,
penghulu seluruh nabi. Tidak ada lagi nabi dan memberi hukuman bagi yang berbuat
setelahnya. Dia terpelihara dari dosa dan dosa. Syi’ah Imamiyah juga berpendapat
kesalahan. Allah telah bahwa akal yang menetapkan baik dan
memperjalankannya di waktu malam dari buruknya sesuatu.
masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha, Masalah pelaku dosa besar Syi’ah
kemudian dinaikkan di sidratul Muntaha. Imamiyah mengatakan bahwa para pelaku
Kitab al-Qur’an diturunkan kepada Nabi dosa besar bukan berada dalam suatu
saw. Sebagai mukjizat, serta pengajaran kedudukan antara mukmin dan kafir
hukum yang membedakan antara halah tetapi adalah muslim yang berdosa.
dan haram, yang tidak ada kekurangan Tentang amar ma’ruf nahyi mungkar
dan penambahan maupun perubahan di mereka menganggapnya sebagai
dalamnya. Barang siapa yang mengaku kewajiban agama atas dasar argumentasi
telah mendapat wahyu setelah kenabian syariat, bukan kewajiban tersebut atas
Muhammad saw., maka dia kafir dan dasar argumentasi logika. Sedangkan
harus dibunuh. mengenai masalah janji dan ancaman
54
REVITALISASI AGAMA DI SULUT (STUDI KASUS KELOMPOK ALIRAN SYIAH DI MANADO -- Ali Amin
55
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
56
REVITALISASI AGAMA DI SULUT (STUDI KASUS KELOMPOK ALIRAN SYIAH DI MANADO -- Ali Amin
habib Eza, nikah mut’ah tetap dibolehkan permasalahannya sebenarnya hanya pada
atau dihalalkan sampai sekarang, sama persoalan fiqh, yang tidak perlu
halnya dengan nikah permanen (nikah dibesarkan karena fiqh adalah produk
daim). Hal ini didasarkan pada beberapa hukum. Syi’ah dan Sunni tidak berbeda
hal; Surat An-Nisa’ (4) ayat 24 menurut dalam hal-hal pokok, tetapi hanya berbeda
qiraah Ibnu Mas’ud yang didalamnya pada persoalan furu’. Untuk itulah, sangat
disisipkan kalimat ilaa ajal musamma. disesalkan ketika terjadi polemik Syi’ah,
Mereka menolak pendapat yang umat Islam kkota manado yang minoritas
mengatakan bahwa ayat tersebut semakin terpecah belah karena isu-isu
hukumnya sudah dinasakhkan oleh lail sektarian, sehingga umat islam menjadi
lain atau ijmak ulama. lemah secara sosial politik. Kedepannya
Hadits yang membolehkan nikah diharapkan pemerintah harus menyikapi
mut’ah, sebagaimana yang diriwayatkan polemik ini, terutama tokoh-tokoh agama
Imam Muslim dari ar-Rabi’ bin Saburah dari kalangan Islam mayoritas, sehingga
dari Jabir bin Abdullah. Pendapat tidak membawa umat kepada perpecahan
beberapa orang sahabat (seperti Ibnu yang akan mengakibatkan umat Islam
Abbas, Ibnu Mas’ud, Jabir bin Abdullah, tertinggal dalam segala hal.
dan Abu Said al-Khudri) dan tabi’in
(seperti ata bin Abi Rabah dan Said bin Kesimpulan
jubair) Konflik Syi’ah dan Sunni di Kota
Nikah mut’ah memiliki beberapa Manado pada dasarnya tidak menjadi
syarat dan rukun yang harus dipenuhi representasi apa yang terjadi pada umat
menurut kami orang Syi’ah. Menurut Islam secara umum. Hal ini dikarenakan,
ulama Syi’ah, syarat-syarat tersebut pihak yang konflik mengatas namakan
adalah baligh, berakal, dan tidak ada Sunni, bukanlah mewakili sikap seluruh
halangan syar’i untuk melangsungkannya umat Islam Kota Manado, tetapi hanya
seperti adanya pertalian nasab, saudara merupakan sekelompok kecil umat Islam.
sesusuan atau masih menjadi istri orang Sedangkan disisi yang lain, umat Islam
lain. Adapun rukun nikah mut’ah yang Manado secara umum tidak terlalu
harus dipenuhi adalah sighat (ikrar nikah menanggapi isu-isu Syi’ah, karena
mut’ah), calon istri, mahar/maskawin, dan memang umat Islam Kota Manado sudah
batas waktu tertentu. terbiasa dengan perbedaan dan pluralitas
Sedangkan soal sholat tiga waktu, dalam kehidupan beragama.
Ustadz Muhammad Nur menjelaskan
bahwa, sholat mereka tetap lima kali. Kelompok Syi’ah sendiri tidak kemudian
Namun dilakukan ditiga waktu termajinalkan di ruang publik, hal ini
sebagaimana Muslim Sunni melakukannya dapat dilihat dari penerimaan masyarakat
saat shalat Jamak di perjalanan. Misalnya kepada tokoh-tokoh Syi’ah dalam
shalat Dzuhur waktunya digabung dengan organisasi serta terlibat dalam kegiatan-
shalat Ashar, Shalat Maghrib dengan Isya. kegiatan. Bahkan majelis-majelis Syi’ah
Syiah dikenal menggabung dua pun dapat bebas dilaksanakan. Kultur
shalatnya. Misalnya, ketika seorang Syiah masyarakat Manado yang toleran dan
telah melakukan shalat dhuhur, secara plural telah menjadikan umat Islam Kota
langsung setelahnya ia dapat melakukan Manado lebih bersikap dewasa melihat
shalat ashar. Begitu juga setelah shalat perbedaan mazhab ini.
maghrib ia bisa langsung shalat isya’. Itu
tidak diperbolehkan bagi Ahlul Sunnah.
Tapi dari konflik Syi’ah Sunni di
Manado, Ustadz Nur menjelaskan,
57
JURNAL POTRET --Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam – Vol. 21, No. 2, Juli - Desember 2017
Daftar Pustaka
58